warta wadah - agustus 2016

16
Edisi Agustus 2016 PKMW WARABAL Berawal dari Teras Rumah Melayani Secara Langsung, Holistik dan Berkelanjutan 8 Tahun Wadah Berkiprah: Profil: Paula S. Landowero Meretas Jalan Ke Senayan, Menyusur Lorong Kemanusiaan hal. 4 8 Tahun Perjalanan Wadah Kesaksian Dari Seorang Anggota Dewan Pengawas hal. 12 hal. 5 hal. 8

Upload: nguyendung

Post on 20-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 2016

PKMW WARABALBerawal dari Teras Rumah

Melayani Secara Langsung, Holistik dan Berkelanjutan

8 Tahun Wadah Berkiprah:

Profil:Paula S. LandoweroMeretas Jalan Ke Senayan,Menyusur Lorong Kemanusiaan

hal. 4 8 Tahun Perjalanan WadahKesaksian Dari Seorang AnggotaDewan Pengawas

hal. 12

hal. 5

hal. 8

Page 2: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 20162

Catatan Redaksi

Kiprah Wadah di tahun kedelapan ini kian menggeliat. Bak air yang mengalir mengisi setiap ruang dan mencoba memberikan jawaban pada setiap permasalahan sosial. Baik yang telah, sedang maupun yang akan dikerjakan. Semuanya memberi dampak positif dan nyata bagi perubahan, bukan saja bagi mereka yang dilayani tetapi juga bagi setiap individu yang ada dalam pekerjaan ini.

Melalui Wadah International Committee (WIC), Yayasan Wadah telah mendapatkan status Konsultatif Khusus pada Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC). Dengan demikian, Wadah semakin mengtembangkan sayapnya ke dunia internasional.

Rakernas dan REWIN 2 juga terlaksana dengan sangat baik dengan hasil yang luar biasa. Tentu saja semua ini tak akan terwujud tanpa arahan dan bimbingan Bunda Anie yang selalu memberikan kepercayaan yang besar kepada setiap kita yang berkiprah di Wadah. Semangat Bunda Anie lah yang mendorong kita semua berkomitmen dan berkarya, memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan kemanusiaan.

Salam Wadah.

Karina De Vega

Redaksi Wadah menerima tulisan karya asli berupa artikel, opini dan

belum diterbitkan di media manapun. Tulisan dapat dikirim melalui email

[email protected].

Tanggal 25 Januari 2016 lalu, Yayasan Wadah Titian Harapan genap berusia 8 tahun. Kita merayakan hari istimewa itu secara sederhana. Usia yang masih sangat muda, namun kiprahnya dalam melakukan kegiatan

pelayanan sosial dan kemanusiaan, tidaklah kalah dengan yayasan-yayasan lain yang lebih besar dan sudah lama berdiri. Semua ini berkat pengabdian dan kerja keras teman-teman yang dengan sepenuh hati melakukan pelayanan ini, baik di Wadah Pusat maupun di komunitas-komunitas.

Di usianya yang ke-8 tahun ini, geliat dan langkah Wadah sudah sangat luar biasa. Ini dibuktikan dengan peresmian Wadah International Committee (WIC) pada bulan Oktober 2015 lalu sebagai upaya menyikapi pertumbuhan dan perkembangan Wadah yang kegiatannya sudah mulai dikenal di dunia international serta sebagai sarana dalam menyebarluaskan lagi tentang siapa itu Wadah di arena dunia. Wadah berharap, WIC di bawah pimpinan Ibu Neeru Singh, yang memiliki pengalaman luas di bidang sosial dan kemanusiaan melalui kegiatan beliau semasa di UNDP, kurang lebih 15 tahun, dapat membantu Wadah dalam mencapai tujuan lebih maksimal. Mengawali kegiatannya di awal Februari 2016, WIC mengadakan pertemuan di London untuk menyamakan persepsi tentang Wadah dan tujuan WIC dibentuk serta langkah-langkah apa yang akan dilakukan ke depan.

Untuk mendukung dan menyelaraskan gerak cepat WIC dalam mempersiapkan program dan kegiatan-kegiatannya, kita harus berusaha meningkatkan kinerja dan pola kerja yang lebih baik lagi, kalau tidak kita akan ketinggalan. Salah satu contoh rencana kerja WIC yang harus segera dilaksanakan adalah mempromosikan berbagai kegiatan Wadah ke dunia luar melalui sosial media yaitu dengan membuat film pendek tentang Wadah, memperbaiki isi dan tampilan Website Wadah. Film tersebut nantinya juga akan dipakai sebagai alat untuk memperkenalkan Wadah di event-event yang akan dilakukan oleh WIC.

Konsekuensi dari rencana diatas pasti akan mengundang banyak orang yang ingin datang untuk melihat dan bertanya tentang Wadah, bahkan mungkin saja ada yang ingin melakukan kunjungan serta melakukan kegiatan bersama komunitas. Artinya kita sudah tidak bisa lagi santai dan melakukan kegiatan apa adanya.

Selain program-program WIC, program lain yang juga butuh perhatian serius dari kita adalah rencana kerja sama dengan GKJW, UNPAR, REWIN, P3S, RAKERNAS, pelatihan-pelatihan dan kegiatan rutin lainnya.

Dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan Wadah yang semakin cepat, kita bersama-sama dengan seluruh individu yang tergabung di Wadah harus mau berubah dan bekerja dengan hati; lebih peduli, proaktif, mau membuka diri untuk belajar, saling mendukung dan meningkatkan komunikasi, koordinasi serta saling percaya satu dengan yang lain, baik dari pusat ke komunitas maupun sebaliknya sehingga kita menjadi lebih kokoh. Memang tidak mudah. Banyak kendala dan tantangan, baik dari luar maupun dari diri kita sendiri. Tetapi selama kita mau bekerjasama, lebih tekun, giat, lebih disiplin dalam bekerja serta tidak melupakan Tuhan dalam setiap pelayanan kita, maka semua akan dimudahkan.

Sekali lagi terima kasih kepada Ibu Anie yang selalu dengan sabar membimbing kami. Terima kasih kepada seluruh Pengawas, para pendekar Wadah, seluruh Pengurus dan teman-teman Wadah/YAD/PT API, atas kebersamaan, kesetiaan dan kerja samanya selama 8 tahun banyak sudah suka dan duka kita alami bersama dalam pelayanan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kasih memberikan kesehatan dan memampukan kita melakukan tugas dan tanggung jawab ini, amin.

Sekali lagi selamat ulang tahun Wadah yang ke-8. Kiranya semakin bersinar, semakin jaya, karyamu dapat menyentuh banyak hati dan memberikan dampak positif serta perubahan yang nyata bagi siapa saja yang bersentuhan dengan Wadah. Sesuai dengan Moto Wadah “kami tumbuh untuk melayani dan kami melayani supaya mereka bisa tumbuh bersama kami “

Surat PengantarKetua Yayasan WadahRetnaning Tyas

Susunan Redaksi

Pembina dan PenasehatAnie Hashim Djojohadikusumo

Penanggung JawabRetnaning Tyas, Yuliani Tri Astuti

Redaktur PelaksanaKarina De Vega, Zul Herman

KontributorYan Ghewa, F. Mario Vieira, Wiji Santosa

Alamat Redaksi: MidPlaza 2, Lt. 2, Jl. Jend. Sudirman Kav. 10-11Jakarta, IndonesiaTelepon: +6221 570 7789Fax: +6221 570 7630Email: [email protected]: www.wadahfoundation.or.id

Page 3: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 2016 3

RUBRIK BUNDA ANIE

Tanpa kita sadari waktu berlalu begitu cepat. Wadah pun kini telah memasuki usia pelayanannya yang ke-8 tahun. Secara nyata, itu usia yang sangat muda. Namun dengan kehadiran,

kerja keras, ketekunan dan keuletan para “Pendekar” Wadah yang bergabung di dalamnya, Wadah mampu meningkatkan mutu serta memperluas pelayanannya.

Tidak mudah. Penuh tantangan. Namun, syukur allhamdullilah dan puji Tuhan Wadah tidak berhenti berproses bersama dengan seluruh anggota keluarga besar yang tergabung di dalamnya, sehingga Wadah mampu menjaga program-programnya secara berkesinambungan. Sebagai bukti nyata, izinkan saya menyampaikan kepada seluruh keluarga besar Wadah apa saja yang telah mampu diwujudkan oleh Wadah secara resmi, yaitu di antaranya ialah sbb :

1. Pada bulan Desember tahun lalu, Wadah berhasil membentuk kepengurusan yang akan menangani berbagai program kerja Wadah (khususnya yang berada diluar negeri) yaitu Wadah Internasional Committee (WIC).

2. Wadah semakin dimampukan dengan cara melengkapi kebutuhan tenaga profesional dan berkomitmen tinggi guna mendukung upaya menjadi sebuah organisasi yang semakin handal dan dapat dipercaya. Hal itu sangat dibutuhkan jika Wadah ingin menjadi pelaku penting yang bukan saja profesional di tingkat nasional, tetapi juga di dunia internasional.

3. Dengan terbentuknya Tim 3 yang secara aktif sudah mulai bekerja menjalankan tugas dan tanggung jawabnya pada bulan Maret tahun 2016, maka Wadah akan semakin kompak dan profesional. Namun tetap menghargai dan menjunjung tinggi kearifan lokal dengan hati. 4. Pembenahan sistem disana sini serta peningkatan mutu program yang diadakan oleh Wadah, akan mendorong kita semua untuk terus maju dan bertumbuh kembang bersama komunitas yang kita bina maupun kita dampingi serta layani.

Masih banyak lagi catatan yang ingin ditambahkan Wadah ke dalam buku hariannya. Namun yang terpenting bukan hanya itu saja. Kerinduan Wadah ialah bagaimana mewujudkan secara jelas dampak kehadiran Wadah itu sendiri dalam setiap diri orang yang tergabung di dalamnya, sehingga moto Wadah bisa menjadi kenyataan dan hidup.

Wadah harus mampu membentuk kita semua, baik yang melayani maupun yang dilayani menjadi pribadi tangguh dan bermutu. Wadah akan terus berproses dan memproses diri bersama-sama dengan anggotanya serta orang-orang yang ditemui dan terlibat secara langsung maupun tidak langsung untuk memberi sumbangsihnya secara nyata kepada nusa, bangsa, negara dan Tuhan khususnya.

Akhir kata, dengan penuh sukacita saya ucapkan selamat kepada keluarga besar Wadah atas kerja keras serta ketekunan dan kesetiaan berjalan bersama Wadah. Wadah ada dan bisa karena kita.

Selamat berjuang, Tuhan memberkahi kita semua.

Anie Hashim Djojohadikusumo

( Bagi Ibu Anie terkasih, di hari bahagia )

Selamat ulang tahun Ibu. God bless you always. Terima kasih telah menjadi teladan bagi kami.

Karina De Vega

Bersamamu

Mengenalmuadalah mengenal arah menemukan tuju langkah terayun

Bersamamuadalah memiliki pelitamemberikan terang pada kelam

Sebab denganmuaku merasakan sesejatinya cintaserta dalammuaku menemukan sesesungguhnya bahagia

Page 4: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 20164

PROFIL

Meretas Jalan ke Senayan, Menyusur Lorong Kemanusiaan

Mengenal Paula, adalah mengenal pribadi yang gigih bekerja. Dengan latar belakang pendidikan di bidang hukum, membuat Paula terkesan kaku saat pertama

mengenalnya. Namun semua kesan itu hilang ketika berbincang lebih jauh dengannya. Paula memiliki cita-cita yang masih ingin di gapai namun dia menikmati setiap tugas dan kewajiban yang diembannya saat ini.

“Saya bersyukur atas anugerah Tuhan dalam hidup saya. Apa pun itu” Kata Paula yang mengisi lembar Profil kita kali ini. Mari mengenalnya lebih jauh. (kdv)

Wadah Membentuk Saya

Paula tidak pernah berpikir akan terjun ke dunia sosial dan kemanusiaan sebelumnya. Meski senang berbagi, dia tidak pernah memimpikan karir sebagai pekerja sosial. “Ibu

Anie menjadi guru saya.” Katanya lugas.

