veto kesepakatan uni eropa

Upload: indra-saputra

Post on 06-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Veto Kesepakatan Uni Eropa

    1/11

    Veto Kesepakatan Uni Eropa, PM Cameron Dikecam

    Oposisi Inggris

    PM Inggris David Cameron memveto keputusan negara-negara Uni Eropa untuk memperketat

    pengawasan sistem keuangan Eropa dalam pertemuan di Brussels, Belgia

    Para pemimpin Eropa mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah finansial jangkapanjang dalam KTT di Brussels pekan lalu. Namun para pemimpin Uni Eropa mengambilkesepakatan tanpa dukungan salah satu negara yang ekonominya terbesar, Inggris, dan merekamembiarkan beberapa persoalan penting tidak terselesaikan.

    Perundingan berlangsung lama sampai lewat tengah malam di Markas Besar Uni Eropa diBrussels.

    Di Markas Besar itu 27 pemimpin Eropa berusaha merundingkan peraturan-peraturan keuangan.

    Tetapi pada akhirnya, Perdana Menteri Inggris David Cameron memveto keputusan itu,menyebabkan timbulnya suasana kekesalan yang ditunjukkan oleh Presiden Perancis NicolasSarkozy dan pemimpin-pemimpin lainnya.

    Ketua KTT Uni Eropa, Herman van Rompuy, menjelaskan apa yang terjadi. Ia mengatakanbahwa ke-17 negara zona euro dan banyak negara lain telah bertekad mengikuti peraturankeuangan baru tersebut. Menurutnya, ini tentang peraturan keuangan yang lebih tertib, adanyalebih banyak sanksi otomatis, dan pengawasan yang lebih ketat.

    Tetapi Inggris merupakan satu-satunya negara yang tidak mendukung gagasan ini. Setelahkembali ke London Perdana Menteri David Cameron membela keputusannya dalam sidang

    khusus Parlemen.

    Cameron mengatakan, "Terus terang saya harus memberitahu Parlemen, pilihannya adalahperjanjian tanpa pengamanan yang tepat atau tidak ada perjanjian, dan jawaban yang tepat adalahtidak ada perjanjian. Bukan hal yang mudah untuk dilakukan, tapi inilah langkah yang tepat."

    Perdana Menteri Cameron menegaskan, ia memveto rencana itu agar jangan menjadi kebijakanresmi Uni Eropa, karena akan merugikan industri jasa finansial penting Inggris, dan memberikekuasaan terlalu besar atas anggaran belanja Inggris kepada para birokrat di Brussels.

    Seperti yang telah diduga, langkah itu tidak disambut baik oleh pemimpin oposisi.

    Ed Miliband mengatakan, "Dia (Cameron) meninggalkan kursi kita dalam perundingan. Diatelah mengekspos, bukannya melindungi bisnis Inggris. Dia pulang membawa kerugian bagiInggris."

    Kecaman yang tidak terduga justru datang dari mitra koalisi Cameron, yaitu Deputi PerdanaMenteri, Nick Clegg.

  • 8/3/2019 Veto Kesepakatan Uni Eropa

    2/11

    "Saya rasa, kita terkucil di Eropa, kalau kita, satu lawan 26 (negara Uni Eropa), kemungkinanbesar buruk dampaknya bagi bidang pekerjaan, buruk bagi pertumbuhan dan mata pencaharianjutaan orang di negeri ini," ujar Nick Clegg.

    Inggris sebelumnya juga tidak mau ikut dalam penggunaan mata uang bersama euro, dan

    menolak ikut dalam persetujuan tapal batas terbuka Uni Eropa. Tetapi masih menjadi anggotaberpengaruh kelompok itu.

    Perdana Menteri David Cameron mengatakan, keputusan itu akan memungkinkan negara-negaralain terus mengikuti peraturan-peraturan keuangan baru dan ini tidak berbeda dengan kebijakanInggris selama ini.

    Uni Eropa Capai Kesepakatan Baru untuk Selamatkan

    Zona EuroBursa saham dan nilai mata uang euro naik setelah sebagian besar anggota Uni Eropa menyetujuikesepakatan baru hari Jumat untuk meningkatkan ikatan ekonomi mereka demi menyelamatkanzona euro yang kesulitan. Tapi reaksi beragam tentang kesepakatan itu, yang tercapai setelahpembicaraan maraton antara pemimpin Eropa di Brussels.

