usk menuju ptn-bh: transformasi menuju world …

8
EDISI 255 JANUARI 2021 WWW.HUMAS.UNSYIAH.AC.ID ISSN 0215-2916 USK MENUJU PTN-BH: TRANSFORMASI MENUJU WORLD CLASS UNIVERSITY USK terus berupaya meningkatkan statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Langkah ini untuk menguatkan institusi agar dapat berkiprah lebih luas di tingkat global.

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: USK MENUJU PTN-BH: TRANSFORMASI MENUJU WORLD …

EDISI 255 JANUARI 2021WWW.HUMAS.UNSYIAH.AC.ID

ISSN 0215-2916

USK MENUJU PTN-BH:

TRANSFORMASI MENUJUWORLD CLASS UNIVERSITY

USK terus berupaya meningkatkan statusnya menjadi Perguruan Tinggi NegeriBadan Hukum (PTN-BH). Langkah ini untuk menguatkan institusi agar dapat

berkiprah lebih luas di tingkat global.

Page 2: USK MENUJU PTN-BH: TRANSFORMASI MENUJU WORLD …

JANUARI 2021 JANUARI 202118 19

Mutu Mutu

Tahun 2021 merupakan era baru pembangunan dan peningkatan mutu Universitas Syiah Kuala (USK). Ini dimulai dengan

era internasionalisasi berdasarkan master plan pengembangan mutu berkelanjutan USK yang dirancang sejak tahun 2007 sampai 2026 dan dikuatkan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang USK periode 2020-2024. Awal tahun 2021 ini, ada dua agenda besar USK untuk melanjutkan pembangunan mutu berkelanjutannya, yaitu perubahan status dari BLU menjadi PTN-BH dan pengusulan dokumen ISK (Instrumen Suplemen Konversi) Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) dari A menuju PT Unggul.

Kedua upaya ini merupakan program penguatan organisasi dan mutu USK agar menjadi lebih mandiri. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan pelayanan akademik, daya saing lulusan, dan kemitraan/kerja sama. Potensi USK menjadi PTN-BH sangat besar karena di samping telah melaksanakan BLU dan meraih WTP, USK juga memiliki kekuatan SDM, asset, dan kerja sama. Di sisi akademis, USK kesempatan

besar meraih APT Unggul karena telah dua kali meraih APT A dan memiliki sistem penjaminan mutu internal yang terstruktur, terukur, serta berkelanjutan.

Sejalan dengan dukungan pemerintah yang mempermudah proses menjadi PTN-BH melalui Permendikbud No. 4 Tahun 2020 Tentang Perubahan Permendikbud No. 88 Tentang Perubahan PTN Menjadi PTN Badan Hukum, maka proses

transformasi menjadi PTN-BH semakin lancar bagi PTN termasuk USK. Saat ini, persyaratan menjadi PTN-BH menyangkut tingkat dan derajat kemampuan PTN menyelenggarakan tridarma perguruan tinggi bermutu, mengelola organisasi PTN berdasarkan prinsip tata kelola yang baik, memenuhi standar minimum kelayakan finansial, menjalankan tanggung jawab sosial, dan berperan dalam pembangunan perekonomian. Dari persyaratan tersebut USK telah layak untuk dikembangkan menjadi PTN-BH, walaupun dari sisi kelayakan finansial harus menjadi fokus utama untuk terus ditingkatkan seperti PTN lainnya. Saat ini, dari 122 PTN yang ada di Indonesia baru ada 11 PTNBH, 34 PTN berstatus BLU, 77 PTN berstatus PNBP.

Dari sisi eksistensi, prestasi dan pemeringkatan nasional maupun internasional dalam lima tahun terakhir ini, USK berhasil memperbaiki posisinya. Kampus ini menduduki peringkat 23 dari 4.498 perguruan tinggi dengan 25.548 program studi yang ada di Indonesia. Pada tahun 2019, USK menempati peringkat kinerja mahasiswa pada posisi 18, peringkat 8 Webometrics, peringkat 14 Scopus, dan peringkat 16 Sinta.

Sementara untuk QS ranking, USK menempati posisi 12, Scimago Institution Rangking posisi 17, UniRank posisi 27, dan Greenmetrics posisi 31. Peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian juga ditunjukkan melalui komitmen pendanaan. Komitmen pendanaan internal adalah 10 persen dari PNBP sampai tahun 2018. Setelah USK menjadi PTN-BLU pada 2019, kampus ini mengalokasikan 15 persen dari PNBP sesuai Surat Menristekdikti No. 039/M/III/2016. Prasarana dan sarana penelitian di USK didukung dengan 184 unit laboratorium yang tersebar di berbagai jurusan fakultas. Laboratorium ini digunakan untuk praktikum mahasiswa maupun penelitian mahasiswa dan dosen.

