· web viewotoritas jasa keuangan republik indonesia peraturan otoritas jasa keuangan republik...

33
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN LEMBAGA JASA KEUANGAN NONBANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mendukung sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, diperlukan lembaga jasa keuangan nonbank yang sehat; b. bahwa sebagai bagian dari pengawasan berbasis risiko, permasalahan yang timbul di sektor lembaga jasa keuangan nonbank perlu diatasi secara dini, dengan meningkatkan langkah pengawasan terhadap lembaga jasa keuangan nonbank sejak dalam pengawasan normal yang kemudian berpotensi memburuk kesehatannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

OTORITAS JASA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

NOMOR: /POJK.05/2020TENTANG

PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASANLEMBAGA JASA KEUANGAN NONBANK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mendukung sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, diperlukan lembaga jasa keuangan nonbank yang sehat;

b. bahwa sebagai bagian dari pengawasan berbasis risiko, permasalahan yang timbul di sektor lembaga jasa keuangan nonbank perlu diatasi secara dini, dengan meningkatkan langkah pengawasan terhadap lembaga jasa keuangan nonbank sejak dalam pengawasan normal yang kemudian berpotensi memburuk kesehatannya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan LJKNB.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253);

Page 2:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN LEMBAGA JASA KEUANGAN NONBANK.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan:1. Lembaga Jasa Keuangan Non Bank yang selanjutnya

disingkat LJKNB adalah: a. perusahaan perasuransian, yaitu perusahaan

asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai usaha perasuransian;

b. dana pensiun yaitu badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai dana pensiun, termasuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan seluruh atau sebagian usahanya dengan prinsip syariah; dan

c. perusahaan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai perusahaan pembiayaan, termasuk yang menyelenggarakan seluruh atau sebagian usahanya berdasarkan prinsip syariah.

2. Direksi adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas bagi LJKNB yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas atau yang setara dengan

- 2 -

Page 3:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

Direksi bagi LJKNB yang berbentuk badan hukum koperasi, usaha bersama, dan dana pensiun.

3. Dewan Komisaris adalah dewan komisaris sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas bagi LJKNB yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas atau yang setara dengan Dewan Komisaris bagi LJKNB yang berbentuk badan hukum koperasi, usaha bersama, dan dana pensiun.

4. Tingkat Kesehatan LJKNB adalah hasil penilaian kondisi LJKNB yang dilakukan terhadap tata kelola perusahaan yang baik, profil risiko, rentabilitas, dan permodalan atau pendanaan.

5. Peringkat Komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian Tingkat Kesehatan LJKNB yang ditetapkan berdasarkan ketentuan mengenai penilaian tingkat kesehatan lembaga jasa keuangan nonbank.

6. Pemegang Saham Pengendali bagi LJKNB yang selanjutnya disingkat PSP adalah badan hukum, orang perseorangan, dan/atau kelompok usaha yang:a. memiliki saham LJKNB sebesar 25% (dua puluh

lima persen) atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan dan mempunyai hak suara; atau

b. memiliki saham LJKNB kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah saham yang dikeluarkan dan mempunyai hak suara namun yang bersangkutan dapat dibuktikan telah melakukan pengendalian LJKNB, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pasal 2(1) Status pengawasan LJKNB ditetapkan oleh Otoritas

Jasa Keuangan.(2) Status pengawasan LJKNB sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri atas:a. normal;b. dalam perhatian;

- 3 -

Page 4:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

c. intensif;d. penyehatan; ataue. resktrukturisasi.

(3) Penetapan status pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan atas faktor:a. Peringkat Komposit;b. peringkat faktor tata kelola perusahaan yang baik;

dan/atauc. parameter kuantitatif.

BAB IIKRITERIA STATUS PENGAWASAN LJKNB

Bagian KesatuLJKNB dengan Status Pengawasan Dalam Perhatian

Pasal 3(1) LJKNB ditetapkan oleh OJK dalam status pengawasan

dalam perhatian apabila memenuhi kriteria:a. tingkat kesehatan LJKNB berada pada Peringkat

Komposit 3 (tiga); ataub. tingkat kesehatan LJKNB berada pada Peringkat

Komposit 2 (dua) dengan peringkat faktor tata kelola 3 (tiga) atau 4 (empat).

