usulan teknis untuk pekerjaan tahap rencana detail (ded) jalan dan jembatan

32
Uraian Pendekatan dan Metodologi USULAN TEKNIS  IV - 1 URAIAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI IV.1. PEMAHAMAN ATAS JASA LAYANAN PEKERJAAN Kons ult an berpendapat bahwa secara umum, mater i Kerangka Ac uan Kerj a (KAK ) yang berfungsi sebagai pedoman bagi konsultan untuk melaksanakan seluruh proses pelaksanaan pe kerjaan ini, cukup ringkas namun jelas. Penjelasan cakupan pekerjaan dan substansi pe kerjaan cukup mema dai. Spes ifi kasi teknis pekerj aan cukup jelas dan dapat di ik uti. Beberapa hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah dijelaskan pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) pada tanggal 13 April 2010 sehingga Konsultan dapat lebih memahami permasalahan. Kualifikasi dan bidang keahlian personil (Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung), serta jumlah per soni l dan jumlah Ora ng- Bula n yan g dip erlu kan semua sud ah dite tap kan dal am Ker ang ka  Acuan Kerja, sehingg a dalam hal ini Konsult an tidak perlu lagi menghit ung jumlah Orang- Bulan/Man-Month personil. Dengan dasar itu, Konsultan telah mencoba menjabarkan kerangka acuan kerja ini kedalam ben tuk rencana dan program ker ja. Pemahaman terh adap sasaran pek erja an telah dic oba dit uang kan dal am ben tuk kon sep si pend eka tan pen anga nan pek erja an. Dih ara pka n hal -hal tersebut akan dapat memperlancar proses pekerjaan yang akan dilaksanakan nanti. Ber das ark an Ker angk a Acu an Ker ja ters ebu t, kons ulta n juga diha rap kan dap at leb ih mud ah memahami serta memberikan tanggapannya. baik yang terkait dengan penyusunan bab-bab selanjutnya, maupun merupakan masukan untuk lebih mengoptimalkan penugasan konsultan sesuai dengan yang diharapkan. Berikut adalah beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja yang akan ditindaklanjuti pada bab/bagian lain dari proposal teknis ini serta dalam penyusunan proposal biaya, yaitu: 1. Materi Kerangka Ac uan Kerj a beserta lampiran-lampirannya yang di berikan sudah memberikan uraian yang cukup jelas dan bisa dimengerti serta diikuti. 2. Kualif ikasi dan bidang keahlia n per soni l (Ten aga Ahli dan Tenaga Penduk ung) serta  jumlah personil dan jumlah Orang-Bulan yang ditetapkan kerangka acuan kerja sudah memadai untuk menghasilk an keluaran peker jaan yang matang , terenca na dan efisien. 3. Di dalam Kerangka Ac uan Kerj a beserta Berita Ac ar a Penje lasan/A anwi jzing, telah dilamp irkan daftar item/k ompone n peker jaan lengka p dengan kuantitasny a, sehing ga memud ahkan bagi konsulta n dalam menyusun proposal biaya 4. Sesuai denga n poin 2 dan 3, konsultan akan menyusu n penawaran biaya dengan cermat, realistis dan dapat dipertan ggung jawab kan sehingga biay a yang ditawarkan konsu ltan untuk melaksana kan kegiatan ini tidak melampaui Pagu Dana. IV.2. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI IV. 2.1 Umum Secara umum yang dimaks ud deng an per enca naan Jembat an mel iput i keg iata n-k egiatan antara lai n : pen entuan loka si jembata n, alig nment vert ical dan hori zont al terk ait deng an

Upload: pojok-sipil

Post on 13-Apr-2018

2.223 views

Category:

Documents


602 download

TRANSCRIPT

Page 1: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 1/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 1

URAIAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI

IV.1. PEMAHAMAN ATAS JASA LAYANAN PEKERJAAN

Konsultan berpendapat bahwa secara umum, materi Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang

berfungsi sebagai pedoman bagi konsultan untuk melaksanakan seluruh proses pelaksanaan

pekerjaan ini, cukup ringkas namun jelas. Penjelasan cakupan pekerjaan dan substansi

pekerjaan cukup memadai. Spesifikasi teknis pekerjaan cukup jelas dan dapat diikuti.

Beberapa hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah dijelaskan pada

saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) pada tanggal 13 April 2010 sehingga Konsultan

dapat lebih memahami permasalahan.Kualifikasi dan bidang keahlian personil (Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung), serta jumlah

personil dan jumlah Orang-Bulan yang diperlukan semua sudah ditetapkan dalam Kerangka

 Acuan Kerja, sehingga dalam hal ini Konsultan tidak perlu lagi menghitung jumlah Orang-

Bulan/Man-Month personil.

Dengan dasar itu, Konsultan telah mencoba menjabarkan kerangka acuan kerja ini kedalam

bentuk rencana dan program kerja. Pemahaman terhadap sasaran pekerjaan telah dicoba

dituangkan dalam bentuk konsepsi pendekatan penanganan pekerjaan. Diharapkan hal-hal

tersebut akan dapat memperlancar proses pekerjaan yang akan dilaksanakan nanti.

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja tersebut, konsultan juga diharapkan dapat lebih mudah

memahami serta memberikan tanggapannya. baik yang terkait dengan penyusunan bab-bab

selanjutnya, maupun merupakan masukan untuk lebih mengoptimalkan penugasan konsultan

sesuai dengan yang diharapkan.

Berikut adalah beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja yang akan ditindaklanjuti

pada bab/bagian lain dari proposal teknis ini serta dalam penyusunan proposal biaya, yaitu:

1. Materi Kerangka Acuan Kerja beserta lampiran-lampirannya yang diberikan sudah

memberikan uraian yang cukup jelas dan bisa dimengerti serta diikuti.

2. Kualifikasi dan bidang keahlian personil (Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung) serta

 jumlah personil dan jumlah Orang-Bulan yang ditetapkan kerangka acuan kerja sudah

memadai untuk menghasilkan keluaran pekerjaan yang matang, terencana dan efisien.

3. Di dalam Kerangka Acuan Kerja beserta Berita Acara Penjelasan/Aanwijzing, telahdilampirkan daftar item/komponen pekerjaan lengkap dengan kuantitasnya, sehingga

memudahkan bagi konsultan dalam menyusun proposal biaya

4. Sesuai dengan poin 2 dan 3, konsultan akan menyusun penawaran biaya dengan cermat,

realistis dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga biaya yang ditawarkan konsultan

untuk melaksanakan kegiatan ini tidak melampaui Pagu Dana.

IV.2. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

IV.2.1 Umum

Secara umum yang dimaksud dengan perencanaan Jembatan meliputi kegiatan-kegiatanantara lain : penentuan lokasi jembatan, alignment vertical dan horizontal terkait dengan

Page 2: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 2/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 2

trase jalan, kelas jembatan, perhitungan dimensi dan bentuk dari struktur atas dan bawah

 jembatan, metode konstruksi serta perhitungan biaya. Disiplin ilmu yang terlibat antara lain

transportasi, lalu lintas, struktur jembatan, hidrologi, geoteknik, geodesi serta quantity

surveyor. Agar perencanaan menghasilkan struktur yang efisien dan ekonomis, ada beberapa

survey mendasar yang harus dilakukan, diantaranya :1. Survey Topografi

2. Survey Hidrologi

3. Survey Penyelidikan Tanah dan Geologi

4. Survey Transportasi / Lalu Lintas

Pemilihan dan tingkat ketelitian survey yang dilakukan sangat tergantung dari kondisi lahan

serta besar kecilnya proyek.

IV.2.2 Diagram Alir

Didalam melaksanakan pekerjaan ini agar menghasilkan hasil perencanaan yang efisien,

ekonomis dan selesai tepat waktu sesuai dengan kontrak, maka kami menyusun alur

pelaksanaan pekerjaan seperti yang terlihat pada gambar di lembar berikut ini :Kami membagi menjadi 5 (lima) tahapan kegiatan dimana hasil masing-masing tahapan akan

merupakan acuan atau titik tolak untuk tahapan berikutnya

Skema tahapan adalah sebagai berikut :

Page 3: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 3/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS

IV - 3

Diagram IV-1Skema Tahapan Pekerjaaan

TAHPENDAHULUAN TAHAP PENGUMPULAN DATA TAHAP PRA-RANCANGAN TAHAP RENCANA DETAIL (DED) TAHAP AKHIR 

Tidak

ya

ya

Tidak

SPMK

- AdministrasiProyek

- MobilisasiPersonil

- PenyusunanRencanaKerja

- PersiapanFasilitas

SurveyPendahuluan

LaporanSurvey

Pendahuluan

Diskusi

dengan

BPKS dan

Instansi

terkait

Alternatif Design

- Bentangjembatan- Altarnatif struktur

atas- Altarnatif struktur

bawah-Pemilihan material- AlternatifMetode

konstruksi

Kompilasi

dan Analisa

Data

Laporan

HasilSurvey

Review

Alternatif

Desi n

RencanaGeometrik Jembatan

Finalisasibentang

 jembatan

Prakiraan

dimensi struktur

atas jembatan

Finalisasi

material

strukturatas

Perhitungan

pondasijembatan

Estimasi biaya

Penyusunan

spesifikasi

umum

Penyusunan

laporanakhir

perencanaan

Penyusunan

dokumen

tender

Perencanaan dimensi

dan pembesianstruktur

atasdan bawah

Analisa struktur

gravitasi dan dinamis

Pembuatan gambarkerja

dan detail-detail khusus

Penyusunan spesifikasikhusus

Perencanaan detailfasilitas / bangunan

pelengkap

SurveyLapangan

- Topografi

- Hidrologi

- Geoteknik/ Geologi- Lalu Lintas

Diskusi

denganBPKS

dan Instansi

terkait

Diskusidengan

BPKS

Diskusi

dengan

BPKS

Diskusi

dengan

BPKSRencanaan detailMetode

konstruksi

- Rincianvolume- Rincian RAB

Perbaikan

Perbaikan

Page 4: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 4/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 4

IV.2.3 Perencanaan Teknis Jembatan

Pada pelaksanaan Perencanaan Teknis Jembatan pekerjaan yang dilaksanakan adalah:

1. Pengumpulan dan Analisa Data Lapangan

a. Survey pendahuluan;Survey pendahuluan atau reconnaissance survey meliputi kegiatan pengumpulan

data sekunder untuk dipergunakan dalam pelaksanaan detail survey dan

pengumpulan data lainnya untuk melengkapi data survey detail dan kebutuhan

disain.

Survey Pendahuluan meliputi kegiatan-kegiatan antara lain :

1. Melaksanakan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi terkait di daerah

sehubungan dengan akan dilaksanakan survey.

2. Mengumpulkan peta dasar berupa peta topografi skalan 1 : 250.000 s/d 1 :

25.000 peta pemanfaatan lahan dengan skala yang ada, photo udara (jika

memang diperlukan) dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan gambar

yang akan direncanakan.3. Mengumpulkan informasi tentang :

  Harga satuan upah/bahan dasar dari Dinas PU Bina Marga setempat.

  Harga satuan upah/bahan dasar dari proyek yang sedang berjalan di sekitar

lokasi pekerjaan.

  Posisi utilitas yang ada maupun rencana disekitar lokasi.

  Data / curah hujan dan peil banjir.

  Bahan-bahan konstruksi yang tersedia dan lokasi sumber material yang

kemungkinan dapat dipakai untuk konstruksi.

4. Menentukan titik-titik dan memasang patok-patok yang diperlukan sebagai titik 

referensi pengukuran detail topografi/geometrik dan penyelidikan tanah.

5. Mencatat lokasi-lokasi struktur yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

6. Menentukan lokasi yang untuk keperluan test-test yang lebih detail.

7. Mempelajari lokasi jembatan dan daerah-daerah sekitarnya serta membuat

sketsa daerah rencana jembatan dan disekitarnya.

8. Membuat Foto dokumentasi lapangan, yang meliputi :

  Kondisi jalan dari kedua arah yang berlawanan.

  Foto lokasi-lokasi tertentu yang dapat menggambarkan kondisi lokasi

 jembatan.

  Lokasi Quarry.

9. Mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk kemungkinan diperlukan

pemasangan-pemasangan gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya.10. Inventarisasi stasionstasion pengamat curah hujan pada daerah rencana

 jembatan melalui stasion-stasion pengamat yang telah ada ataupun pada

 jawatan meteorologi setempat.

11. Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada lokasi jembatan.

12. Menyusun laporan survey pendahuluan yang antara lain berisikan pekerjaan

tahapan, rekomendasi dan arahan-arahan untuk selanjutnya.

Page 5: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 5/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 5

Diagram IV-2Rencana Kerja Survey Pendahuluan

b. Survey Topografi

 A. Tujuan

Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data

koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana jembatan di dalam

koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1000 yang

akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan, serta 1 : 500 untuk 

perencanaan jembatan dan penanggulangan longsoran.

B. Lingkup Pekerjaan

a. Pemasangan patok-patok 

Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10 x 10 x 75 cm atau

pipa pralon ukuran 4 inci yang di isi dengan adukan beton dan di atasnya

dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat.

Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan

dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu) pasang, di setiap sisi sungai/alur

dan 1 (buah) disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai.

Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah

setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Prasarana Wilayah, notasi

dan nomor BM dengan warna hitam.

Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang

dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.

Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang

cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya

50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diben' paku,

ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat wama

kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambalikan patok bantu. Untuk 

memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi

tanda-tanda khusus.

Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di

atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik 

Meninjau Rencana

Lokasi Jembatan

Diskusi dan

mengumpulkan

informasi dari

instansi-instansi

terkait

Laporan Survey

Pendahuluan

- Diskusi dengan Pimpro

- Menyiapkan kelengkapan

administrasi untuk

keperluan survey

Presentasi / Diskusi ke

PPK Jasa KonsultanSatKer PKPBPBS

Kesimpulan sebagai

arahan pekerjaan

selanjutnya

Page 6: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 6/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 6

poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan

diberi nomor.

b. Pengukuran titik kontrol horizontal (apabila menggunakan alat konvensional).

  Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dari

semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.   Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur

dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.

  Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian

baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau

yang setingkat.

  Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhlr pengukuran

dan untuk setiap interval     5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila

pengamatan matahari tidak bisa dilakukan, disarankan menggunakan alat

GPS Portable (Global Positioning System). Setiap pengamatan matahari

harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4 luar biasa)

c. Pengukuran titik kontrol vertikal (apabila menggunakan alat konvensional) 

  Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/pembacaan

pergi-pulang.

  Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon,

sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.

  Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar,

 jelas dan sama.

  Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga

benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang

Bawah (BB), dalam satuan milimeter. Pada setiap pembacaan harus

dipenuhi : 2 BT = BA + BB.

  Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag

(pengamatan) yang, genap

d. Pengukuran situasi (apabila menggunakan alat konvensional) 

  Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup

semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada

disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jenbatan, rumah,

gedung dan sebagainya.

  Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan

kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.

Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan

yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatanyang lebih tinggi.

  Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

e. Pengukuran Penampang Melintang

Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan sebagai

berikut :

Kondisi  Lebar Koridor

(m)Interval (m)

Jalan baru

Interval (m)Jembatan /Longsoran

- Datar, landai, dan lurus 75 + 75 50 25

- Pegunungan 75 + 75 25 25

- Tikungan 50 (luar) + 100(dalam)

25 25

Page 7: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 7/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 7

Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolit   (apabila menggunakan alat konvensional).

f. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau

 jalan :

  Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 200 m

dari perkiraan garis perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/hilir) yang

masih berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval

pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.

  Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing

minimum 100 in dari garis tepi sungai/jalan atau sampai pada garis

pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran

penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.

  Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan

memanjang baik terhadap sungai mauqun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25

m.Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam

maupun manusia disekitar persilangan tersebut.

C. Persyaratan

1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur  (apabila menggunakan alat Konvensional) 

Sebelum melakukan pengukaran, setiap alat ukur yang akan digunakan

harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut :

a. Pemeriksaaan theodolit

  Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.

  Sumbu 11 tegak lurus sumbu 1.

  Garis bidik tegak lurus sumbu II

  Kesalahan kolimasi horizontal = 0.

  Kesalalian indeks vertikal = 0.

b. Pemeriksaan alat sifat datar :

  Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.

  Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.

Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam

laporan.

2. Ketelitian dalam Pengukuran (apabila menggunakan alat konvensional) 

Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :

a. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10 n ; (n adalah jumlah

titik poligon dari pengamatan matahari pertama ke pengamatan

matahari selanjutnya atau dari pengukuran GPS pertama ke

pengukuran GPS berikutnya).

b. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dan' 5".

3. Perhitungan (apabila menggunakan alat konvensional) 

  Pengamatan Matahari

Dasar perhitungan pengamatan matahari harus mengacu pada tabel

almanak matahari yang diterbitkan oleh Direktorat Topografi TNT-AD

untuk tahun yang sedang berjalan dan harus dilakukan di lokasi

pekerjaan

  Pengamatan Koordinat

Page 8: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 8/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 8

Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan

matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak 

boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan

berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek 

mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasipekejaan.

  Perhitungan Sifat Datar

Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5

mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar

perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.

  Perhitungan Ketinggian Detail

Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang

dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.

  Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistem komputerisasi

4. Penggambaran

  Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala I : 1.000 untuk jalan

dan 1:500 untuk jembatan.

  Garis-garis grid dibuat setiap 10 cm.

  Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x)

dan ordinat (y)-nya.

  Pada setiap lembar gambar dari/atau setiap 1 meter panjang gambar

harus dicantumkan petunjuk arah Utara.

  Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan

tidak boleh dilakukan secara grafis.

  Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda

khusus.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang

melintang harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk 

gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour) untuk yang tebing

aman sedangkan untuk daerah datar 0,25 meter. Semua gambar

topographi harus disajikan dengan menggunakan software komputer.

c. Survey Geologi dan Geoteknik 

 A. Tujuan

Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk 

melakukan pemetaan penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebaltanah pelapukan, memberikan informasi mengenai stabilitas tanah, menentukan

 jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta

mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya. Sangat

disarankan untuk menggunakan Geoguide bilamana terdapat suatu kondisi tanah

dasar yang lunak (Soft Soil)

B. Lingkup Pekerjaan

1. Penyelidikan Geologi

Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan peta dasar

topografi skala 1:250.000 s/d skala 1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik 

Page 9: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 9/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 9

disepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500 - 1000 meter dan pada

lokasi jembatan.

a. Penyelidikan lapangan 

Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, Jenis tanah, warna, perkiraan

prosentase butiran kasar/halus) sesuai dengan Metoda USCS.

b. Pemetaan 

Jenis batuan yang ada disepanjang trase jalan dipetakan, batas-batasnya

ditetapkan dengan jelas sesuai dengan data pengukuran untuk selanjutnya

diplot dalam gambar rencana dengan skala 1:2000 ukuran A3. Pemetaan

mencakup jenis struktur geologi yang ada antara lain : sesar/patahan, kekar,

perlapisan batuan, dan perlipatan.

Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan sifat fisik/kimia, kemudian

hasilnya diplot di atas peta geologi teknik termasuk didalamnya pengamatan

tentang : gerakan tanah, tebal pelapukan tanan dasar, kondisi drainase alami,

pola aliran air permukaan dan tinggi muka air tanah, tata guna lahan,kedalaman (apabila rencana trase jalan tersebut harus melewati (daerah

rawa).

2. Penyelidikan Geoteknik 

Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :

a.   Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 

Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25 - 40 kg untuk setiap contoh

tanah. Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur

uji, lokasi, kedalaman). Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis

satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama,

dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang digali dan contoh tanah

yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor

sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar

1,0 m, Log sumuran uji digambarkan dalam 4 bidang, dengan diskripsi yang

lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan batuan.

b.   Pengambilan contoh tanah tak terganggu 

Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara bor tangan

menggunakan tabung contoh tanah ("split tube" untuk tanah keras atau

"piston tube" untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah harus diberi identitas

yang jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran tangan

dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun (untuk perhitungan penurunan) dengan ketinggian timbunan lebih dari 4 meter dan

pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk perhitungan

stabilitas lereng) dengan kedalaman galian lebih dari 6 meter; dengan

interval sekurang - kurangnya 100 meter dan/atau setiap perubahan jenis

tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter. Setiap pemboran

tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus

terlihat jelas identitas nomor bor tangan, dan lokasi. Semua contoh tanah

harus diamankan baik selama penyimpanan di lapangan maupun dalam

pengangkutan ke laboratorium.

c.   Pemboran Mesin (dilakukan untuk perencanaan pondasi jembatan).

Pemboran mesin dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan berikut1. Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-94

Page 10: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 10/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 10

2. Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar (rotary

drilling) dengan diameter mata bor minimum 75 mm.

3. Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum

1 putaran per detik.

4. Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik 5. Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak 

dilakukan dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing

dengan diameter minimum 100 mm

6. Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak 

terjadi tekanan yang berlebih pada tanah

7. Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau

lebih. Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi

pengambilan sampel berikutnya

8. Untuk jembatan bentang tunggal minimal setiap titik abutment sedang

untuk bentang jamak minimal 2 pien satu titik bor

d.   Pemboran Tangan (perencanaan jalan baru atau pelebaran jalan     1 lajur).

Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada ASTM D 4719, untuk 

 jalan baru atau pelebaran jalan lebih dari satu lajur maka dilakukan

pengeboran setiap interval 1 Km.

e.   Pengujian Kompaksi Batu Gamping 

Suatu studi untuk menilal kelayakan batu gamping sebagai bahan timbunan

dilakukan dengan memperhatikan :

  Perilaku pemadatan laboratorium.

  Persyaratan material untuk timbunan termasuk yang berkaitan dengan

kekuatan dan konsistensi material.

 Sifat kimia yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan dan air terhadap

durabilitas kinerja timbunan.

f.   Sondir (Pneutrometer Static) 

Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras,

menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan

daya lekat tanah setiap kedalaman yang diselidiki, alat ini hanya dapat

digunakan pada tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada daerah

aluvium yang mengandung komponen berangkal dan kerakal serta batu

gamping yang berongga, karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan

tanah keras yang salah.

 Ada dua macam alat sondir yang digunakan

1. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton

Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm,

pekerjaan sondir dihentikan apabila pembacaan pada manometer berturut-

turut menunjukan harga >150 kg/cm2, alat sondir terangkat keatas, apabila

pembacaan manometer belum menunjukan angka yang maksimum, maka

alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakkan pada baja kanal jangkar.

Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi

konus dan jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat adalah

perlawanan penetrasi konus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah

hambatan pelekat (JHP) secarakumulatif.

Untuk jembatan bentang tunggal minimal setiap titik abutment sedanguntuk bentang jamak minimal 2 pien satu titik bor

Page 11: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 11/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 11

3. Lokasi Quarry

  Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan,

maupun untuk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada

disekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harusmenginformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan.

  Penjelasan mengenal quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan,

perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan

yang mungkin timbul dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan

foto-foto.

C. Persyaratan

a. Pengujian Lapangan

Metoda pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan seperti

yang dijelaskan pada Tabel 1 pengujian lapangan pada berikut :

No. Pengujian Acuan Keterangan

1. Resistivyti ASTM G57 – 78

2. Standard Penetration

Test termasuk Split

Spoon Sampling

 ASTM D1586 – 94 Pada daerah rencana

 jembatan, harus

mencapai kedalaman

lapisan keras

3. Stand Pipe AASHTO T252 – 84

b.   Pekerjaan Laboratorium

Pekerjaan Laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum pada

Tabel 2 berikut :

Tabel 2 Spesifikasi Pengujian Tanah di Laboratorium

No. Pengujian Acuan Keterangan

SIFAT INDEKS

1. Kadar air ASTM D 2216 – 92

2. Batas susut ASTM D 427 – 93

3. Batas plastik ASTM D 4318 – 93 - Fresh Condition

4. Batas cair SK-SNI M–07–1989–F - oven dried 1000C

5. Analisa saringan SNI–03–3423– 1994

6. Berat jenis ASTM D 854 – 92 Gunakan Wet method

7. Berat isi SNI–1742–1989

8. SIFAT KUAT GESER 

TANAH

9. Direct Shear SNI–03–2813– 1992 - Fresh sample dengan penjenuhan

 ASTM D 3080 – 90 - Fresh sample tanpa penjenuhan

Page 12: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 12/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 12

No. Pengujian Acuan Keterangan

- Fresh sample dioven 700C selama

satu hari

SIFAT PEMAMPATAN

TANAH

10. Swelling ASTM D 4546 – 90 - Fresh Condition

- Dioven 400C dan 700C selama satu

hari

KEPADATAN

11. Pemadatan

SIFAT KELULUSAN

12. Permeabilitas K.H. Head, Vol. 2, 1984 Manual of Soil Laboratory Testing.

Gunakan metode Falling Head

d. Survey Lalu Lintas

 A. Tujuan

Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas, kecepatan kendaraan

rata-rata, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas

 jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata

sebagai dasar perencanaan selanjutnya.

Untuk proyek ini survey lalu lintas hanya berdasarkan data data sekunder saja.

e. Survey Perkerasan Jalan

 A. Tujuan

Survey Perkerasan Jalan ini bertujuan untuk mengetahui data struktural perkerasan

yang ada, dengan meliputi lendutan suatu konstruksi jalan, kekasaran jalan, daya

dukung tanah dasar dan susunan/lapisan perkerasan.

Untuk proyek ini survey perkerasan jalan hanya berdasarkan data data sekunder saja.

f. Inventarisasi Jalan dan Jembatan

 A. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data secara umum mengenai

kondisi perkerasan maupun kondisi jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang

ditinjau.

B. Lingkup Pekerjaan

a.   Inventarisasi Jalan

Pemeriksaan dilakukan dengan mencatat kondisi rata-rata setiap 200 m yang

tercatat selama berkendaraan. Untuk kondisi tertentu yang memerlukan data yang

lebih rapat, interval jarak dapat diperpendek .

Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah:

1. Lebar perkerasan yang ada dalam meter.

Page 13: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 13/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 13

2. Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Lasbutag, Penetrasi

Macadam dan lain - lain.

3. Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran

samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak 

pagar/bangunan pendukung/tebing kepinggir perkerasan.4. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi yang

ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.

b.   Inventarisasi Jembatan

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai existing

 jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.

Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah sebagai berikut

1. Nama, lokasi, tipe dan kondisi jembatan.

2. Dimensi jembatan yang meliputi bentang, lebar ruang bebas dan jenis lantai.

3. Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau

pemeliharaan.

4. Data yang diperoleh dicatat dalam satu format yang standar.5. Foto dokumentasi minimum 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan yang diambil

dari arah memanjang dan melintang. Foto ditempel pada format yang standar.

2. Perencanaan Geometri dan Alinyemen Jembatan

a. Kendala alinyemen horisontal dan vertical;

b. Kendala geoteknik;

c. Profil topografi;

d. Kendala di bawah lintasan atau sungai/laut;

e. Kebutuhan tinggi bebas vertikal.

3. Penentuan Bentang dan Lebar Jembatan

a. Profil topografi;

b. Teknolgi konstruksi (kemudahan dalam pelaksanaan);

c. Faktor ekonomis;

d. Kebutuhan lalu lintas berdasarkan hasil survai lalu lintas;

e. Prediksi lalu lintas masa depan;

f. Kemungkinan dan kemudahan pelebaran jembatan pada masa akan datang.

4. Pemilihan Bentuk Struktur Jembatan

a. Kendala geometri;

b. Kendala material dan ketersediaannya;

c. Kecepatan pelaksanaan;

d. Kesulitan perencanaan dan pelaksanaan;

e. Pemeliharaan jembatan;f. Biaya konstruksi.

5. Perencanaan Struktur Bawah Jembatan

Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan

dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan tekanan tanah vertikal

ataupun horisontal dan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Peraturan

Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92, faktor-faktor yang perlu

diperhatikan adalah:

a. Struktur bawah jembatan harus direncanakan untuk menanggung beban struktur

atas melalui komponen tumpuan, yang sudah merupakan kombinasi terbesar dari

semua beban struktur atas, beserta beban-beban yang bekerja pada struktur bawah

yaitu: tekanan tanah lateral, gaya-gaya akibat aliran air, tekanan air, gerusan,

Page 14: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 14/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 14

tumbukan serta beban-beban sementara lainnya yang dapat bekerja pada

komponen struktur bawah.

b. Kekuatan struktur bawah harus ditentukan berdasarkan analisis struktur dan cara

perencanaan kekuatan yang ditetapkan di dalam peraturan yang berhubungan

dengan material yang digunakan.c. Perletakan jembatan harus direncanakan berdasarkan asumsi yang diambil didalam

modelisasi struktur dengan memperhatikan kekuatan dan kemampuan deformasi

komponen perletakan seperti karet elastomer yang mengacu kepada SNI 03-4816-

1998 “Spesifikasi bantalan karet untuk perletakan jembatan”.

d. Deformasi yang potensial terjadi khususnya penurunan harus diperhatikan didalam

perencanaan struktur bawah. Penurunan harus diantisipasi dan dihitung dengan cara

analisis yang benar berdasarkan data geoteknik yang akurat, dimana pengaruh dari

potensial penurunan diferensial dari struktur bawah, bila ada harus diperhitungkan

dalam perencanaan struktur atas.

e. Jika gerusan dapat mengakibatkan terkikisnya sebagian tanah timbunan di atas atau

di samping suatu bagian struktur bawah jembatan maka pengaruh stabilitas darimassa tanah harus diperhitungkan secara teliti.

f. Umur layan rencana struktur bawah harus direncanakan berdasarkan perilaku

 jangka panjang material dan kondisi lingkungan khususnya bila berada dibawah air

yang diaplikasikan pada rancangan komponen struktur bawah khususnya selimut

beton, permeabiitas beton atau tebal elemen baja terhadap resiko korosi ataupun

potensi degradasi material.

Bangunan bawah jembatan terdiri dari :

  Kepala jembatan (Abutment)

  Pilar (Pier)

  Fondasi

1. Abutments

 Abutment jembatan terletak pada ujung dari jembatan.

Fungsi abutment adalah :

1. Mentransfer beban dari struktur atas ke fondasi.

2. Sebagai dinding penahan tanah.

3. Menahan gerusan (scouring) jika jembatan terletak pada sungai.

Bagian – bagian dari abutment adalah sebagai berikut :

Page 15: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 15/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 15

WING

WALL

TIMBUNAN

FOOTINGS

ABUTMENT

DINDING

BEARING PAD

BACK/PARAPET WALL

2. Pier

Dimasa lampau, pemilihan bentuk pier yang dilakukan ahli struktur jembatan lebih

cenderung dengan pertimbangan fungsional, estetika bentuk pier dilakukan hanya

berdasarkan intuisi. Namun dewasa ini, estetika dari sebuah jembatan seharusnya

melibatkan tenaga ahli yang berkompeten, misalnya arsitektur. Pemilihan bentuk,

warna, pencahayaan dan proporsional.

Secara keseluruhan akan membentuk struktur jembatan yang indah dan selaras dengan

lingkungan.

Untuk acuan awal dimensi dari bentuk-bentuk pier dapat dilihat pada lembar berikut ini :

1 M

8-10 M

SLOPE

1:6

0.75 M

8 -1 0 M

SL O PE

1:6

1 M

0.75 M

0.75 M

PIER BENTUK HAMMER 

Page 16: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 16/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 16

H

SLOPE

1:12

0.7 M

0.3H 0.3H0.4H

0.15H

V

Untuk ratioV 

 H  2,25 Single Hammer

V

H

0.2H

0.7 M

0.1H

0.1H

0.2H0.1H0.4H

Untuk 2,25 V 

 H  3 max H = 12 m

6. Perencanaan Pondasi Jembatan

Struktur bangunan bawah harus direncanakan secara benar terhadap aspek 

kekuatan dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban struktur atas dan beban

struktur atas dan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Peraturan

Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92, faktor-faktor yang perlu

diperhatikan adalah:

a. Analisis dapat dilakukan terpisah atau terintegrasi dengan analisis struktur jembatan.

Penggunaan paket software komersil, harus dilakukan validasi terlebih dahulu

dengan menggunakan contoh dari text book dan dicek secara manual untuk 

mendapatkan keyakinan.

b. Pondasi jembatan pada umumnya dapat dipilih dari jenis:1) Pondasi dangkal/pondasi telapak 

2) Pondasi caisson

3) Pondasi tiang pancang (jenis end bearing atau friction)

4) Pondasi Tiang Bor

5) Pondasi jenis lain yang dianggap sesuai

c. Penentuan jenis dan kedalaman pondasi dilakukan berdasarkan kondisi lapisan

tanah dan kebutuhan daya dukung untuk struktur bawah serta batasan penurunan

pondasi. Secara umum kondisi dan kendala lapangan yang harus dipertimbangkan

adalah:

1. Pembebanan dari struktur jembatan

2. Daya dukung pondasi yang dibutuhkan3. Daya dukung dan sifat kompresibilitas tanah atau batuan

Page 17: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 17/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 17

4. Penurunan yang diijinkan dari struktur atas/bawah jembatan

5. Tersedianya alat berat dan material pondasi

6. Stabilitas tanah yang mendukung pondasi

7. Kedalaman permukaan air tanah

8. Perilaku aliran air tanah9. Perilaku aliran air sungai serta potensi gerusan dan sedimentasi

10. Potensi penggalian atau pengerukan di kemudian hari yang berdekatan dengan

pondasi

d. Khususnya untuk penggunaan pondasi tiang, penentuan jenis dan panjang tiang

harus dilakukan berdasarkan kondisi lapangan di lokasi rencana jembatan,

khususnya kondisi planimetri serta berdasarkan atas evaluasi yang cermat dari

berbagai informasi karakteristik tanah yang tersedia, perhitungan kapasitas statik 

vertikal dan lateral, dan/atau berdasarkan riiwayat/pengalaman sebelumnya.

Hasil dari analisis mendalam dengan pertimbangan di atas akan menghasilkan tipe

fondasi yang stabil, tidak membahayakan bangunan sekitar dan ekonomis.Dewasa ini material fondasi terbatas pada beton atau baja, sementara tipe fondasi

sangat bervariasi terutama pada fondasi dalam.

Diagram IV-3Tipe-tipe fondasi yang lazim dilaksanakan.

Jenis fondasi sangat tergantung dari kedalaman layer tanah yang akan di pilih sebagai

bearing layer. Di bawah ini adalah diagram kedalaman tanah pendukung dengan jenis

fondasi yang dapat dilaksanakan.

Fondasi Dangkal

Fondasi Lajur

Fondasi Tiang

Fondasi Caisson

Fondasi Dalam

Tiang Pra-cetak/Tiang Pancang

Tiang Bor

Pneumatic Caisson

Open Caisson

Fondasi Telapak

Page 18: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 18/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 18

Fondasi Dangkal

Pondasi

Tiang

Pipa baja

Profil H Baja

Precast

Bore

Caisson

Fondasi

Open

Pneumatic

Fungsi utama dari fondasi adalah mentransfer beban-beban dari struktur atas ke layer

tanah pendukung. Sehingga struktur fondasi harus mempunyai kekakuan dan kekuatan

yang memadai.Hal-hal yang harus di kontrol untuk berbagai fondasi adalah sebagai berikut :

Daya DukungGuling Geser

Defleksi

Horisontal Vertikal Horisontal

Fondasi Dangkal  

Fondasi Caisson  

Fondasi Tiang  

Defleksi horizontal dibatasi 1% dari lebar fondasi, tetapi tidak boleh lebih dari 5 cm.

Khusus untuk fondasi tiang, defleksi horizontal dibatasi tidak lebih dari 1,5 cm.

Pembatasan defleksi horizontal dimaksudkan agar defleksi yang terjadi pada fondasi

masih berada di dalam batas elastik, sehingga stabilitas fondasi tetap terjaga.

10   20   30 40   50 > 60

Kedalaman Bearing

Layer (m)

Item JenisPondasi

Page 19: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 19/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 19

Diagram IV-4 Alir Pemilihan Jenis Fondasi

) Keterangan Notasi Pada Diagram Alir Pemilihan Jenis Fondasi

* : Terdiri dari survey penyelidikan tanah, topografi, hidrologi, dan

Survey Detail

(*)

- Reaksi struktur atas

- Konisi struktur atasA

Penentuan layer tanah pendukung

(Bearing Layer)

 Jenis fondasitidak perludipelajari

BTidak

aplicable

 Jenis fondasi yangperlu dipelajari

Aplicable

C   GTidak

aplicable

Aplicable

Aplicable

D   GTidak

aplicable

Aplicable

Aplicable

E   GTidakaplicable

Aplicable

AplicableF   GTidak

aplicable

Aplicable

 Jenis fondasi yang perlu didesain untuk

bahan-bahan perbandingan

Tidak

aplicable

Tidak

aplicable

Tidak

aplicable

Tidak

aplicable

Fondasi tersebut tidak

perlu di desain alternatif

Preliminary Desain

H  Altenatif tidak

terbaik

Tidak dilakukan

detail desain

Detail Desain

Altenatif terbaik

Page 20: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 20/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 20

sebagainya yang dapat mempengaruhi pemilihan fondasi.

 A : Analisa data tanah

B : Pemilihan jenis fondasi yang sesuai dengan kondisi layer tanah yang

dipilih sebagai bearing layer.

C,D,E,F : Analisis berbagai pertimbangan seperti : metode pelaksanaan kondisilingkungan, akses ke site dan sebagainya.

G : Kemungkinan adanya perbaikan-perbaikan dan perubahan-perubahan

dan sebagainya.

H : Membuat matriks untuk mendapatkan alternative terbaik.

7. Perencanaan Struktur Atas Jembatan

Perencanaan struktur atas jembatan harus direncanakan sesuai dengan aturanaturan

yang ditentukan dalam Peraturan Perencanaan Jembatan (Bridge Design Code) BMS ’92

atau peraturan lain yang relevan yang disetujui oleh pemberi tugas.

Bangunan atas terdiri dari :

  Lantai kendaraan

  Sistem yang menopang lantai tersebut, misal : Girder, Rangka, Kabel, dan

sebagainya.

Elemen-elemen bangunan atas antara lain terdiri :

1.   Elemen yang mentransfer beben lalu lintas ke bangunan bawah, umumnya paralel /

sejajar dengan sumbu longitudinal jembatan. Elemen ini disebut struktur utama

 jembatan.

2.   Elemen yang mentransfer tekanan / gaya dari beban lalu lintas ke elemen struktur

utama jembatan. Elemen ini terletak tegak lurus terhadap sumbu jembatan dan

menghubungkan struktur utama jembatan dalam arah transversal.

3.  Elemen yang mentransfer beban-beban horizontal akibat gaya angin dan gaya

centrifugal. Elemen ini terletak pada bidang horizontal, biasanya pada bidang sayap

dari struktur utama jembatan. Elemen ini disebut ikatan angin

Prinsip-prinsip dasar untuk perencanaan struktur jembatan adalah Limit States atau

Rencana Keadaan Batas, dengan memperhatikan beberapa faktor berikut ini:

a. Pembebanan pada struktur atas jembatan harus dihitung berdasarkan kombinasi

dari semua jenis beban yang secara fisik akan bekerja pada komponen struktur

 jembatan.

b. Kekuatan struktur atas jembatan harus direncanakan berdasarkan analisis struktur

dan cara perhitungan gaya-gaya dalam yang ditetapkan di dalam standar/ peraturan

yang disebut diatas dan khususnya berhubungan dengan material yang dipilih.

c. Deformability, lawan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus dihitungdengan cermat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang agar tidak 

melampaui nilai batas yang diijinkan oleh standar/peraturan yang digunakan.

d. Umur layan jembatan harus direncanakan berdasakan perilaku jangka panjang

material dan kondisi lingkungan di lokasi jembatan yang diaplikasikan pada rencana

komponen struktur jembatan khususnya selimut beton, permeabilitas beton, atau

tebal elemen baja, terhadap resiko korosi ataupun potensi degradasi meterial.

Pada dasarnya jenis bangunan atas dapat diklasifikasikan menjadi jenis-jenis sebagai

berikut :

1. Slab

2. Girder : balok atau box3. Arch

Page 21: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 21/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 21

4. Cable Stayed

5. Suspension

Masing-masing jenis jembatan diatas mempunyai varian-varian tersendiri, sesuai dengan

material (baja, beton, composit), metode erection dan lain sebagainya.

Tabel dibawah ini menunjukan range bentang dengan berbagai jenis jembatan.

Type Material Range Bentang (m)

Slab Beton 0 – 12

GirderBeton 12 – 210

Baja 30 – 300

Truss Baja 90 – 550

 Arch RibBeton 90 – 130

Baja 120 – 370

 Arch Truss Baja 240 – 520

Cable StayedBeton 90 – 450

Baja 90 – 600

Suspension Baja 300 – 1400

Pemilihan Jenis Bangunan Atas harus mempertimbangkan faktor-faktor:

1. Bentuk serta sifat dari sungai

2. Karakteristik tanah / geologi

3. Volume lalu lintas4. Keperluan navigasi

5. Kondisi iklim

6. Data-data hidrologi

7. Bahan konstruksi yang tersedia

8. Kemampuan sumber daya manusia

9. Akses ke site dan ruang kerja yang tersedia untuk pelaksanaan

10. Maintenance

11. Aspek Finansial

12. Jangka waktu pelaksanaan

13. Aspek Estetika

Untung rugi masing-masing tipe jembatan terkait dengan berbagai faktor diatas harus

dianalisis secara teliti sehingga akan menghasilkan bangunan atas yang paling tepat

untuk dilaksanakan.

Secara lebih terinci, pada lembar berikut disajikan sketsa berbagai varian dari jenis

 jembatan serta tabel yang menunjukan panjang bentang untuk masing-masing jenis

 jembatan. Sketsa dan tabel yang dimaksud diatas berbagi atas baja dan beton.

Page 22: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 22/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 22

JENIS JEMBATAN BETON

ErectionMethod

Type of Concrete Bridge Span Length ( m )

     P    r    e    c    a    s     t     B    e    a    m   Simple Beam

I Beam

T Beam

Hollow Beam

Continuous Beam T Beam

Simple BeamT Beam

Composite I Beam

Continuous Beam T Beam

     F     i    x    e     d

     F    a     l    s    e    w    o    r     k

  Simple Beam

Slab

T Beam

Box Beam

Continuous Beam

Slab

T Beam

Box Beam

Movable

Falsework   Continuous Beam

Slab

T Beam

Box Beam

Incremental

Launching  Co nt inu ous Gi rder Bo x Beam

CantileveringOne Hinge Rigid Frame Box Beam

Con tin uou s G irder Box Beam

Others

 Arch

Slab

T Beam

Box Girder

Truss

Rigid Frame

Suspended Slab Br.

Cable Stayed Br.

Suspension Br.

10   20 50   100   150   200   300

Page 23: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 23/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 23

JENIS JEMBATAN BAJA 

     P     l    a     t    e

     G     i    r     d    e    r

Simple Composite Rolled HBeam

Simple Composite Plate

Girder

Simple Composite Box Girder

Continuous Non CompositePlate Girder

Continuous Non Composite

Box GirderContinuous Composite PlateGirder

Steel Plate Deck Box Girder

Rigid Frame

     T    r    u    s   Simple Truss

Continuous (Cantilever) Truss

     A    r    c     h

     T    y    p    e

Langer Girder

Inversed Langer Girder

Lohse Girder

Inversed Lohse Girder

Longer Truss

Trussed Langer Girder

Nielsen Type

 Arch

Cable Stayed Bridge

Suspension Bdge

Span Length (m)50   100   150 200   250 500   1000Type of Steel Bridge   10   20 30   40 60   70   80 90   110 120 130 140 160 170   180   190

Page 24: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 24/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 24

8. Perencanaan Jalan Pendekat

a. Perencanaan jalan pendekat jembatan termasuk komponen pelat injak harus

memperhatikan kesinambungan ukuran dan ketinggian jembatan. Apabila jalan

pendekat dibuat dari tanah urugan maka harus diperhatikan potensi penurunan

 jangka panjang dari lapisan tanah pendukung/atau urugan tanah yang menjaditumpuan perkerasan jalan pendekat.

b. Potensi penurunan tanah harus dihitung secara cermat berdasarkan hasil

penyelidikan tanah.

c. Perencanaan jalan pendekat harus mengacu kepada ketentuan yang berlaku.

9. Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Pengaman

a. Perencanaan komponen bangunan pelengkap dan pengaman dalam pekerjaan

perencanaan jembatan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan di dalam

acuan:

-   Undang-undang RI No.14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

-   Pedoman marka jalan, Pd T-12-2004-B

b. Perencanaan komponen pelengkap dan pengaman jembatan meliputi:-   Rambu dan marka pada jembatan

-   Pagar pengaman jembatan

-   Lampu penerangan pada jembatan

-   Struktur pengaman pada pilar jembatan terutama untuk menghindaritumbukan

langsung dengan pilar jembatan (seperti fender pengaman atau sejenisnya

10. Preliminary Design

Sebagai acuan di dalam menghitung kebutuhan biaya konstruksi untuk alternatif jenis

bangunan atas, maka pada tabel di bawah ini dapat di lihat prakiraan dimensi untuk 

masing-masing jenis jembatan.

No. System Struktur Prakiraan Dimensi

 A. Concrete

1. Simple Span Reinforced Concrete BeamH =  

 

  

 

15

1

11

1L

2. Simple Span Prestressed Concrete BeamH =  

 

  

 

20

1

15

1L

3. Cantilever and continuous, prestressed

concrete beam, erected by the cantilever

method

h =    

  

 

70

1

40

1L

H =    

  

 

17

1

12

1L

4. Statically determined and statically in

determined prestressed bridges, erected by

cantilever method

h =    

  

 

60

1

40

1L

H =    

  

 

20

1

15

1L

5. Three hinged archesf =  

 

  

 

8

1

6

1L

d =50

1L

6. Bridge with the traffic in the middle of archesf =  

 

  

 

5

1

4

1L

d =60

1L

Page 25: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 25/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 25

No. System Struktur Prakiraan Dimensi

7. Arches with rigid tief =

5

1L

d = 35

1

L

8. Arch – Cantilever bridge deck typef =

10

1L

d =50

1L

B. Composite Deck 

1. Simple beamsh =  

 

  

 

20

1

15

1L

2. Continuous beams two spansh =  

 

  

 

25

1

20

1L

3. Three and multiple spansh =  

 

  

 

50

1

35

1L

C. Steel Trusses

1. Simple span deck at the top chord systemh =  

 

  

 

12

1

8

1L

2. Continuous deck systemh =  

 

  

 

14

1

10

1L

3. Simple span, deck at the bottom chordh =  

 

  

 

7

1

6

1L

D. Combined Bridge System

1. Beams reinforced by archesf =  

 

  

 

5

1

3

1L

h =    

  

 

60

1

50

1L

H = 5 h

2. Arch with tie beamf =

5

1L

h =20

1L

Note : H : Tinggi

h : Tinggi pada tengah bentang

f : Tinggi parabolic

d : Tebal arch

IV.3. HASIL KERJA

IV.3.1. Analisis Data

1. Perhitungan Kekuatan Struktur Jembatan

Untuk perencanaan detail struktur jembatan, harus mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut:

 Perencanaan struktur jembatan harus diperhitungkan terhadap keamanan, daya

tahan serta ketersediaan material di lokasi.

Page 26: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 26/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 26

  Semua perhitungan struktur harus dibuat analisanya berdasarkan analisa

struktur yang lazim digunakan dan untuk struktur konstruksi khusus harus

dilakukan perhitungan dengan menggunakan perangkat lunak STAAD 3/

EfAB/SAP/STRUDLE, atau software yang lazim dipakai.

 Konstruksi permanen dengan umur konstruksi minimal 25 tahun.

 Efesien biaya dengan memperhitungkan sistem konstruksi yang paling mudah

dalam pelaksanaan, menggunakan material bangunan setempat, peralatan dan

kemampuan teknis kontraktor.

  Keamanan dalam pelaksanaan.

 Kemudahan dalam operasi dan pemeliharaan.

2. Penyusunan Kuantitas Dan Harga

Daftar Kuantitas dan Harga dipergunakan sebagai acuan dalam tender dan nantinya

setelah ditentukan pemenangnya, maka kontrak kemudian dibuat. Adapun kontrak 

yang biasanya dipakai dalam pekerjaan jembatan, ada dua jenis.

1. Kontrak Harga Satuan

Pemberi kerja mempersiapkan jadwal, perkiraan jumlah untuk komponen

pekerjaan yang berbeda, berdasarkan gambar kontrak. Kontraktor memberikan

penawaran, dalam penawarannya untuk jenis kontrak ini, harga satuan yang

menentukan, bukan jumlah dan harga akhir yang didapat dari perhitungan

 jumlah sebenarnya dari tiap “item” pekerjaan yang dilakukan dan ditetapkan

dalam Harga Penawaran.

2. Kontrak Borongan (LumpSum)

Dengan jenis kontrak borongan, kontraktor menawarkan satuan harga borongan

untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Rencana.

Kontrak Harga Satuan memberi kemungkinan lebih banyak untuk perubahan yang

mungkin dirasa perlu pada waktu pelaksanaan. Perubahan-perubahan demikian

diperlukan, karena seringkali sulit untuk mencakup semua item secara memadai

pada tahap penawaran. Dalam kontrak borongan daftar kuantitas (Bill of Quantities)

dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan nilai perubahan.

Jika perubahan diperlukan dalam Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Borongan dan

Kontraktor serta Engineer tidak dapat menyepakati nilai perubahan sebelum

pekerjaan dilaksanakan, maka pekerjaan harus dilakukan atas dasar pekerjaan

harian, dalam hal ini, harus ada catatan yang teliti mengenai semua pekerjaan alat

dan bahan yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tambahan.

 Adalah penting untuk membuat catatan menyeluruh dari semua perubahan dan

pekerjaan yang mungkin menimbulkan perselisihan. Ini akan memungkinkan

pemberian harga pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahap lain, bila diperlukan.

Catatan tersebut harus meliputi jumlah orang yang diperkerjakan, penggolongan

 jenis pekerjaan, peralatan yang dipakai dan waktu yang dipakai dalam pekerjaan

serta waktu “standby (tidak dipergunakan) dan bahan yang dipergunakan.

3.   Daftar Harga Satuan

Daftar harga satuan meliputi :

  Daftar harga satuan upah

Page 27: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 27/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 27

  Daftar harga satuan bahan

  Daftar harga satuan alat

Biaya untuk masing-masing item tergantung pada lokasi proyek.

4. Analisa Harga SatuanSetelah daftar harga satuan upah, harga satuan bahan dan harga satuan alat

diperoleh, maka sebagai tindak lanjut dibuatlah Analisa Harga Satuan.

 Analisa Harga Satuan yang dibahas meliputi :

a. Alat

b. Mobilisasi dan Demobilisasi

c. Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu lintas

d. Urugan :

  Urugan Biasa

  Urugan Pilihan

e. Pemadatan Tanah Dasar Pada Galian

f. Agregat

  Agregat Lapis Pondasi Atas Kelas B

  Agregat Lapis Pondasi Bawah Kelas B

g. Beton

  Beton Struktural Kelas I K 300 – K 400

  Beton Struktural Kelas K 225

  Beton Struktural Kelas K 175

  Beton Tak Bertulang Kelas K 125

h. Baja Tulangan

i. Pipa Sandaran Jembatan2,5 inci

 j. Perletakan Elastomerk. Tiang Pancang

  Penyediaan Tiang Pancang Beton, Pre Cast

  Pemancangan Tiang Pancang Beton 35 x 35 cm2

l. Galian

  Galian Struktur Kedalaman 0 s/d 2 m

  Galian Struktur Kedalaman 2 s/d 4 m

m. Lapis Permukaan

  Lapis Penetrasi Macadam (5 cm) Untuk Pekerjaan Minor

  Lapis Tipis Aspal Pasir / “Sand Sheet” 

n. Rambu Jalan

o.   Patok Penuntun Tipe Beton Bertulang

IV.3.2. Album Gambar

 Album Peta dan gambar ukuran A1 sebanyak 5 (lima) eksemplar dan Ukuran A3

sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, yang berisi gambar-gambar :

a. Peta Lokasib. Gambar Denah dan Situasi Seluruh Kawasanc. Gambar Desain Jembatand. Gambar Potongan Jembatane. Gambar Detail Potongan Jembatan

IV.3.3. Spesifikasi Teknis

Page 28: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 28/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 28

Konsultan harus membuat perencanaan Detail Desain dengan berpedoman

ketentuan dan peraturan Pemerintah yang berlaku dan standar yang biasa

digunakan dilingkungan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS). Ketentuan

dan peraturan yang digunakan, antara lain:

1. Perencanaan struktur jembatan:

a.   Peraturan Perencanaan Jembatan ( Bridge Design Code ) BMS ’92

b.   Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual ) BMS ’92

c.   peraturan lain yang relevan dan disetujui oleh pemberi tugas, antara

lain:

  Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan, SNI

(Design Standard of Earthquake Resistance of Bridges )

  Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan

Raya (SK.SNI T -14-1990 -0.3)

  Pembebanan untuk Jembatan RSNI 4

  Peraturan Struktur Beton untuk Jembatan, RSNI   Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan, ASNJ4

2. Perencanaan jalan pendekat dan oprit harus mengacu kepada

a.   Standar perencanaan jalan pendekat jembatan (Pd T-11-2003)

b.  Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota , No.038/T/BM/1997

c.   Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metoda

 Analisa Komponen SNI 1732-1989-F

3. Untuk perhitungan atau analisa harga satuan pekerjaan mengikuti ketentuan

a.   Panduan Analisa Harga Satuan, No. 028/T/Bm/1995, Direktorat Jenderal

Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum

IV.3.4. Laporan-Laporan

Berupa Dokumen yang dilengkapi dengan keterangan yang diperlukan, meliputi hal-

hal sebagai berikut.

a. Laporan Pendahuluan

Laporan pendahuluan (inception report), merupakan laporan hasil temuanawal, metodologi dan pendekatan, rencana kerja yang akan dilaksanakankonsultan dalam menangani pekerjaan. Laporan pendahuluan, akan diserahkan15 (lima belas) hari kalender setelah diterbitkan SPMK dan diterima setelah

dilakukan konsultasi dan pembahasan dengan Tim Teknis. Jumlah laporan yangdiserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar. Garis besar laporan pendahuluanberisi:a. Temuan awal dan gambaran umum lokasi

b. Jadwal dan matrik penugasan serta tanggung jawab tenaga ahli

c. Metodologi dan pendekatan

d. Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan konsultan

b. Laporan Akhir

Laporan ini merupakan laporan akhir detail perencanaan DED JembatanKawasan Industri Balohan dengan mengakomodir semua masukan - masukanhasil diskusi dari konsep laporan akhir dan dilampirkan foto-foto lokasi per

Page 29: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 29/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 29

kegiatan. Masing masing jenis laporan dibuat rangkap 10 (sepuluh) dandiserahkan 55 (lima puluh lima) hari kalender setelah diterbitkan SPMK.Laporan ini secara garis besar meliputi:

a.   Buku Utama Laporan Akhir

a-1. Kompilasi Dataa-2. Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

a-3. Kriteria perencanaan untuk setiap itrm pekerjaan yang

direncanakan

a-4. Analisa Perhitungan untuk setiap item pekerjaan yang

direncanakan.

b.   Dokumen Lelang Paket Pekerjaan:b-1. Buku 1 Syarat Pelelanganb-2. Buku 2 Spesifikasi Teknisb-3. Buku 3 Volume Pekerjaanb-4. Buku 4 Gambar Rencana Teknis, yang terdiri dari

-   Album Peta dan gambar ukuran A1 sebanyak 5 (lima) eksemplar-   Ukuran A3 sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, yang berisi gambar-

gambar

c.   Dokumen hasil kajian kelayakan studi berdasarkan program perencanaan(seperti : Master Plan Kawasan Sabang, RTRW Kota Sabang) danberdasarkan kajian teknis. Laporan ini diserahkan oleh Konsultan sebanyak 5 (lima) eksemplar.

d.   Dokumen pengesahan UKL/PL

Laporan ini berisikan hasil kajian dan diskusi dengan pihak terkait

mengenai upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) - upaya pemantauan

lingkungan hidup(UPL) sebanyak 2 (dua) eksemplar. Dokumen ini disahkanoleh BAPPEDALDA Sabang.

IV.4. INOVASI

IV.5.1.   Umum

BPKS menurut Undang-Undang diamanatkan sebagai lembaga yang bertugas untuk 

melakukan pengusahaan Kawasan Sabang. BPKS telah dibentuk berdasarkan

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000, sebagai konsekuensinya, maka Pemerintah

bersama Pemerintah Aceh telah mengamanatkan agar Kawasan Sabang

dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional dengan penekanan

bagi pembangunan pelabuhan utama (hub-port) yang fungsinya sebagai pelabuhan

impor ekspor (internasional) dan juga sebagai pelabuhan alih kapal (transhipment)

nasional. 1.2. Berdasarkan visi, misi, strategi dan tahapan pengembangannya

telah ditetapkan 4 sektor prioritas (pengusahaan) dan 2 sektor andalan (pendukung

pengusahan) bagi pengembangan dan pembangunan Kawasan Sabang. 1.3.

