uts audit

Upload: reni-yulianti

Post on 02-Mar-2016

132 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

TUGAS UTSSEMINAR PEMERIKSAAN AKUNTANSI DISUSUN OLEH : YUDIKA AMANDA PUTRA SILABAN NIM : 1002132996

DOSEN : ANDREAS,Dr.,MM.Ak AKUNTANSI 2010FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS RIAUSoal 1

Professional judgment merupakan kata kunci dalam menerapkan ISAs dan semua standar yang berbasis prinsip (principles based standard). Apa yang anda ketahui tentang professional judgment dan mengapa merupakan kata kunci dalam menerapkan ISAs?

Soal 2

Anda diminta menjawab lima butir pertanyaan yang terdapat di dalam bab I buku Audit Berbasis ISA yaitu:

Apakah ini keharusan?

Dapatkah kita menolaknya?

Jika harus, siapa yang mengharuskan?

Mengapa kita harus menerimanya?

Adakah pilihan-pilihan lain?

Soal 3

Pada halaman 59 dari buku Audit Berbasis ISA terdapat laporan auditor independen. Apabila anda perhatikan dengan seksama, perubahan mendasar apa yang anda lihat bila dibandingkan dengan laporan auditor independen sebelum penerapan ISA?

Soal 4

Dalam membahas sifat perubahan standar disebutkan bahwa ciri penting dari audit berbasis ISA ialah bahwa audit ini berbasis risiko. Ciri ini terlihat dalam proses audit.

Pertanyaan:

Apa tujuan auditor dalam audit berbasis risiko?

Apa unsur-unsur dasar dari suatu audit berbasis risiko?

Bagaimana pendekatan dalam melaksanakan audit berbasis risiko?

Soal 5

Sebagai dasar opini auditor, ISA mewajibkan auditor memperoleh asurans yang layak apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material yang disebabkan oleh fraud atau error. Asurans yang layak adalah asurans pada tingkat tinggi. Bagaimana asurans yang layak dapat dicapai auditor?

JAWABAN:1. Professional Judgment yaitu suatu sikap yang dimiliki oleh auditor dalam menetapkan tingkat materialitas, konsep pemikiran yang melandasi keterlibatan auditor dalam penerapan hasil pelatihan(training) ,pengetahuan(knowledge) ,pengalaman(experience) yang relevan dalam batas-batas standar audit, akuntansi, dan etik ketika membuat keputusan (informed decision) mengenai pilihan yang tepat dalam keadaan yang dihadapi pada suatu penugasan audit, didalam profesional judgment harus disertai penjelasan mengenai tujuan bisnis atau motivasi rasional yang mendasari dilakukannya transaksi tersebut sehingga nntinya akan terbentuk hubungan yang masuk akal.

Profesional judgment menjadi kata kunci dalam menerapkan ISA itu dikarenakan standar akuntansi yang akan digunakan nantinya akan lebih bersifat fleksibel itu karena aturan aturan yang detail telah disederhanakan kedalam prinsip yang sederhana saja, fleksibilitas inilah yang nntinya akan menjadikan peran profesional judgement nantinya akan lebih di perlukan dalam mempersiapkan audit.2.

- Menurut saya, Ia.

Menurut saya Itu dikarenakan Melihat ISA sebagai suatu keharusan atau tidak harus bergantung pada sudit pandang subjek yang menilai. ISA sebenarnya lebih mengarah kepada suatu keharusan. Secara logika negara kita tidak lepas dari pergaulan dunia dan interaksi antar bangsa dalam bentuk jaringan jaringan kerjasama internasional maupun secara global terjadi secara estafet. Didalam praktek auditing yang berkaitan dengan praktek pemeriksaan keuangan telah terdapat standar internasional yang mengatur yaitu ISA.

- Menurut saya Tidak.

Menurut saya tidak, itu dikarenakan apa bila kita menolak nya itu tidak akan mungkin, itu dapat dilakukan apabila Negara ini telah kuat dan mapan didalam berbagai hal apapun itu. ISA juga akan dapat membantu dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan. Dan yang berprofesi akuntansi nntinya akan memiliki nilai tambah berupa peningkatan mutu audit dari penerapan-penerapan standar yang memiliki kekuatan regulasi secara proaktif.- Tidak satu pihak atau regulator yang memaksakan penerapannya. Namun melihat kenyataan bahwa hampir sebagian besar negara telah mengadopsi ISA,dengan kesadaran sendiri kita mengadopsi ISA, yang mengharuskan ialah UU no 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik dimana IAPI menjalankan amah dari UU akuntan publik untuk menetapkan SPAP dan nantinya akan digunakan oleh para akuntan publik yang ada di indonesia dalam memberikan jasa ke publik.

- Indonesia harus memiliki ISAS itu karena adopsi ISA juga untuk merespon rekomendasi dari world bank dan wujud pelaksanaan komitmen Indonesia sebagai salah satu dari anggota 6-20 yang mendorong setiap anggotanya untuk menggunakan standar profesi internasional. Menerima ISA adalah sebagai sarana berkomunikasi jaringan kerjasama global atau jaringan kerjasama internasional dalam bidang auditing.- Tidak ada , jika itu pun ada di Indonesia bisa tidak mengadopsi isa, tetapi nantinya akan memiliki banyak dampak yang sangat merugikan bagi Indonesia. Seandainya pun ada pilihan yang akan dipilih adalah pilihan keluar dari kerjasama global atau jaringan kerjasama internasional.3. Pada halaman 59 buku audit berbasis ISA, tidak ada standar umum, Standar Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan. Penyajian standar-standar yang ada di ISA sudah mencerminkan proses pengerjaan auditing. Dilihat dari pelaporan halaman 59 ini pendekatan pekerjaan audit di ISA dibagi dalam enam tahap, yaitu:

=> Tahap pertama dimulai dengan persetujuan penugasan (agreement of engagement).

=> Tahap kedua melakukan pengumpulan informasi, pemahaman bisnis dan sistem akuntansi klien, serta penentuan unit yang akan diaudit.

=> Tahap ketiga adalah pengembangan strategi audit. Hal ini dilakaukan dengan memperhatikan access inherent list.

=> Tahap keempat adalah execute the audit, yaitu mulai melaksanakan audit. Pada saat melaksanakan audit maka akan dilakukan test of control, substantive and analytical procedure dan other substantive procedure.

=> Tahap kelima mulai membentuk opini.

=> Tahap keenam adalah membuat laporan audit.

4.A. Apa tujuan auditor dalam audit berbasis risiko..?Jawab:

Untuk menentukan laopran keuangan entitas bebas dari salah saji material guna meningkatkan kualitas laporan keuangan. Selain itu melaporkan mengenai laporan keuangan dan mengomunikasikan segala sesuatunya seperti yang diwajibkan dalam ISA. Ini juga berguna untuk memperlihatkan risiko yang dihadapi oleh auditor dalam menyatakan bahwa laporan keuangan telah benar sehingga pendapat auditor dapat diterbitkan dan berguna bagi penggunanya.Selain dari itu tujuan auditor dalam audit berbasis risiko adalah:

1. Auditor internalmenetapkan tujuanpenugasan sehubungan dengan risiko-risiko terkaitaktivitasyang sedang direview.Untukpenugasan-penugasan yang telahdirencanakan sebelumnya, tujuanpenugasan ini telah diidentifikasi dari proses penilaian risiko pada saat menetapkan rencana (periodik) audit internal keseluruhan. Sedangkan untukpenugasan-penugasan yang tidak direncanakan dalam rencana (periodik) audit internal, tujuanpenugasan harus ditetapkan sebelum dimulainya penugasan dan dirumuskan untuk menjawab masalah-masalah tertentu sesuai latar belakang penugasan.

2. Penilaianrisiko pada tahap perencanaanpenugasan(bedakan dengan perencanaan periodik pada butir 1 di atas) selanjutnya digunakanuntuk menentukantujuanawal serta untuk mengidentifikasi area-area penting lainnyayang perlu mendapatkan perhatian.

3. Setelah mengidentifikasirisiko-risiko yang relevan, auditorinternal menentukanprosedur yang harusdilakukan danruang lingkup(sifat, waktu, danluas) dariprosedur tersebut.Prosedur penugasanyang dilakukan dalam lingkupyang tepatmenjadi sarana untukmemperoleh kesimpulanpenugasan sesuai tujuan dimaksud.

B. Apa unsur unsur dasar dari suatu audit berbasis risiko..?Jawab:

Terdapat 3 unsur dasar dari suatu audit berbasis risiko, yaitu:1. Risiko Bawaan

Adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.2. Risiko Pengendalian

Adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.

3. Risiko Deteksi

Adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat.

C. Bagaimana pendekatan dalam melaksanakan audit berbasis risiko..?jawab:

Pendekatan Audit Berbasis Risiko adalah:

1. ASESMEN RISIKO(Menilai Risiko) yaitu melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai salah saji yang material dalam laporan keuangan

Tahapan yang digunakan untuk menentukan frekuensi, intensitas, dan waktu audit dengan cara mengidentifikasi, mengukur, dan menentukan prioritas risiko agar keterbatasan sumber daya yang kita miliki dapat diarahkan ke area dengan bobot risiko tinggi. Tahap ini dapat ditiadakan bila mana profil risiko yang dihasilkan oleh unit Manajemen risiko korporasi sudah tersedia dan dapat diyakini keandalannya.

