· web view12. daerah istimewa yogyakarta i. gambaran umum 1. keadaan daerah wilayah daerah...

65
12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Upload: others

Post on 21-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Page 2:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di
Page 3:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan Daerah

Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal

seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di wilayah DI Yog-

yakarta meliputi areal persawahan sekitar 63,7 ribu ha atau

20,1%, areal tanah pekarangan 83,1 ribu ha atau 26,2%, areal

tegal/kebun 125,0 ribu ha atau 39,5%, areal tambak/kolam, te-

bat empang dan tanah tandus 0,9 ribu ha atau 0,3%, areal per-

kebunan 0,3 ribu ha atau 0,1%, areal hutan 20,0 ribu ha atau

6,3% dan lairs-lainnya 23,6 ribu ha atau 7,5% dari seluruh

luas wilayah.

Secara administratif DI Yogyakarta terdiri dari 1 Kota-

madya dan 4 Kabupaten. Seluruh Daerah Tingkat II tersebut me-

liputi 73 kecamatan serta 438 desa dan kelurahan.

Dengan perkiraan angka pertumbuhan penduduk rata-rata

1,6% per tahun, pada tahun 1988 penduduk DI Yogyakarta diper-

kirakan mencapai 3.081.250 jiwa. Pada tahun tersebut kepadat-

an penduduk rata-rata adalah 972 jiwa per km2 (kepadatan rata-

rata nasional pada tahun yang sama 91 jiwa per km2). Kabu-

419

Page 4:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

paten Bantul merupakan kabupaten yang penduduknya terpadat di

DI Yogyakarta dengan rata-rata kepadatan 1.398 jiwa per km2,

sedangkan kabupaten Gunung Kidul merupakan kabupaten dengan

kepadatan penduduk terendah, yaitu 481 jiwa per km2.

Pada tahun 1985 penduduk DI Yogyakarta yang tinggal di

daerah perkotaan meliputi 26,1% dan pada tahun 1988 diperkira-

kan meningkat menjadi 27,6%.

Pada tahun 1985 penduduk usia kerja (10 tahun ke atas)

di DI Yogyakarta berjumlah 2.365.632 orang (76,8%). Dari jum-

lah tersebut yang masuk dalam angkatan kerja sebanyak

1.428.529 orang dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah

1.400.819 orang. Pada tahun 1985 tingkat partisipasi angkatan

kerja adalah 60,4%. Menurut tingkat pendidikannya angkatan

kerja yang ada terbagi dalam: 54,4% tidak dan belum tamat Se-

kolah Dasar (SD), 24,8% tamat SD, 6,7% tamat Sekolah Menengah

Tingkat Pertama (SMTP) umum, 1,5% tamat SMTP kejuruan, 4,4%

tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) umum, 5,9% tamat

SMTA kejuruan, 2,3% tamat perguruan tinggi atau setingkat.

Pada tahun 1985 angkatan kerja yang bekerja di sektor perta-

nian 52,00, sektor industri 12,9%, sektor perdagangan, hotel

dan restoran 13,9%, dan sektor-sektor lainnya 21,2%. Angka-

angka ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih memegang

peranan yang besar dalam menyerap tenaga kerja, diikuti oleh

sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran

serta sektor industri, sedangkan tingkat penyerapan tenaga

kerja sektor-sektor lainnya masih sangat rendah.

Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan ekonomi di luar

minyak dan gas bumi DI Yogyakarta atas dasar harga konstan

tahun 1983 adalah rata-rata 4,5% per tahun. Dalam periode

tersebut sektor pertanian tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-

420

Page 5:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

rata 2,7% per tahun, sedangkan industri 5,4% per tahun. Pada

tahun 1986 sektor pertanian telah memberikan sumbangan terbe-

sar kepada PDRB, yaitu 29,1% dan sektor perdagangan, hotel

dan restoran memberikan sumbangan terbesar ke dua, yaitu

19,1%. Dalam pada itu sektor industri, yang dalam Repelita IV

berkembang cukup baik, pada tahun 1986 memberikan sumbangan

kepada PDRB sebesar 8,8%.

Pada tahun 1986 produksi pertanian pangan telah mencapai

tingkat penyediaan 139,1 kg produksi beras per kapita.

Prasarana pengairan yang ada pada akhir Repelita IV telah

dapat mengairi areal sawah seluas 70.606 ha. Sebagian besar

sawah telah didukung oleh sistem irigasi teknis dan sisanya

pada umumnya merupakan sawah tadah hujan serta sawah yang di-

dukung dengan pompa air tanah antara lain di Gunung Kidul.

Bidang perhubungan selama Repelita IV telah mencapai ke-

majuan, meskipun berbagai peningkatan masih diperlukan. Pada

tahun 1986 seluruh jaringan jalan di DI Yogyakarta panjangnya

6.208 km, yang meliputi 32 km jalan nasional, 355 km jalan

propinsi, 5.596 km jalan kabupaten dan 225 km jalan kotamadya.

Keadaan jalan nasional pada umumnya cukup baik, demikian pula

jalan propinsi, tetapi sekitar 64,4% jalan kabupaten dan kota-

madya masih dalam kondisi rusak dan 2,1% dalam kondisi rusak

berat.

Hubungan antara DI Yogyakarta dengan propinsi-propinsi

yang lain sudah sangat berkembang. Dalam kaitan ini perhubung-

an udara dan darat (jalan raya dan kereta api) telah memberi-

kan dukungan yang cukup besar kepada peningkatan kelancaran

arus barang dan penumpang. Pelabuhan udara Adisucipto di Yog-

yakarta telah dapat didarati oleh pesawat udara jenis DC-9.

421

Page 6:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

Di samping sebagai pelabuhan udara sipil lapangan udara Adi-

sucipto juga merupakan pangkalan udara AURI.

Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah men-

jangkau hampir seluruh desa dengan telah tersedianya 5 buah

Kantor Pos Induk, 72 Kantor Pos Pembantu, fasilitas Pos Keli-

ling di 12 kota dan 69 desa. Sementara itu fasilitas pelayan-

an sambungan telepon telah meningkat pula, yaitu berupa fasi-

litas telepon otomat dan sentral telepon manual.

Di bidang sosial budaya, peningkatan kecerdasan penduduk

telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10 tahun

yang buta huruf menjadi 24,1 orang per 1.000 penduduk pada

tahun 1985. Persentase anak umur 7-12 tahun yang masuk sekolah

di daerah ini telah mencapai tingkat yang tinggi, yaitu 99,89%

pada akhir Repelita III dan 99,90% pada akhir Repelita IV.

Pada akhir Repelita IV fasilitas pendidikan dasar telah

cukup merata. Setiap desa rata-rata telah memiliki lembaga

pendidikan dasar. Di seluruh DI Yogyakarta terdapat 2.322 bu-

ah SD, 481 buah SMTP, 365 buah SMTA, 47 buah STM dan 4 Pergu-

ruan Tinggi Negeri. Di samping itu masih terdapat berbagai

akademi dan 4 perguruan tinggi swasta.

Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 21,2 bayi

per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 28,7). Angka kematian

kasar mencapai 7,6 orang per 1.000 penduduk (rata-rata nasio-

nal 7,9). Tingkat kematian bayi mencapai 40,1 bayi per 1.000

kelahiran hidup (rata-rata nasional 58,0). Harapan hidup ra-

ta-rata mencapai 67,0 tahun (rata-rata nasional 62,8).

2. Masalah-masalah

Pembangunan yang dilaksanakan selama Repelita IV telah

422

Page 7:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

menghasilkan perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun ma-

sih ada masalah-masalah yang memerlukan perhatian.

Tingkat pertumbuhan penduduk yang masih menunjukkan angka

yang relatif tinggi merupakan masalah pembangunan DI Yogya-

karta yang cukup besar. Sampai saat ini masih dihadapi besar-

nya kelebihan tenaga kerja dengan bidang dan mutu yang belum

memadai.

Pada tahun 1985 sebesar 19% angkatan kerja berada di

daerah perkotaan dan 81% berada di pedesaan. Kelebihan ang-

katan kerja di pedesaan telah menimbulkan permasalahan antara

lain berupa mengalirnya kelebihan tenaga kerja tersebut ke

kota-kota.

Dalam pada itu tingkat pengangguran terbuka, meskipun

dalam angka persentase tampak kecil, jumlahnya masih cukup

besar. Pada tahun 1985 jumlah pengangguran terbuka ada 28.000

orang atau 1,9%, yang sebagian besar berpendidikan SMTA.

Prasarana dan sarana perhubungan yang sudah banyak me-

ngalami kemajuan masih perlu ditingkatkan untuk mengimbangi

arus barang dan orang yang cukup tinggi sebagai akibat me-

ningkatnya kegiatan-kegiatan perdagangan di dalam daerah,

perdagangan antar daerah dan pariwisata. Jangkauan prasarana

dan sarana perhubungan daerah, terutama ruas-ruas jalan desa

dan ruas-ruas jalan ke daerah tujuan wisata, masih perlu di-

tingkatkan.

Pengembangan kegiatan kepariwisataan di DI Yogyakarta

masih memerlukan prasarana dan sarana pendukung, seperti prasa-

rana dan sarana perhubungan menuju obyek-obyek wisata, akomo-

dasi, telekomunikasi, pembinaan obyek pariwisata dan tenaga

pemandu wisata.

423

Page 8:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

Di bidang pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan,

seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium, per-

pustakaan, buku dan guru, baik di tingkat SD, SMTP, SMTA mau-

pun di Perguruan Tinggi, masih perlu ditingkatkan untuk meng-

hadapi meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan kebutuhan

untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai.

Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan pelayanan

kesehatan, khususnya dalam pelaksanaan vaksinasi dan pembe-

rantasan penyakit menular, antara lain melalui penambahan

puskesmas, puskesmas keliling, fasilitas rumah sakit, serta

tenaga medis dan paramedis.

Di DI Yogyakarta, ada sebagian kecil pedesaan yang masih

menghadapi masalah-masalah perhubungan, kekritisan sumber daya

alam dan kepekaan terhadap bencana alam, terutama terhadap

banjir dan kekeringan.

Masalah lain yang dihadapi ialah perlunya peran serta

lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya dalam

pelaksanaan pembangunan di DI Yogyakarta. Demikian pula masih

perlunya usaha yang cukup untuk mendorong perkoperasian agar

dapat sepenuhnya berperan sebagai motor penggerak perekonomi-

an daerah, terutama di pedesaan.

Penataan ruang dan pertanahan di DI Yogyakarta masih

menghadapi berbagai masalah yang membatasi kemampuan pemerin-

tah daerah dalam melaksanakan koordinasi pembangunan, pengen-

dalian penggunaan ruang dan pengendalian pemanfaatan sumber

daya alam. Rencana Umum Tata Ruang kabupaten, kotamadya dan

kawasan-kawasan tertentu, terutama yang diperlukan untuk men-

dukung pengembangan industri dan pariwisata, masih belum ter-

sedia sebagaimana mestinya. Mekanisme dan prosedur pelaksana-

424

Page 9:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

an pengendalian penggunaan ruang terutama di daerah perkota-

an, masih belum mantap.

I I . KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN

Pembangunan di daerah DI Yogyakarta merupakan bagian in-

tegral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada Trilogi

Pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin nyata

dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional dan peman-

tapan perwujudan Wawasan Nusantara. Sesuai dengan prioritas

pembangunan dalam Repelita V, pembangunan daerah DI Yogyakar-

ta diarahkan pada peningkatan sektor pertanian dan perkem-

bangan industri disertai peningkatan penguasaan dan kualitas

teknologi, sehingga dapat memberikan sumbangan yang optimal

kepada pertumbuhan produksi daerah, peningkatan mutu produk-

si, ekspor dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di daerah

tersebut. Di samping itu pembangunan sektor sosial, kependu-

dukan dan ekonomi lainnya yang secara keseluruhan dilakukan

secara terpadu dalam rangka pembangunan wilayah, juga diarah-

kan kepada peningkatan kualitas, pertumbuhan dan pemerataan

yang optimal, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, dan

peningkatan pendapatan nyata kesejahteraan serta taraf hidup

seluruh lapisan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi daerah DI Yogyakarta yang cukup

tinggi selama Repelita V diharapkan dapat dicapai terutama

melalui peningkatan produksi dan perubahan teknologi di sektor

pertanian dan industri serta peningkatan penyediaan jasa yang

secara keseluruhan berorientasi pada peningkatan kesempatan

kerja di berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pembangun-

an yang telah ditempuh selama Repelita IV akan dilanjutkan

dan ditingkatkan agar perbaikan taraf hidup, kecerdasan dan

425

Page 10:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

kesejahteraan semakin nyata dapat dirasakan oleh seluruh ma-

syarakat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di DI Yogya-

karta serta antara DI Yogyakarta dan daerah-daerah lain di

Indonesia makin dapat diwujudkan.

Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas, dan mem-

perhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan

prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan

daerah DI Yogyakarta dalam Repelita V pada pokoknya sebagai

berikut.

Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas

akan dilanjutkan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi

dan memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan

para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan

industri akan bahan baku, dan untuk membantu peningkatan

ekspor. Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan anta-

ra industri dan pertanian dalam struktur ekonomi nasional,

usaha pembangunan dan pengembangan sektor industri, terutama

agroindustri, akan terus didorong. Iklim berusaha yang lebih

mendorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan

diusahakan melalui berbagai usaha pemberian informasi dan ke-

mudahan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan-kegiatan pro-

mosi untuk merangsang pihak swasta agar bersedia melakukan

investasi di DI Yogyakarta.

Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di bi-

dang pertanian dan industri, upaya peningkatan prasarana dan

sarana perhubungan, komunikasi, peningkatan efisiensi dalam

bidang perdagangan melalui bimbingan dan penyuluhan, penyem-

purnaan sistem informasi pasar dan sistem angkutan akan di

tingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan dan mendorong prakarsa

pengusaha-pengusaha swasta.

426

Page 11:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

Dalam rangka memperluas lapangan kerja juga akan diarah-

kan agar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah diterapkan

pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di samping

itu diarahkan kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya alam

agar memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan dan pemba-

ngunan yang berkelanjutan.

Usaha koperasi akan terus didorong agar makin mandiri

dan dapat lebih berperanan dalam pembangunan di daerah. Seja-

lan dengan itu akan terus dikembangkan iklim yang dapat men-

dorong lembaga swadaya masyarakat untuk lebih banyak berpar-

tisipasi dalam pembangunan daerah.

Kegiatan pariwisata di DI Yogyakarta selama Repelita V

akan terus ditingkatkan agar dapat berkembang sebagai daerah

tujuan wisata yang lebih menarik wisatawan, terutama wisata-

wan mancanegara. Untuk itu berbagai fasilitas akomodasi, pe-

ngangkutan dan telekomunikasi ke dan dari lokasi, daerah wisa-

ta tersebut akan terus dikembangkan dan ditingkatkan. Demiki-

an pula usaha mempromosikan pariwisata ke luar dan ke dalam

negeri akan terus ditingkatkan.

Upaya untuk meningkatkan pendidikan, kecerdasan dan ke-

sehatan masyarakat akan terus dilanjutkan. Sejalan dengan itu

peningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasilitas pe-

layanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, di bidang ke-

sehatan maupun di bidang sosial lainnya, diusahakan dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendidikan dan

keterampilan penduduk ditingkatkan melalui berbagai kegiat-

an pelatihan dan peningkatan pendidikan formal. Kegiatan-kegiat-

an ini akan diarahkan agar sebagian dari peningkatan jumlah

tenaga kerja yang berasal dari pertambahan penduduk di pede-

saan lebih mampu bertani dengan cara-cara yang lebih maju,

427

Page 12:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

dan agar sebagian dari mereka dapat lebih mudah memperoleh

pekerjaan di luar sektor pertanian.

Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan sarana per-

tanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan yang ada, ke-

giatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana tersebut

akan ditingkatkan. Dalam hubungan ini partisipasi masyarakat

akan disalurkan antara lain melalui pembayaran iuran pemakai-

an air irigasi dan kegiatan-kegiatan gotong royong.

Selanjutnya dalam rangka peningkatan usaha pemerataan

pembangunan, perhatian khusus akan diberikan kepada daerah

yang relatif tertinggal, daerah kritis dan daerah padat pen-

duduk seperti Gunung Kidul, Bantul dan Sleman. Sejalan dengan

itu pembangunan masyarakat desa akan terus ditingkatkan. Pem-

bangunan daerah perkotaan akan dilanjutkan pula secara teren-

cana dan terpadu dengan memperhatikan perkembangan penduduk

dan kepentingan mereka agar dapat menjamin lingkungan yang

sehat untuk hidup, bekerja dan berusaha. Dengan pembangunan

yang serasi antara desa dan kota diharapkan arus urbanisasi

dapat dikendalikan.

Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan ketidakseimbang-

an kepadatan penduduk di DI Yogyakarta akan ditempuh pening-

katan program keluarga berencana dan langkah-langkah kebijak-

sanaan yang dapat mendorong perpindahan penduduk dari desa-desa

padat penduduk dan desa-desa kritis di DI Yogyakarta ke dae-

rah-daerah kurang penduduk di luar Jawa melalui program trans-

migrasi swakarsa. Di samping itu perhatian yang lebih besar

akan diberikan secara selektif kepada usaha pengembangan dae-

rah kritis .dan daerah berpotensi untuk pertanian di wilayah

DI Yogyakarta serta pengembangan daerah yang berpotensi.

428

Page 13:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

Pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu menyerap per-

tambahan tenaga kerja yang terjadi dan dengan demikian dapat

mengurangi arus urbanisasi. Sejalan dengan itu pengembangan

kota sedang dan kecil akan ditingkatkan untuk membantu mengu-

rangi derasnya arus urbanisasi ke kota-kota besar. Sementara

itu pengembangan iklim usaha yang mendorong pertumbuhan sek-

tor informal di kota akan ditingkatkan.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah daerah

dalam penyelenggaraan pembangunan akan dilakukan langkah-

langkah pendayagunaan aparatur. Hal tersebut antara lain me-

liputi upaya untuk peningkatan pendapatan asli daerah. Upaya

ini dijalankan melalui penggalian dan pengerahan potensi sum-

ber pendapatan baru sepanjang tidak bertentangan dengan pera-

turan yang berlaku dan tidak menghambat perkembangan dunia

usaha. Dalam hubungan ini diusahakan penyempurnaan mekanisme

perpajakan dan retribusi daerah, peningkatan kemampuan aparat

pemerintah daerah di dalam memungut pajak dan retribusi dae-

rah, dan peningkatan hasil pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB). Bersamaan dengan itu usaha-usaha untuk mendorong agar

swasta lebih berpartisipasi dalam membiayai kegiatan pemba-

ngunan di daerah akan ditingkatkan pula. Di samping itu akan

dilanjutkan pula program pendidikan dan pelatihan pegawai,

penyempurnaan sistem informasi, komunikasi, hubungan kerja,

koordinasi, dan langkah-langkah penyederhanaan prosedural.

Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat lebih memantapkan

usaha untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan

bertanggung jawab yang pelaksanaannya bertitik berat pada

Daerah Tingkat II.

Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata Ru-

ang di DI Yogyakarta akan ditingkatkan agar pemerintah daerah

429

Page 14:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan ruang dan sumber daya

yang ada secara lebih terarah. Penataan pertanahan akan di-

tingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang, Daerah agar

masalah ketidakserasian penggunaan ruang dapat diselesaikan

secara lebih terarah.

Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam

Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak

dan gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya

5,1% rata-rata per tahun. Laju pertumbuhan tersebut diperhi-

tungkan cukup memadai untuk mendukung peningkatan pendapatan

per kapita dan penciptaan lapangan kerja yang dapat menyerap

tambahan angkatan kerja yang terjadi di DI Yogyakarta selama

lima tahun yang akan datang. Sedangkan laju pertumbuhan sek-

tor yang dapat dicapai per tahun diperkirakan masing-masing

sebagai berikut. Sektor pertanian dan sektor industri masing-

masing rata-rata akan tumbuh 2,2% dan 9,5% per tahun. Sedang-

kan pertumbuhan per tahun sektor pertambangan 10,7%, sektor

bangunan 5,9%, sektor perdagangan 5,1%, sektor pengangkutan

dan komunikasi 6,5%, dan sektor lain-lain 5,9%.

Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk diharapkan

akan turun menjadi rata-rata 1,4% per tahun, sehingga pada

tahun 1993 penduduk propinsi DI Yogyakarta diperkirakan akan

berjumlah 3,3 juta jiwa. Untuk menurunkan laju pertumbuhan

penduduk tersebut akan diusahakan penurunan angka kelahiran

kasar dari 21,2 bayi per 1.000 penduduk pada akhir Repelita

IV menjadi 19,6 pada akhir Repelita V, dan angka kematian ka-

sar dari 7,6 orang per 1.000 penduduk pada akhir Repelita IV

tetap dipertahankan pada akhir Repelita V. Sejalan dengan

upaya tersebut akan diusahakan pula peningkatan kesejahteraan

masyarakat agar angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup

430

Page 15:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

menurun dari 40,1 bayi pada akhir Repelita IV menjadi 35,1

bayi pada akhir Repelita V. Bersamaan dengan itu harapan hi-

dup rata-rata diharapkan naik dari 67,0 tahun pada akhir Re-

pelita IV menjadi 68,2 tahun pada akhir Repelita V.

