library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2011-2... · web viewprosedur...

68
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Evaluasi 2.1.1.1 Pengertian Evaluasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), “Evaluasi adalah proses penelitian yang sistematis, mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi, pengenalan masalah, dan pemberian solusi atas permasalahan yang ditemukan.” Menurut Umar (2005, p36), evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan – harapan yang ingin diperoleh. Menurut Hari Setiabudi Husni (2010), “Evaluasi 10

Upload: others

Post on 15-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Evaluasi

2.1.1.1 Pengertian Evaluasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), “Evaluasi

adalah proses penelitian yang sistematis, mencakup pemberian nilai,

atribut, apresiasi, pengenalan masalah, dan pemberian solusi atas

permasalahan yang ditemukan.”

Menurut Umar (2005, p36), evaluasi adalah suatu proses untuk

menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu

telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu

standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara

keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila

dibandingkan dengan harapan – harapan yang ingin diperoleh.

Menurut Hari Setiabudi Husni (2010), “Evaluasi adalah suatu proses

untuk menyediakan informasi mengenai hasil penilaian atas

permasalahan yang ditemukan.”

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa evaluasi adalah proses penelitian dari suatu kegiatan yang telah

dicapai untuk mengetahui apakah kegiatan tersebut sudah sesuai

standar tertentu dan membandingkan manfaat yang telah dikerjakan

dengan harapan – harapan manfaat yang ingin diperoleh.

10

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

11

2.1.1.2 Tahapan Evaluasi

Adapun tahap – tahap dalam melakukan evaluasi

khususnya dalam sistem informasi, sebagai berikut:

1. Melakukan perencanaan evaluasi

Tujuan dari perencanaan evaluasi ini adalah untuk

menentukan kapan, dimana, bagaimana, mengapa, dan

oleh siapakah proses evaluasi ini akan dijalankan.

Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan ruang lingkup dan tujuan evaluasi

b. Membentuk tim untuk melakukan evaluasi

c. Mengembangkan pengetahuan operasional bisnis

d. Mengidentifikasi resiko

e. Menyiapkan program audit

f. Mengumpulkan bukti – bukti pendukung yang dapat

dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut:

1) Melakukan review dokumentasi

2) Kuisioner untuk mengumpulkan data tentang

sistem

3) Observasi untuk mengamati kegiatan operasional

4) Melakukan diskusi dengan karyawan mengenai

pekerjaan mereka dan pelaksanaan prosedur

5) Melakukan pemeriksaan fisik

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

12

2. Mengevaluasi bukti – bukti pendukung

Auditor melakukan evaluasi terhadap hasil dari bukti

pendukung dan memutuskan apakah bukti tersebut dapat

mendukung kesimpulan atau tidak, seperti:

a. Menilai reliabilitas informasi yang didapat

b. Menilai kinerja operasi

c. Menentukan untuk menambah bukti

d. Mendokumentasikan temuan – temuan

3. Mengkomunikasikan hasil evaluasi

Setelah melakukan evaluasi, tim harus membuat laporan

mengenai hasil evaluasi dalam laporan kerja, untuk

diberikan kepada manajemen atau pihak yang terkait.

2.1.1.3 Tujuan Evaluasi

Adapun tujuan evaluasi yaitu untuk mendapatkan

informasi dan menarik pembelajaran dari pengalaman

mengenai pengelolaan proyek, keluaran, manfaat, dan dampak

dari proyek pembangunan yang baru selesai dilaksanakan,

maupun yang sudah berfungsi, sebagai umpan balik bagi

pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan, dan pengendalian proyek

selanjutnya.

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

13

2.1.1.4 Proses Evaluasi

Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi 2

(dua) bagian, yaitu:

1. Pre-test

Merupakan sebuah evaluasi yang dilakukan untuk menguji

konsep dan eksekusi yang direncanakan.

2. Post-test

Merupakan evaluasi yang dilakukan untuk melihat

tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk

analisis.

2.1.2 Sistem

Menurut O’Brien (diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan

Deny Arnos Kwary, 2005, p714), sistem memiliki beberapa arti yaitu:

1. Sekelompok elemen yang saling berhubungan dan membentuk

kesatuan.

2. Sekelompok komponen yang bekerja bersama menuju tujuan yang

bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam

proses transformasi yang tertentu.

3. Perakitan metode, prosedur, atau teknik yang disatukan oleh

interaksi teregulasi untuk membentuk kesatuan organisasi.

4. Sekumpulan orang, mesin, dan metode yang teratur dan

dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian fungsi tertentu.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem

adalah serangkaian metode dan prosedur atau teknik yang disatukan

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

14

oleh instruksi yang ada sehingga membentuk suatu kesatuan yang

utuh.

2.1.3 Informasi

2.1.3.1 Pengertian Informasi

Menurut O’Brien (diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari

dan Deny Arnos Kwary, 2005, p38), informasi merupakan data

yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna

bagi pemakai akhir tertentu.

Menurut Barry E. Cushing, informasi merupakan

sesuatu yang menunjukan hasil pengolahan data yang

diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi

bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang

menggambarkan suatu kejadian – kejadian nyata dan dapat

digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu

keputusan.

2.1.3.2 Kriteria Dan Tahapan Informasi

Adapun kriteria – kriteria informasi yang bertahap, sebagai

berikut:

1. Ketersediaan (Availability)

Informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak

memanfaatkan informasi tersebut.

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

15

2. Mudah Dipakai (Comprehensibility)

Informasi tersebut harus dapat dipakai oleh pembuat

keputusan.

3. Relevan

Dalam konteks organisasi, informasi yang diperlukan

adalah informasi yang relevan dengan permasalahan, misi,

dan tujuan organisasi.

4. Bermanfaat

Selain informasi harus relevan, informasi juga harus

memiliki manfaat bagi yang menerimanya.

5. Tepat waktu

Informasi ini harus ada pada situasi yang dibutuhkan.

