v. hasil dan pembahasan 5. 1 perkembangan penggunaan … · gambar 3 peta rencana tata guna lahan...

43
64 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan Lahan di Kawasan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung Untuk mengurangi kepadatan aktivitas di pusat Kota Bandung, Pemerintah Kota Bandung akan memperluas pengembangan aktivitas yang mengarah ke kawasan Gedebage. Pengembangan wilayah itu juga untuk mengurangi kesenjangan pembangunan kawasan Bandung Timur dari kawasan- kawasan lainnya di kota tersebut. Kepala Subbidang Sarana dan Prasarana Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung mengungkapkan, bahwa pengembangan kawasan Gedebage memerlukan pembebasan lahan warga sekitar 712,3 hektar. Rencana tersebut telah masuk rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Bandung. Tingkat pembangunan di Bandung Timur selama ini cukup rendah sehingga dengan pengembangan wilayah Gedebage ini diharapkan beban kepadatan di pusat kota bisa berkurang. Gedebage merupakan salah satu dari dua wilayah Kabupaten Bandung, yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 1987 pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Kota Bandung. Bersama Wilayah Ujungberung, pembangunan kawasan itu tertinggal dari empat wilayah lainnya, yakni Bojonegara, Tegallega, Cibeunying, dan Karees. Salah satu kendala dan tantangan dalam pengembangan wilayah Gedebage adalah kondisi daerah tersebut berada di dataran rendah. Akibatnya, setiap tahun daerah tersebut selalu dilanda banjir. Dalam perkembangan realiasi pengembangan kawasan Gedebage ini ditandai dengan berbagai wacana tentang kelayakan pembangunan berbagai fasilitas yang direncanakan dibangun di kawasan tersebut. Polemik paling sering muncul di antaranya rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Gedebage. Pembangunan fasilitas ini menjadi polemik yang berkepanjangan sampai saat ini, terutama dalam aspek dukungan dari masyarakat kawasan Gedebage yang pada saat ini masih menolak dengan alasan-alasan kelayakan fasilitas sampah tersebut dibangun berdekatan dengan fasilitas

Upload: phungkiet

Post on 02-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

64

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. 1 Perkembangan Penggunaan Lahan di Kawasan Pusat Primer Gedebage

Kota Bandung

Untuk mengurangi kepadatan aktivitas di pusat Kota Bandung,

Pemerintah Kota Bandung akan memperluas pengembangan aktivitas yang

mengarah ke kawasan Gedebage. Pengembangan wilayah itu juga untuk

mengurangi kesenjangan pembangunan kawasan Bandung Timur dari kawasan-

kawasan lainnya di kota tersebut. Kepala Subbidang Sarana dan Prasarana Badan

Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung mengungkapkan,

bahwa pengembangan kawasan Gedebage memerlukan pembebasan lahan warga

sekitar 712,3 hektar. Rencana tersebut telah masuk rencana tata ruang wilayah

(RTRW) Kota Bandung. Tingkat pembangunan di Bandung Timur selama ini

cukup rendah sehingga dengan pengembangan wilayah Gedebage ini diharapkan

beban kepadatan di pusat kota bisa berkurang.

Gedebage merupakan salah satu dari dua wilayah Kabupaten Bandung,

yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 1987

pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Kota Bandung. Bersama Wilayah

Ujungberung, pembangunan kawasan itu tertinggal dari empat wilayah lainnya,

yakni Bojonegara, Tegallega, Cibeunying, dan Karees. Salah satu kendala dan

tantangan dalam pengembangan wilayah Gedebage adalah kondisi daerah tersebut

berada di dataran rendah. Akibatnya, setiap tahun daerah tersebut selalu dilanda

banjir.

Dalam perkembangan realiasi pengembangan kawasan Gedebage ini

ditandai dengan berbagai wacana tentang kelayakan pembangunan berbagai

fasilitas yang direncanakan dibangun di kawasan tersebut. Polemik paling sering

muncul di antaranya rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah

(PLTSa) di Gedebage. Pembangunan fasilitas ini menjadi polemik yang

berkepanjangan sampai saat ini, terutama dalam aspek dukungan dari masyarakat

kawasan Gedebage yang pada saat ini masih menolak dengan alasan-alasan

kelayakan fasilitas sampah tersebut dibangun berdekatan dengan fasilitas

Page 2: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

65

perumahan yang ada di kawasan Gedebage ini. Polemik tentang pemangunan

fasilias sampah ini hingga saat ini belum selesai, bahkan DPRD Kota Bandung

meminta Pemerintah Kota Bandung mengkaji ulang semua produk hukum yang

berkaitan dengan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah

(PLTSa) di Gedebage. Pasalnya, industri yang tidak berwawasan lingkungan akan

direlokasi ke luar wilayah Kota Bandung.

Sesuai dengan Perda No. 2/2004 tentang RTRW (rencana tata ruang dan

wilayah) Kota Bandung jo Perda No. 3/2006, sebenarnya telah mengatur bahwa

industri yang tidak berwawasan lingkungan akan direlokasi ke luar wilayah Kota

Bandung. Dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) No. 685/2006 tentang rencana

detail tata ruang kota (RDTRK) wilayah pengembangan Gedebage disebutkan,

salah satu kegiatan primer di wilayah Gedebage merupakan kawasan industri

nonpolutan dan berwawasan lingkungan, namun pembangunan PLTSa termasuk

dalam kategori sistem utilitas yang mendukung suatu lingkungan perumahan

masih dapat diperdebatkan. Bagaimana pun, dari sisi proses yang dilakukan,

PLTSa lebih tepat dikategorikan sebagai sebuah industri pengolahan. Sedangkan

dari sisi output-nya, PLTSa tentu tidak dapat digolongkan ke dalam industri

nonpolutan dan berwawasan lingkungan, Karena permasalahan legalitas itu, maka

pembangunan PLTSa sedikit terlambat dikarenakan Pemerintah Kota Bandung

sangat hati-hati, terkait aturan dan penerimaan masyarakat di Kawasan Gedebage.

Pemerintah Kota Bandung mengarahkan pembangunan ke arah timur

kota, yakni ke kawasan Gedebage. Pertimbangannya, Kota Bandung bagian barat

sudah terlampau padat. Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kota

Bandung, menjelaskan, Pemerintah Kota Bandung telah memiliki rencana induk

(masterplan) untuk mengembangkan wilayah Bandung timur, dalam bentuk

pengembangan Pusat Primer Gedebage. Mulai tahun 2006 Pemerintah Kota

(Pemkot) Bandung membuka peluang bagi investor untuk menanam modal di

kawasan ini. Nantinya semua investor harus mengacu pada rencana induk

Gedebage dan diperkirakan 20 tahun lagi kawasan Gedebage akan menjadi pusat

perkembangan kota kedua. Pada saat ini infrastruktur Bandung timur saat ini

belum memadai. Jalan tol yang dibutuhkan untuk jalan masuk dari arah timur

Kota Bandung belum terealisasikan. Infrastruktur yang menjadi prioritas segera

Page 3: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

66

dibangun, selain jalan tol adalah fasilitas publik, yaitu fasilitas olahraga dan

terminal terpadu. Pemerintah Kota Bandung akan memindahkan Terminal

Leuwipanjang di Jalan Soekarno-Hatta ke Gedebage. Saat ini kondisi Bandung

barat sudah sangat padat. Semua aktivitas ekonomi, politik, budaya, dan

pendidikan terpusat di sana.

Oleh karena itu pengembangan Pusat Primer Gedebage adalah salah satu

prioritas kebijakan pengembangan Pemerintah Kota Bandung yang dituangkan

dalam RTRW Kota Bandung 2004-2013 dengan investasi Rp. 11.954 Triliun.

Pengembangan kawasan ini sangat penting, karena ditujukan untuk mendorong

perkembangan wilayah Kota Bandung bagian Timur agar mengurangi beban

wilayah Bandung Barat dan Pusat Kota Primer Kota Bandung yang lama (alun-

alun dan sekitarnya). Oleh karena itu, isu utama dalam pengembangan kawasan

ini adalah kawasan yang berkelanjutan sebagai penggerak perkembangan dengan

tingkat kualitas tinggi dan memiliki daya tarik investasi yang tinggi dengan visi

“Pusat Primer Baru untuk Kualitas Hidup yang Lebih Baik” (“A New Primary

Center for Better Urban Quality”).

Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013

Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah

Kota Bandung

Page 4: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

67

Pengembangan kawasan Gedebage dengan pusat pembangunannya

berupa pembangunan Pusat primer baru untuk kualitas lingkungan kota yang lebih

baik yang diwujudkan dalam penataan ruang, kondisi fisik bebas banjir, serta

penyediaan sarana dan prasarana. Dengan kualitas tersebut, diharapkan

pembangunan di Bandung Timur dapat meningkatkan kualitas Kota Bandung

secara internal yaitu pembangunan yang berkelanjutan dan secara eksternal

dengan menciptakan lingkungan kota yang akan menarik orang untuk menetap,

bekerja dan berekreasi. Pengembangan kawasan ini telah dimulai sejak tahun

2001, yang diawali dengan pembentukan tim Asistensi Perencanaan

Pembangunan Terminal Terpadu, Akses Tol, Pusat Sarana Olah Raga dan fasilitas

pendukung lainnya (di Kelurahan Cisaranten Kidul dan Kelurahan Derwati,

Kecamatan Rancasari Kota Bandung tahun 2001).

Dalam hubungannya dengan program pembangunan Kota Bandung,

Pengembangan Kawasan Bandung Timur merupakan salah satu program strategis

pembangunan Pemerintah Kota Bandung pada saat ini dan mendatang.

Pengembangan kawasan Gedebage dengan pusat pembangunannya berupa

Pengembangan Kawasan Pusat Primer Gedebage diproyeksikan memiliki fungsi

beragam, meliputi gembangan fungsi bisnis, komersial, olah raga, hunian maupun

reasi. Fasilitas yang sudah ada di sekitar kawasan yaitu terminal peti kemas di

Kota Bandung yang berskala pelayanan lokal, regional dan nasional. Kawasan ini

juga memiliki aksesibilitas yang tinggi baik jalan utama regional, akses dan jalan

tol, serta aksesibilitas kereta api. Selain itu, terdapat rencana penambahan struktur

penunjang generator aktivitas, yaitu terminal bus antar provinsi, sub terminal

angkutan dalam kota serta penambahan fasilitas stasiun kereta penumpang pada

kawasan. Lahan yang sebagian besar masih berupa persawahan (lahan kosong)

akan memudahkan perancangan dan pembangunannya.

Pengembangan jalan tol serta adanya jalur SUTET yang melalui

kawasan Pusat Primer gedebage menjadi batasan yang dapat dijadikan potensi dan

kekhasan dalam merancang kawasan. Selain menetapkan lokasi pengadaan tanah,

Pemerintah Kota Bandung juga membentuk Tim Asistensi Perencanaan

Pembangunan Terminal Terpadu, Akses Tol, Pusat Sarana Olah raga dan Fasilitas

Pendukung Lainnya di Kelurahan Cisaranten Kidul dan Kelurahan Derwati

Page 5: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

68

Kecamatan Rancasari Kota Bandung pada Tahun 2001. Instansi-instansi secara

terpisah juga telah menyusun rencana pengembangannya, seperti Studi Penataan

Wilayah Gedebage dan Ujungberung Kota Bandung (2001); Perencanaan

Bangunan Intersection Sungai Buatan Menelusuri Tol dan Danau Buatan

Gedebage (2001), Rencana Penataan Terminal Terpadu Gedebage Kota Bandung

(2001); Feasibility Study Akses Tol Gedebage Kota Bandung (2002),

Perencanaan Stadion Olah Raga, RTBL Terminal Terpadu Cedebage (2002); Visi

Pengembangan/Masterplan Gedebage (2003); Skenario Pengembangan Sentra

Perdagangan dan Jasa Kawasan Bandung Timur (2003); Rencana Perbaikan

Sungai Cisaranten (2003). Namun karena tidak padu, serasi dan terintegrasi, maka

Pemerintah Kota Bandung pada Tahun 2005 menyusun Rencana Induk Kawasan

Gedebage (Pusat Primer Gedebage) sebagai upaya penyusunan rencana tata ruang

secara menyeluruh, terintegrasi dan berkelanjutan berdasarkan daya dukung

kawasan dalam bentuk pengembangan Kawasan Pusat Primer Gedebage.

