wao 2005 02 18 - wartaadvent.manado.netwartaadvent.manado.net/arsip/edisi26.pdfdengan/tanpa...

18

Upload: nguyentram

Post on 23-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 2

PENTING!

- Redaksi berhak menentukan tulisan dan/atau berita untuk dimuat atau tidak dengan/tanpa pemberitahuan kepada sumber/pengirim berita.

- Redaksi berhak memeriksa keaslian dari tulisan/sumber tulisan/berita.

- Redaksi berhak mengedit kata atau kalimat dalam berita untuk tujuan mempertegas makna, kesantunan bahasa dan tujuan positif lainnya.

- Photo/gambar yang masuk menjadi hak WAO.

Salam Sejahtera! Setelah minggu lalu WAO tidak terbit sehubungan dengan libur panjang di Indonesia, maka pada minggu ini WAO kembali hadir dengan mempersembahkan renungan, editorial, berbagai artikel, dan berita dengan harapan dapat menjadi bacaan yang berguna di akhir minggu bekerja dan di hari Sabat Tuhan yang suci. Kita mempunyai kesempatan yang cukup banyak untuk dapat memantulkan citra Yesus dengan turut berpartisipasi dalam berbagai usaha meringankan beban yang sedang dipikul dan menghimpit kehidupan banyak umat manusia di dunia ini, terutama mereka yang dapat dijangkau dan berada di sekitar masing-masing kita. Demikian harapan yang disampaikan oleh Bpk. Dennis Tilon melalui renungan utama edisi minggu ini. Serial Akhir Zaman semakin diminati oleh beberapa pelanggan sampai minta dikirimkan lanjutan edisi minggu lalu karena mengira mereka tidak menerimanya, padahal WAO memang tidak terbit pada minggu lalu. Dan lanjutan pada edisi ini sudah tentu akan menambah lembaran clipping yang mereka arsipkan. Tanggapan Dr. Kuntaraf yang dikirimkan ke redaksi tabloid Reformata atas artikel yang ditulis oleh Paul Hidayat, M.Th. dan dimuat tabloid tersebut dalam edisi Desember 2004, yang telah menggolongkan GMAHK sebagai bidat dan mempunyai ajaran sesat, sangat menarik untuk disimak dan sudah tentu akan menambah wawasan kita sebagai umat yang sedang menantikan kedatangan Yesus Kristus. Waktu terbenamnya matahari muncul dengan cakupan 52 lokasi pilihan dan dilengkapi dengan saat berembangnya matahari di hari Sabat. Sebenarnya bagi mereka yang berada di Indonesia dan letak keberadaannya tidak tercantum dalam daftar, dapat melakukan interpolasi waktu di antara waktu di kota-kota yang tercakup karena dalam prakteknya tidak kaku terhadap patokan waktu yang diberikan. Namun demikian jika ada pembaca yang merasa perlu untuk mencantumkan juga nama kota tempat tinggal mereka atau lokasi tempat mereka sedang bertugas untuk jangka panjang, maka kami akan pertimbangkan untuk menambahkan lokasi mereka ke dalam daftar dengan catatan agar mereka melengkapi data-data yang diperlukan untuk perhitungan dalam kolom yang tersedia di bawah ini dan mengirimkannya kepada [email protected]

Nama Anda

Nama Kota

Lintang

Bujur

Waktu lokal = GMT +/_ berapa

jam John Smith

(contoh) Sibut, Central African

Republic 5derajat 43menit

Utara

19derajat 4menit Timur

+1

Apabila sahabat atau keluarga anda ingin berlangganan WAO secara rutin, tolong sampaikan kepada mereka agar mengirimkan email kosong ke: [email protected] maka secara otomatis alamat email mereka akan terdaftar sebagai pelanggan dan akan menerima WAO secara periodik selama e-mail mereka tidak bouncing. Masukan dapat dikirimkan kepada redaksi WAO dengan alamat [email protected] atau kunjungi website kami di http://www.wartaadvent.org. dan mengisi buku tamu yang tersedia. Edisi-edisi sebelumnya (pertama hingga terakhir) dapat juga di-download dari situs kami tersebut dan tersedia dalam dua format file yaitu MS_Word dan Adobe_PDF. Bolehkah Orang Advent Terjun Dalam Dunia Politik Praktis? Dr. Albert Hutapea mengupasnya dalam kolom Wawasan. Terjemahan SDA Bible Commentary dan kutipan Roh Nubuat akan menjadi masukan dalam pembahasan pelajaran di kelas-kelas sekolah Sabat, serta berita ringan dari Pocono Mountains, Pennsylvania, yang dituturkan oleh Julia Sulu akan melengkapi edisi WAO minggu ini. Selamat membaca! Semoga edisi ini akan menambah wawasan kita dan menjadi berkat bagi banyak orang. Kiranya Tuhan senantiasa menolong kita dalam setiap tugas dan pelayanan dan tetap setia sampai Maranatha! Amin! Salam WAO!

GAMBAR SAMPUL

Kita adalah anak Tuhan. Kita dijaga-Nya dan dilindungi-Nya. Mari kita gunakan kesempatan kita sebagai anak Tuhan untuk memberitakan Bapa kita.

RENUNGAN 4 Kesempatan Bagi Anak Tuhan EDITORIAL 6 Hope for the Best, but Prepare

for the Worst

REDAKSI 2 Pengantar Edisi ini KOLOM TETAP 5 Jadwal Buka/Tutup Sabat

(Sunset) 7 Terjemahan BC & RN

SERIAL AKHIR ZAMAN 16 Pintu Kasihan Segera

Tertutup?

KHUSUS 8 Tanggapan Terhadap Tuduhan

Ajaran Advent Ajaran Sesat. KOLOM PEMBACA 3 Surat dari Pembaca WAWASAN 13 Bolehkah Orang Advent Terjun

Dalam Dunia Politik Praktis? BERITA ADVENT SEJAGAT 15 AY FISDAC Retreat

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 3

redaksi yang terhormat

:: Media Penyejuk & Penjernih ::

Penasehat

Pdt. Berlin Samosir

Penanggung Jawab Philip C. Wattimena

Pemimpin Redaksi

Bonar Panjaitan

Dewan Redaksi Pdt. Berlin Samosir Philip C. Wattimena

Bonar Panjaitan Wilhon Silitonga

Jeffrey E.R. Kiroyan Frederik J. Wantah

Pdt. Richard A. Sabuin Samuel Pandiangan

Pdt. Samuel Simorangkir Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Ramlan Sormin

Pdt. Heince Rusli Pdt. Sweneys Tandidio

Tata Letak: Wilhon Silitonga

Samuel Pandiangan

Webmasters: Yusran Tarihoran Albert Panjaitan Tapson Manik

Kontributor Khusus:

Dr. Albert Hutapea Dr. Ronny Kountur

Dr. Jonathan Kuntaraf Dr. Kathleen Kuntaraf-Liwidjaja

Max W. Langi Hans Mandalas Joice Manurung

Dr. R.A. Nainggolan Edy Nurhan

Pieter Ramschie Dr. Rudolf Sagala Dave Sampouw

Dr. Praban Saputro Dr. H.S.P. Silitonga Andrey Sitanggang

Dirjon Sitohang Dr. E.H. Tambunan

Joppy Wauran Dr. Tommy Wuysang

Kirim berita ke:

[email protected]

Website: http://www.wartaadvent.org

Berlangganan gratis:

[email protected]

Redaksi WAO,

Terima kasih banyak atas berita-berita yang luar biasa. Mohon tetap kirim, dan semoga berkat limpah menjadi bagian Anda sekeluarga. Amin.

Salam,

– DANNY W. LASUT AIIAS, Philippines

Salut dan bangga atas WAO-nya. Semoga makin sukses dalam misinya dan tim tetap kompak. GBU All.

– HETTY RUNTURAMBI

Selamat untuk WAO. Jangan pernah berhenti untuk memajukan pekerjaan Tuhan. "Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak malu memberitakan perkataan kebenaran itu.” 2 Tim 2:15. GBU

– Joike Ngajow Saya appreciate usaha volunteerism dari umat-umat Tuhan yang senantiasa mempunyai kerinduan untuk memberikan sumbangsih untuk perkembangan pekerjaan Tuhan dalam hal ini melalui website WAO ini. Tuhan kiranya memberkati semua staff WAO dan juga para narasumber untuk berkarya untuk Tuhan. Thanks

– K.R. Sagala Selamat atas hadirnya Warta Advent Online sehingga mempererat tali persaudaraan kita seiman.

– Adenauer Siagian Hello redaksi WAO. Bagaimana kalau dalam web ini diadakan daftar kumpulan khotbah dari beberapa sidang? Bisa tidak? Supaya bagi umat yang di tempat lain bisa mengetahui isi khotbah di gereja lain. Thx yahhh…

– Darmawan Triosa

Cover Edisi Minggu Lalu

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 4

R E N U N G A N

Kesempatan Bagi Anak Tuhan

Oleh Dennis Tilon

encana Tsunami telah menyentuh hati banyak orang, khususnya di state Colorado tempat saya tinggal. Dengan segera pengumpulan dana dijalankan oleh para staf

pemadam kebakaran. Mereka turun ke jalan-jalan, meminta sumbangan dari para pengemudi mobil (walau dalam musim dingin sekalipun) di beberapa lampu merah. Dalam waktu singkat dan menakjubkan, mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar $100 ribu. Demikian juga berbagai gereja di Colorado yang giat mengumpulkan dana dan pangan untuk dikirim. Dari kota Colorado Springs sendiri dilaporkan tentang adanya beberapa anggota gereja yang telah dikirim ke Thailand dan Indonesia untuk membantu para korban mereka.

Dalam segi keuangan, dilaporkan bahwa World Vision sudah mengalokasikan dana sebanyak $5 juta dan sudah mengirimkan salah seorang anggota gereja Advent (dari Aurora, Colorado), sebagai staf mereka untuk penyebarannya. Demikian juga dengan Red Cross di state Colorado ini yang berhasil menghimpunkan uang sebesar $2 juta. ADRA dari gereja Advent juga tidak ketinggalan. Mereka telah menyisihkan dana sebesar $500 ribu untuk disalurkan dengan segera, belum termasuk dana dari berbagai badan amal lainnya.

Secara national, dana yang mengalir melalui website rata-rata berkisar $100.000 per jamnya. Semuanya dari masyarakat Amerika yang ingin berpartisipasi dalam peristiwa yang berskala 'Biblical proportion' ini, seperti kata seorang sukarelawan Amerika dalam wawancaranya di TV.

Bantuan secara fisik (obat-obatan, makanan, pakaian) datang secara beruntun. Tetapi yang sangat ditakutkan dari semua ini adalah 'gelombang' penderitaan berikutnya, yaitu penderitaan secara mental, emosi dan rohani dari para korban. Penderitaan ini tidak akan pernah diketahui "panjang dan dalamnya." Itulah sebabnya, Nita Tortosa dari Peru di Tsunami website menyatakan: "Apa yang kita akan perbuat dari sekarang atas nama para korban, dan untuk mencegah hal yang baru di masa mendatang, adalah sangat penting." Oleh sebab itu, inilah kesempatannya dan sekaranglah waktunya. Pelayanan Pembuka Hati:

Saat ini adalah saat yang sulit untuk para team medis memenuhi semua kebutuhan emosional dari orang yang dirawat, karena adanya kebutuhan medis yang masih harus ditangani terlebih dahulu. Di sinilah peran aktif "Para Sukarelawan Pembuka Hati" menjadi sangat diperlukan dan penting. Alasannya oleh karena, setelah bencana alam yang memakan korban banyak lewat, pasti akan disusul oleh ‘bencana’ keguncangan jiwa dan luka emosional yang sangat mendalam bagi mereka yang tertimpa. Istilah terkenalnya adalah Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

PTSD ini mulai terlihat dari berbagai laporan media tentang adanya beberapa orang yang mulai memukulkan kepala mereka ke tembok, yang disertai dengan jeritan tangis yang keras. Sebagian lagi hanya menatap kosong dengan mata yang terbuka lebar selama beberapa hari lamanya (tidak tidur-tidur), sementara yang lainnya berguman ketakutan “laut datang....laut datang....” sambil menangis tak berdaya.

Dalam kesedihan yang berat seperti ini, kebanyakan PTSD tidak bisa berpikir dengan akal sehatnya. Mereka putus asa sehingga mau putus nyawa. Mereka bisa menjadi sangat agresif atau sebaliknya,

menjadi sangat pasif selama berbulan-bulan (ada yang bertahun-tahun juga kalau tidak ditolong dengan segera).

