volume 8 januari - maret 2019 - readi

8
M inimnya jumlah aktuaris mengakibatkan profesi ini menduduki peringkat sebagai profesi yang paling dicari oleh perusahaan. Berdasarkan data Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), hingga sekarang, jumlah aktuaris terdaſtar di Indonesia baru sekitar 51 persen dari kebutuhan. Jumlah tersebut dinilai masih kurang karena kebutuhannya cukup nggi. Hal ini diungkapkan Depu Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank 1 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Anggar B. Nuraini, pada kegiatan Seminar 1.000 Aktuaris di Pekanbaru, Riau, pada tanggal 25 April 2019. Menurut Ibu Anggar, keberadaan aktuaris-aktuaris berkualitas di Indonesia, dan juga di beberapa negara berkembang lainnya, sangatlah penng dalam memenuhi kebutuhan di industri keuangan, khususnya asuransi, dan bidang lainnya seper konsultan aktuaria, pengelola dana pensiun, dan pengelola employee benefit pada perusahaan. “Dalam bidang aktuaria kita belajar menghitung dan mengukur nilai risiko yang akan dihadap. Dengan mengetahui risiko, seorang aktuaris dapat membantu memberi masukan untuk mengatasi risiko tersebut. Dengan kemampuan analisis yang kuat, mampu menjadi problem solver, mengelola risiko, ditambah dengan kemampuan komunikasi dan komputer yang baik, maka seorang aktuaris dapat meningkatkan kredibilitas dari layanan yang diberikan perusahaan tersebut,” jelas Ibu Anggar. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi Universitas Riau (UNRI), Prof Dr Syaiful Bahri MSi. Beliau mengapresiasi beberapa universitas yang telah mendirikan Pogram Studi Aktuaria maupun peminatan aktuaria. Pemahaman mahasiswa mengenai profesi aktuaris diakui masih minim sehingga lulusan perguruan nggi yang memilih profesi di bidang aktuaria juga masih sedikit. Prof. Syaiful Bahri mengharapkan Universitas Riau dapat menjalin kerjasama pengembangan program aktuaria. Kerjasama ini melipu pelahan dari ahli, program magang, seminar-seminar aktuaria, JANUARI - MARET 2019 VOLUME 8 OJK Ingatkan Pentingnya Ketersediaan Aktuaris di Industri Keuangan

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VOLUME 8 JANUARI - MARET 2019 - READI

Minimnya jumlah aktuaris mengakibatkan profesi ini menduduki peringkat sebagai

profesi yang paling dicari oleh perusahaan. Berdasarkan data Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), hingga sekarang, jumlah aktuaris terdaftar di Indonesia baru sekitar 51 persen dari kebutuhan. Jumlah tersebut dinilai masih kurang karena kebutuhannya cukup tinggi. Hal ini diungkapkan Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank 1 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Anggar B. Nuraini, pada kegiatan Seminar 1.000 Aktuaris di Pekanbaru, Riau, pada tanggal 25 April 2019.

Menurut Ibu Anggar, keberadaan aktuaris-aktuaris berkualitas di

Indonesia, dan juga di beberapa negara berkembang lainnya, sangatlah penting dalam memenuhi kebutuhan di industri keuangan, khususnya asuransi, dan bidang lainnya seperti konsultan aktuaria, pengelola dana pensiun, dan pengelola employee benefit pada perusahaan.

“Dalam bidang aktuaria kita belajar menghitung dan mengukur nilai risiko yang akan dihadap. Dengan mengetahui risiko, seorang aktuaris dapat membantu memberi masukan untuk mengatasi risiko tersebut. Dengan kemampuan analisis yang kuat, mampu menjadi problem solver, mengelola risiko, ditambah dengan kemampuan komunikasi dan komputer yang baik, maka seorang aktuaris dapat meningkatkan kredibilitas dari

layanan yang diberikan perusahaan tersebut,” jelas Ibu Anggar.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi Universitas Riau (UNRI), Prof Dr Syaiful Bahri MSi. Beliau mengapresiasi beberapa universitas yang telah mendirikan Pogram Studi Aktuaria maupun peminatan aktuaria. Pemahaman mahasiswa mengenai profesi aktuaris diakui masih minim sehingga lulusan perguruan tinggi yang memilih profesi di bidang aktuaria juga masih sedikit. Prof. Syaiful Bahri mengharapkan Universitas Riau dapat menjalin kerjasama pengembangan program aktuaria. Kerjasama ini meliputi pelatihan dari ahli, program magang, seminar-seminar aktuaria,

JANUARI - MARET 2019VOLUME 8

OJK Ingatkan Pentingnya Ketersediaan Aktuaris di Industri Keuangan

Page 2: VOLUME 8 JANUARI - MARET 2019 - READI

2 APRIL - JUNI 2019VOLUME 9

promosi-promosi tentang profesi aktuaria di sekolah-sekolah dan juga pengembangan klub aktuaria sebagai kegiatan kemahasiswaan. Diharapkan upaya ini akan menaikkan ketertarikan para siswa-siswi SMA maupun SMK untuk memilih karir sebagai aktuaris dan mendalami Program Studi Matematika Terapan di UNRI.

Pada seminar ini diadakan diskusi dengan tema “Profesi Aktuaris dan Pogram Lain Berkaitan Dengan Peningkatan Jumlah Aktuaris,” yang menghadirkan tiga pembicara, yaitu Bapak Arie Munandar mewakili Otoritas Jasa Keuangan, Bapak Budi Tampubolon, FSAI mewakili Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), dan Mr. William Duggan mewakili READI Project. Diskusi dipandu oleh Drs.

Hasriati, M.Si dari Jurusan Matematika FMIPA UNRI dan pengajar aktuaria pada peminatan Matematika Management.

Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Riau dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan, Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) dan READI Project. Acara ini berlangsung sangat meriah dengan peserta mencapai 300 orang, terdiri dari mahasiwa UNRI dan pelajar SMA/MA/SMK dari berbagai sekolah di kota Pekanbaru.

2

Page 3: VOLUME 8 JANUARI - MARET 2019 - READI

3APRIL - JUNI 2019VOLUME 9

Canadian Team Math Contest (CTMC) adalah kompetisi matematika beregu yang diadakan setiap tahun oleh University of Waterloo, Kanada. Kompetisi yang sangat menyenangkan dan menantang ini dirancang untuk pelajar kelas 9 sampai dengan kelas 12.

Tanggal 11 April 2019, untuk pertama kalinya CTMC diadakan di Indonesia bekerjasama dengan 7 perguruan tinggi, yaitu: Universitas Gadjah Mada, Institut teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Pelita Harapan dan, Universitas Prasetiya Mulya. Berbeda dengan kompetisi Cayley dan Fermat yang diadakan di sekolah masing-masing dan dengan soal-soal dalam Bahasa Indonesia, CTMC diadakan di kampus dan soal-soal diberikan dalam Bahasa Inggris.

Kompetisi CTMC 2019 ini diikuti oleh 128 tim dengan 768 siswa yang berasal dari 89 sekolah. Setiap tim terdiri dari 6 orang dan bertanding dalam 3 babak yaitu: individual event, team event, dan relay event.

Pelajar yang berhasil meraih General Champion untuk kategori Top Individual adalah Hansen Emanuel dari SMA Dian Harapan Daan Mogot.

Tim dari Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Malan berhasil meraih General Champion untuk kategori Top Team. Anggota tim terdiri dari: Muhammad Surya Siddiq, Ahmad Septia Brilliantino, Mohammad Ferry Husnil Arif, Nadif Mustafa, Cetta Reswara Parahita, dan Muhammad Fatin Abimanyu.

Ratusan Tim SMA Meriahkan Canadian Team Math Contest di Tujuh Perguruan Tinggi Indonesia

Universitas Pelita HarapanPemenang Top Individual: Hansen Emanuel (SMA Dian Harapan Daan Mogot)Pemenang Top Team: SMA Dian Harapan Daan Mogot

Universitas Prasetiya Mulya Pemenang Top Individual: Hendrikus Hansen Witarsa (SMAK 3 BPK Penabur Jakarta) Pemenang Top Team: SMAK 3 BPK Penabur Jakarta

