visi syarat menilai kinerja organisasi publik monang...

13
Pengukuran Indeks Pelayanan Publik Syarat Menilai Kinerja Organisasi Publik Monang Sitorus K hesi dalam Surat Dinas Se/viana NapiJupu/u Estimasi Permintaan Energi Listrik Rurnah Tangga dengan Ekstensi Variabel-variabel Demo fik : Suatu Kajian Te ritik dan Model Empirilc T. Slh ol Nababan \r / Peranan Gondang Sabangunan Batak Toba pada Upacara Kematian Saur Matua di Kota Medan dan Beberapa Aspek yang Mempengarubinya Ance Juliet Panggabean Simulasi Laju Keausan pada Bantalan Kayu Nangka (Artocarpus Heteropillus Lamk) Akibat Getaran Poros Propeller pada Putaran Rendah dan Sedang pada Kapal Nelayan Parulian Siagian Alokasi Waktu Kerja Petani Hortikultura Pinggiran Kota (Studi Kasus di .Kelurahan Sumberjaya, Kota Pematangsiantar) Jet Rudiantho Saragih Vaksin Cama-5 dan Pemangkasan Pada Berbagai Frekuensi Pemupukan Fosfat Mempengaruhi Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Rolan Siregar Makna Ekonomis Corporate Social Responsibility di Era Otonomi Daerah (UU No 32 Tahun 2004) Parada ManiA, Jonson Rajagukguk

Upload: nguyencong

Post on 06-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

VISI

Pengukuran Indeks Pelayanan Publik Syarat Menilai Kinerja Organisasi Publik

Monang Sitorus

K hesi dalam Surat Dinas Se/viana NapiJupu/u

Estimasi Permintaan Energi Listrik Rurnah Tangga dengan Ekstensi Variabel-variabel Demo fik :

Suatu Kaj ian Te ritik dan Model Empirilc

T. Slhol Nababan

\r / Peranan Gondang Sabangunan Batak Toba pada Upacara Kematian Saur Matua di Kota Medan dan Beberapa Aspek yang Mempengarubinya

Ance Juliet Panggabean

Simulasi Laju Keausan pada Bantalan Kayu Nangka (Artocarpus Heteropillus Lamk) Akibat Getaran Poros Propeller pada

Putaran Rendah dan Sedang pada Kapal Nelayan Parulian Siagian

Alokasi Waktu Kerja Petani Hortikultura Pinggiran Kota (Studi Kasus di. Kelurahan Sumberjaya, Kota Pematangsiantar)

Jet Rudiantho Saragih

Vaksin Cama-5 dan Pemangkasan Pada Berbagai Frekuensi Pemupukan Fosfat Mempengaruhi

Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

Rolan Siregar

Makna Ekonomis Corporate Social Responsibility di Era Otonomi Daerah (UU No 32 Tahun 2004)

Parada ManiA, Jonson Rajagukguk

Samp lll belakang l/laJalah Int

ISSN 0853 - 0203 TT NO. 1541 /SKJDITJEN PPG/STT!l 99U

VIoneSla

Volume 16 Nomor 1 Pebruari 2008

LHN

Ian UHN \.

'b.D

Monang Sitorus

Selviana Napitupulu T. Sihol Nababan

Ance Juliet V Panggabean

Paru/ian Siagian

Jel Rudiantho Saragih

Rolan Siregar

Parada Manik, Johnson Rajagukguk

Pengukuran Indeks Pelayanan Publik 328 - 341 Syarat Menilai Kinerja Organisasi Publik

Kohesi dalam Surat Dinas 342 - 356

Estimasi Permintaan Energi Listrik Rumah Tangga 357 - 374 dengan Ekstensi Variabel-variabel Demografik Suatu Kajian Teoritik dan Model Empirik

Peranan Gondang Sabangunan Batak Toba Pada 375 - 384/ /Upacara Kematian Saur Matua di Kota Medan

dan Beberapa Aspek yang Mempengaruhinya

Simulasi Laju Keausan pada Bantalan Kayu Nangka 385 - 407 (Artocarpus Heteropillus Lamk) akibat Getaran Poros Propeller pada Putaran Rendah dan Sedang pada KapaJ Nelayan

Vaksin Cama-5 dan Pemangkasan Pada Berbagai 408 - 417 Frekuensi Pemupukan Fosfat Mempengaruhi Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

Alokasi Waktu Kerja Petani Hortikultura Pinggiran 418 - 431 Kota (Studi Kasus di Kelurahan Sumberjaya, Kota Pematangsiantar)

Makn3 Ekonomis Corporate Social Responsib ilit)' 432 - 442 Di Era Otonomi Daerah (lJ lJ No 32 Tahun 2004

Majalah IImiah Universitas HKBP Nommensen

KATA PENGANTAR

Pujl syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh kasih dan ridhoNya majalah ibniah Universitas HKBP Nommensen ''VISI'' Volume J6, Nomor L Pebruari 2008 dapat terbit.

