ustek metodologi sid sawah
Post on 19-Jan-2016
361 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Metodologi Pelaksanaan SID Cetak SawahTRANSCRIPT
Proposal Teknik Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Geojaya Teknik Page 4/1
BAB 4 PENDEKATAN DAN METODOLOGI
PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1 PENDEKATAN TEKNIS DALAM PERLUASAN SAWAH
Kegiatan perluasan sawah diarahkan pada lahan irigasi, lahan rawa dan lahan tadah hujan dengan mengikuti norma, standar teknis, prosedur dan criteria. Pendekatan teknis akan tergambar secara jelas pada tahapan pelaksanaan pekerjaan.
Secara sederhana tahapan pelaksanaan pekerjaan SID Perluasan Sawah meliputi : 1. Survey dan Investigasi. 2. Pelaksanaan Desain
a. Pembuatan Peta Situasi Lokasi b. Pekerjaan Pengukuran dan Pembuatan Peta Dasar Teknis c. Pembuatan Peta Topografi d. Pembuatan Peta Rancangan (Desain) skala 1 : 1000.
3. Spesifikasi teknis Perluasan Sawah 4. Perhitungan Biaya Konstruksi Peluasan Sawah 4.2 KETENTUAN DALAM PERLUASAN SAWAH
4.2.1 Perluasan Sawah Pada Lahan Beririgasi
a. Norma Perluasan sawah pada lahan beririgasi merupakan upaya untuk menambah baku lahan sawah yang dilakukan didaerah irigasi baik irigasi teknis, setengah teknis maupun irigasi desa yang sudah mempunyai jaringan irigasi sampai pada tingkat tersier atau akan dibangun jaringan tersebut yang selesainya bersamaan dengan selesainya sawah dicetak. Pembukaan lahan baru ini dilakukan dalam satu hamparan sehingga dapat terairi seluruhnya. Lahan harus berada pada kawasan budidaya dan bukan berada pada kawasan hutan lindung.
Proposal Teknik Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Geojaya Teknik Page 4/2
b. Standar Teknis Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan irigasi adalah : Berada pada satu hamparan dengan luas > 10 hektar. Lebih diutamakan / diperioritaskan pada lahan dengan kemiringan lahan <
5%. Dekat dari pemukiman.
c. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan irigasi adalah : Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL). Survei/ Investigasi. Penetapan Lokasi. Desain. Konstruksi (Land Clearing dan Land Leveling). Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru.
d. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan irigasi adalah : Tersedia air irigasi dalam jumlah yang cukup minimal untuk satu kali musim
tanam. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah berdasarkan ketentuan dan kriteria
yang berlaku. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. Apabila belum ada
kelompok tani, para petani tersebut bersedia untuk membentuk kelompok tani kegiatan perluasan sawah.
Status kepemilikan tanah sudah jelas dan tidak sengketa/tumpang tindih dengan program/kegiatan lainnya.
Luas kepemilikan lahan maksimum 2 Ha/ KK. Petugas penyuluh pertanian lapangan sudah ada. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa. Diutamakan pada lahan bervegetasi ringan atau sedang.
4.2.2 Perluasan Sawah Lahan Rawa
a. Norma
Perluasan Sawah pada lahan rawa merupakan upaya untuk menambah baku lahan sawah yang dilakukan di daerah rawa yang sudah mempunyai dan atau rencana pengembangan jaringan drainase sampai pada tingkat tersier. Lahan
Proposal Teknik Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Geojaya Teknik Page 4/3
harus berada pada kawasan budidaya dan bukan berada pada kawasan hutan lindung.
b. Standar Teknis
Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan rawa adalah : Berada pada satu hamparan. Luas satu hamparan 10 hektar. Lahan dengan kedalaman pirit dengan kisaran minimal antara 50-60 cm. Dekat dengan pemukiman.
c. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan rawa adalah : Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL). Survei/ Investigasi. Penetapan Lokasi. Desain. Konstruksi (Land Clearing, Land Leveling). Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru.
d. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan rawa adalah : Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah rawa pasang surut dan atau
lebak berdasarkan ketentuan dan criteria yang berlaku. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. Status petani jelas bisa pemilik penggarap atau penggarap.
Luas lahan pemilik penggarap atau penggarap maksimum 2 Ha/ KK. Petugas lapangan sudah ada.
Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.
