ustek ded jln dalam

Upload: moeh-lymen-moes

Post on 02-Jun-2018

310 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    1/114

    1.1. LATAR BELAKANG

    Kabupaten --------------------- dengan status sebagai salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi

    Sumatera Selatan maka Kabupaten --------------------- mempunyai kesempatan untuk membangun

    wilayahnya.

    Dengan kewenangan untuk mengatur keuangan daerah maka Kabupaten ---------------------

    memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang perekonomian

    masyarakatnya. Salah satu program tersebut adalah pembangunan jalan dan Jembatan, dimana

    Dinas Pekerjaan Umum ina !arga Kabupaten --------------------- mempunyai program se"ara detail.

    Salah satu usaha pembangunan saat ini adalah Kegiatan Peren"anaan #eknis Jalan dan Jembatan

    Dinas PU. ina marga Kabupaten --------------------- #ahun $nggaran %&'& melalui Dinas PU ina

    !arga Kabupaten ---------------------, yang akan melaksanakan Pembangunan sejumlah ruas jalan

    dalam Kabupaten dan Kota. $gar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan,maka pada tahun %&'& diadakan tender peren"anaan (pengadaan jasa konsultan peren"anaan

    #eknis).

    Program Pembinaan Jaringan Jalan dan Jembatan merupakan salah satu upaya Pemerintah

    dalam menunjang pen"apaian sasaran Pembangunan *asional yang pelaksanaannya di tersebar

    di ruas jalan Kabupaten ---------------------. Salah satu kegiatan tersebut adalah +

    -------------------------------.

    Pembinaan Jaringan Jalan dan Jembatan sangat terkait dengan pemerataan pembangunan

    beserta hasil-hasilnya melalui Pengembangan Prasarana Jalan dan Jembatan yang bertujuan

    untuk meningkatkan kondisi jalan dan Jembatan sesuai dengan tuntutan laju pertumbuhan lalu

    lintas yang di akibatkan oleh perkembangan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

    ---------------------.

    Usulan Teknis 1

    BABBAB

    11

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    2/114

    $dapun jenis kegiatan yang akan dilakukan adalah +

    '. #ahun $nggaran + %&'&

    %. Sumber Dana + $PD

    . Pekerjaan + -------------------------------

    . /okasi Proyek + Kabupaten ---------------------

    0. 1aktu + (empat) bulan

    1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

    1.2.1. SECARA UMUM

    !aksud diadakannya Pengadaan Jasa Konsultan ini adalah untuk membantu kegiatan

    peren"anaan pembangunan jalan (Peren"anaan #eknis) dalam pelaksanaan peren"anaan

    teknis jalan.

    #ujuan pokok dari pekerjaan ini adalah melaksanakan peren"anaan teknis jalan,

    pembuatan dokumen peren"anaan teknis jembatan (gambar ren"ana, 22 3 Spesi4ikasi)

    dan Dokumen tender pekerjaan 4isik.

    1.2.2. SECARA KHUSUS

    #ujuan dari Pekerjaan ini adalah penyiapan Dokumen ------------------------------- dan

    dokumen lelang.

    1.3. JENIS DAN RUANG LINGKUP JASA KONSULTAN

    1.3.1. JENIS JASA YANG DIPERLUKAN

    Jenis Jasa Konsultan adalah Pekerjaan + -------------------------------.

    1.3.2. LINGKUP KEGIATAN

    /ingkup Kegiatan ini adalah +

    a. !elaksanakan Peren"anaan #eknis.

    b. !embantu dalam 5eview Design.

    c. !embuat /apaoran (5eport) perkembangan pekerjaan.

    d. !engadakan kerjasama dengan sta4 Proyek dan, Pimpinan Proyek dalam hal-hal

    masalah teknis.

    Usulan Teknis 2

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    3/114

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    4/114

    BAB " : RENCANA KERJA

    Dalam bab ini disusun program kerja berdasarkan pada pendekatan dan metodologi yang

    diberikan dalam bab , Personil Konsultan dan Sistem Pelaporan Proyek, ab ini juga menjelaskan

    Struktur 6rganisasi Konsultan, Da4tar #enaga $hli, Uraian #ugas Setiap #enaga $hli (Job

    Des"ription) serta tanggung jawab masing-masing dalam posisi penugasannya serta Sistem

    Pelaporan.

    BAB # : TENAGA AHLI DAN TANGGUNG JA$AB

    Dalam bab ini menguraikan tentang kuali4ikasi tenaga ahli konsultan yang diusulkan beserta tugas

    dan tanggung jawabnya terhadap pekerjaan.

    BAB % : ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Pada bagian ini menjelaskan struktur organisai proyek konsultan.

    BAB 1& : PELAPORAN

    Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai laporan yang harus dan akan dibuat oleh konsultan

    peren"ana.

    BAB 11 : FASILITAS PENDUKUNG

    Dalam bab ini menguraikan mengenai 4asilitas pendukung yang dibutuhkan konsultan dalam

    melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

    BAB 12 : PENUTUP

    Dalam bab ini menguraikan harapan dan kesungguhan konsultan untuk melaksanakan pekerjaan

    yang dilelang.

    Usulan Teknis 4

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    5/114

    Usulan #eknis ini disiapkan dalam rangka memenuhi Persyaratan dalam pekerjaan

    -------------------------------.

    $"uan yang digunakan dalam penyusunan Usulan #eknis ini bertitik tolak dari pengertian dan

    penguasaan konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK), Setelah mengikuti 5apat

    Penjelasan Pekerjaan ( $anwij9ing ) dan mempelajari Dokumen Pekerjaan dan erita $"ara

    Penjelasan PekerjaanKegiatan ($anwij9ing), kami CV. ????????????????? yang telah

    mempunyai pengalaman dalam kegiatan studi, supervisi dan peren"anaan pada umumnya, serta

    dalam Peren"anaan Prasarana #ransportasi pada khususnya berkesimpulan untuk ikut

    berpartisipasi dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang tersebut diatas.

    Dokumen usulan teknis ini merupakan bagian dari keseluruhan usulan yang kami ajukan dalam

    mengajukan penawaran untuk melaksanakan pekerjaan ------------------------------- tersebut. Untuk

    tujuan ini Konsultan telah menyusun ren"ana program kerja untuk pelaksanaan pekerjaan,

    konsultan juga telah menyusun tenaga-tenaga yang akan ditugaskan di lapangan dan di studio

    kerja.

    Usulan Teknis 5

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    6/114

    2.1. LATAR BELAKANG

    CV. ?????????????????merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konsultansi

    teknik yang men"akup berbagai bidang konsultansi dimulai dari studi kelayakan, penyelidikan

    tanah, peren"anaan akhir sampai bidang pengawasan pelaksanaan pembangunan.

    CV. ?????????????????terbentuk atas dukungan beberapa tenaga sarjana teknik dari berbagai

    disiplin ilmu yang mempunyai pengalaman dibidangnya masing-masing dengan maksud dan tujuan

    memberikan pelayanan jasa konsultansi teknik kepada masyarakat dan sebagai mitra kerja

    Pemerintah 5epublik :ndonesia.

    CV. ?????????????????merupakan perusahaan Konsultan yang berdiri dan berkembang di

    Palembang serta sebagai mitra kerja Pemerintah Daerah di dalam melaksanakan pembangunan di

    berbagai bidang khususnya dalam bidang jasa konsultansi teknik.

    CV. ????????????????? telah berpengalaman melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dibawah

    naungan Kementerian Pekerjaan Umum dan telah berulangkali membina hubungan kerjasama

    dengan konsultan-konsultan lainnya.

    CV. ????????????????? adalah perusahaan konsultan yang akan berkembang terus dan

    mengikuti arus pembangunan di *egara 5epublik :ndonesia yang tak akan pernah berhenti.

    Usulan Teknis 6

    BABBAB

    22

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    7/114

    2.2. LINGKUP LAYANAN

    Pembangunan di :ndonesia dilaksanakan sejak berdirinya *egara 5epublik :ndonesia hingga

    sekarang ini, Pemerintah 5epublik :ndonesia terus melakukan pembangunan hingga ter"apainya"ita-"ita masyarakat adil dan makmur.

    Pembangunan ini tidak akan pernah berhenti dan akan berjalan terus sepanjang tahun, untuk itu

    Pemerintah :ndonesia memerlukan partner atau mitra kerja yang dapat diper"aya dalam membantu

    terlaksananya program-program pembangunan yang telah dijadwalkan supaya selesai tepat pada

    waktunya dengan mutu pekerjaan yang dapat dipertanggung jawabkan.

    Dalam kaitannya dengan hal tersebut diatas CV. ?????????????????ikut berperan di dalam

    peran"angan dan peren"anaan serta pengawasan terhadap proyek-proyek yang telah

    diprogramkan.

    #entunya didalam peran serta ini CV. ?????????????????didukung oleh tenaga-tenaga yang

    telah berpengalaman dibidangnya masing-masing.

    5uang /ingkup Pekerjaan yang dilayani CV. ????????????????? antara lain adalah sebagai

    berikut +

    Peren"anaan Umum

    Studi Kelayakan

    Peren"anaan #eknik

    Pengawasan

    Penelitian

    Sedangkan bidang pekerjaan yang telah dan dapat dilayani adalah sebagai berikut +

    '. idang pekerjaan Umum dengan Sub idang Pekerjaan

    angunan ;edung dan Pabrik

    Jalan dan Jembatan

    Pengawasan Supervisi

    endungan dan 1aduk

    Sungai dan 5awa

    Usulan Teknis 7

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    8/114

    %. idang #ransportasi dengan Sub idang Pekerjaan +

    Sarana dan Prasarana #ransportasi Darat

    Sarana dan Prasarana #ransportasi /aut

    Sarana dan Prasarana #ransportasi Udara

    Sarana dan Prasarana #ransportasi Sungai dan Penyeberangan

    Sarana dan Prasarana Jalan dan Jembatan

    . idang Pertanian dengan Sub idang Pekerjaan +

    Perkebunan #anaman Keras

    Perkebunan #anaman Pangan

    Peternakan

    Kehutanan

    Konservasi dan Penghijauan

    /ingkungan

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    9/114

    3.1. LATAR BELAKANG

    Kabupaten --------------------- dengan status sebagai salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi

    Sumatera Selatan maka Kabupaten --------------------- mempunyai kesempatan untuk membangun

    wilayahnya.

    Dengan kewenangan untuk mengatur keuangan daerah maka Kabupaten ---------------------

    memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang perekonomian

    masyarakatnya. Salah satu program tersebut adalah pembangunan jalan dan Jembatan, dimana

    Dinas Pekerjaan Umum ina !arga Kabupaten --------------------- mempunyai program se"ara detail.

    Salah satu usaha pembangunan saat ini adalah Kegiatan Peren"anaan #eknis Jalan dan Jembatan

    Dinas PU. ina marga Kabupaten --------------------- #ahun $nggaran %&'& melalui Dinas PU ina

    !arga Kabupaten ---------------------, yang akan melaksanakan Pembangunan sejumlah ruas jalan

    dalam Kabupaten dan Kota. $gar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan,

    maka pada tahun %&'& diadakan tender peren"anaan (pengadaan jasa konsultan peren"anaan

    #eknis).

    Program Pembinaan Jaringan Jalan dan Jembatan merupakan salah satu upaya Pemerintah

    dalam menunjang pen"apaian sasaran Pembangunan *asional yang pelaksanaannya di tersebar

    di ruas jalan Kabupaten ---------------------. Salah satu kegiatan tersebut adalah +

    -------------------------------.

    Pembinaan Jaringan Jalan dan Jembatan sangat terkait dengan pemerataan pembangunan

    beserta hasil-hasilnya melalui Pengembangan Prasarana Jalan dan Jembatan yang bertujuan

    untuk meningkatkan kondisi jalan dan Jembatan sesuai dengan tuntutan laju pertumbuhan lalu

    lintas yang di akibatkan oleh perkembangan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

    ---------------------.

    Usulan Teknis 9

    BABBAB

    33

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    10/114

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    11/114

    3.3.2. L0*65; P)),,* J,/, K-*/587,*/0 +,* T)*0/ P)8,/,*,,*

    a. ------------------------------- tersebut dapat dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu +

    = Persiapan dan !obilisasi>

    = Penyusunan 5en"ana Kerja>= Survey Pendahuluan>

    = Survey #opogra4i>

    = Pengumpulan Data lapangan>

    = $nalisa data lapngan, Peren"anaan dan Penggambaran

    = ;ambar #eknik>

    = Dokumen Pelelangan.

    b. Selama berlangsungnya pekerjaan, setiap kemajuan pekerjaan sesuai dengan

    lingkup tugasnya harus dilaporkan kepada Pelaksana Kegiatan.