Salah satu manfaat PTN-BH ini adalah kampus memperoleh otonomi yang lebih luas. Perguruan tinggi negeri dapat berperan sebagai kekuatan moral, otonomi akademi, dan otonomi pengelolaan keuangan berdasarkan aturan yang berlaku. Melalui PTN-BH, perguruan tinggi diharapkan mampu merespon setiap perubahan dan mempunyai kapasitas untuk mengembangkan program baru atau menutup program yang sudah

ada sesuai perkembangan. Selain itu, pengelolaan sumber daya perguruan tinggi dapat dilakukan lebih luas untuk mempercepat peningkatan mutu, kualitas lulusan, peran sosial, ekonomi, dan kesejahteraan civitas akademik.

Satu hal yang paling penting dipersiapkan dari awal yaitu kekuatan internal USK untuk mempertahankan mutu manajemen dan akademik sejalan dengan persiapan menjadi PTN-BH. Upaya untuk menjadi PT Unggul adalah keharusan sebagai ukuran tertinggi dari pencapaian sistem penjaminan mutu internal USK ke depan. Selain dari sisi dokumen usulan PT Unggul, program peningkatan mutu berkelanjutan harus terus dikawal dan diprioritaskan. Khususnya dalam memenuhi kriteria unggul dan meningkatkan kepuasan pelanggan melalui sistem pengelolaan administrasi, keuangan, dan akademik berbasis risiko (risk management). Setiap elemen SNDIKTI dan elemen Standar Mutu Perguruan Tinggi yang telah disepakati wajib dilaksanakan dengan target melampaui standar mutu pendidikan tinggi nasional sehingga peringkat USK dapat meraih kluster 1 PT Indonesia. Secara umum dapat diartikan bahwa PTN-BH merupakan capaian optimal USK menjadi PT otonom. Sedangkan PT Unggul adalah capaian tertinggi USK sebagai lembaga akademik yang wajib diraih bersama. Untuk itu, dibutuhkan dukungan dari seluruh civitas akademika agar proses mewujudkan USK PTN-BH dan unggul secepatnya dapat terwujud. []

Dr. Ir. M. Aman Yaman, M.Agric.ScKepala Pusat Pengembangan Sistem Manajemen Mutu LP3M USK/ Dosen Fakultas Pertanian USK.

POTENSI USK MENUJUPTN-BH DAN PT UNGGUL

Page 3: USK MENUJU PTN-BH: TRANSFORMASI MENUJU WORLD …

EDISI 256 FEBRUARI 2021WWW.HUMAS.UNSYIAH.AC.ID

ISSN 0215-2916

RAKER USK:MEMPERCEPAT TRANSFORMASI

MENUJU PTN-BH

Rapat kerja tahun 2021 menjadi momentum USK untuk kembalimemperkuat komitmennya menuju PTN-BH. Tekad tersebut terealisasikan

dalam berbagai program kerja yang telah disepakati bersama.

Page 4: USK MENUJU PTN-BH: TRANSFORMASI MENUJU WORLD …

FEBRUARI 2021 FEBRUARI 202118 19

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang

bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan dan memiliki softskill yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Menurut Nadiem Makarim, kemerdekaan berpikir harus dimiliki terlebih dahulu oleh para pendidik sebelum mengajarkannya pada peserta didik.

Ada lima kebijakan terkait paket Kampus Merdeka ini, yaitu;1. Sistem akreditasi perguruan

tinggi2. Belajar di perguruan tinggi (hak

belajar tiga semester di luar program studi

3. Kemudahan dalam membuka program studi baru

4. Penerimaan mahasiswa baru5. Perubahan status menjadi

Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH).Namun, ketentuan ini belum

diberlakukan untuk bidang pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, untuk menerapkan MBKM perguruan tinggi akan menghadapi konsekuensi dari kebijakan tersebut sehingga diperlukan perencanaan yang baik di antaranya dalam hal fleksibilitas kurikulum (dalam kampus, e-learning dan luar kampus), fleksibilitas administrasi

kurikulum (antar dan lintas prodi, fakultas, perguruan tinggi dalam dan luar negeri), kebijakan penganggaran (misalnya untuk kerja sama), dan kebijakan kerja sama antar dan lintas prodi, fakultas, perguruan tinggi, antar lintas dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja, serta antar dan lintas negara.