Hal ini mengingatkan saya pada kejadian di bagian emergency di rumah sakit tempat saya bekerja. Suatu hari dokter yang sedang berusaha mengaktifkan jantung seseorang yang sedang berhenti, meminta saya untuk menghubungi istri pasien tersebut. Saya berhasil menghubungi dia dan memintanya untuk segera datang. Setengah jam berlalu, sang istri belum juga tiba

Dari cerita yang didapat, bapak ini rupanya terjatuh dari traktornya saat dia bekerja dan ditemukan dalam keadaan sesak bernapas. Setelah tiga perempat jam berlalu semua usaha medis yang mungkin, dihentikan. Saat itu dokter mencatat: “Senin, Desember 9, pukul 9.52 pagi”, sebagai jam kematiannya.

Beberapa saat kemudian sang istri muncul. Dia terlihat cemas, penuh dengan perasaan yang tidak menentu. Saya tuntun ibu ini masuk ke ruang khusus, beserta beberapa pegawainya. Kemudian saya panggil kepala perawat untuk memberikan pengumuman buruk ini, karena dokter sedang sibuk mengurusi pasien lainnya.

Dalam keadaan tenang kepala perawat ini menceritakan apa yang terjadi terhadap suaminya sampai dia dibawa kemari, serta usaha-usaha yang telah dibuat oleh para dokter tersebut selama 3/4 jam berikutnya. Kini tiba saatnya untuk memberitahukan hasilnya

Dengan tegang sang istri dan pegawainya menanti. Kemudian perawat ini berkata: "Minta maaf karena suami anda..." Dalam sekejap perubahan drastis terjadi. Sebelum kalimatnya selesai, si istri langsung berdiri dari tempat duduknya dan berteriak keras secara histeris, meronta-ronta sambil menangis dengan sekuat tenaga, memukul jatuh berbagai perabotan di ruang tunggu tersebut. Untunglah beberapa orang pegawai yang sudah mengenal dia langsung membantu kami untuk menahan serta memeluk ibu ini agar tidak melukai dirinya ataupun orang lain.

Keadaan yang mengharukan serta menegangkan ini berlangsung selama kurang lebih 20 menit lamanya. Semuanya ikut menangis. Pegawainya menangis karena kehilangan bos mereka secara mendadak. Istri ini menangis karena merasa dipisahkan dengan paksa dan mendadak dari suami untuk selama-lamanya. Segala pemikiran dan perasaan bercampur menjadi satu. Terasa adanya kesedihan dan kepahitan hidup yang sangat mendalam. Rasanya seperti dada ini mau

B

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 5

dikoyakkan secara paksa sampai terobek, untuk bisa merengut hati dan meremasnya. Sangat perih, sangat sedih, penuh kejutan dan penderitaan serta ketakutan yang tak terbayangkan. Kami menantinya dengan sabar.

Seperti istri pasien ini, para korban Tsunami perlu juga diberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan hati mereka dengan sepuasnya, asalkan tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Mereka sedang menderita kesakitan dan kesedihan yang sangat dalam. Mereka perlu waktu, kesempatan dan seorang teman untuk membagi duka.

Pada saat seperti ini, mereka membutuhkan kehadiran seseorang yang berani untuk duduk di samping mereka, berani untuk berdiam dan mendengarkan kepedihan yang mereka sedang alami. Kehadiran ini akan memberikan pesan yang kuat bagi mereka bahwa ada seseorang yang bersedia untuk menemani mereka melalui kepahitan hidup, kenyataan yang kelam, serta emosi yang lagi kacau. Mereka sangat membutuhkan seseorang yang dapat menjadi sahabat mereka dalam duka dan dalam perjalanan di lembah bayangan maut sekalipun.

Kehadiran di samping para korban ini tentu saja bukan menjadi kesempatan untuk memberikan nasihat, atau untuk menguatkan, atau untuk menghibur (seperti yang biasanya kita lakukan pada 'acara penghiburan' kepada keluarga yang ditinggalkan). Atau juga sebagai kesempatan untuk menerangkan doktrin tentang akhir zaman. Tujuan utamanya adalah untuk membiarkan diri kita menjadi kolam tumpahan air mata dan isi hati mereka.

Kehadiran dari seseorang yang berhati lembut, sabar, serta penuh pengertian untuk “berjalan” bersama dengan mereka melalui perasaan, akan membuka hati para penderita ini lebar-lebar terhadap kita. Mereka akan merasa sangat akrab dengan kita, karena kita berada di sisi mereka di saat mereka sedang lemah dan sangat membutuhkan perhatian.

Inilah kesempatan kita untuk menjadi duta besar surgawi dengan mendatangi mereka di saat mereka sedang menderita, kesepian, sakit (hati, pikiran, dan badan) dan ketakutan. Mereka tidak akan bisa melihat Tuhan. Tetapi mereka bisa melihat kita yang bekerja sebagai wakil Tuhan. Tuhan pun memperhatikan kita yang sedang mewakili-Nya. “Ketika Aku sakit, kamu melawat Aku…..kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:36, 40).

Marilah kita menyediakan apa yang mereka perlukan di saat ini, maka kita akan mendapatkan hati mereka di masa mendatang. Mungkin tidak dalam waktu yang singkat, atau dari orang yang sama. Sekarang mereka melihat wakil Tuhan beraksi. Di masa mendatang mereka akan merasakan jamahan Tuhan secara langsung karena kita telah meng-gemburkan tanah hatinya. Tuhan kiranaya memberkati kita semua.

– DENNIS TILON

SEBAGAI CHAPLAIN DARI PORTER ADVENTIST HOSPITAL, DENVER COLORADO

Waktu Terbenamnya Matahari Diolah oleh P.C. Wattimena

City SUNSET

on 18 Feb. ‘05

NOON on

Sabbath

SUNSET on

19 Feb. ‘05 Sabang 18:51:17 12:52:35 18:51:20Medan 18:39:45 12:39:11 18:39:45 Pematangsiantar 18:38:44 12:37:40 18:38:43 Pekanbaru 18:31:10 12:28:09 18:31:05 Padang 18:36:43 12:32:28 18:36:35 Jambi 18:24:15 12:19:28 18:24:06 Palembang 18:20:46 12:14:52 18:20:36 Bandar Lampung 18:20:46 12:12:52 18:20:32 Anyer-Carita 18:18:59 12:10:28 18:18:44 Jakarta 18:15:14 12:06:40 18:14:58 Puncak 18:14:45 12:05:45 18:14:29 U N A I 18:12:43 12:03:40 18:12:26 Bandung 18:12:37 12:03:28 18:12:20 Cirebon 18:08:39 11:59:40 18:08:23 Cilacap 18:07:42 11:57:52 18:07:24 Semarang 18:01:30 11:52:16 18:01:13 Solo 18:00:22 11:50:40 18:00:04 Surabaya 17:52:28 11:43:02 17:52:11 Jember 17:49:17 11:39:04 17:48:58 Denpasar 18:43:44 12:33:05 18:43:24 Mataram 18:40:03 12:29:29 18:39:44 Ende 18:18:04 12:07:17 18:17:44 Kupang 18:11:30 11:59:36 18:11:09 Pontianak 18:00:09 11:56:40 18:00:03 Pangkalan Bun 17:53:03 11:47:24 17:52:53 Palangkaraya 17:43:28 11:38:12 17:43:18 Banjarmasin 18:41:44 12:35:33 18:41:33 Balikpapan 18:31:05 12:26:36 18:30:57 Tarakan 18:24:15 12:23:29 18:24:15 Makassar 18:23:58 12:16:17 18:23:44 Kendari 18:10:16 12:03:33 18:10:04 Palu 18:18:41 12:14:29 18:18:33 Gorontalo 18:04:42 12:01:41 18:04:37 Manado 17:56:49 11:54:33 17:56:46 U N K L A B 17:56:17 11:53:57 17:56:13 Ternate 18:47:14 12:44:24 18:47:09 Ambon 18:47:47 12:41:17 18:47:35 Sorong 18:32:59 12:28:48 18:32:52 Tembagapura 18:12:58 12:05:58 18:12:45 Biak 18:14:05 12:09:41 18:13:58 Jayapura 17:56:37 11:51:05 17:56:28 Merauke 18:02:47 11:52:17 18:02:28 Kuala Lumpur 19:27:59 13:27:04 19:27:58 Singapore 19:20:59 13:18:33 19:20:55 Manila 18:01:18 12:09:53 18:01:35 A I I A S 18:01:52 12:10:05 18:02:09 Andrews Univ.* 18:22:24 12:59:11 18:23:39 GC, Silver Spring* 17:49:03 12:21:54 17:50:10 Loma Linda* 17:36:01 12:02:49 17:36:55 Seattle* 17:37:42 12:23:01 17:39:15 Delft* 18:02:11 12:56:22 18:04:02 Edison, N.J. * 17:36:35 12:11:25 17:37:45

PENTING: Daftar waktu matahari terbenam dan noon time ini diolah berdasarkan daerah waktu tunggal. Untuk kota-kota yang menerapkan daylight savings time pada musim tertentu (*), diingatkan untuk merubah waktu terbenamnya matahari dan noon time sesuai dengan perubahan yang dilakukan.

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 6

E D I T O R I A L

HHOOPPEE FFOORR TTHHEE BBEESSTT,, BBUUTT PPRREEPPAARREE FFOORR TTHHEE WWOORRSSTT

Kita boleh berharap akan sesuatu yang baik tetapi sediakan diri untuk menghadapi keadaan sebaliknya yang tidak menyenangkan. Prinsip ini haruslah selalu diingat dan dicamkan bila kita memikirkan sesuatu yang ada di depan. Mengapa? Karena masing-masing kita hanyalah individu kecil di belantara dunia yang semakin tidak menentu ini. Bahkan Donald Rumsfeld, menteri pertahanan dari satu-satunya negara adidaya di dunia, mengatakan dalam Konferensi Keamanan di Munich, Jerman (Kompas, Minggu 13/2) bahwa sebuah bangsa (katakanlah AS) tidak bisa mengalahkan kaum ekstrimis sendirian. Itu baru kaum ekstrimis, padahal kaum ekstrimis hanyalah salah satu dari sekian banyak masalah yang ada di depan. Dan seandainya yang disebut kaum ekstrimis itu ditangkap, mereka barulah pelaku yang bisa dilihat oleh mata, padahal kejahatan yang mereka lakukan semua bermula dari apa yang ada di dalam pikirannya. Nah, kita sekarang sudah dapat lebih fokus melihat di mana sebenarnya akar dari permasalahannya. Sesungguhnya kita sadari bahwa di alam semesta ini ada terjadi pertarungan di antara dua kekuatan kosmis. Pertarungan ini kemudian berlanjut di dalam pikiran manusia di mana manifestasi pertarungan itu berwujud pada berbagai konflik dan benturan yang membawa penderitaan bagi manusia. Sepuluh hari terakhir ini dapat menunjukkan bagaimana manusia berusaha untuk memikirkan sesuatu yang baik bagi dirinya, tetapi pada saat yang sama kejadian sebaliknya yang justru menjadi kenyataan. Dunia senang menyaksikan ketika Israel dan Palestina menandatangani perjanjian mengakhiri perang di antara mereka (Selasa 8/2) di Mesir. Masing-masing pihak telah bertekad untuk melakukan segala upaya untuk mewujudkan hal ini. Tentu saja dunia masih ingat kegagalan dari Perjanjian Oslo pada tahun 1993 yang lalu, tetapi upaya mencapai yang terbaik tidak boleh berhenti. Timur Tengah telah menjadi simbol daerah panas selama beberapa dekade yang bahkan hampir membawa perang terbuka di antara AS dan Uni Soviet pada tahun 1973 pada saat pecahnya Perang Yom Kippur antara Israel dan Mesir/Suriah. Tentu saja dunia menyambut gembira kesepakatan ‘perdamaian’ Israel – Palestina di atas. Tetapi dua hari kemudian (Kamis 10/2) ketegangan lain muncul di belahan timur dunia ketika Presiden Korea Utara Kim Jong Il mengumumkan bahwa Korea Utara telah mempunyai senjata nuklir. Sang polisi dunia AS, sebagaimana biasanya merasa yang paling berkepentingan, segera mencari upaya untuk melemahkan kekuatan Korea Utara. AS bermaksud untuk memblokir berbagai sumber keuangan yang masuk ke Korea Utara seperti yang telah diterapkannya terhadap Al-Qaeda. Selain Korea Utara, maka Iran bersama-sama Korea Utara dan Irak pernah dicap oleh AS sebagai ‘the axis of evil’ atau poros kejahatan, juga menimbulkan kekhawatiran karena kemampuannya atau usahanya untuk memproduksi senjata nuklir. Ternyata kekhawatiran AS akan maksud Iran di atas menimbulkan kekhawatiran lain dari negara lain. Mengapa? Karena di dalam Konferensi Keamanan di atas, Menhan AS Donald Rumsfeld mengatakan bahwa AS tidak mengesampingkan serangan militer ke Iran bila upaya diplomasi gagal. Dunia telah menyaksikan bagaimana di dalam masalah Irak, AS mempunyai definisi tersendiri mengenai apa yang dianggapnya baik atau tidak baik. Semua itu tidak terlepas dari apa yang ada di dalam pikiran para pengambil keputusan.

