vaskulitis (mata)
TRANSCRIPT
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 1/19
BAB I
PENDAHULUAN
Mata adalah indera penglihatan yang mempunyai peran yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Walaupun mata berukuran kecil, namun kerusakannya
dapat mempengaruhi kualitas hidup manusia dan dapat mengakibatkan ketergantungan
hidup terhadap orang lain. Mata adalah organ yang sensitif dan juga mudah terkena
penyakit. Mata dapat terganggu baik jika ada kelainan pada bagian mata itu sendiri
maupun jika ada susatu penyakit sistemik . Gangguan pada mata dapat berupa keluhan
mata merah, kabur, penglihatan berkurang, nyeri dan sebagainya. Salah satu bagian
mata yang dapat mengalami kerusakan adalah pembuluh darah. Seluruh pembuluh
darah di tubuh manusia berkemungkinan untuk mengalami kerusakan, mulai dari
infeksi, spasme, kebocoran. Pembuluh darah di mata juga berkemungkinan untuk
terjadi infeksi. Vaskulitis adalah inflamasi dari pembuluh darah. Vaskulitis dapat
bersifat sistemik, misalnya pada leukocytoclastic vasculitis, granulomatous angiitis,
giant cell arteritis, systemic nerotizing vasculitis dan thromboangiitis obliterans.
Vaskulitis juga dapat terjadi pada mata, misalnya pada retinal vaskulitis dan choroidal
vaskulitis. Vaskulitis pada pembuluh darah mata juga dapat terjadi karena suatu
inflamasi pembuluh darah sistemik, misalnya pada Wegener’s disease, Be het disease,ҫ
Eales’ disease.
Walaupun vaskulitis pada relatif jarang terjadi, namun tetap harus diwaspadai
karena terdapat penurunan bahkan penglihatan yang tidak disertai dengan rasa sakit
maupun mata merah, sehingga pasien tidak sadar telah mengalami penyakit tersebut.
Pasien seringkali datang ketika telah terjadi perdarahan berulang, pada fase
neovaskularisasi dan mengalami perdarahan vitreus.
Karena pembahasan tentang vaskulitis sangatlah luas, maka pada telaah ilmiah
ini akan lebih ditekankan tentang retinal vaskulitis, yang lebih sering terjadi pada mata.
BAB II
1
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 2/19
ANATOMI RETINA
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan dan multilapisyang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Retina
membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliaris, dan berakhir di tepi
ora serrata. Pada orang dewasa, ora serrata berada sekitar 6,5 mm di belakang garis
schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm di belakang garis ini pada sisi nasal.
Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel berpigmen retina
sehingga juga bertumpuk dengan membrane bruch, koroid, dan sklera.
Gambar 1. Anatomi Mata
Lapisan-lapisan retina mulai dari sisi dalamnya adalah :
a. Membran limitans interna
b. Lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion yang berjalan
menuju nervus optikus
c. Lapisan sel ganglion
d. Lapisan pleksiformis dalam, yang mengandung sambungan-sambungan sel
ganglion dengan sel amkrin dan bipolar
2
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 3/19
e. Lapisan inti dalam badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal
f. Lapisan pleksiformis luar, yang mengandung sambungan-sambungan sel
bipolar dan sel horizontal dengan fotoreseptor
g. Lapisan inti luar sel fotoreseptor
h. Membran limitans eksterna
i. Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar batang dan kerucut
j. Epithelium pigmen retina.1
Gambar 2. Lapisan Retina
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 2,3 mm pada kutub
posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula yang merupakan daerah
pigmentasi kekuningan yang disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil), yang
berdiameter 1,5 mm. Di tengah makula, sekitar 3,5 mm di sebelah lateral diskus
optikus, terdapat fovea, yang merupakan suatu cekungan yang memberikan pantulan
khusus bila dilihat dengan oftalmoskop. Foveola adalah bagian tengah fovea dimana sel
fotoreseptornya adalah sel kerucut dan merupakan bagian retina yang paling tipis.Dua sel fotoreseptor pada retina adalah sel batang dan sel kerucut Kedua
fotoreseptor ini dapat dibedakan berdasarkan karakteristik khususnya masing-masing
seperti bentuk, segmen luar dan dalam, posisi nukleus, dan bentuk terminal
sinapsisnya. Semua sel fotoreseptor memiliki segmen luar yang mengandung pigmen
3
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 4/19
penglihatan dan segmen dalam yang berisi nukleus dan terminal sinapsis. Segmen luar
dan dalam, baik untuk sel batang ataupun sel kerucut dihubungkan oleh suatu jembatan
sitoplasma yang bersilia. Rata-rata retina manusia memiliki 4,6 juta sel kerucut dan 92
juta sel batang. Penyebaran sel-sel fotoreseptor pada retina membentuk suatu pola.