Berkaca pada perubahan kurikulum di Indonesia, gagasan yang dimunculkan adalah lulusan mampu bersaing di era revolusi industri. Pertanyaannya, apakah kurikulum sebelumnya tidak dapat

menggali potensi tersebut? Apa perbedaan mendasar kurikulum sebelumnya dengan kurikulum merdeka belajar? Setidaknya terdapat tiga hal berbeda yang ditawarkan dari MBKM.1. Kompetensi umum. Konsep

Merdeka Belajar mendorong agar terciptanya suasana belajar yang tidak menekankan pada pencapaian skor atau peringkat. Gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum, meliputi literasi, numerasi, dan karakter. Pada bidang literasi, kemampuan yg diharapkan adalah mahasiswa berpikir logis untuk mengabstraksi maksud dan tujuan dari materi (bukan menghafal). Sedangkan pada bidang numerik, mahasiswa diharapkan memahami konsep formula dan mampu menerapkannya untuk menyelesaikan masalah yang lebih luas. Sementara itu, pada karakter, pengembangan softskill menjadi salah satu komponen penting yang terasah melalu kegiatan-kegiatan merdeka belajar. Pada era industri 4.0 yang mengadopsi machine learning dan kecerdasan buatan (AI), dibutuhkan pekerja yang kritis dan memiliki analisis yang mumpuni untuk membuat keputusan dan kesimpulan yang tepat dan akurat.

2. Perluasan penilaian belajar. Pada kurikulum sebelumnya, penilaian utama didasarkan pada hasil ujian. Namun, pada program merdeka belajar penilaian diberikan dari penugasan dan portofolio. Pada model penilaian ini, mahasiswa akan ditantang

untuk mampu berinovasi dan dapat memberikan solusi atas fenomena masalah yang ada.

3. MBKM diharapkan mendorong pengembangan potensi ketrampilan yang dibutuhkan pada abad 21, diantaranya komunikasi secara lisan dan tulisan, berpikir kritis (termasuk refleksi diri), kefasihan digital, keragaman dan kerja sama, etika dan tanggung jawab profesionalisme, dan kefasihan dalam mendapatkan serta mencerna informasi. Beberapa keterampilan ini bisa diterapkan di segala posisi atau industri pekerjaan. Perbedaan kurikulum dalam

program MBKM sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat 1, dapat dilakukan di dalam program studi dan di luar program studi. Kegiatan itu meliputi pertukaran pelajar, magang kerja, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian/riset, proyek kemanusian, kegiatan wirausaha, studi independen, dan membangun desa atau Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT).

Esensi kebijakan ini dalah memberikan pilihan ruang belajar yang lebih luas kepada mahasiswa agar dapat memperoleh pengalaman belajar serta dapat mengembangkan, mengasah, memperluas, dan memperdalam kompetensi di luar kampus sendiri, selain untuk penguatan kelembagaan yang lebih profesional. Dari delapan program yang diusung MBKM, sebenarnya tidak seluruhnya baru bagi perguruan tinggi, hanya saja perbedaannya terletak pada durasi pelaksanaan, fleksibilitas

lokasi tempat dilaksanakannya berbagai kegiatan pembelajaran, dan mendorong minat dan bakat yang dimiliki mahasiswa.

Bagi Universitas Syiah Kuala (USK), program MBKM menjadi salah satu momentum implementasi penguatan karakter mahasiswa yang bertujuan menyiapkan lulusan yang tangguh, adaptif, selaras dengan kebutuhan zaman, serta siap menjadi pemimpin di masa depan dengan semangat kebangsaan yang tinggi. USK telah memiliki pedoman penguatan karakter mahasiswa yang disosialisasikan pada tahun 2020 (http://lp3m.unsyiah.ac.id/id/dokumen-unsyiah). Panduan ini memuat nilai dan karakter yang selaras dengan implementasi MBKM dan kebutuhan global terhadap lulusan. Mahasiswa tidak hanya mampu beradaptasi namun memiliki ketahanan mental menghadapi berbagai persoalan, juga mampu menawarkan solusi.

