library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2011-2... · web viewmenguji...

21
6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan menggunakan SPC (Statistical Process Control ) dan SQC (Statistical Quality Control), mempunyai 7 (tujuh) alat statistik utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan kualitas (Besterfield, 2009), antara lain yaitu; check sheet, diagram pareto, diagram sebab- akibat, histogram, scatter diagram, run chart, dan control chart. Tujuh metode tersebut nantinya akan saling membantu untuk menunjukan kualitas dari sebuah produk. 2.1 Check Sheet atau Lembar Pengumpul Data Check Sheet adalah suatu formulir di mana item – item yang akan diperiksa telah dicetak dalam formulir dengan maksud agar data dapat dikumpulkan secara mudah dan ringkas (Montgomery, 2009). Tujuan pembuatan Check Sheet adalah menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan akurat untuk dilakukan pengendalian proses dan penyelesaian masalah. Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya akan digunakan dan dianalisa secara cepat dan mudah. Penggunaan Check Sheet atau Lembar Pengumpulan Data bertujuan untuk (Montgomery, 2009):

Upload: others

Post on 10-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

6

BAB 2

LANDASAN TEORIKualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau

kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006).

Pengendalian kualitas secara statistik dengan menggunakan SPC (Statistical Process

Control) dan SQC (Statistical Quality Control), mempunyai 7 (tujuh) alat statistik

utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan kualitas

(Besterfield, 2009), antara lain yaitu; check sheet, diagram pareto, diagram sebab-

akibat, histogram, scatter diagram, run chart, dan control chart.

Tujuh metode tersebut nantinya akan saling membantu untuk menunjukan

kualitas dari sebuah produk.

2.1 Check Sheet atau Lembar Pengumpul Data

Check Sheet adalah suatu formulir di mana item – item yang akan diperiksa

telah dicetak dalam formulir dengan maksud agar data dapat dikumpulkan secara

mudah dan ringkas (Montgomery, 2009).

Tujuan pembuatan Check Sheet adalah menjamin bahwa data dikumpulkan

secara teliti dan akurat untuk dilakukan pengendalian proses dan penyelesaian

masalah. Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya akan digunakan dan

dianalisa secara cepat dan mudah.

Penggunaan Check Sheet atau Lembar Pengumpulan Data bertujuan untuk

(Montgomery, 2009):

a. Memudahkan proses pengumpulan data terutama untuk mengetahui

bagaimana sesuatu masalah sering terjadi. Tujuan utama dari

penggunaan Check Sheet adalah membantu mentabulasi banyaknya

kejadian dari suatu masalah tertenu atau penyebab tertentu.

b. Mengumpulkan data tentang jenis masalah yang sering terjadi. Dalam

kaitan ini, lembar periksa akan membantu memilah-milah data

kedalam kategori yang berbeda-beda seperti penyebab-penyebab,

masalah-masalah, dll

c. Menyusun secara otomatis, sehingga data tersebut dapat dipergunakan

dengan mudah.

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

7

d. Memisahkan antara opini dan fakta. Kita sering berfikir bahwa kita

mengetahui sesuatu masalah atau tanggapan bahwa sesuatu penyebab

itu merupakan hal yang paling penting. Dalam kaitan ini, lembar

periksa akan membantu membuktikan opini kita itu apakah sudah

benar atau salah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Check Sheet antara lain,

yaitu:

- Sasarannya harus jelas

- Keterangan yang diperlukan memenuhi sasaran

- Dapat diisi dengan mudah dan cepat

- Dapat disimpulkan dengan cepat

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

8

2.2 Diagram Pareto

Diagram Pareto adalah grafik yang menunjukkan masalah berdasarkan

urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh

grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri dan

seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik

batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan

(Besterfield, 2009).

Diagram pareto ini merupakan suatu gambaran yang mengurutkan

klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga

terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalah yang paling penting

untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan masalah yang tidak

harus segera diselesaikan (ranking terendah) diagram pareto juga dapat

mengidentifikasikan masalah yang paling penting yang mempengaruhi usaha

perbaikan kualitas (Besterfield, 2009).

Diagram pareto adalah kombinasi dua macam bentuk grafik yaitu grafik

kolom dan grafik garis, berguna untuk (Besterfield, 2009):

Menunjukkan pokok masalah.

Menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap

keseluruhan.

