usm implementasi tugas disperkim dalam …

78
i USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM MENCEGAH BERKEMBANGNYA PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN KALIGAWE KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan Program Studi SI Hukum Oleh: Nama : Irvan Suprayogi NIM : A. 131.15.0075 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEMARANG SEMARANG TAHUN 2019

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

i

USM

IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM

MENCEGAH BERKEMBANGNYA PERMUKIMAN KUMUH

DI KELURAHAN KALIGAWE KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan

Program Studi SI Hukum

Oleh:

Nama : Irvan Suprayogi

NIM : A. 131.15.0075

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEMARANG

SEMARANG

TAHUN 2019

Page 2: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …
Page 3: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …
Page 4: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …
Page 5: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan penelitian yang berjudul “Implementasi Tugas Disperkim Dalam

Mencegah Berkembangnya Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota

Semarang”

Laporan penelitian ini disusun untuk melengkapi tugas dan syarat mata

kuliah skripsi Program Studi Strata 1 Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas

Semarang.Dalam penyusunan proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak berupa pikiran, waktu, tenaga, dan materi sehingga

penyusunan karya ilmiah ini dapat berjalan lancar. Pada kesempatan ini, penulis

bermaksud mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan dukungan kepada :

1. Bapak Andy Kridasusila, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas Semarang

2. Ibu B. Rini Heryanti, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Semarang.

3. Dr. Amri P.Sihotang, SS., SH., Mhum., selaku Ketua Progdi S1 Ilmu Hukum

dan selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan

dalam proses penyusunan karya ilmiah ini, selagi dapat selesai tepat waktu

4. Ibu Subaidah Ratna Juita, S.H., M.H., selaku Sekretaris Progdi S1 Imu Hukum.

5. Ibu Tri Mulyani, S.Pd., S.H., M.H., selaku Dosen Wali dan selaku dosen

pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam proses

penyusunan karya ilmiah ini, selagi dapat selesai tepat waktu.

Page 6: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …
Page 7: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Tidak penting seberapa lambat kita melaju, selagi kita tidak berhenti maka

kita tetap akan sampai ketempat tujuan kita”

Persembahan

Puji syukur atas rahmat dan karunia ALLAH SWT, bahwa saya telah

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan dipersembahkan untuk :

1. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan semangat dan

dukungan serta selalu mendoakan untuk keberhasilan anak-

anaknya

2. Kakak-kakak saya yang selalu memberi semangat dan membantu

dalam menyusun sekripsi

3. Sahabat-sahabat saya Selly, Mbak ema, Mbak dewi, Mbak ifa, alif,

andi, Rahmad, Taufik, Madiyanto, bimo yang selalu menemani

kuliah dari awal semester hingga saat ini. Kalian adalah the best

forever

Page 8: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN ORISINALITAS ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

ABSTRAK .............................................................................................................. x

ABSTRACT ........................................................................................................................ xi

BAB 1 ..................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

1. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 5

2. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6

D. Keaslian Penelitian ................................................................................................... 7

E. Sistematika Penulisan ............................................................................................... 8

BAB II ................................................................................................................... 10

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 10

A. Tinjauan Umum Tentang Implementasi ................................................................. 10

B. Tinjauan Umum Tentang Permukiman Kumuh ...................................................... 15

C. Tipologi dan Kriteria Kekumuhan .......................................................................... 18

D. Pencegahan Berkembangnya Permukiman Kumuh ................................................ 21

E. Dinas Daerah .......................................................................................................... 22

BAB III ................................................................................................................. 25

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 25

A. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 25

Page 9: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

ix

B. Spesifikasi Penelitian .............................................................................................. 25

C. Metode Penentuan Sampel ..................................................................................... 26

D. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 27

E. Metode Analisis Data ............................................................................................. 29

BAB IV ................................................................................................................. 30

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 30

A. Implementasi Tugas Disperkim dalam Mencegah Berkembangnya Permukiman

Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang. ................................................... 30

B. Kendala Dalam Implementasi Tugas Disperkim dalam Mencegah Berkembangnya

Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang .............................. 50

BAB V ................................................................................................................... 56

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 56

B. Saran ....................................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59

Page 10: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

x

ABSTRAK

Pemukiman kumuh menjadikan kota tampak kotor, sehingga dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang implementasi tugas Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang dalam mencegah

berkembangnya permukiman kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang,

kendala dalam implementasi, beserta upaya mengatasinya. Metode yang

dipergunakan meliputi: jenis penelitian yuridis sosiologis, spesifikasi deskriptif

analitis, dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

implementasi Tugas Disperkim dalam Mencegah Berkembangnya Permukiman

Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang, dengan Program Lingkungan

Sehat Perumahan diawali dengan menyusun Rencana Kerja, Penunjukan PPK,

Rekruitmen TFL, Pembentukan Koordinator KPB dan Ketua Kelompok Kerja,

Survei Lokasi, Pendataan dan Verifikasi yang dilakukan oleh TFL, Pelaksanaan,

Monitoring dan Evaluasi; sedangkan Program Sarana Prasarana Lingkungan

diawali dengan menyusun Rencana Kerja, kemudian dilakukan Penganggaran,

Pendataan dan Survei Lokasi, Penyiapan Masterplan dan DED, Kemudian

dilakukan Penunjukan Mitra Kerja, dan Pelaksanaan, Pengawasan dan

Pengendalian. Kendala Implementasi Tugas Disperkim dalam Mencegah

Berkembangnya Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang,

dalam program lingkungan sehat perumahan meliputi 2 hal, Pertama,

terlambatnya pengiriman bahan material, diupayakan dengan cara melakukan

survei terlebih dahulu kepada penerima bantuan; Kedua, lambatnya anggaran

program, diupayakan dengan cara perputaran anggaran dari program lain;

sedangkan kendala program sarana prasarana lingkungan permukiman meliputi 2

hal, Pertama, terkendala musim hujan, upaya mengatasinya dengan cara

menyusun jadwal kegiatan di luar musim hujan; Kedua, kurangnya perawatan

saluran drainase oleh masyarakat, upaya mengatasinya dengan cara sosialisasi

secara langsung ke pada masyarakat.

Kata Kunci: Implementasi, Tugas, Disperkim, Pencegahan, Permukiman

Kumuh

Page 11: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

xi

ABSTRACT

Slums make the city look dirty, so in this study aims to examine the

implementation of the task of the Department of Housing and Settlements of the City of

Semarang in preventing the development of slums in the Kaligawe Kelurahan of the City

of Semarang, obstacles in implementation, along with efforts to overcome them. The

methods used include: types of sociological juridical research, descriptive analytical

specifications, and qualitative data analysis. The results showed that the implementation

of the Disperkim Task in Preventing Slum Settlement in the Kaligawe Urban Village in

Semarang, with the Housing Healthy Environment Program began with compiling a

Work Plan, PPK Appointment, TFL Recruitment, Formation of the KPB Coordinator and

Head of the Working Group, Location Survey, Data Collection and Verification

conducted by TFL, Implementation, Monitoring and Evaluation; while the Environmental

Infrastructure Facility Program begins with the preparation of a Work Plan, then the

Budgeting, Data Collection and Site Survey, Masterplan and DED Preparation, Then the

Appointment of Work Partners, and Implementation, Supervision and Control. Obstacles

to the Implementation of Disperkim's Task in Preventing Slum Settlement in Kaligawe

Urban Village in Semarang, the housing healthy environment program includes 2 things:

First, the late delivery of materials, is attempted by conducting a survey in advance to the

beneficiaries; Second, the slowness of the program budget is pursued by means of budget

rotation from other programs; while the constraints of the environmental infrastructure

infrastructure program include 2 things, First, constrained by the rainy season, efforts to

overcome it by arranging a schedule of activities outside the rainy season; Second, the

lack of maintenance of drainage channels by the community, efforts to overcome them by

way of direct socialization to the community.

Keywords: Implementation, Duties, Disperkim, Prevention, Slums

Page 12: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peran

yang sangat strategis dalam membentuk watak serta kepribadian bangsa.

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan perumahan pemerintah melakukan

usaha-usaha pembangunan dan pengawasan perumahan dengan melibatkan

berbagai pihak baik perseorangan maupun badan hukum. Usaha pemerintah

tersebut tidak terlepas dari tujuan negara untuk menciptakan kesejahteraan

bagi rakyatnya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945).

Permasalahan yang dihadapi dalam konteks perumahan pada banyak

daerah terutama kota di Indonesia adalah semakin berkembangnya

perumahan dan pemukiman yang kumuh. Kata "kumuh" menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kotor atau tercemar. Jadi, bukan

padat, rapat, becek ,bau atau tidak teraturnya, tetapi justru kotornya yang

menjadikan sesuatu diartikan kumuh. Hal tersebut disebabkan oleh konsep

penataan daerah yang umumnya berkembang secara bertahap tetapi tanpa

dilandasi perencanaan daerah yang menyeluruh dan terpadu terutama di

wilayah perkotaan seperti Kota Semarang yang disebut sebagai Ibu kota

Provinsi Jawa Tengah. Kota Semarang menampilkan wajah ganda, di satu sisi

terlihat perkembangan pembangunan yang mengesankan, namun di sisi lain

nampak menjamurnya pemukiman kumuh dengan sarana dan prasarana yang

Page 13: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

2

tidak memadai untuk mendukung keberlangsungan kehidupan manusia yang

hidup di wilayah perkotaan tersebut, kawasan kumuh di Kota Semarang

mencapai 415,83 hektar. Wilayah itu tersebar di 64 kelurahan di 15

kecamatan, wilayah kumuh tersebut didominasi oleh kelurahan kaligawe,

berdasarkan data hasil Program Penanggulangan Kawasan Kumuh Perkotan

(P2KKP) oleh Bappeda Kota Semarang, wilayah kumuh tesebut rata-rata

menyebar di sejumlah perlintasan kereta api, sepanjang sungai dan daerah

pesisir. Salah satu kelurahan tersebut adalah Kelurahan Kaligawe yang

lokasinya dekat dengan bantaran sungai banjir kanal. "Krisis perencanaan

perkotaan di antaranya disebabkan oleh kurangnya tenaga profesional dalam

bidang perencanaan kota,sehingga produk yang dihasilkan di berbagai kota

kurang berkualitas atau di bawah standar penataan kota yang ideal. Selain itu,

tumpang tindihnya berbagai perencanaan kota dan kebijakan kota oleh

instansi yang berbeda, berakibat pada ketidak jelasan aparat pelaksananya

kebijakan tersebut dilapangan"1. “Ada dua penyebab kebijakan suatu negara

tidak pernah efektif yaitu, Pertama karena kebijakanya memang buruk, Kedua

kebijakanya tumpang tindih. Jika hendak dirinci, pilihanya adalah

kebijakanya baik dan bersinergi, kebijakan baik tapi tumpang tindih,

kebijakan buruk tapi bersinergi, kebijakan buruk dan tumpang tindih.”2

Terkait dengan permasalahan tersebut, maka pemerintah melalui

Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman memiliki tugas dan wewenang

dalam melakukan pencegahan berkembangnya pemukiman kumuh di Kota

Semarang, melalui pengawasan, pengendalian dan pemberdayaan masyarakat

1Rudy Williams, Klasifikasi Perencanaan Pembangunan Kota Berwawasan Lingkungan (Jakarta:

Widiatama,2010),halaman 52 2Riant nugroho, Kebijakan Publik di Indonesia (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2016),halaman 61

Page 14: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

3

yang bertujuan untuk terciptanya pemukiman yang berkualitas demi

kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang RI

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah, yang memberikan

kewenangan kepada Pemerintahan Daerah untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan,

kekhususan dan keseragaman daerah dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Pencegahan berkembangnya pemukiman kumuh maka mencakup

peningkatan kualitas pemukiman dengan meminimalisasi perumahan yang

kumuh, dapat diterapkan antara lain dengan mempertimbangkan

keseimbangan ekologis, upaya-upaya mencegah kehancuran lingkungan,

penataan kawasan pemukiman dan antisipasi pencemaran lingkungan yang

membahayakan kesehatan. Penyakit yang timbul akibat permukiman kumuh

salah satunya adalah disentri, penyakit ini disebabkan karena makanan tidak

sehat dari lingkungan yang tidak bersih, disentri menyerang usus besar yang

menghasilkan diare yang sangat akut bahkan dapat berdarah jika saat bab,

adapun penyakit lainya yang timbul akibat permukiman kumuh seperti

tuberculosis (TBC), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan lain sebagainya,

pada tahun 2018 ada 72 kasus DBD dan 1 kasus kematian, data tersebut

disampaikan pemilik program DBD Dinas Kesehatan Kota Semarang saat

melakukan Monitoring dan evaluasi Program DBD pada tahun 2018, dan

untuk kasus penderita TBC pada tahun 2018 ada 3108 kasus termasuk dengan

Page 15: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

4

606 kasus penderita TBC anak, data tersebut disampaikan dari Bidang

Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Dalam hal ini Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman selaku

instansi yang memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan

daerah dalam hal perumahan dan kawasan pemukiman. Meningkatnya

kualitas lingkungan permukiman, meningkatnya tertib administrasi

pertanahan, meningkatnya keterpaduan pelaksanaan pembangunan

perumahan, kawasan pemukiman dan pertanahan yang merupakan sasaran

Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Semarang dalam

menciptakan pemukiman yang layak.

Landasan hukum yang mengatur tentang pencegahan terhadap

berkembangnya pemukiman kumuh sudah sejak dulu ada yaitu Pasal 95 UU

RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman yang

berisi tentang pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan

kumuh dan pemukiman kumuh baru. Di samping itu instansi yang memiliki

tugas dalam hal pencegahan berkembahnya pemukiman kumuh di kota adalah

Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Pasal 4 Peraturan Walikota

semarang nomor 65 tahun 2016 menyebutkan bahwa Dinas Perumahan dan

Kawasan Pemukiman mempunyai tugas membantu Walikota dalam

melaksanakan urusan pemerintahan bidang perumahan dan kawasan

permukiman, bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan

permukiman yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantu yang

ditugaskam kepala daerah, maka penulis mengambil bahan untuk penelitian,

dengan judul "Implementasi Tugas Disperkim dalam Mencegah

Page 16: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

5

Berkembangnya Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota

Semarang".

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskaan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah implementasi tugas Dinas Perumahan dan Kawasan

Permukiman dalam mencegah berkembangnya permukiman kumuh di

Kelurahan Kaligawe Kota Semarang?

2. Apa kendala yang dihadapi dalam implementasi tugas Dinas Perumahan

dan Kawasan Permukiman dalam mencegah berkembangnya permukiman

kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang dan bagaimana upaya

mengatasinya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam setiap pelaksanaan penelitian, tentu terdapat tujuan yang hendak

dicapai. Adapun tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui implementasi tugas Dinas Perumahan dan

Kawasan Pemukiman dalam mencegah berkembangnya permukiman

kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang.

b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam implementasi tugas

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam mencegah

Page 17: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

6

berkembangnya permukiman kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota

Semarang dan upaya mengatasinya.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum khususnya

Hukum Administrasi Negara (HAN), terkait dengan pencegahan

berkembangnya pemukiman kumuh.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat :

1) Bagi Pemerintah

Manfaat penelitian ini bagi pemerintah yaitu pemerintah dalam

membuat kebijakan dapat mempertimbangkan aspek-aspek dan

gejala sosial yang ada pada penelitian ini.

2) Bagi Disperkim

Manfaat penelitian ini bagi disperkim yaitu dapat meningkatkan

kinerja dalam melakukan pencegahan terhadap berkembangnya

permukiman kumuh.

3) Bagi Masyarakat

Manfaat penelitian ini bagi masyarakat yaitu hasil dari penelitian

ini diharapkan dapat dibaca oleh masyarakat khususnya mereka

yang tinggal di permukiman kumuh.

Page 18: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

7

4) Bagi akademisi

Manfaat penelitian ini bagi akademis yaitu hasil penelitian ini

diharapkan berguna bagi civitas akademika fakultas hukum

universitas semarang sebagai informasi mengenai pencegahan

permukiman kumuh.

D. Keaslian Penelitian

Di dalam penulisan skripsi ini, Penulis mengambil judul

“Implementasi Tugas Disperakim dalam Mencegah Berkembangnya

Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang,” dengan

mengangkat permasalahan :

1. Bagaimanakah implementasi tugas Dinas Perumahan dan Kawasan

Pemukiman dalam Mencegah Berkembangnya Permukiman Kumuh Di

Kelurahan Kaligawe Kota Semarang ?

2. Apa kendala yang dihadapi Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman

dalam mencegah berkembangnya pemukiman kumuh di Kelurahan

Kaligawe Kota Semarang dan bagaimana upaya mengatasinya.?

Namun, setelah dilakukan penelusuran, ada karya ilmiah yang hampir

sama. Karya ilmiah yang dimaksud yaitu tulisan dari Muhajir Syam, Fakultas

Sain dan Teknologi Universitas Alaudin Makasar, 2017. Dalam skripsinya

Muhajir Syam mengambil judul “Identifikasi Kawasan Kumuh dan Strategi

Penguranganya pada Permukiman di kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae,

kabupaten Majene”. Permasalahan yang diangkat adalah :

1. Bagaimana tingkat kekumuhan di keurahan rangas, kecamatan Banggae?

Page 19: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

8

2. Bagaimana Strategi penanganan permukiman kumuh di kelurahan Rangas

Kecamatan Banggae?

Berdasarkan hasil penulusuran tersebut, maka dapat dinyatakan

bahwa, meskipun terdapat karya ilmiah yang secara kharasteristik hampir

sama namun terdapat perbedaan yang sangat jelas, yaitu dari mulai judul,

permasalahan yang diangkat, hingga obyek penelitianya. Sehingga skripsi ini

adalah asli dan bukan merupakan plagiat dari penulis lain.

E. Sistematika Penulisan

Uraian pada skripsi ini disampaikan dalam bab-bab di mana tiap-tiap

bab masih terbagi lagi menjadi sub bab. Hal ini bertujuan agar materi yang

disampaikan dapat lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Penulisan skripsi

ini terdiri dari lima bab. Adapun rincianya adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini berisi uraian tentang latar belakang

penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini berisi uraian tentang teori-teori yang

dipergunakan dalam penelitian ini,yaitu kajian tentang

permukiman kumuh dan uraian tentang Pemerintah

Daerah.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab ini berisi uraian tentang metode yang

dipergunakan dalam penelitian,spesifikasi penelitian,

Page 20: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

9

metode penentuan sampel, metode pengumpulan data

ini yaitu metode analisis data.Bab III ini berisi

tentangjenis penelitian, spesifikasi penelitian, metode

pengumpulan data dan metode analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini berisi uraian tentang hasil dari penelitian

yaitu mengenai implementasi tugas Disperkim dalam

Mencegah Berkembangnya Permukiman Kumuh Di

Kelurahan Kaligawe Kota Semarang dan untuk

mengetahui kendala yang dihadapi Dinas Perumahan

Rakyat dan Pemukiman dalam mencegah

berkembangnya pemukiman kumuh di Kelurahan

Kaligawe Kota Semarang dan upaya mengatasinya.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisi uraian tentang kesimpulan dan

saran yang dikemukakan oleh penulis.

Page 21: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi

biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna. Menurut

Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan

atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar suatu

aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan

kegiatan.3 Guntur setiawan berpendapat, implementasi adalah perluasan

aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan

tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi,

yang efektif.4

Implementasi kebijakan merupakan rangkaian tindak lanjut dari

pembuatan kebijakan. Instrumen yang digunakan dalam implementasi

kebijakan dapat bersifat memaksa (compulsory instrument) sampai yang

bersifat sukarela (voluntary instrument), meskipun pada umumnya kebijakan

publik bersifat memaksa yang tercermin dari sifat perundang-undangan

(manifestasi dari kebijakan publik) yang mengikat pemerintah dan

masyarakat.5

3 Nurdin Usman, Implementasi Berbasis Kurikulum (Jakarta:Garsindo,2002), halaman 70

4 Guntur Setiawan, Implementasi dalam Birokrasi pembangunan (Jakarta:Balai Pustaka,2004),

halaman 39 5 Solichin Abdul Wahab, Analisa Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara,

Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi Askara, 2007), halaman 51

Page 22: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

11

Implementasi kebijakan atau tugas merupakan proses yang krusial

dalam kebijakan publik, karena bukan hanya berkaitan dengan mekanisme

penjabaran keputusan-keputusan politik kedalam prosedur-prosedur rutin

lewat jalur birokrasi, melainkan juga menyangkut masalah konflik, keputusan

dan siapa yang memperoleh kebijaksanaan.6 Grindle mengatakan, bahwa:

Orang sering tidak melihat arti penting dari implementasi kebijakan.

Implementasi menurut mereka hanya merupakan pelaksanaan dari apa yang

telah diputuskan legislatif atau para pengambil keputusan sehingga kurang

berpengaruh. Padahal dalam kenyataanya betapapun hebatnya suatu rencana

program atau kegiatan tetapi apabila itu tidak direalisasikan dengan baik dan

benar maka program dan kegiatan itu menjadi sia-sia. Implementasi

membutuhkan para pelaksana yang benar-benar jujur, memiliki kompetensi

dan komitmen yang tinggi untuk menghasilkan apa yang menjadi tujuanya

dan benar-benar memperhatikan rambu-rambu peraturan yang berlaku.7

Dari pengertian-pengertian tersebut memperlihatkan bahwa kata

implementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem. Berdasarkan

pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan implementasi adalah suatu

kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu aktivitas dan dilakukan secara

sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-norma tertentu untuk

mencapai tujuan kegiatan. oleh karena itu, implementasi tidak berdiri

sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya yaitu kurikulum.

Implementasi kurikulum merupakan proses pelaksanaan ide, program atau

aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan

6 Ibid., halaman 59.

7 M. S. Grindles, dalam Yeremias Keban, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik:konsep,

Teori, dan Isu, (Yogyakarta: Gava Media, 2008), halaman 77

Page 23: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

12

perubahan terhadap suatu pembelajaran dan memperoleh hasil yang

diharapkan.

Adapun definisi implementasi menurut Hunger & Wheelen adalah

proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakanya dalam

tindakan melalui pengembangan program anggaran dan prosedur. Untuk

memulai proses implementasi, seorang manajer harus memperhatikan tiga

pertanyaan, yaitu :

1. Siapa yang akan melaksanakan rencana strategis yang telah disusun?

2. Apa yang harus dilakukan?

3. Bagaimana sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam

implementasi akan melaksanakan berbagai hal yang diperlakukan?

Siapa yang akan melaksanakan rencana startegis, terkait siapa yang

akan melaksanakan rencana strategis ini dalam implementasinya mungkin

akan lebih banyak dibanding mereka yang merumuskan strategi. Adapun

pelaksana strategi yaitu setiap orang yang ada dalam organisasi.

Apa yang harus dilakukan, dalam hal ini untuk mendukung

tercapainya implementasi strategi yang sebelumnya telah disusun, selanjutnya

para manajer divisi dan wilayah fungsional bekerja sama dengan rekan

manajer lainya dalam mengembangkan program, anggaran dan prosedur yang

dibutuhkan dalam implementasi strategi.8 Adapun penjelasan dari ketiga

indikator tersebut adalah:

8 Hunger dan Wheelen, Manajemen Strategis (Yogyakarta: ANDI Press, 2009), halaman 17

Page 24: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

13

1. Program

Program menurut Hunger & Wheelen adalah pernyataan aktivitas-

aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan

perencanaan sekali pakai9. Program berisi uraian kegiatan yang dilakukan

untuk mencapai sasaran strategi. Adapun tujuan dari program yaitu

membuat suatu tindakan yang berorientasi pada startegi.

2. Anggaran

Anggaran menurut Hunger & Wheelen adalah program yang

dinyatakan dalam bentuk satuan uang. Setiap program akan dinyatakan

secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk

merencanakan dan mengendalikan10

. Dengan melihat definisi tersebut,

dapat dikatakan bahwa dalam penyusunan anggaran merupakan suatu

komponen yang sangat penting dalam mengimplementasikan tugas yang

telah dirumuskan untuk mencapai tujuan.

3. Prosedur

Prosedur menurut Hunger & Wheelen adalah sistem langkah-

langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara

rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan11

. Prosedur

terkadang disebut Standard Operating Procedures (SOP). Prosedur

menjelaskan secara terperinci berbagai aktivitas yang harus dikerjakan

untuk menyelesaikan program dan kegiatan, prosedur menggambarkan

bagaimana tujuan dari pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan

kebijakan maupun peraturan yang berlaku.

9 Ibid., halaman 296

10 Ibid.

11 Ibid

Page 25: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

14

Berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor 65 Tahun 2016

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang diketahui

bahwa Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman merupakan unsur

pelaksana urusan pemerintahan bidang perumahan dan kawasan permukiman,

bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan permukiman.12

Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman mempunyai tugas

membantu Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang

perumahan dan kawasan permukiman, bidang pekerjaan umum dan penataan

ruang sub urusan permukiman yang menjadi kewenangan daerah dan tugas

pembantu yang ditugaskam Kepala Daerah.13

Fungsi Dinas Perumahan Rakyat dan Pemukiman adalah :

1. Perumusan kebijakan Bidang Pertamanan dan Pemakaman, Bidang

Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum, Bidang Permukiman, dan Bidang

Rumah Umum dan Rumah Swadaya.

2. Perumusan rencana strategis sesuai dengan visi dan misi Walikota.

3. Pengkoordinasian tugas-tugas dalam rangka pelaksanaan program dan

kegiatan Kesekretariatan, Bidang Pertamanan dan Pemakaman, Bidang

Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum, Bidang Permukiman, dan

Bidang Rumah Umum dan Rumah Swadaya, dan UPTD.

4. Penyelenggaraan pembinaan kepada bawahan dalam lingkup tanggung

jawabnya.

12

Pasal 2 Peraturan Walikota Semarang Nomor 65 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota

Semarang. 13

Pasal 4

Page 26: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

15

5. Penyelenggaraan penyusunan sasaran kerja pegawai.

6. Penyelenggaraan kerjasama Bidang Pertamanan dan Pemakaman,

Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum, Bidang Permukiman,

dan Bidang Rumah Umum dan Rumah Swadaya.

7. Penyelenggaraan Kesekretariatan Dinas Perumahan dan Kawasan

Permukiman.

8. Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang Pertamanan dan

Pemakaman, Bidang Prasarana dan utilitas Umum, Bidang Permukiman,

Bidang Rumah Umum dan Rumah Swadaya, dan UPTD.

9. Penyelenggaraan penilaian kinerja pegawai.

10. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan Bidang

Pertamanan dan Pemakaman, Bidang Prasarana dan Utilitas Umum,

Bidang Permukiman, Bidang Rumah Umum dan Rumah Swadaya, dan

UPTD

11. Penyelengaraan laporan pelaksanaan program dan kegiatan. dan

12. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas

dan fungsinya.14

B. Tinjauan Umum Tentang Permukiman Kumuh

Menurut Pasal 1 angka (13) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011

tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang dimaksud dengan

permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena

14

Pasal 5

Page 27: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

16

ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan

kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.15

Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas

fungsi sebagai tempat hunian.

“Secara umum, daerah kumuh (slum area) ataupun bukan kawasan

pemukiman yang dijadikan sebagai tempat tinggal yang bangunan-

bangunanya berkondisi substandar atau tidak layak huni oleh

penduduk miskin yang padat. Kawasan yang sesungguhnya tidak

diperuntukan sebagai daerah banyak permukiman di banyak kota

besar, oleh penduduk miskin yang berpenghasilan rendah dan tidak

tetap diokupasi untuk dijadikan tempat tinggal, seperti bantaran

sungai, dipinggir rel kereta api, tanah-tanah kosong disekitar pabrik,

atau pusat kota dan, dibawah jembatan.”16

Ketersediaan layanan, bahan-bahan baku, fasilitas, dan infra struktur.

Tempat tinggal yang layak harus memiliki fasilitas tertentu yang penting bagi

kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan nutrisi. Semua penerima manfaat dari

hak atas tempat tinggal yang layak harus memiliki akses yang berkelanjutan

terhadap sumber daya alam dan publik, air minum yang aman, energi untuk

memasak, suhu dan cahaya, alat-alat untuk menyimpan makanan,

pembuangan sampah, saluran air, layanan darurat. Tempat tinggal yang

memadai haruslah layak dihuni, artinya dapat menyediakan ruang yang cukup

bagi penghuninya dan dapat melindungi mereka dari cuaca dingin, lembab,

panas, hujan, angin, atau ancaman-ancaman bagi kesehatan, bahaya fisik

bangunan, dan faktor penyakit.

Agustina Rahmawati mengatakan Proses terbentuknya permukiman

kumuh, terjadi karena para pekerja memilih tinggal di dekat tempat kerja.

15

Pasal 1, angka 13 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman 16

Dony Purnomo, “ciri-ciri permukiman kumuh”, (pinterdw.blogspot.com/2012/03/permukiman-

kumuh-pengrtian-dan-ciri.html?m=1), diakses 27 oktober 2018, 2012

Page 28: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

17

Perkembangan Kota Semarang bermula dari sekitar pelabuhan yang diikuti

sekitar pertumbuhan industri di sekitar genuk dan kaligawe. Sementara

perdagangan dan jasa berada di sekitar johar. Perkembangan yang begitu

pesat di pusat perdagangan, industri, dan jasa mengakibatkan kebutuhan akan

lahan semakin meningkat. Sementara pada bagian lain, para pendatang

seringkali tidak memiliki keterampilan lain dan bekal yang cukup dari

kampung halaman. Mereka kemudian mencari tempat tinggal seadanya di

dekat pabrik atau pantai. Sedikit demi sedikit permukiman kumuh pun

terbentuk. Adapun kebutuhan rumah tidak sebanding dengan jumlah

penduduk yang kian meningkat pertumbuhanya.17

Ciri-ciri permukiman kumuh, seperti yang diungkapkan Prof. Dr.

Parsudi Suparlan adalah :

1. Fasilitas umum yang kondisinya tidak memadai

2. Kondisi hunian rumah dan permukiman serta penggunaan ruangnya

mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin

3. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam

penggunaan ruang-ruang yang ada di permukiman kumuh sehingga

menciptakan kesemrawutan tata ruang dan ketidakberdayaan ekonomi

penghuninya

4. Permukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup

secara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas,

yaitu terwujud sebagai

17

Agustina Rahmawati, “Strategi Penanganan Permukiman Kumuh”,jurnal, vol.1, no.1, hlm 2.

Universitas Diponegoro,2012

(https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jppmr/article/view/139, diakses 19 desember2018)2012

Page 29: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

18

a. sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karena itu

disebut sebagai hunian liar

b. satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah RT atau

sebuah RW

c. sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT atau

RW atau bahkan terwujud sebagai sebuah kelurahan, dan bukan hunian

liar.

5. Penghuni permukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogen,

warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat kepadatan yang

beraneka ragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam masyarakat

permukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan atas

kemampuan ekonomi mereka yang berbeda-beda tersebut.

6. Sebagian besar penghuni permukiman kumuh adalah mereka yang bekerja

di sektor informal atau mempunyai mata pencaharian tambahan di sektor

informil.18

C. Tipologi dan Kriteria Kekumuhan

Dalam Pasal 108 angka (1) Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan

Kawasan Permukiman, kriteria kekumuhan ditinjau dari :

1. Bangunan gedung

2. Jalan lingkungan

3. Penyediaan air minum

18

Parsudi Suparlan, Segi sosial dan ekonomi permukiman kumuh,

(http/:www.ots.atmajaya.ac.id/index.php/lppm/article/view/83) diakses 26 oktober 2018, 2009

Page 30: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

19

4. Drainese lingkungan

5. Pengelolaan air limbah

6. Pengelolaan persampahan

7. Proteksi kebakaran.19

Tipologi permukiman kumuh dibedakan dalam tipe, yaitu squater dan

slum area. Pembedaan kedua tipe permukaan kumuh tersebut berdasarkan

pada kondisi fisik dan kondisi geografis yang tidak memadai, serta status

kepemilikan yang tidak jelas.

1. Squater Area adalah pemukiman yang dibangun di suatu kawasan atau

daerah permukiman atau tempat-tempat terlarang dan bersifat ilegal atau

liar. Permukiman kumuh tipe squarter area mempunyai kondisi fisik,

geografis dan status sebagai berikut:

1. Kondisi fisik Squater Area antara lain:

1) Permukiman tidak layak menurut peruntukan ruang

2) Permukiman yang padat penduduknya

3) Permukiman dengan prasarana sanitasi tidak berfungsi dengan baik

4) Permukiman yang belum tersentuh oleh program peremajaan kota

atau perbaikan kampung

5) Permukiman dengan tata letak tidak teratur

6) Permukiman yang kondisi fisik bangunanya buruk

2. Kondisi geografis Squater area, antara lain:

1) Permukiman Kumuh yang berlokasi di bantaran sungai atau area

selebar 15 meter di kiri dan kanan sungai. Kawasan bantaran sungai

19

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016, Pasal 108, angka 1

Page 31: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

20

dilarang untuk didirikan bangunan atau sebagai lokasi permukiman,

karean daerah kawasan rawan banjir. Penduduk di bantaran sungai

biasanya membuang sampah rumah tangga ke sungai, sehingga

menyebabkan polusi air sungai.

