· web view12. daerah istimewa yogyakarta i. gambaran umum 1. keadaan daerah wilayah daerah...
TRANSCRIPT
12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
I. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Daerah
Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal
seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di wilayah DI Yog-
yakarta meliputi areal persawahan sekitar 63,7 ribu ha atau
20,1%, areal tanah pekarangan 83,1 ribu ha atau 26,2%, areal
tegal/kebun 125,0 ribu ha atau 39,5%, areal tambak/kolam, te-
bat empang dan tanah tandus 0,9 ribu ha atau 0,3%, areal per-
kebunan 0,3 ribu ha atau 0,1%, areal hutan 20,0 ribu ha atau
6,3% dan lairs-lainnya 23,6 ribu ha atau 7,5% dari seluruh
luas wilayah.
Secara administratif DI Yogyakarta terdiri dari 1 Kota-
madya dan 4 Kabupaten. Seluruh Daerah Tingkat II tersebut me-
liputi 73 kecamatan serta 438 desa dan kelurahan.
Dengan perkiraan angka pertumbuhan penduduk rata-rata
1,6% per tahun, pada tahun 1988 penduduk DI Yogyakarta diper-
kirakan mencapai 3.081.250 jiwa. Pada tahun tersebut kepadat-
an penduduk rata-rata adalah 972 jiwa per km2 (kepadatan rata-
rata nasional pada tahun yang sama 91 jiwa per km2). Kabu-
419
paten Bantul merupakan kabupaten yang penduduknya terpadat di
DI Yogyakarta dengan rata-rata kepadatan 1.398 jiwa per km2,
sedangkan kabupaten Gunung Kidul merupakan kabupaten dengan
kepadatan penduduk terendah, yaitu 481 jiwa per km2.
Pada tahun 1985 penduduk DI Yogyakarta yang tinggal di
daerah perkotaan meliputi 26,1% dan pada tahun 1988 diperkira-
kan meningkat menjadi 27,6%.
Pada tahun 1985 penduduk usia kerja (10 tahun ke atas)
di DI Yogyakarta berjumlah 2.365.632 orang (76,8%). Dari jum-
lah tersebut yang masuk dalam angkatan kerja sebanyak
1.428.529 orang dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah
1.400.819 orang. Pada tahun 1985 tingkat partisipasi angkatan
kerja adalah 60,4%. Menurut tingkat pendidikannya angkatan
kerja yang ada terbagi dalam: 54,4% tidak dan belum tamat Se-
kolah Dasar (SD), 24,8% tamat SD, 6,7% tamat Sekolah Menengah
Tingkat Pertama (SMTP) umum, 1,5% tamat SMTP kejuruan, 4,4%
tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) umum, 5,9% tamat
SMTA kejuruan, 2,3% tamat perguruan tinggi atau setingkat.
Pada tahun 1985 angkatan kerja yang bekerja di sektor perta-
nian 52,00, sektor industri 12,9%, sektor perdagangan, hotel
dan restoran 13,9%, dan sektor-sektor lainnya 21,2%. Angka-
angka ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih memegang
peranan yang besar dalam menyerap tenaga kerja, diikuti oleh
sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran
serta sektor industri, sedangkan tingkat penyerapan tenaga
kerja sektor-sektor lainnya masih sangat rendah.
Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan ekonomi di luar
minyak dan gas bumi DI Yogyakarta atas dasar harga konstan
tahun 1983 adalah rata-rata 4,5% per tahun. Dalam periode
tersebut sektor pertanian tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-
420
rata 2,7% per tahun, sedangkan industri 5,4% per tahun. Pada
tahun 1986 sektor pertanian telah memberikan sumbangan terbe-
sar kepada PDRB, yaitu 29,1% dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran memberikan sumbangan terbesar ke dua, yaitu
19,1%. Dalam pada itu sektor industri, yang dalam Repelita IV
berkembang cukup baik, pada tahun 1986 memberikan sumbangan
kepada PDRB sebesar 8,8%.
Pada tahun 1986 produksi pertanian pangan telah mencapai
tingkat penyediaan 139,1 kg produksi beras per kapita.
Prasarana pengairan yang ada pada akhir Repelita IV telah
dapat mengairi areal sawah seluas 70.606 ha. Sebagian besar
sawah telah didukung oleh sistem irigasi teknis dan sisanya
pada umumnya merupakan sawah tadah hujan serta sawah yang di-
dukung dengan pompa air tanah antara lain di Gunung Kidul.
Bidang perhubungan selama Repelita IV telah mencapai ke-
majuan, meskipun berbagai peningkatan masih diperlukan. Pada
tahun 1986 seluruh jaringan jalan di DI Yogyakarta panjangnya
6.208 km, yang meliputi 32 km jalan nasional, 355 km jalan
propinsi, 5.596 km jalan kabupaten dan 225 km jalan kotamadya.
Keadaan jalan nasional pada umumnya cukup baik, demikian pula
jalan propinsi, tetapi sekitar 64,4% jalan kabupaten dan kota-
madya masih dalam kondisi rusak dan 2,1% dalam kondisi rusak
berat.
Hubungan antara DI Yogyakarta dengan propinsi-propinsi
yang lain sudah sangat berkembang. Dalam kaitan ini perhubung-
an udara dan darat (jalan raya dan kereta api) telah memberi-
kan dukungan yang cukup besar kepada peningkatan kelancaran
arus barang dan penumpang. Pelabuhan udara Adisucipto di Yog-
yakarta telah dapat didarati oleh pesawat udara jenis DC-9.
421
Di samping sebagai pelabuhan udara sipil lapangan udara Adi-
sucipto juga merupakan pangkalan udara AURI.
Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah men-
jangkau hampir seluruh desa dengan telah tersedianya 5 buah
Kantor Pos Induk, 72 Kantor Pos Pembantu, fasilitas Pos Keli-
ling di 12 kota dan 69 desa. Sementara itu fasilitas pelayan-
an sambungan telepon telah meningkat pula, yaitu berupa fasi-
litas telepon otomat dan sentral telepon manual.
Di bidang sosial budaya, peningkatan kecerdasan penduduk
telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10 tahun
yang buta huruf menjadi 24,1 orang per 1.000 penduduk pada
tahun 1985. Persentase anak umur 7-12 tahun yang masuk sekolah
di daerah ini telah mencapai tingkat yang tinggi, yaitu 99,89%
pada akhir Repelita III dan 99,90% pada akhir Repelita IV.
Pada akhir Repelita IV fasilitas pendidikan dasar telah
cukup merata. Setiap desa rata-rata telah memiliki lembaga
pendidikan dasar. Di seluruh DI Yogyakarta terdapat 2.322 bu-
ah SD, 481 buah SMTP, 365 buah SMTA, 47 buah STM dan 4 Pergu-
ruan Tinggi Negeri. Di samping itu masih terdapat berbagai
akademi dan 4 perguruan tinggi swasta.
Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 21,2 bayi
per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 28,7). Angka kematian
kasar mencapai 7,6 orang per 1.000 penduduk (rata-rata nasio-
nal 7,9). Tingkat kematian bayi mencapai 40,1 bayi per 1.000
kelahiran hidup (rata-rata nasional 58,0). Harapan hidup ra-
ta-rata mencapai 67,0 tahun (rata-rata nasional 62,8).
2. Masalah-masalah
Pembangunan yang dilaksanakan selama Repelita IV telah
422
menghasilkan perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun ma-
sih ada masalah-masalah yang memerlukan perhatian.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang masih menunjukkan angka
yang relatif tinggi merupakan masalah pembangunan DI Yogya-
karta yang cukup besar. Sampai saat ini masih dihadapi besar-
nya kelebihan tenaga kerja dengan bidang dan mutu yang belum
memadai.
Pada tahun 1985 sebesar 19% angkatan kerja berada di
daerah perkotaan dan 81% berada di pedesaan. Kelebihan ang-
katan kerja di pedesaan telah menimbulkan permasalahan antara
lain berupa mengalirnya kelebihan tenaga kerja tersebut ke
kota-kota.
Dalam pada itu tingkat pengangguran terbuka, meskipun
dalam angka persentase tampak kecil, jumlahnya masih cukup
besar. Pada tahun 1985 jumlah pengangguran terbuka ada 28.000
orang atau 1,9%, yang sebagian besar berpendidikan SMTA.
Prasarana dan sarana perhubungan yang sudah banyak me-
ngalami kemajuan masih perlu ditingkatkan untuk mengimbangi
arus barang dan orang yang cukup tinggi sebagai akibat me-
ningkatnya kegiatan-kegiatan perdagangan di dalam daerah,
perdagangan antar daerah dan pariwisata. Jangkauan prasarana
dan sarana perhubungan daerah, terutama ruas-ruas jalan desa
dan ruas-ruas jalan ke daerah tujuan wisata, masih perlu di-
tingkatkan.
Pengembangan kegiatan kepariwisataan di DI Yogyakarta
masih memerlukan prasarana dan sarana pendukung, seperti prasa-
rana dan sarana perhubungan menuju obyek-obyek wisata, akomo-
dasi, telekomunikasi, pembinaan obyek pariwisata dan tenaga
pemandu wisata.
423
Di bidang pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan,
seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium, per-
pustakaan, buku dan guru, baik di tingkat SD, SMTP, SMTA mau-
pun di Perguruan Tinggi, masih perlu ditingkatkan untuk meng-
hadapi meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan kebutuhan
untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai.
Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan pelayanan
kesehatan, khususnya dalam pelaksanaan vaksinasi dan pembe-
rantasan penyakit menular, antara lain melalui penambahan
puskesmas, puskesmas keliling, fasilitas rumah sakit, serta
tenaga medis dan paramedis.
Di DI Yogyakarta, ada sebagian kecil pedesaan yang masih
menghadapi masalah-masalah perhubungan, kekritisan sumber daya
alam dan kepekaan terhadap bencana alam, terutama terhadap
banjir dan kekeringan.
Masalah lain yang dihadapi ialah perlunya peran serta
lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya dalam
pelaksanaan pembangunan di DI Yogyakarta. Demikian pula masih
perlunya usaha yang cukup untuk mendorong perkoperasian agar
dapat sepenuhnya berperan sebagai motor penggerak perekonomi-
an daerah, terutama di pedesaan.
Penataan ruang dan pertanahan di DI Yogyakarta masih
menghadapi berbagai masalah yang membatasi kemampuan pemerin-
tah daerah dalam melaksanakan koordinasi pembangunan, pengen-
dalian penggunaan ruang dan pengendalian pemanfaatan sumber
daya alam. Rencana Umum Tata Ruang kabupaten, kotamadya dan
kawasan-kawasan tertentu, terutama yang diperlukan untuk men-
dukung pengembangan industri dan pariwisata, masih belum ter-
sedia sebagaimana mestinya. Mekanisme dan prosedur pelaksana-
424
an pengendalian penggunaan ruang terutama di daerah perkota-
an, masih belum mantap.
I I . KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di daerah DI Yogyakarta merupakan bagian in-
tegral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada Trilogi
Pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin nyata
dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional dan peman-
tapan perwujudan Wawasan Nusantara. Sesuai dengan prioritas
pembangunan dalam Repelita V, pembangunan daerah DI Yogyakar-
ta diarahkan pada peningkatan sektor pertanian dan perkem-
bangan industri disertai peningkatan penguasaan dan kualitas
teknologi, sehingga dapat memberikan sumbangan yang optimal
kepada pertumbuhan produksi daerah, peningkatan mutu produk-
si, ekspor dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di daerah
tersebut. Di samping itu pembangunan sektor sosial, kependu-
dukan dan ekonomi lainnya yang secara keseluruhan dilakukan
secara terpadu dalam rangka pembangunan wilayah, juga diarah-
kan kepada peningkatan kualitas, pertumbuhan dan pemerataan
yang optimal, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, dan
peningkatan pendapatan nyata kesejahteraan serta taraf hidup
seluruh lapisan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi daerah DI Yogyakarta yang cukup
tinggi selama Repelita V diharapkan dapat dicapai terutama
melalui peningkatan produksi dan perubahan teknologi di sektor
pertanian dan industri serta peningkatan penyediaan jasa yang
secara keseluruhan berorientasi pada peningkatan kesempatan
kerja di berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pembangun-
an yang telah ditempuh selama Repelita IV akan dilanjutkan
dan ditingkatkan agar perbaikan taraf hidup, kecerdasan dan
425
kesejahteraan semakin nyata dapat dirasakan oleh seluruh ma-
syarakat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di DI Yogya-
karta serta antara DI Yogyakarta dan daerah-daerah lain di
Indonesia makin dapat diwujudkan.
Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas, dan mem-
perhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan
prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan
daerah DI Yogyakarta dalam Repelita V pada pokoknya sebagai
berikut.
Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas
akan dilanjutkan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi
dan memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan
para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan
industri akan bahan baku, dan untuk membantu peningkatan
ekspor. Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan anta-
ra industri dan pertanian dalam struktur ekonomi nasional,
usaha pembangunan dan pengembangan sektor industri, terutama
agroindustri, akan terus didorong. Iklim berusaha yang lebih
mendorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan
diusahakan melalui berbagai usaha pemberian informasi dan ke-
mudahan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan-kegiatan pro-
mosi untuk merangsang pihak swasta agar bersedia melakukan
investasi di DI Yogyakarta.
Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di bi-
dang pertanian dan industri, upaya peningkatan prasarana dan
sarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi dalam
bidang perdagangan melalui bimbingan dan penyuluhan, penyem-
purnaan sistem informasi pasar dan sistem angkutan akan di
tingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan dan mendorong prakarsa
pengusaha-pengusaha swasta.
