· web viewberbagai jenis pupuk yang diproduksi, salah satunya adalah pupuk hayati. untuk memenuhi...
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK
FASILITAS
“PT. PETROKIMIA GRESIK”
Dosen Pengampu:
Ika Atsari Dewi, STP, MP
Disusun Oleh:
Bety Oktavianita 105100701111001
Lila Ana Rusmiani 105100701111014
Mardika Nur Afida 105100713111001
Prima Adi Surya P. 105100707111007
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
Personil Kelompok:
Bety Oktavianita Lila Ana Rusmiani
Mardika Nur Afida Prima Adi Surya P.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk merupakan zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang
dengan baik. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik ataupun non-organik. Dalam
pemberian pupuk perludiperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan
tidak mendapat terlalu banyak makanan. Pupuk hayati (biofertilizer) atau pupuk
bio dapat diartikan sebagai pupuk yang hidup. Sebenarnya nama pupuk kurang
cocok, karena pupuk hayati tidak mengandung hara. Pupuk hayati tidak
mengandung N, P, dan K. kandungan pupuk hayati adalah mikroorganisme yang
memiliki peranan positif bagi tanaman. Keompok mikroba yang sering digunakan
adalah mikroba-mikroba yang menambat N dari udara, mikroba yang melarutkan
hara (terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang pertumbuhan
tanaman dan mikroba pendekomposisi bahan organik.
PT. Petrikimia Gresik merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi pupuk. Berbagai jenis pupuk yang diproduksi, salah satunya adalah
pupuk hayati. Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat
diperlukan kelancaran dan efisiensi proses produksi yang didukung oleh beberapa
faktor. Lokasi pabrik yang sudah memenuhi syarat belumlah dapat menjamin
pabrik tersebut akan mengalami sukses dalam operasinya, yaitu: efisiensi biaya
produksi, menaikkan output, mengurangi waktu tunggu, mengurangi proses
perpindahan bahan, penghematan penggunaan area (produksi, gudang, dll),
peningkatan pendayagunaan pemakaian (mesin, tenaga kerja dan fasilitas
produksi), mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran, dll. Sebab masih banyak
pula faktor lain yang turut menetukan hasilnya pabrik dalam operasional. Salah
satu faktor tersebut adalah pengaturan tata letak fasilitas produksi (plant lay out).
Pada dasarnya kesuksesan sistem operasi produksi itu akan meningkatkan
produktifitas dan mengurangi biaya operasi. Oleh karena itu pengaturan tata letak
fasilitas produksi sangat penting diusahakan sebaik mungkin agar proses produksi
di PT. Petrokimia Gresik dapat berjalan lebih lancar.
1.2 Tujuan
Tujuannya adalah mengetahui tata letak fasilitas PT. Petrokimia Gresik
khususnya pabrik pupuk hayati.
1.3 Profil Perusahaan dan Produk
PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dalam lingkup Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang bernaung di
bawah Holding Company PT. Pupuk Sriwijaya Palembang. PT. Petrokimia Gresik
berusaha dalam bidang produksi industri pupuk pestisida, industri bahanbahan
kimia, peralatan pabrik, jasa rancang bangun dan perekayasaan serta jasa lainnya.
Sebagai salah satu BUMN, PT. Petrokimia Gresik mengemban tugas untuk
memenuhi kebutuhan pupuk Urea di seluruh Jawa Timur dan seluruh produk ZA,
SP-36 dan Phonska yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar
seluruh Indonesia. Sedangkan untuk produk non pupuk dan kimia antara
utamanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan sebagian
sisanya diekspor ke pasar luar negeri.
PT. Petrokimia Gresik berlokasi di Kawasan Industri PT. Petrokimia Gresik
yang berada di Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur dengan luas lahan sebesar
450 Ha. Pabrik ini menempati 3 kecamatan yang terdiri atas beberapa desa, yaitu:
– Kecamatan Gresik, yang meliputi Desa Ngipik, Karangturi, Sukorame dan
Tlogopojok.
– Kecamatan Kebomas, yang meliputi Desa Kebomas, Tlogopatut dan
Randuagung.
– Kecamatan Manyar, yang meliputi Desa Romo Meduran, Pojok Pesisir
dan Topen.
Visi PT. Petrokimia Gresik yaitu: ”Menjadi produsen pupuk dan produk kimia
lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen”.
Misi PT. Petrokimia Gresik adalah:
– Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program
swasembada pangan.
– Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha.
– Mengembangkan potensi usaha untuk pemenuhan industry kimia nasional
dan berperan aktif dalam community development.
Gambar 1. Pupuk Hayati Biofertil
Pupuk biofertil memiliki spesifikasi, manfaat atau kegunaan serat
keunggulan sebagai berikut :
1.Spesifikasi
- Mikroba penambat N :Acinetobacter
Pseudomonas resinovorans
108cfu/g
108 cfu/g
- Mikroba pengurai P : Aspergillus niger 106 cfu/g
- Warna : Kecoklatan
- Bentuk : Granul
2.Manfaat / Kegunaan
-Mengefektifkan penggunaan pupuk an-organik khususnya N dan P
-Meningkatkan ketersediaan hara N dan P dalam tanah sehingga meningkatkan
hasil panen
3.Keunggulan
-Mekanisme pelepasan unsur hara mulai aktif jika terjadi kontak antara mikroba
bahan aktif dengan tanah
-Berbentuk granul sehingga mudah dalam aplikasi dan efektif membantu penyediaan
hara tanaman
-Sangat ramah lingkungan karena dibuat dari bahan alami
-Cocok untuk semua jenis tanah dan tanaman
-Dikemas dalam kantong kedap air sehingga mutu terjamin
1.4 Pola Aliran Bahan
Pola aliran bahan di pabrik pupuk hayati Petro Biofertil tidak sesuai dengan
teori pola aliran bahan yang efektif dan efisien. Hal ini disebabkan oleh
terbatasnya luas ruang pabrik serta jumlah dan ukuran mesin yang digunakan.
Pabrik pupuk hayati dibangun dengan skala pilot plant, sehingga pabrik ini
didirikan dengan memanfaatkan lahan yang ada. Penerapan pola aliran bahan pada
pabrik pupuk hayati ini kurang ergonomis sebab adanya jarak perpindahan bahan
yang jauh oleh penempatan mesin yang tidak berurutan sesuai dengan urutan
proses produksinya. Berikut kelebihan dan kekurangan penerapan pola aliran
bahan pabrik pupuk hayati Petro Biofertil:
Kelebihan Kekurangan
– Memanfaatkan ruang atau lahan
yang ada secara optimal.
– Memperbesar jarak perpindahan
bahan.
– Kelancaran proses produksi
menurun.
– Tidak efisien waktu, tenaga dan
biaya.
– Dapat menyebabkan penurunan
kualitas produk.
Table 1. Kelebihan dan Kekurangan Pola Aliran Bahan Pabrik Petro Biofertil
Pabrik pupuk hayati Petro Biofertil masih belum memiliki storage dan
warehouse yang dapar melindungi bahan baku dan produk hasil dengan baik.
Storage dan warehouse berada di depan dan samping pabrik yang berupa tempat
terbuka dan hanya ditutup oleh terpal. Sedangkan tempat pengeringan berada di
belakang pabrik, berupa tempat terbuka dan beratap. Tempat pengeringan ini
digunakan untuk mengeringkan bahan pembawa mikroba, yaitu zeolit. Sedangkan
produk pupuk hayati Petro Biofertil tidak mengalami pengeringan namun
mengalami pengaturan kadar air sebesar 10% pada saat proses granulasi.
Pola aliran bahan produksi pupuk hayati Petro Biofertil tidak efisien karena
adanya perpindahan bahan yang jauh dan tidak berurutan, yang menyebabkan
lamanya waktu produksi, bertambahnya biaya produksi serta mengganggu ruang
gerak tenaga kerja. Adapun gambar dibawah menunjukkan pola aliran bahan yang
diterapkan di pabrik pupuk hayati Petro Biofertil PT. Petrokimia Gresik.