Menunjukkan perbandingan masalah sebelum dan sesudah perbaikan.

Langkah-langkah pembuatan diagram pareto (Besterfield, 2009):

- Tentukan bagaimana data harus diklasifikasikan menurut pelaksanaan

pekerjaan.

- Tentukan periode waktu yang diperlukan untuk mempelajari dan buat

lembar isian (Check Sheet) yang mencakup periode waktu dari semua

klasifikasi data yang mungkin, kemudian kumpulkan datanya.

- Untuk tiap kelompok hitunglah data untuk seluruh periode waktu dan

catatlah jumlah totalnya.

- Gambarlah sumbu horizontal dan vertikal pada scarik kertas grafik.

Bagilah sumbu horizontal ke dalam bagian yang sama, satu bagian

untuk tiap kelompok. Skala sumbu vertikal dibuat sedemikian rupa

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

9

sehingga titik puncak sumbu vertikal tersebut menggambarkan suatu

jumlah yang sama dengan jumlah total dari semua kelompok.

- Gambar data ke dalam bentuk kolom. Mulailah dari sisi sebelah kiri

dari grafik tersebut dengan kelompok yang semakin kecil. Bilamana

ada kelompok yang disebut “lain-lain” gamabarkanlah kelompok itu

pada bagian yang paling akhir setelah kelompok yang paling kecil.

- Gambarlah garis kumulatif. Mulailah dengan menggambar garis

diagonal memotong kolom yang pertama, dengan dimulai dari dasar

pada suduk kiri (titik nol). Dari bagian atas sudut kanan pada kolom

pertama, lanjutkan garis ini ke arah yang baru dengan

menggerakkannya ke arah kanan yang jaraknya sama tinggi kolom

kedua, dari titik tersebut tariklah garis lurus untuk ruas berikutnya,

teruskan ke arah kanan dengan jarak yang sama dengan lebar kolom

dan menuju ke atas denga jarak yang sama dengan tingginya kolom

ketiga. Ulangi terus samapai ujung sudut kanan paling atas dari grafik

tercapai. Tingginya garis komulatif pada titik ini menggambarkan

jumlah data yang telah di kumpulkan.

- Buat sumbu vertikal yang lain di sebelah kanan grafik dan buat skala

dari 0 – 100 %. Akhir dari garis kumulatif adalah pada titik yang

bertuliskan 100%.

- Tambahkan keterangan pada diagram pareto tersebut. Jelaskan siapa

yang telah mengumpulkan data tersebut, kapan dan di mana, serta

tambahan informasi apa saja yang oenting untuk mengindentifikasi

data.

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

10

2.3 Diagram Sebab-Akibat (Cause-and-Effect Diagram)

Diagram ini disebut juga grafik tulang ikan, yaitu diagram yang

menunjukkan sebab akibat yang berguna untuk mencari atau menganalisa

penyebab timbulnya masalah sehingga memudahkan cara mengatasinya.

Kegunaan dari diagram sebab-akibat antara lain, yaitu (Montgomery, 2009):

Untuk mengenal penyebab yang penting.

Untuk memahami semua akibat dan penyebab.

Untuk memperbandingkan prosedur kerja.

Untuk menemukan pemecahan yang tepat.

Untuk memecahkan hal apa yang harus dilakukan.

Lebih efisien dalam menganalisa kondisi aktual untuk perbaikan

kualitas produk atau jasa, juga dapat mengurangi biaya.

Dapat membuat standarisasi operasi yang ada maupun yang

direncanakan.

Pembelajaran pada pihak terkait untuk membuat keputusan dan

tindakan perbaikan pada ketidaksesuaian tersebut.

Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan

ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan dari pelanggan.

Langkah-langkah dalam membuat diagram sebab-akibat (Besterfield, 2009):

a) Gambarlah sebuah garis horizontal dengan suatu tanda panah pada

ujung sebelah kanan dan kotak di depannya. Akibat atau masalah

yang ingin dianalisis ditempatkan dalam kotak.

b) Tulislah penyebab utama (manusia, bahan, mesin dan metode) dalam

kotak yang ditempatkan sejajar dan agak jauh dari garis panah utama.

Hubungan kotak tersebut dengan garis panah yang miring ke arah

garis panah utama. Kadang mungkin diperlukan untuk menambahkan

lebih dari empat macam penyebab utama.

c) Tulislah penyebab kecil pada diagram tersebut di sekitar penyebab

utama, yang penyebab kecil tersebut mempunyai pengaruh terhadap

penyebab utama. Hubungan penyebab kecil tersebut dengan sebuah

garis panah dari penyebab utama yang bersangkutan.

