walikota tangerang selatan filewalikota tangerang selatan peraturan walikota tangerang selatan nomor...
TRANSCRIPT
WALIKOTA TANGERANG SELATAN P E R A T U R A N W A L I K O T A T A N G E R A N G S E L A T A N
NOMOR 64 TAHUN 2011
TENTANG
TATA CARA PENGELOLAAN PAJAK DAERAH NON PBB DAN BPHTB
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA TANGERANG SELATAN,
Menimbang
Mengingat
bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 15, Pasal 28, Pasal
41, Pasal 54, Pasal 65, Pasal 78, Pasal 91 dan Pasal 104 Peraturan
Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak
Daerah, perlu mengatur Tata Cara Pengelolaan Pajak Daerah;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Tata Cara Pengelolaan
Pajak Daerah Non PBB dan BPHTB;
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3686), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987);
- 2 -
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4389);
7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota
Tangerang Selatan Di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4935);
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5049);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Keuangan Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4738);
Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah
Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar
Sendiri Oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5179);
Memperhatikan
Menetapkan
17. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan (Lembaran
Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 Nomor 06, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 0610);
18. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 7 Tahun 2010 tentang
Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2010
Nomor 07, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan
Nomor 0710);
1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah Dan
Penerimaan Pandapatan Lain-lain;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
3. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 46 Tahun 2009 tentang
Pemberlakuan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang dan Peraturan
Bupati Tangerang Di Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2009 Nomor 46);
MEMUTUSKAN :
PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN
PAJAK DAERAH NON PBB DAN BPHTB.
B A B I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah.
- 5 -
3. Walikota adalah Walikota Tangerang Selatan.
4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan.
5. Dinas adalah Dinas yang berwenang dalam pengelolaan pajak daerah.
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas yang berwenang dalam pengelolaan pajak daerah.
7. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Dinas/Unit/Satuan
Kerja yang mengelola sumber-sumber pendapatan daerah, baik keseluruhan maupun sebagian,
dibawah dan atau diluar Dinas.
8. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
9. Pemegang Kas Daerah adalah Bank Pembangunan Daerah atau Bank Persepsi yang ditunjuk.
10. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang
ditentukan oleh Kepala Daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar
seluruh pengeluaran daerah pada Bank yang ditetapkan.
11. Bendahara Penerimaan adalah Pejabat Fungsional yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan
daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
12. Fungsi adalah satu jenis pekerjaan/kegiatan atau lebih yang saling berkaitan yang
menghasilkan keluaran tertentu.
13. Pendapatan Daerah adalah seluruh penerimaan daerah yang bersumber dari Pajak Daerah,
Retribusi Daerah dan Penerimaan Lain-lain.
14. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah adalah Penerimaan Daerah yang tidak termasuk
dalam jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
dipisahkan.
15. Pengelolaan adalah urutan pelaksanaan pekerjaan dalam suatu kegiatan, serta hubungannya
dengan kegiatan lain dalam suatu proses dan fungsi yang berkesinambungan, untuk
menghasilkan sesuatu yang akan menjadi masukan bagi pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan
pada fungsi lain sebagai suatu kelanjutan dalam suatu proses.
16. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
- 6 -
17. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Mil ik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan
bentuk usaha tetap.
18. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat NPWPD adalah Nomor yang
diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak Daerah dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan.
19. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
20. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma
pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah
kamar lebih dari 10 (sepuluh).
21. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.
22. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran,
yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk
jasa boga/katering.
23. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.
24. Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian yang
dinikmati dengan dipungut bayaran.
25. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.
26. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya
dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau
untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat,
dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.
27. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan
sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.
28. Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
- 7 -
29. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.
30. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
31. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
tanah.
32. Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan
sarang burung walet.
33. Burung Walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu collocalia fuchliap haga,
collocalia maxina, collocalia esculanta, dan collocalia linchi.
34. Subyek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakan Pajak.
35. Wajib Pajak, yang selanjutnya disingkat WP adalah orang pribadi atau Badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan perpajakan daerah.
36. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur
dengan Peraturan Walikota paling lama 3 (tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar bagi
Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang.
37. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender, kecuali bila Wajib
Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
38. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak,
dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan perpajakan daerah.
39. Pendaftaran adalah kegiatan untuk menjaring Subjek Pajak yang mempunyai kewajiban Pajak
atau Retribusi Daerah yang belum terdaftar sebagai wajib pajak/wajib retribusi untuk
dikukuhkan sebagai wajib pajak dan perluasan/penambahan usaha wajib pajak lama yang
belum/tidak dilaporkan guna pemutakhiran Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).
40. Pendataan adalah kegiatan untuk memperoleh data atau untuk memantau dan
mengadministrasikan penyampaian surat pemberitahuan pajak daerah baik yang dihitung
secara jabatan {Official Assesment) maupun Pajak Daerah yang dihitung dan disetor serta
dilaporkan sendiri oleh wajib pajak (Sel/Assesment).
41. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data obyek dan
subyek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak
kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya.
- 8 -
42. Penagihan Pajak adalah serangkaian kegiatan penagihan pajak daerah yang telah jatuh tempo
sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah yang diterbitkan namun belum dibayar oleh
Wajib Pajak.
43. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, Obyek pajak dan/atau bukan obyek pajak dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan perpajakan daerah.
44. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD atau dokumen lain yang
dipersamakan, adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Walikota.
45. Pembayaran adalah pembayaran/penyetoran atas pajak yang terutang oleh Wajib Pajak ke Kas
Daerah atau ketempat lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
46. Surat Ketetapan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD atau dokumen lain yang
dipersamakan, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak
yang terutang.
47. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDKB atau
dokumen lain yang dipersamakan, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya
jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak,
besarnya sanksi administratif, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
48. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya disingkat
SKPDKBT atau dokumen lain yang dipersamakan, adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
49. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkat SKPDN atau dokumen lain
yang dipersamakan, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
50. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKPDLB atau
dokumen lain yang dipersamakan, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang
terutang atau seharusnya tidak terutang.
- 9 -
51. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD atau dokumen lain yang
dipersamakan, adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif
berupa bunga dan/atau denda.
52. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis,
kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam Peraturan
Perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat
Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah, Surat Keputusan
Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberatan.
53. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.
54. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan
Keberatan yang diajukan Wajib Pajak.
55. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk
periode Tahun Pajak tersebut.
56. Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian
surat pemberitahuan dan lampiran-lampirannya termasuk penilaian tentang kebenaran
penulisan dan perhitungannya.
57. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan professional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah untuk tujuan
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan Perundang-undangan Perpajakan Daerah.
- 10-
58. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Penyidik Pegawai
Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang dan kewajiban untuk melakukan Penyidikan
terhadap pelanggaran Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan yang memuat
sanksi/ancaman Pidana.
59. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
60. Kas Register adalah mesin Kasir yang merupakan peralatan mekanik/elektronik untuk
menghitung/mencatat transaksi pembayaran yang dilengkapi laci penyimpanan sejumlah uang.
61. Pembinaan Wajib Pajak adalah tugas menjalin hubungan kerja dengan Wajib Pajak, adapun
tugas-tugasnya di antaranya mensosialisasikan Program-program Pemerintah Daerah, mendata
dan mencatat table re cor d Wajib Pajak, membuat Berita Acara Serah Terima apabila dialih
tugaskan.
62. Official Assesment adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
Pemerintah Daerah (fiscus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
63. Self Assesment adalah suatu sistem pemungutan pajak dimana Wajib Pajak diberikan
wewenang menghitung, menyetor dan melaporkan kewajiban pajaknya sendiri.
64. Penetapan pajak secara jabatan, adalah penetapan besarnya pajak terutang yang dilakukan oleh
Walikota atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan data yang ada atau keterangan lain yang
dimiliki oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk.
BAB I I
PAJAK DAERAH NON PBB DAN BPHTB
Pasal 2 Pajak Daerah Non PBB dan PBHTB Kota Tangerang Selatan terdiri atas :
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Parkir;
-11 -
g. Pajak Air Tanah; dan
h. Pajak Sarang Burung Walet.
Pasal 3
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah yang terkait dengan Pajak Derah adalah Pendapatan
denda pajak.
BAB I I I
TATA CARA PENGELOLAAN PAJAK DAERAH NON PBB DAN BPHTB
Pasal 4
Pengelolaan atas Pajak Daerah Non PBB dan BPHTB terdiri dari :
a. pendaftaran dan pendataan;
b. penetapan;
c. penyetoran;
d. angsuran dan permohonan penundaan pembayaran;
e. pembukuan dan pelaporan;
f. keberatan dan banding;
g. penagihan;
h. pembetulan, pembatalan, pengurangan penetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi
administrasi; dan
i . pengembalian kelebihan pembayaran.
Pasal 5
Kegiatan administrasi, formulir dan buku dalam pengelolaan Pajak Daerah Non PBB dan BPHTB
dilaksanakan berdasarkan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Walikota
ini.
Pasal 6
Daftar formulir dan buku dalam pengelolaan Pajak Daerah Non PBB dan BPHTB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 tercantum dalam Lampiran I I Peraturan Walikota ini.
- 12 -
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tangerang Selatan.
Ditetapkan di Tangerang Selatan,
pada tanggal k J u l i 2011.
WALIKOTA
NIP. 19550615 198112 1 001
BERITA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2« 11 NOMOR 64.
LAMPIRAN I : PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR : fj» TAMUN 2 0 1 1 .
TENTANG : TATA CARA PENGELOLAAN PAJAK DAERAH NON
PBB DAN BPHTB.
K E G I A T A N ADMINISTRASI, F O R M U L I R DAN BUKU
DALAM P E N G E L O L A A N PAJAK DAERAH NON PBB DAN BPHTB
A. PENDAFTARAN
Kegiatan Pendaftaran adalah untuk pemberian identitas kepada WP yang mempunyai kewajiban Pajak
Daerah yang terdiri atas :
l . Kegiatan pendaftaran terdiri atas :
a. Menyiapkan Formulir Pendaftaran WP Pribadi/Badan (DPD - 01);
b. Mengirim dan atau menyerahkan langsung Formulir Pendaftaran kepada WP;
c. Selanjutnya Formulir Pendaftaran yang telah dikirim atau diserahkan langsung oleh WP
dicatat ke dalam Daftar Formulir Pendaftaran dikirim/kembali dan belum kembali (BK - 01);
d. Menerima kembali Formulir Pendaftaran yang telah diisi dan ditandatangani (Isian Formulir
Pendaftaran) dari WP berikut lampiran-lampiran yang diminta, kemudian memeriksa
kelengkapan Isian Formulir Pendaftaran serta lampiran-lampirannya.
e. Dalam hal WP mengembalikan Formulir Pendaftaran yang tidak lengkap, maka semua berkas
yang sudah diterima dikembalikan lagi kepada WP.
f. Formulir Pendaftaran yang sudah lengkap dan telah ditanda tangani oleh WP atau yang diberi
kuasa maka lembar ke 2 (dua) dikembalikan ke WP dan lembar ke l (pertama) diterima oleh
Staf yang bertugas pada kegiatan pendaftaran, kemudian dicatat ke dalam Daftar Formulir
Pendaftaran diberi tanda dan tanggal penerimaannya, kemudian ditanda tangani oleh Kepala
Seksi.
g. Kepala Dinas menerbitkan dan menandatangani Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (Kartu NPWPD, DPD - 05) atas nama Kepala Daerah untuk diserahkan kepada WP;
h. Kartu NPWPD merupakan identitas permanen kepada WP untuk kemudahan pelayanan
kepada WP.
i . NPWPD akan selalu dicantumkan pada setiap dokumen Perpajakan dan surat-surat lain yang
ada hubungannya dengan pemberian pelayanan Pemerintah Daerah kepada WP.
j . Adapun struktur NPWPD terdapat 13 digit yang terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut:
• Digit 1 : diisi P untuk Pajak Daerah
• Digit 2 : diisi 1 atau 2 untuk membedakan Golongan WP Pribadi atau Badan
Digit 3 s/d 9 : diisi Nomor Pokok yang disusun berurutan untuk seluruh WP yang
ada
Digit 10 s/d 11 : diisi kode wilayah Kecamatan
Digit 12 s/d 13 : diisi kode wilayah kelurahan
B 9 9
J
Kode Pajak (P)
Kode Golongan (1 atau 2)
-r Nomor Pokok / Nomor Urut —*• Kode Kecamatan
Kode Kelurahan
t Khusus untuk WP yang berdomisili diluar wilayah Kota Tangerang Selatan tetapi memiliki
kewajiban Pajak karena mempunyai obyek Pajak di dalam wilayah Kota Tangerang Selatan,
diberikan nomor kode wilayah kecamatan "00" dan kode wilayah kelurahan "00".
k. Berdasarkan Kartu NPWPD yang diterbitkan, membuat Daftar Induk WP (BK - 04) dan
Daftar WP Pribadi/Badan (BK - 06) yang ditanda tangani oleh Kepala Seksi dan diketahui
oleh Kepala Bidang.
2. Formulir/Kartu dan Daftar yang dipergunakan adalah :
a. Formulir/Kartu terdiri atas :
1) Formulir Pendaftaran (DPD -01);
2) Kartu NPWPD (DPD - 05).
b. Daftar terdiri atas :
1) Daftar Formulir Pendaftaran dikirim/kembali dan belum kembali (BK - 01);
2) Daftar Induk WP (BK - 04);
3) Daftar WP Pribadi/Badan (BK - 06).
