visi, misi, arah kebijakan dan prioritas pembangunan bab iii kajian... · kabupaten indragiri hulu...

67

Upload: hatram

Post on 18-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan
Page 2: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

BABIII

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

PROFIL KABUPATEN PELALAWAN

3.1. Administrasi Pemerintahan

Kabupaten Pelalawan terletak di pesisir Timur Pulau Sumatera,

dengan wilayah daratan membentang di sepanjang bagian hilir Sungai

Kampar, serta berdekatan dengan Selat Malaka. Secara geografis

Kabupaten Pelalawan terletak antara 1o25` LU dan 0o20` serta antara

100o42` sampai 103o28` BT yang berbatasan: sebelah Utara dengan

Kecamatan Sungai Apit dan Kecamatan Siak Kabupaten Siak dan

Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis; sebelah Selatan dengan

Kabupaten Indragiri Hilir (Kecamatan Kateman, Mandah dan Gaung),

Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap),

dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan Kuantan Hilir dan Singingi);

sebelah Barat dengan Kota Pekanbaru (Kecamatan Rumbai) dan

Kabupaten Kampar (Kecamatan Kampar Kiri dan Siak Hulu); dan sebelah

Timur dengan Kabupaten Tanjung Balai Karimun Propinsi Kepulauan

Riau.

Kabupaten Pelalawan beriklim tropis, temperatur rata-rata 22oC–

32oC, kelembaban nisbi 80-88%, dan curah hujan rata-rata 2.598

mm/tahun. Sebagian besar daratan wilayah Kabupaten Pelalawan

merupakan daratan rendah dan sebagian merupakan daerah perbukitan

yang bergelombang. Secara umum ketinggian beberapa daerah/kota

berkisar antara 3-6 mdpl, dengan kemiringan rata-rata 0-15% dan

15-40%.

Page 3: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Luas Kabupaten Pelalawan 13.953,25 km2 dengan ibu kota

Pangkalan Kerinci. Kabupaten Pelalawan terdiri dari 12 Kecamatan, 14

Kelurahan, dan 105 Desa (Gambar 3.1). Karakteristik desa terdiri dari 37

desa berada di pinggiran Sungai, 9 desa berbatasan dengan laut, 50 desa

di kawasan perkebunan, PIR Trans dan pedalaman, dan 12 desa di

kawasan kota. Adapun nama kecamatan dan luas masing-masing

kecamatan di Kabupaten Pelalawan disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3. 1. Luas Wilayah Kabupaten Pelalawan

No KecamatanLuas Wilayah (ha)

Daratan Sungai/ Danau

Rawa Lautan Jumlah

1 Langgam 139,005 453 75 0 139,5332 Pangkalan Kerinci 20,210 370 38 0 20,6183 Bandar Sekijang 33,408 20 10 0 33,4384 Pelalawan 140,316 811 41 0 141,1675 Pangkalan Kuras 121,581 310 240 0 122,1306 Bunut 41,467 49 295 0 41,8117 Bandar Petalangan 40,637 23 230 0 40,8908 Pangkalan Lesung 55,044 54 50 0 55,1489 Ukui 141,764 173 624 0 142,56110 Kerumutan 94,613 1,122 210 0 95,94511 Teluk Meranti 381,177 25,123 7,612 0 413,91112 Kuala Kampar 97,443 26 0 50,704 148,173

Kab. Pelalawan 1,306,664 28,532 9,425 50,704 1,395,325

Sumber : Pelalawan dalam Angka, 2008

Page 4: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Gambar 3. 1. Peta Administrasi Kajian Inventaris SDA Pelalawan

Gam

bar

3.1.

Peta

Adm

inis

tras

i Ka

jian

Inv

enta

ris

SDA P

elal

awan

Page 5: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Kabupaten Pelalawan memiliki sungai utama yaitu Sungai Kampar

yang panjangnya 413,5 Km, dengan kedalaman rata-rata 7,7 meter dan

lebar rata-rata 143 meter. Sungai ini dan anak sungai berfungsi sebagai

sarana transportasi, sumber air bersih, budidaya perikanan dan irigasi.

Sedangkan wilayah dataran rendah Kabupaten Pelalawan pada umumnya

merupakan dataran rawa gambut, dataran alluvial sungai dengan daerah

dataran banjirnya. Jenis flora yang terdapat di hutan antara lain,

seperti: Kulim, Meranti, Sungkai, Punak, Jelutung, Medang, Tembusu,

Mentangor, dan Bakau. Kayu-kayu ini sebagian besar merupakan jenis

komersial, sebagian bahan baku industri. Sementara jenis fauna yang ada

di daerah ini, meliputi : Beruang Perut, Harimau Sumatra, Lutung,

Siamang, Kera, Ungka, Pelanduk, Rusa/Kijang, Ayam Hutan, kelinci,

berbagai jenis ular, berbagai jenis burung (Selendit, Puyuh Mahkota,

Puyuh Biasa, Nuri, Elang, Enggang, Punai, Pergam, Lebah Madu, Kupu-

kupu dan lain-lain).

3.2. Tanah dan Geologi Lingkungan

3.2.1. Tanah

Sumber daya lahan/tanah merupakan suatu massa yang kita

manfaatkan untuk berusaha dan untuk kehidupan. Lahan ini bukannya

merupakan milik kita, tetapi lebih tepat sebagai lahan pinjaman dari

anak cucu kita. Oleh karena itu perlu kita kelola secara baik dan benar,

sesuai dengan potensinya. Pemaksaan penggunaannya akan berakibat

kehancuran dan berakibat bencana pada masa-masa mendatang. Sumber

daya lahan tidak dapat dipisahkan dengan tanah yang ada pada lahan

tersebut, disamping faktor-faktor luar yang akan mempengaruhinya.

Page 6: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman atau suatu komoditas

yang diusahakan. Oleh karena itu tanah banyak menjadi sorotan baik

oleh para pengusaha maupun oleh para ilmuwan.

Tanah tersusun dari Horizon-Horizon dekat permukaan bumi yang

berbeda kontras terhadap bahan induk di bawahnya, telah mengalami

perubahan oleh interaksi antara iklim, relief, dan jasad hidup selama

waktu pembentukannya. Biasanya pada batas bawah tanah beralih

berangsur ke batuan keras atau ke bahan-bahan tanah yang sama sekali

bebas dari fauna tanah, perakaran, atau tanda-tanda kegiatan biologis

lain. Untuk tujuan klasifikasi tanah, batas bawah tanah yang kita amati

ditetapkan sampai kedalaman 200 cm.

Secara sederhana tanah dapat diartikan sebagai wilayah

daratan yang dapat digunakan untuk berbagai aktifitas manusia

misalnya kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, bangunan dan

lain-lain. Salah satu fungsi penting tanah adalah sebagai media

tumbuh tanaman, yaitu dengan menyediakan unsur hara dalam

jumlah berimbang, aerasi dan drainase yang baik, dan penetrasi

akar tidak terhambat. Fungsi ini dapat dipertahankan apabila

tanah lapisan atas (top soil) yang subur dipertahankan dari tenaga

perusak seperti erosi, banjir, dan longsor. Pada umumnya jenis tanah di

Kabupaten Pelalawan merupakan jenis tanah yang cocok untuk jenis

perkebunan sawit.

3.2.1.1. Status Hara dan Kesuburan Tanah

Dari segi sifat kimia, sifat-sifat tanah yang penting adalah

nilai kemasaman tanah (pH), bahan organik, kandungan unsur hara

makro (N, P dan K), kandungan dan jumlah basa-basa dapat tukar,

Page 7: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB), dan kadar pirit.

Semua ini merupakan sifat-sifat yang mempengaruhi tingkat

kesuburan tanah. Kandungan abu dalam bahan gambut, menentukan

apakah gambut termasuk eutrofik (relatif kaya hara), oligotrofik

(masam dan miskin hara), atau mesotrofik, yang terletak diantaranya.

Hasil analisa contoh tanah disajikan lengkap pada Lampiran 3. Dari

interpretasi hasil analisa 29 contoh tanah tersebut, sebanyak 8

contoh mewakili sifat tanah gambut (satuan lahan A1.1, A.2, A1.3

dan A2) dan 21 contoh yang mewakili sifat tanah aluvial dan

sedimen (satuan lahan A3, B, C, dan D), maka dapat disimpulkan

Sifat-sifat kimia tanah sebagai berikut. Reaksi Tanah. Sifat tanah ini

sangat menentukan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Jika pH

lebih rendah dari optimum, terjadi kekahatan unsur hara makro dan

toksisitas unsur hara mikro. Pada pH lebih tinggi dari optimum,

hampir semua unsur hara mikro berada dalam kondisi kahat. pH

tanah yang optimum untuk pertumbuhan tanaman pada umumnya

berkisar antara 5,0 0 7,0. Tanah gambut daerah studi mempunyai

kisaran reaksi masam ekstrim (pH < 3,5) sampai sangat masam (pH

3,604,5). Pada gambut dangkal dan gambut tengahan, kemasaman

lapisan bawah cenderung tetap atau agak menurun. Pada gambut

dalam dan gambut sangat dalam, reaksi gambut di lapisan bawah

umumnya menjadi masam ekstrim, dan dapat mencapai pH 2,6.

Gambut dangkal dan gambut tengahan umumnya menunjukkan reaksi

tanah sedikit lebih baik daripada gambut dalam dan gambut sangat

dalam. Tanah aluvial dan sedimen di daerah studi umumnya

mempunyai reaksi sangat masam. Pada daerah yang merupakan

dataran banjir dari Sungai Kampar, reaksi tanah menjadi masam.

Bahan Organik Tanah (C, N, C/N). Bahan organik tanah berperanan

Page 8: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

sangat penting dalam (1) cadangan unsur hara tanaman, (2)

pengawetan lengas tanah, (3) memelihara struktur tanah, dan (4)

sumber makanan bagi mikroorganisme tanah. Bahan organik tidak

sekedar memegang kation-kation basa (Ca, Mg, K, Na) terhadap

pencucian, tetapi juga mineralisasi bahan organik membebaskan

unsur hara C, N, P, dan S. Rata-rata kadar bahan organik pada

lapisan atasan tanah mineral pada umumnya berkisar antara 305 %,

akan tetapi pengaruhnya sangat besar terhadap sifat-sifat tanah dan

terhadap pertumbuhan tanaman. Kandungan bahan organik tanah

gambut, yang ditunjukkan oleh kadar C0 organik, menunjukkan nilai

sangat tinggi di seluruh satuan lahan. Kandungan N gambut berkisar

antara tinggi sampai sangat tinggi. Nilai rasio C/N umumnya sangat

tinggi, dan sebagian tinggi. Khusus pada satuan lahan dengan tingkat

dekomposisi hemik mempunyai N yang rendah dan nilai rasio C/N

sedang. Kandungan C, N, dan C/N seperti ini berlaku pada gambut

dangkal sampai gambut sangat dalam.

Kondisi seperti di atas dapat diartikan bahwa, walaupun

kandungan N tanah gambut tinggi sampai sangat tinggi, namun berada

dalam bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman. Pada tanah aluvial

dan sedimen, Kandungan C0 organik lapisan atas umumnya rendah.

Begitu juga kandungan N0 total, tergolong rendah. Kadar C0 organik

menunjukkan nilai bervariasi antara rendah sampai sangat tinggi.

