walikota mataram provinsi nusa tenggara barat … pengelolaan sampah.pdf · pengelolaan sampah...

30
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28 H Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945; b. bahwa dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tugas dan wewenang Pemerintah Daerah, serta hak dan kewajiban masyarakat/pelaku usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif dan efisien; c. bahwa pengelolaan sampah berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sudah tidak sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi saat ini sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kota Madya Daerah Tingkat II Mataram (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3531); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4851); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059); 5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);

Upload: duongdung

Post on 30-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

WALIKOTA MATARAMPROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAMNOMOR TAHUN 2018

TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MATARAM,

Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;

b. bahwa dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tugas dan wewenang Pemerintah Daerah, serta hak dan kewajiban masyarakat/pelaku usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif dan efisien;

c. bahwa pengelolaan sampah berdasarkan PeraturanDaerah Kota Mataram Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah sudah tidak sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi saat ini sehingga perlu diganti;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kota Madya Daerah Tingkat II Mataram (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3531);

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4851);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059);

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);

Page 2: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MATARAM

dan

WALIKOTA MATARAM

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH.

6. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234;

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5347)

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 274);

10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Pedoman Materi Muatan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 933)

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 470)

12. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mataram Tahun 2011-2031 (Lembaran DaerahKota Mataram Tahun 2011 Nomor 4 Seri E).

13. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2016 Nomor 1 Seri D Tambahan Lembaran Daerah Kota Mataram Nomor 15);

Page 3: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Daerah adalah Kota Mataram.2. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuandengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun1945.

4. Walikota adalah Walikota Mataram5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan

DPRD dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana teknis Dinas yangmelaksanakan kegiatan teknis operasional dan/ataukegiatan teknis penunjang tertentu di dalam Struktur Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram.

7. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkatBLUD adalah Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk dilingkungan pemerintah daerah yangdibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi danproduktivitas.

8. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkatBUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah.

9. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

10. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidaktermasuk tinja dan sampah spesifik.

11. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampahrumah tangga yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitasumumdan/atau fasilitas lainnya.

12. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukanpengelolaankhusus.

13. Sumber sampah adalah asal timbulan sampah.14. Penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat

proses alam yang menghasilkan timbulan sampah15. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,

menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputipengurangan dan penanganan sampah.

Page 4: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

16. Penyelenggaraan Pengelolaan sampah adalah kegiatanmerencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara serta memantau dan mengevaluasi pengelolaan sampah.

17. Pengurangan sampah adalah kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendaur ulang sampah dan/ataupemanfaatan kembali sampah.

18. Pemilahan sampah adalah kegiatan mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan/atausifat sampah.

19. Pengumpulan sampah adalah kegiatan mengambil dan memindahkan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah dengan prinsip 3R atau ke tempat pengolahan sampahterpadu.

20. Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah denganprinsip 3R atau dari tempat pengelolaan sampah terpadumenuju ke tempat pemrosesan akhir.

21. Pengolahan sampah adalah kegiatan mengubahkarakteristik, komposisidan/ atau jumlah sampah.

22. Pemrosesan akhir sampah adalah proses pengembaliansampah dan/atau resiu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

23. Tempat penampungan sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauranulang, pengolahan dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.

24. TPS Mobile adalah tempat bertemunya antara pengangkut sampah dari sumber sampah dengan sarana pengangkutan sampah Dinas Lingkungan Hidup yang dapat berpindah tempat sesuai kesepakatan;

25. Tempat pengolahansampah dengan prinsip 3R (Reduse, Reuse, Recycle) yang selanjutnya disebut TPS3R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang skala kawasan.

26. Transper Depo Sampah adalah bangunan dan/atau tempat dikumpulkannya sampah dari sumber sampah yang bersifat sementara, sebelum diangkut ke TPA;

27. Stasiun peralihan antara yang selanjutnya disingkat SPA,adalah sarana pemindahan dari alat angkut kecil kealatangkut lebih besar dan diperlukan untuk kabupaten/kotayang memiliki lokasi TPA jaraknya lebih dari 25km yang dapat dilengkapi dengan fasilitas pengolahan sampah.

28. Tempat pengolahan sampah terpadu yang selanjutnyadisingkat TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatanpengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang,pendauranulang, pengolahan dan pemrosesan akhir.

29. Tempat pemrosesan akhir yang selanjutnya disingkat TPAadalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan.

30. Prasarana persampahan yang selanjutnya disebut prasaranaadalah fasilitas dasar yang dapat menunjang terlaksananya kegiatan penanganan sampah.

31. Sarana persampahan yang selanjutnya disebut saranaadalah peralatan yang dapat dipergunakan dalamkegiatanpenanganan sampah.

Page 5: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

32. Reduce, Reuse dan Recycle yang selanjutnya disingkatdengan 3R, adalah kegiatan pengurangan sampah dengan cara mengurangi, memakai atau memanfaatkan kembali danmendaur ulang.

33. Produsen adalah pelaku usaha yang memproduksi barang yang menggunakan kemasan, mendistribusikan barang yang menggunakan kemasan dan berasal dari impor, atau menjual barang dengan menggunakan wadah yang tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam.

34. Petugas kebersihan adalah orang yang diberi tugas menjalankan pelayanan kebersihan oleh Pemerintah Daerah dan/atau badan usaha di bidang kebersihan.

35. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang dan/atau badan hukum.

36. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil yangdiberi wewenang khusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah.

37. Masyarakat adalah perorangan atau kelompok orang ataubadan usaha atau lembaga/organisasi kemasyarakatan.

BAB IIASAS,TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

Pengelolaan sampah berdasarkan pada asas:a. Tanggung jawab;

Masyarakat mempunyai kewajiban untuk mengelola sampah dengan baik dan wajib menanggung segala sesuatunya jika terjadi pelanggaran dapat dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan.

b. kelestarian dan keberlanjutan;Masyarakatan memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap pengelolaan sampah dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

c. keterpaduan;Perlindungan dan pengelolaan sampah dilakukan dengan memadukan berbagai unsur dan menyinergikan berbagai komponen terkait.

d. keadilan;Pengelolaan sampah harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap orangatau kelompok masyarakatatau badan usaha atau lembaga/organisasi kemasyarakatan, baik sekala kawasan, sekala kota maupun lintas daerah.

e. kehati-hatian;Suatu prinsip yang menegaskan bahwa dalam menjalankan kegiatan pengurangan sampah dan penanganan sampah oleh masyarakat harus sangat berhati-hati.

f. partisipatif;Bentuk keikutsertaan setiap orangatau kelompok masyarakaatau badan usaha atau lembaga/organisasi kemasyarakatan, untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 6: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

g. manfaat;Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dan pelaku usaha secara keseluruhan untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.

h. tata kelola pemerintahan yang baik;Tata pemerintahan yang baik,bersih, dan berwibawayang berkaitan dengansumber social, budaya, politik, serta ekonomi diatur sesuai dengan perkembangan masyarakatdalam berbangsa dan bernegara.

i. penegakan hukum;Sebagai wujud pemerintahan yang baik dan bersih merupakan keharusan pengelolaan pemerintahan secara professional yang didukung oleh penegakan hukum yang berwibawa dengan berpedoman pada aturan yang jelas dan tegas, dijamin pelaksanaannya secara benar serta independen.

Pasal 3

Tujuan pengelolaan sampah untuk:a. mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah;b. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan menjaga

kesehatan masyarakat;c. meningkatkan peran serta masyarakat dan pelaku usaha

untuk secara aktif mengurangi dan menangani sampah yang berwawasan lingkungan;

d. Menjadikan sampah sebagai sumberdaya yang memiliki nilai ekonomis;dan

e. Mewujudkan kinerja pelayanan sampah yang efektif dan efisien.

Pasal 4

(1) Sampah yang dikelola berdasarkan Peraturan Daerah ini terdiri dari:a. Sampah rumah tangga;b. Sampah sejenis sampah rumah tangga; danc. Sampah Spesifik.

(2) Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik;

(3) Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b berasal dari selain rumah tangga seperti kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas social, fasilitas umum dan/atau fasilitas lainnya.

(4) Sampah spesifik sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c meliputi:a. Sampah yang mengandung bahan yang berbahaya;b. Sampah yang mengandung limbah yang berbahaya dan

beracun;c. Sampah yang timbul akibat bencana;d. Puing bongkahan bangunan;e. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah;

dan/atauf. Sampah yang timbul secara tidak periodik;

Page 7: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

(5) Sampah spesifik sebagaimana ayat 4 huruf c, d dan f menjadi kewenangan OPD teknis lain.

BAB IIITUGAS DAN WEWENANG

Pasal 5

(1) TugasPemerintah Daerah meliputi:a. menumbuh kembangkan dan meningkatkan kesadaran

masyarakat dan pelaku usaha dalam pengelolaan sampah;b. mengalokasikan dana untuk pengelolaansampah;c. melakukanpenelitianpengembanganteknologipengurangan

danpenanganansampah;d. memfasilitasi, mengembangkan dan melaksanakan upaya

pengurangan, penanganan,dan pemanfaatan sampah;e. melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah;f. mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat

hasil pengolahan sampah;g. mendoron dan memfasilitasi penerapan teknologi

pengolahan sampah lokal yang berkembang pada masyarakat untuk mengurangi dan/atau menanganisampah;dan

h. mengkoordinasikan antar lembaga pemerintah daerah,antar lembaga pengelola sampah, dan antara lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat, dan pelaku usahaagar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

(2) Tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf e, Pemerintah Kotamenyediakan sarana dan prasana berupa :a. Tempat pembuangan sampah sementara;b. Tempat pembuangan sampah akhir;c. Pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sampah

sementara ketempat pembuangan sampah akhir;d. Tempat pembuangan sampah di tempat-tempat umum dan

di jalan jalanumum yang dipandang perlu.

Pasal 6

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pemerintah Daerah mempunyai kewewenangan:a. menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah

berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;b. menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kota sesuai

dengan norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkanpemerintah;

c. melakukan kerjasama antar daerah, kemitraan dan jejaringdalam pengelolaan sampah;

d. menetapkan lokasi system pengelolaan akhir persampahan skala perkotaan di dalamRencanaTataRuang Wilayah(RTRW);

e. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkalaterhadap TPS, TPS3R danTPST dan/atauTPA;

f. melakukan pembinaan dan pengawasan dalampenyelenggaraan pengelolaan sampah;dan

g. menyusundan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya.

Page 8: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

Pasal 7

(1) Untuk mencapai tujuan pengelolaan sampah sesuai tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6, pemerintah daerah harus membuat dokumen perencanaan daerah yang memuat target pengurangan dan penanganan sampah dalam pengelolaan sampah.

(2) Teknis penyusunan perencanaan daerah pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB IVHAK DAN KEWAJIBAN

Bagian KesatuHak

Pasal 8

Masyarakat berhak:a. Mendapatkan lingkungan yang bersih, indah, nyaman dan

sehat;b. mendapatkan pelayanan kebersihan secara baik dan

berwawasan lingkungan oleh pemerintah daerah dan/atau pihak lain yang diberi tanggung jawab untuk itu;

c. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan dan pengawasan pengelolaan sampah;

d. memperoleh data dan informasi yang benar dan akurat serta tepat waktu mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah;

e. mendapatkan perlindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari kegiatan pengolahansampah diTPA;dan

f. memperoleh pembinaan pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan.

Bagian KeduaKewajiban

Pasal 9

(1) Dalam pengelolaan sampah di Kota Mataram, setiap orang wajib:a. menjaga kebersihan dilingkungan sekitarnya;b. turut aktif dalam pengurangan dan penanganan sampah;c. menyiapkan pewadahan sampah sesuai dengan

peraturan/standar tempat sampah yang berwawasan lingkungan;

d. dalam kegiatan sehari-hari menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang dan/atau mudah diurai oleh proses alam.

(2) Pengelolaan sampah rumah tangga wajib dilakukan olehLingkungan, Kelurahan dan/atau Kecamatan, sedangkan untuk sampah sejenis rumah tangga dapat membentuk pengelolaan sendiri dan/atau bekerja sama dengan pihak lingkungan, kelurahan, kecamatan dan/atau pihak ketiga dengan pembinaan teknis dari Perangkat Daerah yang membidangi persampahan.

Page 9: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

(3) Camat dan Lurah beserta jajaranya ikut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengelolaan sampah mulai dari sumber/rumah tangga sampai dengan TPS;

(4) Tanggung jawab sebagaiamana dimaksud ayat (3) meliputi:a. Melakukan kegiatan sosialisasi terhadap pengurangan

dan pemilahan sampah dengan sistim pewadahan;b. Melakukan pembinaan dan sosialisasi terhadap jam dan

tempat pembuangan sampah yang telah ditentukan;c. membuat ketentuan/ awiq-awiq yang berkaitan dengan

pengelolaan lingkungan;d. melakukan evaluasi dan monitoring terhadap petugas

sampah dan sarana pendukungnya (kendaraan roda tiga, kereta dorong/gerobak sampah dan sarana lainnya);

e. melakukan evaluasi dan monitoring terhadap timbulan sampah diwilayahnya;

(5) Setiap angkutan umum dan/atau kendaraan pribadi wajib menyediakan wadah sampah;

(6) Setiap fasilitas umum, fasilitas sosial, perkantoran,perusahaan, pusat perbelanjaan wajib menyediakan TPS.

(7) Setiap orang dan/atau badan, pemakai lahan/lokasi dalam kota wajib melakukan upaya atas kebersihan bangunan, halaman, saluran, drainase, jalan setapak/trotoar, lingkungan, dan tempat disekitarnya.

