uts komputer masyarakat - perangkat lunak asli vs perangkat lunak bajakan; dilema dan antisipasinya
DESCRIPTION
Ujian Tengah Semester untuk proyek Komputer Masyarakat di Universitas Paramadina.TRANSCRIPT
UTS Komputer & Masyarakat – M. S. L. Imam Hidayat, 210000027 1
Perangkat Lunak Asli vs Perangkat Lunak
Bajakan; Dilema dan Antisipasinya
Apakah pembaca menggunakan sistem operasi Windows? Tahukah pembaca,
bahwa perangkat lunak sistem operasi yang pembaca pakai tersebut ternyata
berbayar?
Saat ini, sebagian besar pengguna personal computer atau laptop di Indonesia
menggunakan sistem operasi Windows. Dari tingkat popularitasnya, paling tidak menurut
penulis, pengguna komputer tersebut (diurutkan berdasarkan popularitas tertinggi) menggunakan
Windows 7, Windows 8 dan Windows XP. Tahukah pembaca, bahwa sistem operasi Windows 7
tersebut (saat tulisan ini ditulis) harganya sekitar USD 199 untuk yang edisi ultimate? Jika
menggunakan kurs saat ini (1 USD = 10.917), maka harganya sekitar 2.172.483 rupiah.
Nah, itu baru sistem operasinya. Bagaimana dengan perangkat lunak yang ada di
dalamnya? Ada perangkat lunak apa saja di komputer pembaca?
Paling tidak, penulis yakin pasti ada Microsoft Office jika pembaca menggunakan sistem
operasi Windows. Saat ini biasanya pengguna komputer menggunakan Office 2007 ke atas.
Tahukah pembaca, berapa harga perangkat lunak ini?
Saat ini perangkat lunak Office terbaru yaitu Office 2013 Suite di-bundle dalam beberapa
edisi yaitu Office Home & Student, Office Home & Business dan Office Home & Professional.
Masing-masing dibandrol seharga USD 139.99, USD 219.99 dan USD 399.991. Aplikasi
Microsoft Office juga bisa dibeli peraplikasi (misalkan Word, Excel dan PowerPoint saja secara
individual) dengan harga USD 109.99. Untuk pembaca yang menggunakan Microsoft Office
2010 atau Microsoft Office 2007, harganya tidak terlalu berbeda jauh, sekitar beberapa puluh
dolar lebih murah.
Perangkat lunak itu mahal. Kalau pembaca merupakan seorang desainer grafis, perangkat
lunak seperti Adobe Creative Suite (yang terdiri dari Adobe Illustrator, Adobe Photoshop dan
1 Lihat: http://office.microsoft.com/en-us/buy
UTS Komputer & Masyarakat – M. S. L. Imam Hidayat, 210000027 2
lainnya) itu bisa mencapai 21 juta rupiah lebih2. Untuk 1 perangkat lunak Photoshop saja, itu
harganya bisa mencapai 8 juta rupiah.
Tidak hanya sebatas berbayar saja, perangkat lunak yang asli juga diiringi dengan lisensi.
Setiap lisensi yang dimiliki tersebut membatasi jumlah komputer yang memakai perangkat lunak
tersebut. Jika pembaca membeli 1 lisensi Windows 7, itu berarti pembaca hanya boleh meng-
install sistem operasi tersebut di 1 komputer saja.
Mungkin ada pembaca yang mengangkat alis kemudian bertanya, “Terus kenapa
emangnya kalau perangkat lunak yang saya gunakan tidak asli?”
Sebenarnya tidak apa-apa sih. Kebetulan, penegakan hukum tentang penggunaan perangkat
lunak bajakan di Indonesia belum berjalan. Indonesia terkenal dengan masalah pembajakan
perangkat lunak. Di Indonesia, pengguna dan pengedar perangkat lunak bisa dengan mudah
berkeliaran tanpa terjerat hukum.
Jika pembaca berkunjung ke negara-negara yang ada di Amerika, Eropa atau Australia,
saat di bandara negara tujuan, biasanya akan dilakukan pemeriksaan perangkat lunak dan
perangkat penyimpanan (seperti external hard drive) saat berada di bagian imigrasi. Jika
pembaca tertangkap menggunakan perangkat lunak bajakan, atau menyimpan file yang
melanggar hak cipta, laptop atau alat penyimpanan milik pembaca bisa ditahan di bandara.