Ya, sebagai staf di bidang legal di Perusahaan milik Bapak Hashim, tentu Paula sering bertemu dengan Ibu Anie sebagai istri Bapak Hashim, pemilik perusahaan. Ketika Ibu Anie memutuskan untuk mendirikan Yayasan Wadah, Paula sempat kaget dan tidak menduga, saat ditawari menjadi sekretaris yayasan oleh Ibu Anie. Sejak itu, Paula belajar banyak arti sebuah kata pelayanan. Paula pun mengakui, Wadahlah yang mengubah karakternya yang kaku dan keras. Dia pun lebih bisa berempati dan lebih bijak menyikapi segala sesuatu. Jika di bidang legal, permasalahan cenderung dipandang dari sisi negatif, maka Paula belajar di Wadah untuk menilai sesuatu dengan positif. Setelah sekian waktu bersama Wadah, Paula pun menyadari bahwa sesungguhnya di Wadah, dia dapat menemukan kebahagiaan sejati. Hingga dia memutuskan untuk mencurahkan pikiran dan tenaganya untuk Wadah.

“Saya berterimakasih kepada Ibu Anie, yang membantu saya menemukan panggilan hidup saya. Ibu Anie lah yang mengubah saya dan Wadah memberi ruang pada saya untuk berkarya. Saya masih dan akan terus belajar. Wadah adalah dunia saya saat ini. Dan saya bahagia”

Keluarga Mendewasakan Saya

Memiliki putri tunggal, tentu Paula berharap kelak putrinya dapat memiliki kehidupan yang bahagia. Dia berjuang memberikan fasilitas terbaik bagi putrinya

meraih cita–cita. Meski Paula pun menyadari, keterbatasan waktunya bersama dengan putrinya membuat dia sering menuai protes dari putrinya.

“Grace suka mengritik saya.” Ceritanya tentang Grace, putri semata wayangnya. Dan Paula selalu memberi tempat bagi putrinya untuk mengekspresikan sikap dan perasaannya. “Saya tau saya belum menjadi seorang istri dan ibu yang sempurna. Saya belajar dan berusaha untuk tidak mengecewakan suami dan putri saya”.

Paula pun ingin agar kelak putrinya memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Dalam beberapa kegiatan di Wadah, Paula pun menyertakan putrinya agar dapat menyaksikan langsung pelayanan–pelayanan yang dilakukan Wadah.

Senayan Mimpi Saya

Sejak kecil Paula memiliki cita–cita menjadi anggota DPR. Itulah kenapa dia mengambil jurusan hukum. Paula akan merasa bangga bila dapat mewakili rakyat dan menyuarakan

aspirasi rakyat di gedung megah itu.

Dulu dia berpikir menolong rakyat adalah berjuang di parlemen. Meski kini dia menemukan kebahagiaannya menjadi pekerja sosial di Wadah, Paula masih menyimpan mimpi kecilnya itu. “Mungkin suatu saat saya, benar–benar dapat duduk di sana.” Katanya dengan senyum lebar. Tentu saja bukan sebuah cita–cita yang mustahil karena Wadah telah membentuknya.

PROFIL:Paula S. LandoweroKarina De Vega

Page 5: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 2016 5

PKMW WARABALBerawal dari Teras Rumah

Kampung Saja, Desa Pemagarsari Parung tahun 1994 masih sepi, tidak ada penerangan dan jalan masih belum beraspal. Secara administratif, desa ini termasuk wilayah

Bogor, bertetangga dengan Ciputat. Sebagian besar penduduk desa pinggiran Jakarta yang masih hijau ini, bekerja sebagai buruh bangunan dan pedagang pasar, sedangkan sebagian ibu-ibu juga ada yang bekerja di pabrik.

Warabal adalah singkatan dari Warung Baca Lebak Wangi, sebuah taman bacaan masyarakat (TBM) yang didirikan oleh Ibu Kiswanti pada tahun 1997. Ada cerita menarik di balik kata Warung Baca tersebut. Ibu Kiswanti mengatakan bahwa kata itu sengaja dia pilih untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari “warung remang-remang” yang saat itu banyak berdiri di Parung dan sering menjadi berita di media massa karena berbenturan dengan masyarakat. Sosok Ibu Kiswanti yang sudah banyak ditulis dan diberitakan, baik oleh media cetak maupun elektronik adalah seorang otodidak, lulusan sekolah dasar, aktivis pelayanan sosial dan pencinta buku. Karena itu, tulisan ini tidak lagi fokus pada sosok pendiri Warabal, tetapi akan lebih banyak mengenai pertumbuhan dan perkembangan Warabal dan komunitasnya.

Ibu Kiswanti dan keluarganya mulai menetap di Desa Pemagarsari sejak tahun 1994. Di desa ini Ibu Kiswanti menemukan situasi masyarakat dan anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya

sangat memprihatinkan. Anak-anak tidak mempunyai wadah bermain dan beraktivitas, sementara lingkungan hidup mereka juga tidak memberikan contoh yang baik. Salah satu dampak buruk yang nyata terlihat adalah anak-anak balita terbiasa mengumpat dengan kata-kata kotor dan meniru orang dewasa dalam hal merokok.

Jamu Dan Buku

Pada tahun 1997, Ibu Kiswanti mulai mengenalkan dan mendekatkan anak-anak dengan buku. Sambil berjualan jamu, Ibu Kiswanti membawa buku-buku miliknya

keliling kampung dengan sepeda ontel.

Masyarakat ternyata menyambut dengan antusias kegiatan tersebut dan mereka mau membaca buku sambil minum jamu. Ada semboyan Ibu Kiswanti yang cukup terkenal di masyarakat dalam kaitannya dengan jasa perpustakaan keliling tersebut yaitu “Siapa mau sehat, minum jamu. Siapa mau pintar baca buku”.

Bermula Dari Teras Rumah

Kegiatan perpustakaan keliling dilakukan Ibu Kiswanti hingga tahun 2000. Sejak itu ia mulai membuka kegiatan taman bacaan di teras rumahnya yang sempit. Setiap hari

semakin banyak anak-anak dan ibu-ibu mengunjungi Warabal.

WAJAH KOMUNITAS

Page 6: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 20166

Pada masa awal tersebut, selain kegiatan perpustakaan, Warabal juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan Al Quran (TPQ) dan pengajaran keterampilan buat ibu-ibu.

Di bidang TBM, koleksi buku Warabal terus bertambah dari waktu ke waktu karena berbagai lembaga dan perorangan turut menyumbangkan buku. Apalagi setelah Ibu Kiswanti dengan kegiatan perpustakaan kelilingnya diekspos berbagai media, bantuan buku mengalir deras ke TBM Warabal.

Wadah Bertemu Warabal

Yayasan Keluarga Hashim Djojohadikusumo (YKHD) (sekarang Yayasan Arsari Djojohadikusumo) pertama kali mengetahui Warabal dari pemberitaan salah satu

media cetak nasional pada 27 Juli 2006. Namun kunjungan ke Warabal baru terlaksana pada tahun 2007, ketika Ibu Yuliani dari YKHD diutus mengunjungi Warabal di Desa Pemagarsari, Parung untuk melihat secara langsung berbagai kegiatannya sekaligus bertemu dengan pendiri dan pengelolanya, yaitu Ibu Kiswanti. Pada bulan Juni tahun yang sama Ibu Yuliani ditemani Ibu Retnoning Tyas sebagai ketua Wadah, kembali mengunjungi Warabal untuk menjajaki kemungkinan Wadah bisa ikut mendukung kegiatan-kegiatan Warabal.

Melihat potensi yang ada di Warabal, Wadah ingin mengembangkan TBM menjadi perpustakaan, maka pada bulan Agustus 2008, Wadah membelikan lahan seluas 200m²

yang lokasinya ada di samping rumah Ibu Kiswanti sendiri. Lahan ini ditujukan untuk membangun gedung dua lantai yang dapat menampung koleksi perpustakaan serta menjadi tempat bagi berbagai kegiatan komunitas Warabal yang juga semakin beragam.

Warung Baca Lebak Wangi sudah berkembang menjadi sebuah perpustakaan umum desa dalam arti sebenarnya dengan koleksi tidak kurang dari 8000 buku. Pengunjung perpustakaan juga terus bertambah, tidak hanya terbatas pada anak-anak dan masyarakat dari Desa Pemagarsari dan desa-desa terdekat saja, tetapi ada anak-anak dan masyarakat yang datang dari desa-desa yang cukup jauh termasuk mahasiswa dan pelajar yang mencari buku-buku untuk pelajaran mereka.

Rumah Kegiatan Belajar Arsari

Pada tahun 2010 Ibu Anie Hashim Djojohadikusumo, Pembina Wadah, melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung 2 lantai tersebut. Setahun kemudian,

yaitu pada 9 Juli 2011, gedung dua lantai yang dinanti-nanti itu selesai dibangun dan diresmikan pemakaiannya oleh Ibu Anie, didampingi oleh ketua YAD, Bapak Hashim Djojohadikusumo. Gedung baru yang diberi nama Rumah Kegiatan Belajar Arsari Warabal dibangun atas bantuan dana dari teman Wadah yaitu Ibu Margaret Njoo. Lantai dasar digunakan sebagai ruang serbaguna untuk berbagai kegiatan komunitas seperti pendidikan anak usia dini (PAUD) dan kegiatan kesenian. Sedangkan lantai dua untuk perpustakaan dan kegiatan belajar anak. Kehadiran gedung baru ini disambut dengan sangat meriah dan sukacita oleh masyarakat Desa Pemagarsari, karena anak-anak mereka kini bisa belajar di tempat yang nyaman, luas dan bersih.

Menjadi PKMW

Kehadiran Wadah di Warabal telah membawa kemajuan yang sangat pesat bagi masyarakat desa Pemagarsari dan desa-desa sekitarnya. Dukungan Yayasan Wadah

kepada Warabal tidak hanya terbatas pada sarana dan prasarana pendidikan, tetapi juga termasuk kesempatan dan fasilitas serta dukungan moril serta pelatihan untuk peningkatan sumber daya manusianya.

Warabal kini telah tumbuh menjadi sarana dan prasarana yang sangat memadai untuk pengembangan pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang merupakan tiga

WAJAH KOMUNITAS

Page 7: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 2016 7

fokus utama program Wadah. Kegiatan Warabal yang pada awalnya hanya berupa perpustakaan, taman pendidkan Al Quran (TPQ) dan kegiatan kerajinan ibu-ibu, kini semakin berkembang antara lain pendidikan anak usia dini (PAUD), TPQ, pendampingan belajar (Pendar) bahasa Inggris, matematika, komputer, keterampilan dan kelas kreasi. Di bidang kesehatan ada Posyandu, dan pemberian makanan tambahan (PMT). Kemudian ada koperasi simpan pinjam sebagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Di bidang kesenian, ada kasidahan dan marawis serta kegiatan keagamaan yaitu Majelis Ta’lim.

Peserta kegiatan pendidikan di Warabal saat ini berjumlah 261 anak yang dibimbing oleh 22 tutor. Karena Warabal telah tumbuh menjadi salah satu komunitas Wadah dengan program

yang lengkap, maka sejak tahun 2015 lalu secara resmi namanya diubah menjadi Pusat Kegiatan Masyarakat Wadah (PKMW) Warabal.