Kawasan Pusat Primer Gedebage dengan luas sekitar 712,3 Ha terletak

di Bandung Timur (WP Gedebage). Bagian utara kawasan ini dibatasi oleh Jl.

Soekarno Hatta, bagian selatan oleh Jalan Tol Padaleunyi, bagian barat oleh Jalan

Gedebage dan bagian timur dibatasi oleh Jalan Cimencrang. Kawasan

Pengembangan Pusat Primer Gedebage terletak di Kecamatan Rancasari

(Kelurahan Derwati, Kelurahan Mekar wangi, Cisaranten Kidul, Kelurahan

Derwati) dan Kecamatan Ujungberung (Kelurahan Cisaranten Wetan).

Kawasan Pusat Primer Gedebage memiliki kontur yang relatif datar

dengan kecenderungan dari arah utara ke selatan yang semakin menurun.

Kemiringan lahan dominan antara 2,5 persen dan mempunyai ketinggian antara

662-670 meter di atas permukaan laut. Kawasan Gedebage bagian selatan

(sebelum Jalan Tol Padaleunyi) merupakan cekungan dan kawasan Gedebage

terletak pada lokasi genangan/banjir. Tapak terletak pada cekungan dengan

kondisi geologi yang terdiri dan jenis lempung lanauan, lapisan gambut, lapisan

pasir, dan lempung pasiran. Jenis tanah yang tersebar di kawasan ini umumnya

berupa tanah alluvial. Kondisi mi memerlukan konstruksi yang spesifik untuk

bangunan berat atau tinggi. Kawasan Gedebage dilalui oleh beberapa sungai yang

memiliki potensi bila dikelola dengan baik maka sungai-sungai yang berada di

Page 6: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

69

lokasi ini dapat menjadi view yang menarik (dapat diekspos menjadi kawasan

waterfront city). Adapun sungai-sungai tersebut adalah :

1. Sungai Cipamokolan, mengalir dari Utara ke Selatan sepanjang bagian barat

Kawasan Gedebage.

2. Sungai Cisaranten Kulon, mengalir dari Utara ke Selatan, melalui daerah

persawahan dekat kompleks Riung Bandung

3. Sungai Cisaranten Kidul, mengalir dari Utara ke Selatan, memotong lintasan

kereta api kemudian memotong Jalan Gedebage di wilayah Kelurahan

Cisaranten Kidul.

4. Sungai Cinambo, mengalir dari Utara ke Selatan di wilayah Kelurahan

Mekarmulya.

5. Sungai Cilamenta mengalir dari Utara ke Selatan dan bergabung dengan

Sungai Cinambo.

Penggunaan lahan dominan di Kawasan Pusat Primer Gedebage saat ini

adalah persawahan. Di luar itu penggunaan lahan campuran antara perdagangan,

industri, kawasan perumahan dan penggunaan pemerintahan/perkantoran lainnya.

Dahulunya wilayah Pengembangan Gedebage memang berfungsi sebagai kawasan

permukiman, industri, jasa dan perkantoran serta pusat kegiatan ekspor impor

berupa Terminal Peti Kemas. Kawasan industri, jasa dan perdagangan yang

memiliki skala pelayanan untuk wilayah regional dan Terminal Peti Kemas

melayani skala Kota Bandung. Dengan adanya pembangunan Terminal Induk

Gedebage, akan memberikan dampak terhadap percepatan pengembangan

Wilayah Pengembangan Gedebage dan sekitarnya. Wilayah Gedebage telah

memiliki beberapa kegiatan penting yang dapat menjadi faktor pemicu

perkembangan yaitu terminal peti kemas, pasar induk, beberapa pertokoan, dan

beberapa lingkungan permukiman baru. Di kawasan Timur Bandung ini telah

tumbuh dan berkembang berbagai kegiatan ekonomi, baik yang berskala lokal,

regional, maupun nasional.

Laju pertumbuhan penduduk di sekitar Kawasan Pusat Primer Gedebage

yaitu di WP Gedebage dan WP Ujungberung relatif tinggi (rata-rata 5,4 persen

antara tahun 2000-2009) yang diakibatkan oleh migrasi penduduk. Selain itu,

pesatnya pengembangan kawasan permukiman dan penempatan berbagai kegiatan

Page 7: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

70

fungsional perkotaan (tempat-tempat bekerja) di kawasan ini akan berpengaruh

terhadap peningkatan kapasitas tampung minimal, yang kemudian akan

berpengaruh pula terhadap pertambahan jumlah penduduk. Tingginya

pertumbuhan pada sektor pengembangan perumahan di Wilayah Gedebage dan

wilayah Ujungberung dapat mengalihkan pertumbuhan penduduk terutama di

kawasan sekitar pusat kota dan Kawasan Bandung Utara sebagai daerah

konservasi.

Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan jumlah hunian,

diidentifikasi bahwa kebutuhan hunian akan meningkat di Kecamatan

Ujungberung akan mencapai 15.640 rumah dan di Kecamatan Rancasari 13.544

rumah pada Tahun 2013 dan berdampak pada peningkatan kebutuhan lahan

permukiman. Untuk seluruh Kota Bandung hingga tahun 2013 masih dibutuhkan

82.496 unit rumah dengan luas total kebutuhan lahan 19.780 Ha. Hal ini akan

menyebabkan Kawasan Perencanaan harus dapat memenuhi kebutuhan akan

permukiman. Hal ini menunjukkan upaya dalam pemerataan penduduk di Kota

Bandung sudah sejalan dengan kebijaksanaan dalam RTRW Kota Bandung.

Sebagian besar kawasan Pusat Primer Gedebage berupa persawahan.

Perumahan tidak terencana berkembang di sepanjang JI. Gedebage dan JI.

Cimencrang dan bagian Utara Kawasan Pusat Primer Gedebage. Perumahan

terencana yang berkembang dalam kawasan Pusat Primer Gedebage bagian

Selatan-Barat (PT. Bumi Adipura), sedang di luar kawasan berada di sebelah

Tmur adalah Perumahan Bumi Parahyangan dan di sebelah Utara adalah

Perumahan Pinus Regensi. Pengembangan kawasan perencanaan akan dilakukan

new development yaitu pembangunan baru lengkap dengan ketersediaan sarana

prasarananya sehingga memiliki daya tarik tersendiri terutama bagi perkembangan

Kota Bandung secara keseluruhan. Konsep pembangan di kawasan perencanaan

dengan menggunakan konsep pembangunan siap bangun dan lingkungan siap

bangunan (lisiba) yang berdiri sendiri, minimal 1000 unit (RTRW Kota Bandung

201 3).

Page 8: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

71

Tabel 10 Program Pemanfatan Ruang di Kawasan Gedebage

Komponen

Pengembangan Sub Komponen

Luas Total

(Ha)

Presentase

(persen)

Transportasi

Terminal Terpadu dan fasiltas

penunjang serta Stasiun Kereta Api

dengan fasilitas penunjangnya

32.58 4.6

Fasilitas

Kesehatan

Rumah Sakit Tipe B dan Rumah

Sakit Gawat Darurat dengan

pendukungnya

16.55 2.3

Olah Raga dan

Rekreasi

Komplek olah raga dengan Stadiuon

Utama, Stadion Renang, Lapangan

Tenis, Lapangan Bulutangkis,

Lapangan Basket, Lapangan sepak

bola, lapangan voli ball, driving

range, soft ball, sport club dan

fasilitas pendukung lainnya

45 6.3

Industri

(eksisting)

Industri pertamina, sepatu 26.61 8.7

Fasilitas

Peribadatan

Mesjid Agung 5.32 0.7

Hunian Kawasan perumahan yang telah

terbangun dan akan dibangun di

kawasan perencanaan.

Hotel dan apartemen

196.6

11

27.6

1.5

Infrastruktur Kolam retensi

Jalan, jalan tol dan akses jalan tol

123

55.57

25.1

Ruang Terbuka

Hijau (termasuk

buffer zone)

Ruang terbuka fasilitas lingkungan

Ruang Terbuka sempadan sungai

Ruang Terbuka Sempadan SUTT

Ruang Terbuka sempadan jalan tol

Taman Kawasan

Theme park

31 4.4

Total kawasan yang akan dikembangkan 712.3 100

Sumber: development brief Pusat Primer Gedebage BAPEDA Kota Bandung 2006

Selain memiliki daya dukung dalam Pengembangan Kawasan Gedebage

juga memiliki keterbatasan seperti ancaman terhadap kawasan ini sebagai wilayah

yang rentan gempa, oleh karena itu dalam pembangunannya diperlukan konstruksi

bangunan tahan gempa. Dalam kondisi seperti ini, maka pengawasan dan

pengendalian dalam struktur bangunan yang akan dibangun di kawasan ini

menjadi sesuatu yang penting agar karakteristik lahan wilayah ini sebagai

pontensial bencana gempa dapat diminimalisir dengan karateristik bangunan yang

tahan terhadap kondisi jika terjadi gempa. Pengawasan dan pengendalian struktur

bangunan menjadi penting karena selama ini pelanggaran terhadap peraturan

menyangkut aspek bangunan cukup sering terjadi.

Page 9: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

72

Keterbatasan wilayah Gedebage juga dapat dilihat dari aspek penyediaan

air bersih yang masih cukup sulit. Pelayanan PDAM di kawasan ini masih terbatas

dan kondisi sumber air lain (sungai) yang tercemar limbah domestik dan industri.

Namun demikian, hasil penyelidikan air yang dilakukan oleh PDAM Kota

Bandung menunjukan bahwa air baku di kawasan ini memiliki potensi yang besar

dengan ditemukannya sumber air tanah dangkal dan dalam serta rencana

pembangunan sistem kolam retensi dari drainase yang diharapkan akan mampu

melayani kebutuhan air di Wilayah Gedebage dengan melengkapi penambahan

instalasi pengolahan air untuk memenuhi kualitas air minum. Rencana penyediaan

air bersih dalam kawasan dirancang dengan alternatif-alternatif berupa (1) dari

luar kawasan dengan tambahan pengembangan jaringan air, (2) pemanfaatan wet

pond, dan (3) pemanfaatan air pada under ground storoge di ruang terbuka hijau.

Selain itu pula kawasan ini terletak pada cekungan dengan kondisi

geologi yang kurang begitu baik dan lokasi genangan atau banjir. Oleh karena itu

solusi yang direncanakan untuk mengantisipasi kendala-kendala ini diantaranya

dengan melakukan langkah-langkah :

1. Kondisi geologi, tanah yang kurang baik diantisipasi dengan

rencana/perancangan struktur dan pondasi yang tahan gempa dan sesuai

dengan keterbatasan kondisi geologi/tanah tersebut.