(2) Selain kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LJKNB ditetapkan oleh OJK dalam status pengawasan dalam perhatian apabila memenuhi parameter kuantitatif:a. bagi perusahaan perasuransian, parameter

kuantitatif yang digunakan:1) rasio tingkat solvabilitas lebih kecil dari 150%

(seratus lima puluh persen); dan/atau2) rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 140%

(seratus empat puluh persen);

- 4 -

Page 5:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

b. bagi dana pensiun pemberi kerja yang menjalankan program pensiun manfaat pasti, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) kualitas pendanaan berada pada tingkat 2 (dua);

2) rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 500% (lima ratus persen); dan/atau

3) rasio piutang iuran paling lama 3 (tiga) bulan;c. bagi dana pensiun pemberi kerja yang

menjalankan program pensiun iuran pasti, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 500% (lima ratus persen); dan/atau

2) rasio piutang paling lama 3 (tiga) bulan;d. bagi dana pensiun lembaga keuangan, parameter

kuantitatif yang digunakan:1) pertumbuhan aset neto lebih kecil dari 2%

(dua persen); dan/atau2) rasio penurunan peserta lebih kecil dari 50%

(lima puluh persen); dane. bagi perusahaan pembiayaan, parameter

kuantitatif yang digunakan:1) rasio modal sendiri terhadap modal disetor

lebih kecil dari 150% (seratus lima puluh persen); dan/atau

2) rasio pembiayaan bermasalah neto lebih kecil dari 4% (empat persen).

Bagian KeduaLJKNB dengan Status Pengawasan Intensif

Pasal 4(1) LJKNB ditetapkan oleh OJK dalam status pengawasan

intensif apabila memenuhi kriteria:a. tingkat kesehatan LJKNB berada dalam Peringkat

Komposit 4 (empat); atau

- 5 -

Page 6:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

b. tingkat kesehatan LJKNB berada pada Peringkat Komposit 3 (tiga) dengan peringkat faktor tata kelola 4 (empat) atau 5 (lima).

(2) Selain kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LJKNB ditetapkan oleh OJK dalam status pengawasan intensif apabila memenuhi paramameter kuantitatif:a. bagi perusahaan perasuransian, parameter

kuantitatif yang digunakan:1) rasio tingkat solvabilitas lebih kecil dari 120%

(seratus dua puluh persen);2) rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 120%

(seratus dua puluh persen); dan/atau3) rasio kecukupan investasi lebih kecil dari

110% (seratus sepuluh persen);b. bagi dana pensiun pemberi kerja yang

menjalankan program pensiun manfaat pasti, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) kualitas pendanaan tingkat 3 (tiga); 2) rasio solvabilitas lebih kecil dari 100%

(seratus persen);3) rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 200%

(dua ratus persen); dan/atau4) rasio piutang iuran paling lama 12 (dua belas)

bulan;c. bagi dana pensiun pemberi kerja yang

menjalankan program pensiun iuran pasti, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 200% (dua ratus persen); dan/atau

2) rasio piutang iuran paling lama 12 (dua belas) bulan;

d. bagi dana pensiun lembaga keuangan, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) pertumbuhan aset neto lebih kecil dari 0% (nol persen); dan/atau

2) rasio penurunan peserta lebih besar dari 50% (lima puluh persen); dan

- 6 -

Page 7:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

e. bagi perusahaan pembiayaan, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) rasio modal sendiri terhadap modal disetor lebih kecil dari 100% (seratus persen); dan/atau

2) rasio pembiayaan bermasalah neto lebih kecil dari 5% (lima persen).

