vol.11 no.4 des 2010

152
Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan Warkop Ulee Kareng di Provinsi Aceh dengan Citra Warung Kopi Sebagai Variabel Mediasi Oleh : Mariyudi Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, ROA, ROE Terhadap Dividend Payout Ratio pada Kelompok Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2008 Oleh : Muammar Khaddafi The Tsunami Transformation: How Agency for Reconstruction and Rehabilitation [BRR] Convert Disaster Into an Opportunity to Develop Tsunami Affected Regions Of Aceh and Nias Oleh : A Hadi Arifin Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Koperasi di Lhokseumawe Oleh : Marzuki Pengaruh Pemberian Izin Usaha Terhadap Peningkatan PAD pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Utara Oleh : Azhari Variabel Makro Ekonomi yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham: Suatu Kajian Literatur Oleh : Naz’aina Evaluasi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Aceh Utara Oleh : Iskandar dan Wahyuddin Analisis Pengaruh Karakteristik Endorcer Celebrity Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Merek Wardah di Kota Lhokseumawe Oleh : Khairina AR Kepemimpinan yang Efektif dalam Organisasi pada Industri Skala Kecil Menengah Oleh : Nur Faliza Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Wirausaha Wanita Oleh : Yanita Volume 11 Nomor 4, Desember 2010 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH JOURNAL OF Economic Management & Business ISSN : 1412 – 968X

Upload: qory-adjah

Post on 12-Nov-2015

136 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Jurnal

TRANSCRIPT

  • Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan Warkop Ulee Kareng di Provinsi Aceh dengan Citra Warung Kopi Sebagai Variabel Mediasi

    Oleh : Mariyudi

    Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, ROA, ROE Terhadap Dividend Payout Ratio pada Kelompok Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

    di BEI Tahun 2004-2008 Oleh : Muammar Khaddafi

    The Tsunami Transformation: How Agency for Reconstruction and Rehabilitation [BRR] Convert Disaster Into an Opportunity to Develop Tsunami Affected Regions

    Of Aceh and Nias Oleh : A Hadi Arifin

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Koperasi di Lhokseumawe Oleh : Marzuki

    Pengaruh Pemberian Izin Usaha Terhadap Peningkatan PAD pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Utara

    Oleh : Azhari

    Variabel Makro Ekonomi yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham: Suatu Kajian Literatur

    Oleh : Nazaina

    Evaluasi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Aceh Utara

    Oleh : Iskandar dan Wahyuddin

    Analisis Pengaruh Karakteristik Endorcer Celebrity Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Merek Wardah di Kota Lhokseumawe

    Oleh : Khairina AR

    Kepemimpinan yang Efektif dalam Organisasi pada Industri Skala Kecil Menengah

    Oleh : Nur Faliza

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Wirausaha Wanita Oleh : Yanita

    Volume 11 Nomor 4, Desember 2010

    FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

    JOURNAL OF

    Economic

    Management

    & Business

    ISSN : 1412 968X

  • 2

    FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

    JOURNAL OF

    Economic

    Management

    & Business

    ISSN : 1412 968X

    Diterbitkan Oleh : Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

    Dewan Penasehat/Advisory Board Rektor Universitas Malikussaleh

    Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

    Ketua Penyunting/ Chief Editor Faisal Matriadi (Chief)

    Pengelola Penyunting/Managing Editor Jullimursyida, Ph.D (Chief)

    Apridar, Wahyuddin, Mariyudi, Andria Zulfa, Khairil Anwar, Iswadi, Damanhur

    Penasehat Editorial dan Dewan Redaksi/

    Editorial Advisory and Review Board Prof. A. Hadi Arifin (Unimal), Isnurhadi, Ph.D (UNSRI), Erlina, Ph.D (USU),

    Adi Afif Zakaria, Ph.D (UI), Muhammad Nasir, Ph.D (USK), Sofyan Syahnur, Ph.D (USK), Jeliteng Pribadi, MA (USK),

    Tafdil Husni, Ph.D (UNAND)

    Sirkulasi & Secretary : Pipit Sartika, Veronika, Ismail

    Kantor Penyunting/Editorial Office Kampus Bukit Indah FE Unimal Jl. Sulawesi No. 1-3 Lhokseumawe Telp. (0645) 700381 Fax. (0645) 44450 E-mail : [email protected], Hompage: www.unimal.ac.id/emabis

    Jurnal E-Mabis Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh diterbitkan sejak tahun 2000 sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Malikussaleh nomor SK. No.34/UM.H/KP/2000

    Jurnal E-Mabis diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Dekan : Faisal Matriadi, Pembantu Dekan I : Jullimursyida, Pembantu Dekan II: Wahyuddin, Pembantu Dekan III : Mariyudi, Pembantu Dekan IV : Ratna

  • FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

    JOURNAL OF

    Economic

    Management

    & Business

    ISSN : 1412 968X

    Bismillahirrahmanirrahim

    Alhamdulillah, Jurnal E-Mabis Vol. 11, Nomor 4, Desember 2010 ini telah dapat diterbitkan alaupun waktunya sedikit bergeser dari yang telah direncanakan. Keberhasilan menerbitkan jurnal ini tidak terlepas dari partisipasi semua pihak termasuk para penulis yang bersedia secara sukarela mengeluarkan sedikit lebih banyak pengorbanan untuk biaya cetaknya. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pimpinan Fakultas dan seluruh pengelola jurnal ini, semoga rencana terbit edisi tahun depan dapat terlaksana dengan baik.

    Redaksi mengharapkan partisipasi aktif dari rekan-rekan untuk mengirimkan hasil penelitiannya. Agar bisa dimuat dalam penerbitan selanjutnya. Kepada semua pihak kami ucapkan terima kasih

    RANUB SIGAPU

  • 4

    FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

    JOURNAL OF

    Economic

    Management

    & Business

    ISSN : 1412 968X

    DAFTAR ISI

    Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan Warkop Ulee Kareng di Provinsi Aceh dengan Citra Warung Kopi Sebagai Variabel Mediasi Oleh : Mariyudi ................................................................................................. 243 260

    Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, ROA, ROE Terhadap Dividend Payout Ratio pada Kelompok Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2008 Oleh : Muammar Khaddafi ............................................................................ 261 278

    The Tsunami Transformation: How Agency for Reconstruction and Rehabilitation [BRR] Convert Disaster Into an Opportunity to Develop Tsunami Affected Regions Of Aceh and Nias Oleh : A Hadi Arifin ........................................................................................ 279 298

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Koperasi di Lhokseumawe Oleh : Marzuki ................................................................................................. 297 306

    Pengaruh Pemberian Izin Usaha Terhadap Peningkatan PAD pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Utara Oleh : Azhari ................................................................................................. 307 320

    Variabel Makro Ekonomi yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham: Suatu Kajian Literatur Oleh : Nazaina ................................................................................................. 321 328

    Evaluasi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Aceh Utara Oleh : Iskandar dan Wahyuddin .................................................................. 329 346

    Analisis Pengaruh Karakteristik Endorcer Celebrity Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Merek Wardah di Kota Lhokseumawe Oleh : Khairina AR .......................................................................................... 347 360

    Kepemimpinan yang Efektif dalam Organisasi pada Industri Skala Kecil Menengah Oleh : Nur Faliza .............................................................................................. 361 372

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Wirausaha Wanita Oleh : Yanita ................................................................................................. 373 390

  • Mariyudi, Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    243

    PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN WARUNG KOPI ULEE KARENG DI PROVINSI ACEH DENGAN CITRA

    WARUNG KOPI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

    Mariyudi

    The purpose of this research is to determine of the coffee shops image mediates the relationship between satisfaction on customer loyalty Ulee Kareng coffee shops in Aceh Province. This research is performed based on the primary data of questionnaire result that taken from samples. The data were analyzed using statistical tools multiple linear regression method, the test data is done with the program SPSS (Statistical Package For Social Science) or PASW statistics 18. The result shows that the partial test results customer satisfaction has positive and significant influence on coffee shops image, customer satisfaction has positive and significant influence on customer loyalty, and coffee shops image has positive and significant influence on customer loyalty Ulee Kareng coffee. The results of path analysis showed variable customer satisfaction and coffee shops image, which means when mediated by coffee shops image, customer satisfaction has no significant influence on customer loyalty coffee Ulee Kareng. Reality according to the statement of Baron and Kenny (1986).

    Keywords: customer satisfaction, customer loyalty, Ulee Kareng coffee shops.

    Mariyudi adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

    243

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    244

    Pendahuluan Kopi (Coffea spp) sebagai bahan minuman sudah tidak asing lagi. Kopi

    banyak digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Penggemarnya bukan saja bangsa Indonesia, tetapi juga berbagai bangsa di seluruh dunia. Fakta menunjukkan bahwa kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi. Menurut data FAO, dalam kurun waktu 1998-2000 total produksi kopi mencapai 6,7 juta ton. (Haflan 2007).

    Selama dua puluh tahun terakhir, kepopuleran coffee bar (tempat untuk minum kopi yang dianggap bergengsi) dan keberadaan konsumen yang lebih tertarik mengkonsumsi kopi dengan mutu yang spesial semakin bertambah. (Ponte, 2002). Orang yang berkumpul di coffee bar tersebut membayar lebih untuk suasana dan kenikmatan coffee bar. Sebenarnya harga kopi murah, tetapi nilai kenikmatan dan suasana coffee bar sangat mahal. (Neilson, 2007).

    Terdapat sebuah fenomena baru di Provinsi Aceh yaitu kehadiran warung kopi dalam jumlah yang sangat banyak laksana tumbuhnya jamur di musim hujan. Berkembangnya jumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam segmen warung kopi di Provinsi Aceh berdampak pada tingginya daya serap tenaga kerja yang dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan serta peningkatan taraf hidup masyarakat yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan daya saing daerah.

    Salah satu warkop yang berada pada persaingan tinggi antar bisnis warkop di Provinsi Aceh adalah warkop dengan merek Ulee Kareng. Warung kopi Ulee Kareng awalnya hadir dengan kosep tradisional dengan hanya menyediakan lini produk yang terbatas pada produk kopi dan kue saja serta pelayanan yang seadanya, namun saat ini pola tersebut telah berubah menjadi kosep pemasaran yang lebih modern dimana para pengusaha tersebut mulai memperhatikan banyak hal dalam upaya meningkatkan kinerja usahanya. Para pengusaha UKM tersebut memandang karyawannya sebagai aset penting dalam membina hubungan antara Warkop Ulee Kareng dengan para pelanggan. Hal ini dibuktikan dengan sangat rendahnya tingkat pertukaran karyawan, sehingga memberikan sentimen positif bagi perusahaan dan konsekwensi yang terjadi adalah peningkatan dalam pelayanan yang berimplikasi bagi tingginya kepuasan dan loyalitas pelanggan.