Keprihatinan akan gelagat Korea Utara belum sempat dibahas, dunia dikejutkan oleh bom dahsyat yang mengguncang Beirut, Libanon yang menewaskan beberapa orang termasuk mantan Perdana Menteri Libanon Rafik Hariri pada hari Senin pagi (14/2). Hari kasih sayang “Valentine Day” pada 14 Pebruari yang dikotori oleh tragedi Beirut di atas ternyata ditutup dengan 3 rangkaian bom yang melanda Pilipina pada malam harinya. Semua peristiwa buruk yang dialami anak manusia di atas adalah akibat perbuatan manusia dan bukan karena bencana alam. Alkitab mengatakan bahwa bencana alam akan semakin bertambah pada zaman akhir, zaman yang sedang kita jalani. Dan yang menambah kekhawatiran adalah karena selain petaka yang datang dari alam, ternyata petaka yang diakibatkan oleh manusia tidak kalah hebatnya. Mengapa? Karena selain datangnya bencana alam, Alkitab juga mengamarkan bahwa kepentingan diri akan mewarnai sifat manusia di zaman akhir. Dengan kata lain, perjanjian damai Israel – Palestina boleh-boleh saja ditandatangani, tetapi keefektifan dari perjanjian itu sangat tergantung apakah semua pihak (baca: elemen-elemen di dalam kedua negara itu) menghormatinya, karena tidak merugikannya. Sangat diragukan, karena belum apa-apa pemimpin kedua negara sudah mempunyai rencana untuk membasmi kelompok tertentu yang dianggap sebagai pihak yang akan menodai perdamaian ini. Bahkan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon sudah mengatakan bahwa dia tidak takut dibunuh dan tidak akan tunduk terhadap tekanan (ekstrimis Yahudi). Masih ingat bagaimana mantan Perdana Menteri Yitzhak Rabin dibunuh pada bulan Nopember 1995 tidak lama setelah menyepakati perjanjian damai dengan Arafat? Bahkan tulisan-tulisan yang muncul di berbagai penerbitan di Israel sekarang berbunyi: Is Israel being prepared for another prime minister assassination? Dunia semakin sulit dikontrol karena kepentingan diri yang semakin menonjol. Bahkan AS yang mengatakan bahwa semua negara perlu bersatu untuk memerangi terorisme, ternyata tidak bersedia menandatangani Protokol Kyoto yang memberikan pembatasan atas emisi karbon pencemaran udara, dengan alasan bahwa pembatasan itu akan merugikan perindustrian di AS. Sesungguhnyalah manusia tidak bisa dijadikan teladan, karena apabila kepentingan dirinya terusik (apalagi keselamatan jiwanya terancam), maka dia akan melakukan tindakan yang merugikan sesamanya. Dalam hal inilah kita patut bersyukur atas pengorbanan Yesus, Teladan kita. Ketika Perjanjian Damai berlangsung di surga dan diketahui bahwa bukan hanya kepentingan-Nya terusik, tetapi bahkan nyawa-Nya menjadi taruhan, Yesus, Sang Pencipta dan Penebus tidak memikirkan kepentingan diri-Nya. Dia bersedia dan telah membuktikan bahwa Dia adalah Teladan kita. Yesus mengamarkan kita akan datangnya masa yang sukar. Tetapi Dia juga berjanji akan menyetai kita sampai kepada kesudahan. Karena kita masih hidup di dunia, kita harus bersiap jika kesulitan datang tetapi jangan pernah lupa berharap pada-Nya, karena Dia akan memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya.

Tim Redaksi WAO

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 7

TERJEMAHAN ROH NUBUAT dan BIBLE COMMENTARY

Diterjemahkan bebas oleh Pdt. S. Tandidio – Dewan Redaksi WAO

S D A B I B L E C O M M E N T A R Y Terjemahan 2 Kor 5:19.

Sebab. Dalam bahasa Inggris moderen, “yaitu,”

“demikianlah.” Diri-Nya oleh Kristus. Terjemahan bahasa Yunani

yang lebih jelas dari anak kalimat ini, “Allah telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya di dalam Kristus [atau ‘melalui Kristus’].” Manusia harus menyadari bahwa sang Anak yang mati di kayu palang, Dia juga adalah “si Anak domba Allah” (Yohanes 1:29).

Mendamaikan Dunia. Masuknya dosa telah

menempatkan manusia pada permusuhan dengan Allah, dan adalah tujuan Kristus datang ke dunia ini untuk memenangkan kembali cinta kasih dan kesetiaan manusia terhadap Allah.

Tidak Memperhitungkan. Semua kesalahan ada

tercatat, dan akan dituduhkan kepada mereka yang melakukannya, tetapi karunia dan keadilan Ilahi telah menemukan satu jalan anugrah kepada para pelanggar tersebut, seperti saja mereka tidak bersalah. Dosa adalah hutang (Mat 6:12) yang pada satu saat, si pendosa harus membayarnya (bdg. Mat 25:19). Tetapi Allah tidak akan memperhitungkan dosa kepada mereka yang telah didamaikan dengan Dia melalui Kristus (Mat 32:2).

Pelanggaran-pelanggaran. Lih. Dalam Mat 6:14.

Dalam Matius 6:14, komentarnya sebagai berikut: Yun. paraptōmata, dari kata kerja yang berarti

“jatuh kebagian yang lain.” Perhatikan bahwa kata “hutang-hutang” dari Mat 6:12 tidaklah berasal dari kata Yunani yang sama dengan “pelangaran-pelanggaran.” Kata paraptōmata secara tidak langsung menyatakan penyimpangan dari kebenaran atau kebenaran yang hakiki (tegak lurus). Dalam PB, kelihatannya hal ini menunjuk kepada pelanggaran akan yang benar dan dilakukan dengan sadar (sengaja), sesuatu, yang oleh karena itu, sebagai kesalahan.

Mempercayakan Berita Pendamaian itu Kepada

Kami. Ini adalah bukti lebih lanjut dari kasih Allah dan kesediaan-Nya untuk mengampuni. Berita tentang perdamaian telah ditaruh, sebagaimana adanya, dalam pikiran dan hati semua orang yang menerima hal ini demi diri mereka, untuk dibagi kepada orang lain.

Berita. Lih. Yoh 1:1. Dalam Yoh 1:1. Dalam Yoh

1:1, komentarnya sebagai berikut: Yun. logos. “ucapan,” “perkataan,” “pidato,”

“cerita,” “catatan,” “risalat,” dengan penekanan pada sistimatika, berarti pengaturan dari pemikiran-pemikiran yang diekspresikan. Dalam LXX (septuaginta [Alkitab PL dalam bahasa Yunani) kata logos bisasanya digunakan untuk kedua-duanya, yaitu sesuatu yang mempunyai daya cipta atau creatif (Maz 33:6; bdg. Kej. 1:3, 6, 9, dll.) dan mempunyai kesanggupan untuk menyampaikan atau komunikatif (Yer 1:4; Yeh 1:3; Amos 3:1) akan pernyataan-pernyataan pemikiran dan kehendak Ilahi. Tidak diragukan bahwa penggunaan logos dari PL ada dalam pemikiran Yohanes ketika ia menulis Yoh 1:1. Allah menyatakan kehendak dan tujuan Ilahi-Nya melalui ciptaan dan pewahyuan; sekarang (Yoh 1:14) dia telah melakukan-Nya melalui penjelmaan (inkarnasi), otoritas tertinggi-Nya dan pewahyuan yang sempurna (lih. tambahan materi untuk Yoh 1:18). Kata logos, dengan demikian, meringkaskan tema utama kitab Yoh (lih. psl. 14:8–10; bersama dengan kata-kata “Firman adalah Allah”; juga lih. catatan tambahan pada psl. 1). Di ayat 18, Yohanes menyatakan alasan mengapa ia menyatakan Kristus sebagai “sang Firman”—Dia datang untuk “memperlihatkan” sang Bapa. Dalam PB, hanyalah Yohanes-lah yang menunjukYesus dengan menggunakan kata logos, dalam Injilnya (psl. 1) dan 1 Yoh 1:1; Wah 19:13. Istilah ini megimplikasikan Yesus sebagai penyataan penjelmaan dari Kehendak Bapa yang oleh-Nya setiap orang akan diselamatkan (lih. 1 Tim 2:4), sebagai “pemikiran Allah dijadikan dapat terdengar” (DA 19).

Komentar Mrs. E.G. White

Kematian Kristus membuktikan kasih Allah yang besar kepada manusia. Ini adalah janji dari keselamatan kita. Melenyapkan salib sama halnya dengan meniadakan matahari dari langit. Salib membawa kita dekat kepada Allah, MENDAMAIKAN kita dengan Dia. Dengan belas kasihan dari cinta Bapa, Yahweh melihat kepada penderitaan yang ditanggung Anak-Nya dengan maksud menyelamatkan ras yang berdosa dari kematian yang kekal, dan menerima kita sebagai yang kekasih (AA. 209).

---oooOooo---

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 8

K O L O M K H U S U S

TTuudduuhhaann KKeeppaaddaa GGeerreejjaa AAddvveenntt SSeebbaaggaaii BBiiddaatt ddaann MMeemmppuunnyyaaii AAjjaarraann SSeessaatt

Tanggapan Terhadap Tulisan Sdr. Paul Hidayat, M.Th. Oleh Jonathan Kuntaraf, D. Min.

Pengantar Redaksi:

Baru-baru ini salah seorang pembaca setia WAO menyampaikan salinan dari satu media bernama Reformata ke Redaksi WAO di mana pada salinan tersebut terdapat satu tulisan dari Sdr. Paul Hidayat, M.Th., yang mengatakan bahwa Gereja Advent termasuk bidat dan mempunyai ajaran sesat. Kami, Redaksi WAO, kemudian menyampaikan tulisan tersebut kepada Kontributor WAO, dalam hal ini Pdt. Dr. Jonathan Kuntaraf untuk direspon. Berikut ini adalah respon tersebut.

Kepada Yth. Sdr. Redaksi Reformata, Salam Sejahtera di dalam Yesus Kristus. Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan kiriman e-mail dari seorang sahabat mengenai tulisan Sdr. Paul Hidayat M.Th, dalam Reformata Desember 2004, dengan judul, “Karena Ada Kekosongan Dalam Gereja Asal!” Saya merasa kaget saat membaca laporan utama tersebut yang menyebutkan bahwa Gereja Advent termasuk bidat, bahkan disebutkan mempunyai ajaran sesat. Oleh sebab majalah Reformata mempunyai semboyan untuk “Menyuarakan kebenaran dan keadilan,” maka saya mengharapkan agar kebenaran dapat dinyatakan, dan sanggahan kepada artikel tersebut dapat diperlakukan secara adil, sehingga pembaca tidak hanya membaca dari satu pihak saja. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Redaksi yang akan memuat jawaban saya ini dalam majalah Reformata.

