vaskulitis (mata)

19
BAB I PENDAHULUAN Mata adalah indera penglihatan yang mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Walaupun mata berukuran kecil, namun kerusakannya dapat mempengaruhi kualitas hidup manusia dan dapat mengakibatkan ketergantungan hidup terhadap orang lain. Mata adalah organ yang sensitif dan juga mudah terkena  penyakit. Mata dapat terganggu baik jika ada kelainan pada bagian mata itu sendiri maupun jika ada susatu penyakit sistemik . Gangguan pada mata dapat berupa keluhan mata merah, kabur, penglihatan berkurang, nyeri dan sebagainya. Salah satu bagian mata yang dapat mengalami kerusakan adalah pembuluh darah. Seluruh pembuluh darah di tubuh manusia berkemungkinan untuk mengalami kerusakan, mulai dari infeksi, spasme, kebocoran. Pembuluh darah di mata juga berkemungkinan untuk terjadi infeksi. Vaskulitis adalah inflamasi dari pembuluh darah. Vaskulitis dapat  bersifat sistemik, misalnya pada leukocytoclastic vasculitis,  granulomatous angiitis,  giant cell arteritis, systemic nerotizing vasculitis dan thromboangiitis obliterans. Vaskulitis juga dapat terjadi pada mata, misalnya pada retinal vaskulitis dan choroidal vaskulitis. Vaskulitis pada pembuluh darah mata juga dapat terjadi karena suatu inflamasi pembuluh darah sistemik, misalnya pada Wegener’s disease, Be het disease, ҫ  Eales’ disease. Walaupun vaskulitis pada relatif jarang terjadi, namun tetap harus diwaspadai karena terdapat penurunan bahkan penglihatan yang tidak disertai dengan rasa sakit maupun mata merah, sehingga pasien tidak sadar telah mengalami penyakit tersebut. Pasien seringkali datang ketika telah terjadi perdarahan berulang, pada fase neovaskularisasi dan mengalami perdarahan vitreus. Karena pembahasan tentang vaskulitis sangatlah luas, maka pada telaah ilmiah ini akan lebih ditekankan tentang retinal vaskulitis, yang lebih sering terjadi pada mata. BAB II 1

Upload: anies-mediressia-soedjadhi

Post on 19-Jul-2015

181 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 1/19

 

BAB I

PENDAHULUAN

Mata adalah indera penglihatan yang mempunyai peran yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Walaupun mata berukuran kecil, namun kerusakannya

dapat mempengaruhi kualitas hidup manusia dan dapat mengakibatkan ketergantungan

hidup terhadap orang lain. Mata adalah organ yang sensitif dan juga mudah terkena

 penyakit. Mata dapat terganggu baik jika ada kelainan pada bagian mata itu sendiri

maupun jika ada susatu penyakit sistemik . Gangguan pada mata dapat berupa keluhan

mata merah, kabur, penglihatan berkurang, nyeri dan sebagainya. Salah satu bagian

mata yang dapat mengalami kerusakan adalah pembuluh darah. Seluruh pembuluh

darah di tubuh manusia berkemungkinan untuk mengalami kerusakan, mulai dari

infeksi, spasme, kebocoran. Pembuluh darah di mata juga berkemungkinan untuk 

terjadi infeksi. Vaskulitis adalah inflamasi dari pembuluh darah. Vaskulitis dapat

 bersifat sistemik, misalnya pada leukocytoclastic vasculitis,  granulomatous angiitis,

 giant cell arteritis, systemic nerotizing vasculitis dan thromboangiitis obliterans.

Vaskulitis juga dapat terjadi pada mata, misalnya pada retinal vaskulitis dan choroidal

vaskulitis. Vaskulitis pada pembuluh darah mata juga dapat terjadi karena suatu

inflamasi pembuluh darah sistemik, misalnya pada Wegener’s disease, Be het disease,ҫ  

Eales’ disease.

Walaupun vaskulitis pada relatif jarang terjadi, namun tetap harus diwaspadai

karena terdapat penurunan bahkan penglihatan yang tidak disertai dengan rasa sakit

maupun mata merah, sehingga pasien tidak sadar telah mengalami penyakit tersebut.