(8) Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) dan/atau asosiasi pedagang kaki lima lainnya bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan oleh anggotanya;

(9) Setiap orang yang menjajakan barang dagangan dengan cara dijinjing, dipikul atau didorong dengan grobak atau alat angkutan lainnya serta pedagang kaki lima wajib menyediakan tempat sampah untuk menampung sampah yang dihasilkannya untuk selanjutnya dibawa ke TPS Mobile dan/atau transper Depo terdekat.

(10) Setiap pengusaha atau orang yang menghasilkan limbah buangan baik padat maupun cair atau gas yang mengandung zat-zat berbahaya baik secara sendiri sendiri maupun secara kelompok, wajib melakukan pengelolaan dengan melengkapi tempat usahanya dengan bak atau tangki penampungan limbah buangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(11) Setiap orang atau badan yang menyelenggarakan keramaian umum, atau melakukan suatu kegiatan yang mengakibatkan timbulnya keramaian, penanggung jawab penyelenggara harus menempatkan petugas kebersihan untukmengumpulkan sampah dan mengangkutnya ke TPA;

(12) Kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sebagaimana dimaksud ayat (11) dapat juga bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup atas permintaan penanggung jawab penyelenggara tersebut dengan membayar retribusi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

(13) Setiap pemilik lahan yang belum dibangun atau belum dimanfaatkan wajib untuk memelihara kebersiahan dan memasang pagar agar tidak dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah;

(14) Setiap orang dan/atau badanyang menghasilkan sampah ≥2,5 m3 (dua koma lima meter kubik) dalam sehari wajib membuang sendiri sampahnya ke tempat pembuangan akhir, atau dapat bekerjasama dengan pihak ketiga dan/atauOPD teknis.

Page 10: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

BAB VPENGELOLAAN SAMPAH

Bagian KesatuUmum

Pasal 10

Pengelolaan sampah terdiri dari:a. Pengurangan sampah;dan b. Penanganan sampah.

Bagian KeduaPengurangan Sampah

Pasal 11

(1) Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a, meliputi kegiatan:a. Pembatasan timbulan;b. Pendauranulang sampah;dan c. Pemanfaatan kembali sampah.

(2) Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 huruf a dilakukan dengan cara:a. Menggunakan bahan yang dapat digunakan ulang, bahan

yang dapat didaurulang, dan/atau bahan yang mudah diurai oleh proses alam; dan/atau

b. mengumpulkan dan menyerahkan kembali sampah dariproduk dan/atau kemasan yang sudah digunakan untukdidaur ulang dan/atau diguna ulang;

c. memanfaatkan kembali sampah secara aman bagi kesehatan dan lingkungan.

Pasal 12

Pemerintah daerah dalam usaha pengurangan sampah dilakukan melalui kegiatan:a. pemantauan dan supervisi pelaksanaan rencana

pemanfaatan bahan produksi ramah lingkungan oleh pelaku usaha; dan

b. fasilitasikepada masyarakat dan dunia usaha dalam mengembangkan dan memanfaatkan hasil daur ulang, pemasaran hasil produk daur ulang,dan guna ulang sampah.

Pasal 13

(1) Produsen wajib melakukan pembatasan timbulan sampah dengan:a. menyusun rencana dan/atau program pembatasan

timbulan sampah sebagai bagian dari usaha dan/atau kegiatannya; dan/atau

b. menghasilkan produk dengan menggunakan kemasanyang mudah diurai oleh proses alam dan yangmenimbulkan sampah sesedikit mungkin.

c. Melakukan pendauranulang sampah;dan d. Melakukan pemanfaatan kembali sampah.

Page 11: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

(2) Produsen wajib melakukan pendaur ulangan sampah dengan:a. menyusun program pendauran ulang sampah sebagai

bagian dari usaha dan/ataukegiatannya;b. menggunakanbahanbakuproduksiyangdapatdidaur

ulang;dan/atauc. menarik kembali sampah dari produk dan kemasan

produk untuk didaur ulang.(3) Dalam melakukan pendauran ulang sampah sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), produsen dapat menunjuk pihak lain.

(4) Pihak lain, dalam melakukan pendauran ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib memiliki izin usaha dan/atau kegiatan.

(5) Dalam hal pendauran ulang sampah untuk menghasilkan kemasan pangan, pelaksanaan pendauran ulang wajib mengikuti ketentuan peraturan perundangan-undangan di bidang pengawasan obat dan makanan.

(6) Produsen wajib melakukan pemanfaatan kembali sampah dengan:a. menyusun rencana dan/atau program pemanfaatan

kembali sampah sebagai bagian dari usaha dan/ataukegiatannya, sesuai dengan kebijakan dan strategipengelolaan sampah Kota Mataram

b. menggunakan bahan baku produksi yang dapat diguna ulang; dan/atau

c. menarik kembali sampah dari produk dan kemasanproduk untuk diguna ulang.

Pasal 14

(1) Pelaku usaha wajib melaksanakan pengurangan sampah dari kegiatan usahanya.

(2) Pengurangan sampah dari kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada pasal 11 ayat (1) huruf a dilakukan dengan:a. menggunakan bahan-bahan baik untuk produksi

maupun untuk pewadahannya yang sesedikit mungkin menimbulkan sampah;

b. menggunakan bahan-bahan yang dapat diguna ulang,didaur ulang dan/atau bahan yang mudah diurai olehproses alam dalamkegiatanusahanya;

c. melakukan pendaurulangan sampah yang dihasilkan dari usahanya dengan teknologi yang aman bagi kesehatan dan lingkungan;

d. membantu upaya pengurangan dan pemanfaatan kembali sampah dari hasil kegiatan usahanya, dengan metode pemanfaatan sampah untuk menghasilkanproduk dan energi;dan

e. apabila usahanya menghasilkan produk, melakukan optimalisasi penggunaan bahan daur ulang sebagai bahan baku produk;dan

f. menampung kemasan produk yang telah dimanfaatkanoleh konsumen.

Page 12: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

Bagian KetigaPenanganan Sampah

Pasal 15

Kegiatan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b meliputi:a. pemilahanb. pengumpulanc. pengangkutand. pengolahane. pemrosesan akhir sampah

Paragraf 1Pemilahan sampah

Pasal 16

(1) Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a dilakukan oleh: a. setiap orang dan/atau badan pada sumbernya;b. pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial,

kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya; dan

c. Unit pengelola sampah yang dimiliki oleh pemerintahkota.

(2) Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 huruf a dilakukan melalui kegiatan pengelompokan sampah menjadi paling sedikit 5 (lima) jenis sampah yang terdiri atas:a. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan

beracun serta limbah bahan berbahaya danberacun;b. sampah yang mudah teruraic. sampah yang dapat digunakan kembali;d. sampah yang dapat didaurulang; dane. sampah lainnya.

(3) Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dalam melakukan pemilahan sampah wajib menyediakan sarana pemilahan sampah skala kawasan.