4.2.3 Perluasan Sawah Tadah Hujan
a. Norma
Perluasan sawah tadah hujan merupakan upaya untuk menambah baku lahan sawah yang dilakukan didaerah tadah hujan yang belum dimanfaatkan dan mempunyai curah hujan yang cukup untuk pertumbuhan tanaman padi serta potensi sumber-sumber air lainnya yang dapat dikembangkan untuk mendukung pengairan pada lokasi tersebut. Lahan harus berada pada kawasan budidaya dan bukan berada pada kawasan hutan lindung.
Proposal Teknik Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Geojaya Teknik Page 4/4
b. Standar Teknis
Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah : Berada pada satu hamparan. Luas satu hamparan > 10 hektar. Lebih diutamakan / diperioritaskan pada lahan dengan kemiringan lahan <
5%. Dekat dari pemukiman.
c. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah : Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL). Survei/ Investigasi. Penetapan lokasi Desain Konstruksi Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru
d. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan tadah hujan adalah : Mempunyai bulan basah > 3 bulan terutama yang tersedia air untuk 1 kali
tanam setahun. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah tadah hujan berdasarkan
ketentuan dan kriteria yang berlaku. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. Status petani jelas bisa sebagai pemilik penggarap atau penggarap. Luas lahan pemilik dan penggarap maksimum 2 Ha/ KK. Petugas lapangan sudah ada. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa (dapat dilalui oleh kendaraan
roda 4)
4.3 SURVEY DAN INVESTIGASI
Survey Investigasi Desain (SID) Percetakan Sawah dilaksanakan setelah dilakukan survey inventarisasi sehingga calon lokasi pengembangan sudah dipilih . Data yang diperlukan dalam pekerjaan ini meliputi data primer dan data sekunder.
Proposal Teknik Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Geojaya Teknik Page 4/5
4.3.1 Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder
Data primer atau data lapangan didapatkan dari pengukuran secara langsung di lapangan baik dengan memakai alat ukur maupun tidak. Metode pengumpulan data primer disesuaikan dengan jenis data yang akan dikumpulkan. Data yang dikumpulkan antara lain meliputi : 1. Data Koordinat Bumi. Data koordinat bumi yang dibutuhkan dalam pekerjaan yaitu :
system koordinat geografis (derajat, menit , detik), system koordinat geografis ( derajat decimal) dan system koordinat UTM (jarak). Pengambilan dan pengukuran titik- titik koordinat pad pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System).
2. Data Pengamatan Topografi dan Morfologi. 3. Data Pengamatan Geologi dan Litologi. 4. Pengambilan Dokumentasi Foto 5. Data Sosial Ekonomi ; data kependudukan , perhubungan dan transportasi,
kepemilikan tanah dan perundangan. 6. Data Kuisioner ; data kuisioner perlu disiapkan secara ringkas tetapi jelas. Pengisisan
data kuisioner dapat dilakukan melalui wawancara dengan petani dan observasi langsung dilapangan. Kuisioner yang dibuat berisikan data-data antara lain sebagai berikut : a. Nama pemilik lahan dan penggarapnya. b. Keadaan umum lahan calon lokasi. c. Keadaan jalan dan jembatan. d. Prasarana usahatani (jalan usahatani, jembatan, jalan dan gorong-gorong). e. Kelembagaan pertanian (BPP, P3A, PPL, KUD, dan kelompok tani). f. Peranan PPL
Data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber khususnya dari instansi-instansi terkait serta dari berbagai pustaka yang relevan dengan penelitian baik berupa laporan peenelitian sebelumnya, data statistik, peta dan berbagai informasi lainnya. Data-data sekunder yang diperlukan antara lain adalah : 1. Data Vektor ; data sekunder yang bersifat vector atau grafis adalah peta, baik itu peta
topografi maupun peta tematik lainnya. Sumber data bisa didapatkan pada Bakosurtanal, Bappeda dan dinas terkait. Peta-peta dasar yang dikumpulkan antara lain : a. Peta Administrasi b. Peta Topografi c. Peta Geologi d. Peta Penggunaan Lahan. e. Dan peta-peta lainnya.
Proposal Teknik Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Geojaya Teknik Page 4/6
2. Data Tekstual ; didapatkan pada dinas terkait seperti: Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Metereologi dan Geofisika (BMG), Dinas Pekerja Umum (PU), Dinas Pertanian. Data yang dibutuhkan antara lain yaitu : a. Data curah hujan, temperature dan hari hujan. b. Data kependudukan. c. Data potensi desa dan kecamatan d. Daftar harga satuan dan bahan upah setempat. e. Data laporan kegiatan terdahulu (bila ada ). f. Informasi kegiatan fisik yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum termasuk
keadaan jaringan tata air.
3. Kebijakan/Regulasi/Pengatuaran meliputi : a. Kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan