web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. kategori kedua adalah...

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi merupakan kegiatan inti di dalam aktivitas perusahaan. Tanpa adanya kegiatan produksi maka perusahaan tidak mampu beroperasi untuk menghasilkan produk. Kebijakan yang diambil pihak manajemen perusahaan dalam mengelola kegiatan produksi memiliki pengaruh besar pada efesiensi produksi yang nantinya berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan dan harga produk yang harus ditetapkan. Kesalahan dalam menyikapi bagaimana produksi beroperasi pada level produktivitas tinggi akan mengakibatkan biaya produksi yang membengkak dan pada akhirnya sangat berpengaruh pada penetapan harga produk yang cenderung tinggi. Kurang tepatnya mengelola faktor-faktor produksi secara efektif dan efesien maka perusahaan akan selalu menghadapi kerugian-kerugian yang terjadi karena faktor-faktor produksi yang tidak sepenuhnya digunakan dalam kegiatan operasi produksi. Mempelajari tentang bagaimana mengelola faktor- faktor produksi (tenaga kerja, modal, sumber daya alam, teknologi) secara efektif dan efesien dalam kegiatan operasi perusahaan adalah suatu hal yang sangat penting untuk dipelajari serta mempelajari biaya perbelanjaan- SUKRON ALI (08029830

Upload: buidat

Post on 05-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produksi merupakan kegiatan inti di dalam aktivitas perusahaan. Tanpa

adanya kegiatan produksi maka perusahaan tidak mampu beroperasi untuk

menghasilkan produk. Kebijakan yang diambil pihak manajemen perusahaan

dalam mengelola kegiatan produksi memiliki pengaruh besar pada efesiensi

produksi yang nantinya berpengaruh pada biaya yang dikeluarkan dan harga

produk yang harus ditetapkan. Kesalahan dalam menyikapi bagaimana produksi

beroperasi pada level produktivitas tinggi akan mengakibatkan biaya produksi

yang membengkak dan pada akhirnya sangat berpengaruh pada penetapan harga

produk yang cenderung tinggi. Kurang tepatnya mengelola faktor-faktor produksi

secara efektif dan efesien maka perusahaan akan selalu menghadapi kerugian-

kerugian yang terjadi karena faktor-faktor produksi yang tidak sepenuhnya

digunakan dalam kegiatan operasi produksi.

Mempelajari tentang bagaimana mengelola faktor-faktor produksi

(tenaga kerja, modal, sumber daya alam, teknologi) secara efektif dan efesien

dalam kegiatan operasi perusahaan adalah suatu hal yang sangat penting untuk

dipelajari serta mempelajari biaya perbelanjaan-perbelanjaan faktor-faktor

produksi yang dibutuhkan adalah diperlukan dalam program efesiensi biaya

produksi. Dengan memepelajari bagaimana pengelolaan produksi dan biaya

produksi maka akan membantu kegiatan operasi perusahaan untuk berada pada

tingkat produktivitas yang tinggi dan tidak ada faktor-faktor produksi yang

menganggur; semua faktor-faktor produksi digunakan pada tingkat optimum.

Pada saat perusahaan mencapai posisi ini, perusahaan akan mampu menekan

biaya operasi seminimal mungkin dan akhirnya laba perusahaan akan mengalami

peningkatan.

Dari uraian tersbut di atas, bisa dikatakan bahwa mempelajari lebih

lanjut tentang Teori Produksi dan Teori Biaya adalah suatu hal yang sangat

SUKRON ALI (08029830

Page 2: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

2

berharga sebagai acuan dalam usaha mencapai efektivitas, efesiensi dan

produktivitas produksi pada titik paling optimum.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas

maka rumusan masalah dari teori biaya dan produksi ini sebagai berikut:

“Bagaimana strategi pengelolaan biaya dan produksi secara efektif dan efesien

untuk mencapai produktivitas tinggi dalam mencapai keuntungan yang paling

optimum dalam kegiatan operasi produksi?”

Masalah konsep teori perilaku konsumen tersebut menjadi beberapa

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah yang seharusnya dilakukan oleh pihak manajemen untuk

memaksimumkan produksi?

2. Bagaimanakah yang seharusnya dilakukan oleh pihak manajemen untuk

meminimumkan biaya dalam kegiatan operasi produksi?

3. Pada saat bagaimanakah kegiatan produksi perlu ditingkatkan atau

diturunkan dengan melihat hubungan-hubungan antara kurva-kurva biaya

yang cukup representatif untuk hal tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan pengkaji

tentang teori produksi dan biaya.

2. Untuk menambah pemahaman tentang bagaimana mengelola faktor-faktor

produksi secara efektif dan efesien guna mencapai tingkat produktivitas

yang tinggi dalam kegiatan operasi produksi suatu perusahaan.

3. Untuk menambah pemahaman tentang bagaiman pengelolaan biaya

produksi secara efektif dan seefesien mungkin guna mencapai keuntungan

yang tinggi.

4. Untuk menambah pemahaman tentang pengklasifikasian biaya-biaya

dalam kegiatan perusahaan.

SUKRON ALI (08029830

Page 3: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biaya

Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

untuk dapat menghasilkan output. Kegiatan produksi dalam perusahaan dapat

dilaksanakan apabila tersedia faktor-faktor produksi. Suatu perusahaan

manufaktur ynag akan melakukan operasi produksi harus terlebih dahulu

menyediakan faktor-faktor produksi itu.

Sudah barang tentu pula bahwa semua faktor produksi itu tidak dapat

diperoleh dengan cuma-cuma, melainkan harus dibeli karena tidak ada faktor

produksi pun yang merupakan barang bebas; semuanya adalah barang ekonomi

yang jumlah atau tersedia adalah langka (scarce) sehingga untuk mendapatkannya

tentu harus dilakukan pengorbanan. Adapun bentuk pengorbanan ini, yang paling

jelas adalah pembelian. Dengan demikian, biaya produksi tidak lebih dan tidak

kurang daripada penjumlahan harga-harga faktor produksi atau input itu.

Sekalipun besarnya biaya produksi untuk setiap output tidak semata-mata hanya

tergantung pada harga pembelian input ini. Jadi, biaya produksi adalah nilai

semua faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan (memproduksi)

output. Definisi ini, mempunyai batasan arti yaitu dipergunakan istilah nilai.

Maksud istilah nilai dalam batasan di atas itu adalah bahwa semua faktor produksi

yang dipergunakan untuk menghasilkan output itu haruslah dapat dinilai dengan

suatu ukuran tertentu, dalam hal ini adalah satuan nilai uang; jadi, harus dapat

ditetapkan harganya.

SUKRON ALI (08029830

Page 4: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

4

Oleh karena itu, biaya produksi setiap output itu tergantung pada dua hal,

yaitu sebagai berikut:

a. Berapa besar biaya harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan

input; yakni: harga input.

b. Efesiensi perusahaan yang bersangkutan dalam mempergunakan inputnya.

Dua perusahaan yang memiliki input yang persis sama, tetapi yang satu

bekerja dengan lebih efesien (dengan efesiensi yang lebih besar) dari yang

lain, maka perusahaan yang bekerja dengan lebih efesien itu adalah yang dapat

lebih menekan biaya produksinya.

Sementara itu, sumber-sumber yang dipergunakan di dalam produksi itu

dapat dibagi menjadi dua kategori utama. Kategori pertama adalah sumber-

sumber atau input yang jumlahnya tetap sekalipun jumlah output yang dihasilkan

bertamabah ataupun berkurang. Sumber-sumber ini disebut sebagai sumber-

sumber tetap (fixed resources), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan

sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya

berubah-ubah relatif dengan berubah-ubahnya output yang dihasilkan. Artinya,

input jenis kedua ini akan bertambah jika output yang dihasilkan bertambah dan

berkurang jika output yang dihasilkan berkurang. Sumber-sumber ini disebut

sebagai sumber-sumber variabel (variable resources), misalnya: bahan mentah

(bahan baku dan bahan penolong), jam kerja pekerja, dan sebagainya.

b.2 Klasifikasi Biaya

Seperti yang telah dijelaskan bahwa sumber biaya terbagi menjadi dua

kategori yaitu fixed cost dan variable cost. Klasifikasi biaya-biayanya, yakni

baiya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Fixed cost (FC) adalah

biaya untuk fixed resources, sedangkan variable cost (VC) adalah biaya untuk

varieble resources; hasil jumlah kedua biaya itu akan menghasilkan biaya total

(TC). Selain itu baik biaya tetap, biaya variabel, maupun biaya total, ketiga-

tiganya dapat dicari nilai rata-ratanya yang kemudian akan menghasilkan nilai-

SUKRON ALI (08029830

Page 5: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

5

nilai biaya seperti: biaya rata-rata (AFC), biaya variabel rata-rata (AVC), dan

biaya marginal (MC). Secara keseluruhan, biaya itu ada dua macam, yakni biaya

langsung (direct cost) dan biaya tak langsung (indirect cost).

2.2.1 Biaya Total

Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan proses

produksi, seperti biaya bahan mentah, bahan pembantu, bahan bakar dan

sebagainya. Biaya langsung ini juga disebut biaya prima (prime cost) dan biaya

yang dapat dipisahkan (separable cost). Biaya tak langsung adalah biaya yang

tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Biaya tak langsung ini juga

disebut biaya yang tak dapat dipisahkan (unseparable cost) dan biaya overhead.

Biaya jenis yang kedua ini terbagi menjadi dua, yakni biaya overhead tetap (fixed

overhead) dan biaya overhead variabel (variable overhead cost). Biaya overhead

tetap adalah biaya yang tak langsung berhubungan dengan proses produksi serta

jumlahnya pun tetap. Contohnya adalah biaya penyusutan, gaji, dan sebagainya.

Biaya overhead variabel adalah biaya yang tak langsung berhubungan dengan

proses produksi, namun jumlahnya berubah seiring dengan berubahnya jumlah

output, seperti biaya listrik, pajak, dan sebagainya.

Pengertian biaya tetap (fixed cost atau FC) adalah biaya overhead tetap.

Sedangkan yang dimaksud dengan biaya variabel (variable cost atau VC) adalah

biaya langsung ditambah dengan biaya overhead variabel.

Pengklasifikasian lebih rinci dari biaya-biaya tersebut adalah sebagai berikut:

a. Fixed Cost/FC ( Biaya Tetap)

Biaya tetap adalah seluruh perbelanjaan-perbelanjaan yang besarnya

tetap berapapun jumlah output yang dihasilkan. Contoh-contoh bagi fixed cost

(biaya tetap) ini dalam kenyataan adalah misalnya: sewa (rent), asuransi

(insurance), biaya pemeliharaan (maintenance cost), biaya penyusutan barang-

barang modal (depreciation) biaya bagi hasil (profit sharing), gaji (baik gaji

karyawan tetap maupun biaya gaji pemimpin, dan sebagainya. Dari semua biaya

yang tergolong dalam fixed cost itu bersifat independent (tidak tergantung)

terhadap besarnya output yang dihasilkan.

SUKRON ALI (08029830

Page 6: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

6

b. Variable Cost/VC ( Biaya Variabel)

Variable cost merupakan biaya untuk pengadaan atau pembelian sumber-

sumber variabel atau variable resuorces yang besarnya berubah-ubah sesuai

output yang dihasilkan dengan perkataan lain, besarnya biaya variabel itu

berbanding lurus (atau berjalan searah) dengan besarnya jumlah output yang

dihasilkan. Contoh-contoh variable cost antara lain: upah, bahan-bahan mentah,

bahan bakar, transportasi dan sebagainya.

c. Total Cost/TC (Biaya Total)

Biaya total merupakan penjumlahan dari semua jenis biaya yang ada,

yaitu penjumlahan seluruh biaya yang dikeluarkan, baik untuk fixed resources

maupun variable resources.(TC=FC+VC )

Karena biaya variabel merupakan unsur biaya total, maka biaya total

memiliki sifat sebagaimana yang juga dimiliki oleh biaya variabel, yakni bahwa

besarnya biaya total itu berubah-ubah relatif perubahan jumlah output yang

dihasilkan. Namun, fixed cost yang juga bagian dari biaya total, nilai eksistensinya

tetap tidak berubah.

Rp (a) TC

VC FC

A VC

0 Q

output

Rp (b) TC

VC

A FC

0 Q

output

Gambar 1: Hubungan antara Kurva TC, VC, dan FCSelisih antara VC dan TC adalah FC (yakni TC =FC + VC) Panel (a) menunjukkan bahwa

karena biaya tetap (FC) itu selalu tetap sebesar (0A), jarak yang memisahkan antara kurva TC

dan kurva VC selalu sama, yakni sebesar FC. Panel (b) menunjukkan bahwa bentuk kurva TC

sama dengan kurva VC, hanya saja kurva TC itu tidak dimulai dari titik nol. Kedua panel

SUKRON ALI (08029830

Page 7: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

AVC,

AC,

DAN

MC

(Rp)

Q0

FC

Q1 Q2

B

A

VC dan

TC (Rp)

output

SAFC

RFC

7

menunjukkan bahwa TC=FC+VC dan bahwa kurva TC dimulai tingkat biaya tetap

sebesar Rp 0A.

2.2.2 Biaya Rata-Rata

Selain itu baik biaya tetap, biaya variabel, maupun biaya total, ketiga-

tiganya dapat dicari nilai rata-ratanya yang kemudian akan menghasilkan nilai-

nilai biaya seperti: biaya teta rata-rata (AFC), biaya variabel rata-rata (AVC), dan

biaya marginal (MC). Secara keseluruhan, biaya itu ada dua macam, yakni biaya

langsung (direct cost) dan biaya tak langsung (indirect cost).

a. Average Fixed Cost/AFC ( Biaya Tetap Rata-rata)

Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap untuk setiap satuan output yang

dihasilkan. Dengan demikian, biaya tetap rata-rata atau AFC diketahui dengan

cara membagi biaya tetap dengan jumlah output.( AFC=FC /Q ).

b. Average Variable Cost/AVC ( Biaya Variabel Rata-rata)

Biaya variabel rata-rata adalah besarnya biaya variabel untuk setiap

satuan output yang dihasilkan.

c. Average Cost/AC ( Biaya Rata-rata)

Biaya rata-rata adalah besarnya biaya total persatuan output yang

dihasilkan. (TC=FC+VC )→( TCQ

+ FCQ

+ VCQ )→ AC=TC

Q

d. Marginal cost/MC (Biaya Marginal)

Istilah marginal itu selalu diartikan sebagai additional atau extra, yakni

tambahan. Dengan kata lain marginal cost adalah pertambahan biaya total untuk

satu satuan output.(MC= ∆ FC∆Q

+ ∆ VC∆ Q

=0+ ∆ VC∆ Q

=TC 2−TC 1Q 2−Q 1

→ MC=∆ TC∆ Q )

TC

VC

A

0 Q

MC

AC

AVC

Gambar 2:Hubungan antara Kurva

Biaya Rata-rata Dan Kurva

Biaya Total

SUKRON ALI (08029830

Page 8: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

8

Kurva biaya marginal MC memotong

kurva AC maupun AVC di titik yang

terendah, yakni di titik S dan R.

Perpotongan ini terjadi pada tingkat

output Q1 dan Q2. Kedua, tingkat

output ini terjadi pada waktu kurva

VC disinggung oleh garis singgung

0A di titik A dan kurva TC oleh garis

singgung 0B dai titik B.

b.3 Pengertian Produksi

Secara mudah, istilah produksi dan konsumsi ini bisa diterjemahkan

dengan pembuatan dan pemakaian. Produksi adalah menciptakan, menghasilkan,

membuat. Kegiatan produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan

yang memungkinkan dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa

melakukan produksi, orang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam,

modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur itu disebut faktor-

faktor-faktor produksi (factors of production). Jadi, semua unsur yang menopang

usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai

faktor-faktor produksi.

b.3.1 Fungsi Produksi

Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor

produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal

pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.

Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam rumus, yaitu seperti berikut:

Q= f(K,L,R,T)

di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini

meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian keusahawanan, R adalah

kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q

adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor tersebut,

yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang

dianalisis sifat produksinya.

Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua

pendekatan berikut:

Teori produksi dengan satu faktor berubah.

Teori produksi dengan dua faktor berubah.

SUKRON ALI (08029830

Page 9: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

9

2.4. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah

Teori produksi sedehana menggambarkan tentang hubungan di antara

tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk

menghasilkan berbagai barang tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis

tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya,

yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga

teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi

yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

Hukum hasil yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak

dapat dipisah-pisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan sifat

pokok dari hubungan di antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan

untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum hasil yang semakin berkurang

menyatakan bahwa “apabila produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga

kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total

semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu

produksi tamabahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai

negatif”. Sifat pertambahan produksi menyebabkan pertambahan produksi total

semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian

menurun. Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih semakin

berkurang menyatakan bahwa hubungan di antara tingkat produksi dan jumlah

tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:

Tahap pertama : produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.

Tahap kedua : produksi total pertambahannya semakin lambat.

Ttahap ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang.

Tanah

(Hektar)(1)`

Tenaga Kerja

(Orang)(2)

Produksi Total(unit)

(3)

Produksi Marjinal

(4)

Produksi rata-rata

(unit)(5)

Tahap

(unit)(6)

111

123

150400810

150250410

150200270

PERTAMA

SUKRON ALI (08029830

Page 10: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

QQ3

Q2

Q3

10

11111

45678

10801299144015051520

2702101506515

270258240215180

KEDUA

11

910

14401300

-80-140

160130 KETIGA

Tabel 1: Hubungan Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi

2.4.1 Produksi Total, Produksi Rata-rata, dan Produksi Marjinal

Produksi marjinal merupakan tambahan produksi yang diakibatkan oleh

pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ∆ adalah pertambahan

tenaga kerja, ∆TP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marjinal

(MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

MP=∆ TP∆ L

Sedangkan produksi rata-rata, yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan

setiap pekerja ditunjukkan dalam kolom (5). Apabila produksi total adalah TP,

jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan berikut:

AP=TPL

SUKRON ALI (08029830

Page 11: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

0

AP

MPINPUT

IQ = 4000

A6

Modal

11

3 4 8

Gambar 3: Kurva Produksi Total, Produksi Rata-tata dan Produksi Marjinal

2.5 Teori Produksi Dengan Dua Faktor Berubah

Dalam analisis yang berikut ini dimisalkan terdapat dua jenis faktor

produksi yang dapat diubah jumlahnya. Misalkan yang dapat diubah adalah tenaga

kerja dan modal serta kedua faktor produksi yang dapat berubah ini dapat

dipertukarkan satu sama lain dalam penggunaannya; yaitu tenaga kerja dapat

menggantikan modal atau sebaliknya. Apabila dimisalkan pula harga tenaga kerja

dan pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang

bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk

mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat ditunjukkan. Untuk itu perlu

dijelaskan tentang kurva produksi sama (isoquant) dan garis biaya sama (isoqost).

2.5.1 Kurva Produksi Sama (isoquant)

Kurva isoquant adalah kurva yang menggambarkan gabungan tenaga

kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu.

Gabungan Tenaga Kerja (unit) Modal (unit)

ABCD

1236

6321

Tabel 2: Gabungan Tanaga Kerja dan Modal untuk Menghasilkan 1000 Unit Produksi

SUKRON ALI (08029830

Page 12: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

6

IQ = 1000

3

IQ = 2000

2

IQ = 3000

1 Tenaga Kerja

D1

2

TC

3

TC1

A

B

TC2

C

TC3

4 8 10 12

2

14 Tenaga Kerja

12

4

2

5

6

7Modal

Gambar 4: Kurva Produksi Sama (Isoquant Curve)

Gabungan A menunjukkan bahwa 1 unit tenaga kerja dan 6 unit modal

dapat menghasilkan produksi yang diinginkan tersebut. Gabungan B

menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 2 unit tenaga kerja dan 3 unit modal.

Gabungan C menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 3 unit tenaga kerja dan

2 unit modal. Akhirnya gabungan D menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah

6 unit tenaga kerja dan 1 unit modal dan semuanya berlaku untuk pada kapasitas

produksi sebanyak 1000 unit sedangkan kurva IQ1, IQ2, dan IQ3 yang terletak di

atas kurva IQ adalah menggambarkan tingkat produksi yang berbeda-beda dan

menunjukkan gabungan tenaga kerja dan modal dengan tingkat produksi yang

ditunjukkanmya.

2.5.2 Garis Biaya Sama (Isoqost)

Garis biaya sama (isoqost) adalah kurva yang menggambarkan gabungan

faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya

tertentu. Untuk dapat membuat garis biaya sama data yang diperlikan adalah:

harga faktor-faktor produksi yang digunakan dan jumlah uang yang tersedia untuk

membeli faktor-faktor produksi.