Distribusi sel kerucut terbanyak terdapat pada fovea, sekitar 10% dari jumlah total sel
kerucut yang ada di retina sehingga berperan dalam penglihatan warna dan ketajaman
penglihatan terbaik. Kemudian, distribusi sel kerucut ini menurun setelah melewati
makula. Sel batang juga memiliki distribusi sendiri pada retina. Sekitar 0,25 mm sentral
dari fovea, tidak terdapat sel batang. Distribusi sel batang ini kemudian akan meningkat
sekitar 5 dan 7 mm pada wilayah eksenteritas berikutnya. Distribusi sel batang
terbanyak terdapat pada cincin elips pada eksenteritas lempeng optik dan meluas ke
retina nasal dengan lokasi terbanyak pada retina superior. Distribusi sel batang inilah
yang menjadikan peranannya dalam fungsi penglihatan perifer.
Klasifikasi sel-sel fotoreseptor didasarkan pada gambaran mikroskopik pada
ujung sel tersebut. Sel kerucut semakin mengecil pada segmen luarnya, sedangkan sel
batang berbentuk silinder atau seperti batang. Segmen luar pada sel kerucut
dihubungkan oleh suatu terminal sinapsis yang lebar yang disebut pedicle, sedangkanterminal sinapsis pada sel batang berbentuk lebih kecil yang disebut sphrules. Selain
berdasarkan gambaran morfologi tersebut, pengklasifikasian sel fotoreseptor juga
didasarkan pada kemampuan fotosensitivitasnya.
Retina menerima darah dari dua sumber yaitu khoriokapilaria dan cabang-
cabang arteri sentralis retina. Khoriokapilaris memperdarahi sepertiga luar retina,
termasuk lapisan pleksiformis luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan epitel
pigmen retina sedangkan cabang-cabang arteri sentralis retina memperdarahi dua
pertiga sebelah dalam retina.1,2
BAB III
VASKULITIS
4
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 5/19
A. Definisi
Vaskulitis adalah inflamasi dari pembuluh darah.3 Vaskulitis yang paling
banyak terjadi pada mata adalah vaskulitis pada pembuluh vena retina, atau biasa
disebut periphlebitis.3 Pada beberapa kasus juga ditemukan vaskulitis dari arteriola,
atau disebut periarteritis.3 Umumnya disebut dengan retinal vaskulitis. Retinal
vaskulitis adalah sekumpulan manifestasi yang disebabkan oleh inflamasi pada
vaskularisasi retina, yang dapat terjadi bersamaan dengan inflamasi intraokuler.
B. Etiologi
Penyebab dari vaskulitis belum dapat diketahui. Vaskulitis dapat merupakan
penyakit primer, maupun penyakit sekunder, ataupun merupakan bagian dari suatu
penyakit sistemik dan muncul bersamaan dengan penyakit mata lainnya.4,5,6 Vaskulitis
juga dapat berupa suatu manifestasi lokal dan neoplasma. Namun kebanyakan
penyebabnya adalah multifaktorial.4
Berikut beberapa penyakit yang biasa menyertai retinal vaskulitis.