Di Indonesia, penegakan hukum tentang penggunaan perangkat lunak bajakan baru
diberlakukan di perusahaan-perusahaan atau instansi pemerintah. Jika pembaca memiliki usaha
yang di dalamnya menggunakan perangkat lunak bajakan, kantor pembaca bisa di-sweeping dan
buruk-buruknya bisa dituntut.
Selain itu, penggunaan perangkat lunak bajakan tentu saja merugikan untuk perusahaan
produsennya. Bayangkan jika pembaca membuka usaha restoran, lalu ada orang yang memakan
makanan di restoran pembaca, tapi tidak membayar. Mengesalkan bukan? Mungkin seperti itulah
rasanya jadi produsen perangkat lunak yang produknya dibajak.
Menyadari bahwa „menggunakan perangkat lunak bajakan itu salah‟ itu tantangan
tersendiri. Setelah membaca artikel inipun, penulis rasa tidak banyak pembaca yang tergugah dan
kemudian langsung ber-hijrah dengan melegalkan perangkat lunak berbayar yang sedang
pembaca pakai, ataupun melakukan migrasi ke perangkat lunak yang gratis atau open source.
2 Lihat:
http://shop.adobe.com/store/adbehap/DisplayCategoryProductListPage/CategoryID.56683000/Currency.IDR
UTS Komputer & Masyarakat – M. S. L. Imam Hidayat, 210000027 3
Saat ini di Indonesia, penggunaan produk-produk Microsoft (Windows dan Office) atau Adobe
(Photoshop, Illustrator, dll.) sudah melekat erat.
Namun walau dengan tantangan ini, untuk pembaca yang tergugah, sebenarnya bisa saja
melakukan sesuatu. Berikut adalah beberapa saran dari penulis yang dapat dilakukan.
Beli Perangkat Lunak Seperlunya
Sebenarnya, jika pembaca ingin membeli perangkat lunak, pembaca tidak harus langsung
menghabiskan uang banyak. Belilah perangkat lunak seperlunya saja. Sistem operasi Windows 7
misalnya, tahukah pembaca bahwa Windows 7 dikemas dalam beberapa edition?
Windows 7 itu terbagi menjadi beberapa edition, di antaranya (diurutkan dari harga
termurah) Basic, Home Basic, Home Premium, Professional dan Ultimate. Pembaca dapat
membeli edisi yang sesuai dengan fungsionalitas yang pembaca butuhkan. Membeli Windows 7
edisi ultimate hanya untuk sekedar dipakai di rumah saja, itu sama saja dengan menembak
burung menggunakan basoka. Pemborosan bukan?
Begitu juga perangkat lunak lainnya. Microsoft Office misalnya. Perangkat lunak tersebut
juga dikemas dalam beberapa edisi seperti yang penulis bahas sebelumnya. Jika Microsoft Office
yang pembaca gunakan hanya sekedar untuk mengetik makalah, laporan, atau tugas-tugas yang
tidak terlalu kompleks, tidak perlu beli mahal-mahal. Cukup beli yang Home & Student saja.
Penulis saat ini menggunakan Microsoft Office Home & Student 2007, dan selama ini
fungsionalitasnya sudah cukup kok. Edisi Home & Student bahkan ditawarkan dengan harga
murah disertai lisensi untuk 3 komputer. Saat penulis membelinya, harganya waktu itu 600.000
rupiah, dan karena bisa dipakai untuk 3 komputer, agar lebih murah penulis patungan saja bertiga
dengan teman-teman. Dengan kata lain, untuk menggunakan Microsoft Office, penulis hanya
cukup merogoh kocek sebesar 200.000 rupiah saja.
Jika pembaca ingin tahu harga-harga dari perangkat lunak, kunjungi saja situs seperti
http://software-asli.com, pembaca bisa mengetahui harga-harga perangkat lunak berbayar.
Gunakan Perangkat Lunak Gratis atau Open Source
Jika membeli perangkat lunak berbayar dirasa terlalu berat, mengapa tidak menggunakan
perangkat lunak yang gratis saja?