SUKRON ALI (08029830

Page 13: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

C4R21 3012

2

9 Tenaga Kerja

IQ =1500R BTC3

2TC2

DTC TC1

P8 IQ =2000

4

5

12

20

14

14

12IQ =1500IQ =2500

E

Modal

C14 Q

A

13

Gambar 5: Gambar Biaya Sama (Isoqost Curve)

Garis TC menunjukkan gabungan-gabungan tenaga kerja dan biaya

modal yang diperoleh dengan menggunakan Rp.80000 dengan upah tenaga kerja

Rp. 10000/unit dan modal Rp.20000/unit, di mana titik A pada TC menunjukkan

dana Rp.80000 dapat digunakan untuk memperoleh 2 unit tenaga kerja dan 4 unit

modal. Garis TC1, TC2, dan TC3 menunjukkan beberapa garis biaya sama apabila

jumlah uang yang tersedia adalah Rp.100000, Rp.120000 dan Rp. 140000.

2.6 Meminimumkan Biaya dan Memaksimumkan Produksi

Dengan menggabungkan isoquant curve dan isocost curve maka dapat

dijelaskan hal-hal berikut:

a. Apabila jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan,

keadaan yang bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi?

b. Apabila jumlah produksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan

yang bagaimanakah yang meminimumkan biaya?

Gambar 6: Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Keuntungan

2.6.1 Memaksimumkan Produksi

Terdapat 5 titik yang terletak pada barbagai kurva produksi sama yang

merupakan titik perpotongan atau titik persinggungan dengan garis TC2 yaitu A,

B, C, dan E. Dari kelima titik ini, titik E terletak di kurva produksi sama yang

paling tinggi, yaitu kurva kurva produksi sama pada tingkat produksi sebanyak

2500 unit. Ini berarti gabungan yang diwujudkan oleh titik E akan

SUKRON ALI (08029830

Page 14: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

14

memaksimumkan jumlah produksi yang dapat dibiayai oleh uang sebanyak

Rp.300000. gabungan tersebut terdiri dari 12 unit modal dan 12 tenaga kerja.

2.62 Meminimumkan Biaya.

Yang biayanya paling minimum adalah gabungan yang

ditunjukkan oleh titik yang terletak pada garis biaya sama yang paling

rendah dan ditunjukkan oleh titik P pada garis TC. Dengan demikian titik

ini menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan

membutuhkan biaya paling minimum untuk menghasilkan 1500 unit.

Faktor produksi itu terdiri dari 9 tenga kerja dan 8 unit modal, dan biaya

yang dikeluarkan adalah Rp.210000.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mempelajari tentang bagaimana mengelola faktor-faktor produksi

(tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan teknologi) secara efektif dan

efesien dalam kegiatan operasi perusahaan adalah suatu hal yang sangat

penting untuk dipelajari serta mempelajari biaya perbelanjaan-

perbelanjaan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan adalah diperlukan

dalam program efesiensi biaya produksi. Dengan memepelajari bagaimana

pengelolaan produksi dan biaya produksi maka akan membantu kegiatan

operasi perusahaan untuk berada pada tingkat produktivitas yang tinggi

dan tidak ada faktor-faktor produksi yang menganggur; semua faktor-

faktor produksi digunakan pada tingkat optimum. Pada saat perusahaan

mencapai posisi ini, perusahaan akan mampu menekan biaya operasi

seminimal mungkin dan akhirnya laba perusahaan akan mengalami

peningkatan.

3.2 Saran

SUKRON ALI (08029830

Page 15: Web view), misalnya: tanah, bangunan, mesin-mesin besar dan sebagainya. Kategori kedua adalah sumber-sumber atau input yang jumlahnya berubah-ubah relatif dengan

15

Setelah penulis memahami pemahaman pemahaman tentang teori produksi

dan biaya maka bisa dikatakan bahwa mempelajari lebih lanjut tentang Teori

Produksi dan Teori Biaya adalah suatu hal yang sangat berharga sebagai acuan

dalam usaha mencapai efektivitas, efesiensi dan produktivitas produksi pada titik

paling optimum.

DAFTAR PUSTAKA

Rosyidi, Suherman. (2006). Pengantar Teori Ekonomi.

Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada

Sukirno,sadono. (2005). Pengantar Teroi Ekonomi Mikro.

Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada

SUKRON ALI (08029830