Kelainan pada pembuluh darah retina yang tidak disebabkan oleh proses
inflamasi, misalnya karena peningkatan viskositas darah, aterosklerosis dan anomali
5
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 6/19
kongenital, tidak dimasukkan dalam retinal vaskulitis, namun sama-sama termasuk
dalam retinal vaskulopati.7
Perbedaan antara vaskulitis sistemik dan retinal vaskulitis adalah ukuran
pembuluh darah yang terkena, pada retinal vaskulitis pembuluh darah yang terkena
umumnya mikrovaskular hingga kecil, sedangkan pada vaskulitis sistemik ukurannya
lebih bervariasi.7
Vaskulitis juga memiliki beberapa faktor predisposisi, misalnya faktor genetik
seperti HLA-DR3 pada SLE, HLA-DR4 pada retinal vaskulitis idiopatik, reumatoid
artritis dan Takayasu’s disease. Retinal vaskulitis juga ditemukan pada Beh et diseasesҫ
yang berhubungan dengan kelainan pada HLA-B5101.5 Beberapa tipe HLA lainnya
juga berhubungan dengan Beh et disease dan multiple sclerosis.ҫ8,9
C. Patofisiologi
Terdapat beberapa mekanisme imunitas atas terjadinya vaskulitis, yaitu reaksi
kompleks imun, reaksi autoantibodi, dan reaksi hipersensitivitas.9
Pada beberapa penyakit, retinal vaskulitis sendiri disebabkan oleh deposit
kompleks imun yang dihasilkan oleh antigen dan antibodi. Beberapa orang dengan
sistem imun rendah dapat memiliki kemampuan untuk menghilangkan debris jaringan
atau antigen berlebih yang kurang efisien, sehingga kompleks imun tersebut dapat
menarik sel polimorfonuklear yang akan menyebabkan kerusakan jaringan maupun
pembuluh darah. Hal ini biasa terjadi pada orang dengan SLE, poliartritis nodosa,
Beh et disease, dan retinal vaskulitis yang penyebabnya tidak diketahui.ҫ6,10,11
Antibodi juga dapat mengikat antigen dari suatu sel maupun jaringan secara
langsung, sehingga menyebabkan aktivasi sistem komplemen yang menghasilkan lisis
sel maupun kerusakan toksik, seperti biasa terjadi pada keganasan, Wegener granulomatosis dan poliartritis nodosa.12,13 Autoantibodi terhadap sel endotel ditemukan
pada 47% pasien retinal vaskulitis yang terkait dengan penyakit sistemik, dan
ditemukan pada 35% pasien retinal vaskulitis idiopatik.14
6
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 7/19
Reaksi hipersensitivitas tipe lambat juga terjadi Wegener granulomatosis,
sarcoidosis dan simpatika ophthalmia.15 Pada Eales disease ditemukan pada 50% pasien
terjadi reaksi hipersensitivitas tipe lambat terhadap suatu purified protein derivavtive.7
D. Insiden
Retinal vaskulitis umumnya jarang terjadi.16 Pada Beh het disease, retinalҫ
vaskulitis terjadi pada 60-80% pasien, prevalensi dari Beh het disease sendiri adalahҫ
0,12-370/100000 penduduk, dengan ratio pria : wanita adalah 1:1.6 Retinal vaskulitis
dapat terjadi pada segala usia, terbanyak pada usia dewasa muda. Dapat terjadi pada
orang sehat, dengan etiologi tidak diketahui. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
insiden cukup tinggi pada orang dengan TB (>20%) namun hubungan dengan TB
belum dapat dijelaskan dengan pasti. Beberapa mengemukakan bahwa tidak ada
hubungan antara TB dan retinal vaskulitis.6
Kelainan retina terjadi pada 25% pasien dengan SLE, 40% pada pasien PAN.
Retinal vaskulitis juga terjadi pada 3-5% pasien Wegener granulomatosa, prevalensi
dari Wegener granulomatosa sendiri adalah 8 per 1 milyar penduduk.6 Sedangkan pada
penderita Rheumatoid arthritis, retinal vaskulitis ditemukan pada 18% penderita yangmenjalani fluorescein angiography.17
E. Klasifikasi
Pembagian retinal vaskulitis dapat didasarkan pada proses peradangannya,
Retinal vaskulitis termasuk dalam retinal vaskulopati yang disebabkan oleh proses
inflamasi. Retinal vaskulopati dibedakan menjadi 2, yaitu karena proses inflamasi dan
non-inflamasi.7
Tabel. 1 Klasifikasi Retinal Vaskulopati
Klasifikasi Retinal Vaskulopati
Penyakit ContohNon-inflammatory
7
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 8/19
Atherosclerosis
Congenital anomalies
Increased blood viscosity
Inflammatory
Secondary to chorioretinal inflammation
As part of systemic diseaseVaso-occlusive disease
Primary retinal vasculitis
Diabetes mellitus
Coats' disease
Hemoglobinopathies, paraproteinemias
Toxoplasmosis, cytomegalovirus
Sarcoidosis, Behqet's syndrome, polyarteritis
Anticardiolipin antibody-mediated
Eales disease, frosted branch angiitis
Selain itu, ada pula yang mengklasifikasikan retinal vaskulitis sebagai primer
dan sekunder, karena beberapa kasus tidak diketahui etiologinya dan tidak dapat
menggunakan tabel diatas, sehingga dimasukkan dalam kategori primer.7
Menurut etiologinya, retinal vaskulitis dibagi menjadi 4, yaitu retinal vaskulitis
yang penyebabnya tidak diketahui/idiopatik, kelainan/penyakit pada mata itu sendiri,
penyakit infeksi, dan penyakit sistemik.
F. Manifestasi Klinis
Retinal vaskulitis dengan penyebab apapun dapat menuju kepada suatu sekuel
patologik yang bentuknya hampir sama dan dapat menyertai beberapa penyakit
inflamasi primer dimanapun di tubuh. Manifestasi klinis awal dari retinal vaskulitis
biasanya tidak spesifik, berupa infiltrat maupun eksudat perivaskuler dan sheathing of
retinal vessels atau berupa penebalan dinding dari pembuluh darah disertai involusi
pembuluh darah serta white cell cuffing . Keterlibatan hanya salah satu dari arteri atau
vena jarang ditemukan. Pembuluh vena biasanya terkena lebih dulu dan lebih sering
dibandingkan arteriol, kombinasi keduanya biasa terjadi.18
Pada pasien dengan retinal vaskulitis, pasien dapat datang dengan keluhan
penurunan penglihatan parah hingga kebutaan mendadak, baik unilateral atau
bilateral.19 Tidak terdapat tanda-tanda proses penyakit pada mata bagian luar, tidak
terdapat kemerahan dan nyeri pada mata. Pasien juga dapat merasa pusing, nyeri
kepala, nyeri tekan pada daerah temporal, nyeri saat mengunyah. Pada beberapa kasus
8
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 9/19
seperti pada PAN, TB dapat ditemukan demam, malaise, penurunan berat badan.19
Pada banyak pasien, retinal vasculitis dapat disertai dengan anterior uveitis, vitritis atau
chorioretinitis.9
Dari pemeriksaan oftalmologi dengan ophthalmoskop, dapat ditemukan edema
pada makula, eksudat dan pembengkakan retina. Dilatasi pembuluh vena, perdarahan
retina baik fokal maupun multipel.6
Periphlebitis dan pebhlitis menunjukkan gambaran dilatasi sebagian,
iregularitas vena dan perivenous cuffing yang terdiri dari leukosit dalam berbagai
ukuran. Periarteritis dan arteritis dapat menunjukkan cotton-wool spot , yaitu deposit
kompleks imun pada arteriol prekapiler, seperti pada SLE dan infeksi virus lainnya. 20
Pada pemeriksaan dengan Fundus Fluorescein Angiography, yang perlu
diperhatikan adalah staining daripada dinding pembuluh darah retina dan kebocoran
pembuluh darah. Pemeriksaan ini lebih sensitif untuk mendiagnosis retinal vaskulitis.
Kebocoran fokal dapat ditemukan pada sarcoidosis, kebocoran yang diffuse ditemukan
pada retinal vaskulitis yang berkaitan dengan Eales’s maupun Beh et disease. Perluҫ
dilihat cotton woll spot yang menandakan adanya mikroinfark dari retina karena oklusi
arteri. Pada PAN dapat pula terjadi choroidal vaskulitis. Dapat ditemukan pula infiltratintraretinal, yang selalu ada pada Beh et disease. Dilatasi aneurisma dari retina danҫ
nervus optikus, gambaran reduplikasi pembuluh darah juga dapat ditemukan. Retinal
iskemik harus dipastikan, untuk memutuskan apakah perlu untuk dilakukannya laser
photocoagulation.21
Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Saurabh, et al pada 113 orang
dengan retinal vaskulitis, didapatkan berbagai manifestasi klinis, yang paling banyak
ditemukan adalah gambaran vaskuler berlapis yaitu pada 82 pasien, lalu vitritis pada 51
pasien, pembuluh darah sklerosis pada 48 pasien, dan lain-lainnya seperti yang
terlampir di tabel 2.
Tabel 2. Manifestasi klinis pada retinal vaskulitis
9
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 10/19
Retinal vaskulitis pada Beh het disease akan menimbulkan gambaran edemaҫ
retina, eksudat putih kekuningan, serta perdarahan. Dapat terjadi bersama dengan
hipopion, pan uveitism inflamasi koroid, retina, dan makula.6
Eales disease adalah penyakit idiopatik, biasanya bersifat perifer, terkadang
retinal vasculitis terjadi bilateral yang menyebabkan neovaskularisasi pada perifer.