Nah oleh sebab kita semua mencari kebenaran, majalah Reformata ingin untuk menyuarakan kebenaran, sebenarnya, apakah yang dimaksudkan dengan kebenaran? Alkitab sedikitnya memberikan tiga hal yang menjadi arti dari kebenaran, yaitu: Yesus adalah kebenaran (Yohanes 14:6), Firman Allah adalah kebenaran (Yohanes 17:17), dan Hukum Allah adalah kebenaran (Mazmur 119:30). Kami meyakini bahwa ukuran kebenaran bukanlah nama atau sekte gereja, atau bukanlah orangnya atau pendetanya yang datang di

gereja; tetapi ajarannya yang sesuai dengan kebenaran. Jikalau gereja mengajarkan hal yang tidak sesuai dengan Yesus, Firman Allah atau Hukum Allah, maka padanya tidak ada kebenaran. Sebab itu sebelum seseorang akan menghakimkan dan menyebarluaskan bahwa ajaran dari satu gereja itu sesat, kita harus

menggunakan Alkitab sebagai dasar. Bila ternyata bertentangan dengan Yesus, Firman Allah dan Hukum Allah; maka kita boleh mengatakan ajaran itu sesat. Hidayat mengatakan bahwa gereja Advent termasuk sesat menurut evaluasi teologisnya, dalam hal ini beliau menggunakan ukuran doktrin sentral. Beliau menjelaskan doktrin sentral tersebut dengan kata-kata, “Tiga doktrin utama yang sudah ada dari Perjanjian Baru menjadi ukuran kebenaran iman Kristen ialah pengakuan akan Ke-Allah-an dan kemanusiaan Yesus Kristus, Ketritunggalan Allah, dan keselamatan semata karena anugerah dalam karya penyelamatan Yesus Kristus.” Nah untuk jelasnya, saya ingin sampaikan bahwa dalam gereja Advent saat ini ada 27 doktrin dasar, Tentang Ketritunggalan Allah dalam doktrin dasar No. 2, Mengenai pengakuan akan Ke-Allah dan kemanusiaan Yesus terdapat dalam doktrin dasar No. 4, dan mengenai keselamatan semata karena anugrah, terdapat dalam doktrin dasar No. 10. Marilah kita lihat ketiga doktrin dasar tersebut tersebut yang terdapat dalam Seventh-day Adventist Believe…27: # 2. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mempercayai bahwa hanya ada satu Allah: Bapa, Anak dan Roh Kudus, kesatuan dari tiga oknum yang kekal. Allah itu baka, mahakuasa, mahatahu dan di atas segalanya, mahahadir. Ia mempunyai kepastian dan di luar jangkauan manusia untuk mengerti, namun Ia dapat diketahui dengan pernyataan Diri-Nya. Ia selamanya layak untuk disembah, dipuji dan dilayani oleh seluruh penciptaan. # 4. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mempercayai “Allah Anak yang kekal telah menjelma dalam Yesus Kristus. Melalui Dia segala sesuatu diciptakan, tabiat Allah dinyatakan, keselamatan manusia tercapai dan dunia dihukumkan. Selamanya Dia adalah Allah, Dia juga menjadi manusia yang sebenarnya, Yesus Kristus. Dia dikandung oleh sebab Roh Kudus dan dilahirkan oleh perawan Maria. Dia hidup dan mengalami pencobaan sebagai manusia, Namun secara sempurna menjadi teladan dalam kebenaran dan kasih Allah. Melalui mujizat-Nya Dia menyatakan kuasa Allah dan menunjukkan sebagai Mesias yang dijanjikan. Dia menderita dan mati secara sukarela di kayu palang untuk dosa kita, telah dibangkitkan dari kematian dan naik ke surga. Dia akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya untuk membebaskan umat-Nya dan untuk memperbaharui segala sesuatu.

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 9

# 10. Dalam kasih dan karunia-Nya yang tidak terhingga, Allah telah membuat Yesus, yang tidak mengenal dosa, menjadi berdosa, supaya di dalam Dia kita bisa mendapatkan kebenaran Allah. Dengan bimbingan Roh Kudus, kita akan dapat melihat kebutuhan kita, mengakui keadaan kita yang berdosa, mengakui pelanggaran kita, dan memiliki iman di dalam Yesus sebagai Tuhan dan Kristus, sebagai Juru Selamat dan Teladan kita. Iman yang menerima keselamatan datang melalui kuasa ilahi dari Firman Allah dan ini adalah karunia anugerah Allah. Melalui Kristus kita dapat dibenarkan, diangkat sebagai anak-anak Allah, dan dibebaskan dari perbudakan dosa. Melalui Roh Kudus kita dilahirkan kembali dan disucikan; Roh Kudus memperbaharui pikiran kita, menuliskan hukum kasih Allah dalam hati kita, dan kepada kita diberikan kuasa untuk menghidupkan hidup yang kudus. Bila kita bergantung kepada-Nya kita akan ambil bagian dalam sifat ilahi dan akan mendapatkan jaminan keselamatan saat ini dan di masa pehakiman. Bila kita melihat ketiga dasar kepercayaan gereja Advent, jelas gereja Advent tidak termasuk dalam bidat atau mempunyai ajaran sesat. Hal ini juga yang menjadi kesimpulan dari Dr. Walter R. Martin dan Dr. Donald Grey Barnhouse. Pada tahun 1950-an, Dr. Walter Martin editor dari Eternity Magazine, dan dikenal sebagai pendiri dari Christian Research Institute, sedang mengumpulan bahan untuk menyusun buku Kingdom of Cults. Dia saat itu mengkatagorikan Gereja Advent sama seperti Mormon, Saksi Jehovah, Christian Science etc. Namun setelah dia meneliti lebih lanjut, membaca banyak buku tentang Advent dan mengadakan wawancara dengan ratusan orang, akhirnya dia menarik kesimpulan bahwa gereja MAHK bukanlah bidat. Sebab itu sebagai gantinya memasukkan Advent dalam buku The Kingdom of Cults, justru dia menulis buku, “The Truth about Seventh-day Adventism.” Kebenaran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Dalam buku yang dicetak oleh

Zondervan Publishing House (Grand Rapids, Michigann) pada tahun 1960 tersebut, ia menjelaskan secara mendetail untuk 248 halaman, dengan kesimpulan bahwa gereja Advent bukan bidat, tetapi salah satu denominasi dari gereja Kristen. Kata sambutan dari buku tersebut diberikan oleh Dr. Donald Grey Barnhouse, pendiri dari Evangelical Ministries yang telah menulis 17 buku. Apakah yang dia tuliskan? Agar lebih jelas, saya tuliskan dalam bahasa aslinya, “As the result of our studies of Seventh-day Adventism, Walter Martin and I reached the conclusion that Seventh-day Adventists are a truly Christian group, rather than an antichristian cult. . . Let it be understood that we made only one claim; i.e, that those Seventh-day Adventists who follow the Lord in the same way as their leaders who have interpreted for us the doctrinal position of their church, are to be considered true members of the body of Christ.” (The Truth of Seventh-day Adventism, hal. 7). Dua contoh tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 1956, mereka yang telah mempelajari dengan mendalam akan ajaran gereja MAHK yang Alkitabiah, menarik kesimpulan bahwa gereja Advent bukanlah bidat, kalau begitu, tidak pantas dikatagorikan mempunyai ajaran yang sesat. Memang di Indonesia masih beredar buku Etika Kristen tulisan Dr. Verkuijl, dan salah satu bukunya menyebutkan gereja Advent adalah bidat. Pada tahun 1977, saat saya mengambil program pasca sarjana di Andrews University Michigan, Dr. Verkuijl datang ke Andrews University, dan beliau merasa kagum melihat kemajuan pekerjaan MAHK sedunia sebagai denominasi Kekristenan, namun sayang beliau sudah meninggal sebelum merevisi bukunya. Namun bila kita mempelajari Alkitab dengan sebenarnya, kita akan menarik kesimpulan yang tepat. Saya sendiri berasal dari agama Budha,

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 10

kemudian dibaptiskan dalam gereja GKI. Kemudian beralih ke Methodist, terus ke Pentakosta. Dan dalam proses mencari kebenaran, saya akhirnya menjadi anggota Masehi Advent Hari Ketujuh. Sekarang ini, sedikitnya dua pendeta gereja non-Advent yang menjadi Advent dalam setiap tahun di Amerika saja. Kami belum sebutkan ratusan dari seluruh dunia. Mengapa hal ini terjadi, Sdr. Hidayat benar, sebab “Adanya kekosongan dari gereja asal.” Namun bukan berarti gereja yang dimasuki adalah gereja sesat. Kembali, kita harus menguji setiap ajaran, apakah Alkitabiah atau tidak? Tujuan dari teologia adalah untuk menguji suatu ajaran; namun kita tidak boleh bias untuk mengatakan gereja asal itu benar, dan gereja yang muncul itu adalah sesat. Sebenarnya Hidayat mengakui, “memang gerakan Advent tidak mengajarkan hal-hal yang menyimpang tentang doktrin sentral seperti Tritunggal, Ke-Allahan dan kemanusiaan Yesus Kristus dan keselamatan, namun…..” (kemudian Sdr Hidayat menyebutkan empat alasan yang kita akan bahas kemudian). Dari penjelasan tersebut, Hidayat tidak konsisten dengan tulisannya sendiri. Sementara beliau mengatakan tiga doktrin sentral, tetapi kalau untuk Advent, tidak cukup tiga doktrin sentral, harus dituntut lebih daripada itu, sampai dikatakan, “sesat.” Sebenarnya bagi mereka yang mempelajari teologia dari berbagai denominasi Kekristenan, ada dua istilah yang biasa digunakan, yaitu: orthodoxy dan heterodoxy. Orthodoxy, perbedaan dalam doktrin sentral, sedangkan heterodoxy, perbedaan dalam doktrin lainnya. Bila ada perbedaan dalam doktrin lain, selama ada persamaan dalam doktrin sentral, maka gereja atau sekte atau denominasi tersebut disebut sebagai Kristen. Tetapi bila sudah ada perbedaan dalam doktrin sentral, maka baru disebutkan sebagai cult atau bidat. Nah dalam dasar tersebut, sangat disayangkan Hidayat sudah memasukkan gereja Advent dalam kelompok bidat, dan mengajarkan ajaran sesat, padahal tidak ada perbedaan dalam doktrin sentral. Nah sekarang saya coba jawab argumentasi yang diberikan oleh Hidayat, dengan memberikan alasan mengapa sampai memasukkan gereja Advent dalam kelompok bidat, walaupun gereja Advent mempunyai doktrin sentral yang sama. Untuk latar belakangnya, saya ingin mengatakan bahwa Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tidak pernah menubuatkan waktu kedatangan Yesus, dan William Miller sendiri bukanlah anggota Masehi Advent Hari Ketujuh. William Miller mempelajari Alkitabnya dengan teliti, dan mendapatkan ayat Daniel 8:14 tentang nubuatan 2300 pagi dan petang, dan menarik kesimpulan bahwa Yesus akan datang pada akhir dari 2300 pagi dan petang; dan itu berakhir tanggal 22 Oktober 1844. Sebab itu sejak tahun 1831, dia mulai mengabarkan bahwa Yesus akan datang pada tanggal 22 Oktober 1844. Jumlah mereka yang percaya tersebut sekitar 100,000 orang. Namun waktu Yesus tidak datang pada tanggal tersebut, orang-orang kecewa. Namun ada kelompok kecil, sekitar 100 orang yang terus mendalami Alkitab, dan mereka mendapatkan kesalahan interpretasi dari William Miller. Mereka mendapatkan bahwa tanggal 22 Oktober bukanlah tanggal kedatangan Yesus kedua kali, tetapi tanggal Yesus memasuki Bilik yang mahakudus di surga. Kelompok ini terus berkembang, belajar Alkitab lebih lanjut, hingga sekarang mempunyai 27 doktrin dasar, dan mulai diorganisasi sebagai gereja pada tahun 1861. Dari kelompok yang hanya 100 orang ini, gereja MAHK sekarang memiliki sekitar 14 juta anggota, dan sekitar 20 juta yang ikut berbakti setiap hari kebaktian di seluruh dunia. Nah sekarang kita akan coba melihat empat perkara yang menjadi keberatan bagi Hidayat untuk memasukkan gereja Advent dalam kelompok Kristen, menyebutkan Advent itu bidat dan mempunyai ajaran sesat. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut: Soal sumber otoritas. Hidayat menyebutkan gerakan Advent menjadikan Alkitab sebagai sumber otoritas, namun menempatkan ajaran para pelopor terutama Ellen G. White sebagai sumber otoritas

