permakanunpad.files.wordpress.com · web viewkampung karo, kelapa sawit, eksistensi kalak karo i...

3
Kampung Karo, Kelapa Sawit, Eksistensi Kalak Karo i Taneh Perantauan Sejak dulu bertani merupakan pekerjaan mayoritas yang di lakoni masyarakat suku Karo. Keadaan geografis serta keadaan tanah yang cukup subur menjadikan sebagian besar warga Karo berprofesi menjadi petani. Letak geografisnya yang berada di pegunungan atau dataran tinggi memberikan ketersediaan air yang bersih dan kondisi lingkungan yang stabil. Mulai dari tanaman palawija, padi, rempah-rempah, markisa, jeruk dapat menjadi komoditas utama. Namun dengan bertambahnya jumlah penduduk tanah Karo kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal pun meningkat, hal ini kemudian menjadi masalah terhadap lahan garapan karena lahan yang tersedia tetap. Ditambah lagi dengan banyaknya hama yang menyerang tanaman petani. Oleh karena itu banyak masyarakat Karo yang merantau untuk bekerja atau mencari lahan untuk bertani. Sekitar tahun 1980an diawali oleh beberapa orang Karo yang bekerja di PTPN IV dimulailah perantauan muda-mudi Karo yang pindah dan membuka lahan baru di daerah Provinsi Riau khususnya Kabupaten Siak. Pada awalnya mayoritas lahan di Riau adalah hutan yang cukup lebat disertai rawa yang cukup luas karena letaknya di dataran rendah. Memang masyarakat memulai dengan cara yang salah yaitu dengan melakukan penebangan liar atau membakar hutan untuk membuka lahan. Namun hal itu sudah

Upload: others

Post on 15-Sep-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: permakanunpad.files.wordpress.com · Web viewKampung Karo, Kelapa Sawit, Eksistensi Kalak Karo i Taneh Perantauan Sejak dulu bertani merupakan pekerjaan mayoritas yang di lakoni masyarakat

Kampung Karo, Kelapa Sawit, Eksistensi Kalak Karo i Taneh Perantauan

Sejak dulu bertani merupakan pekerjaan mayoritas yang di lakoni masyarakat suku Karo. Keadaan geografis serta keadaan tanah yang cukup subur menjadikan sebagian besar warga Karo berprofesi menjadi petani. Letak geografisnya yang berada di pegunungan atau dataran tinggi memberikan ketersediaan air yang bersih dan kondisi lingkungan yang stabil. Mulai dari tanaman palawija, padi, rempah-rempah, markisa, jeruk dapat menjadi komoditas utama. Namun dengan bertambahnya jumlah penduduk tanah Karo kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal pun meningkat, hal ini kemudian menjadi masalah terhadap lahan garapan karena lahan yang tersedia tetap. Ditambah lagi dengan banyaknya hama yang menyerang tanaman petani. Oleh karena itu

banyak masyarakat Karo yang merantau untuk bekerja atau mencari lahan untuk bertani.

Sekitar tahun 1980an diawali oleh beberapa orang Karo yang bekerja di PTPN IV dimulailah perantauan muda-mudi Karo yang pindah dan membuka lahan baru di daerah Provinsi Riau khususnya Kabupaten Siak. Pada awalnya mayoritas lahan di Riau adalah hutan yang cukup lebat disertai rawa yang cukup luas karena letaknya di dataran rendah. Memang masyarakat memulai dengan cara yang salah yaitu dengan melakukan

penebangan liar atau membakar hutan untuk membuka lahan. Namun hal itu sudah tidak perlu untuk diperdebatkan lagi karena sebagian besar lahan di Provinsi Riau sudah berubah menjadi perkebunan-perkebunan kelapa sawit.

Di Desa Dayun misalnya, pada tahun 1990an di desa ini hanya terdapat beberapa keluarga Karo dan beberapa keluarga Melayu yang merantau untuk ikut menggarap lahan kelapa awit. Saat itu harga komoditas kelapa sawit hanya berkisar Rp 300an per kilonya dan harga

Page 2: permakanunpad.files.wordpress.com · Web viewKampung Karo, Kelapa Sawit, Eksistensi Kalak Karo i Taneh Perantauan Sejak dulu bertani merupakan pekerjaan mayoritas yang di lakoni masyarakat

tanah per hektare pun terbilang sangat murah. Pada kondisi ini penerangan yang dipakai hanyalah bersumber dari lampu teplok.

Seiring berjalannya waktu sekitar tahun 2005 harga komoditas kelapa sawit meningkat hingga menembus harga Rp 1000 per kilogramnya. Saat itulah merupakan momentum munculnya banyak pendatang yang ingin menanamkan modalnya dan meraih untung dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Namun eksistensi orang-orang Karo tidak redup melainkan semakin terlihat dengan adanya kampung Karo di Desa Dayun, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak. Sebuah daerah dimana seluruh penduduknya adalah orang Karo. Dengan mencari “kade-kade”, orang Karo akan dapat dengan mudah mendapatkan tempat di kampung itu dan memulai perjuangan. Saat ini masih banyak kesempatan untuk orang-orang Karo yang ingin mengadu nasib di Riau. Eksistensi orang Karo terbukti dengan mekarnya Klasis GBKP Riau-Sumbar. (Zimmy P S)