Manifestasi klinis yang dapat dapat ditemukan adalah “benda terbang” dan kehilangan
penglihatan dalam berbagai derajat yang tidak disertai rasa nyeri. Terkadang
vaskulitisnya sembuh sendiri dan perdarahan kecil dapat direabsorpsi. Hilangnya
penglihatan disebabkan oleh perdarahan vitreus berualng dan jarang disebabkan oleh
iskemia vaskuler. Tanda pada penyakit Easel’s dapat dibagi menjadi tanda inflamasi,
tada iskemik dan tanda neovaskularisasi.6
10
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 11/19
Tanda inflamasi adalah berupa perplebitis perifer. Terdapat eksudat
perivaskuler pada segmen pembuluh darah. Pada pemeriksaan dengan fluorescein,
pembuluh darah dengan vaskulitis akan tertandai. Tanda iskemia berupa perdarahan
retina superfisial, namun tanda dot dan blot jarang ditemukan. Didapatkan gambaran
reduplikasi dan beading sebagai respon iskemik. Didapatkan area yang tidak
mendapatkan perfusi. Tanda dari neovaskularisasi adalah pembuluh darah baru pada
cabang pembuluh darah antara retina yang vaskuler dan avaskuler. Pada pasien pasien
yang datang dengan perdarahan vitreous, 80% nya telah mengalami neovaskularisasi.
Terdapat gambaran perdarahan multipel, dan dapat terjadi robekan linear pada retina.6
Gambar 3. End stage eye with severe neovascularization
Dari pemeriksaan laboratorium, perlu diperiksa darah rutin, complete blood
count, kimia darah, Eritrocyte sedimentation rate. Perlu pula diperiksa fungsi hari dan
ginjal, kadar globulin, serum glukosa dan urinalisis untuk menyingkirkan keterlibatan
ginjal. Foto rontgen thorax juga cukup berguna untuk mendiagnosis TB maupun
melihat tanda adenopathy pada sarcoidosis. Pemeriksaan antibodi treponema juga
berguna untuk menyingkirkan sifilis. Pemeriksaan CRP untuk mengetahui apakah ada
PAN. Interleukin 10 untuk mendiagnosis adanya limfoma intraokular.9 HIV serology
diperlukan untuk mengetahui adanya HIV/AIDS.7
11
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 12/19
Pemeriksaan virus, bakteri maupun jamur juga diperlukan pada pasien yang
mengalami imunosupresi.
Menurut manifestasi klinisnya, retinal vaskulitis dibagi menjadi 4 fase :
1. Fase Inflamasi : Vena perifer yang terkena akan mengalami pembengkakan
dan mengalami eksudat perivaskular., permukaan pembuluh darah tampak
berlapis (sheating), perdarahan superfisial berbentuk ‘flame-shaped’.
2. Fase iskemik : ditandai dengan hilangnya pembuluh darah yang terkena dan
perluasan daerah avaskuler di perifer yang dapat dilihat dengan fundus
fluorescein angiography.
3. Fase neovaskularisasi retina : ditandai dengan pertumbuhn pembuluh darah
abnormal pada perbatasan retina yang mendapat perfusi dan tidak mendapat
perfusi. Pembuluh darah baru ini rapuh sehingga dapat menyebabkan
perdarahan vitreous
4. Fase sekuel : terjadinya komplikasi seperti vitreretinopati proliperatif,
robekan retina, rubeosis iridis dan glaukoma neovaskuler.22
G. DiagnosisDiagnosis retinal vaskulitis dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaa
fisik serta pemeriksaan tambahan/penunjang. Penegakkan diagnosis ini dapat dilakukan
bersama dengan penyakit yang mendasarinya ataupun kelainan mata lainnya seperti
uveitis ataupun oklusi arteri retina. Dari anamnesis dapat ditemukan keluhan-keluhan
umum seperti demam, penurunan berat badan dan malaise. Pada pemeriksaan
oftalmologikus ditemukan keluhan utama yaitu gangguan penglihatan yang bervariasi,
mulai dari pandangan mata kabur, berawan bahkan visus menurun serta kebutaan.
