warta buruh migran. september 2010

12
Warta Buruh Migran SEKILAS PERISTIWA PUSAT SUMBER DAYA BURUH MIGRAN Pusat Sumber Daya Buruh Migran adalah pusat pengelolaan, pendidikan, dan advokasi yang bertujuan untuk mendukung pelayanan pengelolaan informasi dan advokasi buruh migran dan keluarga buruh migran maupun mantan dan calon buruh migran. Buruh migran berharap dapat memiliki sumber acuan pengetahuan yang sahih mengenai pelbagai proses terkait dengan migrasi untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pelanggaran atas hak- haknya. Pusat Sumber Daya Buruh Migran dikelola bersama oleh 10 pusat teknologi komunitas (PTK) Mahnettik atas dukungan Yayasan Tifa dan Microsoft. REDAKSI WARTA BURUH MIGRAN Penanggungjawab Yossy Suparyo Pimpinan Redaksi Muhammad Irsyadul Ibad Tim Redaksi Muhammad Ali Usman Fika Murdiana Hilyatul Auliya Fathulloh Tata Letak Fathulloh Alamat Redaksi Jl.Veteran Gg.Janur Kuning No.11A Pandean Umbulharjo Yogyakarta, Telp/Fax:0274-372378 E-mail:[email protected] Portal: http://buruhmigran.or.id Sumber Foto: http://nonadita.com KELOMPOK buruh migran Seruni Banyumas manfaatkan remiten so- sial buruh migran untuk memaksimalkan kinerja organisasi. Remiten sosial yang dimanfaatkan berupa kemampuan bahasa asing, penga- laman organisasi, pengetahuan budaya negara tujuan, keterampilan kuliner, dan perlindungan hukum. Demikian pendapat Aditya Megantara, pegiat Kelompok Seruni Banyu[mas (28/8/2010). Menurutnya, remiten sosial kadang lebih besar dibanding dengan remiten ekonomi yang yang didengung- dengungkan pemerintah–pahlawan devisa. “Ada beberapa anggota Seruni yang lancar berbahasa Mandarin. Me- reka menjadi guru bagi anggota lainnya. Ada juga yang ahli mema- sak ala China (Chinese food) lalu mereka melatih teman-temannya,” ujar Ode, panggilan akrab Aditya Megantara. Kegiatan pertukaran ilmu itu terjadi saat pertemuan-pertemuan rutin Seruni. Ada yang direncanakan, ada juga yang muncul secara spontan. Kemampuan-kemampuan di atas diperoleh para anggota saat mereka menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Sayang remiten jenis ini tidak pernah dianggap oleh pemerintah, padahal bila dinilai secara komersil jelas nilainya sangat tinggi. “Awalnya Seruni tidak menyadari remiten sosial ini. Setelah melihat kesuksesan organisasi buruh migran di kota lain, mereka mulai meng-garap remiten sosial ini sebagai sumber daya organisasi yang bernilai tinggi,” lanjutnya. Kini, Seruni tengah mencari format pengelolaan remiten sosial yang efektif. Langkah nyata yang baru ditempuh Seruni antara lain me- maksimalkan pertemuan anggota sebagai lingkaran belajar dan berbagi pengetahuan. (Yossy Suparyo) Seruni Manfaatkan Remiten Sosial Buruh Migran Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010 Halaman muka portal Pusat Sumber Daya Buruh Migran institute for education development, social, religious, and cultural studies Penerbitan buletin ini atas dukungan: KLIK www.buruhmigran.or.id Seluruh tulisan dan foto dalam buletin ini dilisensikan dalam bendera Creative Common (CC). Siapapun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil.

Upload: tifa-foundation

Post on 25-Mar-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buletin yang terbit periodik yang selain mengkompilasi berita-berita menarik dari www.buruhmigran.or.id, juga mengulas lebih dalam persoalan, kondisi dan kebijakan mengenai buruh migran Indonesia.

TRANSCRIPT

Warta Buruh Migran

SEKILAS PERISTIWAPUSAT SUMBER DAYA BURUH MIGRAN

Pusat Sumber Daya Buruh Migran adalah pusat pengelolaan, pendidikan, dan advokasi yang bertujuan untuk mendukung pelayanan pengelolaan informasi dan advokasi buruh migran dan keluarga buruh migran maupun mantan dan calon buruh migran.

Buruh migran berharap dapat memiliki sumber acuan pengetahuan yang sahih mengenai pelbagai proses terkait dengan migrasi untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pelanggaran atas hak-haknya.

Pusat Sumber Daya Buruh Migran dikelola bersama oleh 10 pusat teknologi komunitas (PTK) Mahnettik atas dukungan Yayasan Tifa dan Microsoft.

REDAKSI WARTA BURUH MIGRAN

PenanggungjawabYossy SuparyoPimpinan RedaksiMuhammad Irsyadul IbadTim RedaksiMuhammad Ali UsmanFika MurdianaHilyatul AuliyaFathullohTata LetakFathulloh

Alamat RedaksiJl.Veteran Gg.Janur Kuning No.11A Pandean Umbulharjo Yogyakarta, Telp/Fax:0274-372378E-mail:[email protected]: http://buruhmigran.or.id

Sumber Foto: http://nonadita.com

KELOMPOK buruh migran Seruni Banyumas manfaatkan remiten so-sial buruh migran untuk memaksimalkan kinerja organisasi. Remiten sosial yang dimanfaatkan berupa kemampuan bahasa asing, penga-laman organisasi, pengetahuan budaya negara tujuan, keterampilan kuliner, dan perlindungan hukum.

Demikian pendapat Aditya Megantara, pegiat Kelompok Seruni Banyu[mas (28/8/2010). Menurutnya, remiten sosial kadang lebih besar dibanding dengan remiten ekonomi yang yang didengung-dengungkan pemerintah–pahlawan devisa.

“Ada beberapa anggota Seruni yang lancar berbahasa Mandarin. Me-reka menjadi guru bagi anggota lainnya. Ada juga yang ahli mema-sak ala China (Chinese food) lalu mereka melatih teman-temannya,” ujar Ode, panggilan akrab Aditya Megantara.

Kegiatan pertukaran ilmu itu terjadi saat pertemuan-pertemuan rutin Seruni. Ada yang direncanakan, ada juga yang muncul secara spontan. Kemampuan-kemampuan di atas diperoleh para anggota saat mereka menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Sayang remiten jenis ini tidak pernah dianggap oleh pemerintah, padahal bila dinilai secara komersil jelas nilainya sangat tinggi.

