utilitas 2
TRANSCRIPT
BAB IKAJIAN PUSTAKA
1.1 Teori Utilitas Air Kotor
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6981-2004 yang merupakan bagian dari utilitas umum adalah jaringan air bersih, jaringan drainase air kotor, pembuangan sampah, telepon, listrik dan jaringan gas.
1.1.1 Jaringan Drainase
Menurut Haryono (1999), drainase adalah suatu ilmu tentang pengeringan
tanah. Drainase (drainage) berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan
atau mengalirkan air dan merupakan terminologi yang digunakan untuk menyatakan
sistem-sistem yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik di
atas maupun di bawah permukiman tanah. Pengertian drainase tidak terbatas pada
teknis pembuangan air yang berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut
keterkaitannya dengan aspek kehidupan yang berada didalam kawasan diperkotaan.
Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota
sudah pasti dapat menimbulkan permasalahan yang cukup komplek. Dengan
semangkin kompleksnya permasalahan drainase perkotaan maka di dalam
perencaaan dan pembangunannya tergantung pada kemampuan masing-masing
perencana. Dengan demikian didalam proses pekerjaanya memerlukan kerja sama
dengan beberapa ahli di bidang lain yang terkait.
Menurut sumber dari Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
(2002) ada beberapa sarana penunjang bangunan drainase:
1. Lubang air pada dinding saluran (wheep hole) yaitu lubang yang berfungsi untuk
mengalirkan air resapan yang berasal dari tanah sekitar saluran drainase,
sehingga tanah tidak menjadi berlumpur dan becek.
2. Lubang air pada trotoar (street inlet) yaitu lubang yang berfungsi untuk
mengalirkan air yang berasal dari jalan yang beraspal sehingga tidak terjadi
genangan air/banjir.
3. Saringan sampah kasar (bar screen) yaitu saringan sampah yang diletakkan
sebelum terdapatnya kantong lumpur/pasir sehingga sampah yang berukuran
besar tidak dapat masuk ke dalam kantong lumpur/pasir.
4. Saringan sampah halus (fine screen) yaitu saringan sampah yang mempunyai
ukuran lebih kecil dari pada ukuran saringan sampah kasar di letakkan pada
gorong-gorong (box culvert) sehingga sampah yang mempunyai ukuran kecil tidak
dapat masuk kedalam gorong-gorong (box culvert).
5. Penutup atas parit (cover slab) yaitu struktur beton bertulang yang diletakkan di
atas bangunan drainase. Umumnya penutup parit ini digunakan pada daerah
perkotaan, hal ini disebabkan karena keterbatasan lahan untuk pembuatan trotoar
(pedestrian).
Menurut Maryono (2000), pada daerah perkotaan konsep drainase konvensional
atau darainase ramah lingkungan sering dilakukan, dimana dalam konsep drainase
konvensional selurh air hujan yang jatuh di suatu wilayah harus secapat-cepatnya
dibuang ke sungai dan seterusnya mengalir ke laut. Konsep drainase konvensional
untuk permukiman atau perkotaan dibuat dengan cara membuat saluran-saluran
lurus terpendek menuju sungai. Jika semua air hujan dialirkan secapatnya-cepatnya
ke sungai tanpa diupayakan agar air mempunyai waktu cukup untuk meresap ke
dalam tanah akhirnya dampak tersebut dapat kita lihat sekarang ini yaitu terjadinya
kekeringan dimana-mana, banjir, tanah longsor dan pelumpuran seperti terlihat pada
gambar 1.1.
Gambar 1.1 Konsep drainase
konvensional
Sumber: Maryono, 2000
Selanjutnya menurut Maryono (2000), sistem drainase perkotaan dapat dibagi
menjadi 2 (dua) macam sistem dan ditambah dengan pengendalian banjir (food
control), sistem tersebut adalah:
a. Sistem Jaringan Drainase Utama (Major Urban Drainage System), berfungsi
mengumpulkan aliran air hujan dari minor drainase sistem untuk diterusin
kebadan air atau flood control (sungai yang melalui daerah pemerintahan kota
dan kabupaten, seperti: waduk, rawa-rawa, sungai dan muara laut untuk kota-
kota ditepi pantai) seperti terlihat pada gambar 2.1.
b. Drainase Lokal (Minor Urban Drainage System), adalah jaringan drainase yang
melayani bagian-bagian khusus perkotaan seperti kawasan real estate,
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan perkampungan, kawasan
komplek-komplek, perumahan dan lain-lain.
c. Struktur saluran, secara hirarki drainase perkotaan mulai dari yang paling hulu
akan terdiri dari: saluran kwarter/saluran kolektor jaringan drainase lokal, saluran
tersier, saluran sekunder dan saluran primer (ilustrasi dapat dilihat pada
gambar1.2. )
Gambar 1.2 Struktur Drainase Perkotaan
Sumber: Maryono, 2000
Keterangan:
1. Saluran Primer 3. Saluran Tersier 5. Batas Daerah Pengalian
2. Saluran Skunder 4. Kuarter
Untuk sebuah jaringan drainase di berlakukan standar dan persyaratan yang
harus di penuhi, antara lain :
a. Direncanakan berdasarkan curah hujan 5 tahunan dan daya resap tanah
b. Saluran pembuangan air hujan dapat berupa saluran terbuka dan teretutup
c. Kemiringan saluran miimum 2%
d. Dilengkapi dengan lubang pemeriksa dan dibuat pada jarak maksimum 50m
e. Sistem drainase harus terhubung dengan saluran kota, sungai, danau atau
laut
Sistem Drainase
Sistem Drainase Penempatan Fungsi DimensiTidak Terpadu
- Dikedua sisi badan jalan(sebagai bagian jalan)
Hanya menyalurkan air hujan yang jatuh
pada DAMAJA (sesuai hujan rencana)
Minimum menyesuaikan persyaratan umum
Terpadu - Sebagai median- Dikedua sisi jalan
Menyalurkan debit air hujan rencana
yang jatuh di seluruh area
termasuk DAMAJA
Minimum sesuai persyaratan umum dan di sesuaikan
dengan perhitungan debit rencana
1.1.2 Jaringan Air Limbah
1.1.2.1 Pengertian
Menurut Ehless dan Steel, air limbah atau air buangan adalah sisa air
dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum
lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup.
Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan
sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan
industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukimandan air hujan yang
mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985). Dari batasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik
kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan
sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena kurang
lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari
tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air
limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut danakan digunakan oleh
manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara
baik.
1.1.2.2 Sumber Air Limbah
Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut::
Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu
air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Air limbah rumah tangga
terdiri dari 3 fraksi penting, yaitu :
a. Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogen
b. Air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta
kemungkinan kecil mikro-organisme.
c. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan kamar mandi.
Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage. Campuran faeces dan
urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta dengan air
bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba pathogen banyak terdapat
pada excreta. Excreta ini merupakan cara transport utama bagi penyakit
bawaan.
Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis
industry akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat
bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri,
antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak garam-garam zat pewarna,
mineral, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi
lingkungan menjadi lebih rumit
Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal
dari daerah; perkantoran,perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum,
tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang
terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan jenis air limbah rumah
tangga.
BAB 2OBSERVASI LAPANGAN
Lokasi observasi berada di jalan panandaran.
Tempat yang menjadi lokasi observasiMc Donald’s Panandaran
Rumah Depan Pom Bensin Panandaran
Drive –Thru ATM Mandiri
Jalan Pandanaran Depan Bandeng Presto
Kondisi Saluran Air Kotor Jalan Pandanaran
Sistem Saluran Air Kotor McD Panandaran
Selokan Depan Bandeng Presto
Sistem Drainase Depan Pombensin Pandanaran
Drive-Thru ATM Mandiri