Sebagian besar sangat tinggi dan lapisan bawahnya biasanya sangat

rendah. Begitu juga N0 total bervariasi antara rendah sampai sangat

tinggi di lapisan atas dan sangat rendah di lapisan bawahnya. Dengan

demikian, nilai rasio C/N juga bervariasi antara rendah sampai sangat

tinggi. P dan K Tanah. Ekstraksi kandungan P dan K tanah, sebagai

P2O5 dan K2O dengan 25 % HCI, mencerminkan kandungan total P dan

Page 9: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

K dalam tanah. Sedangkan ekstraksi P dengan Bray0I menyatakan

kandungan P0 tersedia dalam tanah. Kandungan P dan K total dalam

tanah gambut umumnya bervariasi. Lapisan atas cenderung lebih

baik, yakni rendah sampai sangat tinggi, dibanding lapisan bawah

yang umumnya sangat rendah. Kandungan P tersedia termasuk sangat

tinggi. Pada tanah-tanah aluvial dan sedimen, P dan K total umumnya

bervariasi dari sangat rendah sampai sangat tinggi. Kandungan

keduanya di lapisan atas, lebih tinggi dibanding di lapisan bawah.

Kandungan P total umumnya lebih tinggi daripada K total, baik di

lapisan atas maupun bawah. Kandungan P tersedia juga bervariasi dari

sangat rendah sampai sangat tinggi. Lapisan bawah umumnya

berkandungan P tersedia sangat rendah-rendah. Pada tanah

berdrainase terhambat unsur ini biasanya rendah.

Kecenderungannya, seperti pada P dan K total, adalah

kandungan P tersedia lapisan atas sedikit lebih tinggi daripada

kandungannya di lapisan-lapisan bawahnya. Kandungan P dan K

lapisan atas yang lebih tinggi, diperkirakan datang dari siklus hara

tanaman. Dimana perakaran tanaman dapat mengekstrak P dan K dari

lapisan-lapisan bawah gambut, kemudian membebaskannya kembali

sewaktu dekompisisi serasah di permukaan tanah. Basa-basa dapat

ditukar, Kapasitas Tukar Kation, dan Kejenuhan Basa. Kation-kation

yang dapat ditukar (H, K, Na, Ca, Mg, Al) akan tersedia bagi tanaman

terutama karena terjadi pertukaran dengan ion H hasil metabolisme

tumbuh-tumbuhan dan dikeluarkan ke dalam tanah lewat akar-akar

tanaman. Ion H ini akan menukar kedudukan kation-kation basa (Na,

K, Ca, dan Mg), selanjutnya akan diserap oleh tanaman. Kation-kation

yang teradsorbsi tersebut dapat juga langsung diserap oleh tanaman

dengan cara kontak langsung antara rambut-rambut akar dengan

Page 10: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

koloid-koloid tanah. Kation-kation dapat dipertukarkan tidak hanya

terdapat dalam larutan tanah, bahkan sebagian besar teradsorbsi

oleh kompleks adsorbsi-tanah. Jika nilai KTK sangat rendah, maka

jumlah muatan negatif di dalam kompleks adsorbsi tanah adalah

rendah. Hal ini dapat memberi gambaran tentang macam koloid

lempung yang merajai dan tentang potensi kesuburannya. Jika KB

juga rendah berarti bahwa dalam jumlah muatan negatif yang rendah

dari kompleks adsorbsi tanah ini hanya sedikit proporsi yang diduduki

oleh basa-basa, sedang proporsi yang lainnya diduduki oleh kation H

dan Al. Gambaran semacam ini dapat digunakan untuk menentukan

kebutuhan kapur.

Jumlah basa-basa dapat tukar pada tanah gambut, secara

umum sebagian besar tergolong rendah sampai sangat rendah.

Lapisan atas memiliki kandungan jumlah basa-basa sedikit lebih

tinggi, dibanding lapisan bawah. Dari kandungan individual basa,

kandungan Ca umumnya sangat rendah sampai rendah. Mg sedang

sampai tinggi, dan K serta Na umumnya rendah sampai sedang. Pada

gambut yang terpengaruh air payau atau salin, kandungan K dan Na

dapat tinggi-sangat tinggi. Oleh karena kandungan bahan organik

tinggi, nilai KTK hampir semuanya tergolong sangat tinggi. KB,

sebaliknya, semuanya termasuk sangat rendah. Hal ini sangat

berkaitan dengan pH tanah yang masam extrim sampai sangat masam

sekali, disertai dengan kandungan basa-basa khususnya Ca yang sangat

rendah sampai rendah. Pada tanah-tanah aluvial dan sedimen,

jumlah basa-basa dapat tukar (Ca, Mg, K, Na) tergolong sangat

rendah, dan komplek adsorpsi didominasi oleh Ca dan Mg di semua

lapisan. Dari kandungan individual basa, kandungan Ca umumnya

sangat rendah sampai rendah. Mg rendah sampai sedang, dan K serta

Page 11: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Na umumnya rendah sampai sangat rendah. Pada tanah-tanah yang

terpengaruh air payau atau salin, kandungan K dan Na dapat tinggi-

sangat tinggi. KTK umumnya rendah, dengan KTK lapisan atas lebih

tinggi daripada lapisan bawah. KB termasuk sangat rendah sampai

rendah. Hal ini sangat berkaitan dengan reaksi tanah (pH) yang

sangat masam, disertai dengan kandungan basa–basa khususnya Ca

yang sangat rendah sampai rendah. Aluminium. Unsur Al termasuk

unsur hara mikro sehingga jika kadarnya tinggi di dalam tanah, akan

meracun tanaman. Al dalam bentuk dapat ditukarkan (Al-dd)

umumnya terdapat pada tanah-tanah yang bersifat masam dengan

pH < 5,0. Al ini sangat aktif karena berbentuk Al3+monomer yang

sangat merugikan dengan meracuni tanaman atau mengikat P. Oleh

karena itu untuk mengukur sejauh mana pengaruh Al ini perlu

ditetapkan kejenuhannya. Semakin tinggi kejenuhan Al, akan semakin

besar bahaya meracun terhadap tanaman. Kandungan aluminium

dapat tukar (Al3+) mempengaruhi jumlah bahan kapur yang

diperlukan untuk meningkatkan kemasaman tanah dan produktivitas

tanah. Data kandungan Al gambut dapat dinyatakan sebagai

kejenuhan Aluminium dan Al dapat ditukar (ekstraksi 1 N KCI).

Kejenuhan Al dapat dinyatakan berdasarkan rasionya dengan KTK-

pH7, atau berdasarkan rasionya dengan KTK Efektif (KTKE) (basa-

basa +Al3++ H+). Berdasarkan pada KTKE, tanah aluvial daerah

studi kejenuhan Al bervariasi, sangat rendah sampai tinggi (< 60 %).

Kadar Pirit. Analisis kadar pirit dilakukan pada tanah di satuan

lahan A3. pengamatan lapang menunjukkan bahwa kedalaman pirit

umumnya lebih besar 100 cm, sedang pada kedalaman 5-100 cm

pirit yang diidentifikasi berupa bercak-bercak dengan jumlah yang

kecil. Kesuburan Tanah Gambut. Kandungan abu, yang merupakan

Page 12: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

abu tanaman dan partikel tanah yang tersisa sesudah

pembakaran bahan gambut pada 4000 C, adalah bahan mineral

yang terkandung dalam gambut. Kandungan abu merupakan

cerminan dari kandungan hara atau tingkat kesuburan tanah

gambut. Biasanya abu dianalisa kandungan unsur hara makro, P2O5,

K2O, CaO, MgO, dan Na2O, serta hara mikronya, Fe, Mn, Cu dan Zn.

Kandungan abu, bersama dengan kandungan P2O5, CaO, dan K2O

(dalam persen berat kering gambut) digunakan untuk menentukan

tipe gambut, apakah eutrofik, mesotrofik atau oligotrofik.

Gambut topogen adalah eutrofik, dan gambut ombogen

termasuk oligotrofik. Pada kubah gambut, gambut peralihan di antara

gambut topogen dan ombrogen murni dimana perakaran vegetasi

hutannya memperoleh hara sebagian dari air tanah dan sebagian dari

air hujan, termasuk mesotrofik (Polak, 1941). Coulter (1950, dalam

Mutalib et al., 1991) juga membagi gambut dalam tiga kelompok,

yaitu eutrofik (kandungan mineral tinggi, reaksi netral atau alkalis,

berasal dari semak dan rumputan); oligotrofik (kandungan mineral

rendah, terutama Ca, dan reaksi masam); dan mesotrofik (peralihan

antara keduanya, pH sekitar 5,0 dan kandungan basa-basa tinggi).

Batasan kandungan abu untuk gambut mesotrofik adalah oligotrofik

tetap < 5 persen, mesotrofik menjadi 5-15 persen. dan eutrofik > 15

persen (Subagyo, 1999). Dengan menggunakan batasan ini, dari

analisa 6 contoh tanah gambut yang dianalisa kadar abunya,

didapatkan bahwa gambut dangkal (satuan lahan A2) termasuk tipe

mesotrofik. Gambut sangat dalam, dalam, dan tengahan (satuan

lahan A1) sebagian terbesar merupakan tipe oligotrofik, dan sebagian

kecil eutrofik. Akan tetapi. menurut (Subagyo, 1999) gambut sangat

dalam (> 3 m), secara dominan merupakan tipe oligotrofik. Kesuburan

Page 13: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Tanah Aluvial dan Sedimen. Memperhatikan kepada hasil analisa

tanah (Lampiran 3), dapat disimpulkan bahwa kesuburan tanah

sedimen di daerah studi termasuk rendah, sedangkan pada tanah

aluvial, dengan adanya pengaruh pasang surut aliran sungai maka

kesuburannya menjadi bervariasi dari rendah sampai tinggi. Tanah

bereaksi sangat masam sampai masam.

Masalah unsur yang dianggap meracun tanaman, seperti

pirit, sulfat potensial ataupun salinitas masih jauh di bawah kriteria

meracun tanaman.

Page 14: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

3.2.1.2. Tipologi

Tipologi lahan merupakan pengelompokan lahan yang lebih

bersifat praktis, didasarkan pada jenis tanah (mineral dan/atau

organik) kedalam lapisan pirit dan ketebalan gambutnya. Tipologi

lahan di Kabupaten Pelalawan disajikan pada

Page 15: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Lahan Gambut Sangat Dalam, Dalam, dan Tengahan. Lahan

gambut sangat dalam dan gambut dalam dijumpai di kubah gambut

yang mempunyai karakteristik lahan drainase sangat terhambat,

permiabilitas cepat, solum tanah sangat dalam sedangkan lahan

gambut tengahan dijumpai pada kubah gambut yang mempunyai

karakteristik lahan drainase terhambat, permiabilitas cepat, solum

sangat dalam. Tanahnya termasuk Typic Haplohemist atau Typic

Haplosaprist. Lahan Gambut Dangkal. Lahan gambut dangkal

terutama dijumpai di rawa belakang (backswamp) sisi kubah gambut.

Karakteristik lahannya adalah berdrainase terhambat, permiabilitas

agak terhambat, solum sangat dalam. Tanahnya termasuk Typic

Haplosaprist.

Lahan Aluvial Bersulfida Dalam. Lahan aluvial bersulfida dalam

dijumpai pada tanggul sungai, drainase terhambat sampai sangat

terhambat, permiabilitas lambat, solum tanah sangat dalam, dan

pirit pada kedalaman 50-100 cm. Tanah termasuk dalam Sulfic

Endoaquepts. Lahan Aluvial Bersulfida Sangat Dalam. Lahan aluvial

bersulfida sangat dalam dijumpai pada tanggul sungai yang berbentuk

Page 16: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

cembung dan bertopografi lebih tinggi, drainase terhambat,

permiabilitas lambat, solum tanah sangat dalam, dan pirit pada

kedalaman > 100 cm. Tanah termasuk dalam Typic Endoaquepts,

Humic Endoaquepts, dan Typic Fluvaquents. Lahan Sedimen. Lahan

ini dijumpai pada dataran yang datar, berombak, bergelombang,

bergelombang dengan bukit-bukit kecil, drainase baik, permiabilitas

sedang sampai cepat, dan solum tanah dalam. Tanah termasuk

dalam Typic Paleudults, Typic Kanhapludults, dan Typic Kandiudults.

Pada bagian bawah lereng termasuk Typic Dystrudepts.

3.2.1.3. Tipe Luapan Air

Pengukuran tinggi muka air tanah dalam menentukan tipe

luapan air dilakukan pada setiap titik observasi dan pengeboran

tanah, baik berupa genangan maupun muka air di bawah permukaan

tanah. Klasifikasi tipe luapan berkaitan dengan hidrotopografi

manajemen air dan kondisi tata air. Klasifikasi hidrotopografi pada

studi ini terdiri atas tipe luapan A, B, C, dan D. Klasifikasinya

didasarkan pada terjadinya luapan pada saat pasang besar (spring

tide) dan pasang kecil (neap tide) serta kedalaman muka air tanah.

Page 17: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

3.2.1.4. Jenis Tanah

Telah diklasifikasikan empat ordo tanah utama di daerah studi

yaitu Histosol, Entisol, Inseptisol, dan Ultisol berdasarkan pada

sistem Taksonomi Tanah (Soil Survey Staff, 1998). Parameter yang

membedakan diantaranya adalah perkembangan profil, warna, dan

tekstur. Setelah diklasifikasikan lebih lanjut sampai kategori

subgrup ditemukan 12 subgrup tanah, yaitu Sapric Haplohemist, Typic

Haplohemist, Typic Haplosaprist, Typic Endoaquents, Typic

Fluvaquents, Humic Endoaquepts, Sulfic Endoaquepts, Typic

Dystrudepts, Typic Paleudults, Typic Kandiudults, Typic

Kanhapludults, dan Typic Hapludults. Penyebaran subgrup disajikan

pada Gambar 3.2, sedangkan karakteristik tanah masing-masing

subgrup tanah disajikan pada Tabel berikut.

Page 18: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Page 19: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Typic Paleudults, Typic Kandiudults, Typic Kanhapludults, dan

Typic Hapludults. Sebagian besar tanah mempunyai kedalaman yang

dalam (> 1 m) dengan drainase umumnya baik, pH berkisar sangat

masam sampai masam dan tekstur lempung berpasir sampai lempung

liat berpasir. Kandungan C-organik lapisan atas umumnya rendah.

N-total selalu rendah di antara semua tanah. Kandungan P-total

dan P-tersedia bervariasi sangat rendah sampai sangat tinggi. Pada

tanah berdrainase terhambat unsur ini biasanya rendah. Begitu juga

kandungan K-total dan K-tersedia. Kapasitas tukar kation dan

kejenuhan basa umumnya rendah. Sebaliknya Al-dd bervariasi sangat

rendah sampai tinggi. Perkembangan profil bervariasi mulai yang

terbentuk dari lapisan B yang lemah dengan illuviasi liat yang sangat

sedikit sampai yang mempunyai lapisan Bt yang sudah berkembang,

dimana iluviasi liat ditunjukan dengan adanya selaput liat yang

tebal pada permukaan dan lubang-lubang akar. Di antara tanah yang

berdrainase baik mempunyai warna kuning-kecoklatan (10YR),

sedangkan yang berdrainase tidak sempurna mempunyai karatan yang

berwarna kuning kemerahan terang (5YR, 7,5YR). Beberapa di

antaranya menunjukkan adanya lapisan glei. Keanekaragam ini

umumnya terlihat pada tebing-tebing jalan yang terdapat di daerah

studi. Typic Dystrudepts. Jenis tanah ini mempunyai kedalaman yang

dalam dengan drainase yang sedang samapi baik, reaksi tanah masam

dan tekstur lempung. Kandungan C-organik dan N-total di lapisan

atas umumnya rendah. Kandungan P total dan P0tersedia sangat

rendah sampai tinggi. Begitu juga K0total dan K0tersedia. Total basa

dapat ditukar (Ca, Mg, dan Na), KTK dan KB sangat rendah sampai

rendah. Beberapa diantaranya menunjukkan adanya lapisan glei, dan

sebagian besar mempunyai lapisan C yang berbeda-beda pada > 100

Page 20: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

cm. Typic Endoaquepts. Berkembang dari bahan aluvium berupa

endapan liat dan debu, endapan pasir dan sebagian berupa endapan

liat di atas endapan pasir, reaksi tanah sangat masam, matang (ripe)

dan drainase terhambat. Horison A berwarna kelabu sangat gelap

sampai kelabu terang (2.5Y 3 1010YR 7/1), kadang-kadang terdapat

karatan berwarna coklat kekuningan (l0 YR 5/6), tekstur lempung

berdebu, konsistensi licin dan agak plastis. Tanah ini mengandung

bahan sulfidik (pirit) pada 1000450 cm dari permukaan tanah. Jenis

ini berada pada tanggul Sungai Kampar. Humic Endoaquepts.

Berkembang dari bahan aluvium berupa endapan liat dan debu,

endapan pasir dan sebagian berupa endapan liat di atas endapan

pasir, matang (ripe) dan drainase agak terhambat. Horison A

berwarna kelabu terang kecoklatan (10YR 6/2), tekstur liat sampai

debu dan pasir, umumnya lempung, konsistensi agak lekat dan agak

plastis serta reaksi tanah sangat masam. Tanah ini berada pada

tanggul Sungai Nilo dan anak-anak sungainya.

Page 21: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Gambar 3. 2. Peta Geologi Pelalawan

Page 22: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Sulfic Endoaquepts. Tanah ini berkembang dari bahan aluvium

berupa endapan liat dan debu, endapan pasir dan sebagian berupa

endapan liat di atas endapan pasir, reaksi tanah sangat masam sampai

masam, matang (ripe) dan drainase terhambat. Horison A berwarna

kelabu sangat gelap sampai kelabu terang (2,5Y 3/1010YR 7/1),

kadang-kadang terdapat karatan berwarna coklat kekuningan (10YR

5/6), tekstur liat sampai liat berdebu, konsistensi lekat dan agak

plastis, reaksi tanah sangat masam sampai masam. Lapisan ini

mengandung bahan sulfidik (pirit) pada kedalaman 50-100 cm dari

permukaan tanah. Typic Fluvaquents. Entisol ini berkembang dari

bahan aluvium mempunyai tingkat kematangan setengah matang,

reaksi tanah sangat masam sampai masam dan drainase terhambat.

Tekstur bervariasi dari liat sampai pasir dan umumnya liat, berwarna

kelabu sangat gelap kecoklatan (10YR 3/2), hitam (10YR 2/1). Tanah

ini berada pada dataran banjir Sungai Kampar. Typic Haplosaprist.

Tanah gambut yang mempunyai tingkat dekomposisi saprik berwarna

kelabu sangat gelap (7,5YR 3/2 atau 5YR 3/1), hitam (5YR 2,5/1)

dan coklat gelap kemerahan (5YR 2,5/202,5/2) dan reaksi tanah

sangat masam sampai masam. Substratum liat pada kedalaman

1,305,0 m berwarna kelabu sampai coklat gelap kekelabuan (2,5Y

6/102,5Y 4/2) dan reaksi tanah masam (pH 5,0). Lapisan ini

mengandung pirit yang dicirikan oleh reaksi H2O2 kuat dan pH

turun mencapai 1,001,5. Kedalaman gambut bervariasi dari 90

sampai > 3 m. Kedalaman yang mengandung bahan sulfidik bervariasi

antara 100 sampai > 150 cm dari permukaan. Ciri utama lainnya

adalah muka air tanah yang tinggi dan sering melebihi permukaan

tanah.

Page 23: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Sapric Haplohemist, Typic Haplohemist. Tanah gambut yang

mempunyai tingkat dekomposisi hemik berwarna hitam sampai kelabu

sangat gelap (10YR 2/1 0 7,5YR 3/1), merah gelap (5YR 2,5/1) dan

coklat gelap kemerahan (5YR 2,5/2) dan reaksi tanah sangat masam

sampai masam. Kedalaman gambut bervariasi dari 90 sampai > 3

m. Kedalaman yang mengandung bahan sulfidik > 150 cm dari

permukaan.

3.2.1.5. Jenis Tanah dan Hubungannya dengan Satuan Lahan.

Jenis tanah di daerah studi umumnya baik dihubungkan dengan

satuan lahan. Histosol dengan pelapukan hemik sampai saprik

umumnya terdapat pada satuan lahan A1 dengan intrusi ke dalam

saluran drainase yang meluas ke dataran tinggi. Entisol dan Inceptisol

sebenarnya merupakan tanah pada satuan lahan A2 dan A3, tetapi

termasuk juga Typic Haplosaprist. Jenis Typic Dystrudepts terdapat

pada satuan lahan B, C, dan D yang biasanya terdapat pada posisi

lereng tengah dan bawah. Ultisol sebagian besar terdapat pada satuan

lahan C dan D yang menempati lereng bagian atas sampai tengah.

Pada Tabel berikut disajikan klasifikasi tanah masing-masing satuan

lahan beradasarkan sistem Taksonomi Tanah (Soil Survey Staff, 1998)

berserta padanannya dari sistem FAO (1974) dan Pusat Penelitian

Tanah (1983).

Page 24: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Tanah pada Satuan Lahan A1. Tanah pada satuan lahan A1

terbentuk dari kumpulan bahan organik. Keadaannya selalu

tergenang dan dalam keadaan reduksi. Tanah pada satuan lahan ini

diklasifikasikan sebagai Histosol. Tanah ini sangat dalam (mencapai

> 4 m), kematangan hemik sampai saprik tergantung keadaan basah

atau kering. Kemasaman tinggi karena adanya asam humik yang

menjadikan warna air coklat dimana tanah ini terdapat dan sifatnya

juga lepas dan porous. Karakteristik tanah gambut adalah terdapatnya

batang-batang pohon besar, perakaran, dan ranting-ranting pohon

yang jatuh ke dalam gambut dan mengalami proses pembusukan.

Tanah pada Satuan Lahan A2. Tanah pada satuan lahan A2 umumnya

atas Typic Haplosaprist. Jenis tanah lainnya adalah Aquic Dystrudepts,

tetapi luasannya lebih kecil. Histosol pada satuan lahan ini sama

Page 25: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

dengan yang terdapat pada A1, tetapi letaknya meluas sepanjang

tepi sungai dan ketebalannya lebih dangkal, dimana tingkat

dekomposisinya sudah lebih lanjut dan mengalami kekeringan yang

cukup lama bila tidak ada banjir. Tanah pada Satuan Lahan A3. Tanah

pada satuan lahan ini terdiri atas Typic Endoaquepts, Humic

Endoaquepts, Sulfic Endoaquepts, dan Typic Fluvaquents. Jenis

Inceptisol dan Entisol lainnya juga dapat ditemui pada satuan lahan

ini, tetapi luasannya lebih kecil. Typic Fluvaquents merupakan tanah

mineral yang kadang-kadang tergenang dan teksturnya didominasi

oleh tekstur yang agak kasar, sedangkan tiga jenis lainnya didominasi

oleh tekstur yang lebih halus. Tanah pada Satuan Lahan B. Tanah

pada satuan lahan B berasal dari sedimen kuarter batulumpur, pasir,

dan sedikit kerikil. Tanah yang dominan adalah Typic Dystrudepts.

Tanah ini berdrainase bervariasi sedang sampai baik, dalam (> 1 m),

serta gembur pada lapisan atas dan gembur sampai teguh pada lapisan

bawah. Tanah pada Satuan Lahan C. Terbentuk dari sedimen kuarter

dan tersier dari batu lumpur, batupasir, kerikil, dan serpih. Typic

Paleudults, Typic Hapludults dan Typic Kandiudults dominan pada

satuan lahan ini. Pada satuan lahan ini keadaan tanah dalam (>

1 m), drainase baik, tetapi pada kemiringan yang curam mudah

tererosi karena lapisan atas gembur. Typic Dystrudepts juga

terdapat pada satuan lahan ini dengan ciri-ciri yang sama seperti

pada B. Tanah pada Satuan Lahan D. Seperti pada C2, tanah pada

satuan lahan ini juga terbentuk dari sedimen kuarter dan tersier

yang sama dan didominasi oleh Typic Paleudults, Typic

Kanhapludults, dan Typic Dystrudepts pada luasan yang lebih kecil.

Kemiringan lahan cukup curam pada satuan lahan ini, tanah dalam (>

1 m) dan berdrainase baik. Oleh karena konsistensi tanah gembur

Page 26: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

pada lapisan atas, tanah ini cenderung mudah tererosi pada

kemiringan yang curam.

3.2.2. Geologi Lingkungan

Geologi Lingkungan adalah interaksi antara manusia dengan

lingkungan geologis. Lingkungan geologis terdiri dari unsur-unsur fisik bumi

(batuan, sedimen, tanah dan fluida) dan unsur permukaan bumi, bentang

alam dan proses-proses yang mempengaruhinya. Bagi kehidupan manusia,

lingkungan geologis tidak hanya memberikan unsur-unsur yang

menguntungkan/bermanfaat seperti ketersediaan air bersih, mineral

ekonomis, bahan bangunan, bahan bakar dan lain-lain, tetapi juga memiliki

potensi bagi terjadinya bencana seperti gempa bumi, letusan gunung api

dan banjir.

Geologi Lingkungan bisa dikategorikan sebagai bagian dari ilmu

lingkungan, karena ilmu lingkungan adalah dasar pemahaman kita

mengenai bumi dan membahas interaksi manusia dengan seluruh aspek

yang ada disekelilingnya, termasuk aspek geologis serta dampaknya bagi

kehidupan manusia. Karena itu filosofi utama dari geologi lingkungan

adalah konsep manajemen lingkungan yang didasarkan pada sistem

geologi untuk pembangunan berkelanjutan dan bukan pada beban

lingkungan yang tidak bisa diterima. Berdasarkan hal tersebut, Geologi

Lingkungan memiliki empat komponen kajian utama sebagai berikut:

1. Mengelola sumber daya geologis, yaitu pengawasan dan mitigasi

kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas eksplorasi dan

eksploitasi

2. Memahami dan menyesuaikan batasan-batasan pada rekayasa dan

konstruksi yang dipengaruhi oleh lingkungan geologis suatu daerah.

Page 27: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

3. Penerapan lingkungan geologis yang tepat untuk pembuangan limbah

sehingga bisa mengurangi masalah kontaminasi dan polusi.

4. Pemahaman tentang bencana alam dan mengurangi dampaknya pada

manusia.

Geologi lingkungan lahir dari kebutuhan akan interaksi antara tiga

ilmu bumi terapan yaitu Geomorfologi Terapan, Geologi Ekonomi dan

Geologi Teknik. Perkembangan dari interaksi ketiga ilmu terapan ini dan

fokusnya pada penataan lingkungan menghasilkan tiga kecenderungan

utama, yaitu:

1. Sustainable Development

Konsep untuk mempertemukan antara kepentingan pembangunan/

eksploitasi dan konservasi lingkungan dan sistem pengawasannya.

Yaitu menciptakan sebuah konsep manajemen yang mampu

mengurangi dampak negatif dari eksplotasi sumber daya alam dan

pembuangan limbah.

2. Pertentangan dalam pengelolaan proses-proses yang terjadi di alam

Dalam mitigasi bencana alam muncul dua tipe konsep pengelolaan,

yaitu:

� The Structural Response

Menekankan pada aspek-aspek teknik sipil untuk mengatasi

masalah yang timbul dari bencana alam, misalnya dibuatnya

konstruksi “sea wall” untuk mengatasi erosi pantai.

Page 28: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

� The Process-based Response

Menekankan pada sistem yang telah terbentuk di alam

dimanfaatkan dan dipelihara oleh kita agar tidak menimbulkan

bencana bagi manusia. Misalnya dalam pengelolaan kondisi pantai,

kita berusaha memahami proses dasar yang terjadi secara alamiah

di alam dan berusaha agar kondisi pantai tetap terjaga dan

terpelihara seperti aslinya.

3. Adanya pergeseran dari keterlibatan reaktif menjadi proaktif

Sejalan dengan konsep teknis geologi tentang proses-proses alam telah

menimbulkan konsep yang baik dalam pengelolaan lingkungan

terhadap bencana alam yaitu mencegah (proaktif) adalah lebih baik

dari pada memperbaiki (reaktif). Akan tetapi untuk dapat proaktif

dibutuhkan data dan informasi yang akurat tentang penyebaran

sumber daya, bencana alam dan kondisi tanah maka berarti

dibutuhkan integrasi yang efektif antara tiga cabang ilmu kebumian

yaitu Geomorfologi Terapan, Geologi Teknik dan Geologi.

Komponen-komponen dalam lingkungan secara langsung maupun tidak

langsung akan terpengaruh dan atau mempengaruhi aktivitas

pertambangan. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah

karakteristik fisik dan kimiawi, karakteristik biologi, dan respon

manusia terhadap lingkungan pertambangan (karakteristik sosial).

Geologi Lingkungan sebagai ilmu yang mempelajari bumi, mempunyai

peranan penting di dalam penataan lingkungan daerah pertambangan,

yang kajian utamanya adalah membahas karakteristik fisik dan kimiawi

lingkungan pertambangan tersebut. Beberapa aspek dalam geologi

Page 29: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

tatalingkungan akan selalu terkait dan berhubungan timbal balik

dengan komponen-komponen lingkungan lainnya. Aspek-aspek yang

dimaksud adalah:

1. Klimatologi (iklim/cuaca).

2. Geomorfologi (fisiografi, topografi, dan pola pengaliran sungai).

3. Geologi (tanah/batuan/kandungan mineral dan struktur geologi).

4. Hidrogeologi.

Beberapa aspek tersebut di atas selain memiliki potensi

pengembangan yang dapat dipertimbangkan untuk membuka suatu

kawasan pertambangan, juga memiliki potensi bencana geologi yang

harus diantisipasi oleh suatu operasi pertambangan.

Secara regional tatanan geologi Indonesia sangat rumit, hal ini

tercermin dari bentuk struktur geologi yang dipetakan melalui hasil

survei permukaan maupun bawah permukaan yang menghasilkan Peta

Geologi Indonesia. Kerumitan tersebut menurut ahli sturktur geologi

Indonesia (seperti Sukendar Asikin dsb) karena Indonesia terletak pada

tiga titik pertemuan lempeng benua yaitu Australia, Pasifik dan

Hindia-Australia. Pertemuan lempeng benua tersebut saling bergerak

dan terjadi tumbukan satu sarna lain yang menyebabkan gempa. Suatu

hal yang tidak mustahil terjadi karena tumbukan itu terus berlangsung

hingga waktu sekarang (berdasarkan data seismik) dan saling

menekan, maka akan muncul gunung api-gunung api tinggi yang

merupakan efek hasil tumbukan lempeng-lempeng benua yang

menyebabkan permukaan tanah menjulang dan di sisi lain pulau kita

akan tenggelam. Dengan bergeraknya lempeng-lempeng tersebut

Page 30: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

melalui kecepatan tertentu maka terjadi tekanan dan tarikan di suatu

tempat sehingga daerah itu tidak stabil. Ketidakstabilan suatu daerah

tergantung dari kondisi pelapisannya. di mana daerah yang mempunyai

batuan keras akan merasakan akibat gempa yang lebih besar dibanding

dengan daerah yang mempunyai batuan yang lunak.

Secara admministrasi Kabupaten Pelalawan berdekatan dengan

region batuan Selat Malaka dan cekungan sumatera bagian tengah.

Kenampakan yang dominan pada bagian selatan Selat Malaka merupakan

punggungan-punggungan kecil berarah Timur Laut Barat Daya dan

saluran-saluran lebar (broad channel yang sejajar sepanjang pantai

(Kudrass & Schlueter, 1983)

Punggungan-punggungan ini muncul 10 meter - 30 meter di atas

dasar laut dan beberapa tempat kurang dari 10 meter dan menerus

hingga ke arah timur laut. Morfologi dasar laut Selat Malaka, pada

umumnya banyak terbentuk struktur sedimen antara lain sand waves,

ripples (gelembur) dengan tinggi 0,2 - 5 m dan linier furrows dengan

lebar 15 m yang mempunyai arah sejajar dengan punggungan dan sumbu

selat Malaka.

Secara stratigrafis batuan tertua Selat Malaka adalah sekuen

arenaceaous dan argillaceaous serpih berumur Trias - Jura serta intrusi

granit. Sedimen- sedimen berumur mesozoik lebih banyak dijumpai di

Selatan Selat Malaka.

Sedimen-sedimen berumur Tersier dan kuarter terdapat di

sepanjang pantai Sumatera dengan ketebalan mencapai 300 m

(Cekungan Sumatera Tengah) dan sedimen ini menipis ke arah tengah

Selat Malaka. Sedimen sedimen kuarter menurut Aleva, 1973, terdiri dari

Page 31: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

sedimenter tua berupa pasir lempungan masif asal darat, kompleks

alluvial berupa pasir lempungan yang diendapkan di cekungan dalam dan

sedimen muda berupa lumpur laut.

Cekungan Sumatera Tengah merupakan rangkaian bagian dari

rangkaian cekungan busur belakang yang terbentuk sepanjang tepi

paparan sunda akibat subduksi lempeng samudera Hindia dengan

lempeng benua Asia selama Paleogen. Dataran pantai pada umumnya

merupakan pantai maju dan tidak berkembangnya coastal sand bar di

Sumatera menunjukkan bahwa pengaruh gelombang di Selat Malaka

kecil.

Secara stratigrafis batuan penyusun cekungan Sumatera Tengah

dari Tua ke Muda adalah batuan dasar cekungan berupa graywacke,

kuarsa, granit dan argilit. Kelompok Pematang. Kelompok Sihapas,

Kelompok Petani dan Formasi Minas.

Daratan wilayah Kabupaten Pelalawan adalah sebagian besar

daratan rendah dan sebagian merupakan daerah perbukitan yang

bergelombang. Secara umum ketinggian beberapa daerah/kota berkisar

antara 2-6 mdpl, dengan kemiringan lahan rata-rata 0-15% dan 15-40%.

Daerah/kota yang tinggi adalah Sorek I dengan ketinggian ± 6 mdpl dan

yang terendah adalah Teluk Dalam (Kecamatan Kuala Kampar) dengan

ketinggian ± 3,5 mdpl.

Wilayah daratan rendah Kabupaten Pelalawan pada umumnya

merupakan daratan rawa gambut. Daratan alluvium sungai dengan

daerah daratan banjirnya. Daratan ini dibentuk oleh endapan alluvium

muda dan alluvium tua yang terdiri dari endapan pasir, danau, lempung,

sisa tumbuhan dan gambut. Sedangkan wilayah perbukitan dan

Page 32: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

bergelombang tanahnya termasuk jenis orgonosol (hostosal) dan humus

yang mengandung bahan organik.

3.2.3. Geomorfologi

Bentuk-bentuk umum roman muka bumi, perubahan-perubahan

yang terjadi sepanjang evolusinya dan hubungannya dengan keadaan

struktur di bawahnya serta sejarah perubahan geologi yang diperlihatkan

atau tergambar pada bentuk permukaan dipelajari dalam geomorfologi

(American Geological Institute, 1973, dalam Adjat Sudradjat, 1975).

Thornbury (1969), menganggap bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya

bentuk permukaan bumi antara lain adanya pengaruh proses fisika dan

kimia yang kemudian dikenal sebagai proses geomorfologi. Adanya

pengaruh struktur, proses serta tingkat perkembangan erosi akan

berpengaruh dalam pembentukan roman muka bumi (Davis, 1901, dalam

Thornbury, 1969).

a. Bentang Alam dan Pola Pengaliran Sungai

Bentuk roman muka bumi (bentang alam) yang sesuai untuk suatu

kawasan pertambangan ditentukan berdasarkan hasil pengamatan

terhadap lansekap lapangan yang meliputi relief, kemiringan lereng,

ketinggian daerah (elevasi), pola pengaliran sungai, litologi, dan

struktur geologi yang berkembang. Data tersebut ditunjang oleh

analisis terhadap peta topografi, foto udara, data satelit dan GIS

(yang dapat diperoleh dari instansi pemerintah maupun pihak

swasta). Relief suatu daerah akan mencirikan beda tinggi satu tempat

dengan tempat lainnya dan juga menampakkan curam landainya

lereng, pola bentuk dan ukuran bukit, lembah, gunung, dataran,

Page 33: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

gawir, dan sebagainya. Van Zuidam (1988) telah membuat suatu

klasifikasi dari penamaan relief berdasarkan kemiringan lereng,

sebagai berikut :

a. 0°-2° (0%-2%) : datar (almost flat)

b. 2°-4° (2%-7%) : landai (gently sloping)

c. 4°-8° (7%-15%) : miring (sloping)

d. 8°-16° (15%-30%) : agak curam (moderately steep)

e. 16°-35° (30%-70%) : curam (steep)

f. 35°-55° (70%-140%) : sangat curam (very steep)

g. >55° (>140%) : terjal (extremely steep)

Bentang alam yang landai umumnya berkembang pada daerah

aluvial atau daerah yang batuannya lunak (seperti lempung, napal,

dsb), daerah ini cocok untuk dijadikan sebagai kawasan penunjang

pertambangan seperti kawasan pemukiman, pertanian dan

perkebunan tanaman-tanaman yang diperuntukkan bagi reklamasi

lahan pasca penambangan. Bentang alam bergelombang biasanya

ditempati oleh batuan sedimen/metamorf yang keras (seperti breksi,

konglomerat, batupasir, dsb), sedangkan intrusi batuan beku akan

membentuk bukit-bukit yang berdiri sendiri (soliter) seperti halnya

batugamping dengan perbukitan karstnya yang disertai dengan sungai

terputus-putus, depresi dan dolina-dolina. Daerah dengan bentang

alam seperti ini sebenarnya merupakan daerah yang perlu

dikonservasi (dilindungi) mengingat umumnya daerah ini adalah

daerah resapan bagi kebutuhan air di daerah hilir. Apabila potensi

sumber daya mineralnya cukup bagus, daerah ini dapat dijadikan

kawasan pertambangan dengan memperhatikan aspek-aspek dampak

Page 34: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

lingkungan dan penanggulangan potensi bencana geologi yang dapat

ditimbulkannya.

Pola pengaliran sungai pada suatu daerah memberikan

gambaran umum jenis batuan dan struktur geologi yang berkembang.

Beberapa pola pengaliran sungai yang penting antara lain :

⇒ Dendritik

Mempunyai pola seperti ranting daun, anak sungai bergabung pada

sungai utama dengan sudut yang tajam, menunjukkan batuan yang

homogen yang dapat berupa batuan sedimen atau volkanik.

Daerah yang memiliki pola pengaliran seperti ini cukup aman

untuk dijadikan kawasan pertambangan, karena kondisi geologinya

relatif stabil.

⇒ Paralel

Terbentuk pada permukaan yang memiliki kemiringan yang

seragam, sudut anak sungai dengan sungai utama dikontrol oleh

adanya sesar atau rekahan. Daerah yang memiliki pola pengaliran

seperti ini apabila akan dijadikan kawasan pertambangan harus

memperhatikan sesar yang berkembang dan mengontrol sungai

utama.

⇒ Rektangular

Arah anak sungai dan hubungannya dengan sungai utama dikontrol

oleh kekar (joint), rekahan (fracture) dan bidang foliasi yang

membentuk sudut tegak lurus dengan sungai utama, umumnya

terdapat pada batuan metamorf. Sebelum daerah yang memiliki

Page 35: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

pola pengaliran seperti ini dijadikan kawasan pertambangan harus

diperhitungkan dahulu pola kekar dan rekahan yang berkembang,

untuk menghindari zona-zona lemah yang cukup berpotensi bagi

terjadinya bencana geologi.

⇒ Trelis

Mempunyai anak sungai yang pendek-pendek sejajar, pola ini lebih

menunjukkan struktur geologi daripada jenis litologi, umumnya

terdapat pada daerah batuan sedimen dengan kemiringan tertentu

dan adanya perselingan antara batuan yang lunak dengan batuan

yang keras, sungai utama akan mengikuti arah jurus daripada

perlapisan. Daerah ini tidak cukup aman bagi kawasan

pertambangan karena memiliki struktur sesar dan kemiringan

lereng curam, apabila akan dijadikan kawasan pertambangan

harus menggunakan teknologi yang cukup mahal biayanya.

⇒ Radial

Aliran sungai menyebar dari daerah puncak yang lebih tinggi,

umumnya berasosiasi dengan gunung atau bukit. Seperti halnya

pada pola pengaliran trelis, daerah ini membutuhkan teknologi

yang cukup mahal biayanya karena memiliki kemiringan lereng

curam hingga terjal, sebaiknya daerah ini dijadikan kawasan

lindung apabila sumber daya mineralnya tidak cukup bagus.

⇒ Sentripetal

Sungai menunjuk ke satu arah, umumnya menunjukkan adanya

depresi atau akhir daripada antiklin/sinklin yang tererosi. Daerah

ini cukup baik untuk dijadikan kawasan penunjang pertambangan,

Page 36: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

dengan memanfaatkan daerah depresi (pedataran) sebagai

kawasan pemukiman, pertanian dan instalasi pertambangan

lainnya.

b. Potensi Bencana Geologi

Daerah dengan bentang alam curam hingga terjal (kemiringan lereng

15% hingga >140 %) memiliki potensi bencana geologi longsoran atau

runtuhan yang cukup besar, yang frekuensinya tergantung dari iklim,

kekerasan batuan, kemiringan lereng dan ketinggian permukaan.

Kemiringan lereng yang curam ini dapat terbentuk secara alamiah

akibat pengikisan oleh sungai secara vertikal (denudasi), proses

pelarutan kimiawi (di daerah batu gamping) atau akibat adanya

proses pembentukan sesar yang menghasilkan gawir sesar. Bentang

alam curam hingga terjal biasanya dijumpai pada daerah perbukitan

bergelombang, perbukitan intrusi, perbukitan karst atau pada daerah

yang memiliki pola pengaliran sungai trelis, rektangular, paralel, dan

radial.

Sementara itu daerah dengan bentang alam pedataran (kemiringan

lereng 0% hingga <15%) memiliki potensi bencana geologi yang relatif

lebih kecil. Bencana geologi yang paling memungkinkan adalah

banjir, baik berupa banjir akibat meluapnya sungai-sungai di

pedataran aluvium ataupun banjir lumpur hasil erosi dari daerah

perbukitan.

3.2.4. Hidrogeologi

Hidrogeologi adalah suatu studi interaksi antara kerja kerangka

batuan dan air tanah yang dalam prosesnya menyangkut aspek-aspek kimia

Page 37: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

dan fisika yang terjadi di dekat atau di bawah permukaan bumi (Kodoatie,

1996). Berbicara hidrogeologi tidak akan lepas dari daur hidrologi sebagai

berikut; evaporasi dari tanah atau air laut dan transpirasi dari tumbuh-

tumbuhan – kondensasi dalam awan – presipitasi dalam bentuk hujan –

infiltrasi dan perkolasi ke dalam tanah atau menjadi air limpasan (sungai

dan danau) – kembali evapotranspirasi (Davies dan DeWiest, 1966, dalam

Rahn, 1996).

Data curah hujan di suatu daerah pada kurun waktu tertentu

merupakan unsur penting dalam penentuan neraca keseimbangan air

(water balance). Di daerah pedataran dan kaki pegunungan yang memiliki

vegetasi sangat lebat hujan akan meresap (infiltrasi) dengan baik ke dalam

tanah, sedangkan di daerah lereng pegunungan yang cukup terjal hujan

akan lebih cepat melimpas ke dalam saluran-saluran sungai dari pada

berinfiltrasi ke dalam tanah (kecepatan run off > infiltrasi). Air yang

melimpas ini akan membentuk suatu sistem daerah aliran sungai (DAS),

yang dibatasi oleh batas-batas aliran air (watershed). Penataan lingkungan

pertambangan dengan memanfaatkan air permukaan (sungai, danau, laut)

harus direncanakan sebaik mungkin dan tidak mengganggu air permukaan

yang sering dipergunakan oleh penduduk setempat untuk mandi, mencuci,

minum, dan lain sebagainya.

Air yang meresap ke dalam tanah akan membentuk suatu sistem

aliran air bawah permukaan (air tanah), yang akan berbeda pada masing-

masing daerah, tergantung dari litologi dan bentang alamnya. Litologi atau

lapisan batuan yang mengandung air tanah disebut lapisan akifer.

Berdasarkan sifat fisik dan kedudukannya dalam kerak bumi, akifer dapat

dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :

Page 38: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

⇒ Akifer bebas, yaitu akifer tak tertekan (unconfined aquifer) dan

merupakan air tanah dangkal (umumnya <20 m), umum dijumpai

pada daerah endapan aluvial. Air tanah dangkal adalah air tanah

yang paling umum dipergunakan sebagai sumber air bersih oleh

penduduk di sekitarnya.

⇒ Akifer setengah tertekan, disebut juga akifer bocor (leaky

aquifer), merupakan akifer yang ditutupi oleh lapisan akitard

(lapisan setengah kedap) di bagian atasnya, dapat dijumpai pada

daerah volkanik (daerah batuan tuf).

⇒ Akifer tertekan (confined aquifer), yaitu akifer yang terletak di

antara lapisan kedap air (akiklud), umumnya merupakan air tanah

dalam (umumnya > 40 m) dan terletak di bawah akifer bebas. Air

tanah dalam adalah air tanah yang kualitas dan kuantitasnya lebih

baik daripada air tanah dangkal, oleh karenanya umum

dipergunakan oleh kalangan industri termasuk di dalamnya

kawasan pertambangan.

3.3. Pemanfaatan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Pelalawan pada umumnya

didominasi oleh hutan tanaman industri (akasia) yaitu mencakup

luasan 35% dan perkebunan kelapa sawit (muda dan tua) yaitu

mencakup luasan 25% luas wilayah Kabupaten Pelalawan, sisanya

berupa hutan rawa, hutan rawa gambut, hutan pasang surut,

perkebunan rakyat, semak belukar, dan pemukiman. Tutupan

Page 39: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

lahan hutan sangat sedikit karena hutan yang ada sudah

terfragmentasi oleh HTI, perkebunan atau jalan.

Page 40: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

70

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

3.3.1. Analisa dan Pemetaan Citra Satelit ( Tutupan Lahan/Land Use )

Tahapan analisa dan peta yang dihasilkan dalam proses pemetaan

citra satelit berdasarkan penafsiran terhadap Citra Satelit Landsat 7 ETM

kabupaten Pelalawan dan Ground Check ( peninjauan lahan ) / tinjauan

lapangan adalah sebagai berikut:

Peta tutupan lahan (land cover) berupa : vegetasi (tebal, tipis,

sedang), lahan terbangun, jalan tambak, jalan, sungai, danau.

Page 41: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

71

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Tabel 3. 2. Luas Kawasan Penggunaan lahan (Ha)

Penggunaan Lahan1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 Jumlah

Kecamatan Bunut Kerumutan

Kuala Kampar Langgam

PKl Kerinci Pelalawan

Pangkalan Kuras

Pangkalan Lesung

teluk meranti Ukui

Bandar Petalangan Bandar Sikijang

Hutan 4054,33 67219,78 4473,94 5312,46 35737,06 2121,66 68169,28 318,06 15318,22 202724,8

Hutan Akasia 18387,57 24318,14 13735,4 603,1 80502,76 20663,91 327,24 3638,08 11721,54 8639,11 3871,21 186408,1

Hutan Bakau 52,5 1583,83 1636,33

Hutan Rawa 3258,49 28744,7 15715,08 194,22 2129,98 36081,27 962,07 309125,35 4870,93 401082,1

Belukar 1838,66 14785,55 5955,49 17539,51 939,07 6909,57 15559,1 2764,53 11985,28 7197,59 85474,35

Semak alang 172,06 46,78 8748,1 960,49 448,7 222,1 168,45 1403,72 257,44 431,54 119,58 12978,96

ladang/tegalan 10517,1 1230,95 3989,23 878,46 45,79 530,15 96,61 4108,26 21396,55

Kerkebunan Kelapa 6685,33 17148,48 49088,81 31059,22 2478,3 9722,6 25366,77 39204,74 23693,62 34506,71 13702,41 12754,63 265411,6

Perkebunan rakyat 5377,77 4567,47 1312,89 106,91 4,88 125,7 4336,69 1835,29 17667,6

sawah 3134,14 215,9 29,07 3379,11

permungkiman 552,76 34,29 286,09 622,94 2895,04 6691,11 18739,35 5030,04 122,5 252,98 1693,25 36920,35

lahan kosong terbuka 85,06 75,65 1557,52 2229,26 90,16 663,23 1188,59 330,55 3002,59 6213,76 186,55 15622,92

lahan pertambangan 1212,86 1212,86

pasir 259,23 248,94 508,17

rawa 185,33 50,8 8,51 81,39 493,35 819,38

danau 16,49 22,09 38,58

Tubuh air 39413,28 39413,28

Total 41497,03 95983,88 80616,33 143908,8 18826,01 147354,65 118489,62 50603,06 359340,69 130154,59 34443,46 71476,92 1292695

Page 42: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

3.3.1.1. Penggunaan Lahan di Kecamatan Bunut

Berdasarkan hasil interprestasi citra, dapat diketahui bahwa

penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Bunut tersebut tidak merata.

Seperti hutan akasia sangat mendominasi sebagiai wilayah kecamatan yaitu

18,387,57 Ha atau 44,21 % dari luas kecamatan dan lading/ tegalan seluas

10.517,1 Ha atau 25,35 % .

Dengan melihat perbandingan penutupan lahan yang ditunjukkan

oleh grafik dibawah, diketahui bahwa diperlukan relokasi kembali terhadap

fungsi lahan yang ada di Kecamatan Bunut.

Relokasi dapat dimaksudkan sebagai alih fungsi dari penutupan

lahan yang didominasi oleh hutan menjadi kawasan perkebunan atau

pertanian.

Page 43: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Gambar 3. 3. Frafik Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Bunut

3.3.1.2. Penggunaan Lahan di Kecamatan Kerumutan

Sebaran Penggunaan Lahan di Kecamatan Kerumutan tersebut cukup

merata, hal ini dapat dilihat dari hasil interprestasi citra. Penggunaan

lahan yang terluas di Kecamatan Kerumutan yaitu Hutan Rawa seluas

28.744,7 Ha atau 29,95 % dan Hutan Akasia 24.318,14 Ha atau 25,34 % dari

luas Kecamatan. Penggunaan lahan yang paling terkecil yaitu Pemukiman

seluas 34,29 Ha atau 0,04 % dan semak/alang-alang seluas 46,78 Ha atau

0,05 %.

Kecamatan Kerumutan merupakan daerah Kabupaten Pelalawan

yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Indragiri Hulu. Dengan

dominasi tutupan lahan merupakan hutan rawa, maka sangat tepat

dijadikan daerah cagar alam dan resapan. Di Kecamatan Kerumutan

Page 44: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

terdapat fungsi tutupan lahan kawasan hutan sebagai Hutan Lindung/

Taman Nasional Tesso (TNTN ). Dengan struktur tanah yang didominasi oleh

rawa dangkal sangat tidak effisien jika dilakukan sebagai kawasan budidaya

baik pertanian maupun non pertanian.

Gambar 3. 4. Grafik Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Kerumutan

3.3.1.3. Penggunaan Lahan di Kecamatan Kuala Kampar

Berdasarkan hasil interprestasi citra, bahwa penggunaan lahan yang

ada di Kecamatan Kuala Kampar tersebar tidak merata. Lebih dari

setengah atau 60,89 % dari luas kecamatan diisi perkebunan kelapa sawit

(49.088,81 Ha ). Dan yang paling terkecil adalah hutan bakau 52,5 Ha atau

0,07 % dari luas kecamatan.

Page 45: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Dengan memperhatikan grafik perbandingan tutupan lahan hasil

interprestasi citra satelit Landsat 7 ETM Kabupaten Pelalawan untuk

Kecamatan Kuala Kampar, maka dominasi perkebunan sangat mencolok

jika dibandingkan dengan tutupan lahan yang lainnya. Hal ini perlu

dipahami bahwa bukan hanya perkebunan dengan komoditi Kelapa Sawit

yang mendominasi, namun juga terdapat perkebunan kelapa, dan ladang-

ladang masyarakat.

Gambar 3. 5. Grafik Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Kuala Kampar

3.3.1.4. Penggunaan Lahan di kecamatan Langgam

Penggunaan Lahan yang ada di Kecamatan Langgam tersebar kurang

merata, hal ini disebabkan luasan hutan hampir mencapai setengah dari

Page 46: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

luas kecamatan yaitu 67.219,78 Ha atau 46,71 % Di Kecamatan Langgam

masih tersedia lahan kosong yang dapat di manfaatkan seluas 2.229,26 Ha

atau 1,55 % dari luas Kecamatan.

Dari table XI.1 dapat digambarkan grafik perbandingan penutupan

lahan yang terdapat di Kecamatan Langgam yang didominasi oleh fungsi

hutan, dan perkebunan. Pernyataan ini tepat dengan kondisi eksisting

Kecamatan Langgam yang banyak terdapat perusahaan, baik pengelolaan

kawasan hutan ( HPH/HPHTI ) dan perusahaan pengelolaan perkebunan.

Beberapa perusahaan pengelolaan kawasan hutan seperti HPH, yang

terdapat di Kecamatan Langgam yaitu PT. Siak Raya Timber, PT. Nusa

Wana Raya, PT. Nanjak Makmur, PT. Arara Abadi. Semuanya merupakan

perusahaan yang memiliki izin usaha pengelolaan hutan kayu alam

(IUPHKHA ). Sementara perusahaan perkebunan yang beroperasi di

Kecamatan Langgam merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang

terdiri dari PT. Agrita Sari Prima, PT. Peputra Spra Jaya, PT. Mitra Unggul

Pusaka, PT. Langgam Inti Hibrindo dan CV. Safari Riau. Berikut gambar

XI.4. Grafik Perbandingan Luas Penutupan Lahan yang terdapat di

Kecamatan Langgam hasil interpretasi citra satelit Landsat 7 ETM

Kabupaten Pelalawan.

Page 47: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Gambar 3. 6. Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Langgam

3.3.1.5. Penggunaan Lahan di Kecamatan Pangkalan Kerinci

Kecamatan Pangkalan Kerinci merupakan ibukota kabupaten, oleh

karena itu penggunaan lahan tersebar merata. Kecamatan Pangkalan

Kerinci memiliki lahan terbangun yang cukup luas yaitu 2.895,04 Ha atau

15,35 %. Penggunaan lahan yang paling luas adalah hutan dengan luas

4.473,94 Ha atau 23,76 % dan tegalan seluas 3.989,23 Ha atau 21,19 % dari

luas kecamatan.

Dari table XI.1 dapat digambarkan grafik perbandingan penutupan

lahan yang terdapat di Kecamatan Pangkalan Kerinci yang didominasi oleh

fungsi hutan, dan lahan terbangun. Pernyataan ini tepat dengan kondisi

Page 48: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

eksisting Kecamatan Pangkalan Kerinci yang merupakan pusat ibukota

Kabupaten Pelalawan, sehingga semua aktifitas pemerintahan dan

perusahaan terpusat di kecamatan ini, pada Kecamatan Pangkalan Kerinci

juga banyak terdapat perusahaan baik pengelolaan kawasan Hutan

(HPH/HPHTI) dan perusahaan pengelolaan perkebunan. Beberapa

perusahaan besar HPH maupun HPHTI yang terdapat di Kecamatan

Pangkalan Kerinci adalah PT. Riau Andalan Pulp & Paper ( RAPP ).

Gambar 3. 7. Grafik Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Pangkalan Kerinci

Sementara perusahaan perkebunan yang beroperasi di Kecamatan

Pangkalan Kerinci merupakan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang

terdiri dari PT. Inti Indo Sawit, PT. Langgam Inti Hibrindo. Berikut gambar

IV.5. Grafik Perbandingan Luas Penutupan Lahan yang terdapat di

Page 49: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Kecamatan Pangkalan Kerinci hasil interpretasi citra Landsat 7 ETM

Kabupaten Pelalawan.

3.3.1.6. Penggunaan Lahan di Kecamatan Pelalawan

Berdasarkan Interprestasi Citra Kecamatan Pelalawan didominasi

oleh Hutan Akasia seluas 80.502,76 Ha atau 54,63 % dari luas kecamatan

dan Hutan Rawa seluas 36.081,27 Ha atau 24,49 % dari luas kecamatan,

sedangkan luas penggunaan lahan yang paling terkecil adalah Rawa seluas

8,51 Ha atau 0,01 %.

Berikut Grafik Perbandingan Luas Penutupan Lahan yang terdapat di

Kecamatan Pelalawan hasil interprestasi citra satelit Landsat 7 ETM.

Gambar 3. 8. Grafik Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Pelalawan

Page 50: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

3.3.1.7. Penggunaan Lahan di Kecamatan Pangkalan Kuras

Sebaran Penggunaan lahan di Kecamatan Pangkalan Kuras tersebar

cukup merata, hal ini dapat dilihat dari hasil interprestasi citra.

Penggunaan lahan yang terluas di Kecamatan Pangkalan Kuras yaitu Hutan

seluas 35.737,06 Ha atau 30,16 % dan Perkebunan Sawit seluas 25.366,77

Ha atau 21,51 % dari luas kecamatan. Penggunaan lahan yang paling

terkecil yaitu Ladang / Tegalan 45,79 Ha atau 0,04 % dan semak/alang-

alang seluas 222,1 Ha atau 0,19 %.

Berikut gambar Grafik Perbandingan Luas Penutupan Lahan yang

terdapat di Kecamatan Pangkalan Kuras hasil interpretasi citra satelit

Landsat 7 ETM Kabupaten Pelalawan.

Page 51: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Gambar 3. 9. Grafik Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Pangkalan Kuras

3.3.1.8. Penggunaan Lahan di Kecamatan Pangkalan Lesung

Berdasarkan hasil interprestasi citra, bahwa penggunaan lahan yang

ada di Kecamatan Pangkalan Lesung tersebar tidak merata, Lebih dari

setengah atau 77,84 % dari luas kecamatan diisi perkebunan kelapa sawit

Page 52: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

(39.204,74 Ha ). Dan yang paling sedikit adalah Perkebunan Rakyat 125,70

Ha atau 0,25 % dari luas kecamatan.

Di Kecamatan Pangkalan Lesung terdapat beragam fungsi tutupan

lahan. Namun demikian tetap didominasi oleh perusahaan perkebunan

Kelapa Sawit. Beberapa perusahaan kelapa sawit yang mendominasi adalah

PT. Musim Mas, PT. Sari Lembah Subur, dan PT. Mahesa Agro buana.

Walaupun pengelolaan kawasan perkebunan ini dikuasai oleh

perusahaan atau pihak swasta, namun terdapat pola kemitraan yang

ditawarkan oleh perusahaan untuk kelompok masyarakat dalam mengelola

perkebunan kelapa sawit sendiri yang dikenal dengan pola pir-bun atau

KKPA. Pengelolaan perkebunanan pola kemitraan ini dipercayakan kepada

koperasi masyarakat sekitar. Di Kecamatan Pangkalan Lesung terdapat

perkebunan pola kemitraan antara PT. Musim Mas yang dikelola oleh KKPA

Merbau Sakti.

Berikut gambar Grafik Perbandingan Luas Penutupan Lahan yang

terdapat di Kecamatan Pangkalan Lesung hasil interpretasi citra satelit

Landsat 7 ETM Kabupaten Pelalawan.

Page 53: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Gambar 3. 10. Grafik Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Pangkalan Lesung

3.3.1.9. Penggunaan lahan di Kecamatan Teluk Meranti

Berdasarkan hasil interprestasi citra, bahwa penggunaan lahan yang

ada di Kecamatan Teluk Meranti tersebar tidak merata, Lebih dari

setengah atau 78,84 % dari luas kecamatan diisi Hutan Rawa ( 309.125,35

Ha). Dan yang paling terkecil adalah rawa 81,39Ha atau 0,02 % dari luas

kecamatan. Kecamatan Teluk Meranti berada di Desa Teluk meranti yang

terletak dipinggir sungai Kampar.

Page 54: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Tutupan Lahan yang terdapat di Kecamatan Teluk Meranti

didominasi oleh Hutan, dan hampir keseluruhan fungsi hutan telah dimiliki

izin usaha oleh perusahaan baik HPH maupun HPHTI, namun juga terdapat

2 (dua) buah kawasan lindung dalam bentuk suaka margasatwa di

kecamatan ini.

Beberapa perusahaan HPH dan HPHTI yang terdapat izin usaha di

kecamatan ini adalah PT. The Best One Timber, PT. Agam Sempurna, PT.

RAPP, PT. Putra Riau Perkasa, PT. Triomas FDI, PT. Satria Perkasa Agung,

PT. Yos Raya Timber, PT. Mitra Hutani Jaya, dan PT. Uniseraya.

Berikut gambar Grafik Perbandingan Luas Penutupan Lahan yang

terdapat di Kecamatan Teluk Meranti hasil interprestasi citra satelit

Landsat 7 ETM Kabupaten Pelalawan.

Page 55: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Gambar 3. 11. Grafik Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Teluk Meranti

3.3.1.10.Penggunaan Lahan di Kecamatan Ukui

Penggunaan Lahan yang ada di Kecamatan Ukui tersebar kurang

merata, hal ini disebabkan luasan hutan mencapai setengah dari luas

kecamatan yaitu 68.169,28 Ha atau 52.38 % dan perkebunan Kelapa Sawit

Page 56: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

seluas 34.506,71 Ha Kecamatan Ukui masih tersedia lahan kosong yang

dapat dimanfaatkan seluas 6213,76 Ha atau 4,77 % dari luas Kecamatan.

Berikut gambar Grafik Perbandingan Luas Penutupan lahan yang

terdapat di Kecamatan Ukui hasil interprestasi citra satelit Landsat 7 EM.

Gambar 3. 12. Grafik Luas Penggunaan lahan di Kecamatan Ukui.

3.3.1.11.Penggunaan Lahan di Kecamatan Bandar Petalangan

Berdasarkan interprestasi citra Kecamatan Bandar Petalangan

penggunaan lahan yang terluas awa seluas 8.639,11 Ha atau 25,8 % dari

Page 57: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

luas Kecamatan, sedangkan luas penggunaan lahan yang paling terkecil

adalah Lahan Kosong seluas 186,55 Ha atau 0,54 % .

Berikut gambar Grafik Perbandingan Luas Penutupan Lahan yang

terdapat di Kecamatan Bandar Petalangan hasil interprestasi citra satelit

Landsat 7 ETM Kabupaten Pelalawan.

Gambar 3. 13. Grafik luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Bandar Petalangan

Page 58: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

3.3.1.12.Penggunaan Lahan di Kecamatan Bandar Sikijang

Berdasarkan hasil interprestasi citra, Penggunaan lahan yang ada di

Kecamatan Bandar Sikijang hanya ada empat jenis penggunaan lahan

antara lain hutan, hutan akasia, semak alang-alang, dan perkebunan

kelapa sawit. Jenis penggunaan lahan yang paling luas adalah hutan

15.318,22 Ha (47,77%) dan yang terkecil adalah semak/ alang-alang yaitu

119,58 Ha atau 0,37% dari luas kecamatan.

Berikut gambar Grafik Perbandingan Luas Penutupan Lahan yang

terdapat di Kecamatan Bandar Sekijang hasil interprestasi citra satelit

landsast 7 ETM Kabupaten Pelalawan.

Page 59: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Gambar 3. 14. Grafik Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Bandar Seikijang.

Berikut merupakan peta citra satelit Landsat 7 ETM Kabupaten

Pelalawan dan peta Pelalawan hasil interprestasi citra satelit Landsat

7 ETM.

Gambar peta citra satelit Landsat 7 ETM Kabupaten Pelalawan dan

peta Pelalawan hasil interprestasi citra satelit Landsat 7 ETM

Page 60: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Gambar 3. 15. Peta Potensi SDA Pelalawan

Page 61: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

3.3.2. Lokasi Kawasan Hutan dan Perkebunan

Hasil Interprestasi Citra dan Groundcheck di lapangan menunjukan

bahwa sebaran lokasi kawasan hutan dan perkebunan merata hampir ditiap

Kecamatan.

Untuk kawasan Hutan Lindung yang ada di Kabupaten Pelalawan

berdasarkan data dari Dinas Kehutanan terdapat di Kecamatan Kerumutan

seluas 19.000 Ha, Kecamatan Teluk Meranti seluas 18.123,27 Ha dan

Kecamatan Ukui seluas 31.629,89 Ha (taman Nasional Tesso Nilo)

Sementara untuk kawasan HTI hampir tersebar dibeberapa kecamatan.

3.3.3. Lokasi Kepemilikan Hutan.

Dari data yang diperoleh dari berbagai sumber, terdapat 7

perusahaan yang mengelola hutan yang ada di Kabupaten Pelalawan. Dari

data tersebut, luas yang diusahakan hampir mencapai 246,699,03 Ha atau

sekitar 18,61 % dari luas Kabupaten Pelalawan. Hasil data sekunder yang

diperoleh, kemudian dilakukan interprestasi citra yang didukung dengan

kegiatan groundcheck di lapangan terdapat perbedaan luas di beberapa

lokasi yang ada di Kabupaten Pelalawan. Untuk lebih memberikan

gambaran tentang kepemilikan hutan, dapat dijelaskan pada lampiran.

Dalam pengelolaan kawasan Hutan, dikenal 2 (dua) izin yang

diberikan kepada tiap perusahaan swasta, yaitu : Izin Usaha Pengusahaan

Hutan Kayu Alam atau lebih dikenal dengan HPHTI.

Perusahaan Hutan yang bergerak sebagai HPH memiliki ciri bahwa

kayu logging yang dihasilkan merupakan kayu alam dengan diameter diatas

ukuran tertentu, berbeda dengan perusahaan yang memegang izin HTI.

Dimana perusahaan HTI memiliki pola pengusahaan Hutan dengan

Page 62: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

menanam jenis tanaman industri tertentu seperti umumnya adalah Pohok

Akasia dan kemudian dalam range waktu tertentu dilakukan panen dan

penebangan terhadap pohon tersebut. Akasia lazim diproduksi sebagai

bahan mentah untuk menghasilkan bubuk kertas dan tissu. Salah satu

perusahaan besar bidang HTI yang terdapat di Kabupaten Pelalawan adalah

PT. Riau Andalan Pulp& Paper, dimana PT. RAPP ini memiliki lahan izin

usaha HTI dan pabrik untuk produksi dan pengolahan Akasia di Kabupaten

Pelalawan.