PENDATAAN
1. Kegiatan Pendataan dengan Cara Penetapan Kepala Daerah (Official Assesment) untuk Wajib Pajak
meliputi:
a. Menyiapkan Daftar WP Pribadi/Badan (BK - 06) untuk dijadikan dasar penerbitan SPTPD;
b. Membuat Daftar SPTPD yang dikirim/kembali/belum dikembalikan (BK - 02) berdasarkan
objek pajaknya masing-masing untuk digunakan sebagai dasar untuk mengirim atau
menyampaikan SPTPD kepada WP;
c. WP atau yang diberi kuasa harus menyerahkan Isian SPTPD yang sudah ditanda tangani oleh
WP kepada Dinas.
d. Menerima dan memeriksa kelengkapan Isian SPTPD (DPD - 02) yang telah diisi dan ditanda
tangani oleh WP atau yang diberi Kuasa :
1) Apabila pengisiannya benar dan lampirannya lengkap, dalam Daftar SPTPD yang
dikirim/kembali/belum dikembalikan diberi tanda tanggal terima dan tanda tangan
sebagai bukti bahwa WP telah menyerahkan SPTPD;
2) Apabila Isian SPTPD belum lengkap maka Isian SPTPD beserta lampirannya
dikembalikan lagi kepada WP untuk dilengkapi.
e. Atas dasar SPTPD yang telah diisi oleh WP, mencatat data Isian SPTPD ke dalam Kartu Data
(DPD - 04) dengan mengetahui Kepala Seksi; f. Formulir dan Daftar yang digunakan adalah :
1) Formulir terdiri atas : a) Formulir SPTPD (DPD - 02);
b) Kartu Data (DPD - 04);
c) Surat Teguran untuk Memasukan SPTPD (DPD-06).
2) Daftar terdiri atas :
a) Daftar SPTPD Yang Dikirim/kembali dan belum kembali (BK - 02);
b) Daftar Surat Teguran untuk Memasukan SPTPD (DPD-02).
Kegiatan Pendataan dengan Cara dibayar sendiri (Self Assesment) untuk Wajib Pajak yang sudah
memiliki NPWPD meliputi:
a. WP menyampaikan Isian SPTPD beserta SSPD yang telah divalidasi bank dilengkapi dengan
laporan omzet penjualan paling lambat pada tanggal 20 bulan berikutnya kepada Dinas;
b. WP atau yang diberi kuasa harus menyerahkan Isian SPTPD yang sudah ditanda tangani oleh
WP kepada Dinas sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan, apabila terjadi
keterlambatan menyampaikan SPTPD, maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda
yang akan diatur kemudian;
c. Mencatat ke dalam Daftar Surat Teguran untuk Memasukan SPTPD (BK-08) terhadap WP
yang belum mengembalikan atau menyerahkan SPTPD sesuai dengan batas waktu yang
ditentukan yang selanjutnya dari daftar tersebut diterbitkan Surat Teguran untuk memasukan
SPTPD (DPD-06);
d. Jika sudah disampaikan Surat Teguran untuk memasukan SPTPD (DPD - 06) tetapi WP
belum juga menyerahkan SPTPD nya maka WP akan dikenakan Penetapan secara jabatan,
dengan dikenakan sangsi administrasi berupa kenaikan 25 % dari pokok pajak terhutang;
e. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendataan (SPTPD) yang telah diisi dan
ditanda tangani oleh Wajib Pajak atau yang diberi Kuasa :
1) Apabila pengisiannya benar dan lampirannya lengkap, dalam Daftar SPTPD (BK - 02)
diberikan tanda dan tanggal penerimaan;
- 4 -
2) Apabila belum lengkap, SPTPD beserta lampirannya dikembalikan kepada WP untuk
dilengkapi.
f. Atas dasar SPTPD yang telah diisi oleh WP, mencatat data Pajak Daerah ke dalam Kartu Data
(DPD - 04) dan ke dalam Daftar SPTPD WP Sel/assesment (BK - 03);
g. Formulir dan Daftar yang digunakan adalah :
1) Formulir terdiri atas :
a) Formulir SPTPD (DPD - 02);
b) Kartu Data (DPD-04);
c) SSPD(DPD-12);
d) Lampiran omzet penjualan (DPD -02A).
2) Daftar terdiri atas : a) Daftar SPTPD Yang Dikirim/kembali/belum dikembalikan (BK - 02);
b) Daftar SPTPD WP Self Assesment (BK- 03).
3. Kegiatan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan WP ( Sel/Assesment) meliputi :
a. Dinas dapat melakukan pemeriksaan kepada WP selama belum berakhirnya masa kadaluwarsa
pajak (5 tahun);
b. Kepala Dinas mengeluarkan Surat Tugas Pemeriksaan kepada Pemeriksa Pajak untuk
melakukan pemeriksaan kepada WP;
c. Setiap pemeriksaan kepada WP harus dilengkapi dengan Surat Tugas Pemeriksaan yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas.
d. Surat Tugas Pemeriksaan hanya menyangkut satu tahun pajak, selanjutnya apabila
pemeriksaan akan diperluas ke tahun-tahun sebelumnya atau sesudahnya selain tahun pajak
yang diperiksa, maka Kepala Dinas harus menerbitkan Surat Tugas Pemeriksaan yang baru
sesuai dengan tahun pajak yang bersangkutan. e. Dalam pelaksanaan pemeriksaan, Pemeriksa Pajak berhak meminjam buku-buku, catatan-
catatan dan dokumen lain;
f. Setiap hasil pemeriksaan harus diberitahukan kepada WP secara tertulis dalam bentuk Laporan
Pemeriksaaan (DPD-07), yaitu mengenai hal-hal yang berbeda antara isian SPTPD dari WP
dengan hasil pemeriksaan dan selanjutnya untuk ditanggapi oleh WP;
g. Dalam hal masih terdapat perbedaan pendapat pada Laporan Pemeriksaan antara WP dan
Pemeriksa Pajak, maka WP berhak mengajukan Keberatan atau Banding pada proses
berikutnya setelah pemeriksaan selesai dan WP tidak perlu menandatangani Laporan
Pemeriksaan;
h. Dalam hal tidak ada perbedaan pendapat pada isi Laporan Pemeriksaan, maka WP, Pemeriksa
Pajak dan Kepala Dinas harus menandatangani Laporan Pemeriksaan;
i . Atas dasar Laporan Pemeriksaan, kemudian mencatat ke dalam Kartu Data (DPD-04);
k. Formulir yang digunakan adalah :
1) Kartu Data (DPD-04);
2) Laporan Pemeriksaan (DPD-07).
PENETAPAN
1. Kegiatan Penetapan dengan Cara Penetapan Kepala Daerah (Official Assesment) meliputi:
a. Pajak Reklame :
1) Menyiapkan Daftar WP Pribadi/Badan;
2) WP atau yang diberi kuasa harus menyerahkan Isian SPTPD yang sudah ditanda tangani
oleh WP dan Surat Pengantar Nilai Sewa Reklame (NSR) dari Dinas/Badan yang
mengelola Perijinan kepada Staf yang bertugas dalam kegiatan penetapan untuk
digunakan sebagai dasar untuk menetapkan pajak daerah;
3) Menerima dan memeriksa kelengkapan Isian SPTPD yang telah diisi dan ditanda
tangani oleh WP atau yang diberi Kuasa dan kelengkapan Surat Pengantar Nilai Sewa
Reklame (NSR) :
a) Apabila pengisiannya benar dan lampirannya lengkap, SPTPD diberi tanda
tanggal terima dan tanda tangan oleh petugas sebagai bukti bahwa WP telah
menyerahkan SPTPD dan NSR;
b) Apabila Isian SPTPD dan NSR belum lengkap maka Isian SPTPD beserta
lampirannya dikembalikan lagi kepada WP untuk dilengkapi.
4) Atas dasar SPTPD dan NSR tersebut dibuat nota perhitungan, mencetak SKPD dan
SSPD;
5) SKPD yang telah dicetak, kemudian ditanda tangani oleh Kepala Bidang selanjutnya
dicatat ke dalam Daftar SKPD;
6) mendistribusikan SKPDT dan tanda terimanya untuk diserahkan ke WP;
7) mencatat tanggal tanda terima SKPD kedalam Daftar SKPD;
8) Apabila SKPD yang diterbitkan tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari sejak SKPD diterima, dikenakan sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) tiap bulan dengan menerbitkan STPD. b. Pajak Air Tanah :
1) Menyiapkan Daftar WP Pribadi/Badan;
2) Seksi yang bertugas melakukan pendataan pajak air tanah mencatat volume pemakaian
air dari WP;
3) Atas dasar daftar pemakaian volume air tersebut dibuat nota perhitungan untuk menentukan pajak terhutang;
4) Atas dasar Nota Perhitungan Pajak yang dibuat, Kepala Bidang menerbitkan dan
menandatangani SKPD sebagai dasar Penetapan pajak terhutang kepada WP dan
selanjutnya mencatat ke dalam Daftar SKPD;
5) Seksi mendistribusikan SKPD dan tanda terimanya untuk diserahkan ke WP;
6) mencatat tanggal tanda terima SKPD kedalam Daftar SKPD;
7) Apabila SKPD yang diterbitkan tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari sejak SKPD diterima, dikenakan sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 2% (dua persen) tiap bulan dengan menerbitkan STPD.
Kegiatan Penetapan dengan cara Membayar sendiri (Sel/Assesment) antara lain meliputi:
a. Setelah Wajib Pajak membayar pajak terutang berdasarkan SPTPD yang dilampiri dengan
rekapitulasi/ikhtisar data omset setiap jenis pajak dan SSPD yang telah divalidasi oleh Bank
kemudian dicatat dalam Kartu Data;
b. Atas dasar Kartu Data dan / atau Hasil Pemeriksaan atau keterangan lain, dengan cara dihitung
jumlah pajak terutang dan jumlah kredit pajak yang diperhitungkan dalam kartu Data;
c. Jika Pajak terhutang kurang atau tidak dibayar maka diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar (SKPDKB) dan tanda terimanya;
d. Jika tidak terdapat selisih antara pajak terutang dan kredit pajak, maka diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN) dan tanda terimanya;
e. Jika terdapat tambahan obyek pajak yang sama sebagai akibat ditemukannya data baru, maka
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKBT) dan tanda terimanya;
f. Jika terdapat kelebihan pembayaran pajak terutang, maka diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) dan tanda terimanya;
g. Menyimpan kembali Kartu Data Setelah pembuatan Nota Perhitungan Pajak selesai;
h. Menerbitkan Daftar SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, dan SKPDN atas dasar Surat Ketetapan
Pajak Daerah tersebut diatas;
i . mendistribusikan SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB dan SKPDN kepada WP Self Asessment,
j . Surat Ketetapan ditandatangani oleh Kepala Dinas;
k. Menyerahkan kepada WP berupa SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN, SKPDLB beserta tanda
terimanya kepada WP;
1. Mencatat tanggal tanda terima SKPDKB/SKPDKBT,SKPDN kedalam Daftar
SKPDKB/SKPDKBT/SKPDN lalu menyerahkan kopian Daftar
SKPDKB/SKPDKBT/SKPDN kepada Unit kerja yang melaksanakan Intensifikasi dan
Ekstensefikasi sebagai dasar untuk menyiapkan bahan identifikasi dan penyelesaian
permasalahan berkaitan dengan Pajak Daerah meliputi antara lain Pembetulan, Pembatalan,
Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan atau Pengurangan sanksi Administrasi serta
Pengembalian Kelebihan Pembayaran dan sebagai dasar untuk melakukan pendataan terhadap
Obyek maupun Subyek Pajak Daerah yang dapat diajukan untuk peningkatan PAD;
m. Apabila SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN yang diterbitkan tidak atau kurang dibayar setelah
lewat waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN diterima,
dapat diberikan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) tiap bulan dengan
menerbitkan STPD.
3. Kegiatan Penetapan Secara jabatan meliputi:
a. Membuat Nota Perhitungan Pajak atas dasar Kartu Data dari Hasil Pemeriksaan dan atau
keterangan lain, karena SPTPD tidak disampaikan dan telah disampaikan Surat Teguran untuk
memasukan SPTPD;
b. Menyimpan kembali Kartu Data setelah pembuatan Nota Perhitungan Pajak Daerah selesai;
c. Menerbitkan SKPD/SKPDKB dan membuat Daftar SKPD/SKPDKB atas dasar Nota Perhitungan Pajak Daerah;
d. SKPD/SKPDKB ditanda tangani oleh Kepala Dinas;
e. Menyerahkan SKPD/SKPDKB beserta tanda terimanya kepada WP.
f. Formulir dan Daftar/Buku yang dipergunakan adalah :
1) Formulir terdiri atas :
a) Surat Teguran untuk memasukan SPTPD (DPD - 06);
b) Kartu Data (DPD-04);
c) Laporan Pemeriksaan Pajak Daerah (DPD - 07);
d) Nota Perhitungan Pajak Daerah (DPD - 08);
e) SKPD (DPD - 10A);
0 SKPDN (DPD-10C);
g) SKPDKB (DPD-10D);
h) SKPDKBT (DPD - 10E);
i) STPD (DPD - 11);
j) SKPDLB (DPD - 10F).
Daftar terdiri atas:
a) Daftar Surat Keterangan (BK- 09);
b) Daftar Surat Teguran untuk memasukkan SPTPD (BK - 08).