“Awalnya Seruni tidak menyadari remiten sosial ini. Setelah melihat kesuksesan organisasi buruh migran di kota lain, mereka mulai meng-garap remiten sosial ini sebagai sumber daya organisasi yang bernilai tinggi,” lanjutnya.

Kini, Seruni tengah mencari format pengelolaan remiten sosial yang efektif. Langkah nyata yang baru ditempuh Seruni antara lain me-maksimalkan pertemuan anggota sebagai lingkaran belajar dan berbagi pengetahuan. (Yossy Suparyo)

Seruni Manfaatkan Remiten Sosial Buruh Migran

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

Halaman muka portal Pusat Sumber Daya Buruh Migran

institute for education development,social, religious, and cultural studies

Penerbitan buletin ini atas dukungan:

KL IK w w w.b u ru h m i g ra n .o r. i d

Seluruh tulisan dan foto dalam buletin ini dilisensikan dalam bendera Creative Common (CC). Siapapun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil.

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

02 | Sekilas Peristiwa

Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM) terlibat dalam kegiatan Jagongan Media Rakyat (JMR) bersama 43 lembaga lainnya di Yogyakarta, 22-25 Juli 2010. JMR merupakan kegiatan pertukaran gagasan dan informasi antarlembaga yang bergelut di dunia media massa.

YogyakartaDok.Lamuk/infest Yogyakarta

Flores Timur

Awal Januari 2010, tepatnya 18 Januari 2010, Keuskupan Larantuka membuka layanan Pusat Teknologi Komunitas (PTK). Kegiatan utama PTK berupa pelatihan komputer dan internet. Layanan yang dikelola oleh Delegasi Sosial (Delsos KPSE) ini memberi nilai lebih bagi pengelolaan program keuskupan, seperti pengarusutamaan gender, penanganan HIV/AIDS, pertanian, dan keuangan mikro.

Keuskupan Larantuka Berdayakan Warga Lewat Teknologi Informasi

http://buruhmigran.or.id/inspirasi/tahun/2010/bulan/06/tanggal/14/710/keuskupan-larantuka-berdayakan-warga-lewat-teknologi-informasi.html

Buruh Migran Ikut Jagongan Media Rakyat 2010

www.buruhmigran.or.id/laporan/tahun/2010/bulan/07/tanggal/26/997/buruh-migran-ikut-jmr-2010.html

Cilacap

Pembuatan berita radio merupakan salah satu kegiatan pelatihan pengelolaan informasi buruh migran di Pusat Teknologi Komunitas (PTK) Mahnettik Cilacap (29-30 mei 2010). Kegiatan ini menjadi pengalaman menarik para peserta yang sebagian besar adalah calon dan mantan buruh migran di wilayah itu.

Produksi Audio untuk Informasi Buruh Migran

http://buruhmigran.or.id/inspirasi/tahun/2010/bulan/05/tanggal/31/538/produksi-audio-untuk-informasi-buruh-migran.html

Asean Foundation mendukung pengembangan ekonomi usaha kecil (mikro) lewat pelatihan keterampilan komputer. Jenis

keterampilan yang diberikan mendukung para wiraswastawan usaha kecil bisa mengembangkan usahanya dengan cara manajemen modern. Paket aplikasi yang diajarkan adalah pengolah kata, spreadsheet, dan presentasi.

Ci Malang

Asean Foundation Dukung Pengembangan Ekonomi Mikro Buruh Migran

http://buruhmigran.or.id/berita/tahun/2010/bulan/07/tanggal/05/981/asean-foundation-dukung-pengembangan-ekonomi-mikro-buruh-migran.html

Sukabumi

CTC Mahnettik menggelar pelatihan Jurnalistik di Sekretariat Lembaga Penelitian Sosial dan Agama (LENSA) Sukabumi, (6-7/6/2010). Kegiatan ini diikuti oleh puluhan ibu-ibu yang merupakan kader Pusat Pemberdayaan Sumberdaya Wanita (PPSW) Pasoendan wilayah Sukabumi.

Aktivis Perempuan Sukabumi Dilatih Jurnalistik

http://buruhmigran.or.id/kliping/tahun/2010/bulan/06/tanggal/09/670/aktivis-perempuan-sukabumi-dilatih-jurnalistik.html

Dok: infest

Dok: infest

Dok: infest

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

Buruknya Penanganan

Dok.Akhmad Fadli/PTK Mahnetik Cilacap

Kasus meninggalnya tenaga kerja Indonesia (TKI) tidak

hanya menyisakan duka bagi keluarganya, tetapi juga

meninggalkan persoalan asuransi yang cukup pelik.

Ketidaktahuan keluarga korban akan hak asuransi,

menjadi peluang bagi pihak-pihak tertentu untuk

memanfaatkan uang asuransi tersebut.

Kasus klaim asurani Nadhiroh, warga Cipari Kabupaten

Cilacap yang meninggal di Abu Dhabi tahun 2009 lalu

sampai hari ini juga tidak selesai. Toni, keluarga

Nadhiroh dan orang yang diberi wewenang untuk

mengurus asuransi bahkan sudah merasa lelah pulang

pergi Jakarta-Cilacap untuk mengurus asuransi

tersebut. Tiap kali ia menanyakan klaim asuransi

tersebut, Toni selalu mendapatkan jawaban "sedang

diusahakan".

”Asuransi TKI meninggal memang menyangkut nominal

uang yang cukup besar, jadi seringkali membuat

Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta

(PPTKIS) maupun perusahaan asuransi enggan

mencairkan hak asuransi tersebut," ungkap Khazam

Bisry, Direktur Lakpesdam NU Cilacap.

Kasus Nadhiroh menjadi kasus yang kontroversial dari segi

pengurusan asuransi. Menurut Toni, Nadhiroh meninggal dua

bulan setelah masa kontrak dua tahun habis. Sehingga

perusahaan menyatakan masa asuransi sudah tidak berlaku

pada waktu Nadhiroh meninggal. Hal itu yang selalu

menjadi alasan pihak PPTKIS maupun perusahaan asuransi

untuk tidak memenuhi hak atas asuransi tersebut. Namun

yang menjadi persoalan adalah, pada waktu kontrak habis,

niat Nadhiroh untuk pulang ke Indonesia selalu di larang

oleh majikan. Ia tidak diperbolehkan pulang. Gajinya

selama enam bulan pun belum dibayarkan.