426
Dalam rangka memperluas lapangan kerja juga akan diarah-
kan agar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah diterapkan
pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di samping
itu diarahkan kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya alam
agar memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan dan pemba-
ngunan yang berkelanjutan.
Usaha koperasi akan terus didorong agar makin mandiri
dan dapat lebih berperanan dalam pembangunan di daerah. Seja-
lan dengan itu akan terus dikembangkan iklim yang dapat men-
dorong lembaga swadaya masyarakat untuk lebih banyak berpar-
tisipasi dalam pembangunan daerah.
Kegiatan pariwisata di DI Yogyakarta selama Repelita V
akan terus ditingkatkan agar dapat berkembang sebagai daerah
tujuan wisata yang lebih menarik wisatawan, terutama wisata-
wan mancanegara. Untuk itu berbagai fasilitas akomodasi, pe-
ngangkutan dan telekomunikasi ke dan dari lokasi, daerah wisa-
ta tersebut akan terus dikembangkan dan ditingkatkan. Demiki-
an pula usaha mempromosikan pariwisata ke luar dan ke dalam
negeri akan terus ditingkatkan.
Upaya untuk meningkatkan pendidikan, kecerdasan dan ke-
sehatan masyarakat akan terus dilanjutkan. Sejalan dengan itu
peningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasilitas pe-
layanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, di bidang ke-
sehatan maupun di bidang sosial lainnya, diusahakan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendidikan dan
keterampilan penduduk ditingkatkan melalui berbagai kegiat-
an pelatihan dan peningkatan pendidikan formal. Kegiatan-kegiat-
an ini akan diarahkan agar sebagian dari peningkatan jumlah
tenaga kerja yang berasal dari pertambahan penduduk di pede-
saan lebih mampu bertani dengan cara-cara yang lebih maju,
427
dan agar sebagian dari mereka dapat lebih mudah memperoleh
pekerjaan di luar sektor pertanian.
Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan sarana per-
tanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan yang ada, ke-
giatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana tersebut
akan ditingkatkan. Dalam hubungan ini partisipasi masyarakat
akan disalurkan antara lain melalui pembayaran iuran pemakai-
an air irigasi dan kegiatan-kegiatan gotong royong.
Selanjutnya dalam rangka peningkatan usaha pemerataan
pembangunan, perhatian khusus akan diberikan kepada daerah
yang relatif tertinggal, daerah kritis dan daerah padat pen-
duduk seperti Gunung Kidul, Bantul dan Sleman. Sejalan dengan
itu pembangunan masyarakat desa akan terus ditingkatkan. Pem-
bangunan daerah perkotaan akan dilanjutkan pula secara teren-
cana dan terpadu dengan memperhatikan perkembangan penduduk
dan kepentingan mereka agar dapat menjamin lingkungan yang
sehat untuk hidup, bekerja dan berusaha. Dengan pembangunan
yang serasi antara desa dan kota diharapkan arus urbanisasi
dapat dikendalikan.
Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan ketidakseimbang-
an kepadatan penduduk di DI Yogyakarta akan ditempuh pening-
katan program keluarga berencana dan langkah-langkah kebijak-
sanaan yang dapat mendorong perpindahan penduduk dari desa-desa
padat penduduk dan desa-desa kritis di DI Yogyakarta ke dae-
rah-daerah kurang penduduk di luar Jawa melalui program trans-
migrasi swakarsa. Di samping itu perhatian yang lebih besar
akan diberikan secara selektif kepada usaha pengembangan dae-
rah kritis .dan daerah berpotensi untuk pertanian di wilayah
DI Yogyakarta serta pengembangan daerah yang berpotensi.
428
Pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu menyerap per-
tambahan tenaga kerja yang terjadi dan dengan demikian dapat
mengurangi arus urbanisasi. Sejalan dengan itu pengembangan
kota sedang dan kecil akan ditingkatkan untuk membantu mengu-
rangi derasnya arus urbanisasi ke kota-kota besar. Sementara
itu pengembangan iklim usaha yang mendorong pertumbuhan sek-
tor informal di kota akan ditingkatkan.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah daerah
dalam penyelenggaraan pembangunan akan dilakukan langkah-
langkah pendayagunaan aparatur. Hal tersebut antara lain me-
liputi upaya untuk peningkatan pendapatan asli daerah. Upaya
ini dijalankan melalui penggalian dan pengerahan potensi sum-
ber pendapatan baru sepanjang tidak bertentangan dengan pera-
turan yang berlaku dan tidak menghambat perkembangan dunia
usaha. Dalam hubungan ini diusahakan penyempurnaan mekanisme
perpajakan dan retribusi daerah, peningkatan kemampuan aparat
pemerintah daerah di dalam memungut pajak dan retribusi dae-
rah, dan peningkatan hasil pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB). Bersamaan dengan itu usaha-usaha untuk mendorong agar
swasta lebih berpartisipasi dalam membiayai kegiatan pemba-
ngunan di daerah akan ditingkatkan pula. Di samping itu akan
dilanjutkan pula program pendidikan dan pelatihan pegawai,
penyempurnaan sistem informasi, komunikasi, hubungan kerja,
koordinasi, dan langkah-langkah penyederhanaan prosedural.
Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat lebih memantapkan
usaha untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan
bertanggung jawab yang pelaksanaannya bertitik berat pada
Daerah Tingkat II.
Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata Ru-
ang di DI Yogyakarta akan ditingkatkan agar pemerintah daerah
429
dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan ruang dan sumber daya
yang ada secara lebih terarah. Penataan pertanahan akan di-
tingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang, Daerah agar
masalah ketidakserasian penggunaan ruang dapat diselesaikan
secara lebih terarah.
Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam
Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak
dan gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya
5,1% rata-rata per tahun. Laju pertumbuhan tersebut diperhi-
tungkan cukup memadai untuk mendukung peningkatan pendapatan
per kapita dan penciptaan lapangan kerja yang dapat menyerap
tambahan angkatan kerja yang terjadi di DI Yogyakarta selama
lima tahun yang akan datang. Sedangkan laju pertumbuhan sek-
tor yang dapat dicapai per tahun diperkirakan masing-masing
sebagai berikut. Sektor pertanian dan sektor industri masing-
masing rata-rata akan tumbuh 2,2% dan 9,5% per tahun. Sedang-
kan pertumbuhan per tahun sektor pertambangan 10,7%, sektor
bangunan 5,9%, sektor perdagangan 5,1%, sektor pengangkutan
dan komunikasi 6,5%, dan sektor lain-lain 5,9%.
Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk diharapkan
akan turun menjadi rata-rata 1,4% per tahun, sehingga pada
tahun 1993 penduduk propinsi DI Yogyakarta diperkirakan akan
berjumlah 3,3 juta jiwa. Untuk menurunkan laju pertumbuhan
penduduk tersebut akan diusahakan penurunan angka kelahiran
kasar dari 21,2 bayi per 1.000 penduduk pada akhir Repelita
IV menjadi 19,6 pada akhir Repelita V, dan angka kematian ka-
sar dari 7,6 orang per 1.000 penduduk pada akhir Repelita IV
tetap dipertahankan pada akhir Repelita V. Sejalan dengan
upaya tersebut akan diusahakan pula peningkatan kesejahteraan
masyarakat agar angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
430
menurun dari 40,1 bayi pada akhir Repelita IV menjadi 35,1
bayi pada akhir Repelita V. Bersamaan dengan itu harapan hi-
dup rata-rata diharapkan naik dari 67,0 tahun pada akhir Re-
pelita IV menjadi 68,2 tahun pada akhir Repelita V.
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan
diusahakan peningkatan kecerdasannya dengan sasaran, antara
lain jumlah penampungan anak usia 7 - 12 tahun di SD akan di
tingkatkan dari 99,90% pada akhir Repelita IV menjadi 99,92%
pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah lulusan SD yang da-
pat ditampung di SMTP ditingkatkan dari 90,4% pada akhir Re-
pelita IV menjadi 99,5% pada akhir Repelita V, lulusan SMTP
yang dapat ditampung di SMTA diharapkan meningkat dari 96,7%
pada akhir Repelita IV menjadi 98,3% pada akhir Repelita V.
Peningkatan di bidang pendidikan ini juga disertai dengan pe-
ningkatan dalam mutu pendidikan, yang akan diusahakan melalui
peningkatan dalam penyediaan prasarana pendidikan, penyediaan
buku-buku dan penataran guru-guru.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diuraikan di atas di-
perkirakan akan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja yang
terjadi selama Repelita V yang diperkirakan rata-rata
meningkat dengan 2,3% per tahun, atau diperkirakan akan ber-
jumlah 203.000 angkatan kerja baru selama Repelita V.
Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Daerah akan dilanjut-
kan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa kawasan.
Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana untuk upaya pe-
manfaatan ruang dan sumber daya secara optimal, yang menjamin
percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah, pemanfaat-
an keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih terpenuhi-
nya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berkelanjutan.
431
III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN
Pembangunan di bidang pertanian dilaksanakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan penduduk DI Yogyakarta akan pangan, me-
ningkatkan pendapatan per jiwa mereka, membantu memantapkan
swasembada pangan, meningkatkan penyediaan bahan baku untuk
industri dan mendorong ekspor produksi pertanian. Hal terse-
but akan dilakukan melalui usaha-usaha intensifikasi, eksten-
sifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi. Peningkatan produk-
si tanaman pangan akan dilaksanakan melalui intensifikasi ta-
naman padi, palawija dan sayuran. Untuk menunjang usaha-usaha
peningkatan produksi tanaman pangan akan ditingkatkan penga-
daan benih padi, palawija dan hortikultura melalui balai-ba-
lai benih dan penangkar benih yang diusahakan oleh pemerintah
dan swasta. Di samping itu untuk memantapkan pemakaian benih
yang baik dan tahan hama akan diketatkan pengawasan mutu dan
sertifikasi benih. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya je-
nis hama pengganggu akan ditingkatkan kegiatan untuk mengata-
sinya melalui pengembangan sistem pengendalian hama terpadu.
Dalam rangka meningkatkan produksi palawija pembinaan petani
dan pengembangan paket teknologi tepat guna akan terus dilak-
sanakan. Di samping itu di daerah ini pemanfaatan pupuk kan-
dang, kompos dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.
Dalam bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak yang
akan dikembangkan di DI Yogyakarta terutama adalah unggas,
sapi, kerbau, ternak perah, babi, kambing dan domba. Di samping
itu pembinaan balai-balai penelitian ternak akan terus
dikembangkan melalui investasi swasta dan swadaya masyarakat
agar menghasilkan induk-induk dan pejantan unggul. Untuk itu
pelaksanaan inseminasi buatan akan dilanjutkan. Peningkatan
produksi ternak sapi akan didukung pula dengan kegiatan pe-
432
ngamanan ternak. Di samping itu akan diusahakan untuk meng-
urangi tingkat kematian ternak dan untuk mencegah berjang-
kitnya penyakit serta perkembangannya dengan mengembangkan
pusat-pusat pelayanan kesehatan hewan dan mengembangkan pe-
nyediaan prasarana kesehatan ternak. Dalam rangka meningkat-
kan kemampuan dan keterampilan petani ternak, penyuluhan akan
makin ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun frekuensi-
nya dan akan dilakukan melalui pemberian latihan-latihan ke-
pada para kontak tani.
Produksi perikanan akan dikembangkan di daerah-daerah
pantai dan di perairan umum terutama untuk memenuhi konsumsi
lokal. Dalam rangka penyediaan benih ikan dan udang galah,
fungsi Balai Benih Ikan (BBI) dan Balai Benih Udang Galah
(BBUG) akan ditingkatkan.
Di bidang perkebunan, produksi perkebunan rakyat akan
didorong pengembangannya. Komoditi yang akan dikembangkan an-
tara lain adalah kelapa di Bantul, tembakau di Sleman, jambu
mete di Gunung Kidul, tebu dan coklat di Kulon Progo. Dalam
rangka meningkatkan efisiensi sistem produksi dan inovasi
teknologi usaha penyuluhan ditingkatkan.
Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian kemampuan
jaringan pengairan akan ditingkatkan. Usaha-usaha perbaikan
dan peningkatan jaringan irigasi meliputi 57.000 ha di dae-
rah-daerah irigasi Sleman, Gunung Kidul, Bantul dan Kulon
Progo. Dalam rangka memperluas usaha intensifikasi dan diver-
sifikasi diusahakan pembangunan jaringan prasarana irigasi
baru, antara lain di Bantul. Pembangunan jaringan prasarana
irigasi baru tersebut diprioritaskan pada irigasi berukuran
kecil dan sedang. Termasuk dalam pembangunan irigasi kecil
adalah pembangunan waduk-waduk lapangan di Sermo untuk menun-
433
jang keperluan rumah tangga, peternakan, hortikultura dan
lain-lain.
Pengembangan air tanah akan dilaksanakan di daerah-daerah
yang sumber air permukaannya relatif terbatas. Untuk mengem-
bangkan potensi sumber daya air dan penyelamatan hutan, tanah
dan air, akan dilanjutkan pemeliharaan dan pemanfaatan kali
Progo dan Oyo, sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian sum-ber daya alam. Demikian pula akan dilakukan pengamanan wila-
yah pertanian di sekitar kawasan Gunung Merapi.
Kegiatan-kegiatan pembangunan jalan akan meliputi reha-
bilitasi, pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan jalan
serta jembatan yang diperlukan oleh daerah-daerah yang selama
ini belum terjangkau. Peningkatan jalan dan jembatan yang
akan dilaksanakan antara lain meliputi ruas-ruas jalan Yogya
- Sentolo, Sentolo - Milir, Wates - Toyan, Toyan - Kali Nong-
ko, Milir - Dayakan (Wates) untuk menunjang sektor pertanian
dan mengembangkan angkutan regional pada umumnya. Ruas-ruas
jalan di Kotamadya Yogyakarta untuk menunjang pengembangan
pariwisata dan memperbaiki akses Kotamadya.
