usm implementasi tugas babinsa koramil 01/semarang …

90
USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG BARAT DALAM MELAKSANAKAN PEMBINAAN TERITORIAL DI KELURAHAN KALIBANTENG KULON SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan Program Studi S1. Hukum Oleh Nama : Elviana Candra Dwi Kartika NIM : A.111.15.0053 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEMARANG SEMARANG TAHUN 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

USM

IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG BARAT

DALAM MELAKSANAKAN PEMBINAAN TERITORIAL

DI KELURAHAN KALIBANTENG KULON

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat-syarat guna menyelesaikan

Program Studi S1. Hukum

Oleh

Nama : Elviana Candra Dwi Kartika

NIM : A.111.15.0053

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEMARANG

SEMARANG

TAHUN 2020

Page 2: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 3: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 4: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 5: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 6: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

vi

DOKUMENTASI PERPUSTAKAAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEMARANG

Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Semarang dengan ini

menerangkan, bahwa skripsi di bawah ini :

Judul : IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL

01/SEMARANG BARAT DALAM PEMBINAAN

TERITORIAL DI KELURAHAN KALIBANTENG KULON

Peneliti : Nama : Elviana Candra Dwi Kartika

NIM : A.111.15.0053

Telah didokumentasikan dengan nomor :…………………………………..

di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Semarang untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Semarang, 25 Februari 2020

Bagian Administrasi Perpustakaan

Fakultas Hukum Universitas Semarang

Galih Putri Wijaya

Page 7: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

vii

KATAPENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah Rabbil Alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan

Karunia-Nya yang senantiasa memberi langkah bagi penulis dengan terselesainya

penyusunan Skripsi ini dengan judul, “Kajian Yuridis Bunga Bank Konvensional

Berdasarkan Hukum Islam”.

Adapun maksud dari penyusunan Skripsi ini adalah untuk melengkapi tugas

dan syarat guna menyelesaikan Program Pendidikan Strata Satu (S-1) pada

Fakultas Hukum Universitas Semarang.

Penulis menyadari banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi,

mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penyusunan

Skripsi ini, namun berkat bantuan, petunjuk, serta saran-saran maupun arahan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

sedalam-dalamnya dan rasa hormat kepada:

1. Bapak Andy Kridasusila, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas Semarang

beserta segenap jajarannya;

2. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberikan dukungan baik moral

maupun materil serta doa sehingga dapat terselesainya Skripsi ini.

3. Ibu Rini Heryanti, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Semarang.

4. Ibu Tri Mulyani, S. Pd., S.H, M.H., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr.

Sukimin, S.H., M.H selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan

Page 8: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 9: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

ix

MOTTO

“SEMESTER MUDA SENANG-SENANG SEMESTER TUA KELABAKAN”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk diri saya sendiri, orang tua dan kakak

tercinta yang selalu mendoakan kesuksesan saya, dan kakak serta teman-teman

membuat saya semangat untuk menjadi lebih baik.

Page 10: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

x

ABSTRAK

Tugas TNI sangat berat, sehingga dalam penelitian ini berusaha untuk

mengkaji tentang implementasi tugas Babinsa Koramil 01/Semarang Barat dalam

Pembinaan Teritorial di Kelurahan Kalibanteng Kulon dan kendala dalam

implementasi serta upaya mengatasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini meliputi : jenis penelitian adalah yuridis sosiologis, spesifikasi penelitian

adalah deskriptif analitis. Data yang digunakan adalah data primer dan didukung

data sekunder dengan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

implementasi tugas Babinsa Koramil 01/Semarang Barat dalam Pembinaan

Teritorial di Kelurahan Kalibanteng Kulon sudah dilaksanakan sesuai petunjuk

Danramil menurut Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 19/IV/2008

Tanggal 8 April 2008, namun ada salah satu tugas yang belum terlaksana yakni

mengajari masyarakat di bidang pertanian, peternakan, perikanan dengan

membawa tim penyuluh serta melaksanakan pendampingan kepada masyarakat.

Hal ini di karenakan letak Kelurahan Kalibanteng Kulon bukan wilayah pertanian

dan warganya tidak ada yang memiliki peternakan ataupun perikanan, mengingat

wilayah Kelurahan Kalibanteng Kulon masih dalam wilayah kota bukan pedesaan.

Adapun kendala dalam implementasinya meliputi 3 hal yakni : 1) kurangnya

fasilitas sarana dan prasarana, dalam hal ini dapat diupayakan dengan cara

pengadaan fasilitas dari koordinator yang dibentuk oleh Kodim 0733 Semarang

dengan melibatkan personil-personil TNI; 2) kurangnya personil babinsa, dalam

hal ini dapat diupayakan dengan cara subsidi silang tiap-tiap wilayah; 3)

kurangnya kesadaran masyarakat, dalam hal ini dapat diupayakan dengan cara

memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya keamanan dan

ketertiban.

Kata kunci : tugas; babinsa; koramil; pembinaan teritorial.

Page 11: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

xi

ABSTRACT

The task of the TNI is very heavy, so in this study it is necessary to examine

the implementation of the Babinsa Koramil 01 / Semarang Barat task in Territorial

Development in the Kalibanteng Kulon Village and improve its implementation

and help overcome it. The method used in this study includes: the type of research

is sociological juridical, descriptive analytical research specifications. The data

used are primary and secondary data which are supported by qualitative data

analysis. Babinsa Koramil 01 / Semarang Barat in Territorial Development in

Kalibanteng Kulon Village has been implemented according to Danramil's

instructions in accordance with Army Chief of Staff Regulation Number 19 / IV /

2008 April 8, 2008, but there is one task that has not been carried out as teaching

the community in agriculture , animal husbandry, fisheries by bringing the

extension team accompanied by carrying out assistance to the community. This is

because the location of the Kalibanteng Kulon Kelurahan is not an agricultural

area and its residents do not have any livestock or fisheries, considering that the

Kalibanteng Kulon Kelurahan is still in a city area rather than a region. 3 things,

namely: 1) require facilities and infrastructure, in this case can be pursued by

means of the procurement of facilities from the coordinator made by Kodim 0733

Semarang by providing TNI personnel; 2) the number of babinsa employees, in

this case can be pursued by cross-subsidizing each region; 3) the importance of

public awareness, in this case can be pursued by giving guidance to the public on

the importance of security and order.

Keywords: task; babinsa; koramil; territorial formation.

Page 12: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN ORISINALITAS ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

PENGESAHAN MEMPERBANYAK ........................................................... iv

PENGESAHAN UJIAN ................................................................................. v

DOKUMENTASI PERPUSTAKAAN ............................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 10

1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................................ 10

1.3.2 Manfaat Penelitian .......................................................................... 11

1.4 Keaslian Penelitian .................................................................................... 12

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 15

2.1 Tinjauan Tentang TNI ............................................................................... 15

2.1.1 Pengertian TNI ................................................................................ 15

2.1.2 Sejarah TNI ..................................................................................... 17

Page 13: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

xiii

2.1.3 Jati Diri TNI ..................................................................................... 22

2.1.4 Peran, Fungsi, dan Tugas TNI ........................................................ 23

2.1.5 Kewajiban dan Larangan TNI ......................................................... 28

2.2 Tinjauan Tentang Pertahanan dan Keamanan ............................................ 29

2.2.1 Pengertian Pertahanan .. ................................................................... 29

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Pertahanan ......................................................... 30

2.2.3 Pengerahan dan Penggunaan Kekuatan TNI (Pertahanan) ............. 30

2.2.4 Pengertian tentang Keamanan .......................................................... 31

2.2.5 Pengerahan dan Penggunaan Kekuatan TNI (Keamanan) ............... 33

2.3 Tinjauan Tentang Bintara Pembina Desa (Babinsa) .................................. 34

2.3.1 Pengertian Babinsa .......................................................................... 34

2.3.2 Tugas dan Peran Babinsa ................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 39

3.1 Jenis/ Tipe Penelitian ................................................................................ 39

3.2 Spesifikasi Penelitian ................................................................................ 40

3.3 Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 40

3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 41

3.5 Metode Analisis Data ................................................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 44

4.1 Implementasi Tugas Babinsa Dalam Melaksanakan Pembinaan

Teritorial di wilayah Kalibanteng Kulon .................................................. 44

4.2 Kendala Implementasi Tugas Babinsa Dalam Melaksanakan Pembinaan

Teritorial di wilayah Kalibanteng Kulon dan upaya mengatasinya ............. 55

Page 14: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

xiv

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 59

5.1 Simpulan ................................................................................................... 59

5.2 Saran .......................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62

Page 15: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara kepulauan yang penduduknya terdiri dari

berbagai suku, ras, dan budaya yang berbeda-beda. Indonesia memiliki jumlah

penduduk dan kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah. Secara

geografis Indonesia terletak pada jalur lintas dunia, yakni Benua Asia dan

Benua Australia serta antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik yang

menjadikan letak Indonesia sebagai negara yang strategis.

Potensi sumber daya manusia serta sumber daya alam yang melimpah itu

Negara Indonesia berpotensi menjadi negara maju. Akan tetapi, dengan

jumlah penduduk sebanyak 269 juta jiwa dengan latar belakang yang berbeda-

beda juga dapat menimbulkan hal negatif yakni perpecahan atau konflik.

Sumber daya alam yang melimpah juga berpotensi mendatangkan ancaman

dari luar yang dapat mengganggu kedaulatan Negara Indonesia. Dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI)

Tahun 1945, tujuan nasional Bangsa Indonesia adalah melindungi segenap

bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta dalam melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan

keadilan sosial.1

1 Alenia IV, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Page 16: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

2

Diperlukan upaya bersama dalam mencapai amanat Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) yakni

setiap komponen Bangsa Indonesia dalam mewujudkan sistem pertahanan

yang kuat. Upaya bersama tersebut diwujudkan dalam Sistem Pertahanan dan

Keamanan Rakyat Semesta yang terdapat pada Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) dalam Pasal 30 ayat

(1) dan (2) yang menyatakan bahwa “(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. (2) Usaha

pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan

keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian

Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai

kekuatan pendukung.”

Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta yang disebutkan dalam

UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa TNI, POLRI, dan masyarakat sipil

harus bersatu dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara. Ketetapan

MPR Republik Indonesia Nomor VI Tahun 2000 tentang Pemisahan Tentara

Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia menyatakan bahwa

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia

(POLRI) secara kelembagaan terpisah sesuai dengan peran dan fungsi masing-

masing. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada tugas TNI dalam menjaga

keamanan.

Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34

Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, TNI berperan sebagai alat

negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan

Page 17: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

3

kebijakan dan keputusan politik negara. Kemudian Pasal 6 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional

Indonesia menjelaskan tentang fungsi TNI sebagai alat pertahanan Indonesia,

yakni berfungsi sebagai penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan

ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan

wilayah, dan pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu

akibat kekacauan keamanan. Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, TNI

adalah komponen utama.

Sedangkan dalam Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34

Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, tugas pokok TNI adalah

menegakkan kedaulatan negara. Mempertahankan keutuhan wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yanng berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah arah Indonesia dari ancaman dan

gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Tugas pokok tersebut

dilakukan dengan operasi militer untuk perang dan operasi militer selain

perang. Tugas TNI AD terdapat dalam Pasal 8 Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia yang

menyatakan bahwa Angkatan Darat bertugas melaksanakan tugas TNI matra

darat di bidang pertahanan, melaksanakan tugas TNI dalam menjaga

keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain, melaksanakan tugas

TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra darat, serta

melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat.

Page 18: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

4

Menurut Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menilai ada 5 faktor

yang berpotensi menjadi ancaman pertahanan dan keamanan nasioanl

sehingga bangsa Indonesia harus mewaspadai.2 Pertama, tatanan dunia baru,

seiring melemahnya hegemoni kekuatan super sebagai akibat pengaruh

kekuatan-kekuatan ekonomi baru seperti China, Rusia, India dan Brazil.

Potensi ancaman yang kedua adalah terorisme, semua negara rentan terhadap

ancaman teroris, bahkan terorisme sering dijadikan alat untuk menguasai suatu

wilayah yang berujung pada perang melibatkan pihak ketiga, contohnya yang

terjadi di Irak dan Suriah. Ancaman ketiga yaitu perang siber, ancamannya

dianggap sama bahayanya dengan senjata kinetik sehingga menganggap

perkembangan dunia siber harus dijadikan pertimbangan dalam fungsi

ketahanan dan keamanan nasional. Ancaman keempat menurut Hadi,

kebangkitan Tiongkok yang sangat pesat karena negara tersebut telah

mengubah konstalasi politik dunia dalam waktu singkat lewat ekonomi dan

militer. Ancaman terakhir adalah kerawanan di laut Indonesia, TNI

bertanggung jawab atas kerawanan laut Indonesia dari ancaman dari luar dan

dalam.

Diluar dari kelima faktor ancaman tersebut, saat ini Indonesia berada pada

masa damai. TNI tidak saja sebagai kekuatan pertahanan yang disiapkan untuk

menghadapi ancaman militer yang membahayakan kedaulatan negara,

keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangas Indonesia, tetapi juga

atensinya adalah sebagai kekuatan untuk membantu pemerintah di dalam

proses pembangunan nasional melalui tugas Operasi Militer Selain Perang

2 Ari Nursanti, “5 Potensi Ancaman Pertahanan Nasional Versi Hadi Tjahjanto”.

(https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01290366/5-potensi-ancaman-pertahanan-nasional-

versi-hadi-tjahjanto-415311, diakses 27 November 2019), 2017.

Page 19: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

5

(OMSP), sehingga tidaklah berlebihan jika TNI di samping sebagai kekuatan

pertahanan juga berkiprah sebagai kekuatan moral dan kekuatan kultural, yang

mampu mengangkat citra bangsa di kancah pergaulan Internasional.

Sumbangsih yang optimal TNI kepada bangsa dan negara, dimanifestasikan

dengan kekuatan dan kemampuan serta fasilitas yang dimiliki melalui

optimalisasi peran TNI dalam membangun kehidupan berbangsa dan

bernegara dengan implementasi yang diwujudnyatakan dalam bentuk

kerjasama lewat Pemerintah Daerah dimanifestasikan terus-menerus tanpa

pamrih dengan semangat militansi dan dedikasi yang tinggi guna mencapai

misi dan tujuannya.

Dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34

Tahun 2004 tentang TNI berisi tentang tugas pokok TNI dalam OMSP yakni :

1. Mengatasi gerakan separatisme bersenjata

2. Mengatasi pemberontakan bersenjata

3. Mengatasi aksi terorisme

4. Mengamankan wilayah perbatasan

5. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis

6. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik

luar negeri

7. Mengamankan presiden dan wakil presiden beserta keluarganya

8. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya

secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta

9. Membantu tugas pemerintahan di daerah

Page 20: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

6

10. Membantu kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas

keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-

undang

11. Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala dan

perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia

12. Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan

pemberian bantuan kemanusiaan

13. Membantu perncarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and

recue), serta

14. Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan

terhadap pembajakan, perompak, dan penyelundupan.

Dari keempat belas tugas TNI tersebut, maka penelitian ini akan dilakukan

pada tugas TNI dalam rangka membantu pemerintahan di daerah. Berdasarkan

Peraturan Kepala Staff TNI AD Nomor 19/IV/2008 tertanggal 8 April 2008

yakni berisi bahwa seorang Bintara Pembina Desa berkewajiban untuk

melaksanakan pembinaan teritorial sesuai petunjuk atasannya, yaitu komandan

Komando Rayon Militer, maksudnya ialah TNI bertugas membantu

pemerintahan daerah di tingkat paling bawah yakni di wilayah desa yang

dilakukan oleh seorang Bintara Pembina Desa atau sering dikenal dengan

Babinsa.

Menurut Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 19/IV/2008

Tanggal 8 April 2008, yaitu anatara lain :

1. Melaksanakan Pembinaan Teritorial sesuai petunjuk Danramil dengan

kegiatan sebagai berikut :

Page 21: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

7

a. Anjangsana ke seluruh rumah-rumah yang ada di desa binaan agar

Babinsa dikenal masyarakat

b. Ikut semua kegiatan yang ada di masyarakat

c. Membantu masyarakat yang terkena musibah

d. Ikut gotong royong pada Jumat bersih

e. Membantu masyarakat yang melaksanakan hajatan

f. Mengajari masyarakat di bidang pertanian, peternakan, perikanan dengan

membawa tim penyuluh serta melaksanakan pendampingan kepada

masyarakat

g. Olahraga bersama dengan masyarakat

h. Ikut kegiatan agama dan kesenian daerah

i. Ikut aktif kegiatan Siskampling dengan masyarakat

j. Mengajar PBB terhadap pelajar, warga dan karang taruna desa

k. Mengajari masyarakat untuk mengungsi apabila ada bencana dan

menentukan tempat pengungsian.

l. Ikut melaksanakan setiap permasalahan antara masyarakat yang

berselisih dengan bijaksana

m. Menghormati orang tua

n. Menyayangi anak kecil.3

2. Melaksanakan pengumpulan dan pemeliharaan data geografi, demografi,

kondisi sosial dan Potensi Nasional meliputi SDM, SDA/SDB serta sarana

dan prasarana di wilayahnya.

a. Ketahui batas Utara, Barat, Selatan dan Timur desa binaan

b. Ketahui daerah rawan bencana

c. Ketahui daerah yang dapat menjadi sumber logistik wilayah seperti

pertanian, perikanan perkebunan dan peternakan yang ada di wilayahnya.

d. Ketahui jumlah penduduk, jenis kelamin, usia dan status

e. Mengenal orang/kelompok ekstrem kiri, ekstrem kanan, tokoh unjuk

rasa, tokoh radikal, mantan residivis dan orang yang tidak puas kebijakan

pemerintah.

f. Ketahui jenis pekerjaan masyarakat yang ada di wilayahnya.4

3. Memberikan informasi tentang situasi dan kondisi wilayah bagi pasukan

yang bertugas didaerahnya.

a. Karakteristik daerah seperti kondisi jalan, sungai, jembatan,

hutan/gunung di wilayah yang bisa dilalui pasukan

b. Daerah logistik wilayah

c. Karakteristik tentang adat istiadat, budaya

d. Kondisi cuaca.5

3 Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 19/IV/2008 Tanggal 8 April 2008

4 Ibid.

5 Ibid.

Page 22: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

8

4. Melaporkan perkembangan situasi kepada Danramil pada kesempatan

pertama (laksanakan Tamu Cepat dan Lapor Cepat dengan berpedoman

kepada SIABIDIBAME)

a. Si = Siapa yang menjadi pelakunya

b. A = Apa yang terjadi

c. Bi = Kapan terjadinya

d. Di = Dimana lokasi kejadiannya

e. Ba = Bagaimana kejadianny

f. Me = Mengapa bisa terjadi.6

5. Babinsa dalam melaksanakan tugas kewajibannya bertanggung jawab

kepada Danramil.

a. Babinsa harus punya jadwal kegiatan rutin setiap harinya yang

mengandung unsur “KS2A” maksudnya adalah :

1) „K‟ adalah Kemana tujuan saya hari ini

2) „S‟ adalah Siapa yang akan saya temui

3) „A‟ adalah Apa kegiatan yang akan di kerjakan

4) „A‟ adalah Apa hasil yang harus didapatkan

b. Semua kegiatan harus bermanfaat terhadap masyarakat dan dilaporkan

kepada Danramil.7

Dari kelima tugas Babinsa menurut Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat

Nomor 19/IV/2008 Tanggal 8 April 2008, dalam penelitian ini akan

difokuskan pada tugas Babinsa dalam melaksanakan Pembinaan Teritorial

sesuai petunjuk Komadan Komando Rayon Militer. Tugas pembinaan

teritorial ini merupakan amanat dari Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Keberadaaan

Babinsa merupakan ujung tombak dan garda terdepan dalam pembinaan

wilayah teritorial dengan tujuan untuk membantu masyarakat desa dan

pemerintah daerah serta kepolisian, sehingga TNI dalam hal ini tidak hanya

6 Ibid.

7 Ibid.

Page 23: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

9

menjaga NKRI, tidak hanya perang tetapi juga memiliki tugas untuk

melakukan pembinaan wilayah teritotial.

Tugas ini sangat berat namun Babinsa wajib melaksanakannya. Di setiap

wilayah Koramil membawahi beberapa desa/kelurahan. Dapat diambil contoh

pelaksanaan pembinaan teritorial oleh Babinsa di Dusun Gumukgebang, Desa

Nogosari, Kecamatan Rambiuji, Jember pada tanggal 9 Juli 2019 Babinsa

Koramil 0824/13 mengikuti kerja bakti yang dilaksanakan oleh Kepala Dusun

dan masyarakat selain itu melakukan patroli malam bersama masyarakat.

Selain di Dusun Gumukgebang, di Dusun Malukloka, Desa Maluk,

Kecamatan Maluk Sumbawa Barat Babinsa bekerjasama dengan cara

bergotong royong membersihkan area pinggir jalan dan area pemukiman

warga setempat pada hari Minggu 7 Juli 2019.8 Babinsa dalam hal ini selain

memberikan motivasi budaya kegotong royongan juga menjalin komunikasi

sosial bersama masyarakat karena memang Babinsa harus selalu dekat

bersama masyarakat dalam rangka memantapkan kemanunggalan TNI-rakyat.9

Berdasarkan fanomena tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian secara yuridis sosiologis di Wilayah Kalibanteng Kulon.

Wilayah ini sengaja dijadikan objek penelitian mengingat wilayah

Kalibanteng ini merupakan suatu wilayah dengan tingkat kriminalitas tinggi,

karena banyak sekali tempat hiburan malam. Untuk membatasi ruang lingkup,

maka peneliti akan memfokuskan kajian dengan menentukan judul

8 Lensa NTB, “Laksanakan Tugas Pokok TNI AD, Babinsa Bersama Warga Maluk Kota

Lakukan Gotong Royong” (lensantb.com/, diakses pada tanggal 6 Februari 2019), 2019 9 Lucky Setyo Hendrawan, “Ketahanan Informasi Desa : Babinsa Nogosari Kodim 0824

Jember Bantu Masyarakat Benahi Saluran Air yang Jebol” (https://www.timesindonesia.co.id/,

diakses pada tanggal 6 Februari 2019), 2019

Page 24: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

10

“Implementasi Tugas Babinsa Koramil 01/Semarang Barat Dalam

Melaksanakan Pembinaan Teritorial Di Kelurahan Kalibanteng Kulon”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi tugas Babinsa Koramil 01/Semarang Barat

dalam melaksanakan pembinaan teritorial di Kelurahan Kalibanteng Kulon

?

2. Apa kendala implementasi tugas Babinsa Koramil 01/Semarang Barat

dalam melaksanakan pembinaan teritorial di Kelurahan Kalibanteng Kulon

dan upaya mengatasinya ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui implementasi tugas Babinsa Koramil

01/Semarang Barat dalam melaksanakan pembinaan teritorial di

Kelurahan Kalibanteng Kulon

b. Untuk mengetahui kendala dalam implementasi tugas Babinsa

Koramil 01/Semarang Barat dalam melaksanakan pembinaan

teritorial di Kelurahan Kalibanteng Kulon, dan upaya

mengatasinya.

Page 25: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

11

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum,

khususnya Hukum Administrasi Negara (HAN) terkait dengan

implementasi tugas Babinsa Koramil 01/Semarang Barat dalam

melaksanakan pembinaan teritorial.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Pemerintah

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan bagi pemerintah agar dalam menyusun kebijakan

terkait dengan tugas Babinsa Koramil 01 dalam melaksanakan

pembinaan teritorial, untuk kedepannya dapat dijalankan

dengan efektif.

2) Bagi TNI

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan masukan Tentara Nasional Indonesia agar dapat lebih

extra dalam menjaga pertahanan dan keutuhan NKRI.

3) Bagi akademisi

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan referensi dalam ilmu pendidikan sehingga dapat

memperkaya dan menambah wawasan tentang arti pentingnya

menjaga pertahanan negara dan ketahanan nasional.

Page 26: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

12

D. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu

yang mempunyai karakteristik yang relatif sama dalam hal tema, kajian,

meskipun berbeda dalam kriteria subjek jumlah dan posisi variabel penelitian

atau metode yang digunakan. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian

tentang :

1. Muhammad Faizal Rangkuti “Peran Manunggal TNI-AD Dalam

Pemberdayaan Masyarakat”. Dengan rumusan masalah bagaimana peran

manunggal TNI AD dalam pemberdayaan masyarakat dan apa saja faktor

yang menentukan peran manunggal TNI AD dalam pemberdayaan

masyarakat.10

2. Galang Musabrianto dan Arif Darmawan “Peran Babinsa dalam

Meningkatkan Keamanan di Desa Gedangan”. Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik dengan rumusan masalah bagaimana peran Babinsa di wilayah

Desa Gedangan dan faktor apa saja yang memperngaruhinya.11

3. Kuntum Chairum Ummah “Peran Fungsi Pembinaan Teritorial TNI AD

dalam pembantuan Pemerintah Daerah: Studi di Kabupaten Lebak”.

Departemen Ilmu Politik Universitas Padjajaran dengan rumusan masalah

10

. Muhammad Faizal Rangkuti, “Peran Manunggal TNI-AD Dalam

Pemberdayaan Masyarakat”. Governance, Vol. 5, No. 1, (Online),

(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/governance/article/view/1453, diakses 10 Januari

2020), 2013. 11

. Galang Musabrianto dan Arif Darmawan, “Peran Babinsa dalam

Meningkatkan Keamanan di Desa Gedangan”. (Online), (http://repository.untag-

sby.ac.id/954/, diakses 10 Januari 2020), 2018.

Page 27: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

13

peran dan fungsi TNI AD dalam upaya perbantuan pemerintah untuk

terlaksananya program-program pemerintah daerah.12

Berdasarkan uraian di atas, maka walau telah ada penelitian

sebelumnya yang berkaitan dengan implementasi tugas TNI, namun tetap

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, penelitian yang

peneliti lakukan adalah sama sama mejelaskan terkait tugas pokok TNI

sedangkan perbedaannya yaitu pada objek pelaksanaan penelitiannya.

Dengan demikian, maka topik penelitian yang peneliti lakukan ini benar-

benar asli.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika

penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum

maka penulis menggunakan sistematika penulisan hukum. Adapun sistematika

penulisan hukum terdiri dari 5 bab yang tiap babnya terbagi dalam sub-sub

bagian yang dimaksud untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan

hasil penelitian ini. Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan.

Dalam bab ini berisi uraian tentang latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian

penelitian serta sistematika penulisan.

12

. Kuntum Chairum Ummah, “Peran Fungsi Pembinaan Teritorial TNI AD

dalam pembantuan Pemerintah Daerah: Studi di Kabupaten Lebak”. Cosmogov,

Vol. 3, No. 1, (Online),

(https://www.researchgate.net/publication/318559163_PERAN_DAN_FUNGSI_PEMBINAAN_

TERITORIAL_TNI_AD_DALAM_PERBANTUAN_PEMERINTAH_DAERAH_STUDI_DI_K

ABUPATEN_LEBAK, diakses 10 Januari 2020), 2017.

Page 28: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

14

Bab II : Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini berisi uraian tentang teori-teori yang terkait dengan

permasalahan yang sedang di kaji, diantaranya tinjauan teori

tentang TNI, tinjauan teori tentang pertahanan dan kemananan,

dan tinjauan tentang Bintara Pembina Desa.

Bab III : Metode Penelitian

Dalam bab ini berisi uraian tentang metode yang dipergunakan

dalam penelitian yaitu jenis penelitian, spesifikasi penelitian,

metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan

metode analisis data.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi uraian pembahasan mengenai implementasi tugas

Babinsa dalam melaksanakan pembinaan teritorial di wilayah

Kalibanteng Kulon, kendala-kendala dalam implementasi tugas

Babinsa dalam melaksanakan pembinaan teritorial di wilayah

Kalibanteng Kulon, dan upaya mengatasi kendala-kendala dalam

implementasi tugas Babinsa dalam melaksanakan pembinaan

teritorial di wilayah Kalibanteng Kulon

Bab V : Penutup

Bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan pada pembahasan

yang ada di Bab IV dan saran yang akan disampaikan oleh

penulis.

Page 29: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang TNI

1. Pengertian Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004

definisi Tentara Nasional Indonesia adalah kekuatan angkatan perang dari

suatu negara berdasarkan peraturan perundang-undangan. Definisi tersebut

memang belum lengkap tetapi terdapat pengertian tentang tujuan pokok

kehadiran tentara dalam suatu negara yaitu seperti yang diatur dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004. Tentara

Nasional Indonesia (TNI) adalah menegakkakn kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah negara kesatuan Indoneisa yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 serta melindungi segenap bangsa dan

seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap

keutuhan bangsa dan negara. Dari konsep pemikiran seperti diatas

kemudian timbul pendirian bahwa fungsi utama Tentara Nasional

Indonesia (TNI) dalam negara adalah melakukan tugas dibidang

pertahanan. Untuk melaksanakan konsep pertahanan negara trsebut yang

memiliki peranandan menjadi komponen utama adalah Tentara Nasional

Indonesia (TNI).13

13

Andirizal, “Analisis Yuridis Tentang Kedudukan Tentara Nasional Indonesia (TNI)

setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004”, (online),

(https://www.neliti.com/id/publications/43279/analisis-yuridis-tentang-kedudukan-tentara-

nasional-indonesia-tni-setelah-berlak, diakses pada tanggal 25 januari 2020), 2014

Page 30: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

16

Tentara Nasional Indonesia atau TNI merupakan profesi sekaligus

sebagai alat negara dibidang pertahanan. Hal ini sesuai dengan bunyi Pasal

1 dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010

tentang Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia, yaitu “Tentara

Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat TNI adalah komponen

utama yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan

negara”. Hal tersebut senada dengan bunyi Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia yang

menyatakan bahwa Tentara Nasional Indonesai sebagai alat pertahanan

Negara Kesatuan Rpublik Indonesia, bertugas melaksanakan kebijakan

pertahanan negara untuk menekgakkan kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi keselamatan bangsa,

menjalankan operasi militer untuk perang dan operasi militer selain

perang, serta ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian

regional dan internasional.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun

1945 BAB XII Pertahanan dan Keamanan Negara Pasal 30 ayat (2)

dijelaskan bahwa :

“Usaha Pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem

pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia

dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dana

rakyat, sebagai pendukung.”

Prajurit adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi persyaratan

yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan diangkat oleh

Page 31: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

17

pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan

yakni dalam Pasal 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34

Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Prajurit TNI terdiri atas

prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, prajurit Tentara

Nasional Indonesia Angkatan Laut, dan prajurit Tentara Nasional

Indonesia Angkatan Udara yang melaksanakan tugasnya secara matra atau

gabungan di bawah pimpinan Panglima.

2. Sejarah Terbentuknya Tentara Nasional Indonesia

Dalam sejarah kehidupan manusia sejak dahulu, dimana sekelompok

rakyat yang bertempur tinggal di suatu daerah tertentu akan bangkit

serentak memanggul senjata dan mengadakan perlawanan apabila mereka

dan daerahnya mengalami ancaman atau serangan dari pihak lain.

Disinilah timbul pengertian bahwa pembelaan negara itu adalah hak dan

kewajiban seluruh rakyat. Segala sesuatu didalam Negara ikut dikerahkan

untuk melakukan peprangan dan tak dapat dipisahkan lagi antara angkatan

bersenjata dengan rakyat biasa didalam peperangan. Kaerna adanya

persamaan nasib cita-cita dan tanggung jawab yang kemudian

menimbulkan adanya kegiatan sehaluan antara militer dan masyarakat

dalam usaha mencapai cita-cita bangsa dan memikul tanggung jawab

bersama.

Salah satu organ yang harus dimiliki oleh pemerintah suatu negara

ialah militer yang merupakan suatu kelompok orang-orang yang

diorganisir dengan disiplin untuk melakukan pertempuran, yang dibedakan

Page 32: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

18

dengan orang-orang sipil. Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia

belum mempunyai organisasi militer yang teratur, yang berjuang

mempertahankan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 adalah rakyat yang

bergabung didalam laskar laskar serentak memanggul senjata untuk

mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai. Berintikan berkas-

berkas PETA, Heiho, KNIL yang insaf, Seinedan Keibodan, Gyugun,

Suisyitai yang terlatih baik, bersama dengan rakyat yang militan dari

segala lapisan masyarakat secara spontan dan serentak bengkit

mengangkat senjata.

Rakyat yang berjuang mempertahankan kemerdekaan 17 Agustus 1945

bergabung didalam laskar-laskar perjuangan dengan bermacam-macam

nama. Rakyat bersenjata ini dengan berintikan bekas-bekas PETA, Heiho,

Seinenda, Keribodan, Suisyintai dan KNIL yang sudah terlatih baik

dibidang kemiliteran, merupakan modal lahirnya Badan Keamanan Rakyat

(BKR) yang diumumkan pembentukannya oleh Pemerintah Republik

Indonesia pada tanggal 22 Agustus 1945. Badan Keamanan Rakyat inilah

sebagai wadah dari seluruh laskar yang mempertahankan kemerdekaan.

Sejarah pertumbuhan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia agak

berbeda dengan negara-negara lain, karena Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia tumbuh secara spontan dari kesadaran rakyat yang berjuang

mewujudkan cita-cita sebagai suatu bangsa, rakyat yang memulai revolusi

itu membangun tentaranya, mempersenjatai dirinya sendiri.

Tentara kebangsaan Republik Indonesia, bukanlah warisan kolonial

akan tetapi lahir dari rakyat. Tentara yang lahir dari kebangunan

Page 33: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

19

perjuangan kemerdekaan, yang menjadi dewasa akibat panasnya api

revolusi kemerdekan. Badan Keamanan Rakyat sebagai embrio dari TNI

yang lahir atas inisiatif dan spontanitas rakyat kemudian menjadi motor,

menjadi pelopor serta dinamisator jalannya revolusi, yang pada waktu itu

dimana-mana seluruh Nusantara merebut kekuasaan dan senjata dari bala

tentara Jepang, yang berusaha mempertahankan kedudukannya serta

berniat akan menyerahkan Indoneisa kepada sekutu. Maksud bala tentara

Dei Nippon tersebut digagalkan oleh BKR, oleh karena itu terjadilah

perebutan kekuasaan baik sipil maupun militer oleh para pejuang, yang

sudah mempunyai tekad bulat “Merdeka atau Mati”. Kelahiran yang

spontan dari rakyat, yang beraneka ragam suku dan masyarakat,

menjadikan BKR sangat heterogen anggotanya, proses pertumbuhan

begitu lahir terus-menerus bertempur menyebabkan BKR metang

menghadapi segala rintangan.

Sebagai wadah organisasi perjuangan BKR tumbuh semakin mantap,

sehingga pada tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah RI mendekritkan

pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai peningkatan

organisasi BKR yang tadinya sebagai wadah laskar-laskar perjuangan.

Sejak pembentukan TKR ini, maka para pejuang yang tergabung di dalam

TKR mulai didata, yaitu sebagai peralihan dari organisasi yang belum

teratur, menjadi organisasi yang teratur. Sebagai Kepala Staf yang ditunjuk

Oerip Soemorhardjo, seorang pejuang yang dianggap mempunyai

pengetahuan militer cukup memadai, untuk menyusun organisasi militer

yang resmi dan teratur. Sejak saat itu Republik Indonesia mempunyai

Page 34: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

20

tentara yang teratur, disertai kesatuan-kesatuan mulai dari tingkat Peleton

sampai Divisi, dengan kepangkatan mulai dari prajurit sampai dengan

Jendral, semuanya disusun sesuai organisasi Militer Internasional. Pada

tanggal 12 November 1945 diadakan Konferensi itu Pak Soedirman

dipilih sebagai Panglima Besar.

Dibawah pimpinan Panglima Besar Soedirman, Tentara Keamanan

Rakyat disempurnakan organisasinya yang kemudian pada tanggal 7

Januari 1946 namanya berubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.

Tidak lama kemudian pada tanggal 25 Januari 1946 berdasarkan

Penetapan Pemerintah No. 4/S. D. Nama Tentara Keselamatan Rakyat

diganti menjadi Tentara Republik Indonesia. Walaupun nama

organisasinya berganti akan tetapi semangat juang para anggotanya tidak

berubah, bahkan semakin berkobar-kobar, hal ini terlihat bagaimana

heroik dan patriotik para pejuang dalam menghadapi dan melucuti tentara

Jepang, menghadapi tentara sekutu yang mendarat di Jakarta, Surabaya,

Semarang, Bandung, Ujungpandang, Palembang, Bali dan banyak tempat

lagi di Nusantara ini. Musuh yang persenjataannya begitu lengkap,

dihadapi oleh para pejuang dengan senjata seadanya.

Perlawanan rakyat ini menunjukkan pada dunia bahwa bangsa

Indonesia sudah mampu untuk berdiri sendiri, bukan sebagai mana

anggapan bangsa Belanda yang menganggap bangsa Indonesia itu adalah

bangsa yang bodoh dan belum mampu untuk mengurus dirinya sendiri.

Memang di dunia pendidikan bangsa Indonesia atau bangsa yang terjajah

akan selalu bodoh, karena tidak diberi kesempatan untuk mengecap dunia

Page 35: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

21

pendidikan formal sejajar dengan bangsa yang menjajahnya, terutama

bangsa Belanda yang hanya memberi kesempatan untuk mengenyam

pendidikan kepada segelintir warga yaitu hanya anak priyayi-priyayi

tertentu saja, hal ini perlu karena priyayi itulah yang mengisi jabatan-

jabatan pekerjaan untuk membantu kelancaran pemerintahan penjajahan di

Indonesia. Sebagai bukti tingginya kebudayaan dan ilmu pengetahuan

bangsa Indonesia dapat kita lihat kebesaran kerajaan-kerajaan di

Indonesia, peninggalan-peninggalan sejarah seperti Candi Borobudur,

Candi Prambanan, dan berbagai peninggalan sejarah lainnya.

Oleh karena itu, para pejuang tak gentar dalam menghadapi tentara

kolonial Belanda yang bersenjata lengkap dan modern, dengan senjata

seadanya. Kemudian nama TRI disempurnakan lagi, karena belum

dianggap tepat, maka pada tanggal 7 Juni 1947 dirubah lagi menjadi

Tentara Nasional Indonesia, sebagai wadah perjuangan para pejuang yang

baru, yang tadinya masih berkotak-kotak didalam laskar perjuangan

dengan berbagai nama. Tentara Nasional Indonesia ini terdiri dari Tentara

Darat, Tentara Laut, Tentara Udara. Polisi sebagaimana tradisi

internasional tidak dimasukkan ke dalam organisasi tentara, karena fungsi

polisi adalah menjaga ketertiban masyarakat diwaktu damai. Akan tetapi

Polisi Indonesia pembentukannya tidak dapat disamakan dari negara lain,

karena didalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah

Belanda seluruh lapisan masyarakat bahu-membahu termasuk kesatuan-

kesatuan polisi. Oleh karenanya, Polisi RI dimasukkan di dalam jajaran

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Dengan masuknya Polisi ke

Page 36: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

22

dalam angkatan bersenjata, mempunyai konsekuensi yaitu apabila terjadi

peperangan dengan negara lain, maka polisi diperlakukan sebagai militer,

bukan aparat keamanan yang memelihara ketertiban.

3. Jati Diri TNI

TNI adalah bagian yang tak terpisahkan dari rakyat yang mesti

diberdayakan pemikirannya dalam setiap langkah yang di tempuh bangsa

dan negara ini mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Jati diri TNI

terdapat dalam Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34

Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia yakni :

a. Tentara Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya berasal dari warga

Negara Indonesia

b. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara

Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam

melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya,

c. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas

demi kepentingan negara dan di atas kepentingan daerah, suku, ras,

dan golongan agama

d. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, dilengkapi

secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin

kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang

menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia,

ketentuan hukum nasioanl, dan hukum internasional yang telah

diratifikasi.

Page 37: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

23

4. Peran, Fungsi, dan Tugas TNI

Tugas Tentara Nasional Indonesia secara signifikan tertera didalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang

Tentara Nasional Indonesia pada Pasal 7 sebagai tugas pokok Tentara

Nasional Indonesia, yang berbunyi :

a. Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesai Tahun 1945, serta melindungi

segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan

gangguan terhadap keutuhan bengsa dan negara.

b. Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

1) Operasi militer untuk perang

2) Operasi militer selain perang, yaitu untuk :

a) Mengatasi gerakan separatis bersenjata

b) Mengatasi pemberontakan bersenjata

c) Mengatasi aksi terorisme

d) Mengamankan wilayah perbatasan

e) Mengamankan obyek vital nasional yang bersifat strategis

f) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan

kebijakan politik luar negeri

g) Mengamankan presiden dan wakil presiden beserta

keluarganya

Page 38: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

24

h) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan

pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan

semesta

i) Membantu tugas pemerintah di daerah

j) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam

rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang

diatur dalam Undang-Undang

k) Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala

negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada

di Indonesia

l) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian

dan pemberian bantuan kemanusiaan

m) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan

(search and resque), serta

n) Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan

penerbangan terhadap pembajakan, perompak dan

penyelundupan.

Tugas pokok TNI yang terdapat dalam Pasal 7 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional

Indonesia adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD

NRI) Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah

Page 39: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

25

darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa

dan negara.

Adapun fungsi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terdapat pada

Pasal 6 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 yaitu:

a. TNI sebagai alat pertahanan negara berfungsi sebagai :

1) Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman

bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan,

keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.

2) Penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a, dan

3) Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat

kekacauan keamanan.

b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

TNI merupakan komponen utama.

Adapun asa-asas yang dipergunakan Tentara Nasional Indonesia dalam

rangka melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) adalah

sebagai berikut :

a. Asas Tujuan, setiap penyelenggaraan operasi harus memiliki rumusan

tujuan/sasaran yang jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan

dalam pencapaian tugas pokok

b. Asas kesatuan komando dan pengendalian seluruh kegiatan operasi

yang dilaksanakan dalam rangka OMSP berada di bawah satu

komando/penanggung jawab dari institusi negara yang ditunjuk sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 40: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

26

c. Asas Proposionalitas, diartikan bahwa kekuatan, persenjataan dan

peralatan TNI yang dikerahkan dalam pelaksanaan operasi dilakukan

secara sepadan, tidak berlebihan, memiliki prosedur standar operasi

yang jelas, terhindar dari tindakan diluar batas kewajaran.

d. Asas Keamanan, tindakan yang tepat untuk menjamin keamanan,

kerahasiaan, keleluasaan bergerak, melindungi satuan sendiri dan

menghindari jatuhnya informasi ke tangan lawan. Asas keamanan

diterapkan mulai proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan

pengakhiran operasi dengan tujuan untuk menghindari kegagalan

dalam pelaksanaan OMSP.

e. Asas Legitimasi, diartikan bahwa pelaksanaan OMSP yang

dilaksanakan oleh TNI sudah berdasar kepada peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan keputusan politik negara.

f. Asas Keterpaduan, mengingat OMSP merupakan operasi yang

melibatkan institusi di luar TNI, maka diperlukan adanya persamaan

persepsi, koordinasi yang tepat dan keterpaduan dalam kesatuan dan

dukungan.

g. Asas Ekonomis, dalam OMSP harus dipertimbangkan penggunaan

kekuatan secara ekonomis. Segala faktor harus diperhitungkan dengan

cermat, sehingga pada pelaksaannya dapat dikerahkan kekuatannya

secara efektif dan efisien.

Tentara Nasional Indonesia dalam menggalang sistem pertahanan

negara memiliki susunan dan kedudukannya yang diatur oleh aturan agar

tidak terjadi perbuatan yang sewenang-wenang dari alat pertahanan negara

Page 41: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

27

ini. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia tertuang dalam

regulasi yang jelas, yakni pada Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat Republik Indonesia Nomor VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara

Nasional Indonesia dan Peran Kepolisian Republik Indonesia, pada Pasal 3

yang berbunyi :

a. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan

Laut, dan Angkatan Udara yang organisasinya disusun berdasarkan

kebutuhan yang diatur dalam undang-undang.

b. Tentara Nasional Indonesia berada di bawah Presiden.

c. Tentara Nasional Indonesia dipimpin oleh seorang Panglima yang

diangkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

d. Prajurit Tentara Nasional Indonesia tunduk kepada kekuasaan

peradilan militer dalam hal pelanggaran hukum militer dan tunduk

kepada kekuasaan peradilan umum dalam hal pelanggaran hukum

pidana umum. Apabila kekuasaan peradilan umum tidak berfungsi

maka prajurit Tentara Nasional Indonesia tunduk di bawah kekuasaan

peradilan yang diatur dengan undang-undang.

Telah jelas dari susunan Tentara Nasional Indonesia memiliki daerah

atau matra (wilayah) yang vital yang harus di jaga dan dilindungi yakni

wilayah darat, wilayah laut, dan wilayah udara yang dari wilayah-wilayah

tersebut di komando dengan angkatan yang memiliki tugas masing-

masing.

Page 42: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

28

Ketiga wilayah tersebut Tentara Nasional Indonesia memiliki pusat

komando yang dipimpin oleh Panglima TNI yang saat ini di jabat oleh

Jendral TNI Moeldoko dan Panglima TNI bertanggung jawab terhadap

presiden karena presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi TNI

sesuai dengan asas Proposionalitas.

Tentara Nasional Indonesia dalam menjalankan tugas dan fungsinya

melalui Panglima TNI harus bertanggung jawab kepada Presiden karena

alat pertahanan negara ini di bawah tanggung jawab seorang presiden

sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan serta panglima

tertinggi.

5. Kewajiban dan Larangan TNI

Prajurit berkewajiban menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan

oleh bangsa dan negara untuk melakukan usaha pembelaan negara

sebagaimana termuat dalam Sumpah Prajurit. Untuk keamanan negara,

setiap prajurit yang telah berakhir menjalani dinas keprajuritan atau

prajurit siswa yang karena suatu hal tidak dilantik menjadi prajurit wajib

memegang teguh rahasia tentara walaupun yang bersangkutan

diberhentkan dengan hormat atau dengan tidak hormat.

Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, prajurit berpedoman

pada Kode Etik Prajurit dan Kode Etik Perwira. Selain itu berpedoman

pada hukum disiplin prajurit yang merupakan serangkaian peraturan dan

norma untuk mengatur, menegakkan, dan membina disiplin atau tata

Page 43: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

29

kehidupan prajurit agar setiap tugas dan kewajibannya dapat berjalan

dengan sempurna.

B. Tinjauan Tentang Pertahanan dan Keamanan

1. Pengertian Pertahanan

Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pertahanan berasal dari kata

tahan yang berarti tetap dalam keadaan, atau tetap dalam kedudukan.

Maka dengan demikian pertahanan berarti mengupayakan supaya tetap

tidak berubah dari keadaan semula, menjaga dan melindungi supaya

selamat.

Sementara yang dimaksud dengan pertahanan negara adalah segala

usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah

negara, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan

terhadap keutuhan bangsa dan negara.14

Sedangkan pengertian pertahanan negara dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional

Indonesia Pasal 1 ayat (5) adalah segala usaha untuk menegakkan

kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI), dan melindungi segenap bangsa dari ancaman

dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, disusun dengan

memperhatikan kondisi grafis Indonesia sebagai negara kepulauan.

14

Conni Rahakundini Bakrie, Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2007), halaman. 49.

Page 44: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

30

2. Tujuan dan Fungsi Pertahanan

a) Tujuan

1) Menjaga dan melindungi kedaulatan negara

2) Mejaga dan melindungi keutuhan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI)

3) Mejaga dan melindungi segenap komponen bangsa dari segala

bentuk ancaman.

b) Fungsi

Mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) sebagai satu kesatuan pertahanan.

3. Pengerahan dan Penggunaan Kekuatan TNI Untuk menjaga

Pertahanan

Penggunaan kekuatan TNI dilaksanakan melalui operasi militer untuk

perang dan operasi militer selain perang dengan memperhatikan prinsip-

prinsip penggunaan kekuatan sesuai dengan aturan yang di landasi oleh

legitimasi politik dan hukum. Prinsip kewenangan dan tanggung jawab

pengerahan kekuatan TNI berada pada Presiden setelah mendapat

persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI),

selanjutnya tanggung jawab penggunaan kekuatan TNI berada pada

panglima TNI. Sesuai dengan Pasal 19 dan Pasal 20 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, tanggung jawab

penggunaan kekuatan TNI berada pada Panglima TNI yang terdiri dari:

Page 45: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

31

a. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka melaksanakan operasi militer

untuk perang, dilakukan untuk kepentingan penyelenggaraan

pertahanan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka melaksanakan operasi militer

selain perang, dilakukan untuk kepentingan pertahanan Negara atau

dalam rangka mendukung kepentingan nasional sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

c. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia

dilakukan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia dan

ketentuan hukum nasional.

4. Pengertian tentang Keamanan

Secara etimologis konsep keamanan (security) berasal dari bahasa latin

“securus: (se+cura)” yang bermaksa terbebas dari bahaya, terbebas dari

ketakutan (free from danger, freedom fear). Keamanan (security) secara

umum dapat didefinisikan sebagai kemampuan mempertahankan diri

(survival) dalam menghadapi ancaman nyata (existensial threat).15

Kata ini

juga bisa bermakna dari gabungan se (yang berarti tanpa/without) dan

curus (yang berarti uneasiness). Sehingga bila digabungkan kata ini

bermakna “liberation from uneassiness, or a peaceful situstion without

any risk or threats”.

Kemudian yang dimaksusd dengan gangguan keamanan adalah

gangguan dan ancaman yang muncul akibat dari kondisi yang pada

15

Muhamad Yamin dan Sebastian Matengkar, Intelijen Indonesia Towards Profesional

Inteligence (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006), halaman 6.

Page 46: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

32

umumnya selalu panik atau tidak teratur-tidak disiplin atau paranoid,

demokrasi yang tidak terkendali, pertentangan ideology (clash of

civilization), dominasi kekuatan politik tertentu, peredaran senjata gelap,

globalisasi, instabilitas politik dan pemberontakan terhadap dominasi

negara-negara lain, diantaranya adalah terorisme, sparatisme, konflik

horizontal dan pemberontakan senjata.16

Hakikat keamanan negara mencakup keselamatan individu dalam

ketertiban umum harus disusun berdasarkan kondisi obyektif domestik

dengan memperhatikan konteks strategis regional dan global. Di dalam

negeri, keselamatan warga dan ketertiban publik akan dihadapkan pada

kejahatan konvensional berupa tindakan kriminalitas seperti pencurian,

perampokan, tawuran, pemerkosaan, dll. Selain itu aparat keamanan juga

akan dihadapkan pada masalah ancaman dalam negeri seperti huru-hara

(akibat tidak puasnya masyarakat terhadap pemerintah), pengamanan

obyek vital (akibat maraknya berbagai aksi reclaiming masyarakat, konflik

komunal, terorisme serta tribalisme).17

Keamanan negara diselenggarakan oleh pemerintah melalui usaha

sistem keamanan negara yang diselenggarakan oleh beragam institusi

keamanan yang masing-masing memiliki tugas, wewenang, dan tanggung

jawab yang spesifik. Pengelolaan keamanan negara perlu membedakan

antara institusi-institusi penanggung jawab politik adalah pemerintah dan

16

Liota P.H., Boomerang Effect: The Convergen of National and Human Security, dalam

security dialogue, Vol 33 No. 4, hal. 473-488 dalam Tim Propatria Institute, Mencari Format

Komprehensif Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara (Jakarta: Tim Propatria Institute, 2006),

halaman 27. 17

Ibid., halaman 473-488.

Page 47: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

33

parlemen yang memiliki kewenangan dalam merumuskan kebijakan

keamanan dan/atau dalam mengawasi pelaksanaan kebijakan.18

Singkatnya, keamanan negara adalah bentuk pendekatan keamanan

(security approach) yang diberlakukan penguasa negara terhadap

masyarakat secara umum.19

Disisi lain, menurut Kelak Walden Bello

menyatakan, keamanan negara adalah pemberhentian terakhir dari tujuan

negara yang terus bergelut dalam menghadapi kekuatan di luar dirinya.20

Kekuatan di luar dirinya bisa berarti kekuatan luar negeri tapi juga

kekuatan yang merongrong di dalam negeri.

5. Pengerahan dan Penggunaan Kekuatan TNI Untuk Keamanan

Penggunaan kekuatan TNI dilaksanakan melalui operasi militer untuk

perang dan operasi militer selain perang dengan memperhatikan prinsip-

prinsip penggunaan kekuatan sesuai dengan aturan yang di landasi oleh

legitimasi politik dan hukum. Prinsip kewenangan dan tanggung jawab

pengerahan kekuatan TNI berada pada Presiden setelah mendapat

persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI),

selanjutnya tanggung jawab penggunaan kekuatan TNI berada pada

panglima TNI. Sesuai dengan Pasal 19 dan Pasal 20 UU Nomor 34 Tahun

2004 tentang TNI, tanggung jawab penggunaan kekuatan TNI berada pada

Panglima TNI yang terdiri dari:

18

Anak Agung Bayu Perwita, Mencari Format Komperhensif Pertahanan dan

Keamanan Negara (Jakarta: Propartia Institute, 2006), halaman 7. 19

M. Busyro Muqoddas, Hegemoni Rezim Intelijen (Yogyakarta: PUSHAM UII, cetakan

pertama, 2011), halaman 9. 20

Ibid., halaman 9.

Page 48: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

34

a. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka melaksanakan operasi militer

untuk perang, dilakukan untuk kepentingan penyelenggaraan

pertahanan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka melaksanakan operasi militer

selain perang, dilakukan untuk kepentingan pertahanan Negara atau

dalam rangka mendukung kepentingan nasional sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

c. Penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia

dilakukan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia dan

ketentuan hukum nasional.

C. Tinjauan Umum Tentang Bintara Pembina Desa (Babinsa)

1. Pengertian Babinsa

Babinsa adalah pelaksanaan Danramil dalam melaksanakan fungsi

pembinaan teritorial di pedesaan yang bertugas pokok melatih rakyat dan

memberikan penyuluhan dibidang pertahanan negara serta pengawasan

fasilitas atau prasarana untuk pertahanan negara di pedesaan. Konsep

Babinsa merupakan kepanjangan dari Bintara Pembina Desa yang berada

di bawah Koramil. Babinsa adalah pelaksana pembinaan teritorial yang

berhadapan langsung dengan masyarakat desa serta dengan segala

permasalahan yang penuh dengan kemajemukan. Oleh karena itu sesuai

dengan tekat TNI dalam rangka ikut berperan aktif dalam pelaksanaan

pembangunan nasional yang bertumpu pada pembangunan masyarakat

desa. Maka Babinsa harus mempunyai kemampuan yang memadai agar

Page 49: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

35

dapat memacu masyarakat desanya aktif dalam pembangunan. Babinsa

dituntut memiliki kondisi mental, motivasi yang tangguh, tingkat

profesionalisme yang memadai dan kemampuan yang dapat diandalkan.

Babinsa dijabat oleh seseorang Ba/Ta Angkatan Darat berpangkat

Kopral Satu sampai dengan Pembantu Letnan Satu, merupakan pelaksana

Koramil (Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 19/IV/2008

Tanggal 8 April 2008).

2. Tugas dan Peran Babinsa

Babinsa bertugas pokok melatih rakyat dan memberikan penyuluhan

dibidang pertahanan negara serta pengawasan fasilitas atau prasarana

untuk pertahanan negara di pedesaan.

Dalam buku Petunjuk Tuntunan Tugas Babinsa, tugas Babinsa

tercantum di Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 19/IV/2008

Tanggal 8 April 2008, yaitu antara lain :

a. Melaksanakan Pembinaan Teritorial sesuai petunjuk Danramil

dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Anjangsana ke seluruh rumah-rumah yang ada di desa binaan agar

Babinsa dikenal masyarakat

2) Ikut semua kegiatan yang ada di masyarakat

3) Membantuk masyarakat yang terkena musibah

4) Ikut gotong royong pada Jumat bersih

5) Membantu masyarakat yang melaksanakan hajatan

Page 50: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

36

6) Mengajari masyarakat di bidang pertanian, peternakan, perikanan

dengan membawa tim penyuluh serta melaksanakan

pendampingan kepada masyarakat

7) Olahraga bersama dengan masyarakat

8) Ikut kegiatan agama dan kesenian daerah

9) Ikut aktif kegiatan Siskampling dengan masyarakat

10) Mengajar PBB terhadap pelajar, warga dan karang taruna desa

11) Mengajari masyarakat untuk mengungsi apabila ada bencana dan

menentukan tempat pengungsian.

12) Ikut melaksanakan setiap permasalahan antara masyarakat yang

berselisih dengan bijaksana

13) Menghormati orang tua

14) Menyayangi anak kecil

b. Melaksanakan pengumpulan dan pemeliharaan data geografi,

demografi, kondisi sosial dan Potensi Nasional meliputi SDM,

SDA/SDB serta sarana dan prasarana di wilayahnya.

1) Ketahui batas Utara, Barat, Selatan dan Timur desa binaan

2) Ketahui daerah rawan bencana

3) Ketahui daerah yang dapat menjadi sumber logistik wilayah

seperti pertanian, perikanan perkebunan dan peternakan yang ada

di wilayahnya.

4) Ketahui jumlah penduduk, jenis kelamin, usia dan status

Page 51: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

37

5) Mengenal orang/kelompok ekstrem kiri, ekstrem kanan, tokoh

unjuk rasa, tokoh radikal, mantan residivis dan orang yang tidak

puas kebijakan pemerintah.

6) Ketahui jenis pekerjaan masyarakat yang ada di wilayahnya

c. Memberikan informasi tentang situasi dan kondisi wilayah bagi

pasukan yang bertugas di daerahnya.

1) Karakteristik daerah seperti kondisi jalan, sungai, jembatan,

hutan/gunung di wilayah yang bisa dilalui pasukan

2) Daerah logistik wilayah

3) Karakteristik tentang adat istiadat, budaya

4) Kondisi cuaca

d. Melaporkan perkembangan situasi kepada Danramil pada kesempatan

pertama (laksanakan Tamu Cepat dan Lapor Cepat dengan

berpedoman kepada SIABIDIBAME)

1) Si = Siapa yang menjadi pelakunya

2) A = Apa yang terjadi

3) Bi = Kapan terjadinya

4) Di = Dimana lokasi kejadiannya

5) Ba = Bagaimana kejadiannya

6) Me = Mengapa bisa terjadi

e. Babinsa dalam melaksanakan tugas kewajibannya bertanggung jawab

kepada Danramil.

Page 52: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

38

f. Babinsa harus punya jadwal kegiatan rutin setiap harinya yang

mengandung unsur “KS2A” maksudnya adalah :

1) „K‟ adalah Kemana tujuan saya hari ini

2) „S‟ adalah Siapa yang akan saya temui

3) „A‟ adalah Apa kegiatan yang akan di kerjakan

4) „A‟ adalah Apa hasil yang harus didapatkan

g. Semua kegiatan harus bermanfaat terhadap masyarakat dan dilaporkan

kepada Danramil

Dapatlah dipahami bahwa peran Babinsa adalah mengaplikasikan

kemampuan teritorial, sebagai berikut :

1) Kemampuan temu lapor cepat

2) Kemampuan manajemen teritorial

3) Kemampuan penguasaan wilayah

4) Kemampuan meningkatkan pembinaan perlawanan rakyat

5) Kemampuan komunikasi sosial

Page 53: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

39

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan

pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara mencari,

mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan. Istilah

metodelogi berasal dari kata metode yang berarti jalan, namun demikian, menurut

kebiasaan metode dirumuskan dengan kemungkinan-kemungkinan suatu tipe yang

dipergunakan dalam penelitian dan penilaian.

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian yudiris sosiologis.

Sebab dari judul yang diangkat mengacu kepada tugas Babinsa Koramil

01/Semarang Barat dalam melaksanakan pembinaan teritorial di Kelurahan

Kalibanteng Kulon. Dalam metode penelitian ini peneliti menggunakan beberapa

perangkat penelitian yang sesuai guna memperoleh hasil yang maksimal, antara

lain sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian yuridis sosiologis. Penelitian

yuridis sosiologis tidak hanya ditinjau dari kaidah saja, tetapi juga berusaha

untuk menelaah keterkaitan antara faktor yuridis dengan faktor sosiologis.21

Penelitian yuridis sosiologis menggunakan data primer yaitu data yang

diperoleh langsung dari sumbernya jadi masih berupa data yang belum diolah.

Jenis penelitian dipergunakan karena dalam penelitian ini akan mengkaji

tentang implementasi tugas Babinsa Koramil 01/Semarang Barat dalam

melaksanakan pembinaan teritorial di Kelurahan Kalibanteng Kulon.

21

Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri (Jakarta: PT. Ghalia

Indonesia, 1990), hlm. 22.

Page 54: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

40

2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif analitis yaitu

untuk memberikan paparan secara sistematis dan logis, serta kemudian

menganalisisnya, dalam rangka mengkaji bahan-bahan dari kepustakaan dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dikaitkan dengan

teori-teori hukum yang menyangkut permasalahan yang dihadapi untuk

menggambarkan dan menganalisis fakta-fakta secara sistematis, faktual, logis

dan memiliki landasan pemikiran yang jelas.22

Spesifikasi ini dipergunakan

karena dalam penelitian ini akan mengkaji tentang implementasi tugas

Babinsa Koramil 01/Semarang Barat dalam melaksanakan pembinaan

teritorial di Kelurahan Kalibanteng Kulon.

3. Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel merupakan suatu proses dalam memilih suatu bagian

yang representatif dari seluruh populasi. Menurut Ronny Hanitijo Soemitro,

populasi adalah seluruh objek atau seluruh unit yang akan di teliti, atau dapat

dikatakan populasi merupakan jumlah manusia yang mempunyai karakterisitik

sama.23

Populasi dalam penelitian ini adalah Babinsa Koramil 01/Semarang

Barat di Kelurahan Kalibanteng Kulon menggunakan teknik non random

sampling. Sedangkan sampelnya adalah implementasi tugas Babinsa Koramil

01/Semarang barat dalam melaksanakan pembinaan teritorial di wilayah

Kalibanteng Kulon periode tahun 2018-2019.

22

Beni Ahmad Sacbani, Metode Penelitian Hukum (Bandung: Pustaka Setia,2009),

halaman 57. 23

Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Yurimetri (Jakarta: Ghalia,

1994), halaman 42.

Page 55: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

41

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara pengumpulan data untuk

kepentingan penelitian. Proses ini sangat penting untuk mendukung dan

memperjelas hasil penelitian sehingga dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.

Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau

kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau

kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk memperoleh

data primer dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara.

Wawancara dilakukan dengan responden atau narasumber secara bebas

terpimpin yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada

responden atau narasumber, dimana pertanyaan yang diajukan berdasarkan

kerangka yang telah dibuat sebelumnya. Wawancara dilakukan dengan

Bapak Wahyu Nugroho selaku Babinsa Koramil 01/Semarang Barat di

Kelurahan Kalibanteng Kulon, tokoh masyarakat, RT, RW, Lurah, Carik,

dan warga Kelurahan Kalibanteng Kulon.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui stude kepustakaan untuk mendapatkan

konsep-konsep, teori-teori atau pendapat-pendapat serta landasan teoritis

yang berhubungan erat dengan permasalahan. Data sekunder meliputi:

Page 56: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

42

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang sumber-

sumber hukumnya dibentuk oleh pihak yang berwenang, yakni:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI)

Tahun 1945

2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004

tentang Tentara Nasional Indonesia

3) Peraturan Kepala Staf TNI AD Nomor 19/IV/2008 tanggal 8 April

2008

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder merupakan bahan-bahan yang erat

kaitannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu serta

menganalisis, yakni: buku-buku/literatur dan karya ilmiah yang

berkaitan dengan permasalahan yang dikaji.

5. Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Jadi

dalam analisis bertujuan untuk mengorganisasikan data-data yang telah

diperoleh. Setelah data dari lapangan terkumpul dengan metode

pengumpulan data yang telah dijelaskan diatas, maka penulis mengelola

dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis kualitatif.

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

Page 57: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

43

dengan data, mengorganisasikan data, dan memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.24

Analisis data

kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan memahami dan mengakui

data-data yang telah diperoleh dan disusun secara sistematis, kemudian

ditarik kesimpulan.

24

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Remaja Rosdakarta, 2010),

halaman 248.

Page 58: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi tugas Babinsa dalam melaksanakan pembinaan

teritorial di wilayah Kalibanteng Kulon

Objek dalam penelitian ini adalah Koramil 01/Semarang Barat

yang beralamat di Jalan Ronggolawe Selatan Nomor 2, Gisikdrono,

Kecamatan Semarng Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah 50149. Babinsa

adalah unsur pelaksana Koramil bertugas melaksanakan bimbingan

Teritorial (BINTER) di wilayah pedesaan atau kelurahan. Kemampuan

Babinsa sangat menentukan keberhasilan bimbingan teritorial di desa atau

kelurahan dimana dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan

aparat terkait di desa atau kelurahan seperti tokoh masyarakat, tokoh

agama dan tokoh pemuda agar tidak terjadi kegagalan–kegagalan dalam

melaksanakan tugasnya. Di dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Babinsa

diperhadapkan dengan masalah yang berhubungan dengan masyarakat

oleh karena itu Babinsa perlu diberikan tuntutan pendidikan khusus

dibidang teritorial.

Kepanjangan dari Babinsa sendiri adalah Bintara Pembina Desa

yang berada di bawah Koramil. Babinsa merupakan pelaksana pembinaan

teritorial yang berhadapan langsung dengan masyarakat desa serta dengan

segala permasalahan yang ada di dalam wilayah binaannya. Oleh karena

itu sesuai dengan tekad TNI dalam rangka ikut berperan aktif dalam

pelaksanaan pembangunan nasional yang bertumpu pada pembangunan

masyarakat desa, maka Babinsa harus mempunyai kemampuan yang

Page 59: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

45

memadai agar dapat memacu masyarakat desanya aktif dalam

pembangunan, bekerjasama dalam menjaga lingkungan tetap aman dan

tertib. Babinsa dituntut memiliki kondisi mental serta motivasi yang

tangguh (nilai juang yang tinggi), tingkat profesionalisme yang memadai

dan kemampuan yang dapat diandalkan agar pelaksanaan tugas di wilayah

binaan terlaksana dengan baik. Dalam melaksanakan tugas binaan di desa,

Babinsa dibantu oleh aparat desa atau tokoh masyarakat serta unsur-unsur

terkait yang ada di wilayah tugas binaan Babinsa.

Babinsa sebagai Prajurit TNI AD dalam mengemban misi TNI AD

selalu siap dimanapun dan kapanpun diperlukan. Ada berbagai tugas yang

ada di wilayah binaan Babinsa bertugas antara lain melaksanakan tugas

utama untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan Binaan,

namun dalam pelaksanaan tugas tersebut selalu mendapatkan petunjuk

atau Komando dari atas dalam pembinaan teritorial yaitu dari Kodim.

Kodim sebagai satuan wilayah Pembinaan Teritorial telah mempersiapkan

pelaksanaan sistem pembinaan teritorial melalui koramil dan sebagai

pelaksanaan sistem pembinaan teritorial melalui Koramil dan sebagai

pelaksana tugas di Koramil adalah Babinsa. Oleh karena itu Babinsa

sebagai ujung tombak pelaksana dalam melaksanakan pembinaan kegiatan

teritorial TNI AD bertugas untuk melakukan pembinaan geografi,

pembinaan penduduk serta melaksanakan berbagai kegiatan sosial

ekonomi dimasyarakat serta dapat bekerjasama dengan pemerintah desa.

Tugas Babinsa juga diperlukan untuk mengatasi berbagai peristiwa

Page 60: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

46

bencana alam, seperti longsor, musibah kebakaran, banjir, dan tugas-tugas

lainnya.

Begitu kompleksnya tugas Babinsa di wilayah teritorial di desa

atau kelurahan maka Babinsa harus memiliki kesiapan dan kemampuan

serta selalu tanggap dalam situasi dan kondisi yang ada di manapun juga.

Babinsa sebagai pengemban misi TNI AD dalam kegiatan pembinaan

teritorial perlu memantapkan pembinaan yang efektif khususnya dalam

menciptakan, menyiapkan dan menyiagakan kekuatan wilayah yang

tangguh, mandiri, berdaya guna dan berhasil guna.

Tugas Babinsa adalah sangat kompleks karena Babinsa harus

mampu memprogramkan pembinaan teritorial secara terpadu terutama

pada program pembangunan di wilayah kecamatan dan desa/kelurahan

sehingga diharapkan dapat terealisasi kekuatan yang memadai sesuai

dengan kemampuan dan tahapan pembangunan. Berdasarkan Peraturan

Kepala Staff TNI AD Nomor 19/IV/2008 tertanggal 8 April 2008 yakni

berisi bahwa seorang Bintara Pembina Desa berkewajiban untuk

melaksanakan pembinaan teritorial sesuai petunjuk atasannya, yaitu

komandan Komando Rayon Militer, maksudnya ialah TNI bertugas

membantu pemerintahan daerah di tingkat paling bawah yakni di wilayah

desa yang dilakukan oleh seorang Bintara Pembina Desa atau sering

dikenal dengan Babinsa. Menurut Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat

Nomor 19/IV/2008 Tanggal 8 April 2008, tugas Babinsa dalam

melaksanakan Pembinaan Teritorial sesuai petunjuk Danramil dengan

kegiatan sebagai berikut :

Page 61: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

47

1. Anjangsana ke seluruh rumah-rumah yang ada di desa binaan agar

Babinsa dikenal masyarakat

2. Ikut semua kegiatan yang ada di masyarakat

3. Membantuk masyarakat yang terkena musibah

4. Ikut gotong royong pada Jumat bersih

5. Membantu masyarakat yang melaksanakan hajatan

6. Mengajari masyarakat di bidang pertanian, peternakan, perikanan

dengan membawa tim penyuluh serta melaksanakan pendampingan

kepada masyarakat

7. Olahraga bersama dengan masyarakat

8. Ikut kegiatan agama dan kesenian daerah

9. Ikut aktif kegiatan Siskampling dengan masyarakat

10. Mengajar PBB terhadap pelajar, warga dan karang taruna desa

11. Mengajari masyarakat untuk mengungsi apabila ada bencana dan

menentukan tempat pengungsian.

12. Ikut melaksanakan setiap permasalahan antara masyarakat yang

berselisih dengan bijaksana

13. Menghormati orang tua

14. Menyayangi anak kecil.

Adapun implementasinya di Kelurahan Kalibanteng Kulon

berdasarkan wawancara yang dilakukan penetili kepada Babinsa

Kalibanteng Kulon, pada periode 2018-2019 adalah sebagai berikut:25

25

Wahyu Nugroho, Babinsa Kelurahan Kalibanteng Kulon, wawancara (Semarang, 5

Februari 2020)

Page 62: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

48

1. Anjangsana ke seluruh rumah-rumah yang ada di desa binaan agar

Babinsa dikenal masyarakat

Dalam melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial anjangsana ke

seluruh rumah-rumah yang ada di desa binaan agar Babinsa dikenal

masyarakat sudah terlaksana, karena menurut Bapak Wahyu Nugroho

Babinsa Koramil 01/Semarang Barat, tugas ini menjadi program wajib

bagi seorang Babinsa. Bapak Wahyu Nugroho mengaku tiap minggunya

pasti mengunjungi rumah tokoh-tokoh masyarakat yakni mengunjungi

Ketua RT dan RW untuk mendapatkan informasi terkait tentang keamanan

di wilayah binaannya yakni Kelurahan Kalibanteng Kulon. Pernyataan ini

dibenarkan oleh Ketua RT 5/3 Bapak Usdiyanto dan Ketua RW 3 Bapak

Tugiman, ketika diwawancarai menyatakan bahwa petugas Babinsa

Koramil 01/Semarang Barat aktif mengunjungi RT dan RW Kelurahan

Kalibanteng Kulon.26

2. Mengikuti kegiatan yang diadakan oleh masyarakat

Dalam pembinaan teritorial ini yakni ikut semua kegiatan yang ada di

masyarakat juga sudah dilaksanakan dengan baik dan secara rutin oleh

Babinsa. Dalam implementasinya sendiri Babinsa juga ikut dalam

pelaksaaan Yasinan yang bertempat di makam Banteng Wareng RT 1 RW

4 Kelurahan Kalibanteng Kulon tiap Jumat Kliwon, sosialisasi dan rapat

yang diadakan oleh Pemerintah Kota Semarang (sosisalisasi tentang

penutupan Lokalisasi Argorejo bertempat di Balai Pertemuan Warga RW 4

Argorejo Jalan Argorejo Raya Nomor 1 RT 3/4 Kelurahan Kalibanteng

26

Usdiyanto dan Tugiman, Ketua RT 5/3 dan Ketua RW 3 Kelurahan Kalibanteng Kulon,

wawancara (Semarang, 5 Februari 2020)

Page 63: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

49

Kulon, menghadiri rapat koordinasi penanganan pasca penutupan

Resosialisasi Argorejo yang bertempat di ruang Satpol PP Kota Semarang

Gedung A lantai 10 Kelurahan Gisikdrono). Pernyataan ini dibenarkan

oleh Bapak Suwandi selaku Ketua RW 4 Kelurahan Kalibanteng Kulon

dan Bapak Yanto selaku anggota Satpol PP Kota Semarang.27

3. Membantu masyarakat yang terkena musibah dan bencana longsor

Membantu masyarakat yang terkena musibah dan bencana alam juga

sudah menjadi tugas utama dari seorang Babinsa dalam menjaga

keamanan dan pertahanan di wilayah binaannya. Pada implementasinya

sendiri Babinsa mendatangi rumah warga yang sedang terkena musibah

yakni Lelayu di rumah duka Alm. Suhardjono (67 tahun) yang bertempat

tinggal di jalan Lebdosari VIII No 411 RT 8 RW 3 Kelurahan Kalibanteng

Kulon. Pada daerah Argorejo juga pernah terjadi bencana longsor yakni

tepatnya pada bulan Januari awal tahun 2019. Dalam perbantuannya,

seorang Babinsa membantu memulihkan tempat terjadinya longsor

dengan membersihkan tanah-tanah longsor dan mengungsikan warga

setempat pada lahan kosong yang jauh lebih aman berada tidak jauh dari

tempat kejadian. Hal ini dibenarkan oleh ketua RW 3 yakni Bapak

Tugiman dan selaku Ketua RW 4 yakni Bapak Suwandi.28

4. Ikut kerja bakti membersihkan selokan guna mencegah banjir

Gotong royong adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-

sama dan bersifat suka rela. Gotong royong merupakan kepribadian

27

Bapak Suwandi dan Bapak Yanto, Ketua RW 4 Kelurahan Kalibanteng Kulon dan

anggota Satpol PP Kota Semarang, wawancara (Semarang, 5 Februari 2020) 28

Tugiman dan Suwandi, Ketua RW 3 dan RW 4 Kelurahan Kalibanteng Kulon,

wawancara (Semarang, 5 Februari 2020)

Page 64: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

50

bangsa Indonesia dan merupakan budaya yang telah berakar kuat dalam

kehidupan masyarakat. Kegiatan Gotong Royong yang dilakukan oleh

Kelurahan Kalibanteng Kulon dilaksanakan pada tiap hari Minggu,

dikarenakan warga Kelurahan Kalibanteng Kulon rata-rata adalah pekerja

kantoran. Tetapi pada implementasinya, Babinsa tetap mengikuti gotong

royong yang di adakan oleh warga tiap minggunya. Membersihkan

selokan selalu menjadi program utama pada setiap pelaksanaan kegiatan

kerja bakti karna untuk pencegahan terjadinya banjir. Hal ini dibenarkan

oleh Ketua RT 5/3 yakni Bapak Usdiyanto.29

5. Membantu warga yang melaksanakan hajatan khitanan/pernikahan

Babinsa Kalibanteng Kulon selalu mendatangi acara hajatan yakni

khitanan ataupun pernikahan yang diadakan oleh warga Kelurahan

Kalibanteng Kulon, karena menurut Babinsa sendiri tugas ini masuk ke

dalam buku program seorang Babinsa dan harus di laporkan kepada

Danramil. Tidak hanya menghadiri acara tersebut sebagai tamu pada

umumnya, seorang Babinsa juga membantu dalam menyiapkan acara

tersebut seperti membantu mengangkat sound atau perbantuan dalam

bentuk tenaga lainnya. Hal ini dibenarkan oleh Bapak Usdiyanto selaku

RT 5/3 Kelurahan Kalibanteng Kulon.30

6. Mengajari masyarakat di bidang pertanian, peternakan, perikanan

dengan membawa tim penyuluh serta melaksanakan pendampingan

kepada masyarakat

29

Usdiyanto, Ketua RT 5/3 Kelurahan Kalibanteng Kulon, wawancara (Semarang, 5

Februari 2020) 30

Ibid.

Page 65: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

51

Dalam pembinaan teritorial ini Babinsa Kelurahan Kalibanteng Kulon

mengaku belum pernah mengimplementasikan tugas ini karena dalam

kenyataannya Wilayah Kalibanteng Kulon bukan wilayah pertanian dan

warganya tidak ada yang memiliki peternakan ataupun perikanan,

mengingat wilayah Kelurahan Kalibanteng Kulon masih dalam wilayah

kota bukan pedesaan.

7. Olahraga bulutangkis bersama dengan warga setempat

Kelurahan Kalibanteng Kulon terkenal dengan warganya yang mahir

dalam bulutangkis, tiap hari Selasa dan Kamis di adakan latihan rutin

bersama di balai desa Kelurahan Kalibanteng Kulon. Babinsa mengaku,

terkadang Beliau datang untuk sesekali ikut olahraga bersama warga

Kelurahan Kalibanteng Kulon untuk menjalin hubungan erat dan dekat

dengan warga setempat. Hal ini dibenarkan oleh Ketua RT 5/3 yakni

Bapak Usdiyanto, karena beliau sering berolahraga bersama dengan Bapak

Wahyu Nugroho selaku Babinsa Koramil 01/Semarang Barat.31

8. Mengikuti pengajian yang diadakan oleh warga

Ikut dalam kegiatan keagamaan sudah sering dilaksanakan oleh

Babinsa Kelurahan Kalibanteng Kulon. Menurut Bapak Wahyu Nugroho

selaku Babinsa Kelurahan Kalibanteng Kulon mengatakan, “tidak ada

masalah dengan adanya perbedaan agama, saya Nasrani dan saya selalu

mengikuti pengajian ataupun tahlilan yang diadakan oleh warga setempat”.

Dalam implementasinya sendiri yakni Babinsa menghadiri pelaksaaan

Yasinan di Makam Banteng Wareng tiap Jumat Kliwon bertempat di RT 1

31

Ibid.

Page 66: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

52

RW 4 Kelurahan Kalibanteng Kulon. Setiap minggunya pun selalu ada

pengajian rutin yang dilaksanakan oleh RW setempat dan Babinsa selalu

datang untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengajian tersebut. Hal ini

di benarkan oleh Ketua RW 4 yakni Bapak Suwandi dan Modin yakni

Bapak Slamet.32

9. Ikut aktif kegiatan Siskampling dengan masyarakat

Salah satu bentuk partisispasi masyarakat kepada TNI khususnya

Babinsa dalam menjaga keamanan dan pertahanan adalah melalui kegiatan

siskampling. Kegiatan siskampling adalah cara termudah untuk

masyarakat dalam menjaga keamanan di wilayah sekitar. Biasanya

siskampling dilakukan di tingkat RT, tiap-tiap RT menugaskan seluruh

warganya dalam kegiatan siskampling secara bergantian tiap harinya.

Adapun ketentuannya yakni dalam sekali kegiatan ada 3-5 orang yang

berjaga. Namun, Kegiatan siskalmpling pada Kelurahan Kalibanteng

Kulon sudah lama di non aktifkan karna menurut Babinsa dan warga

Kelurahan Kalibanteng Kulon sudah cukup aman dan tidak ada gangguan

yang mengancam daerah tersebut. Tetapi, terakhir kegiatan ini aktif pada

tahun 2015 dan Babinsa selalu memantaunya. Hal ini dibenarkan oleh

Ketua RT 5/3 yakni Bapak Usdiyanto, bahwa menurut warga RT 5

wilayahnya sudah aman dan siskampling sudah ditiadakan dari tahun 2015

lalu.33

32

Suwandi dan Slamet, Ketua RW 4 dan Modin Kelurahan Kalibanteng Kulon,

wawancara (Semarang, 5 Februari 2020) 33

Usdiyanto, Ketua RT 5/3 Kelurahan Kalibanteng Kulon, wawancara (Semarang, 5

Februari 2020)

Page 67: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

53

10. Mengajar PBB di sekolah-sekolah

Babinsa mengaku banyak sekali sekolah-sekolah yang meminta

kepada Koramil 01/Semarang Barat untuk ikut berpartisipasi dalam

mengajarkan PBB terhadap siswa-siswinya yang mengikuti ekstrakulikuler

paskibraka ataupun pramuka. Sering pula seorang Babinsa diminta untuk

menjadi pembina upacara. Salah satu contoh implementasinya adalah

Koramil 01/Semarang Barat mengajar siswa-siswi SMAN 6 Semarang,

dan masih banyak sekali sekolah-sekolah di Kota Semarang yang tidak

bisa penulis sebutkan satu-persatu. Hal ini dibenarkan oleh salah satu Guru

di SMAN 6 Semarang yakni Bapak Agung.34

11. Mengajari masyarakat untuk mengungsi apabila ada bencana

longsor/banjir dan menentukan tempat pengungsian.

Dalam pembinaan teritorial tentang mengajari masyarakat untuk

mengungsi apabila ada bencana longsor/banjir dan menentukan tempat

pengungsian belum terlaksana pada Kelurahan Kalibanteng Kulon,

mengingat letak geografisnya yang jarang akan bencana alam. Tetapi

wilayah Kalibanteng Kulon sering sekali dilanda banjir apabila curah

hujan meningkat, karena Kelurahan Kalibanteng Kulon Kecamatan

Semarang Barat ini berada pada Semarang Kota bagian bawah. Babinsa

sendiri mengaku hanya bisa memberikan arahan untuk melakukan kerja

bakti membersihkan gorong-gorong untuk mencegah terjadinya banjir di

wilayah tersebut. Namun, ada salah satu daerah di Wilayah Kalibanteng

Kulon yang letaknya pada dataran tinggi yakni Argorejo. Argorejo sendiri

34

Agung, Guru TIK SMAN 6 Semarang, wawancara (Semarang, 5 Februari 2020)

Page 68: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

54

menjadi satu-satunya tempat tertinggi yang ada di wilayah Kalibanteng

Kulon, jadi tidak heran jika wilayah tersebut rawan akan terjadinya

bencana longsor. Dalam hal ini, Babinsa hanya bisa mengajari warga

setempat dimana mereka harus mengungsi jika bencana longsor terjadi,

yakni pada lahan kosong yang tentunya lebih rendah dari tempat terjadinya

longsor dan lebih aman. Hal ini dibenarkan oleh Bapak Suwandi selaku

Ketua RW 4 Kelurahan Kalibanteng Kulon.35

12. Ikut menyelesaikan permasalahan antara masyarakat yang berselisih

dengan bijaksana

Dalam implementasinya, Babinsa Kalibanteng Kulon yakni Bapak

Wahyu Nurhroho mengaku belum pernah mendapati laporan tentang

permasalahan antara warga yang berselisih paham, karena menurutnya

warga dari Kelurahan Kalibanteng Kulon sangat rukun dengan sesama.

“Kalaupun Babinsa mendapati laporan tentang perselisihan antara warga

mungkin perselisihan antara warga A dengan B sudah sangat meresahkan

masyarakat sekitar”, kata Bapak Wahyu Nugroho sekalu Babinsa

Kalibanteng Kulon. Setelah penulis konfirmasikan dengan Bapak

Usdiyanto selaku Ketua RT 5/3, hal ini dibenarkan oleh Beliau, yakni

jarang sekali adanya perselisihan bahkan hampir tidak pernah terjadi di

wilayah tersebut.36

35

Suwandi, Ketua RW 4 Kelurahan Kalibanteng Kulon, wawancara (Semarang, 5

Februari 2020) 36

Usdiyanto, Ketua RT 5/3 Kelurahan Kalibanteng Kulon, wawancara (Semarang, 5

Februari 2020)

Page 69: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

55

13. Menghormati orang tua

Babinsa Kalibanteng Kulon selalu menghormati orang tua tanpa

memandang siapa mereka, yakni tidak memandang jabatan (tokoh

masyarakat). Bukan semata mata karna pangkat dan jabatan yang

mempengaruhi seorang Babinsa bisa bertindak angkuh dan tidak sopan

terhadap orang tua. Menurut Babinsa, menghormati orang tua sudah suatu

kewajiban beretika dalam perilaku sehari-hari apalagi harus berhadapan

langsung dengan masyarakat. Hal ini dapat dipertanggung jawabkan oleh

penulis, karna penulis merasa orang tua penulis sangat di hormati saat

Babinsa berkunjung ke rumah penulis.

14. Menyayangi anak kecil.

Dalam Implementasinya, penulis melihat sendiri tugas nyata seorang

Babinsa dalam menyayangi anak kecil. Yakni saat melihat anak kecil

menangis diwilayah RT 5/3 Kelurahan Kalibanteng Kulon karena terjatuh,

lalu diantarkannya anak kecil ini pulang ke rumahnya. Sebenarnya tidak

hanya dilakukan di wilayah binaannya saja, tetapi tugas ini sudah wajib

ada di dalam hati nurani seorang Babinsa.

Berdasarkan uraian tersebut, dari ke empat belas tugas Babinsa

dalam pembinaan teritorial maka dapat diketahui bahwa implementasi

tugas Babinsa Koramil 01/Semarang Barat dalam melaksanakan

pembinaan teritorial di Kelurahan Kalibanteng Kulon sudah dilaksanakan

sesuai petunjuk Danramil menurut Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat

Nomor 19/IV/2008 Tanggal 8 April 2008, namun ada salah satu tugas

yang belum terlaksana yakni mengajari masyarakat di bidang pertanian,

Page 70: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

56

peternakan, perikanan dengan membawa tim penyuluh serta melaksanakan

pendampingan kepada masyarakat. Hal ini di karenakan letak Kelurahan

Kalibanteng Kulon bukan wilayah pertanian dan warganya tidak ada yang

memiliki peternakan ataupun perikanan, mengingat wilayah Kelurahan

Kalibanteng Kulon masih dalam wilayah kota bukan pedesaan. Tidak

heran jika tugas seorang Babinsa menjadi tugas paling penting dan

menjadi tugas utama dalam mencegah dan meminimalisir potensi

munculnya ancaman terhadap kedaulatan negara melalui wilayah

pedesaan/kelurahan, seperti terorisme dan sparatisme yang memanfaatkan

wilayah pedalaman serta pedesaan/kelurahan ini sebagai basis mereka

dalam merong-rong kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Kendala Implementasi tugas Babinsa dalam melaksanakan

pembinaan teritorial di wilayah Kalibanteng Kulon dan upaya

mengatasinya

1. Kurangnya Fasilitas Sarana dan Prasarana

Dalam melakukan implementasi tugas Babinsa dalam melaksanakan

pembinaan teritorial di wilayah Kalibanteng Kulon tidak selalu berjalan

dengan lancar. Terdapat beberapa kendala yang menghambat pelaksanaan

implementasi tugas TNI ini. Kurangnya sarana dan prasarana yang kurang

memadai sangat mempengaruhi kesigapan dan ketanggapan personil TNI

dalam melaksanakan tugasnya yakni membantu masyarakat guna

pembangunan, bencana ataupun pengamanan. Keterbatasan dana juga

membuat Babinsa tidak bisa membantu lebih jika ada masyarakat miskin

di wilayah binaannya.

Page 71: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

57

Sehubungan dengan kendala berupa kurangnya fasilitas sarana dan

prasarana, upaya dalam hal ini dapat diupayakan dengan cara pengadaan

fasilitas dari koordinator yang dibentuk oleh Kodim 0733 Semarang

dengan melibatkan personil-personil TNI. Sumber dana yang digunakan

dalam kegiatan pengadaan bersumber dari APBD Pemerintah Kota

Semarang.

2. Kurangnya Personil Babinsa

Kendala kedua yaitu kurangnya personil Babinsa yang berdampak

pada keamanan nasional. Karna tugas Babinsa sendiri adalah bertanggung

jawab atas pelaporan dan pengawasan kondisi sosial masyarakat. Babinsa

merupakan orang pertama dari barisan TNI yang langsung turun ke tempat

kejadian.

Sehubungan dengan kendala berupa kurangnya personil Babinsa,

upaya dalam hal ini dapat diupayakan dengan cara subsidi silang tiap-tiap

wilayah. Maksudnya apabila pada wilayah A sedang mengalami bencana

dan harus segera dipulihkan maka personil dari wilayah B diperbantukan

atau ditugaskan untuk membantu wilayah A agar cepat kembali aman dan

pulih.

3. Kurangnya Kesadaran Masyarakat

Babinsa dituntut untuk memiliki kemampuan temu cepat dan lapor

cepat, tetapi dengan kurangnya kesadaran masyarakat Babinsa memiliki

kendala dalam informasi. Karna jika ada suatu masalah di dalam desa

binaannya, masyarakat wilayah tersebut adalah orang nomor satu yang

harus lapor dan memberikan informasi ke Babinsa.

Page 72: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

58

Sehubungan dengan kendala berupa kurangnya kesadaran masyarakat,

upaya dalam hal ini dapat diupayakan dengan cara meberikan pengarahan

kepada masyarakat akan pentingnya keamanan dan ketertiban. Karena

dengan keamanan dan ketertiban yang tercipta dilingkungan masyarakat

akan berpengaruh juga terhadap meningkatnya kesejahteraan dilingkungan

tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diketahui bahwa Kendala

Implementasi tugas Babinsa dalam melaksanakan pembinaan teritorial di

wilayah Kalibanteng Kulon dan upaya mengatasinya meliputi 3 hal yakni :

1) kurangnya fasilitas sarana dan prasarana, dalam hal ini dapat

diupayakan dengan cara pengadaan fasilitas dari koordinator yang

dibentuk oleh Kodim 0733 Semarang dengan melibatkan personil-personil

TNI; 2) kurangnya personil babinsa, dalam hal ini dapat diupayakan

dengan cara subsidi silang tiap-tiap wilayah; 3) kurangnya kesadaran

masyarakat, dalam hal ini dapat diupayakan dengan cara meberikan

pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya keamanan dan ketertiban.

Page 73: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

59

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan

yaitu sebagai berikut:

1. Implementasi tugas Babinsa Koramil 01/Semarang Barat dalam

melaksanakan pembinaan teritorial di Kelurahan Kalibanteng Kulon sudah

dilaksanakan sesuai petunjuk Danramil menurut Peraturan Kepala Staf

Angkatan Darat Nomor 19/IV/2008 Tanggal 8 April 2008, namun ada

salah satu tugas yang belum terlaksana yakni mengajari masyarakat di

bidang pertanian, peternakan, dan perikanan dengan membawa tim

penyuluh serta melaksanakan pendampingan kepada masyarakat. Hal ini di

karenakan letak Kelurahan Kalibanteng Kulon bukan wilayah pertanian

dan warganya tidak ada yang memiliki peternakan ataupun perikanan,

mengingat wilayah Kelurahan Kalibanteng Kulon masih dalam wilayah

kota bukan pedesaan. Tidak heran jika tugas seorang Babinsa menjadi

tugas paling penting dan menjadi tugas utama dalam mencegah dan

meminimalisir potensi munculnya ancaman terhadap kedaulatan negara

melalui wilayah pedesaan/kelurahan, seperti terorisme dan sparatisme

yang memanfaatkan wilayah pedalaman serta pedesaan/kelurahan ini

sebagai basis mereka dalam merong-rong kedaulatan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

2. Kendala Implementasi tugas Babinsa dalam melaksanakan pembinaan

teritorial di wilayah Kalibanteng Kulon dan upaya mengatasinya meliputi

Page 74: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

60

3 hal yakni : pertama, kurangnya fasilitas sarana dan prasarana, dalam hal

ini dapat diupayakan dengan cara pengadaan fasilitas dari koordinator

yang dibentuk oleh Kodim 0733 Semarang dengan melibatkan personil-

personil TNI; kedua, kurangnya personil babinsa, dalam hal ini dapat

diupayakan dengan cara subsidi silang tiap-tiap wilayah; ketiga, kurangnya

kesadaran masyarakat, dalam hal ini dapat diupayakan dengan cara

meberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya keamanan dan

ketertiban.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, maka dapat

dikemukakan saran bagi pihak-pihak yang terkait yaitu sebagai berikut:

Babinsa disarankan perlu melakukan lagi pemahanan, pengertian kepada

masyarakat atas keberadaan, peran, tugas dan tanggung jawab Babinsa di

desa karena masih ada masyarakat yang belum memahami keberadaan

Babinsa di desa/kelurahan, lebih ditingkatkan lagi kedekatan Babinsa

dengan masyarakat, berbaur dengan masyarakat dan aktif mengikuti

kegiatan-kegiatan dalam lingkungan masyarakat yang sifatnya

kebersamaan seperti kerja bakti dan lainnya.

2. Aparat desa/kelurahan

Aparat desa/kelurahan disarankan perlu melakukan koordinasi secara

bersama dengan Babinsa setempat untuk menangkal berbagai tindakan

kejahatan yang muncul dan berkembang dalam masyarakat.

1. Bagi Babinsa

Page 75: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

61

3. Bagi Masyarakat

Masyarakat disarankan untuk bekerjasama dengan Babinsa wilayah

setempat guna meningkatkan keamanan dan ketertiban di wilayah

Kelurahan Kalibanteng Kulon. Perlu adanya kesadaran yang tinggi dari

masyarakat untuk dapat berpartisipasi secara nyata dalam menangkal dan

menanggulangi masalah kejahatan. Masyarakat juga perlu menjaga dan

mengantisipasi sedini mungkin sebagai bagian dari antisipasi berbagai

tindakan kejahatan yang muncul wilayahnya dengan cara lapor cepat

berbagai informasi yang diperlukan berkaitan dengan tindak kejahatan

baik ancaman dari luar maupun ancaman dari dalam.

Page 76: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

62

DAFTAR PUSTAKA

a. Buku-buku

Bakrie, Conni Rahakundini. Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 2007

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif . Jakarta: Remaja Rosdakarta,

2010

Muqoddas, M. Busyro. Hegemoni Rezim Intelijen. Yogyakarta: PUSHAM UII,

2011

Perwita, Anak Agung Bayu. Mencari Format Komperhensif Pertahanan dan

Keamanan Negara . Jakarta: Propartia Institute, 2006

Sacbani , Beni Ahmad. Metode Penelitian Hukum. Bandung: Pustaka Setia,2009.

Soemitro, Ronny Hanitijo. Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri. Jakarta: PT.

Ghalia Indonesia, 1990.

________ . Metode Penelitian Hukum dan Yurimetri. Jakarta: Ghalia, 1994

Yamin, Muhamad dan Sebastian Matengkar. Intelijen Indonesia Towards

Profesional Inteligence. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006.

b. Jurnal

Liota P.H.. “Boomerang Effect: The Convergen of National and Human

Security”, Vol. 33, No. 4, hal. 473-488. Tim Propatria Institute, 2006.

c. Wawancara

Agung. Guru TIK SMAN 6 Semarang, Wawancara. Kota Semarang, 5 Februari

2020

Nugroho, Wahyu. Babinsa Kelurahan Kalibanteng Kulon. Wawancara. Kota

Semarang, 5 Februari 2020

Page 77: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

63

Slamet. Modin. Wawancara. Kota Semarang, 5 Februari 2020

Suwandi. Ketua RW 4 Kelurahan Kalibanteng Kulon. Wawancara. Kota

Semarang, 5 Februari 2020

Usdiyanto. Ketua RT 5/3 Kelurahan Kalibanteng Kulon. Wawancara. Kota

Semarang, 5 februari 2020

Tugiman. Ketua RW 3 Kelurahan Kalibanteng Kulon. Wawancara. Kota

Semarang, 5 Februari 2020

Yanto. Satpol PP Kota Semarang. Wawancara.Kota Semarang, 5 Februari 2020

d. Internet berupa Artikel/Jurnal

Andirizal. “Analisis Yuridis Tentang Kedudukan Tentara Nasional Indonesia

(TNI) setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004” (online),

2004, (https://www.neliti.com/id/publications/43279/analisis-yuridis-

tentang-kedudukan-tentara-nasional-indonesia-tni-setelah-berlak, diakses

pada tanggal 25 januari 2020).

Hendrawan , Lucky Setyo. “Ketahanan Informasi Desa : Babinsa Nogosari Kodim

0824 Jember Bantu Masyarakat Benahi Saluran Air yang Jebol”

(https://www.timesindonesia.co.id/, diakses pada tanggal 6 Februari 2019)

Musabrianto, Galang dan Arif Darmawan. “Peran Babinsa dalam Meningkatkan

Keamanan di Desa Gedangan”. (Online), (http://repository.untag-

sby.ac.id/954/, diakses 10 Januari 2020), 2018.

NTB, Lensa. “Laksanakan Tugas Pokok TNI AD, Babinsa Bersama Warga Maluk

Kota Lakukan Gotong Royong” (lensantb.com/, diakses pada tanggal 6

Februari 2019)

Nursanti, Ari. “5 Potensi Ancaman Pertahanan Nasional Versi Hadi Tjahjanto”

(Online), 2017, (https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01290366/5-

Page 78: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …

64

potensi-ancaman-pertahanan-nasional-versi-hadi-tjahjanto-415311, diakses

27 November 2019)

Rangkuti, Muhammad Faizal. “Peran Manunggal TNI-AD Dalam Pemberdayaan

Masyarakat”. Governance, Vol. 5, No. 1, (Online),

(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/governance/article/view/1453,

diakses 10 Januari 2020), 2013.

Wikipedia, “Pengeboman Surabaya” (Online), 2018,

(https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_Surabaya, diakses 29 Oktober

2019)

e. Peraturan Perundang-Undangan

Sekretariat Negara RI. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD

NRI) Tahun 1945. Jakarta, 1945.

Sekretariat Negara RI. Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang

Tentara Nasional Indonesia. Jakarta, 2004.

Page 79: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 80: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 81: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 82: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 83: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 84: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 85: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 86: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 87: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 88: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 89: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …
Page 90: USM IMPLEMENTASI TUGAS BABINSA KORAMIL 01/SEMARANG …