2) Permukiman kumuh yang berlokasi di pinggiran kereta api, dibawah

jaringan listrik bertegangan tinggi, di daerah jalur hijau, ditempat

fasilitas umum, baik yang sudah terbangun maupun belum

terbangun.

3) Status permukiman kumuh yang termasuk squater area biasanya

menempati daerah yang dilarang atau ilegal, sehingga tidak ada

status kepemilikan rumah. Contoh permukiman yang menempati

tanah atau lahan milik negara atau badan usaha lain baik pemerintah

maupun swasta yang belum dibangun atau lahanya masih kosong.

2. Slum Area adalah permukiman kumuh dalam kaitanya dengan masalah

permukiman perkotaan. Apabila dilihat dari kondisi fisik lingkungan tidak

memadai, sedangkan kondisi geografisnya layak untuk dihuni. Slum area

bersifat legal atau secara hukum diakui kepemilikanya. Karakteristik/ciri

permukiman kumuh yang termasuk slum area adalah:

a. Daerah permukiman dengan lingkungan yang tidak sehat.

b. Daerah permukiman yang dihuni oleh warga kota yang gagal dalam

bidang ekonomi.

c. Daerah permukiman yang masyarakatnya mempunyai kebiasaan negatif

d. Daerah permukiman yang masyarakatnya mempunyai emosi yang tidak

stabil.

Page 32: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

21

D. Pencegahan Berkembangnya Permukiman Kumuh

Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap Perumahan kumuh dan

Pemukiman kumuh dilakukan untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya

Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh baru serta untuk menjaga dan

meningkatkan kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman.20

Dalam Pasal 95 Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman, di mana dalam pasal tersebut

dikatakan Pencegahan tersebut mencakup :

1. Ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi

2. Ketidaklengkapan prasarana, sarana dan utilitas umum

3. Penurunan kualitas rumah, perumahan, dan pemukiman, serta prasarana,

sarana dan utilitas umum

4. Pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang wilayah

Dilaksanakan melalui pengawasan, pengendalian dan pemberdayaan

masyarakat.Pengawasan dan Pengendalian dilakukan atas kesesuaian

terhadap perizinan, standar teknis, dan kelayakan fungsi melalui

pemeriksaan secara berkala sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,

pemberdayaan masyarakat dilakukan terhadap pemangku kepentingan

bidang perumahan dan kawasan permukiman melalui pendampingan dan

pelayanan informasi, pencegahan wajib dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau setiap orang.

20

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan

Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pasal 102

Page 33: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

22

E. Dinas Daerah

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

2016 tentang Perangkat Daerah dinyatakan bahwa penyelenggaraan

pemerintahan daerah, kepala daerah perlu dibantu perangkat daerah yang

dapat menyelenggarakan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh

pemerintahan daerah.

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan

oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah daerah

adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah. Otonomi daerah adalah hak, wewenang,

dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang

mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan

asas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas daerah dalam melaksanakan tugas

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan

lingkup tugasnya.

2. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.

Page 34: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

23

3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur atau walikota sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

4. Dinas daerah dipimpin oleh kepala dinas.

5. Kepala dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

gubernur atau walikota melalui sekretaris daerah.

Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 65 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang, diketahui bahwa

Dinas Perumahan dan Pemukiman mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

Adapun fungsi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah:

1. Perumusan kebijakan Bidang Pertamanan dan Pemakaman, Bidang

Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum, Bidang Permukiman, dan Bidang

Rumah Umum dan Rumah Swadaya.

2. Perumusan rencana strategis sesuai dengan visi dan misi Walikota.

3. Pengkoordinasian tugas-tugas dalam rangka pelaksanaan program dan

kegiatan Kesekretariatan, Bidang Pertamanan dan Pemakaman, Bidang

Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum, Bidang Permukiman, dan

Bidang Rumah Umum dan Rumah Swadaya, dan UPTD.

4. Penyelenggaraan pembinaan kepada bawahan dalam lingkup tanggung

jawabnya.

5. Penyelenggaraan penyusunan sasaran kerja pegawai.

Page 35: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

24

6. Penyelenggaraan kerjasama Bidang Pertamanan dan Pemakaman,

Bidang Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum, Bidang Permukiman,

dan Bidang Rumah Umum dan Rumah Swadaya.

7. Penyelenggaraan Kesekretariatan Dinas Perumahan dan Kawasan

Permukiman.

8. Penyelenggaraan program dan kegiatan Bidang Pertamanan dan

Pemakaman, Bidang Prasarana dan utilitas Umum, Bidang Permukiman,

Bidang Rumah Umum dan Rumah Swadaya, dan UPTD.

9. Penyelenggaraan penilaian kinerja pegawai.

10. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan Bidang

Pertamanan dan Pemakaman, Bidang Prasarana dan Utilitas Umum,

Bidang Permukiman, Bidang Rumah Umum dan Rumah Swadaya, dan

UPTD

11. Penyelengaraan laporan pelaksanaan program dan kegiatan. dan

12. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas

dan fungsinya.21

21

Pasal 5 Peraturan Walikota Semarang Nomor 65 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota

Semarang.

Page 36: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian hukum adalah merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang

didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan

untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan

menganalisanya. Di samping itu, juga diadakan pemeriksaan yang mendalam

terhadap faktor hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu

pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala

yang bersangkutan.22

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

sosiologis, yaitu penelitian terhadap efektivitas hukum merupakan penelitian

yang membahas bagaimana hukum beroprasi dalam masyarakat, penelitian ini

sangat relevan di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penelitian ini

mensyaratkan penelitinya di samping mengetahui ilmu hukum juga ilmu

sosial, dan memiliki pengetahuan dalam penelitian ilmu sosial23

. Jenis

penelitian ini dipergunakan karena dalam penelitian ini akan mengkaji

tentang implementasi tugas Disperkim dalam Mencegah Berkembangnya

Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang.

B. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif analitis yaitu suatu penelitian diharapkan dapat memaparkan atau

22

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI press,1981), hlm 43. 23

Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika,2016), hlm 31

Page 37: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

26

memberikan gambaran mengenai obyek penelitian, dan selanjutnya dilakukan

analisis atau dikaji secara cermat terhadap aspek-aspek hukum dari apa yang

telah digambarkan atau dilukiskan secara menyeluruh dan sistematis

berdasakan kaidah hukum dan pengetahuan hukum, yang bertujuan untuk

memberikan gambaran tentang realitas pada objek yang diteliti secara

obyektif, Sugiyono mengatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode

yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap

objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum.24

Spesifikasi ini dipergunakan karena dalam penelitian

ini akan menggambarkan tentang implementasi tugas Disperkim dalam

mencegah berkembangnya permukiman kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota

Semarang.

C. Metode Penentuan Sampel

Purposive sampling lebih tepat digunakan dalam penelitian ini,

pengertian purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel

penelitian dengan berberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data

yang diperoleh nantinya bisa representatif.25

Populasi dalam penelitian ini

adalah Implementasi tugas Disperkim di Kota Semarang dalam mencegah

berkembangnya permukiman kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang,

sedangkan sampelnya adalah implementasi tugas Disperakim dalam

mencegah berkembangnya permukiman kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota

24

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D ( Bandung : Alfabeta, 2009),

halaman 29. 25

Ibid., halaman 79

Page 38: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

27

Semarang dengan Program Lingkungan Sehat Perumahan dan Program

Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer

didukung data sekunder, yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

baik melalui wawancara, maupun laporan dalam bentuk dokumen tidak

resmi yang kemudian diolah oleh peneliti.26

Sumber data yang diperoleh

dalam penelitian ini adalah melalui wawancara langsung. Wawancara

adalah usaha untuk mengumpulkan data dengan cara wawancara, yaitu

mengajukan daftar pertanyaan kepada informan penelitian untuk

memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun pihak-pihak

yang diwawancarai adalah sebagai berikut:

a. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi

b. Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman

c. Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Permukiman

d. Warga Kota Semarang

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian, hasil

penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, disertasi, dan peraturan

26

Zaenudin Op.cit., halaman 106.

Page 39: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

28

perundang-undangan.27

Sumber data penelitian yang diperoleh melalui

media perantara atau secara tidak langsung yang berupa peraturan tertulis,

buku, catatan atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak

dipublikasikan secara umum. Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

a. Bahan Hukum Primer

Bahan Hukum Primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri

dari peraturan perundang-undangan yang terkait dengan objek

penelitian.28

Bahan hukum primer yang dipergunakan dalam penelitian

ini adalah :

1) Undang-Undang RI Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2) Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman

3) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah

4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016

tentang Perangkat Daerah

5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016

tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman

6) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa

Tengah

27

Ibid., halaman 106. 28

Ibid., halaman 106.

Page 40: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

29

7) Peraturan Walikota Semarang Nomor 65 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum Sekunder adalah buku-buku dan tulisan-tulisan

ilmiah hukum yang terkait dengan objek penelitian ini.29

Bahan Hukum

Sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah buku, jurnal,

dan seterusnya yang terkait dengan permasalahan yang sedang dikaji.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan Hukum Tersier adalah petunjuk atau penjelasan

mengenai bahan hukum primer atau bahan hukum sekunder yang

berasal dari kamus, ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan

sebagainya,30

yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji.

E. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan proses selanjutnya setelah diperolehnya data-

data yang terkumpul. Metode analisis data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis kualitatif. Dimana data yang diperoleh kemudian

disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif, yaitu

menganalisis data yang diperoleh dengan didasarkan pada undang-undang,

peraturan-peraturan dan doktrin serta teori yang ada, guna mendapatkan

gambaran secara jelas terkait dengan masalah yang akan dibahas.

29

Ibid., halaman 106. 30

Ibid., halaman 106.

Page 41: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Tugas Disperkim dalam Mencegah Berkembangnya

Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang.

Objek dalam penelitian ini adalah Dinas Perumahan dan Kawasan

Permukiman di Kota Semarang, yang beralamat di jalan Pemuda Nomor 148

kota Semarang. Adapun Visi dari Dinas Perumahan dan Kawasan

Permukiman Kota Semarang adalah “Terwujudnya Pelayanan Perumahan

dan Kawasan Permukiman Yang Berkelanjutan, Berbudaya, Mandiri, Maju

Dan Sejahtera”, dan Misi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota

Semarang sebagai berikut :

1. Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Manusia Di Bidang

Perumahan dan Permukiman.

2. Mewujudkan Kawasan Bebas Kumuh Yang Sehat.

3. Mempercepat Pemenuhan Kebutuhan Perumahan Yang Layak Huni

4. Meningkatkan Pemenuhan Kebutuhan Sarana Dan Prasarana

Permukiman.31

Dalam rencana kerja tahunan atau Renja mengatur tentang beberapa

tujuan berdasarkan program yang akan dijalankan, Tujuan yang dirumuskan

oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang meliputi :

1. Meningkatkan kualitas RTLH

2. Meningkatkan kualitas lingkungan kawasan permukiman

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas PSU permukiman

4. Meningkatkan pengelolaan lahan untuk TPU.32

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang

menetapkan sasaran sebagai berikut :

31

Kantor Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang 32

Ibid.

Page 42: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

31

1. Terlaksananya fasilitasi bantuan peningkatan kualitas RTLH

2. Meningkatnya sarana dan prasarana lingkungan kawasan

permukiman

3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas air bersih, sanitasi, jalan dan

drainese lingkungan

4. Meningkatnya ketersediaan lahan TPU.33

Adapun struktur organisasi Dinas Perumahan dan Kawasan

Permukiman Kota Semarang terdiri dari Kepala Dinas, Sekertariat, Kepala

Bidang dan UPTD.34

Adapun Tugas dan Fungsi Dinas Perumahan dan

Permukiman kota Semarang Berdasarkan Peraturan Walikota Semarang

Nomor 65 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota

Semarang guna kelancaran penyelenggaraan tugas khususnya dalam bidang

permukiman, perlu ditindaklanjuti dengan Pedoman Uraian Tugas Jabatan

Struktural pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagai

berikut:

1. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam Bidang Permukiman

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perencanaan program, kegiatan dan anggaran

b. Pendistribusian tugas kepada bawahan

c. Pemberian petunjuk kepada bawahan

d. Penyeliaan tugas bawahan dalam lingkup tanggungjawabnya

e. Pelaksanaan kegiatan penyusunan Sasaran Kerja Pegawai

f. Pelaksanaan koordinasi dengan perangkat daerah lainnya dan

instansi terkait

g. Pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan di Bidang

Permukiman

h. Pelaksanaan kegiatan Seksi Perencanaan dan Pengembangan

Permukiman, Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan

Permukiman, dan Seksi Pengawasan dan Pengendalian

Permukiman

33

Ibid. 34

Pasal 3 Peraturan Walikota Semarang Nomor 65 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota

Semarang.

Page 43: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

32

i. Pelaksanaan kegiatan penyusunan data dan informasi di Bidang

Permukiman

j. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan di bidang Permukiman

k. Pelaksanaan penilaian kinerja pegawai dalam lingkup

tanggungjawabnya

l. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan

m. Pelaksanaan penyusunan laporan program dan kegiatan, dan

n. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan

sesuai tugas dan fungsinya35

2. Kepala Bidang Permukiman mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta

mengevaluasi Seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman, Seksi

Pembangunan dan Pemeliharaan Permukiman dan Seksi Pengawasan dan

Pengendalian Permukiman.36

3. Bidang Permukiman terdiri atas Seksi Perencanaan dan Pengembangan

Permukiman, Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Permukiman dan

Seksi Pengawasan dan Pengendalian Permukiman yang masing-masing

dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Bidang Permukiman.37

Dalam penelitian ini diketahui bahwa pencegahan berkembangnya

permukiman kumuh diatur dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia

Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan

Peraturan Pemerintah Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016

tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan dalam

penelitian ini telah ditetapkan 3 informan dari pihak Dinas Perumahan dan

Kawasan Permukiman Kota Semarang dan 1 orang warga kota Semarang.

35

Pasal 9. 36

Pasal 29. 37

Pasal 31.

Page 44: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

33

Diketahui bahwa pencegahan permukiman kumuh di Kota Semarang yang

dilakukan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang

menggunakan Rencana Kerja Tahun 2018.

Selanjutnya dalam implementasi tugas Disperkim dalam mencegah

berkembangnya permukiman kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang,

terdapat 5 program yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Disperkim

Tahun 2018, yaitu:

1. Lingkungan sehat perumahan

2. Sarana prasarana lingkungan permukiman

3. Pengelolaan Area Pemakaman

4. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

5. Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Air Limbah

Dari ke 5 (lima) program kerja dari Disperkim tersebut, dalam

penelitian ini akan diambil sampel 2 program, yaitu lingkungan sehat

perumahan dan sarana prasarana lingkungan permukiman. Adapun uraiannya

adalah sebagai berikut:

1. Program Lingkungan Sehat Perumahan

Program lingkungan sehat perumahan adalah salah satu penjabaran

rencana kerja tahunan pada tahun 2018. Program ini bertujuan untuk

memfasilitasi tempat tinggal masyarakat dipermukiman kumuh agar

memiliki tempat tinggal yang layak. Program lingkungan sehat perumahan

merupakan respon dari pihak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

selaku penyelenggara dalam pencegahan berkembangnya permukiman

kumuh di kota Semarang, ada sejumlah 7 kegiatan dalam program tersebut

Page 45: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

34

dan penulis mengambil sampel dari salah satu kegiatan tersebut yaitu

kegiatan peningkatan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Program lingkungan sehat perumahan merupakan salah satu

penjabaran rencana kerja tahun 2018. Program ini bertujuan untuk

memfasilitasi tempat tinggal masyarakat dipermukiman kumuh agar

memiliki tempat tinggal yang layak. Program lingkungan sehat perumahan

merupakan respon dari pihak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

selaku penyelenggara dalam pencegahan berkembangnya permukiman

kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang. Dalam program ini memuat

kegiatan Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RLTH)

Peningkatan kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) merupakan

salah satu bagian dari lingkungan sehat perumahan. Tujuan dari adanya

kegiatan peningkatan kualitas rumah tidak layak huni yaitu masih banyaknya

masyarakat di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang yang menempati Rumah

Tidak Layak Huni (RTLH). Hal tersebut dikarenakan kurang mampunya

masyarakat yang tinggal disana untuk memperbaiki tempat tinggal atau rumah

mereka. Kegiatan peningkatan kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ini

berupa bantuan material yang diberikan kepada masyarakat yang secara

peraturan berhak membutuhkan bantuan tersebut. Kegiatan ini bertujuan

untuk membantu meringankan beban masyarakat dengan ekonomi rendah

dalam meningkatkan kualitas rumahnya agar layak huni. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Bapak Achmad

Agung Utomo, S.SOS, A.Md, S.ST, bahwa dalam peningkatan RTLH itu

kegiatannya pembangunan fisik. Salah satu contohnya MCK (kamar mandi

dan toilet) yang harus diperbaiki. Kemudian atap rumah yang jebol yang

Page 46: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

35

harus dibantu diberikan bantuan material untuk mereka. Baik itu pasir, batu

bata, semen atau bahan yang mereka butuhkan untuk bisa memperbaiki

rumah atau tempat tinggal mereka. Supaya bisa ditempati dengan nyaman.38

Hal tersebut juga dikemukakan oleh Bapak Sri Hartanto, A.Md selaku

Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman bahwa

Peningkatan RTLH dilakukan untuk memberikan bantuan bagi yang

rumahnya tidak layak huni agar rumahnya menjadi layak huni. Seperti

dinding rumah yang sudah tidak layak, saluran pembuangan limbah rumah

tangga, atap-atap rumah yang rusak. Mereka yang kurang mampu untuk

memperbaiki rumah mereka maka kita berikan bantuan berupa material

dengan nominal tertentu bagi mereka yang memang secara peraturan berhak

mendapatkan itu.39

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa program

lingkungan sehat perumahan tepatnya kegiatan peningkatan kualitas rumah

tidak layak huni (RLTH) merupakan bantuan fisik atau pembangunan fisik

yang diberikan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman kota

Semarang kepada masyarakat yang rumahnya tidak layak huni menjadi

layak sebagai mana mestinya, bantuan tersebut diberikan langsung berupa

pembangunan maupun sejumlah uang.

Selanjutnya dalam penelitian ini selain melakukan wawancara dari

pihak dinas tersebut, penulis juga memperkuat pendapat tersebut melalui

wawancara kepada Bapak Ade Nugroho selaku Koordinator Kelompok

38

Achmad Agung Utomo. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019. 39

Sri Hartanto. Kepala seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019.

Page 47: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

36

Penerima Bantuan (KPB) Kelurahan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari yang

mengatakan bahwa “Iya ada pemberian bantuan dari Dinas Perkim untuk

rumah tidak layak huni (RTLH) berupa bantuan material dan sejumlah uang.

Sebelumnya warga Kelurahan Kaligawe terlebih dulu diberi pengarahan

untuk mengajukan proposal bagi yang rumahnya menerima bantuan

RTLH”.40

Dari kutipan wawancara di atas dapat diketahui bahwa pihak Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang benar-benar

melakukan pemberian bantuan kepada masyarakat kaligawe dengan

perekonomian rendah untuk Rumah Yang Tidak Layak Huni (RTLH) di

Kelurahan Kaligawe yaitu berupa bantuan material bangunan rumah dan

sejumlah uang.

Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni (RLTH), sumber

dana/anggaran yang digunakan dalam kegiatan tersebut berasal dari APBD

Kota, DAK, APBD Provinsi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sub Bagian

Perencanaan dan Evaluasi Bapak Achmad Agung Utomo, S.SOS, A.Md,

S.ST, bahwa Anggaran program RTLH itu dari APBD ada, DAK ada,

Provinsi ada, yang jelas sumber dananya itu dari itu. Yang terpenting disini

jangan sampai ada tumbukan atau double anggaran antara APBD dengan

DAK misalnya, total anggaran yang terkumpul untuk peningkatan rumah

tidak layak huni ini sebesar 2 milyar. Besaran nominalnya itu dibagi 15 juta

40

Ade Nugroho. Ketua Penerima Bantuan RLTH Kelurahan Kaligawe, wawancara, Semarang 22

Juni 2019.

Page 48: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

37

per unit/rumah, dan pada tahun 2018 ada 120 rumah kurang lebihnya

penerima bantuan RLTH di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang.41

Pernyataan tersebut senada dengan Bapak Sri Hartanto, A.Md selaku

Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman, bahwa

Anggaran ada yang dari APBD, ada juga DAK. Untuk RTLH ini juga

macam-macam, dari Kota ada, Provinsi juga ada, Pusat juga ikut membantu.

Untuk besarannya juga ada masing-masing tiap rumah dapatnya 15 juta Di

kelurahan Kaligawe tersebut.42

Lebih lanjut lagi pernyataan yang diungkapkan oleh Kepala Seksi

Pengawasan dan Pengendalian Permukiman, Bapak Rochmad Wahyudi, S.E

yang menyatakan bahwa Program RTLH di Kelurahan Kaligawe ini,

Disperkim menggunakan dana dari APBD Kota, DAK, dari APBD Provinsi

juga ada. Namun dari sumber dana tersebut, pengelolaannya masing-

masing. Untuk Perkim sendiri itu APBD Kota dan DAK. Sedangkan untuk

nominalnya yaitu 15 juta per rumah.43

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui untuk anggaran

kegiatan bantuan peningkatan kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

Kelurahan Kaligawe tersebut berasal dari beberapa sumber, yaitu, APBD

Kota, DAK, dan APBD Provinsi dengan besaran Rp 15 juta per unit/rumah.

Namun dalam pengelolaannya Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

41

Achmad Agung Utomo. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019. 42

Sri Hartanto. Kepala seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019. 43

Rochmad Wahyudi. Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Permukiman Dinas Perumahan

dan Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019.

Page 49: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

38

dana tersebut dari APBD Kota dan DAK. Untuk APBD Provinsi dan

bantuan dari pusat ada penanggung jawab sendiri yaitu dari provinsi.