Berikut daftar pemenang CTMC 2019 di setiap kampus:Universitas Gadjah MadaPemenang Top Individual:1. Gilbert Geraldo (Sekolah Nasional Karangturi)2. Kevin Ahmadiputra (Sekolah Nasional Karangturi)3. Aaron Valencio K (Sekolah Nasional Karangturi)Pemenang Top Team: SMA PL Van Lith Muntilan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember SurabayaPemenang Top Individual:1. Rizky Maulana Hakim (MAN 2 Kota Malang)2. Muhammad Surya Siddiq (MAN 2 Kota Malang)3. Ahmad Septian Brilliantino (MAN 2 Kota

Malang)Pemenang Top Team: MAN 2 Kota Malang

Institut Pertanian BogorPemenang Top Individual:1. Bryan Bernardi (Sekolah Bogor Raya)2. Hagai Miguel Limantara (Sekolah Bogor Raya)3. Raditya Amanta Putra (SMAN 4 Bogor)Pemenang Top Team: MAN 2 Kota Malang

Institut Teknologi BandungPemenang Top Individual: Poh, Johannes Ansell (SMA Santo Aloysius I Bandung)Pemenang Top Team: SMA Santo Aloysius I Bandung

Institut Pertanian BogorPemenang Top Individual:1. Bryan Bernardi (Sekolah Bogor Raya)2. Hagai Miguel Limantara (Sekolah Bogor Raya)3. Raditya Amanta Putra (SMAN 4 Bogor)Pemenang Top Team: Sekolah Bogor Raya

Universitas Katolik Parahyangan BandungPemenang Top Individual: Danzel Artamadja (SMAK 3 BPK Penabur Bandung)Pemenang Top Team: SMAK 3 BPK Penabur Bandung

Page 4: VOLUME 8 JANUARI - MARET 2019 - READI

4 APRIL - JUNI 2019VOLUME 9

Industri asuransi di Indonesia memiliki dua jenis kategori asuransi yaitu asuransi jiwa (life insurance) dan asuransi umum (general insurance). Peran seorang aktuaris selama ini lebih banyak dikenal di asuransi jiwa. Padahal

melihat fungsinya, seorang aktuaris dapat pula berperan banyak di industri asuransi umum. Menurut data dari AAUI terdapat 85 perusahaan asuransi umum di Indonesia, tetapi baru 22 perusahaan yang mempunyai aktuaris bergelar FSAI. Padahal, Peraturan Menteri Keuangan No.53/PMK.010/2012, mewajibkan setiap perusahaan asuransi dan reasuransi memiliki tenaga aktuaris perusahaan (Appointed Actuary).

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) bekerjasama dengan READ Project menggagas program AAUI Goes to Campus yang bertujuan untuk mensosialisasikan peran aktuaris dan menarik minat lulusan perguruan tinggi untuk berkarir sebagai aktuaris di industri asuransi umum. Pada tanggal 1 Mei 2019, AAUI dan READI Project berkunjung ke Kampus Universitas Andalas Padang untuk mengadakan Seminar Aktuaria bertema, “Actuary in General Insurance, Profession for the Future”. Diretur Eksekutif AAUI, Dody A.S Dalimunthe, menjadi salah satu pembicara bersama dengan Ronald Sajuti, FSAI (Head of Actuary Tokio Marine Indonesia), dan Dumaria Tampubolon, MSc., PhD (dosen FMIPA ITB dan konsultan aktuaria dari PT. Reasuransi Maipark Indonesia). Seminar ini diikuti oleh sekitar 250 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen.

Dalam paparannya Pak Dody antara lain menyebutkan bahwa saat ini di Indonesia baru ada 536 aktuaris, yang terdiri dari 265 ahli aktuaris dan 271 ajun aktuaris. Seharusnya Indonesia memiliki 3.000 aktuaris untuk memenuhi industri yang ada. Di Indonesia terdapat 55 perusahaan asuransi jiwa, 78 perusahaan asuransi, 6 perusahaan rasuransi, 2 suransi sosial, dan 3 asuransi wajib. Menurut data AAUI, ada 81 orang aktuaris yang bekerja di perusahaan asuransi umum. Dari jumlah tersebut, ada 29 orang aktuaris bergelar FSAI dan 52 orang lainnya bergelar

ajun aktuaris. Menurut Dody, industri asuransi umum membutuhkan sedikitnya 170 orang aktuaris dan 255 orang ajun aktuaris. Jumlah tersebut akan semakin meningkat dengan berkembangnya jumlah perusahaan asuransi umum di Indonesia.