Dalam rangka pengembangan pelayanan angkutan jalan raya,
akan dilanjutkan perbaikan dan penambahan lampu lalu lintas,
penyediaan rambu jalan, pembuatan marka jalan, pemasangan pa-
gar pengaman jalan, pembangunan fasilitas pengujian kendaraan
bermuatan serta pengadaan bus kota dan terminal angkutan pe-
numpang antar kota di Yogyakarta.
Peningkatan jasa angkutan kereta api dilaksanakan dengan
melanjutkan rehabilitasi dan pembangunan jalan kereta api,
peningkatan dan pemasangan jembatan kereta api, dan rehabili-
tasi kereta penumpang, gerbong barang dan kereta rel diesel.
434
Pengembangan jasa pos dan giro dalam Repelita V akan
mencakup pembangunan Kantor Pos Pembantu dan Kantor Pos Tam-
bahan di kecamatan dan Kantor Pos Induk di kabupaten. Di sam-
ping itu akan dilaksanakan penambahan bis Surat, kendaraan
bermotor untuk dinas Pos Keliling Kota dan untuk Pos Keliling
Desa, jaringan sambungan telepon, telex, telegrap dan faksi-
mile. Demikian pula pembangunan telekomunikasi pedesaan akan
diperluas.
Di bidang kepariwisataan akan dilaksanakan kegiatan pro-
mosi obyek Wisata Kraton Yogyakarta dan berbagai pusat kera-
jinan rakyat. Selain itu, akan dimantapkan upaya promosi wi-
sata nasional ke luar negeri dan dalam negeri.
Di bidang industri akan terus didorong pengembangan in-
dustri dengan orientasi ekspor dan pemenuhan kebutuhan pokok
rakyat di kota dan pedesaan, industri yang memanfaatkan sumber
alam yang tersedia di DI Yogyakarta dan industri sedang dan
kecil atau kerajinan rakyat. Pembinaan dan pembangunan Indus-
tri secara keseluruhan akan dilaksanakan dengan memperhatikan
prioritas dan ciri-ciri tiap kelompok industri yang secara
keseluruhan dapat diwujudkan dalam suatu pola industri yang
terpadu dan serasi. Selanjutnya akan dikembangkan industri
pengecoran logam di Yogyakarta.
Dalam rangka itu penelitian pengembangan industri pele-
buran pasir besi yang akan memberikan peran kepada daerah se-
bagai penghasil bahan baku besi baja akan ditingkatkan. Pe-
ngembangan aneka industri terutama industri pengolahan hasil
sektor pertanian, antara lain meliputi industri rokok, kayu,
minyak goreng, penyamakan kulit dan tekstil. Industri mene-
ngah dan kecil serta industri kerajinan dan rumah tangga, an-
tara lain meliputi kerajinan kulit, perak dan tembaga. Sasaran
435
pengembangan berbagai industri tersebut diarahkan kepada
diversifikasi produk dan peningkatan mutu yang disesuaikan
dengan standar mutu nasional dan dalam hal tertentu standar
mutu internasional.
Untuk memperbaiki mutu produk industri di DI Yogyakarta
maka bimbingan dan penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan
pada peningkatan kemampuan berproduksi dengan penggunaan teh-
nologi tepat guna dan peningkatan kemampuan manajemen pema-
saran.
Di bidang perdagangan akan dilanjutkan usaha peningkatan
efisiensi. Lagi pula akan dilanjutkan usaha penyebarluasan
informasi pasar bagi para produsen, pengusaha dan lembaga-
lembaga pemasaran di DI Yogyakarta.
Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan
usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai
bahan baku untuk industri. Kegiatan penelitian umum dan eks-
plorasi mineral industri (pasir besi, kaolin, bentonit dan
lain-lain) di daerah yang telah dilaksanakan akan dilanjutkan.
Di samping itu hasil tambang, yaitu pasir besi terus didorong
untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sementara itu, bebe-
rapa jenis hasil tambang terutama hasil galian mineral indus-
tri yang saat ini berada dalam tahap awal eksploitasi terus
didorong untuk dapat berfungsi semestinya. Bimbingan dan pem-
binaan pengusahaan bahan-bahan galian golongan C akan dilan-
jutkan.
Selain itu di DI Yogyakarta akan dilakukan pula pipani-
sasi distribusi BBM sebagai bagian dari pipanisasi diseluruh
pulau Jawa untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan BBM,
khususnya produk premium, solar dan kerosin. Kecuali itu akan
dikembangkan sarana pembekalan LPG.
436
Penyediaan tenaga listrik akan terus ditingkatkan melalui
pengembangan sarana pusat pembangkit tenaga listrik, baik un-
tuk memenuhi kebutuhan pengembangan industri maupun konsumsi
rumah tangga. Sesuai dengan perkiraan kebutuhan tenaga lis-
trik, maka dalam Repelita V akan dilakukan langkah-langkah
untuk mempersiapkan pembangunan pusat-pusat pembangkit tenaga
listrik.
Dalam bidang perkoperasian upaya peningkatan kemampuan
organisasi, tata laksana dan usaha akan dilanjutkan untuk
dapat mengembangkan koperasi menjadi lembaga ekonomi rakyat
yang mandiri. Dalam pelaksanaan upaya itu tetap akan dipri-
oritaskan pada koperasi primer, khususnya Koperasi Unit Desa
(KUD), yang melaksanakan usaha dalam bidang pertanian pangan,
peternakan rakyat, perikanan rakyat, perkebunan rakyat, kera-
jinan rakyat, industri kecil, perkreditan atau simpan pinjam,
kelistrikan desa dan jasa angkutan pedesaan. Di samping itu
juga akan diprioritaskan koperasi-koperasi primer yang melak-
sanakan usaha produksi dan atau pemasaran berbagai jenis ko-
moditi ekspor yang diproduksi masyarakat pedesaan. Lain dari
pada itu mutu dan kemampuan pengelola koperasi dan anggotanya
juga akan ditingkatkan. Untuk itu akan diusahakan adanya pe-
nyempurnaan dalam metode, materi dan penyelenggaraan pendi-
dikan, penataran dan pelatihan keterampilan pengurus, badan
pemeriksa, manajer dan karyawan koperasi. Selanjutnya juga
akan diusahakan pemberian bantuan tenaga manajemen yang ter-
didik atau terlatih kepada KUD yang dianggap masih memerlu-
kan. Untuk menciptakan iklim yang mendukung pengembangan ke-
hidupan koperasi yang sehat, kegiatan-kegiatan penerangan dan
penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.
Dalam rangka peningkatan iklim penanaman modal serta un-
tuk lebih memberikan kepastian berusaha bagi para penanam mo-
437
dal di DI Yogyakarta, maka akan dilaksanakan penyederhanaan
sistem perizinan serta peraturan-peraturan daerah yang lain.