Prosedur terkait pelaksanaan peningkatan kualitas rumah tidak

layak huni (RTLH) menggunakan SOP yang sudah ditetapkan. Mulai

dari tahap survey sampai dengan pengawasan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Bapak Achmad Agung

Utomo, S.SOS, A.Md, S.ST, bahwa Dalam masing-masing pelaksanaannya

memiliki prosedur. Untuk peningkatan RTLH ini, pertama dilakukan

perencanaan dulu. Kemudian survey ke lokasi yang dilakukan tenaga

fasilitator lapangan (TFL). Dilihat itu data sesuai tidak dengan fakta

dilapangan. Kemudian ada bagian evalusasi. Setalah itu baru mulai

persiapan pelaksanaan. Mulai dari pembentukan kelompok penerima

bantuan dengan ditunjuk salah satu koordinatornya. KPB tersebut nantinya

bertanggung jawab kepada kelompok kerja (Pokja) itu diambil dari

kelurahan. Jelas itu ada SOP nya yang mengatur tiap masing-masing

bagian.44

Hal ini senada dengan ungkapan Bapak Sri Hartanto, A.Md selaku

Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman, bahwa Untuk

terkait prosedur pelaksanaannya kita mulai dari perencanaan, selanjutnya

ada survey lapangan atau lokasi sasaran. Kita sesuaikan data yang ada

dengan data dilapangan. Kemudian setelah itu kalau sudah sesuai kemudian

dibentuk kelompok penerima bantuan (KPB) yang mana itu bertanggung

44

Achmad Agung Utomo. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019.

Page 50: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

39

jawab kepada Kelompok Kerja (Pokja) yaitu kepala Kelurahan. Yang

nantinya itu akan dimonitoring oleh Dinas.45

Lebih lanjut menurut pernyataan yang diungkapkan oleh Kepala Seksi

Pengawasan dan Pengendalian Permukiman, Bapak Rochmad Wahyudi,

S.E, menjelaskan bahwa Koordinator Kelompok Penerima Bantuan (KPB)

itu dipilih ketika sosialisasi bersama warga yang mendapatkan bantuan.

Masing-masing KPB itu terdiri dari 20 orang penerima bantuan. Kemudian

dipilih salah satu menjadi koordinator. Kemudian selanjutnya, koordinator

itu bertanggung pada kelompok kerja (Pokja) itu dari kelurahan, bisa kepala

kelurahan atau sekretaris. Kemudian pokja tersebut yang nantinya

berkoordinasi kepada TFL atau tenaga fasilitator lapangan. Itu ditunjuk dari

Dinas.46

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang dalam melakukan

kegiatan peningkatan kualitas rumah tidak layak huni menggunakan acuan

SOP. Dalam kegiatan ini dimulai dengan perencanaan, penganggaran dan

survey lokasi yang menjadi sasaran dan pelaksanaan. Dengan demikian

dalam pelaksaannya diharapkan bisa sesuai dengan yang dikehendaki dan

tepat sasaran.

Berdasarkan uraian tentang pelaksanaan program Lingkungan Sehat

Perumahan tersebut, maka untuk mempermudah pemahaman dapat disajikan

dalam bagan sebagai berikut:

45

Sri Hartanto. Kepala seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019. 46

Rochmad Wahyudi. Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Permukiman Dinas Perumahan

dan Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019.

Page 51: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

40

Bagan 4.1.

Bagan Alur Pelaksanaan Program Lingkungan Sehat Perumahan

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa,

Program Lingkungan Sehat Perumahan diawali dengan menyusun Rencana

Kerja, Penunjukan PPK, Rekruitmen TFL Pembentukan Koordinator

Kelompok Penerima Bantuan (KPB) dan Ketua Kelompok Kerja kerja,

Survei Lokasi, Pendataan dan Verifikasi yang dilakukan oleh Tenaga

Fasilitator Lapangan (TFL), Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi.

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang melakukan perencanaan kegiatan pada Rencana Kerja

Tahunan.

Penunjukan PPK, Rekruitmen TFL Pembentukan Koordinator Kelompok Penerima Bantuan (KPB) dan Ketua

Kelompok Kerja kerja.

Survei Lokasi, Pendataan dan Verifikasi yang dilakukan oleh Tenaga Fasilitator

Lapangan (TFL)

Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi.

Page 52: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

41

2. Program Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman

Program sarana prasarana lingkungan permukiman adalah salah satu

penjabaran rencana kerja tahun 2018. Program ini bertujuan untuk

menciptakan lingkungan yang sehat dipermukiman kumuh agar menjadi

permukiman yang tidak kumuh lagi. Program sarana prasarana lingkungan

permukiman merupakan bentuk respon dari pihak Dinas Perumahan dan

Kawasan Permukiman selaku penyelenggara dalam pencegahan

berkembangnya permukiman kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota

Semarang, adapun jumlah kegiatan yang ada dalam program tersebut

berjumlah 6 kegiatan dan penulis mengambil salah satu kegiatan dalam

program tersebut yaitu kegiatan Pemeliharaan Saluran Drainase.

Program sarana prasarana lingkungan permukiman merupakan salah

satu penjabaran rencana kerja tahun 2018. Program ini bertujuan untuk

menciptakan lingkungan yang sehat dipermukiman kumuh agar menjadi

permukiman yang tidak kumuh lagi. Program sarana prasarana lingkungan

permukiman merupakan bentuk respon dari pihak Dinas Perumahan dan

Kawasan Permukiman selaku penyelenggara dalam pencegahan

berkembangnya permukiman kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota

Semarang. Dalam program ini memuat kegiatan Pemeliharaan Saluran

Drainase.

Pemeliharaan saluran drainase merupakan salah satu bagian dari

program sarana prasarana lingkungan permukiman. Hal yang melatar-

belakangi adanya kegiatan pemeliharaan saluran drainase atau gorong-

gorong lingkungan yaitu masih kurang maksimalnya fungsi dari drainase itu

Page 53: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

42

sendiri karena kecilnya drainase yang ada. Kemudian masih terdapatnya

genangan ketika hujan turun sehingga dapat mengakibatkan banjir. Dengan

demikian, adanya pemeliharaan drainase atau gorong-gorong maka akan

meminimalisir munculnya genangan dan juga terjadinya banjir di Kelurahan

Kaligawe. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sub Bagian Perencanaan dan

Evaluasi Bapak Achmad Agung Utomo, S.SOS, A.Md, S.ST, bahwa

Program pembangunan drainase dalam hal ini juga termasuk perbaikan juga

bisa atau perawatan. Dimana drainase atau yang biasa kita tau gorong-

gorong itu di kawasan permukiman kumuh Kelurahan Kaligawe Kota

Semarang itu pasti banyak sumbatan dan genangan. Selain itu dulunya kecil

yang dibangun menggunakan batu bata terus di semen itu sekarang

ditingkatkan pembangunannya menggunakan yudit. Lebih modern lebih

cepat, kualitasnya juga lebih terjamin. Selain itu, tujuannya juga supaya

menciptakan lingkungan yang sehat.47

Hal tersebut juga dikemukakan oleh Bapak Sri Hartanto, A.Md selaku

Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman bahwa

Pemeliharaan drainase tujuannya sangat jelas menciptakan lingkungan

sehat. Padatnya lingkungan di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang apabila

kurang di perhatikannya saluran drainase yang fungsinya sangat vital sebagai

saluran maupun pembuangan limbah non rumah tangga tentu munculnya

genangan, munculnya sarang penyakit. Dengan demikian kita melakukan

perbaikan dan pemeliharaan drainase tersebut agar bisa selalu terjaga fungsi

47

Achmad Agung Utomo. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019.

Page 54: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

43

dari drainase tersebut. Karena saluran drainase disana memang sangat kurang

peruntukannya dan memang membutuhkan perbaikan dan pemeliharaan.48

Lebih lanjut lagi pernyataan yang diungkapkan oleh Kepala Seksi

Pengawasan dan Pengendalian Permukiman, Bapak Rochmad Wahyudi, S.E

yang menyatakan bahwa Kurang optimalnya fungsi dari drainase itu sendiri

karena drainase di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang sebagian titik

memang buruk. Sehingga harus kita tangani. Drainase disini maksudnya

drainase lingkungan. Agar saluran menjadi lancar, tidak kumuh, tidak ada

sumbatan yang menjadikan genangan. Di tahun 2018 itu ada pembangunan

drainase di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang.49

Berdasarkan hasil

wawancara tersebut diketahui bahwa selama tahun 2018 terdapat lokasi

yang dilakukan pemeliharaan atau pembangunan saluran drainase/gorong-

gorong di Kota Semarang yaitu tepatnya di kelurahan kaligawe.

Selanjutnya dalam penelitian ini selain melakukan wawancara dari

pihak dinas tersebut, penulis juga memperkuat pendapat tersebut melalui

wawancara kepada Bapak Ade Nugroho selaku Warga Kelurahan Kaligawe,

Kecamatan Gayamsari yang mengatakan bahwa Iya ada pembangunan

drainase juga ini dari pemerintah, dulu ya memang masih kayak gitu.

Mungkin bisa dikatakan kurang layak, masih kumuh. Ini sekarang sudah

dibangun, sudah bagus dan terlihat rapi. Tinggal kita sebagai masyarakat

menjaga kebersihannya.50

48

Sri Hartanto. Kepala seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019. 49

Rochmad Wahyudi. Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Permukiman Dinas Perumahan

dan Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019. 50

Ade Nugroho. Ketua Penerima Bantuan RLTH Kelurahan Kaligawe, wawancara, Semarang 22

Juni 2019.

Page 55: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

44

Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat diketahui bahwa pihak

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang benar-benar

melakukan pemeliharaan atau pembangunan saluran drainase di Kota

Semarang. Dengan demikian, lingkungan di perumahan atau permukiman

warga menjadi lebih bersih dan rapi tidak lagi menjadi kumuh. Hanya saja

kedepan tetap membutuhkan kesadaran masyarakat itu sendiri dalam

perawatannya. Apalagi saluran drainase tersebut juga sangat penting untuk

menunjang sarana dan prasarana di lingkungan permukiman padat

penduduk.

Pemeliharaan saluran drainase, sumber dana/anggaran yang digunakan

dalam kegiatan tersebut berasal dari APBD dan APBN. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Bapak Achmad

Agung Utomo, S.SOS, A.Md, S.ST, bahwa Untuk drainase di Kelurahan

Kaligawe Kota Semarang tahun 2018 itu menggunakan APBD dengan

anggaran sebesar 500 juta rupiah, dalam realisasinya tidak melebihi nilai

pagu.51

Pernyataan tersebut juga dikemukakan oleh Bapak Sri Hartanto, A.Md

selaku Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman, bahwa

Anggaran ada yang dari APBD, ada juga APBN. Untuk pembangunan

drainase atau gorong-gorong ini juga macam-macam, tidak semuanya

diambilkan dari APBD, Provinsi juga ada, Pusat juga ikut membantu.

51

Achmad Agung Utomo. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019.

Page 56: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

45

Namun untuk yang pembangunan drainase yang di Kelurahan Kaligawe

Kota Semarang tahun 2018 kemarin itu menggunakan APBD.52

Lebih lanjut menurut pernyataan yang diungkapkan oleh Kepala Seksi

Pengawasan dan Pengendalian Permukiman, Bapak Rochmad Wahyudi,

S.E, bahwa Pembangunan drainase masih ikut dalam paket pencegahan

berkembangnya permukiman kumuh. Untuk anggarannya ya sama, dari

APBD dan APBN tergantung itu lokasinya menggunakan APBD atau

APBN. Jadi memang dalam pelaksanaan penataan permukiman kumuh ini

kompleks sekali dan tidak sedikit pula anggaran yang dikeluarkan.53

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui untuk anggaran

kegiatan pemeliharaan drainase atau gorong-gorong lingkungan di

Kelurahan Kaligawe Kota Semarang sebagaimana termasuk dalam

pencegahan berkembangnya permukiman kumuh di Kelurahan Kaligawe

Kota Semarang tahun 2018 tersebut berasal dari APBD. Dalam realisasi

anggarannya sesuai dengan target tidak melebihi harga yang dipatok atau

Nilai Pagu.