Ronald Sajuti, FSAI menyoroti peran aktuaris di asuransi umum. Pekerjaan aktuaris di perusahaan asuransi antara lain merancang produk-produk asuransi baru, menentukan tingkat premi, profitabilitas produk, menghitung tingkat solvabilitas perusahaan, nilai perusahaan, cadangan teknis, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan teknis dari regulator. Perusahaan asuransi umum mempunyai banyak lini bisnis dan diprediksi akan semakin berkembang di masa depan sehingga kebutuhan akan profesi aktuaris juga akan semakin meningkat.

Menurut Ibu Dumaria Tampubolon, Ph. D, perusahaan asuransi umum selama ini memang belum terbiasa mempekerjakan aktuaris. Sekitar 60% aktuaris yang ada di Indonesia bekerja di perusahaan asuransi jiwa. Sisanya tersebar di industri lain, termasuk menjadi konsultan aktuaria. Peluang untuk mengembangkan industri asuransi umum di Indonesia sangat besar karena masih banyak lini bisnis yang belum dikembangkan, salah satu contohnya adalah asuransi yang terkait dengan risiko bencana alam. Selain itu, kemajuan teknologi digital selain memberikan kemudahan juga memnunculkan berbagai risiko bisnis baru yang tidak pernah ada sebelumnya. Hal-hal semacam ini membutuhkan kemampan aktuaris dalam melakukan mitigasi, analisa, dan mencari solusi.

Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Andalas sebagai panitia AAUI Goes to Andalas Campus menyambut gembira kegiatan seminar tersebut dan berharap pemahaman mahasiswa tentang aktuaria dan asuransi semakin meningkat dan semakin banyak mahasiswa yang termotivasi untuk menjadi aktuaris di industri asuransi umum.

AAUI Sosialisasikan Peluang Kerja Sebagai Aktuaris di Industri Asuransi Umum

Page 5: VOLUME 8 JANUARI - MARET 2019 - READI

5APRIL - JUNI 2019VOLUME 9

Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi mengeluarkan Keputusan Menteri No. 123/M/KPT/2019 yang mengatur tentang Pelaksanaan Magang Industri dan

Pengakuan SKS Magang Industri Untuk Program Sarjana dan Sarjana Terapan. Yang menarik dari Keputusan Menteri ini adalah pelaksanaan magang dengan konsep Co-operative Education atau Belajar Bekerja Terpadu, sebuah metode pembelajaran yang menggabungkan metode pembelajaran di ruang kelas dengan praktik kerja secara profesional di perusahaan selama masa studi mahasiswa. Metode ini mendukung penerapan konsep Link and Macth di perguruan tinggi sehingga mereka dapat memenuhi permintaan pasar tenaga kerja yang teridentifikasi dengan jelas dan melibatkan sektor swasta dalam menyediakan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan perusahaan.

Keputusan Menteri ini akan menjadi rujukan dan aturan formal untuk mahasiswa dan magang industri. Waktu minimum untuk magang adalah satu bulan atau lima hari kerja per minggu selama delapan jam per hari.

praktik kerja atau magang yang dilakukan mahasiswa diakui dengan nilai SKS, yaitu 1 SKS atau senilai dengan 45 jam magang.

Peluncuran resmi Keputusan Menteri tersebut diadakan pada tanggal 8 April 2019 bersamaan dengan Forum Fintech Indonesia di Bandung yang dihadiri oleh sekitar 1.500 peserta, mahasiswa dan dosen, dari berbagai perguruan tinggi di 34 provinsi di Indonesia. Bapak Ismunandar, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, hadir mewakili Menteri Ristekdikti. Turut hadir pula Mr. Pierre -Yves Monnard mewakili Kedutaan Besar Kanada, Mr. Bill Duggan, Field Director READI Project, dan Dr. Paristiyanti Nurwardani, Direktur Pembelajaran Kemenristekdikti.

Diharapkan dengan adanya Kepmen ini akan lebih banyak kampus di Indonesia yang yang menerapkan program Belajar Bekerja Terpadu (Co-Operative Education) sehingga kualitas lulusan perguruan tinggi semakin bermutu dan siap kerja.