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan

diusahakan peningkatan kecerdasannya dengan sasaran, antara

lain jumlah penampungan anak usia 7 - 12 tahun di SD akan di

tingkatkan dari 99,90% pada akhir Repelita IV menjadi 99,92%

pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah lulusan SD yang da-

pat ditampung di SMTP ditingkatkan dari 90,4% pada akhir Re-

pelita IV menjadi 99,5% pada akhir Repelita V, lulusan SMTP

yang dapat ditampung di SMTA diharapkan meningkat dari 96,7%

pada akhir Repelita IV menjadi 98,3% pada akhir Repelita V.

Peningkatan di bidang pendidikan ini juga disertai dengan pe-

ningkatan dalam mutu pendidikan, yang akan diusahakan melalui

peningkatan dalam penyediaan prasarana pendidikan, penyediaan

buku-buku dan penataran guru-guru.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diuraikan di atas di-

perkirakan akan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja yang

terjadi selama Repelita V yang diperkirakan rata-rata

meningkat dengan 2,3% per tahun, atau diperkirakan akan ber-

jumlah 203.000 angkatan kerja baru selama Repelita V.

Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang Daerah akan dilanjut-

kan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa kawasan.

Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana untuk upaya pe-

manfaatan ruang dan sumber daya secara optimal, yang menjamin

percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah, pemanfaat-

an keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih terpenuhi-

nya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berkelanjutan.

431

Page 16:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN

Pembangunan di bidang pertanian dilaksanakan dalam rangka

memenuhi kebutuhan penduduk DI Yogyakarta akan pangan, me-

ningkatkan pendapatan per jiwa mereka, membantu memantapkan

swasembada pangan, meningkatkan penyediaan bahan baku untuk

industri dan mendorong ekspor produksi pertanian. Hal terse-

but akan dilakukan melalui usaha-usaha intensifikasi, eksten-

sifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi. Peningkatan produk-

si tanaman pangan akan dilaksanakan melalui intensifikasi ta-

naman padi, palawija dan sayuran. Untuk menunjang usaha-usaha

peningkatan produksi tanaman pangan akan ditingkatkan penga-

daan benih padi, palawija dan hortikultura melalui balai-ba-

lai benih dan penangkar benih yang diusahakan oleh pemerintah

dan swasta. Di samping itu untuk memantapkan pemakaian benih

yang baik dan tahan hama akan diketatkan pengawasan mutu dan

sertifikasi benih. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya je-

nis hama pengganggu akan ditingkatkan kegiatan untuk mengata-

sinya melalui pengembangan sistem pengendalian hama terpadu.

Dalam rangka meningkatkan produksi palawija pembinaan petani

dan pengembangan paket teknologi tepat guna akan terus dilak-

sanakan. Di samping itu di daerah ini pemanfaatan pupuk kan-

dang, kompos dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.

Dalam bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak yang

akan dikembangkan di DI Yogyakarta terutama adalah unggas,

sapi, kerbau, ternak perah, babi, kambing dan domba. Di samping

itu pembinaan balai-balai penelitian ternak akan terus

dikembangkan melalui investasi swasta dan swadaya masyarakat

agar menghasilkan induk-induk dan pejantan unggul. Untuk itu

pelaksanaan inseminasi buatan akan dilanjutkan. Peningkatan

produksi ternak sapi akan didukung pula dengan kegiatan pe-

432

Page 17:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

ngamanan ternak. Di samping itu akan diusahakan untuk meng-

urangi tingkat kematian ternak dan untuk mencegah berjang-

kitnya penyakit serta perkembangannya dengan mengembangkan

pusat-pusat pelayanan kesehatan hewan dan mengembangkan pe-

nyediaan prasarana kesehatan ternak. Dalam rangka meningkat-

kan kemampuan dan keterampilan petani ternak, penyuluhan akan

makin ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun frekuensi-

nya dan akan dilakukan melalui pemberian latihan-latihan ke-

pada para kontak tani.

Produksi perikanan akan dikembangkan di daerah-daerah

pantai dan di perairan umum terutama untuk memenuhi konsumsi

lokal. Dalam rangka penyediaan benih ikan dan udang galah,

fungsi Balai Benih Ikan (BBI) dan Balai Benih Udang Galah

(BBUG) akan ditingkatkan.

Di bidang perkebunan, produksi perkebunan rakyat akan

didorong pengembangannya. Komoditi yang akan dikembangkan an-

tara lain adalah kelapa di Bantul, tembakau di Sleman, jambu

mete di Gunung Kidul, tebu dan coklat di Kulon Progo. Dalam

rangka meningkatkan efisiensi sistem produksi dan inovasi

teknologi usaha penyuluhan ditingkatkan.

Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian kemampuan

jaringan pengairan akan ditingkatkan. Usaha-usaha perbaikan

dan peningkatan jaringan irigasi meliputi 57.000 ha di dae-

rah-daerah irigasi Sleman, Gunung Kidul, Bantul dan Kulon

Progo. Dalam rangka memperluas usaha intensifikasi dan diver-

sifikasi diusahakan pembangunan jaringan prasarana irigasi

baru, antara lain di Bantul. Pembangunan jaringan prasarana

irigasi baru tersebut diprioritaskan pada irigasi berukuran

kecil dan sedang. Termasuk dalam pembangunan irigasi kecil

adalah pembangunan waduk-waduk lapangan di Sermo untuk menun-

433

Page 18:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

jang keperluan rumah tangga, peternakan, hortikultura dan

lain-lain.

Pengembangan air tanah akan dilaksanakan di daerah-daerah

yang sumber air permukaannya relatif terbatas. Untuk mengem-

bangkan potensi sumber daya air dan penyelamatan hutan, tanah

dan air, akan dilanjutkan pemeliharaan dan pemanfaatan kali

Progo dan Oyo, sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian sum-ber daya alam. Demikian pula akan dilakukan pengamanan wila-

yah pertanian di sekitar kawasan Gunung Merapi.

Kegiatan-kegiatan pembangunan jalan akan meliputi reha-

bilitasi, pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan jalan

serta jembatan yang diperlukan oleh daerah-daerah yang selama

ini belum terjangkau. Peningkatan jalan dan jembatan yang

akan dilaksanakan antara lain meliputi ruas-ruas jalan Yogya

- Sentolo, Sentolo - Milir, Wates - Toyan, Toyan - Kali Nong-

ko, Milir - Dayakan (Wates) untuk menunjang sektor pertanian

dan mengembangkan angkutan regional pada umumnya. Ruas-ruas

jalan di Kotamadya Yogyakarta untuk menunjang pengembangan

pariwisata dan memperbaiki akses Kotamadya.