Prosedur dalam pelaksanaan pemeliharaan saluran drainase atau

gorong-gorong menggunakan acuan SOP. Dalam pelaksanaan kegiatan

pemeliharaan saluran drainase atau gorong-gorong di Kelurahan Kaligawe

Kota Semarang ini dilakukan secara pelelangan karena anggaran yang

dikeluarkan lebih dari 200 juta per kelurahan, hal ini sesuai dengan pernyataan

oleh Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Bapak Achmad Agung Utomo,

52

Sri Hartanto. Kepala seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019. 53

Rochmad Wahyudi. Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Permukiman Dinas Perumahan

dan Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019.

Page 57: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

46

S.SOS, A.Md, S.ST, bahwa Ada SOP nya. Itu sama dengan kegiatan

pembangunan yang tadi. Jadi SOP nya itu tergantung pada skup mereka

masing-masing. Isalnya dibagian perencanaan, itu ada SOPnya. Kemudian

bagian pelaksanaan itu juga ada SOPnya. Jadi gitu. Kurang lebih sama.

Lelang juga seperti itu. Kemudian untuk pemeliharaan drainase juga kalau

nominalnya diatas 200juta per kelurahan itu lelang.54

Pernyataan tersebut senada dengan Bapak Sri Hartanto, A.Md selaku

Kepala Seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman, bahwa Pada

intinya, semua yang kita kerjakan ini ada SOP nya. Sesuai dengan SOP

yang ada. Baik dari tahap perencanaan, penyiapan masterplan dan DED.

Untuk konsultannya siapa juga itu ada SOP nya yang mengatur. Untuk

alurnya bagaimana ya kurang lebih sama seperti tadi. Kita dari dinas

pertama melakukan perencanaan dulu. Kemudian menganggarkan. Untuk

anggaran juga tentunya sangat diperhatikan sekali. Agar tidak terjadi hal

yang tidak di inginkan. Kemudian lelang kalau memang itu wajib untuk

lelang. Tergantung anggarannya. Kalau drainase itu ada yang lelang ada

yang penunjukan. Kalau pokoknya sesuai peraturan pengadaan barang dan

jasa itu ya dibawah 200 juta itu dilakukan penujukan langsung. Dalam

penunjukan pun kita harus mengetahui atau sesuai dengan yang mumpuni

melihat track record-nya.55

Lebih lanjut menurut pernyataan yang diungkapkan oleh Kepala Seksi

Pengawasan dan Pengendalian Permukiman, Bapak Rochmad Wahyudi,

54

Achmad Agung Utomo. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019. 55

Sri Hartanto. Kepala seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman Dinas Perumahan dan

Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019.

Page 58: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

47

S.E, menjelaskan bahwa SOP itu jelas ada, seperti yang saya jelaskan tadi

diawal intinya bagaimana pekerjaan yang akan kita lakukan, apa saja yang

kita kerjaan itu ada yang mengatur. Ada SOP nya. Begitupun untuk

pembangunan drainase. Juga sama seperti itu. Jelas ada SOP nya. Mulai dari

tahap awal sampai akhir itu ada pembagiannya masing-masing.56

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang dalam melakukan

kegiatan pemeliharaan saluran drainase lingkungan atau gorong-gorong

berdasarkan acuan SOP. Dalam kegiatan ini dimulai tahap awal yaitu

perencanaan, kemudian penganggaran, survey lokasi, penyiapan masterplan

dan DED selanjutnya penunjukan kepada mitra kerja. Dengan demikian

dalam pelaksaannya diharapkan bisa sesuai dengan yang dikehendaki dan

tepat sasaran.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

berdasarkan pada program yang dilakukan di Kelurahan Kaligawe dilakukan

melalui 3 tahapan yakni program, angggaran dan prosedur. Dinas Perumahan

dan Kawasan Permukiman dalam Implementasi tugasnya mencegah

berkembangnya permukiman kumuh di kota Semarang secara garis besar

sudah terimplementasikan dengan baik, melalui program lingkungan sehat

perumahan dan program sarana prasarana lingkungan permukiman yang

tertera pada Renja tahun 2018 dalam anggaranya yang telah direncanakan

tidak meleset dari realisasinya yang berakibat pada program dan kegiatan

yang telah ditetapkan dan berdampak juga pada strategi yang telah

56

Rochmad Wahyudi. Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Permukiman Dinas Perumahan

dan Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019.

Page 59: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

48

dirumuskan, sumber anggaran dari kedua program tersebut bermacam-macam

mulai dari APBD, APBN dan DAK, Prosedur terkait pelaksanaan kedua

program tersebut menggunakan SOP yang sudah ditetapkan, Mulai dari

tahap survey sampai dengan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang.

Dalam Peraturan Walikota Semarang Nomor 65 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang tidak mengatur secara

langsung bagaimana dinas tersebut melakukan pencegahan terhadap

berkembangnya permukiman kumuh, namun dapat disandingkan dengan

bagaimana peraturan tersebut mengatur Dinas Perumahan dan Kawasan

Permukiman Kota Semarang melakukan penyelenggaraan program perbaikan

dan peremajaan permukiman kumuh, hal tersebut sesuai dengan Pasal 94

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman yang berbunyi pencegahan dan

peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh

wajib dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau setiap orang.

Berdasarkan uraian tentang pelaksanaan Program Sarana Prasarana

Lingkungan tersebut, maka untuk mempermudah pemahaman dapat

disajikan dalam bagan sebagai berikut:

Page 60: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

49

Bagan 4.2.

Bagan Alur Pelaksanaan Program Sarana Prasarana Lingkungan

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa, Program

Sarana Prasarana Lingkungan diawali dengan menyusun Rencana Kerja,

kemudian dilakukan Penganggaran, Pendataan dan Survei Lokasi, Penyiapan

Masterplan dan DED (Detail Enginering Design), Kemudian dilakukan

Penunjukan untuk Mitra Kerja, dan Pelaksanaan, Pengawasan dan

Pengendalian.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

Implementasi Tugas Disperkim dalam Mencegah Berkembangnya

Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang, dengan

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman kota Semarang melakukan

perencanaan kegiatan pada Rencana Kerja Tahunan

Penganggaran, Pendataan dan Survei Lokasi

Penyiapan Masterplan dan DED (Detail Engineering Design)

Melakukan Penunjukan untuk Mitra Kerja, dan Pelaksanaan, Pengawasan dan

Pengendalian.

Page 61: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

50

Program Lingkungan Sehat Perumahan diawali dengan menyusun Rencana

Kerja, Penunjukan PPK, Rekruitmen TFL Pembentukan Koordinator

Kelompok Penerima Bantuan (KPB) dan Ketua Kelompok Kerja kerja,

Survei Lokasi, Pendataan dan Verifikasi yang dilakukan oleh Tenaga

Fasilitator Lapangan (TFL), Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi;

sedangkan Program Sarana Prasarana Lingkungan diawali dengan menyusun

Rencana Kerja, kemudian dilakukan Penganggaran, Pendataan dan Survei

Lokasi, Penyiapan Masterplan dan DED (Detail Enginering Design),

Kemudian dilakukan Penunjukan untuk Mitra Kerja, dan Pelaksanaan,

Pengawasan dan Pengendalian.

B. Kendala Dalam Implementasi Tugas Disperkim dalam Mencegah

Berkembangnya Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota

Semarang

Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang dalam melakukan

tugasnya mencegah berkembangnya permukiman kumuh di Kelurahan

Kaligawe Kota Semarang diketahui bahwa dalam melakukan pencegahan

berkembangnya permukiman kumuh ada beberapa program yang terkait

dengan permasalahan tersebut dari program-program pada Rencana Kerja

tahunan, baik mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaannya

sebagaian besar berjalan sesuai dengan yang diharapkan, walaupun terjadi

kendala ketika pelaksanannya yaitu terdapat hambatan atau kendala pada

pelaksanaan program, anggaran dan prosedurnya, penulis mengambil sampel 2

program yang sama dari permasalahan sebelumnya dari Renja tahun 2018 yaitu

Page 62: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

51

Program Lingkungan Sehat Perumahan dan Program Sarana Prasarana

Lingkungan Permukiman yang selanjutnya dikembangkan lagi menjadi uraian

kegiatan berupa Kegiatan Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni

(RTLH) dan Kegiatan Pemeliharaan Saluran Drainase.

1. Program Lingkungan Sehat Perumahan

Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Permukiman, Bapak

Rochmad Wahyudi, S.E mengatakan bahwa kegiatan peningkatan kualitas

rumah tidak layak huni itu merupakan bantuan langsung dari dinas yang

berupa pembangunan fisik maupun sejumlah uang tunai untuk guna

memperbaiki rumah ridak layak huni itu, untuk kendalanya dalam

pelaksanaan dilapangan akses menuju rumah penerima bantuan yang sulit

untuk kendaraan (besar) ketika mengirim bahan material. Upaya untuk

menangani masalah tersebut pihak dinas sebelumnya melakukan survei ke

lokasi yang menerima bantuan agar nantinya tidak terjadi hal tersebut.

Untuk masalah anggaran sendiri hambatanya ada di waktu, karena sumber

dana tidak semuanya masuk langsung ke kas dinas namun bertahap, namun

dalam nominal anggaran tidak ada masalah karena tidak melewati batas

target atau pagu dengan rincian, upaya untuk mengantisipasi masalah

tersebut pihak dinas melakukan putaran atau pinjaman dana dari program

lain, dan untuk prosedur sendiri selama ini tidak ada masalah.57

Selanjutnya dalam permasalahan ini selain melakukan wawancara

dari pihak dinas tersebut, penulis juga melakukan wawancara kepada Bapak

Ade Nugroho selaku Warga Kelurahan Kaligawe dan sebagai Ketua

57

Rochmad Wahyudi. Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Permukiman Dinas Perumahan

dan Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019.

Page 63: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

52

Penerima Bantuan RLTH mengatakan dalam pemberian bantuan RLTH ini

tidak diberikan semuanya langsung merata dengan nominal 15juta/rumah,

namun ada yang diberikan 4,5jt dulu ada juga yang diberikan sesuai dengan

target itu, karena dana dari pihak dinas lambat maka terjadi kesenjangan

antara penerima bantuan dengan penerima bantuan yang lain.58

Dalam wawancara tersebut diketahui Dinas Perumahan dan

Permukiman dalam melakukan kegiatan peningkatan kualitas rumah tidak

layak huni baik mulai dari tahap perencanaan sampai dengan

pelaksanaannya sebagaian besar berjalan sesuai dengan yang diharapkan,

walaupun terjadi kendala ketika pelaksanannya, yaitu:

a. Sering terlambatnya pengiriman bahan material

Terdapat kendala dalam pemberian bantuan karena suplai atau

pengiriman material yang tersendat yang disebabkan karena sulitnya

akses menuju lokasi atau rumah penerima bantuan maka pengiriman

bantuan akan sedikit terlambat tidak sesuai dengan tanggal

kesepakatanya dan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut dari

pihak dinas sebelumnya melakukan survei kelokasi penerima bantuan,

jika lokasinya sulit dijangkau agar dapat direncanakan bagaimana

bantuan tersebut terrealisasikan tanpa kendala

b. Lambatnya Anggaran Kegiatan Program

Adapun realisasi anggaran sesuai dengan perencanaan tidak

melebihi anggaran yang dipatok atau nilai pagu, namun dalam

pelaksanaanya sedikit terlambat karena anggaran yang masuk ke Dinas

58

Ade Nugroho. Ketua Penerima Bantuan RLTH Kelurahan Kaligawe, wawancara, Semarang 22

Juni 2019.