Kemenristekdikti Keluarkan Regulasi Mendukung Penerapan

Co-Operative Education di Indonesia

Page 6: VOLUME 8 JANUARI - MARET 2019 - READI

6 APRIL - JUNI 2019VOLUME 9

READI Project bekerjasama dengan Masyarakat Matematikawan Indonesia (INDOMS) mengadakan Workshop Review Kurikulum Pendidikan Aktuaria pada tanggal 9 - 10 April 2019 di Jakarta. Workshop yang merupakan kelanjutan dari Workshop Road Map to Teaching Excellence in Actuarial Science (19 - 20 Februari 2019) ini bertujuan untuk mendukung universitas penyelenggara pendidikan Ilmu Aktuaria untuk mereviu kurikulum mereka agar sejalan dengan silabus ujian sertifikasi dari organisasi profesi aktuaris di Indonesia maupun di luar negeri. Narasumber pada Workshop ini adalah Ibu Paristiyanti Nurwardani (Direktur Pembelajaran Ditjen Belmawa – Kemristek Dikti), Paul Kartono (PAI – Indonesia), Alicia Rollo (IAA/CIA - Canada), Caryn Chua (IFoA – Singapore), Wai Ling Yung (SOA – Hongkong), Kam Pui Wat (University of Hong Kong), Ken Seng Tan

(University of Waterloo – Kanada). Sekitar 40 peserta yang hadir pada workshop tersebut adalah perwakilan dari perguruan tinggi yang sudah mempunyai prodi aktuaria, peminatan aktuaria dan/atau sudah bekerjasama dengan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) untuk program penyetaraan ujian aktuaris. Hal yang menarik dari workshop selama 2 hari ini antara lain: presentasi dari beberapa organisasi profesi aktuaris seperti PAI, SOA, IAA/CIA, dan IFoA tentang modul ujian aktuaris serta

syarat-syarat penyetaraan/akreditasi profesi aktuaris yang ada di masing-masing organisasi. Sementara University of Waterloo dan University of Hongkong menjelaskan tentang kurikulum ilmu aktuaria yang diterapkan untuk mahasiswa program S1 dan S2. Mereka juga mendiskusikan manfaat-manfaat bila mata kuliah yang ada di prodi aktuaria disetarakan dengan

ujian sertifikasi dari organisasi profesi aktuaris nasional dan internasional. Saat ini, University of Waterloo memiliki kerjasama penyetaraan ujian dengan 5 organisasi profesi aktuaris. READI berharap informasi yang didapat dari workshop ini bisa menjadi masukan bagi perguruan tinggi di Indonesia yang sudah punya atau berencana untuk membuka prodi aktuaria, khususnya dalam hal penyusunan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan profesi aktuaris.

Pada tanggal 4 Mei 2019 Universitas Gadjah Mada meluncurkan secara resmi program

studi Ilmu Aktuaria. Peluncuran dilakukan di Auditorium FMIPA UGM ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseon, M.Agr.

“Di masa depan, semakin banyak komponen uncertainty di dalam kehidupan kita. Aktuaris adalah salah satu profesi yang dapat memperhitungkan risiko yang berhubungan dengan ketidaktentuan di masa yang akan datang. Oleh karenanya UGM merasa perlu untuk ikut mengembangkan profesi ini” kata Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseon, M. Agr dalam sambutannya. Beliau juga menyebut bahwa aktuaris

adalah profesi masa depan, kita perlu perbanyak jumlah profesi ini untuk menopang perekonomian kita di masa yang akan datang.

Acara Grand Launching Prodi Aktuaria UGM dilanjutkan dengan kegiatan AAUI Goes to Campus yang bertujuan untuk memperkenalkan peran aktuaris di industri asuransi umum dan menarik minat lulusan perguruan tinggi untuk berkarir sebagai aktuaris di asuransi umum. Kegiatan yang diadakan juga di beberapa perguruan tinggi di Indonesia

ini merupakan kerjasama antara Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dan Project READI.

Kegiatan AAUI Goes to Campus ini diisi dengan Talkshow yang bertajuk “Peluang dan Peran Aktuaris di Asuransi Umum” yang menghadirkan 3 orang pembicara: Dody A.S. Dalimunthe (Diretur Eksekutif AAUI), Tabah Wisnu Viaztri, FSAI (Head of Acruary dari

PT. Asuransi Kresna Mitra), dan Dumaria R. Tampubolon, MSc., PhD (dosen FMIPA ITB dan konsultan aktuaria PT. Reasuransi Maipark Indonesia). Bertindak sebagai moderator diskusi adalah Maria Zefanya Sampe, MM, dari Universitas Prasetiya Mulya.

Dalam paparannya Dody Dalimunthe mengungkapkan pentingnya peran aktuaris dalam perkembangan industri asuransi umum di Indonesia. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang

Workshop Review Kurikukum Pendidikan Aktuaria di Indonesia

UGM Resmikan Program Studi Aktuaria dan Sosialisasikan Peran Aktuaris di Asuransi Umum

Page 7: VOLUME 8 JANUARI - MARET 2019 - READI

7APRIL - JUNI 2019VOLUME 9

Workshop Review Kurikukum Pendidikan Aktuaria di IndonesiaPerasuransian mengamanatkan kewajiban semua perusahaan asuransi untuk memiliki aktuaris. Sementara kondisi saat ini belum banyak perusahaan asuransi umum yang memiliki aktuaris. Oleh karenanya AAUI merasa perlu untuk mensosialisasikan hal ini kepada calon-calon lulusan di universitas untuk mendorong mereka untuk menjadi aktuaris di perusahaan asuransi umum.

Lebih detil, Tabah WIsnu Viaztri memberikan gambaran tentang bidang kerja aktuaria di perusahaan asuransi umum, seperti penentuan harga produk, penghitungan cadangan teknis, mengitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya di masa yang akan datang, dan mengevaluasi tingkat kesehatan perusahaan. Tabah Wisnu juga menunjukkan beberapa metode

modeling yang biasa dipakai aktuaris di perusahaan asuransi umum.

Sebagai akademisi dan juga konsultan aktuaria, Dr. Dumaria Tampubolon menjelaskan betapa luasnya lingkup kerja aktuaria yang masih perlu dikembangkan di Indonesia. Dosen aktuaria ITB yang juga ketua komite pemantau risiko PT. Reasuransi Maipark Indonesia ini memberikan contoh misalnya di dalam pengelolaan

risiko bencana. Sebagaimana diketahui Indonesia memiliki banyak wilayah yang rawan bencana. Dan bencana alam adalah salah satu risiko yang tidak bisa dihindari, waktu kejadiannya tidak dapat diketahui secara pasti termasuk kerugian yang ditimbulkannya juga tidak dapat diketahuai secara pasti. Ilmu aktuaria menjadi penting digunakan untuk memprediksi kerugian

tersebut dan memitigasi risiko tersebut.

Dengan meningkatnya pemahaman tentang peran aktuaris di asuransi umum beserta peluang kerjanya yang semakin besar di masa depan diharapkann akan semakin banyak lulusan perguruan tinggi yang tertarik untuk berkarir sebagai aktuaris di industri asuransi umum.

Mengenal Asuransi Umum

Asuransi Umum adalah pertanggungan risiko yang memberikan penggantian karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang mungkin diderita tertanggung karena terjadinya

suatu peristiwa yang tidak pasti. Risiko-risiko yang timbul tidak bisa diduga namun setidaknya pihak asuransi sebagai pihak penanggung memberikan jaminan penggantian berupa uang yang disebut santunan pada pihak tertanggung yang mengalami peristiwa tersebut.

Apa Saja Contoh Asuransi Umum?Asuransi umum memiliki banyak sekali pilihan produknya karena yang dilindungi bisa untuk perorangan bahkan bisa untuk bisnis.

Asuransi Umum untuk IndividuBerikut ini contoh produk asuransi umum yang berguna untuk keperluan individu dan keluarga:

1. Asuransi Kesehatan (Health Insurance)Asuransi kesehatan memberikan perlindungan terhadap biaya kesehatan atau berobat. Manfaat yang diberikan oleh asuransi kesehatan adalah: manfaat harian ruang rawat inap, ICU, pelayanan rumah sakit lainnya, pembedahan, konsultasi dokter (sebelum dan sesudah

pembedahan), manfaat rawat jalan darurat karena kecelakaan, pemulangan jenazah, evakuasi medis, santunan kematian karena kecelakaan dan lain-lain. Termasuk ada juga asuransi kesehatan yang memberikan manfaat kesehatan untuk ibu hamil, kesehatan mata dan lain sebagainya.

2. Asuransi Pendidikan. Memberikan jaminan biaya pendidikan anak ketika

terjadi kejadian yang tidak diinginkan seperti orang tua meninggal, kecelakaan hingga cacat, PHK, atau pensiun.

3. Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident)Asuransi ini akan memberikan santunan kepada tertanggung, jika terjadi kecelakaan, seperti santunan meninggal dunia (jika tertanggung meninggal), santunan catat tetap, biaya pengobatan dan santunan kecelakaan sepeda motor.

4. Asuransi Kendaraan : Mobil dan MotorAsuransi ini akan memberikan uang pertanggungan jika terjadi pencurian, kehilangan motor (total lost only) dan/atau risiko-risiko umum (all risk insurance). Namun Anda perlu perhatikan kembali isi polis, karena definisi all risk insurance bukan berarti semua risiko dapat ditanggung.

Page 8: VOLUME 8 JANUARI - MARET 2019 - READI

8 APRIL - JUNI 2019VOLUME 9

5. Asuransi Kebakaran dan Asuransi Rumah Memberikan manfaat uang pertanggungan jika terjadi FLEXAS : kebakaran (Fire), tersambar petir (lightning), peledakan (explosion), kejatuhan pesawat (aircraft impact) dan asap (smoke). Beberapa perusahaana asuransi juga menawarkan asuransi rumah yang disebut PAR : property all risk.

6. Asuransi Perjalanan (Travel Insurance)Memberikan manfaat uang pertanggungan jika, terjadi kehilangan koper, sakit di temat tujuan wisata, pembatalan keberangkatan karena kesalahan airline, keterlambatan pemberangkatan, tindakan terorisme di dalam pesawat, perlindungan terhadap perlengkapan golf, perlindungan terhadap isi rumah selama Anda pergi berlibur dan lain sebagainya.

Asuransi Umum untuk BisnisBerikut ini contoh produk asuransi umum yang difungsikan untuk kegiatan bisnis:1. Asuransi Pengangkutan Barang (Marine

Cargo) memberikan jaminan perlindungan terhadap harta benda dan kepentingan tertanggung seperti barang dagangan, bahan baku, bahan jadi, mesin dan barang lainnya terhadap risiko kerugian yang mungkin timbul selama perjalanan melalui pengangkutan laut, darat, dan udara, baik untuk pengangkutan dalam negeri maupun ekspor dan impor.

2. Asuransi Rekayasa Teknik (Engineering Insurance) memberikan jaminan perlindungan terhadap kerugian atau kerusakan konstruksi, alat-

alat konstruksi, peralatan elektronik, alat-alat berat atau mesin, pada saat masa pembangunan atau pemasangan mesin.

3. Asuransi Tanggung Gugat (Liability Insurance) memberikan jaminan perlindungan terhadap tanggung jawab hukum (tanggung gugat). Misal tanggung gugat pribadi, tanggung gugat umum dan tanggung gugat majikan.

4. Asuransi Kapal Laut (Marine Hull Insurance) memberikan jaminan terhadap risiko yang terjadi di laut (cuaca buruk, tabrakan, tenggelam dan kandas), kebakaran, pembuangan barang ke laut, Ejusdem Generis (kerusakan teknis) dan risiko perampokan / pembajakan di tengah laut.

5. Asuransi Kredit memberikan proteksi atas resiko kegagalan debitur untuk melunasi fasilitas kredit atau pinjaman tunai seperti modal kerja, kredit perdagangan, dan lain-lain. Kaitannya erat dengan jasa perbankan terutama di bidang perkreditan. Asuransi kredit ini bertujuan untuk melindungi bank atau lembaga keuangan lainnya dari kemungkinan tidak memperoleh kembali kredit yang dipinjamkan kepada nasabah.

6. Asuransi Uang memberikan jaminan atas risiko kerugian uang dan/ atau surat berharga lainnya dari dalam lemari besi (brankas), laci, mesin hitung uang (cash register), atau dalam pengiriman terhadap risiko pencurian, perampokan, kehilangan, pembongkaran, atau penggelapan.