Pasien seringkali datang ketika telah terjadi perdarahan berulang, pada fase

neovaskularisasi dan mengalami perdarahan vitreus.

Karena pembahasan tentang vaskulitis sangatlah luas, maka pada telaah ilmiah

ini akan lebih ditekankan tentang retinal vaskulitis, yang lebih sering terjadi pada mata.

BAB II

1

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 2/19

 

ANATOMI RETINA

Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapisyang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Retina

membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliaris, dan berakhir di tepi

ora serrata. Pada orang dewasa, ora serrata berada sekitar 6,5 mm di belakang garis

schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm di belakang garis ini pada sisi nasal.

Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel berpigmen retina

sehingga juga bertumpuk dengan membrane bruch, koroid, dan sklera.

  Gambar 1. Anatomi Mata

Lapisan-lapisan retina mulai dari sisi dalamnya adalah :

a. Membran limitans interna

 b. Lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion yang berjalan

menuju nervus optikus

c. Lapisan sel ganglion

d. Lapisan pleksiformis dalam, yang mengandung sambungan-sambungan sel

ganglion dengan sel amkrin dan bipolar 

2

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 3/19

 

e. Lapisan inti dalam badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal

f. Lapisan pleksiformis luar, yang mengandung sambungan-sambungan sel

 bipolar dan sel horizontal dengan fotoreseptor 

g. Lapisan inti luar sel fotoreseptor 

h. Membran limitans eksterna

i. Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar batang dan kerucut

 j. Epithelium pigmen retina.1

Gambar 2. Lapisan Retina

Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 2,3 mm pada kutub

 posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula yang merupakan daerah

 pigmentasi kekuningan yang disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil), yang

 berdiameter 1,5 mm. Di tengah makula, sekitar 3,5 mm di sebelah lateral diskus

optikus, terdapat fovea, yang merupakan suatu cekungan yang memberikan pantulan

khusus bila dilihat dengan oftalmoskop. Foveola adalah bagian tengah fovea dimana sel

fotoreseptornya adalah sel kerucut dan merupakan bagian retina yang paling tipis.Dua sel fotoreseptor pada retina adalah sel batang dan sel kerucut Kedua

fotoreseptor ini dapat dibedakan berdasarkan karakteristik khususnya masing-masing

seperti bentuk, segmen luar dan dalam, posisi nukleus, dan bentuk terminal

sinapsisnya. Semua sel fotoreseptor memiliki segmen luar yang mengandung pigmen

3

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 4/19

 

 penglihatan dan segmen dalam yang berisi nukleus dan terminal sinapsis. Segmen luar 

dan dalam, baik untuk sel batang ataupun sel kerucut dihubungkan oleh suatu jembatan

sitoplasma yang bersilia. Rata-rata retina manusia memiliki 4,6 juta sel kerucut dan 92

 juta sel batang. Penyebaran sel-sel fotoreseptor pada retina membentuk suatu pola.

Distribusi sel kerucut terbanyak terdapat pada fovea, sekitar 10% dari jumlah total sel

kerucut yang ada di retina sehingga berperan dalam penglihatan warna dan ketajaman

 penglihatan terbaik. Kemudian, distribusi sel kerucut ini menurun setelah melewati

makula. Sel batang juga memiliki distribusi sendiri pada retina. Sekitar 0,25 mm sentral

dari fovea, tidak terdapat sel batang. Distribusi sel batang ini kemudian akan meningkat

sekitar 5 dan 7 mm pada wilayah eksenteritas berikutnya. Distribusi sel batang

terbanyak terdapat pada cincin elips pada eksenteritas lempeng optik dan meluas ke

retina nasal dengan lokasi terbanyak pada retina superior. Distribusi sel batang inilah

yang menjadikan peranannya dalam fungsi penglihatan perifer.

Klasifikasi sel-sel fotoreseptor didasarkan pada gambaran mikroskopik pada

ujung sel tersebut. Sel kerucut semakin mengecil pada segmen luarnya, sedangkan sel

 batang berbentuk silinder atau seperti batang. Segmen luar pada sel kerucut

dihubungkan oleh suatu terminal sinapsis yang lebar yang disebut pedicle, sedangkanterminal sinapsis pada sel batang berbentuk lebih kecil yang disebut sphrules. Selain

 berdasarkan gambaran morfologi tersebut, pengklasifikasian sel fotoreseptor juga

didasarkan pada kemampuan fotosensitivitasnya.

Retina menerima darah dari dua sumber yaitu khoriokapilaria dan cabang-

cabang arteri sentralis retina. Khoriokapilaris memperdarahi sepertiga luar retina,

termasuk lapisan pleksiformis luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan epitel

 pigmen retina sedangkan cabang-cabang arteri sentralis retina memperdarahi dua

 pertiga sebelah dalam retina.1,2

BAB III

VASKULITIS

4

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 5/19

 

A. Definisi

Vaskulitis adalah inflamasi dari pembuluh darah.3 Vaskulitis yang paling

 banyak terjadi pada mata adalah vaskulitis pada pembuluh vena retina, atau biasa

disebut periphlebitis.3 Pada beberapa kasus juga ditemukan vaskulitis dari arteriola,

atau disebut periarteritis.3 Umumnya disebut dengan retinal vaskulitis. Retinal

vaskulitis adalah sekumpulan manifestasi yang disebabkan oleh inflamasi pada

vaskularisasi retina, yang dapat terjadi bersamaan dengan inflamasi intraokuler.

B. Etiologi

Penyebab dari vaskulitis belum dapat diketahui. Vaskulitis dapat merupakan

 penyakit primer, maupun penyakit sekunder, ataupun merupakan bagian dari suatu

 penyakit sistemik dan muncul bersamaan dengan penyakit mata lainnya.4,5,6 Vaskulitis

 juga dapat berupa suatu manifestasi lokal dan neoplasma. Namun kebanyakan

 penyebabnya adalah multifaktorial.4 

Berikut beberapa penyakit yang biasa menyertai retinal vaskulitis.

 

Kelainan pada pembuluh darah retina yang tidak disebabkan oleh proses

inflamasi, misalnya karena peningkatan viskositas darah, aterosklerosis dan anomali

5

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 6/19

 

kongenital, tidak dimasukkan dalam retinal vaskulitis, namun sama-sama termasuk 

dalam retinal vaskulopati.7 

Perbedaan antara vaskulitis sistemik dan retinal vaskulitis adalah ukuran

 pembuluh darah yang terkena, pada retinal vaskulitis pembuluh darah yang terkena

umumnya mikrovaskular hingga kecil, sedangkan pada vaskulitis sistemik ukurannya

lebih bervariasi.7

Vaskulitis juga memiliki beberapa faktor predisposisi, misalnya faktor genetik 

seperti HLA-DR3 pada SLE, HLA-DR4 pada retinal vaskulitis idiopatik, reumatoid

artritis dan Takayasu’s disease. Retinal vaskulitis juga ditemukan pada Beh et diseasesҫ  

yang berhubungan dengan kelainan pada HLA-B5101.5 Beberapa tipe HLA lainnya

 juga berhubungan dengan Beh et disease dan multiple sclerosis.ҫ8,9

C. Patofisiologi

Terdapat beberapa mekanisme imunitas atas terjadinya vaskulitis, yaitu reaksi

kompleks imun, reaksi autoantibodi, dan reaksi hipersensitivitas.9 

Pada beberapa penyakit, retinal vaskulitis sendiri disebabkan oleh deposit

kompleks imun yang dihasilkan oleh antigen dan antibodi. Beberapa orang dengan

sistem imun rendah dapat memiliki kemampuan untuk menghilangkan debris jaringan

atau antigen berlebih yang kurang efisien, sehingga kompleks imun tersebut dapat

menarik sel polimorfonuklear yang akan menyebabkan kerusakan jaringan maupun

 pembuluh darah. Hal ini biasa terjadi pada orang dengan SLE, poliartritis nodosa,

Beh et disease, dan retinal vaskulitis yang penyebabnya tidak diketahui.ҫ6,10,11

Antibodi juga dapat mengikat antigen dari suatu sel maupun jaringan secara

langsung, sehingga menyebabkan aktivasi sistem komplemen yang menghasilkan lisis

sel maupun kerusakan toksik, seperti biasa terjadi pada keganasan, Wegener granulomatosis dan poliartritis nodosa.12,13 Autoantibodi terhadap sel endotel ditemukan

 pada 47% pasien retinal vaskulitis yang terkait dengan penyakit sistemik, dan

ditemukan pada 35% pasien retinal vaskulitis idiopatik.14  

6

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 7/19

 

Reaksi hipersensitivitas tipe lambat juga terjadi Wegener granulomatosis,

sarcoidosis dan simpatika ophthalmia.15 Pada Eales disease ditemukan pada 50% pasien

terjadi reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap suatu purified protein derivavtive.7

D. Insiden

Retinal vaskulitis umumnya jarang terjadi.16 Pada Beh het disease, retinalҫ  

vaskulitis terjadi pada 60-80% pasien, prevalensi dari Beh het disease sendiri adalahҫ  

0,12-370/100000 penduduk, dengan ratio pria : wanita adalah 1:1.6 Retinal vaskulitis

dapat terjadi pada segala usia, terbanyak pada usia dewasa muda. Dapat terjadi pada

orang sehat, dengan etiologi tidak diketahui. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

insiden cukup tinggi pada orang dengan TB (>20%) namun hubungan dengan TB

 belum dapat dijelaskan dengan pasti. Beberapa mengemukakan bahwa tidak ada

hubungan antara TB dan retinal vaskulitis.6

Kelainan retina terjadi pada 25% pasien dengan SLE, 40% pada pasien PAN.

Retinal vaskulitis juga terjadi pada 3-5% pasien Wegener granulomatosa, prevalensi

dari Wegener granulomatosa sendiri adalah 8 per 1 milyar penduduk.6 Sedangkan pada

 penderita Rheumatoid arthritis, retinal vaskulitis ditemukan pada 18% penderita yangmenjalani fluorescein angiography.17

E. Klasifikasi

Pembagian retinal vaskulitis dapat didasarkan pada proses peradangannya,

Retinal vaskulitis termasuk dalam retinal vaskulopati yang disebabkan oleh proses

inflamasi. Retinal vaskulopati dibedakan menjadi 2, yaitu karena proses inflamasi dan

non-inflamasi.7 

Tabel. 1 Klasifikasi Retinal Vaskulopati

Klasifikasi Retinal Vaskulopati

Penyakit ContohNon-inflammatory

7

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 8/19

 

Atherosclerosis

Congenital anomalies

Increased blood viscosity

Inflammatory

Secondary to chorioretinal inflammation

As part of systemic diseaseVaso-occlusive disease

Primary retinal vasculitis

Diabetes mellitus

Coats' disease

Hemoglobinopathies, paraproteinemias

Toxoplasmosis, cytomegalovirus

Sarcoidosis, Behqet's syndrome, polyarteritis

Anticardiolipin antibody-mediated

Eales disease, frosted branch angiitis

Selain itu, ada pula yang mengklasifikasikan retinal vaskulitis sebagai primer 

dan sekunder, karena beberapa kasus tidak diketahui etiologinya dan tidak dapat

menggunakan tabel diatas, sehingga dimasukkan dalam kategori primer.7

Menurut etiologinya, retinal vaskulitis dibagi menjadi 4, yaitu retinal vaskulitis

yang penyebabnya tidak diketahui/idiopatik, kelainan/penyakit pada mata itu sendiri,

 penyakit infeksi, dan penyakit sistemik.