Bagian KetigaLJKNB dengan Status Pengawasan Penyehatan

Pasal 5(1) LJKNB ditetapkan oleh OJK dalam status pengawasan

penyehatan apabila memenuhi kriteria:a. tingkat kesehatan LJKNB berada dalam Peringkat

Komposit 5 (lima); ataub. tingkat kesehatan LJKNB berada pada Peringkat

Komposit 4 (empat) dengan peringkat faktor tata kelola 4 (empat) atau 5 (lima).

(2) Selain kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LJKNB ditetapkan oleh OJK dalam status pengawasan penyehatan apabila memenuhi paramameter kuantitatif:a. bagi perusahaan perasuransian, parameter

kuantitatif yang digunakan:1) rasio tingkat solvabilitas lebih kecil dari 100%

(seratus persen);2) rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 100%

(seratus persen); dan/atau3) rasio kecukupan investasi lebih kecil dari

100% (seratus persen);b. bagi dana pensiun pemberi kerja yang

menjalankan program pensiun manfaat pasti, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) kualitas pendanaan tingkat 3 (tiga);

- 7 -

Page 8:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

2) rasio solvabilitas lebih kecil dari 50% (lima puluh persen);

3) rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 100% (seratus persen); dan/atau

4) rasio piutang paling lama 24 (dua puluh empat) bulan;

c. bagi dana pensiun pemberi kerja yang menjalankan program pensiun iuran pasti, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 100% (seratus persen); dan/atau

2) rasio piutang iuran paling lama 24 (dua puluh empat) bulan;

d. bagi dana pensiun lembaga keuangan, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) Dana Pensiun telah berdiri lebih dari 3 (tiga) tahun dengan aset neto lebih kecil dari Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah); dan/atau

2) rasio penurunan peserta lebih besar dari 70% (tujuh puluh persen) dalam 3 (tiga) tahun berturut-turut; dan

e. bagi perusahaan pembiayaan, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) rasio modal sendiri terhadap modal disetor lebih kecil dari 50% (lima puluh persen); dan/atau

2) rasio pembiayaan bermasalah neto lebih kecil dari 50% (lima puluh persen).

Bagian KeempatLJKNB dengan Status Pengawasan Restrukturisasi

Pasal 6(1) LJKNB ditetapkan oleh OJK dalam status pengawasan

restrukturisasi apabila memenuhi kriteria:

- 8 -

Page 9:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

a. tingkat kesehatan LJKNB berada dalam Peringkat Komposit 5 (lima); dan

b. peringkat faktor tata kelola 5 (lima). (2) Selain kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

LJKNB ditetapkan oleh OJK dalam status pengawasan restrukturisasi apabila memenuhi paramameter kuantitatif:a. bagi perusahaan perasuransian, parameter

kuantitatif yang digunakan:1) rasio tingkat solvabilitas lebih kecil dari 40%

(empat puluh persen);2) rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 50%

(lima puluh persen); dan/atau3) rasio kecukupan investasi lebih kecil dari 50%

(lima puluh persen);b. bagi dana pensiun pemberi kerja yang

menjalankan program pensiun manfaat pasti, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) dalam 3 (tiga) tahun berturut-turut, kualitas pendanaan berada pada tingkat 3 (tiga);

2) rasio solvabilitas lebih kecil dari 50% (lima puluh persen);

3) dalam 3 (tiga) tahun berturut-turut, rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 100% (seratus persen); dan/atau

4) rasio piutang iuran lebih besar dari 24 (dua puluh empat) bulan;

c. bagi dana pensiun pemberi kerja yang menjalankan program pensiun iuran pasti, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) dalam 3 (tiga) tahun berturut-turut, rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 100% (seratus persen); dan/atau

2) rasio piutang iuran lebih besar dari 24 (dua puluh empat) bulan;

d. bagi dana pensiun lembaga keuangan, parameter kuantitatif yang digunakan:

- 9 -

Page 10:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

1) dalam 3 (tiga) tahun berturut-turut, rasio tingkat likuiditas lebih kecil dari 100% (seratus persen); dan/atau

2) rasio piutang iuran lebih besar dari 24 (dua puluh empat) bulan; dan

e. bagi perusahaan pembiayaan, parameter kuantitatif yang digunakan:

1) rasio modal sendiri terhadap modal disetor lebih kecil dari -100% (negatif seratus persen); dan/atau

2) rasio pembiayaan bermasalah neto lebih besar dari 50% (lima puluh persen).