KEGIATAN PENYETORAN
1. Melalui setoran tunai ke Kas Daerah/Bank Jabar Banten :
a. Kas Daerah/Bank menerima setoran atas dasar SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding dengan
menggunakan media penyetoran SSPD melalui Rekening Kas Daerah Kota Tangerang
Selatan;
b. Selanjutnya setelah SSPD tersebut divalidasi dan dicap oleh Bank :
• Lembar 1 dikembalikan ke WP yang bersangkutan;
• Lembar 2 dilaporkan oleh Pihak Bank ke Dinas.
• Lembar 3 untuk arsip Bank.
• Lembar 4 dan 5 untuk WP sebagai laporan ke Dinas.
C. Kas Daerah/Bank setiap hari harus membuat Laporan Pertangungjawaban atas penerimaan
uang yang ditanda tangani oleh Kepala Kas Daerah/Bank yang kemudian diserahkan kepada
Kepala Dinas melalui Bidang yang membidangi Pendapatan Daerah Non PBB dan BPHTB.
Melalui setoran transfer antar Bank :
a. WP melakukan pembayaran pajak daerah melalui transfer ke Rekening Kas Daerah Kota
Tangerang Selatan.
b. WP menyerahkan SSPD utuk divalidasi dan melampiri bukti transfer pembayaran pajak
daerah;
c. Selanjutnya setelah SSPD tersebut divalidasi dan dicap oleh Bank :
• Lembar 1 dikembalikan ke WP yang bersangkutan
• Lembar 2 untuk dilaporkan oleh pihak Bank ke Dinas. • Lembar 3 untuk arsip Bank.
• Lembar 4 dan 5 untuk WP sebagai laporan ke Dinas.
d. Kas Daerah/Bank setiap hari harus membuat Laporan Pertangungjawaban atas penerimaan
uang yang ditanda tangani oleh Kepala Kas Daerah/Bank yang kemudian diserahkan kepada
Kepala Dinas;
e. Laporan Pertanggungjawaban tersebut diatas, selanjutnya didistribusikan kepada :
1) Bidang yang membidangi Pendapatan Pajak Daerah;
2) Bidang Akuntansi;
3) Bendahara Umum Daerah.
f. Bendahara Penerimaan setiap hari membuat Laporan Penerimaan Kas dengan melampiri
kopian Bukti Penerimaan harus dipertanggungjawabkan kepada Kepala Dinas dan Bendahara
Umum Daerah (BUD);
g. Bendahara Penerima tidak diperbolehkan membuka rekening dengan nama atas pribadi pada
Bank atau giro pos dengan tujuan pelaksanaan APBD;
h. Bendahara Penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara administratif
atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya;
i . Bendahara penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara fungsional atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada Dinas dan BUD paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya;
j . Bendahara Penerima secara Periodikal (bulanan) menyiapkan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan SKPD (SPJ Pendapatan - Administratif) dan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan SKPD (SPJ Pendapatan - Fungsional) yang
ditanda tangani oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
k. Laporan Pertanggungjawaban penerimaan dilampiri dengan :
1) Buku Pembantu Per rincian Objek Penerimaan;
2) Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian;
3) Buku Kas Umum.
m. Laporan tersebut diatas, selanjutnya didistribusikan kepada :
1) Bidang Pendapatan;
2) Bidang Akuntansi.
n. Formulir dan Laporan/Buku yang dipergunakan adalah :
1) Formulir terdiri atas :
a) SSPD (DPD-12);
b) STS (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011).
2) Buku dan Laporan terdiri atas :
a) Buku Kas Umum;
b) Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian.
c) Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan SKPD (SPJ Pendapatan -
Administratif);
d) Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan SKPD (SPJ Pendapatan -
Fungsional); e) Laporan Penerimaan Kas.
ANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN
1. Angsuran Pembayaran a. Angsuran Pembayaran dilaksanakan meliputi:
1) Menerima Surat Permohonan Angsuran dari WP;
2) Mengadakan penelitian untuk dijadikan bahan dalam Persetujuan Perjanjian Angsuran
oleh Kepala Dinas;
3) Membuat Surat Perjanjian Angsuran/Penolakan Angsuran yang ditanda tangani oleh
Kepala Dinas, dan apabila permohonan disetujui selanjutnya dibuatkan Daftar Surat
Perjanjian Angsuran;
- 10-
4) Menyerahkan Surat Perjanjian Angsuran/Penolakan Angsuran Kepada WP;
5) Apabila pembayaran angsuran melewati tanggal jatuh tempo akan dikenakan bunga
sebesar 2% (Dua persen) dari pokok pajak yang belum dibayar dengan menerbitkan
STPD.
b. Formulir dan Buku/Daftar yang dipergunakan adalah :
1) Formulir terdiri atas :
a) SSPD (DPD-12);
b) Surat Permohonan Angsuran (DPD - 15);
c) Surat Perjanjian Angsuran (DPD - 17);
d) Surat Pemberitahuan Penolakan Angsuran (DPD - 19). 2) Buku/Daftar terdiri atas :
a) Buku Register Permohonan Angsuran (BK - 12);
b) Daftar Surat Perjanjian (BK - 13).
2. Kegiatan Penundaan Pembayaran meliputi:
a. Penundaan Pembayaran dengan kegiatan yang dilaksanakan terdiri atas :
1) Menerima Surat Permohonan Penundaan Pembayaran dari WP;
2) Mengadakan Penelitian untuk dijadikan bahan dalam pemberian Persetujuan Penundaan
Pembayaran oleh Kepala Dinas;
3) Membuat Surat Persetujuan Penundaan Pembayaran/Penolakan Penundaan Pembayaran
yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas, apabila permohonan disetujui dibuatkan Daftar
Persetujuan Penundaan;
4) Menyerahkan Surat Persetujuan Penundaan Pembayaran kepada WP.
b. Formulir dan Buku/Daftar yang dipergunakan adalah :
1) Formulir terdiri atas :
a) Surat Permohonan Penundaan Pembayaran (DPD - 16);
b) Surat Persetujuan Penundaan Pembayaran (DPD - 18); c) Surat Pemberitahuan Penolakan Penundaan Pembayaran (DPD - 19).
2) Buku/Daftar terdiri atas : a) Buku Register Permohonan Penundaan Pembayaran (BK - 14);
b) Daftar Persetujuan Penundaan Pembayaran (BK - 15).
PEMBUKUAN DAN PELAPORAN
1. Pembukuan Penetapan a Kegiatan Pembukuan Penetapan dilakukan dengan kegiatan meliputi:
1) Mencatat kedalam Buku Jenis Pajak masing-masing pada kolom penetapan yang
tersedia atas dasar Daftar SPTPD WP Sel/Assesment, Daftar SKPD, Daftar SKPDKB ,
Daftar SKPDKBT, Daftar SKPDN, Daftar SKPDLB dan Daftar STPD;
-11 -
2) Mencatat kedalam Buku WP sesuai dengan NPWPD dari WP masing-masing pada kolom penetapan yang tersedia atas dasar SPTPD,SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN, SKPDLB, dan STPD;
3) Mengarsipkan seluruh dokumen yang telah dicatat dengan memberi nomor urut file.
b. Formulir dan Daftar/Buku yang dipergunakan adalah : 1) Formulir terdiri atas :
a) SPTPD (DPD-02);
b) SKPD (DPD-10 A);
c) SKPDN (DPD-IOC);
d) SKPDKB (DPD-10 D);
e) SKPDKBT (DPD -10 E);
f) STPD (DPD-11); dan
g) SKPDLB (DPD - 10 F).
2) Daftar Buku terdiri atas :
a) Daftar SPTPD WP Sel/Assesment (BK - 03);
b) Daftar Surat Ketetapan (BK - 09);
c) Buku Jenis Pajak (BK - 16);
d) Buku WP(BK- 18).
Pembukuan Penerimaan
a. Kegiatan Pembukuan Penerimaan meliputi:
1) Mencatat kedalam Buku Jenis Pajak masing-masing pada kolom Penyetoran yang
tersedia atas dasar:
a) Buku Jurnal Penerimaan Kas;
b) Buku Besar;
c) Buku Besar Pembantu; dan d) Daftar Buku Pemindahbukuan,
2) Mencatat kedalam Buku WP sesuai dengan NPWPD dari WP masing-masing pada
kolom Penyetoran yang tersedia atas dasar validasi dari SSPD dan Bukti
Pemindahbukuan;
3) Mengarsipkan/menyimpan seluruh dokumen yang telah dicatat dengan memberi nomor
urut file.
b. Formulir dan Buku yang dipergunakan adalah :
1) Formulir terdiri atas : a) SSPD (DPD-12);
b) STS; c) Bukti Pemindahbukuan (DPD - 23).
2) Buku terdiri atas :
a) Buku Jurnal Penerimaan Kas.
b) Buku Besar.
c) Buku Besar Pembantu.
d) Daftar Bukti Pemindahbukuan (BK - 39).
3. Pelaporan.
a. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
1) Membuat Daftar Penetapan, Penerimaan dan Tunggakan per jenis Pajak Daerah atas
dasar Buku Jenis Pajak yang telah dijumlahkan dari kolom Penetapan dan kolom
Penyetorannya;
2) Membuat Daftar Tunggakan per WP atas dasar Buku WP yang telah dijumlah dari
kolom Penetapan dan Penyetorannya;
3) Membuat Buku Kendali;
4) Membuat Laporan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Non PBB dan BPHTB atas dasar
Daftar Penetapan, Penerimaan dan Tunggakan per jenis pajak dan Daftar Tunggakan per
WP;
5) Mengajukan Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah kepada Kepala Dinas
untuk ditandatangani;
6) Menyampaikan Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah beserta Daftar
Penetapan, Penerimaan dan Tunggakan per jenis Pajak, Daftar tunggakan per WP
kepada:
a) Walikota;
b) SKPD Pengelola Pendapatan Daerah lainnya;
c) Unit Kerja yang membidangi Pengembangan Pendapatan.
b. Formulir dan Daftar/Buku yang dipergunakan adalah :
1) Formulir Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah (DPD - 24);
2) Daftar/Buku terdiri atas :
a) Daftar Penetapan, Penerimaan dan tunggakan per jenis (BK - 20);
b) Daftar Tunggakan per WP (BK - 21);
c) Buku Jenis Pajak (BK - 16);
d) BukuWP(BK-18).
KEBERATAN DAN BANDING
1. Keberatan
a. Penyelesaian Keberatan dengan kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
1) Menerima Surat Permohonan Keberatan dari WP;
- 13 -
2) Meneliti kelengkapan permohonan keberatan WP, setelah dilakukan penelitian kembali dan bila perlu dilakukan pemeriksaan, dibuat Laporan Pemerikasaan atau Laporan Hasil Penelitian Kembali;
3) Penyampaian Laporan Pemeriksaan atau Laporan Hasil Penelitian Kembali kepada
Kepala Dinas untuk diteliti dan dipertimbangkan apakah permohonan keberatan dapat
diterima atau ditolak;
4) Menyampaikan berkas keberatan WP disertai pertimbangan Kepala Dinas kepada
Kepala Daerah untuk pembuatan keputusan, baik penerimaan atau penolakan terhadap
keberatan yang diajukan oleh WP tersebut;
5) Pembuatan Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk, berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah pajak terutang;
6) Penyerahan Surat Keputusan kepada WP.
b. Formulir dan Buku yang dipergunakan adalah :
1) Formulir terdiri atas :
a) SKPD (DPD-10 A);
b) SKPDN (DPD - IOC);
c) SKPDKB (DPD-10 D);
d) SKPDKBT (DPD - 10 E);
e) Surat Permohonan Keberatan (DPD - 26);
f) Laporan Pemeriksaan (DPD-07);
g) Laporan Hasil Penelitian Kembali (DPD - 25);
h) Surat Keputusan Penolakan Keberatan (DPD - 28);
i) Surat Keputusan Keberatan (DPD - 27);
j ) SKPDLB (DPD-10 F).
2) Buku terdiri atas : a) Buku Register Surat Permohonan Keberatan (BK - 25);
b) Buku Register Surat Keputusan Keberatan (BK - 26).
Banding
Apabila WP yang bersangkutan masih merasa tidak puas atas Surat Keputusan Kepala Daerah
mengenai keberatan yang diajukan, maka WP yang bersangkutan masih mempunyai hak untuk
mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
- 14-
PENAGIHAN
1. Penagihan dengan Surat Teguran
a. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
1) membuat Daftar Surat Teguran kepada WP yang belum melaksanakan pembayaran 7
(tujuh) hari setelah batas waktu jatuh tempo pembayaran;
2) menerbitkan Surat Teguran berdasarkan Daftar Surat Teguran yang ditandatangani oleh
Kepala Bidang;
3) menyampaikan/menyerahan Surat Teguran kepada WP yang bersangkutan.
b. Formulir dan Buku/Daftar yang dipergunakan adalah :
1) Formulir Surat Teguran (DPD - 29);
2) Buku/Daftar terdiri atas :
a) Daftar Surat Ketetapan (BK - 29);
b) Buku Pembantu Penerimaan Sejenis (BK - 10);
c) Buku Register SK Keberatan (BK - 26);
d) Daftar Surat Teguran/Surat Paksa (BK - 28);
e) Buku Kendali (BK-27).
2. Penagihan dengan Surat Paksa
a. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
1) Membuat Daftar Surat Paksa untuk WP yang setelah lewat waktu 21 (dua puluh satu)
hari setelah tanggal Surat Teguran belum menyetor Pajak terutang;
2) Menerbitkan Surat Paksa dari Daftar Surat Paksa;
3) Menyampaikan Surat Paksa Kepada Juru Sita Pajak;
4) Melalui Juru Sita Pajak menyampaikan Surat Paksa disampaikan kepada WP yang
bersangkutan.
b. Formulir dan Buku/Daftar yang dipergunakan adalah :
1) Formulir terdiri atas :
a) Surat Paksa (DPD - 30);
b) Laporan Pelaksanaan Surat Paksa (DPD -31).
2) Buku/Daftar terdiri atas :
a) Buku Pembantu Penerimaan Sejenis (BK - 10);
b) Daftar Surat Teguran / Surat Paksa (BK - 28).
3. Penagihan dengan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
a. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
1) membuat Daftar Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan untuk WP yang belum
melunasi hutang Pajaknya 2 X 24 jam (dua hari) setelah tanggal Surat Paksa;
2) Daerah menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dari Daftar Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan;
- 15 -
3) pelaksanaan Penyitaan oleh Juru Sita dengan menyegel barang-barang milik WP yang
boleh disita menurut Perundang-undangan yang dirinci pada Berita Acara Pelaksanaan
Sita;
4) membuat Laporan Pelaksanaan Penyitaan.
b. Formulir dan Buku/Daftar yang dipergunakan adalah :
1) Formulir terdiri atas :
a) Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (DPD - 32);
b) Berita Acara Pelaksanaan Sita (DPD - 33);
c) Laporan Pelaksanaan Penyitaan (DPD - 34).
2) Buku/Daftar terdiri atas :
a) Daftar Surat Ketetapan (BK - 09);
b) Buku Kendali (BK-27);
c) Daftar Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (BK - 29).
4. Pengumuman Lelang dan Pelaksanaan Lelang
a. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
1) Membuat Daftar Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang untuk WP yang belum melunasi
hutang Pajaknya sampai dengan berakhirnya batas waktu 14 (empat belas) hari sejak
tanggal Surat Pelaksanaan Penyitaan;
2) Memeriksa hari, tanggal dan jam pelelangan yang disetujui oleh Kepala dan permintaan
penegasan kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN);
3) Menyiapkan berkas penyitaan WP yang bersangkutan dan Pengumuman Lelang;
4) Pelaksanaan Lelang sesuai dengan hari, tanggal dan jam yang telah ditentukan.
b. Formulir dan Daftar yang dipergunakan adalah :
1) Formulir Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang (DPD - 35);
2) Daftar Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang (BK - 32).
5. Pencabutan Penyitaan dan Pengumuman Lelang,
a. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
1) Membuat Daftar Surat Pencabutan Penyitaan untuk WP yang telah melunasi hutang
Pajaknya sesudah penerbitan Surat Perintah melaksanakan Penyitaan sampai dengan
sebelum Pengumuman Lelang;
2) Penerbitan Surat Pencabutan Penyitaan;
3) Pelaksanaan Pencabutan Penyitaan dengan pembuatan Berita Acara Pencabutan
Penyitaan; 4) Membuat Laporan Pelaksanaan Pencabutan Penyitaan;
- 16-
5) Monitoring Penyetoran WP sebagaimana angka 1) diatas untuk mengetahui WP yang
telah melunasi hutang pajaknya sesudah Pengumuman Lelang sampai dengan sebelum
Pelaksanaan Lelang;
6) Pembuatan Daftar Surat Pencabutan Pengumuman Lelang;
7) Penerbitan Surat Pencabutan Pengumuman Lelang;
8) Mengirim/menyerahkan Surat Pencabutan Pengumuman Lelang oleh Juru Sita Pajak.
b. Formulir dan Buku/Daftar yang dipergunakan adalah :
1) Formulir terdiri atas :
a) Surat Pencabutan Penyitaan (DPD - 36);
b) Surat Pencabutan Pengumuman Lelang (DPD - 37);
c) Berita Acara Pelaksanaan Pencabutan Penyitaan (DPD - 38);
d) Laporan Pelaksanaan Pencabutan Penyitaan (DPD - 39).
2) Buku/Daftar terdiri atas :
a) Daftar Surat Keputusan (BK - 09);
b) Buku Kendali (BK-27);
c) Daftar Surat Pencabutan Penyitaan (BK - 30);
d) Daftar Surat Pencabutan Pengumuman Lelang (BK -31).
Kegiatan Penagihan dengan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus
a. Kegiatan yang dilaksanakan terdiri atas :
1) Membuat Daftar Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus (SPPS&S) untuk WP
yang belum membayar;
2) Menerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus (SPPS&S) dari Daftar
Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus (SPPS&S);
3) Menyerahkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus (SPPS&S).
b. Formulir dan Buku/Daftar yang dipergunakan :
1) Formulir terdiri atas :
a) Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus (SPPS&S) (DPD-40);
b) Laporan Pelaksanaan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus
(SPPS&S) (DPD-41).
2) Buku/Daftar terdiri atas :
a) Buku Pembantu Penerimaan Sejenis (BK - 10);
b) Daftar SPPS&S (BK - 33).
- 17-
KEGIATAN PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN
PENGHAPUSAN DAN PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI
1. Kegiatan Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan Penghapusan dan Pengurangan
Sanksi Administrasi dilaksanakan dengan tahapan Kegiatan meliputi :
a. Menerima Surat Permohonan Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan
Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administrasi dari WP;
b. Meneliti kelengkapan permohonan Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan
Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administrasi WP, setelah dilakukan penelitian dan
atau bila perlu dilakukan pemeriksaan, kemudian dibuat Laporan Hasil Penelitian Kembali;
c. Menyampaikan Laporan Hasil Penelitian Kembali kepada Kepala Dinas untuk diteliti dan
dipertimbangkan untuk ditolak atau diterima;
d. Membuat Surat Keputusan yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas atas permohonan WP,
berupa Surat Keputusan Penolakan apabila permohonan ditolak dan Surat Keputusan
Pembetulan apabila permohonan diterima;
e. Menyerahkan Surat Keputusan kepada WP.
2. Formulir dan Buku yang dipergunakan :
a. Formulir terdiri atas :
1) SKPD (DPD - 10 A);
2) SKPDN (DPD-IOC);
3) SKPDKB (DPD - 10 D);
4) STPDKBT (DPD - 10 E);
5) STPD (DPD - 11);
6) Surat Permohonan Pembetulan (DPD - 20);
7) Laporan Hasil Penelitian Kembali (DPD - 25);
8) Surat Keputusan Penolakan Pembetulan (DPD - 22);
9) Surat Keputusan Pembetulan (DPD - 21);
10) SKPDLB (DPD-10F).
b. Buku terdiri atas : 1) Buku Register Surat Permohonan Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan dan
Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administrasi (BK - 34);
2) Buku Register Surat Keputusan Pembetulan (BK - 35);
3) Buku Register Penolakan Pembetulan (BK - 36).
- 18 -
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
1. Pengembalian Kelebihan Pembayaran dilasanakan dengan tahapan kegiatan meliputi:
a. Menerima Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak, melakukan pemeriksaan dan membuat Laporan Pemeriksaan ditanda tangani oleh Petugas dan WP;
b. Mencatat ke Kartu Data dilakukan penghitungan penetapan Kelebihan Pembayaran Pajak;
c. Memperhitungkan dengan Hutang/Tunggakan Pajak yang lain. Apabila punya Hutang Pajak
atau tidak, kemudian dibuat Nota Perhitungan;
d. Setelah diperhitungkan dengan Hutang Pajak yang lain ternyata kelebihan pembayaran Pajak,
kurang/sama dengan hutang pajak lainnya tersebut maka WP menerima Bukti
Pemindahbukuan, sebagai bukti Pembayaran/Kompensasi dengan pajak terutang dimaksud,
karenanya SKPDLB tidak diterbitkan;
e. Apabila Hutang Pajak setelah diperhitungkan/dikompensasikan dengan kelebihan pembayaran
Pajak ternyata lebih, maka WP akan menerima Bukti Pemindahbukuan dan sebagai bukti
pembayaran/kompensasi dan SKPDLB harus diterbitkan;
f. Setelah diterbitkan SKPDLB diterbitan SPMKPD dan ditanda tangani oleh Kepala Daerah; g. Kas Daerah mengembalikan Kelebihan Pembayaran Pajak sesuai SPMKPD dengan
menerbitkan SP2D.
2. Formulir dan Buku yang dipergunakan adalah :
a. Formulir terdiri atas :
1) Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Daerah (SPPKPPD)
(DPD-42);
2) SKPDLB (DPD-10 F);
3) SPMKPD (DPD-43);
4) Bukti Pemindahbukuan (DPD - 23).
b. Daftar terdiri atas :
1) Daftar Surat Ketetapan (BK - 09);
2) Daftar SPMKPD (BK - 37).
WALIKOTA
G SELATAN,
LAMPIRAN I I : PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
NOMOR : G k TAHUN 2© 11.
TENTANG : TATA CARA PENGELOLAAN PAJAK DAERAH NON
PBB DAN BPHTB.
DAFTAR F O R M U L I R DAN BUKU
DALAM P E N G E L O L A A N PAJAK DAERAH NON PBB DAN BPHTB
A. DAFTAR FORMULIR
NO KODE NAMA l . DPD-01 Formulir Pendaftaran
2. DPD-02 SPTPD
3. DPD-04 Kartu Data
4. DPD-05 Kartu NPWPD
5. DPD-06 Surat Teguran Untuk Memasukan SPTPD
6. DPD-07 Laporan Pemeriksaan
7. DPD-08 Nota Perhitungan Pajak
8. DPD - 10 Surat Ketetapan
9. DPD - 11 Surat Tagihan
10. DPD-12 Surat Setoran Pajak Daerah
11. DPD-15 Surat Permohonan Angsuran
12. DPD - 16 Surat Permohonan Penundaan Pembayaran
13. DPD- 17 Surat Perjanjian Angsuran
14. DPD - 18 Surat Persetujuan Penundaan Pembayaran
15. DPD - 19 Surat Pemberitahuan Penolakan Angsuran/Penundaan
16. DPD-20 Surat Permohonan Pembetulan
17. DPD-21 Surat Keputusan Pembetulan
18. DPD - 22 Surat Keputusan Penolakan Pembetulan
19. DPD-23 Bukti Pemindahbukuan
20. DPD-24 Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah
21. DPD-25 Laporan Hasil Penelitian Kembali
22. DPD - 26 Surat Permohonan Keberatan
23. DPD-27 Surat Keputusan Keberatan
24. DPD-28 Surat Keputusan Penolakan keberatan
25. DPD - 29 Surat Teguran
26. DPD-30 Surat Paksa
27. DPD-31 Laporan Pelaksanaan Surat Paksa
28. DPD-32 Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
29. DPD -33 Berita Acara Pelaksanaan Sita 30. DPD -34 Laporan Pelaksanaan Penyitaan 31. DPD -35 Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang 32. DPD -36 Surat Pencabutan Penyitaan 33. DPD -37 Surat Pencabutan Pengumuman Lelang 34. DPD -38 Berita Acara Pelaksanaan Pencabutan Penyitaan 35. DPD -39 Laporan Pelaksanaan Pencabutan Penyitaan 36. DPD -40 Surat Perintah Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus 37. DPD--41 Laporan Pelaksanaan Tugas Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus 38. DPD--42 Surat Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak 39. DPD--43 Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak Daerah (SPMKPD)
DAFTAR BUKU
NO KODE NAMA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19. 20.
BK-01
BK-02
BK-03
BK-04
BK-06
BK-08
BK-09
BK-10
BK -11
BK - 12
BK-13
BK -14
BK-15
BK-16
BK-18
BK-20
B K - 2 1
BK-23
BK-25
BK-26
Daftar Formulir Pendaftaran dikirim/kembali dan belum kembali
Daftar SPTPD yang dikirim/kembali/belum dikembalikan
Daftar SPTPD WP Sel/Assesment
Daftar Induk WP
Daftar Wajib Pajak Pribadi/Badan
Daftar Surat Teguran untuk Memasukkan SPTPD
Daftar Surat Ketetapan
Buku Pembantu Penerimaan Sejenis Buku Kas Umum (Lampiran D.I - A; Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011)
Buku Register Permohonan Angsuran
Daftar Surat Perjanjian Angsuran Buku Register Permohonan Penundaan Pembayaran
Daftar Persetujuan Penundaan Pembayaran
Buku Jenis Pajak
Buku WP Daftar Penetapan, Penerimaan dan Tunggakan Perjenis Pajak
Daftar Tunggakan per WP
Daftar Realisasi Setoran Masa Buku Register Surat Permohonan Keberatan
Buku Register Surat Keputusan Keberatan
- 3 -
21. B K - 27 Buku Kendali
22. B K - 28 Daftar Surat Teguran/Surat Paksa
23. B K - 29 Daftar Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
24. BK - 30 Daftar Surat Pencabutan Penyitaan
25. B K - 31 Daftar Surat Pencabutan Pengumuman Lelang
26. B K - 32 Daftar Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang
27. BK - 33 Daftar Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus (SPPS&S)
28. B K - 34 Buku Register Surat Permohonan Pembetulan
29. B K - 35 Buku Register Surat Keputusan Pembetulan
30. B K - 36 Buku Register Surat Penolakan Pembetulan
31. B K - 37 Daftar SPMKPD
32. B K - 39 Daftar Bukti Pemindahbukuan