    ". Setiap hasil peren"anaan konstruksi jalan dan jembatan diketahui dan disetujui oleh

    Pelaksana Kegiatan.

    d.

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    12/114

    a. Proffesional Staff

    '. Kepala #eam (#eam /eader) ............................................................. ( ' orang )

    %. $hli Jalan 5aya .................................................................................. ( ' orang )

    3. $hli ;eoteknik .................................................................................... ( ' orang ). $hli 2stimasi iaya ............................................................................ ( ' orang )

    b. Sub Proffesional Staff

    '. $ss. $hli Jalan 5aya ......................................................................... ( ' orang )

    %. $ss. $hli ;eoteknik ........................................................................... ( ' orang )

    . $ss. $hli 2stimasi iaya...................................................................... ( ' orang)

    c. Technician

    1. Sekretaris ......................................................................................... ( ' orang )

    2. Surveyor.............................................................................................. ( % orang )

    3. 6perator $uto"ad ............................................................................... ( ' orang )

    . 6perator Komputer ............................................................................ ( ' orang )

    3.. JENIS LAPORAN YANG AKAN DISERAHKAN

    Salah satu lingkup pekerjaan Konsultan dalam hal penyampaian laporan peren"anaan,

    permasalahan - permasalahan dan "ara penyelesaian teknisnya maka pelaporan tersebut akan

    tertuang dalam dokumen yang akan dibuatdisiapkan oleh tenaga ahli konsultan dan diserahkan

    kepada Pelaksana Kegiatan. Pelaporan - pelaporan yang akan disiapkan tersebut antara lain +

    a. Laoran Pendahuluan

    !erupakan laporan hasil survey pendahuluan dimana ter"antum semua data yang diperoleh

    dalam survey pendahuluan termasuk data relokasi, harga satuanupah, lokasi material (jenis

    kapasitas), 4oto-4oto dokumentasi.

    b. Laoran !ulanan

    !erupakan hasil pelaksanaan pekerjaan pada bulan yang lalu dan ren"ana pada bulan yang

    akan datang berisi"

    Usulan Teknis 12

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    13/114

    '. Perubahan lingkup dan jadwal bila ada>

    %. 5en"ana kegiatan meliputi seluruh masa pelaksanaan pendekatan pekerjaan, aspek logistik

    dan keuangan>

    . Kesimpulan umum>

    c. Konse Laoran !ulanan

    /aporan ini dibuat pada waktunya untuk memberikan kesempatan pada KantorSatuan

    KerjaProyek untuk menanggapi dan membahas dalam rangka menyiapkan laporan akhir.

    d. Laoran Akhir

    '. /aporan akhir ini harus merangkum tanggapan dan perubahan yang disepakati dan meliputi+

    - Kesimpulan dan saran ( 2@e"utive Summary )

    - Kesimpulan dan saran ini harus di dahului dengan surat penyerahan laporan yang

    menyatakan pokok-pokok kesimpulan dan saran.

    %. agian Pokok yang memuat uraian dan hasil pelaksanaan jasa.

    . ;ambar dan spesi4ikasi sebagaimana yang diperlukan (misalnya gambar pendahuluan,

    denah umum, gambar lelang, gambar terbangunterpasang.

    . $nalisa menyeluruh yang lebih rin"i dan luas pada masing-masmg bidang dapat disajikan

    sebagai tambahan. #ambahan ini harus dibatasi pada pada hal-hal yang perlu untuk

    mendukung kebenaran laporan utama. $nalisa lainnya dan berikut kertas kerja harusdisajikan dalam jilid terpisah.

    0. /aporan ini juga harus men"akup 4akta dan dokumentasi yang menggambarkan pendekatan

    dan metodologi yang dipilih oleh konsultan dalam memberikan jasa.

    e. #ambar $encana A%

    f. Pedoman, &atatan Teknis dan Petunjuk Penggunaan ('okumen Pelelangan)

    Pedoman, "atatan teknis dan petunjuk ini meliputi kriteria peren"anaan dan laporan lain yang

    diperlukan. $pabila Kerangka $"uan Kerja men"akup juga membuat desain, harus

    disampaikan pula *ota Peren"anaan yang menjelaskan kriteria, data dan asuransi yang

    digunakan dalam desain, bersama dengan rin"ian dari metode desain tertentu yang

    digunakan, termasuk segala program komputer yang berkaitan. Perhitungan asli harus

    diserahkan pada waktu penyelesaian jasa sebagaimana yang diatur.

    Usulan Teknis 13

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    14/114

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    15/114

    Kerangka $"uan Kerja ( K$K ) yang diberikan dan telah dijelaskan se"ara mendetail pada Dokumen

    Pemilihan Dinas PU ina !arga Kabupaten ---------------------, terasa cuku jelasdan mudah dimengerti.

    Personil dan waktu yang diperlukan semua sudah jelas dalam Kerangka $"uan Kerja, sehingga dalam hal

    ini Konsultan tidak perlu lagi menghitung !an !onth. Kami berkesimpulan bahwa Kerangka $"uan Kerja

    yang telah disiapkan oleh panitia cuku diahamioleh Konsultan.

    eberapa "atatan yang mungkin bisa dipertimbangkan sebagai masukan guna menyempurnakan

    pekerjaan disampaikan berikut ini.

    erdasarkan hasil pengkajian konsultan terhadap K$K, Konsultan mengemukakan beberapa saran awal

    dan "atatan yang perlu ditindak lanjuti dalam pekerjaan -------------------------------, yang diantaranya dapat

    diuraikan sebagai berikut +

    1. RUANG LINGKUP KEGIATAN

    Aakupan yang termuat dalam ruang lingkup kegiatan adalah di 1ilayah Kabupaten ---------------------

    dengan perin"ian ruas - ruas jalan yang diren"anakan.

    2. TENAGA AHLI

    $pabila memperhatikan dan men"ermati "akupan tenaga ahli yang ada sesuai dengan K$K,

    1alaupun tenaga ahli konsultan yang akan ditugaskan untuk menangani pekerjaan ini telah "ukup

    mempunyai pengalaman dalam mengerjakan pekerjaan ini danatau pekerjaan yang serupa, namun

    konsultan juga akan memba"k up tenaga ahli tersebut dengan menyiapkan beberapa tenaga ahli lain

    yang sebelumnya sudah terlibat pada pekerjaan serupa namun mempunyai pekerjaan lain dan tidak

    mungkin untuk di tempatkan se"ara 4ull time pada pekerjaan ini. (alauun tidak diminta dalam KAK).

    Usulan Teknis 15

    BABBAB

    44

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    16/114

    3. HUBUNGAN ANTAR INSTANSI

    Selama pelaksanaan pekerjaan ini, maka langsung atau tidak langsung Konsultan akan mempunyai

    hubungan kerja dengan pihak lain, diantaranya adalah +

    Proyek lain yang berkaitan

    :nstansi ? :nstansi /ain di pusat maupun daerah

    Pihak-pihak /ain.

    Dalam hubungannya dengan berbagai pihak diatas maka sebaiknya Konsultan bertindak atas nama

    Pemilik Pekerjaan. Sejalan dengan hal tersebut maka untuk menjamin kelan"aran pelaksanaan

    pekerjaan, Konsultan beranggapan bahwa segala hal yang berkaitan dengan pihak lain akan

    di4asilitasi oleh Pemilik Pekerjaan baik berupa penyediaan data, surat pengantar, surat jalan, suratijin, tanda pengenal, maupun pendampingan kunjungan ke berbagai instansi tempat.

    eberapa instansi yang mungkin perlu dihubungi dalam kaitannya dengan pekerjaan ini terutama

    untuk mendapatkan data yang relevan antara lain ada di bawah pembinaan+

    Kementerian Pekerjaan Umum ina !arga

    Dinas atau :nstansi lain yang mempunyai keterkaitan dalam pekerjaan ini

    Dalam hal masalah waktu peren"anaan yang hanya dibatasi selama (empat) bulan yang kami nilai

    merupakan waktu yang sangat singkat, karena dalam peren"anaan, survey pengukuran dan survey lainnya

    akan memakan waktu yang "ukup lama dan jumlah personil yang dilibatkan dalam survey ini sangat sedikit.

    #etapi kami selaku konsultan yang telah mempunyai "ukup pengalaman serta manajemen waktu yang baik,

    hal tersebut tidak akan begitu mejadi masalah yang begitu berarti, walaupun demikian, kami mengharapkan

    kerja sama yang optimum dari Dinas terkait untuk mengejar waktu peren"anaan yang terasa BsingkatC ini.

    Usulan Teknis 16

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    17/114

    Dalam ------------------------------- pada Dinas PU ina !arga Kabupaten ---------------------, telah diatur jadwal

    pelaksanaan dan jadwal penugasan personil yang jelas sehingga dengan waktu kontrak yang "ukup

    singkat dapat diperoleh hasil output yang memenuhi semua aspek peren"anaan.

    Pengaturan jadwal pelaksanaan dimulai dengan melakukan pengumpulan data primer dan sekunder

    se"ara "epat dan tepat serta bersamaan waktunya diharapkan adanya waktu yang "ukup untuk analisa dan

    desain ren"ana.

    egitupun dengan tenaga ahli beserta tim pendukung sudah disusun ren"ana penugasannya dan bekerja

    se"ara penuh waktu untuk mengantisipasi waktu peren"anaan yang "ukup singkat.

    !engingat bahwa dalam peren"anaan ini perlu dilakukan tinjauan kondisi e@isting jalan dan dilakukanpengambilan data primer berupa hasil survey langsung di lapangan maka perlu dibuat klausul khusus

    dalam kontrak mengenai addendum waktu yang disebabkan oleh 4or"e majeure terutama kondisi alam.

    Penugasan personil bagi sebuah konsultan jasa dimulai dari masa mobilisasidan diakhiri dengan masa

    'emobilisasi. Pengalaman konsultan menunjukan bahwa jadwal waktu yang ditentukan, dimana dalam hal

    ini telah di"antumkan dalam jadwal penugasan personil sangat tergantung dengan B kondisi alam

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    18/114

    !.1. PENDEKATAN UMUM

    Dalam ren"ana pelaksanaan tugasnya, konsultan mempunyai beberapa pendekatan ($pproa"h)

    agar bisa ter"apai maksud dan tujuan proyek.

    $dapun pendekatan yang akan dilakukan oleh Konsultan adalah +

    a. !emahami dengan baik :si Kerangka $"uan #ugas>

    b. !enajemen yang baik dari Sumber Daya !anusia>

    ". !enerapkan pengalaman ? pengalaman perusahaan selama ini dengan proyek yang sejenis>

    d. $kan memakai Standar #eknik ina !arga.

    Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa tujuan utama pelayanan konsultan adalah membantu

    Dinas Pekerjaan Umum ina !arga Kabupaten --------------------- dalam menyiapkan dokumen

    ------------------------------- yang dibagi dalam beberapa wilayah, sesuai dengan Standar yang

    ditentukan dengan hal tersebut.

    !.2. METODOLOGI UMUM

    Pada dasarnya terdapat beberapa metodologi dan pendekatan teknis dalam suatu pelaksanaan

    kegiatan, termasuk dalam pelaksanaan pekerjaan peren"anaan #eknis jalan ini.

    a. Pekerjaan /apangan, meliputi semua survei yang diperlukan.

    b. Kriteria Peren"anaan, meliputi klasi4ikasi jalan, karakteristik lalu-lintas, kondisi lapangan,

    pertimbangan ekonomi, dll.

    ". Penyiapan Peta Planimetri, yang merupakan peta hasil survei topogra4i yang diperlukan

    sebagai peta dasar peren"anaan geometrik.

    d. Peren"anaan ;eometrik, meliputi jarak pandang dan peren"anaan alinemen horisontal dan

    vertikal.

    Usulan Teknis 18

    BABBAB

    66

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    19/114

    e. ;eoteknik dan !aterial Jalan, menguraikan pengolahan data geoteknik dan material untuk

    keperluan konstruksi perkerasan dan drainase jalan.

