vakum sc forsep

14
1. Vakum Merupakan suatu alat yang dipakai untuk memegang kepala janin yang masih berada dalam jalan lahir. Kerjanya memegang bagian terdepan dari kepala janin sehingga dapat dikatakan janin ditarik keluar pada rambutnya. Indikasi penggunaannya: Kelelahan ibu Pertus tak maju Gawat janin yang ringan Fetal distres Toksemia gravidarum Untuk mempersingkat kala II pada ibu-ibu yang tidak boleh mengejan lama, seperti ibu-ibu yang menderita vitium kordis, anemia, tuberculosis paru, asma bronchial, dan lain-lain. Kontraindikasi pada ibu : Rupture uteri eminen Penyakit atau sampai payah jantung Kontaindikasi pada janin : letak muka after coming head premature

Upload: muhammad-ardiansyah

Post on 23-Dec-2015

87 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

1. Vakum

Merupakan suatu alat yang dipakai untuk memegang kepala janin yang masih berada dalam

jalan lahir. Kerjanya memegang bagian terdepan dari kepala janin sehingga dapat dikatakan janin

ditarik keluar pada rambutnya.

Indikasi penggunaannya:

Kelelahan ibu

Pertus tak maju

Gawat janin yang ringan

Fetal distres

Toksemia gravidarum

Untuk mempersingkat kala II pada ibu-ibu yang tidak boleh mengejan lama, seperti ibu-ibu

yang menderita vitium kordis, anemia, tuberculosis paru, asma bronchial, dan lain-lain.

Kontraindikasi pada ibu :

Rupture uteri eminen

Penyakit atau sampai payah jantung

Kontaindikasi pada janin :

letak muka

after coming head

premature

Syarat untuk melakukan vakum adalah:

pembukaan Serviks lengkap

presentasi kepala

aterm

tidak ada kesempitan panggul

janin hidup

penurunan kepala station 0 atau tidak lebih dari 2/5

kontraksi baik

ketuban sudah pecah/dipecahkan

ibu kooperatif dan masih mampu mengejan

alat berfungsi baik

Dikatakan Ekstraksi Vakum gagal jika:

1. Mangkuk terlepas tiga kali sebab :

o Tenaga vakum terlalu rendah.

o Tekanan negatif terlalu cepat.

o Selaput ketuban melekat antara kulit kepala dan mangkuk à mangkuk tak

dapat mencekam dgn baik.

o Bagian jalan lahir ada yang terjepit.

o Tangan kiri – kanan penolong tak bekerja sama dengan baik.

o Traksi terlalu kuat.

o Cacat pada alat.

o Adanya CPD

2. Dalam waktu setengah jam traksi, janin tidak lahir.

Kegagalan Vakum – “the Rules of Threes”

3 tarikan, pada 3 kontraksi, tidak ada kemajuan

3 kali lepas: setelah satu kali gagal, nilai ulang dengan hati-hati sebelum

memasang kembali

Setelah 30 menit pemasangan tanpa kemajuan

Kelebihannya adalah:

a) Dapat dipergunakan pada :

2

o Pembukaan serviks uteri yang belum lengkap. Dengan menggunakan ini vakum

ekstraktor maka pembukaan serviks dapat dipercepat secara mekanis. Sebaiknya

ekstraksi vakum baru dilakukan pada pembukaan seviks uteri sekurang-kurangnya 7

cm.

o Pada kepala janin belum turun (engaged).

b) Tidak memerlukan anastesi umum

c) Komplikasi pada ibu maupun janin sedikit

Kekurangan

1) Waktu untuk melahirkan janin lebih lama dari ekstraksi forceps

2) Ekstraksi vakum tidak dapat digunakan pada:

o Letak muka

o Kaput suksadeneum yang sudah besar

o Kepala menyusul pada letak sungsang

o Disproporsi sefalopelviks.

3

Komplikasi

Komplikasi biasanya terjadi karena hal-hal diatas tidak diperhatikan.

i. Komplikasi Janin

- Edema skalp yang akan hilang dalam 1 - 2 hari.

- Sefal hematoma, akan hilang dalam 3 – 4 minggu.

- Aberasi dan laserasi kulit kepala.

- Perdarahan intrakranial sangat jarang.

ii. Komplikasi Ibu

Robekan jalan lahir dapat terjadi. Periksa dengan seksama dan lakukan reparasi jika terdapat

robekan serviks, vagina,atau luka episiotomi meluas.

