visum et

4
Vi sum et repertum dalam Penyidikan Tindak Pidana di Indonesia Beserta Hambatan yang Ditimbulkannya BAB I PENDAHULUAN  Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada hakekatnya adalah  bertujuan untuk mencari kebenaran materiil terhadap perkara tersebut. Hal ini dapat dilihat dari adanya berbagai usaha yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam memperoleh  bukti-bukti yang dibutu hkan untuk mengung kap suatu perkara baik pada tahap pemeriksaan  pendahuluan seperti penyidikan dan penu ntutan maupun pada tahap persidangan p erkara tersebut. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mencari kebenaran materiil suatu perkara pidana dimaksudkan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam penjatuhan pidana terhadap diri seseorang, hal ini sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang No.14 T ahun 1! " tentang #etentuan Pokok #ekuasaan #ehakiman pasal $ ayat % yang menyatakan &Tiada seorang  juapun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan karena alat pembuktian y ang sah menurut Undang-Undang mendapat keyakinan bah'a seseorang yang dianggap dapat  bertanggung ja'ab, telah bersalah atas perbuatan yang dituduhkan atas dirinya(. )engan adanya ketentuan perundang-undangan diatas, maka dalam proses penyelesaian  perkara pidana penegak hukum 'ajib mengusahakan pengumpulan bukti maupun *akta mengenai perkara pidana yang ditangani dengan selengkap mungkin. )i dalam usaha memperoleh bukti-bukti yang diperlukan guna kepentingan pemeriksaan suatu perkara  pidana, seringkali para penegak hukum dihad apkan pada suatu masalah atau hal-hal tertentu yang tidak dapat diselesaikan sendiri dikarenakan masalah tersebut berada di luar kemampuan atau keahliannya. )alam hal demikian maka bantuan seorang ahli sangat penting diperlukan dalam rangka mencari kebenaran materiil selengkap-lengkapnya bagi para  penegak hukum tersebut. +enurut ketentuan hukum acara pidana di ndonesia, mengenai permintaan bantuan tenaga ahli diatur dan disebutkan didalam #UHP . Untuk permintaan bantuan tenaga ahli pada tahap penyidikan disebutkan pada pasal 1%" ayat 1/.0edangkan untuk permintaan bantuan keterangan ahli pada tahap pemeriksaan persidangan, terdapat pada pasal 1" ayat 1/. +engenai keterangan ahli sebagaimana disebutkan dalam kedua pasal #UHP diatas, diberikan pengertiannya pada pasal 1 butir ke-% #UHP, yang menyatakan 2 &#eterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan  pemeriksaan(. Te rkait dengan bantuan keterangan ahli yang diperlukan dalam proses pemeriksaan suatu  perkara pidana, maka bantuan ini pada tahap peny idikan juga mempunyai peran yang cuk up  penting untuk membantu p enyidik mencari dan mengumpulkan b ukti-bukti dalam usahanya

Upload: hagemaru

Post on 13-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: visum et

7/24/2019 visum et

http://slidepdf.com/reader/full/visum-et 1/4

Visum et repertum dalam Penyidikan Tindak Pidana di

Indonesia Beserta Hambatan yang Ditimbulkannya

BAB I

PENDAHULUAN

 

Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada hakekatnya adalah

 bertujuan untuk mencari kebenaran materiil terhadap perkara tersebut. Hal ini dapat dilihat

dari adanya berbagai usaha yang dilakukan oleh aparat penegak hukum dalam memperoleh

 bukti-bukti yang dibutuhkan untuk mengungkap suatu perkara baik pada tahap pemeriksaan

 pendahuluan seperti penyidikan dan penuntutan maupun pada tahap persidangan perkara

tersebut.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mencari kebenaran materiil suatu perkara pidana

dimaksudkan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam penjatuhan pidana terhadap diri

seseorang, hal ini sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang No.14 Tahun 1!" tentang

#etentuan Pokok #ekuasaan #ehakiman pasal $ ayat % yang menyatakan &Tiada seorang

 juapun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan karena alat pembuktian yang sah

menurut Undang-Undang mendapat keyakinan bah'a seseorang yang dianggap dapat

 bertanggung ja'ab, telah bersalah atas perbuatan yang dituduhkan atas dirinya(.