Gambar 1. Pola Aliran Bahan Pabrik Petro Biofertil
Fasilitas Pabrik Kegiatan Jarak Satuan
A. Penerimaan bahan
baku (receiving)
B. Penyimpanan
bahan baku
(storage)
C. Crusher
D. Silo
E. Timbangan
F. Sterilizer
G. Granulator
H. Mesin ayak
I. Mixer
1. Penerimaan dan
penyimpanan bahan baku
2. Penghalusan
3. Perpindahan produk hasil
crusher
4. Penimbangan
5. Sterilisasi
6. Granulasi
7. Pengayakan
8. Pencampuran
9. Pengemasan
4
16
2
9
2
5
0
2
10
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
J. Mesin pengemas
K. Gudang
penyimpanan
(warehouse)
10. Penyimpanan 4 Meter
Tabel 2. Keterangan pola aliran bahan pabrik Petro Biofertil
Berdasarkan proses produksinya, rekomendasi pola aliran bahan yang sesuai
bagi pabrik Petro Biofertil adalah pola aliran bahan melingkar atau circular. Pola
aliran bentuk lingkaran sangat baik digunakan bilamana dikehendaki untuk
mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran proses berlangsung.
Hal ini juga dipakai apabila departemen penerimaan dan pengiriman material atau
produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang
bersangkutan. Begitu juga pada proses produksi Petro Biofertil, terdapat
pengembalian bahan baku pada proses sebelumnya, yaitu pada zeolit yang tidak
memenuhi standar ukuran setelah diayak akan digunakan kembali dengan cara
disteilisasi dan digranulasi kembali.
Gambar 2. Rekomendasi Pola Aliran Bahan Pabrik Petro Biofertil
Fasilitas Pabrik Kegiatan Jarak Satuan
A. Penerimaan bahan
baku (receiving)
B. Penyimpanan bahan
baku (storage)
C. Crusher
D. Silo
E. Timbangan
F. Sterilizer
G. Granulator
H. Mesin ayak
I. Mixer
J. Mesin pengemas
K. Gudang
penyimpanan
(warehouse)
1. Penerimaan dan penyimpanan
bahan baku
2. Penghalusan
3. Perpindahan produk hasil
crusher
4. Penimbangan
5. Sterilisasi
6. Granulasi
7. Pengayakan
8. Pencampuran
9. Pengemasan
10. Penyimpanan
2
10
2
2
2
5
0
2
4
5
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Tebel 3. Keterangan Rekomendasi Pola Aliran Bahan Pabrik Petro Biofertil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Produksi
Produksi merupakan segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang atau jasa, untuk kegiatan dibutuhkan faktor-faktor
produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja dan
keahlian, maka dari pengertian produksi dapat ditarik kesimpulan, produksi
adalah kegiatn untuk mengatur, mengelola secara optimal terhadap faktor-faktor
produksi seperti tenaga kerja, mesin-mesin atau alat-alat dan material yang ada
agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa (Assauri,
2004).
Proses produksi pupuk di pt. Petrokimia gresik merupakan proses produksi
terus menerus. Proses produksi berlangsung secara terus menerus dan peralatan
produksi yang digunakan disusun dan diatur rapi dengan memperhatikan urutan-
urutan atau routing dalam menghasilkan produk tersebut, juga arus barang, serta
arus bahan dalam proses yang telah distandarisasi. dalam proses pembuatan pupuk
hayati petro biofertil terdapat beberapa perlakuan pendahuluan terhadap bahan
baku yaitu pada batuan zeolit dan tepung gambut yang digunakan yaitu
digranulasi dan disterilisasi terlebih dahulu. Alur proses produksi pupuk hayati
dapat dilihat sebagai berikut Pembiakan Mikroba.
Pembiakan mikroba dilakukan di laboratorium mikrobiologi dan
laboratorium bioproses biro pusat riset PT. Petrokimia Gresik. urutan prosesnya:
– Mikroba yang sudah dimurnikan disuspensi dalam erlenmeyer dengan
ukuran yang sudah ditentukan.
– Suspensi mikroba dikocok menggunakan shaker selama 2-3 hari.
– Dipindahkan dan diperbanyak pada fermentor yang lebih besar selama 3-4
hari.
– Dipindahkan dan diperbanyak pada fermentor dengan kapasitas yang lebih
besar dengan diberi oksigen selama 3-4 hari.
– Suspensi siap digunakan.
Proses pembuatan pupuk hayati petro biofertil dilakukan di pabrik produksi
pupuk hayati yang berada di biro pusat riset PT. Petrokimia Gresik. Proses
produksi dilakukan oleh 10 orang tenaga kerja dan bersifat terus menerus. urutan
prosesnya:
– Batuan zeolit yang kasar dihaluskan terlebih dahulu kemudian ditimbang
lalu disterilisasi pada suhu >100ºC, gambut dipasteurisasi pada suhu 60-
70ºC. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memperkecil tingkat kontaminasi
mikroba pada bahan pembawa tersebut.
– Kemudian tepung zeolit digranulasi Dengan gambut pada tiga granulator
yang berbeda lalu dicampurkan tiga jenis mikroba pada masing-masing
granulator, satu granulator satu jenis mikroba.
– Lalu diberi gypsum dengan terus digranulasi.
– Setelah memenuhi standar ukuran yang cocok, masing-masing granulasi
yang mengandung mikroba yang berbeda dicampurkan pada mesin mixer
dengan perbanding 1:1:1, kemudian dilakukan pengemasan.
2.2 Tata Letak
Tata Letak produksi pupuk hayati petro Biofertil PT. Petrokimia Gresik
merupakan tipe tata letak fasilitas produksi berdasarkan aliran produksinya
(product layout). Penggolongan ke dalam product layout dikarenakan tata letak
membentuk suatu garis mengikuti jenjang proses pengerjaan produksi produk
Petro Biofertil dari awal hingga akhir. Penempatan fasilitas produksi Petro
Biofertil dalam satu tempat sehingga adanya aliran bahan baku yang tidak
terputus-putus dari awal hingga akhir proses.
Penerapan tata letak fasilitas produksi ke dalam product layout, memberikan
beberapa keuntungan dan kerugian pada PT. Petrokimia Gresik. Adapun
keuntungan dari produk layout sebagai berikut:
Waktu proses setiap unit produk lebih singkat karena penggunaan mesin
otomatis/semi otomatis.
Kelompok kerja karyawan mempunyai motivasi yang tinggi untuk
meningkatkan kualitas produk yang berada dalam proses produksi dari
kelompok kerja tersebut.
Kebutuhan bahan baku dapat direncanakan dengan lebih tepat, baik dalam
jumlah maupun waktu pemesanan.
Kerugiannya yaitu:
Kemacetan salah satu bagian/mesin akan mengakibatkan kemacetan
seluruh proses produksi.
Efisiensi dan produktifitas kerja akan menurun karena sifat pekerjaan dari
waktu ke waktu selalu sama sehingga menyebabkan kebosanan.
Karyawan sebagai individu sangat jarang terdorong untuk memperbaiki
hasil kerjanya, karena kepedulian terhadap kualitas produk akhir kurang
diperhatikan.
Tujuan tata letak fasilitas produksi pupuk hayati Petro Biofertil PT.
Petrokimia Gresik berdasarkan aliran produksinya, yaitu:
Adanya aliran bahan baku yang tidak terputus-putus sehingga
memperkecil jarak perpindahan bahan baku.
Efisiensi terhadap waktu, tenaga dan biaya.
Mengoptimalkan pemanfaatan ruang pabrik.
Memudahkan pengawasan dalam proses produksi.