Pasal 7(1) LJKNB dengan status pengawasan dalam perhatian,

pengawasan intensif dan pengawasan penyehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b sampai dengan huruf d ditetapkan oleh OJK untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal surat pemberitahuan OJK.

(2) Dalam hal LJKNB belum dapat menyelesaikan permasalahan tingkat kesehatan dan jangka waktu status pengawasan berakhir:a. OJK menetapkan peningkatan status pengawasan LJKNB; ataub. OJK menetapkan perpanjangan jangka waktu status pengawasan LJKNB paling banyak 1 (satu) kali dan paling lama 1 (satu) tahun.

(3) Perpanjangan jangka waktu LJKNB pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disertai peningkatan tindakan pengawasan.

(4) Bagi LJKNB dengan status pengawasan restrukturisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf e, jangka waktu status pengawasan ditetapkan OJK berdasarkan hasil penilaian OJK.

BAB III

- 10 -

Page 11:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

TINDAK LANJUT STATUS PENGAWASAN

Pasal 8(1) OJK menyampaikan secara tertulis status

pengawasan LJKNB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) kepada Direksi dan Komisaris LJKNB, dengan disertai :a. alasan penetapan status pengawasan; danb. langkah atau tindakan pengawasan.

(2) LJKNB dengan status pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b sampai dengan huruf e wajib melaksanakan tindakan pengawasan yang diperintahkan OJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.

(3) Tindakan pengawasan yang diperintahkan oleh OJK sebagaimana pada ayat (1) yaitu:a. menghapusbukukan piutang pembiayaan yang

tergolong macet dan memperhitungkan kerugian perusahaan pembiayaan dengan modal perusahaan pembiayaan;

b. membatasi pembayaran remunerasi atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu kepada anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau dewan pengawas syariah, atau imbalan kepada pihak terkait;

c. tidak melakukan atau menunda distribusi laba;d. memperkuat permodalan melalui setoran modal;e. tidak melakukan transaksi tertentu dengan pihak

terkait dan/atau pihak lain yang ditetapkan oleh OJK;

f. membatasi pelaksanaan rencana penerbitan produk dan/atau pelaksanaan aktivitas baru;

g. tidak melakukan atau membatasi pertumbuhan aset, penyertaan, dan/atau penyediaan dana baru ;

h. menjual sebagian atau seluruh aset dan/atau liabilitas LJKNB kepada LJKNB dan/atau Pihak lain;

- 11 -

Page 12:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

i. mengalihkan portofolio produk kepada LJKNB lain yang sejenis;

j. tidak melakukan ekspansi jaringan kantor;k. tidak melakukan kegiatan usaha tertentu;l. melakukan penggabungan (merger) atau

peleburan (konsolidasi) dengan LJKNB lain yang sejenis;

m. mengganti Direksi dan/atau Dewan Komisaris LJKNB;

n. menempatkan pengelola statuter; dan/atauo. tindakan pengawasan lain.

(4) Tindakan pengawasan yang diberikan OJK kepada LJKNB sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan atas penilaian OJK terhadap permasalahan yang dihadapi oleh LJKNB.

Pasal 9(1) LJKNB dengan status pengawasan dalam perhatian

dan pengawasan intensif sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf b dan huruf c, wajib :a. menyampaikan rencana tindak (action plan)

sesuai permasalahan yang dihadapi; danb. menyampaikan realisasi rencana tindak (action

plan).(2) LJKNB dengan status pengawasan dalam penyehatan

dan pengawasan restrukturisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf d dan huruf e, wajib :a. menyampaikan rencana tindak (action plan)

sesuai permasalahan yang dihadapi;b. menyampaikan realisasi rencana tindak (action

plan);c. menyampaikan daftar pihak terkait secara

lengkap;d. menyampaikan laporan keuangan terkini;e. menyampaikan rincian aset yang dikelompokkan

berdasarkan tingkat likuiditas;

