usaha usaha mempertahankan negara kesatuan

44
Usaha-Usaha Mempertahankan Negara Kesatuan Oleh : Petrus, Kevin, Yonathan, Hans

Upload: fransiskus-kevin

Post on 16-Apr-2017

864 views

Category:

Presentations & Public Speaking


0 download

TRANSCRIPT

Usaha-Usaha Mempertahankan Negara Kesatuan

Usaha-Usaha Mempertahankan Negara KesatuanOleh : Petrus, Kevin, Yonathan, Hans

Daftar Isi

Perjuangan Merebut Irian Barat

Penyebab Awal Perjuangan Merebut Irian BaratSalah satu kesepakatan dalam KMB menyatakan bahwa masalah Irian barat akan diselesaikan 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS. Indonesia menafsirkan atau menyatakan hasil perundingan ini bahwa belanda akan menyerahkan Irian Barat 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan, sedangkan belanda memberikan tafsiran bahwa kedudukan Irian Barat akan diselesaikan dengan jalur perundingan dimulai setelah satu tahun dari pengakuan kedaulatan. Nyatanya setelah sudah 1 tahun berlangsung irian barat belum juga diberikan, lalu indonesia melakukan Beberapa tahapan yakni :DiplomasiKonfrontasi

1. Perjuangan Diplomasi

Konferensi Meja Bundar (KMB) (1949)Diplomasi artinya perundingan/perjanjian yang dibuat untuk disepakati. Nah, diplomasi ini merupakan salah satu bentuk perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia. KMB merupakan salah satu contoh perjuangan diplomasi

Perjuangan Diplomasi Merebut Irian Barat1. Perundingan KMB : 23 Agustus - 2 September 1949 Menghasilkan Pengakuan Kedaulatan 27 Desember 1949 2.Tgl. 4 Desember 1950 diadakan konferensi Uni Indonesia Belanda agar Belanda menyerahkan Irian Barat secara de jure. Namun ditolak oleh Belanda. 3. Bulan Desember 1951 diadakan perundingan bilateral antara Indonesia dan Belanda. Perundingan ini membahas pembatalan uni dan masuknya Irian Barat ke wilayah NKRI 4. Pada bulan September 1952, Indonesia mengirim nota politik tentang perundingan Indonesia Belanda mengenai Irian Barat, namun gagal.

2.Perjuangan KonfrontasiPerjuangan konfrontasi adalah perjuangan yg dilakukan dengan cara kekerasan / peperangan. Dibagi menjadi 2 :

Konfrontasi Militer Indonesia-Belanda ( Sejak Tgl17 agustus 1956 ) Konfrontasi Ekonomi dan Politik

Konfrontasi Militer

Awal Perjuangan Konfrontasi Politik dan Ekonomi Merebut Irian Barat1. Pembatalan Perjanjian Konferensi Meja Bundar 3 Mei 1956 Indonesia membatalkan hubungan Indonesia Belanda, berdasarkan perjanjian KMB. Pembatalan ini dilakukan dengan Undang Undang No. 13 tahun 1956 yang menyatakan, bahwa untuk selanjutnya hubungan Indonesia Belanda adalah hubungan yang lazim antara negara yang berdaulat penuh, berdasarkan hukum internasional. 2. Pembubaran/Pembatalan Uni Indonesia - Belanda 3. Pembentukan Provinsi Irian Barat, 17 Agustus 1956 Ibu Kotanya di Soa Siu Maluku Utara. 4. Pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda, 17 Agustus 1960 Dalam pidato Presiden yang berjudul Jalan Revolusi Kita Bagaikan Malaikat Turun Dari Langit (Jarek)

Hubungan Indonesia Belanda semakin memburuk sejak dibentuknya Provinsi Irian Barat pada tanggal 17 agustus 1956 dengan IbukotaSoaSiuyang gubernur nya adalahSultan Zainal Abidin. Di dalam suasana anti belanda yang semakin bergejolak, pada atanggal 18 november 1957 diadakan rapat umum membahas upaya pembebasan Irian Barat di Jakarta yang diikuti beberapa aksi berikut :

Awal Konfrontasi Militer Merebut Irian BaratPada tanggal19 Desember1961,Soekarno(Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaanTrikoradi Alun-alun UtaraYogyakarta.Operasi Trikora(Tri Komando Rakyat) adalah konflik2tahunyang dilancarkanIndonesiauntuk menggabungkan wilayahPapua bagian barat. Soekarno juga membentukKomando Mandala.Mayor JenderalSoehartodiangkat sebagaipanglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakanoperasi militeruntuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.

Isi dari Tri Komando RakyatGagalkan berdirinya Negara PapuaKibarkan bendera Merah Putih di seluruh Irian BaratBersiap siap untuk mobilisasi umum

Dengan dikumandangkannya Trikora, maka dimulailah konfrontasi total terhadap Belanda. Tanggal 2 Januari 1962, susunan Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat terbentuk.

Pada 15 Januari 1962 terjadi peristiwa tragis, yakni pertempuran Laut Aru. Dalam pertempuran yang tidak seimbang antara Motor Torpedo Boat Angkatan Laut RI melawan destroyer dan fregat Belanda. Gugur Deputi KSAL Komodor Yos Sudarso.

Deputi KSAL Komodor Yos SudarsoDestroyer dan fregat Belanda

Penyelesaian Masalah Irian BaratPersetujuan New York

Penentuan Pendapat Rakyat

Setelah penggabungan

Pada tanggal15 Agustus1962, perundingan antara Indonesia dan Belanda dilaksanakan di Markas BesarPBBdiNew York. Pada perundingan itu, Indonesia diwakili olehSoebandrio, dan Belanda diwakili olehJan Herman van RoijendanC.W.A. Schurmann. Isi dari PersetujuanNew Yorkadalah:Belanda akan menyerahkan pemerintahan Papua bagian barat kepada United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA), yang didirikan oleh Sekretaris Jenderal PBB. UNTEA kemudian akan menyerahkan pemerintahan kepada Indonesia.Bendera PBB akan dikibarkan selama masa peralihan.Pengibaran bendera Indonesia dan Belanda akan diatur oleh perjanjian antara Sekretaris Jenderal PBB dan masing-masing pemerintah.UNTEA akan membantu polisi Papua dalam menangani keamanan. Tentara Belanda dan Indonesia berada di bawah Sekjen PBB dalam masa peralihan.Indonesia, dengan bantuan PBB, akan memberikan kesempatan bagi penduduk Papua bagian barat untuk mengambil keputusan secara bebas Penentuan pendapat akan diadakan sebelum akhir tahun1969.

Pada tahun 1969, diselenggarakanPenentuan Pendapat Rakyat(Pepera) yang diatur oleh JenderalSarwo Edhi Wibowo. Menurut anggota OPM Moses Werror, beberapa minggu sebelum Pepera, angkatan bersenjata Indonesia menangkap para pemimpin rakyat Papua dan mencoba membujuk mereka dengan cara sogokan dan ancaman untuk memilih penggabungan dengan Indonesia.Pepera ini disaksikan oleh dua utusanPBB, namun mereka meninggalkanPapuasetelah 200 suara (dari 1054) untuk integrasi.Hasil PEPERA adalah Papua bergabung dengan Indonesia, namun keputusan ini dicurigai oleh Organisasi Papua Merdeka dan berbagai pengamat independen lainnya. Walaupun demikian, Amerika Serikat, yang tidak ingin Indonesia bergabung dengan pihak komunisUni Soviet, mendukung hasil ini, dan Papua bagian barat menjadi provinsi ke-26 Indonesia, dengan namaIrian Jaya.

Setelah Papua bagian barat digabungkan dengan Indonesia sebagai Irian Jaya, Indonesia mengambil posisi sebagai berikut:Papua bagian barat telah menjadi daerah Republik Indonesia sejak17 Agustus1945namun masih dipegang oleh BelandaBelanda berjanji menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia dalamKonferensi Meja Bundarpenggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah tindakan merebut kembali daerah Indonesia yang dikuasai Belandapenggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah kehendak rakyat Papua.

Patung diJakartauntuk merayakan "pembebasan" Papua barat di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat

Pergolakan Di Berbagai DaerahPKI Madiun 1948Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII)Andi Aziz Republik Maluku Selatan atau RMSPemerintah Revalusioner Republik Indonesia atau PRRIPerjuangan Rakyat Selatan ( PERMESTA )PERISTIWA G-30-S/PKIPemberontakan APRA di Bandung

Pergolakan Di Berbagai DaerahMunculnya gejolak sosial dan pergolakan sosial akibat dari ketidakpuasan terhadap pemerintah yang lamban dalam mengadakan perbaikan perbaikan Ekonomi, Sosial, maupun Politik.Usaha untuk mencari identitas identitas baru untuk menghadapi kekusaan asing dan persiapan penataan negara baru menjadi skala prioritas di awal kemerdekaan. Munculnya berbagai peristiwa dan gangguan keamanan pada masa itu, semua sangat menggangu stabilitas nasional sehingga program program pembangunan tidak bisa berjalan dengan lancar.