Pad a kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Saudara yang telah mengirirnkan artikel untuk dimuat di l11ajalah ini. Dalam rangka pengembangan kualitas tulisan dan penerbitan serta terjalinnya komunikasi dalam pertukaran informasi ilmiah, kami akan senang hati apabila Saudara berkenan memberikan masukan dan mengirimkan tulisannya untuk dimuat pad a edisi selanjutnya.

Akhirnya, kami berharap semoga tulisan-tulisan yang dimuat pada edisi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Pro Deo et Patria Redaksi

VISI (2008) 16 (1) 375 - 384

PERANAN GONDANG SABANGUNAN BATAK TOBA PADA ketaatru UPACARA KEMATIAN SAUR MATUA DI KOTA MEDAN pelaksa DAN BEBERAPA ASPEK YANG MEMPENGARUHINYA . Ada aSl

adalah Ance Juliet Panggabean sekali k

ABSTRACT kematia yang be

In the life of Batak Toba society, the role of Gondang Sabangunan Batak Toba is mempUlalways related with religion ceremony, wedding ceremony, and Saur Matua

dan dar cultural ceremony. In the old period, the function of Gondang Sabangunan Batak Oleh seToba was always related with the summoning of a spirit and healing ceremony. keturun:After the existance of Christian religion in the Batak land by Missionaries, which

Batak Toba people got familiar with Christ therefore the purpose of the existance kegemb of Gondang Sabangunan Batak Toba had a change. This research applied observation method, direct interview with the competent mening! source through questioner given to Batak Toba societyfrom the younger generation kehadin: to the older people. keluargl3Nowadays, the result of this research, the function and the role of Gondang tujuh ha Sabangunan Batak Toba are almost abondened. Some aspects which influence this itu menare caused by, 1. Christian Factor 2. Educational Factor and the development of

Gondan!the society way of thingking progress of soc iety , 3. Economical Factor, 4. sebagaiEnvironmental Influence Factor ( considering Field society are heterogeneous, adalah IIenvironment for society which is have urbanization of countryside to town, 5.

Social Interest Factor, especially younger generation, to get familiar with I traditional music and study it until nowadays, younger generation do not care adat dik, much about it or they don't have a sense of belonging towards their traditional • Atas music, 6. The development of the musical instrument factor. sec 1 So, we can say that the role of Gondang Sabangunan Batak Toba has a change in

• KeeL.the ritual, even Batak Toba society do not see from the point o f view of the use of Gondang Sabangunan in the traditional context which should be preserved as a

suan Gonetraditional music.

Keywords : Role, Aspect, Gondang Sabangunan, Tradition, Saur Matua Gondang akan m ' Parbu

dilengka Kehidupan manusia, ada beberapa tingkatan yang dialami oleh manusia

1. PENDAH1JLUAN

diberikan sebagai suatu siklus kehidupan, antara lain: masa kelahiran, masa perkawinan dan terjadi se masa kematian. Tiap tingkat sepanjang siklus kehidupan ini, membawa manusia ke • Pro~edalam suatu tingkat maupun lingkungan sosial yang baru dan luas.

·Pro~ Fenomena-fenomena yang dikemukakan di atas merupakan fenomena­

• Pen ,fenomena yang esensil pula dalam kehidupan khususnya masyarakat Batak Toba. tidal

Dalam artian bahwa, fenomena-fenomena tersebut masih berlangsung dan justru mendapat tempat tersendiri di dalam kehidupan sehari-harinya sampai sekarang.

mem t Th .

Ada semacam rasa kewajiban bagi tiap-tiap keluarga masyarakat Batak 5ehingga

Toba, untuk melaksanakan tiap siklus kehidupan tersebut sebagai pengejewantahan ..Iari mu. 375

ISSN 0853 - 0203

VISI (2008) 16 (1) 375 - 384

ketaatan terhadap adat istiadat yang berlaku. Sebagai contoh, dalam konteks pelaksanaan upacara kematian Saur Matua di kalangan masyarakat Batak Toba. Ada asumsi pada masyarakat Batak Toba, bahwa pelaksanaan upacara Saur Matua adalah sebagai suatu langkah untuk memenuhi adat yang harus diberikan terakhir sekali kepada orang y;:J,ng meninggal Saur Matua.