Untuk mendukung salah satu sektor prioritas tersebut di atas maka dibutuhkan

prasarana transportasi darat yang memegang peranan sangat penting dalam sektor

perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Sejalan

dengan upaya pemenuhan kebutuhan prasarana transportasi ini akan dilaksanakan

pembangunan jembatan yang nantinya diharapkan dapat memperlancar arus

transportasi darat pada ruas lingkar di kawasan industri Balohan.

Page 30: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 30/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 30

IV.5.2. Strategi

IV.4.2.1. Prinsip-Prinsip Umum

Prinsip-prinsip umum perencanaan dasar yang biasa digunakan dalam penyusunan

Jembatan Kawasan Industri, yaitu:a. Keadaaan Batas Ultimit

 Adalah aksi yang diberikan pada jembatan yang menyebab-kan sebuah jembatan

menjadi tidak aman. Keadaan Batas ultimit terdiri dari :

a.  Kehilangan keseimbangan statis.

b.  Kerusakan sebagian jembatan.

c.   Keadaan purna-elastis atau purna-tekuk dimana satu bagian jembatan atau

lebih mencapai kondisi runtuh.

d.  Kehancuran dari bahan fondasi yang menyebabkan pergerakan yang

berlebihan atau kehancuran bagian utama jembatan.

b. Keadaan Batas Layan

Keadaan Batas Daya Layan akan tercapai jika reaksi jembatan sampai pada suatu

nilai, sehingga:

a.  Tidak layak pakai

b. Kekhawatiran umum terhadap keamanan

c.  Pengurangan kekuatan

d.  Pengurangan umur pelayanan

c. Umur Rencana

Umur rencana jembatan diperkirakan 50 tahun, kecuali:

a. Jembatan sementara 20 tahun

b. Jemb ata n khus us 100 tahun

d.  Persyaratan Pilar dan Kepala Jembatana.   Gangguan terhadap jalannya air terbatas/seminimal mungkin

b.  Menghindarkan tersangkutnya benda hanyutan

c.  Memperkecil rintangan bagi pelayaran

d.  Letak diusahakan sedapat mungkin sejajar dengan aliran arus banjir

e. Ruang Bebas Vertikal

Paling sedikit 1,0 m antara titik paling rendah bangunan atas jembatan dan tinggi

muka air banjir rencana pada keadaan batas ultimit.

f.  Perkiraan Banjir Rencana

a. Tinggi muka air banjir sesuai dengan debit banjir rencana

b. Untuk perhitungan gerusan, muka air harus merupakan banjir rencana

terendah sesuai banjir rencanac. Untuk perhitungan arus balik, muka air harus merupakan banjir tertinggi sesuai

banjir rencana

g.  Persyaratan Tahan Gempa

Pertimbangan yang harus diperhatikan dalam perencanaan tahan gempa :

a.   Resiko gerakan-gerakan

b.  Reaksi tanah terhadap gempa di lapangan

c.  Sifat reaksi dinamis dari seluruh struktur

h. Pokok-Pokok Perencanaan

Kriteria umum

a.   Kekuatan unsur struktural dan stabilitas keseluruhan

b.   Kelayanan struktural

c.   Keawetan

Page 31: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 31/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

USULAN TEKNIS   IV - 31

d.   Kemudahan konstruksi

e.   Ekonomis dapat diterima

f.   Bentuk estetika

IV.4.2.2. Tahapan Perencanaan

1.   Tahap I

Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjelaskan fungsi

 jembatan, geometri dan beban:

a.   Lebar jembatan dan jumlah jalur

b.   Lebar trotoir

c.   Alinyemen jembatan

d.   Geo metri sungai

e.   Karakteristik aliran sungai

f.   Besaran-besaran tanah

g.   Perlengkapan umumh.   B e b a n j e m b a t a n

i.   Jarak bebas vertikal dan horizontal

 j.   Bangunan atas yang tersedia

2.   Tahap  2

Menggunakan informasi yang terkumpul dalam tahap 1 untuk 

menentukan semua hambatan geometrik pada struktur yang

diusulkan

a.  Alinyemen jalan yang diusulkan

b.  Persyaratan aliran keadaan batas

c.   Po tensi gerusan

d.   Lokasi bahan pondasi dan potensi kelongsoran tebing

e.   Lokasi dan lebar alur utama sungai

f.   Persyaratan konstruksi dan pelaksanaan

g.   Persyaratan pemeliharaan

3.   Tahap 3

Dengan kreatifitas tentukan daftar rencana alternatif terbaik. Dalam

batas hambatan geometrik yang ditentukan dalam tahap 2, dipilih 2

atau 3 kombinasi bangunan bawah/pondasi/bangunan atas yang

memenuhi pokok perencanaan secara baik 

a.   Rancangan percobaan

b.  Jenis dan dimensi bangunan atas dan bangunan bawah

tipikal:

-   Bangunan atas kayu

-   Bangunan atas baja, komposit

-   Bangunan atas beton bertulang

-   Bangunan atas beton prategang

-   Bangunan bawah tanah dengan pondasi langsung, sumuran dan

tiang pancang c.Pilihan alternative

4.   Tahap 4

Page 32: Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

7/26/2019 Usulan Teknis Untuk Pekerjaan Tahap Rencana Detail (DED) Jalan Dan JEMBATAN

http://slidepdf.com/reader/full/usulan-teknis-untuk-pekerjaan-tahap-rencana-detail-ded-jalan-dan-jembatan 32/32

Uraian Pendekatan dan Metodologi

Laksanakan analisis perencanaan sementara untuk alternatif terbaik 

dari tahap 3. Rencana- rencana sementara tersebut memberikan

dimensi yang diperlukan untuk mencapai kekuatan dan tujuan stabilitas

5.   Tahap 5Perkirakan biaya untuk alternatif-alternatif tersebut. Perkiraan biaya

tersebut digunakan untuk menentukan alternatif (bila ada) yang

ekonomis dapat diterima

6.   Tahap 6

Selesaikan rencana sementara yang menghemat biaya dan buatlah:

gambar rencana, laporan perencanaan dan perkiraan biaya yang baru

7.   Tahap 4, 5 dan 6 – Penentuan Perancangan

a.   Perancangan sesuai dengan hasil data yang dikumpulkan

b.   Membuat rancangan alternatif-alternatif c.   Membuat perhitungan perkiraan biaya berdasarkan volume

d.   Pemilihan rancangan akhir

e.   D o k u m e n l e l a n g

IV.5. FASILITAS PENDUKUNG

IV.5.1. Umum

Dalam kegiatan pekerjaan konsultansi ketentuan penggunaan fasilitas pendukung

yang dijamin oleh Pemberi Tugas harus mengacu kepada peraturan yang

dikeluarkan BAPPENAS dan fasilitas pendukung harus sesuai dengan kebutuhandan dipengaruhi oleh durasi pekerjaan.

Biasanya proyek-proyek dengan durasi pendek sampai dengan 6 bulan ada

beberapa fasilitas yang digunakan konsultan namun tidak ada penggantian dari

Pihak proyek seperti ruang kantor dan dengan segala jenis kelengkapan meubeler

kecuali alat kerja dan kelengkapannya.

IV.5.2. Kantor dan Fasilitas

Semua pekerjaan dikerjakan dikantor pusat konsultan yang terletak di Banda Aceh

yang dilengkapi dengan No fax dan telepon yang akan dimuat dalam kontrak dan

dapat dihubungi selama proses pekerjaan berlangsung, sebagai tindakan

monitoring bagi pemberi tugas.

Peralatan yang akan disediakan konsultan dan dapat kompensasi penggantian

biaya sewa dari Pihak Proyek untuk operasional kantor adalah :

1. Komputer 2 unit

2. Printer 2 unit

3. Kendaraan bermotor roda-2

4. Kelengkapan peralatan operasional sesuai dengan ketentuan dalam KAK dan

Kontrak.