lain di samping Alkitab. Untuk itu kita perlu melihat apa yang tertulis dalam doktrin dasar gereja MAHK. # 1. “Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah Firman Allah yang tertulis, diberikan dengan inspirasi ilahi melalui orang kudus Tuhan yang telah berbicara dan menuliskan saat mereka digerakkan oleh Roh Kudus. Dalam Firman-Nya, Allah telah memberikan kepada manusia pengetahuan yang penting bagi keselamatan manusia. Alkitab adalah pernyataan kehendak-Nya yang tidak pernah bersalah. Firman Allah ada ukuran tabiat, ujian pengalaman, pernyataan doktrin yang authoritative dan catatan yang dapat dipercaya dari tindakan Allah dalam sejarah.” #17. “Salah satu karunia dari Roh Kudus adalah nubuatan. Karunia ini merupakan tanda yang jelas dari jemaat yang sisa dan dinyatakan dengan pelayanan Ellen G.White. Sebagai utusan Allah, tulisannya merupakan kelanjutan dan sumber autoritas dari kebenaran yang menyediakan hiburan, bimbingan, instruksi dan koreksi kepada jemaat. Tulisan Ellen G. White juga secara jelas mengatakan bahwa Alkitab adalah ukuran kebenaran di mana semua ajaran dan pengalaman harus diuji.” Kedua dasar keyakinan tersebut menunjukkan bahwa Alkitab adalah sumber otorítas utama dalam jemaat MAHK. Namun jemaat Advent meyakini Ellen G. White mempunyai karunia rohani dalam bernubuat, tetapi tidak bisa tulisannya bertentangan dengan Alkitab. Berulang-ulang Ellen G. White menyebutkan bahwa tulisannya adalah “terang kecil,” yang membawa kita kepada terang yang besar yaitu Alkitab. Tulisannya membawa kita kepada Alkitab, membawa kita mengerti kepada Alkitab, dan menolong kita untuk mengaplikasikan Alkitab dalam hidup kita. Hidayat menyebutkan bahwa umat Advent menerima ajaran Ellen G. White yang salah sekalipun. Apakah boleh saya tahu mana yang salah? Untuk 41 tahun saya menjadi seorang anggota Advent, dan melayani sebagai pendeta MAHK untuk 34 tahun yang terakhir ini, setiap hari membaca Alkitab dan tulisan Ellen G. White, dan belum mendapatkan satu tulisannya yang bertentangan dengan Alkitab. Kami menyadari bila seseorang mengakui memiliki khayal dari Tuhan, kita tidak boleh sembarangan mempercayainya. Itulah sebabnya kita harus uji. Alkitab memberikan sedikitnya empat ujian tersebut, yaitu: Ajarannya harus sesuai dengan kesaksian (Alkitab) – Yesaya 8:20; nubuatannya harus genap (Yeremia 28:9), dari buah kehidupannya kita mengenal dia (Matius 7:20), dan dia harus menerima Yesus sebagai yang berasal dari Allah Bapa, (1 Yohanes 4:1-3). Ternyata kami lihat Ellen G. White lulus dari ujian. Bukan hanya itu, tanda gereja di akhir zaman adalah mempunyai iman kepada Yesus dan menurut hukum Allah (Wahyu 14:12), mempunyai kesaksian Yesus dan menurut hukum Allah (Wahyu 12:17), dan kesaksian Yesus adalah Roh bernubuat (Wahyu 19:10). Dan umat Advent meyakini bahwa Ellen G. White sepenuhnya mendapatkan terang dari Tuhan. Walaupun Ellen G. White hanya berpendidikan sampai kelas 3 SD, namun bisa menulis sekitar 80 buku, 4500 artikel, dan 100,000 halaman; dalam berbagai pengetahuan, kesehatan, rumah tangga, pendidikan, penginjilan bahkan pertumbuhan gereja. Bagaimana seorang bisa buat ini kalau tidak mendapatkan inspirasi dari Tuhan? Dengan terang dari Tuhan, mereka yang membaca tulisannya dan mengaplikasikan dalam hidup mereka mendapatkan berkat yang tidak terhingga. Misalnya dari 320 penelitian tentang orang Advent dalam 40 tahun yang terakhir, didapatkan bahwa mereka yang mengikuti ajaran Ellen G. White untuk memiliki pola hidup sehat, maka mereka bisa hidup 11-12 tahun lebih panjang. Hebat, bukan? Kehebatan tulisannya dapat dilihat dari cendikiawan dunia yang telah membaca tulisan Ellen G. White, walaupun mereka bukan Advent, misalnya kita ambil dua contoh saja, Dr. Florence Stratemeyer, dari Columbia University dan Dr. Clave McCay dari Cornell University.

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 11

"Recently the book Education by Ellen G. White has been brought to my attention. Written at the turn of the century (1903) this volume was more than fifty years ahead of its times. And I was surprised to learn that it was written by a woman with but three years of schooling. "The breadth and depth of its philosophy amazed me. Its concept of balanced education, harmonious development, and of thinking and acting on principle are advanced educational concepts.... "Mrs. White was concerned with the whole learner--the harmonious development of mental, physical, and spiritual powers.... "I am not surprised that members of the Seventh-day Adventist church hold the writings of Mrs. White in great respect and make them central in developing the educational programs in their schools," -Florence Stratemeyer, Ph.D., Professor of Education, Teachers College, Columbia University. Professor of Nutrition, Dr. Clive McCay of Cornell said; "How much better health the average American might enjoy if he but followed the teachings of Mrs. White." See McCay's articles in the Review and Herald for February 12, 19, and 26, 1959 Para professor tersebut bukanlah orang Advent, namun merasa kagum dengan tulisan dari seorang wanita berpendidikan kelas tiga SD, namun tulisannya sudah mendahului jaman. Misalnya, lebih dari 150 tahun lalu, sementara banyak orang merokok, dan menganggap tembakau adalah obat, Ellen G. White sudah katakan, “jangan gunakan tembakau.” Bukankah sekarang banyak gereja Kristen yang juga mengajarkan jangan merokok? Lama sebelum ilmu pengetahuan mendapatkan banyaknya bahaya daging sebagai salah satu penyebab kanker, Ellen G. White menyebutkannya. Bukankah ini berarti dia mendapatkan inspirasi dari Tuhan? Tidak heran tulisannya tersebar di seluruh dunia. Salah satu buku Ellen G. White, yaitu Steps To Christ, telah diterjemahkan dan dicetak dalam berbagai bahasa di dunia; lebih banyak dari penulis wanita manapun sepanjang zaman. Kalau Sdr. Hidayat berminat, saya bisa kirimkan buku-bukunya, dan Anda bisa menilai, apakah ada yang bertentangan dengan Alkitab. Justru semuanya menjunjung tinggi Alkitab. Hidayat menyebutkan: “Gerakan Advent sesuai ajaran White mengganggap bahwa Kristus mengabil sifat manusia yang telah mengalami noda. Maksudnya bukan bahwa Kristus memiliki sifat manusia berdosa, tetapi ia mengambil sifat kemanusiaan yang telah dilemahkan oleh dosa.” Untuk mengerti ajaran Advent apakah Alkitabiah atau tidak, kita lihat apa yang Alkitab katakan:

Jesus adalah manusia 100%. Ia memiliki darah dan daging (Ibrani 2:14).

Dalam segala sesuatu, ia dijadikan seperti sesama manusia (Ibrani 2:17)

Tubuh dan pikiran-Nya mempunyai keadaan seperti manusia lain hingga Ia bisa lapar, haus, capek atau kuatir (Matius 4:2, Yohanes 19:28, 4:6, Matius 26:21; 8:24).

Ia dapat menyatakan belas kasihan, marah dan sedih (Mattius 9:36, Markus 3:5)

Kadang-kadang Dia merasa terganggu, dan bersedih sampai menangis (Matius 26:38, Yohanes 11:33, 25).

Ia berdoa dengan tangisan dan airmata, sampai berkeringat darah (Lukas 22:44).

Hidup yang berdoa menunjukkan ketergantungan kepada Allah (Matius 26:39-44)

Dia adalah Adam kedua, dan hidup seperti daging yang dikuasai dosa. Ayat lengkapnya kita lihat dalam Roma 8:3, “Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa. Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.”

Keadaan Yesus itu lebih buruk dari keadaan Adam. Saat Adam diciptakan, belum ada dosa, dan ia hidup dalam taman Eden yang sempurna. Namun Yesus lahir di dunia, dalam keadaan tubuh manusia yang telah 4000 tahun setelah dosa. Sebab itu keadaan Yesus lebih gampang untuk berdosa daripada Adam, namun Yesus yang telah dicobai dalam segala hal, namun Ia tidak berdosa (Ibrani 4:15).

Jadi Sdr. Hidayat, Yesus yang telah mengambil sifat kemanusiaan yang telah dilemahkan akibat dosa adalah sesuai dengan Alkitab. Bahkan kita dapat lebih mengerti keluarbiasaan Yesus, yang walaupun telah mengambil sifat kemanusiaan yang yang telah dilemahkan oleh dosa, Yesus tidak berdosa, sebab Ia bergantung kepada Allah Bapa. Ia tidak pernah melanggar hukum. Ia patut menjadi teladan kita yang sempurna. Mengenai dua tahap dari pengampunan dosa dan penghapusan dosa. Umat Advent meyakininya berdasarkan Alkitab. Ini merupakan penjelasan yang panjang yang bisa memakan beberapa halaman. Saya akan memberikan intinya dahulu. Kalau seandainya redaksi Reformata berminat agar saya jelaskan secara Alkitabiah mengenai hal ini, saya dapat memberikannya dengan sangat terperinci apa yang diajarkan oleh Alkitab. Sesuatu yang ajaib! Bila kita melihat bagaimana kegenapan nubuatan Alkitab dari buku Daniel, mengenai waktu kelahiran, kematian Yesus dijelaskan. Namun diperlukan waktu yang panjang untuk menjelaskannya. Namun untuk ringkasannya, kita mengetahui apa yang terjadi dalam jaman perjanjian baru, telah dinubuatkan, ada yang disimbolkan dan kegenapan dari simbol tersebut. Misalnya orang Israel harus membawa korban pada tanggal 14 Abid (sekarang disebut bulan Nisan), Keluaran 12:6, dan kita mengetahui kegenapannya bahwa Yesus, Anak Domba Allah yang menjadi korban oleh sebab dosa kita, persis tanggal 14 bulan Nisan saat Dia mati di kayu palang. Setiap orang berdosa di Israel, mereka harus membawa korban bakaran untuk pengampunan dosa. Namun Alkitab mengatakan sementara doa mereka diampuni, dosa itu tetap melengket di bait kudus. Penghapusan dosa sebenarnya terjadi satu sekali setahun pada hari grafirat (Imamat 16). Dengan demikian, sementara mereka telah mendapatkan pengampunan dosa, penghapusan dosa itu sendiri adalah terjadi saat hari grafirat yang terjadi satu tahun sekali. Ini adalah semua merupakan simbol kepada apa yang terjadi kemudian. Nah mempelajari buku Levi, Daniel, dan Ibrani akan membawa kepada kesimpulan tersebut. Apakah dewan redaksi bersedia untuk memasukkannya? Saya dapat siapkan. Untuk point yang keempat, Hidayat menyebutkan bahwa, “tentang keselamatan gerakan Advent menerima bahwa manusia dibenarkan karena menerima Kristus. Kebenaran Kristus diperhitungkan kepada orang beriman sehingga ia dibenarkan. Hanya jaminan bahwa keselamatan itu kekal agaknya tidak diterima oleh gerakan Advent. Apabila seorang Kristen jatuh ke dalam dosa, dosa-dosanya yang lama akan kembali diperhitungkan. Dengan kata lain, keselamatan akan hilang. Bila demikian, tidak jelas bahwa keselamatan sepenuhnya adalah karena anugerah Allah dalam Kristus.” Dari keterangan Hidayat, saya dapat melihat bahwa beliau mempunyai faham, “once saved, always saved.” Jemaat Advent meyakini bahwa keselamatan adalah datang dari Tuhan, dan merupakan anugerah Allah dalam hidup kita (Epesus 2:8, 9). Keselamatan bukanlah perbuatan kita. Ini adalah anugerah Allah. Namun manusia mempunyai pilihan, apakah akan menerima keselamatan atau tidak. Kita bisa mendapatkan keselamatan dengan percaya kepada-Nya (Yohanes 3:16), kita bisa mendapat hidup kekal bila kita mengenal akan Allah (Yohanes 17:3), namun jangan lupa; mereka yang telah memiliki keselamatan dari Kristus harus mempertahankan keselamatannya. Kita harus tetap tinggal di dalam Dia agar kita bisa berbuah banyak (Yohanes 15:3-5). Hasil persekutuan dengan Yesuslah yang menyebabkan kita akan menurut hukum-hukum-Nya. Sebab Yesus sendiri yang berkata, “Jikalau engkau mengasihi Aku,

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 12

engkau akan menurut segala hukum-Ku” (Yohanes 14:15). Sebab iman tanpa perbuatan itu kosong (Yakobus 2:20). Oleh sebab umat Advent mengajarkan hukum Allah, banyak yang menganggap bahwa kita diselamatkan oleh sebab hukum Allah. Tidak! Oleh sebab manusia telah berdosa, dan dosa adalah pelanggaran hukum (1 Yohanes 3:4), setelah menerima Yesus, yang merupakan anugerah Allah, kita patut menurut hukum-Nya. Kita patut mengetahui hukum Allah karena oleh sebab hukum, kita mengenal dosa (Roma 3:20). Nah, orang yang telah mengenal Yesus, dengan kuasa Kristus, dia patut mempertahankan keselamatannya, sebab Yesus sendiri berkata, “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahan akan selamat” (Matius 24:13). Bukankah ini jelas secara Alkitabiah bahwa orang Kristen yang akan mendapatkan keselamatan adalah orang Kristen yang bertahan sampai kesudahan? Satu tragedi di akhir zaman justru adalah yang Yesus katakan dalam Matius 7:21-23, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan.” Jelas bukan bahwa memanggil Yesus sebagai Tuhan tidaklah cukup? Kita harus melakukan kehendak Bapa yang di surga. Dan bukankah kehendak Bapa itu dinyatakan di dalam hukum-Nya? Mengenai keterangan orang Advent yang mengatakan: “Apabila seorang Kristen jatuh ke dalam dosa, dosa-dosanya yang lama akan kembali diperhitungkan” harus dilihat dari konteksnya bagaimana. Salah satu perumpamaan Yesus yang sangat menjelaskan hal ini adalah dalam Matius 18:23-35, bagaimana seorang hamba berhutang 10,000 talenta kepada raja dan minta ampun; maka hutangnya dihapuskan. Dia bebas, tetapi waktu dia bertemu dengan seorang yang berhutang hanya 100 dinar, dia berkata, “Bayar hutangmu!” Saat raja itu mendengar hal itu, dia marah dan berkata, “Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku? Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihi engkau.?” Perumpamaan ini jelas menunjukkan bahwa pengampunan dari Tuhan itu adalah gratis. Tuhan ampuni segala dosa kita dengan cuma-cuma. Namun, kepada kita yang telah diampuni dosanya, maka diharapkan kita siap mengampuni orang lain. Kalau kita tidak mengampuni orang lain, maka pengampunan semula itu jadi batal. Ini jelas dikatakan oleh Yesus. Bukankah kata-kata Yesus adalah kebenaran? Dengan penjelasan di atas, saya harapkan Sdr. Hidayat dapat mengerti bagaimana umat Advent yang ingin tetap meneruskan perjuangan Martin Luther, dengan mempertahankan prinsip “sola scriptura, sola fide dan priesthood of all believers.” Yang saya tidak mengerti ialah bila kita mau tetap mempertahankan kebenaran, tetapi kita justru disebut sesat? Misalnya Sdr. Hidayat mempertanyakan umat Advent sebab memelihara hari Sabat. Memangnya mana yang lebih Alkitabiah, atau dengan evaluasi teologis yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, hari Minggu atau hari Sabat? Dalam hal ini saya ingin sampaikan bahwa gereja Advent tidak pernah mengajarkan bahwa kita akan selamat oleh sebab pelihara hari Sabat. Tidak! Sabat tidak menyelamatkan kita. Namun kami meyakini sebagai umat Tuhan, kita patut mengikuti teladan Yesus dan perintah Allah. Dan tanda umat Tuhan di akhir zaman adalah umat yang memelihara hukum Allah (Wahyu 12:17, 14:12). Bukankah hari Sabat termasuk hukum Allah? Pertanyaan saya kepada Sdr. Hidayat, bukankah Yesus yang menciptakan dunia (Yohanes 1:1-3, 14), kalau begitu Yesus yang berhenti hari Sabat (Kejadian 2:1-3), dan memberikan 10 hukum, termasuk hari Sabat (Keluaran 20:8-11)? Bahkan Dia adalah Tuhan akan hari Sabat (Markus 2:28, 29)? Yesus sendiri pelihara hari Sabat

saat di dunia ini (Lukas 4:16), para Rasul juga pelihara hari Sabat (Kisah 13:14, 17:2; 16:13, 18:4). Bukan hanya itu, bukankah kita juga akan pelihara hari Sabat di surga? (Yesaya 66:22, 23). Bukankah Yesus itu tidak berubah? (Ibrani 13:8). Apakah Allah itu adil bila Dia merubah hari kebaktian tanpa memberi tahu kepada manusia? Sebagian mengatakan bahwa kita harus pelihara kebangkitan, tetapi apakah ada perintah untuk itu? Bukankah kita harus menurut kepada Tuhan lebih daripada manusia (Kasih 5:29). Hanya ada 9 ayat dalam Alkitab yang menyebutkan hari Minggu, tetapi tidak ada satu pun yang mengatakan perintah perbaktian hari Minggu. Misalnya 1 Korintus 16:2, berbicara menyisihkan dana di rumah masing-masing, bukan memberikan persembahan di gereja. Atau ada yang salah mengerti dengan Kolose 2:16, sebab dikatakan digenapkan di dalam Kristus. Tetapi bukankah yang digenapi di dalam Yesus adalah yang ada sesudah dosa? Manusia jatuh dalam dosa, perlu Juru Selamat, dan sebelum Juru Selamat datang, diberikan lambang. Dan kita dapatkan banyak upacara, atau hari Sabat orang Yahudi (Imamat 23), tetapi Hari Sabat hari Ketujuh sudah ada sebelum dosa (Kejadian 2:1-3); kalau begitu tidak termasuk di dalam Kolose 2:16? Namun kami ingin sampaikan bahwa keselamatan kita adalah oleh sebab anugerah Allah, bukan oleh sebab perbuatan. Namun orang yang telah diselamatkan patut untuk menurut hukum Allah, termasuk di dalamnya hari Sabat. Bila seorang Kristen tidak boleh membunuh atau mencuri sebab tertulis dalam hukum Allah, mengapa kita meremehkan hari Sabat? Bukankah hari Sabat juga termasuk dalam 10 perintah Allah? Hukum tersebut mengatakan secara jelas, bukan sembarangan hari, tetapi hari yang ketujuh (Keluaran 20:10). Kalau Tuhan mengatakan, “Ingatlah akan hari Sabat…(Keluaran 20:8), artinya “jangan lupa” mengapakah kita melupakannya? Dengan penjelasan ini saya harapkan Sdr. Hidayat mendapatkan gambaran secara teologis bahwa ajaran umat Advent adalah sesuai dengan Alkitab, bukan hanya dalam doktrin sentral, tetapi juga dalam doktrin lainnya. Nah oleh sebab Sdr. Hidayat sempat mengatakan bahwa ajaran Advent itu sesat. Apakah ini adalah pandangan pribadi atau secara gereja, pandangan itu sudah dinyatakan dan disebarluaskan ke seluruh Indonesia melalui majalah Reformata, bahkan sampai ke Amerika, sebab saya menerimanya di Washington DC, maka tulisan tersebut merupakan pencemaran nama baik dari satu gereja, yang berbadan hukum di Indonesia. Sebab itu, sebagai saudara di dalam Kristus, saya memohonkan agar Sdr. Hidayat akan mencabut tulisan tersebut, dengan pernyataan permintaan maaf. Sebagai saudara seiman, kami akan memaafkannya. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih. Saudara di dalam Yesus,

JONATHAN KUNTARAF, D.MIN.

Wakil Direktur Pelayanan Perorangan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh

Kantor Pusat, Washington DC

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 13

W A W A S A N

Bolehkah Orang Advent Terjun Dalam Dunia Politik Praktis?

Oleh Dr. Albert M. Hutapea

Salah satu pertanyaan yang paling menantang gereja kita saat ini adalah:

”Pantaskah bagi orang Advent terjun ke dunia politik?” Kita adalah pengikut Kristus yang tinggal di dunia ini tetapi dituntut untuk tidak menjadi duniawi (Yoh. 17:14). Oleh karena itu sikap apakah yang kita harus tunjukkan kepada tantangan yang diberikan oleh dunia? Sejarah menunjukkan bahwa secara umum, lembaga agama seringkali diam seribu bahasa pada masa krisis moral dan politik. Namum, sejarah juga menunjukkan bahwa lembaga agama juga jatuh ke kubu iblis ketika mecoba bersekutu dengan lembaga-lembaga politik.

Banyak orang Kristen percaya bahwa mereka tidak perlu peduli tentang dunia ini sebab dunia ini begitu jahat dan jauh dari Tuhan sehingga tidak ada lagi harapan untuk dapat mengubahnya. Lebih dari itu, mereka percaya bahwa semakin terlibatnya mereka dalam kancah politik maka semakin besar kemungkinan bahwa mereka akan tercemar kotor olehnya. Oleh karena itulah mereka mengambil jalan langkah kanan yaitu menarik diri secara total dari dunia politik.

Kita adalah bagian dari masyarakat sekeliling kita. Kita tidak bisa menghindar atau bahkan mengisolasi diri dari masyarakat. Oleh karena itu bagaimana kita dan apa yang kita lakukan sebagai anggota masyarakat akan memiliki dampak terhadap kehidupan kita. Sebaliknya, apa yang terjadi di sekeliling kita akan sangat berpengaruh bagi mutu dan keadaan kehidupan kita sebagai umat beragama. Hingga tingkat tertentu, kita memiliki pengaruh terhadap masyarakat sekitar kita dan tentunya, derajat pengaruh ini sangat ditentukan oleh minat dan kemampuan kita untuk menerapkan pengaruh tersebut. Termasuk dalam pengaruh ini adalah pengaruh politik yang kita miliki sebagai warga negara. Kita adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat.

Apakah orang Advent layak berkecimpung dalam dunia politik? Sebab, bukankah kita juga adalah bagian dari suatu sistem politik yang berdampak langsung mau pun tidak langsung kepada kehidupan beragama kita? Dengan kata lain, apakah orang Advent memiliki sumbangsih bagi masyarakat politik? Sebelum menjawab pertanyaan ini, marilah kita tinjau latar belakang historis gereja Advent yang memberi kontribusi pada sikap mendasar gereja kita dan anggotanya terhadap isu politik. Yaitu sikap yang cenderung menunjukkan keengganan untuk terlibat dalam dunia politik praktis.

Setelah 19 tahun Hari Kekecewaan pada tahun 1844 barulah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh resmi diorganisir. Mengapa demikian lama? Selama periode 19 tahun ini ada semacam resistensi dari banyak orang Advent saat itu atas rencana pembentukan organisasi resmi. Resistensi ini timbul karena adanya upaya menentang dari pihak gereja lainnya terhadap pekabaran Advent sebelum kekecewaan 1844 itu.

Pada tahun-tahun awal dua dekade tersebut, para pendiri Gereja Advent berusaha untuk membentuk kelompoknya masing-masing untuk menentukan arah yang baru bagi kelompoknya. Orang-orang Advent yang mula-mula ini adalah umumnya orang-orang yang independen (punya pendirian sendiri). Mereka memang harus demikian, sebab mereka sering menjadi target tertawaan masyarakat luas setelah terjadinya kekecewaan itu. Mereka adalah orang-orang yang punya pendirian teguh, dan pada saat itulah mereka merasa perlu mengisolasi diri dari dunia oleh karena itulah benteng-benteng pemisah pun dibangun.

Salah satu upaya pengisolasian diri ini adalah menjauhkan diri dari keterlibatan dalam politik praktis dan menjauhi kedudukan di pemerintahan. Gereja-gereja lainnya dianggap sebagai “Babilon,” pemerintahan pun dicurigai dan tidak dipercaya apalagi pada saat itu, menurut sejarah, pemerintahan Amerika Serikat memang sarat dengan praktek korupsi dan ketidakadilan. Sebagai contoh, Gereja Advent sangat menentang politik dan hal-hal yang berkaitan dengan kampanye pada saat menjelang pemilihan umum. Sikap seperti ini terlihat sangat jelas pada tulisan-tulisan yang muncul di terbitan resmi organisasi Gereja Advent “Review and Herald” (R&H). Berikut ini adalah cuplikan tulisan tentang hak memberi suara pada pemilihan umum:

“Saya tidak bisa memberikan suara hak pilih saya untuk orang yang tidak terpuji, dan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang saya anut, terutama untuk pemerintahan yang korup….” (R&H, Oct. 30, 1865). “Jika saya ikut memilih, ini berarti saya merestui pemerintahan ini… dan akan ikut bagian dalam hukuman yang akan dijatuhkan kepada lembaga politik ini.” (R&H, April 23, 1857).

Boleh jadi memang dunia politik sangat gelap karena banyaknya praktek kotor dan tak terpuji. Akan tetapi seseorang pernah mengatakan: “Lebih baik menyalakan sebuah lilin, daripada hanya mengutuki kegelapan itu.” Tidak semua yang sekuler itu tidak bernilai. Rasul Paulus mengatakan bahwa kita harus bisa menjadi: “…orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya” (1 Kor 7:31). Bagaimana mungkin kita bisa memberi pengaruh kepada dunia ini jika kita sendiri mengisolasi diri darinya.

Dari semenjak kecil saya sudah diperkenalkan kepada istilah-istilah yang menurut saya bersifat separatif-diskriminatif yang sering digunakan oleh anggota Gereja Advent untuk kelompok yang non-Advent yaitu: “orang luar”, “orang yang tidak satu kuk”, “orang yang tidak percaya”. “Kita berbeda!” kata orang Advent. Penggunaan istilah ini cenderung menunjukkan sekaligus menanamkan sikap diskriminatif. Dalam pengalaman saya sebagai Pembina Rohani Kristen di Kedutaan Besar RI di Bangkok dan sebagai pengkhotbah tetap organisasi Oikumene di Bangkok selama lebih dari tujuh tahun, saya menemukan bahwa banyak non-Advent yang ternyata sangat sungguh-sungguh dalam menghidupkan iman dan agamanya serta sangat tekun dalam belajar Alkitab. Saya percaya bahwa merekalah yang Kristus sebutkan sebagai “domba-domba yang di luar kandang.”