)engan adanya ketentuan perundang-undangan diatas, maka dalam proses penyelesaian perkara pidana penegak hukum 'ajib mengusahakan pengumpulan bukti maupun *akta

mengenai perkara pidana yang ditangani dengan selengkap mungkin. )i dalam usaha

memperoleh bukti-bukti yang diperlukan guna kepentingan pemeriksaan suatu perkara

 pidana, seringkali para penegak hukum dihadapkan pada suatu masalah atau hal-hal tertentu

yang tidak dapat diselesaikan sendiri dikarenakan masalah tersebut berada di luar

kemampuan atau keahliannya. )alam hal demikian maka bantuan seorang ahli sangat penting

diperlukan dalam rangka mencari kebenaran materiil selengkap-lengkapnya bagi para

 penegak hukum tersebut.

+enurut ketentuan hukum acara pidana di ndonesia, mengenai permintaan bantuan tenaga

ahli diatur dan disebutkan didalam #UHP. Untuk permintaan bantuan tenaga ahli padatahap penyidikan disebutkan pada pasal 1%" ayat 1/.0edangkan untuk permintaan bantuan

keterangan ahli pada tahap pemeriksaan persidangan, terdapat pada pasal 1" ayat 1/.

+engenai keterangan ahli sebagaimana disebutkan dalam kedua pasal #UHP diatas,

diberikan pengertiannya pada pasal 1 butir ke-% #UHP, yang menyatakan 2 &#eterangan

ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang

hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan

 pemeriksaan(.

Terkait dengan bantuan keterangan ahli yang diperlukan dalam proses pemeriksaan suatu

 perkara pidana, maka bantuan ini pada tahap penyidikan juga mempunyai peran yang cukup penting untuk membantu penyidik mencari dan mengumpulkan bukti-bukti dalam usahanya

Page 2: visum et

7/24/2019 visum et

http://slidepdf.com/reader/full/visum-et 2/4

menemukan kebenaran materiil suatu perkara pidana. )alam kasus-kasus tertentu, bahkan

 penyidik sangat bergantung terhadap keterangan ahli untuk mengungkap lebih jauh suatu

 peristi'a pidana yang sedang ditanganinya. #asus-kasus tindak pidana seperti pembunuhan,

 penganiayaan dan perkosaan merupakan contoh kasus dimana penyidik membutuhkan

 bantuan tenaga ahli seperti dokter ahli *orensik atau dokter ahli lainnya untuk memberikan

keterangan medis tentang kondisi korban yang selanjutnya cukup berpengaruh bagi tindakan penyidik dalam mengungkap lebih lanjut kasus tersebut.

#eterangan ahli yang dimaksud yaitu keterangan dari dokter yang dapat membantu penyidik

dalam memberikan bukti. 3ukti tersebut berupa keterangan medis yang sah dan dapat

dipertanggungja'abkan mengenai keadaan korban, terutama terkait dengan pembuktian

adanya tanda-tanda kekerasan. #eterangan dokter yang dimaksudkan tersebut dituangkan

secara tertulis dalam bentuk surat hasil pemeriksaan medis yang disebut dengan visum et

repertum.

+enurut pengertiannya, visum et repertum diartikan sebagai laporan tertulis untuk

kepentingan peradilan  pro yustisia/ atas permintaan yang ber'enang, yang dibuat olehdokter, terhadap segala sesuatu yang dilihat dan ditemukan pada pemeriksaan barang bukti,

 berdasarkan sumpah pada 'aktu menerima jabatan, serta berdasarkan pengetahuannya yang

sebaik-baiknya.

Visum et repertum dalam pengungkapan suatu kasus, menunjukkan peranan yang cukup

 penting bagi tindakan pihak kepolisian selaku aparat penyidik. Pembuktian terhadap unsur

tindak pidana dari hasil pemeriksaan yang termuat dalam visum et repertum, menentukan

langkah yang diambil pihak kepolisian dalam mengusut suatu kasus.

Pada kasus dimana pengaduan atau laporan kepada pihak kepolisian baru dilakukan setelah

tindak pidana berlangsung lama sehingga tidak lagi ditemukan tanda-tanda kekerasan, hasil

 pemeriksaan yang tercantum dalam visum et repertum tentunya dapat berbeda dengan hasil

 pemeriksaan yang dilakukan segera setelah terjadinya tindak pidana. Terhadap tanda-tanda

kekerasan yang merupakan salah satu unsur penting untuk pembuktian tindak pidana, hal

tersebut dapat tidak ditemukan pada hasil pemeriksaan yang tercantum dalam visum et

repertum. +enghadapi keterbatasan hasil visum et repertum yang demikian, maka akan

dilakukan langkah-langkah lebih lanjut oleh pihak penyidik agar dapat diperoleh kebenaran

materiil dalam perkara tersebut dan terungkap secara jelas tindak pidana yang terjadi.