2. Forsep

Merupakan alat yang dirancang untuk mengeluarkan janin atau membantu dalam

persalinan. Terdapat klasifikasi pelahiran dengan forsep, yaitu:

Prosedur Criteria

Forsep Outlet (outlet forceps) 1. Kulit kepala janin tampak di introtus tapi belum

membuka labia

2. Tengkorak janin telah mencapai dasar panggul

3. Sutura sagitalis berada di diameter anteroposterior

atau posisi oksiput anterior atau oksiput posterior

kanan atau kiri

4. Kepala janin terletak di perineum

5. Rotasi tidak melebihi 45°

4

Forsep rendah (low forceps) Bagian bawah tengkorak janin berada di station ≥ +2, dan

tidak didasar panggul.

Rotasi 45° atau kurang (oksiput anterior kiri atau kanan

terhadap oksiput anterior, atau oksiput posterior kiri

atau kanan terhadapoksiput posterior).

Rotasi lebih besar dari pada 45°.

Forsep tengah (midforceps) Station di atas +2 tetapi kepala sudah cakap.

Forsep tinggi (high foceps) Tidak tercakup dalam klasifikasi

Pada klasifikasi diatas juga digunakan untuk vakum. Klasifikasi ini menekankan dua factor

penentu resiko terpenting bagi ibu dan janin station dan rotasi. Ditekankan bahwa station saat ini

diukur dalam cm (0 - +5) dan bukan dengan membagi panggul bawah menjadi tiga bagian. Pelahiran

dibagi menjadi tindakan forsep pintu bawah panggul, rendah dan tengah. Tindakan forsep tinggi

adalah tindakan pemasangan instrument sebelum kepala cakap (engaged) dan tidak dilakukan lagi

pada obstetric modern. Rotasi yang lebih 45° biasanya lebih sulit dari pada yang derajatnya lebih

kecil.

Fungsi Forseps

Dapat digunakan sebagai ekstraktor, rotator atau keduanya. Fungsi terpenting adalah

ekstraksi walaupun terutama pada posisi oksiput lintang atau posterior, forceps dapat sangat

berguna untuk melakukan rotasi. Secara umu, forceps Simpson digunakan untuk melahirkan janin

yang kepalanya mengalami moulage, seperti yang sering dijumpai pada wanita nulipara. Instrument

Tucker-McLane sering digunakan untuk janin denga kepala membulat, yang lebih sering dijumpai

pama multipara. Pada beberapa keadaan, forsep yang lebih khusus seperti instrument Keilland

mungkin lebih dibutuhkan, missal pada sebagian kasus kemacetan lintang dalam (deep transverse

arrest) dengan kepala janin dalam posisi melintang jauh di dalam panggul dengan oksiput di bawah

spina.

5

Indikasi Forseps

Terminasi persalinan menggunakan forceps, selama dilakukan dengan aman, diindikasikan

untuk semua keadaan yang mengancam ibu dan janin dan besar kemungkinan akan hilang setelah

jani dilahirkan.

i. Indikasi pada ibu:

Penyakit jantung

Cedera atau gangguan paru

Penyakit neurologis tertentu

Kelelahan

Persalinan kala II berkepanjangan

Menurut The American Collegeo f Obstetricians and Gynecologists (2000), persalinan kala II

yang berkepanjangan didefinisikan sebagai persalinan kala II yang > 3 jam dengan analgesic

regional dan 2 jam tanpa analgesic regional pada wanita nulipara. Pada wanita para,

keadaan ini didefinisikan sebagai persalinan kala II > 2 jam dengan dan > 1 jam tanpa

analgesic regional. Forsepstengah jarang diindikasikan untuk terminasi persalinan semata-

mata karena alas an pada ibu. Dengan demikian, percepatak kala II atas alasan ibu umumnya

harus dilakukan dengan forceps pintu bawah panggul atau forceps rendah.

ii. Indikasi pada janin:

Prolaps tali pusat

Pemisahan plasenta premature

Pola frekuensi denyut jantung janin yang tidak meyakinkan

6

Simpon Forseps Keilland Forseps

Syarat Penggunaan Forseps

Terdapat paling tidak 6 syarat agar penggunaan forceps berhasil:

a. Kepala harus sudah cakap. Pembentukan kaput suksadeneum yang luas dan moulage dapat

menyebabkan station kepala janin sulit dipastikan. Apabila penentuan station sulit

dilakukan, perlu disadari bahwa prosedur “forceps rendah” mungkin sebenarnya adalah

tindakan forceps tengah yang sulit. Forceps jangan digunakan sampai ketinggian kepala

cukup rendah agar prosedur terjamin aman. Prinsip penatalaksanaan yang sama juga

berlaku untuk penggunaan forceps pada pola frekuensi denyut jantung janin yang tidak

meyakinkan saat kepala tidak berada dekat dasar panggu.

b. Presentasi janin harus puncak kepala atau muka dengan dagu dianterior.

c. Posisi kepala janin harus diketahui secara pasti sehingga forceps dapat dipasang di kepala

dengan tepat.

7

d. Serviks harus membuka lengkap sebelum forceps dipasang. Apabila janin harus segera

dilahirkan sebelum serviks membuka lengkap, diindikasikan melakukan secsio sesarea.

e. Sebelum pemasangan forceps, selaput ketuban harus dipecahkan agar kepala janin dapat

dipegang dengan erat oleh daun forceps.

f. Harus tidak ada disproposi antara ukuran kepala dan ukuran pintu atas panggul atau pintu

tengah panggul.

Seksio Sesarea

Definisi

Lahirnya janin melaui insisi didinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi).

Istilah

Seksio sesarea primer (efektif)

Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio sesarea, tidak

diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit(CV kecil dari 8 cm).

Seksio sesarea sekunder

Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa (partus percobaan), bila tidak

ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru dilakukan seksio sesarea.

Seksio sesarea ulang (repeat caesarean section)

Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio sesarea (previous caesarean section) dan

pada kehamilan selanjutya dilakukan seksio sesarea ulang.

Seksio sesarea histerektomi (caesarean section hysterectomy)

Adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan seksio sesarea, langsung

dilakukan histerektomi oleh karena sesuatu indikasi.

Operasi porro (porro operation)

Adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri (janin sudah mati), dan

langsung dilakukan histerektomi , misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat.

Indikasi

Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)

8

Panggul sempit

Disproporsi sefalo-pelvik : yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan panggul

Rupture uteri mengancam

Partus lama (prolonged labor)

Partus tak maju (obstrudted labor)

Distosia serviks

Pre-eklamsi dan hipertensi

Malpresentasi janin :

o Letak lintang :

Greenhill dan Eastman sama-sama mendapat :

Bila ada kesempitan panggul, maka seksio sesarea adalah cara yang terbaik

dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar biasa

Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan seksio

sesarea, walau tidak ada perkiraan panggul sempit

Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara-cara l

o Letak bokong

Seksio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada :

Panggul sempit

Primigravida

Janin besar dan berharga

o Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi tidak berhasil

o Gemeli, menurut Eastman seksio dianjurkan :

Bila janin pertama letak lintang atau preentasi bahu

Bila terjadi interlock (locking of the twins)

Distosia oleh karena tumor

Gawat janin, dsb.

Jenis-Jenis Operasi Seksio Sesarea

Abdomen (Seksio Sesarea Abdominalis)

Seksio sesarea transperitonealis :

o Seksio sesarea klasik atau corporal

Dengan insisi memanjang pada korpus uteri. Dilakukan dengan membuat sayatan

memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm.

Kelebihan

9

Mengeluarkan janin lebih cepat

Tidak mengakibatkn komplikasi kandung kemih tertarik

Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal

Kekurangan

Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak

reperitonealisasi yang baik

Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan

o Seksio sesarea ismika atau profunda atau low cervical

Dengan insisi pada segmen bawah rahim. Dilakukan dengan membuat sayatan

melintang-konkaf pada segmen bawah rahim (low cervical transversal) kira-kira 10

cm.

Kelebihan

Penjahitan luka lebih mudah

Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik

Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran

isi uterus ke rongga peritoneum

Perdarahan kurang

Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan rupture uteri spontan kurang

/ lebih kecil

Kekurangan

Luka dapat melebar ke kiri, kanan dan bawah, sehingga dapat menyebabkan

a. uterine putus sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak

Keluhan pada kandung kemih postoperative tinggi

Seksio sesarea ekstraperitonealis , yaitu tanpa membuka peritoneum patietalis, dengan

demikian tidak membuka kavum abdominal

Vagina (Seksio Sesaria Vaginalis)

Menurut arah sayatan pada rahim, seksio sesarea dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig

2. Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr

3. Sayatan huruf T (T-incision)

Komplikasi

Infeksi puerperal (nifas)

10

o Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja

o Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perut sedikit

kembung

o Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik.

Penanganannya adalah dengan pemberian cairan, elektrolit dan antibiotika yang adekuat

dan tepat.

Perdarahan, disebabkan karena :

o Banyak pembuluh darah ang terputus dan terbuka

o Atonia uteri

o Perdarahan pada placental bed

Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi terlalu

tinggi

Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang

Prognosis

Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan oleh

tenaga-tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 1000.

Nasib janin yang ditolong secara sesarea sangat tergantung dari keadaan janin sebelum

dilakukan operasi. Dengan pengawasan antenatal yang baik dan fasilitas neonatal yang

sempurna, angka kematian perinatal sekitar 4-7 %.

11