Demikian pula akan disempurnakan dan dilanjutkan penyusunan
dan penyebarluasan data dan informasi mengenai penanaman mo-
dal, profil proyek penanaman modal, profil potensi daerah
serta informasi pasar. Usaha untuk meningkatkan pelayanan pe-
nanaman modal yang lebih efisien akan ditempuh antara lain
dengan meningkatkan koordinasi dalam pelaksanaan pengendalian
oleh instansi-instansi terkait, baik di DI Yogyakarta maupun di
pusat.
Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja
terutama di daerah pedesaan yang padat penduduk dan di daerah
yang relatif tertinggal, akan dilaksanakan kegiatan Proyek
Padat Karya Gaya Baru (PPKGB). PPKGB ini ditujukan kepada ke-
giatan pembangunan yang berorientasi pada perluasan lapangan
kerja sebesar mungkin dan dengan demikian mendorong pening-
katan pertumbuhan ekonomi pedesaan. Di samping itu dalam usa-
ha mengatasi masalah melimpahnya angkatan kerja usia muda
terdidik juga akan disebarkan dan ditugaskan tenaga kerja su-
karela yang telah mendapatkan pendidikan khusus sebagai kon-
sultan koperasi, pemandu wirausaha dan tenaga teknis di sek-
tor-sektor pembangunan. Kegiatan penyaluran dan penyebaran
tenaga kerja melalui mekanisme Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)
dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN) terus didorong dan di-
tingkatkan.
Dalam pada itu tenaga kerja yang akan dilatih melalui
Balai Latihan Kerja (BLK) dan Latihan Keliling yang ada di DI
Yogyakarta akan diarahkan agar mampu mendukung kegiatan-ke-
giatan pembangunan desa, pengembangan industri, khususnya
438
dalam rangka menunjang ekspor dan kemampuan berusaha secara
mandiri.
Usaha transmigrasi akan dilanjutkan dengan lebih mendo-
rong transmigrasi swakarsa. Usaha ini direncanakan mencapai
22.000 KK transmigran yang terdiri dari transmigran umum se-
banyak 8.000 KK dan transmigran swakarsa sebanyak 14.000 KK.
Pemindahan penduduk ini akan dikaitkan dengan usaha rehabili-
tasi dan pelestarian sumber dam alam dan lingkungan hidup
serta penataan kembali penguasaan, pengusahaan dan pemilikan
tanah. Dalam hubungan ini maka wilayah-wilayah yang diberi
prioritas untuk dipindahkan penduduknya adalah wilayah-wila-
yah di daerah aliran sungai; (DAS) dan wilayah-wilayah hutan
lindung yang berfungsi sebagai 1pengatur tata air dan tata
iklim. Wilayah-wilayah lain yang juga diberi prioritas untuk
dipindahkan penduduknya adalah: wilayah pemukiman penduduk
yang terancam bencana alam rutin, wilayah yang sangat padat
penduduknya tetapi memiliki sumber daya alam yang terbatas,
dan wilayah pemukiman penduduk yang akan dijadikan lokasi
proyek pembangunan.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, akan diting-
katkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lainnya un-
tuk setiap jenis dan jenjang sekolah. Di samping itu akan pu-
la ditingkatkan pengadaan buku-buku pelajaran dan buku-buku
bacaan. Selanjutnya dalam rangka memantapkan perluasan dan
pemerataan kesempatan belajar akan dibangun gedung SMTP dan
SMTA, penambahan ruang kelas baru, pembangunan ruang labora-
torium dan perpustakaan serta rehabilitasi bangunan. Pada
tingkat Sekolah Dasar akan diteruskan usaha rehabilitasi ge-
dung SD agar tetap layak digunakan sebagai tempat berlang-
sungnya proses belajar mengajar.
439
Di samping itu akan direhabilitasi serta dikembangkan
Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama (SMKTP) dengan tam-
bahan ruang penunjangnya, seperti ruang praktek dan perpusta-
kaan. Tambahan pula akan dibangun SMKTA baru, sedangkan daya
tampung SMKTA yang ada baik negeri maupun swasta ditingkat-
kan. Selanjutnya akan ditingkatkan pula pemeliharaan gedung-
gedung SMTA yang ada. Sementara itu dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan tinggi, kampus Universitas Gajah Mada akan
direhabilitasi dan diperluas.
Dalam rangka pembinaan Pendidikan Masyarakat berbagai
kegiatan akan dilaksanakan. Antara lain akan dilanjutkan pe-
nyelenggaraan kelompok belajar (Kejar) Paket A yang dipadukan
dengan pendidikan mata pencaharian, penyelenggaraan Kejar Pa-
ket B sebagai usaha untuk mendukung perintisan pelaksanaan
wajib belajar tingkat SMTP, penyelenggaraan Program Magang
dan penyelenggaraan Kejar Usaha.
DI Yogyakarta sebagai salah satu pusat kebudayaan memper-
oleh perhatian khusus. Di bidang kebudayaan akan ditingkat-
kan antara lain usaha-usaha inventarisasi dan pembinaan nilai-
nilai budaya, pembinaan kebahasaan, kesusasteraan dan perpus-
takaan, pembinaan kesenian serta pembinaan tradisi, peninggal-
an sejarah dan permuseuman. Sementara itu akan lebih digairah-
kan kegiatan pelestarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah.
Antara lain akan dilanjutkan pemugaran Candi Ratu Boko sebagai
warisan budaya bangsa.
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
melalui Puskesmas di DI Yogyakarta akan dibangun 14 Puskes-
mas, 70 buah Puskesmas Pembantu, 8 buah Puskesmas Perawatan
dan disediakan sarana untuk 85 buah Puskesmas Keliling. Untuk
440
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelayanan
kesehatan, akan digalakkan upaya penyuluhan kesehatan yang
dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penanganan
masalah-masalah kesehatan. Dengan demikian diharapkan akan
lebih banyak Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang dibentuk
dan dikelola oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari
petugas Puskesmas.
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan, akan di-
laksanakan melalui seluruh RSU kelas D yang ada. Sementara
itu pelayanan kesehatan jiwa akan ditingkatkan pula; sedang-
kan upaya pelayanan laboratorium kesehatan akan lebih diman-
tapkan mutunya.
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular akan
dilaksanakan melalui upaya kesehatan masyarakat yang meliputi
imunisasi, penanggulangan penyakit-penyakit diare, malaria,
demam berdarah, rabies, tb-paru, frambusia dan penyakit lain
yang menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta melalui
peningkatan pengamatan kejadian penyakit. Sementara itu mela-
lui upaya perbaikan gizi akan ditingkatkan kemampuan masyara-
kat dalam memanfaatkan sumber pangan yang tersedia seperti
umbi-umbian, jagung dan lain-lain, untuk menaikkan mutu ma-
kanan dalam memenuhi kebutuhannya akan gizi secara aman. Di
samping itu akan diupayakan peningkatan dan pencegahan pe-
nanggulangan kekurangan kalori dan protein, kekurangan vita-
min A dan anemia gizi melalui kegiatan Usaha Peningkatan Gizi
Keluarga (UPGK) di seluruh DI Yogyakarta. Selanjutnya juga
akan dilakukan pencegahan gondok endemik di daerah gondok en-
demik, seperti di Wonosari, serta peningkatan kemampuan-ke-
mampuan masyarakat dalam pengelolaan program gizi. Sistem ke-
waspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan dikembangkan.
441
Dalam rangka melindungi masyarakat terhadap penyalahgu-
naan obat, makanan, kosmetika dan bahan lain yang berbahaya
akan diintensifkan kegiatan pengawasan bahan-bahan tersebut.
Untuk itu akan ditingkatkan fungsi balai pemeriksaan obat dan
makanan yang ada. Sedangkan untuk menjamin kelancaran distri-
busi dan pengadaan obat-obatan di unit pelayanan kesehatan
akan dilanjutkan pembangunan sarana penyimpanan obat, alat
perbekalan kesehatan di kabupaten dan kotamadya yang belum
memilikinya. Sementara itu dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan rakyat bagi daerah pemukiman di pedesaan yang rawan
air bersih dan rawan penyakit menular akan dilanjutkan penye-
diaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
Di samping itu akan ditingkatkan mutu sekolah dan akademi
pendidikan tenaga kesehatan yang ada. Khusus untuk pendidikan
tenaga perawat gigi, fisioterapi dan tenaga ahli rontgen serta
elektromedik akan diupayakan penambahan sarana fisik dan non
fisik pendidikan. Dalam rangka menunjang program kesehatan
secara keseluruhan, akan diupayakan perubahan perilaku masya-
rakat melalui penyuluhan kesehatan. Penyuluhan ini akan dila-
kukan dengan jalan menyebarluaskan informasi kesehatan dan
mengembangkan potensi swadaya masyarakat dan mengembangkan
metode penyuluhan kesehatan yang makin efektif.
Dalam bidang kesejahteraan sosial kegiatan pembinaan dan
pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain me-
lalui: penyuluhan, bimbingan sosial oleh pembinaan para Pe-
kerja Sosial Masyarakat, pembinaan swadaya masyarakat dalam
bidang perumahan dan lingkungan, serta pembinaan organisasi
sosial dan lembaga swadaya masyarakat.
Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan di-
442
laksanakan antara lain penyantunan bagi para lanjut usia dan
jompo terlantar, pengentasan anak terlantar dan yatim piatu,
penyantunan dan pengentasan penyandang cacat, pengentasan
anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika serta fakir
miskin.
Selain itu pembinaan generasi muda dalam wadah Karang
Taruna akan dilaksanakan melalui upaya untuk meningkatkan
peran serta Karang Taruna dalam berbagai bidang pembangunan
di pedesaan.
Peranan dan fungsi wanita akan lebih digairahkan untuk
menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pencegahan
timbulnya masalah kenakalan remaja dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Kegiatan dan usaha di bidang kependudukan dan keluarga
berencana ditujukan untuk meningkatkan mutu sumber daya manu-
sia. Untuk itu diusahakan peningkatan kualitas penduduk mela-
lui peningkatan pendidikan, kesehatan, pemukiman dan kesehat-
an lingkungan.
Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk, sebanyak
347,5 ribu pasangan usia subur akan diajak menjadi peserta KB
baru. Di samping itu Repelita V akan diberikan pembinaan ke-
pada peserta KB aktif yang berjumlah 347,5 ribu pasangan agar
tetap ber KB.
Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian antara pem-
bangunan kota dan pembangunan desa, maka akan diusahakan pe-
ningkatan dalam pembangunan pedesaan. Di samping itu akan di-
usahakan pula mobilitas penduduk pedesaan meningkat, sehingga
apabila diperlukan setiap hari dapat bepergian ke kota secara
ulang alik dengan lancar. Dengan demikian penduduk pedesaan
443
tidak mudah terdorong untuk pindah ke kota. Di samping itu
akan diusahakan pula pengembangan kota-kota kecil sebagai
suatu sarana untuk mengendalikan hasrat penduduk agar tidak
berkeinginan untuk pindah ke kota-kota besar.
Perumahan sederhana akan terus dibangun sesuai dengan
hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-masing kota.
Di samping itu usaha perbaikan kampung akan dilanjutkan an-
tara lain di kota-kota: Yogyakarta, Wonosari dan Wates. Di-
perkirakan selama Repelita V di DI Yogyakarta akan diperbaiki
lingkungan permukiman seluas 680 ha. Kegiatan pemugaran peru-
mahan desa yang meliputi perbaikan mutu rumah serta perbaikan
lingkungan pemukimannya akan terus dilanjutkan, dengan perha-
tian khusus pada desa-desa kritis, terbelakang, miskin, nela-
yan dan pusat pertumbuhan.
Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan
menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum. Kapasitas
prasarana yang ada akan ditingkatkan dengan jalan merehabili-
tasi instalasi, mengurangi kebocoran dan membangun instalasi
barn. Program ini akan dilaksanakan di kota Yogyakarta, Wono-sari, Wates, Bantul dan Sleman. Ke dalam program ini juga
termasuk usaha-usaha untuk menyediakan air bersih bagi pendu-
duk pedesaan, baik dengan sistem perpipaan maupun non perpi-
paan.
Usaha-usaha di bidang penyehatan lingkungan pemukiman
akan terus pula ditingkatkan melalui kegiatan pemeliharaan
dan penanganan air limbah, drainase, dan persampahan. Program
ini akan dilaksanakan di kota Yogyakarta, Wonosari, Wates,
Bantul dan Sleman.
Dalam rangka pembangunan di bidang agama dalam Repeli-
444
ta V akan dilaksanakan, antara lain, penyediaan bantuan pem-
bangunan dan rehabilitasi tempat peribadatan berbagai agama,
penyediaan kitab suci berbagai agama, dan pembangunan atau
rehabilitasi atau perluasan Balai Nikah dan Penasehatan Per-
kawinan, serta pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan
Balai Sidang Pengadilan Agama, kantor-kantor Urusan Agama
tingkat kecamatan, kabupaten, kotamadya dan wilayah.
Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama
terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat
khusus. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan agama yang
meliputi: Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawi-
yah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Pendidik-
an Guru Agama Negeri (PGAN), akan ditingkatkan dan disempur-
nakan prasarana dan sarananya. Di samping itu akan disediakan
juga bantuan bagi perguruan agama swasta. Selanjutnya akan
diteruskan kegiatan perintisan dan percontohan pelatihan ke-
terampilan pada MAN Yogyakarta.
Dalam pada itu dalam rangka pengembangan perguruan tinggi
agama akan dilanjutkan pembangunan atau rehabilitasi atau
perluasan fasilitas perkuliahan, fasilitas pelaksanaan Kuliah
Kerja Nyata (KKN), dan fasilitas penelitian ilmiah serta pe-
nyelenggaraan Program Pasca Sarjana dan Doktor pada IAIN
Sunan Kalijaga, dan penyediaan bantuan bagi perguruan tinggi
agama swasta.
Pembangunan di bidang hukum terus dilanjutkan dengan
berbagai upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan penun-
jang bagi usaha-usaha penegakan hukum dan peradilan. Semuanya
dilaksanakan dalam rangka mendekatkan jangkauan pelayanan
hukum kepada masyarakat serta memeratakan kesempatan memper-
445
oleh peradilan. Upaya yang akan dilaksanakan adalah rehabili-
tasi beberapa gedung kantor Kejaksaan Negeri, Pengadilan Ne-
geri dan Kantor Imigrasi. Selanjutnya sebagai upaya penun-
jangan tugas-tugas pemasyarakatan, diusahakan rehabilitasi
sejumlah Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara serta
Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak.
Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat,
berbagai pola penyuluhan hukum yang ada, akan terus dilaksa-
nakan secara terpadu. Selanjutnya dalam usaha untuk mewujud-
kan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindung-
an hukum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan konsultasi
hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan tetap
dilanjutkan.
Program-program sektoral yang ada di daerah ditunjang
dengan program-program bantuan pembangunan kepada daerah.
Program-program bantuan pembangunan yang diterima DI Yogya-
karta meliputi program-program berikut.
Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan pengguna-
annya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (0&P)
jalan Propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan kegiatan-
kegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Pemerintah
Daerah Tingkat I. Program Peningkatan Jalan dan Penggantian
Jembatan digunakan untuk menangani peningkatan jalan dan
penggantian jembatannya agar seimbang dengan meningkatnya la-
lu lintas dan muatan.
Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk
membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten
dan kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.
446
Program Peningkatan Jalan Kabupaten dan Kotamadya digu-
nakan untuk meningkatkan prasarana jalan dalam rangka memenuhi
kebutuhan prasarana perhubungan yang makin meningkat. Program
Pembinaan Pendidikan Dasar digunakan terutama untuk membiayai
kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana pendidikan dasar da-
lam rangka meningkatkan mutu pendidikan dasar, dan untuk mem-
biayai pembangunan Sekolah Dasar baru di daerah pemukiman ba-
ru. Program pelayanan kesehatan digunakan untuk membiayai ke-
giatan operasi dan pemeliharaan sarana kesehatan yang melipu-
ti Rumah Sakit Kabupaten, Puskesmas, Puskesmas Keliling, Pus-
kesmas Pembantu serta untuk membiayai penyediaan obat-obatan.
Program Rehabilitasi Hutan dan Tanah Kritis disediakan
untuk membantu Daerah Tingkat II yang menghadapi masalah tanah
kritis, untuk membiayai penyuluhan dan percontohan mengenai
pengembangan pelestarian dengan konservasi dan pencegahan
perluasan daerah kritis, serta kegiatan lain dalam menjaga
kelestarian sumber daya alam.
Program Pembangunan Desa digunakan untuk membiayai ke-
giatan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan
swadaya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT)
dalam rangka mengembangkan daerah yang terpencil, daerah kri-
tis dan daerah padat penduduk.
Dalam bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup akan
dilaksanakan kegiatan-kegiatan pemantapan dan pengukuhan ka-
wasan hutan tetap seluas 400 ha, pemetaan kawasan hutan, pe-
natagunaan hutan, dan inventarisasi potensi hutan produksi
dan hutan konversi. Usaha pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup dan peningkatan fungsinya serta pengendalian
kerusakannya juga dilaksanakan dengan mengembangkan pola tata
ruang yang dinamis.
447
Dalam rangka penyelamatan hutan tanah dan air akan di-
laksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan kawas-
an konversi, rehabilitasi sungai dan pengembangan DAS, pe-
ngendalian dan pengembangan bencana alam yang akan meliputi
DAS Opak, Oyo dan Progo. Di samping itu di semua DAS tersebut
juga dilaksanakan upaya untuk membina kemampuan masyarakat
guna meningkatkan peran sertanya secara swadaya dalam penye-
lamatan hutan tanah dan air. Pelaksanaan program Tanah Kritis
akan dilakukan melalui kegiatan reboisasi dan penghijauan
dengan sasaran di DAS terpenting yang meliputi areal lahan
kering dan lahan kritis dengan sasaran fisik 20.000 ha peng-
hijauan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan konservasi
atas tanah usaha tani yang mempunyai kemiringan di atas 40%
dan rehabilitasi lahan. kritis dalam pola terpadu DAS. Dalam
rangka pengembangan meteorologi dan geofisika akan ditingkat-
kan 3 buah stasiun meteorologi dan geofisika.
Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian dalam ke-
giatan-kegiatan pembangunan, kegiatan penataan ruang daerah
akan dilanjutkan dan disusun secara lebih dipadukan dengan
berbagai program terkait. Kegiatan yang akan dilaksanakan di
antaranya mencakup penyusunan Rencana Struktur Tata Ruang
Daerah Tingkat I dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat
II, serta penyusunan Rencana Umum Tata Ruang kawasan beserta
rinciannya di kawasan-kawasan yang dirasa strategis ataupun
kritis.
Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengem-
bangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar
sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, te-
levisi dan pers serta mekanisme Bakohumas. Sementara itu un-
tuk meningkatkan hasil guna dan daya guna siaran radio dan
448
televisi ditingkatkan kerja sama lintas sektoral dalam menyu-
sun substansi isi acara-acara siaran. Dalam rangka peningkat-
an mutu dan jangkauan siaran radio, televisi dan film dilak-
sanakan rehabilitasi dan pengembangan pemancar radio dan te-
levisi yang ada.
Dalam Repelita V dalam bidang Ilmu Pengetahuan, Teknolo-
gi dan Penelitian di DI Yogyakarta akan dilanjutkan melalui
kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumber daya lahan serta
pengembangan Sistem Informasi Geografi yang diperlukan untuk
mendukung perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kemampu-
an sumber dayanya. Selain itu akan dilanjutkan penelitian di
Pusat Reaktor Atom Kartini (Batan) dan penelitian pemanfaatan
energi angin oleh Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (La-
pan) di Parangtritis.
449
TABELWILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK
PROPINSI DI YOGYAKARTA
DAERAH TINGKAT IILuasWilayah(Km2)
Jumlah Kecamatan
JumlahDesa
Perkiraan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/km2
1985 1988 1985 1988(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
Kotamadya:
Yogyakarta 32,77 14 45 437.302 462.482 13.343 14.111
Kabupaten :
Bantul 511,17 17 75 678.929 714.493 1.328 1.398
Sleman 580,15 17 86 737.438 778.750 1.271 1.342
Gunungkidul 1.497,62 13 144 687.447 719.669 459 481
Kulonprogo 547,28 12 88 389.194 405.856 711 742
Jumlah 3.169,00 73 438 2.930.309 3.081.250 925 972
450
451