pendidikan967.files.wordpress.com€¦ · web viewdidalam tugas makalah ini terdapat apa saja...
TRANSCRIPT
ARTIKEL“KENAKALAN REMAJA”
Dosen Pengampu : Sukati, S.Pd.I.,M.Pd
Makalah ini disusun dan dipresentasikan guna untuk memenuhi tugas perkuliahan
Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
Di Susun Oleh:
Juliyanto (151200148)
Novia Yuwandani (151200161)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2015/2016
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Makalah mata kuliah Sosiologi Pendidikan yang berjudul “KENAKALAN
REMAJA“ telah dipersiapkan dan disusun oleh:
Juliyanto (151200148)
Novia Yuwandani (151200161)
Dan akan dipresentasikan di depan dosen SOSIOLOGI PENDIDIKAN pada
tanggal 21 Desember 2016.
Yogyakarta, 20 Desember 2016
Dosen Sosiologi Pendidikan
Sukati, S.Pd.I.,M.Pd
ii
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikumWr.Wb.
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan nikmatNya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah SOSIOLOGI PENDIDIKAN dengan judul
“KENAKALAN REMAJA”. Didalam tugas makalah ini terdapat apa saja yang di
maksud dengan KENAKALAN REMAJA. Tentunya dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan, sehingga penulis sadar akan pentingnya kritik dan
saran dari pembaca untuk bisa dijadikan koreksi terhadap makalah ini dan
sekaligus juga untuk menghasilkan tulisan yang lebih baik untuk kedepannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Bila ada kesalahan dan kekurangan dalam penyampaian
dan penulisan, penulis mohon maaf.
Wassalaamu’alaikumWr.Wb.
Yogyakarta, 20 Desember 2016
Penulis,
Juliyanto
Novia Yuwandani
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1. Latar Belakang...............................................................................................1
2. Rumusan Masalah..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
A. Pengertian Kenakalan Remaja........................................................................2
B. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja.................................................................3
C. Penyebab terjadinya Kenakalan Remaja........................................................4
D. Mengatasi Kenakalan Remaja........................................................................8
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kurun waktu kurang dari dasawarsa terakhir, kenakalan remaja
semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan. Kenakalan remaja
yang diberitakan dalam berbagai forum dan media dianggap semakin
membahayakan. Berbagai macam kenakalan remaja yang ditunjukkan akhir-
akhir ini seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok, mabuk-
mabukan, pemerasan, pencurian, perampokan, penganiayaan dan
penyalahgunaan obat-obatan seperti narkotik (narkoba).
Kenakalan remaja diartikan sebagai suatu outcome dari suatu proses
yang menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap
norma-norma yang ada. Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor
baik faktor pribadi, faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama,
maupun faktor lingkungan sekitar yang secara potensial dapat membentuk
perilaku seorang anak.
Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang “Kenakalan
Remaja” bisa melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam
pendekatan individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan
sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak
berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kenakaln remaja?
2. Bentuk-bentuk kenakalan remaja?
3. Apa yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja?
4. Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut
akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18
tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak,
namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada
pada masa transisi.
Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency
ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak
muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak
muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata
Latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian
diperluas lagi maknanya menjadi jahat.1
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli adalah sebagai berikut.2
1. Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada
remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya,
mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.
2. Santrock
“Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku
remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan
kriminal”. Mengenal siapa remaja dan apa problema yang dihadapinya
adalah suatu keharusan bagi orang tua. Dengan bekal pengetahuan ini
orang tua dapat membimbing anaknya menataki masa-masa krisis
1 Kartini Kartono, Psikologi Umum (Bandung:Bandar Maju, 1996), hlm. ii2 Soerjono, Soekanto, Sosiologi Penyimpangan (Jakarta:Rajawali, 1998), hlm. 12
2
tersebut dengan mulus. Hal ini sangat dirasakan oleh semua karena di
bahu remaja masa kini terletak tanggung jawab moral sebagai generasi
penerus, menggantikan generasi yang ada saat ini. Mereka inilah yang
kelak berperan menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan
berkualitas, menjadi aset nasional dan tumpuan harapan bangsa dalam
kompetisi global, yang tentunya kian hiruk pikuk di abad ke XXI.
B. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
Singgih D. Gumarso mengatakan dari segi hukum kenakalan
remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-
norma hukum yaitu :
1. Kenakalan yang bersifat moral dan sosial serta tidak ada dalam
undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan
sebagai pelanggaran hukum.
