web vieworganisasi, dan struktur dari ... ini disimpulkan bahwa penggunaan media animasi dalam model...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relefan
1. Kajian Teori
a. Keaktifan Belajar Kimia
a.1. Hakikat Keaktifan
Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat
berusaha, mampu bereaksi dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan
adalah kesibukan atau kegiatan. (Fajri dan Senja, 2004: 36). Dalam
mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau dari dua hal yaitu keaktifan
dapat digolongkan menjadi keaktifan jasmani maupun rohani. Keaktifan
jasmani maupun rohani melliputi (1) keaktifan indra yaitu pendengaran,
penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal; serta (3) keaktifan
ingatan. Keaktifan juga termasuk dalam sumber pembelajaran yang
merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain
(Mulyasa.,2008:158).
a.2. Hakikat Belajar
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungannya (Sumiati &
Asra., 2007:38). Belajar menunjuk pada apa yang dilakukan seseorang
sebagai subyek yang menerima pelajaran (peserta didik).
7
8
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang, meliputi pengetahuannya, pemahamannya,
sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan
kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dam lain-lain,
aspek yang ada pada individu. (Sudjana., 2009:28). Jadi belajar
merupakan proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya
latihan khusus. Artinya seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat
melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya, atau dengan
kata lain ada perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Belajar
merupakan perubahan yang secara relative berlangsung lama pada perilaku
yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah
satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan.
a.3. Keaktifan Belajar Kimia
Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk.Kata
keaktifan juga bisa berarti dengan kegiatan dan kesibukan. Yang dimaksud
dengan keaktifan disini adalah bahwa pada waktu guru mengajar harus
mengusahakan agar peseta didik aktif jasmani maupun rohani. Keaktifan
jasmani dan rohani itu meliputi:(1) Keaktifan panca indera, (2) Keaktifan
akal,(3) Keaktifan ingatan, (4) Keaktifan emosi.
Dalam penelitian ini keaktifan peserta didik yang dimaksud oleh
peneliti, antara lain :(1) Merespon motivasi yang diberikan oleh guru.
(2). Membaca atau memahami masalah yang terdapat dalam lembar kerja
9
peserta didik (LKS) . (3) Menyelesaikan masalah atau menemukan
jawaban dan cara untuk menjawab.(4) Mengemukakan pendapat.
(5) Berdiskusi / bertanya antar peserta didik maupun guru.
(6) Mempresentasikan hasil kerja kelompok. (7) Merangkum materi
yang telah didiskusikan.
Dari keterangan di atas keaktifan belajar kimia diharapkan siswa
dapat aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
peneliti.
b. Hasil Belajar Kimia
b.1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu secara
keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
(Surya 2003:25). Jadi hasil belajar atau sering disebut prestasi belajar
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan
secara individu atau kelompok. Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya
proses pembelajaran perlu dilakukan penilaian atau evaluasi, sehingga
hasil belajar dapat diukur. Penilaian juga sebagai dasar untuk umpan balik
(feed back) dari proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Dalam Permendiknas No. 20 tahun 2007 disebutkan bahwa
penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan
10
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik dan terprogram
dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan,
pengamatan kinerja pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas
proyek dan atau produk, portopolio dan penilaian diri, Penilaian hasil
belajar oleh pendidik disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan
tingkat perkembangan peserta didik. Penilaian hasil belajar pada dasarnya
adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan
kriteria tertentu. (Sudjana., 2009:111).
Setiap individu yang belajar tentu akan berusaha agar mendapatkan
hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang siswa dalam pembelajaran
dikatakan tuntas atau berhasil ketika dapat mencapai minimal sama dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Hasil yang
diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.
Menurut Kingsley dalam Sudjana (2009:45) membagi tiga macam
hasil belajar, yaitu a) ketrampilan dan kebiasaan b) pengetahuan dan
pengertian; c) sikap dan cita-cita. Dimana masing-masing golonngan dapat
diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah, Nilai hasil
belajar biasanya dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat yang
menceritakan hasil yang sidah dicapai oleh setiap peserta didik pada
perioda tertentu.
11
b.2. Hasil Belajar Kimia
Hasil belajar Kimia juga merupakan perubahan perilaku individu
secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Jadi hasil belajar atau sering disebut prestasi belajar adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan secara
individu atau kelompok. Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya proses
pembelajaran perlu dilakukan penilaian atau evaluasi, sehingga hasil
belajar dapat diukur.
Setiap individu yang belajar tentu akan berusaha agar mendapatkan
hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang siswa dalam pembelajaran
dikatakan tuntas atau berhasil ketika dapat mencapai minimal sama dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Dalam
penelitian ini berupa rata-rata nilai tugas dan nilai ulangan harian dengan
pencapaian KKM sebesar 75. Selain itu hasil belajar Kimia juga
diwujudkan dengan adanya pencapaian tingkat ketuntasan belajar secara
kalsikal sebesar 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai > 75.
c. Materi Redok
c.1 Perkembangan Konsep Oksidasi Reduksi.
1.Konsep Redoks ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen
1. Reaksi oksidasi adalah reaksi penggabungan dengan oksigen.
contoh:
1. Reaksi perkaratan besi: 4Fe(s) + 3O2(g)→ 2Fe2O3(s)
2. Reaksi pembakaran : CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
12
2. Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat,
contoh ;
1. Reaksi pengolahan timah oleh bijih timah:
2SnO + C → 2Sn + CO2
2. Reaksi pengolahan besi dari bijihnya
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2
2.Konsep Reaksi Redoks ditinjau dari penerimaan dan pelepasan elektron
1. Reaksi oksidasi adalah reksai pelepasan elektron: Cu → Cu2+ + 2e
2. Reaksi reduksi adalah reaksi penerimaan elektron: O2 + 2e → 2O2-
Bila kedua reaksi dijumlahkan akan menjadi reaksi redoks
Cu → Cu2+ + 2e
1/2O2 + 2e → O2-
---------------------------------
Cu + 1/2 O2 → Cu2+ + O2-
CuO
. c.2. Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau Ion
Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimilki suatu atom
bila atom tersebut menyerahkan elektron pada atom yang lebih bersifat
elektronegatif. Bila dua atom berikatan, maka yang kelektronegatifannya
lebih besar memiliki bilangan oksidasi ppositif, sedangkan atom yang
kelektronegatifannya lebih besar memiliki bilangaan oksidasi negatif.
Untuk menentukan bilangan oksidasi (biloks), perhatikan beberapa
ketentuan sebagai berikut:
13
1. Atom dalam atom bebas memiliki bilangan oksidasi nol.
Contoh; Bilangan oksdiasi atom-atom Na, Fe, Cl2, O2=0
2. Ion mono arom memiliki bilangan oksidasi sama muatannya,
Contoh bilangan oksidasi Na+=+1, Fe2+=+2, Cl-=-1
3. Atom H dalam senyawa atau ion memiliki bilangan oksidasi +1, kecuali
dalam hidrida (NaH, KH) biloks H=-1
4. Atom O dalam senyawa atau ion memiliki bilangan oksidasi -2, kecuali
dalam peroksida (H2O2, Na2O2) biloks O=-1.
5. Atom logam dalam senyawa atau ion memiliki bilangan oksidasi positif
sesui dengan muatan logammya:
1. Glolangan IA dalam senyawanya Biloknya =+1
2. Golongan IIA dalam senyawanya Biloknya=+2
6. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam senyawa = 0
Contoh: H2SO4; 2H+S+4O=0
2 (+1) + S + 4(-2)=0 maka biloks S=+6
7. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam ion = muatannya
Contoh: S2O32-; 2S+3O=-2
2S + 3(-2) =-2 maka biloks S= +2
8. Bilangan oksidasi flourin (F) dalam senyawanya =-1
Contoh; bilangan oksidasi F dalam NaF, HF, ClF3=-1
9. Bilangan oksidasi golongan VII A (golongan halogen) dalam
senyawanya yang tidak mengandung O selalu =-1, sedangkan yang
mengandung O bilangan oksidasi halogennya bermuatan positif
14
Contoh : KCl : K + Cl =0
(+1) + Cl=0 maka biloks Cl=-1
KClO3 ; K + Cl + 3 O =0
(+1) + Cl + 3 (-2) =0
Cl=+5
c.3. Reaksi oksidasi reduksi (Konsep Redoks ke 3)
Konsep reaksi redoks ditinjau dari peningkatan dan penurunan
bilangan oksidasi.
1). Oksidasi adalah reaksi yang terjadi peningkatan bilangan
oksidasi. Unsur
2). Reduksi adalah reaksi yang terjadi penurunan bilangan oksidasi.
Contoh: a. 2H2S + SO2 → 3S + 2H2O
+1 -2 +4 -2 0 +1 -2 reaksi oksidasi
reaksi reduksi
H2S disebut Reduktor karena mengalami reaksi oksidasi
SO2 disebut Oksidator karena mengalami reaksi reduksi.
b. Reaksi disproporsionasi
Cl2 + 2KOH → KCl + KClO + H2O
0 +1-2+1 +1-1 +1+1-2 +1-2
Reaksi reduksi Reaksi oksidasi
Cl2 dapat bersifat oksidator dan reduktor karena mengalami
reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Reaksi seperti ini disebut
reaksi auto redoks atau reaksi disproporsionasi.
15
c.4. Tata nama senyawa menurut IUPAC
Untuk senyawa-senyawa yang tersusun dari ion-ion, cukup
menyebutkan rumus kation kemudian nama anionnya (tanpa
menyebutkan jumlah ion-ion)
Kation Anion Nama SenyawaNa+ (Natrium)Ca2+ (Kalsium)Al3+ (Aluminium)Fe2+ (Besi II)Fe3+ (Besi III)
S2- (Sulfida)NO3
- (Nitrat)SO4
2- (Sulfat)Cl- (Clorida)Cl- (Clorida
Na2S (Natrium sulfida)Ca(NO3)2 Kalsium NitratAl2(SO4)3 Aluminium SulfatFeCl2 Besi II CloridaFeCl3 Besi III Clorida
Untuk senyawa kovalen disebutkan nama atom yang biloksnya
positif kemudian atom yang biloknya negatif dan diakhiri –ida (atom
dengan bilok positif lebih dari satu disertakan biloknya.
Rumus Kimia
Nama Nama AlternatifBerdasarkan Biloks
NON2ONO2
N2O3
HClOHClO2
HClO3
HClO4
Nitrogen monoksidaDinitrogen monoksidaNitrogen dioksidaDinitrogen trioksidaAsam hipo kloritAsam kloritAsam kloratAsam Perklorat
Nitrogen (II) OksidaNitrogen (I) OksidaNitrogen (IV) OksidaNitrogen (III) OksidaAsam Klorat (I)Asam Klorat (III) Asam Klorat (V)Asam Klorat (VII)
c.5. Aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.
Reaksi redoks banyak diterapkan untuk berbagai keperluan
dainataranya;
1. Pemanfaatan reaksi redoks berbagai keperluan
1. Pembakaran
Reaksi pembakaran pada dasarnya adalah reaksi antara zat
dengan oksidator biasanya oksigen. Reaksi pembakaran
16
banyak digunakan untuk berbagai untuk keperluan baik rumah
tangga, industri dan transportasi.
2. Pengolahan logam dari bijihnya
Sebagian besar logam diperoleh dengan cara mereduksi
bijihnya,misalnya pengolahan besi dari bijihnya.
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2
3. Proses pemutihan
Pemutihan serat tekstil, kain, benang dan lain-lain dilakukan
dengan mengoksidasi oksidator, misalnya senyawa klor.
4. Pelapisan logam dengan logam lain.
Pelapisan logam dengan logam lain dilakukan dengan cara
elektrolisis yang juga merupakan reaksi redoks. Logam yang
dilapisi dipasang di katoda sehingga akan terlapisi.
5. Pengawetan bahan makanan.
Bahan makanan yang rusak karena oksidasi dapat ditambahkan
zat anti oksidan, misalnya BHA dan BHT ubtuk mencegah
oksidasi pada minyak bumi.
2. Pemanfaatan reaksi redoks untuk prngolahan air limbah
Air limbah diolah melalui tiga tahap, yaitu
1. Tahap Primer
Tahap Primer dilakukan dengan penyaringan dan pengemdapan.
Penyaringan dan pengendapan dilakukan untuk memisahkan
sampah yang tidak larut dalam air.
17
2. Tahap Sekunder
Tahap sekunder dengan oksidasi dengan pemanfaatan lumpur
aktif dengan maksud menurunkan BOD. Lumpur aktif adalah
lumpur yang kaya dengan bakteri aerob yang berfungsi untuk
memisahkan sampah organik. Proses lumpur aktif dilakukan
dalam bak tempat oksidasi limbah organik. Ke dalam bak aerobik
ditambahkan oksigen (aerasi) dengan cara memancarkan air ke
udara atau memompakan udara ke dalam air. Penguraian limbah
organikdengan proses lumpur aktif berlangsung lebih cepat dar
pada proses secara alami. Senyawa-senyawa organik dalam
limbah dioksidasi oleh bakteri dalam lumpur aktif menjadi CO2,
H2O, NO3-, SO4
2- dan HPO42-.
3. Tahap Tersier
Setelah limbah organik dioksidasi dan dilakukan pengendapan,
tahap tersier dilakukan untuk menghilangkan limbah beracun dan
bakteri. Pada tahap ini akan diperoleh air bersih yang aman bagi
lingkungan.
d. Media Power Point
d.1. Hakekat Media
Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan jamak dari kata
“medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau
pengentar. Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk dalam
bentuk jamak maupun mufrad. Kemudian telah banyak pakar dan juga
18
organisasi yang memberikan batasan mengenai pengert ian media.
Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut:
(1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1977); (2)
Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk
teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969); (3) Alat untuk memberikan
perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs,1970); (4)
Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran
pesan (AECT, 1977); (5) Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne,1970);(6) Segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar
(Miarso, 1989).
d.2. Hakekat Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).
Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu
bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika
program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu
akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
19
Adapun tujuan penggunaan media pembelajaran adalah: (1) Agar
proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan
tepat dan berdaya guna. (2) Untuk mempermudah bagi guru / pendidik
dalam menyampaikan informasi materi kepada anak didik, (3) Untuk
mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima materi yang
disampaikan oleh guru. (4) Untuk dapat mendorong keinginan anak didik
untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan
yang disampaikan oleh guru. (5) Untuk menghindari salah pengertian atau
salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap materi
yang disampaikan oleh guru.
Menurut anonimos (2007, tanpa halaman) manfaat medi
pembelajaran adalah sebagai berikut: (1) Media pembelajaran dapat menarik
dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang
disajikan. (2) Media pembelajaran dapat menmgatasi perbedaan pengalaman
belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosial ekonomi. (3) Media
pembelajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman
belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain. (4) Media pembelajaran dapat
membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang
mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misalnya
menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa
rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film
tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan. (5)
Media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk
20
berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan. (6)
Media pembelajaran dapat mengurangi adanya verbalisme.
Jenis-jenis media pembelajaran, menurut Direktorat Tenaga
Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidkan Nasional (2008:8-9) banyak cara
diungkapkan untuk mengidentifikasi media serta mengklasifikasikan
karakteristik fisik, sifat. kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut control
pada pemakai. Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsure
pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets dalam Direktorat
Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidkan Nasional (2008:8-9), ada 7 (tujuh) klasifikasi media yaitu:(1)
Media audio visual gerak seperti film suara, pita video, film televise. (2)
Media audio visual diam, seperti film rangkai suara, dsb. (3) Audio semi
gerak seperti tulisan jauh bersuara. (4) Media visual bergerak,seperti vilm
bisu. (5) Media visual diam, seperti halaman cetak, foto, microphone, slide
bisu. (6) Media audio, seperti radio, telepon, pita audio. (7) Media cetak
seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
d.3. Media Power Point
Power Point adalah salah satu Soft ware yang dirancang khusus
untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah
dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak
membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data
storage). Power Point dapat digunakan melaui beberapa t ipe penggunaan :
21
(1) Personal Presentation, pada umumnya Power Point digunakan untuk
presentasi dalam Classical learning. Seperti kuliah, training, seminar,
workshop, dll. Pada penyajian ini Power point sebagai alat bantu bagi
instruktur / guru untuk presentasi menyampaikan materi dengan bantuan
media Power Point. Dalam hal ini kontrol pembelajaran terletak pada guru
atau instruktur. (2) Stand Alone: pada penyajian ini, Power Point dapat
dirancang khusus untuk pembelajaran individu yang bersifat interaktif,
meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun Power Point
mampu menampilkan feed back yang sudah deprogram. (3) Web Based:
pada pola ini Power Point dapat diformat menjadi file web (html) sehingga
program yang muncul berupa browser yang dapat menampilkan internet.
Hal ini ditunjang dengan adanya fasillitas dari Power Point untuk
mempublish hasil pekerjaan yang dibuat sendiri menjadi web. Selain itu
beberapa pengembang multimedia telah membuat software-software yang
dapat mengubah file Power Point menjadi file exe atau swf. Sehingga
dengan ekstensi tersebut program presentasi dapat aman dari penjiblakan
dan manipulasi karena tidak dapat dimodifikasi dan ukuran file yang lebih
kecil.
e. Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi
langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode
ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan
terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of
22
inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito: 1989).
Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan
kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya
sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting
adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh siswa
(Zamroni: 2000; Semiawan: 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai
muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh
karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses.
Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah
model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke
dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer: 1991). Model ini
menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer
pengetahuan, siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan
secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator
yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa.
Dalam model ini siswa diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas
proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam
melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian siswa
diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep,
dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses
pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam
23
memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri
fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).
Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna (meanings),
organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap
siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian.
Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada
kemampuan siswa dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang
didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan
generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston: 1988). Dengan demikian
siswa lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif
dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih
berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi
membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan
keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi
pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya
adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu
kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
Sesuai dengan karakteristik KIMIA sebagai bagian dari natural
science, pembelajaran KIMIA harus merefleksikan kompetensi sikap
ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan
24
pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat
dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari
informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.
2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun
pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum
dan terori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa
memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill)
secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui
kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik
diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan
ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan
bahasa daerah.
3. Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan
siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur
dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan
keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan,
merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh,
menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar
termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam
kegiatan ini.
25
4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan
berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi,
diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan
dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam
kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain
menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori,
menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan
memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan
mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis
tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir
metakognitif.
5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan
hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa,
diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu
mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya,
serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau
unjuk karya.
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut
aktifitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena
keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi
baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.
26
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan
keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan
langkah sebagai berikut
1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik
secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari
informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak
fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep,
prinsip, hukum,dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,
mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam
mengomunikasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada
situasi baru yang terduga sampai tak terduga.
2. Hasil Penelitian Yang Relefan
2.1. Desi11 Dosen FKIP Universitas Sriwijaya e-mail:[email protected]
“Peningkatan Multimedia Dalam Pembelajaran Kimia SMA Negeri 10
Palembang. Keaktifan siswa dalam belajar dapat dillihat dari
keikutsertaannya dalam melaksakan tugas belajarnya. Keaktifan siswa dalam
belajar dapat berwujud perilaku-perilaku yang muncul dalam proses
27
pembelajaran, seperti perhatian terhadap ulasan materi pelajaran, respon
terhadap suatu masalah dalam pembelajaran, dan kedisiplinam dalam
mengikuti pembelajaran. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan keaktifan siswa melalui penggunaan multimedia dalam
pembelajaran kimia. Hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan siswa yang
meningkat dari 58,59% pada pertemuan pertama menjadi 72,51% pada
pertemuan kedua.
2.2.Harsidi Side, 2009, “Penggunaan Media Animasi dalam Model
Pembelajaran Langsung Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII3 SMP
Negeri 13 Makassar”, Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar. Aktivitas siswa seperti
mendengarkan penjelasan guru, bertanya, menjawab atau menanggapi
pertanyaan, menulis materi penting, bekerja sama dalam kelompok, membaca
buku paket atau materi, mengalami peningkatan persentase dari setiap siklus .
Dari hasil penellitian ini disimpulkan bahwa penggunaan media animasi
dalam model pembelajaran langsung meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIII3 SMP Negeri 13 Makassar, dari nilai rata-rata 70,32 menjadi 76,34.
B. Kerangka Berfikir
Berikut adalah gambaran singkat penelitian tindakan kelas
peningkatan keaktifan dan hasil belajar kimia materi redoks melalui
pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan media power point,
28
GURU SISWA
KONVENSIONAL PASIF
Hasil Belajar Rendah
Gambar 2.1.Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
KONDISIAWAL
KONDISI
Diduga melalui pendeakatan pembelajaran saintifik dapat meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Redoks pada peserta didk kelas X MIPA 2 semester 2 SMAN 1 Kedungwuni tahun 2013/2014
TINDAKAN PENDEKATANPEMBELEJARA
N SAINTIFIK
SIKLUS 1 Pendekatan Pembelajaran Sainttifik 3 Kelompok Besar Terdiri dari 5 atau 6 siswa
SIKLUS 2 Pendekatan PembelajaranSaintifik Kelompok Kecil Terdiri dari 4 atau 5 siswa
29
Berdasarkan kerangka pikir dan tinjauan pustaka diatas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut.
1. Melalui pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan media power point
dapat meningkatkan keaktifan belajar kimia materi redoks pada peserta didk
kelas X MIPA 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni semester 2 tahun 2013/2014.
2. Melalui pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan media power point
dapat meningkatkan prestasi belajar kimia materi redoks pada siswa kelas X
MIPA 2 SMA Negeri 1 Kedungwuni semester 2 tahun 2013/2014.