UTS Komputer & Masyarakat – M. S. L. Imam Hidayat, 210000027 4
Sistem operasi berbasis Linux ada banyak sekali yang gratis, di antaranya adalah Ubuntu,
Fedora, LinuxMint, dan masih banyak lagi. Tampilannya unik, bermacam-macam dan dapat
dikustomisasi. Jika menggunakan sistem operasi berbasis Linux tersebut, pembaca saat pertama
kali instalasi akan langsung diberikan beberapa perangkat lunak untuk operasional standar. Di
dalamnya sudah akan terinstal aplikasi office seperti LibreOffice atau OpenOffice yang terdiri
dari word processor, spreadsheet processor dan presentation processor yang fungsionalitasnya
sama dengan Microsoft Word, Excel dan PowerPoint.
Jika pembaca adalah desainer grafis, ada banyak perangkat lunak alternatif yang dapat
digunakan. Untuk alternatif dari Photoshop misalnya, di Linux ada perangkat lunak serupa
bernama GIMP (GNU Image Manipulation Program), dan untuk alternatif dari Illustrator, ada
juga perangkat lunak bernama InkScape.
Ada banyak perangkat lunak gratis yang dapat pembaca cari untuk keperluan pembaca.
Tentu dengan ini bisa menjadi lebih hemat bukan?
Ikuti Program Pengembangan Pendidikan atau Usaha
Perusahaan penjual perangkat lunak (seperti Microsoft misalnya) biasanya menyediakan
banyak program-program pengembangan untuk kalangan pendidikan maupun dari kalangan
usaha untuk dapat menggunakan perangkat lunak mereka secara gratis. Pembaca yang masih
pelajar atau mahasiswa bisa melihat program Microsoft DreamSpark (http://dreamspark.com).
Sedangkan jika pembaca adalah pengusaha kecil dan menengah bisa melihat program Microsoft
BizSpark (http://bizspark.com). Dengan mengikuti program-program seperti ini, pembaca selain
bisa menggunakan produk mereka dengan gratis, nantinya juga akan mendapatkan update atau
bahkan pelatihan dari mereka sesuai dengan program yang diikuti.
Tidak hanya Microsoft, perusahaan lain seperti Adobe juga memiliki hal serupa. Pembaca
yang masih pelajar dan mahasiswa itu punya kesempatan besar untuk mengikuti program-
program seperti ini. Pelajar dan mahasiswa sekalipun misalnya tidak mengikuti program-
program tersebut, biasanya akan mendapatkan diskon khusus yang cukup besar jika membeli
perangkat lunak berbayar tersebut.
Dengan mengetahui kebutuhan pembaca secara cermat, pembaca tidak perlu dipusingkan
dengan harga atau lisensi perangkat lunak berbayar. Dengan menggunakan perangkat lunak asli
UTS Komputer & Masyarakat – M. S. L. Imam Hidayat, 210000027 5
secara tepat, selain menegakkan integritas dan menjadi warga dunia yang baik, pembaca juga
bisa berhemat untuk hal-hal lain yang lebih penting. Secara tidak langsung, pembaca juga sudah
membantu memperbaiki citra Indonesia di mata internasional.
Tahukah pembaca? Tahun 2007 pemerintah Indonesia pernah menandatangani nota
kesepahaman (memorandum of understanding) dengan Microsoft yang isinya intinya kurang
lebih adalah pemerintah ingin agar perangkat lunak Microsoft yang ada di instansi pemerintah
dilegalkan3. Dengan kata lain, pemerintah telah bersedia untuk membeli lisensi yang dibutuhkan
sesuai dengan jumlah yang digunakan. Bayangkan saja ada berapa besar dana yang harus
dikeluarkan oleh pemerintah. Padahal, jika menggunakan perangkat lunak gratis atau open
source, pemerintah tentu bisa menghemat sejumlah uang yang tidak sedikit, dan dengan
sejumlah uang itu, dibanding untuk membeli lisensi perangkat lunak itu, pemerintah bisa
melakukan hal-hal lain yang lebih penting.
Jadi, gunakan perangkat lunak berbayar seperlunya. Say no to software piracy, ok? Semoga
bermanfaat. :)
3 Selengkapnya, lihat: http://www.kppu.go.id/docs/Positioning_Paper/MoU.pdf