    Hampir setiap hari, pagi hingga malam warkop Ulee Kareng penuh dengan pelanggan yang datang untuk menikmati kopi ini sebagai tempat untuk bertemu teman atau rekanan bisnis ataupun hanya sekedar melepas lelah. Tidak hanya masyarakat Aceh saja yang menikmati kopi Aceh ini, namun kopi Aceh Ulee Kareng juga dikenal oleh turis lokal maupun internasional yang berliburan ataupun bekerja di Aceh. Banyak dari mereka sangat berkesan dengan kenikmatan kopi Ulee Kareng.

    Warung kopi yang paling terkenal dan ramai dikunjungi diantaranya kedai kopi Jasa Ayah atau lebih dikenal Solong Ulee Kareng (yang tetap menjaga keaslian kopinya), dan kedai kopi Chek Yuke (yang memperhatikan selera pengunjung dan harus menggunakan perasaan dalam setiap penyajian kopinya). Kopi Ulee Kareng juga bisa ditemui di kedai-kedai kopi yang jumlahnya sangat banyak serta tersebar di seluruh daerah di Aceh. Tidak tanggung-tanggung, beberapa warkop dibangun dengan area yang sangat luas dan memiliki kapasitas pengunjung 4 kali lipat atau lebih dari warkop biasanya.

  • Mariyudi, Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    245

    Menikmati kopi Ulee Kareng bukan hanya menikmati rasanya, tetapi juga tradisi budaya bahkan warung kopi tidak bisa dipisahkan dari entitas rakyat Aceh sebagai penikmat kopi. Di Aceh, kedai kopi merupakan tempat berkumpul, bertemu dan membicarakan segala topik. Bagi orang Aceh mengunjungi kedai kopi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari aktifitas sehari-hari. Sambil menikmati kopi, mereka bersosialisasi dan menjalin silaturahmi. Semua masalah pasti bisa selesai di warung kopi, begitu kata orang aceh.

    Persaingan dalam industri kopi berkembang dengan sangat cepat dan intensif, untuk itu diperlukan suatu strategi yang dapat menghasilkan keuntungan melalui kepuasan pelanggan. Perusahaan menganggap sangat penting untuk memberi perhatian dalam membangun citra yang menguntungkan bagi perusahaan/organisainya (Seitel dalam Soemirat, 2002: 111; Ruslan, 2002; Irawan, 2002; Kotler, 2009).

    Sebagai salah satu penyedia kopi berkualitas, Warkop Ulee Kareng senantiasa dituntut untuk memperhatikan peningkatan kualitas pelayanan operasionalnya agar dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggannya sehingga dapat menimbulkan loyalitas secara optimal dan akan melakukan kegiatan word of mouth melalui pemberian rekomendasi kepada orang-orang terdekat untuk menjadi pelanggan di warkop tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk dapat menilai bagaimana perilaku konsumen Warkop Ulee Kareng yang mencakup kepuasan konsumen serta loyalitas konsumen, sehingga dapat memberi kajian alternatif strategi bauran pemasaran yang tepat bagi Warkop Ulee Kareng.

    Tinjauan Pustaka Banyak pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan pelanggan.

    Bahwa kepuasan pelanggan atau ketidakpuasan pelanggan adalah responden pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya (Tjiptono, 2005 : 146).

    Selama dan setelah mengkonsumsi dan menggunakan produk atau jasa, konsumen mengembangakn perasaa puas atau tidak puas. Customer satisfaction didefinisikan sebagai semua sikap berkenaan dengan barang atau jasa setelah diterima dan dipakai (Mowen, 1995). Dengan kata lain satisfaction adalah pilihan setelah evaluasi penilaian dari sebuah transaksi yang spesifik (Cronin & Taylor, 1992, Westbrook & Oliver, 1983 dalam dalam Mowen, 1995). Fornell (1992) mengatakan bahwa satisfaction dapat diperkirakan langsung sebagai overal feeling, dan konsumen memiliki ide mengenai bagaimana produk atau jasa dibandingkan dengan sebuah norma ideal.

    Parasuraman, Zeithmal dan Berry (1985, 1998 dalam Tjiptono, 2005) menyatakan bahwa tingginya kualitas produk atau jasa yang diterima konsumen akan mampu meningkatkan kepuasannya. Hal ini didukung Cronin dan Taylor (1992 dalam Tjiptono, 2005; Assael, 1998 dalam Tjiptono, 2005).

    Menurut Fajri dan Senja (2005, 535) loyal diartikan patuh atau setia, sedangkan loyalitas adalah kesetiaan atau kepatuhan. Dalam manajemen pemasaran

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    246

    loyalitas diartikan sebagai ukuran keterkaitan pelanggan dengan sebuah merek tertentu.

    Menurut Engel et.al (1995) loyalitas terhadap merek (brand loyalty) merupakan kebiasaan termotivasi yang sulit diubah dalam pembelian barang atau jasa yang sama, sering berakar dalam keterlibatan yang tinggi. Menurut Mowen (1995) loyalitas pelanggan mencerminkan sikap brand loyalty.

    Loyalitas konsumen dapat tumbuh karena konsumen merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Loyalitas dapat juga muncul karena konsumen percaya dan memiliki komitmen yang kuat terhadap perusahaan yang menjual jasa. Hal ini disebabkan konsumen telah merasakan manfaat yang nyata akan keberadaan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

    Loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten dimasa datang, sehingga menimbulkan pembelian merek atau rangkaian merek yang sama secara berulang, meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi untuk menyebabkan perilaku beralih merek (Oliver, 1999). Konsumen mungkin akan loyal karena mereka puas dengan produk sehingga ingin meneruskan hubungan.

    Elemen penting lain loyality adalah dukungan yang diharapkan dari ekspresi produk dalam komunikasi orang yang berpengalaman, yang disebut positif word of mouth. Saat konsumen merekomendasikan produk atau jasa kepada orang lain, hal ini menggambarkan derajat loyalitas yang tinggi. seperti yang dikemukakan oleh Peter Straube (1997 dalam Dharmmesta, 1999).

    Loyalitas lebih didasarkan pada karakteristik fungsional, terutama biaya, manfaat dan kualitas. Jika ketiga faktor tersebut jelek, konsumen akan sangat mudah beralih ke merek lain. Pada loyalitas afektif, kerentanan konsumen lebih banyak terfokus pada tiga faktor yaitu : ketidakpuasan dengan merek yang ada, persuasi dari pemasar maupun konsumen merek lain, dan upaya mencoba merek lain. Sedangkan pada loyalitas konasi dan tindakan, kerentaan konsumen lebih terfokus pada faktor persuasi dan upaya coba merek lain. Dalam loyalitas tindakna, konsumen kebali terhadap upaya pemsaran balik dari merek saingan. Ini disebabkan konsumen tidak melkukan pencarian informasi dan evaluasi.

    Assael (1998 dalam Dharmmesta, 1999) memasukan kebiasaan dan perilaku respon yang sudah rutin ke dalam loyalitas tindakan ini. Hubungan antara satisfaction dan loyality telah banyak diteliti dalam beberapa studi. Fornell (1992) menyatakan bahwa customer satisfaction mempengaruhi perilaku pembeli, dimana konsumen yang puas cenderung menjadi customer loyality (konsumen setia). Cronin dan Taylor (1992) menemukan korelasi yang kuat antara satisfaction and loyality pada bisnis fast food dan dry cleaning. pendapat lainnya juga mendukung bahwa satisfaction memiliki hubungan dengan loyaity dikemukakan oleh Selnes (1993 dalam Andreassen 1994 ) dan juga dijadikan sebagai indikator customer orientation oleh Andreassen (1994).

    Banyak konsep citra toko telah dikemukakan di masa lalu (Doyle dan Fenwick, 1974; Yakobus Et al., 1976; Kunkel dan Biji, 1968; Tanda, 1976 dalam Bloemer dan de Ruyter, 1998). Perspektif citra perusahaan (image) yang dominan diambil dari literatur citra toko hasil suatu multiattribute model (Tanda, 1976;

  • Mariyudi, Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    247

    Yakobus Et al., 1976 dalam Bloemer dan de Ruyter, 1998). Citra perusahaan dinyatakan sebagai fungsi yang menyangkut atribut toko yang menyolok, yang dievaluasi dan dihargai antara yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, citra perusahaan atau image didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang komplek tentang toko yang berbeda dengan yang lain.

    Store image menurut Lindquist (1974) dalam Bloemer dan de Ruyter, (1998), mengkombinasikan model dari 19 studi dan mengusulkan Sembilan unsur-unsur berbeda: barang dagangan, jasa, para pelanggan/nasabah, fasilitas phisik, kenyamanan, promosi, atmospir toko, kelembagaan dan kepuasan purna beli. Doyle dan Fenwick (1974) dalam Bloemer dan de Ruyter (1998) yang dibedakan hanya lima unsur-unsur: produk, harga, bermacam-macam/sortiran, penempatan dan gaya. Bearden (1977) dalam Bloemer dan de Ruyter (1998) yang diusulkan karakteristik berikut: harga, mutu barang dagangan, bermacam-macam/sortiran, atmosfir, penempatan, memarkir fasilitas dan personil ramah.

    Di dalam citra perusahaan konteks pengambilan keputusan menjadi suatu isu kepercayaan dan sikap mengenai pengenalan dan kesadaran (Aaker, 1991 dalam Andreassen dan Lindestad, 1996), perilaku konsumen dan kepuasan pelanggan (Fornell, 1992 dalam Andreassen dan Lindestad, 1996).

    Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dkk (2009), Citra didalam penelitian ini dimasukkan sebagai variabel mediasi antara kedua variabel kepuasan proses belajar mengajar dan loyalitas. Hasil tinjauan literatur menunjukkan bahwa ada hubungan konseptual antara kepuasan proses belajar mengajar, loyalitas mahasiswa dan citra universitas. Berikut disajikan kerangka konseptual penelitian ini:

    Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian

    HIPOTESIS H1 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kepuasan pelanggan terhadap

    citra warkop. H2 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari citra warkop terhadap

    loyalitas pelanggan. H3 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kepuasan pelanggan terhadap

    loyalitas pelanggan.

    c

    a

    Kepuasan Pelanggan

    (X)

    b

    Loyalitas Pelanggan

    (Y)

    Citra Warkop (M)

    Variabel Independen

    Variabel Mediasi

    Variabel Dependen

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    248

    H4 : Citra warkop memediasi hubungan antara kepuasan terhadap loyalitas pelanggan.

    Metode Penelitian Penelitian yang memfokuskan pada pengembangan model berbasis kepuasan

    dan loyalitas konsumen warung kopi ulee kareng di Provinsi Aceh masih relatif sulit ditemukan, apalagi yang dilakukan atas tinjauan akademis murni.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Responden kajian adalah konsumen yang mengkonsumsi kopi Ulee Kareng.

    Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling. Metode ini dipilih karena tidak semua konsumen yang mengkonsumsi kopi di warung dengan merek Kupi Ulee Kareng memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dari teknik non- probability sampling digunakan convinience sampling (Umar, 2005).

    Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk menentukan besarnya sampel yaitu dengan menggunakan rumus Unknown Populations: (Frendy, 2011:53).

    Keterangan: n = ukuran sampel Z = tingkat keyakinan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian, pada = 5% (derajat keyakinan ditentukan 95%) atau Z = 1,96 = margin of error, tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (ditentukan 10%)

    Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :

    Dari hasil perhitungan tersebut maka diketahui besar sampel yang diperlukan minimal berjumlah 97 orang, untuk menghindari kemungkinan kuesioner rusak atau tidak kembali sesuai kebutuhan, maka penulis menetapkan jumlah sampel adalah 100 responden.

    n = Z2

    42

    n = (1,96)2

    4(0,1)2 = 96,4 97 responden

  • Mariyudi, Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    249

    Kriteria konsumen yang dijadikan responden yaitu konsumen yang mengkonsumsi kopi di warung dengan merek Kopi Ulee Kareng yang bersedia menjadi sampel penelitian. Namun, populasi yang dijadikan responden terlebih dulu melalui tahap screening, yaitu responden merupakan konsumen Warung Kopi Ulee Kareng yang telah berusia 17 tahun atau lebih, pernah melakukan pembelian lebih dari satu kali, sehingga dapat dipastikan bahwa konsumen tersebut telah mengenal warung kopi dengan merek Kopi Ulee Kareng dan pernah mengkonsumsi kopi di warung ini.

    Model Analisis Regresi Variabel Mediasi dengan Metode Kausal Step, (Baron and Kenny, 1986) adalah sebagai berikut: 1. Model regresi parsial variabel independen/kepuasan pelanggan (X) dengan

    variabel mediasi citra warkop (M): M = 1 + aX + e

    2. Model regresi parsial variabel independen/kepuasan pelanggan (X) dan variabel dependen loyalitas pelanggan (Y):

    Y = 2 + cX + e 3. Model regresi parsial variabel mediasi/citra warkop (M) dan variabel dependen

    loyalitas pelanggan (Y): Y = 3 + bX + e

    4. Model regresi parsial variabel independen/kepuasan pelanggan (X) dan variabel mediasi/citra warkop (M), dengan variabel dependen/loyalitas pelanggan (Y):

    Y = 4 + cX + bM + e

    Keterangan : = Konstanta Y = Loyalitas Mahasiswa X = Kepuasan Mahasiswa M = Citra Institusi a = Koefisien regresi variabel X (Kepuasan Mahasiswa) b = Koefisien regresi variabel M (Citra Institusi) c = Koefisien variabel Mediasi e = Standar error atau nilai residu

    Pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga dilakukan dengan Analisa regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) atau PASW statistics 18 . Hipotesa ini diuji pada tingkat signifikan 0,05 (tingkat keyakinan 95%).

    Hasil-hasil Penelitian dan Pembahasan Model regresi parsial variabel kepuasan pelanggan (X) dengan variabel mediasi citra warkop (M)

    Koefisien determinasi yang digunakan adalah Adjusted R Square karena lebih dapat dipercaya dalam mengevaluasi model regresi.

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    250

    Tabel IV 10 Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

    Persamaan Regresi Pertama Model Summary

    Model R R Square

    Adjusted R Square

    Std. Error of the Estimate

    1 .858a .736 .733 .94527

    a. Predictors: (Constant), KEPUASAN

    Nilai adjusted R2 sebesar 0.733, hal ini berarti variabel kepuasan pelanggan mempunyai kontribusi sebesar 73,3% terhadap variabel citra warkop. Sisanya sebesar 26,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian.

    Tabel IV-11 Hasil Regresi Persamaan Regresi Pertama

    Coefficientsa

    Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    Model

    B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 3.297 .911 3.620 .000 1 KEPUASAN

    .825 .050 .858 16.530 .000

    a. Dependent Variable: CITRA

    Persamaan yang terbentuk dari hasil pengujian persamaan regresi pertama seperti yang ditunjukkan oleh tabel IV-11 adalah : M = 3,297 + 0,825X Yang berarti bahwa koefisien 1 yaitu apabila kepuasan pelanggan sama dengan nol maka citra warkop sama dengan 3,297. Sedangkan arti koefisien a yaitu apabila kepuasan pelanggan naik sebanyak satu satuan (kepuasan pelanggan = 1), maka citra warkop ulee kareng akan bertambah sebanyak 0,825 satuan. Nilai P (0,000) < /2 (0,025) sehingga kita menolak hipotesis nol dan berkesimpulan bahwa koefisien kepuasan pelanggan berpengaruh secara signifikan terhadap citra warkop ulee kareng.

  • Mariyudi, Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    251

    Model regresi parsial variabel kepuasan pelanggan (X) dan variabel loyalitas pelanggan (Y)

    Koefisien determinasi atau Adjusted R Square persamaan regresi kedua adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel IV-12 berikut:

    Tabel IV 12 Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

    Persamaan Regresi Kedua Model Summary

    Model R R Square

    Adjusted R Square

    Std. Error of the Estimate

    1 .540a .291 .284 2.01845

    a. Predictors: (Constant), KEPUASAN

    Nilai adjusted R2 sebesar 0.284, hal ini berarti variabel kepuasan pelanggan mempunyai kontribusi sebesar 28,4% terhadap variabel loyalitas pelanggan. Sisanya sebesar 71,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian.

    Tabel IV-13 Hasil Regresi Persamaan Regresi Kedua

    Coefficientsa

    Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    Model

    B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 6.414 1.945 3.298 .001 1 KEPUASAN

    .676 .107 .540 6.347 .000

    a. Dependent Variable: LOYALITAS Persamaan yang terbentuk dari hasil pengujian persamaan regresi kedua seperti yang ditunjukkan oleh tabel IV-13 adalah : Y = 6,414 + 0,676X yang berarti bahwa koefisien 2 yaitu apabila kepuasan pelanggan sama dengan nol maka loyalitas pelanggan sama dengan 6,414. Sedangkan arti koefisien c yaitu apabila kepuasan pelanggan naik sebanyak satu satuan (kepuasan pelanggan = 1), maka loyalitas pelanggan ulee kareng akan bertambah sebanyak 0,676 satuan.

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    252

    Model regresi parsial variabel citra warkop (M) dan variabel loyalitas pelanggan (Y)

    Koefisien determinasi atau Adjusted R Square persamaan regresi ketiga adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel IV-14 berikut:

    Tabel IV 14 Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

    Persamaan Regresi Ketiga Model Summary

    Model R R Square

    Adjusted R Square

    Std. Error of the Estimate

    1 .780a .609 .605 1.49920

    a. Predictors: (Constant), CITRA

    Nilai adjusted R2 sebesar 0,605, hal ini berarti variabel citra warkop mempunyai kontribusi sebesar 60,5% terhadap variabel loyalitas pelanggan. Sisanya sebesar 39,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian.

    Tabel IV-15 Hasil Regresi Persamaan Regresi Ketiga

    Coefficientsa

    Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    Model

    B Std. Error Beta t Sig. (Constant) .108 1.511 .072 .943 1 CITRA 1.017 .082 .780 12.356 .000

    a. Dependent Variable: LOYALITAS

    Persamaan yang terbentuk dari hasil pengujian persamaan regresi ketiga seperti yang ditunjukkan oleh tabel IV-15 adalah : Y = 0,108 + 1,017X Yang berarti bahwa koefisien 3 yaitu apabila citra warkop sama dengan nol maka loyalitas pelanggan sama dengan 0,108. Sedangkan arti koefisien b yaitu apabila citra warkop naik sebanyak satu satuan (citra warkop = 1), maka loyalitas pelanggan ulee kareng akan bertambah sebanyak 1,017 satuan. Nilai P (0,000) < /2 (0,025) sehingga kita menolak hipotesis nol dan berkesimpulan bahwa citra warkop berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan kopi ulee kareng.

  • Mariyudi, Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    253

    Analisis Jalur (Path Analysis) Analisis jalur digunakan untuk mengetahui kepuasan pelanggan berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap loyalitas pelanggan yang dimediasi oleh citra warkop.

    Tabel IV-16 Matrik Korelasi

    Analisis Jalur (Path Analysis) Correlations

    KEPUASAN

    LOYALITAS CITRA

    Pearson Correlation 1 .540** .858** Sig. (2-tailed) .000 .000

    KEPUASAN

    N 100 100 100 Pearson Correlation .540** 1 .780** Sig. (2-tailed) .000 .000

    LOYALITAS

    N 100 100 100 Pearson Correlation .858** .780** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000

    CITRA

    N 100 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

    Koefisien determinasi atau Adjusted R Square adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel IV-14.

    Tabel IV 17 Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Persamaan Regresi Ketiga

    Model Summary Model

    R R Square Adjusted R

    Square Std. Error of the Estimate

    1 .820a .673 .666 1.37845

    a. Predictors: (Constant), CITRA, KEPUASAN

    Nilai adjusted R2 sebesar 0,666, hal ini berarti variabel kepuasan pelanggan dan citra warkop mempunyai kontribusi secara bersama-sama sebesar 66,6% terhadap

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    254

    variabel loyalitas pelanggan. Sisanya sebesar 33,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian.