Gangguan ini dapat bersifat sementara namun akan menjadi progresif.
Selain itu ditemukan pula keluhan seperti photopsia, skotoma sentral, benda terbang
dan berkurangnya persepsi warna.6
12
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 13/19
Dari pemeriksaan dengan oftalmoskop didapatkan gambaran pembengkakan
pada pembuluh darah yang terkena baik arteri maupun vena, edema makula dan
eksudat.6,23
Gambar 4
dan 5.
Vascular
sheating
dan
Reduplication
Pada pemeriksaan dengan Fundus Fluorescein Angiography didapatkan staining
dari pembuluh darah yang terinflamasi. Gambaran dari pembuluh darah yang
tereduplikasi juga tampak lebih jelas, vascular sheating, pembuluh darah menipis,
occluded vessels, badan cytoid, roth’s spot, optic disc edema, optic nerve pallor.6
Gambar 6. Panuveitis, Oklusi arteri
13
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 14/19
Gambar 7. Roth spot dan Cotton woll spot
H. Penatalaksanaan
Terapi terhadap retinal vaskulitis meliputi penatalaksanaan terhadap gejala dan
penyakit yang mendasri terjadinya retinal vaskulitis. Pengobatan juga bergantung pada
derajat keparahan, apakah prosesnya unilateral atau bilateral. Jika proses inflamasi
disebabkan oleh infeksi bakteri, maka pengobatan yang diberikan adalah antibiotik.
Jika penyebabnya tidak diketahui ataupun bukan proses infeksi, dapat diberikan
kortikosteroid. Bila inflamasinya ringan dan visus masih baik, diberikan tetes mata
kortikosteroid maupun injeksi periokuler. Pada kasus yang lebih berat dimana terjadikehilanga penglihatan, edema makula dan kelainan retina yang meluas diberikan
kortikosteroid sistemik. Dosis yang biasa digunakan adalah Prednison 40-60 mg per
hari. Pengobatan ini cukup efektip, walaupun belum ada studi lebih lanjut mengenai
pengobatan terhadap retinal vaskulitis. Pada beberapa pasien dengan inflamasi yang
aktif, gangguan bilateral dan visus tidak dapat lebih baik daripada 20/50 diberikan
terapi immunomodulary sistemik. Penggunaan cyclosporine juga menunjukkan hasil
yang baik terhadap beberapa pasien. Cyclosporine bersama dengan prednison efektif
hingga 90% dalam penatalaksanaan Wegener granulomatosa.9 Pada pasien dengan
antiphospholipid antibodies disarankan penggunaan antikoagulan.6,13
14
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 15/19
Tindakan bedah seperti laser photocoagulation ataupun vitrektomi tidak
diindikasikan kecuali terdapat neovaskularisasi persisten, perdarahan vitreous, robekan
retina (tractional retinal detachment ) ataupun glaukoma.13
15
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 16/19
BAB IV
KESIMPULAN
Vaskulitis adalah salah satu penyakit inflamasi pada pembuluh darah, yang
dapat bersifat sistemik ataupun lokal, primer maupun sekunder. Vaskulitis dapat
terjadi pada seluruh pembuluh darah. Vaskulitis yang paling banyak terjadi di mata
adalah retinal vaskulitis, dapat berupa periplebitis ataupun periarteritis. Retinal
vaskulitis memang sulit didiagnosis karena gejalanya yang nonspesifik sehingga
gambarannya juga mirip dengan kelainan mata lainnya seperti uveitis, oklusi pembuluh
darah arteri. Penyebabnya juga sulit ditentukan karena jarang ditemukan. Namun
umumnya penyakit ini memiliki reaksi yang baik terhadap terapi kortikosteroid.
Prognosis ditentukan oleh seberapa parah derajat dan seberapa sering perdarahan
vitreus mengalami rekuren, serta penyakit yang mendasarinya. Pada beberapa pasien
penglihatan dapat kembali baikatau menetap pada derajat yang ringan sehingga tidak
mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada pasien yang telah sampai pada perdarahan
vitreous dan glaukoma prognosisnya akan menjadi lebih buruk.