6. Keandalan

Informasi yang diterima harus dapat diandalkan

kebenarannya.

7. Akurat

Informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan.

8. Konsisten

Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam

penyajiannya, karena ini merupakan syarat penting untuk

pengambilan keputusan.

2.1.4 Sistem Informasi

Menurut Gondodiyoto (2007, p112), sistem informasi dapat

didefinisikan sebagai kumpulan elemen – elemen / sumber daya dan

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

16

jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi

dalam suatu hubungan hirarkis tertentu dan bertujuan untuk mengolah

data menjadi informasi.

Menurut O’Brien (2008, p7), sistem informasi adalah suatu

kesatuan yang terdiri dari manusia (brainware), perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), jaringan komputer dan

sumber daya data yang mengumpulkan dan mendistribusikan

informasi di dalam suatu organisasi.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

sistem informasi merupakan suatu kumpulan elemen dan sumber daya

yang saling berkaitan untuk mengumpulkan dan mendistribusikan

informasi di dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk mengolah

data menjadi informasi.

2.1.5 Arsitektur Sistem Informasi

Menurut Laudon & Laudo dan Zwasy (diterjemahkan oleh

Fairuz el Said, 2010), arsitektur sistem informasi memiliki beberapa

arti yaitu:

1. Pemetaan atau rencana kebutuhan – kebutuhan informasi di dalam

suatu organisasi.

2. Desain sistem komputer secara keseluruhan (termasuk sistem

jaringan) untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan organisasi yang

spesifik.

Arsitektur sistem informasi berguna sebagai penuntun bagi

operasi sekarang atau menjadi cetak-biru (blueprint) untuk arahan di

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

17

masa mendatang. Sedangkan tujuannya adalah agar bagian teknologi

informasi memenuhi kebutuhan bisnis strategis organisasi.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

arsitektur sistem informasi merupakan rancangan sistem komputer

secara keseluruhan untuk mencapai tujuan dan fungsi serta memenuhi

kebutuhan organisasi secara spesifik.

2.1.6 Metodologi Pengumpulan Data

2.1.6.1 Observasi

Menurut Purwanto (2008, p36), observasi adalah metode atau

cara – cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara

sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati

individu atau kelompok secara langsung.

Menurut pengertian yang diungkapkan oleh Usman dan Akbar

(2003, p54), observasi adalah pengamatan yang sistematis terhadap

gejala – gejala yang diteliti.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa observasi adalah teknik paling

mendasar dalam teknik penilaian non-testing. Observasi akan

menghasilkan data yang merangsang dilakukannya hipotesis tentatif

tentang individual dan meyakinkan hipotesis yang lain.

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

18

2.1.6.2 Wawancara

Menurut Esterberg yang dikutip oleh Sugiyono (2007, p317),

wawancara adalah pertemuan antara 2 (dua) orang atau lebih untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Menurut Usman dan Akbar (2003, p52), wawancara

merupakan suatu pola yang dikhususkan dari interaksi verbal –

diprakarsai untuk tujuan tertentu dan difokuskan pada sejumlah

bidang tertentu dengan proses eliminasi materi yang tidak ada

kaitannya secara berkelanjutan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan suatu

proses komunikasi antar 2 (dua) orang atau lebih yang memiliki

tujuan tertentu dan melibatkan proses tanya jawab.

2.1.6.3 Checklist

Menurut Usman dan Akbar (2003, p55), checklist adalah

pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan

beserta pilihan jawaban berupa checklist yang disediakan kepada

responden, dalam hal ini pihak yang terkait dan komponen dalam

menjawab pertanyaan tersebut.

2.1.7 Diagram UML

Menurut Rama dan Jones (2008, p79), diagram aktivitas UML

memainkan peran seperti sebuah ‘peta’ dalam memahami proses

bisnis dengan menunjukan urutan aktivitas di dalam proses.

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

19

2.1.8 Activity Diagram

Menurut Rama dan Jones (2006,P61), activity diagram divided

into two types:

1. The overview diagram presents a high level view of the business

process by documenting the key events, the sequence of these events,

and the information flows among these events.

2. The detailed diagram is similiar to a map of a city or town. It provides

a more detailed representation of the activities associated with one or

two events shown on the overview diagram.

Diterjemahkan menjadi, activity diagram dibagi menjadi 2 jenis :

1. Overview Diagram menyajikan tampilan tingkat tinggi dari proses

bisnis dengan mendokumentasikan peristiwa penting, urutan

peristiwa, dan informasi aliran antar peristiwa.

2. Detailed Diagram lebih mirip dengan peta kota atau kota.

Menyediakan representasi yang lebih rinci tentang aktivitas yang

berhubungan dengan satu atau dua peristiwa yang ditampilkan pada

overview diagram.

2.1.8.1 Overview Activity Diagram (OAD)

Menurut Rama, Jones (2008, p79), OAD menyajikan

pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan

mendokumentasikan kejadian – kejadian penting, urutan kejadian –

kejadian ini, dan aliran informasi antara kejadian.

Menurut Rama, Jones (2008, p85), langkah – langkah

membuat OAD sebagai berikut:

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

20

1. Membaca uraian narasi dan mengidentifikasi kejadian penting.

2. Mencatat narasi secara jelas untuk mengidentifikasi event –

event yang terlibat.

3. Menggambarkan agen (actor) yang terlibat dalam proses

bisnis.

4. Membuat diagram masing – masing event dan menunjukkan

urutan event yang terjadi.

5. Menggambarkan dokumen yang dibuat dan digunakan dalam

proses bisnis, serta menggambarkan aliran informasi dari

dokumen tersebut.

6. Menggambarkan table files yang dibuat dan digunakan dalam

proses bisnis, serta menggambarkan aliran informasi dari files

tersebut.

2.1.8.2 Detailed Activity Diagram (DAD)

Menurut Rama, Jones (2008, p80), detailed diagram sama

dengan peta dari sebuah kota. Diagram ini menyediakan suatu

penyajian yang lebih detail dari aktivitas yang berhubungan dengan

satu atau kejadian yang ditujukan pada overview diagram.

Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh M. Slamet

Wibowo (2008, p65), simbol – simbol yang digunakan dalam activity

diagram adalah:

1. Swimlane

Swimlane adalah sebuah kolom dalam activity diagram yang

memisahkan aktivitas atau event berdasarkan orang atau departemen

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

21

yang bertanggung jawab atas aktivitas atau event yang berhubungan.

Sistem komputer digunakan untuk mencatat dan memproses data SIA

ditampilkan dalam sebuah swimlane.

2. A Solid Circle

Sebuah lingkaran berisi menunjukkan awal dari proses. Ini

muncul dalam swimlane agen (dalam maupun luar perusahaan) yang

melalui proses.

3. Rounded Rectangle

Event, aktivitas, atau penggerak yang terjadi dalam activity

diagram.

4. Countinous Line

Garis panah digunakan untuk menunjukkan urutan dari event.

5. Document

Menggunakan simbol dokumen untuk menampilkan dokumen

sumber dan laporan – laporan.

6. Dotted Line

Garis panah putus – putus menunjukkan arus informasi antara

event. Garis putus – putus digunakan untuk menghubungkan event

dan table untuk menunjukkan bagaimana table data dibuat dan

digunakan oleh event.

7. Table

Data dapat dibaca atau dicatat dalam file komputer selama

event bisnis.

8. Bull’s-eye

Menunjukkan akhir dari proses.

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

22

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Efektivitas

Menurut Sedarmayanti (2009, p59), efektivitas merupakan

suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat

dicapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran

sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian

utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektifitas, maka walaupun

terjadi peningkatan efektifitas belum tentu efisiensi meningkat.

Menurut pernyataan di atas, segala sesuatu yang berjalan

sesuai dengan prosedur yang tepat dan berhasil dapat dinyatakan

bahwa sudah berjalan dengan efektif.

2.2.2 Audit Sistem Informasi

2.2.2.1 Pengertian Audit Sistem Informasi

Menurut Romney dan Steinbart (2006, p783), audit sistem

informasi mereview pengendalian umum dan pengendalian aplikasi

dari sistem informasi akutansi untuk menilai ketaatan sistem terhadap

kebijakan dan prosedur pengendalian internal serta efektifitas dalam

melindungi aset.

Menurut Report of the Commite on Basic Auditing Concepts of

the American Accounting Association (Accounting Review, vol.47),

yang dikutip pleh buku “Modern Auditing” memberikan definisi

auditing sebagai suatu proses sistematis untuk memperoleh serta

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai aserasi – aserasi

kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

23

kesesuaian antara aseras – aserasi tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil – hasilnya kepada

pihak – pihak yang berkepentingan.

Menurut Henny Hendarti (2007), “Audit sistem informasi

merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi dan mengetahui sejauh

mana sistem informasi persediaan yang sedang berjalan (pengendalian

manajemen dan pengendalian aplikasi) telah mampu meng-cover

resiko hingga pada tingkat yang dapat diterima oleh perusahaan

sekaligus memberikan rekomendasi – rekomendasi konstruktif bagi

perusahaan dalam rangka meminimalisasi resiko yang ada pada saat

ini dan yang akan terjadi dikemudian hari. Audit ini dilakukan dengan

menggunakan audit around the computer.”

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

audit sistem informasi merupakan suatu proses pengumpulan dan

pengevaluasian terhadap sistem informasi berdasarkan prosedur

pengendalian yang telah ditetapkan untuk menentukan dan

melindungi asset, memelihara integritas data, mencapai tujuan

organisasi secara efektif, dan menggunakan sumber daya secara

efisien yang memberikan manfaat bagi perusahaan secara maksimal.

2.2.2.2 Tujuan Audit Sistem Informasi

Menurut Romney and Steinbart (2006, p316), tujuan audit

sistem informasi adalah untuk mengkaji ulang dan mengevaluasi

pengendalian – pengendalian internal yang diterapkan untuk

melindungi sistem yang ada.

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

24

Menurut Gondodiyoto dan Hendarti (2006, p400), tujuan audit

sistem informasi adalah:

1. Pengamanan aset

Aset informasi suatu perusahaan seperti hardware,

software, sumber daya manusia, dan data harus dijaga oleh suatu

sistem pengendalian yang baik. Dengan demikian

pengamanan aset merupakan hal yang sangat penting yang harus

dipenuhi oleh perusahaan.

2. Menjaga integritas data

Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem

informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti:

kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. Jika integritas data tidak

terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki

informasi atau laporan yang benar, bahkan perusahaan dapat

menderita kerugian karena pengawasan tidak tepat.

3. Efektivitas sistem

Efektivitas sistem informasi perusahaan memiliki

peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu

sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi

tersebut telah sesuai dengan kebutuhan dan dirancang dengan

benar.

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

25

4. Efisiensi sistem

Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu

komputer tidak lagi memiliki kapasitas yang memadai. Jika cara

kerja dari sistem aplikasi komputer menurun, maka pihak

manajemen harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih

memadai atau harus menambah sumberdaya, karena suatu sistem

dapat dikatakan efisien.

2.2.2.3 Jenis Audit Sistem Informasi

Menurut Gondodiyoto (2007, p443), sesungguhnya audit SI

berbasis teknologi informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis

– jenis pemeriksaan:

1. Audit Laporan Keuangan (General Audit on Financial Statements)

Dalam hal ini audit tehadap aspek – aspek teknologi informasi pada

suatu sistem informasi akuntansi berbasis teknologi adalah

dilaksanakan dalam rangka audit keuangan (general financial

audit) yang sistem akuntansinya berbasis komputer (sering disebut

audit teknologi informasi).

Audit objectives-nya adalah sama dengan audit tradisional, yaitu

memeriksa kesesuaian financial statements dengan standar

akuntansi keuangan dan ada atau tidaknya salah saji material pada

laporan keuangan.