(4) Pemerintah menyediakan sarana pemilahan sampah skala kota.

(5) Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) harus menggunakan sarana yang memenuhi persyaratan:a. jumlah sarana sesuai jenis pengelompokan sampah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2); b. diberi label atau tanda; dan c. bahan, bentuk, dan warna wadah.

(6) Dalam hal masyarakat suatu kawasan belum melakukan pemilahan sampah di sumber sampah, pemilahan dilakukan di TPST dan/atau UPS dengan bimbingan teknis dari UPTD Bank Sampah.

Page 13: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

Pasal 17

(1) Dalam rangka pemilahan sampah, produsen harusmencantumkan label atau tanda pada produk dan/atau kemasan produk, yang menunjukkan bahwa sisa produk dan/atau kemasan produk yang dihasilkan merupakan jenis:a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan

beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun;b. sampah yang mudah terurai;c. sampahyang digunakan kembali;d. sampah yang dapat didaur ulang;dane. sampah lainnya

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai simbol dan label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 18

(1) Setiap orang/ rumah tangga wajib melakukan pemilahan sampah pada sumbernya.

(2) Setiap rumah tangga wajib menyediakan wadah sampah, melakukan pemilahan sampah pada wadah sampah sebagai berikut:a. tidak mudah rusak dan kedap air;b. ekonomis dan mudah diperoleh;c. mudah dikosongkan; d. apabila berbentuk kantong terbuat dari bahan yang

dapat didaur ulang;e. dibedakan dengan warna dan simbol, sesuai jenis

sampah(3) Apabila rumah tangga tidak mampu menyediakan wadah

sampah sebagai mana dimaksud pada ayat (2), maka pemerintah daerah dapat memfalisitasi penyediaan wadah sampah.

Pasal 19

(1) Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial,kawasan industry, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya dalam melakukan pemilahan sampah wajib menyediakan sarana pemilahan dan pewadahan sampah skala kawasan.

(2) Pemerintah Kota Mataram menyediakan sarana pemilahan dan pewadahan sampah skala kota.

Pasal 20

(1) Penyediaan wadah sampah sebagaimana dimaksud pada pasal 19 ayat (1), harus memenuhi standar wadah sampah;

(2) Persyaratan sarana pemilahan dan pewadahan sampah skala kawasansebagaimana dimaksudpada pasal 19 ayat (1)didasarkan pada:a. volume sampah;b. jenis dan sifat sampah;c. penempatan;d. jadual pengumpulan; dan e. jenis sarana pengumpulan dan pengangkutan

Page 14: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

(3) Sarana pemilahan dan pewadahan sampah sebagaimana dimaksud pada pasal 19 ayat (2) harus menggunakan wadahyang tertutup, yang diberi label atau tanda, dengan kriteriasebagai berikut:a. wadah warna hijau, untuk sampah organic;b. wadah warna kuning, untuk sampah non organic;c. wadah warna merah, untuk sampah B3;d. wadah warna biru, untuk sampah kertas;e. wadah warna abu, untuk sampah lainnya;

(4) Sarana pemilahan dan pewadahan sampah sebgaimana dimaksud ayat (2) diberlakukan untuk kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya;

(5) Sarana pemilahan dan pewadahan sampah sebgaimana dimaksud ayat (2) huruf a, b dan c diberlakukan pada kawasan pemukiman;

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai standard wadah sampahsebagaimana dimaksud pada pasal 20 ayat (2), sesuaidenganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Paragraf 2Pengumpulan Sampah

Pasal 21

(1) Pengumpulan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b dilakukan oleh: a. pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial,

kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya; dan

b. pemerintah kota. (2) Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial,

kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dalam melakukan pengumpulan sampah wajib menyediakan: a. TPS; b. TPS 3R; dan/atau c. alat pengumpul untuk sampah terpilah.

Pasal 22

(1) Pemerintah kota menyediakan Transfer Depo Sampah, TPS3R dan sarana pengumpulan sampah skala kota.

(2) Pengumpulan sampah di kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnyayang menghasilkan sampah < 2,5 m3

harus menyiapkan tempat sampah yang bersifat Mobile;(3) Pengumpulan sampah dikawasan komersial, kawasan

industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya yang menghasilkan sampah ≥ 2,5 m3

wajib membuat TPS dan/atau TPS 3R yang mengikuti ketentuan sebagaimana ayat (6);

(4) TPS dan/atau TPS 3R sebagaimana dimaksud pada pasal 21 ayat (2) dan ayat (3) harus memenuhi persyaratan: a. tersedia sarana untuk mengelompokkan sampah menjadi

paling sedikit 5 (lima) jenis sampah;b. luas lokasi dan kapasitas sesuai kebutuhan;

Page 15: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

c. lokasinya mudah diakses dan tidak berada dipinggir jalan umum;

d. tidak mencemari lingkungan; e. memiliki jadwal pengumpulan dan pengangkutan;f. tidak merubah nilai estetika; dang. mendapatkan rekomendasi dari Dinas Lingkungan

Hidup;

Pasal 23

(1) Pengumpulan sampah harus menjamin terpisahnya sampah sesuai dengan jenis sampah mulai dari sumber sampah sampai ke TPS 3R dan/atau TPST (UPS).

(2) Untuk menjamin tetap terpisahnya sampah sebagimana ayat (1) menjadi tanggungjawab pengelola sampah ditingkat lingkungan.

(3) Penyediaansarana pengumpulan sampah di wilayah permukiman yang dikelola oleh lingkungan, menjadi tanggung jawab lingkungan, dan Pemerintah Daerah berkewajiban memfasilitasinya sesuai kebutuhan, dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat.

(4) Hasil pemilahan sampah sebagimana ayat (1) pengelolaan lebih lanjut dapat bekerjasama dengan UPTD Bank Sampah;

Paragraf 3Pengangkutan Sampah

Pasal 24

(1) Pengangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 uruf c dilaksanakan oleh: a. lembaga pengelola sampah rumah tangga yang dibentuk

oleh lingkungan untuk sampah dari sumber diangkut keTPS Mobile dan/atau Transfer Depo;

b. pengelola sampah sejenis rumah tangga pada kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasanindustri, dan kawasan khusus dari sumber sampah ke TPA;

c. pihak ketiga baik perorangan maupun badan penyedia jasa pengangkutan sampah dan/atau pengolah sampah yang berizin, dari sumber sampah ke TPA;

d. setiap orang dan/atau badan usaha yang menghasilkan sampah ≥ 2,5 m3/hari dari sumber ke TPA;

e. Pemerintah Kota untuk sampahdari TPS Mobile, Transfer Depo, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya ke TPA;

f. UPTD Bank Sampah untuk pengangkutan sampah yang dapat didaur ulang dari sumber sampah, pokja, TPS danTPS 3R ke UPTD Bank Sampah;

g. Pokja pengolah sampah, untuk pengangkutan sampah yang dapat didaur ulang dari sumber sampah, TPS dan TPS 3R ke UPTD Bank Sampah;

(2) Bagi setiap orang, badan usaha atau pengelola kawasan sebagimana ayat (1) huruf b dan d, tidak dapat melakukan pengangkutan sampah sendiri maka dapat bekerja sama dengan pihak ketiga pengangkut dan/atau pengolah sampahyang berizin;

Page 16: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

(3) Alat pengangkutan sampah harus memenuhi persyaratan keamanan, kesehatan lingkungan, kenyamanan, dan kebersihan.