2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian
sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama
dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S membagi kenakalan remaja kedalam
tiga tingkatan ;
a. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran,
membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit .
b.Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan
kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM,
mengambil barang orang tua tanpa izin.
c. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika,
hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori
di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam
penelitian.3
3 Ali Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi (Bandung : Aksara, 1987), hlm, 26-29
3
C. Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja
itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
1. Faktor Internal (Dalam)
a) Reaksi Frustasi Diri
Dengan semakin pesatnya usaha pembangunan,
modernisasi yang berakibat pada banyaknya anak remaja yang
tidak mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan
sosial itu. Mereka lalu mengalami banyak kejutan, frustasi,
ketegangan batin dan bahkan sampai kepada gangguan jiwa.
b) Gangguan Pengamatan dan Tanggapan Pada Anak Remaja
Daya adaptasi dan perkembangan pribadi anak yang sehat.
Gangguan pengamatan dan tanggapan itu, antara lain :
halusinasi, ilusi dan gambaran semua. Tanggapan anak tidak
merupakan pencerminan realitas lingkungan yang nyata, tetapi
berupa pengolahan batin yang keliru, sehingga timbul
interpretasi dan pengertian yang salah. Sebabnya ialah semua itu
diwarnai harapan yang terlalu muluk, dan kecemasan yang
berlebihan.
c) Gangguan Berfikir dan Intelegensi Pada Diri Remaja
Berfikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat
dan adaptasi yang wajar terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir
juga penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan permasalahan
hidup sehari-hari. Jika anak remaja tidak mampu mengoreksi
pekiran-pekirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita
yang ada, maka pikirannya terganggu.4
d) Gangguan Perasaan Pada Anak Remaja
Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan
menentukan sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa
kepuasan. Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap
4 Willis, S., Problema Remaja dan Pemecahannya. (Bandung: Angkasa, 1994), hlm. 104
4
harapan, keinginan dan kebutuhan manusia. Jika semua tadi
terpuaskan, orang merasa senang dan bahagia.
Gangguan-gangguan fungsi perasaan tersebut, antara lain :
1) Inkontinensi emosional ialah tidak terkendalinya perasaan
yang meledak-ledak, tidak bisa dikekang.
2) Labilitas emosional ialah suasana hati yang terus menerus
berganti-ganti dan tidak tetap. Sehingga anak remaja akan
cepat marah, gelisah, tidak tenang dan sebagainya.
3) Ketidak pekaan dan mempunyai perasaan biasa disebabkan
oleh sejak kecil anak tidak pernah diperkenalkan dengan
kasih sayang, kelembutan, kebaikan dan perhatian.
4) Kecemasan merupakan bentuk “ketakutan” pada hal-hal
yang tidak jelas, tidak riil, dan dirasakan sebagai ancaman
yang tidak bisa dihindari.
2. Faktor Eksternal (Luar)
Selain faktor dari dalam ada juga faktor yang datang dari luar anak
tersebut, antara lain :
a. Keluarga
Tidak diragukan bahwa keluarga memegang peranan
penting dalam pembentukan pribadi remaja dan menentukan
masa depannya. Mayoritas remaja yang terlibat dalam kenakalan
atau melakukan tindak kekerasan biasanya berasal dari keluarga
yang berantakan, keluarga yang tidak harmonis di mana
pertengkaran ayah dan ibu menjadi santapan sehari-hari remaja.
Bapak yang otoriter, pemabuk, suka menyiksa anak, atau
ibu yang acuh tak acuh, ibu yang lemah kepribadian dalam atri
kata tidak tegas menghadapi remaja, kemiskinan yang membelit
keluarga, kurangnya nilai-nilai agama yang diamalkan dll
semuanya menjadi faktor yang mendorong remaja melakukan
tindak kekerasan dan kenakalan.
5
b. Lingkungan Sekolah yang Tidak Menguntungkan
Sekolah kita sampai waktu sekarang masih banyak
berfungsi sebagai “sekolah dengar” daripada memberikan
kesempatan luas untuk membangun aktivitas, kreativitas
dan inventivitas anak. Dengan demikian sekolah tidak
membangun dinamisme anak, dan tidak merangsang
kegairahan belajar anak.
Selanjutnya, berjam-jam lamanya setiap hari anak-
anak harus melakukan kegiatan yang tertekan, duduk, dan
pasif mendengarkan, sehingga mereka menjadi jemu,
jengkel dan apatis.
Di kelas, anak-anak-terutama para remajanya sering
mengalami frustasi dan tekanan batin, merasa seperti
dihukum atau terbelenggu oleh peraturan yang “tidak adil”.
Di satu pihak pada dirinya anak ada dorongan naluriah
untuk bergiat, aktif dinamis, banyak bergerak dan berbuat;
tetapi di pihak lain anak dikekang ketat oleh disiplin mati
di sekolah serta sistem sekolah dengar.
Ada pula guru yang kurang simpatik, sedikit
memiliki de dikasi pada profesi, dan tidak menguasai
metodik mengajar. Tidak jarang profesi guru/dosen
dikomersialkan, dan pe ngajar hanya berkepentingan
dengan pengoperan materi ajaran belaka. Perkembangan
kepribadian anak sama sekali tidak diperhatikan oleh guru,
sebab mereka lebih berkepentingan dengan masalah
mengajar atau mengoperkan informasi belaka.5
c. Media Elektronik
Tv, video, film dan sebagainya nampaknya ikut
berperan merusak mental remaja, padahal mayoritas ibu-ibu
yang sibuk menyuruh anaknya menonton tv sebagai upaya
5 Mulyono, B., Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya. (Yogyakarta: kanesius, 1995), hlm. 75
6
menghindari tuntutan anak yang tak ada habisnya. Sebuah
penelitian lapangan yang pernah dilakukan di Amerika
menunjukkan bahwa film-film yang memamerkan tindak
kekerasan sangat berdampak buruk pada tingkah laku
remaja. Anak yang sering menonton film-film keras lebih
terlibat dalam tindak kekerasan ketika remaja dibandingkan
dengan teman-temannya yang jarang menonton film
sejenis.
Polisi Amerika menyebutkan bahwa sejumlah
tindak kekerasan yang pernah ditangani polisi ternyata
dilakukan oleh remaja persis sama dengan adegan-adegan
film yang ditontonnya. Ternyata anak meniru dan
mengindentifikasi film-film yang ditontonnya.
d. Pengaruh Pergaulan
Di usia remaja, anak mulai meluaskan pergaulan
sosialnya dengan teman-tema sebayanya. Remaja mulai
betah berbicara berjam jam melalui telepon. Topik
pembicaraan biasanya seputar pelajaran, film, tv atau
membicarakan cowok / cewek yang ditaksir dsb.
Hubungan sosial di masa remaja ini dinilai positif
karena bisa mengembangkan orientasi remaja memperluas
visi pandang dan wawasan serta menambah informasi,
bahkan dari hubungan sosial ini remaja menyerap nilai-nilai
sosial yang ada di sekelilingnya. Semua faktor ini menjadi
penyokong dalam pembentukan kepribadiannya dan
menambah rasa percaya diri karena pengaruh pergaulan
yang begitu besar pada diri remaja, maka hubungan remaja
dengan teman sebayanya menentukan kualitas remaja itu.
Kalau ini disadari oleh remaja, maka dengan sadar remaja
akan menyeleksi teman pergaulannya.
7
E. Mengatasi Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja
yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya,
baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa
kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan
perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara
sosiologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik
yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak
maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada
trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak
menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi
lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa
rendah diri, dan sebagainya.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi
remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak
karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman,
maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses
perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya
harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung
harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang
berbeda dari lingkungan sebelumnya.6
Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai
pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan
banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak
menambah jumlah kasus yang ada.
6Satriahttp://satriadholan.blogspot.com/2010/11/makalah-kenakalan-remaja-mata-kul.html. diakses 18 desember 2016, Pukul 18.30
8
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja :
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa
dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa
mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang
telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang
berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk
melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga
tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi
remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta
orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana
remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh
jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai
dengan harapan.
9
BAB III
KESIMPULAN
1. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-
norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18
tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak,
namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi.
2. Singgih D. Gumarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja
digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma
hukum :
a) Kenakalan yang bersifat moral dan sosial.
b) Kenakalan yang bersifat melanggar hukum.
3. Penyebab terjadinya kenakalan remaja :
a. Faktor Internal :
1. Reaksi Frustasi Diri.
2. Gangguan Pengamatan dan Tanggapan Pada Anak Remaja.
3. Gangguan Berfikir dan Intelegensi Pada Diri Remaja.
4. Gangguan Perasaan pada Anak Remaja.
b. Faktor Eksternal :
1. Keluarga.
2. Lingkungan Sekolah yang tidak menguntungkan.
3. Media Elektronik.
4. Pengaruh Pergaulan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya
(Yogyakarta: Kanisius, 1995)
Kartini Kartono, Psikologi Umum (Bandung: Bandar Maju, 1996)
Soerjono dan Soekanto, Sosiologi Penyimpangan (Jakarta : Rajawali, 1998)
Willis S, Problema Remaja dan Pemecahannya (Bandung: Penerbit Angkasa,
1994)
http://satriadholan.blogspot.com/2010/11/makalah-kenakalan-remaja-mata-
kul.html diakses 18 desember 2016, Pukul 18.30
11