- 12 -

Page 13:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

f. menyampaikan Peringkat Komposit tingkat kesehatan LJKNB yang terkini;

g. menyampaikan laporan struktur terkini kelompok usaha terkait LJKNB, termasuk badan hukum pemegang saham LJKNB sampai dengan ultimate shareholders;

h. menyampaikan laporan proyeksi arus kas untuk jangka waktu 1 (satu) bulan mendatang atau berdasarkan periode laporan lain, yang terinci secara harian dan dengan frekuensi sesuai dengan yang ditetapkan oleh OJK; dan

i. melakukan tindakan lain dan/atau menyampaikan informasi dan dokumen lain yang ditetapkan oleh OJK.

(3) Rencana tindak (action plan) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a wajib disampaikan kepada OJK paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak surat pemberitahuan status pengawasan oleh OJK, yang paling sedikit memuat rencana perbaikan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi LJKNB disertai jangka waktu penyelesaian.

(4) Rencana tindak (action plan) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dievaluasi oleh OJK paling lama 5 (lima) hari kerja sejak rencana tindak (action plan) diterima secara lengkap.

(5) Dalam hal rencana tindak (action plan) yang disampaikan ditolak oleh OJK, LJKNB wajib mengajukan revisi rencana tindak (action plan) paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan penolakan.

(6) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c sampai dengan huruf i wajib disampaikan kepada OJK paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak surat pemberitahuan LJKNB dengan status pengawasan penyehatan atau pengawasan restrukturisasi.

Pasal 10

- 13 -

Page 14:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

(1) Dalam hal LJKNB ditetapkan status pengawasan intensif, pengawasan penyehatan dan pengawasan resktrukturisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf c sampai dengan huruf e yang disebabkan adanya permasalahan permodalan, selain wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 9, LJKNB dan/atau PSP wajib menyampaikan rencana perbaikan permodalan (capital restoration plan) guna mengatasi permasalahan permodalan LJKNB.

(2) LJKNB dan/atau PSP wajib menyampaikan rencana perbaikan permodalan (capital restoration plan) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada OJK paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak LJKNB ditetapkan dalam pengawasan intensif, pengawasan penyehatan, dan/atau pengawasan restrukturisasi.

(3) Rencana perbaikan permodalan (capital restoration plan) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menggambarkan kemampuan LJKNB untuk memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas, kualitas pendanaan dan/atau modal sendiri terhadap modal disetor yang ditetapkan oleh OJK.

(4) Rencana perbaikan permodalan (capital restoration plan) dinilai oleh OJK paling lama 5 (lima) hari kerja sejak rencana perbaikan permodalan (capital restoration plan) diterima secara lengkap.

(5) Dalam hal rencana perbaikan permodalan (capital restoration plan) LJKNB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak, LJKNB wajib mengajukan revisi rencana perbaikan permodalan (capital restoration plan) paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal penolakan.

Pasal 11(1) LJKNB wajib menyampaikan kepada OJK realisasi

rencana tindak (action plan) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b atau ayat (2) huruf b

- 14 -

Page 15:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

dan/atau realisasi rencana perbaikan permodalan (capital restoration plan) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), setiap akhir bulan paling lama pada hari kerja ketujuh bulan berikutnya.

(2) Realisasi rencana tindak (action plan) dan/atau realisasi rencana perbaikan permodalan (capital restoration plan) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling sedikit:a. permasalahan LJKNB;b. tindakan perbaikan yang telah dilakukan oleh

LJKNB; danc. waktu pelaksanaan perbaikan.

Pasal 12(1) OJK dapat membatasi kegiatan usaha tertentu

terhadap LJKNB dengan status pengawasan penyehatan atau pengawasan restrukturisasi, apabila:a. OJK menilai kondisi LJKNB semakin memburuk; b. OJK menilai kegiatan usaha tertentu dimaksud

menjadi salah satu penyebab memburuknya kondisi LJKNB; dan/atau

c. terjadi pelanggaran ketentuan yang dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris, dewan pengawas syariah dan/atau PSP.

(2) Pembatasan kegiatan usaha tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis oleh OJK kepada LJKNB dan/atau PSP.

Pasal 13(1) LJKNB yang dikenakan pembatasan kegiatan usaha

tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), dapat diumumkan oleh OJK pada situs OJK.

(2) Pengumuman LJKNB dalam oleh OJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan:a. alasan pembatasan kegiatan usaha tertentu; dan

- 15 -

Page 16:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

b. tindakan perbaikan yang wajib dilakukan oleh LJKNB dan/atau larangan yang diperintahkan oleh OJK.

Pasal 14(1) LJKNB yang dikenakan pembatasan kegiatan usaha

tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) wajib :a. menghentikan kegiatan usaha tertentu

dimaksud; danb. memberitahukan kepada seluruh jaringan kantor

mengenai kegiatan usaha tertentu yang dikenakan pembatasan.

(2) Pemberitahuan kepada seluruh jaringan kantor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf wajib dilakukan pada tanggal diterimanya pemberitahuan pembatasan kegiatan usaha tertentu dari OJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2).

Pasal 15(1) LJKNB ditetapkan tidak lagi berada dalam status

pengawasan dalam perhatian, pengawasan intensif, pengawasan penyehatan dan pengawasan restrukturisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) dalam hal kondisi LJKNB membaik dan tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 6.

(2) Penetapan perubahan status pengawasan LJKNB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis oleh OJK kepada Direksi dan Komisaris LJKNB.

Pasal 16LJKNB dengan status pengawasan restrukturisasi ditetapkan oleh OJK tidak dapat disehatkan, apabila berdasarkan penilaian OJK diketahui bahwa:

- 16 -

Page 17:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

a. kondisi LJKNB semakin menurun sehingga tidak mampu lagi meningkatkan permodalan dan tingkat kesehatan keuangan sesuai peraturan perundang-undangan; dan/atau

b. LJKNB dan/atau PSP tidak memiliki kemampuan keuangan dan/atau komitmen untuk meningkatkan permodalan dan tingkat kesehatan keuangan sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 17(1) Dalam hal LJKNB dengan status pengawasan

restrukturisasi ditetapkan oleh OJK tidak dapat disehatkan sebagaimana dimaksud pada Pasal 16, OJK mencabut izin usaha LJKNB.

(2) Pencabutan izin usaha LJKNB oleh OJK disampaikan secara tertulis kepada LJKNB dan PSP serta diumumkan dalam situs resmi OJK.

(3) LJKNB yang telah dicabut izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melakukan pembubaran LJKNB.

(4) Ketentuan terkait pembubaran terhadap LJKNB yang telah dicabut izin usaha sebagaimana dimaksud ayat (3) mengikuti ketentuan perundang-undangan.

BAB IVPENEGAKAN KEPATUHAN

Bagian KesatuSanksi Administratif

Pasal 18(1) LJKNB yang melakukan pelanggaran terhadap

ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 8 ayat (2), Pasal 9 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (5), Pasal 10 ayat (1), ayat (2), ayat (5), Pasal 11 ayat (1), Pasal 12 ayat (1), ayat (2), Pasal 14 ayat (2), Pasal 15 ayat

- 17 -

Page 18:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

(1), ayat (2) dan/atau Pasal 18 ayat (3) dikenakan sanksi administratif berupa:a. peringatan tertulis; dan/ataub. pemberhentian anggota Direksi dan/atau anggota

Dewan Komisaris LJKNB.(2) Dalam hal LJKNB melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) namun pelanggaran tersebut telah diperbaiki, LJKNB dikenai sanksi peringatan tertulis yang berakhir dengan sendirinya.

(3) Dalam hal LJKNB telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan mencabut sanksi peringatan tertulis.