Selain itu, Universitas Syiah Kuala juga melakukan berbagai upaya implementasi program MBKM dengan menyelaraskan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya program ini dengan baik. Di antaranya proses perubahan status perguruan tinggi, perbaikan sistem akreditasi untuk program studi/fakultas, terlibat aktif dalam kompetisi-kompetisi ilmiah nasional, dan penyesuaian kurikulum dengan program MBKM, dan berbagai inovasi lainnya. Implementasi MBKM di USK diharapkan dapat mengembangkan mahasiswa dalam minat bakat, membangun jejaring (networking) luas, dan memiliki daya saing kompetitif. []

Dr. Marty Mawarpury,M.Psi. PsikologPusat Pengembangan Pendidikan LP3M USK/Dosen Fakultas Kedokteran (FK) USK

MENGUATKAN POTENSI UNGGUL MELALUI MERDEKA BELAJAR

Mutu Mutu

Page 5: USK MENUJU PTN-BH: TRANSFORMASI MENUJU WORLD …

EDISI 257 MARET 2021WWW.HUMAS.UNSYIAH.AC.ID

ISSN 0215-2916

KULIAH TATAP MUKA:

BELAJAR OPTIMALDENGAN SALING MENJAGA

Universitas Syiah Kuala akhirnya kembali melaksanakan kuliah tatap muka setelah hampir setahun tertunda. Pelaksanaannya dibatasi hanya bagi angkatan 2019 dan 2020. Dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, USK terus

berupaya mengoptimalkan kegiatan pembelajarannya di masa pandemi ini.

Page 6: USK MENUJU PTN-BH: TRANSFORMASI MENUJU WORLD …

MARET 2021 MARET 202118 19

Univeritas Syiah Kuala (USK) pada tanggal 15 Februari 2021 telah melaksanakan pembelajaran tatap

muka untuk sebagian mahasiswa dan kegiatan tertentu. Pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini dilaksanakan berdasarkan surat edaran Rektor Nomor: B/6108/UN11/PK.00.03/2020. Dalam surat tersebut angkatan 2019 dan 2020 diizinkan untuk mengikuti kuliah secara tatap muka. Selain itu, pembelajaran praktik, praktikum, kegiatan laboratorium, dan seminar mahasiswa juga diizinkan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Apakah kebijakan kuliah tatap muka secara bertahap ini sudah tepat mengingat ancaman Covid-19 masih belum berakhir? Tentu saja kebijakan ini diambil setelah mempertimbangkan dan mengkaji

perkembangan kasus Covid-19 di Aceh dan Indonesia. Ketidakpastian ini juga menjadi pertimbangan. Mahasiswa tidak bisa terus-menerus mengikuti pembelajaran secara daring karena mutu lulusan nantinya menjadi berkurang.

Fakta pertama, pembelajaran jarak jauh atau daring merupakan bencana, terutama bagi siswa yang kurang beruntung. Saat kelas online dilaksanakan banyak mahasiswa yang tidak hadir karena berbagai alasan, seperti tidak ada sinyal, tidak

ada kuota internet, tidak memiliki laptop, handphone bermasalah, jadwal kuliah yang sering berubah, serta tautan Zoom yang tidak dapat diakses. Hal ini menjadi menyebabkan capaian pembelajaran tidak tercapai sebagaimana mestinya sehingga untuk melahirkan lulusan yang unggul semakin sulit.

Fakta kedua, pembelajaran secara langsung dapat dilakukan dengan aman dengan mengikuti protokol kesehatan yang benar. Beberapa sekolah swasta dan umum

sudah beroperasi dengan aman di banyak negara.

Fakta ketiga, bahwa situasi ini sangat merugikan siswa kurang mampu. Mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran secara optimal dan kebutuhan finansial untuk belajar menjadi meningkat.

Ada beberapa alasan lainnya kenapa kuliah tatap muka secara bertahap ini harus segera dilaksanakan. Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) USK pada

Juli 2020, melakukan survei kepada 4.194 mahasiswa dari berbagai program studi tentang pembelajaran daring. Hasil survei menunjukkan 23 persen mahasiswa menganggap pembelajaran online yang telah dilaksanakan teroganisir dengan baik. Sebanyak 52 persen mahasiswa merasa biaya pembelajaran daring lebih mahal. Tercatat 19 persen mahasiwa merasa pembelajaran daring membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Sebanyak 88.27 persen mahasiswa merasa tidak semua mahasiswa memiliki akses internet.

