ustek foto udara
Post on 16-Oct-2015
266 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional menyebutkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan harus direncanakan
berdasarkan data baik spasial dan nonspasial serta informasi lainnya yang akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan di daerah
harus berdasarkan pada data dan informasi, termasuk data dan informasi spasial, serta
pemerintah daerah harus membangun sistem informasi daerah yang terintegrasi secara
nasional.
Lebih lanjut, dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 menegaskan bahwa aspek
wilayah/spasial haruslah diintegrasikan ke dalam dan menjadi bagian dari kerangka
perencanaan pembangunan di semua tingkatan pemerintahan.
Kabupaten Nunukan yang terletak antara 115 33' 00 sampai dengan 118 03' 00
Bujur Timur dan 03 15' 00" sampai dengan 04 24' 55" Lintang Utara merupakan
wilayah paling utara dari Propinsi Kalimantan Timur. Posisinya yang berada di daerah
perbatasan Indonesia - Malaysia menjadikan Kabupaten Nunukan sebagai daerah yang
strategis dalam peta lalu lintas antar negara.
Wilayah Kabupaten Nunukan di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Negara
Malaysia Timur-Sabah, sebelah Timur dengan Laut Sulawesi, sebelah Selatan dengan
Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau, sebelah Barat berbatasan langsung
dengan Negara Malaysia Timur-Serawak.
2
PT. MULTIDECON INTERNAL
Kabupaten yang berdiri pada tahun 1999 ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten
Bulungan dengan luas wilayah 14.263,68 km2. Kabupaten ini memiliki 10 sungai dan 17
pulau. Sungai terpanjang adalah Sungai Sembakung dengan panjang 278 km sedangkan
Sungai Tabur merupakan sungai terpendek dengan panjang 30 km.
Topografi Kabupaten Nunukan cukup bervariasi, kawasan perbukitan terjal terdapat di
sebelah utara bagian barat, perbukitan sedang di bagian tengah dan dataran
bergelombang landai di bagian timur memanjang hingga ke pantai sebelah timur.
Perbukitan terjal di sebelah utara merupakan jalur pegunungan dengan ketinggian 1.500
m-3.000 m di atas permukaan laut. Kemiringan untuk daerah dataran tinggi berkisar
antara 8 - 15%, sedangkan untuk daerah perbukitan memiliki kemiringan yang sangat
terjal, yaitu di atas 15%. Dengan demikian kemiringan rata-rata berkisar antara 0 - 50%.
Pesatnya perkembangan pembangunan infrastruktur dan peningkatan jumlah penduduk
di Kabupaten Nunukan berdampak bagi pemanfaatan ruang dan lahan yang ada. Secara
umum beberapa fungsi penggunaan lahan yang perlu dilakukan pengawasan dan
evaluasi serta manfaat keberadaan peta foto udara ini adalah antara lain mengenai :
pelebaran/penambahan jalan, perubahan/penambahan bangunan, berdirinya kawasan
baru (perumahan, industri, pariwisata), ketersediaan RTH, Pemanfaatan lahan pertanian,
jumlah kawasan terbangun dan ketersediaan lahan belum terbangun yang menjadi
kawasan perencanaan penggunaan ruang kedepannya, hingga pemantauan dan
penegasan terhadap batas wilayah. Baik itu batas wilayah antar desa atau kelurahan,
kecamatan didalam wilayah Kabupaten Nunukan sendiri maupun batas wilayah dengan
kabupaten/kota yang berbatasan .
Cepatnya perubahan kondisi di lapangan dan terbatasnya waktu dalam pembuatan
suatu peta, memberikan konsekuensi diterapkannya teknologi komputer dalam proses
pembuatan peta. Proses pemetaan dilakukan melalui proses yang melibatkan media
Foto Udara, Citra Satelit dengan teknologi pencitraan permukaan bumi untuk
3
PT. MULTIDECON INTERNAL
mendapatkan gambaran kenampakannya dengan teknologi Pencitraan Pesawat Udara
atau Ruang Angkasa (Space Imaging), dengan didukung oleh teknolologi penentuan
posisi secara teliti dengan Global Positioning System (GPS) untuk pengukuran koordinat
dengan berbagai pilihan software untuk melakukan pengolahan data spasial dari data
mentah menjadi data digital dan diolah menjadi database dalam sistem informasi
geografis (SIG) sebagai sumber data bagi pembuat kebijakan dalam pengambilan
keputusan.
Mengingat wilayah Kabupaten Nunukan mempunyai cakupan yang cukup luas maka
untuk mengadakan peta dengan skala yang besar diperlukan teknologi dan waktu dalam
pelaksanaan pekerjaan yang relatif yang tidak sedikit. Tingkat tutupan awan atau cloud
cover yang tinggi diatas wilayah Kabupaten Nunukan ini menjadikan foto udara sebagai
teknologi pemetaan yang memiliki peluang keberhasilan perolehan data spasial yang
cukup baik tentunya dengan mempertimbangkan juga faktor-faktor keterbatasan atau
toleransi dari teknologi foto udara yang ada.
Pembuatan Peta Mozaik Pulau Nunukan di Kabupaten Nunukan skala 1: 5.000 dengan
system sistem Proyeksi Transverse Mercator dan Sistem Koordinat Universal Transverse
Mercator ini menjadi penting sebagai referensi data spasial atau keruangan bagi
kegiatan perencanaan, pengembangan, monitoring, dan evaluasi penggunaan lahan
diseluruh instansi pemerintah di Kabupaten Nunukan. Kedepan sumber data spasial ini
akan menjadi data dasar spasial dalam pengembangan Sistem Informasi Geografis (SIG)
dan analisa data spasial lainnya yang dibutuhkan pengambil keputusan dalam
merumuskan suatu kebijakan daerah di wilayah Kabupaten Nunukan.
1.2. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
4
PT. MULTIDECON INTERNAL
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang untuk Tingkat Ketelitian
Peta untuk Penataan Ruang Wilayah ;
1.3. Maksud & Tujuan
1.3.1. Maksud
Maksud diadakan kegiatan ini adalah :
Melakukan Pekerjaan Pemotretan Udara Digital yang disertai pemetaan photogrametris
dan dengan spesifikasi yang sesuai untuk Pekerjaan Pemetaan skala 1:5.000 dengan
cakupan wilayah Pulau Nunukan di Kabupaten Nunukan
1.3.2. Tujuan
Tujuan dari Kegiatan ini adalah :
1. Digunakan sebagai sumber basisdata spasial wilayah dalam hal untuk
percepatan rencana detil tata ruang di kawasan koridor perluasan dan
pengembangan pembangunan serta pengelolaan wilayah Pulau Nunukan.
2. Menyediakan data spasial yang memenuhi unsur kekinian dan akurasi data
terkini dengan format digital dalam sistem Proyeksi Transverse Mercator dan
Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator dari mozaik Foto Udara.
3. Dimilikinya Peta Kabupaten Nunukan Skala 1 : 5.000 dengan sistem Proyeksi
Transverse Mercator dan Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator
Sebagai data dasar untuk perencanaan dan pengembangan, analisa dan
evaluasi penggunaan dan pemanfaatan lahan dalam wilayah administrasi di
Pulau Nunukan Kabupaten Nunukan.
1.4. Sasaran
Sasaran Pembuatan Foto Udara adalah :
1. Sebagai sumber basisdata spasial wilayah Kabupaten Nunukan
5
PT. MULTIDECON INTERNAL
2. Peta Kabupaten Nunukan Skala 1 : 5.000 dengan sistem Proyeksi Transverse
Mercator dan Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator Sebagai data
dasar untuk perencanaan dan pengembangan, analisa, dan evaluasi
penggunaan dan pemanfaatan lahan dalam wilayah administrasi di Kabupaten
Nunukan
3. Menyediakan data spasial yang memenuhi unsur kekinian dan akurasi data
terkini dengan format digital dalam sistem Proyeksi Transverse Mercator dan
Sistem Koordinat Universal Transverse Mercator dari mozaik foto udara.
1.5. Volume Pekerjaan
Total volume pekerjaan adalah seluas 23.190,00 Ha untuk mendapatkan peta skala 1:
5.000
1.6. Lingkup Pekerjaan
1. Melakukan pemotretan wilayah Pulau Nunukan, Kabupaten Nunukan seluas
23.000 Ha dengan menggunakan metode Foto Udara.
2. Membuat Peta Mozaik foto udara Kabupaten Nunukan skala 1 :5.000 dengan
sistem Proyeksi Transverse Mercator dan Sistem Koordinat Universal
Transverse Mercator.
1.7. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah pekerjaan meliputi daerah administrasi Pulau Nunukan,
Kabupaten Nunukan
1.8. Laporan
Untuk masing-masing tahapan pekerjaan, laporan dibuat secara berkala yang terdiri
dari laporan pendahuluan, laporan survey setelah pekerjaan selesai, dan laporan
akhir .
Pelaporan terdiri dari :
6
PT. MULTIDECON INTERNAL
Laporan Pendahuluan dibuat diawal pelaksanaan pekerjaan yang
menyatukan visi dari Spesifikasi Teknis dari pemberi Pekerjaan dan Proposal
yang di sampaikan
Laporan Bulanan
Laporan Antara
Laporan Akhir
Laporan akhir dibuat sebagai tahap akhir pelaksanaan pekerjaan pemetaan
yang berisi antara lain:
- Metode dan Prosedure Pelaksanaan.
- Kemajuan pekerjaan untuk setiap proses yang dilaksanakan.
- Data-data teknis pada setiap sub proses pekerjaan.
- Mekanisme Kontrol Kualitas yang dilaksanakan.
- Analisa Produk yang dihasilkan.
- Kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan.
- Kesimpulan dan saran terhadap hasil pekerjaan.
1.9. Hasil Yang harus diserahkan