Pemberontakan PKI di MadiunPeristiwa Madiun (atau Madiun Affairs) adalah sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur bulan September Desember 1948. Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya negara Soviet Republik Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifuddin.Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan pemberontakan PKI.Bersamaan dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun yang tidak baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama)

Gambar Pemberontakan PKI di Madiun

Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia

Gerakan Darul Islam merupakan gerakan politik yang bertujuan untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Gerakan ini mempunyai pasukan yang biasa disebut Tentara Islam Indonesia (TII) sehingga disebut DI/TII. Gerakan ini timbul di Jawa Barat pada tahun 1948. setelah tercapainya perundingan Renville, kurang lebih 3.500 anggota TNI haru ditarik mundur ke wilayah RI, tetapi pasukan Hisbullah dan Sabilillah tetap berada di Jawa Barat dan menamakan diri sebagai Darul Islam.

Pemberontakan DI/TII di Jawa BaratPemberontakan DI/TII muncul pertama di Jawa Barat di bawah pimpinan Skarmaji Marijan Kartosuwiryo. Pada tanggal 7 Agustus 1949, di Tasik Malaya ia memprokla masikan berdirinya Negara Islam Indonesia.Untuk menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dilancarkan oprasi Bartayudha dengan taktik Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditangkat di gunung Geber di daerah Majalaya, Jawa Barat oleh pasukan Siliwangi. Kartosuwiryo akhirnya di ukum mati pada tanggal 16 Agustus 1962

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah(4 Desember 1951)Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah di pelopori oleh Amir fatah bergerak di daerah Berebes, Tegal dan Pekalongan . setelah bergabung dengan Kartosuwiryo, Amir Fatah di amgkat sebagai Komandan Pertempuran Jwa Tengah . dengan pangkat Mayor Jendral Islam Indonesia. Untuk menghancurkan gerombolat DI/TII ini pada bulan januari 1950 selaku dibentuk Komando Oprasi yang dinamakan Gerakan Banteng Negara(GBN).Perbuatan DI/TII di daerah GBN semula sudah hampir di patahkan, namun menjadin kuat lagi setelah bergabungnya sisa-sisa AUI, battlyon 426, dan MMC .Untuk menumpas gerakan DI/TII di daerah GBN dilancarkan oprasi yang dilakukan oleh pasukan khusus dengan nama Banteng Raider.

Pemberontakan DI/TII Di Kalimantan Selatan(10 Oktober 1950)Yang dipimpin oleh Ibnu Hajar alias Hadiri bin Umar alias Angli pasukannya adalah Kesatuan rakyat yang tertindas (KRYT) .Kejadian ini bermula dengan danya tindakan pengacauan dengan menyerang pos-pos keamanan tentara.Pemerintah memberi kesempatan kepada Ibnu Hajar secara baik-baik, namun ia tetap melanjutkan pemberontakannya. Akhirnya pemerintah mengambil tindakan tegas menggempur gerakan Ibnu Hajar. Pada tahun 1959 pasukannya hancur dan Ibnu Hajar tersebut di tangkap.

Pemberontakan DI/TTI di Sulawesi Selatan(17 Agustus 1951)Yang dipimpin oleh Kahar Muzakar, yang selama kemerdekaan berjuang di pulau Jawa sekembalinya di pulau Sulawesi Selatan dia menghimpun dan memimpin lascar- lascar geriliya yang kemudian berkabung dalam komando Griluia Sulawesi Selatan(KGSS). Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat kepada pemerintah dan pimpinan APRIS .Ia menuntut agar semua KGSS dimasukan kedalam APRIS dengan nama Brigade Hasanudin, tetapi pengajuan ini ditolak karena banyak persyaratan yang perlidipenuhi, pemerintah mengambil kebijak sanaan untuk menyalurkan bekas Geriliyawa ke dalam KORPS cadangan nasional. Pemerintah melakukan oprasi militer untuk memberantas pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan. Yang dilakukan pada tanggal 3 februari 1965 oleh PNI hingga akhirnya Kahar Muzakar berhasil di tembak mati.

Kahar Muzakar (Pemimpin DI/TTI di Sulsel

Pemberontakan DI/TII di Aceh(21 September 1953)Yang di pimpin oleh Daud Beureueh, latar belakangnya adalah rasa kekhawatirannya terhadap akan hilangnya kedudukan dan perasaan kecewa karena turunnya daerah istimewa menjadi kerisedenan dibawah Propinsi Sumatra Utara yang di tetapkan pemerintah taun 1950.