F. Manifestasi Klinis

Retinal vaskulitis dengan penyebab apapun dapat menuju kepada suatu sekuel

 patologik yang bentuknya hampir sama dan dapat menyertai beberapa penyakit

inflamasi primer dimanapun di tubuh. Manifestasi klinis awal dari retinal vaskulitis

 biasanya tidak spesifik, berupa infiltrat maupun eksudat perivaskuler dan sheathing of 

retinal vessels atau berupa penebalan dinding dari pembuluh darah disertai involusi

 pembuluh darah serta white cell cuffing . Keterlibatan hanya salah satu dari arteri atau

vena jarang ditemukan. Pembuluh vena biasanya terkena lebih dulu dan lebih sering

dibandingkan arteriol, kombinasi keduanya biasa terjadi.18

  Pada pasien dengan retinal vaskulitis, pasien dapat datang dengan keluhan

 penurunan penglihatan parah hingga kebutaan mendadak, baik unilateral atau

 bilateral.19 Tidak terdapat tanda-tanda proses penyakit pada mata bagian luar, tidak 

terdapat kemerahan dan nyeri pada mata. Pasien juga dapat merasa pusing, nyeri

kepala, nyeri tekan pada daerah temporal, nyeri saat mengunyah. Pada beberapa kasus

8

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 9/19

 

seperti pada PAN, TB dapat ditemukan demam, malaise, penurunan berat badan.19

Pada banyak pasien, retinal vasculitis dapat disertai dengan anterior uveitis, vitritis atau

chorioretinitis.9

Dari pemeriksaan oftalmologi dengan ophthalmoskop, dapat ditemukan edema

 pada makula, eksudat dan pembengkakan retina. Dilatasi pembuluh vena, perdarahan

retina baik fokal maupun multipel.6

Periphlebitis dan pebhlitis menunjukkan gambaran dilatasi sebagian,

iregularitas vena dan  perivenous cuffing  yang terdiri dari leukosit dalam berbagai

ukuran. Periarteritis dan arteritis dapat menunjukkan cotton-wool spot , yaitu deposit

kompleks imun pada arteriol prekapiler, seperti pada SLE dan infeksi virus lainnya. 20

Pada pemeriksaan dengan  Fundus Fluorescein Angiography, yang perlu

diperhatikan adalah staining daripada dinding pembuluh darah retina dan kebocoran

 pembuluh darah. Pemeriksaan ini lebih sensitif untuk mendiagnosis retinal vaskulitis.

Kebocoran fokal dapat ditemukan pada sarcoidosis, kebocoran yang diffuse ditemukan

 pada retinal vaskulitis yang berkaitan dengan Eales’s maupun Beh et disease. Perluҫ  

dilihat cotton woll spot yang menandakan adanya mikroinfark dari retina karena oklusi

arteri. Pada PAN dapat pula terjadi choroidal vaskulitis. Dapat ditemukan pula infiltratintraretinal, yang selalu ada pada Beh et disease. Dilatasi aneurisma dari retina danҫ  

nervus optikus, gambaran reduplikasi pembuluh darah juga dapat ditemukan. Retinal

iskemik harus dipastikan, untuk memutuskan apakah perlu untuk dilakukannya laser 

 photocoagulation.21

Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Saurabh, et al pada 113 orang

dengan retinal vaskulitis, didapatkan berbagai manifestasi klinis, yang paling banyak 

ditemukan adalah gambaran vaskuler berlapis yaitu pada 82 pasien, lalu vitritis pada 51

 pasien, pembuluh darah sklerosis pada 48 pasien, dan lain-lainnya seperti yang

terlampir di tabel 2.

Tabel 2. Manifestasi klinis pada retinal vaskulitis

9

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 10/19

 

Retinal vaskulitis pada Beh het disease akan menimbulkan gambaran edemaҫ  

retina, eksudat putih kekuningan, serta perdarahan. Dapat terjadi bersama dengan

hipopion, pan uveitism inflamasi koroid, retina, dan makula.6

Eales disease adalah penyakit idiopatik, biasanya bersifat perifer, terkadang

retinal vasculitis terjadi bilateral yang menyebabkan neovaskularisasi pada perifer.

Manifestasi klinis yang dapat dapat ditemukan adalah “benda terbang” dan kehilangan

 penglihatan dalam berbagai derajat yang tidak disertai rasa nyeri. Terkadang

vaskulitisnya sembuh sendiri dan perdarahan kecil dapat direabsorpsi. Hilangnya

 penglihatan disebabkan oleh perdarahan vitreus berualng dan jarang disebabkan oleh

iskemia vaskuler. Tanda pada penyakit Easel’s dapat dibagi menjadi tanda inflamasi,

tada iskemik dan tanda neovaskularisasi.6

10

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 11/19

 

Tanda inflamasi adalah berupa perplebitis perifer. Terdapat eksudat

 perivaskuler pada segmen pembuluh darah. Pada pemeriksaan dengan fluorescein,

 pembuluh darah dengan vaskulitis akan tertandai. Tanda iskemia berupa perdarahan

retina superfisial, namun tanda dot dan blot jarang ditemukan. Didapatkan gambaran

reduplikasi dan beading  sebagai respon iskemik. Didapatkan area yang tidak 

mendapatkan perfusi. Tanda dari neovaskularisasi adalah pembuluh darah baru pada

cabang pembuluh darah antara retina yang vaskuler dan avaskuler. Pada pasien pasien

yang datang dengan perdarahan vitreous, 80% nya telah mengalami neovaskularisasi.

Terdapat gambaran perdarahan multipel, dan dapat terjadi robekan linear pada retina.6

Gambar 3. End stage eye with severe neovascularization

Dari pemeriksaan laboratorium, perlu diperiksa darah rutin, complete blood

count, kimia darah, Eritrocyte sedimentation rate. Perlu pula diperiksa fungsi hari dan

ginjal, kadar globulin, serum glukosa dan urinalisis untuk menyingkirkan keterlibatan

ginjal. Foto rontgen thorax juga cukup berguna untuk mendiagnosis TB maupun

melihat tanda adenopathy pada sarcoidosis. Pemeriksaan antibodi treponema juga

 berguna untuk menyingkirkan sifilis. Pemeriksaan CRP untuk mengetahui apakah ada

PAN. Interleukin 10 untuk mendiagnosis adanya limfoma intraokular.9 HIV serology

diperlukan untuk mengetahui adanya HIV/AIDS.7

11

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 12/19

 

Pemeriksaan virus, bakteri maupun jamur juga diperlukan pada pasien yang

mengalami imunosupresi.

Menurut manifestasi klinisnya, retinal vaskulitis dibagi menjadi 4 fase :

1. Fase Inflamasi : Vena perifer yang terkena akan mengalami pembengkakan

dan mengalami eksudat perivaskular., permukaan pembuluh darah tampak 

 berlapis (sheating), perdarahan superfisial berbentuk ‘flame-shaped’.

2. Fase iskemik : ditandai dengan hilangnya pembuluh darah yang terkena dan

 perluasan daerah avaskuler di perifer yang dapat dilihat dengan fundus

fluorescein angiography.

3. Fase neovaskularisasi retina : ditandai dengan pertumbuhn pembuluh darah

abnormal pada perbatasan retina yang mendapat perfusi dan tidak mendapat

 perfusi. Pembuluh darah baru ini rapuh sehingga dapat menyebabkan

 perdarahan vitreous

4. Fase sekuel : terjadinya komplikasi seperti vitreretinopati proliperatif,

robekan retina, rubeosis iridis dan glaukoma neovaskuler.22

G. DiagnosisDiagnosis retinal vaskulitis dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaa

fisik serta pemeriksaan tambahan/penunjang. Penegakkan diagnosis ini dapat dilakukan

 bersama dengan penyakit yang mendasarinya ataupun kelainan mata lainnya seperti

uveitis ataupun oklusi arteri retina. Dari anamnesis dapat ditemukan keluhan-keluhan

umum seperti demam, penurunan berat badan dan malaise. Pada pemeriksaan

oftalmologikus ditemukan keluhan utama yaitu gangguan penglihatan yang bervariasi,

mulai dari pandangan mata kabur, berawan bahkan visus menurun serta kebutaan.

Gangguan ini dapat bersifat sementara namun akan menjadi progresif.

Selain itu ditemukan pula keluhan seperti photopsia, skotoma sentral, benda terbang

dan berkurangnya persepsi warna.6

12

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 13/19

 

Dari pemeriksaan dengan oftalmoskop didapatkan gambaran pembengkakan

 pada pembuluh darah yang terkena baik arteri maupun vena, edema makula dan

eksudat.6,23

 

Gambar 4

dan 5.