2. Genangan/banjir diantisipasi dengan rencana pengembangan/pembangunan

retention pond dan perbaikan sistem drainase untuk manajemen air hujan dan

air buangan. Upaya ini juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan

genangan dan kekurangan air pada musim kemarau. Pada musim kemarau,

diharapkan air yang diinjeksi ke dalam tanah tersebut (dengan retention pond)

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Selain itu, normalisasi sungai

juga sedang diupayakan untuk mengatasi banjir. Normalisasi sungai saat ini

dilakukan pada Sungai Cinambo untuk dapat mengatasi banjir tersebut.

Upaya yang direncanakan sebagai upaya Pengendalian Banjir di

kawasan Gedebage di antaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pembuatan kolam-kolam retensi (retention pond, dry pond dan wet pond)

untuk menampung sementara kelebihan aliran yang berasal dari hulu K.

Page 10: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

73

Cisaranten dan K. Cinambo sebelum dilepaskan kembali pada waktu muka air

di K. Cinambo mulai turun.

2. Volume air yang perlu ditampung oleh kolam Retensi adalah: 1 juta m3 untuk

periode banjir 25 tahun dan 1,6juta m3 untuk banjir 50 setahun.

3. Kolam retensi dibuat dalam satu kesatuan atau dipecah menjadi beberapa

kolam.

4. Air dalam kolam retensi harus mampu dibuang ke saluran diversi Kali

Cinambo dalam jangka waktu 24 jam atau maksimal 48 jam. Elevasi dasar

kolam retensi harus lebih tinggi dan pada elevasi dasar saluran diversi Kali

Cinambo.

5. Sebagian areal kolam retensi dapat digunakan sebagai kolam air baku.

6. Kedalaman kolam air baku ditentukan berdasarkan kebutuhan air dan juga

besarnya perkolasi dan penguapan.

7. Untuk menghindari luapan air maka tinggi tanggul kolam retensi adalah 1,5-2

Cm.

8. Perlu dibangun tanggul disepanjang saluran diversi Kali Cinambo dengan

tinggi tanggul 1,5 m dan lebar bantaran banjir 50-100 m.

Sedangkan sistem drainase yang dirancang di Kawasan Gedebage ini

dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memanfaatkan air hujan sebaga sumber air baku atau air bersih dengan

pendekatan storage oriented approach menggunakan kolam-kolam

penampungan air hujan (Wet Pond)

2. Perbanyak bio- rentention pada taman-taman dan ruang terbuka

3. Sistem saluran drainase air hujan dan sistem air kotor terpisah

4. Menggunakan tanaman untuk menahan erosi lahan

5. Terintegrasi dengan tata letak bangunan

Utilitas untuk menajemen air hujan dapat digunakan dengan mengikuti

langkah-langkah Penggunaan buffer dan area undisturbed, Penggunaan aliran

drainase natural., Penggunaan tanaman penahan air selain gorong-gorong dan

Pengaliran air atap ke wadah. Sedangkan dalam hal sumur resapan, maka setiap

bangunan dalam dalam blok harus dilengkapi dengan sumur resapan dengan

kapasitas yang diperhitungkan dengan luasan atap bangunan dan ruang terbuka

Page 11: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

74

yang ada. Upaya ini dilakukan supaya air dan atap tidak langsung dibuang tetapi

dimasukkan dulu dalam wadah.

Kawasan Gedebage pada prinsipnya dikembangkan untuk mengurangi

beban aktivitas dan lalu lintas di pusat Kota Bandung terutama di wilayah tengah

dan barat Kota Bandung yang sudah mencapai kapasitas maksimal dan tidak

memiliki peluang untuk dikembangkan terutama dalam aspek penggunaan lahan

bagi fungsi yang saat ini sedang dijalankan. Keseriusan Pemerintah Kota Bandung

untuk mengembangkan kawasan ini ditindaklanjuti dengan ditetapkannya

kawasan perencanaan Gedebage sebagai Pusat Primer Timur dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Bandung 2004-2013. Dalam RTRW Kota Bandung ini,

kegiatan yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan (Perguruan Tinggi dan Perpustakaan)

2. Kesehatan (Rumah Sakit tipe B dan rumah sakit gawat darurat)

3. Peribadatan (mesjid dan rumah ibadah lainnya)

4. Bina Sosial (gedung pertemuan umum)

5. Komplek olahraga dengan gelanggang olahraga, Gedung seni tradisional,

Taman kota,

6. Pelayanan Pemerintah, meliputi Pusat Bisnis dan Perkantoran untuk swasta,

kantor pemerintahan, kantor pos wilayah, kantor kodim, kantor

telekomunikasi wilayah, kantor PLN wilayah, kantor PDAM wilayah, kantor

urusan agama, pos pemadam kebakaran

7. Perdagangan dan Jasa meliputi hotel dan mall, bangunan komersial,

Pertokoan, pusat belanja, bank-bank, perusahaan swasta dan jasa-jasa lain

8. Transportasi, meliputi stasiun kereta ap, terminal dan parkir umum.

Pembagian ruang yang menjadi kawasan Pusat Primer Gedebage

memiliki tujuan agar ruang yang ada menjadi ruang yang termanfaatkan secara

maksimal tanpa menimbulkan suatu resiko yang dapat mengganggu aktifitas di

kawasan Gedebage tersebut. Kondisi ini karena kawasan Gedebage memiliki

resikolebih tnggi dibandingkan kawasan lain Kota Bandung, terutama ancaman

banjir sebagai akibat kondisi kawasan yang lebih rendah dibandingkan dengan

kawasan lain Kota Bandung.

Page 12: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

75

Rencana Jalan Tol

Perumahan

Sarana Olah Raga

Sarana Pelayanan Masyarakat

Sarana Transfortasi

Sarana Lingkungan

Gambar 4 Kode Ruang Peruntukan Pusat Primer Gedebage Bandung

Sumber: development brief Pusat Primer Gedebage BAPEDA Kota Bandung 2006

Page 13: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

76

Berdasarkan Gambar 4 dan 5 kondisi saat ini Pusat Primer Gedebage

sebagian besar berupa persawahan. Perumahan tidak terencana berkembang di

sepanjang JI. Gedebage dan JI. Cimencrang dan bagian Utara Kawasan Pusat

Primer Gedebage. Perumahan terencana yang berkembang dalam kawasan Pusat

Primer Gedebage bagian Selatan-Barat (PT. Bumi Adipura) (Blok J), sedang di

luar kawasan berada di sebelah Timur adalah Perumahan Bumi Parahyangan dan

di sebelah Utara adalah Perumahan Pinus Regensi (Blok A). Adapun keterangan

mengenai Gambar 4 secara lengkap dapat dilihat dari Tabel 11.

Gambar 5 Keterangan Tentang Kode Ruang Peruntukan Pusat Primer Gedebage

Bandung

Sumber: development brief Pusat Primer Gedebage

dan BAPEDA Kota Bandung 2006

Page 14: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

77

Tabel 11 Keterangan Pemanfaatan dan Luas Ruang dalam

Kawasan Pusat Primer Gedebage

BLOK Luas Blok

(Ha)

Sub

Blok Guna Lahan

Luas Total Lahan

Untuk Komponen

(Ha)

A 86,81

A1 Industri 21,68

A2 Jasa 21,16

A3 Jasa 7,16

A4 Jasa 6,40

A5 Perumahan 12,86

A6 Komplek Pertokoan 17,55

B 46,67

B1 Komplek Pertokoan 2,59

B2 Stasiun KA 17,58

B3 Terminal Bus (Kelas A) 15,00

B4 Pusat Perbelanjaan/ Mall 11,50

C 27,73 C1 Rumah Sakit (Kelas B) 16,55

C2 Komplek Pertokoan 11,18

D 29,72 D Kolam Retensi (dry pond) 36,02

E 42,07 E1 Perumahan 15,52

E2 Perumahan 31,19

F 56

F1 Kolam Retensi (dry pond) 42,60

F2 Komplek Pertokoan 5,73

F3 Komplek Pertokoan 6,82

G 45,05 G Komplek Sarana Olah Raga

(SOR) dan pendukungnya

45,05

H 23,55 H Perumahan 27,33

I 67,29

I1 Perumahan 13,49

I2 Pusat Perbelanjaan/Mall 10,92

I3 Bisnis dan Pertokoan 9,76

I4 Pusat Perbelanjaan/Mall 8,94

I5 Peribadatan (Mesjid,

Gereja, Pura, Vihara)

5,32

I6 Counvention Hall dan

Gedung Seni Tradisional

9,19

I7 Kampus Terpadu

(Perguruan Tinggi)

9,68

J 42,56

J1 Perumahan 8,72

J2 Perumahan 19,86

J3 Rumah Susun/Apartemen 13,98

K 112,02

K1 Kampus Terpadu

(Perguruan Tinggi)

14,55

K2 Ruang Terbuka Hijau (Wet

pond)

14,59

K3 Perumahan 59,35

K4 Perumahan 6,33

K5 Ruang Terbuka Hijau (Wet

pond)

30,07

Sumber: Development brief Pusat Primer Gedebage BAPEDA Kota Bandung 2006

Page 15: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

78

Dari Tabel 11 terlihat bahwa total luas perencanaan Kawasan Pusat

Primer Gedebage adalah 712,3 Ha yang terbagi ke dalam 11 blok dengan blok K

memiliki luas peruntukkan yang paling luas. Sedangkan di blok H merupakan

blok yang paling kecil luas lahan peruntukkannya. Namun demikian dari total luas

lahan di setiap blok tidak semua lahan dapat dipergunakan karena adanya aturan

tentang intensitas pemanfaatan ruang dalam pengemangan kawasan Gedebage

akan diatur berdasarkan tiga faktor, yaitu Koefisien Dasar Bangunan (KDB),

Koefisien Lantai Bangunan dan Ketinggian Lantai Maksimum. KDB adalah

persentase luas Lantai dasar maksimum yang diperbolehkan dibangun pada luas

kavling sedangkan KLB adalah bilangan pokok atas perbandingan antara jumlah

luas lantai bangunan dengan luas kavling. Ketentuan intensitas pembangunan,

pembagian blok dan kode pemanfaatan ruang dalam kawasan Pusat Primer

Gedebage dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Kode Pemanfaatan dan Ketentuan Intensitas Ruang dalam

Kawasan Pusat Primer Gedebage

BLOK

Luas

Blok

(Ha)

Sub

Blok Guna Lahan

Intensitas

KDB max

(persen) KLB max

A 86,81

A1 Industri 40 1.2 A2 Jasa 70 2,8

A3 Jasa 50 4

A4 Jasa 50 4 A5 Perumahan 50 1,5

A6 Komplek Pertokoan 70 2,1

B 46,67

B1 Komplek Pertokoan 70 2,8

B2 Stasiun KA 50 2

B3 Terminal Bus (Kelas A) 50 2 B4 Pusat Perbelanjaan/ Mall 70 2,1

C 27,73 C1 Rumah Sakit (Kelas B) 50 2

C2 Komplek Pertokoan 70 2,1 D 29,72 D Kolam Retensi (dry pond) 15 0,3

E 42,07 E1 Perumahan 50 1,5

E2 Perumahan 50 1,5

F 56

F1 Kolam Retensi (dry pond) 15 0,3

F2 Komplek Pertokoan 70 2,8

F3 Komplek Pertokoan 70 2,1 G 45,05 G Komplek Sarana Olah Raga (SOR) dan pendukungnya 50 2