Dampak Positif

Kehadiran, bimbingan, dampingan dan sentuhan Wadah di Warabal, menurut Ibu Kiswanti, pendiri dan pengelola Warabal, telah membawa berbagai perubahan

dan kemajuan yang sangat positif, khususnya pada diri anak-anak, para sukarelawan dan anggota komunitas Warabal pada umumnya. Perubahan positif tersebut tidak hanya terjadi pada wawasan, pengetahuan dan kapasitas mereka, tetapi yang sangat menggembirakan adalah perubahan positif pada pembentukan karakter komunitas Warabal yaitu mereka menjadi lebih rendah hati dan percaya diri. (zhn)

WAJAH KOMUNITAS

Page 8: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 20168

PERJALANAN WADAH

Tak terasa perjalanan Yayasan Wadah Titian Harapan (Wadah) tahun ini sudah menapak tahun ke-8. Wadah yang secara resmi didirikan pada tahun 2008 sebagai

perluasan dari kegiatan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD), yaitu sebuah yayasan dari keluarga Hashim Djojohadikusumo. Kalau diukur dari usia manusia, 8 tahun umur Wadah tentu masih sangat belia. Tetapi Wadah telah tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat. Wadah yang pada awalnya memberikan pelayanan di Jakarta dan sekitarnya (Jabobek) dan di beberapa tempat di Pulau Jawa, kini meluaskan jangkauan pelayanan sosial dan kemanusiaannya ke luar Jawa, ke Pulau Bali dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Bahkan secara perlahan dan pasti, Wadah terus melangkah melintasi batas negara. Saat ini Wadah sudah hadir di Filipina, Malaysia, dan India. Khusus di Filipina, nama Wadah sudah amat dikenal dan mendapat pengakuan serta penghargaan dari Militer Filipina (Angkatan Darat dan Angkatan Udara). Sementara itu, teman-teman Wadah di Amerika dan Eropa juga dengan sangat antusias menyambut kehadiran Wadah.

Mulai dari Akar Rumput

Ada dua kelompok masyarakat akar rumput yang menjadi perhatian dan sasaran pelayanan Wadah, yaitu masyarakat termarjinal di perkotaan dan di pedesaan.

Masyarakat termarjinal di perkotaan tinggal di kawasan-kawasan kumuh (slum) dan tidak memiliki akses ke pendidikan dan kesehatan maupun ekonomi. Mereka terkucil dan tersingkir dari hiruk-pikuk pembangunan dan ekonomi perkotaan yang bergerak cepat. Mereka bahkan diabaikan, dilupakan dan dibiarkan tanpa identitas. Namun, ironisnya mereka dibutuhkan pada saat-saat tertentu seperti pada waktu pemilihan kepala daerah atau pemilihan umum.

Masyarakat termarjinalkan di pedesaan tinggal dan hidup di daerah yang sedikit lebih baik namun mengalami pengabaian serupa yaitu jauh dari fasilitas pendidikan dan kesehatan.

Hal ini terlihat dari sebagian anak-anak usia sekolah tidak bersekolah dan masih ada anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami gizi buruk. Semua ini disebabkan karena tidak tersedianya sarana prasarana pendidikan dan kesehatan. Apalagi di desa-desa terpencil yang jauh dari ibu kota kecamatan selain tidak memiliki sarana prasarana kesehatan dan pendidikan juga tidak memiliki infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan dan penerangan seperti desa-desa di KTI maupun desa-desa di kawasan Indonesia lainnya.

Maka Wadah hadir untuk membantu dan mendukung mereka terutama bagi kaum Perempuan dan anak-anak dalam memenuhi kebutuhannya agar mereka berpeluang ikut serta di berbagai kegiatan sosial, pendidikan, kesehatan, perekonomian keluarga dan seni serta budaya.

Wadah dalam upayanya menawarkan kepada mereka kesempatan untuk mampu mengatur hidup mereka lebih baik, tidak hanya sekedar mempertahankan kelangsungan hidup keluarga, namun lebih dari itu untuk dapat membebaskan diri mereka dari

kebodohan dan kemiskinan.Pada awalnya Wadah hanya memiliki 6 titik komunitas yang diberi nama komunitas Arsari yang kemudian berubah menjadi Pusat Kegiatan Masyarakat Wadah (PKMW). Sekarang dalam

8 TAHUN WADAH BERKIPRAH: Melayani Secara Langsung, Holistik dan Berkelanjutan

Page 9: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 2016 9

PERJALANAN WADAHusia 8 tahun Wadah SUDAH memiliki 44 titik pelayanan yang tersebar di berbagai daerah seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Bandung, Lembang, Yogyakarta, Bali, Koa dan Soe (Timor Tengah Selatan), Kupang, Sikka (Flores), Atambua (Belu), Ternate (Maluku Utara) dan Ambon serta beberapa mitra di Jakarta, Lombok, Minahasa Tenggara, Sumba Barat Daya dan Ende.

Holistik dan Berkesinambungan

Wadah dalam memberikan pelayanan dimulai dengan pendekatan secara langsung dan berazas kekeluargaan, holistik, peduli dalam berbagi;

selalu membuka hati untuk mendengarkan, berkonsultasi, bekerjasama serta melibatkan semua pihak termasuk komunitas, pemimpin masyarakat setempat baik formal maupun informal, pemangku kepentingan, penerima manfaat dan juga universitas atau lembaga pendidikan lainnya, serta berkesinambungan. Ini berarti sekali Wadah terlibat mendampingi masyarakat, maka hubungan itu akan berkelanjutan karena Wadah tidak menganut pola pikir “proyek”, yaitu ketika proyek selesai, maka berakhir pulalah hubungan dengan komunitas yang menerima proyek tersebut. Dalam berkegiatan, Wadah selalu memperhatikan dan mendukung nilai-nilai yang menjunjung tinggi martabat manusia, menghargai budaya dan tidak melupakan kearifan lokal. Wadah memberikan inspirasi dengan menggali potensi yang terbaik dari diri seseorang; menggenali mereka yang telah berbuat baik untuk ditingkatkan menjadi lebih baik lagi, tanpa memaksa mereka mengubah jati diri mereka sendiri. Wadah berupaya menumbuhkan tokoh panutan yang ada dalam komunitas yang mampu memimpin melalui perbuatan, teladan dan bukan melalui kata-kata belaka.