Pada tahap ini, internal auditor juga perlu menetapkan kriteria auditable units, antara lain:

Unit tersebut memberikan kontribusi yang berdampak cukup besar pada tujuan perusahaan.

Justifikasi biaya pengendalian atas unit yang memiliki potensi kerugian yang lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian termasuk biaya audit.

2. PENYUSUNAN PROGRAM AUDIT INTERNAL

Berdasarkan hasil asasmen risiko, masing masing auditable units ditetapkan nilai akhirnya menggunakan faktor risiko seperti:

Audit assurance.

Melihat relevansi hasil kajian audit periode sebelumnya atas area yang memiliki risiko dengan rating tinggi. Materialistis.Mengkaji area yang memiliki dampak risiko tinggi dengan menggunakan parameter keuangan maupun non keuangan.

Residual Risk.

Nilai risiko yang telah memperhitungkan faktor positif yang dimiliki perusahaan seperti pengendalian internal.

Audit Judgement.

Pertimbangan auditor atas perubahan sistem dan prosedur, restrukturisasi organisasi yang mempunyai dampak kepada area tertentu.

3. PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL.1. Mengkaji keselarasan sasaran unit operasional, direktorat, dan individu dengan tujuan perusahaan. Audit internal harus memastikan bahwa tujuan bisnis sudah diterapkan secara efektif dan telah dikomunikasikan keseluruh tingkatan dalam organisasi.

2. Mengevaluasi efektivitas ketersediaan, kuantifikasi, dan penerapan selera dan batasan risiko (corporate risk appetite and risk tolerance) berdasarkan kebijakan dan prosedur didalam perusahaan. Audit internal harus dapat memberikan keyakinan bahwa manajemen bekerja dalam parameter risiko yang telah ditetapkan.3. Mendekteksi analisis kesenjangan praktik manajemen risiko dan prosedurnya berdasarkan kerangka kerja yang telah ditetapkan . Auditor internal harus melakukan evaluasi terhadap proses implementasi kerangka kerja penerapan manajemen risiko yang telah didokumentasikan dan diyakini dapat memfasilitasi perubahan dinamis perusahaan.

4. Menguji efektivitas dan perlindungan terhadap informasi dan akses terhadap pengendalian. Auditor internal harus memahami rancangan pengendalian dan ketepatannya berhubungan dengan bagaimana suatu tindakan pengendalian tersebut dilakukan secara konsisten sesuai dengan arah dan kebijakan perusahaan.

5. Menyediakan jaminan indenpenden dan berfungsi sebagai konsultan internal dalam rangka memastikan pencapain tujuan perusahaan. Audit internal harus memberikan jaminan yang objektif kepada direksi bahwa risiko bisnis telah dikelola secara tepat dan pengendalian internal telah berjalan secara efektif.Selain itu, pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan audit adalah:1. Risk assessment/Menilai risiko yaitu melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai salah saji yang material dalam laporan keuangan

2. Risk response/Menanggapi risiko yaitu merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yang menganggapi risiko (salah saji yang material) yang telah diidentifikasi dan dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan asersi.

3. Reporting/Pelaporan yaitu menentukan opini audit yang tepat berdasarkan bukti yang telah diperoleh yang harus diberikan atas laporan keuangan

5. Asuransi yang baik untuk auditor adalah asuransi yang nantinya dicapai ketika auditor akan memperoleh bukti audit yang tepat untuk menekan risiko audit. Risiko audit merupakan risiko yang dimana auditor akan memberikan pendapatnya yang salah ketika laporan keuangan disalah sajikan secara material. Auditor ingin menekan risiko audit ketingkat rendah yang diterima. Dengan data bukti yang cukup dan tepat auditor telah dapat untuk menekan audit. Namun, itu tidak akan memungkinkan ke titik nol,karena adanya kendala bawaan dalam setiap audit. Assurance yang layak itu menekankan pentingnya konsep reasonable assurance. Pada soal terdapat gagasan Assurans yang layak adalah assurans yang tinggi, tetapi bukan pada tingkat yang mutlak (Absolute of Assurance). Assurans yang layak dicapai ketika auditor memperoleh bukti-bukti audit cukup dan tepat untuk menekan risiko audit.

Risiko audit adalah risiko dimana auditor memberikan opini yang salah ketika laporan keuangan (Audited) disalahsajikan secara material.

Tujuan audit adalah menekan risiko audit ini ke tingkat yang paling rendah yang dapat diterima oleh auditor. Dengan bukti audit yang cukup dan tepat auditor sudah menekan risiko audit sampai dengan ke tingkat yang paling rendah.