Kabar kematian Nadhiroh pun simpang siur. Kabar pertama

yang disampaikan majikan, ia meninggal karena bunuh diri.

Kemudian keluarganya mendapatkan penjelasan ulang

bahwa Nadhiroh meninggal ketika berusaha kabur. Nadhiroh

ditemukan polisi sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Hal

ini tentu menjadi catatan tersendiri yang semestinya perlu

dikaji ulang, karena proses pemulangan semestinya menjadi

tanggung jawab PPTKIS.

Sesuai Undang-undang No 39 tahun 2004 pasal 75 ayat 1

bahwa “Kepulangan TKI dari negara tujuan sampai tiba di

03 | Jejak Kasus

Asuransi TKI Akhmad Fadli

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

daerah asal menjadi tanggung jawab

pelaksana penempatan TKI”. Pada kasus di

atas, terlihat sekali bahwa korban selalu

menjadi pihak yang dirugikan. Baik dari

segi pemulangan maupun klaim asuransi

yang menjadi hak keluarga korban.

Kasus tersebut adalah salah satu kasus

asuransi yang belum juga selesai dalam

rentang waktu hampir dua tahun. Pada

bulan Juli lalu, kasus kematian Tenaga

Kerja Indonesia asal Cilacap terjadi lagi di

Singapura. Tri Sulastri, Warga Desa

Gandrungmangu, Kecamatan

Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap

dikabarkan meninggal karena bunuh diri di

luar tempatnya bekerja.

Menurut penuturan pihak PPTKIS, Ia

meninggal di garasi PT. Jack karena

gantungdiri. PT. Jack sendiri bukanlah

agen Tri sulastri ketika pertama ia di

tempatkan bekerja. PT. Jack hanya

rekanan majikan Tri Sulastri.

Hak Asuransi keluarga Tri Sulastri di negara

Singapura secara otomatis gugur, karena

kematian yang disengaja tidak

mendapatkan asuransi di Singapura.

Sedangkan di Undang-undang asuransi

Tenaga Kerja Indonesia, tidak ada

pemisahan jenis kematian yang berhak

mendapat klaim atau tidak.

Seharusnya ahli waris keluarga Tri Sulastri

masih mempunyai hak untuk mendapatkan

jaminan asuransi kematian dari

perusahaan asuransi yang ada di Indonesia

yakni sebesar 40 juta sesuai dengan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi tahun 2009.

Ketika pegiat PTK Mahnettik menelesuri

perkembangan klaim asuransinya Tri

Sulastri, pihak Disnakertrans Cilacap yang

diwakili Bapak Sutiknyo mengatakan

bahwa syarat dan dokumen atas klaim

lengkap dan diterima. Adapun prosesnya

masih diurus oleh PT. Arafah Bintang

04 | Jejak Kasus

Perkasa sebagai perusahaan yang

memberangkatkan Tri Sulastri.

PT. Bintang Arafah Perkasa cabang Cilacap

yang sendiri yang di wakili oleh kepala

Cabangnya Amah Nurhati mengatakan

bahwa mereka masih berkoordinasi dengan

PT. Mitra Sejahtera sebagai perusahaan

asuransi yang menjamin Tri Sulatri untuk

memproses uang jaminan asuransi

tersebut.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat uang

jaminan asuransi tersebut bisa turun. Saya

sendiri tentu berharap selesai dengan

cepat,” ungkap Wiwi, karyawan PT. Arafah

yang membantu mengurus uang jaminan

tersebut.

Proses pencairan asuransi memang tidak

mudah. Karena jumlah uang jaminan yang

cukup banyak tersebut, tentu banyak juga

yang berkepentingan. Walaupun

sebenarnya mungkin bisa di selesaikan

lebih cepat jika dokumennya sudah

lengkap. Jika setiap TKI wajib

mengasuransikan jiwanya sebesar Rp.

400.000,- tiap masa kontrak, kita bisa

berhitung berapa jumlah uang yang masuk

ke kantong perusahaan asuransi tersebut.

"Bahkan kadang ada yang sampai dua

tahun baru selesai lo mas," ungkap

Sutiknyo Kepala Bidang Penempatan

Tenaga Kerja Luar Negeri Disnakertrans

Kabupaten Cilacap.

Kedua kasus asuransi tersebut hanyalah

contoh dari buruknya sistem pelayanan

dan jaminan bagi TKI. Di daerah lain tidak

tertutup kemungkinan kasus serupa

terjadi. Pemerintah seharusnya menjadi

pihak yang mampu menekan perusahaan

asuransi untuk segera mencairkan dana

asuransi bagi TKI. Sebagai pembuat

kebijakan, pemerintah seharusnya mampu

membuat dan mengawasi sebuah sistem

yang mempermudah kepengurusan

asuransi TKI.

Nominal uang yang cukup

besar, membuat PPTKIS maupun perusahaan asuransi enggan mencairkan hak asuransi TKI

Akhmad FadliKoordinator Pusat Teknologi Komunitas (PTK) Mahnettik Cilacap. Aktif dalam pengembangan media komunitas.

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

Istilah “pahlawan devisa” yang melekat pada buruh

migran Indonesia (BMI) atau tenaga kerja Indonesia

(TKI) adalah sebuah ironi. Kepahlawanan BMI mampu

menjadi penyumbang pendapatan negara selalu tidak

sebanding dengan perlindungan dan pelayanan yang

diberikan oleh pemerintah.

Mengapa pemerintah paling patut disalahkan?

Bagaimana pun, pemerintah adalah pemegang kendali

kebijakan yang memiliki kekuatan dan kemampuan

untuk membuat layanan terpadu bagi kepentingan

BMI.Namun, pemerintah tak kunjung menampakkan

iktikad baik. Bahkan, sumbangan BMI senilai Rp 55,8

Trilyun (2006) dan meningkat menjadi 82,4 Trilyun

(2008), tidak membuat pemerintah serius untuk

memberikan layanan terbaik kepada BMI.

Sejumlah kenyataan menunjukkan ketidakseriusan

pemerintah untuk melindungi dan melayani BMI.

Buruknya pembelaan untuk BMI yang tertimpa

masalah di luar negeri, jaminan keamanan BMI,

lambannya penanganan kasus BMI, serta belum

tersedianya sistem informasi BMI sebagai acuan

pengetahuan BMI, kesemuanya hanya beberapa

contoh ketidakseriusan pemerintah.