Dalam rangka pengembangan pelayanan angkutan jalan raya,

akan dilanjutkan perbaikan dan penambahan lampu lalu lintas,

penyediaan rambu jalan, pembuatan marka jalan, pemasangan pa-

gar pengaman jalan, pembangunan fasilitas pengujian kendaraan

bermuatan serta pengadaan bus kota dan terminal angkutan pe-

numpang antar kota di Yogyakarta.

Peningkatan jasa angkutan kereta api dilaksanakan dengan

melanjutkan rehabilitasi dan pembangunan jalan kereta api,

peningkatan dan pemasangan jembatan kereta api, dan rehabili-

tasi kereta penumpang, gerbong barang dan kereta rel diesel.

434

Page 19:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

Pengembangan jasa pos dan giro dalam Repelita V akan

mencakup pembangunan Kantor Pos Pembantu dan Kantor Pos Tam-

bahan di kecamatan dan Kantor Pos Induk di kabupaten. Di sam-

ping itu akan dilaksanakan penambahan bis Surat, kendaraan

bermotor untuk dinas Pos Keliling Kota dan untuk Pos Keliling

Desa, jaringan sambungan telepon, telex, telegrap dan faksi-

mile. Demikian pula pembangunan telekomunikasi pedesaan akan

diperluas.

Di bidang kepariwisataan akan dilaksanakan kegiatan pro-

mosi obyek Wisata Kraton Yogyakarta dan berbagai pusat kera-

jinan rakyat. Selain itu, akan dimantapkan upaya promosi wi-

sata nasional ke luar negeri dan dalam negeri.

Di bidang industri akan terus didorong pengembangan in-

dustri dengan orientasi ekspor dan pemenuhan kebutuhan pokok

rakyat di kota dan pedesaan, industri yang memanfaatkan sumber

alam yang tersedia di DI Yogyakarta dan industri sedang dan

kecil atau kerajinan rakyat. Pembinaan dan pembangunan Indus-

tri secara keseluruhan akan dilaksanakan dengan memperhatikan

prioritas dan ciri-ciri tiap kelompok industri yang secara

keseluruhan dapat diwujudkan dalam suatu pola industri yang

terpadu dan serasi. Selanjutnya akan dikembangkan industri

pengecoran logam di Yogyakarta.

Dalam rangka itu penelitian pengembangan industri pele-

buran pasir besi yang akan memberikan peran kepada daerah se-

bagai penghasil bahan baku besi baja akan ditingkatkan. Pe-

ngembangan aneka industri terutama industri pengolahan hasil

sektor pertanian, antara lain meliputi industri rokok, kayu,

minyak goreng, penyamakan kulit dan tekstil. Industri mene-

ngah dan kecil serta industri kerajinan dan rumah tangga, an-

tara lain meliputi kerajinan kulit, perak dan tembaga. Sasaran

435

Page 20:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

pengembangan berbagai industri tersebut diarahkan kepada

diversifikasi produk dan peningkatan mutu yang disesuaikan

dengan standar mutu nasional dan dalam hal tertentu standar

mutu internasional.

Untuk memperbaiki mutu produk industri di DI Yogyakarta

maka bimbingan dan penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan

pada peningkatan kemampuan berproduksi dengan penggunaan teh-

nologi tepat guna dan peningkatan kemampuan manajemen pema-

saran.

Di bidang perdagangan akan dilanjutkan usaha peningkatan

efisiensi. Lagi pula akan dilanjutkan usaha penyebarluasan

informasi pasar bagi para produsen, pengusaha dan lembaga-

lembaga pemasaran di DI Yogyakarta.

Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan

usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai

bahan baku untuk industri. Kegiatan penelitian umum dan eks-

plorasi mineral industri (pasir besi, kaolin, bentonit dan

lain-lain) di daerah yang telah dilaksanakan akan dilanjutkan.

Di samping itu hasil tambang, yaitu pasir besi terus didorong

untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sementara itu, bebe-

rapa jenis hasil tambang terutama hasil galian mineral indus-

tri yang saat ini berada dalam tahap awal eksploitasi terus

didorong untuk dapat berfungsi semestinya. Bimbingan dan pem-

binaan pengusahaan bahan-bahan galian golongan C akan dilan-

jutkan.

Selain itu di DI Yogyakarta akan dilakukan pula pipani-

sasi distribusi BBM sebagai bagian dari pipanisasi diseluruh

pulau Jawa untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan BBM,

khususnya produk premium, solar dan kerosin. Kecuali itu akan

dikembangkan sarana pembekalan LPG.

436

Page 21:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

Penyediaan tenaga listrik akan terus ditingkatkan melalui

pengembangan sarana pusat pembangkit tenaga listrik, baik un-

tuk memenuhi kebutuhan pengembangan industri maupun konsumsi

rumah tangga. Sesuai dengan perkiraan kebutuhan tenaga lis-

trik, maka dalam Repelita V akan dilakukan langkah-langkah

untuk mempersiapkan pembangunan pusat-pusat pembangkit tenaga

listrik.

Dalam bidang perkoperasian upaya peningkatan kemampuan

organisasi, tata laksana dan usaha akan dilanjutkan untuk

dapat mengembangkan koperasi menjadi lembaga ekonomi rakyat

yang mandiri. Dalam pelaksanaan upaya itu tetap akan dipri-

oritaskan pada koperasi primer, khususnya Koperasi Unit Desa

(KUD), yang melaksanakan usaha dalam bidang pertanian pangan,

peternakan rakyat, perikanan rakyat, perkebunan rakyat, kera-

jinan rakyat, industri kecil, perkreditan atau simpan pinjam,

kelistrikan desa dan jasa angkutan pedesaan. Di samping itu

juga akan diprioritaskan koperasi-koperasi primer yang melak-

sanakan usaha produksi dan atau pemasaran berbagai jenis ko-

moditi ekspor yang diproduksi masyarakat pedesaan. Lain dari

pada itu mutu dan kemampuan pengelola koperasi dan anggotanya

juga akan ditingkatkan. Untuk itu akan diusahakan adanya pe-

nyempurnaan dalam metode, materi dan penyelenggaraan pendi-

dikan, penataran dan pelatihan keterampilan pengurus, badan

pemeriksa, manajer dan karyawan koperasi. Selanjutnya juga

akan diusahakan pemberian bantuan tenaga manajemen yang ter-

didik atau terlatih kepada KUD yang dianggap masih memerlu-

kan. Untuk menciptakan iklim yang mendukung pengembangan ke-

hidupan koperasi yang sehat, kegiatan-kegiatan penerangan dan

penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Dalam rangka peningkatan iklim penanaman modal serta un-

tuk lebih memberikan kepastian berusaha bagi para penanam mo-

437

Page 22:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

dal di DI Yogyakarta, maka akan dilaksanakan penyederhanaan

sistem perizinan serta peraturan-peraturan daerah yang lain.

Demikian pula akan disempurnakan dan dilanjutkan penyusunan

dan penyebarluasan data dan informasi mengenai penanaman mo-

dal, profil proyek penanaman modal, profil potensi daerah

serta informasi pasar. Usaha untuk meningkatkan pelayanan pe-

nanaman modal yang lebih efisien akan ditempuh antara lain

dengan meningkatkan koordinasi dalam pelaksanaan pengendalian

oleh instansi-instansi terkait, baik di DI Yogyakarta maupun di

pusat.

Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja

terutama di daerah pedesaan yang padat penduduk dan di daerah

yang relatif tertinggal, akan dilaksanakan kegiatan Proyek

Padat Karya Gaya Baru (PPKGB). PPKGB ini ditujukan kepada ke-

giatan pembangunan yang berorientasi pada perluasan lapangan

kerja sebesar mungkin dan dengan demikian mendorong pening-

katan pertumbuhan ekonomi pedesaan. Di samping itu dalam usa-

ha mengatasi masalah melimpahnya angkatan kerja usia muda

terdidik juga akan disebarkan dan ditugaskan tenaga kerja su-

karela yang telah mendapatkan pendidikan khusus sebagai kon-

sultan koperasi, pemandu wirausaha dan tenaga teknis di sek-

tor-sektor pembangunan. Kegiatan penyaluran dan penyebaran

tenaga kerja melalui mekanisme Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN) terus didorong dan di-

tingkatkan.

Dalam pada itu tenaga kerja yang akan dilatih melalui

Balai Latihan Kerja (BLK) dan Latihan Keliling yang ada di DI

Yogyakarta akan diarahkan agar mampu mendukung kegiatan-ke-

giatan pembangunan desa, pengembangan industri, khususnya

438

Page 23:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

dalam rangka menunjang ekspor dan kemampuan berusaha secara

mandiri.

Usaha transmigrasi akan dilanjutkan dengan lebih mendo-

rong transmigrasi swakarsa. Usaha ini direncanakan mencapai

22.000 KK transmigran yang terdiri dari transmigran umum se-

banyak 8.000 KK dan transmigran swakarsa sebanyak 14.000 KK.

Pemindahan penduduk ini akan dikaitkan dengan usaha rehabili-

tasi dan pelestarian sumber dam alam dan lingkungan hidup

serta penataan kembali penguasaan, pengusahaan dan pemilikan

tanah. Dalam hubungan ini maka wilayah-wilayah yang diberi

prioritas untuk dipindahkan penduduknya adalah wilayah-wila-

yah di daerah aliran sungai; (DAS) dan wilayah-wilayah hutan

lindung yang berfungsi sebagai 1pengatur tata air dan tata

iklim. Wilayah-wilayah lain yang juga diberi prioritas untuk

dipindahkan penduduknya adalah: wilayah pemukiman penduduk

yang terancam bencana alam rutin, wilayah yang sangat padat

penduduknya tetapi memiliki sumber daya alam yang terbatas,

dan wilayah pemukiman penduduk yang akan dijadikan lokasi

proyek pembangunan.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, akan diting-

katkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lainnya un-

tuk setiap jenis dan jenjang sekolah. Di samping itu akan pu-

la ditingkatkan pengadaan buku-buku pelajaran dan buku-buku

bacaan. Selanjutnya dalam rangka memantapkan perluasan dan

pemerataan kesempatan belajar akan dibangun gedung SMTP dan

SMTA, penambahan ruang kelas baru, pembangunan ruang labora-

torium dan perpustakaan serta rehabilitasi bangunan. Pada

tingkat Sekolah Dasar akan diteruskan usaha rehabilitasi ge-

dung SD agar tetap layak digunakan sebagai tempat berlang-

sungnya proses belajar mengajar.

439

Page 24:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

Di samping itu akan direhabilitasi serta dikembangkan

Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama (SMKTP) dengan tam-

bahan ruang penunjangnya, seperti ruang praktek dan perpusta-

kaan. Tambahan pula akan dibangun SMKTA baru, sedangkan daya

tampung SMKTA yang ada baik negeri maupun swasta ditingkat-

kan. Selanjutnya akan ditingkatkan pula pemeliharaan gedung-

gedung SMTA yang ada. Sementara itu dalam rangka peningkatan

mutu pendidikan tinggi, kampus Universitas Gajah Mada akan

direhabilitasi dan diperluas.

Dalam rangka pembinaan Pendidikan Masyarakat berbagai

kegiatan akan dilaksanakan. Antara lain akan dilanjutkan pe-

nyelenggaraan kelompok belajar (Kejar) Paket A yang dipadukan

dengan pendidikan mata pencaharian, penyelenggaraan Kejar Pa-

ket B sebagai usaha untuk mendukung perintisan pelaksanaan

wajib belajar tingkat SMTP, penyelenggaraan Program Magang

dan penyelenggaraan Kejar Usaha.

DI Yogyakarta sebagai salah satu pusat kebudayaan memper-

oleh perhatian khusus. Di bidang kebudayaan akan ditingkat-

kan antara lain usaha-usaha inventarisasi dan pembinaan nilai-

nilai budaya, pembinaan kebahasaan, kesusasteraan dan perpus-

takaan, pembinaan kesenian serta pembinaan tradisi, peninggal-

an sejarah dan permuseuman. Sementara itu akan lebih digairah-

kan kegiatan pelestarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah.

Antara lain akan dilanjutkan pemugaran Candi Ratu Boko sebagai

warisan budaya bangsa.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

melalui Puskesmas di DI Yogyakarta akan dibangun 14 Puskes-

mas, 70 buah Puskesmas Pembantu, 8 buah Puskesmas Perawatan

dan disediakan sarana untuk 85 buah Puskesmas Keliling. Untuk

440

Page 25:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelayanan

kesehatan, akan digalakkan upaya penyuluhan kesehatan yang

dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penanganan

masalah-masalah kesehatan. Dengan demikian diharapkan akan

lebih banyak Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang dibentuk

dan dikelola oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari

petugas Puskesmas.

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan, akan di-

laksanakan melalui seluruh RSU kelas D yang ada. Sementara

itu pelayanan kesehatan jiwa akan ditingkatkan pula; sedang-

kan upaya pelayanan laboratorium kesehatan akan lebih diman-

tapkan mutunya.

Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular akan

dilaksanakan melalui upaya kesehatan masyarakat yang meliputi

imunisasi, penanggulangan penyakit-penyakit diare, malaria,

demam berdarah, rabies, tb-paru, frambusia dan penyakit lain

yang menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta melalui

peningkatan pengamatan kejadian penyakit. Sementara itu mela-

lui upaya perbaikan gizi akan ditingkatkan kemampuan masyara-

kat dalam memanfaatkan sumber pangan yang tersedia seperti

umbi-umbian, jagung dan lain-lain, untuk menaikkan mutu ma-

kanan dalam memenuhi kebutuhannya akan gizi secara aman. Di

samping itu akan diupayakan peningkatan dan pencegahan pe-

nanggulangan kekurangan kalori dan protein, kekurangan vita-

min A dan anemia gizi melalui kegiatan Usaha Peningkatan Gizi

Keluarga (UPGK) di seluruh DI Yogyakarta. Selanjutnya juga

akan dilakukan pencegahan gondok endemik di daerah gondok en-

demik, seperti di Wonosari, serta peningkatan kemampuan-ke-

mampuan masyarakat dalam pengelolaan program gizi. Sistem ke-

waspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan dikembangkan.