Tata letak fasilitas (plant layout) didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi
(Wignjosoebroto, 2003). Perencanaan tata letak fasilitas (plant lay out) adalah
penyusunan mesin dan peralatan produksi dalam pabrik atau tempat perusahaan,
perencanaan layout diperlukan karena (Nangoi, 2004):
– Perkembangan teknologi memerlukan layout baru
– Plant layout berpengaruh pada keseluruhan proses produksi
– Plant layout berpengaruh pada biaya produksi, produktivitas dan efisiensi
serta material handling
Macam-macam tipe layout terbagi atas :
1. Layout Proses atau Fungsional
Penyusunan tata letak fasilitas dimana mesin dan peralatan yang memiliki
fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam suatu tempat
yang sama (Herjanto, 2004). Tata letak yang berorientasi pada proses
biasanya merupakan strategi jumlah produksi kecil, dengan variasi yang
besar. Semua proses operasi dari tipe yang sama dilakukan pada areal yang
sama (Wignjosoebroto, 2003).
2. Layout Produk atau Garis
Penyusunan tata letak dimana mesin dan peralatan disusun berdasarkan
urutan operasi yang diperlukan bagi produk yang dibuat (Prasetya, 2009).
Layout produk sebagai metode atau cara pengaturan dan penempatan
semua fasilitas produksi yang diperlukan ke dalam suatu departemen
tertentu, sehingga produk dapat diproduksi sampai selesai didalam
departemen tersebut (Purnomo, 2004).
3. Layout Kelompok
Layout kelompok merupakan penyusunan tata letak mesin dan peralatan
berdasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang akan
dibuat (Wignjosoebroto, 2003). Layout kelompok memisahkan daerah dan
kelompok mesin yang membuat serangkaian komponen yang memerlukan
pemrosesan yang sama, sehingga komponen diselesaikan ditempat tersebut
(Prasetya, 2009).
4. Layout Posisi Tetap
Pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang dengan letak barang
yang tetap, artinya material atau komponen produk utamanya tinggal tetap
pada posisinya, sedangkan fasilitas produk bergerak menuju lokasi
material (Ma’arif, 2003). Layout posisi tetap menempatan produk-produk
kompleks yang sedang dirakit pada suatu tempat, seperti pembuatan
pesawat, kapal, dan lain-lain (Prasetya, 2009).
2.3 Peta Proses Operasi
Peta proses operasi merupakan diagram proses dan salah satu teknik yang
paling berguna dalam perencanaan produksi dan penganalisaan aliran barang. Peta
proses operasi pembuatan pupuk hayati Petro Biofertil meliputi operasi dan
pemeriksaan pada pembuatan pupuk hayati. Sedangkan pada tahap pembiakan
mikroba tidak dijelaskan secara detail sebab merupakan rahasia perusahaan.
Disini diketahui proses produksi pupuk hayati Petro Biofertil memiliki 13 operasi
dan 3 inspeksi. Peta proses operasi dibuat berdasarkan 100 kg produksi. Waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi Petro Bioferti yaitu 4 jam 24
menit.
Manfaat dari peta proses operasi adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
2. Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.
3. Sebagai akat untuk menentukan tata letak pabrik.
4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.
5. Sebagai alat untuk latihan kerja.
2.3 Peta Proses Operasi
PETA PROSES OPERASINAMA OBYEK : PUPUK HAYATI PETRO BIOFERTILNOMOR PETA : 1DIPETAKAN OLEH : INDAH NOVARINATANGGAL DIPETAKAN : 18 FEBRUARI 2009
2.4 Mesin
Terdapat beberapa mesin dan peralatan yang dipergunakan didalam
memproduksi petroganik di PT. Petrokimia Gresik. Jenis mesin dan peralatan
yang ditinjau dari segi operasi produksinya dibedakan menjadi 3 yaitu manual,
semi otomatis, dan otomatis. Berdasarkan keterangan tersebut PT. Petrokimia
Gresik mempergunakan mesin dan peralatan semi otomatis dalam proses
produksinya. Berikut ini adalah macam-macam mesin dan peralatannya yang
digunakan untuk memproduksi pupuk di PT. Petrokimia Gresik:
No
.
Nama Peralatan Jumlah Spesifikasi
1 Crusher 1 – Diameter: 800 mm
– Panjang: 600 mm
– Kapasitas: 1250 kg/jam
Berfungsi sebagai alat untuk
menghaluskan bahan baku.
2 Pan Granulator 3 – Diameter: 3000 mm
– Dinding: 400 mm
– Putaran: 14-16 rpm
– Kapasitas: 225 kg/batch
Berfungsi sebagai alat untuk
membentuk butiran-butiran atau
granul.
3 Timbangan 2 Timbangan yang biasa untuk
menimbang beras.
4 Shaking Screen atau
Vibrating Screen
1 – Lebar: 800 mm
– Panjang: 2100 mm
– Screen: SS 2 mm mesh 8x8mm,
SS 2 mm mesh 2x2 mm
Berfungsi sebagai alat untuk
memisahkan granul jadi agar
ukurannya homogeny.
5 Sistem Spayer Air + 1 Pipa semprotan melalui pompa.
Pompa
6 Dryer System meliputi:
a. Rotary Dryer
b. Conveyor
Feeding Rotary
Dryer
c. Conveyor Outlet
Rotary Dryer
d. Furnace +
Burner
e. Cyclone
f. Dilution Air Fan
g. Exhaust Fan
h. Tangki Bahan
Bakar + Pompa
Unloading
1
1
1
1
1
1
1
1
– Diameter: 1100 mm
– Panjang: 11 mm
Berfungsi sebagai alat pengering
butiran atau granul agar teksturnya
semakin erat dan tidak mudah hancur,
dengan suhu intel dan outlet masing-
masing mencapai 100ºC dan 400ºC.
Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh kekuatan atau tenaga
yang digunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau
bagian-bagian produk tertentu (Assauri, 2004). Peralatan proses mencakup semua
mesin perkakas, perangkat dan peralatan pembantu perangkat manufaktur lain
yang langsung tersangkut dalam pekerjaan, pengolahan, pemeriksaan, pengepakan
dari benda-benda kerja atau produk (Wignjosoebroto).
2.5 FPC (Peta Aliran Proses)
No Tahapan Jarak Keterangan1 Penerimaan
bahan baku
4m
2 Penyimpanan
BahanBaku
16m
3 Crusher 2m4 Timbangan 9m5 Sterilisasi 2m6 granulasi 5m7 Mixer 2m8 Mein
Pengemas
10m
9 Warehouse 4m
2.6 From to Chart
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PT. Petrokimia Gresik merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi pupuk salah satunya Pupuk Hayati Biofertil. Pola aliran bahan di pabrik
pupuk hayati Petro Biofertil tidak sesuai dengan teori pola aliran bahan yang
efektif dan efisien. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya luas ruang pabrik serta
jumlah dan ukuran mesin yang digunakan. Tata Letak produksi pupuk hayati petro
Biofertil PT. Petrokimia Gresik merupakan tipe tata letak fasilitas produksi
berdasarkan aliran produksinya (product layout). Peta proses operasi pembuatan
pupuk hayati Petro Biofertil meliputi operasi dan pemeriksaan pada pembuatan
pupuk hayati. Sedangkan pada tahap pembiakan mikroba tidak dijelaskan secara
detail sebab merupakan rahasia perusahaan.
3.2 Saran
Saran untuk PT. Petrokimia Gresik adalah perbaikan pada pola aliran bahan
dan perluasan ruang pabrik, jumlah dan ukuran mesin yang digunakan. Hal ini
akan meningkatkan produktivitas pupuk hayati Petro Biofertil serta meningkatkan
profit perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, 2004. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Herjanto, E. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Grasindo. Jakarta.
Ma’arif, M. S. dan H. Tanjung. 2003. Manajemen Operasi. Grasindo. Jakarta.
Nangoi, R. 2004. Pengembangan Produksi dan Sumber Daya Manusia. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Purnomo, H. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Prasetya, H. Dan F. Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Media Pressindo. Yogyakarta.
Wignjosoebroto, S. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Guna Widya. Surabaya.