Contoh lainnya tampak pada penanganan kasus BMI di

Malaysia. Tingginya angka kekerasan dan pelanggaran

hak BMI dijawab oleh pemerintah dengan target

penempatan 200.000 orang BMI di Malaysia pada 2010.

Lebih disesalkan lagi, pemerintah tidak menyiapkan

sistem yang melindungi BMI di negeri jiran tersebut.

Keseriusan pemerintah untuk menangani kasus BMI

boleh disebut “angin-anginan”. Tanggapan pemerintah

hanyalah upaya menanggapi media dalam bemtuk

penjelasan pers dan janji. Pemerintah acapkali

mengaku-aku telah berhasil mengatasi persoalan-

persoalan tersebut. Namun, sesungguhnya pengakuan

tersebut tidak dapat dibuktikan. Sebagai contoh,

Presiden SBY mengaku telah menjamin hak-hak BMI di

Malaysia melalui kesepakatan dengan pemerintah

tersebut belum lama ini. Pidato SBY tersebut dipandang

sinis oleh banyak kalangan sebab sekedar omong kosong

belaka.

Pengakuan SBY bagi Rieke Diah Pitaloka,salah seorang

Anggota DPR RI, tidak dapat dibuktikan.Hingga saat ini

belum ada keputusan resmi mengenai perubahan akta

kesepakatan kedua belah negara. Sebaliknya,

pemerintah gagal menangani kasus-kasus yang serupa

dari waktu ke waktu, seperti kasus penganiayaan dan

vonis kejahatan kepada BMI di luar negeri.

Selain itu pemerintah tidak bisa menyediakan sistem

informasi lengkap yang dibutuhkan oleh BMI.

Keberadaan sistem informasi tidak boleh dipandang

sebagai sesuatu yang remeh temeh. Hal tersebut

05 | Kajian

Memperjuangkan Buruh Migran

Melalui Teknologi InformasiMuhammad Irsyadul Ibad, Sy

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

terkait dengan keselamatan warga negara. Ketidaksiapan

sistem informasi tersebut mengancam keselamatan BMI

di luar negeri.

Selagi pemerintah belum mampu menyediakan sistem

informasi, organisasi nonpemerintah harus berinisiatif

untuk memulai pengelolaan informasi penting BMI.

Pekerjaan ini tidak terlalu sulit dengan ketersediaan

teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sejak 2009,

Pusat Sumber Daya Buruh Migran Indonesia (PSD-BM)

menyediakan sebuah layanan pusat bantuan (helpdesk)

dalam jaringan (online).

Pemerintah seharusnya mau berkaca dari pengalaman

PSD-BM. Dengan kemampuan pendanaan yang cukup

besar pemerintah sebenarnya mampu menyajikan

pelbagai informasi dasar yang dibutuhkan oleh BMI dalam

bentuk yang mudah dipahami oleh khalayak secara lebih

luas. Dampaknya,BMI memiliki pengetahuan tepat guna

untuk melindungi diri dari pelbagai kemungkinan

pelanggaran atas hak-hak mereka.

Data yang

dilansir

Lembaga Kajian

Pengembangan

Sumberdaya Manusia

Nahdlatul Ulama (LAKPESDAM-NU) Cilacap, menunjukkan

banyak BMI tidak mengetahui alamat Kedutaan Besar

Republik Indonesia (KBRI) di negara tempat bekerja. Hal

ini menunjukkan pemerintah tidak siap untuk melindungi

BMI. Jika pemerintah beriktikad baik, selayaknya

informasi-informasi mendasar tersebut diupayakan untuk

menjadi pengetahuan wajib bagi BMI. Berbeda dengan

kenyataan, selain tidak bisa menyediakan pusat layanan

informasi yang mudah diakses, pemerintah juga tidak

dapat mengawasi Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja

Indonesia Swasta(PPTKIS) secara maksimal.

Kesenjangan Informasi Lahirkan Diskriminasi

Kesenjangan informasi pada BMI menjadi sebab situasi

buruk yang menimpa BMI. BMI yang tidak mengetahui

prosedur hukum, standar hak-hak dan kebudayaan

negara tempat bekerja menjadi kelompok yang tidak

berdaya dan lemah dalam situasi tertentu. Kesenjangan

informasi tersebut patut dicurigai sebagai salah satu

sebab kewenang-wenangan PPTKIS untuk memberikan

layanan kepada BMI dan diskriminasi yang lain.

Kemalasan pemerintah melanggengkan kemiskinan

informasi pada BMI. Penerapan Undang-Undang No. 14

tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik juga

Pemerintah dengan terbuka harus membangunsebuah sistem informasi dan pusat bantuan

(helpdesk) yang menyediakan beragam informasi yang dibutuhkan oleh BMI

06 | Kajian

tidak kunjung mendorong pemerintah menyediakan

layanan informasi. Buruknya lagi, pemerintah tidak bisa

secara ketat mengawasi pengelolaan informasi BMI yang

dikelola oleh PPTKIS.

Kemiskinan informasi menempatkan BMI sebagai

kelompok miskin secara sosial dan politik. BMI tidak

memiliki kesempatan untuk berpendapat, juga tidak

pernah mengetahui adanya kebijakan pemerintah yang

menyangkut hak dan nasib mereka. Ketidaktahuan

membuat BMI tidak bisa ikut terlibat dalam pembuatan

kebijakan atas nasib mereka. Sesuatu yang terus

berkembang hanyalah dominasi atas BMI.

Persoalan tersebut hanya bisa diatasi dengan sebuah

pendekatan lengkap. Pemerintah dengan terbuka harus

membangun sebuah sistem informasi dan pusat bantuan

(helpdesk) berisi pelbagai informasi penting BMI.

Penerapan kewajiban PPTKIS untuk menyediakan

informasi juga harus diawasi.

Sebaliknya, BMI dan keluarga juga

perlu mengenal pengetahuan-

pengetahuan yang dibutuhkan,

baik aspek ekonomi, hukum,

kesehatan, sosial, dan budaya.

Mereka juga perlu membekali diri

dengan kemampuan untuk mengakses

pelbagai informasi tersebut secara cerdas dan kritis.

Perlunya Infomobilisasi Buruh Migran

Kesadaran tentang pentingnya informasi perlu

diperkenalkan kepada BMI dan keluarga terkait. BMI

perlu memahami persoalan pokoknya, yakni bahwa

kesenjangan informasi berkemungkinan memberikan

persoalan bagi BMI dan keluarga. Keberaksaraan (literasi)

informasi memungkinkan BMI secara kritis meminta

informasi kepada pihak terkait, mengelola dan

melakukan pertukaran antar sesama BMI atau keluarga.