Hasil survei juga menunjukkan sebanyak 73 persen mahasiswa merasa respon dosen yang tertunda membuat mahasiswa frustasi. Sebanyak 56 persen mahasiswa merasa tidak memiliki komputer pribadi yang memiliki spesifikasi yang baik untuk belajar daring. Sementara itu, 59 persen mahasiswa merasa tidak setuju jika generasi muda sekarang dianggap lebih menyukai pembelajaran jarak jauh/daring. Kemudian 76 persen mahasiswa tidak setuju jika pandemi Covid-19 nanti berakhir pembelajaran daring masih terus dijalankan, dan 75 persen mahasiswa lebih menyenangi kuliah tatap muka.

Berdasarkan survei ini, mahasiswa merasa kegiatan belajar secara online belum terkelola dengan baik dan terbebani secara finansial. Mahasiswa lebih menyenangi kuliah tatap muka dari pada melalui media pembelajaran seperti Zoom dan e-learning. Whatsapp dianggap media belajar online yang lebih efektif dibandingkan e-learning, Zoom, Webex, dan lainnya.

Survei ini mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran online pada semester genap 2019/2020. USK telah merespon keadaan ini dengan melaksanakan webinar terkait cara menggunakan teknologi dan media pembelajaran kepada dosen dan mahasiswa; perbaikan sistem e-learning USK; penambahan infrastruktur yang mendukung pembelajaran online; dan kebijakan kuliah tatap muka bagi mahasiswa baru.

Pelaksanaan kuliah tatap muka secara bertahap di USK disambut baik oleh mahasiswa dan dosen. Mereka sangat bersemangat dan merasa lebih puas karena dapat berinteraksi langsung dalam proses belajar mengajar ini. Adapun poin penting yang perlu diperhatikan oleh USK yaitu tetap memperkenalkan teknologi, media, dan teknik pembelajaran online kepada mahasiswa dan dosen mengingat masih banyak mahasiswa yang harus kuliah secara daring serta tuntutan zaman.

USK perlu meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung sistem pembelajaran online agar fasilitas e-learning dan layanan online lainnya dapat dimanfaatkan dengan baik. USK perlu membuat kajian efek dari pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang sedang dilaksanakan terhadap peningkatan jumlah kasus Covid-19 di USK. Jika tidak memberikan efek, mudah-mudahan angkatan yang lebih senior juga diizinkan secara bertahap untuk kuliah tatap muka. Semoga pademi Covid-19 ini segera berakhir sehingga mahasiswa dapat belajar tatap muka kembali. Amin. []

Rahmaddiansyah, S.Si, M.ScPusat Informasi dan Evaluasi LP3M USK/Dosen Fakultas Pertanian USK

Menjamin Mutusaat Kuliah Tatap Muka

Mutu Mutu

Page 7: USK MENUJU PTN-BH: TRANSFORMASI MENUJU WORLD …

EDISI 258 APRIL 2021WWW.HUMAS.UNSYIAH.AC.IDISSN 0215-2916

Kehadiran Rumah Sakit Pendidikan di Universitas Syiah Kuala diharapkan dapat mendukung pelayanan kesehatan prima bagi masyarakat,

sekaligus meningkatkan riset di bidang kesehatan.

MEWUJUDKAN LAYANANKESEHATAN PRIMA

DAN PENDIDIKAN BERMUTU

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Syiah Kuala

Page 8: USK MENUJU PTN-BH: TRANSFORMASI MENUJU WORLD …

APRIL 2021 APRIL 202118 19

Lazimnya universitas fokus pada pengembangan ilmu dan teknologi. Seiring berjalannya waktu,

universitas dari negara-negara industri mulai menyesuaikan diri dengan kondisi terkini. Penyesuaian ini diperlukan agar ilmu yang diperoleh mahasiswa sesuai dengan perkembangan, khususnya di bidang sains dan teknologi. Terutama bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan karier sebagai peneliti dan meneruskan pendidikan hingga ke jenjang S3. Jika pun ada hanya sedikit ilmu terapan, tetapi sering kali tidak sampai pada penciptaan komoditi atau jasa apalagi pemasarannya.

Konon hanya politeknik atau pendidikan vokasi yang berorientasi pada pasar kerja. Namun yang terjadi di Indonesia, lulusan vokasi

pun tidak mendapat pekerjaan. Bahkan sebagian lulusan memilih melanjutkan ke universitas dengan harapan peluang kerja lebih besar. Hampir semua lulusan berharap mendapat pekerjaan (sebagai karyawan) dan sangat sedikit yang berpikir menciptakan pekerjaan atau berwirausaha.