BAB 2

TINAUAN PU!TA"A

 

2#$ Visum et repertum 

2#$#$ Pengertian

Visum et repertum adalah istilah yang dikenal dalam lmu #edokteran orensik, biasanya

dikenal dengan nama &Visum(. 5isum berasal dari bahasa 6atin, bentuk tunggalnya adalah

&visa(. )ipandang dari arti etimologi atau tata bahasa, kata &visum( atau &visa( berarti tandamelihat atau melihat yang artinya penandatanganan dari barang bukti tentang segala sesuatu

Page 3: visum et

7/24/2019 visum et

http://slidepdf.com/reader/full/visum-et 3/4

hal yang ditemukan, disetujui, dan disahkan, sedangkan & Repertum( berarti melapor yang

artinya apa yang telah didapat dari pemeriksaan dokter terhadap korban. 0ecara etimologi

visum et repertum adalah apa yang dilihat dan diketemukan.

+enurut 0taatsblad Tahun 17! Nomor 78" &Visum et repertum adalah laporan tertulis untuk

kepentingan peradilan pro yustisia/ atas permintaan yang ber'enang, yang dibuat olehdokter, terhadap segala sesuatu yang dilihat dan ditemukan pada pemeriksaan barang bukti,

 berdasarkan sumpah pada 'aktu menerima jabatan, serta berdasarkan pengetahuannya yang

sebaik-baiknya.

bdul +un9im dris memberikan pengertian visum et repertum adalah suatu laporan tertulis

dari dokter yang telah disumpah tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti

yang diperiksanya serta memuat pula kesimpulan dari pemeriksaan tersebut guna kepentingan

 peradilan.

)ari pengertian visum et repertum tersebut diatas, dapat disimpulkan bah'a visum et

repertum adalah keterangan dokter tentang apa yang dilihat dan ditemukan dalam melakukan pemeriksaan barang bukti guna kepentingan peradilan. :adi dalam hal ini visum et repertum

merupakan kesaksian tertulis dalam proses peradilan.

+enurut pendapat Tjan Han Tjong, visum et repertum merupakan suatu hal yang penting

dalam pembuktian karena menggantikan sepenuhnya corpus delicti tanda bukti/. 0eperti

diketahui dalam suatu perkara pidana yang menyangkut perusakan tubuh dan kesehatan serta

membinasakan nya'a manusia, maka tubuh si korban merupakan corpus delicti.

2#$#2 enis Visum et repertum

0ebagai suatu hasil pemeriksaan dokter terhadap barang bukti yang diperuntukkan untukkepentingan peradilan, visum et repertum digolongkan menurut obyek yang diperiksa sebagai

 berikut 2

1. Visum et repertum untuk orang hidup.

:enis ini dibedakan lagi dalam 2

1.

1. Visum et repertum biasa. Visum et repertum ini diberikan kepada pihak

 peminta penyidik/ untuk korban yang tidak memerlukan pera'atan lebih

lanjut.

%. Visum et repertum sementara. Visum et repertum sementara diberikan apabila

korban memerlukan pera'atan lebih lanjut karena belum dapat membuat

diagnosis dan derajat lukanya. pabila sembuh dibuatkan visum et repertum

lanjutan.

7. Visum et repertum lanjutan. )alam hal ini korban tidak memerlukan pera'atan

lebih lanjut karena sudah sembuh, pindah dira'at dokter lain, atau meninggal

dunia.

Page 4: visum et

7/24/2019 visum et

http://slidepdf.com/reader/full/visum-et 4/4

%. Visum et repertum untuk orang mati jena;ah/.

Pada pembuatan visum et repertum ini, dalam hal korban mati maka penyidik mengajukan

 permintaan tertulis kepada pihak #edokteran orensik untuk dilakukan bedah mayat

outopsi/.

1. Visum et repertum Tempat #ejadian Perkara T#P/. 5isum ini dibuat setelah dokter

selesai melaksanakan pemeriksaan di T#P.

%. Visum et repertum penggalian jena;ah. 5isum ini dibuat setelah dokter selesai

melaksanakan penggalian jena;ah.

7. Visum et repertum psikiatri yaitu <isum pada terdak'a yang pada saat pemeriksaan di

sidang pengadilan menunjukkan gejala-gejala penyakit ji'a.

4. Visum et repertum barang bukti, misalnya <isum terhadap barang bukti yang

ditemukan yang ada hubungannya dengan tindak pidana, contohnya darah, bercakmani, selongsong peluru, pisau.