3.3.4. Lokasi Kepemilikan Perkebunan

Data kepemilikan perkebunan yang ada di Kabupaten Pelalawan

yang diperoleh dari berbagai sumber, terdapat 58 data perusahaan yang

terdaftar diberbagai sumber. Namun dari daftar tersebut hanya ada 19

perusahaan yang memiliki Hak Guna Usaha. Dari data tersebut luas yang

diusahakan hampir mencapai 323.916,05 Ha atau sekitar 24,44% dari luas

Kabupaten Pelalawan. Hasil data sekunder yang diperoleh, kemudian

dilakukan interprestasi citra yang didukung dengan kegiatan grouncheck

dilapangan terdapat beberapa perbedaan luas di beberapa lokasi yang ada

di Kabupaten Pelalawan. Disamping itu juga terdapat beberapa perusahaan

yang belum merealisasikan kegiatan usahanya. Untuk lebih memberikan

gambaran tentang kepemilikan perkebunan, dapat dijelaskan pada table

dibawah ini yang akan dijelaskan pada tiap -tiap perusahaan.

Mayoritas perkebunan yang terdapat di kabupaten merupakan

perkebunan dengan komoditi Kelapa Sawit dan Karet. Untuk perkebunan

Kelapa Sawit dikelola oleh pihak swasta dengan izin HGU yang dikeluarkan

oleh BPN. Dalam permodalan juga terdapat bantuan dan dampingan dari

Page 63: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

pemerintah maupun pihak asing yang dikenal dengan modal PMD dan modal

PMA.

Dalam pengelolaan perkebunan juga terdapat pola kemitraan yang

terjadi antara perusahaan dengan masyarakat sekitar yang dikelola oleh

kelompok masyarakat dibawah naungan koperasi. Beberapa pola kemitraan

yang terjadi dikenal dengan KKPA, perusahaan perkebunan yang memiliki

KKPA diantaranya adalah PT. Musim Mas dengan nama KKPA yaitu Merbau

Sakti yang berada di Kecamatan Pangkalan Lesung.

3.4. Daerah Aliran Sungai

DAS merupakan ekosistem alamiah berupa geomorfologi,

penggunaan lahan dan iklim yang memungkinkan terwujudnya ekosistem

hidrologi yang unik. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam

segala bentuknya (cairan, padat, gas) pada, dalam, dan di atas

permukaan tanah, termasuk di dalamnya penyebaran, daur dan

perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya, serta yang berhubungan

dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri (Asdak, 2002).

Pemahaman prinsip-prinsip hidrologi penting dalam pemanfaatan

dan konservasi air. Dalam menelaah permasalahan hidrologi daerah

tangkapan air harus lebih ditekankan pada tinjauan komponen-komponen

daur hidrologi, pengaruh antar komponen serta kaitannya dengan

komponen lain di luar bidang hidrologi secara holistik. Sementara,

pemahaman proses-proses hidrologi menjadi penting dalam perencanaan

konservasi tanah dan air untuk menentukan: a) perilaku hujan dalam

kaitannya dengan proses terjadinya erosi dan sedimentasi, b) hubungan

curah hujan dan air larian (runoff), c) debit puncak untuk keperluan

Page 64: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

merancang penanggulangan banjir, dan d) hubungan karakteristik suatu

DAS dengan debit puncak yang terjadi di daerah tersebut, sehingga

dapat diambil langkah pengendalian terhadap perilaku arus debit

tersebut.

DAS adalah kawasan lahan di mana semua air, dari hujan,

mengalir ke bawah menuju suatu penampung air seperti kali, sungai,

danau, atau rawa-rawa. DAS juga disebut kawasan tangkapan

(catchment) karena lahan di bagian atas dan kawasan hulu “menangkap”

seluruh air dan selanjutnya air tersebut mengalir ke bawah dan ke

kawasan hilir.

DAS dapat dianggap sebagai satu kesatuan ekosistem (Lovelace

dan Rambo, 1986 dalam Asdak, 2007). Selain sebagai sistem ekologi yang

bersifat kompleks, DAS juga dapat dianggap sebagai sistem hidrologi.

Sebagai suatu sistem hidrologi, masukan (input) ke dalam sistem dapat

dievaluasi proses yang telah dan sedang berlangsung dengan melihat

keluaran (output) dari sistem. Dalam sistem hidrologi DAS, komponen

masukan utama terdiri atas curah hujan dan energi matahari sedangkan

komponen keluaran terdiri atas debit aliran dan muatan sedimen,

termasuk unsur hara dan bahan pencemar. DAS yang terdiri atas

komponen-komponen utama vegetasi, tanah, air/sungai, dan manusia

(termasuk Iptek) dalam hal ini berlaku sebagai “prosesor”. Artinya,

komponen-komponen DAS tersebut memberikan respons dalam bentuk

fluktuasi debit aliran dan sedimen serta bahan pencemar lainnya

(keluaran) akibat interaksi antar komponen terhadap curah hujan

(sebagai masukan).

Page 65: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

Berdasarkan kondisi geografisnya hampir seluruh Kecamatan di

Kabupaten Pelalawan memiliki sungai. Disamping berfungsi sebagai

sarana transportasi dan aktivitas sosial (mandi, cuci, kakus), sungai

tersebut juga digunakan untuk budidaya perikanan, terutama bagi

masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Secara umum

jumlah sungai yang ada di Kabupaten Pelalawan adalah 195 buah dengan

total luas 27.627,58 ha dan panjang 1.821,7 Km. Dari total luas tersebut

yang berpotensi untuk dikembangkan dalam perikanan tangkap adalah

9.233,9 ha, sedangkan untuk budidaya karamba adalah 189,22 ha.

3.5. Kondisi Sosial Ekonomi

Potensi sosial ekonomi penduduk di Kabupaten Pelelawan dibedakan

menjadi (1) potensi ekonomi, (2) potensi sosial.

3.5.1. Ekonomi

Potensi ekonomi di Kabupaten Pelalawan ditentukan oleh nilai

produk domestik bruto. Produk domestik regional bruto Kabupaten

Pelalawan dari tahun 2001 sampai 2007 mengalami peningkatan dari Rp.

2.658.616,71 juta (2001) menjadi Rp. 10.218.682,3 juta (2007). Potensi

PDRB terbesar disumbang oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan

dan perikanan dan sektor industri pengolahan. Peningkatan pemanfaatan

potensi sektor kehutanan, pertanian, dan perkebunan hendaknya dibarengi

dengan penerapan teknologi, dan peningkatan potensi sumber daya

alamnya. Hal ini disebabkan apabila potensi sumber daya alam tersebut

rendah maka tingkat pemanfaatan akan menjadi rendah, yang pada

akhirnya akan berdampak pada tingkat PDRB daerah Pelalawan.

Page 66: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

3.5.2. Sosial

Penduduk Kabupaten Pelalawan berdasarkan data akhir Tahun 2007

sekitar 276.353 jiwa dengan kepadatan penduduk 21 jiwa/km2, yang

terdiri dari masyarakat pesisir, petalangan dan pendatang. Dari jumlah

tersebut, penduduk laki-laki berjumlah 142.998 jiwa dan penduduk

perempuan 133.355 jiwa.

Sampai saat ini, sarana pendidikan yang ada adalah Taman Kanak-

Kanak (TK) negeri 2 buah dan swasta berjumlah 75 unit dengan jumlah

guru sebanyak 294 orang dan murid sebanyak 3.992 orang. Sekolah Dasar

(SD) Negeri dan Swasta berjumlah 196 unit dengan jumlah guru sebanyak

1.860 orang dan murid sebanyak 37.944 orang. Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP) Negeri dan Swasta berjumlah sebanyak 41 unit dengan

jumlah guru sebanyak 762 orang dan murid sebanyak 8.872 orang, Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) berjumlah 16 unit dengan jumlah guru

sebanyak 317 orang dan murid sebanyak 3.828 orang. Sementara sekolah

menengah kejuruan (SMK) berjumlah 8 unit dengan jumlah guru sebanyak

216 orang dan murid sebanyak 1.603 orang.

Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Pelalawan tercapat sampai

tahun 2007 berupa rumah sakit negeri 1 buah, rumah sakit swasta 2 buah,

praktek dokter 50 buah, praktek dokter gigi 14 buah, balai pengobatan 28

buah, rumah bersalin 10 buah, lab kesehatan 15 buah, puskesmas 12 buah,

Puskesmas Pembantu 37 buah, Posyandu 271 buah.

_____________________

Page 67: VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Bab III Kajian... · Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat, Pasir Penyu, dan Peranap), dan Kabupaten Kuantan Singingi (Kecamatan

97

Laporan AkhirKajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten PelalawanTahun 2009

3.1. Administrasi Pemerintahan ............................................................................. 32 3.2. Tanah dan Geologi Lingkungan ..................................................................... 35

3.2.1. Tanah ....................................................................................................... 35 3.2.1.1. Status Hara dan Kesuburan Tanah .................................................. 36 3.2.1.2. Tipologi ........................................................................................... 44 3.2.1.3. Tipe Luapan Air .............................................................................. 46 3.2.1.4. Jenis Tanah ....................................................................................... 47 3.2.1.5. Jenis Tanah dan Hubungannya dengan Satuan Lahan. ................... 53

3.2.2. Geologi Lingkungan ................................................................................. 56 3.2.3. Geomorfologi .......................................................................................... 62 3.2.4. Hidrogeologi ........................................................................................... 66

3.3. Pemanfaatan Lahan ......................................................................................... 68 3.3.1. Analisa dan Pemetaan Citra Satelit ( Tutupan Lahan/Land Use ) ........... 70

3.3.1.1. Penggunaan Lahan di Kecamatan Bunut .......................................... 72 3.3.1.2. Penggunaan Lahan di Kecamatan Kerumutan ................................. 73 3.3.1.3. Penggunaan Lahan di Kecamatan Kuala Kampar ............................. 74 3.3.1.4. Penggunaan Lahan di kecamatan Langgam ...................................... 75 3.3.1.5. Penggunaan Lahan di Kecamatan Pangkalan Kerinci ...................... 77 3.3.1.6. Penggunaan Lahan di Kecamatan Pelalawan .................................... 79 3.3.1.7. Penggunaan Lahan di Kecamatan Pangkalan Kuras ......................... 80 3.3.1.8. Penggunaan Lahan di Kecamatan Pangkalan Lesung ....................... 81 3.3.1.9. Penggunaan lahan di Kecamatan Teluk Meranti .............................. 83 3.3.1.10. Penggunaan Lahan di Kecamatan Ukui .......................................... 85 3.3.1.11. Penggunaan Lahan di Kecamatan Bandar Petalangan .................... 86 3.3.1.12. Penggunaan Lahan di Kecamatan Bandar Sikijang ........................ 88

3.3.2. Lokasi Kawasan Hutan dan Perkebunan ................................................. 91 3.3.3. Lokasi Kepemilikan Hutan. ..................................................................... 91 3.3.4. Lokasi Kepemilikan Perkebunan ............................................................. 92

3.4. Daerah Aliran Sungai ..................................................................................... 93 3.5. Kondisi Sosial Ekonomi ................................................................................. 95

3.5.1. Ekonomi ................................................................................................... 95 3.5.2. Sosial ........................................................................................................ 96