    Tabel IV-18 Koefisien Jalur

    Coefficientsa

    Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    Model

    B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 1.248 1.414 .882 .380 KEPUASAN

    .616 .142 .492 4.350 .070 1

    CITRA 1.567 .147 1.202 0.036 .100 a. Dependent Variable: LOYALITAS

    Dari hasil analisis jalur tersebut diatas menunjukkan variabel kepuasan pelanggan dan citra warkop menjadi 0,492 dan 1,202 pada tingkat signifikansi masing-masing sebesar 0,070 dan 0,100 yang berarti saat dimediasi oleh citra warkop mempunyai kepuasan pelanggan berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap loyalitas. Harga koefisien jalur dan persamaan strukturnya dapat dilihat didalam diagram jalur berikut:

    Besarnya pengaruh Variabel Kepuasan secara proporsional:

    a. Pengaruh Langsung = YX x YX = (0,492) x (0,492) = 0,2420

    b. Pengaruh Melalui Korelatif dengan Variabel Citra Warkop

    = YX x rXM x YM

    = (0,492) x (0,858) x (1,202) = 0,507

    c. Pengaruh Kepuasan terhadap Loyalitas secara total

    = (0,2420) x (0,507)

    = 0,123

    0,5718 0,858 0,202

    0,492 X Y

    M

  • Mariyudi, Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    255

    Atas dasar perhitungan diatas maka dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

    1. Kekuatan Kepuasan pelanggan (X) yang secara langsung menentukan perubahan-perubahan loyalitas pelanggan adalah 0,242 (24,2%), dan yang melalui huungannya dengan citra warkop (M) sebesar 0,507 (50,7%). Dengan demikian, secara total kepuasan pelanggan menentukan perubahan loyalitas pelanggan sebesar 0,123 (12,3%).

    2. Variabel kepuasan pelanggan memiliki t hitung (4,350) yang lebih besar daripada hasil t hitung variabel citra warkop (0,036), jadi dapat dikatakan bahwa variabel kepuasan pelanggan lebih besar pengaruhnya daripada citra warkop terhadap loyalitas pelanggan.

    Kenyataan diatas sesuai dengan Baron dan Kenny (1986), yang menyatakan bahwa sebuah variabel dapat dikatakan menjadi mediator jika hasilnya seperti ini : 1) Jalur - c : signifikan, 2) Jalur - a : signifikan, 3) Jalur - b : signifikan, dan 3) Jalur - c : tidak signifikan

    Kesimpulan 1. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan kepuasan pelanggan berpengaruh

    secara signifikan terhadap citra warkop ulee kareng hal ini ditunjukkan dengan nilai adjusted R2 sebesar 0.733, dan Nilai P (0,000) < /2 (0,025) sehingga penelitian ini menolak hipotesis nol dan berkesimpulan bahwa koefisien kepuasan pelanggan berpengaruh secara signifikan terhadap citra warkop ulee kareng.

    2. Kepuasan pelanggan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan hal ini ditunjukkan dengan nilai adjusted R2 sebesar 0.284, dan nilai P (0,000) < /2 (0,025) sehingga penelitian ini menolak hipotesis nol dan berkesimpulan bahwa koefisien kepuasan pelanggan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan ulee kareng.

    3. Citra warkop berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan kopi ulee kareng, hal ini ditunjukkan dengan nilai adjusted R2 sebesar 0,605, dan nilai P (0,000) < /2 (0,025) sehingga kita menolak hipotesis nol dan berkesimpulan bahwa koefisien citra warkop berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan kopi ulee kareng.

    4. Dari hasil analisis jalur menunjukkan variabel kepuasan pelanggan dan citra warkop menjadi 0,492 dan 1,202 pada tingkat signifikansi masing-masing sebesar 0,070 dan 0,100 yang berarti saat dimediasi oleh citra warkop, kepuasan pelanggan mempunyai berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap loyalitas pelanggan kopi ulee kareng. Kenyataan diatas sesuai dengan pernyataan Baron dan Kenny (1986).

    Saran-saran 1. Warung kopi ulee kareng di Provinsi Aceh hendaknya tetap mempertahankan

    kualitas layanan yang dirasakan oleh cukup memuaskan pelanggan misalnya

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    256

    perlu memberikan fasilitas ruangan yang nyaman, agar pelanggan merasa nya-man di dalam ruangan dan nyaman dalam menikmati sajian kopi.

    2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemilik warung kopi ulee kareng dapat lebih mengenal kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga pelayanan yang diberikan akan lebih terarah dan tepat sasaran. Hal ini penting untuk memberi-kan persepsi positif di benak konsumen, sehingga citra warung kopi ulee kareng yang ditawarkan akan selalu menjadi daya tarik bagi pelanggan untuk terus menggunakan warung kopi tersebut sebagai pilihan utamanya.

    3. Secara rutin melakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap kepuasan pelanggan sehingga dapat diketahui kekurangan apa yang perlu diperbaiki dan memperoleh masukan dari pelanggan baik berupa kritik maupun saran yang bermanfaat bagi peningkatan loyalitas pelanggan.

    Referensi Algifari. (2003). Statistik Induktif: untuk ekonomi dan bisnis. Edisi kedua. UPP AMP

    YKPN, Yogyakarta Alma, Buchari. (2005). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alphabet,

    Bandung. Andreassen dan Lindestad, 1996. Customer loyalty and complex services The impact

    of corporate image on quality, customer satisfaction and loyalty for customers with varying degrees of service expertise. International Journal Of Service Industry Management. Vol 9 No. I 1998. p 7 23.

    Andreassen, T. W., (1994). Satisfaction, Loyalty and Reputation as Indicators of Customer Orientation in the Public Sector, International Journal of Public Sector Management, Vol. 7, No.2, p.16-34.

    Baron, R. M and Kenny, D. A., 1986. The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Con-siderations. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 51, No. 6, 1173-1182. American Psychological Association, Inc.

    Bhote,Keki R, 1996, Beyond Customer Satisfaction to Customer Loyalty : The Key to Greater Profitability, AMACOM, New York.

    Bloemer dan de Ruyter, 1998. On the relationship between store image, store satisfaction and store loyalty. European Journal of Marketing Volume 32 Number 5/6 1998 pp. 499-513.

    Cronin J. Joseph, and Taylor Steven A. (1992). SERPERF versus SEVQUAL: Reconciling Performance-Based and Perceptions-Minus-Expectations Meas-urement of Service Quality. Journal of Marketing. Vol. 58 (January), pp. 125-131.

    Departemen Perindustrian (2009), Roadmap Industri Pengolahan Kopi. Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia Departemen Perindustrian, Jakarta.

    Dharmmesta, B.S. 1999. Loyalitas Pelanggan: Sebuah kajian konseptual sebagai panduan bagi peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 14/ No. 3 p.73-88.

    Durianto D, Sugiarto, Sitinjak T. (2004). Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

  • Mariyudi, Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    257

    Engel et.al .1995. Perilaku Konsumen. Jakarta : Erlangga. Fajri dan Senja, 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Difa

    Publisher. Fornell, C. 1992. A National Customer Satisfaction Barometer. The Swedish

    Experience. Journal Of Marketing vol 56. G.Lynn Shostack, Stephen W Brown, and Raymond P Fisk. (1996). Distinguished

    Contribution, Market Theory. part 2. AGF Assciates Inc,.Management Enineering Consultans Seri.

    Gale, Bradley (1992). Monitoring Customer Satisfaction and Market Implication. European Journal of Marketing. Vol. 18. Pp. 36-44.

    Gale. Bradley. (1992). Monitoring Customer Satisfaction and Market Perceived Quality. Journal of Marketing. Vol. 63. (April), pp. 18-40.

    Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

    Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

    Griffin, Jill, 1996, Customer Loyalty: How to Earn It, How to Keep It. New York: Simon and Chuster, Inc..

    Hair-Jr., Joseph F., Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham, and William C. Black, 1998, Multivariate Data Analysis, New Jersey: Prentice Hall.

    Hong, Sheue-Ching, YJ Jameg Goo. (2004). A Causal Model of Customer Loyalty in Professional Service Firms: an Empirical Study. International Journal of Management, Vol. 21, No. 4, pp. 531.

    Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE Yogyakarta.

    Irawan D, Handi. (2002). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Elex Media Komputindo, Jakarta.

    Kenny, D. A., 2008. Mediation. http://davidakenny.net/cm/mediate.htm Kotler P, Amstrong G. (2008). Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: PT Indeks-

    Gramedia. Kotler P, Keller KL. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: PT Indeks. Kotler, Philip dan A.B Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta.

    Salemba Empat. Kotler, Philip. (1994). Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi

    dan Pengendalian. Edisi Kedelapan, Jilid I. Fakultas Ekonomi UI. Jakarta. Kotler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran. Prenhallindo, Jakarta. Kotler, Philip. (1998). Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation

    and Control. Six Edition. Prentice Hall, International Inc. Kotler, Philip. (2003). Marketing Management, eleventh Edition. Prentice Hall. Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Ed ke-11. Molan B, penerjemah;

    Jakarta: PT. Indeks. Terjemahan dari: Marketing Management. Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi,

    dan Pengendalian. Jilid 1. Edisi Ketigabelas. Jakarta, Erlangga.

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    258

    Larsman, P., (2006). On The Relation between Psychosocial Work Environment and Musculoskeletal Symptoms: A Structural Equation Modeling Approach. Ar-bete Och Hlsa. National Institute for Working Life.

    Lovelock CH, Wright LK. (2005). Manajemen Pemasaran Jasa. Widyantoro A, penerjemah; Jakarta: PT. Indeks. Terjemahan dari: Principles of Service Mar-keting and Management.

    Lupiyoadi, Rambat. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta. MacKinnon, D. P., 2008. Statistical Mediation. http://www.public.asu.edu/~

    davidpm/ripl/mediate.htm Manickas, P. A and Shea, L.J., (1997). Hotel Complaint Behavior and Resolution: A

    Content Analysis, Journal of Travel Research,p. 68-73. Martensen A., Gronholdt L., Kristensen K., Eskildsen J.K. (2000). Measuring

    Student Oriented Quality in Higher Education: application of the ECSI Meth-odology, Sinergie Rapporti di Ricerca, No. 9, pp. 373-383.

    Mowen JC, Minor M. (2002). Perilaku Konsumen. Lina S, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Consumer Behaviour.

    Mowen, J.C. 1995. Consumer Behavior. 4th edition. Prentice Hall Inc New Jersey. Nazir, Moh. (1999). Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Ghalia Indonesia, Jakarta

    Supranto, Johanes. (1997). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Rineka Cipta, Jakarta.

    Noori H and R. Radford,. (1995). Production and Operation Management: Total Quality and Responsiveness. International Edition. New York: Mc Graw-Hill Inc.

    Nugroho, Arissetyanto., Sumarwan, Ujang., Suharjo, Budi dan Kirbrandoko (2009). Kerangka Konseptual Hubungan Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepua-san Proses Belajar Mengajar Terhadap Loyalitas Mahasiswa Dengan Citra Sebagai Variabel Mediasi. Majalah Forum Ilmiah UNIJA. Vol 13. No. 09, September 2009. Hal 34-44.

    Nurmiyati (2009), Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Dan Promosi Penjualan Terhadap Citra Perusahaan (Studi pada CV. Aneka Ilmu Cabang Cirebon), Tesis Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang.

    Oliver R.L.1999. Whence Consumer Loyalty. Journal of Marketing Vol 63 (Special Issue) pp 33-34.

    Oliver, Richard L. and John E. swan. (1989). Consumer Perceptions of Interpersonal Equity and Satisfaction in Transaction: A Field Survey approach. Journal of Marketing. Vol. 53 (April), pp. 21-35.

    Oliver. Richard L and John E. Swan. (1997). Satisfaction: A Behavioral Perspective on the Consumer. New York: McGraw-Hill.

    Panggabean, M.F. 2009. Pengaruh Kegiatan Filantropi Perusahaan Terhadap Citra Medco (Studi Kajian Bidang Pendidikan). Skripsi pada Jurusan .Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia. Depok.

    Parasuraman. A, Valarie A. Zeithaml, and Leonard L. Berry,. (1985). Problems and Strategies in Service Marketing. Journal of Marketing. vol 49 (Spring). pp 38-46.

  • Mariyudi, Pengaruh Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    259

    Parasuraman. A, Valarie A. Zeithaml, and Leonard L. Berry,. (1995). A Conceptual Model of Service Quality and Its Implications for Future Research. Journal of Marketing. vol 49 (Fall). pp 41-50.

    Preacher, K. J and Leonardelli, G. J., (2006). Calculation for the Sobel Test: An Interactive Calculation Tool for Mediation Tests. www.psych.ku.edu/ preacher/sobel/sobel.htm

    Preacher, K. J., Rucker, D. D and Hayes, A. F., (2007). Addressing Moderated Mediation Hypotheses: Theory, Methods, and Prescriptions. Multivariate Be-havioral Research, 42(1), 185227. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

    Preacher, K. J and Hayes, A. F., 2004. SPSS and SAS Procedures for Estimating Indirect Effects in Simple Mediation Models. Behavior Research Methods, In-struments, & Computers, 36 (4), 717-731. Psychonomic Society, Inc.

    Ries, Al dan Jack Trout. (2002). Positioning: The Battle for Your Mind. Alih Bahasa: Bertha Lucia. Salemba Empat, Jakarta.

    Ries, Al dan Laura Ries. (2000). The 22 Immutable laws of branding: Strategi Membangun Produk atau Jasa Menjadi Merek Berkualitas Dunia. Alih Ba-hasa: Yuswohadi, dkk. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Ruslan, R. (1995). Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Kritis dan Pemulihan Citra. Ghalia Indonesia, Jakarta.

    Ruslan, Rosadi. (2002). Manajemen Humas dan Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

    Ryan, M.J., Rayner, R., & Morris, A., (1999). Diagnosing Customer Loyalty Drivers, Marketing Research, Summer.

    Selnes, Fred. (1993). An Examination the Effect of Product Performance on Brabd Reputation, Satisfaction and Loyalty, European Journal of Marketing, vol. 27, no. 9, p.19-35.

    Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. (2002). Dasar-dasar Public Relations. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

    Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta, Bandung Sumarwan U. (2004). Perilaku konsumen: teori dan penerapannya dalam

    pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Sutiono, Heru Tri dan Darpito, Surpiko Hapsoro. (2010). Analisis Citra Pada

    Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Buletin Ekonomi. Vol. 8, No. 2, Agustus 2010. hal 70-170.

    Sutojo, S. (2004) Membangun Citra Perusahaan. Damar Mulia Pustaka, Jakarta. Tatik Suryani, Sri Lestari, & Wiwik Lestari. (2001). Analisis Pelayanan Mutu Total

    dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Usaha Perbankan di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, (Surabaya) No. 3.

    Teas, R. Kenneth. (1993). Expectation, Performance Evaluation, and Consu,er Perceptions of Quality. Journal of Marketing. Vol. 57 (October), pp. 18-34.

    Thorsten., Henning Thurau; Langer, Markus F. and Hansen, Ursula. (2001). Modelling and Managing Student Loyalty: An Approach Based on the Con-cept of Relationship Quality. Journal of Service Research. Vol. 3, No. 4, pp. 339-344.

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    260

    Tjiptono, Fandy, 2000, Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer, Edisi 1, Yogyakarta, Andi.

    Tjiptono, Fandy. (1995). Manajemen Jasa. Andi Offset. Yogyakarta Tjiptono, Fandy. (1995). Strategi Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta. Tjiptono, Fandy. (1996). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi Tjiptono, Fandy. (2007). Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing. Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. Jakarta: Andy offset. Tjiptono, Fandy. 2005. Manajemen Jasa. Malang : Banyumedia Publishing. Umar H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia

    Pustaka Utama. Umar Husein. 2003, Riset Sumber Daya Manusia dalam organisasi, cetakan ketiga,

    PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Umar Husein. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia

    Pustaka Utama. Veloutsou, Cleopatra; Lewis, John W.; Paton, Robert A. (2004). University

    Selection: Requirements and Importance. The International Journal of Edu-cational Management, 18 (3): 160-171.

    Wuensch, K. L., (2007). Statistical Tests of Models That Include Mediating Vari-ables.http://core.ecu.edu/psyc/wuenschk/MV/multReg/MediationModels.doc

    Yi, Y., (1990). A Critical Review of Customer Satisfaction, in Zeithaml V. A (Ed), Review of Marketing, American Marketing Association, Chicago IL,p.68-123.

  • Muammar Khaddafi, Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, ROA dan ROE.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    261

    PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, ROA, DAN ROE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA KELOMPOK

    PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2004-2008

    Muammar Khaddafi

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aspek likuiditas, leverage dan profitabilitas perusahaan terhadap kebijakan dividen baik secara parsial ataupun simultan. Penelitian ini adalah jenis penelitian assosiatif. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menyoroti hubungan antar variabel penelitian yaitu faktor likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya dengan fokus terletak pada penjelasan hubungan antar variabel yaitu cash ratio, DER, ROA dan ROE terhadap dividend payout ratio sebagai proksi dari kebijakan dividen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari cash ratio berdasarkan uji t pada lebih besar dari signifikansi 0,05. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh secara parsial antara likuiditas terhadap kebijakan dividen ditolak. Koefisien beta cash ratio dari model persamaan regresi bernilai 0,150 yang artinya semakin besar nilai cash ratio, maka rasio dividend payout (DPR) akan semakin kecil, atau dengan kata lain proporsi atau jumlah dividen yang akan dibagikan kepada investor akan semakin berkurang. Nilai signifikansi dari DER berdasarkan uji t sebesar 0,499. Nilai ini lebih besar dari signifikansi 0,05. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh secara parsial antara DER terhadap kebijakan dividen ditolak. Koefisien beta DER dari model persamaan regresi bernilai 4,354 yang artinya semakin besar nilai DER, maka rasio dividend payout (DPR) akan semakin kecil, atau dengan kata lain proporsi atau jumlah dividen yang akan dibagikan kepada investor akan semakin berkurang. Kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan bergantung pada kemampuan likuiditas perusahaan dan proporsi hutang serta kemampuan laba yang dimiliki oleh perusahaan.

    Kata Kunci: cash ratio, debt to equity ratio, ROA, ROE, dividend payout ratio

    Muammar Khaddafi adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

    261

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    262

    Pendahuluan Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan keuangan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan operasional perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam membuat suatu keputusan investasi, pihak manajemen perusahaan harus mempertimbangkan sumber-sumber dana yang diperoleh apakah berasal dari internal equity atau berasal dari eksternal equity. Sumber dana yang berasal dari internal equity akan berpengaruh terhadap jumlah dividen yang dibayarkan, karena semakin besar jumlah atau proporsi internal equity maka jumlah dividen yang dibayarkan akan semakin kecil, karena perusahaan perlu menahan sebagian dari laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Jika sumber dana sebagian besar berasal dari eksternal equity, maka utang akan semakin besar dan beban bunga yang timbul akibat hutang tersebut akan mengurangi porsi laba yang dihasilkan, dan tentunya ini akan menghambat perusahaan dalam memaksimalkan laba. Perusahaan yang cenderung menggunakan sumber dana eksternal untuk mendanai tambahan investasi akan membagikan deviden yang lebih besar. Untuk itulah manajer harus dapat menentukan kebijakan deviden yang memberikan keuntungan kepada investor, disisi lain harus menjalankan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang diharapkan. Pembagian deviden bertujuan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan nilai saham. Untuk mencapai tujuan tersebut harus melibatkan dua pihak yang berkepentingan dalam pembagian deviden yaitu investor dan emiten. Pada sudut pandang investor, deviden merupakan salah satu penyebab timbulnya motivasi investor menanamkan dananya di pasar modal. Investor lebih menyukai deviden daripada capital gain, alasanya adalah deviden merupakan penerimaan yang lebih pasti dibanding dengan capital gain. Mereka menganggap bahwa deviden sekarang lebih berharga dari pada capital gain yang diterima dikemudian hari. Kerena informasi yang dimiliki investor di pasar modal sangat terbatas, maka perubahan devidenlah yang akan dijadikan sebagai sinyal untuk mengetahui performance perusahaan. Sehingga perusahaan sering menggunakan pengumuman deviden untuk menaikkan harga saham. Rasio debt to equity (DER) mengalami peningkatan rata-rata senilai 0,10 point yang berarti proporsi total hutang terhadap total ekuitas terus meningkat. Kenaikan rasio DER dapat menimbulkan resiko yang tidak menguntungkan terhadap perusahaan, karena hal ini mencerminkan kenaikan jumlah hutang yang nantinya akan menimbulkan beban bunga yang tinggi.

    Rasio ROA dan ROE mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2005, dan di tahun 2006 sampai tahun 2008 mengalami peningkatan kembali, meskipun dengan kenaikan yang tidak begitu berarti, dan hal ini mengindikasikan kinerja perusahaan kelompok manufaktur masih dianggap baik berdasarkan profitabilitas yang diukur berdasarkan tingkat pengembalian asset dan ekuitas.

    Nilai rata-rata rasio DPR dari tahun 2004 sampai 2008 berdasarkan grafik di atas mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak stabil dengan selisih yang sangat

  • Muammar Khaddafi, Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, ROA dan ROE.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    263

    signifikan, dan hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan dividen yag digunakan oleh kelompok perusahaan manufaktur selalu berubah-ubah tiap tahun, dan sangat bergantung pada faktor kinerja keuangan yang dicerminkan melalui rasio-rasio keuangan.

    Yang menjadi fenomena khusus penelitian ini adalah bahwa informasi kinerja keuangan melalui pergerakan rasio-rasio keuangan yang digambarkan pada grafik tersebut sangat diperlukan investor dalam mengambil keputusan investasi untuk menghindari resiko dari pembayaran dividen yang kecil atau bahkan yang tidak dibayarkan, karena pembayaran ini sangat bergantung pada kebijakan dividen yang akan diterapkan oleh kelompok perusahaan manufaktur yang listing di bursa efek Indonesia.

    Penelitian yang dilakukan oleh Farih Rahman Hakim dari Universitas Negeri Semarang (2007) bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang diproksikan melalui rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) dengan mennggunakan variabel cash position, profitability, dan firm size pada kelompok perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2003-2005 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel cash posisition, profitability, firm size dan debt to equity ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dividend payout ratio. Secara parsial variabel cash posisition dan profitability berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dividend payout ratio. Sedangkan variabel firm size dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dividend payout ratio. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Haris Rahman Manurung (2009) dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara menunjukkan bahwa faktor likuiditas yang diproksikan oleh rasio lancar dan faktor leverage yang diproksikan oleh rasio DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio DPR baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan kelompok perusahaan manufaktur yang listing di bursa efek periode 2005-2007 sebagai sampel penelitian.

    Tinjauan Pustaka Pengertian Pasar Modal dan Tujuan Pembentukannya Menurut Mohammad Samsul (2006:43) secara umum pengertian dan tujuan pasar modal dapat diuraikan sebagai berikut : Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Pasar modal memiliki tujuan dan manfaat yang dapat dilihat berdasarkan sudut pandang negara, emiten dan masyarakat. Tujuan dari ketiga sudut pandang diatas (negara, emiten dan masyarakat), menurut Mohammad Syamsul (2006:43) dapat diuraikan lebih jelas sebagai berikut : a. Negara

    Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakan perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki perusahaan sendiri. Pasar modal bagi negara bertujuan untuk menyeimbangkan stabilitas perekonomian dengan membuka peluang yang luas

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    264

    bagi pihak swasta dan pemodal untuk menciptakan perekonomian yang mampu mensejahterakan masyarakat dan menggerakan pembangunan ekonomi. Kegiatan perekonomian tersebut tetap diatur dalam undang-undang. Pasar modal memberi kesempatan bagi investor untuk menginvestasikan modalnya, dengan demikian negara tidak perlu lagi meminjam dana dari pihak asing untuk membiayai pembangunan ekonominya dan hal ini tentunya dapat mengurangi beban APBN.

    b. Emiten Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah, dan hal itu hanya bisa diperoleh di pasar modal. Modal pinjaman dalam bentuk obligasi jauh lebih murah daripada kredit jangka panjang perbankan. Dari sisi lain perusa-haan yang masuk di pasar modal akan lebih dikenal luas karena dalam setiap hari bursa namanya akan selalu muncul dalam berita radio, televisi, atau surat kabar. Hal ini akan menciptakan perhatian, sorotan kritikan ataupun pujian dari masya-rakat sehingga kontrol masayarakat akan berakibat positif bagi perusahaan.

    c. Masyarakat Masarakat memilih sarana baru untuk berinvestasi. Investasi konvensioanal yang dahulu dilakukan dalam bentuk deposito, emas, tanah, sekarang dapat dilakukan dalam bentuk saham. Masyarakat dapat menikmati dividen atau pembagian keuntungan dari hasil investasi, maupun keuntungan berdasarkan selisih antara harga jual dan harga beli saham (capital gain). Pasar modal yang dilakukan secara jujur, terbuka dan sesuai prosedur dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat .

    Pengertian Dividend dan Kebijakan Dividen Deviden merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan . Deviden merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Deviden ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Deviden ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan. Pengertian lainnya, dividen adalah bagian dari laba bersih yang diberikan kepada pemegang saham (pemilik modal sendiri). Laba Bersih (net earnings) ini sering disebut sebagai: laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa(earnings available to common stockholders disingkat EAC). Selain dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, laba bersih itu ditahan di dalam perusahaan untuk membiayai operasi selanjutnya dan disebut sebagai laba ditahan (retained earnings). Rasio antara dividen dan laba bersih sering disebut sebagai Dividend Payout Ratio (DPR). Karena kelebihan laba bersih di atas dividen itu menjadi laba ditahan maka keputusan DPR berhubungan dengan keputusan mengenai laba ditahan. Sepintas, para pemegang saham akan merasa senang apabila bagian dari laba bersih yang dibagikan sebagai dividen ini semakin besar. Akan tetapi, apabila DPR ini semakin besar, berarti laba ditahan semakin menciut, padahal pendanaan dengan menggunakan laba ditahan (internal financing) ini mempunya cost of capital yang paling kecil dibandingkan dengan metode

  • Muammar Khaddafi, Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, ROA dan ROE.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    265

    pendanaan lainnya. Dengan demikian, keputusan dividen akan mengacu pada suatu kebijakan dividen (dividend policy) yang optimal, terutama disesuaikan dengan konsep tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.

    Teori Kebijakan Dividen Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan. Sehingga dapat dijadikan pemehaman mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut : a. Dividend Irrelevance Theory Teori yang dianjurkan oleh Madigliani-Miller (MM) ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap harga saham maupun biaya modalnya atau dapat dikatakan bahwa kebijakan dividen sebenarya tidak relevan. b. Teori Bird in The Hand Teori Bird in The Hand yang dikemukakan oleh Myron Gordon (1959) dan John Lintner (1956) dalam Haris Rahman Manurung (2009:10) berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan, karena para investor kurang yakin dengan keuntungan modal (capital gains) yang dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan seandainya para investor menerima dividen. Investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal. c. Teori Preferensi Pajak (Tax Preverency Theory) Suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Bagi para investor yang merasa menanggung pajak yang tinggi dari keuntungan dividen ini, cenderung lebih senang jika perusa-haan menahan dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap akan menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan yang diperoleh berdasarkan selisih harga jual dan harga beli (capital gains) akan lebih menarik dan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi.

    Dasar Hukum Daripada Dividen Wright (1976:212) dalam bukunya mengemukakan bahwa keputusan mengenai kebijaksanaan dividen yang diterapkan oleh suatu perusahaan tergantung kepada dasar hukum yang mempengaruhinya, antara lain yaitu : 1.Pembatasan dari dalam

    Keputusan dari kebijakan dividen semata-mata terletak pada pimpinan dan bukannya pemegang saham. Pimpinan pada umumnya mempunyai kekuasaan untuk menentukan dan membayar dividen sementara, menyisihkan dana yang mereka anggap perlu untuk cadangan dan menyarankan pembayaran sisanya sebagai dividen terakhir. Meskipun persetujuan pembayaran dividen akhirnya terletak pada rapat pemegang saham, namun kekuatannya begitu banyak dikurangi sehingga sebenarnya pimpinanlah yang akhinya menentukan kebijaksanaan dividend an pemegang saham hanya dapat mempengaruhinya

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    266

    dengan jalan mengganti pimpinan. 2. Pembatasan dari luar Lepas dari pembatasan yang timbul karena persyaratan dari dalam dan anggaran dasar, mungkin ada juga pembatasan lain terhadap besarnya dividen yang dibayar. Batasan dari luar itu terdiri atas : a. Undang-undang yang ditetapkan oleh pemerintah untuk membatasi besarnya

    dividen yang dibayar. Di beberapa Negara, terdapat suatu keharusan bahwa sebagian tertentu dari laba harus ditahan dan disisihkan sebagai cadangan.

    b. Faktor lain diluar undang-undang, yang menyangkut pihak- pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, misalnya pemberi pinjaman (kreditur) yang mencantumkan syarat dalam perjanjian pemberian pinjaman dalam satu pasal khusus yang membatasi pembayaran dividen untuk melindungi jaminan atas pinjaman yang mereka berikan ataupun untuk kepentingan-kepentingan lainnya yang berasal dari mereka sebagai kreditur.

    c. Pajak yang dibebankan atas perusahaan, apabila dalam aturan perpajakan ditentukan struktur pajak yang berbeda untuk laba yang ditahan dan laba yang dibagikan, hal ini sangat mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pimpinan atas dividen yang dibayarkan.

    Bentuk-Bentuk Kebijakan Dividen Banyak faktor lain yang ikut berperan dalam penetapan besarnya pembayaran dividen, namun yang menjadi persoalan selanjutnya adalah mengenai bentuk-bentuk kebijakan dividen yang bisa ditempuh oleh suatu perusahaan. Menurut Awat (1998: 171) dalam Haris Rahman Manurung (2009:12) terdapat empat macam bentuk-bentuk kebijakan dividen, yang dapat di ungkapkan pada suatu perusahaan, yaitu : 1. Kebijakan dividen yang stabil (stable dividend-per-share policy), yakni jumlah

    pembayaran dividen itu sama besarnya dari tahun ke tahun. Salah satu alasan mengapa suatu perusahaan itu menjalankan kebijakan dividen yang stabil ialah untuk memelihara kesan para investor terhadap perusahaan tersebut, sebab apabila suatu perusahaan menerapkan kebijakan dividen yang stabil berarti perusahaan itu yakin bahwa pendapatan bersihnya juga stabil dari tahun ke tahun.