    4. Peren"anaan Perkerasan Jalan, meliputi perkerasan lentur dan kaku.

    g. Drainase jalan, menguraikan analisis hidrologi dan sistem serta bangunan drainase, kebutuhanmaterial dan sistem drainase bawah permukaan (subdrain).

    h. angunan Pelengkap Jalan dan Jembatan, meliputi tembok penahan, rambu lalu-lintas, dll.

    i. Perkiraan iaya, meliputi perhitungan kwantitas, analisis harga satuan dan dokumen

    pelelangan.

    Ketentuan - ketentuan dalam peren"anaan teknik jalan yang berlaku di :ndonesia harus menga"u

    pada ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal ina !arga - Kementerian

    Pekerjaan Umum. Ke"uali hal-hal khusus yang belum ada ketentuan dari Direktorat Jenderal ina

    !arga, maka dapat dipakai ketentuan $$S

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    20/114

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    21/114

    PEKERJAAN LAPANGAN

    Untuk menghasilkan dokumen pembangunan jalan baru apapun klasi4ikasinya seperti jalan lokal,

    kolektor, arteri bahkan jalan bebas hambatan, yang diperlukan se"ara teknik adalah ren"ana

    alinemen dan kondisi tanah dasar (ren"ana subgrade) yang memenuhi syaratketentuan yangberlaku, maka dalam peren"anaan teknik jalan baru diperlukan pekerjaan lapangan (survei).

    Pekerjaan /apangan ini men"akup keseluruhan kegiatan survei dan investigasi di lapangan untuk

    memperoleh data - data akurat yang diperlukan dalam proses peren"anaan teknik jalan, yaitu+

    Sehubungan dengan alinemen jalan, yang berperan adalah+ $hli Jalan 5aya, $hli ;eoteknik

    dan $ss. $hli Jalan 5aya>

    Sehubungan dengan sarana drainase jalan, yang berperan ialah $hli Jalan 5aya.

    Sehubungan dengan tanah dasar dan bahan konstruksi jalan, yang berperan adalah $hli

    ;eoteknik.

    eberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian bagi peren"ana sebelum melakukan kegiatan

    lapangan, khusus dalam proses peren"anaan #eknik jalan raya yang baru, silsilah aspek sosial

    ekonomi dan budaya penduduk setempat, sehingga pembangunan jalan raya yang baru kelak

    akan memmberikan dampak positi4 bagi penduduk sekitarnya.

    Selain itu perlu pula diperhatikan aspek lingkungan setempat sehingga pembangunan jalan tidak

    akan merusak ekosistem daerah sekitarnya, disamping itu semua juga harus dipertimbangkanmasalah e4isiensi. Jadi dengan kata lain dalam peren"anaan teknik jalan baru, pekerjaan lapangan

    harus dapat menggabungkan berbagai aspek terutama aspek #eknik dan aspek ekonomi

    (ketersediaan dana).

    Kegiatan lapangan yang perlu dilakukan meliputi beberapa item, yaitu+

    !.3.1. D,7, P)*5*,*6

    Data pada tahap ini adalah data penunjang dan data dasar yang tersedia, yang diperlukan sebagaire4erensi pada saat pelaksanaan survei. Selain data - data tersebut, in4ormasi dari beberapa

    narasumber juga diperlukan.

    Kegiatan pengumpulan data penunjang dan analisis atau studi data awal (desk study) ini sangat

    diperlukan agar regu survei paling tidak sudah mendapatkan gambaran tentang kondisi lokasi dan

    pen"apaian lokasi, serta gambaran route re"onnaissan"e.

    Usulan Teknis 21

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    22/114

    !.3.1.1 P)*65;58,* D,7, P)*5*,*6

    Data-data yang perlu dikumpulkan termasuk peta-peta dasar yang men"akup area lokasi

    dan sekitarnya.

    =1> P)7, ' ;)7,

    =,> P)7, J,0*6,* J,8,* +,* J),7,*Peta ini menunjukkan Jaringan Jalan dan Jembatan yang sudah ada dalam satu

    wilayGh propinsi, lengkap dengan batas-batas kabupaten. Peta ini diterbitkan

    oleh Kementerian P.U. tetapi tidak dipublikasikan. Skala peta bervariasi antara '+

    '.&&&.&&& - '+'.0&&.&&&.

    => P)7, T-;-6,0

    Peta ini dapat diperoleh dan instansi (Direktorat ;eologi) dan dari Jawatan

    #opogra4i $.D. (J$*#6P) dengan skala '+ %0&.&&& - '+ %0.&&&. Peta topogra4i ini

    adalah data yang paling 4undamental, karena merupakan peta dasar untuk

    pedoman route survei.

    =@> P)7, G)-8-60 R)60-*,8

    Peta ini dapat diperoleh dan instansi (Direktorat ;eologi) dengan skala

    '+%0&.&&&. Peta ini memberikan in4ormasi kondisi geologi daerah tertentu

    (sekitar lokasi) walaupun se"ara kasar. Dari peta geologi ini dapat diketahui4ormasi batuan, proses pembentukannya, umur geologi suatu lapisan, struktur

    geologi dan lainnya.

    =+> P9-7- U+,,

    $pabila tersedia photo udara area lokasi dan sekitarnya, akan sangat membantu

    dalam memperkirakan 4ormasi batuan dasar dan kelembabannya dengan

    mengamati jenis vegetasi, penyebaran serta kesuburannya. Dengan photo

    udara ini dapat pula diperkirakan lokasi rawan gerakan tanah dan patahan serta

    lipatan.

    =)> P)7, R5;, B50 I*+-*)/0,

    Peta ini diterbitkan oleh $K6SU5#$*$/ dengan skala '+0&.&&&. Dengan peta

    ini akan dapat diketahui tata guna lahan daerah lokasi. Peta ini juga sering

    digunakan untuk peta dasar, karena peta topogra4i dengan skala '+ 0&.&&& (luar

    P. Jawa) sulit diperoleh, mungkin belum tersedia.

    Usulan Teknis 22

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    23/114

    =2> D,7, +,* I*-,/0

    =,> D,7, C5,9 H5,*

    Data "urah hujan dapat diperoleh dari kantor !; (adan !eteorologi dan

    ;eo4isika). $pabila data tidak tersedia, maka dapat juga digunakan peta hujansebagai pendekatan. Data "urah hujan juga dapat diperoleh dan Dinas

    Pertanian di daerah-daerah.

    => I*-,/0

    :n4ormasi tentang+

    - sarana transportasi untuk men"apai lokasi

    - biaya hidup di lokasi survey

    - "ua"a dan suhu di lokasi, dll.

    !.3.1.2 S75+0 D,7,

    Data maupun peta yang terkumpul, dipilah-pilah dan dipelajari, agar data dan peta yang

    benar-benar diperlukan saja yang digunakan sebagai dasar.

    5oute ren"ana diplotkan pada peta dasar untuk pedoman awal. 5oute yang kita plotkan

    pada peta dasar terdiri dari beberapa route sebagai alternati4.

    Data-data yang belum lengkap, misalnya data "urah hujan diusahakan dilengkapi dari

    lapangan (instansi yang terkait disekitar lokasi).

    !.3.2. S5)0 P)*+,9585,*

    Survei Pendahuluan adalah survei yang harus dilakukan sebelum survei detail lainnya, karena

    survei detail lainnya akan menga"u pada hasil survei ini, terutama hasil 5e"onnaissan"e.

    Survei pendahuluan men"akup % (dua) ma"am kegiatan yaitu+

    = Survei 5e"onnaissan"e

    = Pengumpulan Data

    !aksud dari survei re"onnaissan"e yaitu untuk menetapkan route (sumbu jalan ren"ana) yang

    ideal sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku agar hasil desain dapat memenuhi

    unsur kenyamanan dan keamanan pengguna jalan, dan yang paling ekonomis.

    Kegiatan survei route ini meiputi pengumpulan data lapangan berdasarkan pengamatan visual dan

    pengukuran juga masukan dari berbagai sumber, sehingga tujuan survei ini dapat di"apai, yaitu

    mendapatkan gambaran kondisi lapangan pada trase jalan ren"ana (sepanjang route terpilih).

    Usulan Teknis 23

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    24/114

    !.3.2.1 P)/0,;,* +,* M-080/,/0

    Sebelum kegiatan mobilisasi dilakukan sebaiknya diadakan persiapan di kantor agar

    kegiatan di lapangan dapat dilaksanakan se"ara e4ekti4 dan e4isien.

    !.3.2.2 T070 I,7

    5e"onnaissan"e adalah pemilihan route yang menghubungkan dua titik tetap, yaitu

    berupa alur (area) dan titik awal survei sampai titik akhir survei. Jadi bukan sekedar

    BgarisC. 5en"ana sumbu jalan akan tetapi berupa koridor dengan lebar sesuai dengan

    kondisi terrain yang ada.

    #anda lokasi pada jalan raya (baik peren"anaan dan pelaksanaan maupun setelah

    ber4ungsi) disebut S#$ (station) yang menunjukkan jarak lokasi dari titik awal ruas jalan

    ke arah akhir ruas jalan tersebut.

    Pada umunmya area pendataan survei kurang dari radius 0&& m dari titik awal maupun

    akhir survei.

    !.3.2.3 P)0*70/,* +,* P)*,*+,,*

    Karena lokasi ren"ana trase jalan yang akan disurvei pada umumnya berupa semak dan

    hutan, maka perlu dilakukan pentitisan agar titik-titik bantu yang akan dipasang mudah

    terlihat.

    Dalam melakukan perintisan ini, sekaligus melakukan penandaan jarak dengan patok-

    patok kayu sesuai dengan kebutuhan. Jarak antar patok ini maksimal 0& m. Penandaan

    ini dilakukan agar pada waktu survei, semua data dapat diketahui lokasinya.

    !.3.2.4 S5)0 T)*0

    =1> P)0809,* R-57)

    Pemilihan route ini adalah kegiatan yang paling penting dan menentukan dalam

    survei pendahuluan, karena berhasil tidaknya suatu peren"anaan teknik jalan

    ditentukan oleh kelayakan route yang dipilih

    Pemilihan route akernati4 dilakukan dengan bantuan kompas (untuk pemba"aan

    sudut), "linometer (untuk pemba"aan kelandaian) dan pita ukur (untuk pengukuran

    jarak).

    Usulan Teknis 24

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    25/114

    Data survei ini diplot pada kertas milimeter, yang dimaksudkan untuk memudahkan

    pemeriksaan hasil survei pada route alternati4 tersebut. Kemudian data ini

    didiskusikan dengan semua anggota regu survei dengan kesimpulan sebagai

    berikut+=,> T0*,5,*, jika ditilik dari segi geometrik telah memenuhi syarat, kemudian

    dilanjutkan tinjauan dari segi geoteknik dan sistem drainase, juga $!D$/ perlu

    dipertimbangkan. 5oute alternati4 ini dapat disepakati sebagai trase jalan

    ren"ana apabila telah memenuhi syarat dan tinjauan berbagai unsur tersebut,

    dan dapat dilanjutkan.

    => P)*)7,;,* R-57), jika route alternati4 dan hasil pemilihan ternyata ada satu

    atau beberapa unsur yang belum memenuhi syarat, maka survei harus diulang

    dengan "ara mengambil route lain sampai dipenuhinya ketentuan atau syarat

    dari berbagai unsur tersebut.

    =2> T),0*

    Dalam pemilihan route, karakteristik dari terrain akan mempengaruhi karakteristlk

    pola lokasi mute. #errain pada umumnya diklasi4ikasikan sebagai datar, perbukitan

    (bukit) dan pegunungan (gunung).

    =,> P,+, +,),9 ;)+,7,,*

    ') dimungkinkan jalur lurus yang panjang.

    %) dibuat tikungan - tikungan ke"il pada daerah basah (rawa) genangan air

    untuk menghindarkan pondasi yang buruk atau mengurangi proses

    kerusakan yang "epat.

    => P,+, +,),9 507

    Pola lokasi tergantung orientasi lembah dan bukit. $rah garis lembah, dengan

    orientasi sejajar akan diperoleh+

    ') kelandaian yang "ukup datar

    %) banyak tikungan

    ) banyak gorong-gorong dan jembatan

    ) lebih banyak timbunan dari pada galian.

    $rah garis bukit, akan ditemui permasalahan alinemen dan drainase yang

    sederhana.

    Usulan Teknis 25

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    26/114

    Untuk menghubungkan kedua arah tersebut, atau bila ditemukan arah garis

    bukit miring atau tidak langsung terhadap arah route se"ara umum, maka perlu

    dibuat garis menyisir lereng. Karakteristik garis ini yaitu mempunyai kelandaian

    yang menaik se"ara seragam, letak tikungan pada sisi bukit, dan pekerjaantanah yang relati4 ringan dan, seimbang.

    $pabila bukit dan lembah se"ara pendekatan searah dengan route pada

    umumnya, maka pola tipikal yang dihasilkan disebut jenis garis menyilang

    drainase. Dalam hal lokasi yang melalui bukit dan yang melalui alur air perlu

    dibuat titik kontrol diantara garis dari jenis menyisir lereng.

    Pada umumnya, garis menyilang drainase menimbulkan kelandaian yang terjal,

    pekerjaan tanah yang berat sehubungan dengan galian dan timbunan, biaya

    untuk membangun jembatan yang mahal dan jari-jari tikungan yang lebih ke"il

    daripada arah garis lembah.

    =@> P,+, +,),9 65*5*6

    #errain gunung merupakan beban bagi regu survei, karena tidak ada pola atau

    ketentuan pasti yang dapat memenuhi situasi im-, selain intuisi yang diperoleh dan

    pengalaman.

    Untuk itu kelandaian maksimal menurut ketentuan perlu diberikan tambahan batas

    toleransi.

    =3> P)*65;58,* D,7,

    Pendataan yang dilakukan sepanjang trase jalan ren"ana yang meliputi+

    lokasi ren"ana "ulvert jembatan

    lokasi ren"ana bangunan pelengkap lainnya

    pola aliran

    lokasi sumber material (Huarry)

    lokasi keadaan visual dan satuan tanah dasar (yang diteliti se"ara global)

    lokasi daerah rawan longsor atau (gerakan tanah) dan kemungkinan daerah

    patahan yang memang tidak dapat dihindari, sehingga memerlukan penanganan

    khusus.

    Usulan Teknis 26

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    27/114

    Selain data-data yang diperoleh tersebut di atas, data-data lain yang diperlukan

    dapat diperoleh dan instansi yang terkait dengan proyek tersebut, yaitu+

    Data "urah hujan dari berbagai pos hujan sepanjang dan atau sekitar trase jalan

    re"ana yang dapat mewakili.

    Data in4ormasi tentang K-5*0,/0

    /okasi terdekat untuk melakukan komunikasi ke kantor pusat atau dengan instansi

    terkait.

    =4> A--+,/0

    Sarana akomodasi untuk keperluan regu survey lapangan, termasuk sarana untuk

    keperluan perhitungan dan penggambaran pada kegiatan survei topogra4i (apabila

    hal ini dilakukan di lapangan).

    Usulan Teknis 27

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    28/114

    !.3.2.! V0/5,80/,/0

    Photo-photo dokumentasi yang perlu diambil, adalah sebagai berikut +

    /okasi situasi awal dan akhir proyek

    /okasi ren"ana bangunan drainase jalan dan bangunan pelengkap lainnya.

    Kondisi visual terrain dan sekitarnya

    Kondisi geologi (se"ara global)

    Situasi setiap ' km. sepanjang trase jalan ren"ana

    Kondisi dan situasi khusus lainnya yang diperlukan sebagai tambahan data.

    !.3.2." P-+5

    Produk yang akan dihasilkan dan survei pendahuluan, yaitu+

    #itik :kat dan tanda-tanda di sepanjang trase jalan ren"ana, berupa patok (kayu), !

    dan tanda lokasi ren"ana bangunan sarana jalan serta tanda-tanda lainnya untuk

    pedoman regu survei detail lainnya.

    Dra4t kondisi alinemen dan kelandaian sepanjang trase jalan ren"ana yang diperoleh

    dari survei pemilihan route.

    Data kondisi terrain trase jalan ren"ana dan data lainnya.

    :n4ormasi dan Photo Dokumentasi.

    6.3.3. S5)0 AMDAL =apabila di perlukan>

    Survei dan studi $!D$/ dilakukan dengan maksud untuk memperke"il dampak negati4

    yang mungkin timbul akibat adanya ruas jalan (yang sedang diren"anakan), baik pada saat

    konstruksi maupun setelah digunakan dan mengoptimalkan dampak positi4.

    Survei ini sebaiknya dilakukan bersama-sama dengan kegiatan Survei Pendahuluan,

    karena beberapa pertimbangan akan merupakan masukan yang penting untuk

    menetapkan trase jalan ren"ana dan route alternati4.

    Dengan dilakukannya kegiatan survei $!D$/, dampak yang mungkin timbul dapat

    diprediksi dengan mengevaluasi ren"ana kegiatan (selama konstruksi) dan

    menginventarisasi rona lingkungan sepanjang jalan ren"ana ini.

    Usulan Teknis 28

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    29/114

    !.3.3.1 K)60,7,* S5)0

    :nventarisasi terhadap rona lingkungan awal yang bertujuan untuk mengidenti4ikasikan

    komponen lingkungan yang sensiti4. :nventarisasi ini juga meliputi beberapa aspek, yaitu+ Eisik, kimia dan biologi

    Sosial ekonomi dan budaya masyarakat

    Pengumpulan data dan pengambilan "ontoh (sample) lapangan, diantaranya+

    Pen"atatan lokasi+ bangunan bersejarah, kuburan, 4asilitas umum dsb.

    Pengambilan "ontoh air dengan high volume water sampler

    Pengukuran dan pengamatan di lapangan pada ruas jalan yang sudah ada (terdekat

    dan sejenis) antara lain+

    Pengamatan lalu lintas (biasanya dilakukan bersama dengan regu pen"atat /

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    30/114

    !.3.4. S5)0 T-;-6,0

    !aksud survei topogra4i dalam peren"anaan teknik jalan raya, yaitu Pengukuran 5oute yangdilakukan dengan tujuan memindahkan kondisi permukaan bumi dan lokasi yang diukur pada

    kertas yang berupa peta planimetri. Peta ini akan digunakan sebagai peta dasar untuk plotting

    peren"anaan geometrik jalan raya, dalam hal ini peren"anaan alinaemen horisontal. Kegiatan

    pengukuran route ini juga men"akup pengukuran penampang.

    Pengukuran 5oute yang dilakukan sepanjang trase jalan ren"ana (route hasil survei

    re"onnaissan"e) dengan menganggap sumbu jalan ren"ana pada trase ini sebagai garis kerangka

    poligon utama. Dengan demikian, sebaiknya yang melakukan pemasangan ! setiap ' km dan

    tanda P: pada route terpilih adalah regu survei pendahuluan, pada saat survei route. (P: I Point o4

    :nterse"tion I titik belok, yaitu titik perpotongan antara dua tangan).

    Kegiatan pengukuran untuk ren"ana teknik jalan raya ini sama dengan pengukuran untuk ren"ana

    bangunan teknik Sipil lainnya yang intinya adalah melakukan pengukuran sudut dan jarak

    (horisontal) serta pengukuran beda tinggi (vertikal). $kan tetapi pengukuran untuk ren"ana teknik

    jalan raya ini mempertimbangkan pula jarak yang panjang, sehingga pengaruh bentuk lengkungpermukaan bumi juga diperhitungkan.

    Pengukuran route sesungguhnya adalah pengukuran detail yang dilakukan pada route hasil survei

    pendahuluan, yang kegiatannya meliputi+

    Perintisan untuk pengukuran

    Pemasangan patok (! dan kayu)

    Pengukuran detail

    Sebaiknya pengukuran detail ini dilakukan sekitar '&&m - %&&m dibelakang regu survei pemilihan

    route, agar dapat memberikan masukan (koreksi) kepada regu survei pendahuluan mengenai route

    yang dipillh.

    Usulan Teknis 30

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    31/114

    !.3.4.1 P)0*70/,* U*75 P)*655,*

    Kegiatan perintisan ini untuk membuka sebagian lokasi yang akan diukur, agarpengukuran tidak terhalang oleh semak perdu.

    Perintisan dalam pengukuran adalah pelebaran perintisan pada route hasil

    re"onnaissan"e survei, dan pada setiap interval yang sudah ditentukan dibuat jalur

    perintisan melintang arah route untuk keperluan pengukuran penampang melintang dan

    situasi detail.

    !.3.4.2 P),/,*6,* T070 K-*7-8

    #itik - titik kontrol yang dipasang untuk keperluan pengukuran route pada umumnya

    terdiri dari dua ma"am yaitu, patok beton dan patok kayu.

    =1> P,7- B)7-*

    Patok beton dipasang untuk titik - titik kontrol horisontal maupun untuk menentukan

    ketinggian muka tanah, yang disebut titik tetap (ben"h mark), baik untuk jalan

    maupun lokasi ren"ana jembatan.

    Untuk pengukuran ren"ana jalan biasanya dipasang setiap interval ' km dan untuk

    persilangan dengan sungai dipasang % buah berseberangan, demikian pula untuk

    persilangan dengan jalan.

    =2> P,7- K,5

    Patok kayu dipasang untuk titik - titik kontrol sekunder atau tersier (patok bantu)

    pada pengukuran poligon maupun sipat-datar sekunder dan pada pengukuran

    topogra4i (situasi detail).

    Patok ini digunakan sebagai titik re4erensi sementara atau titik bantu, jadi si4atnya

    tidak tetap, akan tetapi harus diberi nomor urut dan warna yang sesuai ketentuan.

    !.3.4.3 P)*655,* D)7,08

    Pengukuran detail sebagai garis kerangka poligon utama adalah route hasil

    re"onnaissan"e survei yang merupakan sumbu jalan ren"ana. Pengukuran ini men"akup

    beberapa jenis kegiatan, yaitu+

    =1> P)*655,* P)*60,7,*

    Pengukuran ini dimaksudkan untuk menetapkan posisi dan titik awal proyek

    terhadap koordinat maupun elevasi triangulasi, agar pada saat pengukuran untukpelaksanaan (stake out) mudah dilakukan. Data koordinat dan ketinggian titik

    Usulan Teknis 31

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    32/114

    triangulasi diperoleh dari Jawatan #opogra4i $ngkatan Darat (J$*#6P-$D) atau dan

    $K6SU5#$*$/.

    5e4erensi ketinggian titik triangulasi adalah permukaan laut rata-rata, sedangkan

    data koordinat triangulasi berupa koordinat geogra4is lintang dan bujur dalam sistemkoordinat U#! (universal transverse mer"artor) yang kemudian ditrans4er ke sistem

    koordinat Aartesus ( @, y).

    Pengukuran pengikatan dan titik re4erensi ini terdiri dari +

    Pengamatan !atahari

    Pengukuran poligon pengikatan

    Pengukuran Sipat-datar pengikatan

    Pengukuran pengikatan dilakukan dari titik triangulasi terhadap salah satu titik pada

    kerangka dasar horisontalvertikal utama, agar seluruh daerah pemetaan

    mempunyai re4erensi yang sama.

    $pabila titik triangulasi tidak ditemukan sekitar lokasi, maka dapat digunakan titik

    re4erensi lokal yang berupa titik poligon pada awal proyek, misalnya+ @ I '&.&&& m, y

    I '&.&&& m dan 9 I '&& m.

    =2> P)*655,* K-*7-8 H-0-*7,8=,> P)*655,* P-806-*

    Pengukuran titik kontrol horisontal dilakukan dengan "ara pengukuran poligon

    terbuka sepanjang jalur sumbu jalan ren"ana (hasil re"onnaissan"e survei).

    !aksud pengukuran poligon ini yaitu untuk mendapatkan kerangka dasar

    pengukuran dan sebagai pengikat jalur rintis melintang ("ross se"tion).

    => P)*6,,7,* M,7,9,0

    Pengamatan a9imuth matahari dilakukan dengan tujuan untuk menentukan

    a9imuth geogra4ls suatu sisigaris (dalam hal a9imuth arah dari titik pengamatan

    ke titik sasaran tertentu) untuk digunakan sebagai a9imuth awal dalam

    perhitungan poligon dan untuk melakukan kontrol ketelitian hasil ukur sudut

    poligon.

    =3> P)*655,* K-*7-8 V)70,8

    Pengukuran titik kontrol vertikal dilakukan dengan sistem beda tinggi (sipat-datar)

    pada titik-titlk poligon yang ada.

