vir topsy

2
Virtopsy & Forensik pencitraan: parameter hukum dan dampaknya Abstrak: Virtops diluncurkan di Institut Kedokteran Forensik di Bern, Swiss, lebih dari 15 tahun yang lalu dengan tujuan untuk meng gant i atau melengk api otopsi forensik tradis iona l deng an 3D surfa ce scan, post morte m comp uted tomog raph y (pmCT ), pos tmo rtem mag net ic res ona nc e ima gin g (pmMRI), CT- dip and u ang iog rap hy postmortem (pm CT angio) dan CT-dipandu biopsi postmortem (pm biopsi). Sejak wak tu pmCT sca nni ng tel ah secara be rta hap dip erk ena lka n di ber bag ai fas ilit as inves tigas i kema tian foren sik di selu ruh dunia . Virto psy atau pencitraa n foren sik seperti pmCT atau pmMRI digunakan untuk mendokumentasikan kasus-kasus kematian mendadak atau tak terduga (tidak diketahui penyebabnya) atau kematian tidak wajar dan identifikasi mayat, mendokumentasikan dan menganalisis kasus terse dak (pen ceki kan). Virtopsy dan forensik imagi ne oleh pmCT didug a bisa menyi ngki rkan kebu tuhan akan otop si foren sik tradi siona l dala m mene ntuka n penyebab dan atau cara kematian tanpa pembedahan. Keuntungan lain dari virtopsy meliputi gambar 3D dari proses patologis yang kompleks sebagai pembuktian di pengadilan serta rekaman digital secara permanen tentang keadaan tubuh. Tulisan ini akan mempertimbangkan masalah hukum yang timbul berkaitan dengan prakte k saat virtops y dan forensik imagin g oleh pmCT (atau pmMRI) dalam studi perbandingan hukum di berbagai negara seperti Australia dan Swiss, dengan referensi khus us untuk interpre tasi huku m. Foku s utama adalah dampak virto psy dan pencitraan forensik oleh pmCT (atau pmMRI) dalam perbedaan sistem investigasi kematian di kedua nega ra dan termasuk investigasi kriminal, hukum aca ra pida na serta undang-undang coronial. Selain itu, penulis bertujuan memberikan gambaran singkat dari undang-undang yang relevan tidak hanya mengenai penyelidikan kematian tetapi juga mengenai dampak klinis forensik pencitraan oleh CT, MRI atau 3D surface scan pada proses pidana serta pertanyaan bukti hukum seperti misalnya diteri many a virtopsy atau pmCT / MRI images dalam (pidana) peng adila n. Kesimpulannya, Akan di teliti apakah teknologi baru ini memuaskan diakomodir oleh hukum pada saat ini atau apakah perubahan mungkin dibutuhkan. 1. Lata r Bel akan g: Pe ndek atan virtropsi di swiss Virtop sy dicip takan dari istilah "virtual" dan "otopsi": kata-kat a ini bera sal dari bahasa Latin dan istilah Yunani tua "virtus" dan "opsomei". Kombinasi arti adalah "untuk melihat lebih baik atau lebih efisien" ("virtus" = baik , efisie n, "opsomei " = Saya akan melihat). Virtopsy menggabung kan survei teknologi, patologi, radiologi, pen gol aha n ga mba r, ilmu komput er, tel ema tika, fis ika , da n bio mek anik. Vir topsy yang terdiri dari alat-alat berikut: a. 3D foto grame tri berb asis sc anni ng permukaa nnya op tik (3D su rface s can) b. Tomo graph y post morte m comp uted ( selan jutny a dise but: pmCT) c. Postmortem ma gneti c reson ance imaging (s elan jutnya d iseb ut: pmMRI) d. Postmortem CT dipa ndu bi opsi ( selan jutny a dise but: pm b iopsi ) e. Postmortem CT d ipan du ang iogra phy (selanju tnya dis ebut: pm CT angio). Proses tindakan dari Virtopsy adalah salah satu berikut:

Upload: amalia-hairina

Post on 28-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/25/2019 Vir Topsy

http://slidepdf.com/reader/full/vir-topsy 1/2

Virtopsy & Forensik pencitraan: parameter hukum dan dampaknya

Abstrak:

Virtops diluncurkan di Institut Kedokteran Forensik di Bern, Swiss, lebih dari 15

tahun yang lalu dengan tujuan untuk mengganti atau melengkapi otopsi forensik tradisional dengan 3D surface scan, postmortem computed tomography (pmCT),

postmortem magnetic resonance imaging (pmMRI), CT-dipandu angiography

postmortem (pm CT angio) dan CT-dipandu biopsi postmortem (pm biopsi). Sejak 

waktu pmCT scanning telah secara bertahap diperkenalkan di berbagai fasilitas

investigasi kematian forensik di seluruh dunia. Virtopsy atau pencitraan forensik 

seperti pmCT atau pmMRI digunakan untuk mendokumentasikan kasus-kasus

kematian mendadak atau tak terduga (tidak diketahui penyebabnya) atau kematian

tidak wajar dan identifikasi mayat, mendokumentasikan dan menganalisis kasus

tersedak (pencekikan). Virtopsy dan forensik imagine oleh pmCT diduga bisa

menyingkirkan kebutuhan akan otopsi forensik tradisional dalam menentukan

penyebab dan atau cara kematian tanpa pembedahan. Keuntungan lain dari virtopsy

meliputi gambar 3D dari proses patologis yang kompleks sebagai pembuktian di

pengadilan serta rekaman digital secara permanen tentang keadaan tubuh.

Tulisan ini akan mempertimbangkan masalah hukum yang timbul berkaitan dengan

praktek saat virtopsy dan forensik imaging oleh pmCT (atau pmMRI) dalam studi

perbandingan hukum di berbagai negara seperti Australia dan Swiss, dengan referensi

khusus untuk interpretasi hukum. Fokus utama adalah dampak virtopsy dan

pencitraan forensik oleh pmCT (atau pmMRI) dalam perbedaan sistem investigasi

kematian di kedua negara dan termasuk investigasi kriminal, hukum acara pidana

serta undang-undang coronial. Selain itu, penulis bertujuan memberikan gambaransingkat dari undang-undang yang relevan tidak hanya mengenai penyelidikan

kematian tetapi juga mengenai dampak klinis forensik pencitraan oleh CT, MRI atau

3D surface scan pada proses pidana serta pertanyaan bukti hukum seperti misalnya

diterimanya virtopsy atau pmCT / MRI images dalam (pidana) pengadilan.

Kesimpulannya, Akan di teliti apakah teknologi baru ini memuaskan diakomodir oleh

hukum pada saat ini atau apakah perubahan mungkin dibutuhkan.

1. Latar Belakang: Pendekatan virtropsi di swiss

Virtopsy diciptakan dari istilah "virtual" dan "otopsi": kata-kata ini berasal dari

bahasa Latin dan istilah Yunani tua "virtus" dan "opsomei". Kombinasi arti adalah"untuk melihat lebih baik atau lebih efisien" ("virtus" = baik, efisien, "opsomei" =

Saya akan melihat). Virtopsy menggabungkan survei teknologi, patologi, radiologi,

pengolahan gambar, ilmu komputer, telematika, fisika, dan biomekanik. Virtopsy

yang terdiri dari alat-alat berikut:

a. 3D fotogrametri berbasis scanning permukaannya optik (3D surface scan)

b. Tomography postmortem computed (selanjutnya disebut: pmCT)

c. Postmortem magnetic resonance imaging (selanjutnya disebut: pmMRI)

d. Postmortem CT dipandu biopsi (selanjutnya disebut: pm biopsi)

e. Postmortem CT dipandu angiography (selanjutnya disebut: pm CT angio).

Proses tindakan dari Virtopsy adalah salah satu berikut:

7/25/2019 Vir Topsy

http://slidepdf.com/reader/full/vir-topsy 2/2

Pertama, 3D fotogrametri diikuti oleh 3D surefase scan dengan GOM Atos III 3D

digitizer yang dipasang di lengan. 3D surefase scan biasanya digunakan untuk 

mendokumentasikan pola luka dan objek asal pola (benda). Contohnya: senjata atau

mobil

Kedua, dilakukan pemindai CT. PmCT scanning memberikan hasil yang baik untuk tulang, sistem fraktur, kumpulan gas patologis seperti emboli udara dan trauma

hiperbarik serta cedera jaringan.

Selanjutnya dilakukan scanning pmMRI pada seluruh tubuh. pmMRI digunakan untuk 

memeriksa lika pada jaringan trauma organ atau nontraumatik organ. Bisa juga untuk 

memeriksa korban yang bertahan akibat cekikan dan menemukan kegawatan didalam

leher yang dapat mengancam nyawa.

Lebih lanjut dilakukan pm CT angio oleh mesin paru jantung dan media kontras

(misalnya campuran PEG )