Zaman telah berubah, tetapi masih banyak universitas yang lambat menyadarinya. Bahkan masih banyak universitas yang merasa seperti dulu, yaitu cara konvensional yang paling benar dan perlu

dipertahankan (bersifat konservatif) sehingga kurikulum menjadi sangat kaku. Di zaman digital, orang dapat belajar secara otodidak baik iptek maupun sosial budaya. Ego sektoral dan sekat antardisiplin ilmu semakin tidak relevan karena permasalahan di dalam masyarakat bersifat kompleks dan multidisiplin. Cara berpikir anak milenial tidak selalu runtut A-B-C. Melainkan bisa saja C-B-A atau A-C-D, dan sebagainya. Misalnya seseorang dapat langsung belajar teknik budidaya ikan arwarna, baru kemudian mempelajari zoology

mempelajari konsep-konsep dasar fisika laser. Keterampilan yang dikuasai seseorang disetarakan dan seringkali lebih dihargai dari pada sekedar gelar akademik. Di perguruan tinggi (kurikulum KKNI) orang yang terampil menggunakan teknologi las dapat disetarakan dengan dosen yang bergelar minimal magister. Google dalam merekrut pekerjanya mengutamakan keterampilan dari pada gelar akademik calon pekerja. Kepopuleran mengalahkan kecendekiawanan; calon legistalif

yang bergelar profesor dan doktor kalah populer dengan kandidat dari pelawak dan artis.

Kemenristekdikti telah mengeluarkan panduan kurikulum perguruan tinggi yang menekankan pentingnya mengadopsi konsep revolusi industri dalam administrasi dan akademik, termasuk aplikasi-aplikasi online. Saat ini, Kemendikbud sudah mulai merespon kesenjangan keterampilan lulusan perguruan tinggi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dengan menghadirkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dosen dan mahasiswa diajak mendapatkan pengalaman aplikatif dari DUDI. Universitas memfasilitasi maksimal 20 SKS untuk mahasiswa belajar di luar program studi dan 40 SKS belajar di luar kampus.

Terdapat delapan kegiatan di kampus yang diprogramkan dalam MBKM, yaitu mengajar di sekolah, magang/praktik industri, proyek desa, pertukaran pelajar, penelitian/riset, wirausaha, studi/proyek independen, dan proyek kemanusiaan. Tujuan utama program ini untuk memperluas wawasan mahasiswa menghadapi lapangan kerja yang multidisiplin dan multitalenta. Selain itu, memperkenalkan kualitas lulusan perguruan tinggi ke dunia usaha dan industri, memberi pengalaman kepada mahasiswa tentang dunia kerja dan interaksi sosial.

Mahasiswa yang memiliki keterampilan mumpuni dan berkarakter baik diharapkan dapat

dikenal dan akhirnya diundang bekerja di DUDI. Mahasiswa dan dosen juga diharapkan dapat kebebasan berinovasi sesuai dengan bakat sehingga muncul produk/jasa inovasi yang pada akhirnya menciptakan lapangan kerja. Institusi perlu mempersiapkan mahasiswa yang mengikuti MBKM baik hardskill maupun softskill agar tujuan MBKM dapat tercapai.

Sebagai tindak lanjut dari persiapan tersebut program studi perlu mempersiapkan sejumlah mata kuliah pilihan yang mendorong persiapan pembelajaran luar kampus dan dapat diekivalensi dengan kegiatan-kegiatan mahasiswa di luar kampus. Mata kuliah pilihan tidak harus semuanya bertujuan untuk memperdalam bidang keilmuan yang sangat spesifik. Namun, dapat juga bertujuan untuk pengembangan softskill yang sangat diperlukan dalam dunia kerja.

Unit bisnis yang ada di universitas dapat menjadi pusat pembinaan praktik kewirausahaan bagi mahasiswa atau lulusan yang baru tamat. Bisnis yang berbasis pemasaran online mestinya dapat berkembang pesat tanpa dibatasi oleh ketersediaan tempat usaha, kantor, atau pengawai tetap. Contohnya unit percetakan dan penerbitan Syiah Kuala University Press yang merupakan bagian dari Badan Pengembangan Unit Bisnis USK yang berhasil mendapatkan order lebih banyak dari luar daerah. Ini dikarenakan pengelolanya menggunakan jasa teknologi pemasaran online. []

Prof. Dr. Adlim, M.ScKetua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M)/Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Upaya Universitas MerintisLapangan Kerja untuk Alumni

Mutu Mutu

ikan tersebut. Sederhananya aplikasi dulu baru kembali ke ilmu dasar.

Sangat memungkinkan seseorang terlebih dahulu belajar aplikasi laser kemudian baru