victimologi
DESCRIPTION
VICTIMOLOGI. Prepare By : Ikama Dewi ST.,SH.,MH. PENDAHULUAN. Kajian Hk pidana. THE HOLY TRINITY (Trinitas Yang Suci ). PERBUATAN (TINDAK PIDANA). ORANG (KESALAHAN/PJP ). PIDANA (SANKSI). Asas Legalitas. Asas Kesalahan. Stelsel2 Pemidanaan. PENDAHULUAN. Kajian Hk Pidana - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Doc Ikamadewi
VICTIMOLOGIVICTIMOLOGIVICTIMOLOGIVICTIMOLOGI
Prepare By :Prepare By :Ikama Dewi ST.,SH.,MHIkama Dewi ST.,SH.,MH
Doc Ikamadewi
PERBUATAN (TINDAK PIDANA)
ORANG(KESALAHAN/PJP)
PIDANA(SANKSI)
THE HOLY TRINITY (Trinitas Yang Suci)
Asas Legalitas Asas KesalahanStelsel2 Pemidanaan
PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN
Doc Ikamadewi
PERBUATAN (TINDAK PIDANA)
(Pelaku)
ORANG(KESALAHAN/PJP)
(Pelaku)
PIDANA(SANKSI)(Pelaku)
THE HOLY TRINITY (Trinitas Yang Suci)
+ KORBAN
Dikaji lebih dalam, melalui Viktimologi
PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN
Doc Ikamadewi
Kajian/Orientasi HP:
• Perbuatan• Pertangungjawaban Pidana• Pidana/sanksi• + Korban (Viktim)
Doc Ikamadewi
PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN
Pengertian ViktimologiPengertian Viktimologi
Secara etimologi, asal kata Secara etimologi, asal kata ““Victim” berarti korban, dan Victim” berarti korban, dan ““Logos” berarti ilmu pengetahuan. Logos” berarti ilmu pengetahuan.
@ Pengetahuan/Ilmu Pengetahuan ttg Korban@ Pengetahuan/Ilmu Pengetahuan ttg Korban
Pengertian terminology, adalah studi yg Pengertian terminology, adalah studi yg mempelajari tentang korban, mempelajari tentang korban, penyebab terjadinya korban/timbulnya penyebab terjadinya korban/timbulnya korban, dan akibat-akibat penimbulan korban korban, dan akibat-akibat penimbulan korban yang merupakan masalah manusia sebagai yang merupakan masalah manusia sebagai suatu kenyataan social. suatu kenyataan social.
Doc Ikamadewi
PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN
• Korban dan penyebab terjadinya Korban dan penyebab terjadinya korban/timbulnya korban yaitu : individu, korban/timbulnya korban yaitu : individu, kelompok, korporasi, swasta/ pemerintahkelompok, korporasi, swasta/ pemerintah
• akibat penimbulan korban : sikap dan akibat penimbulan korban : sikap dan tindakan thd korban dan atau pihak tindakan thd korban dan atau pihak pelaku serta mereka yang secara pelaku serta mereka yang secara langsung/tdk terlibat dalam terjadinya langsung/tdk terlibat dalam terjadinya suatu kejahatan.suatu kejahatan.
Doc Ikamadewi
Kamus ilmu pengetahuan social, Kamus ilmu pengetahuan social, victimologi adalah studi victimologi adalah studi
tentang tentang tingkah laku victim tingkah laku victim sebagai salah sebagai salah satu penentu satu penentu kejahatan.kejahatan.
…… pengertian yg lebih sempit/terbatas….…… pengertian yg lebih sempit/terbatas….
[2] Hugo Reading, Kamus Ilmu-ilmu social, Jakarta, Rajawali, Hugo Reading, Kamus Ilmu-ilmu social, Jakarta, Rajawali, 1986, hlm.457 1986, hlm.457
Doc Ikamadewi
Arif GositaArif GositaArif GositaArif Gosita
Victimologi adalah suatu bidang ilmu Victimologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang mengkaji semua pengetahuan yang mengkaji semua
aspek yang berkaitan dengan korban.aspek yang berkaitan dengan korban.
Mrp pengertian yg luas, sebab dari Mrp pengertian yg luas, sebab dari kenyataan sosial yang dapat disebut kenyataan sosial yang dapat disebut sebagai korban tidak hanya korban sebagai korban tidak hanya korban
perbuatan pidana (kejahatan) saja tetapi perbuatan pidana (kejahatan) saja tetapi dapat korban bencana alam, korban dapat korban bencana alam, korban kebijakan pemerintah dan lain-lain.kebijakan pemerintah dan lain-lain.
Doc Ikamadewi
Konsekwensinya, suatu victimisasi harus dipahami sebagai berikut:[1]
• Korban akibat perbuatan manusia, korban akibat perbuatan manusia dapat menimbulkan perbuatan kriminal misalnya: korban kejahatan perkosaan, korban kejahatan politik. Dan yang bukan bersifat kriminal (perbuatan perdata) misalnya :– korban dalam bidang Administratif/Korban kebijakan
pemerintah;
• [1] J.E. Sahetapy, Victimologi sebuah Bunga Rampai, Sinar Harapan, Jakarta, 1987, hlm.35
Doc Ikamadewi
Next
• Korban di luar perbuatan manusia, korban akibat di luar perbuatan manusia seperti bencana alam dan lain sebagainya.
Doc Ikamadewi
Tujuan dan Manfaat Tujuan dan Manfaat VictimologiVictimologi
Tujuan dan Manfaat Tujuan dan Manfaat VictimologiVictimologi
Viktimologi juga merupakan sarana Viktimologi juga merupakan sarana penanggulangan kejahatan/ penanggulangan kejahatan/
mengantisipasi perkembangan mengantisipasi perkembangan kriminalitas dalam masyarakat. sehingga kriminalitas dalam masyarakat. sehingga
viktimologi sebagai sarana viktimologi sebagai sarana penanggulangan kejahatan juga masuk penanggulangan kejahatan juga masuk kedalam salah satu proses kedalam salah satu proses Kebijakan Kebijakan
PublikPublik..
Antisipasi kejahatan yang dimaksud meliputi Antisipasi kejahatan yang dimaksud meliputi perkembangan atau frekuensi kejahatan, perkembangan atau frekuensi kejahatan, kualitas kejahatan, intensitas kejahatan kualitas kejahatan, intensitas kejahatan dan kemungkinan munculnya bentuk-dan kemungkinan munculnya bentuk-
bentuk kejahatan baru. bentuk kejahatan baru.
Doc Ikamadewi
POSISI KRIM-VICTIM DALAMPROSES KEBIJAKAN PUBLIK
Social Policy
Social Defence Policy
Social Welfare Policy
Criminal Policy
GoalSW/SD
Formulasi
Aplikasi
Eksekutif
Penal
Non Penal
Posisi Krim dan
Victimologi
Konkritisasi Hukum
Doc Ikamadewi
Konsekuensi logis dari Konsekuensi logis dari meningkatnya kejahatan atau meningkatnya kejahatan atau kriminalitas adalah kriminalitas adalah bertambahnya jumlah korban,bertambahnya jumlah korban,
sehingga penuangan kebijakan sehingga penuangan kebijakan yang berpihak kepada yang berpihak kepada kepentingan korban dan tanpa kepentingan korban dan tanpa mengenyampingkan pelaku mengenyampingkan pelaku mutlak untuk dilakukan, sehingga mutlak untuk dilakukan, sehingga studi tentang viktimologi perlu studi tentang viktimologi perlu untuk dikembangkan.untuk dikembangkan.
Doc Ikamadewi
Manfaat dari studi mengenai korban (Arif Gosita)
• Dengan viktimologi akan dapat diketahui siapa korban, hal-hal yang dapat menimbulkan korban, viktimisasi dan proses viktimisasi;
• Viktimologi memberikan sumbangan pemikiran tentang korban, akibat tindakan manusia yang telah menimbulkan penderitaan fisik, mental dan social;
Doc Ikamadewi
Next• melalui studi victimologi akan memberikan
pemahaman kepada setiap individu mengenai hak dan kewajibannya dalam rangka mengantisipasi berbagai bahaya yang mengancamnya;
• viktimologi memberikan sumbangan pemikiran mengenai masalah viktimisasi tidak langsung, dampak social polusi industri, viktimisasi ekonomi, politik dan penyalahgunaan kewenangan.
• viktimologi memberikan dasar pemikiran dalam penyelesaian viktimisasi criminal atau factor victimogen dalam sistem peradilan pidana.
Doc Ikamadewi
Dari uraian di atas pada dasarnya ada tiga hal pokok berkenaan dengan manfaat studi tentang
korban yaitu:
• manfaat yang berkenaan dengan usaha membela hak-hak korban dan perlindungan hukumnya;(Praktis)
• manfaat yang berkenaan dengan penjelasan tentang peran korban dalam suatu tindak pidana, dan(Filosofis)
• manfaat yang berkenaan dengan usaha pencegahan terjadinya korban.(Action)
Doc Ikamadewi
Kedudukan Viktimologi
Awalnya menjadi perdebatanapakah sbg bag dari kriminologi atau
sbg cabang ilmu yang mandiri yg sejajar dg disiplin ilmu yg lain.
Doc Ikamadewi
Hk Pidana Kriminologi
Penologi
Viktimologi
Etiologi
Doc Ikamadewi
Segi tiga Study KejahatanSegi tiga Study KejahatanSegi tiga Study KejahatanSegi tiga Study Kejahatan
Kejahatan
Reaksi SosialPenjahat
Doc Ikamadewi
Segi empat KejahatanSegi empat KejahatanSegi empat KejahatanSegi empat Kejahatan
Kejahatan
Penjahat Reaksi Sosial
Korban
Doc Ikamadewi
OBJEKR/L
Victimologi
Korban akibat Kejahatan Semua Korban
Viktimologi sbg bagian Dari kriminologi….Nagel
Viktimologi sbg disiplin ilmu tersendiri….. (Mendelsohn)
Paul Separovic, dasar Paul Separovic, dasar pembeda pada Ruang Lingkup pembeda pada Ruang Lingkup KajiannyaKajiannya
Paul Separovic, dasar Paul Separovic, dasar pembeda pada Ruang Lingkup pembeda pada Ruang Lingkup KajiannyaKajiannya
Doc Ikamadewi
Dalam symposium victimologi yang Dalam symposium victimologi yang pertama di Yerusalem tahun 1973pertama di Yerusalem tahun 1973
Dalam symposium victimologi yang Dalam symposium victimologi yang pertama di Yerusalem tahun 1973pertama di Yerusalem tahun 1973
NAGELNAGEL melaporkan bahwa victimologi melaporkan bahwa victimologi dewasa ini merupakan gagasan atau dewasa ini merupakan gagasan atau
pemikiran baru dalam kriminologi, karena pemikiran baru dalam kriminologi, karena telah terjadi pergeseran pemikiran yang telah terjadi pergeseran pemikiran yang tidak lagi melihat kejahatan melalui studitidak lagi melihat kejahatan melalui studi
““Factor CriminoligyFactor Criminoligy”” akan tetapi akan tetapi mengarah padamengarah pada “ “Criminologi of Criminologi of
Relationship”.Relationship”.
Doc Ikamadewi
Pengertian KorbanPengertian KorbanPengertian KorbanPengertian Korban
Apa yang dimaksud Apa yang dimaksud dengan korban ?dengan korban ?
Doc Ikamadewi
*Korban tidak saja dipahami sebagai obyek dari suatu kejahatan tetapi juga *Korban harus dipahami sebagai subyek yang perlu mendapat perlindungan secara social dan hukum . *Korban adalah orang baik, individu, kelompok ataupun masyarakat yang telah menderita kerugian yang secara langsung telah terganggu akibat pengalamannya sebagai target dari kejahatan *subyek lain yang dapat menderita kerugian akibat kejahatan adalah badan hukum.
Doc Ikamadewi
Bila hendak membicarakan mengenai korban, maka seyogyanya dilihat kembali pada budaya dan peradaban Ibrani kuno. Dalam peradaban tersebut, asal mula pengertian korban merujuk pada pengertian pengorbanan atau yang dikorbankan, yaitu” mengorbankan seseorang atau binatang untuk pemujaan atau hirarki kekuasaan”.[1]
[1] http://www.faculty.ncwc.edu/toconnor/300/300lect01.htm
Doc Ikamadewi
Selama beberapa abad, pengertian korban menjadi berubah dan memiliki makna yang lebih luas. Ketika viktimologi pertama kali ditemukan yaitu pada tahun 1940-an, para ahli viktimologi seperti Mendelshon, Von
Hentig dan Wolfgang cenderung mengartikan korban berdasarkan text book
dan kamus yaitu ”orang lemah yang membuat dirinya sendiri menjadi korban”.
[1]
[1] Ibid
Doc Ikamadewi
Pemahaman seperti itu ditentang habis-habisan oleh kaum feminist sekitar tahun 1980-an, dan kemudian mengubah pengertian korban yaitu “setiap orang yang terperangkap dalam suatu hubungan atau situasi yang asimetris. Asimetris disini yaitu segala sesuatu yang tidak imbang, bersifat ekploitasi, parasitis (mencari keuntungan untuk pihak tertentu), merusak, membuat orang menjadi terasing, dan menimbulkan penderitaan yang panjang”.[1]
[1] http://www.victoborg.com/html/feminist victimology
Doc Ikamadewi
Istilah korban pada saat itu merujuk pada pengertian “setiap orang, kelompok, atau apapun yang mengalami luka-luka, kerugian, atau penderitaan akibat tindakan yang bertentangan dengan hukum. Penderitaan tersebut bisa berbentuk fisik, psikologi maupun ekonomi”.[1]
[1] http//www.faculty.ncwc.edu/toconnor/300/300lect01.htm
Doc Ikamadewi
Kamus umum Kamus umum bahasa Indonesiabahasa Indonesia
Kamus umum Kamus umum bahasa Indonesiabahasa Indonesia
””korban adalah orang yang menderita korban adalah orang yang menderita kecelakaan karena perbuatan (hawa nafsu kecelakaan karena perbuatan (hawa nafsu dan sebagainya) sendiri atau orang lain”.dan sebagainya) sendiri atau orang lain”.[1]
[1] Purwadarminta, Purwadarminta, Kamus umum Bahasa Indonesia, Kamus umum Bahasa Indonesia, P.N. Balai Pustaka, Jakarta, 1976, hlm.33P.N. Balai Pustaka, Jakarta, 1976, hlm.33
Doc Ikamadewi
Menurut Arif GositaMenurut Arif GositaMenurut Arif GositaMenurut Arif Gosita
Pengertian korban adalah mereka yang menderita Pengertian korban adalah mereka yang menderita jasmani dan rohani sebagai tindakan orang lain jasmani dan rohani sebagai tindakan orang lain yang mencari pemenuhan kepentingan diri sendiri yang mencari pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan atau orang lain yang bertentangan dengan kepentingan dan hak asasi yang menderita.kepentingan dan hak asasi yang menderita.[1]
Pengertian yang disampaikan oleh Arif Gosita Pengertian yang disampaikan oleh Arif Gosita tersebut sudah diperluas maknanya, tidak hanya tersebut sudah diperluas maknanya, tidak hanya untuk perorangan tetapi berlaku bagi subyek untuk perorangan tetapi berlaku bagi subyek hukum yang lain, seperti badan hukum, kelompok hukum yang lain, seperti badan hukum, kelompok masyarakat dan korporasi. Timbulnya korban erat masyarakat dan korporasi. Timbulnya korban erat kaitanya dengan kejahatan.kaitanya dengan kejahatan.
[1] Arif Gosita, Arif Gosita, Kumpulan Makalah Masalah Korban,Kumpulan Makalah Masalah Korban, Akademika Akademika Presindo, Jakarta,2003, Presindo, Jakarta,2003, ,,hlm.41-42hlm.41-42
Doc Ikamadewi
SahetapySahetapySahetapySahetapy
““korban adalah orang perorangan atau korban adalah orang perorangan atau badan hukum yang menderita luka-luka, badan hukum yang menderita luka-luka, kerusakan atau bentuk-bentuk kerugian kerusakan atau bentuk-bentuk kerugian lainnya yang dirasakan, baik secara fisik lainnya yang dirasakan, baik secara fisik maupun secara kejiwaan. Kerugian maupun secara kejiwaan. Kerugian tersebut tidak hanya dilihat dari sisi hukum tersebut tidak hanya dilihat dari sisi hukum saja, tetapi juga dilihat dari segi ekonomi, saja, tetapi juga dilihat dari segi ekonomi, politik maupun social budaya. Mereka politik maupun social budaya. Mereka yang menjadi korban dalam hal ini dapat yang menjadi korban dalam hal ini dapat dikarenakan kesalahan si korban itu dikarenakan kesalahan si korban itu sendiri, peranan korban secara langsung sendiri, peranan korban secara langsung atau tidak langsung, dan tanpa adanya atau tidak langsung, dan tanpa adanya peranan dari si korban.peranan dari si korban.[1]
[1] J.E Sahetapy, J.E Sahetapy, Victimologi sebuah Bunga Rampai,Victimologi sebuah Bunga Rampai, Sinar Harapan, Jakarta, Sinar Harapan, Jakarta, 1987, hlm.251987, hlm.25
Doc Ikamadewi
Van BovenVan BovenVan BovenVan BovenMerujuk pada Deklarasi Prinsip-prinsip Dasar Merujuk pada Deklarasi Prinsip-prinsip Dasar Keadilan bagi korban Kejahatan dan Keadilan bagi korban Kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan penyalahgunaan kekuasaan ((Declaration of basic Declaration of basic Principle of justice for victim of crime and abuse Principle of justice for victim of crime and abuse of power)of power) yang mendefinisikan korban adalah: yang mendefinisikan korban adalah:[1]
Orang yang secara individual maupun Orang yang secara individual maupun kelompok telah menderita kerugian, kelompok telah menderita kerugian, termasuk cedera fisik maupun mental, termasuk cedera fisik maupun mental, penderitaan emosional, kerugian ekonomi penderitaan emosional, kerugian ekonomi atau perampasan yang nyata terhadap hak-atau perampasan yang nyata terhadap hak-hak dasarnya, baik kerana tindakan (by hak dasarnya, baik kerana tindakan (by act) maupun karena kelalaian (by act) maupun karena kelalaian (by omission).omission).
[1] Theo Van Boven, (editor:Ifdal kasim), Theo Van Boven, (editor:Ifdal kasim),Mereka yang Menjadi Mereka yang Menjadi Korban (Hak Korban atas Restitusi, Kompensasi dan Korban (Hak Korban atas Restitusi, Kompensasi dan
Rehabilitasi),Rehabilitasi),Elsam, Jakarta,2002, hlm.13Elsam, Jakarta,2002, hlm.13
Doc Ikamadewi
Berdasarkan pada beberapa pengertian tersebut diatas, pengertian korban bukan hanya untuk manusia saja atau perorangan saja, akan tetapi dapat berlaku juga bagi badan hukum, badan usaha, kelompok organisasi maupun Negara. Perluasan pengertian subyek hukum tersebut karena badan hukum atau kelompok tersebut melaksanakan hak dan kewajiban yang dilindungi oleh hukum atau dengan kata lain subyek hukum tersebut dapat merasakan penderitaan atau kerugian atas kepentingan yang dimiliki akibat perbuatan sendiri atau pihak lain seperti yang dirasakan oleh manusia.
Doc Ikamadewi
Rancangan Deklarasi dan Resolusi Konggres PBB ke-7 yang kemudian menjadi Resolusi MU-PBB 40/34, [1]bahwa yang dimaksud dengan korban adalah orang-orang, baik secara individual maupun kolektif, yang menderita kerugian akibat perbuatan (tidak berbuat) yang melanggar hukum pidana yang berlaku di suatu Negara, termasuk peraturan-peraturan yang melarang penyalahgunaan kekuasaan.
[1] United Nation, A Compilation of International Instrument, Volume I, New York, 1993, hlm.382
Doc Ikamadewi
Pengertian kerugian (Harm) mnrt Resolusi tsb, meliputi :- kerugian fisik maupun mental (Physical or mental injury), - penderitaan emosional (emotional suffering),- kerugian ekonomi (economic loss) atau- perusakan substansial dari hak-hak asasi manusia mereka (substantial impairment of
theirfundamental rights).
Doc Ikamadewi
~ Korban sacrificeyaitu bentuk korban/pengorbanan yg dikaitkan dg hal-hal yang bersifat metafisik, supranatural (korban dalam upacara keagamaan) ~ Korban secara Keilmuan (Viktimologi)yaitu semua bentuk korban yang tidak termasuk dalam pengertian yang pertama. (korban akibat kejahatan, kecelakaan, bencana alam, kesewenangan penguasa, pelangaran ham, penyalahgunaan kekusaan di bidang ekonomi)
Korban…..Berdasarkan makna dan hakekat
Doc Ikamadewi
PeranPeran Korban KorbanPeranPeran Korban Korban
Untuk melihat peran, karateristik pelaku dan korban Untuk melihat peran, karateristik pelaku dan korban kejahatan, CARROL mengajukan rumus yang cukup kejahatan, CARROL mengajukan rumus yang cukup
popular dengan pendekatan rasional analitis. popular dengan pendekatan rasional analitis. Menurutnya kejahatan adalah realisasi keputusan Menurutnya kejahatan adalah realisasi keputusan yang diambil dengan turut mempertimbangkan yang diambil dengan turut mempertimbangkan
beberapa factor antara lainbeberapa factor antara lain
SU SU (Subyektife Utility),(Subyektife Utility), p(S) p(S) (Probability of Success),(Probability of Success), G G (Gain),(Gain), p(F) ( p(F) (Probability of Fail)Probability of Fail) dan L dan L (Loss).(Loss).[1]
Sehingga Carrol Menggambarkan dengan Rumus:Sehingga Carrol Menggambarkan dengan Rumus:
SU= (p(S)xG)-(p(F)xL)SU= (p(S)xG)-(p(F)xL)
[1] John S Carrol, Commiting A Crime, The Offender Decicion, John S Carrol, Commiting A Crime, The Offender Decicion, San Francisco, 1982, hal. 103San Francisco, 1982, hal. 103
Doc Ikamadewi
Dari rumus diatas dapat dijelaskan bahwa seseorang
yang akan melakukan kejahatan harus
mempertimbangkan beberapa hal yang selanjutnya akan menghasilkan keputusan, apakah ia akan melakukan
tindak pidana ataukah tidak. Inilah yang dimaksud dengan
Subyektive Utility (SU)
Doc Ikamadewi
Hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah:
• p(S)/ Probability of Succes = seberapa besar kemungkinan keberhasilan rencana kejahatan
• G (Gain) = seberapa besar keuntungan (materi/kepuasan)yang akan diperoleh;
• p(F)/ Probability Of Fail = seberapa besar kemungkinan gagalnya rencana kejahatan dan;
• L (Loss) = seberapa besar kerugian yang akan diderita manakala kejahatan yang dilakukan gagal dan tertangkap.
Doc Ikamadewi
Jika rumus di atas dianalisis dengan optik korban, akan nampak bahwa factor p(S)/ Seberapa besar keberhasilan rencana kejahatan, dan p(F) / Seberapa besar
kemungkinan rencana kegagalan, sebagian besar terletak pada korban artinya berhasil atau tidaknya rencana kejahatan tergantung pada keadaan diri atau pun tipologi calon korban.
Doc Ikamadewi
Dengan meminjam istilah Manheim yang menggambarkan adanya laten Victim (Mereka yang cenderung menjadi korban dibandingkan orang lain,misalnya wanita, anak-anak dan manula) maka pelaku akan merasa optimis akan keberhasilan dari kejahatanya.
Doc Ikamadewi
Sedangkan factor Gain/seberapa besar keuntungan materi/kepuasan yang diperoleh
Terlihat pada sikap korban yang senang dengan gaya hidup mewah dan pamer materi yang lebih menjurus pada peningkatan daya tarik atau rangsang, sehingga pelaku kejahatan dengan cara dini sudah dapat memperkirakan besarnya keuntungan yang akan diperoleh.
Doc Ikamadewi
Resiko Korban, yaitu:kondisi/keadaan trtentu yg berpeluang terjadinya viktimisasi
Berdasarkan typologi korban Hentig:• The young• The Female• The old• Immigrants• The mentaly defektif• Minorities• Dul normals• Depressed• The acquisitive• The Wanton• Heartbroken• Tormentors• The blocked
Doc Ikamadewi
SCHAFER, bdasarkan type daerah & masy.nya.
• Masy kecil/besar• Daerah bisnis• Wilayah pemukiman• Faktor situasi
Doc Ikamadewi
Macam-macam Korban Kejahatan
Doc Ikamadewi
Konggres PBB ketujuh telah mengelompokkan macam-
macam korban sebagai berikut:
• Korban kejahatan konvensional adalah korban yang diakibatkan oleh tindak pidana biasa atau kejahatan biasa misalnya, pembunuhan, perkosaan, penganiayaan dan lain-lain;
• Korban non-konvensional adalah korban kejahatan yang diakibatkan oleh tindak pidana berat seperti terorisme, pembajakan, perdagangan narkotika secara tidak sah, kejahatan terorganisir dan kejahatan computer;
• Korban kejahatan akibat penyalahgunaan kekuasaan (Ilegal abuses of power) terhadap hak asasi manusia alat penguasa termasuk penangkapan serta penahanan yang melanggar hukum dan lain sebagainya.
Doc Ikamadewi
Pengelompokan atas macam-macam korban tersebut didasarkan atas perkembangan masyarakat. Terhadap korban kategori ketiga adanya korban penyalahgunaan
kekuasaan berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia.
Kemudian sejak viktimologi diperkenalkan sebagi suatu ilmu pengetahuan yang
mengkaji permasalahan korban serta segala aspeknya, maka wolfgang melalui
penelitiannya menemukan bahwa ada beberapa macam korban yaitu:[1]
[1] Dalam makalah “Beberapa catatan umum Tentang Masalah Korban, disampaikan oleh Marjono reksodiputro dalam seminar sehari tentang Relevansi Viktimologi di Universotas Airlangga, surabaya pada 23 Maret 1985
Doc Ikamadewi
Wolfgang
• Primary victimization, adalah korban individual/perorangan bukan kelompok;
• Secondary Victimization, korbannya adalah kelompok, misalnya badan hukum;
• Tertiary Victimization, yang menjadi korban adalah masyarakat luas;
• Non Victimozation, korbannya tidak dapat segera diketahui misalnya konsumen yang tertipu dalam menggunakan hasil produksi.
Doc Ikamadewi
Tipologi KorbanUntuk memahami peran korban, harus dipahami pula tipologi korban yang dapat diidentifikasi dari
keadaan dan status korban. Tipologi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
• Unrelated victims, yaitu korban yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan terjadinya korban, misalnya pada kasus kecelakaan pesawat. Dalam hal ini tanggungjawab sepenuhnya terletak pada pelaku.
• Provocative Victims, yaitu seseorang yang secara aktif mendorong dirinya menjadi korban, misalnya kasus selingkuh, dimana korban juga sebagai pelaku.
• Participating Victims, yaitu seseorang yang tidak berbuat tetapi dengan sikapnya justru mendorong dirinya menjadi korban.
Doc Ikamadewi
Next
• Biologically weak Victims, yaitu mereka yang secara fisik memiliki kelemahan atau potensi untuk menjadi korban, misalnya orang tua renta, anak-anak dan orang yang tidak mampu berbuat apa-apa.
• Socially Weak Victims, Yaitu mereka yang memiliki kedudukan social yang lemah yang menyebabkan mereka menjadi korban, misalnya korban perdagangan perempuan, dan sebagainya.
• Self Victimizing Victims, yaitu mereka yang menjadi korban karena kejahatan yang dilakukannya sendiri, pengguna obat bius, judi, aborsi dan prostitusi.
Doc Ikamadewi
Sejarah Perkembangan pengakuan terhadap
korban
Doc Ikamadewi
Tahapan Proses Tahapan Proses Perlindungan KorbanPerlindungan Korban
Tahapan Proses Tahapan Proses Perlindungan KorbanPerlindungan Korban
Tahap I Tahap I
(Masa Kejayaan/Keemasan hak korban)/ (Masa Kejayaan/Keemasan hak korban)/ Golden AgeGolden Age
Dalam tahap ini victim langsung Dalam tahap ini victim langsung berhadapan dengan offender (Pelaku) berhadapan dengan offender (Pelaku) tetapi belum ada pembagian hukum, tetapi belum ada pembagian hukum,
antara hukum pidana dan hukum antara hukum pidana dan hukum perdata. (Victim Vs Offender)perdata. (Victim Vs Offender)
Doc Ikamadewi
Tahap II (Tahap Tanggungjawab
Negara/Raja)
Dalam tahapan ini, melanggar hukum pidana berarti melanggar hak Negara sehingga konsepnya:
Negara Vs Offender / Raja Vs Offender
Artinya kepentingan korban diwakili oleh Negara/raja, korban
berada diluar sistem.
Doc Ikamadewi
Tahap III (Tahap memberi hak kepada korban untuk memberikan masukan kepada
Negara sebagai wakilnya)
Melanggar hukum pidana berarti melanggar hak Negara namun korban memiliki hak untuk memberi masukan
kepada Negara demi kelancaran proses pembuktian,
Victim (sifatnya memberi masukan) + Negara Vs Offender
Doc Ikamadewi
Tahap IV (Tahap pertanggungjawaban merata)
Pelanggar hukum pidana berarti melanggar hak korban, Negara
sekaligus hak pelaku/offendernya sendiri.
Konsepnya: Victim Negara
Pelakuada konsep pemulihan hubungan yang kondusif antara pelaku
dengan korban yang dimediatori oleh negara
Doc Ikamadewi
Perlindungan korban
Doc Ikamadewi
Latar belakang perlunya perlindungan terhadap korban
• Konsep negara hukum, adanya jaminan thd hak asasi manusia
• Kasus-kasus dalam peradilan seringkali menempatkan korban sebagai orang yang terabaikan, dan akan menjadi korban lanjutan dari SPP
• Terungkapnya kasus2 pidana tidak lepas dari peranan korban dalam memberikan keterangan
Doc Ikamadewi
Perlindungan Terhadap Korban
Perlindungan terhadap korban menurut Barda Nawawi dapat dilihat dari dua makna yaitu:
• Perlindungan hukum untuk tidak menjadi korban tindak pidana lagi (berarti perlindungan hak asasi manusia (HAM) atau kepentingn hukum seseorang);
• Perlindungan untuk memperoleh jaminan/santunan hukum atas penderitaan /kerugian orang yang telah menjadi korban tindak pidana “(jadi identik dengan penyantunan korban)”. (kompensasi, dan restitusi)
Doc Ikamadewi
• Kompensasi :- Diminta oleh korban- atas dasar permohonan - Dibayarkan oleh masyarakat/negara- Wujud pertanggungjawaban negara/masyrakat secara perdata.
• Restitusi :- Dituntut oleh korban- Melalui diputus oleh persidangan- Dibayarkan oleh pelaku - sbg wujud pertanggungjawaban pelaku
Doc Ikamadewi
Perlindungan hukum dari segi Perlindungan hukum dari segi macamnya dapat dibedakan macamnya dapat dibedakan
antara pasif dan aktifantara pasif dan aktif
Perlindungan hukum dari segi Perlindungan hukum dari segi macamnya dapat dibedakan macamnya dapat dibedakan
antara pasif dan aktifantara pasif dan aktifPerlindungan hukum yang pasifPerlindungan hukum yang pasif berupa tindakan- berupa tindakan-
tindakan luar tindakan luar (selain proses peradilan)(selain proses peradilan) yang yang memberikan pengakuan dan jaminan dalam bentuk memberikan pengakuan dan jaminan dalam bentuk pengaturan atau kebijaksanaan berkaitan dengan pengaturan atau kebijaksanaan berkaitan dengan
hak-hak pelaku maupun korban. hak-hak pelaku maupun korban.
Sedangkan yang aktifSedangkan yang aktif dapat berupa tindakan yang dapat berupa tindakan yang berkaitan dengan upaya pemenuhan hak-haknya berkaitan dengan upaya pemenuhan hak-haknya
(berupa perlindungan hukum). (berupa perlindungan hukum).
Doc Ikamadewi
Perlindungan hukum meliputi :
• Aktif preventif berupa hak-hak yang diberikan oleh pelaku, yang harus diterima oleh korban berkaitan dengan penerapan aturan hukum ataupun kebijaksanaan pemerintah.
• aktif represif berupa tuntutan kepada pemerintah atau aparat penegak hukum terhadap pengaturan maupun kebijaksanaan yang telah diterapkan kepada korban yang dipandang merugikan.[1]
[1] Philip M Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat, Disertasi, Universitas Airlangga, Surabaya, 1987,
dalam Winahnu Erwiningsih, Ibid hlm.23
Doc Ikamadewi
Hak-hak korban menurut Hak-hak korban menurut Declaration of basic Declaration of basic
principles of justice for victim principles of justice for victim of crimes and abuse of powerof crimes and abuse of power
Doc Ikamadewi
The Declaration of Basic Principles of Justice for
Victims of Crime and Abuse of Power.
• Hak memperoleh informasi;• Hak didengar dan dipertimbangkan
kepentingannya pada setiap tahapan proses peradilan pidana;
• Hak memperoleh bantuan yang cukup;• Hak memperoleh perlindungan
terhadap privasi dan keamanan;
Doc Ikamadewi
Next• Hak memperoleh pelayanan yang cepat
dalam penyelesaian perkara• Hak untuk memperoleh ganti kerugian
(Restitusi)• Hak memperoleh kompensasi (dalam
kejahatan yang berat/serius)• memperoleh kesempatan berpartisipasi
pada tahapan proses pidana.
Doc Ikamadewi
Model Perlindungan Hukum terhadap Korban
Doc Ikamadewi
TEORI PERLINDUNGAN KORBAN
Teori Perlindungan Korban ada dua model yaitu:
• Services Model (SM)• Prosedural Right Model
(PRM)
Doc Ikamadewi
Ad.1. Services Model /SM (Model Pelayanan)
Memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
• Victim tidak terlibat dalam proses peradilan pidana
• polisi dan jaksa adalah aparat Negara yang melayani kepentingan masyarakat termasuk didalamnya adalah korban (Penegakan hukum)
• Negara bertanggungjawab thd rakyatnya /masy.nya termasuk dlm menyantuni korban /rakyat.
Doc Ikamadewi
Legal Reasoning, Kenapa Legal Reasoning, Kenapa Korban tidak dilibatkan ?Korban tidak dilibatkan ?Legal Reasoning, Kenapa Legal Reasoning, Kenapa Korban tidak dilibatkan ?Korban tidak dilibatkan ?
Keterlibatan korban akan mengacaukan Keterlibatan korban akan mengacaukan sistem pelayanan public, pelayanan sistem pelayanan public, pelayanan terhadap korban adalah bagian dari terhadap korban adalah bagian dari
pelayanan public kalau korban ikut akan pelayanan public kalau korban ikut akan ada kepentingan individu yang masuk.ada kepentingan individu yang masuk.
Sementara bagian dari tugas polisi secara Sementara bagian dari tugas polisi secara ekplisit adalah bagian dari layanan ekplisit adalah bagian dari layanan
public.public.
Doc Ikamadewi
Positif (keuntungan) model ini:
–mengurangi beban korban
–rasionalisasi reaksi terhadap kejahatan dapat berkurang (Kalau tidak di ditangani oleh negara akan terjadi kejahatan yang terus menerus)
Doc Ikamadewi
Negatif (Kerugian) Model ini:
• Tidak bisa empati terhadap penderitaan korban
• Ada alasan tindakan sewenang-wenang yang mengatasnamakan kepentingan public.
Doc Ikamadewi
Ad.2. Procedural right model (PRM)
Ciri-cirinya:• Korban memiliki hak hukum dalam
setiap tahapan proses peradilan.(hak bantuan hukum dan sebagainya)
• korban dapat terlibat langsung dalam proses peradilan
• kewajiban polisi +jaksa untuk memperhatikan mempertimbangkan hak-hak korban dan pemenuhannya.
Doc Ikamadewi
Keuntungan (Positip):
• Korban mempunyai kesempatan untuk tampil
• Korban diberdayakan/ada pemberdayaan korban / tidak diluar sistem
• Meminimalisasi penyalahgunaan wewenang.
Doc Ikamadewi
Kelemahan (Negatif):
• Mengacaukan SPP• Memungkinkan korban
memperjuangkan secara emosional krn diberi kesempatan untuk balas dendam
• Keadilan akan bersifat subyektif (individual justice)
Doc Ikamadewi
DAMPAK PERGESERAN KEADILAN RETRIBUTIF KEPADA KEADILAN RESTORATIF TERHADAP PENYELENGGARAAN
SISTEM PERADILAN PIDANA
Keadilan Retributif Tema Pokok Keadilan Restoratif
1 2 3
Kepada pelanggar dan karena pelanggarannya
Orientasi keadilan
Kepada Kepentingan Korban
Melanggar Negara Kejahatan Melanggara Hak Perseorangan
Negara Korban Orang yang dirugikan langsung, masyarakat, Negara dan pelanggar sendiri
Mengadili pelanggar dan menjatuhkan pidana sebagai
rasionalisasi pembalasan
Sistem Peradilan Pidana
Menyelesaikan Konflik antara Pelanggar dengan Korbannya
Pidana bersifat pembalasan atas pelanggaran hukum
pidana
Pemidanaan Pertanggungjawaban Pelanggar terhadap akibat perbuatannya
Bersifat pasif Korban dalam sistem peradilan pidana
Bersifat Aktif
Doc Ikamadewi
Doc Ikamadewi
Kompleksitas Study Kompleksitas Study KejahatanKejahatan
Kompleksitas Study Kompleksitas Study KejahatanKejahatan
Kejahatan
Penjahat Reaksi Sosial
Korban