Satu hal lagi yang menjadikan Wadah berbeda yaitu dalam pengelolaan bantuan dari pihak ketiga menganut 100% model yang artinya bantuan tersebut seluruhnya diberikan kepada penerima manfaat. Ini semua adalah keunikan yang dimiliki oleh Wadah dan yang membedakan Wadah dengan kebanyakan Yayasan sosial maupun lembaga kemanusiaan lainnya. Dalam membantu, Wadah sangat memperhatikan azas tepat guna

dengan penuh perhitungan dan kehati-hatian serta betul-betul diberikan sesuai dengan kebutuhan penerima manfaat. Hal ini untuk menghindari agar bantuan tersebut tidak menimbulkan kesulitan dan ketergantungan. Bersama Wadah, Masyarakat diajak untuk dapat menolong dirinya sendiri dan kembali mengangkat budaya gotong royong yang sekarang sudah mulai terkikis agar tidak lenyap begitu saja dari kehidupan mereka.

WIC, Menebar Semangat Wadah

Dalam menyikapi pertumbuhan dan perkembangan Wadah yang sudah merambah dunia international dan sebagai sarana menarik dukungan para pejuang sosial

international untuk komunitas Wadah dan berbagai program global Wadah, Ibu Anie sebagai Pembina, di bulan Oktober 2015 meresmikan Wadah International Committee (WIC) di depan sejumlah istri duta besar beberapa negara seperti istri Dubes Perancis, Amerika, Norwegia, Singapura, Myanmar dan India untuk ASEAN serta teman-teman Wadah di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut Ibu Anie memperkenalkan Ibu Neeru Singh sebagai Ketua WIC. Beliau adalah Istri Duta Besar India di Indonesia yang akhir tahun lalu mengakhiri tugasnya di Indonesia dan pindah tugas di Berlin, Jerman.

WIC ditangani oleh sekelompok profesional dari Amerika, Switzerland, Spanyol, Inggris, India, Singapura, Malaysia dan Filipina yang disatukan oleh pemikiran sosial yang sama yaitu menumbuhkan dan memelihara hubungan eksternal dalam rangka memperluas jangkauan dan jaringan Yayasan Wadah yang dalam jangka panjang bisa diakui oleh PBB dan mampu tampil di panggung dunia.

Sebagai kiprah perdana, WIC pada awal Februari 2016 lalu melakukan pertemuan di London, Inggris, dengan tujuan menyatukan pemahaman dan pemikiran serta membuat perumusan dalam menjalankan WIC sebagai bagian dari Wadah. Dalam pertemuan perdana itu telah pula dirumuskan Visi dan Misi Wadah yang baru, mengikuti perkembangan dan kebutuhan Wadah dalam memberikan pelayanan sosial dan kemanusiaan yang terus berkembang secara dinamis. Visi Wadah: Wadah menjadi fasilitator pemberdayaan dan perubahan individu dan masyarakat dunia.Yayasan Wadah adalah: Wadah memberdayakan, baik individu maupun komunitas secara holistik melalui pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur dan program pengembangan

Page 10: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 201610

ekonomi masyarakat. Selain itu, Tim WIC di London telah pula berhasil merangkum secara singkat dan padat keunikan Wadah dalam sebuah singkatan yaitu CALINS yang merupakan gabungan dari kata-kata berikut: Cares, Listens, Inspires, Stays. Calins adalah bahasa Prancis yang berarti merangkul atau mengemong. Dengan demikian Wadah bisa disamakan dengan CINTA dimana sebagian dari sifat Cinta yang diungkapkan dalam tindakan adalah merangkul dan mengemong.

WIC pada hakikatnya, lahir selain untuk mencari dukungan para pejuang sosial global, juga merupakan sarana untuk menebarkan semangat Wadah ke lingkup yang lebih luas serta sebagai Mitra Wadah pusat dalam mencapai tujuan Wadah untuk dapat diperhitungkan sebagai yayasan kemanusian Indonesia yang professional dan bertaraf international di arena dunia kegiatan sosial. WIC terdiri dari tiga bidang yaitu: Komunikasi, Corporate Social Responsibility (CSR) dan Event (acara-acara). Ketua WIC, Ibu Neeru, mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan WIC harus difokuskan untuk membangun kesadaran publik atasberbagai karya yang sudah dibuat oleh Wadah melalui komunitas.

Meneguhkan Komitmen

Dengan semakin bertambahnya komunitas dan semakin luasnya jangkauan wilayah pelayanan, maka ini menuntut perhatian lebih dan penanganan yang

sungguh-sungguh serta profesional dari setiap individu yang terlibat di Yayasan Wadah, baik pengurus dan staf di Wadah pusat maupun para koordinator, tutor dan pendamping di lapangan yang merupakan ujung tombak pelayanan di setiap

komunitas. Akhir kata, mari kita perkuat dan teguhkan komitmen untuk mengemban tugas mulia ini hingga tujuan utama dari pelayanan tersebut yaitu memanusiakan manusia seutuhnya dengan memandirikan masyarakat; membebaskan mereka dari kemiskinan dan keterbelakangan sehingga mampu melahirkan generasi yang tangguh, percaya diri dan selalu ingat kepada Tuhan. (Ditulis oleh ZHN dari berbagai sumber)

PERJALANAN WADAH

Page 11: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 2016 11

CERITA SUKARELAWAN

Sungguh luar biasa perjuangan yang telah ibu Anie lakukan dan capai. Doa terbaik kami selalu untuk ibu Anie sekeluarga dan keluarga besar WADAH.

Pesan Ibu Anie telah menjadi baterei yang akan selalu merecharge semangat kami untuk terus berjuang bersama masyarakat menuju cita-cita besar kita yaitu mewujudkan Indonesia yang hebat, kuat dan berkarakter, disegani oleh masyarakat Internasional.

Dengan bangga juga saya ingin meneruskan pesan ini kepada pendekar-pendekar Wadah di Ambon. Pada kesempatan ini, izinkan saya memberi sedikit pesan kepada pendekar kita di WADAH Ambon.

Teman-teman para pendekar Wadah di Ambon yang saya kasihi dan selalu saya banggakan. Mungkin, ketika sendiri dan memikirkan apa yang sedang kita lakukan sehari-hari, kita lalu berpikir, ya, saya hanya seorang pengajar di PAUD. Saya hanya seorang guru ngaji. Saya hanya membantu anak-anak belajar, saya hanya dan hanya ...

Sadarkah kita bahwa kita sedang melakukan pekerjaan yang sangat besar dan sangat mulia. Kita sedang berjihad (berjuang keras) untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, membangun pondasi kuat bagi rumah kita, Indonesia, yang kini sedang sakit dan rapuh.

Kita laksana sebuah kepingan puzzle yang tampak “tidak berarti”, namun sesungguhnya perjuangan kita sangatlah berarti. Jika satu saja kepingan puzzle itu hilang maka puzzle besar itu tidak pernah akan utuh, dan jika kepingan-kepingan puzzle yang tampak tidak punya arti itu disatukan, maka sungguh dia akan menjadi sesuatu yang berarti dan memiliki nilai yang utuh. Untuk itu jangan pernah merasa bahwa apa yang kita lakukan saat ini tidak punya arti, tidak, kita sedang berjuang untuk sebuah cita-cita yang besar.

Sungguh mulia apa yang teman-teman semua sedang lakukan. Jalan yang kita tempuh ini mungkin tidak populer. Kita mau berpeluh bersama masyarakat kecil, kita mau bersusah payah

“....Kita sedang berjuang keras membangun pondasi kuat bagi rumah kita, Indonesia...”

Zakiyah Samal (Kiky), Koordinator PKMW Ambon memberikan tanggapan yang sarat dengan motivasi dan semangat untuk kita semua terhadap pesan Ibu Anie mengenai perkembangan Wadah Internasional yaitu keberhasilan Wadah membentuk Wadah International Committee (WIC) beberapa waktu lalu. Pesan tersebut Ibu Anie sebarluaskan melalui media sosial WhatsApp pada 4 Maret 2016 lalu. Berikut ini adalah tanggapan Kiky:

dengan mereka, menempuh perjalanan dengan jalan kaki yang jauh, karena tidak punya uang untuk naik angkot/ojek, untuk bisa bersama mereka dan bisa saling bertemu dengan teman-teman sesama pendekar lainnya. Sementara di luar sana anak-anak muda gegap gempita mengejar kesuksesan diri sendiri dan berpesta pora di atas pondasi bangsa yang rapuh.

Sudah pasti pekerjaan yang kita tempuh ini penuh dengan kerikil tajam. Hanya orang-orang yang benar-benar tahu apa yang sedang ia perjuangkan dan tau bagaimana arah menuju cita-citanyalah yang bisa terus bertahan diatas jalan ini. Dan yang lebih penting lagi hanya orang-orang yang mau bekerja dengan niat “Lillahita’ala” (ikhlas demi Allah semata), benar-benar hanya untuk Allah yang akan terus bersabar di jalan ini. Saya berdoa semoga kita semua yang ada di sini adalah orang-orang terpilih untuk mewujudkan cita-cita bersama itu. Mari kita terus bersabar untuk berkarya. Semua yang kita lakukan ini demi Indonesia kita yang kuat dan bermartabat suatu hari nanti.

Suatu ketika nanti kita dengan bangga menegakkan kepala, memandang generasi penerus kita yang maju dan bermartabat. Itu semua karena pekerjaan yang kita lakukan hari ini. Jangan sampai terjadi, suatu hari nanti kita tertunduk malu karena dicerca oleh anak cucu generasi penerus kita.

Semoga suatu saat nanti, diwaktu yang tidak terlalu lama, kita dapat menggenggam lagi harga diri kita sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani dunia Internasional, sehingga kita tidak lagi diobok-obok seperti sekarang ini. Semua itu ada di tangan kita dan semoga Allah senantiasa menolong dan meridhoi perjuangan kita. Aamiin.

Zakiyah Samal (Kiky)

Page 12: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 201612

ULTAH

Diawali dari obrolan ibu Pembina Wadah, Anie Djojohadikusumo, tidak terasa perjalanan Wadah sudah mencapai tahun ke 8. Perjalanan yang penuh dengan

pencapaian, baik bagi Wadah sendiri maupun para pribadi yang terlibat dalam proses pelayanan Wadah. Itu yang saya rasakan dalam diri pribadi saya sebagai salah seorang anggota dewan Pengawas Wadah sejak hari pertama didirikan 8 tahun yang lalu. Banyak pencapaian yang sudah diraih Wadah bukan saja secara kuantitas atau jumlah orang yang disentuh pelayanan Wadah, namun juga secara kualitas, menjadikan masing-masing pribadi manusia yang lebih utuh, mandiri dan tentunya lebih baik dan berguna bagi masyarakat.

Pelatihan-pelatihan dilakukan untuk meningkatkan dan menguatkan kapasitas para sukarelawan Wadah dengan cara berbagi pengetahuan dan pengalaman serta kegiatan kebersaaman yang lebih intensif. Pelatihan Penguatan dan Pemberdayaan Sukarelawan (P3S) yang terakhir diadakan di Yogyakarta pada 27-30 Oktober 2014 diikuti oleh para sukarelawan dari seluruh Indonesia, termasuk pengurus dan staf.

Di tingkat nasional, salah satu pencapaian yang patut diacungi jempol adalah bantuan dan karya Wadah yang telah memungkinkan masyarakat di NTT mendapat aliran listrik tenaga surya hasil rakitan para ibu pendekar Wadah. Wadah bekerjasama dengan Kedutaan Besar India di Indonesia dan Barefoot College mengirimkan delapan ibu dari NTT untuk mengikuti pelatihan merakit panel listrik tenaga surya selama 6 bulan (September 2013-Maret 2014) di Barefoot College, Rajasthan India.

Barefoot College adalah lembaga non-pemerintah yang memberikan pelayan dan solusi terhadap berbagai masalah di pedesaan melalui berbagai pelatihan keterampilan termasuk pembuatan, dan perawatan serta tata kelola panel pembangkit listrik tenaga surya.

Pada tingkat internasional, Wadah mendirikan Wadah Filipina pada bulan Juli 2014 diikuti oleh Wadah Malaysia pada bulan Agustus 2014.

Menjelang akhir tahun 2015, Wadah membentuk Komite Internasional Wadah atau Wadah International Committee (WIC) sebagai langkah menyikapi pertumbuhan dan

perkembangan Wadah yang kegiatannya sudah mulai dikenal di dunia international. Kemudian, pada awal Februari 2016, Wadah Internasional Committee (WIC) melakukan pertemuan perdananya di London, Inggris, membahas, antara lain, topik perluasan jaringan eksternal Wadah dan penyelenggaraan Wadah Global Gathering (WGG). WIC diketuai oleh Ibu Neeru Singh, istri Duta Besar India untuk Indonesia yang sekarang sudah pindah tugas di Jerman. Anggota WIC terdiri dari para “Friends of Wadah” yang mewakili berbagai negara.

Di awal tahun 2015 lalu, Wadah menyelenggarakan WGG di Yogyakarta. Seiring dengan itu diadakan pula WGG Youth Camp yang banyak menarik minat para peserta remaja internasional. Mereka memetik banyak manfaat dari kegiatan Youth Camp tersebut; menyiapkan mereka untuk melakukan presentasi masing masing dalam bahasa Inggris yang tentu bukan bahasa ibu mereka. Juga membuat hubungan sesama mereka lebih dekat dan nyaman sehingga terjalin persahabatan yang mendalam di antara mereka, sehingga mereka lebih percaya diri saat melakukan presentasi di panggung. Sangat membesarkan hati juga bagi kami yang menyaksikan betapa mereka satu persatu menceritakan dan berbagi pengalaman hidup mereka. Sebagai orang dewasa, kita mendapatkan banyak pelajaran tentang hidup dari mendengarkan pengalaman hidup pribadi mereka.

Di samping kegiatan di atas, di tingkat internasional Wadah terus menjalin kerja sama dengan institusi dan yayasan yang memiliki visi dan misi yang sejenis dengan Wadah seperti dengan Tuloy Foundation di Filipina yang diketuai oleh Father Rocky. Di Nepal dengan Yayasan Maiti Nepal yang banyak menangani masalah perdagangan manusia (human trafficking). Wadah pun hadir saat bencana Taifun Haiyan di Filipina di bawah panduan Ibu Robin Lim dari Bumi Wadah Medical Relief Camp and Birthing Manger Ground Zero.

Dalam rangka upaya memperbaiki tata kelolanya, Yayasan Wadah terus berbenah diri untuk memperoleh sertifikasi ISO.

Sebagai anggota dewan pengawas Wadah, saya bahagia dan bangga bisa menjadi bagian dari Wadah dan menyaksikan pencapaian kerja pelayanan Wadah di usianya yang mencapai 8 tahun pada tahun ini. Selamat ulang tahun Wadah, semoga terus jaya untuk melanjutkan kerja pelayanan dengan hati. Itu salah satu ciri khas Wadah tentu disertai dengan komitmen tinggi sebagaimana mestinya suatu yayasan yang dikelola dengan cara professional, transparan dan kredibel.

8 Tahun Perjalanan WADAHKesaksian Dari Seorang Anggota Dewan PengawasDewi Djarot

Page 13: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 2016 13

Ulang tahun bagi WADAH semestinya tidak sekedar menghitung panjangnya perjalanan yang telah dilalui. Namun suatu momen penting untuk melihat kembali benih-benih kebaikan yang telah ditanam, merawat tumbuh kembang kebajikan yang telah disebar serta

mematangkan tunas yang siap dilepas.

Bekerja bersama WADAH adalah berjalan bersama meniti harapan dan asa ke depan. Tidak sekedar berkeringat untuk mencapai tujuan, namun mementingkan proses dan pembelajaran yang didapat dalam kebersamaan yang menerus.

WADAH selalu konsisten dalam setiap aktivitasnya membangun karakter bangsa dimulai dari inti terkecil yaitu keluarga. Komitmen mulia ini didukung oleh komunitas di tingkat akar rumput yang diterjemahkan dengan peningkatan pendidikan, kesehatan jasmani maupun rohani, serta memupuk kebersamaan tanpa membeda-bedakan dengan sesama yang saling membutuhkan. Kini kontribusi WADAH untuk kemanusiaan sudah mulai diperhitungkan di tingkat dunia. Di balik kegiatan sosial dan ekonomi tersebut selalu terselip upaya-upaya untuk menguatkan mental bagi kemandirian dan keswadayaan. WADAH telah melangkah panjang menembus keangkuhan ego dan kemerosotan moral saat ini dengan tauladan kesederhanaan, kerendahan hati dan kesopansantunan. Suri teladan ini dimulai dari keluarga Ibu Anie Hashim yang senantiasa memberikan panutan dalam membina keluarga dan mengasuh anak-anaknya dengan etika keluhuran budaya Indonesia, dan didukung oleh pengurus WADAH yang selalu bersatu dalam kerja bersama dengan keluwesannya sebagai sebuah keluarga besar bersama komunitas yang didukungnya.

Teruslah berkarya! Semoga kerja keras ini bisa dilanjutkan oleh generasi berikutnya para penerus bangsa. Kebanggaan untuk WADAH, serta doa untuk selalu mendapatkan perlindunganNya melengkapi ucapan selamat ulang tahun saya untuk WADAH.

Selamat Ulang Tahun WADAH

Catrini Pratihari Kubontubuh

ULTAH

Page 14: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 201614

GALERI

Rapat Wadah International Committee (WIC) di London

Page 15: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 2016 15

Kegiatan-kegiatan di PKMW Warabal

GALERI

Page 16: Warta Wadah - Agustus 2016

Edisi Agustus 201616

WOMEN: Torchbearers and Pillars of HopeTowards Achieving the Global Goals (SDGs)

Date: February 22-24, 2017Venue: Jakarta, Indonesia

REGISTER NOW! (Limited seats available)

www.wggathering.com

SAVE THE DATE!