Bagi masyarakat Batak Toba, kematian Saur Matua merupakan suatu jenis kematian yang diinginkan dan diimpikan. Mati Saur Matua mempunyai pengertian yang bersifat kontekstual, yaitu: seseorang yang meninggal dunia dalam usia lanjut, mempunyai anak laki-laki dan perempuan. Telah memiliki cucu dari anak laki-Iaki dan dari anak perempuan, serta tidak ada lagi anaknya yang belum berkeluarga. Oleh sebab itu, kematian Saur Matua bukan untuk menunjukkan kesedihan dari keturunannya, akan tetapi, upacara yang dilaksanakan adalah untuk menyatakan

IL. kegembiraan (sukacita) dari keturunannya.

Untuk melaksanakan upacara penghormatan terakhir kepada yang It meninggal Saur Matua ini, dilaksanakan suatu adat yang besar serta melibatkan

ion kehadiran Gondang Sabangunan Batak Toba, setelah melalui hasil musyawarah keluarga. Bagi yang ekonominya mampu, melaksanakan upacara adat bisa sampai

JJl= tujuh hari tujuh malam. Selama itu pula, para kerabatlketurunan yang meninggal ... tS itu memberikan penghormatan dengan cara manortor (menari) diiringi oleh uf Gondang Sabangunan. Dengan kata lain, selama tujuh hari tujuh malam musik .1 . sebagai pengiring Tortor pad a saat Mangondasi akan tetap bergema. Mangondasi

:sus. adalah manortor dengan cara mengelilingi jenazah.

Kehadiran musisi/pemain Gondang sabangunan pada pelaksanaan upacara ith adat dikalangan masyarakat Batak Toba, adalah: :are

naJ • Atas undangan resmi dari pihak yang empunya hajatan setelah disepakati secara bersama mengenai jumlah uang yang telah dibicarakan sebelumnya .

In • Kedatangan para musisi Gondang Sabangunan Batak Toba akan dilakukan e of suatu upacara adat yang khusus, untuk menyambut kedatangan para musisi b a Gondang Sabangunan Batak Toba.

Adalah suatu adat yang sudah tertentu, bahwa pada saat penyaj ian musik Gondang Sabangunan pada pertama sekali dalam suatu upacara adat, para musisi akan menerima suatu suguhan adat, yang dimanifestasikan melalui pemberian 'Parbue Satti', yaitu pemberian suatu keranjang anyaman yang berisikan sirih dilengkapi dengan ramuannya, uang kertas/logam, minyak wangi dan padi yang

nanusla diberikan oleh pihak pengundang. Mengingat, adanya suatu proses perubahan yang lan dan terjadi secara mental dan spiritual pada masyarakat Batak Toba, seperti: lusia ke • Proses Kristenisasi oleh para missionaris

• Proses pendidikan dan tingkat kemajuan berpikir masyarakatnya, serta, omena­ • Pengaruh lingkungan bagi masyarakat yang berurbanisasi dari desa ke kota, Ii. Toba. tidak dapat dipungkiri bahwa hal itu adalah sebagai faktor yang sangat n j ustru . mempengaruhi cara pikir, pandangan dan persepsi masyarakat Batak Toba ang. terhadap penggunaan musik tradisinya. ; Batak Sehingga fenomena tersebut memiliki dampak terhadap perubahan nilai sekuler antahan dari musik ritual. Pengertian sekuler disini adalah tentang proses, perubahan yang

375 376

ISSN 0853 - 0203

,

,

VISI (20081 J() (})]75 - 3~4

sudah bersifat keduniawian atau kebendaan (bukan berslfat keagamaan atau kerohanian/sakral). Sedangkan yang dimaksud dengan musik ritual adalah yang

Saban bersifat keagamaan. Sejauh pengamatan penulis, dan mengingat fenomena tersebut di atas

panda bahwa, posisi Gondang Sabangunan Batak Toba tergantikan oleh ansambel musik lain yang berperan dalam pelaksanaan upacara Saur Matua pada masyarakat kita

3.M£melalui musik tiup. Seperti yang kita ketahui bahwa, keberadaan musik tiup bukanlah merupakan tradisi leluhur suku Batak Toba. Artinya musik tiup masih relatif barll dibandingkan dengan pemakaian Gondang Sabangunan, sebagai tradisi Sung~peninggalan nenek moyang orang Batak Toba. Justru pada kenyataannya saat adalah sekarang ini, frekwensi pemakaian mllsik tiup dalam upacara Saur Matua sangat Gond mendominasi pad a pelaksanaan yang dilakukan di perkotaan dan oleh masyarakat Pertim Batak Toba yang beragama Kristen. atau dt

Fenomena di atas bukanlah hal yang mudah dan sederhana untuk kota ditelusuri , mengingat proses perubahan secara mental dan spiritual yang pernah terjadi pada masyarakat Batak Toba adalah melalui proses yang cukup panjang. pada u ~

2. TINJAUAN PUSTAKA para un

Ada beberapa tinjauan pustaka terhadap buku-buku atau tul isan yang deskripdigunakan untuk mendapatkan informasi sebagai pendukung untuk melengkapi atau grudata-data yang diperoleh sebelumnya. Edward M. Bruner (1961) dalam artikelnya hubung' mengatakan bahwa sebelum abad 19 suku bangsa Batak Toba masih bermukim di ini aka. suatu daerah yang terisolir. Kontak kebudayaan antara suku bangsa Batak Toba maupun dengan bangsa luar (Eropa) mulai terjadi pada saat kedatangan para missionaris Ada bebJerman, yang tujuannya adalah untuk mengubah pandangan hidup sllku bangsa (1) met(JBatak Toba yang mereka yakini belum mengenal Tuhan (dari segi agama Kristen). dilak kaMenurut Haviland (1988), dalam kehidupan manusia ada beberapa yang mt tingkatan yang akan dialami oleh manusia sebagai suatu siklus kehidupan, antara kepusta1lain: masa kelahiran, masa perkawinan dan masa kematian. Tiap tingkat sepanjang fenomen siklus kehidllpan ini membawa manusia itu ke dalam suatu tingkat dan lingkungan Gondan_sosial yang baru dan yang luas. untuk dMenurut Sihombing (1985), mati saur matua mempunyai dua pengertian dilakuka yang bersifat kontekstual di kalangan masyarakat Batak Toba. upacara Situmorang (1983) mengatakan bahwa, kesenian yang memakai uning­

uningan Batak Toba (uning-uningan besar dengan uning-uningan kecil) . Setiap a. Sele~orang Batak Toba, khusus generasi mudanya, untuk turut berpartisipasi memelihara

Seleserta meneruskan adat nenek moyangnya. de ngAdat bagi kematian sari matua, saur matua, terlebih bagi kematian saur Gonmatua maulibulung, menurut Situmorang (1983).

b. KI~.Aritonang (1992) mengatakan bahwa, ansambel musik tiup masyarakat Pen:-,Batak Toba di kota Medan, analisis gaya melodi dan fungsi sosialnya pada upacara pembsaur matua. De_ .Manik (1977), suku Batak dengan gondang Bataknya.

lSSN 0853 - 0203

adalah

VISI (2008) 16 (1) 375 - 384

Purba (1989), mangido gondang di dalam penyajian musik Gondang Sabangunan pada masyarakat Batak Toba.

Pardede (1997), penggunaan musik tradisional Batak Toba dalam pandangan gereja HKBP.

3. METODE PENELITIAN

Daerah penelitian ini dilakukan di tiga kecamatan yaitu kecamatan Medan Sunggal, kecamatan Medan Baru, kecamatan Medan Timur. Pertimbangannya

karena ke tiga kecamatan tersebutlah yang dapat mewakili hadimya Gondang Sabangunan Batak Toba pada upacara adat kematian Saur matua. = Pertimbangan yang lain adalah, oleh karen a sedikitnya informasi yang didapatkan atau diperoleh dari sumber berita koran untuk upacara adat kematian Saur Matua di

tID; kota Medan. ah Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat dan undangan yanga hadir

pad a upacara adat kematian Saur Matua. Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner pada masyarakat dan

para undangan serta pengetua adat yang mewakilinya. Metode dasar yang diterapkan di dalam penelitian ini adalah metode .ang

deskriptif. Dengan kat a lain, penelitian ini dimaksudkan untuk membuat deskripsi gJ..api atau gambaran secara lengkap, faktual dan teliti mengenai fakta-fakta, sifat serta .elnya hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nasir 1999: 63). Selanjutnya, metoda

jm di ini akan mendasari penelitian ini khususnya di dalam hal pengumpulan dataToba maupun penganalisaan data. onan Ada beberapa metode yang diterapkan di dalam pengumpulan data, yaitu, gsa (1) metode wawancara, (2) metode observasi, (3) metode kepustakaan. Wawancara

en) . dilakukan untuk mendapatkan keterangan-keterangan serta pengalaman perorangan

'~rapa yang mungkin sulit diperoleh dari bahan-bahan tertulis. Sementara melalui metode antara kepustakaan diharapkan dapat memperoleh data-data tertulis tentang fenomena­lIljang fenomena yang pernah terjadi terkait proses perubahan nilai sekuler pada peranan Lmgan Gondang Batak pada masyarakat Batak Toba. Metode observasi dimungkinkan untuk dapat membandingkan apa yang disebutkan informan serta apa yang.ertjan dilakukan informan. Data juga dikumpulkan dengan cara merekam pelaksanaan upacara dengan menggunakan perangkat perekam audio-visual. mmg­

Metode Analisis, prosedur anal isis data dilakukan sebagai berikut Set iap a. Seleksi Data ·Iihara

Seleksi data dilakukan dalam rangka memilih dan merangkum data sesuai dengan kebutuhan penelitian tentang perubahan ritual ke sekuler peranan

1 saur Gondang Batak Toba dalam upacara kematian saur matua.

b. Klasifikasi Data ara kat Pengklasifikasian data dilakukan untuk menyusun data dasar kriteria dan )aCara pembagian tertentu.

c. Deskripsi Data

lSSN OgS3 - 0203

377 378

1

VISI (2008) 16 (J) 375 - 384

Pad a langkah ini , data diuraikan dengan sebaik-baiknya sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang data khususnya yang relevan terhadap substansi penelitian .

d. Interpretasi Data interpretasi berusaha mencari hubungan antara fakta-fakta yang ditemukan dan memberikan pemahaman yang jelas tentang faktor-faktor yang menjelaskan perubahan ritual ke sekuler serta tentang peranan Gondang Batak dalam upacara kematian saur matua, disinilah penemuan penelitian ini.

e. Menarik kesimpulan Langkah akhir adalah menarik kesimpulan, yaitu menegaskan kembali secara ringkas dan padat apa yang ditemukan dari pembahasan-pembahasan sebelumnya.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam masyarakat Batak Toba dijumpai adanya bentuk-bentuk kesenian seperti Tortor dan Gondang Batak. Gondang Sabangunan Batak Toba adalah warisan budaya leluhur suku Batak Toba. Dalam kebudayaan Batak Toba, Gondang sabangunan mendapat tempat yang khusus dalam masyarakat Batak Toba.

Kebudayaan dan agama erat sekali hubungannya dan bahkan seringkali sangat sulit dipisahkan. Masyarakat yang sudah menerima Kristus akan mampu untuk menentukan sendiri unsur-unsur kebudayaannya yang mana masih bisa dipertahankan, dan mana yang harus dibuang atau ditinggalkan.

Hampir tidak mungkin mengubah adat yang ada pad a masyarakat Batak Toba, karena adat itu telah diwariskan secara turun-temurun. Dalihan Na Tolu yang merupakan pangkal pokok dalam menentukan hubungan marga dan kekerabatannya. Adat Dalihan Na Tolu inilah yang menjadi filsafat hidup hubungan sosial masyarakat Batak Toba.

Ada beberapa pengertian gondang dalam masyarakat Batak Toba seperti yang dikemukakan oleh Okazaki (1994) bahwa: I. Sebagai alat musik khusus dalam masyarakat Batak toba (misalnya: Gondang

Sabangunan Dan Gondang Hasapi). 2. Sebagai suatu komposisi musik gondang (misal'nya: Gondang Simonang­

monang). 3. Sebagai nama Gondang yang dipakai untuk kegunaan tertentu, misalnya:

Gondang Mula-mula, untuk peembukaan dari suatu upacara khusus . 4. Sebagai nama upacara. Misalnya Gondang Mangongkal Holi, yaitu gondang

yang dipakai dalam acara pemindahan tulang-belulang yang sudah lama mati. Musik Batak Toba, disebut juga sebagai uning-uningan. Kesenian uning­

uningan Batak Toba ini terdiri dari dua kelompok, Uning-uningan Bolon (kelompok musik besar, yaitu Gondang Sabangunan) dan Uning-uningan Metmet (kelompok musik ringan, yaitu Gondang hasapi). Situmorang (1983) Pada kelompok Uning-uningan Bolon, alat-alat musiknya terdiri dari:

ISSN 0853 - 0203

I. Sa 2. Ta 3. 4 4 . . He

m sel

Sabane Sarun ketika Saban~ yang t ungkap Nama terseb Toba s berkat _

proses I

gondan tetapi. pada k sebagai didalam musik " alat per Sabangt

I. Tid: 1

m us bara

2. on s la

0,,-"

, ~

, I

-5 - 384

iperoleh relevan

yang

I secara bahasan

eseman . ada lah '. Toba, . Batak

~nngkali

mampu sih bisa

it Batak .Iu yang !a dan 1 hidup

, seperti

iondang

nonang­

isa lnya:

~ondang

mati. uning­Bolon

Metmet.

379

VIS/ (2008) 16 (1) 375 - 384

I. Sarune Bolon 2. Taganing, terdiri dari 5 gendang yang mempunyai ukuran berbeda-beda. 3. 4 Ogung (Oloan, Ihutan, Panggora, Odap-odap). 4. Hesek-hesek (biasanya dari besi , logam atau kadang-kadang dari botol bekas

yang dipakai). Dalam perkembangan selanjutnya, pemain Taganing sering memukul tiang gantungan Taganing sebagai gantinya atau mempergunakan sendok goreng.

Keseluruhan pemain Uning-uningan Bolon ini (kelompok Gondang Sabangunan) dinamakan Panggual Pargonsi (baik panggilan untuk si peniup Sarune, si penabuh Gendang, si pemukul ke empat Gong). Pada waktu dulu atau ketika di jaman Animisme, para pemain musik (kelompok musik Gondang Sabangunan) juga disebut sebagai Guru Humundul, yaitu sebuah nama atau gelar yang terhormat yang diberikan. Dalam memintakan gondang terdapat ungkapan­ungkapan yang ditujukan kepada Debata Mula Jadi Nabolon secara relegius. Namun, pada saat sekarang pada masyarakat Batak Toba, anggapan dan keyakinan terse but sudah tergeser dan mengalami perubahan, oleh karena faktor orang Batak Toba sudah beragama Kristen dan tidak lagi bertujuan untuk memuja atau meminta berkat seperti pada kepercayaan dahulu .

Pada saat sekarang ini , dimana orang-orang Batak sudah beragama Kristen, proses tingkat pendidikan dan tingkat kemajuan berpikir masyarakat, penggunaan gondang maupun Tortor Batak masih dilaksanakan dalam acara-acara adat. Akan tetapi, tidak lagi bertujuan untuk memuja atau meminta berkat seperti yang ada pada kepercayaan dulu. Saat ini, peranan Gondang Sabangunan lebih berfungsi sebagai hiburan saja. Kenyataannya pada masa kini, bahwa Gondang Sabangunan didalam up acara adat kematian Saur Matua sering dipadukan dengan instrumen musik lainnya, seperti: keyboard, drum set, trumpet, saxophone, gitar elektrik, dan alat perkusi seperti: cowbell, tambourine, marakas, chimes. Peranan Gondang Sabangunan sudah tergeser fungsinya dalam konteks tradisi.

Hasil penelitian yang didapatldiperoleh oleh tim peneliti, meliputi: I. Tidak ada satu tempat pun dalam pelaksanaan upacara adat kematian Saur

Matua di kota Medan, yang melibatkan Gondang Sabangunan sebagai alat musik tradisional dalam konteks tradisi (selalu dipadukan dengan instrumen barat).

2. Gondang Sabangunan sudah tidak dipandang lagi dalam konteks tradisi karena selalu dihubungkan dengan melihat adanya perbedaan nilai-nilai adat dan keagamaan.

3. Dari segi nama-nama gondang yang dimainkan dalam upacara adat kematian Saur Matua, pada saat sekarang adalah sebagai berikut: » Gondang Mula-mula, mula gabe mula horas, huhut manomba Mulajadi

Nabolon » Gondang Somba-somba, manomba jala mamuji Debata Mulajadi Nabolon,

huhut asa ditambai hagabeon dohot hamoraon, hasangapon dohot habisuhon.

380

ISSN 0853 - 0203

:

VISI (2008) 16 (1) 375 - 384

>­>-

Gondang Sahala, mangido asa diparsahalal Debata angka natua-tua, angka partogi dohot pamarenta sian parginJang sahat tu parton!. Gondang Liat-liat, asa liat panggabean liat (ris) parhorasan. Gondang Mangido Pasu-pasu, asa tu gabena naniulani na jala tu sinuma

hargar rna ya seperti

- khusU 5 pinahan.