    Sebuah langkah besar kedepan untuk menyelamatkan zona euro - atau kesempatan yangdilewatkan? Opini terpecah tajam tentang kesepakatan itu yang dicapai oleh sebagian besar -tetapi tidak semua - pemimpin Uni Eropa hari Jumat.

    Kepala Bank Sentral Eropa Mario Draghi menanggapi positif kesepakatan atas ikatan fiskal yanglebih kokoh itu dan pengendalian lebih ketat atas anggaran pemerintah.

    Ia mengatakan, "Hasil kesepakatan ini sangat baik untuk zona euro, sangat baik. Ini hampirmendekati kesepakatan fiskal yang padat, dan tentu akan menjadi dasar bagi kebijakan ekonomiyang jauh lebih berdisiplin bagi negara-negara anggota euro, dan tentunya akan bermanfaatdalam situasi saat ini."

    Dua puluh tiga dari ke-27 negara anggota Uni Eropa sudah menyetujui kesepakatan itu, yangdiperjuangkan oleh negara-negara ekonomi kuat; Perancis dan Jerman untuk menjamin agarkrisis utang dan krisis perbankan Eropa tidak terjadi lagi. Ini termasuk ke-17 negara anggota

    zona euro yang kesulitan.

    Namun, dalam konferensi pers terakhir hari Jumat, presiden Uni Eropa Herman Von Rompuymengatakan tiga negara lagi sedang mempertimbangkan untuk bergabung ini akan membuatInggris sebagai satu-satunya negara yang tidak menyetujuinya.

  • 8/3/2019 Veto Kesepakatan Uni Eropa

    3/11

    Ia mengatakan, "Kami lebih suka pada perubahan kesepakatan penuh dengan ke-27 negara itu,mengubah semua perjanjian Uni Eropa. Kami telah mencobanya, tapi karena tidak ada keputusandengan suara bulat, kami harus mengambil keputusan lain."

    Kanselir Jerman Angela Merkel memuji kesepakatan itu sebagai sebuah keberhasilan.

    Kanselir Merkel mengatakan negara-negara yang memilih untuk membentuk persatuan fiskalyang baru memilih masa depan yang pertalian ekonominya lebih solider, yang akan membuatmata uang euro lebih aman.

    Anggota Uni Eropa yang mematuhi kesepakatan baru itu harus berkomitmen untuk menjagadefisit anggarannya di bawah 0,5 persen dari output ekonomi mereka - atau beresiko dikenakansanksi. Kesepakatan itu diperkirakan akan ditandatangani bulan Maret. Para pemimpin Eropajuga menyepakati langkah-langkah lain untuk menghentikan meluasnya krisis zona euro - sepertimemberi Dana Moneter Internasional dana 260 milyar dolar lagi untuk menopang perlindungankeuangan.

    Menteri Keuangan AS Desak Pemimpin Eropa Segera Atasi

    Krisis Keuangan

    Menkeu Timothy Geithner pergi ke Eropa hari Selasa guna mendorong para pemimpin Eropamengambil tindakan penting guna meredakan krisis keuangan di sana.

    Menteri Keuangan Amerika, Timothy Geithner hari Selasa bertemu dengan Kanselir Jerman

    Angela Merkel dan Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi untuk memperingatkanpenundaan lebih jauh bisa membahayakan perekonomian dunia termasuk pemulihan ekonomiyang lamban di Amerika, yang merupakan perekonomian terbesar dunia.

    Dalam jumpa pers bersama rekannya dari Jerman, Menteri Keuangan Wolfgang Schaeuble,mengatakan Amerika menyetujui langkah-langkah yang diambil para pemimpin Eropa sejauhini.

    Badan kredit Standard & Poor hari Selasa mengancam akan menurunkan peringkat tertinggi danatalangan untuk negara-negara Eropa yang dilanda hutang. Berita itu keluar dua hari menjelangpara pemimpin Eropa bertemu di Brussels dalam upaya menyelesaikan krisis hutang yang

    berlangsung selama dua tahun.