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

11

Diagram sebab-akibat sendiri adalah suatu diagram yang menggambarkan

garis dan simbol-simbol yang menunjukan hubungan antara penyebab dan akibat

suatu masalah, untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan atas masalah

tersebut. Diagram sebab-akibat ini sering disebut sebagai diagram tulang ikan

(fishbone diagram) karena bentuknya seperti tulang ikan (Besterfield, 2009).

Sumber: Quality Control, (Besterfield, 2009)

Gambar 2.1 Struktur Diagram Sebab-Akibat

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

12

2.4 Histogram

Histogram adalah bentuk dari grafik kolom yang memperlihatkan distribusi

yang diperoleh bilamana data dalam bentuk angka telah terkumpul. Meskipun

suatu histogram dibuat bedasarkan contoh data, namun tujuannya adalah untuk

memberikan saran mengenai kemungkinan distribusi keseluruhan data (populasi)

yang contoh datanya diambil. Dalam histogram, nilai dari peubah

berkesinambungan digambarkan pada sumbu horizontal yang dibagi dalam kelas

atau sel yang mempunyai ukuran sama. Biasanya ada satu kolom untuk tiap

kelas dan tingginya kolom menggambarkan jumlah terjadinya nilai data dalam

jarak yang digambarkan oleh kelas. Histogram ini dipakai untuk menentukan

masalah dengan melihat bentuk sifat dispersi dan nilai rata-rata (Besterfield,

2009).

Histogram merupakan suatu potret dari proses yang menunjukan: distribusi

dari pengukuran dan frekuensi dari setiap pengukuran itu. Dengan demikian

histogram dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan

informasi tentang variasi dalam proses dan membantu manajemen dalam

membuat keputusan-keputusan yang berfokus pada usaha perbaikan yang

dilakukan secara kontinu atau terus-menerus (Montgomery, 2009).

Untuk memudahkan analisis, kelompokan terlebih dahulu data yang sekelas,

biasanya dilihat secara kelompok dan kelompok-kelompok dari data tersebut

akan bertebaran mulai dari kelas rendah sampai yang tinggi, namun apabila data

yang ada bersifat kualitatif, pengelompokannya dapat dilakukan secara bebas

seperti terlihat pada contoh histogram sederhana di bawah ini (Montgomery,

2009):

Sumber: diadaptasi dari (Montgomery, 2009)

Gambar 2.2 Contoh Histogram

2.5 Diagram Tebar (Scatter Diagram)

Scatter Diagram merupakan cara paling sederhana untuk menentukan

hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel. Langkah-langkah yang

diambil pun sederhana. Data dikumpulkan dalam bentuk pasangan titik (x,y).

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

13

Dari titik tersebut dapat diketahui antara variabel x dan variabel y, apakah terjadi

hubungan positif atau negatif (Besterfield, 2009).

Pada dasarnya diagram tebar (Scatter Diagram) merupakan suatu alat

interpretasi data yang digunakan untuk:

a. Menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya:

kecepatan mesin bubut dan dimensi bagian dari mesin, banyaknya

kunjungan tenaga penjual (salesman) dan hasil penjualan, temperatur

dan hasil proses kimia, downtime mesin dan banyaknya produk yang

ditolak (cacat), konsumsi makanan dan pertambahan bobot badan,

biaya pengeluaran iklan dan penjualan, pengalaman kerja dan

performa si karyawan, dan lain-lain.

b. Menentukan jenis penjualan dari dua variabel itu,apakah positif,

negatif, atau tidak ada hubungan.

Langkah-langkah pembuat diagram tebar antara lain, yaitu (Besterfield,

2009):

a) Kumpulkan data dan masukkan ke dalam tabel.

b) Gambarkan sumbu tegak dan sumbu datar beserta skala dan

keterangan.

c) Gambarkan titik koordinat data tersebut.

Sumber: diadaptasi dari (Besterfield, 2009)

Gambar 2.3 Contoh Diagram Tebar

2.6 Run Chart

Run Chart adalah penggambaran karakteristik kualitas sebagai fungsi dari

waktu gambaran tersebut tidak merangkum berbagai informasi, tetapi

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

14

memberikan berbagai ide dan keanekaragaman secara umum dan tingkat

variabilitas proses (Besterfield, 2009).

Run Chart adalah bentuk grafik yang dipergunakan sebagai alat analisa

untuk (Besterfield, 2009):

a. Mengumpulkan dan menginterpretasikan data, juga merupakan

ringkasan visual data itu, sehingga memudahkan dalam pemahaman.

b. Menunjukkan output dari suatu proses sepanjang waktu.

c. Menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang

waktu.

d. Menunjukkan kecendrungan dari data sepanjang waktu.

e. Membandingkan data dari periode yang satu dengan periode lain,

demikian pula memerikasa perubahan-perubahan yang terjadi.

Langkah-langkah pembuatan Run Chart (Besterfield, 2009):

a. Dalam membuat Run Chart adalah memilih satu ukuran kunci untuk

mengkaji pergerakan dari variabel atau atribut yang berkaitan dengan

kualitas sepanjang waktu.

b. Menggambarkan Run Chart, di mana sumbu horizontal menunjukkan

periode waktu pengamatan sedangkan sumbu vertikal menunjukkan

indikator pengukuran yang berkaitan dengan karakteristik kualitas yang

ingin dikaji dari waktu ke waktu.

c. Plot data pengamatan ke dalam run chart. Tambahkan informasi lain

yang bermanfaat, misalnya : nilai rata-rata pengukuran, beserta batas

atas dan batas bawah pengendalian apabila dipergunakan bersama

dengan peta-peta kontrol (control chart)

d. Lakukan analisa lanjutan serta mengambil tindakan untuk perbaikan

proses terus menerus sesuai dengan komitmen dari manajemen.

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

15

Sumber: diadaptasi dari (Besterfield, 2009)

Gambar 2.4 Contoh Run Chart

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

16

2.7 Peta Kendali (Control Chart)

Peta kendali merupakan sebuah alat grafik yang digunakan untuk melakukan

pengawasan dari sebuah proses yang sedang berjalan. Nilai dari karakteristik

kualitas diplot sepanjang garis vertikal, dan garis horizontal mewakili sampel

atau subgrup (berdasarkan waktu) di mana karakteristik dari kualitas ditemukan

(Montgomery, 2009).

Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanyapenyimpangan

dengan cara menetapkan batas-batas kendali:

1) Upper control limit/batas kendali atas (UCL) Merupakan garis batas atas

untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan.

2) Central line/garis pusat atau tengah (CL) Merupakan garis yang

melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik sampel.

3) Lower control limit/batas kendali bawah (LCL) Merupakan garis batas

bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel.

Jenis-jenis peta kendali antara lain (Montgomery, 2009):

1) Peta kendali untuk data variabel

a. Peta sd dan R

Peta kendali X menggambarkan apakah perubahan telah terjadi dalam

ukuran titik pusat (central tendency) atau rata-rata dari suatu proses. Dan

peta kendali R menggambarkan apakah perubahan-perubahan telah terjadi

dalam ukuran variasi, dengan demikian berkaitan dengan perubahan

homogenitas produk yang dihasilkan melalui suatu proses. Biasanya peta

kendali x dan R digunakan untuk pengamatan yang mempunyai jumlah

sampel banyak. Rumus yang digunakan menghitung rata-rata dan batas

kontrol sebagai berikut:

=rata-rata pengukuran untuk setiap kali observasi

=Garis pusat paeta pengendalian rata-rata

R1 = Xi max - Xi min = jangkauan

R = = garis pusat untuk peta pengendali jarak

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

17

UCL = + A2R

LCL = -A2R

UCLR= D4R

LCLR=D3R

b. Peta dan S

Peta kendali x menggambarkan apakah perubahan telah terjadi dalam

ukuran titik pusat (central tendency) atau rata-rata dari suatu proses. Peta

pengenadali standar deviasi digunakan untuk mengukur tingkat

keakurasian proses. Rumus untuk menghitung batas kontrolnya :

S= = standar deviasi

S= = garis pusat untuk peta pengendali standar deviasi

UCLX= +A3S

LCLX= - A3S

UCLS=B4S

LCLS=B3S

2) Peta kendali untuk atribut

a. Peta kendali P

Digunakan untuk mengukur proposi cacat dari item yang dihasilkan

dalam suatu produk. Dengan demikian peta kendali p digunakan untuk

mengendalikan proposi item yang tidak memenuhi syarat kualitas yang

dihasilkan dalam suatu proses. Rumus menghitung peta kontrol p yaitu:

1. UCLp =

2. CLp =

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

18

3. LCLp =

b. Peta kendali np

Peta kendali np menggunakan ukuran banyaknya item yang tidak

memenuhi spesifikasi dalam suatu pemeriksaan. Jadi dalam peta np tidak

ada perubahan skala pengukuran. Rumus menghitung peta kontrol np,

yaitu:

1. UCLnp =

2. CL = np

3. LCLnp =

c. Peta kendali C

Diterapkan pada kasus yang tingkat tolerasi atas kelemahan satu atau

beberapa titik spesifik yang tidak memenuhi syarat sepanjang tidak

mempengaruhi fungsi dari produk yang diperiksa. Rumus untuk

menghitung peta kontrol c yaitu:

1. UCLc =

2. CL =

3. UCLc =

d. Peta kendali U

Mengukur banyaknya cacat per unit laporan inpeksi dalam kelompok

pengamatan, yang mungkin memiliki ukuran contoh. Rumus untuk

menghitung peta kontrol u yaitu:

1. UCLu =

2. CL =

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

19

3. LCLu =

Tabel 2.1 Ringkasan Jenis Peta Kendali

Jenis Data Jenis Peta Yang Diamati Garis Sentral

Peta

Peta R R

Peta S S

Peta P P

Peta np Np Np

Peta C C

Peta u U

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan peta kendali adalah:

Sebuah peta kendali dapat mengindikasikan kapan sesuatu harus

diperbaiki.

Pola dari peta kendali yang diplot menganalisa penyebab yang ada

dan tindakan perbaikan yang diperlukan.

Peta kendali menunjukkan kapan variasi dikatakan normal dan tidak

diperlukan tindakan perbaikan lagi.

Ketika suatu peta kendali berada dalam kendali statistik maka kita

dapat memperkirakan kapabilitas dari proses.

Peta kendali merupakan dasar untuk mengukur peningkatan kualitas.

2.8 Quality Assurance, Quality Control, dan Standard Operating Procedure

Quality control (penjagaan kualitas) difokuskan pada pemenuhan

persyaratan mutu, dan yang terkait dengan uji klinis, meliputi teknik operasional

dan kegiatan yang dilakukan dalam sistem jaminan mutu untuk memverifikasi

bahwa persyaratan untuk kualitas telah terpenuhi (Manghani, 2011).

Quality assurance (jaminan kualitas) difokuskan pada pemberian keyakinan

bahwa persyaratan mutu terpenuhi. Seperti yang berkaitan dengan uji klinis,

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewMenguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel, misalnya: kecepatan mesin bubut dan dimensi

20

mencakup semua tindakan yang direncanakan dan sistem yang ditetapkan untuk

menjamin bahwa penjagaan kualitas dapat terpenuhi (Manghani, 2011).

SOP (Standard Operating Procedure) adalah instruksi tertulis yang dibuat

untuk mencapai keseragaman kinerja fungsi tertentu. Sederhananya, SOP dibuat

secara tertulis mengenai siapa melakukan apa dan kapan, atau cara untuk

melaksanakan suatu kegiatan atau proses. SOP merupakan sebuah cara sistematis

dalam melakukan pekerjaan dan memastikan pekerjaan dilakukan secara

konsisten oleh semua orang yang diminta untuk melakukan tugas yang sama.

SOP harus ditulis dengan baik agar dapat memberikan kontrol yang efektif dan

mencegah kesalahan yang terjadi, sehingga meminimalkan limbah dan

pengerjaan ulang. SOP harus jelas, tidak ambigu, dan harus ditulis dalam bahasa

sederhana (Manghani, 2011).

Secara psikologi, SOP yang ditulis dengan baik dapat memberikan

kenyamanan bagi karyawan dalam bekerja karena memiliki arahan yang jelas dan

pasti. Ketika karyawan nyaman dengan pekerjaannya maka karyawan tersebut

akan merasa lebih puas dalam bekerja. SOP berfungsi membantu perusahaan

untuk mencapai proses, prosedur, sistem, dan orang-orang yang berkualitas

tinggi, yang akhirnya produk dan jasa dapat memenuhi semua aspek standar

kualitas (Manghani, 2011).