2. Audit Sistem Informasi (SI)

Sebagai kegiatan tersendiri, terpisah dari audit keuangan.

Sebetulnya audit SI pada hakekatnya merupakan salah satu jenis

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

26

audit tersendiri yang tujuan utamanya lebih untuk meningkatkan IT

governance.

2.2.2.4 Tahapan Audit Sistem Informasi

Menurut Gondodiyoto (2007, p487), adapun tahapan – tahapan

audit sebagai berikut:

1. Subjek Audit

Tentukan / identifikasi unit / lokasi yang diaudit.

2. Sasaran Audit

Tentukan sistem secara spesifik, fungsi atau unit organisasi

yang akan diperiksa.

3. Jangkauan Audit

Identifikasi sistem secara spesifik, fungsi atau unit organisasi

untuk dimasukkan lingkup pemeriksaan.

4. Rencana Pre-Audit

Identifikasi kebutuhan keahlian teknik dan sumber daya yang

diperlukan untuk audit.

Identifikasi sumber bukti untuk tes atau review seperti fungsi

flowchart, kebijakan, standard prosedur, dan kertas kerja audit

sebelumnya.

5. Prosedur Audit dan Langkah – Langkah Pengumpulan Bukti Audit

Identifikasi dan pilih pendekatan audit untuk memeriksa dan

menguji pengendalian intern.

Identifikasi daftar individu untuk interview.

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

27

Identifikasi dan menghasilkan kebijakan yang berhubungan

dengan bagian, standard, dan pedoman untuk interview.

Mengembangkan instrument audit dan metodologi penelitian

dan pemeriksaan kontrol internal.

6. Prosedur untuk Evaluasi

Organisasikan sesuai kondisi dan situasi.

Identifikasi prosedur evaluasi atas tes efektivitas dan efisiensi

sistem, evaluasi kekuatan dari dokumen, kebijakan, dan

prosedur yang diaudit.

7. Pelaporan Hasil Audit

Siapkan laporan yang objektif, konstruktif (bersifat

membangun) dan menampung penjelasan auditee.

2.2.3 Pengendalian Internal

2.2.3.1 Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Cangemi (2002, p65-66), sistem control internal

adalah kebijakan, praktik, dan prosedur serta alat yang dirancang

untuk:

1. Safeguarding assets

2. Ensure accuracy and reliability of data captured and

information products

3. Promote efficiency

4. Measure compliance with corporate policies

5. Measure compliance with regulation ,and

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

28

6. Manage the negative events and effect from fraud, crime, and

deleterious activities.

Pernyataan di atas diterjemahkan sebagai berikut:

1. Menjaga aset

2. Memastikan keakuratan dan keandalan pendapatan data dan

produk informasi

3. Meningkatkan efisiensi

4. Mengukur kepatuhan atas kebijakan perusahaan

5. Mengukur kecocokan dengan regulasi, dan

6. Mengelola kejadian yang tidak diinginkan dan efek dari

penipuan, kejahatan dan kegiatan lain yang merusak.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

sistem pengendalian internal meliputi metode dan kebijakan yang

terkordinasi di dalam perusahaan untuk mengamankan kekayaan

perusahaan, menguji ketepatan, ketelitian, keandalan catatan atau data

akuntansi serta untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.

2.2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Gondodiyoto (2007, p260) ,sistem atau pengendalian

internal komputerisasi memiliki beberapa tujuan, diantaranya :

1. Meningkatkan pengamanan (improve safeguard) assets

system informasi (data/catatan akutansi (accounting records) yang

bersifat logical assets, manapun physical assets seperti hardware,

infrastructures dan sebagainya.

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

29

2. Meningkatkan integritas data (improve data integrity),

sehingga dengan data yang benar dan konsisten akan dapat dibuat

laporan yang benar.

3. Meningkatkan efektifitas sistem (improve system

effectiveness).

4. Meningkatkan efisiensi sistem (improve system efficiency).

2.2.3.3 Komponen Pengendalian Internal

Menurut Rama and Jones (2006, p104), lima komponen model

pengendalian internal adalah :

1. Lingkungan Pengendalian

Inti dari bisnis apapun adalah orang – orangnya, ciri

perorangan, termasuk integritas, nilai – nilai etika dan

kompetensi serta lingkungan beroperasi. Mereka adalah mesin

yang mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal

terletak.

2. Aktivitas Pengendalian

Kebajikan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan

dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan

yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi

resiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan.

3. Penilaian Resiko

Organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan resiko

dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan, produksi,

pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

30

beroperasi secara otomatis. Organisasi juga harus membuat

mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan

mengelola resiko yang terkait.

4. Informasi dan Komunikasi

Di sekitar aktivitas pengendalian terdapat sistem informasi dan

komunikasi mereka memungkinkan orang – orang dalam

organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang

dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan

mengendalikan operasinya.

5. Pengawasan

Seluruh proses harus diawasi dan perubahan dilakukan sesuai

dengan kebutuhan. Melalui cara ini, sistem dapat beraksi

dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan.

2.2.4 Control Objectives for Information and related Technology

(COBIT)

2.2.4.1 Pengertian COBIT

Menurut Gondodiyoto (2009, p163), “COBIT adalah

sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT governance

yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan

manajemen untuk menjembatani gap antara resiko bisnis,

kebutuhan kontrol dan masalah – masalah teknis IT.”

COBIT bermanfaat bagi auditor karena merupakan

teknik yang dapat membantu dalam identifikasi IT controls

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

31

Issues. COBIT berguna bagi para IT user karena memperoleh

keyakinan atas kehandalan sistem aplikasi yang dipergunakan.

Sedangkan para manajer memperoleh manfaat dalam

keputusan investasi di bidang IT serta infrastrukturnya,

menyusun IT strategic plan, menentukan Information

Architecture, dan keputusan atas procurement mesin. Di

samping itu dengan keterandalan sistem informasi yang ada

pada perusahaannya diharapkan berbagai keputusan bisnis

dapat didasarkan atas informasi yang ada.