>­>-

Gondang Sitio-tio, asa tu tiona idaon ni saluhut tu ari na roo Gondang Hasahatan, asa sahat gabe, sahat horas, sahat mamora, tu ari na

menjar seman!

roo 4. Keseluruhan nama-nama gondang tersebut yang dapat dimainkan dalam

upacara adat kematian Saur Matua, ditinjau dari segi keKristenan . Disamping itu, lagu-Iagu yang dibawakan sudah lebih ringan dan lebih bersifat hiburan

kelom~ terjadir sadar tl itulah

saja. Adapun lagu-Iagu yang dibawakan oleh gondang adalah sebagai berikut: I. Lagu-Iagu Rakyat, seperti:

>- Anakhon hi do hamoraon di au. (Iagu ini menggambarkan dimana anak adalah harta yang tak temilai

Saban g dalam p

>­harganya). Pos ni uhur

5. 1(£

(Iagu perpisahan yang sangat menyentuh hat i) 5.1. K~ >- Selayang pandang

(Iagu menggambarkan kegembiraan hati) peranan >- Rura Silindung beberap'

(Iagu ini sering ditujukan kepada oranglmarga yang berasal dari Rum upacara Silindung dan mengungkapkan keindahan desa Rura Silindung).

2. Lagu-Iagu rohani, seperti : merupak >­ Marolop-olop Tondingki pemakai: >- Maranatha Ro 0 Tuhan >- Surgoi Sambulonta Doi dalam up >- Setia, Setialah instrume

3. Lagu rakyat yang dijadikan atau diangkat menjadi lagu rohani, seperti: axophon ~ Aek Sarulla T Sedangkan nama-nama gondang pada waktu dulu I jaman animisme sudah peranan":

tidak dapat dimainkan lagi pada saat sekarang, karena dianggap sebagai ekararc

penyembahan berhala. Adapun nama gondang tersebut ditujukan kepada ke tiga "1eliba debata, yaitu : debata diginjang, debata ditonga, debata ditoru.

Oleh karen a perkembangan jaman dan keadaan masyarakat sekarang, bahwa alat musik tradisi juga dipakai dalam konteks musik gereja. Sejauh pengamatan penulis, bahwa bagi orang-orang Batak Toba, mungkin tidak menyadari secara langsung bahwa budaya Eropa atau kebarat-baratan/westernisasi menjadi bag ian dari budaya Batak, semen tara budayaltradisi Batak itu sendiri menjadi suatu hal yang terlupakan/ditinggalkan .

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa usaha yang telah dilakukan oleh kelompok-kelompok pemain musik Gondang Sabangunan yang ada di kota Medan ini, untuk dapat tetap mempertahankan keeksisan dari ansambel musik Batak Toba tersebut, seperti: biaya untuk mengundang ansambel terse but relatif murah.

381

ISSN OgS3 - 0203

InU

an na

n dalam isamping

hiburan rikut :

emilai

dari Rura ~

oerti:

me sudah ebagai

la ke tiga

sekarang, l. Sejauh in tidak

~sternisasi

:u sendiri

ukan oleh Ita Medan atak Toba If murah,

VIS! (2008) 16 (1) 375 - 384

~_ya berklSar Rp . 1.000.000 - Rp. 1.500.000/hari, membuat promosi kepada -:. arakat, supaya masyarakat mengetahui keberadaan ansambel gondang batak,

rti membuat iklan, memberikan kursus-kursus musik tradisional batak -usnya.

Kehadiran kelompok pemusik lain, seperti musik brassband yang enjamur di kota Medan saat ini tidak menjadikan para pemain musik tradisi patah

-emangat. Bahwa, terdapat kesenjangan antara kelompok musik tradisi dengan --Jompok musik tiup (brassband). Hal ini wajar saja. Apa yang mengkondisikan

lerj adinya kesenjangan itu? Konsekwensinya, sebagian masyarakat secara tidak adar terkond:si dengan musik semacam itu. Musik yang mereka aJami sehari-hari

itulah yang menjadi stan dar. Disinilah hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa peranan Gondang

Sabangunan dapat dinyatakan telah mengalami perubahan dari ritual ke sekuler dalam pelaksanaan upacara kematian Saur Matua di kota Medan dan sekitarnya.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Sejauh pengamatan penulis, dan mengingat fenomena diatas bahwa

peranan Gondang Sabangunan Batak Toba sudah berubah dan tergeser oleh beberapa aspek yang mempengaruhinya, yang sudah berperan dalam pelaksanaan upacara adat kematian Saur Matua pada masyarakat kita saat ini.

Jika ditelusuri babwa keberadaan instrumen-instrumen lain bukanlah merupakan tradisi leluhur kita. Artinya masih relatif baru dibandingkan dengan pemakaian Gondang Sabangunan.

Kenyataan pada saat sekarang, frekwensi pemakaian Gondang Sabangunan dalam upacara adat kematian Saur Matua di kota Medan, sering dipadukan dengan instrumen-instrumen barat, seperti: gitar listrik, drum set, keyboard, trumpet, dan saxophone.

Tanpa kita sadari, Gondang Sabangunan akan menjadi terlupakan peranannya dalam konteks tradisi/adat (yang disebut dengan Margondang Adat). Sekarang ini, pemakaian Gondang Sabangunan hanyalah merupakan situasi yang melibatkan gondang sebagai acara hiburan saja.

5.2. Saran

I. Bagi masyarakat Batak Toba, dapat bersikap lebih terbuka terhadap peranan Gondang Sabangunan dalam konteks tradisi/adat didalam pelaksanaan upacara adat kematian Saur Matua.

2. Agar masyarakat Batak Toba yang merasa pemikirannya lebih modern mampu menentukan sendiri unsur-unsur kebudayaan yang mana masih bisa dipertahankan dan mana yang harus ditinggalkan.

3. Membantu dan dapat bekerjasama dengan baik antara masyarakat dan kelompok musik gondang dalam menjaga dan melestarikan tradisi dan musik

382

ISSN 0853 - 0203

381

i i

1

VISI (2008) 16 (I) 375 - 384

tradisional Satak Toba, khusus di Medan, tanpa memikirkan untung dan ruginya. SimanJ

DAFTAR PUSTAKA .Nara ~ 1. Bap

Aritonang, J .S. 1998. Sejarah Pendidikan Kristen di Tanah Batak. Jakarta : BPK 2. BapGunung Mulia

Aritonang, Tetty Bonawaty. 1992. Ensambel Musik Tiup Masyarakat Batak Toba 3. Sapi di Kota Medan, Analisis Gaya Melodi dan Fungsi sosialnya Pada Upacara Saur Matua. Medan: Skripsi Etnomusikologi USU.

Bruner, EM. 1961. Urbanizatiion And Etnic Identity in North Sumatra. American Anthropology

Haviland, William A. 1988. Anthropology

Ivo Kusuma Sari Panggabean. 1994. Musik Populer Batak Toba Suatu Observasi Musikologi-Diskograjis. Medan: Fakultas Kesenian Universitas HKBP Nommensen.

Manik, Liberty. 1977. Suku Batak Dengan Gondang Bataknya. Jakarta: Peninjau Jakarta, Lembaga Penelitian dan Studi DGI 4.1.

Okazaki, Yoshiko. 1994. Music Identity, And Religious Change Among The Batak Toba People Of North Sumatra. USA: University Of California Los Angeles.

Pardede, Sonita. 1997. Penggunaan Musik Tradisional Batak Toba Dalam Pandangan Gereja RKBP. Medan: Fakultas Kesenian, Universitas HKBP Nommensen.

Pasaribu, Ben M. 1986. Taganing Batak Toba: Suatu Kajian Dalam Konteks Gondang Sabangzman. Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Medan

..... .. ...... .. 1993. Taganing Batak Toba Suatu Analisis Struktural dan Stratijikasi Sosial

Purba, Mauly. 1989. Mangido Gondang di dalam Penyajian Musik Gondang Sabangzman pada Masyarakat Batak Toba. Jakarta: Paper presented at the Conference of the Society for Indonesian Musicologists .

.... .................. , 2005. Review of Search Into the Gondang Sabangunan Musical Genre In Batak Toba Society ofNorth Sumatra. Etnomusicology, Vol. I, no. I.

Siahaan, Mangaraja, Asal. 1953. Gondang Dohot Tortor Batak. Pematang Siantar: Sjarif Saana

Sihombing, T. M.1985. Jambar Rata Dongan Tu Ulaon Adat, Jakarta: CV. Tulus Jaya

383

ISSN 0853 - 0203

BP.

I.-\merican

'Obsenasi HKBP

Peninjau

77ze Batak omia Los

a Dalam as HKBP

Konteks 1edan

rrQJ~fikasi

Gondang ed at the

Musical , 01. I, no.

~ Siantar:

VISI (2008) 16 (1) 375 - 384

--Junrak, B. A.1986. Pemikiran Tentang Batak, Medan: Pusat Dokumentasi Dan Pengkajian Kebudayaan Batak, Universitas HKBP Nommensen.

umber: .k J.R. Situngkir

:pak Faber Napitl:pulu

Bapak B. Htagaol

: Pimpinan Martabe Entertainment : Pemain kecapi, garantung, taganing, pada

kelompok pemain gondang Memory Musik. : Pengetua Adat

V. Tulus

383

ISSN 0853 - 0203

384