Vascular 

sheating

dan

Reduplication

Pada pemeriksaan dengan Fundus Fluorescein Angiography didapatkan staining

dari pembuluh darah yang terinflamasi. Gambaran dari pembuluh darah yang

tereduplikasi juga tampak lebih jelas, vascular sheating,  pembuluh darah menipis,

occluded vessels, badan cytoid, roth’s spot, optic disc edema, optic nerve pallor.6

Gambar 6. Panuveitis, Oklusi arteri

13

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 14/19

 

Gambar 7. Roth spot dan Cotton woll spot

H. Penatalaksanaan

Terapi terhadap retinal vaskulitis meliputi penatalaksanaan terhadap gejala dan

 penyakit yang mendasri terjadinya retinal vaskulitis. Pengobatan juga bergantung pada

derajat keparahan, apakah prosesnya unilateral atau bilateral. Jika proses inflamasi

disebabkan oleh infeksi bakteri, maka pengobatan yang diberikan adalah antibiotik.

Jika penyebabnya tidak diketahui ataupun bukan proses infeksi, dapat diberikan

kortikosteroid. Bila inflamasinya ringan dan visus masih baik, diberikan tetes mata

kortikosteroid maupun injeksi periokuler. Pada kasus yang lebih berat dimana terjadikehilanga penglihatan, edema makula dan kelainan retina yang meluas diberikan

kortikosteroid sistemik. Dosis yang biasa digunakan adalah Prednison 40-60 mg per 

hari. Pengobatan ini cukup efektip, walaupun belum ada studi lebih lanjut mengenai

 pengobatan terhadap retinal vaskulitis. Pada beberapa pasien dengan inflamasi yang

aktif, gangguan bilateral dan visus tidak dapat lebih baik daripada 20/50 diberikan

terapi immunomodulary sistemik. Penggunaan cyclosporine juga menunjukkan hasil

yang baik terhadap beberapa pasien. Cyclosporine bersama dengan prednison efektif 

hingga 90% dalam penatalaksanaan Wegener granulomatosa.9 Pada pasien dengan

antiphospholipid antibodies disarankan penggunaan antikoagulan.6,13

14

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 15/19

 

Tindakan bedah seperti laser photocoagulation ataupun vitrektomi tidak 

diindikasikan kecuali terdapat neovaskularisasi persisten, perdarahan vitreous, robekan

retina (tractional retinal detachment ) ataupun glaukoma.13

15

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 16/19

 

BAB IV

KESIMPULAN

Vaskulitis adalah salah satu penyakit inflamasi pada pembuluh darah, yang

dapat bersifat sistemik ataupun lokal, primer maupun sekunder. Vaskulitis dapat

terjadi pada seluruh pembuluh darah. Vaskulitis yang paling banyak terjadi di mata

adalah retinal vaskulitis, dapat berupa periplebitis ataupun periarteritis. Retinal

vaskulitis memang sulit didiagnosis karena gejalanya yang nonspesifik sehingga

gambarannya juga mirip dengan kelainan mata lainnya seperti uveitis, oklusi pembuluh

darah arteri. Penyebabnya juga sulit ditentukan karena jarang ditemukan. Namun

umumnya penyakit ini memiliki reaksi yang baik terhadap terapi kortikosteroid.

Prognosis ditentukan oleh seberapa parah derajat dan seberapa sering perdarahan

vitreus mengalami rekuren, serta penyakit yang mendasarinya. Pada beberapa pasien

 penglihatan dapat kembali baikatau menetap pada derajat yang ringan sehingga tidak 

mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada pasien yang telah sampai pada perdarahan

vitreous dan glaukoma prognosisnya akan menjadi lebih buruk.

DAFTAR PUSTAKA

16

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 17/19

 

1. Riordan-Eva P : Anatomi & Embriologi Mata. In : Vaughan D, Asbury T, Riordan-

Eva P. Oftalmologi Umum. 14th edn. Jakarta : Widya Medika, 2000; p.1-30

2. American Academy of Ophthalmology. Basic Anatomy. Basic and Clinical Science

Course : Retina and Vitreous, sect 12. San Fransisco. The American Academy of 

Ophthalmology, 2012; p.7-17

3. Kanski JJ : Retinal Vascular Disorder. In : Kanski JJ,eds. Clinical Ophthamology.

3rd edn. Canada : Saunders Elsevier, 2006; p.361

4. Asano M, Toda M, Sakaguchi N, Sakaguchi S. Autoimmune disease as a 

consequence of developmental abnormality of a T cell subpopulation. J Exp Med. 