441

Page 26:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

Dalam rangka melindungi masyarakat terhadap penyalahgu-

naan obat, makanan, kosmetika dan bahan lain yang berbahaya

akan diintensifkan kegiatan pengawasan bahan-bahan tersebut.

Untuk itu akan ditingkatkan fungsi balai pemeriksaan obat dan

makanan yang ada. Sedangkan untuk menjamin kelancaran distri-

busi dan pengadaan obat-obatan di unit pelayanan kesehatan

akan dilanjutkan pembangunan sarana penyimpanan obat, alat

perbekalan kesehatan di kabupaten dan kotamadya yang belum

memilikinya. Sementara itu dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan rakyat bagi daerah pemukiman di pedesaan yang rawan

air bersih dan rawan penyakit menular akan dilanjutkan penye-

diaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

Di samping itu akan ditingkatkan mutu sekolah dan akademi

pendidikan tenaga kesehatan yang ada. Khusus untuk pendidikan

tenaga perawat gigi, fisioterapi dan tenaga ahli rontgen serta

elektromedik akan diupayakan penambahan sarana fisik dan non

fisik pendidikan. Dalam rangka menunjang program kesehatan

secara keseluruhan, akan diupayakan perubahan perilaku masya-

rakat melalui penyuluhan kesehatan. Penyuluhan ini akan dila-

kukan dengan jalan menyebarluaskan informasi kesehatan dan

mengembangkan potensi swadaya masyarakat dan mengembangkan

metode penyuluhan kesehatan yang makin efektif.

Dalam bidang kesejahteraan sosial kegiatan pembinaan dan

pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain me-

lalui: penyuluhan, bimbingan sosial oleh pembinaan para Pe-

kerja Sosial Masyarakat, pembinaan swadaya masyarakat dalam

bidang perumahan dan lingkungan, serta pembinaan organisasi

sosial dan lembaga swadaya masyarakat.

Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan di-

442

Page 27:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

laksanakan antara lain penyantunan bagi para lanjut usia dan

jompo terlantar, pengentasan anak terlantar dan yatim piatu,

penyantunan dan pengentasan penyandang cacat, pengentasan

anak nakal dan korban penyalahgunaan narkotika serta fakir

miskin.

Selain itu pembinaan generasi muda dalam wadah Karang

Taruna akan dilaksanakan melalui upaya untuk meningkatkan

peran serta Karang Taruna dalam berbagai bidang pembangunan

di pedesaan.

Peranan dan fungsi wanita akan lebih digairahkan untuk

menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pencegahan

timbulnya masalah kenakalan remaja dan masalah-masalah sosial

lainnya.

Kegiatan dan usaha di bidang kependudukan dan keluarga

berencana ditujukan untuk meningkatkan mutu sumber daya manu-

sia. Untuk itu diusahakan peningkatan kualitas penduduk mela-

lui peningkatan pendidikan, kesehatan, pemukiman dan kesehat-

an lingkungan.

Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk, sebanyak

347,5 ribu pasangan usia subur akan diajak menjadi peserta KB

baru. Di samping itu Repelita V akan diberikan pembinaan ke-

pada peserta KB aktif yang berjumlah 347,5 ribu pasangan agar

tetap ber KB.

Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian antara pem-

bangunan kota dan pembangunan desa, maka akan diusahakan pe-

ningkatan dalam pembangunan pedesaan. Di samping itu akan di-

usahakan pula mobilitas penduduk pedesaan meningkat, sehingga

apabila diperlukan setiap hari dapat bepergian ke kota secara

ulang alik dengan lancar. Dengan demikian penduduk pedesaan

443

Page 28:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

tidak mudah terdorong untuk pindah ke kota. Di samping itu

akan diusahakan pula pengembangan kota-kota kecil sebagai

suatu sarana untuk mengendalikan hasrat penduduk agar tidak

berkeinginan untuk pindah ke kota-kota besar.

Perumahan sederhana akan terus dibangun sesuai dengan

hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-masing kota.

Di samping itu usaha perbaikan kampung akan dilanjutkan an-

tara lain di kota-kota: Yogyakarta, Wonosari dan Wates. Di-

perkirakan selama Repelita V di DI Yogyakarta akan diperbaiki

lingkungan permukiman seluas 680 ha. Kegiatan pemugaran peru-

mahan desa yang meliputi perbaikan mutu rumah serta perbaikan

lingkungan pemukimannya akan terus dilanjutkan, dengan perha-

tian khusus pada desa-desa kritis, terbelakang, miskin, nela-

yan dan pusat pertumbuhan.

Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan

menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum. Kapasitas

prasarana yang ada akan ditingkatkan dengan jalan merehabili-

tasi instalasi, mengurangi kebocoran dan membangun instalasi

barn. Program ini akan dilaksanakan di kota Yogyakarta, Wono-sari, Wates, Bantul dan Sleman. Ke dalam program ini juga

termasuk usaha-usaha untuk menyediakan air bersih bagi pendu-

duk pedesaan, baik dengan sistem perpipaan maupun non perpi-

paan.

Usaha-usaha di bidang penyehatan lingkungan pemukiman

akan terus pula ditingkatkan melalui kegiatan pemeliharaan

dan penanganan air limbah, drainase, dan persampahan. Program

ini akan dilaksanakan di kota Yogyakarta, Wonosari, Wates,

Bantul dan Sleman.

Dalam rangka pembangunan di bidang agama dalam Repeli-

444

Page 29:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

ta V akan dilaksanakan, antara lain, penyediaan bantuan pem-

bangunan dan rehabilitasi tempat peribadatan berbagai agama,

penyediaan kitab suci berbagai agama, dan pembangunan atau

rehabilitasi atau perluasan Balai Nikah dan Penasehatan Per-

kawinan, serta pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan

Balai Sidang Pengadilan Agama, kantor-kantor Urusan Agama

tingkat kecamatan, kabupaten, kotamadya dan wilayah.

Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama

terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat

khusus. Dalam rangka peningkatan mutu perguruan agama yang

meliputi: Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawi-

yah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Pendidik-

an Guru Agama Negeri (PGAN), akan ditingkatkan dan disempur-

nakan prasarana dan sarananya. Di samping itu akan disediakan

juga bantuan bagi perguruan agama swasta. Selanjutnya akan

diteruskan kegiatan perintisan dan percontohan pelatihan ke-

terampilan pada MAN Yogyakarta.

Dalam pada itu dalam rangka pengembangan perguruan tinggi

agama akan dilanjutkan pembangunan atau rehabilitasi atau

perluasan fasilitas perkuliahan, fasilitas pelaksanaan Kuliah

Kerja Nyata (KKN), dan fasilitas penelitian ilmiah serta pe-

nyelenggaraan Program Pasca Sarjana dan Doktor pada IAIN

Sunan Kalijaga, dan penyediaan bantuan bagi perguruan tinggi

agama swasta.