Di banyak negara di dunia ini, orang Advent terlibat langsung dalam dunia politik. Di Papua Nugini, misalnya, sejumlah politisi adalah orang Advent termasuk seorang yang pernah menjabat sebagai pejabat perdana menteri. Yang lain menjabat sebagai gubernur jenderal yang masa tugasnya berakhir pada tahun 2003. Di banyak penjuru dunia ada banyak orang Advent yang menjadi hakim, duta negara dan anggota dewan perwakilan rakyat. Mereka ini mengikuti jejak Daniel yang menduduki jabatan tinggi di pemerintahan kerajaan Babilon namun tetap setia kepada Tuhan. Negara Indonesia tidak terkecuali. Di negara kita ini terdapat juga orang-orang Advent yang menduduki jabatan politis

Jika memungkinkan, sepatutnya orang Advent terlibat dalam berbagai jenjang dalam dunia politik tanpa harus mengorbankan norma-norma dan doktrin yang dia percayai. Mereka-mereka yang paham benar akan pertentangan antara Allah dan Setan, yang mendukung kebebasan beragama, yang menghargai manusia lebih dari benda dan harta, yang memiliki rasa hormat yang tinggi atas ciptaan Tuhan, yang menghidupkan kehidupan yang seimbang serta mereka yang menempatkan Allah sebagai yang pertama dan utama dalam prioritas hidupnya, pasti dapat memberikan sumbangsih yang besar kepada dunia politik. Dan banyak orang Advent yang cocok dengan gambaran dan kualifikasi tersebut. Sudah dapat dipastikan bahwa akan ada tarik menarik dan bahkan konflik antara keimanannya dengan peran yang dia mainkan dalam dunia politik. Namun, situasi seperti ini dapat juga terjadi di tempat kerja mana pun.

Adventist News Network melakukan survei yang dilakukan melalui websitenya, yang diikuti oleh 2800 responden. Ketika ditanya apakah pantas bagi orang Advent untuk mendukuki jabatan politis, 66% repondennya mengatakan Ya, 28% Tidak Setuju dan 6% Tidak Tahu.

Dr. Angel Rodriquez, dari Lembaga Penelitian Alkitab Gereja MAHK (ACBRI) mengatakan bahwa Gereja Advent tidak mengeluarkan fatwa resmi yang mendukung atau melarang anggotanya untuk mendukuki jabatan politis. “Itu adalah pilihan pribadi dan tergantung pada hati nuraninya,” tambah Rodriquez. Dia mengatakan bahwa ada unsur-unsur dalam jabatan politis

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 14

yang kadang-kadang menyulitkan kehidupan beragama dan menantang kesetiaannya kepada kepercayaannya, khususnya bagi orang Advent.

Tim Poirier dari Ellen G. White Estate yang terletak di kantor pusat GMAHK di Silver Spring, Maryland, USA, menyatakan bahwa Ellen White, pendiri Gereja Advent, tidak setuju jika Gereja Advent, secara lembaga terlibat dalam politik praktis. Akan tetapi, dia menambahkan bahwa Ellen White tidak melarang anggota Gereja Advent, secara individu, terlibat dalam politik.

Dalam pidatonya di hadapan para dosen dan mahasiswa di Perguruan Tinggi Battle Creek, Michigan, 15 Nopember 1883, Ellen White mengatakan: “Adakah sesuatu dalam pikiranmu yang engkau enggan katakan bahwa engkau berkehendak untuk duduk menjadi anggota dewan perwakilan dan membantu membuat undang-undang bagi negara? Cita-cita ini tidak salah.” (Education, p. 82).

Menurut Rodriquez, rasa enggan yang dimiliki oleh Gereja Advent untuk terjun dalam dunia politik praktis bukanlah gambaran yang menunjukkan sikap apatis sosial. Di masa yang silam Gereja Advent terlibat aktif dalam masalah sosial. Keterlibatan ini cukup signifikan secara politis. Misalnya, Gereja Advent berkampanye aktif dalam penghapusan perbudakan di Amerika Serikat. Gereja Advent juga menjadi sangat dikenal karena kampanyenya untuk anti-tembakau sebelum ini menjadi agenda kampanye lembaga-lembaga dunia dan negara-negara maju.

“Banyak anggota Gereja Advent yang memiliki jabatan penting di lembaga-lembaga legislatif di berbagai negara seperti Uganda, Papua Nugini dan Amerika Serikat,” kata Ray Dabrowski, direktur komunikasi Gereja Advent sedunia. “Sebagian anggota Gereja Advent merasa memiliki tanggung jawab yang besar untuk terlibat dan berperan aktif dalam dunia politik,” kata John Beckett, juga dari departmen yang sama.

Dalam bukunya Education (hal. 262), Ellen White mengatakan: “Saat ini banyak anak muda yang sedang bertumbuh sebagaimana Daniel bertumbuh di keluarganya, rajin mempelajari firman Tuhan dan pekerjaan tanggan-Nya, belajar untuk menjadi setia dan taat dalam melakukan tanggung jawabnya. Suatu saat anak-anak muda ini akan berdiri di hadapan para anggota dewan terhormat dan di ruang pengadilan untuk menjadi saksi bagi Raja di atas segala raja.” Peran menjadi saksi ini lebih dari sekedar yang bersifat insidentil untuk isu-isu tertentu saja tetapi juga sebagai peran partisipatif dalam pembuatan undang-undang.

Ellen White selanjutnya mengatakan bahwa adalah tepat dan benar untuk menduduki jabatan politis tersebut. Dia juga mengatakan bahwa kita tidak boleh puas dengan cita-cita yang rendahan. Dia mengajak orang-orang muda untuk mengantungkan cita-citanya setinggi mungkin sambil mengingat bahwa takut akan Tuhan adalah dasar segala kebesaran sejati. Segala tanggung jawab dan kepentingan duniawi harus tunduk kepada tanggung jawab dan kepentingan surgawi. Dia mengatakan: “…sebagai pengikut Kristus, engkau tidak dilarang untuk berkecimpung dalam perkara dan kepentingan serta ambisi duniawi; selalu ingat untuk membawa agamamu besertamu.” “Dengan diimbangi oleh prinsip-prinsip agama, engkau dapat bercita-cita setinggi-tingginya yang engkau inginkan.” Dia menandaskan bahwa dalam perjalanan menuju dan sewaktu berada di puncak sukses, cita-cita ini harus diimbangi dengan prinsip agama.

Alkitab menyediakan beberapa nasehat mengenai apa yang perlu dilakukan oleh mereka yang menduduki jabatan politis. Di zaman Alkitab, ada penguasa yang baik dan adil tetapi ada juga yang jahat dan tidak adil. Negarawan sejati adalah mereka yang jauh dari tindakan tak terpuji, dan banyak orang terpuji yang menduduki jabatan penting di pemerintahan di dunia ini. Kedua jenis manusia ini boleh jadi menduduki jabatan yang mirip dan bahkan sama namun memiliki sifat yang bertolak belakang. Mengapa demikian? Jelas, sebab pejabatlah yang membentuk jabatan bukan jabatan yang membentuk pejabat yang menduduki jabatan tersebut.

Yusuf menduduki jabatan penting di pemerintahan Mesir karena campur tangan langsung dari Tuhan. Sementara menenangkan hati para saudaranya yang merasa takut setelah kematian ayah mereka, dia berkata “Tuhan telah membuat aku penguasa Mesir” (Kej. 45:9), “Dia mengirimkan aku lebih dahulu untuk menyelamatkan nyawa” (ayat 5).

Daniel dan ketiga sahabatnya dipilih dari antara tawanan Babilon untuk menjalani pelatihan kepemimpinan pemerintahan. Mereka tidak menolak untuk terlibat dalam pelatihan ini. Setelah mendapat kenaikan pangkat dan jabatan sebagai “penguasa atas seluruh propinsi Babilon dan kepala gubernur atas semua orang bijak di seluruh Babilon,” dia meminta agar ketiga sahabatnya diangkat menjadi penguasa atas pemerintahan propinsi Babilon,” dan permintaan ini dipenuhi (Dan. 2:48-49). Ketiga sahabatnya ini juga naik

pangkat setelah lolos dari dapur api (Dan. 3:30). Mereka tidak menolak tawaran jabatan tersebut.

Raja Babilon yang berikut, Belshazzar, mengangkat Daniel menjadi orang ketiga di Babilon setelah berhasil menerjemahkan tulisan di dinding, beberapa jam sebelum Belshazzar ditaklukkan oleh Darius (Dan. 5:29). Raja Darius melihat potensi kepemimpinan pada diri Daniel, lalu mengangkat dia menjadi orang yang tertinggi dari tiga penguasa tertinggi di seluruh kerajaan (Dan. 6:2).

Selanjutnya, Daniel menjadi target rasa dengki dan iri hati para penguasa yang lain dan para putra mahkota raja ketika Raja Darius mempertimbangkan untuk mengangkat Daniel menjadi satu-satunya penguasa tertinggi di seluruh wilayah kerajaan (Dan. 6:28). Sangat jelas terlihat bahwa Daniel tidak menolak tanggung jawab pemerintahan yang ditawarkan kepadanya.

Tentunya, ada Mordekai, orang Yahudi, yang “duduk di gerbang raja” dan adalah salah satu budak raja Ahasueros (Ester 2:19, 3:3). Gerbang raja adalah tempat di mana transaksi-transaksi diadakan, dan para pejabat berada di sana. Dia tidak menolak pada saat dia ditawari untuk menggantikan Haman yang telah dihukum gantung. Akhirnya, dia menduduki jabatan yang hanya raja yang lebih tinggi dari dia (Ester 10:3). Tentunya, pada saat itu Ester juga memegang jabatan penting di kerajaan itu sebagai ratu. Beberapa generasi seterusnya, Ezra dan Nehemiah menduduki jabatan penting di negaranya masing-masing.

Pada zaman perjanjian baru ada yang disebut “tanggung jawab sipil umat Kristen” (Roma 13). Dikatakan bahwa kekuasaan yang ada diurapi oleh Tuhan sehingga siapa pun yang melawan kekuasaan ini melawan perintah Tuhan (Roma 3:1,2).

Dibutuhkan seorang Kristen sejati dalam dunia politik untuk mempromosikan perdamaian dunia sebab para pengikut Kristus diperintahkan untuk menjadi jurudamai (Mat. 5:9). Kristus juga meminta kita untuk memelihara dan melestarikan ciptaan-Nya. Dalam hal ini boleh jadi, orang-orang Advent tidak berdiri di barisan terdepan dalam gerakan protes atas perusakan lingkungan. Akan tetapi banyak dari kepercayaan mendasar kita yang menekankan gaya hidup yang “ramah lingkungan.” Misalnya, kepercayaan dan pengajaran yang kita anut menekankan gaya hidup yang sederhana dan seimbang dengan memakan makanan vegetaris. Gaya hidup yang mengkonsumsi makanan non-hewani adalah gaya hidup yang “ramah lingkungan.” Banyak studi yang membuktikan bahwa membudidayakan tumbuhan makanan lebih efisien dan kurang destruktif jika dibandingkan dengan pembudidayaan hewan untuk dijadikan makanan.

Kristus menghimbau kita untuk menjadi garam sebagai bumbu penyedap bagi makanan dunia dan menjadi terang bagi dunia (Mat. 5:13-16). Sumbangsih terbesar yang dapat diberikan seorang Advent kepada masyarakat sekelilingnya adalah dengan menjadi manusia yang diinginkan Tuhan dan menghidupkan iman kekristenannya dengan terbuka. Sebagai pengikut Kristus kita wajib memberikan/menciptakan nuansa sejuk dengan menjadi cahaya rohani bagi dunia.

Suatu saat kelak Yesus Kristus akan kembali dan Allah akan mendirikan kerajaan-Nya, suatu kerajaan yang tidak bisa binasa yang akan menghancurkan hingga berkeping-keping semua kerajaan dunia ini (Dan. 2:44). Tapi sebelum kerajaan itu jadi kenyataan, kita memiliki tanggung jawab kepada “Kaisar”. Sebab Tuhan berperan aktif dalam menaikkan dan menurunkan penguasa (baca: politikus) di dunia ini.

Pada akhirnya, jika ditanya apakah orang Advent boleh terjun ke dunia politik, saya akan menjawab: “Tentu. Kenapa tidak? Karena politikus Advent yang setia akan dapat memberikan kontribusi yang besar untuk kepentingan gereja, bangsa dan negara. Kita perlu memiliki pengaruh terutama dalam pembuatan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan Gereja Advent sebagai lembaga.” Jangan tolak jika kesempatan itu datang kepada Anda, sebab Tuhan seringkali menggunakan manusia, termasuk politikus, untuk mewujudkan kehendak-Nya.

Dr. Albert M. Hutapea

PUREK IV BIDANG HUMAS, UNAI

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 15

B E R I T A A D V E N T S E J A G A T

AY FISDAC Ber-”Snow Tubing” di Pocono Mountains, PA

Oleh Julia Sulu

Adventist Youth (AY) First Indonesian Seventh-Day Adventist Church (FISDAC), South Plainfield, New Jersey mengadakan, “Snow Tubing” Field Trip ke Jack Frost & Big Boulder (JFBB), Pocono Mountains, Pennsylvania (PA) pada Minggu (30/01). Masih dalam suasana musim dingin (winter) di mana salju di New Jersey masih nampak menumpuk, karena pada Sabat (16/01) dilanda salju yang tingginya bervariasi di beberapa negara bagian East Coast, USA seperti di Teaticket, Massachusetts mencapai 38 inci. Snow Tubing adalah sejenis permainan di atas salju menggunakan tube meluncur melalui lintasan (chute) baik untuk single, double, atau family. Jack Frost memiliki fasilitas 8 chute terdiri dari single dan double dengan 3 lift, sedang Big Boulder memiliki fasilitas 12 chute terdiri dari single, double dan family dengan 4 lift. Kurang lebih 40 an peserta baik orang tua, orang muda, remaja dan anak-anak

ikut berpartisipasi dalam acara field trip kali ini. Cuaca tampak cerah dan terasa sejuk dengan dihiasi pemandangan alam yang indah berupa hamparan white snow dan banyaknya ski tracks menambah antusias dan keinginan peserta untuk bermain snow tubing. Acara field trip ini selain bertujuan untuk bergembira dan bersantai bersama, di samping ingin mempererat hubungan anggota jemaat satu dengan lainnya, juga teman-teman dan keluarga. The view was fantastic and gorgeous with white snow. It reminded us that God’s love is pure, spotless and magnificent. Di antara peserta antara lain para pengurus FISDAC seperti Tommy Ringkuangan (AY Assistant Leader), Gerald Siwi (AY Secretary), Christine Silitonga Rotinsulu (Pathfinder Director), Olga Mandagi Tilaar (Adventist Community Services Leader), Santi Laoh Harahap (Children Ministries Leader),

Meylinda Ringkuangan Tirok (Vacation Bible School Leader), Ellen Moningka Kainde (Sabbath School Secretary), Sita Dewi (Music Coordinator), Michael Rotinsulu (Personal Ministry Leader), Bukaris Anugerah (Elder), dan Denny Wenur (Deacon). Yang lebih menarik lagi hadirnya dua peserta cilik yaitu Emile Kainde (4) dan Vanessa Tirok (3). Ini merupakan field trip kedua untuk tahun 2005 oleh AY FISDAC di mana pada Minggu (02/01) yang lalu telah diadakan field trip ke Menlo Park Ice Skating Ring, Edison, New Jersey. Everyone is looking forward to go on the next trip … until then!

Julia Sulu Adventist Youth Leader

FISDAC, New Jersey

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 16

S E R I A L A K H I R Z A M A N

Pintu Kasihan Segera Tertutup?

(Megapower Di Belakang Layar)

lanjutan

Oleh Bonar Panjaitan

Seperti kita ketahui, bahwa pemerintahan Partai Republik di AS sangat dekat dengan Vatikan, dan pada masa pemerintahan Partai Republik di bawah Presiden Reagan dibukalah hubungan diplomatik antara AS dengan Vatikan pada tahun 1984. Dalam masa pemerintahan Presiden Ronald Reagan pulalah pemerintah AS yang nota bene adalah negara sekular mensahkan Undang-Undang Anti Abortus yang sebenarnya bersifat agama. Hal ini diteguhkan kembali pada tahun 1992 pada masa pemerintahan Presiden George H. Bush.

Doktrin Gereja Katolik melarang

adanya abortus dan hal itu sebenarnya baik saja. Tetapi yang perlu dicermati di sini adalah bagaimana Vatikan dapat mendesak pemerintahan sekular AS untuk mendukung dan menjalankan doktrin keagamaannya. Sunday Laws adalah doktrin Gereja Katolik.

Bilamana kita ingat bahwa pada

pemilihan presiden AS tahun 1992, Presiden Bush Sr. pada saat itu adalah begitu populer, karena pada masa pemerintahannyalah Tembok Berlin runtuh, Uni Soviet bubar dan AS berhasil menghimpun banyak negara di dunia berdiri di belakangnya untuk

menyerang Irak dalam Perang Teluk. Pada pemilihan presiden tahun 1992, Presiden Bush mestinya dapat menang dengan mudah terhadap calon dari Partai Demokrat yang pada saat itu belum begitu terkenal, yaitu Bill Clinton. Bisa saja, seandainya pada saat itu, Presiden Bush Sr. memenangkan pemilihan presiden AS, mungkin kita pada saat ini sudah berada di gunung-gunung. Tetapi Tuhan melihat bahwa umat-Nya masih belum bersedia. Dia, dalam kemurahan-Nya, masih menahan mata angin yang akan menimbulkan kesukaran dan penganiayaan. Di luar dugaan, Presiden Bush Sr. kalah. Dan tahukan anda, satu hari setelah pelantikannya, pada tanggal 21 Januari 1993, Presiden Clinton membatalkan UU Anti Abortus.

Sesungguhnya doktrin Gereja

Katolik merupakan issue yang kritikal dalam politik AS. Menarik untuk melihat tanggapan Pat Robertson, pemimpin dari Christian Coalition di AS setelah kekalahan George Bush Senior. The AntiChrist and the New World Order, 78.

“Dalam satu Konferensi Road to

Victory, Pat Robertson berkata kepada hadirin yang bertepuk tangan dengan gemuruh: ‘Kita akan kembali di tahun 1993, kembali di tahun 1994, kembali di tahun 1995, 1996, 1997, 1998, kembali di tahun 1999, kita akan kembali sampai kita memenangkan semuanya’.”

Setelah melihat hal ini, kini kita

dapat lebih paham mengapa pemilihan presiden AS tahun 2000 yang lalu sangat diwarnai oleh hal-hal yang tidak seperti biasanya. Kita juga dapat melihat bagaimana akhirnya pemenang pemilihan presiden AS yang lalu ditentukan oleh keputusan Mahkamah Agung AS dengan suara 5-4. Hal ini

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 17

tidak lepas dari rencana Christian Coalition untuk membawa hal ini sampai di Mahkamah Agung AS yang sudah dikuasai oleh Katolik. Dari 9 anggota Mahkamah Agung AS, 7 ditunjuk oleh presiden yang berasal dari Partai Republik dan 5 di antaranya adalah Katolik atau simpatisan Katolik. Menarik untuk melihat bahwa pada waktu akhirnya Presiden George Walker Bush terpilih melalui keputusan Mahkamah Agung AS, 3 hari setelah pelantikannya, dia segera memberlakukan kembali UU Anti Abortus yang sudah dibatalkan sebelumnya oleh pendahulunya, Presiden Clinton. Jakarta Post, 24 Januari 2001.

EU comdemns Bush’s decision on abortus. Walaupun diprotes negara-negara Eropa, presiden dari Partai Republik ini tetap menghidupkan kembali doktrin Gereja Katolik ini.

Waktunya akan segera tiba bilamana Sunday Laws akan segera diberlakukan di AS. Satu-satunya penghalang hukum (legal barrier) untuk melaksanakan hal itu adalah Amendment I dari Konstitusi AS.

Melihat kejadian di atas, gampang ditebak, bahwa bila waktunya tiba, maka proposal akan dimasukkan ke Senate dan DPR AS untuk pengesahannya. Dan bila ada pertentangan atas keputusan legislatif

(Senate & DPR), maka masalah ini akan dibawa ke Mahkamah Agung AS, lembaga yang akan menentukan kata akhir. Mengamati peristiwa pemilihan presiden AS di atas, hasil akhirnya sudah dapat ditebak. Dr. Norman Gulley dalam bukunya Christ Is Coming, hal. 214 menuliskan hal berikut:

Attack on the First Amendment. Chief Justice of the United States Supreme Court William H. Rehnquist concludes, “The ‘wall of separation between church and state’ is a metaphor based on bad history, a metaphor which has proved useless as a guide to judging. It should be frankly and explicitly abandoned. Pernyataan di atas diberikan oleh Ketua Mahkamah Agung AS pada tahun 1985. Adalah Presiden Reagan dari Partai Republik yang mengusulkan pengangkatan William Rehnquist sebagai Ketua Mahkamah Agung AS.

Lebih lanjut di dalam buku Christ

Is Coming, 218-219, dituliskan: The Game Plan of the Christian Coalition. On September 13, 1997, Christian Coalition state leaders in Atlanta held a closed-door breakfast. Pat Robertson “offered a detailed ‘game plan’ for delivering the White House to a handpicked Christian Coalition GOP candidate in the year 2000.” “According to Robertson, the nation faces the threat of annihilation by God due to legal abortion. The only way to save the country from God’s wrath, he added, is for the Christian Coalition to elect a president who will implement the organization's ’agenda. Someone

taped Robertson’s speech, and it went public. He called for his Coalition to get behind one Republican candidate for president. Kita dapat melihat dengan jelas, organisasi yang berkedok agama ini sudah terlalu jauh terlibat dalam hal politik, dan sangat cocok untuk menjadi patung dari Kepausan, suatu badan keagamaan yang juga mengurusi politik. Untuk itu mari kita lihat apa yang sudah dituliskan oleh Ellen G. While di dalam Roh Nubuat. Great Controversy, 445. “Apabila gereja-gereja terkemuka di AS, yang menyatukan bagian-bagian doktrin tertentu yang sama-sama dipelihara oleh mereka, akan mempengaruhi pemerintah agar memaksakan ketetapan-ketetapan mereka dan mempertahankan lembaga-lembaga mereka, maka Amerika yang beraliran Protestan akan membentuk suatu citra hirarki Roma, dan pelaksanaan hukuman-hukuman sipil terhadap para pembangkang secara tak terhindarkan akan terjadi….” AS yang sekarang mengklaim dirinya sebagai kampiun demokrasi akan segera menjadi negara otoriter. Menarik untuk melihat tulisan di Kompas, 5 September 2002.

Carter: Reputasi AS soal HAM Pudar. Penerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2002 ini sadar bahwa negara yang pernah dipimpinnya kini sudah jauh berubah dari prinsip-prinsip demokrasi yang dianutnya.

Selanjutnya marilah kita lihat rentetan kejadian ini secara keseluruhan. Menurut pendapat saya perekonomian AS tidak akan pernah lagi kembali seperti semula. Kelihatannya inilah saat itu, di mana kehancuran ekonomi akan terjadi. Financial Times, 28 November 2001.

Warta Advent On-line (WAO) 18 Februari 2005 18

Europe’s Hope. Di dalam tulisan ini disebutkan: “The region’s policymakers are cautiously optimistic about prospect for recovery next year. But they now accept that its fate depends on the condition of the US economy. For many European firms, a problem in the US becomes a global matter immediately.”

Di bawah ini kita akan melihat

berbagai kutipan yang menunjukkan bahwasanya keadaan ekonomi dunia sedang mengalami penurunan secara serempak. Financial Times, 18 November 2001.

Figures show US industry in longer recession since the 1930s. Di dalam artikel ini disebutkan bahwa tidak ada yang tahu kapan, kalaupun, akan terjadi perbaikan ekonomi dunia. Penurunan ekonomi juga melanda Jepang, negara ekonomi terbesar kedua sesudah AS. Jakarta Post, 20 November 2001.

BoJ report paints bleak picture of Japan. Bank sentral Jepang menilai penurunan konsumsi publik dan pengurangan jam kerja buruh serta pengangguran yang mencapai 5.3% semakin membuat suram perbaikan ekonomi Jepang. Dan bagaimana dengan Jerman? Jakarta Post, 20 November 2001.

German economy stagnates: Bundesbank. Dikatakan bahwa penurunan ekonomi global tidak diragukan lagi akibat ketidakpastian menyusul serangan terror di AS. Selain 3 raksasa ekonomi di atas, negara maju lainnya juga melihat gambaran yang suram. Financial Times, 21 November 2001.

OECD delivers gloomy forecast. Disebutkan bahwa perasaan tidak aman akibat serangan 9/11 telah membuat orang lebih berhemat dalam pengeluaran, mengakibatkan penurunan ekonomi. Semua di atas tercermin dalam harga-harga saham di bursa dunia. Kompas, 23 Juli 2002.

Harga Saham di Bursa Dunia Berjatuhan. Kejatuhan bursa Wall Street memicu perdagangan saham di

seluruh dunia ikut terseret jatuh. Peristiwa kejatuhan bursa saham terus berlanjut sampai beberapa bulan kemudian. Kompas, 4 September 2002.

Bursa Saham Global Alami Penurunan Tajam. Kejatuhan bursa saham Tokyo (bursa yang erat kaitannya dengan bursa Dow Jones di New York) menyeret bursa-bursa saham di Asia. Sesuatu yang terjadi di AS ternyata berdampak luas ke seluruh dunia.

(Bersambung….)

–– BBOONNAARR PPAANNJJAAIITTAANN

PEMIMPIN REDAKSI WAO – JAKARTA