DAFTAR PUSTAKA
16
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 17/19
1. Riordan-Eva P : Anatomi & Embriologi Mata. In : Vaughan D, Asbury T, Riordan-
Eva P. Oftalmologi Umum. 14th edn. Jakarta : Widya Medika, 2000; p.1-30
2. American Academy of Ophthalmology. Basic Anatomy. Basic and Clinical Science
Course : Retina and Vitreous, sect 12. San Fransisco. The American Academy of
Ophthalmology, 2012; p.7-17
3. Kanski JJ : Retinal Vascular Disorder. In : Kanski JJ,eds. Clinical Ophthamology.
3rd edn. Canada : Saunders Elsevier, 2006; p.361
4. Asano M, Toda M, Sakaguchi N, Sakaguchi S. Autoimmune disease as a
consequence of developmental abnormality of a T cell subpopulation. J Exp Med.
1996 Aug 1;184(2):387-96.
5. American Academy of Ophthalmology. Retinal Vascular Disease. Basic and
Clinical Science Course : Retina and Vitreous, sect 12. San Fransisco. The
American Academy of Ophthalmology, 2012; p.166-169
6. Joussen AM, Gardner TW, Kirchoff B, Ryan SJ, eds. Retinal Arterial Occlusion. In
: Joussen AM, Gardner TW, Kirchoff B, Ryan SJ. Retinal Vascular Disease.
Germany : Springer – Verlag, 2007; p.509, 650, 651, 668
7. Rosenbaum JT, Robertson JE.Conferences and Review: Retinal Vasculitis- A primer. West J Med 1991 Feb 154:182-185
8. Malinowski SM, Pulido JS, Goeken NE et al. The association of HLA-B8, B51,
DR2, and multiple sclerosis in pars planitis. Ophthalmology 1993;100:1199–1205
9. Sahin Z, Retinal Vasculitis, chap 47. In :
http://www.oculist.net/downaton502/prof/ebook/duanes/pages/v4/v4c047.html#imm
10. Graham E, Spalton DJ, Sanders MD. Immunological investigations in retinal
vasculitis. Trans Ophthalmol Soc UK 1981;101:12–16
11. Vinje O, Moller P, Mellbye J. Immunological variables and acute-phase reactants in
patients with ankylosing spondylitis (Bechterew's syndrome) and their relatives.
Clin Rheumatol 1984;3:501–513
17
5/17/2018 Vaskulitis (mata) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/vaskulitis-mata 18/19
12. Brasile L, Kremer JM, Clarke JL, Cerilli J. Identification of an autoantibody to
vascular endothelial cell-specific antigens in patients with systemic vasculitis. Am J
Med 1989; 87:74–80
13. Del Papa N, Conforti G, Gambini D et al. Characterization of the endothelial
surface proteins recognized by anti-endothelial antibodies in primary and secondary
autoimmune vasculitis. Clin Immunol Immunopathol 1994;70:211–216
14. Edelsten C, D'Cruz D, Hughes GR, Graham EM. Anti-endothelial cell antibodies in
retinal vasculitis. Curr Eye Res 1992;11:203–208
15. Haynes B, Fauci A. Disorders of the immune system. In Isselbacher K, Braunwald
E, Wilson J et al (eds). Harrison's Principles of Internal Medicine, p 1774. Vol 2.
New York: McGraw-Hill, 1998
16. El-Asrar AA, Herbort CP, Tabbara KF. Differential Diagnosis of retinal
Vasculitis. Symposium –Uveitis Update. 2006. Blo 16. P.202-218
17. Giordano N, D'Ettorre M, Biasi G et al. Retinal vasculitis in rheumatoid arthritis:
An angiographic study. Clin Exp Rheumatol 1990;8:121–125
18. American Academy of Ophthalmology. Retinal vascular disease. Basic and Clinical
Science Course : Retina and Vitreous, sect 12. San Fransisco. The AmericanAcademy of Ophthalmology, 2012; p.166-169
19. Lang GK. A Short Textbook Ophthalmology. New York. Stuggart. 2000. P.356
20. Karpik AG, Schwartz MM, Dickey LE et al. Ocular immune reactants in patients
dying with systemic lupus erythematosus. Clin Immunol Immunopathol
1985;35:295–312
21, Saurabh K, Das RR, Biswas J, Kumar A. Profile of Retinal Vasculitis in Tertiary
eye care center in Eastern India. 2011. Vol 59. P.297-301
22. Kurana A.K. Comprehensive Ophthalmology. 4th edition. New Delhi : New Age
International publishers. 2007. P.136
23. Khaw PT, Shah P, Elkington AR. ABC of Eyes. BMJ publishing.2005.p.27
18