Pemberontakan Andi AzizAndi Aziz merupakan seorang kapten dan bekas anggota KNIL yang sudah di terima menjadi anggota APRIS.Dua tuntutan yang di ajukan oleh Andi Aziz kepada pemerintah Indonesia, yakni:a. Seluruh pasukan APRIS bekas KNIL yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara Indonesia Timur (NIT)b. Negara Indonesia Timur (NIT) tetap berdiri dan bukan bagian dari Indonesia

Pemberontakan Republik Maluku Selatan atau RMSYang di dirikan oleh Mr. Dr.Ch.R.S Soumokil yang pada tanggal 25 april 1950 memproklamasikan berdirinya RMS yang Ibu Kota AmbonLangkah - langkah yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah di Ambon:a. Membentuk misi Leimena yang di pimpin oleh Dr. J. Leimena untuk menyelesaikan masalah RMS secara damai, namun misi ini di tolak oleh Mr. Dr. Ch. R.S. Soumokil.b. Mengirim pasukan APRIS di bawah pimpinan A.E Kawilarang dan berhasil menguasai Pulau Seram dan akhirnya menguasai Ambon. Pada tanggal 28 September 1950. Ambon jatuh ke tangan APRIS

Gambar Pemberontakan Republik Maluku Selatan atau RMS

Pemberontakan Pemerintah Revalusioner Republik Indonesia atau PRRIProses pemberontakan: tanggal 9 Januari 1958 diadakan pertemuan di Sungai Daerah Sumatra Barat membahas tentang pembentukan pemerintahan baru dan esok harinya akan dilaksanakan rapat raksasa di Padang pada saat itu Ahmad Husein memberikan ultimatum kepada pemerintah pusat supaya Kabinet Juanda dalam 5 x 24 jam harus menyerahkan mandatnya,pemerintah harus menyerahkan mandatnya, pemerintah harus menunjuk Mohammad Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX untuk membentuk kabinet serta Presiden Soekarno harus menjadi presiden konstitusional.Ultimatum tersebut ditolak oleh pemerintah pusat , sehingga pada tanggal 15 Februari 1958 Ahmad Husein mengumumkan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai perdana menterinya.

Pemberontakan Pemerintah Revalusioner Republik Indonesia atau PRRI

Perjuangan Rakyat Selatan ( PERMESTA )Pada tanggal 2 Maret 1957 Letkol H.N. Ventje Sumual menjabat sebagai Panglima TT VII memproklamasikan Piagam Perjuangan Rakyat Semesta yaitu Sulawesi ,Nusa Tenggara,dan Maluku yang ditandatangani oleh lima puluh satu orang tokoh Indonesia di wilayah timur.KSAD memerintahkan untuk menangkap perwira-perwira yang terlibat yakni Warouw,Saleh Lahode,D.J.Somba dan Sumual.Pemberontakan PERMESTA ini berakhir setelah pemerintah pusat melakukan operasi militer di bawah komando Letkol Rukminto Hendraningrat dengan operasi gabungan yang bernama Operasi Merdeka.Pada pertengahan 1961 sisa-sisa Permesta menyerahkan diri menuruti seruan pemerintah dan keamanan dapat pulih kembali.

Perjuangan Rakyat Selatan ( PERMESTA )

Peristiwa G30SPKI ( Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia)Tantangan yang dihadapi NKRI ketika Demokrasi Terpimpin dilaksanakan dan munculnya krisis ekonomi nasional merupakan peluang paham komunis untuk berkembang. Prinsip Nasakom yang dilaksanakan pada waktu itu memberi kesempatan kepada PKI dan organisasi pendukungnya untuk memperluas pengaruhnya. Melihat kondisi ekonomi yang memprihatinkan serta kondisi sosial politik yang penuh dengan gejolak pada awal tahun 1960-an maka PKI berusaha menyusun kekuatan dan melakukan pemberontakan. Sebelum melakukan pemberontakan, PKI melakukan berbagai cara agar mendapat dukungan yang luas di antaranya sebagai berikut.

PKI menyatakan dirinya sebagai pejuang perbaikan nasib rakyat serta berjanji akan menaikkan gaji dan upah buruh, pembagian tanah dengan adil, dan sebagainya.PKI juga mencari pendukung dari berbagai kalangan mulai dari para petani, buruh kecil, pegawai rendahan baik sipil maupun militer, seniman, wartawan, guru, mahasiswa, dosen, intelektual, dan para perwira ABRI.Pengaruh PKI yang besar dalam bidang politik sehingga memengaruhi terhadap kebijakan pemerintah. Misalnya, semua organisasi yang anti komunis dituduh sebagai anti pemerintah. Manifesto Kebudayaan (Manikebu), sebagai organisasi para seniman dibubarkan pemerintah pada bulan Mei 1964. Kebijakan politik luar negeri RI pada waktu itu lebih condong ke Blok Timur yakni dengan terbentuknya Poros Jakarta-Peking.