H 23,55 H Perumahan 50 1

I 67,29

I1 Perumahan 70 2,8 I2 Pusat Perbelanjaan/Mall 50 4

I3 Bisnis dan Pertokoan 50 3

I4 Pusat Perbelanjaan/Mall 70 2,1 I5 Peribadatan (Mesjid, Gereja, Pura, Vihara) 50 2

I6 Counvention Hall dan Gedung Seni Tradisional 50 1,6

I7 Kampus Terpadu (Perguruan Tinggi) 50 1,6

J 42,56

J1 Perumahan 50 1

J2 Perumahan 50 1

J3 Rumah Susun/Apartemen 25 1,25

K 112,02

K1 Kampus Terpadu (Perguruan Tinggi) 50 1,6

K2 Ruang Terbuka Hijau (Wet pond) 10 0,2

K3 Perumahan 50 1

K4 Perumahan 50 1

K5 Ruang Terbuka Hijau (Wet pond) 10 0,2

Sumber: Development brief Pusat Primer Gedebage BAPEDA Kota Bandung 2006

Page 16: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

79

Berdasarkan Tabel 11 dan 12, maka dapat dihitung luas lahan yang dapat

digunakan dalam setiap blok di kawasan Pusat Primer Gedebage dan luas total

dari lantai yang dapat dibangun disetiap blok. Luas lantai dapat dijadikan ukuran

pula berapa tingkat ketinggian suatu bangunan yang dapat dibangun di kawasan

Pusat Primer Gedebage ini. Untuk melihat luas lahan yang dapat digunakan dan

luas total dari lantai yang dapat dibangun di setiap blok di kawasan Pusat Primer

Gedebage dapat dilihat dari Tabel 13.

Tabel 13 Hasil Perhitungan Pemanfaatan Lahan serta Luas Total Lantai yang

Dapat dibangun dalam Kawasan Pusat Primer Gedebage

BLOK Luas

Blok

(Ha)

Sub

Blok Guna Lahan

Lahan yang

digunakan

(Ha)

Luas Total

Lantai

Bangunan

(Ha)

A 86,81

A1 Industri 8.67 10.41

A2 Jasa 14.81 41.47 A3 Jasa 3.58 14.32

A4 Jasa 3.20 12.80

A5 Perumahan 6.43 9.65 A6 Komplek Pertokoan 12.29 25.80

B 46,67

B1 Komplek Pertokoan 1.81 5.08

B2 Stasiun KA 8.79 17.58 B3 Terminal Bus (Kelas A) 7.50 15.00

B4 Pusat Perbelanjaan/ Mall 8.05 16.91

C 27,73 C1 Rumah Sakit (Kelas B) 8.28 16.55 C2 Komplek Pertokoan 7.83 16.43

D 29,72 D Kolam Retensi (dry pond) 5.40 1.62

E 42,07 E1 Perumahan 7.76 11.64 E2 Perumahan 15.60 23.39

F 56

F1 Kolam Retensi (dry pond) 6.39 1.92

F2 Komplek Pertokoan 4.01 11.23 F3 Komplek Pertokoan 4.77 10.03

G 45,05 G Komplek Sarana Olah Raga (SOR) dan

pendukungnya

22.53 45.05

H 23,55 H Perumahan 13.67 13.67

I 67,29

I1 Perumahan 9.44 26.44

I2 Pusat Perbelanjaan/Mall 5.46 21.84 I3 Bisnis dan Pertokoan 4.88 14.64

I4 Pusat Perbelanjaan/Mall 6.26 13.14

I5 Peribadatan (Mesjid, Gereja, Pura, Vihara) 2.66 5.32 I6 Counvention Hall dan Gedung Seni

Tradisional

4.60 7.35

I7 Kampus Terpadu (Perguruan Tinggi) 4.84 7.74

J 42,56

J1 Perumahan 4.36 4.36

J2 Perumahan 9.93 9.93

J3 Rumah Susun/Apartemen 3.50 4.37

K 112,02

K1 Kampus Terpadu (Perguruan Tinggi) 7.28 11.64

K2 Ruang Terbuka Hijau (Wet pond) 1.46 0.29

K3 Perumahan 29.68 29.68 K4 Perumahan 3.17 3.17

K5 Ruang Terbuka Hijau (Wet pond) 3.01 0.60

Sumber: Data diolah 2011

Perubahan atau pergeseran lokasi kegiatan dalam 1 blok masih

dimungkinkan selama tidak mengubah jenis kegiatan dan luas total maksimum

intensitas pemanfaatan ruang (KDB, KLB, KLB). Pergeseran fungsi subblok

Page 17: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

80

antarblok harus dengan persetujuan Perusahaan Pengelola Kawasan Pusat Primer

Gedebage untuk mencek kompabilitas, dampak, trip attraction, ketinggian

bangunan dan aspek teknis pembangunan lainnya. Dalam satu blok intensitas,

baik KDB, KLB dapat ditransfer ke penggunaan lain tanpa merubah intensitas

total maksimum blok tersebut.

Dalam kondisi tertentu pembangunan di Kawasan Gedebage

memerlukan Investigasi Tambahan jika pembangunan itu memiliki karakteristik

seperti :

1. Setiap pembangunan dengan intensitas tinggi (tinggi bangunan melampaui 4

lantai memerlukan investigasi tambahan untuk mengkaji kekuatan daya

dukung lahan dan penyelidikan batuan keras untuk dasar perancangan

pondasi.

2. Setiap pembangunan yang akan menyebabkan dampak lalu lintas besar

memerlukan investigasi untuk menghitung dampak lalu lintas sebagai dasar

untuk mengantisipasi penurunan tingkat pelayanan jalan.

3. Setiap pembangunan untuk fungsi-fungsi tertentu yang kemungkinan

menimbulkan dampak lingkungan (limbah atau polusi) diperlukan investigasi

untuk memperhitungkan dampak yang akan muncul dan rencana untuk

mengatasinya.

4. Setiap permohonan perubahan pemanfaatan ruang harus melalui investigasi

terlebih dahulu.

5. Setiap permohonan pembangunan baik bangunan maupun bangun-bangunan

yang belum diatur dalam rencana yang ditetapkan.

Ketentuan Investigasi tersebut meliputi Investigasi dilakukan oleh

pengembang atau pengembang dapat menunjuk lembaga atau konsultan yang

berkompeten dalam bidang investigasi, hasil investigasi menjadi persyaratan

pengajuan permohonan ijin, perusahaan Pengelola Kawasan Pusat Primer

Gedebage dibantu oleh instansi terkait dapat membentuk Tim Indepanden

Investigasi sebagai pembanding hasil investigasi yang dilakukan oleh

pengembang dan kriteria dilakukan dalam investigasi tambahan ditetapkan oleh

Perusahaan Pengelolaan Kawasan Pusat Primer Gedebage.

Page 18: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

81

Kondisi yang terjadi pada saat ini dari 11 blok yang direncanakan baru 2

(blok) yang mulai dilakukan pembangunan, yaitu di Blok A dan Blok G. Namun

sebenarnya blok yang dalam proses pembangunan hanyalah Blok G karena

sebenarnya blok A merupakan blok yang sudah ada bangunannya yang kemudian

dimasukkan dalam kawasan Pusat Primer Gedebage, yaitu bangunan Industri

dalam bentuk depot Pertamina seluas 21,68 Ha, perumahan 21,16 Ha, pelayanan

pemerintah 7,17 Ha dan bangunan komersil seluas 17,55 Ha.

Apabila pengembang hendak melaksanakan pembangunan baik berupa

bangunan maupun bangun-bangunan serta infrastruktur dalam blok maupun sub

blok, maka setiap permohonan perijinan pembangunan baik berupa bangunan

maupun bangun-bangunan wajib menyertakan rencana dan perancangan detail

(detail plan and design). Rencana dan Perancangan Detail ini meliputi:

1. Rencana atau rancangan tata letak bangunan Blok atau Sub Blok.

2. Rencana atau rancangan bangunan (detail engineering design).

3. Rencana atau rancangan prasarana dan utilitas.

Dalam aspek administrasi pembangunan Perusahaan Pengelola Kawasan

Pusat Primer Gedebage adalah lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota

Bandung dengan persetujuan DPRD untuk mengelola pengembangan Kawasan

Pusat Primer Gedebage termasuk menyusun rencana teknis, menangani

administrasi, izin dan lain-lain yang terkait secara kolektif. Berdasarkan proses

seleksi yang terbuka (lelang Perusahaan Pengelola ini lebih lanjut akan dtetapkan

oleb Peraturan Walikota. Perusahaan Pengelola Pusat Primer Gedebage dapat

terdiri atas Perusahaan tunggal (BUMD atau swasta murni) dan Perusahaan

konsorsium atau patungan (BUMD dan beberapa perusahaan swasta).

Perusahaan patungan digunakan, jika tanggung jawab swasta secara

penuh tidak memungkinkan; kondisi lingkungan berisiko; aspek hukum yang

tidak membolehkan kepemilikan prasarana oleh swasta secara keseluruhan; hak

kepemilikan penuh swasta secara politis tidak dapat diterima; hukum lingkungan

tidak memungkinkan perusahaan svvasta secara keseluruhan menerima liabilitas

atau permasalahan lain yang dapat mempengaruhi formasi perusahaan.

Konsorsium ini membutuhkan perjanjian yang jelas mendefinisikan tambahan

manfaat bagi masing-masing pihak dan tanggung jawab mereka sesuai perjanjian.

Page 19: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

82

Perusahaan Pengelola Pusat Primer Gedebage bertugas untuk

mengembangkan kawasan mulai dan pembebasan lahan, pembangunan kawasan

dan pengelolaan kawasan. Tugas pokok Perusahaan Pengelola kawasan Pusat

Primer Gedebage adalah sebagai berikut:

1. Menyusun rencana teknis

2. Menangani proses perizinan secara kolektif

3. Menilai permohonan izin pembangunan yang diajukan

4. Melaksanakan pembangunan fisik

5. Mengawasi pembangnnan fisik

6. Membebaskan lahan untuk prasarana dan sarana dasar

7. Menyediakan prasarana dan sarana dasar

Pola pengelolaan kawasan Pusat Primer Gedebage oleh Perusahaan

Pengelola serta lingkup tugas masing-masing anggota Perusahaan pengelola

ditunjukkan pada Gambar 6

Melaksanakan

Pembangunan

Kawasan

Menggunakan

Bangunan Siap

Digunakan

Pemerintah

Kota Bandung

Swasta/

Investor

I

BUMD

Perusahaan

Pengelola

Pembebasan Lahan,

Pematangan Lahan, dan

Prasarana Dasar

Pembangunan

Blok Kawasan

Lahan Siap

Bangun

Bangunan Siap

Digunkan

Investor untuk

pengembangan/pembangunan

Kawasan Pusat Primer Gedebage

Gambar 6 Alur pengelolaan kawasan Pusat Primer Gedebage

Page 20: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

83

Adapun ruang lingkup tugas pemerintah Kota Bandung berkaitan dengan

Pengelolaan Kawasan Pusat Primer Gedebage adalah :

1. Penyedia peraturan pembangunan.

2. Perijinan dan tugas administrasi lainnya berkaitan dengan adminstrasi

pemerintahan dalam pengembangan Pusat Primer Gedebage.