(4) Jenis sarana pengangkutan sampah meliputi: a. gerobak;b. motor sampah;c. container;d. pickup ataue. truk sampah

(5) Sarana pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dan huruf b dipergunakan untuk mengangkut sampah dari sumber sampah ke transfer depodan/atau ke TPS Mobile;

(6) Sarana pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c, huruf d dan huruf e dipergunakan untuk mengangkut sampah dari transfer depo dan/atau ke TPS Mobile ke TPA;

(7) Sarana pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus memenuhi persyaratan sesuai standar sebagai berikut: a. menggunakan bak dengan penutup; dan b. dimensi bak sarana pengankutandisesuaikan dengan

kapasitas dan daya angkut;c. moda transportasi pengangkutan sampah harus

memenuhi standar kelayakan;(8) Terhadap kegiatan pengangkutan sampah sebgaimana pasal

24 ayat (1) huruf a maka pengelola sampah ditingkat lingkungan dapat memungut iuran kepada masyarakat berdasarkan kesepakatan bersama, atas jasa pengangkutan sampah dari sumber ke TPS Mobile dan/atau Transfer Depo.

(9) Dalam hal terdapat sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun, teknis pengangkutan sampah mengikuti ketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku;

Pasal 25Untuk melakukan pengangkutan sampah sebagimana pasal 24 ayat (1) huruf e, pemerintah kota wajib menjamin ketersediaan jumlah sarana pengangkutan sampah yang aman dan sesuai dengan volume timbulan sampah;

Paragraf 4Pengolahan Sampah

Pasal 26

(1) Kegiatan pengolahan sampah dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. pemadatan; b. pengomposan; c. daur ulang; dan/atau d. pengolahan sampah lainnya dengan teknologi ramah

lingkungan. (2) Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dilakukan pada sumber sampah, TPS 3R, TPST dan/atau TPA yang disesuaikan dengan volume sampah yang akan dikelola;

(3) Kegiatan pengolahan sampah sebagimana dimaksud ayat (1) huruf b dan c dapat juga dilakukan di UPTD Bank Sampah

Page 17: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

(4) Kegiatan pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 27(1) Sampah spesifik karena sifat, konsentrasi dan/atau

volumenya memerlukan pengelolaan khusus, dilaksanakanberdasarkan norma, standar, prosedur, kriteria sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur denganPeraturan Walikota.

Paragraf 5Pemrosesan Akhir Sampah

Pasal 28

(1) Sampah yang tidak dapat diolah melalui kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) dilakukan pemerosesan akhir di TPA

(2) Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dalamPasal 15 huruf e, dilakukan di TPA untuk mengembalikansampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya kemedia lingkungan secaraaman.

(3) Pemrosesan akhir sampah dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan menggunakan metode:a. metode lahan urug terkendali (control land fill);b. metode lahan urug saniter (sanitary land fill); dan/atau c. metode lain dengan teknologi ramah lingkungan.

(4) Pemilihan lokasi TPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)wajib memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 29

(1) Pengeloladan/atau petugas TPS Mobile, Transfer Depo, TPS 3R, TPST dan/atau TPA berwenang:a. menolak pembuangan sampah yang belum dipilah; b. menolak pembuangan sampah yang tidak termasuk

sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga ke dalam TPS Mobile, Transfer Depo, TPS 3R, TPST dan/atau TPA;

c. menolak pembuangan sampah ke TPS Mobile, Transfer Depo, TPS 3R, TPST dan/atau TPA yang diangkut dengan alat angkut yang tidak memenuhi standar;

d. menertibkan lokasi TPS Mobile, Transfer Depo, TPS 3R, TPST dan/atau TPA dari kegiatan yang bukan bagian dari kegiatan Pengelolaan Sampah.

(2) Pengelola dan/atau petugas TPS Mobile, Transfer Depo, TPS 3R dan/atau TPST dapat menolak pembuangan sampah dengan volume ≥ 2,5 m3 dan/atau pengangkutan sampah selain kendaraan roda tiga; dan

(3) Dalam melakukan kegiatan pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah, pemerintah kota dapat:a. membentuk kelembagaan pengelola sampah; b. bermitra dengan badan usaha atau masyarakat;

dan/atau

Page 18: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

c. bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota lain. (4) Kemitraan dan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.

Paragraf 6Pengelolaan Sampah Spesifik

Pasal 30

Pengelolaan sampah spesifik terdiri atas:a. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;b. Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan

beracun;c. Sampah yang timbul akibat bencana;d. Puing bongkaran bangunan;e. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah;f. Sampah yang timbul secara tidak periodik.

Pasal 31

Ketentuan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 30mengenai pengelolaan sampah spesifik diatur dengan peraturanWalikota.

BABVIPERIZINAN

Pasal 32

(1) Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha pengelolaan sampah wajib memiliki izin dari Walikota.

(2) Kegiatan usaha pengelolaan sampah rumah tangga dan yangwajib memiliki izin meliputi:a. pengumpulan;b. pendaurulangan;c. pengangkutan;d. pengolahan;dane. pemrosesanakhir.

(3) Izinpengumpulan, pendaur ulangan, pengolahan dan pemerosesan akihir sampah berlaku selama 5 (lima) tahundan dapat diperpanjang.

(4) Izin pengangkutan sampah berlaku selama1 (satu) tahundan dapat diperpanjang.

(5) Izin pengelolaan sampah berakhir secara otomatis karenamasa berlaku sudah berakhir atau badan usaha pemegang izin pengelolaan sampah bubar dan/atau dicabut karena melanggar ketentuan yang berlaku dalam perizinan.

Pasal 33

(1) Untuk mendapatkan izin usaha pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal32ayat(1), badan usaha harus mengajukan permohonan secara tertulis kepadaWalikota dengan melampirkan persyaratan administrasi dan teknis.

Page 19: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

(2) Permohonan izin pengelolaan sampah harus memenuhi persyaratan administratif yang memuat:a. Data akta pendirian perusahaan;b. Nama penanggungjawab kegiatan;c. nama, alamat dan bidang usaha dan/atau kegiatan

perusahaan;d. nomor teleponperusahaan;e. wakil perusahaan yang dapat dihubungi;danf. sertifikat kompetensi dan/atau sertifikatpelatihan.

(3) Untuk kegiatan pengelolaan yang wajib Amdal atau UKL-UPL,permohonan izin harus dilengkapi dengan izin lingkungan.