Untuk memenuhi kebutuhan terhadap tujuan bisnis

informasi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap

tujuan bisnis, informasi dibutuhkan untuk memastikan criteria

pengendalian tertentu, COBIT itu sendiri berguna untuk

kebutuhan bisnis untuk mendapatkan informasi.

2.2.4.2 Kriteria Kinerja COBIT

Menurut Gondodiyoto (2009, p164), COBIT dapat

dikategorikan menjadi 7 kriteria, yakni:

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

32

Efektivitas Untuk memperoleh informasi yang relevan dan

berhubungan dengan proses bisnis seperti

penyampaian informasi dengan benar, konsisten,

dapat dipercaya dan tepat waktu.

Efisiensi Memfokuskan pada ketentuan informasi melalui

penggunaan sumber daya yang optimal.

Kerahasiaan Memfokuskan proteksi terhadap informasi yang

penting dari orang yang mempunyai hak otorisasi.

Integritas Berhubungan dengan keakuratan dan kelengkapan

informasi sebagai kebenaran yang sesuai dengan

harapan dan nilai bisnis.

Ketersediaan Berhubungan dengan informasi yang tersedia ketika

diperlukan dalam proses bisnis sekarang dan yang

akan datang.

Kepatuhan Sesuai menurut hukum, peraturan dan rencana

perjanjian untuk proses bisnis.

Keakuratan

Informasi

Berhubungan dengan ketentuan kecocokan

informasi untuk manajemen mengoperasikan entitas

dan mengatur pelatihan keuangan dan kelengkapan

laporan pertanggungjawaban.

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

33

Tabel 2.1 Kriteria Kinerja COBIT

2.2.4.3 COBIT

Menurut Gondodiyoto (2009, p166), COBIT

mendefinisikan control objectives sebagai “statement of the

desired result, or purpose to be archieved by implementing

control procedures in a praticular control objectives”. COBIT

framework terdiri dari 34 high level control objectives, dan

selanjutnya dirinci ke dalam 215 detail control objectives yang

dikelompokkan dalam 4 domains, sebagai berikut:

1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organize)

Yaitu mencakup pembahasan tentang identifikasi dan

strategi investasi IT yang dapat memberikan yang terbaik

untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. Selanjutnya

identifikasi dan visi strategis perlu direncanakan,

dikomunikasikan, dan diatur pelaksanaannya.

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

34

2. Perolehan dan Implementasi (Acquire and Implement)

Yaitu untuk merealisasi strategi IT, perlu diatur

kebutuhan IT, diidentifikasikan, dikembangkan, atau

diimplementasikan secara terpadu dalam proses bisnis

perusahaan.

3. Penyerahan dan Pendukung (Deliver and Support)

Domain ini lebih dipusatkan pada ukuran tentang aspek

dukungan IT terhadap kegiatan operasional bisnis (Tingkat

jasa layanan IT aktual atau service level) dan aspek urutan

(prioritas implementasi dan untuk pelatihannya).

4. Monitoring dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)

Yaitu semua proses IT yang perlu dinilai secara

berkala agar kualitas dan tujuan dukungan IT tercapai, dan

kelengkapannya berdasarkan pada syarat kontrol internal

yang baik.

Empat domain pada COBIT Framework tersebut

selanjutnya dirinci menjadi 34 high-level control objectives:

COBIT Domain High-level Objectives

1. Plan and Organize PO1 Define a Strategic IT Plan

PO2 Define The Information Architecture

PO3 Determine Technological Direction

P04 Define the IT Process, Organization

and Relationship

PO5 Manage the IT Investment

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

35

PO6 Communicate Management Aims and

Direction

PO7 Manage IT Human Resources

PO8 Manage Quality

PO9 Assess and Manage IT Risks

PO10 Manage Projects

2. Acquire and Implement A11 Identify Automated Solutions

A12 Acquire and Maintain Application

Software

A13 Acquire and Maintain Technology

Infrastructure

A14 Enable Operation and Use

A15 Procure IT Resources

A16 Manage Changes

A17 Install and Accredit Solutions and

Changes

3. Deliver and Support DS1 Define and Manage Service Levels

DS2 Manage Third-party Services

DS3 Manage Performance and Capacity

DS4 Ensure Continuous Service

DS5 Ensure Systems Security

DS6 Identify and Allocate Costs

DS7 Educate and Train Users

DS8 Manage Service Desk and Incidents

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

36

DS9 Manage the Configuration

DS10 Manage Problems

DS11 Manage Data

DS12 Manage the Physical Environment

DS13 Manage Operations

4. Monitor and Evaluate ME1 Monitor and Evaluate IT Processes

ME2 Monitor and Evaluate Internal

Control

ME3 Ensure Regulatory Compliance

ME4 Provide IT Governance

Tabel 2.2 Control Objectives pada COBIT

Pernyataan high level objectives di atas diterjemahkan

sebagai berikut:

1. Perencanaan dan Organisasi

a. PO1: Mendefinisikan Strategi Perencanaan TI

b. PO2: Mendefinisikan Arsitektur Informasi

c. PO3: Menetapkan Arah Teknologi

d. PO4: Mendefinisikan Proses, Organisasi, dan

Hubungan TI

e. PO5: Mengatur Investasi TI

f. PO6: Mengkomunikasikan Sasaran dan Arah

Manajemen

g. PO7: Mengelola Sumber Daya Manusia TI

h. PO8: Mengelola Kualitas

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

37

i. PO9: Menilai dan Mengelola Resiko TI

j. P10: Mengelola Proyek

2. Perolehan dan Implementasi

a. A11: Mengidentifikasi Solusi Secara Otomatis

b. A12: Memperoleh dan Merawat Aplikasi Piranti Lunak

c. A13: Memperoleh dan Merawat Teknologi

Infrastruktur

d. A14: Memperbolehkan Operasi dan Penggunaan

e. A15: Memperoleh Sumber Daya

f. A16: Mengelola Perubahan

g. A17: Mengukuhkan dan Mengakui Solusi dan

Perubahan

3. Penyerahan dan Pendukung

a. DS1: Mendefinisikan dan Mengelola Tingkat Layanan

b. DS2: Mengelola Layanan Pihak Ketiga

c. DS3: Mengelola Pelaksanaan dan Kapasitas

d. DS4: Memastikan Layanan Berkelanjutan

e. DS5: Memastikan Keamanan Sistem

f. DS6: Mengidentifikasi dan Mengalokasi Biaya

g. DS7: Mendidik dan Melatih Pengguna

h. DS8: Mengelola Pelayanan dan Peristiwa

i. DS9: Mengelola Konfigurasi

j. DS10: Mengelola Masalah

k. DS11: Mengelola Data

l. DS12: Mengelola Lingkungan Secara Fisik

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

38

m. DS13: Mengelola Operasi

4. Monitoring dan Evaluasi

a. ME1: Memonitor dan Mengevaluasi Kemampuan TI

b. ME2: Memonitor dan Mengevaluasi Pengendalian

Intern

c. ME3: Memastikan Pemenuhan Terhadap Kebutuhan

Ekstern

d. ME4: Menyediakan Kepemimpinan TI

Gambar 2.1 Siklus COBIT

2.2.4.4 Maturity Model

Para manajer senior di dalam perseroan atau

perusahaan umum semakin diminta untuk memperhatikan

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

39

bagaimana Teknologi Informasi diatur sebaik mungkin. Oleh

karena itu, kasus – kasus bisnis membutuhkan pengembangan

untuk peningkatan dan mencapai level yang tepat dari sebuah

manajemen dan pengendalian terhadap infrastruktur informasi.

Maka dibuatlah suatu skala penilaian yang disebuat Maturity

Model.

Dalam COBIT 4.1 (2007). Maturity model adalah suatu

cara dalam mengukur sebagaimana baik manajemen proses

telah di kembangkan, contohnya seberapakah kemampuan

perusahaan sebenarnya. Bagaimana sebaiknya pengembangan

atau kemampuan menjadi yang utama bergantung pada tujuan

TI dan bisnis – bisnis yang terkait butuh bantuan Maturity

Model.

Maturity Model ini digunakan sebagai skala penilaian

atau cara mengukur kondisi perkembangan suatu proses

manajemen dalam COBIT yang digunakan untuk menentukan

pilihan strategi yang digunakan dan melakukan perbandingan

dengan standar yang ada, sehingga dapat membantu

manajemen dalam mengidentifikasi kinerja yang ingin dicapai

dan target perusahaan untuk pengembangan lebih lanjut.

Enam Level penilaian Maturity Model pada CobIT

terdiri dari:

1. Level 0 Non – existent

Pengelolaan TI masih dalam tahap paling awal, perusahaan

belum mengetahui akan persoalan yang dituju untuk

Page 31: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

40

ditangani sehingga setiap proses belum terdefinisi dengan

baik.

2. Level 1 Initial / Ad-Hoc

Walaupun belum ada standar proses yang harus dilakukan,

tetapi perusahaan telah menyadari bahwa perlu adanya

penanganan mengenai persoalan yang dihadapi

berdasarkan kasus – kasus yang muncul. Tetapi secara

umum manajeman belum terorganisasi, pengelolaan yang

ada belum berjalan dengan baik dan tidak terencana.

3. Level 2 Repeatable but Intuitive

Proses telah dikembangkan pada tahap ini sehingga telah

dilakukan prosedur yang sejenis untuk kegiatan yang

sama.

Belum ada prosedur standar yang diterapkan dan tanggung

jawab individu. Pada level ini perusahaan mulai sadar akan

pentingnya kualitas. Tidak hanya kualitas pada Software

sebagai “Produk” tapi juga kualitas pada cara penanganan

proyek. Mulai memperhitungkan kelayakan proyek

terhadap kemampuan organisasi perusahaan.

4. Level 3 Defined Process

Prosedur telah distandarisasi, didokumentasikan, dan

dikomunikasikan melalui pelatihan. Tahap ini mulai

mengenal metodologi pengembangan sistem dan masih

sangat tergantung individu apakah mengikuti standar yang

ada maupun tidak.

Page 32: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

41

Tetapi telah ada formalisasi untuk setiap kegiatan.

5. Level 4 Managed and Measureable

Pada tahap ini manajemen mengawasi dan megukur hal –

hal yang telah dipenuhi dengan prosedur, serta mengambil

tindakan ketika proses tidak berjalan dengan efektif.

Proses – proses yang ada merupakan bagian dari

pengembangan yang konstan. Pada tahap ini telah

dilakukan otomatisasi tetapi masih terbatas dan terpisah –

pisah.

6. Level 5 Optimized

Proses yang ada telah disesuaikan dengan best practice,

berdasarkan hasil pengembangan secara terus menerus

dengan organisasi lain. Teknologi Informasi digunakan

sebagai bagian yang terintegritas dengan aliran kerja,

sebagai alat bantu untuk meningkatkan kualitas dan

efektifitas dan membuat organisasi dapat cepat untuk

beradaptasi.

Maturity Model pada COBIT enam level penilaian

Page 33: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

42

Gambar 2.2 Maturity Model pada COBIT

Model Umum Maturity

Level 0 Tidak ada (Non – Existent), kurang

lengkapnya setiap proses yang dikenal.

Organisasi sama sekali tidak mengetahui adanya

masalah.

Level 1 Inisialisasi (Initial), Terdapat bukti bahwa

organisasi telah mengetahui adanya masalah

yang membutuhkan penanganan. Penanganan

masalah dilakukan dengan pendekatan ad-hoc,

berdasarkan kasus dari perorangan. Tidak

dilakukannya pengelolaan proses yang

terorganisir. Setiap proses ditangani tanpa

menggunakan standar.

Level 2 Pengulangan (Repeatable), Prosedur yang

sama telah dikembangkan dalam proses – proses

Page 34: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

43

untuk menangani suatu tugas, dan diikuti oleh

setiap orang yang terlibat di dalamnya. Tidak

ada pelatihan dan komunikasi dari prosedur

standar tersebut. Tanggung jawab pelaksanaan

standar diserahkan pada setiap individu.

Kepercayaan terhadap pengetahuan individu

sangat tinggi, sehingga kesalahan sangat

memungkinkan terjadi.

Level 3 Terdefinisi (Defined), Prosedur telah

distandardisasikan, didokumentasikan, serta

dikomunikasikan melalui pelatihan. Namun,

implementasinya diserahkan pada setiap

individu, sehingga kemungkinan besar

penyimpangan tidak dapat dideteksi. Prosedur

tersebut dikembangkan sebagai bentuk

formulasi dari praktik yang ada.

Level 4 Dikelola (Managed), Pengukuran dan

pemantauan terhadap kepatuhan dengan

prosedur, serta pengambilan tindakan jika

proses tidak berjalan secara efektif, dapat

dilakukan. Perbaikan proses dilakukan secara

konstan. Implementasi proses dilakukan secara

baik. Otomasi dan perangkat yang digunakan

terbatas.

Level 5 Dioptimalkan (Optimised), Implementasi

Page 35: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

44

proses dilakukan secara memuaskan. Hal

tersebut merupakan hasil dari perbaikan proses

yang terus menerus dan pengukuran tingkat

kedewasaan organisasi. Teknologi informasi

diintegrasikan dengan aliran kerja dan berfungsi

sebagai perangkat yang memperbaiki kualitas

dan efektifitas. Organisasi lebih responsif dalam

menghadapi kompetisi bisnis.

Tabel 2.3 Level Model Maturity

2.2.4.4.1 Alasan Melakukan Maturity Level

Maturity Level dirancang untuk memperlihatkan

dimana posisi kita dibandingkan dunia dalam hal

penatakelolaan TI. Maturity Level memiliki atribut yang

berbeda dan tidak bisa dinilai secara checklist atau

matematis sederhana. Maturity Level digunakan untuk

menilai seberapa bagus pengendalian pada proses TI yang

menjadi lingkup audit. Maturity Level bukan objek tapi

dapat digunakan seagai acuan dalam menilai kekuatan

pengendalian dan menerapkan luas pengujian.

2.2.5 Sistem Informasi Persediaan

2.2.5.1 Pengertian Persediaan

Page 36: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

45

Mulyadi (2001, p112), berpendapat bahwa,

“inventory” atau persediaan terdiri dari barang dagangan yang

dimaksudkan untuk diperjualbelikan serta bahan baku dan

bahan pembantu yang dipakai dalam proses produksi barang

yang akan dijual.

Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004, p653), kata

persediaan ditujukan untuk barang – barang yang tersedia

untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus

perusahaan manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk barang

dalam proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan

produksi.

Menurut Mulyadi (2001, p553), Sistem Informasi

Persediaan adalah suatu sistem yang menyediakan informasi

atau laporan – laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen

yang berhubungan dengan operasi pemesanan, penyimpanan,

dan persediaan bahan baku.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa sistem informasi persediaan merupakan sistem yang

menyediakan informasi atas barang – barang yang tersedia

untuk diperjualbelikan dalam kegiatan bisnis normal maupun

kasus perusahaan manufaktur yang dibutuhkan oleh pihak

manajemen yang berhubungan dengan operasi pemesanan,

penyimpanan, dan persediaan bahan baku.

2.2.5.2 Jenis Persediaan

Page 37: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

46

Menurut James Stice (2000, p426), menyatakan bahwa

dalam perusahaan manufaktur terdapat 3 jenis persediaan

yaitu:

1. Bahan mentah (Raws Material)

Bahan mentah merupakan bahan yang diperoleh untuk

digunakan dalam proses produksi.

2. Barang dalam proses (Work In Process)

Barang dalam proses ini terdiri atas bahan – bahan yang

diproses sebagian dimana dibutuhkan proses lebih lanjut

sebelum barang tersebut dijual.

3. Barang jadi (Finished Goods)

Barang jadi merupakan produk – produk manufaktur yang

siap dijual.

2.2.5.3 Fungsi Persediaan

Menurut Mulyadi (2004, p242), ada 5 fungsi dari

persediaan, yaitu:

1. Untuk melakukan pembatasan terhadap inflasi dan

perubahan harga

2. Untuk menghindari dari kekurangan stock yang dapat

terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah

mutu, atau pengiriman yang tidak tepat.

Page 38: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

47

3. Untuk memberikan suatu stok barang – barang agar

dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan

timbul dari konsumen.

4. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah,

karena pembelian dalam jumlah besar dapat secara

substansial menurunkan biaya produk.

5. Untuk memasangkan produksi dengan distribusi.

Misalnya, bila permintaan produknya tinggi hanya pada

musim panas, suatu perusahaan dapat membentuk stok

selama musim dingin, sehingga biaya kekurangan stok

dan kehabisan stok dapat dihindari.

2.2.5.4 Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Persediaan

Fungsi – fungsi yang terkait dalam sistem persediaan

menurut Mulyadi (2001, p10) dalam bukunya Sistem

Akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Gudang

Fungsi gudang dalam sistem akuntansi persediaan bahan

baku ini yaitu untuk mengajukan permintaan pembelian

sesuai dengan posisi persediaan yang ada dibagian

gudang.

2. Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian yaitu untuk mengetahui dan mengecek

harga barang, menentukan pemasok yang akan dipilih dalam

Page 39: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

48

pengadaan bahan baku gudang serta mengeluarkan order

pembelian kepada pemasok.

3. Fungsi Penerimaan

Fungsi penerimaan yaitu bertanggung jawab untuk

melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas

barang yang diterima oleh perusahaan.

4. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yaitu sebagai pencatatan utang dan fungsi

pencatatan persediaan.

2.2.5.5 Prosedur Sistem Informasi Persediaan

Menurut Mulyadi (2001, p559), ada 9 prosedur yang

bersangkutan dengan sistem persediaan, yaitu:

1. Prosedur pencatatan produk jadi

Dalam prosedur ini dicatat harga pokok produk, jadi yang

didebitkan ke dalam rekening Persediaan Produk Jadi dan

dikreditkan ke dalam rekening Barang Dalam Proses.

2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem

penjualan disamping prosedur lainnya, seperti: prosedur

order penjualan, prosedur persetujuan kredit, prosedur

Page 40: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

49

pengiriman barang, prosedur penagihan, prosedur

pencatatan piutang.

3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang

diterima kembali dari pembeli

Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh

pembeli, maka transaksi retur penjualan ini akan

mempengaruhi persediaan produk jadi, yaitu menambah

kualitas produk jadi dalam kartu gudang yang

diselenggarakan oleh bagian gudang dan menambah

kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dicatat oleh

bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan produk

jadi.

4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali

harga pokok persediaan produk dalam proses

Pencatatan produk dalam proses umumnya dilakukan oleh

perusahaan pada akhir periode, pada saat dibuat laporan

keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan.

5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang

membentuk sistem pembelian. Dalam prosedur ini dicatat

harga pokok persediaan yang dibeli.

6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang

dikembalikan kepada pemasok

Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada

pemasok, maka transaksi retur pembelian ini akan

Page 41: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

50

mempengaruhi persediaan yang bersamgkutan, yaitu

mengurangi kuantitas persediaan dalam kartu gudang yang

diselenggarakan oleh bagian gudang dan mempengaruhi

kuantitas dan harga pokok persediaan yang dicatat oleh

bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan yang

bersangkutan.

7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang

membentuk sistem akuntansi biaya produksi. Dalam

prosedur ini dicatat harga pokok persediaan bahan baku,

bahan penolong, bahan habis pakai pabrik, dan suku

cadang yang dipakai dalam kegiatan produksi dan kegiatan

non-produksi.

8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan

karena pengembalian barang gudang

Transaksi pengembalian barang gudang mempengaruhi

biaya dan menambah persediaan barang di gudang.

9. Sistem perhitungan fisik persediaan

Dalam sistem akuntansi persediaan dengan metodfe mutasi

persediaan, di bagian kartu persediaan yang digunakan

untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan

di bagian gudang.

2.2.5.6 Pengendalian Internal Atas Persediaan

Page 42: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

51

Menurut Render dan Heizer (2001, p318), elemen

yang harus ada untuk mendukung pengendalian internal yang

baik atas persediaan adalah:

5. Pengendalian yang ketat atas barang yang datang

melalui sistem kode barang (barcode).

6. Pemilihan karyawan, pelatihan dan disiplin yang

baik. Hal – hal ini tidak pernah mudah dilakukan, tetapi

sangat penting dalam bisnis makanan, perdagangan besar,

dan operasi bisnis eceran dimana karyawannya mempunyai

akses kepada barang – barang yang langsung dikonsumsi.

7. Pengendalian yang efektif atas semua barang yang

keluar dari fasilitas.

2.2.5.7 Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Mulyadi (2001, p556), ada dua macam

metode pencatatan persediaan:

1. Metode Mutasi Persediaan (Perpetual Inventory Method)

Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan

dicatat dalam kartu persediaan. Metode ini cocok

digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam

perusahaan yang harga pokok produknya dikumpulkan

dengan metode harga pokok pemesanan.

2. Metode Persediaan Fisik (Physical Inventory Method)

Page 43: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

52

Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan

persediaan dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan

mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak

dicatat dalam kartu persediaan. Metode ini cocok

digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam

perusahaan yang harga pokok produknya dikumpulkan

dengan metode harga pokok proses.

2.2.5.8 Metode Penilaian Persediaan

Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004, p666),

metode penilaian persediaan terdiri dari tiga, yaitu:

1. Metode FIFO (First In First Out)

Metode First In First Out didasarkan pada asumsi bahwa

unit yang terjual adalah unit yang lebih dulu masuk. FIFO

dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan

realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode

identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau tidak

praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang

mendekati paralel dengan arus fisik dari barang yang

terjual.

2. Metode LIFO (Last In First Out)

Metode Last In First Out didasarkan pada asumsi bahwa

barang yang paling barulah yang terjual. LIFO seringkali

dikritik dari sudut pandang teoritis. Metode ini tidak cocok

dengan arus barang yang terjadi dalam suatu perusahaan.

Page 44: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewProsedur permintaan dan pengeluaran barang gudang Prosedur ini merupakan salah satu prosedur

53

3. Metode Rata – Rata (Average)

Metode biaya rata – rata membebankan biaya rata – rata

yang sama ke tiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi

bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan

biaya rata – rata yaitu rata – rata tertimbang dari jumlah

unit yang dibeli pada tiap harga.

2.2.5.9 Hal Yang Perlu Diperiksa Dalam Melakukan Audit Pada

Sistem Informasi Persediaan

Menurut Gondodiyoto (2009, p280), ada 7 hal yang

perlu diperiksa dalam melakukan audit sistem informasi

persediaan, yakni:

1. Pemeriksaan fisik secara periodik

2. Jumlah barang on hand, in transitm in storage, or on

consignment dicatat dengan benar

3. Penerimaan, mutasi, dan sebagainya dicatat dengan benar

dan tepat waktu

4. Aktivitas produksi dan harga pokok secara cermat dan

cepat dicatat dan dilaporkan

5. Penilaian persediaan sesuai standar akuntansi keuangan

6. Kelebihan fisik persediaan (di atas catatan), barang rusak.

Produk gagal dicatat sesuai aturan.

7. Nilai akhir persediaan dicatat dengan benar dan sesuai

standar akuntansi keuangan.