Puncak ketegangan politik terjadi secara nasional pada dini hari tanggal 30 September 1965 atau awal tanggal 1 Oktober 1965, yakni terjadinya penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira Angkatan Darat. Penculikan ini dilakukan oleh sekelompok militer yang menamakan dirinya sebagai Gerakan 30 September. Aksi ini di bawah pimpinan Letnan Kolonel Untung, komandan Batalyon I Cakrabirawa. Para pimpinan TNI AD yang diculik dan dibunuh oleh kelompok G 30 S/ PKI tersebut adalah sebagai berikut.

a. Letnan Jenderal Ahmad Yani.b. Mayor Jenderal R. Suprapto.c. Mayor Jenderal Haryono MT.d. Mayor Jenderal S. Parman.e. Brigadir Jenderal DI. Panjaitan.f. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.g. Letnan Satu Pierre Andreas Tendean.

Menghadapi situasi politik yang panas tersebut Presiden Sukarno berangkat menuju Halim Perdanakusumah, dan segera mengeluarkan perintah agar seluruh rakyat Indonesia tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan serta memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Mayor Jenderal Suharto selaku Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD) mengambil alih komando Angkatan Darat, karena belum adanya kepastian mengenai Letnan Jenderal Ahmad Yani yang menjabat Menteri Panglima Angakatan Darat. Dengan menghimpun pasukan lain termasuk Divisi Siliwangi, dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edi Wibowo, panglima Kostrad mulai memimpin operasi penumpasan terhadap Gerakan 30 September. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam operasi ini sebagai berikut.

(1) Pada tanggal 1 Oktober 1965 operasi untuk merebut kembali RRI dan Kantor Telkomunikasi sekitar pukul 19.00. Dalam sekitar waktu 20 menit operasi ini berhasil tanpa hambatan. Selanjutnya Mayor Jenderal Soeharto selaku pimpinan sementara Angkatan Darat mengumumkan lewat RRI yang isinya sebagai berikut.(a) Adanya usaha usaha perebutan kekuasaan oleh yang menamakan dirinya Gerakan 30 September.(b) Telah diculiknya enam tinggi Angkatan Darat.(c ) Presiden dan Menko Hankam/Kasab dalam keadaan aman dan sehat.(d) Kepada rakyat dianjurkan untuk tetap tenang dan waspada.

(2) Menjelang sore hari pada tanggal 2 Oktober 1965 pukul 06.10 operasi yang dilakukan oleh RPKAD yang dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhi Wibowo dan Batalyon 328 Para Kujang. Operasi ini berhasil menguasai beberapa tempat penting dapat mengambil alih beberapa daerah termasuk daerah sekitar bandar udara Halim Perdanakusumah yang menjadi pusat kegiatan Gerakan 30 September.(3) Dalam operasi pembersihan di kampung Lubang Buaya pada tanggal 3 Oktober 1965, atas petunjuk seorang anggota polisi, Ajun Brigadir Polisi Sukitman diketemukan sebuah sumur tua tempat jenazah para perwira Angkatan Darat dikuburkan. Mereka yang menjadi korban kebiadaban PKI tersebut mendapat penghargaan sebagai pahlawan revolusi.

Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil ( APRA )Dipimpin oleh Kapten Westerling. Gerakan ini didasari adanya kepercayaan rakyat akan datangnya seorang Ratu Adil yang akan membawa mereka ke suasana yang aman dan tentram serta memerintah dengan adil dan bijaksana.Tujuan Gerakan APRA yang sebenarnya adalah mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki tentara tersendiri pada negara negara bagian RIS. Kemudian diketahui, bahwa dalang gerakan APRA adalah Sultan Hamid II, seorang Menteri Negara pada Kabinet RIS. Rencana sebenarnya dari gerakan itu adalah menculik Menteri Pertahanan Keamanan, Sri Sultan Hamengku Buwon IX, Sekjen Pertahanan Mr. Ali Budiarjo, dan pejabat Kepala Staf Angkatan Perang Kolonel T.B. Simatupang. Dengan keberhasilan pasukan APRIS menumpas Gerakan APRA, maka keamanan di wilayah Jawa Barat berhasil dipulihkan kembali.

Gambar Peristiwa APRA

Kapten Westerling, Pemimpin Gerakan APRA

Sekian dan Terima Kasih