(4) Keputusan mengenai pemberian izin pengelolaan sampah diumumkan kepada masyarakat.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara perizinan pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pasal 32 ayat 2 akan diatur lebih lanjut dengan peraturan Walikota.

BAB VIILEMBAGA PENGELOLA

Pasal 34

(1) Penyelenggaraan pengelolaan sampah dilaksanakan olehlembaga pengelola sampah.

(2) Lembaga pengelola sampah sebagaimana yang dimaksud dengan ayat (1) dapat berbentuk:a. LembagaSwadayaMasyarakat;b. UPTD;c. BLUD;d. SKPD; dan/ ataue. BUMD

Pasal 35

Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 akan diatur dengan peraturan Walikota.

BABVIIIPEMBIAYAAN DAN KOMPENSASI

Bagian KesatuPembiayaan

Pasal 36

(1) Sumber pembiyaan pengelolaan sampah berasal dari:a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);danb. sumber pembiayaan lainnya yang sah sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan.(2) Sumber pembiayaan lain yang sah sebagaimana dimaksud

pada ayat(1) huruf b dapat berupa:a. retribusi;b. hibah;c. pinjaman;dan/ataud. investasi badan usaha.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembiayaan diatur dengan Peraturan Walikota.

Page 20: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

Pasal 37

(1) Pembiayaan kegiatan pengolahan sampah yangdilaksanakan oleh masyarakat menjaditanggungjawabmasyarakat.

(2) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan berupastimulan dan/atau sarana pengolahan sampah yangdiselenggarakan oleh masyarakat sesuai kebutuhan.

Pasal 38

(1) Setiap orang dan/atau badanyang menggunakanatau meneri mamanfaat jasa pelayanan pengelolaan sampah wajib membayar jasa pengelolaan sampah.

(2) Besaran tarif yang dikenakan kepada setiap orang yang wajibbayar, dihitung berdasarkan kebutuhan biaya penyediaanjasa pengelolaan sampah yang diberikan menurut kaidahmanajemen usaha dan mempertimbangkan kemampuansecara ekonomi dan aspek keadilan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tarif jasa pengelolaan sampah diatur dengan Peraturan Walikota.

Bagian KeduaKompensasi

Pasal 39

(1) Kompensasi merupakan pemberian imbalan dan/atau rugikepada orang perseorangan, kelompok orang dan/ataubadan hukum, yang terkena dampak negatifyangditimbulkanoleh kegiatanpenanganansampahdiTPA.

(2) Pemerintah Daerah wajib memberikan kompensasi sebagai akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatanpemrosesan akhir sampah.

(3) Kompensasi harus dianggarkan dalam APBD.(4) Dampak negatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi:a. Pencemaran air;b. Pencemaran udara;c. Pencemaran tanah;d. longsor;e. kebakaran;f. ledakangasmetan; dan/ataug. hal lain yang dapat menimbulkan dampak negatif.

Pasal 40

(1) Kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1),dapat berbentuk:a. relokasi penduduk;b. pemulihan kualitas lingkungan;c. biaya kesehatandanpengobatan;d. penyediaan fasilitas sanitasi dan kesehatan;dan/ataue. kompensasi dalambentuk lain.

(2) Untuk memberikan jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah Daerah dapat bekerjasama dengan perusahaan asuransi.

Page 21: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pola kerjasama dengan perusahaan asuransi diatur melalui Peraturan Walikota.

Pasal 41

Tata cara pemberian kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1) dilaksanakan melalui:a. Pengajuan surat pengaduan kepada Pemerintah Daerah;b. pemerintah daerah melakukan investigasi atas kebenaran

dan dampak negatif pengelolaan sampah;danc. menetapkan bentuk kompensasi yang diberikan berdasarkan

hasil investigasi dan hasil kajian.

BABIXINSENTIF DAN DISINSENTIF

Pasal 42

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif pada setiap lembaga, pelaku usaha, perseorangan yang melakukan pengurangan dan/atau pengolahan sampah berupa:a. inovasi terbaik dalam pengelolaan sampah;b. pelaporan atas pelanggaran terhadap larangan;c. pengurangan timbulansampah;d. tertib penanganan sampah.

(2) Insentif yang diberikan berupa:a. Insentif fiskal;dan/ataub. Insentif non fiskal.

(3) Insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dapat berupa antara lain:a. Uang kepada anggota masyarakat yang langsung

melakukan pemilahan dan/atau pengolahan sampah;b. Dana bergulir;danc. Keringanan pajak daerah dan/atau pengurangan

retribusi.(4) Insentif non fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b, berupa pemberian kemudahan dalam perizinandan/atau dalam bentuk penghargaan.

Pasal 43

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan disinsentif kepadasetiap orang yang melakukan:a. Pelanggaran terhadap larangan;dan/atau b. Pelanggaran tertib penanganan sampah.

(2) Desinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat(1),dapatberupa:a. Disinsentif fiskal;danb. Disinsentif non fiskal.

(3) Disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, berupa pengenaan pajak daerah dan retribusi daerah yang tinggi;

(4) Disinsentif nonfiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf b, berupa persyaratan khusus dalam perizinan,kewajiban berupa kompensasi atau imbalan dan/ataupembatasan penyediaan prasarana dan sarana.

Page 22: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata carapemberian Insentif dan/atau disinsentif diatur denganPeraturan Walikota.

BAB XKERJASAMA DAN KEMITRAAN

Bagian KesatuKerjasama Antar Daerah

Pasal 44

(1) Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama antarPemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pengelolaansampah.

(2) Lingkup kerjasama antar Pemerintah Daerah dalampengelolaan sampah mencakup:a. penyediaan/pembangunanTPA;b. penyediaan prasarana dan sarana TPA;c. pengangkutan sampah dari TPS/TPST ke TPA;d. pengelolaan TPA;dan/ataue. pengelolaan sampah menjadi produk lainnya yang ramah

lingkungan.(3) Bentuk dan pola kerja sama antar daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BagianKeduaKemitraan

Pasal 45

(1) Pemerintah Daerah dapat bermitra dengan badan usahadalam pengelolaan sampah.

(2) Lingkup kerjasama bidang pengelolaan sampah dapatberupa:a. Pembatasan timbulan sampah;b. Pendauran ulang sampah;c. Pemanfaatan kembali sampah;d. Pemilahan sampah;e. Pengumpulan sampah;f. pengangkutansampah;g. pengolahansampah;danh. pemrosesan akhir sampah.

(3) Kerjasama dalam kegiatan pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat(2)huruf h, dapat berupa:a. penyediaan/pembangunanTPA;b. sarana dan prasarana TPA;c. pengangkutan sampah dari TPS/TPST keTPA;d. pengelolaanTPA;dan/ataue. pengolahan sampah menjadi produk lainnya yang ramah

lingkungan

Page 23: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

Pasal 46

(1) Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama antarapemerintah daerah dengan badanusaha.