Page 64: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

53

bertahap sehingga mengakibatkan pemberian bantuan RLTH terlambat

dan tidak sesuai jadwal yang ditentukan, upaya untuk mengantisipasi

hambatan tersebut pihak Dinas melakukan pinjaman atau putaran dana

dari program lain agar tidak terjadi keterlambatan.

2. Program Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman

Bapak Rochmad Wahyudi, S.E selaku Kepala Seksi Pengawasan dan

Pengendalian Permukiman juga mengatakan bahwa kegiatan pemeliharaan

saluran drainase itu dilakukan sebelum musim hujan karena jika dilakukan

pada saat musim hujan akan sulit dan membutuhkan lebih banyak tenaga

dan juga biaya, untuk kendalanya sendiri sudah pasti di masalah waktu,

karena sekarang musim hujan juga tidak menentu belum pasti bisa di

prediksi, dan kegiatan pemeliharaan saluran drainese itu setelah pihak dinas

selesai mengerjakanya maka akan dirawat oleh masyarakat setempat namun

rata-rata saluran drainase tersebut kembali rusak atau tersumbat karena

kurang perhatianya oleh masyarakat setempat, maka upaya untuk

menyelesaikan masalah tersebut pihak dinas melakukan sosialisasi kepada

masyarakat tentang pentingnya saluran drainase atau gorong-gorong agar

masyarakat mengerti dan merawat lingkunganya. Adapun untuk anggaran

tidak ada kendala sama sekali karena sesuai dengan nilai pagu, dan untuk

prosedurnya tidak ada kendala.59

Dalam wawancara tersebut diketahui Dinas Perumahan dan

Permukiman dalam melakukan kegiatan pemeliharaan saluran drainase baik

mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaannya sebagaian

59

Rochmad Wahyudi. Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Permukiman Dinas Perumahan

dan Permukiman Kota Semarang, wawancara, Semarang 19 Juni 2019.

Page 65: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

54

besar berjalan sesuai dengan yang diharapkan, adapun kendala yang

dihadapi meliputi :

a. Waktu Pelaksanaan

Adapun Kendala pada waktu pelaksanaan kegiatan dalam program

sarana prasarana lingkungan dalam pemeliharaan saluran drainase yaitu

dalam pelaksanaanya harus di luar musim hujan, karena debit air hujan

mengganggu pelaksanaan kegiatan tersebut, dan upaya yang dilakukan

pihak Dinas yaitu memperkirakan jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut

agar terhindar dari musim hujan

b. Perawatanya

Dan kendala perawatanya masyarakat setempat yang kurang

perhatian terhadap saluran drainase atau gorong-gorong tersebut, upaya

untuk masalah tersebut pihak dinas melakukan sosialisasi secara

langsung kepada masyarakat agar mampu atau mau merawat saluran

drainase tersebut. Adapun untuk anggaran tidak ada hambatan karena

sesuai dengan nilai patok atau pagu yaitu pada tahun 2018 dana untuk

kegiatan pemeliharaan saluran drainase terealisasikan sebesar Rp.

536.000.000, nominal tersebut tidak melebihi nominal pada nilai pagu

yang disarankan oleh Bappeda.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kendala Implementasi Tugas Disperkim dalam Mencegah Berkembangnya

Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang, dalam

program lingkungan sehat perumahan meliputi 2 hal yaitu: Pertama,

terlambatnya pengiriman bahan material karena sulitnya akses jalan

Page 66: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

55

penerima bantuan, hal ini diupayakan dengan cara melakukan survei terlebih

dahulu kepada penerima bantuan; Kedua, lambatnya anggaran program,

dalam hal ini dapat diupayakan dengan cara melakukan perputaran anggaran

dari program lain; sedangkan kendala program sarana prasarana lingkungan

permukiman meliputi 2 hal yaitu: Pertama, terkendala musim hujan, dalam

hal ini dapat dilakukan upaya mengatasinya dengan cara menyusun jadwal

pelaksanaan kegiatan tersebut di luar musim hujan; Kedua, kurangnya

perawatan saluran drainase oleh masyarakat, dalam hal ini dapat dilakukan

upaya mengatasinya dengan cara sosialisasi secara langsung kepada

masyarakat memiliki kesadaran untuk melakukan perawatan saluran

drainase tersebut.

Page 67: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasakan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas tentang

implementasi tugas Dinas Perumahan dan permukiman kota Semarang dalam

mencegah berkembangnya permukiman kumuh di Kelurahan Kaligawe Kota

Semarang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi Tugas Disperkim dalam Mencegah Berkembangnya

Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang, dengan

Program Lingkungan Sehat Perumahan diawali dengan menyusun Rencana

Kerja, Penunjukan PPK, Rekruitmen TFL Pembentukan Koordinator

Kelompok Penerima Bantuan (KPB) dan Ketua Kelompok Kerja kerja,

Survei Lokasi, Pendataan dan Verifikasi yang dilakukan oleh Tenaga

Fasilitator Lapangan (TFL), Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi;

sedangkan Program Sarana Prasarana Lingkungan diawali dengan

menyusun Rencana Kerja, kemudian dilakukan Penganggaran, Pendataan

dan Survei Lokasi, Penyiapan Masterplan dan DED (Detail Enginering

Design), Kemudian dilakukan Penunjukan untuk Mitra Kerja, dan

Pelaksanaan, Pengawasan dan Pengendalian.

2. Kendala Implementasi Tugas Disperkim dalam Mencegah Berkembangnya

Permukiman Kumuh Di Kelurahan Kaligawe Kota Semarang, dalam

program lingkungan sehat perumahan meliputi 2 hal yaitu: Pertama,

terlambatnya pengiriman bahan material karena sulitnya akses jalan

penerima bantuan, hal ini diupayakan dengan cara melakukan survei terlebih

Page 68: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

57

dahulu kepada penerima bantuan; Kedua, lambatnya anggaran program,

dalam hal ini dapat diupayakan dengan cara melakukan perputaran anggaran

dari program lain; sedangkan kendala program sarana prasarana lingkungan

permukiman meliputi 2 hal yaitu: Pertama, terkendala musim hujan, dalam

hal ini dapat dilakukan upaya mengatasinya dengan cara menyusun jadwal

pelaksanaan kegiatan tersebut di luar musim hujan; Kedua, kurangnya

perawatan saluran drainase oleh masyarakat, dalam hal ini dapat dilakukan

upaya mengatasinya dengan cara sosialisasi secara langsung kepada

masyarakat memiliki kesadaran untuk melakukan perawatan saluran

drainase tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat

saran atau rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan instansi

terkait implementasi tugas Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman kota

Semarang dalam pencegahan berkembangnya permukiman kumuh di kota

Semarang, sebagai berikut:

1. Terkait program, dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan kualitas

perumahan yang tidak layak huni untuk dapat dilakukan koordinasi dengan

pihak lapangan (suplier) agar suplai atau pengiriman material tidak

tersendat. Dan kepada masyarakat dilakukan komunikasi dan motivasi untuk

segera menyelesaikan pembangunan. Sehingga dalam pembangunan rumah

bisa berjalan dengan lancar.

Page 69: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

58

2. Dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan saluran drainase agar lebih sering

dilakukanya sosialisasi atau mungkin penyuluhan kepada masyarakat betapa

pentingnya saluran drainase atau gorong-gorong, karena masyarakatlah

yang merawat dan merasakan sendiri jika terjadi kerusakan pada saluran

drainase tersebut.

Page 70: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

59

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ali, Zainudin. Metode penelitian Hukum, Sinar Grafika : Jakarta, 2016.

Nugroho, Riant. Kebijakan Publik Di Indonesia, Pustaka Pelajar : Yogyakarta,

2016

Setiawan, Guntur. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan, Balai Pustaka :

Jakarta, 2004

Soerjono, Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 1981

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta, 2009

Hunger, David J & Wheelen, Thomas L. Manajemen Strategis, Yogyakarta :

ANDI Press, 2009

Usman, Nurdin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Grasindo : Jakarta,

2002

Keban, Yeremias. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik : Konsep, Teori

dan Isu. Yogyakarta: Gava Media, 2008.

Wahab, Solichin Abdul. Analisa Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi

Kebijakan Negara, Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Williams, Rudy. Klasifikasi Perencanaan Pembangunan Kota Berwawasan

Lingkungan, Widiatama: Jakarta. 2001.

Jurnal :

Rahmawati, Agustina.“Strategi Penanganan Permukiman Kumuh”,Jurnal

Administrasi Publik, Vol.1, No.1, hlm 2. Universitas Diponegoro, 2012.

Perundang-undangan :

Sekertariat Negara RI. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Jakarta, 1945.

Sekertariat Negara RI. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman. Jakarta, 2011.

Page 71: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …

60

Sekertariat Negara RI. Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Pemerintahan Daerah. Jakarta, 2015.

Sekertariat Negara RI. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2016 tentang

Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Jakarta, 2016.

Sekertariat Negara RI. Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah. Jakarta, 2016.

Sekertariat Negara RI. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun

2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi

Jawa Tengah. Semarang, 2016.

Sekertariat Negara RI. Peraturan Walikota Semarang Nomor 65 Tahun 2016

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata

Kerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang.

Semarang, 2016.

Wawancara:

Agung Utomo, Achmad. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Dinas Perumahan

dan Permukiman Kota Semarang. Wawancara. Semarang 19 Juni 2019.

Hartanto, Sri. Kepala seksi Perencanaan dan Pengembangan Permukiman Dinas

Perumahan dan Permukiman Kota Semarang. Wawancara. Semarang 19

Juni 2019.

Nugroho, Ade. Ketua Penerima Bantuan RLTH Kelurahan Kaligawe. Wawancara.

Semarang 22 Juni 2019.

Wahyudi, Rochmad. Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Permukiman

Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Semarang. Wawancara. Semarang

19 Juni 2019.

Internet:

Disperakim.jatengprov.go.id(Online),(http://disperakim.jatengprov.go.id/tupoksi.h

tml), diakses28 Maret 2019, 2017.

Suparlan, Parsudi. Segi Sosial dan Ekonomi Permukiman Kumuh.(Online),

(http://ojs.atmajaca.ac.id/index.php/lppm/article/view/83), diakses 26

Maret 2019, 2009.

blogger.com, (Online), (www.http:/pinterdw.com /2012/03/permukiman-kumuh-

pengertian-dan-ciri.html?m=1/), diakses 27 Maret 2019, 2012.

Page 72: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …
Page 73: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …
Page 74: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …
Page 75: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …
Page 76: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …
Page 77: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …
Page 78: USM IMPLEMENTASI TUGAS DISPERKIM DALAM …