    2. Kebijakan dividend payout ratio yang tetap (constant dividend payout ratio policy). Dalam hal ini, jumlah dividen akan berubah-ubah sesuai dengan jumlah laba bersih, tetapi rasio antara dividen dan laba ditahan adalah tetap.

    3. Kebijakan kompromi (compromise policy), yakni suatu kebijakan dividen yang terletak antara kebijakan dividen per saham yang stabil dan kebijakan dividend payout ratio yang konstan ditambah dengan persentasi tertentu pada tahun-tahun yang mampu menghasilkan laba bersih yang tinggi.

    4. Kebijakan dividen residual (residual-dividend policy). Apabila suatu perusahaan menghadapi suatu kesempatan investasi yang tidak stabil maka manajemen menghendaki agar dividen hanya dibayar ketika laba bersih itu besar.

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang diterapkan oleh sebuah perusahaan. Menurut Awat (1998:170) dalam Haris Rahman Manurung

  • Muammar Khaddafi, Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, ROA dan ROE.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    267

    (2009:13) terdapat beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah : 1. Dividend Payout Ratio industri di mana perusahaan itu berada. Artinya,

    perusahaan tidak boleh mengabaikan kebijakan dividen perusahaan pesaing. 2. Pertumbuhan pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan mengalami

    pertumbuhan, maka jumlah pembayaran dividen dapat di naikkan. Sebab dengan adanya tambahan pendapatan maka dividen dan laba ditahan juga bertambah.

    3. Stabilitas pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan tidak stabil maka manajer segan untuk mengurangi jumlah pembayaran dividen.

    4. Kesempatan investasi yang tersedia. Apabila terdapat kesempatan investasi maka diperlukan banyak tambahan dana. Tambahan dana yang tak punya biaya tunai adalah dana intern, yaitu laba ditahan.

    5. Jika tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu proyek baru adalah tinggi, pada umumnya pemegang saham bersedia menerima capital gain melalui kenaikkan harga saham. Dengan demikian, hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan pada suatu proyek baru dan jumlah pembayaran dividen adalah negatif.

    6. Ketersediaan dan biaya alternatif sumber dana. Apabila biaya modal pinjaman tinggi, maka penggunaan laba ditahan akan semakin menarik.

    7. Preferensi pemegang saham dan keleluasaan untuk menyimpang dari maksimisasi kemakmuran

    8. Harapan mengenai kondisi bisnis pada umumnya. Pada waktu inflasi mungkin laba cenderung naik sehingga manajemen dapat menaikkan pembayaran dividen. Dengan demikian, dalam keadaan inflasi, pendanaan melalui pinjaman akan lebih menarik, bandingkan dengan menggunakan laba ditahan.

    9. Pembatasan-pembatasan yang diberikan kreditur. Kadang-kadang para kreditur bisa memberikan batasan mengenai jumlah pembayaran dividen yang boleh dilakukan perusahaan. Tindakan ini biasanya di lakukan agar perusahaan mampu mengarahkan usahanya dalam pelunasan hutang.

    Pengertian Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Perusahaan Profitabilitas berasal dari kata profitable yang berarti keuntungan. Menurut istilah profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menciptakan keuntungan atau laba, berdasarkan pemanfaatan sumber-sumber dana ataupun aktiva yang dimiliki oleh suatu entitas atau perusahaan. Rasio-rasio profitabilitas diantaranya adalah : return on investment, return on equity, return on asset, net profit margin, operating profit margin dan rasio-rasio lainnya. Likuiditas berasal dari kata liquid yang berarti cair. Menurut istilah likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan atas aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dalam menutupi kewajiban lancarnya. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya berdasarkan proporsi atau jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio likuiditas yang sering digunakan adalah rasio lancar atau current ratio, dan rasio cepat atau quick ratio (acid test ratio). Leverage menurut bahasa berarti pengungkit. Dikatakan pengungkit karena

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    268

    diharapkan jumlah modal yang diperoleh dari utang dapat dimanfaat untuk meningkatkan aktifitas perusahaan dan pencapaian laba yang optimal. Faktor leverage memiliki dampak yang positif dan negatif. Dampak positif dari faktor leverage adalah munculnya preassure (tekanan) kepada pihak manajemen untuk dipaksa memperoleh margin laba yang optimal karena pada hakikatnya penggunaan modal operasional perusahaan berasal dari hutang yang akan menimbulkan beban pembayaran utang dan bunga.atas utang tersebut. Dampak negatif dari faktor leverage adalah jika modal yang berasal dari utang tersebut tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik malah akan menjadi boomerang bagi perusahaan, karena selain kerugian yang akan ditanggung, perusahaan juga harus melunasi pinjaman berikut bunga pinjaman tersebut. Apabila perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus direncanakan bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatanya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai deviden. Rasio leverage ini dihitung dengan dua cara. Pertama, dengan memperhatikan data yang ada dineraca. Kedua, mengukur resiko hutang dari laporan laba rugi, yaitu seberapa banyak beban tetap hutang bisa ditutup oleh laba operasi. Kedua, kelompok rasio ini bersifat saling melengkapi, dan umumnya para analis menggunakan keduanya. Analisa ini terdiri dari debt ratio (rasio hutang), times interest earned, fixed charger coverage dan debt service coverage.

    Hubungan Profitabilitas, Likuiditas & Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa faktor profitabilitas, likuiditas dan leverage memiliki hubungan yang erat terhadap kebijakan dividen suatu perusahaan. Awat (1998:170) dalam Haris Rahman Manurung (2009:13) mengemukakan bahwa tingkat pendapatan, pertumbuhan keuntungan, ketersediaan sumber dana alternatif berpengaruh terhadap kebijakan dividen suatu perusahaan. Weston dan Copeland (1997) dalam Karina Cahyati (2006:21) berpendapat bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen adalah : undang-undang, posisi likuiditas, kebutuhan akan pelunasan hutang, dan pembayaran akan perjanjian hutang. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Awat, Weston serta Copeland di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa jika tingkat profitabilitas dan likuiditas tinggi maka perusahaan akan memiliki cukup dana untuk membayarkan dividen kepada pihak pemegang saham hingga pada akhirnya akan memperbesar peluang bagi kebijakan perusahaan untuk segera merealisasikan dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas. Untuk perusahaan yang sedang berkembang, laba ditahan cenderung lebih diutamakan sebagai sumber dana yang paling aman. Meskipun tingkat likuiditas tinggi, kebutuhan akan sumber dana sebagai tambahan modal yang diperoleh dari laba ditahan (retairned earning) tetap menjadi faktor yang lebih diperioritaskan.

  • Muammar Khaddafi, Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, ROA dan ROE.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    269

    Demikian halnya jika penggunaan modal pinjaman tinggi, maka perusahaan akan memperkecil pembayaran dividen. Alasan memperkecil pembayaran dividen ini disebabkan oleh kekhawatiran perusahaan akan kemampuannya dalam melunasi kewajiban-kewajiban yang timbul atas modal yang berasal dari utang. Dalam kondisi seperti ini penggunaan laba ditahan merupakan suatu cara yang efektif untuk memecahkan masalah kebutuhan atas modal dan resiko yang ditimbulkan oleh penggunaan utang. Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan melalui rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio yang merupakan perbandingan antara dividen perlembar saham dengan laba perlembar saham. Semakin besar rasio ini maka jumlah dividen yang dibayarkan akan semakin besar pula dan jumlah laba ditahan akan semakin berkurang. Karena kelebihan laba bersih atas dividen yang dibayarkan menjadi laba ditahan, maka keputusan pembayaran dividen berhubungan dengan keputusan mengenai laba ditahan. Sepintas, para pemegang saham akan merasa senang apabila bagian dari laba bersih yang dibagikan sebagai dividen ini semakin besar. Akan tetapi, apabila dividen payout ratio ini semakin besar, berarti laba ditahan semakin menciut, padahal pendanaan dengan menggunakan laba ditahan (internal financing) ini mempunya cost of capital yang paling kecil dibandingkan dengan metode pendanaan lainnya. Dengan demikian, keputusan dividen akan mengacu pada suatu kebijakan dividen (dividend policy) yang optimal, terutama disesuaikan dengan konsep tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.

    Kerangka Konseptual Dengan meningkatnya kinerja keuangan yang dievaluasi melalui cash ratio maka posisi likuiditas perusahaan akan baik. Posisi likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham (Weston dan Copeland, 1997 dalam Karina Cahyati, 2006:21). Posisi likuiditas yang baik memungkinkan perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang fleksibel dan sesuai dengan kepentingan perusahaan ataupun investor, tanpa adanya intervensi dari pihak manapun. DER memiliki pengaruh yang bernilai negative terhadap kebijakan deviden. DER yang tinggi menandakan bahwa kebutuhan ekuitas sebagian besar dipenuhi dari hutang. Suatu perusahaan memutuskan melunasi hutang yang jatuh tempo dengan mengganti surat berharga lain. Atau membayar dengan menggunakan laba ditahan, maka perusahaan lebih mendahulukan untuk membayar utang tersebut dari pada membayar dividen (Weston dan Copeland, 1997 dalam Karina Cahyati, 2006:21). ROE dan ROA mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Jika tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu proyek baru adalah tinggi, pada umumnya pemegang saham bersedia menerima capital gain melalui kenaikkan harga saham. Dengan demikian, hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan pada suatu proyek baru dan jumlah pembayaran dividen adalah negatif (Awat, 1998:170 dalam Haris Rahman Manurung , 2009:13). Rangkaian hubungan antara variabel-variabel tersebut di jelaskan dalam gambar berikut ini :

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    270

    Gambar 1 Kerangka Konseptual

    Metodologi Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan sektor manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004 sampai 2008. Alasan penentuan populasi berasal dari sektor manufaktur karena sektor ini memiliki jumlah emiten yang lebih besar daripada sektor lainnya, lebih diminati oleh investor, serta merupakan sektor riil yang berperan sebagai motor penggerak utama perekonomian. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan sampel non probabilistik dikarenakan berdasarkan kriteria kelengkapan data penelitian, tidak semua emiten dalam sektor manufaktur dapat dijadikan sampel penelitian ini oleh karena itu teknik pengambilan sampel probabilistik dengan random sampling (sampel acak) tidak dapat digunakan dalam pemlikihan sampel penelitian ini. Teknik penentuan sampel penelitian ini menggunakan purpossive sampling. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel penelitian ini hanya dapat mengambil 10 perusahaan dari 141 perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian. Kriteria pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut : 1.Perusahaan atau emiten yang tergabung dalam sektor manufaktur di Bursa Efek

    Indonesia dari tahun 2004-2008 dan selama periode pengamatan tersebut tidak pernah mengalami delisting (dikeluarkan) dari bursa efek.

    2.Memiliki data laporan keuangan atau ringkasan kinerja perusahaan yang menampilkan dividen payout ratio dari tahun 2004 sampai tahun 2008 atau dengan kata lain selama periode pengamatan perusahaan tersebut secara continue membayarkan dividen kepada .

    3.Memiliki data laporan keuangan atau ringkasan kinerja perusahaan yang menampilkan dividen payout ratio dari tahun 2004 sampai tahun 2008 atau

    Cash ratio (X1)

    DER (X2) Dividen payout ratio (Y)

    ROA (X3)

    ROE (X4)

  • Muammar Khaddafi, Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, ROA dan ROE.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    271

    dengan kata lain selama periode pengamatan perusahaan tersebut secara continue membayarkan dividen kepada investor.

    Berikut ini disajikan daftar emiten yang tergabung dalam kelompok sektor manufaktur yang telah memenuhi kriteria dalam pengambilan sampel pada penelitian ini, yaitu :

    1. PT. Astra Internatioanl Tbk (ASII) 2. PT. Astra Otoparts Tbk (AUTO) 3. PT. Colorpark Indonesia Tbk (CLPI) 4. PT. Citra Tubindo Tbk (CTBN) 5. PT. Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) 6. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 7. PT. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) 8. PT. Tunas Ridean Tbk (TURI) 9. PT. United Tractor Tbk (UNTR) 10. PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

    Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dimana data tersebut berupa angka-angka yang diperlukan untuk pengkajian penelitian yang nantinya akan diolah untuk mengetahui hubungan antara variabel serta untuk menguji hipotesa yang ada. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data primer yang diolah terlebih dahulu oleh pihak pertama dengan mengolah data primer yang didapatkan kemudian disajikan untuk digunakan oleh pihak kedua. Data yang digunakan didapatkan dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yang beralamt pada URL : www.bei.co.id berupa ringkasan kinerja emiten tahun 2004 2008, berformat file data elektronik yang dapat dibaca dengan menggunakan perangkat lunak Adobe reader Versi 9.0 Data juga dapat dilihat pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2009. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara men-download ringkasan kinerja emiten yang berisi informasi mengenai trade activity (aktifitas perdagangan) saham dan laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi dan rasio-rasio keuangan sebagai analisis fundamental kinerja perusahaan. Penelitian ini adalah jenis penelitian assosiatif, menurut Sugiyono (2002:11) penelitian assosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menyoroti hubungan antar variabel penelitian yaitu faktor likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen dan menguji hipotesis yang telah diru-muskan sebelumnya dengan fokus terletak pada penjelasan hubungan antar variabel yaitu cash ratio, DER, ROA dan ROE terhadap dividend payout ratio sebagai proksi dari kebijakan dividen. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari : 1. Variabel Independen

    Variabel Independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi dari likuiditas, leverage dan profitabilitas antara lain yaitu : a. Rasio lancar atau current ratio sebagai proksi dari faktor likuiditas perusahaan

    (X1) dirumuskan dengan :

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    272

    Cash ratio = Cash + bank + Marketable securities

    Kewajiban lancar

    b.Debt to Equity Ratio sebagai proksi dari faktor leverage perusahaan (X2) dirumuskan dengan :

    DER = Total hutang atau kewajiban

    Total modal atau ekuitas

    c. Return on Asset sebagai proksi dari faktor profitability perusahaan (X3) dirumuskan dengan :

    ROA = Laba operasi - Pajak

    Total Asset

    d.Return on Equity sebagai proksi dari faktor profitability perusahaan (X4) diru-muskan dengan :

    ROE = Laba Bersih

    Total modal atau ekuitas 2. Variabel Dependen

    Variabel Dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen yang diproksikan melalui rasio pembayaran dividen (dividend payout) perusa-haan (Y) dirumuskan dengan :

    Dividend payout atau DPR = Dividend per share

    Earning per share

    Untuk arah variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan regresi linier berganda untuk mencari arah hubungan variabel-variabel bebas dengan variabel terikat apakah berpengaruh positif atau negatif. Model analisis regresi linier berganda untuk penelitian ini dapat dirumuskan dengan formula : Y = 0 + 1 X1 + 2 X2 + 2 X3 2 X4 i Dimana : Y = dividend payout 0 = Konstanta 1- 2 = Koefisien beta dari variabel bebas X1 = cash ratio (CR) X2 = debt to equity ratio (DER) X3 = return on asset (ROA) X4 = return on equity (ROE) Model persamaan regresi tersebut digunakan untuk menjelaskan arah hubungan dari variabel cash ratio, DER, ROA dan ROE terhadap dividend payout apakah berslope positif atau negatif. Jika harga koefisien beta dari masing-masing

  • Muammar Khaddafi, Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, ROA dan ROE.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    273

    Model Summary

    .545a .297 .235 29.93603Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Predictors: (Constant), ROE, Cash Ratio, DER, ROAa.

    ANOVAb

    17068,828 4 4267,207 4,762 ,003a

    40327,465 45 896,16657396,293 49

    RegressionResidualTotal

    Model1

    Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), ROE, Cash Ratio, DER, ROAa. Dependent Variable: DPRb.

    variabel bebas bernilai positif, maka dividen payout atau rasio pembayaran dividen akan semakin tinggi (bertambah), sebaliknya jika harga koefisien beta bernilai negatif maka dividend payout akan semakin rendah (berkurang).

    Hasil Penelitian-Penelitian Uji Pengaruh Secara Simultan Pengujian F statistik untuk menguji pengaruh secara simultan dapat dilihat pada tabel nilai F statistik dibawah ini :

    Tabel 2. Nilai Uji F Satistik (Anova)

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa signifikan F hitung bernilai 0,003 jauh di bawah signifikan 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi rasio DPR, atau dapat dikatakan cash ratio, DER, ROA dan ROE secara bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen yang diproksikan oleh rasio DPR. Maka dalam hal ini hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif tiga (H3) diterima. Hipotesis yang diajukan bahwa ada pengaruh secara simultan antara cash ratio, DER, ROA dan ROE terhadap kebijakan dividen diterima.

    Nilai Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) dapat menjelaskan variabel terikat (Y), maka perlu diketahui nilai koefisien determinatik yang diperoleh dengan mengakar kuadratkan nilai R dari model persamaan regresi.

    Tabel 3. Nilai Adjust R Square

    Nilai Adjusted R Square dari tabel di atas adalah sebesar 0,235 yang mengindikasikan bahwa kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh dua variabel yang diajukan yaitu cash ratio, DER, ROA dan ROE sebesar 23,5% dan selebihnya yaitu

  • Jurnal E-Mabis FE-Unimal, Volume 11, Nomor 4, Desember 2010

    274

    Coefficientsa

    45,278 21,541-,150 ,130 -,179

    -4,354 6,389 -,101-,279 ,481 -,128,760 ,299 ,568

    (Constant)Cash RatioDERROAROE

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    Dependent Variable: DPRa.

    76,5% dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian. Faktor diluar pengamatan dalam model regresi disimbolkan dengan variabel (e).

    Model Regresi Linier Berganda Model regresi linier berganda bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah/slope dari hubungan tersebut.

    Tabel 4. Model Regresi Linier Berganda

    Dari tabel di atas maka persamaan yang dibentuk untuk model regresi dapat ditulis menjadi : Y = 45,278 - 0,150 cash ratio 4,354 DER - 0,279 ROA + 0,760 ROE. Adapun interpretasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut : a. b1 = - 0,150 Nilai koefisien regresi b1 ini sebesar 0,427 menunjukkan arah dari koefisien variabel cash ratio (X1) yang mempengaruhi variabel kebijakan dividen yang diproksikan oleh rasio DPR (Y) dengan arah yang bernilai negatif. Koefisien regresi cash ratio (X1) sebesar - 0,427 dengan tanda negatif berarti bahwa setiap variabel cash ratio (X1) meningkat 1 satuan, maka rasio DPR (Y) akan turun sebesar 0,150 atau dengan kata lain setiap penurunan rasio DPR (Y) dibutuhkan variabel cash ratio (X1) sebesar 0,150 dengan asumsi variabel bebas yang lain dianggap tetap. b. b2 = - 4,354 Nilai koefisien regresi b2 ini sebesar 4,354 menunjukkan slope atau arah dari koefisien variabel Debt to Equity Ratio (X2) yang mempengaruhi variabel DPR (Y) dengan arah yang bernilai negatif Koefisien regresi DPR (X2) sebesar 4,354 dengan tanda negatif berarti bahwa setiap variabel Debt to Equity Ratio (X2) meningkat 1 satuan, maka rasio DPR (Y) akan turun sebesar 4,354 atau dengan kata lain setiap penurunan rasio DPR (Y) dibutuhkan variabel Debt to Equity Ratio (X2) sebesar 4,354 dengan asumsi variabel bebas yang lain dianggap tetap. c. b3 = - 0,279 Nilai koefisien regresi b3 ini sebesar 0,279 menunjukkan slope atau arah dari koefisien variabel return on asset (X3) yang mempengaruhi variabel DPR (Y) dengan arah yang bernilai negatif. Koefisien regresi ROA (X3) sebesar 0,279 dengan tanda negatif berarti bahwa setiap variabel retuen on asset (X3) meningkat 1 satuan,

  • Muammar Khaddafi, Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, ROA dan ROE.

    STRUKTUR PEMBELANJAAN DAN KINERJA PERUSAHAAN................................... (APRIDAR)

    275

    maka rasio DPR (Y) akan turun sebesar 0,279 atau dengan kata lain setiap penurunan rasio DPR (Y) dibutuhkan variabel return on asset (X2) sebesar 0,279 dengan asumsi variabel bebas yang lain dianggap tetap. e. b4 = 0,760 Nilai koefisien regresi b4 ini sebesar 0,760 menunjukkan slope atau arah dari koefisien variabel return on equity (X4) yang mempengaruhi va