Pembangunan di bidang hukum terus dilanjutkan dengan

berbagai upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan penun-

jang bagi usaha-usaha penegakan hukum dan peradilan. Semuanya

dilaksanakan dalam rangka mendekatkan jangkauan pelayanan

hukum kepada masyarakat serta memeratakan kesempatan memper-

445

Page 30:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

oleh peradilan. Upaya yang akan dilaksanakan adalah rehabili-

tasi beberapa gedung kantor Kejaksaan Negeri, Pengadilan Ne-

geri dan Kantor Imigrasi. Selanjutnya sebagai upaya penun-

jangan tugas-tugas pemasyarakatan, diusahakan rehabilitasi

sejumlah Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara serta

Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak.

Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat,

berbagai pola penyuluhan hukum yang ada, akan terus dilaksa-

nakan secara terpadu. Selanjutnya dalam usaha untuk mewujud-

kan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindung-

an hukum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan konsultasi

hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan tetap

dilanjutkan.

Program-program sektoral yang ada di daerah ditunjang

dengan program-program bantuan pembangunan kepada daerah.

Program-program bantuan pembangunan yang diterima DI Yogya-

karta meliputi program-program berikut.

Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan pengguna-

annya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (0&P)

jalan Propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan kegiatan-

kegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Pemerintah

Daerah Tingkat I. Program Peningkatan Jalan dan Penggantian

Jembatan digunakan untuk menangani peningkatan jalan dan

penggantian jembatannya agar seimbang dengan meningkatnya la-

lu lintas dan muatan.

Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk

membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten

dan kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tanggung

jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.

446

Page 31:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

Program Peningkatan Jalan Kabupaten dan Kotamadya digu-

nakan untuk meningkatkan prasarana jalan dalam rangka memenuhi

kebutuhan prasarana perhubungan yang makin meningkat. Program

Pembinaan Pendidikan Dasar digunakan terutama untuk membiayai

kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana pendidikan dasar da-

lam rangka meningkatkan mutu pendidikan dasar, dan untuk mem-

biayai pembangunan Sekolah Dasar baru di daerah pemukiman ba-

ru. Program pelayanan kesehatan digunakan untuk membiayai ke-

giatan operasi dan pemeliharaan sarana kesehatan yang melipu-

ti Rumah Sakit Kabupaten, Puskesmas, Puskesmas Keliling, Pus-

kesmas Pembantu serta untuk membiayai penyediaan obat-obatan.

Program Rehabilitasi Hutan dan Tanah Kritis disediakan

untuk membantu Daerah Tingkat II yang menghadapi masalah tanah

kritis, untuk membiayai penyuluhan dan percontohan mengenai

pengembangan pelestarian dengan konservasi dan pencegahan

perluasan daerah kritis, serta kegiatan lain dalam menjaga

kelestarian sumber daya alam.

Program Pembangunan Desa digunakan untuk membiayai ke-

giatan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan

swadaya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT)

dalam rangka mengembangkan daerah yang terpencil, daerah kri-

tis dan daerah padat penduduk.

Dalam bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup akan

dilaksanakan kegiatan-kegiatan pemantapan dan pengukuhan ka-

wasan hutan tetap seluas 400 ha, pemetaan kawasan hutan, pe-

natagunaan hutan, dan inventarisasi potensi hutan produksi

dan hutan konversi. Usaha pelestarian sumber daya alam dan

lingkungan hidup dan peningkatan fungsinya serta pengendalian

kerusakannya juga dilaksanakan dengan mengembangkan pola tata

ruang yang dinamis.

447

Page 32:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

Dalam rangka penyelamatan hutan tanah dan air akan di-

laksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan kawas-

an konversi, rehabilitasi sungai dan pengembangan DAS, pe-

ngendalian dan pengembangan bencana alam yang akan meliputi

DAS Opak, Oyo dan Progo. Di samping itu di semua DAS tersebut

juga dilaksanakan upaya untuk membina kemampuan masyarakat

guna meningkatkan peran sertanya secara swadaya dalam penye-

lamatan hutan tanah dan air. Pelaksanaan program Tanah Kritis

akan dilakukan melalui kegiatan reboisasi dan penghijauan

dengan sasaran di DAS terpenting yang meliputi areal lahan

kering dan lahan kritis dengan sasaran fisik 20.000 ha peng-

hijauan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan konservasi

atas tanah usaha tani yang mempunyai kemiringan di atas 40%

dan rehabilitasi lahan. kritis dalam pola terpadu DAS. Dalam

rangka pengembangan meteorologi dan geofisika akan ditingkat-

kan 3 buah stasiun meteorologi dan geofisika.

Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian dalam ke-

giatan-kegiatan pembangunan, kegiatan penataan ruang daerah

akan dilanjutkan dan disusun secara lebih dipadukan dengan

berbagai program terkait. Kegiatan yang akan dilaksanakan di

antaranya mencakup penyusunan Rencana Struktur Tata Ruang

Daerah Tingkat I dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat

II, serta penyusunan Rencana Umum Tata Ruang kawasan beserta

rinciannya di kawasan-kawasan yang dirasa strategis ataupun

kritis.

Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengem-

bangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar

sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, te-

levisi dan pers serta mekanisme Bakohumas. Sementara itu un-

tuk meningkatkan hasil guna dan daya guna siaran radio dan

448

Page 33:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

televisi ditingkatkan kerja sama lintas sektoral dalam menyu-

sun substansi isi acara-acara siaran. Dalam rangka peningkat-

an mutu dan jangkauan siaran radio, televisi dan film dilak-

sanakan rehabilitasi dan pengembangan pemancar radio dan te-

levisi yang ada.

Dalam Repelita V dalam bidang Ilmu Pengetahuan, Teknolo-

gi dan Penelitian di DI Yogyakarta akan dilanjutkan melalui

kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumber daya lahan serta

pengembangan Sistem Informasi Geografi yang diperlukan untuk

mendukung perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kemampu-

an sumber dayanya. Selain itu akan dilanjutkan penelitian di

Pusat Reaktor Atom Kartini (Batan) dan penelitian pemanfaatan

energi angin oleh Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (La-

pan) di Parangtritis.

449

Page 34:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

TABELWILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK

PROPINSI DI YOGYAKARTA

DAERAH TINGKAT IILuasWilayah(Km2)

Jumlah Kecamatan

JumlahDesa

Perkiraan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/km2

1985 1988 1985 1988(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)

Kotamadya:

Yogyakarta 32,77 14 45 437.302 462.482 13.343 14.111

Kabupaten :

Bantul 511,17 17 75 678.929 714.493 1.328 1.398

Sleman 580,15 17 86 737.438 778.750 1.271 1.342

Gunungkidul 1.497,62 13 144 687.447 719.669 459 481

Kulonprogo 547,28 12 88 389.194 405.856 711 742

Jumlah 3.169,00 73 438 2.930.309 3.081.250 925 972

450

Page 35:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di

451

Page 36:  · Web view12. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan Daerah Wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta meliputi areal seluas 3,2 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di