Keberaksaraan informasi tersebut harus diperkenalkan

dalam sebuah perencanaan yang tersusun (sistematis)

berdasarkan kebutuhan BMI dan keluarga. Prinsip

tersebut adalah intisari dari proses infomobilisasi buruh

migran. Melalui infomobilisasi, BMI tidak hanya diarahkan

untuk mengenali informasi yang diperlukan, tetapi juga

untuk menciptakan informasi guna mendukung proses

interaksi dan pertukaran pengetahuan antar BMI.

Infomobilisasi mempersiapkan BMI untuk dapat

mempergunakan peralatan teknologi informasi dan

komunikasi secara efektif. Hal tersebut mendukung

penguatan kapasitas dan pengetahuan BMI. Melalui

07 | Kajian

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

pendekatan yang partisipatif, BMI tidak menjadi kelompok

pasif sebagai penerima informasi. BMI diharapkan mampu

untuk mengkritisi dan mengelola informasi.

BMI perlu mengelola informasidan pengetahuan secara

mandiri.BMI lebih mengetahui persoalan-persoalan yang

mereka hadapi. Melalui pendekatan ini, BMI memiliki

kesempatan untuk bersuara dan menyampaikan aspirasi.

Namun, sekali lagi, pemerintah tetap tidak bisa lepas dari

tanggung jawab untuk menyediakan informasi-informasi

penting seputar BMI.

Belajar dari pengalaman Pusat sumberdaya Buruh Migran

Indonesia (PSD-BM), proses infomobilisasi buruh migran

sangat membantu proses pendidikan BMI dan keluarga.

Selain itu, proses ini memungkinkan BMI secara aktif

mengarusutamakan pelbagai persoalan yang

dihadapi.Proses saling belajar antar sesama BMI menjadi

salah satu titik tekan pada proses ini.

Melalui portal www.buruhmigran.or.id BMI dalam jaringan

PSD-BM dapat berinteraksi satu sama lain dalam

pertukaran informasi. Portal ini memberikan akses

sebesar-besarnya bagi BMI untuk menemukan informasi

sekaligus selaku pembuat informasi. Portal ini juga

menyediakan pelbagai panduan ringkas (tutorial) BMI,

layanan pengaduan online dan melalui pesan singkat (SMS)

yang memudahkan BMI melakukan pelaporan dalam

pelbagai situasi. Portal ini juga ramah bagi

pengguna.Ketersediaan panduan membuat BMI dengan

kemampuan TIK terbatas dapat menggunakan potal ini ini.

Lebih mudahnya lagi, portal ini dirancang untuk dapat

diakses melalui telepon selular. BMI yang terbiasa

mempergunakan telepon genggam atau dengan lebar pita

data (bandwith) kecil tetap dapat mengakses portal

tersebut.

Sebagai catatan akhir, pengelolaan informasi memang

tidak dapat menyelesaikan keseluruhan persoalan BMI.

Tetapi, pendekatan memiliki kemungkinan menjadi sebuah

pelengekap dalam upaya untuk memperbaiki pelayanan

dan perlindungan BMI.

Aman Mengirim Uang dari Luar Negeri

TKI yang hendak mengirimkan uang ke tanah air harus berhati-hati untuk memilih perusahaan jasa pengiriman uang. Pasalnya tidak semua penyelenggara jasa kegiatan usaha pengiriman uang (KUPU) tidak memiliki izin resmi dari pemerintah. Bank Indonesia (BI) pihak yang berwenang dalam hal ini, menemukan sekitar 60 penyelenggara KUPU non-bank tidak mengantongi izin resmi.

http://buruhmigran.or.id/panduan/tahun/2010/bulan/08/tanggal/30/1138/aman-mengirim-uang-dari-luar-negeri.html

Buruh Migran Harus Berani Ungkapkan Fakta Kunci

Peristiwa kekerasan dan ketidakadilan acapkali menimpa buruh migran. Namun, mereka kuran mampu memberikan bukti-bukti kunci yang mendukung proses penuntutan. Apabila mereka mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan selalu kalah di proses pengadilan.

http://buruhmigran.or.id/berita/tahun/2010/bulan/09/tanggal/05/1197/buruh-migran-harus-berani-ungkapkan-fakta-kunci.html

Pewartaan Buruh Migran Sebagai Gerakan Sosial

Mengapa buruh migran perlu bersentuhan dengan dunia pewartaan? Permasalahan buruh migran sangat rumit sehingga mereka perlu membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan pewartaan untuk mengurai lingkaran setan yang membelenggu mereka.

http://buruhmigran.or.id/kajian/tahun/2010/bulan/09/tanggal/05/1204/pewartaan-buruh-migran-sebagai-gerakan-sosial.html

REKAM KAJIAN

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

Masalah keuangan sering kali menjadi persoalan

utama di dalam sebuah keluarga. Sumber

persoalannya bukan pada besaran penghasilan,

melainkan pada kebiasaan yang salah dalam

mengelola keuangan. Kita tidak jarang

mendapati sahabat atau orang terdekat kita yang

mengeluhkan kekurangan uang, padahal gajinya lima

kali lipat lebih besar dibanding gaji kita.

Pun demikian, para Tenaga Kerja Indonesia (TKI; buruh

migran) dan para keluarga TKI juga mengalami hal yang

sama. Mereka sering kali “kebobolan” dalam

pengelolaan keuangan. Banyak cerita yang terjadi,

misalnya ada seorang TKI yang telah bekerja bertahun-

tahun di luar negeri dengan gaji yang sangat besar. Akan

tetapi, setelah berhenti menjadi TKI dan kembali ke

kampung halamannya, dia tidak mempunyai tabungan

dana sama sekali. Hasil kerja di luar negeri bertahun-

tahun pun habis tanpa bekas.

Untuk dapat mengelola keuangan dengan baik,

dibutuhkan perencanaan khusus. Oleh karena itu, ada

delapan langkah yang harus dilakukan agar kita dapat

bijak dalam mengelola keuangan keluarga:

Pertama, datalah semua bentuk pemasukan dan

pengeluaran keuangan Anda. Misalnya, dalam sebulan

Anda mendapatkan pemasukan dari mana saja: gaji

bulanan dan keuntungan bisnis. Pengeluaran: tagihan

listrik, telephone, biaya sekolah anak, belanja harian

dan bulanan, serta untuk membayar angsuran kredit.

Kedua, susun rencana keuangan atau anggaran

(misalnya) bulanan. Buatlah daftar rencana keuangan

yang realistis. Perencanaan keuangan yang realistis

akan membantu Anda bersikap objektif dan menghindari

pengeluaran yang berlebihan serta tidak terukur.

Ketiga, bedakan antara pengertian “butuh” dan “ingin”.

Sering kali kita membelanjakan uang untuk hal yang

tidak terlalu penting, atau hanya karena didorong

keinginan, bukan atas kebutuhan riil. Biasakan diri Anda

menulis daftar item yang harus dibeli sebelum pergi

berbelanja. Pisahkan antara daftar belanja berdasarkan

“kebutuhan” dan “keinginan”. Di sini, sekali lagi, Anda

harus mengecek ulang daftar belanja yang harus dibeli dan

tidak.

Keempat, hindari kebiasaan berhutang. Godaan berbelanja

memang sangat besar, namun bukan berarti mengesahkan

Anda untuk berkredit. Tumbuhkan kebiasaan mengelola

keuangan yang sehat, hal itu dimulai dari yang sederhana,

seperti tidak memiliki hutang konsumtif.

Kelima, kurangi belanja konsumtif. Membahagiakan diri

sendiri kadang juga perlu, tetapi bukan berarti harus

dilakukan setiap waktu.

Keenam, tetapkan rencana keuangan jangka panjang.

Susunlah target keuangan yang ingin Anda raih bersama

keluarga. Tetapkan tujuan khusus, realistis, terukur, dan

dalam jangka waktu tertentu. Tujuan ini akan membantu

Anda merancang keuangan. Misalnya, dalam waktu satu

tahun ke depan Anda harus menyiapkan dana sejumlah

tertentu untuk keperluan biaya sekolah anak; atau dalam

waktu 3 tahun harus mempunyai dana sejumlah tertentu

untuk membeli rumah.

Ketujuh, menabung. Ubah kebiasaan dan pola pikir. Segera

setelah menerima gaji (mendapatkan pemasukan uang),

sisihkan untuk tabungan dengan jumlah yang telah Anda

rencanakan sesuai tujuan keuangan keluarga Anda.

Kedelapan, berinvestasilah. Tentu kita tidak dapat hanya

mengandalkan gaji bulanan, padahal kebutuhan keluarga

semakin besar. Untuk itu, Anda perlu memikirkan

menginvestasikan dana Anda yang terparkir di bank (atau di

rumah). Yang harus menjadi catatan, pahamilah semua

seluk-beluk bidang usaha yang akan Anda jadikan tempat

investasi.

08 | Kajian

KeuanganBijak Mengelola

Muhammad Ali Usman

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

DI TENGAH meningkatnya angka pengangguran dan

lesunya perekonomian global, muncul banyak

kekhawatiran pada ketahanan perekonomian

masyarakat. Belum lagi ditambah oleh lemahnya

tanggung jawab dan minimnya keberpihakan

pemerintah pada ranah ekonomi kerakyatan.

Meskipun begitu, bukan berarti masyarakat harus

pasrah serta menerima apa pun yang terjadi tanpa

bertindak sama sekali.

Saat ini, masyarakat sudah banyak yang kreatif dan

mandiri. Mereka tidak lagi banyak menggantungkan

nasibnya pada program-program pemerintah. Salah

satunya adalah Lily Purwani. Salah seorang mantan

buruh migran. Sejak 11 Juni 2008, ia bersama para

buruh migran lain di Kab. Banyumas menginisiasi

pendirian Paguyuban Peduli Buruh Migran dan

Perempuan yang diberi nama Seruni. Lembaga ini

mempunyai banyak program. Selain program

pendampingan (konseling) terhadap buruh migran

perempuan, calon, mantan, dan keluarga buruh

migran, Seruni juga mempunyai program

pemberdayaan ekonomi buruh migran. Inisiasi

ekonomi dari bawah ini sangat penting, mengingat

angka pengangguran saat ini sekitar 23 juta,

sedangkan jumlah penduduk miskin sebesar 32 juta

dari total jumlah 238 juta orang penduduk Indonesia.

Melihat banyaknya jumlah angka pengangguran dan

kemiskinan di daerahnya, pada bulan April 2010,

Seruni berinisiatif mengumpulkan 25 mantan buruh

migran se-Kabupaten Banyumas dan sekitarnya di Desa

Datar, Kec. Sumbang, Kab. Banyumas. Para mantan

buruh migran yang mayoritas belum mempunyai

pekerjaan lagi ini akhirnya diberi pelatihan membuat

seni kerajinan tangan (handy craft). Untuk

memberikan kemampuan keterampilan secara maksimal,

Seruni sengaja mendatangkan secara khusus seorang

perajin asal Yogyakarta yang telah mempunyai banyak

pengalaman di dunia seni kerajinan.

Pelatihan keterampilan ini merupakan bagian dari program

pemberdayakan ekonomi para mantan buruh migran.

Sebagaimana dinyatakan oleh Sekretaris Seruni, Narsidah

(32), “kegiatan ekonomi ini akan mendorong para buruh

migran untuk lebih produktif. Sebenarnya, pilihan mereka

untuk bekerja di luar negeri lebih dikarenakan oleh

langkanya lapangan pekerjaan di daerah asal. Saya yakin,

jika ada usaha yang produktif dan menghasilkan, mereka

dapat mengurungkan niatnya.”

Setelah empat bulan berjalan, program pemberdayaan

ekonomi ini pun sudah dapat dilihat hasilnya. Berbagai

macam produk kerajinan telah dihasilkan oleh tangan-

tangan kreatif para mantan buruh migran tersebut.

Mereka sudah sangat mahir membuat berbagai barang

kerajinan, di antaranya gantungan kunci berbagai macam

bentuk, dompet, kuncir rambut, kotak tissue, dan frame.

Semua produk ini berasal bahan daur ulang hasil limbah

rumah tangga, antara lain: kain perca, kertas bekas, daun-

daunan, pelepah pisang, dan serbuk kayu.

