usulan strategi makroreformasi birokrasi dan pengawasan nasional pemerintahan jokowi jk
DESCRIPTION
Usulan Strategi MakroREFORMASI BIROKRASI dan PENGAWASAN NASIONAL Pemerintahan Jokowi JKTRANSCRIPT
L/O/G/O
Danang Girindrawardana
Ketua Ombudsman Republik Indonesia
Usulan Strategi Makro
REFORMASI BIROKRASI dan
PENGAWASAN NASIONAL
Pemerintahan Jokowi JK
2014 – 2019
Paparan Ini Untuk Menunjukkan
Sustainability Reformasi Birokrasi dan
Optimalisasi Sistem Pengawasan Nasional
Kabinet Jokowi JK
Beberapa amanat penting UU
terkait Tusi Kementerian PAN & RB
Strategi Makro RB >>
Peningkatan Kualitas YanBlik
Strategi Makro RB >> Penataan
Ranting Kewenangan KL yang
Tumpang Tindih
Strategi Makro RB >> Peningkatan
Kualitas Pelayanan Perijinan
Investasi
Beberapa UU terbaru yang terkait dengan
Tusi Kementerian PAN & RB
UU 17 Th
2007
Tentang
RPJPN
UU 5 Th
2014
Tentang
Aparatur
Sipil
Negara
Amanat UU:
melaksanakan
program Reformasi
Birokrasi s/d Th 2025
UU 25 Th
2009
Tentang
Pelayanan
Publik
Amanat UU : kebijakan standar
yanblik nasional, sistem
informasi yanblik nasional,
internal complaint handling di
setiap KL Pemda
Amanat UU :
kebijakan bidang
pendayagunaan Pegawai
ASN dan Reformasi
Birokrasi
Catatan: Jika dalam rangka perampingan Kabinet, Kementerian PAN RB dihilangkan
atau diturunkan menjadi setingkat Kantor Kepresidenan Urusan Birokrasi, maka
konsekuensinya 3 UU tersebut akan kehilangan pijakan implementatifnya dan program
RB dan Kualitas Pelayanan Publik akan tercabut urgensi dan faktor pemaksanya.
1. Memaksa Kepatuhan Implementasi Standar
Yanblik + Sanksi (Pasal 21, 54-59 UU Yanblik)
2. Optimalisasi Peran Lembaga Negara
Pengawas Eksternal dan Partisipasi Publik
Strategi Makro RB >> Peningkatan Kualitas YanBlik
3. Implementasi UU 5 Th 2014 Tentang ASN
4. Edukasi intensif dan perlindungan PNS
dari kepentingan politik praktis terhadap
jabatan PNS strategik (BKD, Inspektorat)
Penyebab Rendahnya
Kualitas YanblikStrategi Perbaikan Cepat
5. Meningkatkan independensi + kualitas
aparat pengawas internal /inspektorat
6. Metamorfosa KemenPAN RB menjadi
Kementerian Pengawasan dan RB
7. Koordinasi sinergis Inspektorat dengan
Lembaga Negara Pengawas Eksternal dalam
rangka pengawasan KKN dan Yanblik
Minim
Standar
YanblikSkill dan
Mentalitas
BirokrasiLemahnya
Sistem
Pengawasan
Ketidakmampuan
pemerintah me-
realokasi jabatan
struktural -
fungsional, redistrib
usi dan reedukasi
sampai ke tingkat
Pemda
Strategi Makro RB >> Penataan
Kewenangan KL yang Tumpang Tindih
Struktur
arsitektural
Kabinet dan
Lembaga dengan
performansi yang
lebih tinggi
Memangkas
ranting-ranting
kewenangan dan
menggabungkan
KL yg memiliki
pokok kewenangan
sejalan
Identifikasi secara
lebih akurat
tentang ranting-
ranting
kewenangan KL
Nov 2014 s/d Feb
2015
Maret 2015 s/d Desember
2015
Januari 2016 dan seterusnya
melanjutkan agenda RB
Agenda reformasi birokrasi bukan berarti merombak total
kelembagaannya (rumahnya) tetapi revolusi mental (bahasa p.Jokowi)
perilaku aparatur (penghuninya) sehingga muncul kemauan
memangkas ranting-ranting kewenangan tumpang tindih yang bisa
dilakukan selama proses pemerintahan berjalan sehingga tidak
menimbulkan kerumitan di awal pemerintahan.
Kelemahan Kementerian
Koordinator:
Kementerian Koordinator tidak memiliki
cukup kewewenangan kontrol batas
terhadap produk-produk hukum
setingkat Menteri atau setingkat Dirjen
meskipun dibawah
koordinasinya, sehingga berbagai
Permen dan Perdirjen lolos berlaku
yang mengakibatkan ketidaksinkronan
implementasi kebijakan Presiden dan
rendahnya sinergisitas antar
Kementerian untuk mencapai target
pembangunan.
Misalnya: berbagai overlapping dan
duplikasi prosedur perijinan investasi
yang dikeluarkan oleh Kementerian
Sektor.
Strategi perbaikan:
1. Peningkatan kewenangan kontrol
batas oleh Kementerian Koordinator
terhadap produk-produk hukum oleh
Kementerian Sektor dan jajaran
dibawah koordinasinya.
2. Peningkatan fungsi dan kewenangan
Kementerian Koordinator sebagai
pencegah regulasi yang anti bisnis.
3. Kementerian Pengawasan dan RB
melakukan debiroktratisasi dan
deregulasi proses perijinan investasi
dan non investasi
4. Optimalisasi fungsi BKPM dalam
rangka pelayanan perijinan
investasi tingkat nasional.
Optimalisasi Pengawasan dan
Pengendalian Perijinan Investasi
Melalui penguatan tupoksi Kementerian
Koordinator , Kementerian Pengawasan dan RB, serta BKPM
Strategi Makro RB >> Peningkatan
Kualitas Pelayanan Perijinan Investasi
Pelayanan
Terpadu Satu
Pintu Perijinan
Investasi Skala
Nasional
Pelayanan
Terpadu Satu
Pintu Perijinan
Investasi Skala
Provinsi
Pelayanan
Terpadu Satu
Pintu Perijinan
Investasi Skala
Kabupaten Kota
BKPMPTSP KAB
KOTA
PTSP Provinsi
Reposisi Pemusatan pelayanan perijinan (terutama dalam sektor investasi)
akan mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik dan pertumbuhan
daya saing bangsa.
Stake Holder
OPTIMALISASI PENGAWASAN
ORI
Partisipasi
KPKPengawas
Eksternal
Pemohon
Pengawas Internal
yang Independen
dan akuntabel
Pengawas
Eksternal
MasyarakatPenyelenggara
Perijinan Investasi
dan Non Investasi
(BKPM & PTSP)
L/O/G/O
Thank You!
Danang Girindrawardana
Ketua Ombudsman Republik Indonesia