3. Pemrosesan perijinan secara kolektif dari pengelola kawasan

4. Memberikan insentif sesuai kewenangannya.

Sedangkan ruang lingkup tugas Pengelola Kawasan Pusat Primer

Gedebage adalah :

1. Penyedia lahan dan pematangan lahan

2. Menerima perijinan permohonan pembangunan oleh pihak yang akan

membangun

3. Mengajukan permohonan secara kolektif kepada dinas terkait

4. Bersama dengan Pemerintah Kota Bandung dalam memproses aplikasi

investasi internasional dan domestik

5. Bersama dengan Pemerintah Kota Bandung melakukan penilaian permohonan

perijinan yang diajukan oleh investor

6. Melaksanakan pengendalian pembangunan Kawasan Pusat Primer Gedebage

7. Memasarkan peluang investasi kepada calon investor

Peluang atau prospek investasi (PPP) baik oleh sektor publik maupun

swasta atau masyarakat di kawasan Gedebage dapat dilihat pada tabel Tabel 14.

Tabel 14 Peluang atau prospek investasi (PPP) Kawasan Pusat

Primer Gedebage

PUBLIK PPP SWASTA

1. Jalan dalam kawasan

Pusat Primer

Gedebage dan jalan

akses menuju ke

kawasan

2. Dry pond

3. Ruang Publik

4. Normalisasi sungai

serta pembangunan

jaringan drainase

sekunder

1. Terminal regional

2. Stasiun Kerata Api

3. Fasilitas Ibadah.

4. Telepon

5. Listrik

6. Penyedian jaringan air

bersih (dapat

dikerjasamakan

dengan sektor swasta)

1. Komersial dan bisnis

2. Perkantoran

3. Hotel

4. Apartemen

5. Convention Hall

6. Gedung seni

tradisional atau

pertunjukkan

7. Sarana olah raga

8. Kampus terpadu

9. Rumah sakit

10. Perumahan

11. Jalan tol

12. Telepon (PT. Telkom)

Page 21: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

84

13. Listrik (PT. PLN)

14. Sarana Peribadatan

15. Pelayanan

Persampahan

16. Pelayanan Air Bersih

Sumber: Development brief Pusat Primer Gedebage BAPEDA Kota Bandung 2006

Pedoman administrasi dan investasi (administration and investment

guidelines) yang dimaksud adalah ketentuan administrasi dan investasi dalam

pengembangan Pusat Primer Gedebage. Beberapa ketentuan administrasi dan

investasi adalah sebagai berikut:

a. Investor yang akan mengembangkan bagian dan Kawasan Pusat Primer

Gedebage berurusan hanya dengan Perusahaan Pengelola. Oleh karena itu

urusan perijinan, mekanisme investasi dan urusan lainnya (pembangunan,

pemeliharaan) menjadi tanggung jawab Perusahaan Pengelola tersebut.

b. Persoalan persyaratan investasi, perijinan dan prosedur adminitrasi dapat

dibuat ketentuan sendiri oleh Perusahaan Pengelola selama tidak melanggar

ketentuan yang berlaku

Persyaratan teknis maupun tata cara investasi baik dalam negeri maupun

luar negeri harus mengikuti ketentuan-ketentuan sebagal berikut:

a. Ketentuan penanaman modal dalam negeri dan luar negeri mengikuti

ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara

Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 38/SK/1 999

tanggal 6 Oktober 1999 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan

Penanaman Modal yang Didirikan dalam rangka Penanaman Modal Dalan

Negeri dan Penanaman Modal Asing.

b. Ketentuan dan Tata Cara Permohonan Ijin Pertanahan mengikuti Peraturan

Daerah Kota Bandung.

5.2 Model Pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung

Bagian ini merupakan langkah pembahasan tentang model yang

dirancang dari sistem pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung.

Pemodelan merupakan suatu abstraksi untuk mendekati sebuah kondisi aktual.

Dalam model ini diperlihatkan suatu interaksi antara subsistem yang saling

berkaitan dalam pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung yang

Lanjutan Tabel 14

Page 22: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

85

menjadi stimulus terhadap dinamika yanga akan terjadi pada out put dari

pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung. Oleh kerena itu langkah

kesesuaian antara subsistem yang ada dalam model dengan yang ada pada kondisi

aktual akan menjadi suatu hal yang penting dalam menghasilkan model yang

benar-benar sesuai dengan kondisi aktualnya. Adapun yang menjadi objek kajian

dalam penelitian ini adalah sistem pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota

Bandung dengan menggunakan pendekatan sistem dinamik.

Interaksi antara subsistem ini ditandai dengan mengalirnya unsur yang

ada dalam satu susbsistem ke dalam subsistem lainnya. Unsur yang dimaksud

berupa material, informasi, pendapatan maupun tenaga kerja. Unsur-unsur inilah

yang pada akhirnya membuat model dalam sistem pengembangan Pusat Primer

Gedebage Kota Bandung bekerja untuk menghasilkan out put. Hal ini

membuktikan bahwa pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung jika

pun hanya memiliki tujuan dalam aspek ekonomi semata dipastikan tidak akan

pernah dapat menghasilkan out put tanpa memerhatikan aspek lain seperti

dinamika kependudukan dan kapasitas lahan yang ada di Kota Bandung.

Keberhasilan model untuk menghasilkan out put yang dapat mendekati

kondisi aktual dapat menjadi bahan yang berkualitas dalam memprediksi kondisi

Pusat Primer Gedebage Kota Bandung pada masa yang akan datang. Oleh karena

itu unsur-unsur yang ada dalam setiap subsistem model pengembangan Pusat

Primer Gedebage Kota Bandung perlu kiranya adalah unsur-unsur yang saat ini

menjadi bagian yang terkait dengan pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota

Bandung.

Seperti yang terlihat dari Gambar 7 bahwa alur model pengembangan

Pusat Primer Gedebage Kota Bandung disusun oleh tiga subsistem yang saling

berkaitan, yaitu subsistem kependudukan, subsistem lahan, dan subsistem

ekonomi. Dalam model ini ketiga subsistem akan membuat kombinasi seperti

kombinasi subsistem kependudukan dengan subsistem ekonomi, subsistem

ekonomi dengan subsistem lahan, maupun subsistem kependudukan dengan

subsistem lahan. Dengan demikian tidak ada subsistem yang dapat berdiri sendiri

karena setiap subsistem dalam alam akan dicampuri oleh kepentingan manusia

(kependudukan) sedangkan dalam pandangan falsafah sistem dinamik dapat

Page 23: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

86

diterangkan bahwa aspek-aspek lain di luar manusia sebenarnya dapat diprediksi

perilaku dan perubahannya baik perubahan dalam segi kuantitas dan kualitas

maupun segi waktu. Namun ketika susbsistem itu sudah dicampuri oleh subsistem

manusia (kependudukan) maka perilaku dan perubahannya akan semakin tidak

beraturan. Hal ini dikarenakan dasar manusia yang memiliki sifat keinginan untuk

memuaskan dirinya bahkan lebih jauh lagi dapat menampakkan keserakahan

untuk menguasai sumber daya yang ada. Oleh karena itu dalam model

pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung subsistem kependudukan

merupakan subsistem yang penting dan tak mungkin terpisahkan dengan

subsistem-subsitem lain yang ada di lingkungan Pusat Primer Gedebage Kota

Bandung.

Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan Antar subsistem dalam

Pengembangan Kawasan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung dapat dilihat di

gambar 7.

Keterangan

= Material

= Pendapatan

= Informasi

= Tenaga Kerja

Gambar 7 Diagram Alir Hubungan Antar Subsistem dalam

Pengembangan Kawasan Pusat Primer Gedebage

Kota Bandung

Subsistem

Kependudukan

Subsistem

Lahan

Subsistem

Ekonomi

Pengembangan

Kawasan Gedebage

Page 24: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

87

1. Subsistem Sosial Kependudukan

Dalam subsistem kependudukan terdiri dari jumlah penduduk

dikawasan. Jumlah penduduk ini diperlakukan sebagai level dimana jumlah

penduduk ditentukan oleh pertambahan dan pengurangan jumlah penduduk.

Pertambahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh rate pertambahan penduduk baik

secara alamaih maupun rate perubahan jumlah penduduk karena imigrasi,

sedangkan pengurangan jumlah penduduk juga dipengaruhi oleh rate

pengurangan penduduk baik secara alamiah yaitu mati maupun emigrasi. Jumlah

penduduk di wilayah penelitian akan terkait dengan jumlah tenaga kerja dalam

kegiatan ekonomi (susbsistem kegiatan ekonomi). Selain itu juga jumlah

penduduk akan terkait dengan kebutuhan ruang fasilitas sosial dan fasilitas umum

(subsistem lahan).

Dalam model pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung

yang dimaksud dengan penduduk adalah penduduk Kota Bandung karena

kawasan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung merupakan new development

sehingga pada saat ini kawasan ini relatif tidak ada penduduk yang dapat

dijadikan stok dalam model pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota

Bandung.

Dinamika penduduk Kota Bandung dalam model pengembangan Pusat

Primer Gedebage akan dipengaruhi oleh aspek-aspek penambahan dan

pengurangan jumlah penduduk baik secara alamiah (kelahiran dan kematian)

maupun adanya perpindahan penduduk (penduduk yang masuk atau keluar

wilayah).

Perubahan yang terjadi pada jumla penduduk Kota Bandung tentunya

akan mempengaruhi kondisi lahan yang akan menjadi kebutuhan penduduk

(pemukiman) maupun kebutuhan ekonomi (penyediaan lahan untuk industri dan

lahan untuk kegiatan jasa) baik lahan total Kota Bandung maupun lahan di

kawasan Pusat Primer Gedebage.

Mengenai struktur model subsistem penduduk dalam pengembangan

Pusat Primer Gedebage Kota Bandung dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 25: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

88

PENDUDUK

~

Penambahan Pddk

~Pengurangan Pddk

laju Masuk

laju kelahiran laju kematian

laju keluar

~

ProdIndustri

~

ProdJasa

~

ProdLain

ProduktivIndustri

ProduktivJasa

ProduktivLain

LuasIndustri

~

TambahLuIndustri

LuasJasa

~

TambahLuJasa

LuasLain

~

TambahLuLain

~

AngKerja

PersAngKerja

PersTKIndustri

RsTKIndustri

PersTKJasa

RsTKJasa

PersTKLain

RsTKLain

TambahAK

SUBSISTEM PENDUDUK

Gambar 8 Struktur Model Subsistem Penduduk dalam pengembangan

Pusat Primer Gedebage Kota Bandung

2. Subsistem Lahan

Subsistem lahan merupakan subsistem yang berkaitan dengan ruang

gerak dari kegiatan ekonomi dan kegiatan penduduk yang ada di wilayah

penelitian. Subsistem lahan dalam model ini berkaitan denga luas lahan yang

tersedia di kawasan Pusat Primer Gedebage yang direncanakan menjadi lahan

kegiatan ekonomi dan penduduk seluas 712,3 Ha. Semua kegiatan yang berkaitan

dengan lahan di Pusat Primer Gedebage berkaitan pula dengan dinamika

penduduk kawasan maupun penduduk Kota Bandung. Lahan yang direncanakan

menjadi Kawasan Pusat Primer Gedebage terdiri dari lahan untuk transfortasi,

Page 26: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

89

kesehatan, olah raga dan rekreasi, industri, peribadatan, hunian (termasuk hotel

dan apartemen), danau, akses jalan tol dan untuk daya dukung lingkungan.

Luas Pemanf atan Lahan Kota

Luas Lahan Kawasan PPG

~

Penambahan Luas

Pemanf atan Lahan Kota

~

Lahan Perumahan Kota

~

lahan transf ortasi

~

lahan kesehatan

~

lahan OR dan Rekreasi

~

Lahan Industri

?~

Lahan Permukiman

~

Lahan Inf rastruktur

~

Lahan RTH

~

lahan Peribadatan

Persen lahan transf ortasi

persen lahan kesehatan

persen lahan OR dan Rekreasi

persen Lahan Industri

Persen Lahan Permukiman

Persen Lahan Inf rastruktur

Persen Lahan RTH

Persen Peribadatan

Persen Perumahan KotaPersen Luas Lahan Kawasan

RTH Kota

~

Penambahan RTH Kota

laju RTH

SUBSISTEM LAHAN

Gambar 9 Struktur Model Subsistem Lahan dalam pengembangan Pusat

Primer Gedebage Kota Bandung

3. Subsistem Kegiatan Ekonomi

Dalam model pengembangan Pusat Primer Gedebage Subsistem

ekonomi merupakan subsistem yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi yang

diusahakan penduduk wilayah penelitian. Namun karena Pusat Primer Gedebage

merupakan new development, maka kegiatan ekonominya tidak adanya hanya ada

dalam bentuk sumbangan investasi yang dilakukan oleh Pusat Primer Gedebage

baik dalam bentuk rencana investasi hingga investasi existing yang telah

disalurkan melalui kegiatan pengembangan Pusat Primer Gedebage ini. Oleh

karena itu subsistem ekonomi dalam model pengembangan Pusat Primer

Page 27: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

90

Gedebage yaitu sumbangan investasi kawasan terhadap PDRB Kota Bandung dan

berfungsi sebagai converter dalam model.

Hingga saat ini investasi yang masuk ke kawasan Pusat Primer

Gedebage merupakan investasi untuk membiaya infrastruktur pembangunan

Kawasan Pusat Primer Gede Bage yang direncanakan pembangunannya sejak

tahun 2004 dan pelaksanaannya hingga saat ini baru dapat menyelesaikan

pekerjaan sebesar 10,18 persen. Nilai ini diperoleh dari hasil capaian kemajuan

pekerjaan pada tahun 2009 sebesar 6,18 persen ditambah dengan kondisi

pembangunan pada tahun 2008 yang sudah mencapai 4persen. Nilai tersebut

merupakan kontribusi dari pembangunan jembatan, terowongan dan saluran di

kawasan Pusat Primer Gedebage pada tahun 2009 sebesar 3,18 persen serta

realiasi dari persiapan dan pembangunan fisik sampai akhir 2009 sebesar 3 persen

yang meliputi Detail Enginering Design (DED), manajemen kontruksi,

penyusunan Amdal, serta pelelangan pembangunan SOR Gedebage dengan nilai

investasi Rp. 500,85 Milyar yang berada di blok G. Oleh karena itu nilai produksi

ekonomi sebagai dasar perhitungan PDRB pada model ini bisa dianggap nol

sehingga sebenarnya dapat dikatakan pula perubahan PDRB Kota dari model ini

hanyalah sebatas peningkatan kapasitas infrastruktur kawasan Pusat Primer

Gedebage.

Namun demikian karena kawasan Pusat Primer Gedebage merupakan

bagian dari kegiatan ekonomi Kota Bandung secara keseluruhan, akan ada saling

mempengruhi antara kawasan Pusat Primer Gedebage dengan kawasan Kota

Bandung. Oleh karena itu investasi yang ada pada kawasan Pusat Primer

Gedebage akan mempengaruhi pula terhadap dinamika ekonomi kota Bandung.

Dalam struktur model subsistem ekonomi dalam pengembangan Pusat

Primer Gedebage Kota Bandung akan digamarkan dalam bentuk dinamika PDRB

Kota Bandung atas dasar harga konstan tahun 2000 dengan laju pertumbuhannya

7,85 persen.. PDRB ini akan dipengaruhi oleh subsistem penduduk Kota Bandung

dan subsistem lahan (penggunaan lahan Kawasan Pusat Primer Gedebage sendiri

maupuan penggunanaan lahan Kota Bandung).

Mengenai struktur model subsistem ekonomi dalam pengembangan

Pusat Primer Gedebage Kota Bandung dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 28: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

91

PENDUDUK

Luas Pemanf atan Lahan Kota

Luas Lahan Kawasan PPG

PDRB KOTA

~

Penambahan Pddk

~Pengurangan Pddk

~

Penambahan Luas

Pemanf atan Lahan Kota

~

Penambahan PDRB

~

inv estasi per tenaga kerja

~

Pengurangan RTH Kota

~

Lahan Perumahan Kota

laju Masuk

laju kelahiran laju kematian

Laju PDRB

~

pertambahan inv estasi

laju inv estasi

laju keluar

Inv estasi Kota

~

lahan transf ortasi

~

lahan kesehatan

~

lahan OR dan Rekreasi

~

Lahan Industri

~

Lahan Permukiman

~

Lahan Inf rastruktur

~

Lahan RTH

~

lahan Peribadatan

Persen lahan transf ortasi

persen lahan kesehatan

persen lahan OR dan Rekreasi

persen Lahan Industri

Persen Lahan Permukiman

Persen Lahan Inf rastruktur

Persen Lahan RTH

Persen Peribadatan

~

inv estasi kawasan PPG

rasio inv estasi kawasan PPG

~

pendapatan per kapita

Persen Perumahan Kota

Persen Luas Lahan Kawasan

RTH Kota

~

Penambahan RTH Kota

laju RTH

~

ProdIndustri

~

ProdJasa

~

ProdLain

Produktiv Industri

Produktiv Jasa

Produktiv Lain

LuasIndustri

~

TambahLuIndustri

LuasJasa

~

TambahLuJasa

LuasLain

~

TambahLuLain

~

AngKerja

PersAngKerja

PersTKIndustri

RsTKIndustri

PersTKJasa

RsTKJasa

PersTKLain

RsTKLain

TambahAK

SUBSISTEM EKONOMI

Gambar 10 Struktur Model Subsistem Ekonomi dalam pengembangan

Pusat Primer Gedebage Kota Bandung

Page 29: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

92

6.3 Simulasi Model Pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung

Proses selanjutnya dalam pengembangan model pengembangan Pusat

Primer Gedebage Kota Bandung adalah membangun suatu formula model dan

simulasi model sebagai upaya untuk mengkonversikan kontruksi logis yang

ditunjukkan oleh tiga subsistem yang selanjutnya dilakukan simulasi melalui

perangkat program stella versi 9. Adapun simulasi model menggunakan kurun

waktu 25 tahun (2009-2034).

1. Subsistem Penduduk

Dalam simulasi model penduduk perubahan kependudukan dipengaruhi

oleh natalitas, mortalitas dan migrasi yang berfungsi sebagai converter yang dapat

merubah jumlah penduduk dalam tahun simulasi. Dalam aspek kependudukan ini

formulasi model yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Penduduk(t) = Penduduk (t - dt) + (Penambahan_Pddk -

Pengurangan_Pddk) * dtINIT Penduduk = 2374198 Jiwa

b. Penambahan_Pddk = Penduduk*laju_masuk+ Penduduk

*laju_kelahiran

c. Pengurangan_Pddk = Penduduk *laju_keluar+ Penduduk

*laju_kematian

d. laju_kelahiran = persen per tahun

e. laju_keluar = persen per tahun

f. laju_kematian = persen per tahun

g. laju_Masuk = persen per tahun

Adapun hasil simulasi mengenai jumlah penduduk secara lengkap dapat

dilihat dalam Gambar 11 dan Tabel 14.

Berdasarkan Gambar 11 dan Tabel 15 dapat dilihat adanya

kecenderungan dari keadaan penduduk Kota Bandung pada masa lampau yang

memiliki laju kelahiran 1.91 persen per tahun dan laju masuk sebesar 1.45 persen,

maka jumlah penduduk pada tahun simulasi model Pengembangan Pusat Primer

Gedebage mengalami kenaikan pada tahun simulasi (2034) yang ditandai dengan

laju pertumbuhan penduduk menurun menjadi rata-rata 1,61 persen dibandingkan

Page 30: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

93

dengan saat ini, padahal laju pertumbuhan penduduk Kota Bandung dalam kurun

waktu 2005-2009 selalu mengalami peningkatan yang dimulai dengan laju

pertumbuhan penduduk yang paling rendah di tahun 2005 sebesar 1,14 persen

hingga 1,90 persen di tahun 2009.

Perubahan penduduk hasil simulasi ini jika dibandingkan dengan target

perubahan penduduk yang dicanangkan oleh pemerintah Kota Bandung adalah

relevan karena pemerintah kota dalam jangka panjang hingga tahun 2034

menargetkan penurunan laju pertumbuhan penduduk terutama dengan menekan

tingkat mortalitas dan natalitas sebagai penyumbang yang paling signifikan dalam

perubahan kependudukan sehingga laju pertumbuhan penduduk ada dikisaran

1,00-1,750 persen (Dinkes Kota Bandung, 2009). Oleh karena itu dengan

perubahan kependudukan dalam model ini, maka yang paling diuntungkan adalah

pemerintah kota karena model ini dapat diterima dalam upaya menekan tingkat

pertumbuhan penduduk.

10:20 PM Wed, Aug 17, 2011

GRAFIK PENDUDUK

Page 1

0.00 6.25 12.50 18.75 25.00

Years

1:

1:

1:

2200000

2950000

3700000

1: PENDUDUK

1

1

1

1

Gambar 11. Grafik Hasil Simulasi Subsistem Penduduk

Tabel. 15 Hasil Simulasi model pengembangan Pusat Primer Gedebage

Subsistem Penduduk (2009-2034)

Tahun ke Jumlah Penduduk (Jiwa)

0 2.374.198

1 2.423.413

2 2.472.628

3 2.521.843

4 2.571.058

Page 31: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

94

5 2.620.273

6 2.669.488

7 2.718.703

8 2.767.918

9 2.817.133

10 2.866.348

11 2.915.563

12 2.964.778

13 3.013.993

14 3.063.208

15 3.112.423

16 3.161.638

17 3.210.853

18 3.260.068

19 3.309.283

20 3.358.498

21 3.407.713

22 3.456.928

23 3.506.143

24 3.555.358

25 atau 2034 3.604.573

Sumber : Data diolah Tahun 2011

2. Subsistem Lahan

Untuk menganalisis subsistem lahan dalam simulasi model

pengembangan Pusat Primer Gedebage maka yang dihitung adalah perubahan

yang terjadi dalam variabel luas pemanfatan lahan di Kota Bandung. Adapun yang

dimaksud dengan pemanfatan lahan dari hasil model pengembangan Pusat Primer

Gedebage adalah lahan yang digunakan untuk perumahan, kegiatan industri dan

kegiatan jasa yang berjumlah 11.606 Ha. Dalam subsistem lahan model

pengembangan Pusat Primer Gedebage, maka formulasi model yang digunakan

adalah sebagai berikut :

a. Luas_Pemanfatan_Lahan_Kota(t) =

Luas_Pemanfatan_Lahan_Kota(t - dt) +

(Penambahan_Luas_Pemanfatan_Lahan_Kota) * dtINIT

Luas_Pemanfatan_Lahan_Kota = 11606 Ha

b. Penambahan_Luas_Pemanfatan_Lahan_Kota =

(Luas_Pemanfatan_Lahan_Kota+Luas_Lahan_Kawasan_PPG*Pe

rsen_Luas_Lahan_Kawasan)

Lanjutan Tabel 15

Page 32: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

95

c. Luas_Lahan_Kawasan_PPG = 712.3 Ha

d. Persen_Luas_Lahan_Kawasan= persen

Adapun hasil simulasi mengenai luas pemanfatan lahan di Kota Bandung

dalam model pengembangan Pusat Primer Gedebage secara lengkap dapat dilihat

dalam Gambar 12 dan Tabel 16.