    Usulan Teknis 32

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    33/114

    !etoda pengukuran sipat-datar biasanya dilakukan dengan "ara Bdouble standC yaitu

    dua kali berdiri alat yang hasilnya diambil rata-rata dengan mengambil jarak

    sedemikian rupa sehingga jarak ke depan sama dengan jarak ke belakang.

    Pengukuran ini dilakukan sepanjang sumbu jalan ren"ana (sisi poligon) pada setiaptitik kontrol (tetap ataupun sementara) untuk mengetahui bentuk pro4il dari awal

    proyek sampai akhir proyek.

    =4> P)*655,* P)*,;,*6

    Pengukuran penampang yang dimaksud di sini adalah penampang melintang ("ross

    se"tion) yang merupakan penampang tegak lurus sumbu jalan ren"ana.

    Pengukuran ini adalah pengukuran sipat-datar yang dilakukan tegak lurus sumbu

    jalan ren"ana untuk mengetahui kondisi melintang koridor pada tempat - tempat

    tertentu (setiap 0& m pada daerah datar dan setiap %0 m pada daerah belokan).

    ;ambar penampang melintang diperlukan untuk perhitungan pekerjaan tanah

    (galian dan timbunan) dengan panjang penampang melintang selebar koridor yaitu

    0 m ke arah kiri dan 0 m ke arah kanan dari sumbu jalan ren"ana.

    Pada daerah belokan, lebar pengukuran biasanya '&& m ke arah luar dan 0& m ke

    arah dalam dari sumbu jalan ren"ana.

    => P)*655,* T-;-6,0

    !aksud dari pengukuran topogra4i ini yaitu pengukuran situasi untuk pembuatan

    peta planimetri sepanjang ruas jalan ren"ana dengan lebar pemetaan selebar

    koridor yaitu '0& m.

    Pengukuran ini dilakukan untuk BmemindahkanC letak posisi (koordinat) benda -

    benda alam atau buatan yang terdapat pada permukaan bumi (seluas daerah

    pemetaan) pada kertas dengan skala '+0&& atau '+'&&& yang berupa peta

    planimetri.

    =!> P)*655,* K95/5/

    =,> P)/08,*6,* +)*6,* /5*6,0

    Pada persilangan dengan sungai perlu dilakukan pengukuran khusus yang

    berupa pengukuran situasi, agar lokasi pemilihan sumbu ren"ana jembatan

    dapat dilakukan sebaik mungkin.

    Usulan Teknis 33

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    34/114

    Penampang melintang pada lokasi pengukuran khusus persilangan dengan

    sungai, dibuat pada setiap interval %0 m searah sumbu jalan ren"ana dan setiap

    interval %0 m sejajar dengan sumbu jalan ren"ana.

    => P);-7-*6,* +)*6,* ,8,*

    Pada lokasi perpotongan dengan jalan yang ada, perlu dilakukan pengukuran

    situasi di sekitar perpotongan dengan ketentuan seperti pada umumnya.

    Penampang melintang dibuat pada setiap interval %0 m searah sumbu jalan

    ren"ana dan setiap interval %0 m searah dengan sumbu jalan yang ada.

    !.3.4.4 V0/5,80/,/0

    Photo - photo dokumentasi yang diperlukan adalah kegiatan perintisan, pengukuran

    poligon, pengamatan matahari dan kegiatan lainnya.

    !.3.4. P-+5

    Produk yang akan dihasilkan dan survei ini, berupa+

    uku Ukur

    Deskripsi ! sementara

    Peta Planimetri (bila dilakukan proses di lapangan)

    !.3.. S5)0 H+-8-60

    Survei

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    35/114

    =2> D,7, C5,9 H5,*

    Data "urah huian dapat diperoleh dari adan !eteorologi dan ;eo4isika (!;),

    "atatan atau buku yang memuat rekaman "urah hujan dari stasiun-stasiun (rain

    gauge) yang tersebar di seluruh wilayah :ndonesia. Data yang diambil untuk

    kebutuhan analisis adalah data dari stasiun yang terletak pada daerah tangkapan.

    !.3..2 K)60,7,* S5)0

    !aksud dari. survei ini, yaitu melakukan pengamatan dan pengukuran di lokasi untuk

    memperoleh data-data tentang karakteristik daerah tangkapan sepanjang trase jalan

    ren"ana, antara lain+

    =1> L5,/ D,),9 T,*6,;,* =C,7@9)*7 A),>

    /uas daerah tangkapan untuk sistem drainase perlu diketahui agar dapat

    diperkirakan daya tampungnya terhadap "urah hujan, sehubungan dengan metode

    yang akan digunakan untuk memprediksi volume limpasan permukaan (4lood runo44).

    =2> T),0*

    Kondisi terrain pada daerah tangkapan perlu diamati Sehubungan dengan bentuk

    dan keiniringan yang akan mempengaruhi pola aliran, agar kapasitas drainase dapat

    diperhitungkan dengan baik sehingga dapat menampung jumlah limpasan air pada

    kondisi debit pun"ak (peak dis"harge).

    =3> T,7, G5*, L,9,*

    #ata guna lahan sepanjang trase jalan ren"ana (daerah tangkapan hujan)

    kemungkinan besar akan berubah dengan adanya jalan, karena dalam jangka

    pendek ataupun jangka panjang akan terbentuk pemukiman penduduk di kiri dan

    kanan sepanjang jalan tersebut.

    =4> J)*0/ +,* S0,7 E-/0

    Jenis dan si4at erosi pada daerah sepanjang trase jalan ren"ana, disebabkan oleh

    jenis tanah dari kondisi geologi setempat. :n4ormasi mengenai ini diperoleh dari

    survei ;eoteknik.

    => I*)*7,0/,/0

    $pabila pada lintasan survei dijumpai bangunan drainase (e@isting), maka harus

    dilakukan inventarisasi data meliputi dimensi dan kondisi serta lokasinya, juga arah

    aliran pembuangannya.

    Usulan Teknis 35

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    36/114

    Pada survei ini, dilakukan juga pen"atatan lokasi ren"ana "ulvert dan jembatan yang

    berdasarkan pengamatan perlu dibuat, termasuk ren"ana tipe dan dimensinya serta

    arah aliran.

    =!> P)*655,* +0 L-,/0

    Pada lintasan yang bersilangangan dengan sungai, maka apabila diren"anakan

    untuk dibuat jembatan, perlu dilakukan pengukuran ke"epatan aliran di sekitar lokasi

    ren"ana tersebut, untuk data masukkan dalam perhitungan debit.

    Selain pengukuran ke"epatan aliran, dalam survei ini perlu di"atat pula yaitu+

    - Sketsa aliran sungai di sekitar lokasi ren"ana jembatan di Kondisi tebing dan

    dasar sungai

    - egetasi pada daerah hulu sungai

    - Pengamatan sediment transport

    - 5en"ana bentang jembatan

    !.3.!.4 V0/5,80/,/0

    Pengambilan photo untuk dokumentasi, antara lain+

    /okasi dan kondisi "ulvert e@isting (lokasi ren"ana "ulvert, biasanya sudah dilakukan

    pada kegiatan survei pendahuluan).

    /okasi ren"ana jembatan

    /ainnya yang sekiranya diperlukan

    !.3.!. P-+5

    Produk yang akan dihasilkan dari survei

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    37/114

    Untuk peren"anaan teknik jalan baru, survei lalu-lintas tidak dapat dilakukan, karena belum ada

    jalan. $kan tetapi untuk menentukan dimensi jalan tersebut (yang diren"anakan) diperlukan data

    jumlah kendaraan.

    Untuk itu dapat dilakukan sebagai berikut +

    Survei perhitungan lalu-lintas (tra44i" "ounting) dilakukan pada jalan yang sudah ada (sudah

    dipakai), yang diperkirakan mempunyai bentuk, kondisi dan keadaan komposisi lalu-lintas akan

    serupa dengan jalan yang diren"anakan.

    Survei asal dan tujuan (origin and destination survey), yang dilakukan pada lokasi yang

    dianggap tepat (dapat mewakili), dengan "ara melakukan wawan"ara kepada pengguna jalan

    untuk mendapatkan gambaran ren"ana jumlah dan komposisi kendaraan pada jalan yang

    diren"anakan.

    Pembuatan BmodelC dengan program komputer (misalnya K$J:, dll).

    Pengambilan data dari analisis biaya siklus hidup (S P)*6,,7,*

    Usulan Teknis 37

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    38/114

    Pengamatan kondisi visual dilakukan pada tempatlokasi daerah sepanjang trase

    jalan ren"ana biasanya pada setiap interval jarak 0&& - '&&& m dan sekaligus

    men"atat pada 4ormulir data dan 4ormulir sketsa.

    =2> K8,/00,/0 T,*,9 +0 L,;,*6,*

    Pengidenti4ikasian material se"ara visual (yang dilakukan oleh teknisi tanah dilapangan) hanya berdasarkan pada gradasi butiran dan karakteristlk keplastisannya

    saja, yaitu+

    =,> T,*,9 )570 ,/,

    #anah yang termasuk dalam kelompok ini antara lain+ pasir, kerikil, dominan

    kerakal

    => T,*,9 )570 9,85/

    Di lapangan, tanah dari kelompok ini susah untuk dibedakan se"ara visual

    antara lempung dan lanau, ke"uali dengan "ara perkiraan karakteristik

    plastisitasnya.

    !.3.".3 S5)0 M,7)0,8

    Untuk menentukan bahan konstruksi jalan atau highway materials dilakukan survei pada

    lokasi - lokasi sumber material (Huarry) yang berada pada daerah sepanjang trase jalan

    ren"ana dengan pertimbangan ekonomis, tetapi apabila tidak ditemui Huarry sepanjang

    trase jalan ren"ana, dilakukan survei pada daerah sekitarnya.

    Kegiatan survei yang perlu dilakukan meliputi+

    !engukur dan memperkirakan kapaitas atau deposit sumber material

    !en"atat jenis material yang ada, dan sekaligus mengambil "ontoh material yang

    ada

    !engukur jarak sumber material dari patoktitik ukur yang terdekat, agar lokasi dapat

    diplot pada peta sumber material, dan mudah untuk memasang petunjuk arahjarak

    dari trase jalan ren"ana

    !engambil "ontoh tanah dari borrow pit+

    - "ontoh tak terganggu (UDS I undisturbed sample), untuk pengujian si4at phisik

    tanah yang diperlukan untuk mengetahui jenis tanah bahan urugan.

    - "ontoh terganggu (DS I disturbed sample), untuk pengujian bahan urugan,

    sehubungan dengan parameter yang diperlukan yaitu ddan opt(6!A I optimum

    Usulan Teknis 38

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    39/114

    moisture "ontent) untuk analisis daya dukung lapisan tanah dasar (subgrade) dan

    besarnya penurunan.

    !.3.".4 I*)/706,/0 T,*,9 =apabila di perlukan>

    Di bawah ini diuraikan kegiatan investigasi tanah yang disesuaikan dengan kebutuhan

    berdasarkan peruntukannya antara lain untuk +

    =1> M)*)*75,* D,, D55*6 L,;0/,* T,*,9 D,/,

    =,> N,75,8 S56,+), atau lapisan tanah dasar asli akan dijumpai setelah

    dilakukan "ute@"avation (penggalian) men"apai elevasi sesuai ren"ana. Daya

    dukung pada lapisan ini dapat diperkirakan+

    ') Derajat kekuatan keringnya tinggi (dan segumpal ke"il tanah yang

    dikeringkan kemudian diremas)

    %) dari hasil uji A5 di tempat (on pla"e)

    Pada saat survei, hal itu semua tidak dapat dilakukan, karena letak permukaan

    tanah dasar sebenarnya belum dlketahui. Sebagai pendekatan untuk

    mendapatkan nilai A5 perkiraan, perlu dilakukan kegiatan di lapangan sebagai

    berikut+

    ') pengujian dengan menggunakan alat DAP (dynamik "one penetrometer)

    yang dilakukan pada dasar lubang sumuran uji (test pit) dengan anggapan

    elevasi permukaan tanah dasar ren"ana akan berada pada kedalaman %L

    m (kedalaman pit maksimum).

    %) mengambil "ontoh tanah dari dasar lubang sumuran uji dengan

    menggunakan mold A5 (satu pasang per lubang), untuk dilakukan

    pengujian laboratorium, yaltu uji kering dan uji rendaman (soaked and

    unsoaked).

    => C-;,@7)+ S56,+), atau lapisan tanah dasar bentukan, merupakan

    timbunan hasil urugan (4illembankment) pada elevasi sesuai dengan ren"ana.

    Daya dukung pada lapisan ini diperkirakan dari uji A5 pada tanah dalam

    keadaan padat maksimum (hasil dan uji pemadatan di laboratorium terhadap

    "ontoh tanah terganggu) yang diambil dari borrow pit atau dari lubang sumuranuji & kg per lokasi.

    Usulan Teknis 39

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    40/114

    =2> A*,80/0/ S7,0807,/ L))*6

    /ereng yang dimaksud dalam uraian ini, terdiri dari lereng alam dan lereng akibat

    galian.

    Ketidak-stabilan lereng alam dipengaruhi oleh kondisi geologi yang harus diamati

    se"ara visual di lapangan, mengenai susunan batuan dasar dan tanah

    pelapukannya.

    Penyelidikan visual dilakukan pada jenis batuan dasar serta kedudukannya (jurus

    dan kemiringan) terhadap arah kemiringan lereng dan struktur geologi yang

    berkembang pada batuan seperti patahan sesar.

    Dalam pemilihan route, daerah yang rawan terhadap gerakan tanah maupun daerah

    patahan, sebalknya dihindari karena akan berbahaya dan menimbulkan biaya yang

    tinggi baik dalam masa pelaksanaan phisik maupun pemeliharaan.

    =3> A*,80/0/ P)*55*,*

    $nalisis dan prediksi penurunan, dilakukan dengan bantuan parameter hasil

    pengujian laboratorium terhadap "ontoh tanah UDS dan parameter dari pengujian

    lapangan (in situ test) yang dilakukan dengan alat sondir.

    !.3.". V0/5,80/,/0

    Photo-photo dokumentasi yang perlu diambil, adalah sebagai berikut+

    Singkapan dinding pada lubang sumuran uji (harus dilengkapi benda pembanding

    skala misalnya pena atau kotak korek api)

    Kegiatan sampling

    Kegiatan pengujian lapangan

    Singkapan alam (kondisi geologi)

    Jenis material pada Huarry

    /ain-lain yang dipandang perlu

    !.3.".! P-+5

    Produk yang akan dihasilkan dan survei ;eoteknik ini, yaitu+

    Data-data pengamatan visual kondisi geologi

    /og sumuran uji dan log bor tangan Aontoh-"ontoh tanah dan material

    Usulan Teknis 40

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    41/114

    Data pengujian lapangan

    !.4. KRITERIA PERENCANAAN

    Untuk melakukan suatu peren"anaan teknik jalan diperlukan beberapa kriteria sebagai

    pertimbangan untuk mengoptimalkan hasil peren"anaan.

    Dampak lingkungan dan tata guna lahan di sepanjang jalan juga merupakan pertimbangan dalamperen"anaan, untuk mengantisipasi masalah yang akan timbul dengan adanya jalan, baik masalah

    sosial maupun teknis.

    !.4.1 K8,/00,/0 J,8,*

    Klasi4ikasi jalan di :ndonesia menurut ina !arga dalam #ata Aara Peren"anaan

    ;eometrik Jalan $ntar Kota (#P;J$K) *o+ &M#!'NN, disusun pada tabel berikut +

    !.4.2 K,,7)0/70 L,85'L0*7,/

    Data lalu-lintas adalah data utama yang diperlukan untuk peren"anaan teknik jalan, karena

    kapasitas jalan yang akan diren"anakan tergantung di komposisi lalu-lintas yang akan

    menggunakan jalan pada suatu segmen jalan yang ditinjau.

    esarnya volume atau arus lalu-lintas diperlukan untuk menentukan jumlah dan lebar lajur pada

    satu jalur jalan dalam penentuan karakteristik geometrik, sedangkan jenis kendaraan akan

    Usulan Teknis 41

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    42/114

    menentukan kelas beban atau !S# (!uatan Sumbu #erberat) yang berpengaruh langsung pada

    peren"anaan konstruksi perkerasan.

    $nalisis data lalu-lintas pada intinya dilakukan untuk menentukan kapasitas jalan, akan tetapi harus

    dilakukan bersamaan dengan peren"anaan geometrik dan lainnya, karena saling berkaitan satu

    sama lain.

    Unsur lalu-lintas, adalah benda atau pejalan kaki sebagai bagian dari lalu-lintas, sedangkan unsur

    lalu-lintas di atas roda disebut kendaraan dengan unit (kendaraan).

    !.4.2.1 K)*+,,,* R)*@,*,

    =1> K)*+,,,* R0*6,* K)@08 =LV>

    Kendaraan ringan ke"il adalah kendaraan bermotor ber as dua dengan empat roda

    dan dengan jarak as %,&-,& m (meliputi+ mobil penumpang, oplet, mikrobus, pi"k up

    dan truk ke"il sesuai sistem klasi4ikasi ina !arga).

    =2> K)*+,,,* S)+,*6 =MHV>

    Kendaraan bermotor dengan dua gandar, dengan jarak ,0 - 0,& m (termasuk bus

    ke"il, truk dua as dengan enam roda, sesuai sistem klasi4ikasi ina !arga).

    =3> K)*+,,,* B),7B)/, =LB'L7>

    =,> B5/ B)/, =LB>,

    us dengan dua atau tiga gandar dengan jarak as 0,& - O,& m.

    => T5 B)/, =LT>,

    #ruk tiga gandar dan truk kombinasi tiga, jarak gandar (gandar pertama ke

    kedua) ,0 m (sesuai sistem klasi4ikasi ina !arga).

    =4> S);)+, M-7- =MC>

    Kendaraan bermotor dengan % atau roda (meliputi + sepeda motor dan kendaraan

    roda sesuai sistem klasi4ikasi ina !arga).

    => K)*+,,,* T, B)-7- =UM>

    Kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan (meliputi + sepeda,be"ak, kereta kuda, dan kereta dorong sesuai sistem klasi4ikasi ina !arga).

    Usulan Teknis 42

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    43/114

    Aatatan + kendaraan tak bermotor tidak dianggap sebagai bagian dan arus lalu-lintas

    tetapi sebagai unsur hambatan samping.

    !.4.2.2 K-;-/0/0 L,85'80*7,/

    olume /alu-lintas

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    44/114

    !.4.3 K,,7)0/70 G)-)70

    !.4.3.1 T0;) J,8,*

    #ipe jalan menentukan jumlah lajur dan arah pada suatu segmen jalan, untuk jalan-jalan

    luar kota sebagai berikut+

    % lajur ' arah(%')

    % lajur % arah tak-terbagi (%% #)

    lajur % arah tak-terbagi (% #)

    lajur % arah terbagi (% )

    O lajur % arah terbagi (O% )

    !.4.3.2 B,60,* ' B,60,* J,8,*

    =1> L),J,85 =$@>

    /ebar (m) jalur jalan yang dilewati lalu-lintas, tidak termasuk bahu jalan.

    =2> L), B,95 =$,>

    /ebar bahu (m) di samping jalur lalu-lintas, diren"anakan sebagai ruang untuk

    kendaraan yang sekali-sekali berhenti, pejalan kaki dan kendaraan lambat.

    =3> M)+0,* =M>

    Daerah yang memisahkan arah lalu-lintas pada suatu segmen jalan, yang terletak

    pada bagian tengah (direndahkanditinggikan).

    Usulan Teknis 44

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    45/114

    !.4.3.3 T0;) A80*))*

    #ipe alinemen adalah gambaran kemiringan daerah yang dilalui jalan, dan ditentukan

    oleh jumlah naik dan turun (mkm) dan jumlah lengkung horisontal (radkm) sepanjangsegmen jalan.

    Usulan Teknis 45

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    46/114

    !.4.3.4 D,),9 P)*65,/,,* J,8,*

    =1> D,),9 M,*,,7 J,8,* =DAMAJA>( dibatasi oleh+

    lebar antara batas ambang dengan konstruksi jalan di kedua sisi jalan.

    tinggi 0 meter di atas permukaan perkerasan pada sumbu jalan,dan

    kedalaman ruang bebas ',0 meter di bawah muka jalan.

    =2> D,),9 M080 J,8,* =DAMIJA>

    $dalah ruang yang dibatasi oleh lebar yang sama dengan Damaja ditambah ambangpengaman konstruksi jalan dengan tinggi 0 meter dan kedalaman ',0 meter.

    Usulan Teknis 46

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    47/114

    =3> D,),9 P)*6,,/,* J,8,* =DA$ASJA> .

    $dalah ruang sepanjang jalan di luar Damaja yang dibatasi oleh tinggi dan lebar

    tertentu, (lihat gambar - .).

    !.4.4 K-*+0/0 L0*65*6,*2misi gas buangan kendaraan dan kebisingan berhubungan erat dengan volume lalu-lintas dan

    ke"epatan. Pada volume lalu-lintas yang tetap, emisi ini berkurang dengan ke"epatan sepanjang

    jalan tersebut tidak ma"et.

    Saat volume lalu-lintas mendekati kapasitas (derajat kejenuhan Q &,M), kondisi arus tersendat

    Bberhenti dan berjalanC yang disebabkan oleh kema"etan menyebabkan bertambahnya emisi gas

    buangan dan juga kebisingan jika dibandingkan dengan kinerja lalu-lintas yang stabil.

    $linemen yang tidak baik, seperti tikungan tajam dan kelandaian "uram, menambah emisi gas

    buangan dan kebisingan.

    Pengembangan (tataguna) lahan dlsamping jalan, untuk perhitungan, guna lahan dinyatakan

    dalam persentase dari segmen jalan dengan pengembangan tetap dalam bentuk bangunan

    (terhadap panjang total).

    !.4. P)70,*6,* E-*-0

    Dalam proses pemilihan tipe jalan dan penampang melintang untuk jalan baru, yang paling

    ekonomis berdasarkan analisis biaya siklus hidup (S

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    48/114

    B0,, ;)5,7,* ,8,* :

    pembebasan lahan, pembangunan jalan, perawatan jalan dan operasional.

    $nalisis S

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    49/114

    $mbang arus lalu-lintas yang diperoleh dengan analisis S

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    50/114

    !edian penghalang (digunakan jika terdapat keterbatasan ruang untuk membuat pemisah

    tengah yang lebar) mengurangi ke"elakaan 4atal dan luka berat sebesar '& - & R, tetapi

    menambah ke"elakaan yang mengakibatkan kerusakan material.

    atas ke"epatan, jika dilaksanakan dengan baik, dapat mengurangi tingkat ke"elakaan sebesar

    4aktor (sesudah sebelum)%

    .

    !.. PENYIAPAN PETA PLANIMETRI

    Peta Planimetri adalah peta terestris hasil survei topogra4i yang digunakan sebagai peta dasar

    peren"anaan geometrik jalan.

    !..1 P)/0,;,*

    Sebelum kegiatan perhitungan data ukur dimulai, sebaiknya diadakan persiapan agar proses

    penghitungan dapat dilakukan dengan lan"ar dan terarah, sehingga target waktu dapat terpenuhi.

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    51/114

    !..2 P)9075*6,* D,7, U5

    !..2.1 P)*)7,;,* P-/0/0 T070 I,7

    Jika titik triangulasi kedudukannya baru diketahui setelah selesai pengukuran (survei

    lapangan), maka koordinat dan elevasi sementara (lokal) pada !-& yang dibuat

    ditetapkan di lapangan harus disesuaikan dengan koordinat dan elevasi titik triangulasi.Jika di lapangan tidak ditemukan titik triangulasi, maka koordinat dan elevasi lokal yang

    digunakan.

    !..2.2 P)9075*6,* A0579 M,7,9,0

    Dari pengamatan di lapangan dengan menggunakan metoda tinggi matahari dengan

    "ara ditadah, maka dapat dihitung a9imuth dari titik pengamatan ke titik sasaran dengan

    metode segitiga bola.

    !..2.3 P)9075*6,* P-806-*

    Poligon pada pengukuran untuk route jalan raya dilakukan dengan poligon bersambung

    yang terikat tidak sempurna (hanya terikat pada satu titik ikat), dengan demikian tidak

    ada koreksi ordinat maupun absis, akan tetapi kontrol sudut dilakukan dengan

    pemeriksaan a9imuth matahari.

    !..2.4 P)9075*6,* B)+, T0*660

    Untuk mengetahui elevasi dari titik-titik yang ditinjau (titik-titik kontrol), dilakukan dengan

    "ara pengukuran beda tinggi atau sipat-datar yang perhitungannya dilakukan dengan

    "ara sederhana yaitu dengan metoda perataan yang merata-ratakan beda tinggi dari

    posisi ' dan posisi %.

    !..2. P)9075*6,* S075,/0 =7-;-6,0>

    Pada pengukuran topogra4i (situasi detail), untuk memperoleh perbedaan tinggi dua

    buah titik dilakukan dengan metoda ta"himetri, sedangkan posisi (koordinat) titlk detail

    diikatkan pada titik poligon utama.

    !..3 P)*66,,,*

    Penggambaran adalah kegiatan lanjutan dari proses perhitungan data ukur, yang terdiri dari

    pembuatan peta dan penggambaran penampang.

    Peta :khtisar

    Usulan Teknis 51

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    52/114

    Peta Planimetri

    Penampang atau potongan melintang ("ross se"tion)

    Penampang atau potongan memanjang (pro4ile)

    !..3.1 P)7, I970/,

    Peta lkhtisar adalah peta yang dibuat dengan skala '+0&&& (atau '+ '&.&&&), yang

    merupakan peta dasar untuk pembuatan gambar lay out ren"ana jalan dan peta sumber

    material.

    Peta ini menampilkan rangkaian poligon yang dilengkapi dengan legenda dan garis

    kontur interval (0 atau '& m) dan lokasi patok yang menunjukkan lokasi potongan

    melintang.

    Peta ini merupakan peta topogra4i yang tidak detail, tetapi men"antumkan semua

    keterangan yang spesi4lk dan penting.

    !..3.2 P)7, P8,*0)70

    Sebagai bidang spheris (permukaan kulit sebuah bola), maka bola bumi yang

    merupakan bola yang sangat besar, sehingga suatu "akupan areal yang ke"il padapermukaan bumi dapat dianggap sebagai bidang datar atau disebut bentuk planimetris.

    Skala yang digunakan untuk peren"anaan teknik jalan raya biasanya ' + 0&& atau ' +

    '.&&&.

    Peta ini adalah peta dasar dari peta planimetri ren"ana teknik jalan, jadi merupakan peta

    detail yang harus dilengkapi dengan simbol-simbol detail dan bentuk-bentuk planimetris

    (legenda) dan bentuk-bentuk topogra4is (garis-garis kontur). Peta ini dibuat pada kertas

    milimeter.

    !..3.3 P)*,;,*6 M)80*7,*6

    ;ambar potongan atau penampang melintang dibuat pada setiap interval (jarak) patok

    yang dipasang di lapangan. ;ambar potongan ini dikenal dengan Aross Se"tion.

    Skala yang digunakan untuk gambar penampang melintang, adalah '+ '&& untuk

    hori9ontal dan '+0& untuk vertikal.

    !..3.4 P)*,;,*6 M),*,*6

    Usulan Teknis 52

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    53/114

    ;ambar potongan memanjang yang dikenal dengan istilah Pro4il, adalah penampang

    pada irisan sumbu jalan dari awal sampai akhir ruas jalan yang menunjukkan elevasi

    (ketinggian) titik-titik sepanjang ruas tersebut.

    Skala yang digunakan adaiah '+ '.&&& untuk hori9ontal dan '+ '&& untuk vertikal.

    !..3. I+)*700,/0 T070 T)7,;Pada pengukuran untuk pembuatan peta, dipasang titik-titik kontrol yang bersi4at tetap

    (permanent) maupun sementara yang 4ungsi masing-masing telah diuraikan pada bagian

    Survei #opogra4i.

    Uraian titik kontrol, hasil survei lapangan harus diidenti4ikasikan (sesuai dengan gambar

    ren"ana teknik jalan) agar mudah untuk ditemukan kembali.

    entuk identi4ikasi titik tetap (!), men"antumkan koordinat di elevasi, serta keterangan

    lokasi (sketsa, desa dan ke"amatan serta kabupaten).

    !.!. PERENCANAAN GEOMETRIK

    Peren"anaan ;eometrik jalan adalah peren"anaan route dari suatu ruas jalan se"ara lengkap,

    meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar yang ada atau

    tersedia dari hasil survei lapangan dan telah dianalisis, serta menga"u pada ketentuan yang

    berlaku.

    Kelengkapan dan data dasar yang harus disiapkan sebelum mulai

    melakukan perhitunganperen"anaan, yaitu+

    - Peta planimetri dan peta-peta lainnya (geologi dan tataguna lahan).

    - Kriteria Peren"anaan (lihat bagian O.)

    Ketentuan Jarak Pandang dan beberapa pertimbangan yang diperlukan

    sebelum memulai peren"anaan, selain didasarkan pada teoritis, juga untuk praktisnya.

    2lemen dalam peren"anaan geometrik jalan, yaitu+

    - $linemen

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    54/114

    !.!.1 J,, P,*+,*6

    !.!.1.1 J,, P,*+,*6 H)*70 =J9>

    adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk menghentlkan

    kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan di depan. Setiap titik di

    sepanjang jalan harus memenuhi ketentuan Jh.J,, P,*+,*6 H)*70 terdiri atas % (dua) elemen jarak, yaitu+

    (a) Jarak #anggap (Jht), adalah jarak yang di tempuh oleh kendaraan sejak pengemudi

    melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus berhenti sampai saat

    pengemudi menginjak rem, dan

    (b) Jarak Pengereman (Jhr), adalah jarak yang dibutuhkan untuk menghentikan

    kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai kendaraan berhenti.

    !.!.1.2 J,, P,*+,*6 M)*+,95850 =J+>

    adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan lain di

    depannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali ke lajur semula.

    /okasi atau daerah untuk mendahului harus disebar di sepanjang jalan dengan jumlah

    panjang minimum & R dari panjang total ruas jalan yang diren"anakan.

    !.!.2 A80*))* H-0/-*7,8

    Pada peren"anaan alinemen honisontal, umumnya akan ditemui dua jenis bagian jalan, yaitu +

    bagian lurus, dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri dari tiga jenis tikungan

    yang digunakan, yaitu+

    = /ingkaran (Eull Air"le I EA)

    = Spiral - /ingkaran - Spiral (Spiral - Air"le - Spiral I S-A-S)

    = Spiral - Spiral (S-S)

    !.!.3.1 B,60,* L55/

    Panjang maksimum bagian lurus, harus dapat ditempuh dalam waktu %,0 menit

    (sesuai 5), dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari kelelahan.

    !.!.3.2 T05*6,*

    =1> J,0',0 M0*05

    Kendaraan pada saat melalui tikungan dengan ke"epatan () akan menerima gaya

    sentri4ugal yang menyebabkan kendaraan tidak stabil. Untuk mengimbangi gaya

    sentri4ugal tersebut, perlu dibuat suatu kemiringan melintang jalan pada tikungan

    yang disebut superelevasi (e).

    Usulan Teknis 54

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    55/114

    Pada saat kendaraan melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah

    melintang jalan antara ban kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan

    gaya gesekan melintang. Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya

    normal disebut koe4isien gesekan melintang (4).

    Untuk menghindari terjadinya ke"elakaan, maka untuk ke"epatan tertentu dapatdihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koe4isien gesekan

    maksimum,

    =2> B)*75 B5/5 L0*6,,* =FC>

    EA (Eull Air"le), adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu lingkaran

    saja. #ikungan EA hanya digunakan untuk 5 (jari-jari tikungan) yang besar agar tidak

    terjadi patahan, karena dengan 5 ke"il maka diperlukan superelevasi yang besar.

    =3> L)*65*6 P),809,*

    /engkung peralihan dibuat untuk menghindari terjadinya perubahan alinemen yang

    tiba-tiba dari bentuk lurus ke bentuk lingkaran (5 I T 5 I 5"), jadi lengkung

    peralihan ini diietakkan antara bagian lurus dan bagian lingkaran ("ir"le), yaitu pada

    sebelum dan sesudah tikungan berbentuk busur lingkaran.

    /engkung peralihan dengan bentuk spiral ("lothoid) banyak digunakan juga oleh

    ina !arga. Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis

    S-A-S.

    Panjang lengkung peralihan (/s), menurut #ata Aara Peren"anaan ;eometrik Jalan

    $ntar Kota, 'NN, diambil nilai yang terbesar dari tiga tinjauan di bawah ini +

    (a) erdasarkan waktu tempuh maksimum ( detik), untuk melintasi lengkung

    peralihan, maka panjang lengkung dapat dihitung

    (b) erdasarkan antisipasi gaya sentri4ugal, digunakan rumus !odi4ikasi Shortt

    (") erdasarkan tingkat pen"apalan perubahan kelandaian

    !.!.3.3 P)*@,;,0,* S5;))8),/0

    Superelevasi di"apai se"ara bertahap dari kemiringan melintang normal pada bagianjalan yang lurus sampai ke kemiringan penuh (superelevasi) pada bagian lengkung.

    Usulan Teknis 55

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    56/114

    Superelevasi tidak diperhatikan jika radius (5) "ukup besar, untuk itu "ukup lereng

    luar diputar sebesar lereng normal (/P), atau bahkan tetap lereng normal (/*).

    !.!.3.4 L,*+,0 R)8,70

    Kemiringan melintang atau kelandaian pada penampang jalan diantara tepi perkerasan

    luar dan sumbu jalan sepanjang lengkung peralihan disebut landai relati4.. Persentasekelandaian ini disesuaikan dengan ke"epatan ren"ana dan jumlah lajur yang ada.

    !.!.3. D0,6, S5;))8),/0

    =1> M)7-+,

    !etoda untuk melakukan superelevasi yaitu merubah lereng potongan melintang,

    dilakukan dengan bentuk pro4il dan tepi perkerasan yang dibundarkan, tetapi

    disarankan "ukup untuk mengambil garis lurus saja.

    $da tiga "ara untuk mendapatkan superelevasi yaitu+(a) memutar perkerasan jalan terhadap pro4il sumbu

    (b) memutar perkerasan jalan terhadap tepi jalan sebelah dalam

    (") memutar perkerasan jalan terhadap tepi jalan sebelah luar

    =2> D0,6,

    Pembuatan diagram superelevasi antara "ara $$S

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    57/114

    Jarak pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah pandangan

    bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan (daerah bebas samping).

    Daerah bebas samping di tikungan adalah ruang untuk menjamin kebebasan

    pandang di tikungan sehingga Jh dipenuhi.

    Daerah bebas samping dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pandangan di

    tlkungan dengan membebaskan obyek-obyek penghalang sejauh 2 (m), diukur dari

    garis tengah lajur dalam sampai obyek penghalang pandangan sehingga

    persyaratan Jh dipenuhi.

    !.!.3.# T05*6,* G,5*6,*

    Pada peren"anaan alinemen horisontal, kemungkinan akan adaditemui peren"anaan

    tikungan gabungan karena kondisi topogra4i pada route jalan yang akan diren"anakan

    sedemikian rupa sehingga terpaksa (tidak dapat dihindari) harus dilakukan ren"anatikungan gabungan, yang terdiri dan tikungan gabungan searah dan tikungan gabungan

    berbalik.

    =1> T05*6,* G,5*6,* S),,9

    5'Q ',0 5% - tikungan gabungan searah yang harus dihindari, jika terpaksa dibuat

    tikungan gabungan dari dua busur lingkaran (EA).

    =2> T85*6,* G,5*6,* B),80

    #ikungan gabungan yang berbalik se"ara tiba-tiba, harus dihindari, karena dalam

    kondisi ini pengemudi sangat sulit untuk mempertahankan kendaraan pada lajurnya.

    Jika terpaksa dibuat tikungan gabungan dari dua busur lingkaran (EA).

    #ikungan gabungan yang berbalik, akan menemui kesukaran dalam pelaksanaan

    (konstruksi) kemiringan melintang jalan, terutama pada konstruksi timbunan yang

    tinggi, tikungan sema"am ini sedapat mungkin harus dihindari.

    !.!.4 A80*))* V)70,8

    $linemen vertikal adalah peren"anaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang ditinjau, berupa

    pro4il memanjang.