(2) Tata cara pelaksanaan kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BABXIRETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN

Pasal 47

(1) Pemerintah daerah dapat mengenakan retribusi ataspelayanan persampahan.

(2) Penyelenggaraan retribusi atas pelayanan persampahanberpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum Kota Mataram.

BABXIIPERAN MASYARAKAT

Pasal 48

(1) Masyarakat dapat berperan aktif dalam pengolahan sampah dengancara:a. Meningkatkan kemampuan, kemandirian, keberdayaan

dan kemitraan dalam pengelolaan sampah;b. Menumbuh kembangkan kepeloporan masyarakat dalam

pengolahan sampah; c. Meningkatkan ketanggap daruratan atau tindakan yang

sifatnya gawat darurat dalam pengolahan sampah,seperti terjadi kebakaran di TPS, TPS3R, TPST atauTPA yang membahayakan; dan

d. menyampaikan informasi, laporan, pengaduan, saran dan/atau kritik yang berkaitan dengan pengelolaansampah.

(2) Pelaku usaha dapat berperan aktif dalam kegiatanpengolahan sampah melalui kegiatan:a. Penyediaan dan/atau pengembangan teknologi

pengolahan sampah;b. Bantuan prasarana dan sarana;c. Bantuan inovasi teknologi pengolahan sampah;dand. Pembinaan pengolahan sampah kepada masyarakat.

Pasal 49

(1) Setiap orang yang mengetahui, menduga dan/ataumenderita kerugian akibat dampak negative yangditimbulkan dalam kegiatan pengelolaan sampah dan/atauperbuatan larangan dalam perda ini sebagaimana dimaksuddalam Pasal 48 dapat menyampaikan pengaduan kepadaWalikota melalui Lurah, Camatdan/ atau Kepala Dinasterkait.

(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan dengan cara lisan dan/atau tertulis.

Page 24: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

Pasal 50

(1) Pengaduan tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49ayat (2) memuat informasi:a. Identitas pengadu yang paling sedikit memuat informasi

nama, alamat, dan nomor telepon yang bisa dihubungi;b. Lokasi terjadinya dampak dan/atau perbuatan dalam

kegiatan pengelolaan sampah;c. dugaan sumber dampak dan/atau perbuatan dalam

kegiatan pengelolaan sampah;d. waktu terjadinya dampak dan/atau perbuatan dalam

kegiatan pengelolaan sampah.(2) Data pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib

dirahasiakan oleh penerima pengaduan.

Pasal 51

(1) Pengadu berhak menyampaikan pengaduan kepada instansi yang bertanggungjawab.

(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan melalui lurah atau camat setempat.

(3) Lurah atau camat setempat menyampaikan pengaduansebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada instansi yangbertanggungjawab.

(4) Dalam hal pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)ditindaklanjuti dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja,pengadu dapat menyampaikan pengaduan kepada instansi yang bertanggungjawab ditingkat pemerintahan yang lebihtinggi.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan kelembagaan dalam penanganan pengaduan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 59 diatur dengan PeraturanWalikota.

BABXIIIPEMBINAANDANPENGAWASAN

Pasal 52

(1) Pemerintah Daerah wajib melakukan pembinaan terhadap penyelenggara pengelolaan sampah, antara lain melalui kegiatana. koordinasi;b. sosialisasi;c. penyuluhan dan bimbingan teknis;d. supervisi dan konsultasi;e. pendidikan dan pelatihan;f. penelitian dan pengembangan;g. pengembangan sistem informasi dan komunikasi;danh. penyebarluasan informasi.

(2) Kegiatan pembinaan pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan kepada masyarakat (orang perorangan, kelompok masyarakat), produsen, pelakuusaha, pengelola kawasan, dan lembagapengelola.

(3) Kegiatan pembinaan pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 25: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

Pasal 53

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengawasan pelaksanaan pengelolaan sampah dengan cara:a. pemantauan;b. pengendalian;dan c. evaluasi.

(2) Pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:a. Pengurangan sampah;b. Penanganan sampah;c. Pelaksanaan penanggulangan kecelakaan dan

pencemaran lingkungan hidup akibat kegiatan penanganan sampah; dan

d. Pelaksanaan pemulihan fungsi lingkungan hidup akibat kecelakaan dan pencemaran lingkungan dari kegiatan penanganan sampah.

BAB XIVLARANGAN DAN SANKSI ADMINISTRATIF

Bagian KesatuLarangan

Pasal 54

Setiap orang dilarang:a. membuang sampah tidak pada tempat yang telah

ditentukan dan disediakan;b. membuang sampah, kotoran, atau barang bekas lainnya

disaluran airatauselokan, jalan, berm (bahu jalan), trotoar, tempat umum,tempat pelayanan umum, dan tempat-tempat lainnya yang bukan merupakan tempat pembuangan sampah;

c. mencampur sampah rumah tangga dan sampah sejenissampah rumah tangga dengan sampah B3 rumah tangga;

d. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan;

e. mengotori, merusak, membakar, atau menghilangkan tempat sampah yang telah disediakan;

f. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratanteknis pengelolaan sampah, sehingga mengganggu kenyamanan penduduk sekitar tempat pembakaransampah dan menyebabkan pencemaran dan perusakanlingkungan hidup;dan

g. melakukan pemrosesan akhir sampah menggunakanmetode yang tidak sesuai denganperaturanperundang-undangan.

Page 26: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

Bagian KeduaSanksi Administratif

Pasal 55

(1) Setiap produsen dengan sengaja melaksanakan kegiatanyang bertentangan dengan Pasal 13 dikenakan sanksiadministratif berupa uang paling sedikit Rp. 25.000.000(dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

(2) Setiap pelaku usaha dengan sengaja melaksanakan kegiatan yang bertentangan dengan Pasal 19 ayat(1), Pasal21 ayat (2) dan Pasal 23 dikenakan sanksi administratifberupa uang paksa palingsedikit Rp.5.000.000(limajutarupiah) dan paling banyak Rp.25.000.000 (duapuluh lima juta rupiah).

(3) Setiap produsen dan pelaku usaha yang dengan sengajatanpa melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan (2) maka pemerintah daerah dapatmencabut izin usaha.

(4) Uang paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), wajib disetorkan ke kas daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 56

(1) Setiap orang yang lalai atau dengan sengaja tidakmelakukan pemilahan dan pewadahan Sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 dikenakan sanksi administrative berupa uang paksa paling banyak Rp. 1.000.000.

(2) Penanggungjawab dan/atau pengelola kawasanpermukiman, kawasan komersial, kawasan industri,kawasan khusus, yang lalai atau dengan sengaja tidakmenyediakan prasarana dan sarana pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 21 ayat (2) dan Pasal 23 dikenakan sanksi administratif berupa uangpaksa paling sedikit Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah)dan paling banyak Rp.50.000.000 (lima puluh Jutarupiah).