10:24 PM Wed, Aug 17, 2011

GRAFIK LUAS PEMANFATAN LAHAN KOTA

Page 1

0.00 6.25 12.50 18.75 25.00

Years

1:

1:

1:

11500

12750

14000

1: Luas Pemanf atan Lahan Kota

1

1

1

1

Gambar 12 Grafik Hasil Simulasi Tingkat Pemanfaatan lahan Kota Bandung

Dari Gambar 14 dan Tabel 16 menunjukkan bahwa penggunaan lahan

industri, perumahan dan jasa meningkat pada tahun simulasi dari 69,73 persen

menjadi 80.73 persen atau 13,506 Ha pada tahun 2034. Ini menunjukkan bahwa

lahan kosong (bisa berbentuk sawah, tegalan ataupun ruang kosong yang tersedia

di Kota Bandung pada tahun 2034 hanya 19.27 persen atau 3.223,87 Ha. Hal ini

menunjukkan bahwa intensitas kegiatan yang terjadi di kawasan Pusat Primer

Gedebage akan mendesak lahan kosong (bisa berbentuk sawah, tegalan ataupun

ruang kosong yang tersedia di Kota Bandung saat ini sebesar 11,36 persen dari

lahan kosong yang ada pada saat ini bahkan jika simulasi diperpanjang rentang

waktunya, maka 68 tahun yang akan datang semua lahan yang ada di Kota

Bandung akan termanfaatkan ke dalam tiga lahan peruntukkan yaitu lahan yang

digunakan untuk perumahan, kegiatan industri dan kegiatan jasa.

Kondisi ini sebenarnya telah diantisipasi oleh Pemerintah Kota Bandung

yang sangat memperhatikan akan keterbatasan lahan yang ada dengan intensitas

kegiatan yang dilakukan masyarakat menyangkut penggunaan lahan untuk

Page 33: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

96

perumahan, kegiatan industri dan kegiatan jasa di antaranya pemanfaatan lahan

perumahan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJM) 2008-2013 yang mengarahkan pembangunan perumahan kearah

vertikal (apartemen dan rumah susun), pengendalian pertumbuhan penduduk

dengan lebih mengintensifkan program Keluarga Berencana (KB) dengan

program kemandirian ber-KB dan peningkatan keikutsertaan pria dalam ber-KB.

Selain itu untuk kenyamanan masyarakat kota, maka target Ruang Terbuka Hijau

(RTH) yang saat ini (2008) sebesar 8,7 persen akan ditingkatkan pada tahun 2013

sebesar 16 persen dari total luas lahan yang ada di Kota Bandung (16,730 Ha).

Tabel 16 Hasil Simulasi model pengembangan Pusat Primer Gedebage Subsistem Lahan (2009-2034)

Tahun ke Pemanfatan

Lahan Kota (Ha)

Proporsi Pemanfatan Lahan Terhadap Lahan yang Tersedia (persen)

0 saat ini 11.606 69,37

1 11.682 69,83

2 11.758 70,28

3 11.834 70,74

4 11.910 71,19

5 11.986 7164

6 12.062 72,10

7 12.138 72,55

8 12.214 73,01

9 12.290 73,46

10 12.366 73,92

11 12.442 74,37

12 12.518 74,82

13 12.594 75,28

14 12.670 75,73

15 12.746 76,19

16 12.822 76,64

17 12.898 77,10

18 12.974 77,55

19 13.050 78,00

20 13.126 78,46

21 13.202 78,91

22 13.278 79,37

23 13.354 79,82

24 13.430 80,27

25 atau 2034 13.506 80,73

Sumber : Data diolah Tahun 2011

Page 34: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

97

3. Subsistem Ekonomi

Untuk menganalisis subsistem ekonomi dalam simulasi model

pengembangan Pusat Primer Gedebage maka yang dihitung adalah perubahan

PDRB Atasa Dasar Harga Konstan Kota Bandung tahun 2000. Dalam subsistem

model pengembangan Pusat Primer Gedebage, maka formulasi model yang

digunakan adalah sebagai berikut :

a. PDRB_KOTA(t) = PDRB_KOTA(t - dt) + (Penambahan_PDRB)

* dtINIT PDRB_KOTA = 26,978,909 Milyar

b. Penambahan_PDRB =

(PDRB_KOTA+Laju_PDRB*(ProdIndustri+ProdJasa+ProdLain)

+Laju_PDRB*Investasi_Kota)

c. Laju_PDRB = persen

d. ProduktivIndustri = Milyar per tahun

e. ProduktivJasa = Milyar per tahun

f. ProduktivLain = Milyar per tahun

g. Investasi_Kota = Triliun per tahun

Adapun hasil simulasi mengenai subsistem ekonomi di Kota Bandung

dalam model pengembangan Pusat Primer Gedebage secara lengkap dapat dilihat

dalam Gambar 13 dan Tabel 17.

Berdasarkan Gambar 13 dan Tabel 17 dan dengan melihat nilai PDRB

Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 dengan laju

pertumbuhannya 7,85 persen, maka dari hasil simulasi nilai PDRB terlihat adanya

kenaikan PDRB kota. Kondisi relevan dengan teori bahwa investasi merupakan

stimulus bagi peningkatan PDRB (Blanchard, 2006). Dengan nilai investasi saat

ini yang masuk ke kawasan Pusat Primer Gedebage sebesar Rp. 500,85 Milyar

dari yang direncanakan sebesar Rp. 11,945 Triliun mengakibatkan kenaikan

PDRB kota untuk tahun simulasi (2034). Dengan nilai PDRB Atas Dasar Harga

Konstan tahun 2000 pada saat ini Rp 26,98 Triliun maka pada tahun simulasi

(2034) dengan model ini PDRB Kota berubah menjadi Rp. 86,25 Triliun.

Adapun investasi yang saat ini masuk ke kawasan Pusat Primer

Gedebage baru sebatas investasi untuk biaya infrastruktur yang tidak

Page 35: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

98

menghasilkam volume produksi ekonomi karena kawasan Pusat Primer Gedebage

ini merupakan kawasan baru yang direncanakan pembangunannya sejak tahun

2004 dan pelaksanaannya baru dapat menyelesaikan pekerjaan sebesar 10,18

persen. Nilai ini diperoleh dari hasil capaian kemajuan pekerjaan pada tahun 2009

sebesar 6,18 persen ditambah dengan kondisi pembangunan pada tahun 2008 yang

sudah mencapai 4 persen. Nilai tersebut merupakan kontribusi dari pembangunan

jembatan, terowongan dan saluran di kawasan Pusat Primer Gedebage pada tahun

2009 sebesar 3,18 persen serta realiasi dari persiapan dan pembangunan fisik

sampai akhir 2009 sebesar 3 persen yang meliputi Detail Enginering Design

(DED), manajemen kontruksi, penyusunan Amdal, serta pelelangan pembangunan

SOR Gedebage dengan nilai investasi Rp. 500,85 Milyar yang berada di blok G. .

Sedangkan dengan skenario 2 berdasarkan Tabel 17 dan dengan melihat

nilai PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000, maka dari hasil

simulasi nilai PDRB terlihat adanya kenaikan PDRB. Dengan diasumsukan nilai

investasi yang direncanakan oleh Tim Pengelola Pusat Primer Gedebage sebesar

Rp. 11,945 Triliun yang akan masuk ke kawasan Pusat Primer Gedebage

mengakibatkan kenaikan PDRB kota untuk tahun simulasi (2034) menjadi Rp.

146,875 Triliun.

10:37 PM Wed, Aug 17, 2011

GRAFIK PDRB KOTA BANDUNG

Page 1

0.00 6.25 12.50 18.75 25.00

Years

1:

1:

1:

20000000

52500000

85000000

1: PDRB KOTA

1

1

1

1

Gambar 13 Grafik Hasil Simulasi Jumlah PDRB Kota Bandung

Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000

Page 36: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

99

Tabel. 17 Hasil Simulasi Terhadap Perubahan PDRB Kota Bandung

Dalam Subsistem Ekonomi model pengembangan Pusat

Primer Gedebage (2009-2034)

Tahun ke PDRB (Triliun Rp)

Skenario 1 Skenario 2

Kondisi Saat ini 26,979 26,979

1 27,45 29,87

2 29,90 34,75

3 32,35 39,62

4 34,80 44,50

5 37,25 49,37

6 39,70 54,25

7 42,15 59,12

8 44,60 64,00

9 47,05 68,87

10 49,50 73,75

11 51,95 78,62

12 54,40 83,50

13 56,85 88,37

14 59,30 93,25

15 61,75 98,12

16 64,20 103,00

17 66,65 107,87

18 69,10 112,75

19 71,55 117,62

20 74,00 122,50

21 76,45 127,37

22 78,90 132,25

23 81,35 137,12

24 83,80 142,00

25 atau 2034 86,25 146,875

Sumber: Data diolah 2011

5.4 Dampak Pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung

Terhadap Pembangunan Ekonomi Kota Bandung.

Untuk melihat dampak yang ditimbulkan akibat pengembangan Pusat

Primer Gedebage Kota Bandung terhadap ekonomi Kota Bandung, maka

dugunakan berbagai indikator, diantaranya perubahan PDRB, pendapatan per

kapita dan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Dalam variabel pendapat per kapita pengembangan Pusat Primer

Gedebage memberikan sumbangan yang positif terhadap peningkatan pendapatan

per kapita Kota Bandung. Hal ini dapat terlihat dari Tabel 17 yang menunjukkan

Page 37: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

100

bahwa tercapainya target pendapatan per kapita sesuai dengan target

pembangunan jangka menengah Kota Bandung hingga tahun 2013 salah satu

diantaranya dengan mengambil contoh pada tahun 2012 dalam data simulasi

(Tabel 17) menunjukkan angka pendapatan per kapita sebesar Rp. 16,84 juta per

tahun melampaui target pemerintah Kota Bandung sebesar Rp. 15,1 juta per

tahun. Demikian pula pada tahun 2013 sesuai dengan data simulasi (Tabel 17)

menunjukkan angka pendapatan per kapita sebesar Rp. 17,2 juta per tahun

melampaui target pemerintah Kota Bandung sebesar Rp. 16 juta per tahun.

Adapun hasil simulasi mengenai pendapatan per kapita di Kota Bandung

dalam model pengembangan Pusat Primer Gedebage secara lengkap dapat dilihat

dalam Gambar 14 dan Tabel 18.

10:47 PM Wed, Aug 17, 2011

GRAFIK PENDAPATAN PER KAPITA

Page 1

0.00 6.25 12.50 18.75 25.00

Years

1:

1:

1:

11

16

21

1: pendapatan per kapita

1

1

1

1

Gambar 14 Grafik Hasil Simulasi Tingkat Perubahan Pendapatan Per Kapita Kota

Bandung

Tabel 18 Hasil Simulasi Terhadap Kondisi Pendapatan Per Kapita

Kota Bandung dalam Model pengembangan Pusat Primer

Gedebage (2009-2034)

Tahun Ke Pendapatan Per Kapita

Kota Bandung (Juta Rp)

0 saat ini 11,37

1 11,93

2 12,46

Page 38: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

101

3 12,98

4 13,47

5 13,95

6 14,41

7 14,85

8 15,28

9 15,69

10 16,09

11 16,47

12 16,84

13 17,20

14 17,55

15 17,89

16 18,21

17 18,53

18 18,84

19 19,13

20 19,42

21 19,70

22 19,98

23 20,24

24 20,50

25 atau 2034 20,75

Sumber: Data diolah 2011

Sedangkan dalam simulasi luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam

model pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung dapat dijadikan

kontrol bagi pengembangan kawasan ini. Dalam aspek Ruang Terbuka Hijau

(RTH) ini formulasi model yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. RTH_Kota(t) = RTH_Kota(t - dt) + (Penambahan_RTH_Kota -

Pengurangan_RTH_Kota) * dtINIT RTH_Kota = 1.456 Ha

b. Penambahan_RTH_Kota =

(Persen_Lahan_RTH*Luas_Lahan_Kawasan_PPG+RTH_Kota*laju_RT

H)

c. Pengurangan_RTH_Kota = (RTH_Kota-(Luas_Lahan_Kawasan_PPG-

Lahan_RTH)-Lahan_Perumahan_Kota)

d. Luas_Lahan_Kawasan_PPG = Ha

e. RTH Kota = Ha

Lanjutan Tabel 18

Page 39: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

102

f. Laju RTH Kota = persen

Berdasarkan simulasi (Gambar 15 dan Tabel 19) dapat dilihat bahwa

luas RTH akan tertekan dari 8,7 persen saat ini menjadi 5,21 persen pada akhir

tahun 2034. Kondisi RTH seperti ini sesungggunya tidak relevan dengan target

Pemerintah Kota dalam pencapaian luas RTH dalam target jangka pendek (2013)

yang sudah mentargetkan pencapaian luas RTH kota 16 persen, tetapi dalam

simulasi pada tahun 2013 RTH kota hanya mencapai 8.14 persen (masih rendah

dari luas RTH 2010 yang memiliki proporsi 11,06%). Kondisi seperti ini

diakibatkan karena pencapaian untuk peningkatan luas RTH oleh pemerintah kota

Bandung sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Mengah Daerah Kota

Bandung (2009) dilakukan dengan cara pembebasan lahan dan pengalihfungsian

lahan-lahan pemerintah menjadi RTH yang sulit dilakukan karena keterbatasan

dana dan keengganan masyarakat yang memiliki lahan dan menjadi target

pemerintah untuk dibebaskan serta dialihfungsikan menjadi Ruang Terbuka Hijau.

Adapun hasil simulasi luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam model

pengembangan Pusat Primer Gedebage Kota Bandung secara lengkap dapat

dilihat dalam Gambar 15 dan Tabel 19.

3:22 AM Thu, Aug 25, 2011

GRAFIK RUNAG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA BANDUNG

Page 1

0.00 6.25 12.50 18.75 25.00

Years

1:

1:

1:

850

1200

1550

1: RTH Kota

1

1

1

1

Gambar 15 Grafik Hasil Simulasi Tingkat Perubahan RTH Kota Bandung

Page 40: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

103

Tabel 19 Hasil Simulasi Terhadap Kondisi Ruang Terbuka Hijau dalam

Model pengembangan Pusat Primer Gedebage (2009-2034)

Tahun Ke

Perubahan Ruang

Terbuka Hijau Kota

(Ha)

Proporsi RTH

Terhadap Lahan yang

Tersedia (persen)

0 saat ini 1.456,00 8,70

1 1.432,50 8,56

2 1.409,00 8,42

3 1.385,50 8,28

4 1.362,00 8,14

5 1.338,50 8,00

6 1.315,00 7,86

7 1.291,50 7,72

8 1.268,00 7,58

9 1.244,50 7,44

10 1.221,00 7,30

11 1.197,50 7,16

12 1.174,00 7,02

13 1.150,50 6,88

14 1.127,00 6,74

15 1.103,50 6,60

16 1.080,00 6,46

17 1.056,50 6,32

18 1.033,00 6,17

19 1.009,50 6,03

20 986,00 5,89

21 962,50 5,75

22 939,00 5,61

23 915,50 5,47

24 892,00 5,33

25 atau 2034 871,27 5,21

Sumber: Data diolah 2011

Dengan demikian pengembangan Pusat Primer Gedebage secara

keseluruhan akan mempengaruhi kepada tiga subsistem, yaitu kependudukan,

lahan dan PDRB Kota Bandung. Adapun perbandingan ketiga susbsistem tersebut

dapat dilihat dalam Gambar 18 dan Tabel 20.

Page 41: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

104

3:24 AM Thu, Aug 25, 2011

GRAFIK LUAS PEMANFATAN LAHAN KOTA

Page 1

0.00 6.25 12.50 18.75 25.00

Years

1:

1:

1:

2:

2:

2:

3:

3:

3:

4:

4:

4:

5:

5:

5:

2200000

2950000

3700000

20000000

52500000

85000000

11

16

21

11500

12750

14000

850

1175

1500

1: PENDUDUK 2: PDRB KOTA 3: penda…per kapita 4: Luas …ahan Kota 5: RTH Kota

1

1

1

1

2

2

2

2

3

3

3

3

4

4

4

45

5

5

5

Gambar 16 Grafik Hasil Simulasi Perbandingan Subsistem Penduduk, Ekonomi

dan Lingkungan dalam Model Pengembangan Pusat Primer

Gedebage

Tabel 20 Hasil Simulasi Perbandingan Subsistem Penduduk, Ekonomi

dan Lingkungan dalam Model Pengembangan Pusat Primer

Gedebage

Tahun ke Penduduk

(Jiwa)

PDRB

(Triliun Rp)

Pendapatan

Per Kapita

(Juta Rp)

Luas

Pemanfaatan

Lahan Kota

(Ha)

RTH

(Ha)

0 atau saat ini 2.374.198 26,97 11,37 11.606 1.456,00

1 2.423.413 27,45 11,93 11.682 1.432,50

2 2.472.628 29,90 12,46 11.758 1.409,00

3 2.521.843 32,35 12,98 11.834 1.385,50

4 2.571.058 34,80 13,47 11.910 1.362,00

5 2.620.273 37,25 13,95 11.986 1.338,50

6 2.669.488 39,70 14,41 12.062 1.315,00

7 2.718.703 42,15 14,85 12.138 1.291,50

8 2.767.918 44,60 15,28 12.214 1.268,00

9 2.817.133 47,05 15,69 12.290 1.244,50

10 2.866.348 49,50 16,09 12.366 1.221,00

11 2.915.563 51,95 16,47 12.442 1.197,50

12 2.964.778 54,40 16,84 12.518 1.174,00

13 3.013.993 56,85 17,20 12.594 1.150,50

14 3.063.208 59,30 17,55 12.670 1.127,00

15 3.112.423 61,75 17,89 12.746 1.103,50

16 3.161.638 64,20 18,21 12.822 1.080,00

17 3.210.853 66,65 18,53 12.898 1.056,50

18 3.260.068 69,10 18,84 12.974 1.033,00

19 3.309.283 71,55 19,13 13.050 1.009,50

20 3.358.498 74,00 19,42 13.126 986,00

21 3.407.713 76,45 19,70 13.202 962,50

22 3.456.928 78,90 19,98 13.278 939,00

23 3.506.143 81,35 20,24 13.354 915,50

Page 42: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

105

24 3.555.358 83,80 20,50 13.430 892,00

25 atau 2034 3.604.573 86,25 20,75 13.506 871,27

Sumber : Data diolah 2011

6.5 Skenario Model Pengembangan Pusat Primer Gedebage

Skenario Model Pengembangan Pusat Primer Gedebage yang

direncanakan berdasarkan beberapa asumsi kondisi yang diharapkan dalam model,

yaitu dengan memperhitungkan investasi yang masuk ke kawasan Pusat Primer

Gedebage. Adapun skenario dalam model Pengembangan Pusat Primer Gedebage

sebagai berikut, yaitu :

c. Skenario 1, dimana pengembangan Pusat Primer Gedebage berjalan sesuai

dengan investasi saat ini, yaitu sebesar Rp. 500,85 Milyar.

d. Skenario 2, dimana pengembangan Pusat Primer Gedebage berjalan sesuai

dengan investasi yang direncanakan sebesar Rp. 11,945.

Dari perhitungan simulasi tentang skenario Model Pengembangan Pusat

Primer Gedebage bagi pembangunan ekonomi Kota Bandung, maka dapat

dihitung perbandingan PDRB dan pendapatan per kapita dari skanario 1 dan 2

untuk tahun simulasi (2034) seperti yang terlihat dalam Tabel 21.

Tabel 21 Hasil Simulasi Skenario 1 dan 2 dalam Model Pengembangan

Pusat Primer Gedebage

Tahun ke PDRB (Triliun Rp)

Pendapatan Per Kapita

(Juta Rp)

Skenario 1 Skenario 2 Skenario 1 Skenario 2

Kondisi Saat ini 26,979 26,979 11,37 11,37

1 27,450 29,875 1193 12,63

2 29,900 34,750 12,46 13,84

3 32,350 39,625 12,98 15,00

4 34,800 44,500 13,47 16,12

5 37,250 49,375 13,95 17,19

6 39,700 54,250 14,41 18,23

7 42,150 59,125 14,85 19,22

8 44,600 64,000 15,28 20,19

9 47,050 68,875 15,69 21,11

10 49,500 73,750 16,09 22,01

11 51,950 78,625 16,47 22,88

12 54,400 83,500 16,84 23,71

13 56,850 88,375 17,20 24,53

14 59,300 93,250 17,55 25,38

Lanjutan Tabel 20

Page 43: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Perkembangan Penggunaan … · Gambar 3 Peta Rencana Tata Guna Lahan Kota Bandung 2004-2013 . Sumber : Perda 2 Tahun 2004 Tentang Rencana Tata Ruang dan

106

15 61,750 98,125 17,89 26,30

16 64,200 103,000 18,21 27,19

17 66,650 107,875 18,53 28,06

18 69,100 112,750 18,84 28,90

19 71,550 117,625 19,13 29,71

20 74,000 122,500 19,42 30,50

21 76,450 127,375 19,70 31,27

22 78,900 132,250 19,98 32,02

23 81,350 137,125 20,24 32,74

24 83,800 142,000 20,50 33,45

25 atau 2034 86,250 146,875 20,75 34,10

Sumber : Data diolah 2011

Berdasarkan Tabel 21 dapat terlihat bahwa pengembangan Pusat Primer

Gedebage akan berdampak secara positif terhadap pembangunan ekonomi Kota

Bandung yang ditandai adanya kenaikan nilai PDRB atas dasar harga konstan

tahun 2000 maupun peningkatan pendapatan per kapita penduduk Kota Bandung.

Namun dalam aspek lain terutama luas Ruang Terbuka Hijau mengalami

penekanan hingga di akhir tahun simulasi (2034) hanya memiliki proporsi 5,21

persen dari total luas wilayah Kota Bandung (16.730 Ha). Oleh karena itu pada

akhir tahun simulasi lahan Kota Bandung akan didominasi penggunaan lahan pada

tiga fungsi lahan, yaitu lahan untuk perumahan, lahan untuk industri dan lahan

untuk kegiatan ekonomi jasa. Selain itu pula penggunaan lahan untuk perumahan

akan didominasi bentuk hunian yang bersifat vertikal (rumah susun).

Lanjutan Tabel 21