    Menteri Keuangan Jerman itu mengatakan ancaman itu hanya akan menambah pentingnyakonferensi itu.

    Kanselir Jerman dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy hari Senin memaparkan rencana untukmemperketat pengawasan atas anggaran masing-masing pemerintah. Mereka menyerukan

  • 8/3/2019 Veto Kesepakatan Uni Eropa

    4/11

    perubahan bagi traktat yang mengatur ke 27 negara Uni Eropa itu, atau setidaknya menutupianggaran-anggaran di 17 negara zona Euro itu.

    Perancis dan Jerman Dorong Standar Anggaran Ketat

    untuk Mata Uang EuroPeringatan Standard & Poors (S&P) terkait penurunan peringkat kredit di Eropa, memiicuPerancis dan Jerman untuk menetapkan standar anggaran ketat bagi 27 negara Uni Eropa.

    Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan lagi perlunyamengetatkan kerjasama negara-negara pengguna mata uang euro setelah badan peringkat kreditSandard & Poors. S&P, mengatakan mungkin akan menurunkan peringkat kredit di seluruhEropa.

    Kedua pemimpin ekonomi terbesar di Eropa itu hari Senin menanggapi peringatan S&P tersebut

    dengan mengatakan, Jerman dan Prancis bertekad mengambil semua langkah yang perlu untukmemastikan kestabilan mata uang euro.

    Standard & Poors mengumumkan mungkin akan menurunkan peringkat 15 dari ke-17 negarapengguna euro, termasuk Jerman dan Prancis, dari peringkat tertinggi Triple-A, jika merekatidak mengambil langkah yang tuntas dan menentukan untuk mengakhiri krisis hutang Eropa.

    Sebelumnya hari Senin Sarkozy dan Merkel menyerukan perjanjian baru Uni Eropa untukmengawasi pengeluaran. Keduanya ingin memberlakukan standar anggaran ketat yang seragamuntuk ke-27 negara anggota Uni Eropa, yang otomatis menghukum negara yang melanggarketentuan mengenai pengeluaran.

    Deal Uni Eropa, laporan China gairahkan saham AS dan

    mata uang euro

    New York, Bloomberg 9/12/11 Saham-saham global rebound dan euro naik pada hari Jumatsetelah hampir semua pemimpin Uni Eropa sepakat untuk membangun sebuah serikat fiskaluntuk mengatasi krisis utang.Sebuah laporan Reuters bahwa China merencanakan kendaraan investasi baru $300 miliar untukberinvestasi di Eropa dan Amerika Serikat juga mendukung sentimen investor.Imbal hasil utang Italia juga diperdagangkan di bawah ambang batas 7 persen, yang dipandang

    sebagai unsustainability yang tinggi. Namun, kata para pedagang bahwa pembelian berkali-kaliBank Sentral Eropa mengimbangi kekecewaan atas prospek untuk mengakhiri krisis lebih cepat.Dipimpin oleh Jerman dan Perancis, 26 dari 27 negara di Uni Eropa sepakat setelah pertemuanpuncak dua hari untuk mengejar integrasi yang lebih kuat dengan disiplin anggaran ketat di zonaeuro. Inggris mengatakan pihaknya tidak dapat menerima amandemen yang diusulkan perjanjianUni Eropa.Saham-saham Eropa dan AS melonjak lebih dari 1 persen, bangkit dari sebagian besar koreksihari Kamis karena investor melihat manfaat dalam kesepakatan Uni Eropa.

  • 8/3/2019 Veto Kesepakatan Uni Eropa

    5/11

    'Beberapa orang berharap kesepakatan yang lebih besar, tapi kami melihat lebih banyakkenyamanan di balik upaya langkah-langkah tersebut,' kata Dennis Wassung, portofolio manajerdi Cabot Money Management di Salem, Massachusetts.Tetapi beberapa analis memperingatkan bahwa para pemimpin Uni Eropa gagal memberikanjawaban yang meyakinkan kepada investor yang khawatir tentang kemampuan mereka untuk

    mengatasi krisis utang yang berkembang di Italia dan Spanyol.Obligasi Italia rebound, dan imbal hasil pada obligasi 10-tahun merosot. Imbal hasil turun 15poin menjadi 6,38 persen.Euro juga berbalik arah, menguat 0,2 persen menjadi $1,3372. Mata uang tunggal globalmencapai posisi tertinggi $1,3433 di tengah berita laporan Reuters tentang kendaraan investasiyang direncanakan Cina.New York, Bloomberg 9/12/11 Saham-saham global rebound dan euro naik pada hari Jumatsetelah hampir semua pemimpin Uni Eropa sepakat untuk membangun sebuah serikat fiskaluntuk mengatasi krisis utang.Sebuah laporan Reuters bahwa China merencanakan kendaraan investasi baru $300 miliar untukberinvestasi di Eropa dan Amerika Serikat juga mendukung sentimen investor.

    Imbal hasil utang Italia juga diperdagangkan di bawah ambang batas 7 persen, yang dipandangsebagai unsustainability yang tinggi. Namun, kata para pedagang bahwa pembelian berkali-kaliBank Sentral Eropa mengimbangi kekecewaan atas prospek untuk mengakhiri krisis lebih cepat.Dipimpin oleh Jerman dan Perancis, 26 dari 27 negara di Uni Eropa sepakat setelah pertemuanpuncak dua hari untuk mengejar integrasi yang lebih kuat dengan disiplin anggaran ketat di zonaeuro. Inggris mengatakan pihaknya tidak dapat menerima amandemen yang diusulkan perjanjianUni Eropa.Saham-saham Eropa dan AS melonjak lebih dari 1 persen, bangkit dari sebagian besar koreksihari Kamis karena investor melihat manfaat dalam kesepakatan Uni Eropa.'Beberapa orang berharap kesepakatan yang lebih besar, tapi kami melihat lebih banyakkenyamanan di balik upaya langkah-langkah tersebut,' kata Dennis Wassung, portofolio manajerdi Cabot Money Management di Salem, Massachusetts.Tetapi beberapa analis memperingatkan bahwa para pemimpin Uni Eropa gagal memberikanjawaban yang meyakinkan kepada investor yang khawatir tentang kemampuan mereka untukmengatasi krisis utang yang berkembang di Italia dan Spanyol.Obligasi Italia rebound, dan imbal hasil pada obligasi 10-tahun merosot. Imbal hasil turun 15poin menjadi 6,38 persen.Euro juga berbalik arah, menguat 0,2 persen menjadi $1,3372. Mata uang tunggal globalmencapai posisi tertinggi $1,3433 di tengah berita laporan Reuters tentang kendaraan investasiyang direncanakan Cina.

    Amerika dan Uni Eropa Langsungkan KTT di Gedung

    Putih

    Presiden Amerika Barack Obama menjamu para pemimpin Uni Eropa dalam pertemuan puncakhari ini yang diperkirakan akan membahas, antara lain, krisis hutang Eropa.

  • 8/3/2019 Veto Kesepakatan Uni Eropa

    6/11

    Pertemuan di Gedung Putih itu diadakan sementara para anggota Uni Eropa mengalami kesulitanuntuk menyepakati cara membendung masalah ekonomi yang mendalam yang melanda zonaeuro, kelompok 17 negara anggota Uni Eropa yang menggunakan euro sebagai mata uangbersama mereka.

    Pertemuan puncak itu dihadiri oleh Ketua Dewan Eropa Herman Van Rompuy, Presiden KomisiEropa Jos e Manuel Barroso, pimpinan kebijakan luar negeri Uni Eropa, Katherine Ashton, danMenteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton.

    Para pemimpin juga diperkirakan akan membicarakan program nuklir Iran, proses perdamaianTimur-Tengah, kejahatan cyber-space dan terorisme.

    Badan penilai kelayakan kredit Moodys memperingatkan hari Senin bahwa sekalipun badan ituyakin tidak akan terjadi penyebaran kredit macet di zona euro, kemungkinan beberapakemacetan kredit tidak dapat lagi diremehkan.

    Senat AS Setujui Sanksi Baru Terhadap Iran

    Senat Amerika dengan suara bulat menyetujui rancangan yang hendak mengenakan sanksi baruterhadap Iran karena program nuklirnya yang mencurigakan

    Para anggota Senat dengan suara 100 lawan 0 mendukung rancangan yang bertujuan untukmengucilkan dan melumpuhkan bank sentral Iran. Rancangan tersebut hendak memutuskansetiap perusahaan atau lembaga keuangan yang berurusan dengan bank sentral Iran dari pasarAmerika.

    Hasil pemungutan suara itu berarti rancangan tadi akan dilampirkan pada rancangan belanjapertahanan yang lebih besar -- tetapi rancangan tersebut menghadapi rintangan legislatiftambahan dan kemungkinan veto Presiden Barack Obama karena hal lain yang tidak adahubungannya. Gedung Putih juga telah mengecam sanksi tersebut dengan alasan sanksi itu dapatmenghukum sekutu Amerika dan mengurangi dukungan internasional pada usaha menentangprogram nuklir Iran.

    Sebelumnya hari Kamis, Uni Eropa memperketat tekanan ekonomi terhadap Iran. Para diplomatmengatakan 180 pejabat dan perusahaan Iran akan terkena ganjaran baru itu. Mereka jugasepakat untuk mempertimbangkan ganjaran masa depan terhadap sektor angkutan dan energi

    vital Iran.

    Negara-negara kuat Barat mencurigai Iran sedang berusaha mengembangkan senjata nuklirwalaupun Teheran mengatakan program nuklirnya bertujuan damai.

    Mayoritas Rakyat Inggris Ingin Keluar dari Uni EropaInternasional, Newsno comments

  • 8/3/2019 Veto Kesepakatan Uni Eropa

    7/11

    PetaPolitik.Com Bersamaan dengan

    pelaksanaan KTT Uni Eropa pada 9-10 Desember lalu, di Inggris dilakukan jajak

    pendapat oleh Survation untuk Mail on Sunday. Hasilnya 48% mengatakan Inggris harus

    meninggalkan Uni Eropa sama sekali.

    Survey lainnya yang dilakukan oleh ComRes bersamaan puncak pelaksanaan KTT Uni Eropajuga memperlihatkan bahwa 52% rakyat Inggris brependapat bahwa krisis euro merupakan

    kesempatan yang ideal bagi Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa.

    Inggris merupakan satu-satunya negara di kawasan Eropa yang tidak ikut aturan baru yangditerapkan untuk mengatasi krisis utang di kawasan itu. Dari 27 negara anggota Uni Eropasebanyak 17 negara sepakat dengan aturan baru, sementara 9 negara lainnya yang sebenarnyabukan merupakan negara pengguna mata uang tunggal euro ttinggal menunggu persetujuan dariparlemen masing-masing negaranya.

    Secara garis besar aturan baru yang akan diberlakukan Maret 2012 berisi antara lain penetapanbesaran defisit struktural per tahun dari tiap-tiap negara adalah 0,5% dari GDP, lalu pengenaansanksi bagi negara-negara yang mengalami defisit di atas 3%.

    Perdana Menteri Inggris David Cameron tegas tidak ikut aturan baru itu dengan alasan untuklebih melindungi kepentingan ekonomi dan nasib rakyat Inggris sendiri. Beberapa pemimpinnegara Eropa sangat menyayangkan sikap Inggris ini karena bisa membuatnya menjadi terisolasidalam kawasan Eropa. Padahal tahun 2010 lalu Uni Eropa menjadi pasar terbesar bagi Inggris.

    Di sisi lain, data Principal European Economic Indicators (PEEIs) memperlihatkan pula bahwaperekonomian Inggris saat ini sedang dalam kondisi tidak menggembirakan. Per Juli 2011 laluangka pengangguran di Inggris mencapai 8,1%. Dimana untuk pengangguran di bawah usia 25tahun mencapai 21,2% dan pengangguran di atas 25 tahun ada sebanyak 5,9%.

    Sedangkan Economic Outlook OECD November 2011 lalu merilis bahw real Gross DomesticProduct Inggris menunjukkan tahun 2010 sebesar 1,8%, tahun 2011 sebesar 0,9% dan di tahun2010 diperkirakan pada angka 0,5%. Sedangankan untuk kawasan Eropa, real GDP tahun 2011adalah sebesar 1,6% dan pada tahun 2010 diprediksikan pada angka 0,2%.

    Fakta ini menunjukkan bahwa Inggris pun ikut terseret dalam pusaran krisis Eropa. Penurunanreal GDP hampir separuhnya yang terjadi pada tahun ini sebenarnya juga ikut memukul banyakindustri yang ada di Inggris. Agaknya inilah yang menjadi alasan David Cameron untuk tetap

  • 8/3/2019 Veto Kesepakatan Uni Eropa

    8/11

    ngotot tidak ikut aturan baru di kawasan Eropa. Karena kondisi dalam negeri pun masih sedikitmorat-marit. Bila dipaksakan harus ikut mengedepankan kepentingan kawasan maka bisamembuat kondisi perekonomiannya lebih buruk.

    Sikap Inggris ini sebenarnya tidak jauh-jauh dengan Amerika Serikat. Pada saat krisis utang di

    sejumlah negara Eropa mulai meledak, Amerika Serikat menegaskan tidak akan memberikandana talangan untuk Uni Eropa. Alasan Presiden Amerika Serikat Barack Obama waktu ituadalah negara-negara Eropa mempunyai kemampuan sendiri untuk mengatasi krisis yang terjadidi kawasan itu. Padahal sikap pemerintah Amerika Serikat itu hanya untuk berkelit agar tidakikut menanggung beban krisis di Eropa mengingat kondisi dalam negerinya pun sedangmengalami defisit anggaran.

    Jadi pada saat negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Inggris meninggalkankepentingan kawasan dan lebih mengutamakan kepentingan dalam negerinya, sikap terbalikmalah ditunjukkan oleh pemerintah Indonesia. Terlihat jelas bagaimana pemerintah Indonesialebih mengedepankan kepentingan kawasan tenimbang kepentingan rakyatnya. Impor garam,

    ikan, beras adalah salah satunya. (leo)

    Krisis Eropa Bikin Amerika Ngeri!

    Internasional, Newsno comments

    PetaPolitik.Com Hasil KTT Uni Eropa

    minggu lalu ternyata jauh dari kata memuaskan. Sentimen negatif para pelaku pasar

    finansial terus saja membayangi dinamika lantai bursa di berbagai belahan dunia.

    Kondisi ini ternyata membuat Amerika Serikat harus mewaspadai segala kemungkinan dampakkrisis Eropa agar tidak memukul kondisi perekonomian dalam negeri.

    Walaupun sejumlah indikasi ekonomi Amerika Serikat di kuartal ketiga 2011 cukup baik.Terlihat dari turunnya angka pengangguran di Amerika Serikat sebanyak 0,4% sehinggga saat inipada kisaran 8,6% serta naiknya tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 2,0%. Namun kondisitersebut ternyata tidak cukup untuk menenangkan gejolak negatif pasar finansial terutama lantaibursa.

    Sudah dua hari ini indeks bursa di negeri Paman Sam mengalami tekanan yang cukup besarsehingga melorot. Pada sesi penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, indeks Dow berada

  • 8/3/2019 Veto Kesepakatan Uni Eropa

    9/11

    pada angka 11.954,94 turun sebanyak 66,45 poin (-0.55%), Nasdaq di angka 2.579,27 turun32,99 poin (-1,26%), S&P 500 berada pada posisi 1.225,72 turun sebanyak 10,74 poin (-0.87%).

    Melorotnya lantai bursa di negeri Paman Sam ini merupakan jawaban atas kengerian daridampak krisis ekonomi di Eropa. Sebelumnya para pembuat kebijakan Fed telah meningkatkan

    peringatan mereka tentang krisis utang Eropa. Bahkan Wakil Ketua Fed Janet Yellenmengatakan Eropa perlu mengambil langkah-langkah kuat untuk memadamkan gejolak fiskaldan keuangan di kawasan itu.

    Memburuknya perekonomian di Eropa memberikan dampak secara langsung terhadapmelambatnya pertumbuhan ekonomi global. Di sisi lain pasar finansial akan pertama kali yangmerasakan dampak dari melambatnya kondisi itu. Pasar finansial akan anjlok dan membuatinvestasi menjadi mandek bahkan bisa minus.

    Kondisi itulah yang menjadi salah satu kekhawatiran para pembuat kebijakan ekonomi diAmerika Serikat. Apalagi the Fed secara terbuka telah menyatakan bahwa strain (tekanan) di

    pasar keuangan global terus menimbulkan risiko penurunan yang signifikan terhadap prospekekonomi Amerika Serikat. Untuk mengantisipasi hal itu the Fed nampaknya cenderung berlakukonservatif dengan tidak melakukan perubahan frontal terhadap kebijakan ekonomi.

    Salah satunya adalah dengan tidak menurunkan tingkat suku bunga setidaknya sampaipertengahan 2013. Selain itu the Fed juga melakukan pengolaan inflasi sejak awal tahun denganharapan inflasi jangka panjang bisa tetap dikontrol dan stabil.

    Tidak cukup sampai disitu saja, beriringan dengan meledaknya krisis utang di negara-negaraEropa maka the Fed pun menggalang dukungan dan kerjasama dengan berbagai bank sentralnegara-negara lain. Bank Sentral Amerika Serikat ini mencoba untuk merangsang ekonomi dan

    membatasi dampak dari gejolak Eropa bersama-sama dengan bank sentral negara lain sepertiInggris dan Cina. Minimal berbagai langkah kebijakan moneter yang akan diambil the Fed akanmudah diakomodasi dalam kebijakan moneter negara-negara dalam jalinan kerjasama itu.

    Amerika Serikat memang harus mewaspadi krisis Eropa agar pasar produk barang dan jasa nyatidak terganggu. Karena kalau sampai terganggu akan membuat penumpukan produk barang danjasa di dalam negeri dalam jumlah yang besar. Kondisi itu jelas bisa memukul dan mematikanberagam industri di dalam negeri yang saat ini sesungguhnya juga sedang dalam kondisi sekarat.

    Di sisi lain, Amerika Serikat pun harus bersaing keras dengan Cina dalam memperebutkan pasarselain di kawasan Eropa. Ekspansi Cina yang luar bisa membuat Amerika Serikat kewalahan

    dalam melakukan penetrasi pasar terutama di kawasan Asia Timur. Tidak hanya itu saja, neracaperdagangan Amerika Serikat juga mengalami defisit dengan Cina.

    Jadi bila selama ini sudah dipusingkan dengan persoalan persaingan dagang melawan Cina, tiba-tiba harus dihadapkan dengan krisis Eropa. Bila semua tidak diselesaikan maka ancaman resesiakan membayangi Amerika Serikat di tahun depan

    Achmad Deni Daruri

  • 8/3/2019 Veto Kesepakatan Uni Eropa

    10/11

    President Director Center for Banking Crisis

    KRISIS ekonomi di Uni Eropa dan Amerika Serikat memperlihatkan akan pentingnya sistempembayaran dalam sistem perekonomian negara maju. Siklus bisnis merupakan bagian pentingdari pembangunan ekonomi. Di negara adidaya seperti Amerika Serikat saja depresi ekonomi

    juga kerap melekat dalam sistem perekonomian mereka.

    Ketika depresi ekonomi tahun 1930-an terjadi, sistem pembayaran yang mereka miliki relatiftidak terlalu canggih. Fakta memperlihatkan depresi ekonomi terjadi dalam periode yang relatiflama. Sedangkan pada depresi ekonomi tahun 2008 yang baru saja terjadi, perekonomian ASsudah keluar bukan hanya dari kondisi depresi, melainkan juga resesi ekonomi. Hal ini tidakterlepas dari semakin canggihnya sistem pembayaran yang mereka miliki saat ini ketimbangtahun 1930-an.

    Dengan sistem pembayaran yang canggih bank sentral dapat melakukan berbagai macam akrobatkebijakan moneter secara simultan. Walaupun saat ini kebijakan fiskal tersandera oleh keadaan

    politik, pertumbuhan ekonomi AS sudah di atas 0%. Inflasi juga diperkirakan sudah mulai naik.Perbankan pun semakin mudah mendapatkan suntikan likuiditas dari bank sentral dengan sistempembayaran yang canggih. Bahkan, bank sentral AS dapat menyalurkan likuiditas bukan hanyakepada bank-bank yang ada di Amerika Serikat, melainkan kepada bank-bank asing lainnya.

    Uni Eropa

    Dalam kasus krisis Uni Eropa yang baru saja terjadi, hal yang sama kembali dilakukan banksentral Amerika Serikat dengan menyuntikan kredit likuiditas. Sistem pembayaran telahmembuat operasi moneter dan operasi stabilitas keuangan, termasuk operasi stabilitas perekonomian, menjadi semakin efektif. Bank-bank di AS dengan adanya sistem pembayaran

    yang canggih juga dapat semakin mengandalkan pendapatan nonbunga.

    Dalam kondisi krisis ekonomi sangatlah sulit bagi bank-bank untuk mendapatkan bunga daripemberian kredit. Dengan demikian, sistem pembayaran yang canggih akan menjadi habitat bagibank-bank yang tidak semata-mata mengandalkan dari penghasilan pendapatan bunga.

    Tidaklah mengherankan jika bank seperti BCA sangat memberi perhatian khusus kepada bisnis pembayaran. Dalam kasus perekonomian Indonesia, diversifikasi pendapatan bank sangatlah penting, sehingga seandainya perekonomian kembali mengalami krisis ekonomi, perbankanmemiliki basis pendapatan yang lebih luas.

    Di Eropa permasalahannya lebih kompleks ketimbang di AS karena di Uni Eropa memilikiberagam sistem pembayaran. Inggris, misalnya, tidak mengikuti sistem pembayaran Uni Eropa.Meskipun demikian, secara teoritis sistem pembayaran di Uni Eropa sebetulnya sudah cukupmemadai untuk mengefektifkan kebijakan moneter dan fiskal dalam rangka mengatasi krisisekonomi.

  • 8/3/2019 Veto Kesepakatan Uni Eropa

    11/11

    Terbukti bank sentral Eropa terus membeli surat berharga yang diterbitkan negara-negaraanggota Uni Eropa. Walaupun langkah ini sebetulnya tidak terlalu efektif, karena pertumbuhanekonomi di Uni Eropa tampaknya terus memburuk.

    Program rekapitalisasi perbankan juga belum selesai sehingga terlalu banyak faktor

    ketidakpastian Uni Eropa. Padahal, perbankan merupakan pilar penting dalam sistempembayaran di mana pun. Dengan demikian, ketidakpastian di Uni Eropa sebetulnya merupakanketidakpastian terhadap dapat berlangsungnya sistem pembayaran di wilayah tersebut.

    Berisiko Rendah

    Kegagalan rekapitaliasi perbankan di Uni Eropa merupakan kegagalan membangun kepercayaan pasar akan sistem pembayaran di Uni Eropa. Karena itu, teori efek domino tidak seluruhnyatepat. Jika kepercayaan pasar akan sistem pembayaran dapat ditingkatkan, dapat dipastikan tidakakan terjadi ketakutan seperti yang dikembangkan oleh teori efek domino. Dengan demikian,ketidakpercayaan terhadap sistem pembayaran lebih dapat dijelaskan oleh teori efekpopcorn.

    Sejauh mana G20 mampu memaksa Uni Eropa untuk segera melakukan rekapitalisasi perbankanmereka merupakan ukuran dari keberhasilan mengatasi krisis di Uni Eropa itu sendiri. Sistem pembayaran yang berisiko rendah cenderung mampu memangkas hubungan antarlembaga-lembaga keuangan ketika krisis keuangan terjadi. Depresi ekonomi dapat diselesaikan dengankebijakan fiskal dan moneter. Namun, tanpa sistem pembayaran yang efektif, kebijakanmakroekonomi apa pun tidak akan dapat berjalan efektif.

    Krisis ekonomi juga terjadi ketika sistem pembayaran mengalami gangguan, misalnya adanyakomponen sistem pembayaran seperti bank yang mengalami krisis likuiditas apalagi solvabilitas.Keterkaitan antara krisis ekonomi dan sistem pembayaran sangatlah erat. Begitu pula dengan

    keterkaitan antara pemulihan ekonomi dan sistem pembayaran. (*)