Bagian KeduaPenurunan Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan

Pasal 19Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan telah mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) dan LJKNB tidak memenuhi ketentuan yang menyebabkan dikenakannya sanksi administratif, Otoritas Jasa Keuangan dapat menurunkan hasil penilaian tingkat kesehatan LJKNB.

BAB VKETENTUAN PENUTUP

Pasal 20Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku

pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

- 18 -

Page 19:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

Ditetapkan di Jakartapada tanggal

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

WIMBOH SANTOSO

Diundangkan di Jakartapada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR

- 19 -

Page 20:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

PENJELASANATAS

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGANNOMOR /POJK.05/2020

TENTANGPENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN

LEMBAGA JASA KEUANGAN NONBANK

I. UMUM

Lembaga jasa keuangan nonbank yang sehat merupakan salah satu persyaratan untuk mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan, pertumbuhan perekonomian nasional serta terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap industri. Oleh karena itu setiap permasalahan Lembaga Jasa Keuangan Nonbank perlu mendapat tindakan yang tepat dan diselesaikan dengan cepat agar tidak mengganggu stabilitas sistem keuangan dan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat.

Dalam upaya penyehatan suatu Lembaga Jasa Keuangan Nonbank, permasalahan yang timbul di Lembaga Jasa Keuangan Nonbank perlu diidentifikasi dengan cepat dan dirumuskan secara tepat. Permasalahan yang ditemukan harus segera ditangani dan apabila permasalahan terus membesar maka diperlukan peningkatan tindakan pengawasan agar mampu memberikan solusi penyelesaian atas permasalahan yang terjadi.

Tindakan pengawasan yang cepat bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan usaha dari Lembaga Jasa Keuangan Nonbank agar terus dapat menunaikan kewajibannya kepada konsumen. Dalam hal dinilai bahwa Lembaga Jasa Keuangan Nonbank tidak dapat lagi mempertahankan kesehatannya, OJK harus dapat segera memutuskan untuk mencabut izin usahanya (exit policy). Langkah pencabutan izin usaha dilakukan dengan segera setelah lembaga jasa keuangan

- 20 -

Page 21:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

diyakini tidak mampu menjaga tingkat kesehatannya agar meminimalisir kerugian terhadap konsumen.

Pengaturan terhadap aspek exit policy bagi lembaga jasa keuangan nonbank diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih komprehensif dan rinci mengenai status pengawasan, serta tindakan pengawasan baik bagi OJK maupun Lembaga Jasa Keuangan Nonbank sehingga hak peserta, nasabah dan/atau pemegang polis dapat dipenuhi dengan segera, serta meminimalisir adanya permasalahan terkait hak peserta akibat perangkat hukum yang kurang lengkap atau karena berlarut-larutnya kondisi kesehatan lembaga jasa keuangan nonbank.

Mekanisme exit policy bagi Lembaga Jasa Keuangan Nonbank yang efektif dan efisien pada akhirnya akan meningkatkan perlindungan konsumen lembaga jasa keuangan nonbank dan meningkatkan kepercayaan konsumen kepada lembaga jasa keuangan nonbank.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf a Yang dimaksud dengan normal adalah

pengawasan terhadap LJKNB yang tidak memenuhi kriteria sebagai LJKNB yang dinilai memiliki potensi kesulitan yang membahayakan kelangsungan usaha atau tidak memenuhi kriteria sebagai LJKNB yang dinilai mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usaha.

Huruf b Yang dimaksud dengan dalam perhatian adalah suatu peningkatan proses pengawasan terhadap LJKNB yang sebelumnya berada dalam pengawasan normal dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi LJKNB.

- 21 -

Page 22:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

Tindakan untuk mengembalikan kondisi LJKNB dilakukan dengan menetapkan tindakan pengawasan (supervisory actions) yang sesuai dengan permasalahan LJKNB.

Huruf cYang dimaksud dengan intensif adalah suatu peningkatan proses pengawasan terhadap LJKNB yang sebelumnya berada pada pengawasan normal atau dalam perhatian dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi LJKNB. Tindakan untuk mengembalikan kondisi LJKNB dilakukan dengan menetapkan tindakan pengawasan (supervisory actions) yang sesuai dengan permasalahan LJKNB.

Huruf dYang dimaksud dengan penyehatan adalah suatu peningkatan proses pengawasan terhadap LJKNB yang sebelumnya berada pada pengawasan normal, pengawasan dalam perhatian, atau pengawasan intensif dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi LJKNB. Tindakan untuk mengembalikan kondisi LJKNB dilakukan dengan menetapkan tindakan pengawasan (supervisory actions) yang sesuai dengan permasalahan LJKNB.

Huruf dYang dimaksud dengan resktrukturisasi adalah suatu peningkatan proses pengawasan terhadap LJKNB yang sebelumnya berada pada pengawasan normal, pengawasan dalam perhatian, pengawasan intensif, atau pengawasan penyehatan dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi LJKNB. Tindakan untuk mengembalikan kondisi LJKNB dilakukan dengan menetapkan tindakan pengawasan (supervisory actions) yang sesuai dengan permasalahan LJKNB.

Ayat (3)Yang dimaksud dengan peringkat faktor tata kelola

perusahaan yang baik adalah peringkat faktor tata kelola perusahaan yang baik sebagaimana dimaksud dalam ketentuan mengenai penilaian tingkat kesehatan lembaga jasa keuangan nonbank.

- 22 -

Page 23:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

Penilaian faktor dilakukan berdasarkan laporan keuangan LJKNB dan ketentuan OJK mengenai tingkat kesehatan LJKNB.

Pasal 3Cukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5Cukup jelas.

Pasal 6Cukup jelas.

Pasal 7Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Perhitungan jangka waktu status pengawasan LJKNB paling lama 1 (satu) tahun termasuk jangka waktu penyusunan dan revisi rencana tindak (action plan).

Ayat (3)Yang dimaksud dengan peningkatan tindakan pengawasan adalah peningkatan jumlah tindakan pengawasan dan/atau penerapan tindakan pengawasan yang berdampak lebih berat bagi LJKNB dari tindakan pengawasan yang ditetapkan sebelumnya.

Ayat (4)Penilaian OJK berdasarkan pada kompleksitas permasalahan dan kapasitas usaha LJKNB.

Pasal 8Ayat (3)

Huruf aCukup jelas.

Huruf b

- 23 -

Page 24:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

Yang dimaksud dengan pihak terkait adalah orang atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun yang tidak berbentuk badan hukum, yang memiliki hubungan dengan satu Pihak atau lebih, sedemikian rupa sehingga salah satu dari mereka dapat mempengaruhi pengelolaan atau kebijakan dari Pihak lain atau sebaliknya.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kCukup jelas.

Huruf lCukup jelas.

Huruf m Penggantian Direksi dan/atau Dewan

Komisaris dapat dilakukan sebagian atau seluruh anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

Huruf nCukup jelas.

Huruf oYang dimaksud dengan pengelola statuter adalah pengelola statuter sebagaimana dimaksud dalam ketentuan OJK yang mengatur mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada lembaga jasa keuangan.

- 24 -

Page 25:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

Ayat (4)Cukup jelas.

Pasal 9Ayat (1)

Cukup jelas.Ayat (2)

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hCukup jelas.

Huruf iInformasi dan dokumen lain yang diperlukan

berupa informasi dan dokumen yang dibutuhkan dalam rangka realisasi rencana tindak atau realisasi rencana perbaikan permodalan untuk pemenuhan tingkat kesehatan LJKNB.

Ayat (3)Cukup jelas.

Ayat (4)Cukup jelas.

Ayat (5)Cukup jelas.

Ayat (6)Cukup jelas.

- 25 -

Page 26:  · Web viewOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: /POJK.05/2020 TENTANG PENETAPAN STATUS …

Pasal 10Cukup jelas.

Pasal 11Cukup jelas.

Pasal 12Cukup jelas.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15Cukup jelas.

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal 17Cukup jelas.

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Cukup jelas.

Pasal 20Cukup jelas.

- 26 -