Dalam meningkatkan kualitas produk, baik bahan maupun

model (desain), mereka biasa melakukan survei pasar untuk

09 | Inspirasi

Pemberdayaan

Ekonomi Buruh Migran

Muhammad Ali Usman

Sum

ber

: ed

uka

si.k

om

pas

ian

a.co

m

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

melihat produk yang sedang tren di pasaran. Selain itu,

mereka juga sering melakukan kreasi sendiri, atau

melihat produk-produk kerajinan di internet. Mereka

sudah sangat akrab dengan teknologi komputer dan

internet karena pihak Seruni telah menyediakannya

secara gratis melalui Program Teknologi Komunitas

(PTK) Mahnetik.

Produk-produk Seruni ini sudah merambah hingga ke

luar propinsi, salah satunya Yogyakarta. Dalam waktu

yang tidak lama, produk-produk ini akan dipasarkan ke

seluruh Indonesia, khususnya Bali. Di sini, setiap

anggota mempunyai hak untuk menjadi marketing.

“Sekarang kita mulai mengembangkan sisi

pemberdayaan ekonomi.

Dengan aktivitas ini, kita berharap para anggota dapat

memperoleh pemasukan dana untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari keluarga,” kata Lily Purwani Ketua Seruni.

Bahkan Lily pun mempersilakan kepada siapa saja yang ingin

bekerja sama dalam hal pemasaran untuk langsung datang

ke toko atau workshop art-nya di Desa Datar, Kecamatan

Sumbang, Kab. Banyumas.

Program pemberdayaan ekonomi buruh migran ini

merupakan bagian dari pengembangan industri kreatif yang

dikembangkan oleh masyarakat lokal. Sebenarnya, Indonesia

sangat kaya sumber daya ekonomi yang berbasiskan

kreativitas anak bangsa. Dengan kecerdasan dan kekayaan

intelektual, potensi ekonomi kita sangatlah besar. Apa yang

dikembangkan oleh Seruni merupakan kreativitas berbasis

seni (artistic based).

Andai pemerintah mau serius melirik potensi ini, akan ada

jutaan orang yang dapat diberdayakan. Menurut data

departemen perdagangan, ada sekitar 1,5 juta usaha kecil

dan menengah kreatif di Indonesia yang menyerap 4,5 juta

tenaga kerja. Fakta ini menunjukkan betapa besarnya

potensi industri kreatif jika dikelola dengan baik melalui

kebijakan yang tepat.

10 | Inspirasi

Kerajinan Kain Flanel Karya Pegiat Seruni

Muhammad Ali UsmanPegiat Yayasan Infest Yogyakarta

Bayangkan, manisnya sale pisang dipadu dengan renyahnya kripik pisang yang tipis. Sungguh cemilan mengundang selera. Ini bukan impian belaka. Dengan memadukan teknik pembuatan kedua produk tersebut, kini hadir makanan khas yang begitu lezat dan nikmat dengan label Sale Kripik Madu.

Layaknya namanya, kripik sale madu memiliki rasa yang begitu manis khas pisang masak digoreng. Renyahnya makanan bersal dari teknik irisan yang serupa dengan teknik pembuatan seriping pisang.

“Sebenarnya, Kripik Sale Madu memiliki ide dasar memadukan renyahnya seriping pisang dan manisnya sale,” kata Mahbub (33), perajin kripik sale madu.

Menurut bapak dua anak ini, sale jenis ini masih sedikit pengrajinnya. Alhasil pasar pun masih terbuka luas. Dia mengaku mengalami kenaikan omset berlipat-lipat. Dalam sehari dia mengaku bisa memproduksi hingga 150 kilogram. “Harga grosir perkilogram saya jual dengan harga Rp 13 ribu. Yang sudah dikemas 250 gram saya jual dengan harga Rp 3500,” jelasnya. Itu berarti dalam sehari omsetnya sekitar Rp 200 ribu.

Ini sungguh berbeda dengan omset saat dia masih memproduksi sale biasa. Dalam sehari paling banter omsetnya hanya Rp 50 ribu. (Akhmad Fadli)

Sale Kripik Madu Khas Cilacap

PROFIL USAHA

TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

Pengetahuan Praktis Bagi Buruh Migran

Faktor ekonomi menjadi alasan utama untuk bekerja ke luar negeri atau menjadi buruh migran. Kemiskinan yang ada didaerah asalnya menjadi faktor pendorong bagi banyak perempuan dan laki-laki, alasan utama bekerja ke luar negeri adalah kurangnya peluang untuk mendapatkan penghasilan ditanah air, sementara itu di luar negeri ada peluang untuk mendapat penghasilan yang lebih besar dari pada didalam negeri.

Karena masih adanya ketidaksetaraan jender (perlakuan yang tidak adil antara perempuan dan laki-laki) baik sejak jaman dulu maupun sekarang, untuk masalah pekerjaan perempuan mempunyai sedikit kesempatan kerja jika di bandingkan dengan laki-laki. Bagi perempuan yang sudah menikah, bekerja keluar negeri untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, terlebih lagi bila ia adalah tulang punggung keluarga. Bagi perempuan yang belum menikah, alasan bekerja keluar negeri adalah untuk menyenangkan orang tua, atau membantu saudaranya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dengan bertambahnya jumlah buruh migran setiap

tahunnya maka informasi mengenai cara bermigrasi

yang aman (save migration) merupakan faktor yang

sangat penting bagi calon buruh migran dan anggota

keluarganya karena dapat mendukung kesuksesan saat

bekerja di luar negeri serta buruh migran dapat

mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi.

Berikut adalah tahapan yang hendaknya dilakukan

oleh calon buruh migran ketika akan bekerja di luar

negeri:

Yang perlu dilakukan:1. Menentukan alasan Bekerja ke Luar Negeri2. Membandingkan Bekerja / Berusaha di Dalam

Negeri dan di Luar Negeri 3. Mencari informasi Proses Migrasi dan Bahaya–

bahayanya4. Menimbang keuntungan dan Kerugiannya5. Menanyakan Informasi tentang bekerja di luar

negeri pada teman yang sudah berpengalaman bekerja keluar negeri, saudara atau Dinsosnakertrans setempat

6. Waspadai Sponsor/Calo PPTKIS yang Nakal sekalipun itu adalah saudara Anda.

TAHAP PRAPENEMPATAN

Yang perlu dilakukan:1. Usahakanlah memakai jasa sponsor/petugas lapangan

(yang sudah dikenal (warga setempat dan jelas alamatnya) yang memiliki surat tugas dan izin perekrutan dari Dinsosnakertrans setempat.