(3) Pengelola fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitaslainnya yang lalai atau dengan sengaja tidak menyediakan prasarana dan sarana pengelolaan sampah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 19 dan Pasal 23, dikenakan sanksiadministratif berupa uang paksa paling sedikitRp.1.000.000 (satu juta rupiah) dan paling banyakRp.5.000.000 (lima juta rupiah).

Pasal 57

(1) Walikota dapat memberikan sanksi administratif berupa uang paksa kepada:a. Setiap orang dengan sengaja atau terbukti membuang

sampah diluar jadwal yang ditentukan, dikenakan uang paksa paling banyak Rp.100.000,00 (seratus riburupiah);

Page 27: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

b. Setiap orang dengan sengaja atau terbukti membuang, menumpuk sampah dan/atau bangkai binatangkesungai/kali/kanal,waduk, saluran air limbah, di jalan, taman, atau tempat umum, dikenakan uangpaksa paling banyak Rp.500.000 (lima ratus ribu rupiah);

c. setiap orang dengan sengaja atau terbukti membuang sampah dari kendaraan, dikenakan uang paksa paling banyak Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah); dan

d. setiap orang dengan sengaja atau terbukti mengerukatau mengais sampah di TPS yang berakibat sampahmenjadi berserakan, membuang sampah di luartempat/lokasi pembuangan yang telah ditetapkan,dikenakan uang paksa paling banyak Rp.500.000 (limaratus ribu rupiah);

e. setiap orang dengan sengaja atau terbukti membakar sampah, dikenakan uang paksa paling banyak Rp.1.000.000 (satujuta rupiah);

f. pengelola sampah yang melanggar ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan dalam izin, dikenakanpaksaan oleh pemerintahan sesuai ketentuan dalamperizinan yang berlaku;

g. apabila paksaan pemerintahan tidak dilaksanakan, dikenakan uang paksa paling banyak Rp.25.000.000(Dua Puluh Lima Juta Rupiah).

h. Paksaan pemerintahan dan uang paksa tidakdilaksanakan oleh pemegang izin maka dikenakanpencabutan izin.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara operasional ditetapkan oleh pengawas kebersihandan dapat didampingi aparat penegak hukum.

(3) Uang paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib disetorkan ke kas daerah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 58

(1) Badan usaha yang terbukti melakukan usaha pengelolaan sampah tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36ayat (1) kepada penanggungjawab Badan Usaha dikenakansanksi administratif berupa uang paksa paling sedikitRp.5.000.000 (lima juta rupiah) dan paling banyak Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dengan ketentuan wajib memproses Izin Usaha Pengelolaan Sampah.

(2) Badan usaha dibidang pengelolaan sampah dengan sengaja dan terbukti tidak memberikan jaminan perlindungan kepada Petugas Kebersihannya, maka penanggungjawab badan usaha yang bersangkutan dikenakan sanksi berupa pencabutan izin usaha pengelolaan sampah.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara dan mekanisme penerapan sanksi administratif secara rinci, diatur dengan Peraturan Walikota.

Page 28: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

BAB XVPENYIDIKAN

Pasal 59

(1)Selain pejabat penyidik Polri, yang bertugas menyidiktindak pelanggaran sebagaimana dimaksud dalamPeraturan Daerah ini dilakukan oleh Penyidik PegawaiNegeri Sipil (PPNS) yang pengangkatannya ditetapkansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2)Dalam melaksanakan tugas PPNS sebagaimana dimaksudpada ayat(1), berwenang :a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang

tentang adanya pelanggaran dan/atau tindakpidana;b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat

kejadian pelanggaran dan/atau melakukan pemeriksaan kebenaran laporanatauketerangan berkenaan dengan pelanggaran dan/atau tindak pidanadi bidang pengelolaan sampah;

c. memanggil seseorang untuk didengar keterangannya sebagai tersangka atau saksi yang berkenaan dengan pelanggaran dan/atau tindak pidana dibidangpengelolaan sampah;

d. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan pelanggaran dan/atau tindak pidanadibidang pengelolaansampah;

e. meminta keterangan dan mengumpulkan alat bukti berkenaandengan peristiwa tindak pidana di bidang pengelolaan sampah;

f. melakukan pemeriksaan atas alat bukti yang berkenaan dengan tindak pidana dibidangpengelolaan sampah;

g. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan dan barang yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana dibidang pengelolaan sampah; dan

h. melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara yang diduga tempat kejadian atau lokasi yang terkenadampak pelanggaran dan/atau tindak pidana dibidangpengelolaan sampah.

(3) Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikannya kepada Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.

(4) Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan penyidikan kepada penuntut umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.

Page 29: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

BAB XVIKETENTUAN PIDANA

Pasal 60

(1) Setiap produsen yang lalai atau dengan sengaja tidak mencantumkan label dan/atau tanda yang berhubungandengan pengurangan dan penanganan sampah padakemasan dan/atau produk yang dihasilkan kepadapenanggungjawabnya diancam pidana kurungan palinglama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyakRp.50.000.000,-(lima puluh juta rupiah).

(2) Setiap produsen yang lalai atau dengan sengaja tidak menggunakan bahan baku produksi dan kemasan yangdapat diurai oleh proses alam, yang menimbulkan sesedikitmungkin sampah, dan yang dapat didaur ulang dan/ataudiguna ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal14 ayat (2), kepada penanggung jawabnya diancam pidanakurungan paling lama6 (enam) bulan atau denda palingsedikit Rp.25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) danpaling banyak Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 61

Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan sampah tanpa memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36ayat (2), diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulanatau denda paling banyak Rp.50.000.000,-(lima puluh jutarupiah).

Pasal 62

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 danPasal 61 adalah kejahatan.

BAB XVIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 63

(1) Selama belum ditetapkan peraturan pelaksanaan berdasarkan Peraturan Daerah ini, peraturan pelaksanaan yang ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangandengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Penyediaan fasilitas pemilahan sampah dilakukan paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Daerah ini mulai berlaku.

(3) Penyediaan TPS3R oleh Pemerintah Daerah selama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Daerah ini mulai berlaku.

(4) Penyediaan TPST dan TPA oleh Pemerintah Daerah dilakukanpaling lama 5 (lima) tahun sejak Peraturan Daerah ini mulai berlaku.

(5) Peraturan pelaksanaan yang diamanatkan oleh Peraturan Daerah ini diselesaikan paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak peraturan daerah ini diundangkan.

Page 30: WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT … Pengelolaan Sampah.pdf · PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, ... d. bahwa berdasarkan pertimbangan

BAB XVIIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 64

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, PeraturanDaerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampahdicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 65

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Mataram.

Ditetapkan di Mataram pada tanggal

PLT. WALIKOTA MATARAM,

H. MOHAN ROLISKANA

Diundangkan di Matarampada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM,

H. EFFENDI EKO SASWITO

LEMBARAN DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2018 NOMOR SERI

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT :