visi dan misi pembangunan bali - dishanngan.baliprov.go.id · heroik di bali dilaksanakan dengan...
TRANSCRIPT
PEMBANGUNAN BALI 2018-2023
Visi dan Misi
3 KOMPONEN UTAMA BALI ALAM BALI KRAMA/
MANUSIA BALI KEBUDAYAAN BALI
CARA PANDANG MENURUT DIMENSI WAKTU
TRI SEMAYA
ATITA MASA LALU
ANAGATA MASA KINI
WARTAMANA MASA DATANG
ALUR KONSEP SINTESIS ANTITESIS TESIS
ALUR UNTAIAN PROSES/PERKEMBANGAN
DIALEKTIKA DINAMIKA ROMANTIKA
BALI i
9 Kabupaten/Kota
BANGLI
GIANYAR
JEMBRANA
KARANGASEM
57 Kecamatan
716 Desa/Kelurahan
1.488 Desa Pakraman/Desa Adat
Memiliki 4 Pulau
Luas 5.636,66Km2
BADUNG
DENPASAR
KLUNGKUNG
Pulau Bali
P. Nusa Penida
P. Lembongan
P. Ceningan
1
TABANAN
BULELENG
I. PENDAHULUAN 1. Bali yang dulunya dikenal dengan nama Balidwipa, terdiri dari beberapa pulau: 1) Pulau Bali (terbesar), 2) Pulau Nusa
Penida, 3) Pulau Nusa Ceningan, 4) Pulau Nusa Lembongan, 5) Pulau Serangan, dan 6) Pulau Menjangan dengan
luas wilayah sebesar 5.636,66 Km2, yang tersebar di 9(sembilan) Kabupaten/Kota: Badung, Bangli, Buleleng,
Denpasar, Gianyar, Jembrana, Karangasem, Klungkung, dan Tabanan; 57 Kecamatan; 716 Desa/Kelurahan; dan
sebanyak 1.488 Desa Pakraman/Desa Adat. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Bali mencapai sekitar 4,2 juta jiwa,
yang terdiri dari: umat Hindu sebanyak 3.247.283 (83,46%) orang, umat Islam sebanyak 520.244(13,37%) orang, umat
Kristen Protestas sebanyak 64.454(1,66%) orang, umat Kristen Katholik sebanyak 31.397 (0,81%) orang, umat Budha
sebanyak 21.166(0,54%) orang, umat Konghucu sebanyak 427 (0,01%) orang, dan aliran kepercayaan sebanyak
282(0,01%) orang. Dilihat dari jenis kelaminnya penduduk Bali terdiri dari: 50,36% Laki-laki dan 49,64% Perempuan.
Tingkat kepadatan penduduk Bali mencapai 745 orang per kilometer persegi, yang paling padat adalah Kota Denpasar
dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 7.022 orang per kilometer persegi.
Setidaknya ada 3(tiga) unsur utama yang harus dipahami secara konprehensif tentang Bali yaitu: Alam Bali, Krama
Bali (sumber daya manusia), dan Kebudayaan Bali. Ketiga unsur utama tersebut menjadi satu kesatuan tata cara
kehidupan Krama Bali yang berkebudayaan tinggi.
2. Alam Bali merupakan alam yang sangat indah berisi pantai/laut, danau, sungai, dan gunung serta pegunungan;
gunung di hulu, dan pantai di hilir sehingga terjadi bentangan alam Nyegara-Gunung. Bali memiliki sumber daya
alam, hutan, tanah, dan air, sangat terbatas, yaitu: 4 danau; 246 sungai; 24 gunung, dengan 2 gunung berapi (Gunung
Agung dan Gunung Batur), dimana pegunungan tersebut terbentang ditengah-tengah Pulau Bali yang memanjang dari
Barat ke Timur. Bali memiliki lahan pertanian (sawah dan bukan sawah) dengan luas 353.802 hektar dan lahan bukan
pertanian dengan luas 209.864 hektar, kawasan hutan dengan luas 130.686 (23,20%) hektar, yang terdiri dari hutan
lindung, hutan produksi, taman nasional, taman wisata alam, dan taman hutan raya.
Keberadaan Desa Pakraman/Desa Adat di Bali merupakan suatu entitas yang khas/unik dimana di masing-masing
Desa Pakraman/Desa Adat memiliki Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan. Masing-masig Desa Pakraman/Desa
Adat memiliki Pura Kahyangan Tiga (Pura Desa, Pura Puseh, dan Pura Dalem) dan ada pula Desa Pakraman/Desa
Adat yang memiliki Pura Kahyangan Desa lainnya. Tata kehidupan Krama Bali di Desa Pakraman/Desa Adat diatur
dengan Awig-awig dan Pararem yang hanya berlaku di masing-masing Desa Pakraman/Desa Adat atau disebut
dengan Desa Mawacara. Desa Pakraman/Desa Adat merupakan bentuk Desa yang genuine (asli, orisinil, dan asasi)
hasil karya dari para Leluhur/Tetua Bali.
Secara keseluruhan di Bali terdapat: Pura Kahyangan Tiga sebanyak 4.552 Pura, Pura Dang Kahyangan
sebanyak 289 Pura, dan Pura Sat Kahyangan sebanyak 8 Pura yang menyebar dan mengitari wilayah pinggiran
Bali, sehingga Bali dikenal dengan nama Pulau Seribu Pura.
2
I. PENDAHULUAN 3. Bali didiami oleh Krama Bali yang memiliki tata kehidupan dengan kebudayaan yang sangat tinggi berupa adat-
istiadat, agama, tradisi, seni dan budaya, serta kearifan lokal yang khas/unik, indah, menarik, dan suci, serta
memiliki spiritualitas yang tinggi. Tata kehidupan Krama Bali dengan kebudayaan tinggi tersebut diwadahi dalam
Desa Pakraman/ Desa Adat. Desa Pakraman/Desa Adat menjadi wadah menyatunya simbol-simbol dan nilai-nilai
yang bersumber dari adat-istiadat, agama, tradisi, seni dan budaya dalam melaksanakan tata kehidupan Krama Bali
sehari-harinya sehingga terwujud menjadi suatu alam kehidupan, selain khas/unik, indah, dan menarik, juga menjadi
alam kehidupan yang metaksu.
Para Leluhur/Tetua Bali memberikan wejangan cara hidup Krama Bali yang menyatu dengan alam yaitu
perlunya menjaga kelestarian lingkungan hidup untuk menjaga kelangsungan kehidupan: manusia adalah alam itu
sendiri, manusia harus sejalan/seirama dengan alam, „hidup yang menghidupi, urip yang menguripi‟. Hidup harus
menghormati alam, alam ibarat orangtua, oleh karena itu hidup harus mengasihi alam. Wejangan dalam bentuk
Bhisama tertuang dalam Lontar Batur Kelawasan yang berbunyi:
“Ling ta kita nanak akabehan, riwekasan, wenang ta kita pratyaksa ukir lan pasir, ukir pinaka wetuning kara, pasir
angelebur sehananing mala, ri madya kita awangun kahuripan, mahyun ta kita maring relepaking telapak tangan,
aywa kamaduk aprikosa dening prajapatih, yan kita tan eling, moga-moga kita tan amangguh rahayu, doh
panganinum, cendek tuwuh, kageringan, lan masuduk maring padutan.”
Yang artinya:
Ingatlah pesanku, wahai anak-anakku sekalian, di kemudian hari jagalah kelestarian gunung dan laut, gunung
adalah sumber kesucian, laut tempat menghilangkan kekotoran, di tengah “dataran” melaksanakan kegiatan
kehidupan, hiduplah dari hasil tanganmu sendiri, jangan sekali-kali hidup senang dari merusak alam, kalau tidak
mematuhi, kamu terkena kutuk. Tidak akan menemukan keselamatan, kekurangan bahan makanan dan minuman,
terkena berbagai macam penyakit, dan bertengkar sesama saudara.
Tata cara kehidupan yang mengait dan menyatu dalam alam secara sakala dan niskala tersebut tercantum dalam
nilai-nilai Sad Kertih yaitu enam sumber kesejahteraan/ kebahagiaan kehidupan yang terdiri dari: (1) Atma Kertih,
(2) Danu Kertih, (3) Wana Kertih, (4) Segara Kertih, (5) Jana Kertih, dan (6) Jagat Kertih.
3
I. PENDAHULUAN
Tata cara kehidupan yang bersumber dari sistem nilai itu merupakan warisan dari Para Leluhur/Tetua Bali
mengenai cara untuk memelihara/menjaga alam Bali yang bersifat khas/unik, indah, dan suci/metaksu yang
dituangkan menjadi nilai-nilai Tri Hita Karana: yaitu cara hidup untuk memelihara/menjaga 3(tiga)
keseimbangan/keharmonisan manusia, yaitu: pertama, keseimbangan/keharmonisan antara manusia dengan
Hyang Maha Pencipta/ Hyang Widhi Wasa; kedua, keseimbangan/ keharmonisan antara manusia dengan sesama
manusia; dan ketiga, keseimbangan/keharmonisan antara manusia dengan alam beserta lingkungan.
Tata cara kehidupan untuk memelihara keseimbangan/keharmonisan kehidupan Krama Bali dalam ranah
spiritualitas adat, agama, dan budaya dilaksanakan dengan Upakara/ Upacara Pakerthi Yadnya untuk Sad
Kertih yaitu: (1) Tumpek Landep, (2) Tumpek Wariga, (3) Tumpek Kuningan, (4) Tumpek Klurut, (5) Tumpek
Uye/Kandang, (6) Tumpek Wayang. Sistem nilai dalam kebudayaan Bali tersebut terbentuk melalui suatu
pemahaman tentang Manumadi yaitu sifat keutamaan kelahiran sebagai manusia; pemahaman tentang Rta yaitu
hukum alam; dan kewajiban manusia merawat/memelihara keselarasan/keharmonisan hubungan-hubungan
kosmik, nilai tentang keniscayaan Dharma dalam pengembangan kebudayaan, lascarya yaitu sikap yang ikhlas
dalam melaksanakan swadharma yaitu kewajiban hidup manusia, dan Karma Phala yaitu kepercayaan kepada
kehidupan hukum sebab-akibat.
Secara historis dan sosiologis menunjukkan bahwa Krama (masyarakat) Bali adalah manusia yang unggul yaitu
berkualitas dan berintegritas dengan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Dari sisi kualitas, keunggulan Krama
Bali tersebut tercermin dalam potensinya yang luar biasa yaitu jemet (rajin dan tekun), seken, saja, beneh dan
luwih, serta undagi (kreatif dan inovatif). Dengan kualitas tersebut Krama Bali mampu menghasilkan karya-karya
berbasis budaya seperti tari-tarian, tetabuhan, lukisan, patung, arsitektur, dan kerajinan rakyat yang kreatif dan
inovatif yang bernilai tinggi sehingga menarik perhatian masyarakat dunia.
4
I. PENDAHULUAN
Sedangkan dari sisi integritas, keunggulan Krama Bali tercermin dalam sikap dan perilaku kehidupan sehari-harinya
yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal, dengan ciri yang rendah hati: tragia, ipil-ipil (sedikit demi sedikit tetapi
konsisten), lascarya (tulus dan ikhlas), lemuh tusing elung (luwes tetapi tidak mudah patah), dan dabdab(teratur,
sopan, dan matang), serta loyal dan berdedikasi tinggi. Keunggulan Krama Bali tersebut karena sikap dan perilaku
kehidupannya dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai yang bersumber dari ajaran Agama Hindu antara lain: Hukum
Karma Phala, perbuatan yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik atau sebaliknya; Tri Kaya Parisudha, yang
artinya berpikir, berkata, dan berbuat yang benar; Yadnya, artinya ngayah secara tulus dan ikhlas. Ini merupakan
modal sosial yang utama bagi kehidupan Krama Bali; dan Catur Guru Bhakti, yaitu berupa kewajiban untuk : (1)
menghormati Hyang Pencipta/Hyang Widhi, (2) menghormati Leluhur/orangtua, (3) menghormati guru, dan (4)
menghormati pemerintah. Spirit mengenai penyelenggaraan tata kehidupan Krama Bali yang unggul itu bersumber dari
suatu keyakinan Krama Bali bahwa jiwa-jiwa mulia para leluhur tetap hadir dalam keseharian kehidupan mereka.
Tingginya loyalitas dan dedikasi Krama Bali juga tercermin pada sikap dan perilaku dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Hal tersebut tercermin didalam perjuangan Krama Bali bersama-sama rakyat Indonesia dari daerah lain
untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang. Bahkan perjuangan secara
heroik di Bali dilaksanakan dengan perang gerilya, bersifat puputan dari pasukan Ciung Wanara yang dipimpin oleh I
Gusti Ngurah Rai. Pesan paling kuat dan menggetarkan dari Perang Puputan adalah sikap jengah (sedia dan setia
berjuang untuk suatu prinsip) dan lascarya (tulus-ikhlas) membela kemerdekaan negeri, dengan merelatifkan betapa
harta-benda, bahkan jiwa mereka adalah maya. Kemerdekaan (kelepasan,mahardika,moksha) dan kebenaran (nindihin
kepatutan) lebih bermakna/ penting dibandingkan dengan semua hal yang bersifat material.
5
I. PENDAHULUAN
4. Kebudayaan merupakan sumber daya utama; penting dan strategis yang dimiliki oleh Bali. Lahirnya kebudayaan
Bali dapat dilihat dan dipahami dari lintasan sejarah panjang. Bali telah dihuni oleh Bangsa Austronesia sekitar
tahun 2000 sebelum Masehi yang bermigrasi dan berasal dari Taiwan melalui maritim Asia Tenggara.Budaya dan
bahasa dari orang Bali demikian erat kaitannya dengan orang-orang dari kepulauan Indonesia, Malaysia,
Philipina, dan Oseania. Dari potret perjalanan historis wilayah ini, Bali memiliki komposisi masyarakat dan warisan
budayanya yang unik, tidak ada satupun etnis di dunia ini yang persis seperti Bali. Kondisi ini memberi kesan
bahwa Bali bukanlah suatu wilayah migrasi yang baru tumbuh. Bukan tempat-tempat orang yang baru bermukim
untuk membentuk rumah dan lingkungannya melainkan suatu komunitas yang telah sekian lama menempuh
evolusi yang panjang. Keseharian Krama Bali dengan budaya yang unik, senantiasa menampilkan kontur budaya
lokal dan semua itu menunjukkan bahwa perjalanan Bali telah melewati alur sejarah yang panjang. Indikasi
tersebut dapat dilihat dari sekian banyak temuan arkeologis di berbagai wilayah Bali yang menceritakan tentang
masa lalu perjalanan panjang Pulau Bali. Seperti kehidupan pada umumnya, masa lalu Bali direntang dari masa-
masa awal kehidupan.
Zaman Prasejarah Bali merupakan cerita awal dari sejarah Krama Bali yang ditandai oleh kehidupan masyarakat
pada masa itu yang belum mengenal tulisan. Walaupun demikian, berbagai bukti tentang kehidupan masyarakat
pada masa itu dapat menuturkan kembali keadaan zaman prasejarah tersebut dengan bukti-bukti yang ditemukan
melalui penelitian yang berlangsung dalam kurun waktu yang panjang. Salah seorang peneliti prasejarah di Bali
yaitu Dr. H.A.R.Van Heekeren dengan tulisan yang berjudul Sarcopagus on Bali tahun 1954 menampilkan hasil-
hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap benda-benda temuan yang berasal dari tepi pantai Teluk Gilimanuk
diduga bahwa lokasi Situs Gilimanuk merupakan sebuah perkampungan nelayan dari Zaman Perundagian di Bali
sehingga sekarang berdiri sebuah museum di Gilimanuk. Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan hingga
sekarang di Bali, kehidupan masyarakat ataupun penduduk Bali pada zaman prasejarah Bali dapat dibagi
menjadi: masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
6
I. PENDAHULUAN
Pada zaman Perundagian atau zaman Batu Muda, penduduk Bali telah mencapai kemampuan pengolahan logam yang
tinggi. Temuan fragmen cetakan nekara raksasa di Desa Manuaba, Gianyar, yang diduga untuk mencetak Nekara
Pejeng, menunjukkan bahwa nekara ini dibuat di Bali serta menjadi bukti pencapaian teknologi metalurgi dan seni
cetak artwork yang tinggi. Nekara yang disimpan di Pura Penataran Sasih Pejeng, Gianyar, merupakan nekara
terbesar di dunia, mewakili pencapaian tinggi dalam teknologi pengecoran dan craftsmanship. Bahan bakunya tidak
berasal dari kandungan mineral alam Bali, tetapi didatangkan dari luar. Hal ini membuktikan pencapaian yang dini,
adanya mobilitas dan hubungan yang intens dengan kebudayaan luar. Sejak zaman prasejarah, Pulau Bali telah dihuni
oleh masyarakat yang telah mampu melakukan hubungan-hubungan dengan peradaban lain. Perjalanan sejarah
masyarakat yang menghuni pulau ini, adalah peragaan dinamika masyarakat yang menunjukkan
kecenderungan awal manusia Bali sebagai insan yang suka bekerja keras, terbuka, berkemampuan melakukan
mobilitas yang tinggi, memiliki keadaban dan kecenderungan estetik luar biasa.
Zaman Raja Waturenggong dipandang sebagai masa keemasan kebudayaan Bali. Hal tersebut tercermin dalam
pencapaian tradisi aksara dan literasi yang tinggi, sebaran teks yang luas di tengah masyarakat dan tradisi literasi yang
berkesinambungan menjadi warisan terpenting dari periode sejarah. Karya-karya sastra yang luhur lahir dari
Dharmasunya Para Kawi, dan turunannya tersebar melalui Tradisi Nyastra. Khazanah karya kakawin para pendahulu
ini disebut Candi Bahasa, karena berhasil tumbuh, berkembang, dan mengabadikan pencapaian yang tinggi dalam
kesusastraan, ilmu pengetahuan, kehidupan ketata-negaraan, tata kemasyarakatan, dan teknologi. Kesinambungan
tradisi aksara hingga periode kontemporer Bali ini telah memberi sumbangan yang besar pada karakter dan
pencapaian kebudayaan Bali.
Kebudayaan Krama Bali juga tercermin dalam kehidupan masyarakat di Desa Pakraman/Desa Adat yang tersebar di
seluruh wilayah Bali dengan tata kehidupan yang diatur dengan Awig-awig dan Pararem dan memiliki adat-istiadat,
tradisi, seni dan budaya, serta kearifan lokal masyarakat yang menjadi sumber nilai-nilai tata kehidupan Bali. Dengan
nilai-nilai tata kehidupan tersebut, Krama Bali di Desa Pakraman/Desa Adat hidup dalam suatu ikatan masyarakat
komunal, sebagai satuan kelompok masyarakat yang guyub dan memiliki semangat gotong-royong dalam tata
kehidupan yang terikat oleh Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan.
7
I. PENDAHULUAN
Kehidupan budaya Krama Bali juga tercermin dalam pertanian dalam bentuk Sistem Subak sebagai manifestasi dari
filosofi Tri Hita Karana, yang merupakan suatu kearifan lokal dengan budaya sangat tinggi sehingga dikagumi oleh
dunia. Sistem Subak sebagai suatu sistem pertanian budaya Bali mendapat pengakuan dan pelindungan dari
UNESCO, sebagai Warisan Dunia (World Heritage).
Daerah aliran sungai (DAS) Pakerisan dan Acropolis Bedulu, ibukota penting dalam periode Prasejarah dan periode
Sejarah Bali adalah situs yang merupakan museum hidup mengenai tampilan tradisi pertanian yang panjang,
menunjukkan bukti hidupnya tradisi asketis (Dharmasunya di berbagai pasraman/pertapaan), presentasi dari sistem
ketatanegaraan klasik (statecraft) Bali, dan menyimpan kekayaan artefak serta literasi dari beberapa periode.
Hal itu menunjukkan bahwa, dalam alur sejarah panjang kehidupan Krama Bali, kebudayaan merupakan bagian
dari keseharian hidupnya, yang dilakukan secara aktif, baik individu maupun kolektif sehingga kebudayaan Bali
terus hidup dan berkembang secara dinamis di tengah-tengah kehidupan masyarakat sepanjang zaman.
5. Dengan karakteristik alam Bali, kehidupan Krama/masyarakat Bali, dan kebudayaan Bali yang menyatu menjadi
suatu sistem kehidupan masyarakat berdasarkan nilai-nilai adat-istiadat, agama, tradisi seni dan budaya, telah
menjadikan Bali pulau yang kecil, namun memiliki kekhasan, keunikan, dan keindahan serta agung, suci, dan
metaksu yang menarik perhatian dunia. Itulah sebabnya, di dalam Lontar Mpu Kuturan disebutkan bahwa Bali
sebagai Padma Bhuwana, yaitu sebagai pusat dunia, segalanya bermuara di Bali. Oleh karena itu, kiranya
tepat masyarakat dunia, bahkan pemimpin dunia memberi julukan atau sebutan untuk Bali yaitu: The Island of
Gods (Pulau Dewata), The Island of Thousand Temple (Pulau Seribu Pura), The Morning of the World (Mentari
Pagi di Pulau Bali atau Paginya Dunia), The Paradise Island (Pulau Surga), The Last Paradise (Surga Terakhir di
Bumi), dan The Island of Love (Pulau Cinta).
8
II. DINAMIKA PEMBANGUNAN BALI
1. Pembangunan dalam berbagai bidang di Bali secara normatif dilakukan dengan mengacu pada Visi
pembangunan daerah Provinsi Bali Tahun 2005 – 2025 telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Bali Tahun 2005 – 2025 yaitu:
“Bali Dwipa Jaya Berlandaskan Tri Hita Karana”
Sedangkan pencapaian visi dalam jangka menengah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bali Tahun 2008 – 2013 dan berlanjut dengan RPJMD Provinsi Bali Tahun
2013 – 2018.
2. Secara makro, pembangunan Bali telah mencapai hasil yang cukup baik dengan memperhatikan beberapa
indikator berikut:
a. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi yang mencapai diatas 6% pada kurun waktu 2013 – 2016, selalu
berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada kisaran 5% pada kurun waktu
yang sama.
b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terus meningkat dari sebesar 134,4 Triliun pada tahun 2013
menjadi 177,2 Triliun pada tahun 2015.
c. PDRB per kapita atas harga konstan yaitu: sebesar 28,13 Juta pada tahun 2013, sebesar 29,67 Juta pada
tahun 2014, dan sebesar 31,10 Juta pada tahun 2015.
d. Angka inflasi selalu berada dibawah angka rata-rata inflasi nasional.
e. Pertumbuhan ekonomi cukup merata dengan Indeks Gini Rasio cukup rendah yaitu : sebesar 0,403 pada
tahun 2013, sebesar 0,442 pada tahun 2014, dan sebesar 0,340 pada tahun 2015.
f. Rata-rata Pengeluaran Per Kapita sebesar Rp. 13,1 juta per tahun.
g. Jumlah penduduk miskin cukup rendah yaitu: sebanyak 182,800 (4,51%) pada tahun 2013, 196,000
(4,770%) pada tahun 2014, dan sebesar 218,022 (5,25%) pada tahun 2015.
h. Tingkat pengangguran yang cukup rendah yaitu sebesar 1,83% pada tahun 2013, sebesar 1,90% pada
tahun 2014, dan sebesar 1,99% pada tahun 2015.
A. PENCAPAIAN PEMBANGUNAN BALI
9
3. Pembangunan di Bidang Pendidikan menunjukkan hasil yang cukup baik dengan pencapaian:
a. Rata-rata lama sekolah selama 8,8 tahun
b. Harapan lama sekolah mencapai 12,97 tahun
c. Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang pendidikan: SD mencapai 105,0%; SMP mencapai
96,82%; SMA /SMK mencapai 86,61%; dan Pendidikan Tinggi 26,50%
d. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk jenjang pendidikan: SD mencapai 95,64%; SMP mencapai
84,78%; SMA /SMK mencapai 71,53%; dan Pendidikan Tinggi 21,61%
4. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB tersebut sebagian besar ditopang oleh sektor tersier, terutama
sektor pariwisata, yang mencapai 76,72% pada tahun 2013, 77,06% pada tahun 2014, dan 77,52% pada
tahun 2015; sektor sekunder berturut-turut sebesar 6,72%, 6,76%, dan 6,83% serta sektor primer berturut-
turut sebesar 16,56%, 16,17%, dan 15,65% pada kurun waktu yang sama.
5. Data ini menunjukkan bahwa kontribusi sektor pariwisata yang menjadi unsur utama sektor tersier
adalah sangat tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun; sementara kontribusi sektor pertanian
dan sektor tradisional lainnya yang menjadi unsur utama sektor primer adalah sangat rendah dan
cenderung menurun terhadap pertumbuhan ekonomi dan PDRB Provinsi Bali. Data ini juga sekaligus
menunjukkan bahwa: pertama, pembangunan sektor pariwisata di Bali terus meningkat dan telah
menunjukkan hasilnya; kedua, pembangunan pariwisata telah meninggalkan sektor pertanian; dan ketiga,
pembangunan perindustrian serta perdagangan di Bali sama sekali tidak mengalami pertumbuhan
(kemajuan).
6. Namun pembangunan ekonomi tersebut kurang didukung oleh investasi yang memadai, yaitu:
investasi pemerintah hanya sebesar 1,5 Triliun (3,41%) pada tahun 2013, sebesar 1,7 Triliun (3,53%) pada
tahun 2014, dan sebesar 1,8 Triliun (3,34%) pada tahun 2015. Investasi PMA dan PMDN sebesar 11,4 Triliun
(25,43%) pada tahun 2013, sebesar 8,9 Triliun (18,34%) pada tahun 2014, dan sebesar 25,9 Triliun (46,76%)
pada tahun 2015. Sedangkan investasi masyarakat sebesar 32,0 Triliun (71,16%) pada tahun 2013, sebesar
38,0 Triliun (78,13%) pada tahun 2014, dan sebesar 27,6 Triliun(49,1%) pada tahun 2015.
i. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang cukup tinggi dan terus meningkat yaitu 72,09 pada tahun
2013, 72,48 pada tahun 2014, dan 73,27 pada tahun 2015.
j. Angka Harapan Hidup (AHH) yang cukup tinggi dan terus meningkat yaitu: rata-rata umur 71,11 tahun
pada tahun 2013, rata-rata umur 71,20 tahun pada tahun 2014, dan rata-rata umur 71,35 tahun pada
tahun 2015.
A. PENCAPAIAN PEMBANGUNAN BALI
10
7. Pembangunan perekonomian di Bali juga tidak didukung oleh kondisi fiskal yang memadai, ruang
fiskal yang sangat rendah, khususnya yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menjadi
sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yaitu: sebesar 2,0 Triliun pada tahun 2013,
sebesar 2,6 Triliun pada tahun 2014, dan sebesar 3,0 Triliun pada tahun 2015. Besaran PAD Provinsi Bali
juga hanya mengalami sedikit peningkatan (cenderung stagnan) dari tahun ke tahun. Sementara total
pendapatan daerah dalam APBD Provinsi Bali relatif kecil yaitu: sebesar 3,8 Triliun pada tahun 2013,
sebesar 4,2 Triliun pada tahun 2014, dan sebesar 4,9 Triliun pada tahun 2015. Dengan kondisi fiskal yang
sangat rendah tersebut, belanja modal dalam APBD Provinsi Bali menjadi sangat rendah yaitu: sebesar 488,0
Milyar pada tahun 2013, sebesar 428,6 Milyar pada tahun 2014, dan sebesar 635,8 Milyar pada tahun 2015.
Data ini menunjukkan bahwa APBD Provinsi Bali yang telah ada selama ini dari tahun ke tahun tidak
bisa menjadi instrumen kebijakan yang dapat diandalkan dalam menggerakkan perekonomian
masyarakat, khususnya kalau dihadapkan dengan jumlah penduduk dan kebutuhan pelayanan publik
serta sebagai daerah destinasi wisata dunia.
A. PENCAPAIAN PEMBANGUNAN BALI
11
1. Pembangunan Bali secara umum telah berlangsung dengan mencapai sejumlah kemajuan yang memberi
manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Bali yang meliputi peningkatan pendapatan perkapita,
mengurangi angka kemiskinan, mengurangi pengangguran, peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan
pelayanan publik.
Selain memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat Bali, dinamika pembangunan Bali dalam berbagai bidang
telah menimbulkan permasalahan dan tantangan besar yang akan berdampak pada keseluruhan aspek
kehidupan masyarakat dan wilayah Bali di masa kini maupun di masa yang akan datang. Munculnya
permasalahan tersebut tidak saja bersumber dari masalah lokal di Bali tetapi juga bersumber dari interaksi
kehidupan masyarakat dan dampak pembangunan pada tataran nasional dan global.
2. Permasalahan utama dan mendasar yang dihadapi Bali saat ini maupun di masa yang akan datang adalah yang
berkaitan dengan Alam Bali, Krama (manusia) Bali, dan Kebudayaan Bali.
Permasalahan yang berkaitan dengan Alam Bali mencakup masalah pertanian, subak, air dan sumber mata air
seperti laut, danau, sungai, air terjun, mata air kelebutan, dan sumber lainnya, serta masalah lingkungan.
Masalah pertanian yang utama adalah semakin berkurangnya lahan pertanian (sawah, dan bukan sawah)
akibat derasnya alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan sarana prasarana pariwisata (perhotelan,
restoran), perumahan, dan property serta derasnya perpindahan kepemilikan lahan kepada pihak luar Bali.
Derasnya alih fungsi lahan pertanian, juga mengakibatkan tergerusnya subak sebagai budaya pertanian Bali.
Sebagai contoh di Kota Denpasar, 3 subak telah mengalami eliminasi yaitu Subak Kreneng, Subak Yang
Batu, dan Subak Sanglah sehingga Kota Denpasar sekarang ini hanya memiliki 36 subak. Kondisi serupa juga
terjadi di Kabupaten Tabanan dimana Tabanan yang semula memiliki jumlah subak terbesar di Bali, kini jumlah
subak telah mengalami penurunan secara drastis sehingga mengancam posisi Kabupaten Tabanan sebagai
daerah lumbung berasnya Bali. Menurunnya lahan pertanian telah mengakibatkan menurunnya produksi
pangan dan hilangnya investasi untuk irigasi, dan sarana prasarana pertanian lainnya serta rusaknya
lingkungan.
B. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
II. DINAMIKA PEMBANGUNAN BALI
12
Pesatnya pembangunan di bidang pariwisata dan industri jasa juga mengakibatkan semakin rusaknya pantai akibat
abrasi, terjadinya penggerusan dan pendangkalan danau, berkurangnya jumlah sungai yang hidup (aktif),
berkurangnya sumber mata air yang hidup (aktif), semakin berkurangnya air terjun, menurunnya jumlah dan kualitas
air, serta rusaknya ekosistem laut, danau, dan sungai, dan munculnya masalah lingkungan lain yang kompleks.
Pembangunan kepariwisataan baik dari sisi legislasi, kebijakan, dan program yang berkaitan dengan pengembangan
destinasi, promosi, produk, industri, dan jasa pariwisata, serta sumber daya manusia belum tertata secara baik di
seluruh wilayah Bali sehingga terjadi ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota di Bali yang lebih jauh
berdampak pada terjadinya ketidakadilan dan kesenjangan perekonomian antar Kabupaten/Kota. Kondisi ini, secara
struktural dan sistematis mengakibatkan terjadinya kesenjangan pendapatan; antar Kabupaten/Kota di Bali, dan
pendapatan per kapita masyarakat Bali, dan kesenjangan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah Bali
Utara dan di willayah Bali Selatan.
Pembangunan pertanian dan budaya pertanian masyarakat Bali dari sisi legislasi, kebijakan dan program dari hulu
sampai ke hilir belum tertata dengan baik di seluruh wilayah Bali; yang tidak sesuai dengan potensi alamiah yang
dimiliki Kabupaten/Kota; khususnya pada bagian hilir masih sangat tertinggal baik dari segi jumlah maupun kualitas
produksi/komoditas. Kondisi ini telah mengakibatkan tidak tersedianya pangan untuk beberapa jenis pangan guna
memenuhi kebutuhan masyarakat Bali dan para wisatawan manca negara dan domestik yang datang ke Bali,
sehingga harus didatangkan dari luar Bali. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sarana upacara adat dan
keagamaan seperti janur dan bunga sebagian sudah harus didatangkan dari luar Bali.
3. Dari sisi sumber daya manusia, Krama Bali telah mengalami perubahan secara mendasar dari segi cara berpikir,
sikap dan perilaku kehidupan baik secara individu, maupun kolektif. Hal ini ditandai dengan munculnya cara berpikir,
sikap dan perilaku yang cenderung pragmatis, konsumtif, menurunnya moralitas, menurunnya kecintaan terhadap
nilai-nilai adat, tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal serta melemahnya kohesi sosial di masyarakat.
4. Eksistensi Kebudayaan Bali yang meliputi adat-istiadat, agama, tradisi, seni dan budaya, juga terus mengalami
kemunduran yang mencakup jumlah dan kualitas, baik dari segi kelembagaan, sarana prasarana, sumber daya
manusia, sistem nilai, dan pranata budaya. Kondisi tersebut disebabkan oleh kurangnya keberpihakan dari sisi
politik legislasi dan politik anggaran, serta kurangnya komitmen, arah dan kebijakan pemerintah daerah dalam
pembangunan kebudayaan Bali. Pembangunan kebudayaan dalam rangka pemajuan kebudayaan Bali yang
meliputi pelindungan, pembinaan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan secara komprehensif dari
hulu sampai ke hilir belum berjalan secara optimal, yang masih jauh dari harapan dan potensi besar yang
dimiliki Bali.
B. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
13
5. Telah terjadi ketidakseimbangan antara pembangunan pertanian dan kepariwisataan; pembangunan
pertanian jauh tertinggal, tidak selaras, dibandingkan dengan pembangunan kepariwisataan sehingga sektor
pertanian tidak mampu menjadi penopang pembangunan kepariwisataan serta memenuhi kebutuhan wisatawan
manca negara dan domestik. Kondisi ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB yang sangat
kecil bila dibandingkan dengan kontribusi sektor kepariwisataan yang justru terus meningkat terhadap PDRB.
Pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara yang kurang memadai serta transportasi yang kurang baik,
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan publik lokal masyarakat Bali dan untuk memenuhi standar kualitas
pelayanan wisatawan manca negara dan wisatawan domestik yang datang ke Bali. Kondisi ini telah
mengakibatkan terjadinya kepadatan lalu lintas dan kemacetan di beberapa wilayah tertentu seperti di Kota
Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Gianyar yang berakibat pada menurunnya citra Bali sebagai
destinasi wisata dunia.
Pembangunan yang dilaksanakan di seluruh wilayah Bali pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali
cenderung berjalan sendiri-sendiri; kurang terpola, kurang terarah, kurang terintegrasi, dan kurang
bersinergi dalam satu kesatuan wilayah Bali. Kondisi yang bersifat distorsi ini diakibatkan oleh adanya ego
wilayah dan ego sektoral dalam kebijakan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan Kepala Daerah yang
kewenangannya diatur oleh Undang-Undang No.23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta peraturan
pelaksanaannya. Selain akibat berlakunya peraturan perundang-undangan tentang Pemerintahan Daerah,
terjadinya kondisi distorsi tersebut juga diakibatkan oleh faktor-faktor yang bersifat politis, mengingat Kepala
Daerah berasal dari partai politik yang berbeda-beda serta akibat dari kurangnya spirit kebersamaan dalam
membangun wilayah Bali secara utuh.
Arah kebijakan dan pelaksanaan pembangunan Bali semakin meninggalkan nilai-nilai yang menyatukan Alam
Bali, Krama (manusia) Bali, dan Kebudayaan Bali sebagai satu kesatuan kehidupan dengan menjaga
keharmonisan/keseimbangan/keselarasan secara sakala dan niskala yang bersumber dari filosofi Tri Hita
Karana dan nilai-nilai adat, agama, tradisi, seni dan budaya, serta kearifan lokal lainnya. Kondisi demikian;
telah, sedang, dan akan mengakibatkan pudarnya kesucian, spiritualitas, dan taksu Bali sebagai Padma
Bhuwana, sebagai pusat/muara kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat dunia.
B. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
14
6. Bali merupakan wilayah yang sangat kecil dan tidak memiliki sumber daya alam yang menjadi potensi untuk
dikelola sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga kondisi fiskal sangat rendah atau jauh dari
kebutuhan yang memadai untuk mendukung pembiayaan pembangunan di segala bidang. Kondisi fiskal yang
sangat rendah ini tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali dan APBD
Kabupaten/Kota se-Bali, kecuali Kabupaten Badung, dimana besaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari
berbagai sumber dalam 5(lima) tahun terakhir cenderung stagnan, tidak mengalami peningkatan secara
signifikan. Sumber pembiayaan untuk mendukung pembangunan Bali masih sebagian besar mengandalkan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi
Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH). Kondisi fiskal yang sangat rendah ini, mengakibatkan Pemerintah
Bali dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali (kecuali Kabupaten Badung) tidak memiliki sumber pembiayaan
yang memadai untuk mendukung pembangunan Bali di segala bidang khususnya: untuk memelihara alam dan
lingkungan Bali; memelihara adat istiadat,agama, tradisi, seni, dan budaya dalam rangka pemajuan kebudayaan
Bali; pembangunan sarana prasarana, dan pembangunan infrastruktur Bali secara terintegrasi.
7. Peraturan Perundang-undangan yang berlaku secara nasional khususnya yang berkaitan dengan pengaturan
alokasi anggaran dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah berdasarkan pendapatan negara dari
sumber daya alam kurang mendukung/menguntungkan Pemerintah Bali secara keseluruhan, mengingat Bali
tidak memiliki sumber daya alam yang bisa diperhitungkan sebagai hasil berupa sumber pendapatan negara
untuk dialokasikan sebagai Dana Bagi Hasil. Oleh karena itu, Bali harus mampu mengelola sumber daya yang
dimiliki terutama sumber daya kebudayaan yang kaya raya, khas/unik, indah, dan menarik, agar bisa menjadi
sumber perekonomian guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
B. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
15
Dengan mempelajari, menganalisis, dan menghayati secara mendalam bentangan sejarah Bali, dengan sangat jelas dapat ditemukan
bahwa para Leluhur/Tetua Bali telah mewariskan suatu tatanan kehidupan Krama Bali yaitu: suatu tata cara kehidupan yang
menyatu dan menjaga keseimbangan/ keharmonisan antara Alam Bali, Krama (manusia) Bali, dan Kebudayaan Bali yang meliputi
adat-istiadat, agama, tradisi, seni dan budaya bernafaskan agama Hindu secara sakala dan niskala. Inilah tatanan kehidupan Krama
Bali yang bisa disebut dengan Genuine Bali.
Sebagaimana halnya manusia biasa, Krama Bali memerlukan kehidupan layak yang harus dipenuhi dengan tuntutan kebutuhan yang
semakin meningkat berupa kebutuhan dasar, yang meliputi: pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik.
Meningkatnya kebutuhan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik tersebut, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sejalan dengan
meningkatnya aspirasi dan harapan dalam memenuhi kehidupan yang terus berkembang.
Dalam memenuhi kehidupan tersebut Negara telah hadir sebagaimana tujuan kemerdekaan Indonesia yang telah diamanatkan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi: ... untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Orientasi, arah kebijakan dan program pembangunan Bali ke depan merupakan suatu proses pembangunan yang berlangsung secara
sistematis, masif, dan dinamis dalam tataran lokal, nasional, dan global haruslah bisa memastikan setidaknya menyangkut 3(tiga) hal
yang sangat penting dan strategis bagi masa depan Krama Bali yaitu: pertama, bisa menjaga/memelihara keseimbangan Alam,
Krama (manusia), dan Kebudayaan Bali (Genuine Bali); kedua, bisa memenuhi kebutuhan, harapan, dan aspirasi Krama Bali
dalam berbagai aspek kehidupan; dan ketiga, memiliki kesiapan yang cukup dalam mengantisipasi/menghadapi munculnya
permasalahan dan tantangan baru dalam tataran lokal, nasional, dan global yang akan berdampak secara positif maupun negatif
terhadap kondisi di masa yang akan datang.
Sejalan dengan orientasi dan arah kebijakan tersebut, pembangunan kebudayaan Bali harus ditempatkan sebagai hulu
pembangunan Bali dalam berbagai sektor/bidang secara konprehensif atau mengarusutamakan budaya dalam berbagai aspek
pembangunan Bali; serta pembangunan pertanian dan kebudayaan Bali harus diposisikan sebagai fundamental atau pilar utama
dalam membangun perekonomian Bali.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, ke depan, arah regulasi daerah dan kebijakan pembangunan sumber daya Bali terutama
sektor pertanian dan kebudayaan harus mampu menghasilkan dan memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, termasuk
kebutuhan dasar air dan listrik bagi Krama Bali.
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
16
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
17
Oleh karena itu, orientasi, arah kebijakan dan program pembangunan Bali ke depan harus ditata kembali yang
diselenggarakan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam satu kesatuan wilayah Bali
yang berpihak dan taat asas pada Genuine Bali yaitu dengan menerapkan konsep Pola Pembangunan Semesta
Berencana guna mewujudkan kehidupan Krama Bali yang sejahtera dan bahagia serta mewujudkan Gumi /wilayah
Bali yang sesuai dengan Prinsip Trisakti Bung Karno, Bapak Proklamator dan Bapak Bangsa yaitu: berdaulat
secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan dalam koridor Ideologi Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika.
Orientasi, arah kebijakan dan Program Pembangunan Bali di masa datang yang diselenggarakan dengan menerapkan
Pola Pembangunan Semesta Berencana, merupakan untaian benang merah yang menghubungkan Bali dalam
dimensi waktu menurut konsep Tri Semaya: Atita (masa lalu), Nagata (masa kini), dan Wartamana (masa datang),
yaitu kondisi Bali di masa lalu, kondisi Bali di masa kini, dan kondisi Bali di masa datang. Bali di masa lalu ditandai
oleh masa keemasan kebudayaan Bali, sebagai masa Romantika; Bali di masa kini ditandai oleh dinamika
pembangunan yang hasilnya memberi manfaat bagi kesejahteraan Krama Bali, namun sekaligus juga menimbulkan
masalah dan tantangan baru, sebagai masa Dinamika; dan Bali di masa datang merupakan suatu kondisi baru
(sintesis) yang dirumuskan berdasarkan suatu proses dan hasil dari tesis dan antitesis terhadap kondisi Bali di
masa lalu, di masa kini, dan kebutuhan serta permasalahan dan tantangan Bali di masa datang, sebagai masa
Dialektika.
Dengan pola pembangunan demikian, akan terbangun kondisi yang diyakini mampu mengantarkan Bali menuju Era
Baru, yaitu suatu Era yang ditandai dengan tatanan kehidupan baru; Bali yang Kawista, Bali kang tata-titi
tentram kerta raharja, gemah ripah lohjinawi, yakni tatanan kehidupan holistik yang meliputi 3(tiga) dimensi
utama: Dimensi pertama, bisa menjaga/memelihara keseimbangan Alam, Krama (manusia), dan Kebudayaan
Bali (Genuine Bali); Dimensi kedua, bisa memenuhi kebutuhan, harapan, dan aspirasi Krama Bali dalam berbagai
aspek kehidupan; dan Dimensi ketiga, memiliki kesiapan yang cukup dalam mengantisipasi/menghadapi munculnya
permasalahan dan tantangan baru dalam tataran lokal, nasional, dan global yang akan berdampak secara positif
maupun negatif terhadap kondisi di masa yang akan datang. Dimensi ketiga merupakan suatu manajemen resiko (risk
management) dalam mengantisipasi terjadinya permasalahan dan tantangan baru di masa yang akan datang.
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
18
Dimensi Pertama: terpeliharanya keseimbangan Alam, Krama, dan Kebudayaan Bali (Genuine Bali)
Alam Bali :
- Memelihara dan melestarikan keagungan, kesucian, dan taksu Alam Bali; tempat-tempat suci, laut, danau, sungai,
sumber mata air lain, gunung, hutan, tumbuh-tumbuhan (pertanian dan perkebunan), dan lingkungan alam secara
niskala dengan melaksanakan Upakara/Upacara Pakertih Yadnya secara periodik, yaitu: Atma Kertih, Segara Kertih,
Wana Kertih, Danu Kertih, Jana Kertih dan Jagat Kertih.
- Sedangkan secara sakala, upaya memelihara dan melestarikan Alam Bali dilaksanakan dengan regulasi, kebijakan,
dan program untuk konservasi alam: perlindungan tempat-tempat suci, laut, danau, sungai, sumber mata air lain,
gunung, hutan, tumbuh-tumbuhan (pertanian dan perkebunan), dan lingkungan alam sehingga Alam Bali menjadi hijau,
indah, dan bersih.
- Menjadikan Bali sebagai Padma Bhuwana, sebagai pusat atau muaranya dunia dan sebagai pusat peradaban dunia.
Krama Bali :
- Mengembangkan tata kehidupan Krama Bali berdasarkan nilai-nilai filsafat Sad Kertih baik secara sakala maupun niskala: Atma Kertih, Danu Kertih, Wana Kertih, Segara Kertih , Jana Kertih, dan Jagat Kertih.
- Mengembangkan jatidiri, integritas, dan kualitas Krama Bali sesuai dengan nilai-nilai adat istiadat, agama, tradisi, seni, dan budaya, serta kearifan lokal masyarakat Bali, yaitu:
Pertama, tampilnya jatidiri Krama Bali dalam bentuk rasa syukur, bahagia, dan bangga dilahirkan sebagai orang Bali;
Kedua, tampilnya integritas Krama Bali dalam bentuk karakter positif, etika, moralitas, kejujuran, disiplin, ketekunan/keuletan, dan kecintaan dalam setiap aktvitas kehidupan;
Ketiga, tampilnya kualitas Krama Bali dalam bentuk kompetensi, profesional, kreatif, inovatif, dan memiliki daya saing dengan semangat pantang menyerah.
Kebudayaan Bali:
- Memajukan Kebudayaan Bali dari hulu sampai ke hilir yang meliputi: adat istiadat, agama, tradisi, seni, dan budaya, serta kearifan lokal Bali melalui upaya pelindungan, pembinaan, pengembangan, dan pemanfaatan obyek pemajuan kebudayaan.
- Menjadikan Kebudayaan Bali sebagai hulu pembangunan Bali yang menjiwai segala aspek pembangunan Bali; mengarusutamakan budaya dalam berbagai aspek pembangunan Bali.
- Menjadikan Kebudayaan Bali sebagai basis dan pilar utama pembangunan perekonomian masyarakat Bali.
Selanjutnya orientasi, arah kebijakan dan program
pembangunan Bali ke depan dituangkan dalam Visi, Misi, dan
Program Pembangunan Bali Tahun 2018 – 2023 yang
diuraikan sebagai berikut.
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
19
Selanjutnya orientasi, arah kebijakan dan program pembangunan Bali ke depan dituangkan dalam Visi, Misi, dan
Program Pembangunan Bali Tahun 2018 – 2023 yang diuraikan sebagai berikut.
Dimensi Kedua, terpenuhinya kebutuhan, harapan, dan aspirasi Krama Bali dalam berbagai aspek kehidupan.
- Terpenuhinya kebutuhan dasar Krama Bali: pangan, sandang, papan, air, listrik, kesehatan, dan pendidikan dalam
jumlah dan kualitas yang memadai.
- Terpenuhinya jaminan sosial dan perlindungan tenaga kerja Krama Bali.
- Terpenuhinya kebutuhan pelayanan dalam pelaksanaan kehidupan adat, agama, tradisi, seni, dan budaya bagi
Krama Bali: sarana-prasarana, transportasi, dan infrastruktur dalam jumlah dan kualitas yang memadai.
- Terpenuhinya pendapatan per kapita, dan tersedianya lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan bagi Krama Bali.
- Terpenuhinya rasa aman dan nyaman kehidupan Krama Bali.
Dimensi Ketiga, memiliki kesiapan yang cukup (suatu manajemen resiko) dalam mengantisipasi/menghadapi
munculnya permasalahan dan tantangan baru, dalam tataran lokal, nasional, dan global yang akan berdampak secara
positif maupun negatif terhadap kondisi di masa yang akan datang.
- Penguatan dan pelembagaan adat, agama, tradisi, seni, dan budaya agar tetap kokoh.
- Pengarusutamaan sumber daya lokal Bali dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam pengembangan dan
pengelolaan perekonomian.
- Peningkatan daya saing Krama Bali.
- Membangkitkan kembali rasa jengah sebagai orang Bali dan rasa tindih terhadap Bali.
- Memperkuat rasa kebersamaan, budaya gotong royong, dan sikap-sikap kolektif Krama Bali.
Dengan tiga dimensi tersebut akan terwujud kehidupan Krama Bali dan Gumi Bali sesuai dengan Prinsip Trisakti
Bung Karno: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
A. VISI:
“NANGUN SAT KERTHI LOKA BALI” Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana.
Yang mengandung makna;
“Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali Beserta Isinya, Untuk Mewujudkan
Kehidupan Krama Bali Yang Sejahtera dan Bahagia, Sakala-Niskala Menuju Kehidupan
Krama dan Gumi Bali Sesuai Dengan Prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara
Politik, Berdikari Secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan Melalui
Pembangunan Secara Terpola, Menyeluruh, Terencana, Terarah, dan Terintegrasi Dalam
Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila 1 Juni
1945.”
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
20
B. MISI :
Dalam Mewujudkan VISI tersebut ditempuh melalui 22 (dua puluh dua) MISI Pembangunan Bali yang menjadi
arah kebijakan Pembangunan Bali sebagai pelaksanaan Pola Pembangunan Semesta Berencana.
1. Memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, dan papan dalam jumlah dan kualitas yang
memadai bagi kehidupan Krama Bali.
2. Mewujudkan kemandirian pangan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian, dan meningkatkan
kesejahteraan petani.
3. Mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat yang terjangkau, merata, adil dan berkualitas serta
didukung dengan pengembangan sistem dan data base riwayat kesehatan Krama Bali berbasis kecamatan.
4. Memastikan tersedianya pelayanan pendidikan yang terjangkau, merata, adil, dan berkualitas serta
melaksanakan wajib belajar 12 tahun.
5. Mengembangkan sistem pendidikan dasar dan pendidikan menengah berbasis keagamaan Hindu dalam
bentuk Pasraman di Desa Pakraman/Desa Adat.
6. Mengembangkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi yaitu berkualitas dan berintegritas:
bermutu, profesional dan bermoral serta memiliki jati diri yang kokoh yang dikembangkan berdasarkan nilai-
nilai kearifan lokal Krama Bali.
7. Mengembangkan sistem jaminan sosial secara konprehensif dan terintegrasi bagi kehidupan Krama Bali
sejak mulai kelahiran, tumbuh dan berkembang sampai akhir masa kehidupannya.
8. Menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, produktif, berkualitas dan memiliki daya saing tinggi serta
memperluas akses kesempatan kerja di dalam dan di luar negeri.
9. Mengembangkan sistem jaminan sosial dan perlindungan tenaga kerja yang komperhensif, mudah
dijangkau, bermutu, dan terintegrasi bagi Krama Bali yang bekerja di dalam dan di luar negeri.
10. Memajukan kebudayaan Bali melalui peningkatan pelindungan, pembinaan, pengembangan dan
pemanfaatan nilai-nilai adat, agama, tradisi, seni, dan budaya Krama Bali.
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
21
11. Mengembangkan tata kehidupan Krama Bali secara sakala dan niskala berdasarkan nilai-nilai filsafat Sad
Kertih yaitu Atma Kertih, Danu Kertih, Wana Kertih, Segara Kertih, Jana Kertih, dan Jagat Kertih.
12. Memperkuat kedudukan, tugas dan fungsi Desa Pakraman/ Desa Adat dalam menyelengarakan kehidupan
krama Bali yang meliputi Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan.
13. Mengembangkan destinasi dan produk pariwisata baru berbasis budaya dan berpihak kepada rakyat yang
terintegrasi antar kabupaten/kota se-Bali.
14. Meningkatkan promosi pariwisata Bali di dalam dan di luar negeri secara bersinergi antar kabupaten/kota se-
Bali dengan mengembangkan inovasi dan kreatifitas baru.
15. Meningkatkan standar kualitas pelayanan kepariwisataan secara konprehensif.
16. Membangun dan mengembangkan pusat-pusat perekonomian baru sesuai dengan potensi kabupaten/kota di
Bali dengan memberdayakan sumber daya lokal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dalam arti luas.
17. Membangun dan mengembangkan industri kecil dan menengah berbasis budaya (branding Bali) untuk
memperkuat perekonomian Krama Bali.
18. Meningkatkan pembangunan infrastruktur (darat, laut dan udara) secara terintegrasi serta konektivitas antar
wilayah untuk mendukung pembangunan perekonomian serta akses dan mutu pelayanan publik di Bali.
19. Mengembangkan sistem keamanan terpadu yang ditopang dengan sumber daya manusia serta sarana
prasarana yang memadai untuk menjaga keamanan daerah dan Krama Bali serta keamanan para wisatawan.
20. Mewujudkan kehidupan Krama Bali yang demokratis dan berkeadilan dengan memperkuat budaya hukum,
budaya politik dan kesetaraan gender dengan memperhatikan nilai-nilai budaya Bali.
21. Mengembangkan tata kehidupan Krama Bali, menata wilayah, dan lingkungan yang, hijau, indah, dan
bersih.
22. Mengembangkan sistem tata kelola pemerintahan daerah yang efektif efisien, terbuka, transparan, akuntabel
dan bersih serta meningkatkan pelayan publik terpadu yang cepat, pasti dan murah.
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
22
Sejalan dengan Visi dan Misi Pembangunan Bali sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka arah kebijakan
dan program Pembangunan Bali Tahun 2018- 2023 sebagai pelaksanaan Pola Pembangunan Semesta
Berencana yang dituangkan dalam 2 kelompok program yaitu, Program Prioritas dan Program Pendukung
yang mencakup hulu sampai hilir.
PROGRAM PRIORITAS MENCAKUP 5 BIDANG
Bidang 1 : Pangan, Sandang dan Papan
Bidang 2 : Kesehatan dan Pendidikan
Bidang 3 : Jaminan Sosial dan Ketenagakerjaan
Bidang 4 : Adat, Agama, Tradisi, Seni dan Budaya
Bidang 5 : Pariwisata
Pembangunan 5 Bidang Prioritas tersebut mencakup pembangunan yang dipolakan dan diintegrasikan di seluruh
Bali dan pembangunan yang dikembangkan sesuai dengan potensi masing-masing wilayah Kabupaten/Kota.
Adapun rincian Program Prioritas adalah sebagai berikut.
C. PROGRAM :
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
23
BIDANG 1 : PANGAN, SANDANG DAN PAPAN
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
BIDANG PANGAN
Arah kebijakan dan program pembangunan yang berkaitan dengan pangan, mulai dari hulu sampai ke hilir berorientasi
pada upaya pemenuhan dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk: kebutuhan Krama Bali, kebutuhan para
wisatawan, dan berorientasi untuk ekspor.
1. Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
a. Melakukan penelitian dan pengembangan guna meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian dalam
rangka kedaulatan pangan di Bali.
b. Memetakan potensi Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kelautan dan Perikanan di Kabupaten/Kota se- Bali.
1) Tanaman Pangan yang menjadi unggulan integrasi Kabupaten/Kota se-Bali: padi
2) Hortikultura yang menjadi unggulan integrasi Kabupaten/Kota se-Bali: sayuran(kol, sawi, wortel, kacang
panjang, kangkung, kelor, gonda); buah-buahan(manggis, pisang, pepaya, mangga, rambutan)
3) Perkebunan yang menjadi unggulan integrasi Kabupaten/Kota se-Bali: kelapa
4) Peternakan Lokal Bali yang menjadi unggulan integrasi Kabupaten/Kota se-Bali: sapi bali, babi bali, ayam
bali, itik bali (termasuk bebek putih jambul).
c. Program yang mendukung peningkatkan ketahanan pangan melalui kedaulatan beras.
1) Perlindungan sawah.
2) Perlindungan Sumber Daya Air.
3) Perlindungan kesuburan tanah.
4) Meningkatkan akses terhadap sarana produksi yaitu benih, bibit, pupuk, pestisida bermutu.
5) Memberi bantuan sapi kepada petani untuk menghasilkan pupuk organik, dan untuk pengembangan
biogas.
6) Memberi bantuan sapi dan biogas kepada petani yang tinggal di sawah/kebun.
7) Menghidupkan Sekaa Manyi dan lainnya yang berbasis Pertanian.
8) Penyediaan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk budi daya.
9) Pendampingan dan pelatihan petani.
10) Pemberian insentif dan penghargaan bagi petani berprestasi.
24
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
11) Memperkuat kelembagaan Subak untuk menangani pasca panen hasil pertanian dalam bentuk Koperasi
Tani.
12) Merevitalisasi fungsi jineng/klumpu/gelebeg dalam menyangga stock pangan daerah.
13) Membentuk Badan Usaha Miliki Daerah (BUMD) untuk menangani hasil-hasil Pertanian: memberikan
subsidi harga jual hasil pertanian, memberikan jaminan kepastian harga hasil Pertanian.
14) Menyalurkan hasil-hasil pertanian lokal Bali ke hotel, restoran, usaha dan jasa yang bergerak di sektor
Pariwisata.
d. Mengembangkan pertanian Taman Gumi Banten unggulan integrasi Kabupaten/Kota se-Bali, terdiri dari:
1) Berbagai jenis kelapa untuk sarana upakara (nyuh gading, nyuh gadang, nyuh bulan, dst)
2) Berbagai jenis buah untuk sarana upakara (buah pinang, buah pisang, buah tingkih, pangi, tebu dst)
3) Berbagai jenis bunga untuk sarana upakara (sandat, cempaka, jepun, tunjung, dst)
4) Berbagai jenis pohon untuk sarana upakara/Taru Pramana (majegau, cendana, dapdap, base, kelor,
medori, kayu tulak, dst)
e. Mendorong pemanfaatan secara optimal tanah pekarangan, lahan kosong, dan lahan tidak produktif untuk
ditanami tanam-tanaman (sayuran, buah-buahan, bunga) untuk mendukung kebutuhan upakara yang sesuai
dengan kondisi geografis melalui pemanfaatan teknologi produksi.
f. Pemuliabiakan dan pengembangan untuk pelestarian tanaman langka unggulan integrasi Kabupaten/Kota se-
Bali: buah juwet, buah sentul, buah mengkudu
g. Mendorong Program Revitalisasi Subak Lestari/Subak Abadi di Kabupaten/Kota se-Bali.
h. Membangun industri pengolahan hasil pertanian.
i. Fasilitasi kebijakan perdagangan hasil pertanian antar daerah di luar Bali.
25
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
2. Program sesuai potensi/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota :
a. Memetakan potensi Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kelautan dan Perikanan di Kabupaten/Kota se-
Bali.
1) Tanaman Pangan yang menjadi potensi/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota: jagung,
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar
2) Hortikultura yang menjadi potensi/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota : ketimun, semangka,
melon, durian, rambutan, jambu air, jambu biji, nanas, alpukat, salak, sawo, duku, jeruk, strawberry,
wani, buah naga, tanaman hias
3) Perkebunan yang menjadi potensi/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota : kopi, cengkeh,
vanili, kakao
4) Peternakan Lokal Bali yang menjadi potensi/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota : kambing,
kelinci, lebah, anjing kintamani, anjing belang bungkem
5) Perikanan yang menjadi potensi/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota : Ikan air tawar, Ikan air
laut, Ikan air payau
b. Pemuliabiakan dan pengembangan untuk pelestarian tanaman langka potensi/kemampuan masing-masing
Kabupaten/Kota : buah mundeh, buah wani, buah leci, buah ceroring, buah jerungga, buah boni, buah
badung, buah bekul, buah gatep, buah kalimoko, buah delima, tabia bun, kesuna bali, kentang bali
c. Mengembangkan Pertanian Organik dalam rangka diversifikasi pangan.
1) Membuat pilot project di masing-masing Kabupaten/Kota.
2) Membangun komunikasi dan sinergi antara produsen, konsumen, dan distributor serta pemangku
kepentingan lainnya.
3) Mengadakan sosialisasi secara intensif kepada Petani, konsumen, dan pemangku kepentingan
lainnya.
4) Memasukkan pendidikan Pertanian Organik dalam kurikulum (muatan lokal) dan/atau sebagai salah
satu kegiatan ekstrakurikuler pada jenjang TK hingga SMA.
26
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
d. Mengembangkan pertanian hidroponik dan pertanian perkotaan (Urban Farming).
e. Membangun Industri Pengolahan hasil Pertanian:
1) Industri Pengolahan gabah di Kabupaten Tabanan.
2) Industri Pengolahan buah-buahan di Kabupaten Buleleng.
3) Industri Pengolahan kopi dan tanaman obat (simplicia) di Kabupaten Bangli.
4) Industri Pengolahan buah menjadi wine di Kabupaten Gianyar.
f. Menerapkan sistem pertanian organik di sekitar: Danau Batur di Kabupaten Bangli, Danau Buyan dan Danau
Tamblingan di Kabupaten Buleleng, Danau Beratan di Kabupaten Tabanan dengan cara memberikan bantuan
sapi dan biogas.
g. Mengembangkan Budidaya Ikan :
1) Kabupaten Buleleng : Budidaya ikan konsumsi dan ikan hias
2) Kabupaten Bangli : Budidaya Ikan air tawar
3) Kabupaten Gianyar : Budidaya Ikan laut, udang galah
4) Kabupaten Badung : Budidaya ikan air laut
5) Kabupaten Tabanan : Budidaya ikan air laut dan air tawar
6) Kabupaten Jembrana : Budidaya ikan air laut
27
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
BIDANG SANDANG
Arah kebijakan dan program pembangunan yang berkaitan dengan sandang, mulai dari hulu sampai ke hilir
berorientasi pada upaya pemenuhan dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk: kebutuhan Krama Bali,
kebutuhan para wisatawan, dan berorientasi untuk ekspor.
Program sesuai potensi/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota :
a. Penyediaan bahan baku tenun.
b. Pemberian bantuan kredit dengan bunga ringan.
c. Peningkatan kapasitas masyarakat pelaku usaha tenun.
d. Pembentukan dan penguatan koperasi perajin tenun.
e. Fasilitasi pemasaran, promosi, dan optimalisasi penyerapan produk kerajinan tenun.
BIDANG PAPAN
Arah kebijakan dan program pembangunan yang berkaitan dengan papan, berorientasi pada upaya pemenuhan
dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk: kebutuhan Krama Bali, dan kebutuhan para wisatawan.
Program sesuai kebutuhan/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota:
a. Pemberian bantuan untuk membangun/merehabilitasi rumah yang tidak layak huni dengan anggaran sebesar
Rp. 50 Juta perunit.
b. Penyediaan rumah layak huni untuk masyarakat miskin.
c. Pembuatan sumur bor untuk wilayah yang belum mendapat pelayanan PDAM.
d. Pembangunan instalasi pengolahan sampah.
e. Pembangunan dan normalisasi sanitasi pemukiman.
BIDANG 1 : PANGAN, SANDANG DAN PAPAN
28
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
BIDANG KESEHATAN
Arah kebijakan dan program pembangunan yang berkaitan dengan kesehatan, berorientasi pada upaya pemenuhan
dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk: kebutuhan Krama Bali.
1. Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
a. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dengan standar dan kualitas yang sama :
Pembangunan POSKESDES dan POLINDES/PUSTU di masing-masing Desa/Kelurahan seluruh
Kabupaten/Kota se-Bali.
b. Mendorong/Fasilitasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Se-Bali untuk mengadakan mobil keliling
pelayanan kesehatan ke Desa-Desa (pelayanan kegawat daruratan).
c. Membangun Puskesmas Rawat Inap yang berkualitas sesuai standar ISO dengan model bangunan dan
standar yang sama di semua Kecamatan se-Provinsi Bali.
d. Pengangkatan tenaga medis dan paramedis untuk ditugaskan di Puskesmas Pembantu, Puskesmas Rawat
Inap, Rumah Sakit Tanpa Kelas, dan RSUD yang tetap disesuaikan dengan kebutuhan.
e. Pengadaan Dokter Spesialis Kandungan dan Anak melalui pola ikatan dinas yang ditugaskan di Puskesmas
Rawat Inap; perekrutan dilakukan dengan sistem kuota dan melakukan MOU dengan Universitas Udayana
(Fakultas Kedokteran); dan membuat regulasi tentang penambahan Dokter Spesialis di seluruh
Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.
f. Peningkatan sarana, prasarana, dan alat kesehatan Puskesmas, Puskesmas Rawat Inap, Rumah Sakit
Tanpa Kelas, dan RSUD milik Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Bali.
g. Pengembangan sistem dan data based riwayat kesehatan dan pelayanan kesehatan Krama Bali berbasis
Kecamatan yang terintegrasi (RS milik Pemda dan Swasta) di seluruh wilayah Bali.
h. Mengembangkan program pelayanan kesehatan gratis dengan format Krama Bali Sehat (KBS) yang
dikembangkan/disempurnakan (cakupan layanan dan tata laksana) dari program Jaminan Kesehatan Bali
Mandara (JKBM).
i. Pengembangan Rumah Sakit Khusus berstandar internasional.
BIDANG 2 : KESEHATAN DAN PENDIDIKAN
2. Program sesuai kebutuhan/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota :
Pembangunan pusat rehabilitasi penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana.
29
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023 BIDANG PENDIDIKAN
Arah kebijakan dan program pembangunan yang berkaitan dengan pendidikan, berorientasi pada upaya pemenuhan dalam jumlah
dan kualitas yang memadai untuk kebutuhan Krama Bali
1. Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
a. Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan PAUD/TK secara Gratis
1) Perluasan dan pemerataan akses pendidikan PAUD/TK di Desa Pakraman/Desa Adat: Pendidikan PAUD/TK
berbahasa Bali, Pendidikan PAUD/TK Hindu.
2) Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan : Alat Peraga Edukasi (APE).
3) Pemenuhan Guru PAUD/TK.
4) Pendidikan PAUD/TK yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah atau masyarakat.
b. Pemenuhan kebutuhan pendidikan dasar (SD dan SMP) secara Gratis
1) Perluasan dan pemerataan akses pendidikan SD dan SMP
2) Peningkatan mutu pendidikan SD dan SMP
3) Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan SD dan SMP.
c. Pemenuhuan kebutuhan pendidikan menengah dan menyelenggarakan Program Wajib Belajar 12 Tahun secara Gratis
(Sinergi antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota)
1) Perluasan dan pemerataan akses pendidikan SMA dan SMK, dengan komposisi: 40% pendidikan SMA, 60%
pendidikan SMK Pembangunan pendidikan SMK disesuaikan dengan potensi Kabupaten/Kota.
Perluasan dan pemerataan akses pendidikan SMA dan SMK melalui: Penambahan Ruang Kelas Baru (RKB),
Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB).
2) Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan : Laboratorium, Perpustakaan, Penyediaan buku-buku pelajaran,
Pemberian subsidi untuk buku pelajaran, Sarana untuk olah raga, seni, dan budaya, Sarana teknologi informasi (TI),
Sarana untuk Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Sarana untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler
3) Pemenuhan Guru SMA dan Guru SMA Pendidikan Keagamaan Hindu.
4) Pemenuhan Guru SMK dan Guru SMK Pendidikan Kegamaan Hindu sesuai dengan kebutuhan pendidikan vokasi
(keahlian/keterampilan).
5) Pemenuhan sarana dan prasarana untuk kegiatan workshop.
d,. Mendirikan Pendidikan berbasis Keagamaan Hindu: PAUD/TK, SD, SMP, SMA, dan SMK dalam bentuk Pasraman
(formal,non formal, dan informal) sesuai dengan Peraturan Menteri Agama RI No. 56 Tahun 2014 tentang Pendidikan
Keagamaan Hindu.
2. Program sesuai kebutuhan/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota :
Mendirikan Perguruan Tinggi Negeri dalam bentuk Akademi Komunitas untuk menghasilkan lulusan memiliki keahlian sesuai
dengan kebutuhan/potensi yang dimiliki di Gianyar, Jembrana, Karangasem, Bangli, dan Klungkung.
30
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
BIDANG JAMINAN SOSIAL
Arah kebijakan dan program pembangunan yang berkaitan dengan jaminan sosial, berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan Krama
Bali.
1. Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
a. Pemberian santunan dan tunjangan kepada penderita cacat permanen dan lanjut usia.
b. Memastikan Jaminan Sosial Wajib, yang terdiri dari Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Pensiun,
Jaminan Hari Tua dan Jaminan Kematian.
c. Pemberian Santunan Kematian Masyarakat (Santimas).
d. Fasilitasi dan pemberian bantuan (subsidi) untuk pelaksanaan upacara Pitra Yadnya: Ngaben Gotong Royong
2. Program sesuai kebutuhan/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota :
a. Perluasan dan penambahan fasilitas Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Bangli.
b. Pembangunan Rumah Sakit Rehabilitasi Narkoba di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Buleleng.
BIDANG 3 : JAMINAN SOSIAL DAN KETENAGAKERJAAN
BIDANG KETENAGAKERJAAN
Arah kebijakan dan program pembangunan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan Krama Bali.
Bali perlu fokus pada penyiapan ketenagakerjaan (sumber daya manusia) yang spesifik yaitu: pertanian moderen, pariwisata, industri kreatif
berbasis budaya, arsitektur dan desain, pengobatan tradisional, dan SPA.
1. Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
a. Membangun kerjasama dan memperkuat hubungan dengan dunia usaha dan industri, baik dalam maupun luar negeri.
b. Membangun kerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota di luar Bali
c. Melakukan kerjasama dengan negara-negara tetangga dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keahlian dengan magang
tenaga kerja untuk mendorong terciptanya wirausaha baru pasca magang diluar negeri.
d. Fasilitasi kebijakan pinjaman lunak kepada pekerja Indonesia (masyarakat Bali) yang ke luar negeri untuk menjadi pengusaha muda
dalam rangka menyerap tenaga kerja.
e. Mewajibkan kepada para investor/pengusaha untuk memprioritaskan pemanfaatan tenaga kerja lokal Bali.
f. Membangun kawasan untuk pekerja sektor informal : Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berciri khas Bali.
2. Program sesuai potensi/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota :
Meningkatkan kompetensi produktivitas dan daya saing tenaga kerja :
a. Revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) disesuaikan dengan potensi masing-masing daerah. (misalnya: Pariwisata, Pertukangan,
Bengkel, Tenun Ikat, inovasi Pertanian, Kerajinan dll).
b. Pembangunan Techno Park di Kota Denpasar dan Kabupaten Jembrana dalam rangka menyediakan fasilitas layanan pendidikan dan
kesehatan bagi tenaga kerja.
31
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
BIDANG ADAT
Arah kebijakan dan program pembangunan yang berkaitan dengan adat, berorientasi pada keberpihakan (afirmasi) dalam memajukan adat
istiadat Krama Bali yang meliputi: pelindungan, pembinaan, pengembangan, dan pemanfaatan adat istiadat Krama Bali.
1. Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
a. Memperkuat dan memberdayakan kedudukan serta kewenangan Desa Pakraman/Desa Adat sebagai lembaga untuk menyelenggarakan
fungsi:
1) Parahyangan, Palemahan, dan Pawongan, serta awig-awig dan pararem.
2) Pendidikan berbasis keagamaan Hindu (khususya pendidikan non formal).
3) Pelestarian dan pembinaan seni, budaya, dan kearifan lokal bagi Krama Bali termasuk sekehe teruna-teruni (generasi muda).
4) Memperkuat jatidiri dan integritas moral Krama Bali sesuai dengan nilai-nilai adat-istiadat, agama, tradisi, seni dan budaya, serta
kearifan lokal.
5) Mengembangkan perekonomian rakyat (Pasar Adat, LPD, BUM Desa Adat, Toko Moderen yang berpenampilan seperti Alfamart)
b. Program Penguatan Adat-Istiadat
1) Penguatan lembaga-lembaga yang ada di Desa Pakraman/Desa Adat: Banjar, Sekeha Teruna dan Sekeha-sekeha lainnya, dan
lembaga lainnya.
2) Memenuhi kebutuhan Prajuru (Prajuru Desa Pakraman/Desa Adat dan Prajuru Banjar) yang dipilih sesuai dengan Awig-
awig/Perarem yang berlaku di wilayah Desa Pakraman/Desa Adat.
3) Melaksanakan pelatihan Prajuru untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan adat
meliputi Parahyangan, Palemahan, dan Pawongan.
4) Memperhatikan kesejahteraan dan fasilitas kehidupan Prajuru.
5) Menyediakan Pecalang sesuai dengan kebutuhan serta busana yang memiliki identitas sesuai dengan Pakem (tata busana,
estetika,dll) yang berlaku di Desa Pakraman/Desa Adat.
6) Melaksanakan pelatihan untuk memberi pemahaman mengenai tugas Pecalang yang berkaitan dengan keamanan di
wilayah/wewidangan Desa Pakraman/Desa Adat bekerja sama dengan Kepolisian setempat.
7) Memperhatikan kesejahteraan dan fasilitas kehidupan Pecalang.
8) Memberi bantuan anggaran berupa Bantuan Keuangan Khusus (BKK) langsung ke Desa Pakraman/ Desa Adat minimum Rp.
300.000.000 per tahun,
9) Membangun/memberi Kantor Desa Pakraman/Desa Adat yang representatif dengan sarana prasarana serta fasilitas yang memadai
untuk mendukung kegiatan adat.
10) Memelihara, merevitalisasi dan memperkuat Hukum Adat/Awig/Perarem di Desa Pakraman/Desa Adat.
11) Memberi perlindungan terhadap aset Desa Pakraman (milik/Druwe Desa Pakraman).
12) Pengaturan Krama Tamiu dan Tamiu di lingkungan/wewidangan Desa Pakraman/Desa Adat.
c. Membangun/memberi Kantor Majelis Madya Desa Pakraman yang representatif dengan sarana prasarana serta fasilitas yang memadai
untuk mendukung kegiatan adat.
d. Memelihara, merevitalisasi, dan mengembangkan adat istiadat dan tradisi masyarakat Bali.
BIDANG 4 : ADAT, AGAMA, TRADISI, SENI DAN BUDAYA
32
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
BIDANG AGAMA
Arah kebijakan dan program pembangunan yang berkaitan dengan agama adalah sebagai berikut.
1. Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
a. Merehabilitasi Pura (Sat Kahyangan, Dang Kahyangan, Kahyangan Jagat, Kahyangan Desa).
b. Memberi bantuan sarana peribadatan Pura (Sad Kahyangan, Dang Kahyangan, Kahyangan Jagat, Kahyangan
Desa).
c. Menata kawasan/lingkungan Pura agar menjadi tempat yang hijau, bersih, indah, dan lestari.
d. Membangun/mengembangkan tempat parkir, kios, fasilitas MCK, dan fasilitas lain yang layak di kawasan Pura.
e. Memperhatikan kesejahteraan dan fasilitas kehidupan kepada para Sulinggih/Pemangku.
f. Meningkatkan sradha dan bhakti umat Hindu :
1) Menyelenggarakan kegiatan dharmawacana di Pura, di Desa Pakraman/Desa Adat, atau di tempat umum.
2) Penyebarluasan buku pendidikan keagamaan untuk umat Hindu di Desa Pakraman/Desa Adat.
3) Mengadakan program pemahaman dan pelatihan keagamaan kepada umat Hindu terutama generasi
muda.
g. Memberdayakan dan membantu Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi, dan Kabupaten/Kota se- Bali agar
mampu berperan secara optimal dalam membina umat Hindu di Bali
h. Menyusun, melestarikan, dan mensosialisasikan Purana Pura di Kabupaten/Kota di Bali.
i. Pengamanan dan perlindungan terhadap Pura dan Pratima Pura.
j. Perlindungan terhadap aset Pura (Pelaba Pura) termasuk sertifikasi dengan Peraturan Bupati/Peraturan lainnya.
k. Melindungi simbol – simbol keagamaan yang sakral (Peraturan Daerah Provinsi).
l. Mengangkat guru kontrak untuk memenuhi pendidikan Agama Hindu yang ditugaskan di SD yang ada di Desa
Pakraman/Desa Adat.
2. Memperkuat kerukunan hidup antar umat beragama di seluruh Bali.
BIDANG 4 : ADAT, AGAMA, TRADISI, SENI DAN BUDAYA
33
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
BIDANG KEBUDAYAAN
Arah kebijakan dan program pembangunan yang berkaitan dengan tradisi, seni, dan budaya dari hulu sampai ke hilir, berorientasi
pada keberpihakan (afirmasi) dalam memajukan Kebudayaan Bali yang meliputi: pelindungan, pembinaan, pengembangan, dan
pemanfaatan tradisi, seni, dan budaya Krama Bali.
1. Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
Pembangunan/pengembangan Kebudayaan Bali dari hulu sampai ke hilir.
a. Menjadikan tradisi, seni, dan budaya sebagai tata cara kehidupan Krama Bali dengan pelembagaan dan internalisasi nilai-
nilai tradisi, seni, dan budaya melalui sistem pendidikan formal, non formal, dan informal guna memperkokoh jatidiri
Krama Bali dan memperkuat integritas moral Krama Bali.
b. Menjadikan tradisi, seni, dan budaya sebagai identitas dalam segala aspek kehidupan Krama Bali.
c. Program untuk memajukan kebudayaan Bali melalui peningkatan pelindungan, pembinaan, pengembangan, dan
pemanfaatan objek-objek pemajuan kebudayaan Bali.
d. Memelihara, merevitalisasi, dan mengembangkan tradisi, seni, sastra, dan budaya masyarakat Bali.
e. Mengembangkan tata kehidupan Krama Bali berupa perayaan dan peringatan hari-hari secara sakala dan niskala yang
bersumber dari nilai-nilai filsafat Sad Kertih yaitu Atma Kertih, Danu Kertih, Wana Kertih, Segara Kertih, Jana Kertih, dan
Jagat Kertih.
f. Memperkuat kedudukan, tugas dan fungsi Majelis Kebudayaan dengan merevitalisasi keberadaan Majelis Pertimbangan
dan Pembinaan Kebudayaan (LISTIBYA) Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali.
g. Memberi apresiasi dan fasilitasi mengenai keberadaan Seni, Sastra, dan Budaya yang mencakup:
1) Membangun dan memperkuat kelembagaan Seni, Sastra, dan Budaya (Sanggar, Yayasan, Sekaa, dll) dengan
menerapkan standarisasi dan sertifikasi.
2) Memfasilitasi bantuan sarana prasarana untuk mendukung kegiatan Seni, Sastra, dan Budaya Bali.
3) Standarisasi dan sertifikasi karya Seni, Sastra dan Budaya sesuai dengan Pakem (Patram Budaya) Bali.
4) Memberi penghargaan yang bermanfaat dan layak secara nyata kepada para pelaku (Pencipta, dan Praktisi) dalam
bidang Seni, Sastra, dan Budaya.
5) Mengutamakan Seni, dan Budaya Bali pada pentas di Hotel dan Restoran.
BIDANG 4 : ADAT, AGAMA, TRADISI, SENI DAN BUDAYA
34
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
h. Mengangkat Guru Kontrak yang bertugas untuk mengajar Seni, Sastra dan Budaya serta Agama Hindu di
SD serta membina Sanggar - Sanggar dan lembaga lain yang ada di Desa Pakraman/Desa Adat.
i. Membangun panggung terbuka dan merevitalisasi gedung - gedung Sasana Budaya yang memadai
sebagai sentral berkesenian, pusat pengembangan Seni, Sastra dan Budaya di Kabupaten/Kota se-Bali.
j. Membangun Gedung Opera.
k. Membangun Pusat Kebudayaan Bali dalam satu kawasan meliputi: panggung terbuka berkpasitas besar,
gedung kesenian/ panggung tertutup, museum tematik, dan Bali Convention Center.
l. Menerapkan Rahina Mebasa Bali, Busana Bali pada hari Kamis.
m. Menggunakan Huruf Bali sebagai identitas dalam penamaan fasilitas publik, jalan, perkantoran, toko, dan
sejenisnya.
n. Memfasilitasi upaya memperoleh Hak Cipta dan Paten kepada para Pencipta Karya Seni, Sastra, dan
Budaya
2. Program sesuai kebutuhan/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota :
a. Merestorasi peninggalan benda Cagar Budaya.
b. Merevitalisasi sistem kehidupan sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Bali.
35
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
BIDANG PARIWISATA
Arah kebijakan dan program pembangunan kepariwisataan berorientasi pada kualitas yang mencakup berbagai aspek yaitu:
pengembangan destinasi wisata, produk dan industri pariwisata, promosi dan pemasaran pariwisata, sarana-prasarana pariwisata,
pelayanan pariwisata, dan wisatawan mancanegara yang datang ke Bali. Dalam konteks pariwisata berkualitas, yang menjadi sasaran
wisatawan adalah: wisatawan yang waktu tinggalnya lebih lama, wisatawan yang berbelanja lebih banyak, wisatawan yang peduli
lingkungan dan kebudayaan, wisatawan yang memberdayakan sumber daya lokal (tenaga kerja lokal, komoditas lokal, produk lokal,
investasi lokal).
1. Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
a. Mengembangkan destinasi Wisata Baru sesuai potensi Kabupaten/Kota seperti: Wisata Agro, Wisata Spiritual, Wisata
Alam/Kebun Raya, Wisata Pantai, dan Wisata Minat Khusus.
b. Pengembangan pariwisata berkelanjutan dengan green tourism/ penggunaan material yang renewable (natural dan ramah
lingkungan), pengembangan wisata pedesaan/wisata budaya, dan membangun kawasan wisata terpadu: koneksitas antar
Kabupaten/Kota se-Bali.
c. Pengembangan SDM Pariwisata :
1) Memberikan pelatihan tentang kepariwisataan kepada Masyarakat.
2) Menerapkan standarisasi dan sertifikasi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang Jasa Pariwisata (Hotel, Restoran,
Travel, Pramuwisata, Souvenir, dan Jasa Penunjang Pariwisata lainnya) dengan mengutamakan Local Genius.
3) Menerapkan sistem rekruitmen baru untuk penyiapan tenaga pramuwisata yang memberi ruang secara optimal bagi Krama
Bali.
d. Meningkatkan standar kualitas pelayanan kepariwisataan secara konprehensif: infrastruktur, jasa transportasi, sarana prasarana
perhotelan, restoran, SDM pariwisata, keamanan, kenyamanan, kesehatan, dan jaminan kecelakaan kerja.
e. Memfasilitasi penetapan standarisasi tarif hotel di Kabupaten/Kota se-Bali.
f. Mengoptimalkan kerjasama dengan para pihak pelaku pariwisata.
g. Meningkatkan promosi pariwisata secara terpadu ke negara-negara lain dan promosi dengan sistem yang memanfaatkan
teknologi informasi.
h. Menghentikan praktek kartel dan sindikat pelaku pariwisata dalam penerapan komisi (fee) yang tidak rasional oleh pelaku jasa
transportasi.
i. Menghentikan beroperasinya usaha dan jasa pariwisata ilegal sehingga mengakibatkan kompetisi yang tidak sehat.
j. Menyelesaikan pembangunan Batur UNESCO Global Geopark di Kabupaten Bangli.
k. Pembangunan taman kunjungan wisata (seperti Disneyland atau Universal Studio) dengan karakter budaya Bali.
BIDANG 5 : PARIWISATA
36
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023 PROGRAM PENDUKUNG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG BIDANG PANGAN
1. Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
a. Program perlindungan air dan sumber mata air: danau, sungai, air terjun, sumber air kelebutan, dan sumber
daya air lainnya.
b. Pembangunan sistem irigasi untuk pertanian.
c. Pembangunan jalan usaha tani.
d. Pembangunan jalan produksi.
2. Program sesuai potensi/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota :
a. Pembangunan waduk, bendungan, dan embung.
b. Pembangunan Pabrik Besar pengolahan hasil pangan disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing,
diantaranya : 1) Industri pengolahan buah-buahan di Kabupaten Buleleng.
2) Industri pengolahan kopi, tanaman obat (simplicia) dan sayur-sayuran di Kabupaten Bangli.
3) Industri pengolahan daging di Kabupaten Badung.
4) Industri pengolahan pertanian di Kabupaten Tabanan.
5) Industri pengolahan ikan di Kabupaten Jembrana.
6) Industri pengolahan pakan ternak di Kabupaten Tabanan.
7) Industri pengolahan garam di Kabupaten Buleleng. 8) Industri pengolahan sampah di Kota Denpasar.
c. Pembangunan Taman Teknologi Pertanian (Agro Techno Park) di Kabupaten Tabanan.
d. Pembangunan Pasar/ sentra hasil pertanian/perikanan: Pasar Buah, Pasar Bunga, dan Pasar Ikan di
Kabupaten/Kota se-Bali sesuai dengan potensinya:
1) Pasar Buah: Jeruk, Salak, Mangga, Pisang di Denpasar
2) Pasar Agro di Kabupaten Tabanan.
3) Sentra Perikanan Terpadu di Kabupaten Jembrana.
4) Pasar Ikan di Kabupaten Buleleng.
e. Pembangunan/revitalisasi Pasar Tradisional Kabupaten/Kota se-Bali.
1) Pasar Badung di Kota Denpasar pada tahun 2017.
2) Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri di Kabupaten Buleleng.
3) Pasar Kintamani, Pasar Kayu Ambua, Pasar Kidul Bangli di Kabupaten Bangli.
f. Mendorong pembangunan Terminal Agro/Pasar Agro dan kawasan Agro Industri.
g. Menjadikan Badung dan Kota Denpasar sebagai pasar hasil pertanian lokal dan kerajinan rakyat.
37
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG BIDANG PENDIDIKAN
Pengembangan Stadion Sepakbola Kapten I Wayan Dipta di Kabupaten Gianyar berstandar Internasional.
38
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG BIDANG PAPAN
Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
a. Membangun insfrastruktur jalan lingkungan dan utilitas lingkungan.
b. Menata fasilitas umum dan fasilitas sosial.
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG BIDANG ADAT
Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
Membangun/memberi Kantor Majelis Madya Desa Pakraman yang representatif dengan sarana prasarana serta fasilitas
yang memadai untuk mendukung kegiatan adat.
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG BIDANG AGAMA
Program Unggulan Integrasi Kabupaten/Kota se-Bali :
a. Pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur jalan menuju Pura (Sat Kahyangan, Dang Kahyangan, dan
Kahyangan Jagat) yang dilaksanakan secara sinergis dengan Kabupaten/Kota di Bali.
b. Membangun/ mengembangkan taman, tempat parkir, kios, fasilitas MCK, dan fasilitas lain yang layak di kawasan Pura.
c. Membangun kantor Parisada Hindu Dharma Indonesia di Kabupaten/Kota.
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG BIDANG KEBUDAYAAN
Program sesuai kebutuhan/kemampuan masing-masing Kabupaten/Kota :
a. Membangun Pusat Kebudayaan Bali Tingkat Provinsi yang meliputi: panggung terbuka berskala besar; panggung
tertutup berskala menengah untuk fasilitasi kegiatan Seni, Sastra, dan Budaya; Museum tematik, dan Bali Convention
Center.
b. Membangun panggung terbuka berkapasitas sedang dan merevitalisasi Gedung - Gedung Sasana Budaya sebagai
sentral berkesenian, pusat pengembangan Seni, Sastra dan Budaya di Kabupaten/Kota se-Bali.
c. Pembangunan Sentra Pemasaran dan Promosi Kerajinan Rakyat di Badung, Gianyar, dan Denpasar.
39
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DARAT, LAUT, DAN UDARA SECARA TERINTEGRASI DAN KONEKTIVITAS
a. Pembangunan infrastruktur guna meningkatkan pelayanan publik dan pendukung pariwisata
1) Infrastruktur Jalan
a) Standarisasi Kualitas Infrastruktur Jalan Se-Bali
b) Pembangunan/Pengembangan Jalan Penghubung (Jalan Singkat/Shortcut) Antar Kabupaten/Kota
c) Peningkatan Jalan Menuju Pura Sat Kahyangan/Dang Kahyangan
d) Peningakatan Jalan Menuju Destinasi Wisata
2) Pembangunan Jalan Tol Lingkar Bali
3) Pembangunan Jalan Tol Denpasar, Jembrana, dan Gilimanuk
4) Pembangunan Kereta Api Lingkar Bali
5) Pengembangan Pelabuhan Bongkar Muat Celukan Bawang Buleleng berstandar internasional.
6) Pengembangan Pelabuhan Kapal Pesiar berstandar internasional
a) Pelabuhan Benoa di Denpasar
b) Pelabuhan di Amed/Tanah Ampo Kabupaten Karangasem
7) Pembangunan Bandara Udara berstandar internasional di Kubutambahan Buleleng
b. Pembangunan Infrastruktur Untuk Mendukung Penyediaan Air
1) Kebutuhan Air Bersih Untuk Krama Bali
2) Kebutuhan Air Bersih Untuk Industri, Jasa, dan Pariwisata
3) Kebutuhan Air Bersih Untuk Mendukung Pertanian dan Subak
4) Pendataan sumber air, danau, sungai, air terjun, dan sumber air lain
5) Perlindungan sumber air, danau, sungai, air terjun, dan sumber air lain
6) Pembangunan jaringan air ke rumah-rumah Krama Bali
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
40
c. Pembangunan Infrastruktur Untuk Mendukung Penyediaan Energi Listrik Dalam Rangka Kemandirian
Energi
Pembangunan Pembangkit Listrik di Kabupaten/Kota, tidak terpusat dalam satu wilayah untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik se-Bali dalam jangka panjang yang ramah lingkungan dan berkelanjutan yaitu:
1) Pembangkit Listrik Tenaga Air: air laut, air terjun, danau
2) Pembangkit Listrik Tenaga Matahari
3) Pembangkit Listrik dengan energi terbarukan
Pembangunan pembangkit listrik adalah guna memastikan terpenuhinya kebutuhan listrik yang murah untuk
Krama Bali dan guna memastikan terpenuhinya kebutuhan listrik untuk industri, perdagangan, dan komersial serta
pariwisata.
PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN BALI
1. Dalam Rangka Memacu Pertumbuhan Ekonomi perlu dibangun/dikembangkan pusat-pusat perekonomian yang
baru:
a. Pembangunan/pengembangan kawasan ekonomi berbasis pariwisata di wilayah perbatasan antar
Kabupaten/Kota se-Bali
b. Pembangunan industri kreatif berbasis budaya branding Bali yang berorienasi ekspor untuk mendukung
pariwisata Bali.
c. Pelembagaan dan pengembangan industri kerajinan rakyat yang berorienasi ekspor untuk mendukung
pariwisata Bali.
d. Pembangunan kawasan perekonomian untuk mendukung pariwisata di Kabupaten Buleleng, Jembrana, Bangli,
Karangasem, Tabanan, dan Gianyar.
e. Pembangunan taman kunjungan wisata (seperti Disneyland dan Universal Studio) di Kabupaten Jembrana.
Pembangunan perekonomian tersebut dilakukan sesuai dengan potensi Kabupaten/Kota dalam rangka
menyeimbangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi antar wilayah se-Bali yang dilakukan melalui investasi
dengan skema penyertaan Pemerintah Daerah, swasta, dan pelaku ekonomi lokal Bali. Pembangunan pusat-pusat
perekonomian tersebut ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan daerah,
membuka lapangan kerja baru, dan mengurangi tingkat kemiskinan.
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
41
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
42
2. Mengoptimalkan/menata pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai Pilar Ekonomi Kerakyatan,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merperbaiki manajemen BUMD untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat;
b. Membentuk BUMD baru yang bergerak di bidang jual beli hasil pertanian, perikanan, dan sarana prasarana
pariwisata serta kerajinan rakyat.
3. Memperkuat kedudukan dan fungsi Bank Pembangunan Daerah Bali sebagai pilar kekuatan pendukung
pembangunan perekonomian Bali.
a. Menata BPD Bali secara komprehensif.
b. Mengembangkan BPD Bali sebagai Perseroan Terbuka untuk memperbesar modal dan memperluas skala
usaha.
c. Mendorong BPD Bali bersinergi dengan LPD Desa Pakraman/ Desa Adat Se-Bali memberi modal pendirian
BUMDES Desa Pakraman/Desa Adat yang berpenampilan dengan tata kelola pasar modern seperti
Alfamart.
d. Mengarahkan BPD Bali untuk mendukung permodalan unit-unit usaha ekonomi rakyat (sektor informal)
yang mengelola hasil pertanian, perikanan, perkebunan, dan industri kerajinan rakyat.
4. Menggali sumber-sumber pendapatan daerah dari para wisatawan mancanegara untuk menjaga/melestarikan
/melindungi kebudayaan dan lingkungan Bali.
5. Memperkuat Koperasi dan Lembaga Perekonomian yang mengelola hasil pertanian, perikanan, perkebunan, dan
industri kerajinan rakyat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Peningkatan kapasitas SDM;
b. Pengembangan unit usaha sesuai potensi Kabupaten/Kota;
c. Memberi akses permodalan;
d. Memfasilitasi kerjasama dengan pihak ketiga;
e. Membuka akses pemasaran dengan kerjasama antar daerah Provinsi/Kabupaten/Kota se-Indonesia;
f. Membuka akses pemasaran di luar negeri;
g. Membentuk koperasi / lembaga penjamin bagi produk-produk/komuditas lokal.
PEMBANGUNAN KEAMANAN BALI
Pembangunan keamanan Bali harus dirancang dalam konteks untuk memenuhi 3(tiga) kondisi yaitu: pertama, Bali sebagai suatu wilayah yang penduduknya mayoritas beragama Hindu dan memiliki kebudayaan tinggi; kedua, Bali sebagai suatu wilayah yang menjadi tujuan wisata dunia; dan ketiga, Bali sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan menempatkan Bali pada konteks tersebut dan memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya, utamanya guna menghadapi permasalahan dan tantangan yang bersifat lokal, nasional, dan global, maka Konsep Keamanan Bali dirumuskan sebagai berikut:
“Keamanan Yang Berbasis Kearifan Lokal Tri Hita Karana Dalam Perspektif Keamanan Nasional
Yang Berstandar Internasional” Konsep Keamanan Bali berbasis kearifan lokal Tri Hita Karana adalah keamanan yang memakai pendekatan komprehensif yang menempatkan keamanan sebagai kebutuhan mendasar guna mendukung terwujudnya: kebutuhan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa; kebutuhan hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama manusia; dan kebutuhan hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungannya. Kebutuhan keamanan yang bersifat mendasar tersebut, harus dirumuskan, dijabarkan, dan diorientasikan dalam perspektif keamanan nasional yang menempatkan keamanan nasional sebagai keamanan manusia bersifat insani (human security) yang sejalan dengan keamanan berstandar internasional sebagaimana ditetapkan oleh UNDP (United Nations Development Programs) yaitu suatu organisasi dibawah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). UNDP telah menetapkan adanya 7(tujuh) ancaman bersifat lokal yang akan dihadapi yaitu: • Pertama, keamanan ekonomi yang diantaranya berkaitan dengan kepastian memperoleh pendapatan dengan jaring pengaman
sosialnya;
• Kedua, keamanan pangan, diantaranya berkaitan dengan ketercukupan suplai makanan yang bergizi;
• Ketiga, keamanan kesehatan, diantaranya berkaitan dengan ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai;
• Keempat, keamanan lingkungan, diantaranya berkaitan dengan ketersediaan lingkungan yang sehat dan bersih, termasuk masalah yang timbul akibat bencana alam;
• Kelima, keamanan pribadi atau individu, diantarnya berkaitan dengan kekerasan akibat kejahatan pidana, perdagangan obat bius, kekerasan atau pelecehan terhadap anak-anak dan perempuan;
• Keenam, keamanan komunitas, diantaranya berkaitan dengan kegagalan rumah tangga, tingginya angka perceraian, runtuhnya nilai-nilai tradisional, diskriminasi etnis, genosida dan pembersihan etnik; dan
• Ketujuh, keamanan politik, diantaranya berkaitan dengan kekejaman pemerintah terhadap rakyatnya, pelanggaran HAM secara sistematis, dan militerisasi.
Dengan demikian, konsep pembangunan keamanan Bali di masa yang akan datang, harus dibuat dengan memperhatikan pentingnya perubahan paradigma keamanan; yang sebelumnya lebih menekankan keamanan negara atau keamanan untuk kepentingan negara semata harus berubah menjadi keamanan yang lebih menekankan kepada kebutuhan manusia yang bersifat insani atau kemanusiaan. Konsep pembangunan keamanan ini sesuai dengan tuntutan nilai-nilai universal dunia Internasional tanpa mengurangi kedaulatan nasional maupun lokal demi menjadikan Bali yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
43
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
PROGRAM LEGISLASI
Dalam rangka melaksanakan Pembangunan Bali sesuai dengan potensi sumber daya yang dimiliki secara terpola, menyeluruh,
terarah, dan terintegrasi serta konprehensif dengan menerapkan Pola Pembangunan Semesta Berencana maka diperlukan payung
hukum yang memadai meliputi Legislasi Nasional dan Legislasi Daerah.
A. PROGRAM LEGISLASI NASIONAL
1. Memperjuangkan perubahan Undang-Undang No. 64 Tahun 1958 tentang Daerah Tingkat I Bali, NTB, dan NTT menjadi
Undang-Undang berdiri sendiri tentang Provinsi Bali.
2. Memperjuangkan Peraturan Perundang-undangan yang memungkinkan pengaturan berkaitan dengan pajak wisatawan
manca negara untuk menjaga lingkungan dan kebudayaan Bali, peningkatan kualitas pelayanan pariwisata.
3. Memperjuangkan Perubahan Undang-Undang Perpajakan agar mengecualikan pengenaan pajak pada lahan jalur hijau
seperti sawah lestari/abadi, subak lestari/subak abadi, dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
4. Perubahan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (memberikan azas keadilan bagi orang yang kurang mampu,
kurikulum pendidikan dalam membentuk masyarakat yang berkarakter serta beretika, dan pengaturan wajib belajar 12
tahun).
5. Perubahan tentang Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, (sehingga tidak ada ketentuan
tentang outsourcing)
6. Perubahan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri (memberi perlindungan kepada tenaga kerja lokal Bali yang bekerja di Kapal Pesiar).
7. Mendorong penyelesaian Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat.
8. Memperjuangkan Revisi Undang-Undang tentang Jalan yang berkaitan dengan pengaturan status jalan nasional, jalan
provinsi, dan jalan Kabupaten/Kota.
9. Inventarisasi, sinkronisasi, klasifikasi, dan penegakan Peraturan Perundang-undangan terkait dengan 5 (lima) Bidang
Prioritas.
10. Perubahan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (agar masyarakat miskin dibebaskan
dari iuran dan segenap Peraturan Perundang-undangan tentang Pelayanan Kesehatan yang membebani masyarakat
dihapuskan (JKN).
11. Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan
12. Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2016 tentang jaminan kesehatan (khususnya kenaikan tarif peserta
BPJS).
13. Perubahan PERMENAKER Nomor 35 Tahun 2015 tentang tata cara penggunaan tenaga kerja asing.
44
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
LEGISLASI BIDANG PANGAN, SANDANG, PAPAN :
1. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Perlindungan/Penyelamatan: pantai,sungai, danau, air terjun, sumber
mata air, daerah resapan air, bulakan, dan air bawah tanah.
2. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
3. Membentuk Peraturan Daerah tentang perlindungan, penampungan, pemasaran, pemanfaatan hasil-hasil pertanian
dan pertanian organik.
4. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang perlindungan dan pemberdayaan lahan-lahan pertanian.
5. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pertanian secara luas (misalnya
tentang distribusi pupuk, pengadaan benih, dan lain-lain).
6. Membentuk Peraturan Derah Provinsi tentang Subak Lestari/Subak Abadi.
7. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Kawasan Terpadu Pertanian, Industri, Agrowisata, dan lain-lain.
8. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Pengendalian Pasar/Toko Moderen Berjaringan.
9. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang kerja sama antar Kabupaten/Kota (pemasaran hasil produksi
pertanian).
10. Membentuk Peraturan Gubernur yang mengatur tentang Pertanian dan Hasil-hasil Pertanian.
11. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Perlindungan dan Pembudidayaan Tanah dan/atau Lahan Kritis.
12. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Pengolahan Sampah Terpadu.
13. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Peran BUMD dalam memperkuat stock pangan daerah (Tim
Pengendali Inflasi Daerah).
14. Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi/Peraturan Gubernur tentang pemanfaatan, perlindungan, pembudidayaan
pohon/tanaman lokal Bali sebagai pohon perindang/penghijau di jalan-jalan raya.
15. Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi/Peraturan Gubernur tentang perlindungan, pembudidayaan pohon/tanaman
lokal Bali sebagai Taman Gumi Banten sebagai Usadha/Herbal.
B. PROGRAM LEGISLASI DAERAH
45
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
LEGISLASI BIDANG KESEHATAN DAN PENDIDIKAN :
1. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Standarisasi Pelayanan Kesehatan.
2. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Rumah Sakit Daerah dalam rangka meningkatkan tipe Rumah
Sakit di masing-masing Kabupaten/Kota.
3. Membentuk Peraturan Daerah/PerGub tentang Program Wajib Belajar 12 Tahun.
4. Membentuk Peraturan Gubernur tentang Pendidikan PAUD Berbasis Keagamaan Hindu dan Berbahasa Bali di
Desa Pakraman/Desa Adat.
46
LEGISLASI BIDANG JAMINAN SOSIAL DAN KETENAGAKERJAAN :
1. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang perlindungan tenaga kerja lokal.
2. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Penataan Pedagang Kaki Lima (dengan azas yang berkeadilan).
3. Revisi SK Gubernur tentang Revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi
daerah.
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023 LEGISLASI BIDANG ADAT :
1. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi Bali tentang Desa Pakraman/Desa Adat secara konprehensif dengan
mengganti Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor : 03 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman untuk memperkuat
kedudukan dan fungsi Desa Pakraman/Desa Adat yang berkaitan dengan:
a. penguatan parahyangan, palemahan, dan pawongan
b. memperkuat sistem dan pelaksanaan hukum adat (Awig-awig dan Perarem, dan lontar-lontar),
c. penguatan Lembaga Kertha Desa,
d. penguatan Lembaga Perekonomian Desa Pakraman/Desa Adat (BUMDES, LPD, Pasar Desa Pakraman/Desa Adat,
dan lembaga perekonomian lainnya).
e. sebagai lembaga pendidikan berbasis keagamaan Hindu yang bersifat formal, non formal, dan informal.
f. sebagai lembaga untuk pelestarian dan pembinaan adat, agama, tradisi, seni, dan budaya serta kearifan lokal.
g. sebagai lembaga untuk melaksanakan pengembangan dan memperkokoh jatidiri Krama Bali.
h. sebagai lembaga untuk melaksanakan fungsi keamanan di wilayah Desa Pakraman/Desa Adat
i. dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan kewenangannya Desa Pakraman/Desa Adat maka pemerintah daerah wajib
mengalokasikan anggaran secara langsung kepada Desa Pakraman/Desa Adat
2. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi Bali/ Peraturan Gubernur tentang Rahina Mabasa Bali dan Rahina Mabusana
Adat Bali, pada Hari Kamis.
3. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi Bali/ Peraturan Gubernur tentang Penggunaan Huruf Bali pada Perkantoran
dan Fasilitas Publik.
LEGISLASI BIDANG AGAMA :
1. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Perlindungan terhadap Pura, Pratima, dan Asset Pura (Pelaba Pura).
2. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Perlindungan terhadap Simbol-Simbol Keagamaan yang sakral.
LEGISLASI BIDANG KEBUDAYAAN :
1. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi Bali tentang Pelindungan, Pembinaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan
Objek-objek Pemajuan Kebudayaan Bali dengan Mengacu pada Undang-Undang Tentang Pemajuan Kebudayaan.
2. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Perlindungan dan Pengaturan Hasil Karya Budaya Bali (Hak Cipta, Hak
Paten, Arsitektur Bali, Tari-tarian Bali, Sastra Bali).
47
III. VISI, MISI, DAN PROGRAM PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018 - 2023
LEGISLASI BIDANG PARIWISATA :
1. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Standarisasi Pelayanan Kepariwisataan dan Infrastruktur
Penunjang Kepariwisataan.
2. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang Pelindungan Atraksi Budaya (Tabuh Rah, Joged Bumbung,
Makepung, dll).
3. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang perlindungan, pemberdayaan Pariwisata terpadu antar
Kabupaten/Kota se-Bali (Pemerataan akomodasi pariwisata, pembangunan obyek pariwisata, perlindungan
destinasi wisata alam, danau-danau).
4. Revisi Peraturan Daerah Provinsi tentang Pajak Hotel dan Restoran (PHR).
5. Membentuk Peraturan Daerah Provinsi tentang perlindungan, pengamanan, peruntukkan aset-aset daerah
Provinsi.
48
IV. PARADIGMA PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018-2023
Pembangunan Bali ke depan yang dilaksanakan dengan konsep Pola Pembangunan Semesta Berencana yang
berlangsung secara sistematis, masif, dan dinamis dalam tataran lokal, nasional, dan global adalah pembangunan
yang ditandai dengan: pertama, bisa menjaga/memelihara Genuine Bali; kedua, bisa memenuhi kebutuhan,
harapan, dan aspirasi Krama Bali dalam berbagai aspek kehidupan; dan ketiga, memiliki kesiapan yang cukup dalam
mengantisipasi/menghadapi munculnya permasalahan dan tantangan baru yang akan berdampak secara positif
maupun negatif terhadap kondisi di masa yang akan datang untuk menuju Era Baru yaitu suatu Era yang ditandai
dengan tatanan kehidupan baru bagi Krama Bali. Untuk mewujudkan Era Baru tersebut, penyelenggaraan
pembangunan Bali harus dilakukan dengan paradigma/ pendekatan yang meliputi berbagai aspek.
1. Pembangunan Bali harus dilakukan secara holistik; membangun seluruh wilayah Bali secara terpola, terencana,
terarah, dan terintegrasi yang memastikan adanya keseimbangan, pemerataan, dan keadilan pembangunan antar
wilayah Kabupaten/Kota Se-Bali.
2. Pemerintah Provinsi Bali harus membangun Kabupaten/Kota Se-Bali, bukan membangun di Kabupaten/ Kota
Se-Bali secara parsial dengan tujuan, sasaran, dan obyek yang berbeda antara Provinsi dengan Kabupaten/Kota.
Artinya, sektor-sektor yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi harus sesuai dengan sektor-sektor yang dibangun
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Bali baik menyangkut tujuan, sasaran, dan obyek serta lokasi pembangunan.
3. Untuk itu, proses perencanaan pembangunan dalam berbagai sektor harus dilakukan secara bersama-sama
oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Bali sehingga dapat ditentukan pola pembangunan
yang dipakai dan skema penganggarannya; yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD
Kabupaten/Kota Se-Bali. Dengan pendekatan demikian maka pembangunan Bali akan menjadi lebih efektif dan
efisien serta tepat sasaran.
4. Dalam konteks kepentingan membangun Kabupaten/Kota Se-Bali, yang wilayah kewenangannya berada di
Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, maka Pemerintah
Provinsi harus lebih banyak berperan sebagai koordinator, regulator, dan fasilitator; bukan sebagai operator
langsung, sehingga proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bisa dilaksanakan secara bersama-
sama dan bersinergi dengan para pihak yang berorientasi pada efektivitas efisiensi, dan tepat sasaran serta
mengedepankan kepentingan Bali secara keseluruhan. Sementara pembangunan Bali yang menjadi wilayah
kewenangan Pemerintah Provinsi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan harus dilakukan
secara terintegrasi dan bersinergi antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, mengingat
lokus pembangunan tersebut berada di wilayah Kabupaten/Kota.
49
IV. PARADIGMA PEMBANGUNAN BALI TAHUN 2018-2023 5. Sejalan dengan kepentingan tersebut, Gubernur Bali sebagai Kepala Pemerintahan di daerah dan perwakilan
Pemerintah Pusat di daerah harus menerapkan kepemimpinan yang lebih mengedepankan pendekatan
budaya, bukan mengedepankan kepemimpinan formalistik yang bersifat hirarki dan struktural dalam
memimpin pembangunan Bali yang di dalamnya terdapat Bupati/Walikota yang memiliki kewenangan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dalam membangun daerahnya.
6. Dengan pendekatan kepemimpinan Gubernur Bali secara demikian maka Bali yang wilayahnya sangat kecil dan
memiliki sumber daya sangat terbatas, pembangunan Bali dapat dilakukan melalui pendekatan pembangunan Bali
dalam satu kesatuan wilayah, satu perencanaan, dan satu manajemen dengan satu kepemimpinan
Gubernur Bali.
7. Ke-depan dalam menghadapi dinamika pembangunan Bali dalam berbagai sektor khususnya yang berkaitan
dengan pembangunan kepariwisataan dengan adanya tantangan pada tataran lokal, nasional, dan global maka
diperlukan kepemimpinan yang lurus, lascarya, prinsipil, berani, dan tegas dalam bersikap mengambil posisi
terutama terkait penegakkan peraturan perundang-undangan, kepemimpinan yang berani bersikap nindihin Gumi
Bali, guna menjaga dan memelihara Genuine Bali; termasuk kepemimpinan yang berani melakukan terobosan
kebijakan baru terhadap segala upaya untuk memajukan Bali.
50
PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BALI 2018-2023
V. PENUTUP
GUBERNUR, WAKIL GUBERNUR,
DR. IR. WAYAN KOSTER, MM DR. IR. TJOK OKA ARTHA ARDHANA SUKAWATI, M.Si
Demikian Visi, Misi dan Program Pembangunan Bali Tahun 2018-2023 yang disusun dalam rangka mengikuti Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali tahun 2018.