2. Carilah informasi tentang latar belakang sponsor/calo3. Sebaiknya tidak memilih sponsor/calo dari teman atau

saudara, karena kedekatan hubungan ini membuat buruh migran segan untuk bertanya panjang lebar dan menuntut pertanggungjawaban jika terjadi hal yang tidak diinginkan

4. Pastika sponsor/calo tidak melakukan pelecehan seksual (misal : mencolek, meraba atau menggerayangi bagian tubuh manapun)

5. Pastikan calon buruh migran tidak dilemparkan ke sponsor/calo lain.

6. Anda dapat mendatangi kantor Dinsosnakertrans setempat untuk meminta rekomendasi PPTKIS yang

bertanggung jawab 7. Lakukan tes kesehatan/medical check up terlebih

dahulu sebelum Anda ditampung oleh PPTKIS

TAHAP KELENGKAPAN DOKUMEN

Yang perlu dilakukan:1. Pastikan kelengkapan dokumen Anda

a. Kartu Tanda Penduduk (KTP)b. Akta Kelahiran Surat Keterangan Kenal Lahirc. Surat Keterangan Sehatd. Surat Perjanjian Penempatan TKIe. Ijasah Pedidikan Terakhirf. Izin Orang Tua / Suami / Istrig. Surat Rekomendasi dari Dinas Tenaga Kerja Banyumash. Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN)i. Sertifikat Lulus Uji Kompetensi (LUK)j. Surat Perjanjian Kerja (Kontrak Kerja)k. Paspor dan Visa Kerja

2. Setiap buruh migran (TKI) wajib diikut sertakan dalam Program Perlindungan buruh migran Indonesia melalui Asuransi. Asuransi meliputi masa pra penempatan, selama bekerja dan purnapenempatan.

3. Copy semua dokumen dan berikan pada keluarga dirumah dan simpan ditempat yang aman

4. Pastikan tidak ada pemalsuan data pada dokumen Anda.

5. Baca dan Pahami isi Kontrak Kerja

11 | Panduan

Paguyuban Peduli Buruh Migran “Seruni”

Warta Buruh Migran | Edisi ke 1 | September 2010

TAHAP PENAMPUNGAN, PENDIDIKAN, PELATIHAN

Yang perlu dilakukan:1. Pastikan PPTKIS yang menampung calon buruh migran

mempunyai job order 2. Saat di penampungan calon buruh migran wajib

mendapatkan pelatihan sesuai standarisasi yang ada meliputi: pelatihan bahasa negara tujuan, ketrampilan (cara bekerja), pengetahuan adat istiadat dan budaya negera tujuan, peraturan ketenaga kerjaan di Indonesia dan di negara tujuan, serta informasi tentang hak-hak buruh migran.

3. Pada saat ditampung calon buruh migran tidak boleh dipekerjakan di luar PT (di PKL-kan)

4. Bila anda seorang pelayan, pekerja rumah tangga atau buruh pabrik, mintalah surat kontrak kerja, teliti dan pahami isinya, apakah sudah mengandung hak-hak seperti besarnya gaji atau tunjangan lain seperti hari libur, persyaratan dan kewajiban sesuai peraturan di negara setempat, jenis pekerjaan serta alamat jelas dari majikan yang mempekerjakan anda.

5. Saat anda menandatangani perjanjian/kontrak kerja harus di baca dengan teliti dan pahami isinya, tanyakan pada petugas jika ada hal yang tidak dipahami.

6. Mintalah salinan dari setiap surat yang anda tandatangani

7.Jangan biarkan PPTKIS/sponsor/calo/orang lain memalsukan identitas anda

8. Jangan pernah mau untuk menandatangani kertas kosong atau tulisan yang isinya anda tidak mengerti

TAHAP PEMBERANGKATAN

Yang perlu dilakukan:1. Pastikan anda sudah diikutkan asuransi2. Pemberangkatan ke Negara tujuan menggunakan

pesawat 3. Cek Visa anda, visa adalah selembar kertas atau

stempel khusus didalam paspor, yang merupakan tanda anda diijinkan masuk ke suatu negara dengan visa kerja. Jika PPTKIS menguruskan visa turis untuk anda, maka BERHATI – HATILAH, karena agen atau PPTKIS menggunakan jalur yang tidak sah secara hukum dan Anda masuk kategori buruh migran ilegal.

TAHAP KERJA

Yang perlu dilakukan:1. Beradaptasi dengan situasi dan kondisi bekerja di

negara tujuan2. Berkomunikasi dengan baik3. Melakukan negoisasi / lobby

TAHAP KEPULANGAN

TAHAP SETELAH TIBA DI KAMPUNG HALAMAN

Yang perlu dilakukan:1. Gunakan hasil kerja secara produktif2. Mulailah sebuah usaha untuk masa depan3. Kembangkanlah potensi diri Anda melalui

pengalaman yang telah didapat dari menjadi buruh migran

4. Bergabunglah dengan organisasi buruh migran untuk saling berbagi pengalaman

12 | Panduan

Yang perlu dilakukan:1. Pastikan Gaji anda sudah dibayar penuh oleh

majikan. Jika gaji anda belum dibayar uruslah terlebih dahulu sebelum pulang ke Indonesia, bila perlu mintalah bantuan pada kantor ketenaga kerjaan atau Depnaker setempat, Perwakilan Indonesia atau lembaga yang dapat membantu.

2. Kirimkanlah gaji anda sebelum pulang dan bawalah uang secukupnya untuk biaya transport sampai dirumah.

3. Jangan bawa barang berlebihan, jika barang terlalu banyak baiknya anda mengirimkan terlebih dulu.

4.Jika anda pulang dalam kondisi bermasalah (misalnya PHK, Sakit, gaji belum dibayar, mendapatkan kekerasan, dll) laporkanlah pada polisi atau POS pengaduan di bandara dan mintalah bantuan. Selanjutnya laporkan ke Dinsosnakertrans setempat untuk mendapat penyelesaian.

5. Laporkan kepada aparat setempat jika mengalami masalah kepulangan

“Apabila buruh migran memiliki pengetahuan dan keterampilan pewartaan, mereka bisa

membuat laporan dan mengumpulkan bukti (fact) pendukung. Mereka bisa terlibat

mengoreksi kebijakan dan menunjukkan adanya kesalahan atau ketidakberesan.”

Yossy Suparyo, Koordinator Pusat Sumber Daya Buruh Migran

Belajar, Berbagi, Melindungi!