    Pada peren"anaan alinemen vertikal akan ditemui kelandaian positi4 (tanjakan) dan kelandaian

    negati4 (turunan), sehingga kombinasinya berupa lengkung "embung dan lengkung "ekung.

    Disamping kedua lengkung tersebut ditemui pula kelandaian I & (datar).

    Usulan Teknis 57

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    58/114

    Kondisi tersebut dipengaruhi oleh keadaan topogra4i yang dilalui oleh route jalan renVana. Kondisi

    topogra4i tidak saja berpengaruh pada peren"anaan alinemen horisontal, tetapi juga

    mempengaruhi peren"anaan alinemen vertikal.

    !.!.4.1 K)8,*+,0,*

    Untuk menghitung dan meren"anakan lengkung vertikal, ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikan, yaitu+

    (') Karakterlstik Kendaraan Pada Kelandaian

    (%) Kelandaian !aksimum

    () Kelandalan !inimum

    () Panjang Kritis suatu kelandaian

    (0) /ajur Pendakian pada Kelandaian Khusus

    Penempatan lajur pendakian harus dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut+

    =,> B)+,/,,* MKJI =1%%"> :

    Penentuan lokasi lajur pendakian harus dapat dibenarkan se"ara ekonomis yang

    dibuat berdasarkan analisis S B)+,/,,* TPGJAK =1%%"> :

    ') Disediakan pada jalan arteri atau kolektor,

    %) $pabila panjang kritis terlampaui, jalan memiliki /

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    59/114

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    60/114

    Pengujian laboratorium untuk "ontoh air dan udara (dan survei $!D$/) dilakukan di laboratorium

    airkimia dan laboratorium 4isika (tidak diuraikan), sedangkan pengujian laboratorium untuk "ontoh

    tanah dan survei geoteknik dilakukan di laboratorium mekanika tanah.

    Pengujian laboratorium mekanika tanah dilakukan untuk keperluan+

    $nalisis Penurunan (Settlement)

    $nalisis Stabilitas /ereng

    Daya dukung lapisan tanah dasar (subgrade)

    !.".1.1 P)*650,* S0,7 P90/0 T,*,9

    Pengujian Si4at Phisik #anah (inde@ properties), untuk mengetahui jenis (klasi4ikasi)

    tanah yang sangat dominan, apakah berupa lempung, lanau pasir, kerikil dll.

    !.".1.2 P)*650,* S0,7 M),*0/ T,*,9

    Pengujian Si4at !ekanis #anah atau s4at keteknikan (engineering properties), diperlukan

    untuk mengetahui si4at tanah jika menerima beban luar.

    Parameter dan si4at mekanis tanah yang diperlukan untuk analisis dan desain jalan,

    yang diperoleh dari hasil pengujian sebagai berikut +

    Pengujian Konsolidasi

    Pengujian Kekuatan ;eser #anah, yang meliputi uji Kuat ;eser /angsung dan uji

    #ria@ial serta uji Kuat #ekan ebas (bila diperlukan).

    Pengujian Pemadatan (kompaksi), yang termasuk uji A5 /aboratorium terhadap

    "ontoh hasil pemadatan, dengan "ara tidak direndam (unsoaked) dan "ara direndam

    (soaked).

    !.".2 K8,/00,/0 T,*,9 =apabila di perlukan>

    !aksud klasi4ikasi tanah se"ara umum adalah pengelompokkan berbagai jenis tanah ke dalam

    kelompok yang sesuai dengan si4at teknik dan karakteristiknya.

    #anah (soil) menurut teknik sipil dapat dide4inisikan sebagai sisa atau produk yang dibawa dari

    pelapukan batuan dalam proses geologi yang dapat digali tanpa peledakan dan dapat ditembus

    dengan peralatan pengambilan "ontoh (sampling) pada saat pemboran.

    !enurut kiasi4ikasi geologi, se"ara umum dapat diuraikan bahwa tanah termasuk dalam proses

    geologi pada 4ormasinya. Untuk analisis pondasi se"ara kuantitati4, pemerian geologi tidak "ukup

    dan diperlukan tambahan klasi4ikasi khusus, akan tetapi pemerian geologi membantu dalam

    Usulan Teknis 60

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    61/114

    mengkorelasikan dengan pengalaman dari berbagai lokasi yang diharapkan dapat menunjukkan

    "ontoh bentuk.

    :denti4ikasi tanah se"ara teknik, selengkapnya sebagai berikut+

    klasi4ikasi dari pemilih (teknisi) di lapangan

    pemerian dari ma"am dan karakteristik struktur di laboratonium

    penentuan dari kepadatan atau kekasaran butir di lapangan

    Pemerian yang dilakukan di laboratorium hasil pengujian, sama halnya dengan yang dilakukan di

    lapangan dalam hal metoda atau "ara yang digunakan, yaitu (yang banyak digunakan) "ara

    $$S

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    62/114

    !.".3 I*7);)7,/0 G)-8-60

    :nterpretasi geologi adalah kegiatan yang dilakukan setelah pengujian laboratorium selesai. Dalam

    kegiatan ini tenaga ahli geoteknik mengkompilasikan kondisi geologi trase jalan ren"ana yangmeliputi 4isiogra4i, stratigra4i dan struktur geologi dengan bantuan peta-peta dasar yang men"akup

    daerah penyelidikan se"ara regional.

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    63/114

    !.".4.1 P)*55*,* L,*6/5*6

    Pada konstruksi jalan raya, penurunan langsung terjadi pada pekerjaan urugan tanahuntuk timbunan (embankment) yang "ukup tinggi.

    !.".4.2 P)*55*,* A0,7 K-*/-80+,/0

    Penurunan dapat diprediksi setelah pengujian laboratorium dengan benda uji "ontoh

    tanah (UDS) tidak terganggu. esamya penurunan dapat dihitung juga dengan (H") dari

    per"obaan sondir.

    !.". A*,80/0/ S7,0807,/

    Sepanjang trase jalan ren"ana, akan ditemui berbagai jenis kondisi topogra4i maupun geologi yang

    tidak dapat dihindari sehingga diperlukan penanganan khusus sehubungan dengan pekerjaan

    tanah (galian dan urugan).

    Pada daerah pegunungan dengan kondisi terain yang sulit, perlu dilakukan banyak galian yang

    "ukup tinggi. $pabila kondisi ini tidak dapat dihindari, maka kemiringan lereng galian harus dihitung

    dengan "ermat, agar aman terhadap bahaya longsor akan tetapi "ukup e4isien (dengan tidak

    banyak menggunakan konstruksi tambahan seperti tembok penahan dan sebagainya).Pada daerah pedataran, dengan kondisi terrain yang sederhana tetapi dengan pertimbangan

    system drainase dan muka air banjir, maka perlu dilakukan banyak urugan yang "ukup tinggi.

    $pabila kondisi ini tidak dapat dihindari, maka bahaya penurunan (settlement) dan kemiringan

    lereng timbunan (embankment) juga harus dihitung dengan "ermat dan material yang digunakan

    (terutama dari borrow area) harus melalui pengujian laboratorium, sehingga pelaksanaan

    pemadatan dapat dilakukan sesuai ren"ana.

    Pada lokasi lereng alam, perlu dilakukan analisis terhadap kondisi geologi yang ada di lapangan

    dari hasil pengujian laboratorium, sehingga lereng alam dapat dianggap aman terhadap gerakan

    tanah.

    !."..1 T0*,5,* G),,* T,*,9

    ;erakan tanah adalah penyebab utama dan terjadinya kelongsoran, diantaranya yang

    sering terjadi adalah longsoran jenis gelin"ir (slides).

    =1> P)*), 6),,*

    Usulan Teknis 63

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    64/114

    Kelongsoran menyertakan perubahan tegangan geser atau kekuatan geser yang

    menyebabkan ketidakseimbangan gerakan gaya-gaya.

    (a) L))*6 ,8, :

    Ketidak seimbangan gaya-gaya pada lereng alam, mungkin disebabkan oleh +') Perubahan pada penampang lereng akibat penambahan beban bergerak

    pada bagian atas gelin"iran atau mngurangi gaya tahanan pada bagian

    dasar.

    %) Penambahan tekanan air tanah yang akan mengurangi tahanan gesek pada

    tanah non kohesi4 atau pengembangan (swell) pada material kohesi4.

    ) Pengurangan kekuatan geser akibat proses pelapukan dan perubahan

    inineral.

    ) Peningkatan regangan geser yang terus menerus.

    => T05*,*

    Kelongsoran pada pondasi timbunan (embankment) mungkin disebabkan oleh+

    ') Penambahan beban yang dipakal tanpa thpat ditahan dengan penambahan

    kekuatan geser pondasi

    %) Pengurangan kekuatan geser pondasi yang disebabkan peningkatan garis

    pie9ometrik.

    ) Proses pelapukan.

    ) Peningkatan regangan geser yang terus menerus.

    =2> B)*75 6),,*

    Usulan Teknis 64

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    65/114

    =3> P)*6,59 )*0/ 7,*,9/ereng dan selimut tegangan e4ekti4 untuk kekuatan geser tanah berplastisitas

    rendah setara dengan sudut geser tanah yang kepadatannya sedang atau urai, yaitu

    tanah berbutir kasar.

    Perbandingan stabilitas tanah yang berbutir halus dengan yang berbutir kasar,

    terutama disebabkan oleh pengaruh tekanan pori pada kekuatannya.

    Kekuatan geser tidak dapat ditambah pada saat dibebani ke"uali tegangan e4ekti4

    pada penambahan bentuk butiran.

    Pemberian tegangan ini terjadi begitu "epat pada tanah berbutir kasar dan porous,

    tetapi dapat tertunda lama pada jenis lempung kedap.

    !."..2 M)7-+, A*,80/0/

    $da beberapa metode analisis yang ungkin harus dilakukan dalam satu kajian

    (') !etoda #egangan 24ektl4

    (%) !etoda #egangan #otal

    () Penggunaan !etoda untuk Kelongsoran 5otasi

    () Penggunaan !etoda untuk Kelongsoran #ranslasi

    (0) #imbunan pada tanah lempung lunak

    !.".! A*,80/0/ D,, D55*6

    $nalisis daya dukung untuk keperluan peren"anaan teknik jalan raya, yaitu daya dukung pada

    subgrade, baik natural subgrade maupun embankment subgrade.

    Daya dukung ini didasarkan pada nilai A5 hasil pengujian lapangan maupun hasil pengujian

    laboratorium.

    L,;0/,* T,*,9 D,/, A/80, yaitu natural subgrade hasil pekerjaan galian. *ilai A5 untuk

    lapisan ini diperoleh dari uji lapangan dengan alat DAP (Dynaink Aone Penetrometer) atau

    dengan alat Sondir atau dilakukan pengambilan "ontoh tanah dengan silinder (!old) untuk uji

    A5 asli di laboratorium.

    Usulan Teknis 65

  • 8/10/2019 Ustek DED Jln Dalam

    66/114

    L,;0/,* T,*,9 D,/, B)*75,*, yaitu lapisan tanah dasar pada permukaan timbunan

    (embankment subgrade) hasil pekerjaan urugan. *ilai A5 pada lapisan ini diperoleh dan uji

    A5 di laboratorium terhadap "ontoh tanah tidak asli (hasil uji kompaksi).

    Pada konstruksi badan jalan yang berupa struktur timbunan perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai

    berikut+

    Jika timbunan terletak pada tanah lunak, hams dilakukan perhitungan daya dukung dan

    besarnya penurunan tanah asli (di bawah timbunan) yang menopang struktur timbunan.

    Kemiringan lereng timbunan harus dianalisis agar aman terhadap bahaya kelongsoran

    sehubungan dengan tinggi timbunan dan jenis material urugan.

    Daya dukung tanah asli (lempung lunak) di bawah timbunan, dapat dianalisis dengan rumus dan#er9aghi ('N) untuk pondasi dangkal.

    !."." M,7)0,8 J,8,*

    !aterial yang diperlukan untuk konstruksi jalan terdiri dari+

    = #anah

    = $gregat

    = $spal eton

    !.".".1 T,*,9 S),6,0 M,7)0,8

    #anah pada konstruksi jalan diperlukan untuk membentuk badan jalan, yaitu berupa

    urugan. #anah yang terbaik untuk material adalah tanah dari borrow pit, karana akan

    mempunyai karakteristik yang seragam pada daerah sekitarnya.

    (') Urugan iasa

    #anah y