1996 Aug 1;184(2):387-96.

5. American Academy of Ophthalmology. Retinal Vascular Disease. Basic and

Clinical Science Course : Retina and Vitreous, sect 12. San Fransisco. The

American Academy of Ophthalmology, 2012; p.166-169

6. Joussen AM, Gardner TW, Kirchoff B, Ryan SJ, eds. Retinal Arterial Occlusion. In

: Joussen AM, Gardner TW, Kirchoff B, Ryan SJ. Retinal Vascular Disease.

Germany : Springer – Verlag, 2007; p.509, 650, 651, 668

7. Rosenbaum JT, Robertson JE.Conferences and Review: Retinal Vasculitis- A primer. West J Med 1991 Feb 154:182-185

8. Malinowski SM, Pulido JS, Goeken NE et al. The association of HLA-B8, B51,

DR2, and multiple sclerosis in pars planitis. Ophthalmology 1993;100:1199–1205

9. Sahin Z, Retinal Vasculitis, chap 47. In :

http://www.oculist.net/downaton502/prof/ebook/duanes/pages/v4/v4c047.html#imm

10. Graham E, Spalton DJ, Sanders MD. Immunological investigations in retinal

vasculitis. Trans Ophthalmol Soc UK 1981;101:12–16

11. Vinje O, Moller P, Mellbye J. Immunological variables and acute-phase reactants in

 patients with ankylosing spondylitis (Bechterew's syndrome) and their relatives.

Clin Rheumatol 1984;3:501–513

17

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 18/19

 

12. Brasile L, Kremer JM, Clarke JL, Cerilli J. Identification of an autoantibody to

vascular endothelial cell-specific antigens in patients with systemic vasculitis. Am J

Med 1989; 87:74–80

13. Del Papa N, Conforti G, Gambini D et al. Characterization of the endothelial

surface proteins recognized by anti-endothelial antibodies in primary and secondary

autoimmune vasculitis. Clin Immunol Immunopathol 1994;70:211–216

14. Edelsten C, D'Cruz D, Hughes GR, Graham EM. Anti-endothelial cell antibodies in

retinal vasculitis. Curr Eye Res 1992;11:203–208

15. Haynes B, Fauci A. Disorders of the immune system. In Isselbacher K, Braunwald

E, Wilson J et al (eds). Harrison's Principles of Internal Medicine, p 1774. Vol 2.

 New York: McGraw-Hill, 1998

16. El-Asrar AA, Herbort CP, Tabbara KF. Differential Diagnosis of retinal

Vasculitis. Symposium –Uveitis Update. 2006. Blo 16. P.202-218

17. Giordano N, D'Ettorre M, Biasi G et al. Retinal vasculitis in rheumatoid arthritis:

An angiographic study. Clin Exp Rheumatol 1990;8:121–125

18. American Academy of Ophthalmology. Retinal vascular disease. Basic and Clinical

Science Course : Retina and Vitreous, sect 12. San Fransisco. The AmericanAcademy of Ophthalmology, 2012; p.166-169

19. Lang GK. A Short Textbook Ophthalmology. New York. Stuggart. 2000. P.356

20. Karpik AG, Schwartz MM, Dickey LE et al. Ocular immune reactants in patients

dying with systemic lupus erythematosus. Clin Immunol Immunopathol

1985;35:295–312

21, Saurabh K, Das RR, Biswas J, Kumar A. Profile of Retinal Vasculitis in Tertiary

eye care center in Eastern India. 2011. Vol 59. P.297-301

22. Kurana A.K. Comprehensive Ophthalmology. 4th edition. New Delhi : New Age

International publishers. 2007. P.136

23. Khaw PT, Shah P, Elkington AR. ABC of Eyes. BMJ publishing.2005.p.27

18

5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 19/19

 

19