usaha guru memotivasi siswa kelas vii -...

115
USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR SKRIPSI OLEH : MAYANG ANGGRIAN 106251400502 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA JURUSAN SENI DAN DESAIN JANUARI 2011

Upload: dodieu

Post on 31-Jan-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII

DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK

DI SMP NEGERI 1 BLITAR

SKRIPSI

OLEH :

MAYANG ANGGRIAN

106251400502

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

JURUSAN SENI DAN DESAIN

JANUARI 2011

Page 2: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII

DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK

DI SMP NEGERI 1 BLITAR

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program Sarjana

Pendidikan Seni Rupa

Oleh

Mayang Anggrian

NIM 106251400502

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SENI DAN DESAIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

Januari 2011

Page 3: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

i

ABSTRAK

Anggrian, Mayang. 2010.Usaha Guru Memotivasi Siswa Kelas VII dalam Pembelajaran

Menggambar Bentuk di SMP Negeri 1 Blitar. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.

Pembimbing: (1) Dra. Tjitjik Sriwardhani, M.Pd., (II) Fenny Rochbeind, S.Pd,

M.Sn.

Kata Kunci: Usaha Guru, Motivasi, Menggambar bentuk, SMP

Penguasaan menggambar adalah langkah pertama dalam proses artistik untuk menuju ke keterampilan menggambar yang lebih kompleks dalam pembelajaran seni

rupa, maka materi menggambar bentuk harus terlebih dahulu dikuasai siswa. Namun

materi menggambar bentuk kurang diminati oleh sebagian besar siswa kelas VII di beberapa SMP Negeri kota Blitar. Dalam rangka mensukseskan hasil belajar siswa, guru

memegang peranan untuk menciptakan kondisi yang mengarahkan siswa pada aktivitas

belajar yang bermakna. Namun bukan hanya guru yang berperan penting untuk mencapai

tujuan tersebut, motivasi siswa memainkan peranan yang berarti dalam proses pembelajaran. Sebab dengan adanya motivasi, siswa akan berusaha mempelajari sesuatu

dengan optimal. Oleh sebab itu bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk

menumbuhkan dan memberi motivasi agar siswa terpacu melakukan aktivitas belajar dengan baik menjadi dorongan peneliti untuk melakukan penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan usaha guru di sekolah tersebut

dalam memotivasi belajar siswa pada pembelajaran menggambar bentuk. Usaha tersebut ditinjau dari rencana dan metode pembelajaran, media, serta evaluasi yang digunakan

oleh guru. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dengan

sumber data berupa guru seni rupa di SMP Negeri 1 Blitar, dengan sampel pendukung

seluruh siswa kelas VII yang mengikuti pembelajaran Seni Rupa. Instrumen yang digunakan adalah lembar wawancara, lembar observasi serta angket tanggapan siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha guru dari aspek rencana dan

metode pembelajaran menggunakan perangkat ajar dengan pendekatan CTL dan memanfaatkan metode karya cipta terarah (mencontoh gelas, guci, vas bunga dan lain-

lain dengan arahan guru). Sedangkan dari aspek media, guru menggunakan benda dan

contoh gambar di white board sebagai model. Lebih lanjut evaluasi yang digunakan oleh guru berupa evaluasi otentik uji proses dan produk. Usaha guru dalam aspek-aspek

tersebut telah mampu memacu motivasi belajar sebagian besar siswa kelas VII di SMP

Negeri1 Blitar. Sebanyak 72 % siswa telah tuntas belajar, sedangkan angket tanggapan

siswa menunjukkan respon yang baik atas usaha-usaha yang telah dilakukan oleh guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti menyarankan kepada guru untuk

merencanakan usaha memotivasi siswa, menggunakan metode pembelajaran CTL,

melakukan monitoring pembelajaran, mengggunakan media contoh yang riil, serta melakukan evaluasi otentik uji proses dan produk. Kepada siswa disarankan agar

memahami tujuan pembelajaran dan mengkaitkan dengan kondisi riil dalam kehidupan

sehari-hari agar dapat meningkatkan semangat dalam belajar. Kepada peneliti selanjutnya

disarankan agar melakukan penelitian serupa dengan pendekatan dan metode yang berbeda.

Page 4: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

ii

ABSTRACT

Anggrian, Mayang. 2010. Teacher’s Effort in Motivating VII grade Students on

Learning Shapes Drawing in SMP Negeri 1 Blitar. Minithesis,

Department of Art and Design, Faculty of Letters, State University of

Malang.

Advisors: (1) Dra. Tjitjik Sriwardhani, M.Pd., (II) Fenny Rochbeind,

S.Pd, M.Sn.

Keywords: Teacher’s Effort, Motivation, Shapes Drawing, SMP

Drawing mastery is the first step in the artistic process to go to more complex drawing skills, then the matter of shapes drawing should be mastery by students first.

However, based on preliminary observations of research material drawing the form, there

are less of interests in most students of VII grade in several SMP Blitar city. In order to succeed the student learning outcomes, Teachers play an important role to create the

conditions or processes that lead students in meaningful learning activities. Even though,

not only teachers who play the role in succeed of outcomes student learning, motivation

also plays an important role in the learning process. Because the existence of motivation makes student motivated to learn something, and they’re going to learn it properly with

the hope of obtaining good results. According to the case, how the teachers make efforts

to grow and provide motivation for students motivated to do activities to learn well into the urge researchers to conduct this research.

This study was to describe the efforts of teachers in promoting student

motivation in learning Shapes drawing in the school. Further more, teacher’s effort divide into the business plan and learning methods, media, then evaluation used by teacher. This

research uses descriptive qualitative research design. The source of data used is the art

teacher at SMP Negeri 1 Blitar with a supporter sample of all students of class VII who

follow the teaching of Fine Arts. The instrument used was the interview sheet, observation sheets and field notes and student questionnaire responses.

The results of this study indicate that teacher’s efforts from the aspect of the

plan and teaching methods was using tools accompanied CTL approach using directional copyrighted works. While the aspects of media, teachers using objects and example

images as a model. Further, teacher’s evaluation in the form of authentic evaluation

process and product test. The efforts of teachers who reviewed the plans and teaching methods, media and evaluation that is used has been able to spur the motivation to learn

most of the students in the junior class VII Negeri1 Blitar. 72% students have been

thoroughly studied, while students 'questionnaire responses showed a good response on

the efforts made by the teacher in improving students' learning motivation. Furthermore based on the research, researchers suggest to the teacher to plan the efforts in motivating

student, using CTL, monitories study activity, using real media and takes authentic

evaluation with process evaluation of product. Moreover for student, researcher suggesting to understand the aim of studying this materiel and connecting it into the real

condition of daily life in order to motivating study activity. Finally for next researcher,

suggested doing research as well with the different approach.

Page 5: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Allah, karena hanya atas limpahan kasih dan

bimbinganNya, peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa dukungan,

bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang sulit untuk peneliti sebutkan

satu persatu dalam kesempatan ini. Untuk itu, peneliti mengucapkan rasa terima

kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung

membantu.

1. Prof. Dr. H. Dawud, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Negeri

Malang.

2. Drs. Iriaji, M.Pd selaku Ketua Jurusan Seni dan Desain yang merangkap

sebagai dosen penguji yang memberikan kemudahan dan pengarahan sehingga

skripsi ini bisa terselesaikan.

3. Dra. Tjitjik Sriwardhani M.Pd selaku Ketua Program Studi Seni Rupa yang

merangkap selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas semua bimbingan

yang telah diberikan kepada peneliti sehingga skripsi ini selesai.

4. Fenny Rochbeind, S.Pd, M.Sn selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas

semua bimbingan yang telah diberikan.

5. Bapak, Ibu, serta kakak tercinta yang selalu mendukung dengan penuh kasih.

Terimakasih telah memberikan semangat, bimbingan, dan nasihat kepada

peneliti untuk berjuang dalam studi hingga selesai.

6. Drs. Haryanto Al Edy M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri I Blitar yang

telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

Page 6: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

iv

7. Anjar Indinasiati, S.Pd yang dengan penuh kesabaran telah membantu peneliti

dalam melaksanakan penelitian ini.

8. Ningachan, Widya, Tiara, Ayung, Lisa, Via, dan Tiwi yang selalu memotivasi

peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

9. Sobat-sobat Seni Rupa 2006, terima kasih atas kasih, kebersamaan dan

kerjasamanya.

10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sampaikan di sini, terima kasih atas

semua partisipasinya.

Akhirnya, dengan segala keterbatasan, peneliti berharap skripsi ini dapat

bermanfaat untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

Malang, Desember 2010

Peneliti

Page 7: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

v

DAFTAR ISI

Halaman

COVER

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 10

E. Asumsi Penelitian …………………………………………….. 12

F. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ...................................... 13

G. Definisi Operasional ............................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran menggambar bentuk dalam Pelajaran Seni Rupa 16

1. Konsep pendidikan seni Rupa................................................16

2. Hakekat menggambar bentuk.................................................21

3.Pembelajaran Menggambar Bentuk........................................25

4. Tujuan Pembelajaran menggambar bentuk............................28

B. Hakikat Motivasi Belajar ......................................................... 30

1. Pengertian Belajar ............................................................. 30

2. Pengertian Motivasi Belajar ............................................... 34

3. Bentuk-bentuk motivasi dalam Belajar ............................... 37

4. Fungsi motivasi dalam Belajar ........................................... 37

5. Upaya meningkatkan motivasi Belajar ............................... 38

C. Usaha Guru Memotivasi Siswa ................................................ 39

1. Rencana dan Metode Pembelajaran.......................................39

2. Media Pembelajaran...............................................................51

3. Evaluasi pembelajaran........................................................... 53

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................. 57

B. Rancangan Penelitian ............................................................. 59

C. Lokasi, waktu dan sasaran Penelitian ..................................... 60

D. Data dan sumber data ............................................................. 61

E. Jenis data…………………………………………………….. 61

F. Instrumen Penelitian .............................................................. . 62

G. Prosedur Pengumpulan data .................................................. . 63

Page 8: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

vi

H. Teknik analisis data .............................................................. . 66

I. Kehadiran Peneliti ................................................................. .70

J. Pengecekan Keabsahan data .................................................... .70

BAB IV PELAKSANAAN DAN PAPARAN DATA

A. Gambaran umum SMP Negeri 1 Blitar....................................... 72

B. Usaha Guru dalam memotivasi.................................................... 75

1. Usaha Guru dalam memotivasi siswa ditinjau dari

Rencana dan Metode Pembelajaran yang

digunakan........................................................................ 75

2. Usaha Guru dalam memotivasi siswa ditinjau dari

Penggunaan media Pembelajaran.................................... 82

3. Usaha Guru dalam memotivasi siswa ditinjau dari

Evaluasi.......................................................................... 85

C. Data temuan................................................................................ 87

BAB V PEMBAHASAN

A. Usaha Guru dalam meningkatkan motivasi siswa ditinjau dari

Rencana dan metode pembelajaran yang digunakan................... 89

B. Usaha Guru dalam meningkatkan motivasi siswa ditinjau dari

Media Pembelajaran yang digunakan......................................... 94

C. Usaha Guru dalam meningkatkan motivasi siswa ditinjau dari

Evaluasi yang digunakan........................................................... 97

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 101

B. Saran........................................................................................... 103

DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………….. . 105

LAMPIRAN …………………………………………………………………. 109

Page 9: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Ruang Lingkup penelitian ....................................................................... 13

3.1 Teknik pengumpulan data instrumen dan sumber data ............................. 63

3.2 Interpretasi prosentasi ............................................................................. 68

4.1 Jadwal Pembelajaran Seni Rupa di kelas VII tahun ajaran 2010/2011 ..... 74

4.2 Tabulasi KKM Menggambar bentuk kelas VII tahun ajaran 2010/2011 ... 82

4.4 Tabulasi Data angket tanggapan dan motivasi ......................................... 110

Page 10: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Bagan teknik pengumpulan data .............................................................. 63

3.2 Bagan alur konfirmasi Miles Huberman .................................................. 66

4.1 Gedung SMP Negeri 1 Blitar .................................................................. 72

4.2 Monitoring pekerjaan siswa oleh guru di kelas VII-D dan VII-H ............ 77

4.3 Interaksi siswa-guru selama proses pembelajaran .................................... 78

4.4 Model benda silindris .............................................................................. 83

4.5 Model benda kubistis.................................................................................. 84

Page 11: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan disegala bidang sangat dibutuhkan karena pendidikan

merupakan poros dari segala bidang kehidupan. Peran pendidikan sangat penting

untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis.

Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja. Tetapi

lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara

menyeluruh (Sagala, 2009: 3). Oleh karenanya pendidikan harus dilakukan untuk

meningkatkan kualitas kehidupan.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman yang sedemikian

pesatnya, terutama dalam bidang teknologi, maka tugas pendidikan di Indonesia

semakin berat untuk membina dan membawa anak didik ke arah kemajuan.

Pendidikan harus menghasilkan manusia yang cakap, aktif, dan kreatif. Mengacu

pada hal tersebut pemerintah telah berupaya menyempurnakan kurikulum dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional, namun keberhasilan

implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan

menerapkan dan mengaktualisaikan kurikulum tersebut (Abdul Majid, 2005: 4).

Dalam proses pembelajaran, guru merupakan faktor kunci sebab guru

berinteraksi secara langsung terhadap peserta didik selama kegiatan belajar

mengajar. Peranan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan memang besar,

hal tersebut dapat dipahami dari hakikat guru sebagai pendidik. Oleh sebab itu

Page 12: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

2

guru harus peka terhadap perubahan yang terjadi, khususnya dalam bidang

pendidikan dan pembelajaran karena ilmu pengetahuan yang terus berkembang.

Hal tersebut didukung oleh Mulyasa (2005) bahwa eksistensi guru tetap penting

dan tak tergantikan oleh teknologi.

Sebagai pendidik guru harus kreatif, profesional dan menyenangkan untuk

membangkitkan nafsu belajar peserta didik. Sudjana (2005: 19) menjelaskan

bahwa tugas dan tanggung jawab seorang guru erat kaitannya dengan kompetensi

yang harus dimilikinya dalam menjalankan profesi tersebut. Kemampuan guru

yang banyak dihubungkan dengan usaha meningkatkan proses belajar mengajar

dapat diguguskan menjadi empat yaitu : (a) merencanakan program belajar

mengajar, (b) melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses belajar

mengajar, (c) menilai kemajuan proses, (d) menguasai bidang studi yang

dibinanya.

Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa tentu saja tidak hanya guru

yang memegang peranan penting untuk mensukseskan hal tersebut. Motivasi dari

siswa juga berperan dalam penguatan belajar ketika siswa dihadapkan pada suatu

masalah yang memerlukan pemecahan. Seperti yang diungkapkan oleh Mustafa

(2001: 2) bahwa motivasi memainkan peranan penting dalam proses

pembelajaran karena belajar merupakan suatu kegiatan yang aktif, menuntut usaha

yang disengaja dan, dilakukan dengan penuh kesadaran. Sehingga seorang siswa

yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya

dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Namun

sebaliknya, apabila siswa kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka

siswa tidak akan tahan lama dalam belajar.

Page 13: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

3

Motivasi belajar merupakan penggerak kemajuan masyarakat, motivasi

tersebut harus dimiliki oleh siswa, sedangkan guru dituntut untuk memperkuat

motivasi belajar tersebut (Dimyati, 2006: 78). Pentingnya motivasi belajar lebih

jauh lagi diuraikan Dimyati (2006: 78-79) sebagai berikut: bagi siswa motivasi

berperan untuk menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil

akhirnya. Tidak berhenti sampai disitu, motivasi menginformasikan tentang

kekuatan usaha belajar siswa, mengarahkan kegiatan belajar , membesarkan

semangat belajar serta menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar yang

berkesinambungan. Bila hal ini disadari oleh pelaku, maka suatu pekerjaan yang

dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik. Motivasi tersebut

bukan hanya bermakna bagi siswa saja. Motivasi belajar tersebut bermanfaat bagi

guru untuk membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa

untuk belajar sampai berhasil. Hal tersebut memberi peluang guru untuk ‖unjuk

kerja‖ rekayasa pedagogis guna membuat semua siswa belajar sampai berhasil.

Dalam rangka membangun manusia seutuhnya yang selaras, seimbang

antara lahir dan batinnya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

terutama dalam aspek pengembangan kreativitas dan sensitivitas, pendidikan seni

mempunyai peranan yang sangat penting. Seperti yang diungkapkan oleh Bell

boas dkk dalam Mistaram (1994: 11) pendidikan seni merupakan komponen

dalam kurikulum sekolah, sebagai sebuah kegiatan yang procese oriented dan

mengarah kepada creative thinking yang akan mencerdaskan anak didik.

Sedangkan ditinjau dari aspek psikologi anak didik, Mistaram (1994:12-17)

menggambarkan pendidikan seni dapat dimanfaatkan untuk tujuan terapi bagi

menjaga keseimbangan jiwa, yakni sebagai sarana menyejahterakan mental. Lebih

Page 14: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

4

jauh lagi implikasi dari pendidikan seni tersebut adalah pemanfaatan seni sebagai

alat untuk mentransfer tata nilai kehidupan sosial budaya.

Pendidikan melalui seni bertujuan untuk memberikan keseimbangan

antara intelektualitas dan sensitivitas pada diri siswa. Pendidikan seni di sekolah

umum tidak dimaksudkan untuk menghasilkan manusia yang ahli dalam seni,

tetapi untuk menghasilkan manusia yang berkembang pikiran, rasa, kehendak dan

ketrampilan. Dengan dilaksanakannya pendidikan seni di sekolah diharapkan agar

peserta didik mempunyai sikap budaya, yaitu sikap yang dapat menghargai,

menghayati dan mencintai seni atau karya seni sebagai hasil kebudayaan bangsa.

Suparno (2002:2).

Seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis

budaya. Dalam pengertian pendidikan seni menurut Soehardjo (2005: 2) adalah

‖usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran atau latihan agar menguasai kemampuan berkesenian sesuai dengan

peran yang harus dimainkan.‖ Pendidikan seni budaya dan keterampilan diberikan

karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan

perkembangan peserta didik yang terletak pada pemberian pengalaman estetik

dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan

belajar dengan seni.

Dalam mata pelajaran seni budaya terdapat beberapa aspek yang di

pelajari, antara lain seni rupa, seni tari, seni suara dan seni peran. Aspek-aspek

tersebut memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuannya. Dari

keempat aspek tersebut minimal diajarkan satu bidang seni yang sesuai dengan

kemampuan sumber daya manusia serta fasilitas yang tersedia. Pendidikan di

Page 15: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

5

sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni,

peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang diikutinya

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22,2006:56 ).

Seni rupa sebagai salah satu aspek yang dipelajari dalam seni budaya.

merupakan cabang yang mengedepankan unsur visual atau bahasa rupa dalam

pembelajaranannya. Tim Abdi Guru (2007: 3) mendefinisikan Seni Rupa sebagai

ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan bermakna yang diwujudkan

melalui media: titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang

ditata dengan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip di atas dapat dengan

mudahnya kita temui dalam gambar atau lukisan, berangkat dari hal tersebut,

gambar merupakan salah satu perwujudan dari seni rupa. Merujuk Ching (2002)

‖ Menggambar mempunyai peranan yang sudah lama eksis dalam seni visual,

yaitu dalam pencatatan peristiwa sepanjang sejarah dan perkembangan ide-ide

dalam peradaban kita‖. Sehingga dapat dikatakan bahwa menggambar amat

berhubungan dengan seni rupa.

Hariyanto (1999: 6) mengungkapkan bahwa seni gambar sesungguhnya

telah akrab dengan kehidupan sehari-hari. Gambar merupakan kebutuhan yang

penting bagi kehidupan masyarakat, sebab gambar akan memberi kejelasan

terhadap suatu maksud atau gagasan.Walaupun teknologi telah berkembang

dengan pesat , menggambar secara konvensional masih layak untuk dilakukan,

kemampuan atau keterampilan dasar menggambar tidak dapat dipelajari dengan

komputer, tetapi perlu latihan menggambar secara konvensional.

Lebih jauh lagi Welter Sargent dalam Mistaram (1994: 10)

mengemukakan menggambar sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran .

Page 16: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

6

Gambar adalah bahasa , suatu mode untuk melahirkan idea dan seterusnya untuk

mengembangkan idea itu. Menggambar suatu objek berarti menterjemahkan

persepsi kedalam bahasa visual. Kegiatan menggambar adalah mengorganisir

sensasi indrawi sedemikian hingga menghasilkan impresi yang dapat

diinterpretasikan. Sehingga menggambar adalah sebagai bahasa dan alat berfikir

atau membentuk konsep.

Kecerdasan visual dan kreativitas dapat terasah melalui menggambar.

Adrian Hill (1984) mengungkapkan bahwa menggambar adalah pengungkapan

oleh seseorang secara mental dan visual dari apa yang dialaminya dalam bentuk

garis dan warna. Menggambar penting untuk memuaskan dan memelihara

keindahan manusia. Mengingat banyaknya manfaat dari menggambar ini bahasa

gambar menjadi penting untuk dikuasai siswa sedini mungkin. Penguasaan

kemahiran menggambar tersebut harus dimulai dari perluasan pengetahuan

tentang bahasa gambar dan teknik terlebih dahulu, yaitu menggambar manual

yang dimulai dari menggambar bentuk.

Iriaji (1991 : 2) menjabarkan beberapa tujuan dan fungsi dalam

menggambar bentuk yang secara garis besar dapat dirumuskan tujuannya sebagai

berikut: (a) mengenal ruang lingkup dan tahapan dalam menggambar bentuk yang

meliputi gambar alam benda, gambar tumbuh-tumbuhan dan gambar binatang.

(b) menguasai ketrampilan dasar ilmu mentransformasikan persepsi secara visual

melalui berbagai media, (c) memiliki sikap mengahargai terhadap karya gambar

bentuk. Ketiga hal tersebut pada dasarnya memiliki esensi tujuan yaitu

mempertajam kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif siswa. Lebih jauh

lagi gambar bentuk membantu mengembangkan kemampuan atau bakat seseorang

Page 17: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

7

di dalam menggambar, disamping itu menggambar bentuk juga berfungsi untuk

menyalurkan ekspresi serta membantu mengembangkan kemampuan menggambar

ilustrasi, atau menggambar arsitektur serta bidang-bidang menggambar yang lain.

Seperti yang telah diungkapkan Iriaji di atas, hal tersebut menunjukkan

pentingnya menggambar bentuk sebagai ilmu landasan untuk mengembangkan

kemampuan-kemampuan individu dalam kegiatan menggambar yang lain. Di era

globalisasi ini gambar memiliki peranan yang penting, tidak hanya sebagai

ekspresi seni namun juga sebagai media untuk mengkomunikasikan gagasan

desain.

Namun kenyataan yang dijumpai di 3 SMP Negeri kota Blitar,

menggambar bentuk menjadi materi yang kurang digemari oleh sebagian besar

siswa dibandingkan dengan sub materi seni budaya yang lain. Berkaitan dengan

hasil observasi penulis di SMP1,SMP8 dan SMP 10, di ketiga SMP Negeri

tersebut prestasi belajar pada materi menggambar bentuk cenderung lebih rendah

bila dibandingkan dengan materi pelajaran seni budaya yang lain. Sebagian besar

siswa yang tidak tertarik terhadap pembelajaran menggambar bentuk didasarkan

pada rasa jenuh. Hampir seluruh siswa sampel di 3 SMP Negeri tersebut pernah

mengalami kebosanan dalam pembelajaran menggambar bentuk. Ada banyak hal

yang menyebabkan kejenuhan dalam proses pembelajaran tersebut, diantaranya

yakni persepsi negatif siswa terhadap materi menggambar. Bagi siswa-siswa

yang kurang memiliki kemampuan dalam menggambar, pelajaran ini dianggap

pelajaran yang tidak menarik. Selain itu materi pelajaran menggambar bentuk

merupakan materi berekspresi yang terikat. Dalam artian, siswa masih dibatasi

dengan kaidah-kaidah tertentu untuk menggambar. Sehingga dalam bab

Page 18: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

8

menggambar bentuk, pembatasan tersebut mengakibatkan siswa kurang

bersemangat bila dibandingkan dengan sub bab menggambar ekspresi yang bebas.

Kekurangantusiasan siswa serta ketidaksiapan siswa dalam menerima

materi pelajaran menggambar bentuk terwujud dalam tindakan seperti tidak

membawa perlengkapan atau peralatan menggambar, tidak memperhatikan guru,

atau melalaikan tugas yang diberikan oleh guru. Hal-hal tersebut menunjukkan

lemahnya motivasi siswa dalam pelajaran tersebut. Sebagai akibatnya penguasaan

materi menggambar bentuk oleh siswa kurang dikuasai dengan baik, sementara

materi tersebut merupakan materi dasar untuk masuk ke dalam pengembangan

materi menggambar yang lebih kompleks. Lebih lanjut seperti yang diungkapkan

Hariyanto (1999 :2) bahwa menggambar adalah langkah pertama dalam proses

artistik. Oleh sebab itu sebagai materi awal, menggambar bentuk merupakan

materi vital yang harus dikuasai oleh siswa.

Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik

pula (Sardirman 1990 : 77). Dalam kaitannya dengan pembelajaran, guru

memegang peranan yang amat penting untuk menciptakan kondisi atau proses

yang mengarahkan siswa pada aktivitas belajar yang bermakna. Bagaimana guru

melakukan usaha-usaha untuk menumbuhkan dan memberi motivasi agar anak

didik terdorong melakukan aktivitas belajar dengan baik menjadi dorongan

peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul ― Usaha Guru dalam

Memotivasi Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Menggambar Bentuk‖.

Penelitian ini mengambil Lokasi SMPN 1 Kota Blitar. Alasan dipilihnya

lokasi tersebut di dasarkan atas observasi awal yang menunjukkan bahwa sekolah

tersebut belum pernah diteliti berkenaan dengan kompetensi guru seni rupa.

Page 19: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

9

Selain itu SMPN 1 adalah sekolah favorit di Kota Blitar, di SMP tersebut

banyak siswa yang mendapatkan atau meraih prestasi yang cukup membanggakan

dalam bidang seni rupa maupun akademik yang lainnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dikaji dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah usaha guru dalam memotivasi belajar siswa

pada pembelajaran menggambar bentuk di SMPN 1 Blitar. Masalah tersebut

dijabarkan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah usaha guru dalam memotivasi belajar siswa pada pembelajaran

menggambar bentuk ditinjau dari rencana dan metode pembelajaran yang

digunakan?

2) Bagaimanakah usaha guru dalam memotivasi belajar siswa pada

pembelajaran menggambar bentuk ditinjau dari media yang digunakan?

3) Bagaimanakah usaha guru dalam memotivasi belajar siswa pada

pembelajaran menggambar bentuk ditinjau dari evaluasi pembelajaran yang

digunakan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka secara

umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan usaha guru dalam

memacu motivasi belajar siswa pada pembelajaran menggambar bentuk.

Adapun tujuan khususnya adalah untuk:

Page 20: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

10

1) Mendeskripsikan usaha guru dalam memotivasi siswa pada pembelajaran

menggambar bentuk ditinjau dari rencana dan metode pembelajaran yang

digunakan.

2) Mendeskripsikan usaha guru dalam memotivasi belajar siswa pada

pembelajaran menggambar bentuk ditinjau dari media yang digunakan.

3) Mendeskripsikan usaha guru dalam memotivasi belajar siswa pada

pembelajaran menggambar bentuk ditinjau dari evaluasi pembelajaran yang

digunakan.

D. Manfaat Penelitian

Ada dua manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu manfaat

teoretis dan manfaat praktis. Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai dasar untuk pengembangan teori tentang usaha guru dalam pembelajaran

menggambar bentuk serta menambah kajian-kajian teoretis tentang pembelajaran

seni budaya

Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi peneliti, guru, dan bagi

peneliti lain. Diantaranya sebagai berikut.

1) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memperluas cakrawala berpikir, serta merupakan

sarana pengaplikasian dalam mengajar yang diperoleh di bangku kuliah ke

dalam dunia empiris di lapangan. Hasil penelitian ini juga menambah

wawasan dan pengalaman dalam bidang penelitian, khususnya tentang

kreativitas guru dalam memotivasi belajar siswa pada pembelajaran seni

budaya.

Page 21: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

11

2) Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan informasi yang berharga untuk

meningkatkan kreativitasnya untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran

menggambar bentuk. Selain itu, hasil penelitian ini dapat juga digunakan

untuk meningkatkan interaksi guru dengan siswa dalam proses pembelajaran

menggambar bentuk.

3) Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan

peneliti-penelitian yang sejenis. Selain itu, peneliti lanjutan dapat

mengembangkan teori tentang usaha meningkatkan motivasi dalam

pembelajaran seni budaya.

E. Asumsi Penelitian

1) Hasil belajar siswa dalam pelajaran menggambar bentuk dianggap

representasi dari motivasi belajar siswa

2) Penggunaan rencana dan metode, media, dan evaluasi dalam pembelajaran

seni budaya dianggap mewakili usaha guru dalam pembelajaran seni budaya

3) Siswa-siswa yang diajar oleh guru yang memiliki totalitas usaha, memiliki

motivasi untuk meningkatkan hasil belajar menggambar bentuknya.

F. Ruang Lingkup dan batasan masalah

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui usaha guru dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menggambar bentuk.

Subjek penelitian ini adalah guru seni budaya yang ada di SMP Negeri 1 Kota

Page 22: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

12

Blitar. Adapun variabel dari penelitian ini adalah usaha guru memotivasi belajar

siswa dalam pembelajaran menggambar bentuk.

Agar pengungkapan masalah yang telah ditetapkan di atas dapat

terlaksana secara optimal, berikut ini disajikan ruang lingkup penelitian. Dalam

ruang lingkup penelitian ini dijabarkan garis besar variabel yang menjadi lingkup

penelitian, meliputi: variabel, sub variabel, indikator, sumber data dan teknik

pengumpulan data.

Tabel 1.1 Ruang lingkup penelitian

No Variabel Sub Variabel Indikator

Teknik

Pengumpulan

Data

Sumber Data

1 2 3 4 5 6

1

Usaha guru

memotivasi

siswa dalam pembelajaran

menggambar

bentuk

Rencana

Pembelajaran

Metode

mengajar

Media ajar

Evaluasi substantif

Perencanaan

memotivasi siswa

yang tercantum dalam Program

semester, Silabus

dan RPP

Melaksanakan

metode atau

pendekatan yang

digunakan

Merancang Media

pembelajaran

Melaksanakan Tes

afektif

MelaksanakanTes

kinerja

(psikomotorik)

dokumentasi

Dokumentasi,

observasi dan

wawancara

dokumentasi

dokumentasi

dan Observasi

Observasi,

Angket

Program

semester,

Silabus dan RPP

Guru Seni Rupa

& Siswa

Guru Seni Rupa

& Siswa

Guru seni

budaya dan

Siswa

Guru seni Rupa,

siswa

& buku

G. Definisi operasional

1) Usaha guru adalah cara atau sistem yang ditempuh guru untuk menciptakan

suatu kondisi pembelajaran terkait dengan metode, media dan evaluasi dalam

Page 23: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

13

pembelajaran menggambar bentuk. Usaha guru memotivasi siswa dalam

pembelajaran menggambar bentuk adalah usaha guru memotivasi siswa

melalui perencanaan, metode, penggunaan media dan evaluasi dalam

pembelajaran.

2) Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan

perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam kegiatan belajar maka

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

3) Seni budaya adalah mata pelajaran seni yang berbasis budaya. Di dalamnya

terdapat empat cabang seni yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan seni

drama. Sementara dalam penelitian ini yang dibahas adalah bagian seni

rupanya. Seni rupa adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan

bermakna yang diwujudkan melalui media : titik, garis, bidang, bentuk, warna,

tekstur, dan gelap-terang yang ditata dengan prinsip tertentu.

4) Menggambar bentuk adalah kegiatan pewujudan gagasan, yang dilakukan di

atas bidang gambar melalui kemahiran tangan dengan media titik , garis

bidang, warna, tekstur dan gelap terang yang dibuat dengan memperhatikan

ketepatan bentuk , perspektif dan komposisi sehingga menghasilkan karya

yang indah.

5) Media ajar adalah media atau instrumen yang dipergunakan guru dalam

pembelajaran menggambar bentuk untuk memperjelas pengertian murid-murid

Page 24: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

14

6) Metode mengajar adalah pembelajaran yang diterapkan oleh guru yang

bersangkutan dalam mengelola pembelajaran. Dalam penelitian ini

didefinisikan sebagai cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari

sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling

berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan

dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

7) Evaluasi pembelajaran adalah proses sistematis dari pengumpulan

penganalisisan informasi untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai

tujuan instruksional. Dalam hal ini evaluasi yang diguanakan evaluasi

substantif yang dapat disebut tes dan pengukuran hasil belajar siswa.

Page 25: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Menggambar Bentuk dalam Pelajaran Seni Rupa

1. Konsep Pendidikan Seni Rupa

Pendidikan seni rupa di sekolah umum pada dasarnya diarahkan untuk

menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis,

apresiatif dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini dapat tumbuh

melalui serangkaian proses kegiatan dan keterlibatan siswa dalam segala aktivitas

seni yang meliputi kegiatan pengamatan, penilaian dan menghargai karya seni.

Irawan ( 2007 : 45 ) menjabarkan kurikulum mata pelajaran pendidikan

seni rupa memuat ketiga kegiatan di atas yang disusun sebagai suatu kesatuan.

Artinya, pada proses pembelajaran, ketiga proses kegiatan tersebut harus

merupakan rangkaian aktivitas seni yang harus dialami siswa melalui aktivitas

mengapresiasi dan berkreasi seni. Pendidikan seni rupa sebagai mata pelajaran di

sekolah diberikan atas dasar pertimbangan. pendidikan seni memiliki sifat

multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual adalah

mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan berbagai cara dan

media, seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.

Multidimensional adalah mengembangkan kompetensi meliputi persepsi,

pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan produktivitas dalam

menyeimbangkan fungsi otak sebelah kanan dan kiri, dengan cara memadukan

secara harmonis unsur-unsur logika, kinestetik, etika, dan estetika. Sifat

multikultural mengandung makna pendidikan seni rupa menumbuhkembangkan

Page 26: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

16

16

kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap keragaman budaya

Nusantara dan mancanegara sebagai wujud pembentukan sikap menghargai,

bertoleransi,demokratis, beradab, serta mampu hidup rukun dalam masyarakat dan

budaya yang majemuk.

Gagasan pendidikan seni rupa di sekolah sebagai upaya pemberian

kesempatan kepada anak untuk mengaktualisasikan diri melalui ekspresi seni

rupa, barulah mulai dikenal secara meluas sejalan dengan digantinya nama Mata

Pelajaran Menggambar dan Pekerjaan Tangan menjadi Pendidikan Seni Rupa.

Pendidikan Seni Rupa di Sekolah yang pada awalnya hanya mencakup kegiatan

menggambar dengan tujuan untuk menghasilkan anak yang terampil menggambar

melalui pelatihan koordinasi mata atau tangan, kemudian hadir dalam cakupan

yang lebih luas dengan tujuan yang beragam seperti: menanamkan kesadaran

budaya, mengembangkan kemampuan apresiasi seni rupa, menyediakan

kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu

pendidikan senirupa. Keragaman tujuan Pendidikan Seni Rupa di Sekolah ini

merupakan cerminan dari dinamika masyarakat yang senantiasa berubah dan

berkembang, pengaruh keragaman fokus pembinaan dan aspirasi masyarakat.

Konsekuensi dari keragaman ini tentu saja berdampak terhadap pelaksanaan

pendidikan seni rupa (Bongsoe dalam Salam, 2001: 8).

Hakikat dan tujuan pendidikan seni rupa juga perlu disosialisasikan di

luar lingkungan pendidikan formal, masyarakat luas,khususnya kalangan orang

tua atau wali yang memiliki kedekatan psikologis dengan baik, amat penting

dalam turut serta menyukseskan misi pendidikan seni rupa disekolah (Efland

dalam Salam, 2003: 263). Pendidikan seni rupa di sekolah umum yang semula

Page 27: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

17

hanya mencakup kegiatan menggambar, kemudian juga dikembangkan ke bidang

seni rupa yang lain. Pendidikan seni rupa di sekolah umum menawarkan beragam

tujuan. Salah satu tujuan pendidikan seni rupa adalah mengembangkan

keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya-lokal,

mengembangkan kemampuan apresiasi seni rupa, menyediakan kesempatan

mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu seni rupa, dan

mempromosikan gagasan multikultural.

Pada pendidikan seni rupa, materi pelajaran yang diberikan tidak hanya

menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang lain seperti

mematung,mencetak, menempel, dan juga apresiasi seni. Fokus pembinaan tidak

hanya pada pelatihan keterampilan koordinasi mata dan tangan, tetapi juga pada

pengembangan fungsi jiwa yang memungkinkan anak menjadi sensitif dan kreatif.

Pendidikan seni rupa di sekolah hadir untuk memenuhi harapan

masyarakat. Itulah sebabnya seni rupa senantiasa berkembang mengikuti harapan

masyarakat sebagaimana yang dapat ditelusuri pada uraian mengenai berbagai

tujuan pendidikan seni rupa di sekolah.

Menggambar mulai diajarkan di sekolah umum di Eropa (sebagaimana

sekolah umum yang dikenal dewasa ini). Tujuan pengajaran menggambar di

sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan

koordinasi mata dan tangan yang amat ketat. Cara pengajaran seperti ini

mengikuti pola pelatihan yang berlangsung di akademi seni rupa di Eropa.

Asselbergs dan Knoop (1995; 5) menuliskan tentang apa yang dilakukan oleh

murid dalam kegiatan menggambar di sekolah di Belanda berdasarkan pendekatan

ini sebagai berikut. Siswa belajar menggambarkan garis lurus, sudut, segi

Page 28: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

18

empat,lengkungan, dan lingkaran untuk kemudian menggambarkan bentuk tiga

dimensional yang lebih rumit. Karena guru pada umumnya tidak cukup terampil

dalam hal menggambar seperti yang harus dilakukan ini, maka guru sangat

tergantung pada buku pegangan yang berfungsi sebagai alat bantu mengajar.

Selama ini batasan tentang seni yang dikemukakan oleh para filsuf

masih dianggap kurang jelas, mereka memberi batasan atau pengertian yang

berbeda-beda sehingga istilah seni yang merupakan padanan kata art belum

dicapai keseragaman tentang batasannya. Mendelssohn (dalam Kadir Abdul,

1975: 12) mengatakan bahwa seni adalah pertumbuhan keindahan yang dengan

samar-samar diketahui oleh perasaan sehingga menjadi suatu hal yang b enar dan

baik. Sementara ahli estetika Italia, Pagano (dalam Kadir Abdul, 1975: 14)

beranggapan bahwa seni adalah mempersatukan keindahan yang tersebar pada

alam. Kapasitas yang menentukan keindahan adalah selera, sedangkan kapasitas

yang membawanya dalan satu keseluruhan adalah artistik jenius. Menurutnya

keindahan berpadu dengan kebaikan, jadi keindahan adalah kebaikan yang

terwujud, dan kebaikan adalah kebaikan batin.

Menurut The Liang Gie (1976: 60) pengertian seni dijelaskan seperti:

kemahiran, kegiatan manusia, karya seni, seni indah, dan seni penglihatan (seni

rupa). Kaitannya dengan pengertian seni sebagai suatu kemahiran, hal ini bisa

dengan asal-usul katanya yaitu berasal dari kata ars yang berarti kemahiran atau

ketangkasan, sehingga secara etimologi kata ars dapat diartikan sebagai suatu

kemahiran atau ketangkasan seseorang dalam menciptakan atau mengerjakan

benda-benda atau sesuatu barang (Sudarso, 1976: 15). Sependapat dengan

pengertian seni sebagai kegiatan manusia, Leo Tolstoy (dalam Setjoatmodjo,

Page 29: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

19

1988: 76) menjelaskan bahwa seni adalah aktivitas manusia yang mengandung

kenyataan, bahwa seseorang yang sadar melalui bantuan simbol-simbol eksternal

tertentu menyatakan perasaan yang pernah dialaminya kepada orang lain dan

bahwa orang lain tersebut lalu kejangkitan oleh perasaan ini dan juga

mengalaminya (The Liang Gie, 1976: 61).

Dari berbagai macam pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

seni adalah suatu karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-

pengalaman batinnya disajikan dalam bentuk yang indah dan menarik, sehingga

dapat merangsang timbulnya pengalaman batin manusia lain yang

menikmatinya.Istilah rupa merupakan padanan kata form artinya bentuk, rupa,

selain itu juga kata shape yang artinya bentuk, rupa, dan model. Dengan demikian

maka dapat disimpulkan bahwa rupa adalah bentuk yang berwujud sesuatu yang

dapat dilihat oleh mata. Kaitannya dengan seni, Sudarso (1976: 6) menjelaskan

bahwa seni rupa adalah cabang seni yang mengekspresikan pengalaman artistik

manusia lewat objek-objek dua dan tiga dimensional yang memakan tempat dan

tahan akan waktu ini yang menjadikan kelebihan cabang seni rupa dibanding

dengan seni lain.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat dijelaskan bahwa seni

rupa adalah suatu hasil karya manusia yang mengekspresikan pengalaman

batinnya yang disajikan dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang artistik,

sehingga dapat merangsang timbulnya pengalaman batin manusia lain untuk

menikmatinya. Seni rupa memiliki cabang-cabang, yaitu seni lukis (gambar), seni

patung, seni grafis, seni kriya, seni reklame, seni dekorasi, dan seni arsitektur

(Sudarso 1976:7). Menurut Kuntjaraningrat, membagi seni rupa menjadi tujuh

Page 30: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

20

macam, yaitu seni bangunan, seni patung, seni relief, seni lukis (gambar), seni

rias, seni kerajinan, dan seni olah raga.

Dalam proses berkarya seni rupa tidak hanya mengandalkan kekuatan

fisik semata, melainkan memerlukan pertimbangan batin dan kreativitas, sehingga

dapat menghasilkan karya seni yang dalam penyajiannya dapat menimbulkan rasa

indah dan artistik.

2. Hakekat menggambar Bentuk

Menggambar bentuk adalah ‖ suatu proses pembentukan dan pernyataan

kembali buah dari hasil melihat, rencana dan rasa indah terhadap suatu benda

pada bidang datar ‖ (Mulyana, 1978:25). Menggambar bentuk merupakan proses

memindah tanggapan seorang terhadap suatu benda tiga dimensi yang

divisualisasikan menjadi gambar dua dimensional. Bentuk- bentuk tersebut dapat

dibedakan antara bentuk geometris dan bentuk non geometris.

Pada dasarnya gambar bentuk adalah gambar dengan objek yang nyata,

serta memiliki volume, efek, bahan, bayangan, maupun kelengkapan sebagai

bentuk yang utuh. Objek gambar bentuk amat luas, mulai benda sehari-hari,

tumbuhan, manusia, hewan, alam atau gambar imajinatif yang dikonkritkan.

Senada dengan hal di atas, Iriaji dkk ( 1991 :1) mendefinisikan

menggambar bentuk sebagai kegiatan menggambar yang mentransformasikan

objek atau bentuk-bentuk alam yang ada di sekitar kita pada sebuah bidang

gambar atau kertas. Alam sekeliling kita itu misalnya ; alam benda, tumbuh-

tumbuhan, binatang dan manusia.

Secara sederhana batasan pengertian menggambar bentuk adalah

kegiatan melatih terampilkan tangan dalam menggambar suatu objek alam

Page 31: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

21

sekeliling kita pada bidang gambar ( kertas) dengan menggunakan media tertentu.

Dalam penyusunan obyek tersebut menggunakan prinsip-prinsip seni sehingga

menghasilkan suatu bentuk gambar sesuai dengan yang dilihat atau diamati.

Teknik mentranformasikan itu dapat menggunakan berbagai media,

mulai dari media sederhana seperti : pensil, pastel, tinta, cat air hingga

menggunakan media cat minyak. Setiap media memiliki karakter sendiri-sendiri

sehingga dalam penggunaanya memerlukan penguasaan keterampilan yang

berbeda pula. Media pensil misalnya akan berbeda dengan teknik penggunaan

media pastel. Pensil mudah dihapus namun pastel sulit atau tidak bisa dihapus.

Itulah sebabnya penggunaan media pastel harus lebih hati-hati, bagaimana

memilih dan menyusun warna-warna yang akan digoreskan, seberapa menekan

dan seterusnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menggambar bentuk adalah

komposisi, yaitu bagaimana kemampuan kita mengamati objek, kemudian

menyusun unsur-unsurnya dengan pertimbangan prinsip-prinsip seni seperti :

kesatuan, keseimbangan, proporsi, ritme, harmoni, dan daya tarik, serta

kemampuan kita menampilkan unsur-unsur seperti : garis, warna, bidang, tekstur,

ruang, dan cahaya secara naturrealistis. Unsur garis misalnya berupa panjang dan

pendeknya, seberapa tebal tipisnya, seberapa jarak garis-garis yang digoreskan.

‖Pada prinsipnya menggambar bentuk adalah proses menggambar satu

atau sekelompok benda dengan hasil mirip dengan benda tersebut. Untuk itu

menggambar menempatkan dirinya sebagai alat untuk memotret atau alat perekam

gambar‖ (Marianus Fau,1994:5).

Page 32: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

22

Ada beberapa hal yang patut di cermati dalam menggambar bentuk

menurut Mohammas Slaman (1995)

a. Proporsi

Yaitu perbandingan antara bagian satu dengan bagian yang lain secara

keseluruhan. Sehinga untuk menentukan besarnya ukuran harus

mengetahui perbandingan yang baik secara keseluruhan.

b. Keseimbangan

keseimbangan merupakan suatu cara untuk meningkatkan baik dari segi

pengukuran, bentuk maupun warna dan penyusunan bentuk-bentuk dapat

diatur secara simetris. Efek keseimbangan ini bisa didapat

menggerombolkan bentuk-bentuk dan warna-warna disekitar suatu pusat

sedemikian rupa sehingga akan terdapat suatu daya tarik yang sama pada

tiap sisi-sisi dari pusat tersebut.

c. Komposisi

dalam bahasa inggris disebut compotition yang berarti susunan. Dalam

menggambar bentuk ialah bagaimana menyusun suatu benda yang lain

baik garis, warna dan bagian lain yang selaras, seimbang sesuai segi

artistik.

d. Prespektif

prespektif dalam hal menggambar bentuk merupakan hal yang penting,

terutama bila objek bentuk berasal dari bentuk geometris. Seperti halnya

balok, kubus, dan sebagainya.

Page 33: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

23

Adapun hukum prespektif yaitu benda yang menjadi objek jauh dari

pandangan mata atau garis cakrawala akan terlihat lebih kecil. Sedangkan

benda yang dekat dengan mata akan lebih terang (tinggi atau besar )

e. Arah bayangan

Ada dua sumber cahaya yang menyebakan tumbuhnya bayangan gambar,

yakni matahari dan sumber cahaya buatan ( lampu, lilin dan sebagainya ).

Terdapat 2 jenis cahaya yang ditimbulkan dari sinar tersebut yaitu :

bayang-bayang badan, yaitu bagian yang gelap dari bagian benda-

benda itu sendiri karena tidak terkena sinar. Sedangkan bayang-bayang

langkah, ialah bayang-bayang suatu benda yang jatuh pada benda lain.

Bentuk bayangan langkah jatuh pada bidang datar tergantung darimana

sinar itu datang.

f. Drapery

Ada kalanya dalam pengaturan objek benda dilatar belakangi dengan

pengaturan kain polos, berwarna atau ada motif gambarnya. Lekukan –

lekukan yang lengkung menurun landai dan sebagainya untuk menentukan

watak gambar yang dihasilkan.

3. Pembelajaran Menggambar Bentuk

Kata pembelajaran merupakan persamaan kata instruction yang memiliki

arti pengajaran. Menurut Dimyati (1999: 156 ), pembelajaran adalah proses yang

diselenggarakan guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana

memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Berdasarkan

pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang

Page 34: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

24

mengandung serentetan perbuatan guru dan siswa sebagai usaha sadar atas dasar

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai

tujuan yang ditentukan.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses pemberdayaan sumber

belajar guna membantu siswa agar dapat belajar sesuatu dengan kebutuhan dan

minatnya. Dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran

diperlukan berbagai perangkat atau komponen materi seperti bahan, cara

(metode), alat (sarana), dan untuk membuktikan tercapai tidaknya tujuan

diperlukan kegiatan evaluasi (Sardirman 2007 : 63). Tujuan pembelajaran

merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai oleh siswa

setelah menyelesaikan serangkaian kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran

merupakan langkah awal yang harus ditetapkan dalam proses pembelajaran.

Sedangkan menurut Iriaji dan Hariyanto (1990/1991: 3) dalam

pembelajaran menggambar bentuk terdapat 3 esensi tujuan yang ingin dicapai,

yaitu: (a) kemampuan kognitif : kemampuan mengenal dan memahami landasan

teori. (b)Kemampuan psikomotorik : kemampuan mentransformasikan obyek dan

penguasaan teknik. Dan (c)Kemampuan afektif : kemampuan menganalisis atau

mengapresiasi suatu karya gambar bentuk dari segi teknik dan artistik.

Pada dasarnya pembelajaran adalah mengajar, yaitu mengusahakan

terciptanya suatu situasi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar.

Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling

mempengaruhi, antara lain: tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang

diajarkan, guru dan siswa yang menjalankan peranan. Menurut Arifin (1970:85)

mengajar adalah rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid

Page 35: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

25

agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan

pelajaran itu. Sedangkan menurut Nasution (1967 :15) mengajar adalah suatu

aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Dengan tahap

memperhatikan perkembangan kejiwaan siswa yang belajar, maka mengajar

hendaknya:

1) Menguraikan pengalaman belajar yang perlu dialami oleh siswa.

2) Menguraikan cara mengorganisasi batang tubuh ilmu pengetahuan atau

struktur materi yang dipelajari siswa.

3) Menguraikan secara sistematis urutan pokok-pokok bahasan yang

disajikan.

4) Menguraikan prosedur penggunaan penguatan dalam proses belajar-

mengajar,dari penguatan yang bersifat ekstrinsik menjadi penguatan

yang bersifat intrinsik.

Hal yang dikemukakan di atas juga didukung oleh Mulyasa (2005:39)

yang beanggapan bahwa dalam mengajar seorang guru harus berusaha membuat

sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam

memecahkan masalah. Untuk itu terdapat hal yang perlu diperhatikan oleh guru

dalam pembelajaran, diantaranya: membuat ilustrasi, mendefinisikan,

menganalisis, mensintesis, bertanya, merespon, mendengarkan, memberikan

pandangan yang bervariasi, menyediakan media untuk mengkaji materi standar,

menyesuaikan metode pembelajaran, serta memberikan nada perasaan. Terkait

dengan hal tersebut, guru sebagai pengajar harus memiliki tujuan yang jelas,

Page 36: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

26

membuat keputusan secara rasional agar peserta didik memahami keterampilan

yang dituntut oleh pembelajaran.

Dalam katalog seni desain UM 2006, pembelajaran menggambar bentuk

merupakan pengintegrasian pengetahuan teori menggambar bentuk yang meliputi

pengertian, fungsi, medium teknik prosedur dan prinsip menggambar bentuk.

Dalam pembelajaran ini siswa diarahkan untuk membentuk keterampilan dasar

menggunakan medium, teknik dan prosedur serta prinsip dalam

mentransformasikan persepsi visual alam benda geometric maupun non

geometric, baik yang diamati maupun yang diangankan untuk membentuk sikap

menghargai karya gambar bentuk dari belum mampu menggambar menjadi

mampu menggambar.

Dari uraian di atas jelaslah kiranya bahwa untuk dapat melaksanakan

tugas secara proporsional, seorang guru memerlukan wawasan yang mantap

tentang kemungkinan – kemungkinan strategi belajar-mengajar sesuai dengan

tujuan-tujuan belajar, baik dalam arti dampak instruksional maupun dampak

pengiring, yang ingin dicapai.

4. Tujuan Pembelajaran Menggambar bentuk

Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama yang dirumuskan

guru dalam proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran ini penting karena hal

ini merupakan sasaran dari proses belajar mengajar. Oleh karena itu, tujuan

pembelajaran dapat juga disebut sebagai sasaran belajar. Menurut wawancara

dengan Ibu Anjar guru seni budaya SMPN 1 kota Blitar, tujuan dari pembelajaran

menggambar bentuk adalah membekali kemampuan siswa dalam hal menggambar

Page 37: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

27

yang akan diaplikasikan ke jenjang materi yang lebih kompleks seperti

menggambar ilustrasi, atau menggambar teknik.

Tujuan pembelajaran lebih diartikan sebagi perilaku hasil belajar yang

diharapkan dapat dimiliki para siswa setelah mereka menempuh proses belajar

mengajar. Tujuan pembelajaran diartikan sebagai suatu produk atau hasil yang

dicapai siswa. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran selalu berpusat pada siswa.

Dengan berpusatnya tujuan pembelajaran pada siswa, keberhasilan

proses belajar mengajar lebih banyak dinilai dari terjadinya perubahan-perubahan

perilaku yang diinginkan pada siswa. Tugas guru tidak berakhir jika siswa-

siswanya telah memiliki perilaku yang diharapkan sebagai hasil dari proses

belajar mengajar yang telah ditempuh.

Dalam jenjang pendidikan, siswa diberikan kesempatan untuk berkarya

dibidang menggambar. Karena menggambar merupakan suatu kegiatan untuk

menghasilkan karya-karya yang kreatif, hendaknya disadari benar oleh guru

sebagai pendidik, bahwa hakekatnya semua kegiatan menggambar memberi

kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan pikiran perasaan dengan leluasa.

Adjat sakri ( 1990: 26 ) menyebutkan bahwa:

‖Pada dasarnya semua mata pelajaran menggambar adalah menggambar

berungkap. Baik itu menggambar sketsa, maupun menggambar ekspresi,

menggambar ilustrasi, ataupun menggambar bentuk. Perbedaan itu

hanyalah akan mengingatkan pendidik bahwa ada segi lain pada setiap

jenis kegiatan menggambar perlu diperhatikan dan di perkenalkan.‖

Dengan adanya pelajaran menggambar diharapkan pengalaman

berekspresi yang termuat didalamnya memacu siswa dalam menumbuh

kembangkan daya cipta (kreatifitas), kepekaan rasa (sensitivitas), dan kemauan

Page 38: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

28

berbuat (aktivitas). Secara garis besar Iriaji dalam menggambar bentuk (1991 : 2 )

merumuskan tujuan menggambar bentuk sebagai berikut :

a. mengenal ruang lingkup dan tahapan dalam menggambar bentuk yang

meliputi gambar alam benda, gambar tumbuh-tumbuhan dan binatang.

b. menguasai keterampilan dasar ilmu mentransformasikan persepsi secara

visual melalui berbagai media dan penguasaan lain sesuai dengan media

dan tahapan dalam menggambar bentuk

c. memiliki sikap mengharagai terhadap karya menggambar bentuk.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka esensi atau tujuan yang ingin

dicapai adalah kemampuan mengenal dan memahami landasan teori

(kemampuan kognitif ) kemampuan mentransformasikan obyek dan

kemampuan mentransformasikan teknik dan kemampuan menganalisis

atau mengapresiasi suatu karya gambar bentuk dari segi teknik dan artistik

( kemampuan afektif).

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan pembelajaran

menggambar bentuk, yaitu mengembangkan perilaku belajar siswa dalam

menggambar benda dengan meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya

menggambar benda baik imaginatif atau memimesis benda. Tujuan pencapaian

tersebut diharapkan sesuai dengan ranah pendidikan kesenian meliputi ekspresi,

kreativitas, sensitivitas serta penugasan ketrampilan.

Page 39: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

29

B. Hakikat Motivasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kata yang sangat akrab dengan semua lapisan

masyarakat, bahkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua

kegiatan individu dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Secara

psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannyadalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah

laku. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Syah (2005:92) menyatakan, belajar dapat dipahami sebagai tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Pernyataan tersebut didukung oleh Djamarah (2002:13) Belajar dapat juga

dikatakan sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan yang di dalamnya terjadi suatu interaksi antara

individu (siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan

tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif

(pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik (keterampilan).

Page 40: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

30

Menurut Gagne, belajar adalah kegiatan yang kompleks. Hasil belajar

berupa kapabilitas. Setelah belajar orang mempunyai keterampilan, pengetahuan,

sikap dan nilai (dalam Dimyati 1990: 10). Sejalan dengan ini adalah proses yang

melibatkan manusia secara perorangan sebagai satu kesatuan organisme sehingga

terjadi perubahan pada pengetahuan dan sikap. Berdasarkan definisi-definisi di

atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau

aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan

perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran

berdasarkan alat indera dan pengalamannya.

Dalam proses belajar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi.

Menurut Martensi (1980: 89) faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

Faktor ini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis siswa. Faktor

internal ini mencakup beberapa hal antara lain:

1) Pengaruh kecerdasan

Kecerdasan merupakan faktor yang penting dalam belajar, karena

keberhasilan dalam belajar akan banyak dipengaruhi oleh faktor kecerdasan.

2) Pengaruh bakat

Bakat merupakan kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang

dan dapat dikembangkan melalui latihan-latihan yang terarah. Bakat pada

bidang tertentu sangat berpengaruh terhadap hasil belajar pada bidang

tersebut.

3) Pengaruh minat

Page 41: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

31

Minat adalah kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat juga

merupakan penyebab dari suatu keaktifan dan hasil keikutsertaannya dalam

keaktifan tersebut, sehingga dapat dipastikan akan memperoleh hasil yang

lebih baik.

4) Pengaruh motivasi

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya ―feeling‖ dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan (Sardiman 1986: 73). Dalam konteks belajar motivasi

merupakan daya penggerak bagi individu untuk belajar sesuatu demi

mencapai tujuan sehingga memperoleh hasil yang optimal.

5) Pengaruh perasaan

Perasaan adalah suatu keadaan kejiwaan seseorang yang mempunyai

sifat lebih subyektif pada gejala mengenal. Menurut T.L Engel (dalam

Martensi 1980: 94) secara psikologis perasaan itu berarti suatu perasaan

yang menyenangkan. Dengan adanya perasaan senang akan menguntungkan

proses belajar sehingga akan mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

6) Pengaruh sikap

Sikap senantiasa diarahkan terhadap suatu hal (obyek). Belajar akan

lebih efektif apabila disertai dengan sikap positif, sikap positif terhadap

belajar akan menimbulkan perasaan puas dan senang sehinggga akan

menentukan prestasi belajarnya.

7) Pengaruh kematangan

Kematangan merupakan kesempurnaan proses perkembangan di dalam

tubuh. Kematangan di sini bukan berarti dewasa dalam pengertian umum

Page 42: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

32

yang berkaitan dengan usia, tetapi kematangan sesuai dengan fase-fase

perkembangan anak secara sempurna. Anak akan mampu mempelajari

sesuatu apabila sudah mencapai kematangan dari fungsi atau organ

tertentu.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal ini mencakup dua hal, yakni:

1) Pengaruh lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses sosialisasi belajar

bagi anak, di dlam keluarga anak akan belajar bergaul, menghargai orang

lain, menerima norma-norma, sikap, dan sebagainya. Sikap dan tingkah

laku anak banyak dipengaruhi oleh keluarga dimana ia dilahirkan dan

dimana ia tumbuh (Elizabeth, dalam Martensi 1980: 96).

2) Pengaruh lingkungan sekolah

Iklim sosial dalam lingkungan sekolah sangat berpenagruh terhadap

proses belajar dan hasil prestasi belajar. Dalam lingkungan sekolah

mencakup hubungan dari beberapa komponen yang meliputi: kepala

sekolah, guru,siswa, program, fasilitas, media, kondisi gedung, peraturan

(tata tertib), situasi dan lain-lain. Keseluruhan hubungan antar beberapa

komponen tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan saling terkait

dan saling mempengaruhi satu sama lain.

2. Pengertian Motivasi Belajar

Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mental yang berupa

keinginan, perhatian, kemauan, cita-cita, Dalam proses belajar, motivasi sangat

diperlukan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi dalam belajar tidak akan

Page 43: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

33

mungkin melakukan aktivitas belajar. Banyak ahli yang sudah mengemukakan

pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing.

Djamarah (2002:118) menyatakan bahwa, motivasi adalah gejala psikologis

dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi mempunyai

peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun

yang belajar tanpa motivasi. Mustafa (2001 : 15) mengungkapkan terdapat dua

sifat dari sumber motivasi, yaitu yang berasal dari luar siswa ( extrinsic

motivation dan instrinsic motivation ).

Pendapat tentang motivasi juga dikemukakan oleh Sadirman (2007:75),

dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Lebih

jauh Sadirman (1990 : 88) menjabarkan kedua jenis motivasi belajar tersebut

sebagai berikut:

a. Motivasi Instrinsik

Adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak

perlu dirangsang dari luar sebab dari dalam individu sudah ada dorongan

untuk melakukan sesuatu. Motivasi jenis ini dapat dikatakan sebagai bentuk

motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan

aktivitas belajarnya.

Page 44: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

34

Siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan

menjadi orang yang terdidik yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang

studi tertentu. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu

kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik yang

berpengetahuan. Motivasi tersebut timbul secara esensial dari kesadaran diri

sendiri.

b. Motivasi Ekstrinsik

Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi ketika adanya

rangsangan dari luar. Oleh sebab itu dapat dikatakan motivasi jenis ini

sebagai motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan

aktivitas belajar. Keadaan siswa yang dinamis dan berubah-ubah

memungkinkan komponen-komponen lain pada proses belajar-mengajar

berubah juga, misalkan ketika proses pembelajaran kurang menarik maka

pemberian motivasi ekstrinsik amat diperlukan.

Dari berbagai pendapat mengenai motivasi di atas, dapat disimpulkan

bahwa motivasi belajar merupakan suatu gejala psikologi yang berupa dorongan

dalam diri seseorang untuk melakukan serangkaian usaha yang dilakukan secara

sadar yang ditandai dengan perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan dalam

memenuhi kebutuhan belajarnya.

2. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah. Sadirman (2007:92—95), menyebutkan hal-hal yang

dapat dilakukan sebagai berikut.

Page 45: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

35

a. Hadiah

b. Saingan/Kompetisi

c. Memberi Ulangan

d. Mengetahui hasil

e. Pujian

f. Hukuman

g. Memberi Angka

h. Hasrat untuk belajar

i. Minat

j. Tujuan yang diakui

4. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Sardiman (2007:85) menyatakan

bahwa ada tiga fungsi motivasi, yaitu.

a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus sesuai dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat.

5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Motivasi internal maupun motivasi eksternal yang ada pada anak harus

digali dan dikembangkan agar proses belajar mengajar di dalam kelas berjalan

lancar. Dimyati (1999:101) menyatakan, ada beberapa cara untuk meningkatkan

motivasi belajar anak, yaitu.

Page 46: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

36

a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar

b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran

c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa

d. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar

Gage dan Berliner dalam Slameto (2003:177—179) menyarankan sejumlah cara

untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, tanpa melakukan reorganisasi

besar-besaran terhadap kelas. Cara-cara tersebut antara lain.

a. Pengukuran pujian verbal

b. Pergunakan tes dalam nilai secara bijaksana

c. Bangkitkan rasa ingin tahu

d. Melakukan hal-hal luar biasa

e. Memberikan hadiah untuk memancing hasrat siswa

f. Pergunakan materi-materi yang sudah dikenal sebagai contoh.

g. Terapkan konsep-konsep dalam konteks yang unik dan luar biasa.

h. Bekerja sama dengan siswa atau membuat perjanjian dengan siswa

i. Pergunakan simulasi dan permainan. kedua hal ini akan memotivasi siswa,

j. Perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan.

k. Perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan dari

keterlibatan siswa.

l. Pengajar perlu memahami hubungan kekuasaan antara guru dan siswa

C. Usaha Guru Memotivasi Siswa

Usaha mengandung pengertian kegiatan dengan mengerahkan tenaga,

pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa,

Page 47: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

37

ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu ( KBBI Daring). Dalam

pembelajaran, seorang guru menggunakan usaha-usaha atau cara-cara tertentu

untuk menyampaikan materi yang akan disampaikan guna menciptakan situasi

kegiatan belajar mengajar yang kondusif dimana siswa dapat mempersepsi materi

dengan baik. Usaha atau cara guru dalam mengajar tersebut dapat ditempuh

melalui penggunaan metode, media dan evaluasi pembelajaran.

1. Rencana dan metode Pembelajaran

Pembelajaran harus direncanakan supaya pembelajaran tersebut

mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang efektif. Perencanaan pengajaran

juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran tersebut pada dasarnya dibuat guna mempermudah,

memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar. Oleh sebab itu

seorang guru harus menetapkan suatu dasar pemikiran tentang rancangan atau

rencana pembelajaran secara sistematis. Setyosari (2001:17) mengemukakan

rancangan pembelajaran sebagai sebuah sistem yang terdiri atas sejumlah

komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru

untuk melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Garha dan Idris (1980:123)

menjelaskan bahwa sebagai ancang-ancang untuk menuju ke kegiatan mengajar,

guru perlu menyusun persiapan mengajar. Majid (2005 : 20 ) menjabarkan

perencanaan yang baik dalam sebuah pembelajaran memuat ketentuan sebagai

berikut;

a) Tujuan yang diinginkan atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas

belajar dan layanan-layanan pendukungnya

Page 48: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

38

b) Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas

belajar dan layanan-layanan pendukungnya.

c) Tenaga manusia yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi

d) Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan

e) Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi

dan kaitannya dengan pengembangan psikologis

f) Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan

manajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan

yang direncanakan.

g) Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan

dalam perancanaan pengajaran.

Berkaitan dengan hal di atas guru harus mempersiapkan perangkat yang

harus dilaksanakan dalam merencanakan program. Hidayat dalam Majid

(2005 : 21) mengemukakan bahwa perangkat yang harus disiapkan dalam

rencana pembelajaran antara lain:

a) Memahami kurikulum

b) Menguasai bahan ajar

c) Menguasai program pengajaran

d) Melaksanakan program pengajaran

e) Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah

Dilaksanakan.

Perencanaan pembelajaran tersebut tentunya mengacu pada kurikulum

yang digunakan saat ini. Kunandar (2007) menjelaskan bahwa sebagai bentuk dari

implementasi kurikulum, program pembelajaran tersebut terwujud dalam

Page 49: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

39

perencanaan pembelajaran yang tersistem. Perencanaan tersebut meliputi:

Program tahunan, Program semester, Program modul serta program mingguan dan

harian, program remedial, silabus, serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Terkait dengan rencana pembelajaran, guna mencapai tujuan

pembelajaran, diperlukan pula metode yang tepat dalam penyampaian materi ajar.

Lebih jauh lagi Reigeluth masih dalam Setyosari (2001:20) mengemukakan

bahwa rancangan pembelajaran adalah proses untuk menentukan metode

pembelajaran apa yang paling baik untuk dilaksanakan agar timbul perubahan

pengetahuan dan ketrampilan pada diri siswa ke arah yang dikehendaki. Sehingga

secara langsung metode pembelajaran terintegrasi ke dalam suatu rencana

pembelajaran.

Akmad Sudrajat (2008) menggambarkan metode pembelajaran sebagai

cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode

pembelajaran secara spesifik. Dalam artian metode adalah cara (kepandaian)

membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan siswa yang

dipergunakan guru dalam pembelajaran. Hal serupa dikemukakan Sudjana dalam

Sriwahyuningtyas (2008:21) bahwa metode mengajar adalah cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pembelajaran. Lebih jauh lagi metode pembelajaran tersebut

merupakan spesifikasi dari suatu model pembelajaran. Metode ini nantinya akan

menjadi jembatan antara perencanaan guru dengan kondisi siswa.

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru harus dapat

menciptakan interaksi edukatif. Dalam proses pembelajaran, guru berperan

sebagai penggerak dan pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima

Page 50: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

40

atau yang dibimbing. Seorang pengajar harus mempunyai tujuan dalam kegiatan

pembelajarannya. Agar seseorang mengerti sesuatu dibutuhkan proses belajar

melalui metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan proses belajar itu.

Siswa tidak akan mengalami proses belajar, bila materi pelajaran yang disampikan

tidak disajikan dengan jelas.

Rooijakers dalam Sagala (2007:174) menjelaskan bahwa keberhasilan

seorang pengajar akan terjamin, jika pengajar (guru) itu dapat mengajak para

siswanya mengerti suatu masalah melalui semua tahap proses belajar karena

dengan hal tersebut siswa akan memahami semua hal yang diajarkan. Dalam

proses pembelajaran pengajar harus dapat menggunakan model-model dan teknik

mengajar yang dapat menjamin pembelajaran berhasil sesuai yang direncanakan.

Model mengajar dan proses belajar dalam pembelajaran merupakan masalah yang

kompleks, karena itu para guru perlu memperkaya pemahamannya yang berkaitan

dengan teknik mengajar.

Dalam proses pembelajaran, strategi mempunyai peranan yang sangat

penting. Strategi belajar yang tepat berpengaruh terhadap berhasilnya suatu

pembelajaran. Sudjana (2005:147)mengungkapkan bahwa strategi merupakan

―taktik pembelajaran‖. Taktik atau siasat pembelajaran sangat diperlukan untujk

mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Dari situlah diperlukan sebuah

perencanaan sebelum memasuki pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai. Agar guru dapat mengidentifikasi proses-proses

tersebut, guru perlu memahami strategi pembelajaran yang digunakan dalam

mengelola proses-proses tersebut dalam kelas.

Page 51: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

41

Strategi pembelajaran tersebut diterapkan lewat metode pengajaran yang

di gunakan guru selama pembelajaran. Lebih lanjut Eka Gunawan (2009)

menjelaskan Metode mengajar sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara untuk

melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari

pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu

kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan

pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah

dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode

mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.

Dalam Pendidikan Seni dikenal tiga macam pendekatan pembelajaran

untuk menyajikan materi pembelajaran yaitu pendekatan formal, pendekatan

informal dan pendekatan fungsional ( M.Sattar; 35-38 )

(a) Pendekatan formal

Menganggap materi pembelajaran seni sebagai subjek. Dalam hal ini seni

berisi masalah-masalah yang dapat disusun tahap kesulitannya. Maka dari

itu dibuat bertahap-tahap; tahap pertama, kedua dan seterusnya sampai

akhir yang ini sangat relative bagi setiap guru.

Proses kegiatan seni pada pendekatan formal sebagai latihan keterampilan

seni dari guru kepada anak didiknya. Akibat kegiatan seni menjadi berpola

dan penuh keterikatan. Dalam pendekatan ini sama dengan metode drill

yaitu tidak memberikan kesempatan kepada anak didik untuk

mengungkapkan ide-idenya.

(b) Pendekatan Informal

Page 52: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

42

Pendekatan ini adalah proses pengajaran seni dalam situasi atau suasana

penuh dengan kebebasan. Siswa dalam melakukan kegiatan seni dalam

keadaan benar-benar bebas melahirkan idenya. Pendekatan ini

menganggap siswa sudah berbakat sejak lahir, maka tidak perlu diberi

pengarahan dan bimbingan. Dalam hal ini anak didik disamakan dengan

seniman yang menciptakan karya seni berbobot. Apabila ada anak yang

mengalami kesulitan kegiatan seni dibiarkan begitu saja tanpa bimbingan,

dorongan atau pengarahan yang jelas, lingkungan dan guru tidak perlu ikut

campur tangan dalam pendekatan ini. Akibatnya proses pengajaran

menjadi kabur, tidak dalam suasana belajar. Pendekatan ini sama dengan

karya cipta bebas ekspresif.

(c) Pendekatan fungsional

Pendekatan ini berada di antara kedua pendekatan diatas. Namun hal ini

bukan berarti penggabungan dari kedua pendekatan tersebut. Pendekatan

ini cenderung kepada pendekatan informal. Proses pengajaran di sini guru

selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melahirkan ide-ide

baru yang unik dan murni. Guru sebagai pendorong, guide, dan

penghubung antara anak didik dengan seni. Jadi kepribadian anak didik

benar-benar dijunjung tinggi dan dibantu tumbuh kembangnya. Melalui

pendekatan ini anak didik akan tumbuh kembang secara sempurna baik

fisik maupun psikisnya, serta menemukan dirinya dalam pribadinya.

Selain itu juga membawa anak didik produktif dan kreatif. Pendekatan ini

sama dengan metode karya cipta terarah.

Page 53: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

43

Menurut Drs. A. J Soehardjo ( dalam M. Sattar 1982; 28-32 ) ada

beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran

seni. Cara-cara tersebut sebagai berikut :

(a) Metode mencontoh

Pengamatan dan tangan anak akan terlatih. Kelemahan metode ini

kebebasan ekspresi bagi siswa tidak mendapat tempat, dan tumbuh

kembang anak didik secara lahiriah maupun batiniah tidak dapat

kesempatan. Sebab cara ini bertujuan mencapai hasil akhir yaitu karya

harus sama persis dengan objek yang ditiru, disini pribadi anak dianggap

sebagai alat mekanik (alat pemotret) padahal setiap individu berbeda.

(b) Metode dikte

Kesempatan anak untuk berekspresi tidak ada sama sekali. Karena

dalam metode ini kegiatan seni dibuat bertahap, yakni 1, 2 dan seterusnya

sampai selesai. Siswa harus mengikuti cara yang dilakukan guru. Metode

ini sama halnya dengan pendekatan formal.

(c) Metode karya cipta bebas

Siswa dalam melakukan kegiatan seni benar-benar bebas dalam

mengungkapkan ekspresinya. Campur tangan guru tidak ada, karena

dianggap anak didik sama dengan seniman yang tidak perlu bimbingan

dari siapapun , anak didik dianggap sudah membawa bakat sejak lahir.

Kelemahan metode ini adalah suasana mengajar yang tidak kelihatan, dan

jika anak mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan tidak perlu guru

Page 54: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

44

untuk membimbing, anak didik dibiarkan memutuskan sendiri. Pendekatan

ini sama dengan pendekatan informal.

(d) Metode karya cipta terarah

Situasi belajar dalam metode ini dalam suasana gembira, dimana

guru dan murid sama-sama aktif. Anak didik dalam suasana senang dan

bermain dalam mengungkapkan ide-idenya dan guru dengan puas keliling

mengobservasi individu. Pada metode ini guru sebagai pendorong dan

penghubung antara seni dan anak didik. Dan ungkapan ekspresi yang unik,

baru dan murni mendapat kesempatan utama. Dengan metode ini tumbuh

dan kembangnya kepribadian anak dijunjung tinggi. Metode ini sama

halnya dengan metode fungsional. Guru memberikan batasan-batasan

tertentu sehingga siswa tidak keluar terlalu bebas, misalnya batasan seperti

memberikan tema gambar, pembatasan penggunaan alat pewarna,

pembatasan media gambar dan lain-lain. Sehingga masih ada campur

tangan guru dan siswa tidak dilepas begitu saja dalam berkarya.

(e) Metode drill

Menurut Iriaji dalam materi perkuliahan strategi pembelajaran seni

( 1999/2000 : 17-20 ) Adalah cara pembelajaran yang mana terjadi latihan

terus menerus atau mengulang-ulang materi pelajaran agar siswa mahir.

(f) Metode karya wisata

Dalam pendidikan seni rupa kegiatan seperti ini bertujuan

membina rasa dan cipta melalui mata. Dengan latihan-latihan mata yang

sebaik-baiknya rasa dan cipta dimatangkan. Banyak melihat objek-objek

yang bernilai, berarti kesensitifan rasa terpelihara dan pengamatan yang

Page 55: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

45

amat berharga bagi pembentukan khayal dan ide diperkaya. Jadi karya

wisata berbeda dengan tamasya dimana orang pergi hanya bertujuan

mencari kesenangan dan hiburan.

(g) Metode pemberian tugas

Pengajaran seni rupa pada umumnya berupa tugas-tugas pada fase

pertama guru memberikan tugas, kedua murid melakukan kegiatan dan

ketiga murid mempertanggungjawabkan kepada guru tentang apa yang

telah dilakukan berupa hasil karya.

(h) Metode eksperimen

Pengertian umum eksperimen adalah mengerjakan sesuatu serta

mengamati proses dan hasil yang dikerjakan. Dengan ekperimen orang

mengetahui bahwa sesuatu itu benar. Bahwa inilah atau itu yang benar.

Bahwa sesuatu terdiri dari bahan –bahan tertentu. Dengan eksperimen

murid-murid akan memperoleh pengalaman pribadi yang sangat berharga.

(i) Metode contextual teaching learning (CTL)

Selain metode pembelajaran di atas, metode pembelajaran

contextual teaching learning (CTL) adalah suatu metode pembelajaran

yang dapat memotivasi siswa dalam belajar. CTL merupakan suatu paham

belajar-mengajar yang memandang pentingnya hubungan antara materi

pelajaran dengan dunia nyata. CTL melihat pentingnya dorongan dan

keterlibatan siswa untuk mampu menghubungkan konsep yang dipelajari

dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari siswa yang mampu membawa perubahan ke arah

Page 56: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

46

yang lebih baik, lebih memberdayakan siswa dan tidak mengharuskan

siswa menghafal fakta-fakta, tetapi lebih mendorong siswa untuk

membangun sendiri pengetahuannya melalui interaksi dengan objek,

pengetahuan awal yang mereka miliki, pengalaman, dan lingkungan siswa

(Nurhadi, 2003).

CTL adalah salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan

oleh The Washington State Consortium for Contextual Teaching and

Learning, yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-

lembaga yang bergerak di bidang pendidikan di Amerika Serikat. Salah

satu kegiatan dari konsorsium tersebut adalah melatih dan memberi

kesempatan kepada para guru dari enam propinsi di Indonesia untuk

mempelajari pendekatan kontekstual di Amerika Serikat (Priyatni,

2002:1).

Pendekatan kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi

dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama

pembelajaran afektif, yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan,

masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya

(Nurhadi, 2002:5).

Strategi Pembelajaran Konstektual (CTL) berkembang dari faham

konstruktivisme. Ide utamanya ialah mengaitkan kegiatan dan persoalan

pembelajaran dengan konteks keseharian anak. Anak belajar dari dunia

Page 57: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

47

nyata dimana ilmu pengetahuan yang dipelajari bakal digunakan. John

Dewey dalam Suyanto (2003) menyatakan bahwa pendidikan bukan

mempersiapkan anak untuk masa depan, tetapi pendidikan adalah

kehidupan itu sendiri. Ide-ide tersebut dipakai dalam kontekstual learning,

dimana siswa diajak belajar dari persoalan yang nyata dalam konteks

kehidupan sehari-hari.

Johnson (dalam Nurhadi, 2003:12) merumuskan pengertian CTL

sebagai suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat

makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara

menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari, yaitu dengan

konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya. Untuk

mencapai tujuan tersebut, sistem CTL, akan menuntun siswa ke semua

komponen utama CTL, yaitu melakukan hubungan yang bermakna,

mengerjakan pekerjaan yang berarti, mengatur cara belajar sendiri, bekerja

sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara atau merawat pribadi siswa,

mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian sebenarnya.

Pendekatan CTL menurut Suyanto (2003:2) merupakan suatu

pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas,

dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh

dalam berbagai macam mata pelajaran baik di sekolah maupun di luar

sekolah. Dua komponen penting dari strategi pembelajaran CTL adalah

self-regulation dan kolaborasi. CTL dapat membuat siswa terlibat dalam

kegiatan yang bermakna yang diharapkan dapat membantu mereka mampu

menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di kelas dengan konteks

Page 58: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

48

situasi kehidupan nyata. Johnson, (2002) mengemukakan bahwa self-

regulated maksudnya adalah proses pembelajaran dimana siswa bekerja

sama dalam kegiatan yang bebas secara berkelompok dimana kegiatan ini

menghubungkan pengetahuan yang telah mereka miliki dengan konteks

dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada saat guru

menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh

pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi

sedikit, dan dari proses mengonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk

memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Media Pembelajaran

Belajar yang efektif harus dimulai dengan pengalaman langsung atau

pengalaman konkret dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak. Belajar

akan lebih efektif jika dibantu dengan media pembelajaran daripada bila siswa

tidak dibantu oleh media pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan

hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Guru dituntut mampu menggunakan

alat-alat yang disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa

alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan zaman.

Page 59: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

49

Hamalik dalam Arsyad ( 2002 : 15 ) mengemukakan bahwa pemakaian

media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan

(motivasi) dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

Demikian pula dalam pembelajaran seni rupa, usaha untuk membangkitkan

motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan penggunaan media. Media

tersebut secara visual maupun audiovisual dapat merangsang pengalaman belajar

siswa.

Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2007:4) mengemukakan bahwa media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi

materi pembelajaran yang terdiri atas: buku, tape recorder, kaset, video, recorder,

film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, . Dengan kata lain, media

adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi

instruksional di lingkungan siswa yang dapat menstimulus siswa untuk belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada

umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

Usman (2007:31) menyatakan media pendidikan, memiliki nilai sebagi

berikut.

a) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir. Oleh karena itu,

mengurangi verbalisme (tahu istilah, tetapi tidak tahu arti)

b) Memperbesar perhatian siswa

c) Membuat pelajaran tidak mudah dilupakan

Page 60: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

50

d) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa

e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu

f) Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan

kemampuan berbahasa

g) Sangat menarik minat siswa dalam belajar.

Sedangkan William Burton (dalam Usman, 2007:32) menyatakan bahwa

pemilihan alat peraga (media) yang akan digunakan hendaknya guru

memperhatikan hal-hal berikut.

a) Alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman

siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.

b) Alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan.

c) Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu.

d) Penggunaan alat (media) disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi,

analisis, dan evaluasi.

e) Sesuai dengan batas kemampuan siswa.

3. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk

menentukan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Dimyati

(1994 : 176 ). Hal yang senada dikemukakan Davis bahwa evaluasi merupakan

proses sederhana memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan,

kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan masih banyak yang

lain ( Davis, 1981: 3). Merujuk kedua pendapat di atas, apabila evaluasi dikaji

Page 61: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

51

lebih lanjut dan dikaitkan dengan pembelajaran, maka evaluasi pembelajaran

sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar para siswa.

Seperti yang diungkapkan Dimyati ( 1994: 179) bahwa kedudukan evaluasi dalam

proses pendidikan sangat integratif, dalam artian dimana ada proses pendidikan

pasti diikuti evaluasi.

Evaluasi suatu materi pembelajaran dapat di representasikan dengan

penilaian hasil dan proses belajar-mengajar. Penilaian hasil belajar adalah proses

pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria

tertentu. Sedangkan penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai

tujuan-tujuan pengajaran ( Sudjana, 2008:3 ).

Masih menurut Sudjana (2008:22) evaluasi dapat ditinjau dari tiga ranah.

(a) ranah kognitif, yaitu yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek. Yakni ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan

evaluasi.. (b) ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

(c) ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan

refleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dalam buku petunjuk teknis PPL bidang studi Seni Rupa UM ( 2009 : 7-

11 ) penilaian pembelajaran seni terbagi menjadi dua, yakni penilaian otentik

sistem penilaian berkelanjutan, dan tes.

Penialaian otentik sistem Penilaian berkelanjutan mendeskripsikan

berbagai bentuk penilaian yang merefleksikan proses pembelajaran yang dialami

Page 62: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

52

siswa, kemampuan siswa, motivasi siswa, dan sikap yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Penilaian otentik merupakan prosedur untuk menilai kemampuan

atau kinerja siswa. Penilaian otentik dalam pembelajaran seni dilaksanakan

dengan sistem berkelanjutan. Dalam artian penilaian dilakukan dengan menilai

semua indikator yang tercantum dalam setiap kompetensi dasar diukur dengan alat

ukur yang jelas.

Masih dalam buku petunjuk teknis PPL bidang studi Seni Rupa UM

( 2009 : 7-11 ) Bentuk alat penilaian tersebut berupa portofolio siswa.

Portofolio adalah hasil pekerjaan siswa yang representatif menunjukkan

perkembangan kemampuan siswa dari waktu ke waktu. Adapun jenis-jenis dari

portofolio tersebut antara lain :

1. portofolio proses

portofolio jenis ini berisi seluruh pekerjaan siswa dalam bidang tertentu

dan kurun waktu tertentu, berisi tahapan pengalaman siswa dalam

mengerjakan tugas-tugas dalam pembelajaran. Bukti-bukti proses dan produk

terekam dengan lengkap termasuk draft kasar, sketsa, perbaikan-perbaikan

serta hasil akhir pekerjaan siswa

2. portofolio pameran

portofolio ini berisi hasil terbaik dari karya siswa yang akan dipamerkan

pada kepala sekolah, orangtua ataupun masyarakat. Portofolio jenis ini lebih

banyak berfunsi memberi penghargaan dan meningkatkan harga diri siswa

melalui publikasi karya-karyanya.

3. portofolio refleksi

Page 63: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

53

portofolio ini berisi kumpulan proses dan hasil pekerjaan siswa dalam

bidang seni dalam kurun waktu tertentu, penilaian diri oleh siswa dalam karya

yang dihasilkan, penilaian guru terhadap karya siswa dan simpulan mengenai

kualitas proses dan hasil. Portofolio ini digunakan guru sebagai alat penilaian

dan membantu guru siswa merefleksikan apa yang telah dipelajari.

Selanjutnya selain portofolio penilaian terhadap suatu kompetensi juga

menggunakan tes seperti tes performansi . pada tes ini pengamatan penilaian

dilakukan menggunakan daftar cek atau skala rating. Pedoman penilaian pada tes

performansi berkaitan dengan masalah rubrik. Rubrik adalah pedoman penilaian

suatu performansi. Penilaian pembelajaran dapat pula berupa tes tertulis yang

mengutamakan penilaian sumatif.

Selain tes terdapat pula lembar observasi untuk mengumpulkan data

tentang aspek afektif yang terjadi dalam diri siswa. Partisipasi siswa dalam

pembelajaran dan respon siswa dalam kegiatan berkarya seni. Observasi

merupakan suatu metode untuk mengadakan pencatatan secara sistematis tentang

tingkah laku seseorang dengan cara mengamati objek secara langsung maupun

tidak langsung.

Page 64: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian berjudul ― Usaha Guru dalam Memotivasi Belajar

Siswa Kelas VII Pada Pembelajaran Menggambar Bentuk di SMPN 1 Kota

Blitar‖ bertujuan untuk mengetahui usaha guru dalam memotivasi siswa dalam

pembelajaran Menggambar Bentuk. Berdasarkan tujuan tersebut, maka penelitian

ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penentuan sifat penelitian yang

deskriptif ini mengacu pada penjelasan (Arikunto, 2006: 25), yaitu apabila peneliti

bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa

banyak, sejauh mana dan sebagainya maka penelitian bersifat deskriptif.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk mengangkat

fakta, keadaan, variable dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang

(ketika penelitian berlangsung ) dan menyajikan apa adanya. Penelitian deskriptif

ini menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi

dan dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang,

hubungan variable dan kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi,

perbedaan - perbedaan fakta dan lain-lain. Masalah-masalah yang diselidiki di

atas memungkinkan penelitian deskriptif memiliki metode yang mengarah pada

studi komparatif, yaitu membandingkan persamaan dan perbedaan gejala tertentu.

Kegiatan studi deskriptif meliputi pengumpulan data, analisis data, interpretasi

Page 65: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

55

data serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisisan data

tersebut.

Penelitian deskriptif cenderung tidak melakukan ataupun pengontrolan

perlakuan pada subjek penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh M.Subana dan

Sudarajat ( 2001 :27 ) bahwa bila data yang diolah tinggal mengambil,

memeriksa, mengumpulkan atau paling tidak peneliti memberi tugas, memberi

tes, wawancara dan kemudian dikumpulkan , maka penelitian yang dilakukan

adalah jenis deskriptif.

Dalam kegiatan penelitian ini peneliti tidak merumuskan hipotesa karena

tidak bermaksud membuktikan sesuatu, melainkan hanya mendeskripsikan

tentang suatu keadaan. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ari Kunto ( 1998:194)

bahwa pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis.

Peneliti hanya mendeskripsikan apa yang menjadi rumusan masalah dari hasil

yang terdapat di lapangan.

Bertolak dari tujuan penelitian maka peneliti menyimpulkan bahwa

peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang disusun dengan

menggunakan suatu pola tertentu dan dianalisis dengan menggunakan teknik

analisis deskriptif dengan pendekatan prosentase (%). Dalam penelitian ini

terdapat data primer dengan data sekunder kuantitatif. Sarwono (2006:268)

mengemukakan untuk penelitian jenis ini data yang dihasilkan dari penelitian

kualitatif merupakan sumber informasi utama, sedangkan data sekunder

kuantitatif dijadikan sebagai data pelengkap (complementary data).

Selanjutnya diinterpretasikan yang kemudian diambil kesimpulan

dengan mengacu pada tujuan penelitian atau jawaban variable penelitian.

Page 66: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

56

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian diperlukan untuk merumuskan bagaimana

penelitian ini dilaksanakan agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Moleong (1988: 202) mendefinisikan rancangan penelitian

sebagai usaha merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan

perlengkapan yang diperlukan dalam sesuatu penelitian kualitatif. Oleh karena itu

sebelum menetapkan rancangan penelitian, peneliti mengadakan observasi untuk

mengetahui permasalahan dan kondisi di SMP Negeri 1 Kota Blitar. Disamping

itu juga dilakukan diskusi dan wawancara dengan guru bidang studi sebagai mitra

peneliti.

Dari wawancara dengan Ibu F. Anjar Indinasiati S.Pd selaku guru seni

rupa di sekolah tersebut, maka didapatkan masalah pembelajaran Kesenirupaan di

kelas VII SMP Negeri I Kota Blitar adalah Kurangnya motivasi belajar dan hasil

belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Seni Budaya pada materi mengggambar

bentuk. Dengan berpedoman pada observasi awal tersebut, maka dilaksanakan

Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (2006 : 60)

untuk membuat rancangan penelitian diperlukan subjek yang digunakan dengan

teknik pengumpulan data. Selain itu diperlukan pengkategorian sifat-sifat atau

atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan.

C. Lokasi, waktu dan Sasaran Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 kota Blitar. Pemilihan lokasi

penelitian tersebut karena sekolah tersebut merupakan sekolah unggulan atau

Page 67: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

57

favorit di kota Blitar sehingga masyarakat memiliki pandangan bahwa mutu

pendidikan dan mutu pengajar serta pelajar di sekolah tersebut lebih tinggi

dibanding sekolah negeri lainnya. Lokasi penelitian ini bertempat di JL. A.Yani

kota Blitar. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran

2010/2011.

2. Sasaran

Di SMP Negeri 1 kota Blitar terdapat dua guru Seni Budaya yang

berbasis seni rupa dan seni tari. Sekolah mengadakan kebijakan pembagian

pembelajaran seni budaya kedalam dua bagian yaitu seni rupa dan seni tari.

Sehingga aspek pembelajaran seni rupa dan seni tari tidak terintegrasi dalam

pelajaran seni budaya secara bersamaan. Oleh sebab itu sejak kelas VII siswa

diberi kebebasan untuk memilih mengikuti pembelajaran seni budaya aspek seni

tari atau aspek seni rupa. Pilihan siswa dalam pembelajaran seni budaya tersebut

akan diikuti siswa hingga siswa ke jenjang kelas IX.

Sasaran penelitian ini adalah guru seni budaya yang mengadakan

pembelajaran seni rupa yang ada di SMP Negeri 1 kota Blitar. Dalam hal ini yang

menjadi fokus penelitian adalah pembelajaran seni rupa sub bab menggambar

bentuk dan usaha guru dalam memotivasi belajar siswa yang ditinjau dari

metode, media, dan evaluasi. Hal tersebut meliputi pendekatan yang digunakan,

penggunaan media dan sumber pembelajaran, pengelolaan kelas, pengelolaan

interaksi belajar mengajar, dan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Adapun

siswa yang akan dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas VII yang

mengambil pilihan pembelajaran seni budaya sub seni rupa.

Page 68: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

58

D. Data dan Sumber data

Data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta-fakta

ataupun angka-angka. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah

mengenai informasi usaha guru dalam memotivasi siswa pada pembelajaran

menggambar bentuk. Usaha untuk memotivasi tersebut ditinjau dari segi teknik,

media, dan evaluasi yang digunakan pada pembelajaran menggambar bentuk.

Data ini diperoleh dari sampel yang telah ditentukan sejak awal. Sumber data

dalam penelitian ini adalah guru Seni Budaya di SMPN 1 Kota Blitar yang

mengajar mata pelajaran Seni Rupa kelas VII dan siswa kelas VII terpilih (siswa

yang mengikuti materi seni rupa ) dari SMP Negeri 1 kota Blitar.

E. Jenis data

Jenis data yang akan didapatkan adalah data kuantitatif dan kualitatif.

Data tersebut akan dikelompokkan menjadi 2, yakni data primer dan data

sekunder.

1. Data primer

Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data

primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti dengan mewawancara

informan atau subjek penelitian mengenai variabel yang mencakup masalah

usaha tentang memotivasi siswa dalam pembelajaran menggambar bentuk.

Pengumpulan data ditunjang dengan menggunakan lembar observasi tentang

usaha guru dalam memotivasi siswa saat pembelajaran berlangsung.

Page 69: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

59

2. Data sekunder

Adalah data kuantitatif yang diperoleh dari hasil belajar siswa serta

angket tanggapan siswa sebagai trianggulasi dan pendukung data primer.

secara tidak langsung data tersebut untuk mendukung penguatan informasi

yang disampaikan. Kesan siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa dari hasil angket siswa dan hasil belajar berupa nilai

dimaksudkan dapat membantu peneliti untuk memperkuat data primer.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasil yang

didapatkan lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, sistematis, sehingga lebih

mudah diolah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar observasi serta

wawancara terstruktur. Dalam proses penelitian, peneliti menggunakan instrumen

penunjang untuk menghindari penyimpangan data dari fokus penelitian yang telah

dirumuskan. Instrumen penunjang, rekaman wawancara dan foto. Berikut

perumusan tentang instrumen yang akan digunakan pada penelitian.

3.1 Tabel teknik pengumpulan data instrumen dan sumber data

No Data Teknik

pengumpulan

data

Instrumen Sumber data

1.

Usaha

memotivasi

Rencana dan

metode

pembelajaran

Observasi,

dokumentasi

dan

wawancara

lembar observasi,

pedoman

wawancara,

kamera foto

Silabus, RPP,

Guru,

Aktifitas

guru dan

siswa

2. Usaha

memotivasi

melalui media

Dokumentasi,

Observasi dan

wawancara

lembar observasi,

pedoman

wawancara,

kamera foto

Silabus, RPP,

Guru,

Aktifitas

guru dan

Page 70: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

60

siswa

3. Usaha

memotivasi

melalui evaluasi

Observasi dan

wawancara

dan kuesioner

Lembar angket

dan lembar

observasi, kamera,

pedoman

wawancara

Suasana

KBM, guru

dan siswa

G. Prosedur Pengumpulan Data

Guna mempermudah peneliti untuk mengambil data, maka dibutuhkan

prosedur yang sistematis. Mills dalam Budiyono (2007: 106) mengemukakan

teknik pengumpulan data kedalam bagan sebagai berikut:

- Observasi Partisipasi - Analisis Dokumen - Analisis dokumen

- Observasi aktif - Interview terstruktur - Catatan harian

- Observasi pasif - Kuesioner - Pemetaan kelas

- Rekaman

tape,video

- Artifak

- Catatan lapangan

Gambar 3.1 Bagan teknik pengumpulan data Mills

Berlandaskan bagan Mills tersebut maka dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang dilakukan peneliti, pertama adalah terjun dalam kelas

ketika guru mengajar pembelajaran menggambar bentuk dengan cara mengadakan

observasi untuk mengamati kreativitas guru dalam proses pembelajaran

Examining

(Menggunakan dan

Membuat rekaman)

Enquiring

(Menanyakan)

Experiencing

(pengamatan dan

catatan Lapangan)

Teknik pengumpulan Data

Page 71: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

61

menggambar bentuk (experiencing). Pengamatan ini dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi. Kedua, diskusi langsung dengan guru mata

pelajaran seni budaya dengan cara melakukan wawancara terstruktur di lokasi

penelitian (enquiring). Ketiga, melakukan pengambilan data berupa penyebaran

angket untuk mengetahui respon siswa dan kemudian melakukan analisis

dokumen dan catatan lapangan (examining).

Waktu penelitian berkisar pada semester gasal ketika diajarkan materi

menggambar bentuk pada siswa kelas VII. Pada rentang bulan September hingga

November. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 kota Blitar. Berdasarkan

caranya maka data akan diambil dengan teknik sebagai berikut :

1. Pengamatan terlibat atau observasi langsung

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terlibat secara pasif.

Peneliti tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa.

Peneliti hanya mengamati interaksi yang terjadi baik dengan teman-

temannya ataupun dengan pihak luar seperti guru ( Patilima, 2005: 83).

Observasi dilakuan untuk mendapatkan data tertulis dari lapangan. Segala

faktor yang turut berpengaruh terhadap proses dapat diperhitungkan dan

dicatat melalui teknik ini. Observasi ini berfokus pada usaha guru seni

budaya dalam memotivasi siswa pada pembelajaran menggambar bentuk.

Usaha tersebut ditinjau dari metode mengajar yang digunakan, media ajar

yang digunakan dan evaluasi yang digunakan.

2. Wawancara

Menurut Moloeng ( 2000 : 135 ), wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Wawancara dilakukan dengan mengadakan wawancara

Page 72: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

62

terstruktur. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada

guru seni budaya yang mengajar seni rupa. Wawancara dilakukan oleh

peneliti guna memperoleh data yang mendukung hasil observasi data

primer.

3. Angket atau kuesioner

Kusioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui, Arikunto (2006:151)

Peneliti menggunakan angket terbuka dan tertutup dalam pengumpulan

data. Angket disini hanya terfokus pada segi motivasi dalam proses belajar

menggambar bentuk yang disebarkan untuk seluruh siswa yang dijadikan

subjek penelitian.

Angket meminta keterangan tentang fakta yang diketahui oleh responden

mengenai pendapat atau sikap. Angket yang diguanakan adalah kombinasi

angket terbuka dan tertutup agar dapat diketahui jawaban alternatif yang

dimiliki responden.

4. Dokumentasi

Hamidi ( 2004 :72 ) menyatakan dokumentasi berupa informasi yang

berasal dari catatan penting baik lembaga ataupun organisasi maupun

perorangan . Peneliti menggunakan metode dokumentasi ini pada jenis

data gambar (foto) tentang kegiatan pembelajaran menggambar bentuk,

foto interaksi belajar dan media ajar yang dipergunakan guana mendukung

kelangsungan pembelajaran. Serta portofolio gambar yang diperoleh dari

hasil belajar siswa.

Page 73: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

63

H. Teknik Analisis Data

Analisis data meliputi kegiatan klasifikasi data, penyajian data, dan

penilaian keberhasilan usaha yang ditempuh guru. Data yang diambil oleh peneliti

adalah data dari segi aspek guru dan aspek siswa. Aspek guru yang diamati yakni

pada usahanya untuk memotivasi belajar siswa pada pembelajaran menggambar

bentuk ditinjau dari metode, media dan evaluasi ajar yang digunakan. Sedangkan

aspek siswa, peneliti menilai dari segi motivasi dan hasil belajar. Miles &

Huberman dalam Patilima (2005:100) menggambarkan komponen analisis data

sebagai berikut

Gambar 3.2 Bagan alur konfirmasi analisis data Miles Huberman

Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif, analisis data ini

dilakukan sepanjang penelitian dari awal sampai akhir penelitian. Analisis data

dilakukan terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran menggambar bentuk

dan usaha guru dalam memotivasi siswa pada pembelajaran menggambar bentuk.

Usaha guru dianalisis dengan mengamati kegiatan pembelajaran.

Pengumpulan

data

Penyajian

data

Reduksi

data Kesimpulan-

kesimpulan

Penarikan/verifikasi

Teori usaha

guru dan

motivasi

belajar siswa

Temuan

Penelitian

Page 74: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

64

Dalam hal ini usaha yang diamati meliputi (a)metode yang digunakan

dalam pembelajaran, (b) media yang digunakan dalam pembelajaran, dan (c)

evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran.

Pengamatan terhadap usaha guru dianalisis dengan mencatat,

mengidentifikasi, dan menyimpulkan berdasarkan teori dalam pembelajaran

menggambar bentuk. Selain pengamatan, usaha guru juga dapat diungkap melalui

wawancara yang bertujuan untuk mengidentifikasi indikator usaha guru dalam

pembelajaran menggambar bentuk.

Sedangkan motivasi siswa dianalisis menggunakan angket tanggapan

dan nilai hasil belajar. Berdasarkan pengumpulan data diatas maka sesuai dengan

rancangan penelitian, akan diperoleh data kuantitatif yang dianalisis

menggunakan analisa deskriptif dengan pendekatan statistik sederhana yaitu

presntase ( %). Hasil analisa kuantitatif tersebut akan diinterpretasikan untuk

memberi makna pada prosentase yang ditemukan. Prosentase tersebut dianalisis

sebagai berikut:

Pr = ∑ F x 100%

N

Keterangan :

Pr = Prosentase

∑ F= Ʃ frekuansi jawaban terhadap suatu option

100% = konstanta, Winarsunu (dalam Purnomo, 2007:80)

Masih dalam Purnomo (2007:81) hasil dari presentasi tersebut akan

diinterpretasi dengan rambu- rambu sebagai berikut:

Page 75: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

65

Tabel 3.2 Interpretasi prosentasi

Kategori Rentangan presentase Keterangan

A

B

C

D

E

81% - 100%

61% - 80%

41% - 60%

21% - 40%

0% - 20%

Dianggap pada

umumnya

Ini berarti seluruhnya

Dianggap sebagian

besar

Dianggap sekitar

Ini berarti sebagian

Dianggap sebagian

kecil

Dianggap sedikit

sekali

Secara garis besar prosedur analisis data tersebut dilaksanakan bertahap

sebagai berikut:

1. Tahap pengolahan data

Pengolahan data merupakan bagian awal dari proses analisis data.

Pengolahan meliputi :

a) Checking : yaitu kegiatan pencocokan yang dimaksudkan untuk

melihat jumlah instrumen yang terkumpul

b) Editing : dilakukan untuk meninjau (1) lengkapnya pengisian, (2)

keterbacaan tulisan, (3) kejelasan makna jawaban, (4)

keajegan kesesuaian jawaban yang satu dengan yang

lainnya, (5) relevansi jawaban, dan keseragaman satuan

data.

c) Labeling : peneliti memberikan identitas yang spesifik atas

instrumen yang terkumpul seperti jenis instrumen, dan

identitas responden.

Page 76: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

66

d) Coding : peneliti berusaha untuk mengklasifikasikan jawaban-

jawaban responden menurut macam dan sifatnya.

Untuk memudahkan paparan data dan analisis, maka

dilakukan coding atau pengkodean terhadap data tesebut.

2. Tahap pengorganisasian data

Pengorganisasian data merupakan kegiatan pokok dalam

analisis data yang mencakup kegiatan mengelompokkan,

menyederhanakan dan menyajikan data serta menerapkan statistik.

Karena variabel yang diukur adalah variabel sikap, maka skala

pengukuran pada penelitian ini termasuk skala ordinal yang nantinya

menggunakan analisis deskriptif .

3. Tahap penemuan hasil

Kegiatan pada tahap ini peneliti berupaya menginterpretasi

hasil analisis data. Atas dasar interpretasi inilah peneliti menarik

kesimpulan atau verifikasi. Menurut Iqbal Hasan ( 2002 : 137-138)

Interpretasi memiliki dua aspek sebagai berikut:

(1) untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, dalam

pengertian menghubungkan hasil suatu penelitian dengan

penemuan penelitian lainnya.

(2) Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat

menerangkan atau menjelaskan

Page 77: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

67

I. Kehadiran Peneliti

Peneliti sebagai instrument pengumpul data dengan bantuan instrument

lain berupa kerangka wawancara, lembar observasi dan angket tanggapan.

Kehadiran peneliti diketahui subyek. Karena penelitian ini berupa penelitian

deskriptif maka kehadiran peneliti disini yaitu sebagai instrumen yang dibantu

oleh informan. Menurut Moloeng ( 2001 : 121 ) kedudukan peneliti dalam

penelitian adalah perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir

data dan pada akhirnya pelapor hasil penelitian.

J. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

diskusi teman sejawat mengenai usaha guru dalam penggunaan metode, media,

dan alat evaluasi. Selain, diskusi dengan teman sejawat, pengecekan keabsahan

data ini juga dilakukan dengan diskusi dosen pembimbing mengenai usaha guru

dalam pembelajaran menggambar bentuk.

Selain hal tersebut, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu

(Moloeng, 2006: 176 ). Menurut Paton dalam Moloeng ( 2000:178 ), trianggulasi

dengan sumber berarti membandingkan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode

kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan : (1) membandingkan data hasil

pengamatan dengan wawancara; (2) membandingkan hasil wawancara dengan isi

suatu dokumen yang berkaitan.

Page 78: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

68

Bungin ( 2005: 191) lebih jauh lagi memberi gambaran bahwa dalam

teknik triangulasi ini peneliti harus memastikan terhimpunnya catatan harian

wawancara dengan informan serta catatatan harian observasi. Selanjutnya peneliti

melakukan uji silang terhadap materi tersebut untuk memastikan tidak ada

informasi yang bertentangan. Namun bila didapati ada catatan kedua metode yang

tidak relevan, maka peneliti harus mengkonfirmasi perbedaan kepada informan.

Hasil konfirmasi tersebut diujikan kembali dengan informasi-informasi

sebelumnya dari informan atau sumber lain. Bila masih terdapat perbedaan maka

peneliti harus terus menelusuri perbedaan tersebut sampai diketemukan sumber

perbedaan tersebut.

Proses triangulasi tersebut dilakukan terus-menerus sepanjang proses

pengumpulan data dan analisis data samapai peneliti yakin bahwa sudah tidak ada

lagi perbedaan-perbedaan yang perlu dikonfirmasikan kepada informan.

Page 79: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

69

BAB IV

PAPARAN DATA

A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Kota Blitar

SMP Negeri 1 Blitar terletak di jantung kota dengan alamat jalan

Ahmad Yani No. 8. SMPN yang berciri bangunan peninggalan Belanda ini

berdiri pada tahun 1946. Sebagai lembaga pendidikan SMP tertua di kota

Blitar, SMPN 1 Blitar mendapat kepercayaan masyarakat kota Blitar dan

sekitarnya sebagai SMP favorit. Dengan kurun waktu yang cukup tua SMP

Negeri 1 Blitar telah berhasil mencetak generasi-generasi yang unggul dan

kompeten di pemerintahan maupun non pemerintahan, seni dan budaya, dan

juga dibidang teknologi. Sebagai SMP Negeri Favorit di kota Blitar , SMPN 1

telah menempati peringkat 4 Nasional dari 102 sekolah untuk uji mutu RSBI

se-Indonesia tahun pelajaran 2008/2009, dengan demikian mengukuhkan

posisinya sebagai 10 Besar Nasional RSBI tahun pelajaran 2009/2010.

Gambar 4.1 Gedung SMP Negeri 1 Blitar

Page 80: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

70

Sebagai sekolah kebanggan kota Blitar, SMP Negeri 1 Blitar memiliki

fasilitas yang lengkap untuk menunjang sarana belajar siswa. Seperti Fasilitas

ruang Kesenian/Koreografi, Laboratorium IPA, Ruang Belajar, Perpustakaan,

ruang Multimedia, ruang seni Seni Musik, PTD, Laboratorium Bahasa,

Laboratorium Komputer, Ruang Seni Rupa, dan Aula atau ruang serbaguna.

Di SMPN1 Blitar Mata pelajaran Seni Budaya ( Rupa) diajar oleh Ibu

Anjar Indinasiati, S.Pd. Alumnus dari IKIP Malang program Diploma 2 FPBS

jurusan Pendidikan Seni Rupa tahun 1984. Ibu Anjar telah aktif mengajar

sejak lulus pada tahun 1984. Pada tahun 2009 beliau memenuhi syarat

kompetensi sebagai guru Seni Budaya yang tersertifikasi. Dalam kurun waktu

18 tahun Ibu Anjar mengajar di SMPN 8 Blitar, kemudian 7 tahun terakhir ini

beliau mengajar di SMPN 1 Blitar.

Sebagai guru Seni Budaya Ibu Anjar aktif mengikuti pameran dan

workshop seni. Selain itu Beliau tergabung dalam Dewan Kesenian Kota

Blitar dan MGMP Seni Budaya kota Blitar. Sebagai pembina ekstra kurikuler

kesenian Ibu Anjar telah banyak menghantarkan peserta didiknya menjuarai

berbagai lomba. Dalam bidang kesenian, pada tahun 2010 ini SMPN 1 Blitar

meraih penghargaan sebagai juara harapan 2 desain batik nasional, juara 1

desain batik tingkat regional dan juara harapan 1 lomba melukis se-Jatim.

Di kelas VII, ada 8 kelas yang mengikuti mata pelajaran bidang Seni

Rupa. 5 kelas SBI dan 3 kelas reguler. Kelas SBI terdiri dari kelas VII A,VII

B,VII C, VII D, dan VII E. Sedangkan selebihnya VII F, VII G dan VII H

merupakan kelas reguler.

Page 81: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

71

Dari data yang telah dihimpun peneliti selama di lapangan diperoleh

keterangan bahwa ada delapan kelas yang mengikuti pembelajaran seni rupa

dengan jumlah siswa yang berbeda-beda di tiap kelas. Secara keseluruhan

kelas VII yang mengikuti pembelajaran seni budaya (rupa) berjumlah 92 siswa

dari 230 siswa. Selebihnya 138 siswa memilih mengikuti pembelajaran seni

budaya (musik). Dengan demikian sebanyak 41,3 % siswa kelas VII memilih

mengikuti pelajaran Seni Rupa, sedangkan 58,7 % lainnya memilih mengikuti

pembelajaran seni musik.

Mengingat jumlah anak yang mengikuti pembelajaran Seni rupa relatif

sedikit di tiap kelas, maka demi kefisienan dan keefektifan pembelajaran,

kelas-kelas tersebut digabung dan dibagi menjadi empat bagian. Sehingga

setiap dua kelas dijadikan satu kelas gabungan. Adapun jadwal

dilangsungkannya pembelajaran tersebut dapat diperhatikan dalam tabel.

Tabel 4.1 jadwal pembelajaran seni rupa kelas VII tahun ajaran 2010/2011

NO KELAS Ʃ siswa yang mengikuti

pembelajaran Seni rupa

Jadwal pembelajaran

Seni Rupa

1 VII-A 10 Selasa jam ke 5-7

2 VII-B 11 Senin jam ke 3-5

3 VII-C 17 Selasa jam ke 3-5

4 VII-D 16 Selasa jam ke 3-5

5 VII-E 9 Rabu jam ke 3-5

6 VII-F 15 Senin jam ke 3-5

7 VII-G 10 Selasa jam ke 5-7

8 VII-H 7 Rabu jam ke 3-5

Jumlah siswa 92

Page 82: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

72

B. Usaha Guru dalam Memotivasi Siswa

1. Usaha Guru dalam Memotivasi Siswa Ditinjau dari Rencana dan Metode

Pembelajaran Yang Digunakan

Rencana guru untuk memotivasi siswa diwujudkan dalam silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kemudian direalisasikan melalui

metode pembelajaran. Dalam silabus, rencana pemotivasian siswa masih

berupa kompetensi dasar yang merupakan tujuan akhir adanya motivasi

belajar siswa. Sedangkan dalam RPP, guru mulai merencanakan cara untuk

mencapai kompetensi dasar yang akan dilaksanakan dengan metode tertentu.

Sebagai contoh, Kompetensi dasar 2.1 pada silabus mata pelajaran seni

budaya (data dokumen kode: D.1/SILABUS/VII.1/SMPN 1 BLITAR/ 2010-

2011) adalah menggambar bentuk dengan obyek karya seni rupa terapan tiga

dimensi dari daerah setempat. Pencapaian kompetensi dasar ini dilakukan

sebagaimana yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Dimana

upaya pemberian motivasi siswa direncanakan untuk disajikan pada kegiatan

pendahuluan pembelajaran (data Dokumen Kode: D.2/RPP/VII.1/SMPN 1

BLITAR/2010-2011).

Terkait dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat Ibu Anjar,

berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan, Ibu

Anjar melangsungkan proses belajar mengajar dengan tiga tahap, yaitu tahap

pendahuluan, tahap inti, dan penutup. Hal tersebut selalu dilakukan di awal

pemberian materi baru. Penerapannya sama untuk setiap kelas VII yang dibina

oleh Ibu Anjar.

Page 83: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

73

Berdasarkan keadaan di lapangan, pada pembelajaran menggambar

bentuk ini, tahap pendahuluan biasanya dimulai dengan guru mengucapkan

salam,selanjutnya guru berusaha untuk mengkondisikan siswa agar siap

memulai pelajaran, misalnya dengan bertanya tentang pelajaran atau tugas yang

telah diberikan pada pertemuan sebelumnya ( data hasil observasi: DO.2/ SMPN

1 BLITAR/19/10/2010) pemberian wacana tentang kegunaan materi yang

diajarkan dan bertanya tentang hal-hal yang berkenaan dengan materi yang akan

disampaikan oleh guru. Untuk membangkitkan semangat belajar siswa, Ibu

Anjar memperjelas tujuan dan kegunaan dari materi menggambar bentuk. Ibu

Anjar memberikan wacana tentang pentingnya menggambar bentuk sebagai

dasar dari penguasaan keahlian menggambar. Di awal materi Ibu Anjar juga

menyampaikan kegunaan dari kemampuan menggambar bagi kehidupan siswa

nantinya.

Setelah kegiatan pendahuluan dan keadaan kelas sudah mulai kondusif,

maka kegiatan inti pembelajaran dimulai. Pada kegiatan ini guru mulai

memberikan penjelasan tentang uraian materi menggambar bentuk, menentukan

tema dan ketentuan dalam menggambar. Setelah memberi penjelasan materi, Ibu

Anjar memberi penugasan menggambar kepada siswa kemudian mengecek

pekerjaan siswa satu persatu dan membetulkan, mengarahkan serta memberi

contoh tentang gambar bentuk yang baik dan benar.( hasil observasi:

DO.2/SMPN1 BLITAR/9/11/2010)

Selanjutnya pengelolaan interaksi belajar dengan siswa dilakukan lewat

pengecekan pekerjaan siswa satu persatu saat proses berkarya. Dari hal ini juga

Ibu Anjar tahu lebih jauh kesulitan siswa dan dapat langsung memberi solusi

Page 84: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

74

juga sisipan materi-materi seperti bagaimana cara mengarsir, menentukan

proporsi, menentukan ketepatan garis dan sebagainya. Ketika menemui

pekerjaan siswanya salah, Ibu Anjar langsung memberi solusi dan memberi

contoh pembetulan dibagian pekerjaan siswa yang salah.

Gambar 4.2 Monitoring pekerjaan siswa di kelas VII-D dan VII-H

Bagi sebagian besar siswa kelas VII cara tersebut membantu siswa

untuk memperbaiki pekerjaannya serta meningkatkan kesadaran siswa untuk

memperbaiki karyanya sebaik dan sebetul mungkin. Namun tidak semua siswa

berpandangan dan bersikap demikian (hasil angket penelitian: AP/VII/SMPN1

BLITAR). Sebagian besar siswa yang pro-aktif dalam pembelajaran, jika

mereka menemui kesulitan maka mereka tidak segan bertanya kepada Ibu

Anjar. Dengan demikian tercipta interaksi dua arah dalam pembelajaran

menggambar bentuk.

Page 85: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

75

Gambar 4.3 interaksi siswa-guru selama pembelajaran berlangsung

Namun demikian dari kelas gabungan tersebut tidak semua siswa pro-

aktif dan bersungguh-sungguh dalam pembelajarn menggambar bentuk ini.

Misalnya seperti kasus yang peneliti temukan. Di kelas VII D dan VII H,

pada tanggal 10 November 2010 (DO.3/ SMPN 1 BLITAR/19/10/2010). saat

pembelajaran menggambar bentuk sub benda kubistis, beberapa siswa yang

duduk di bagian belakang nampak tidak fokus dan kebingungan mengikuti

penjelasan dan penugasan yang diberikan oleh guru. Karena merasa tidak bisa

mengikuti pelajaran dengan baik, mereka tidak berusaha menyelesaikan

pekerjaannya. Beberapa siswa tersebut tidak mencoba bertanya dan hanya

menunggu Ibu Anjar menghampiri dan mengecek pekerjaan mereka.

Kemudian, pada penutup yang merupakan tahapan paling akhir dalam

proses belajar-mengajar. Ibu Anjar menyimpulkan tentang apa yang telah

dipelajari pada pertemuan tersebut, dan apabila karya belum selesai bisa

dilanjutkan di rumah kemudian pada pertemuan selanjutnya dapat diteruskan

Page 86: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

76

kembali. Karena materi menggambar bentuk merupakan materi pelajaran yang

banyak mengandung praktek, keterbatasan waktu sering menjadi kendala bagi

pengecerapan materi secara cepat. Dalam pemberian tugas, tidak semua siswa

mengumpulkan tugas sesuai dengan tenggat waktu, beberapa ada yang melebihi

tenggat waktu yang telah ditentukan.

Metode yang digunakan oleh Ibu Anjar selaku guru seni rupa yakni

ceramah dan pemberian contoh karya. Sebagai pendekatan dalam proses

pembelajaran, strategi yang di gunakan adalah CTL ( contextual learning).

Metode menggambar yang diacu mengarah kepada metode karya cipta terarah

dimana siswa mencipta gambar dengan tema dan bentuk yang telah ditetapkan

oleh guru. Sedangkan pendekatan menggambar yang digunakan pada

pembelajaran ini ada dua yakni pendekatan dengam model (untuk gambar

bentuk silindris) dan pendekatan tanpa model (untuk gambar bentuk kubistis).

Metode guru dalam memotivasi siswa untuk belajar tercermin pada

kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk memotivasi siswa, guru

menggunakan 3 metode, yaitu :1) menyampaikan tujuan pembelajaran, 2)

melaksanakan pendekatan CTL (contextual teaching and learning) dalam

pembelajaran, dan 3) melakukan monitoring kegiatan belajar di kelas. Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Anjar Indinasiati (guru Seni Rupa

SMP Negeri 1 Blitar). Berikut ini petikan hasil wawancara dengan ibu Anjar

Indinasiati:

Selama mengajar menjadi guru seni rupa, saya menggunakan

pendekatan CTL karena pendekatan tersebut sesuai untuk karakteristik

siswa di kelas saya. Dengan menggunakan pendekatan yang demikian

siswa akan dapat memahami pembelajaran dan mengkaitkannya langsung

dengan dunia nyata. Karena sesungguhnya seni rupa itu kan terintegrasi

dengan mata pelajaran yang lainnya juga,tidak bisa berdiri sendiri. saya

Page 87: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

77

selalu menekankan ke anak-anak kalau pelajaran yang satu dengan yang

lainnya itu pada dasarnya selalu berkaitan.

... Dalam sekali tatap muka, seperti biasa pasti ada awal,inti dan

penutup. Di awal pembelajaran saya menyiapkan dan mengkondisikan

kelas, umumnya saya beri siswa pengantar sebelum masuk ke materi

ajar...

...Kemudian saya lalu berkeliling mengecek pekerjaan anak satu

persatu. Kalau tidak selesai pekerjaan bisa dibawa pulang untuk

diselesaikan di rumah...

... Kalau memberikan hadiah, atau hukuman saya rasa tidak pernah.

Anak-anak di SMP1 itu kan anaknya nurut-nurut dan mudah diajari jadi

mengarahkan anak-anak untuk memahami pelajaran tersebut ya jadi lebih

mudah....

(Hasil wawancara dengan ibu Anjar Indinasiati, Kode: DW/

AI/18/10/2010)

Hasil observasi yang dilakukan peneliti mendukung keterangan yang

disampaikan Ibu Anjar Indinasiati. Berdasarkan observasi yang dilakukan

pada tanggal 19 Oktober 2010 pada saat kegiatan belajar mata pelajaran Seni

Rupa didapatkan fakta bahwa guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada

kegiatan pendahuluan. Metode pembelajaran CTL diterapkan guru dengan

memanfaatkan media real berupa contoh benda, seperti : vas, guci dan gelas.

Selama proses pengerjaan karya dalam kelas, guru melakukan monitoring

dengan cara keliling dan mengecek kegiatan di sana (data hasil Observasi,

Kode: DO.1/SMPN 1 BLITAR/19/10/2010).

Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 9 Nopember 2010

memperkuat data temuan sebelumnya. Dari observasi ini ditemukan fakta

bahwa guru berusaha memotivasi siswa di awal penyampaian materi

pembelajaran. Guru memberi wacana tentang pentingnya penguasaan

kemampuan menggambar bentuk bagi kehidupan siswa nantinya. Guru

menyampaikan siswa dapat membuat desain-desain yang diinginkan dari

kemampuan menggambarnya. Lebih jauh materi yang dikuasai sekarang akan

Page 88: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

78

dikembangkan ke tingkat yang lebih kompleks ketika siswa menempuh

jenjang pendidikan yang lebih tinggi. guru memberi contoh bila siswa ingin

melanjutkan pendidikan dan memasuki sekolah kejuruan, maka akan bertemu

materi gambar yang lebih kompleks seperti gambar teknik, demikian halnya

ketika di SMA, siswa akan menemui gambar perspektif yang lebih kompleks.

Selain memberi wacana guru memonitoring pekerjaan siswa dengan

mengecek satu persatu dan membetulkan kesalahan-kesalahan siswa (data

observasi, Kode: DO.2/SMPN 1 BLITAR/9/11.2010).

Lebih jauh lagi, penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data dari

siswa melalui angket. Hasil analisis data angket yang disebar kepada 92 orang

siswa didapatkan kesimpulan bahwa pada umumnya siswa mendapatkan

penjelasan dari guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada

awal dimulainya pelajaran. Dari 92 orang siswa, sebanyak 88 (95,7%)

merasakan mendapat penjelasan dari guru mengenai tujuan pembelajaran yang

akan dipelajari pada awal dimulainya pelajaran. Sedangkan sisanya, sebanyak

11 (4,3%) tidak merasakan adanya penjelasan dari guru mengenai tujuan

pembelajaran yang akan dipelajari pada awal dimulainya pelajaran (data

angket, kode: AP/ VII/SMPN 1 BLITAR).

Selain itu, dari data angket didapatkan pula keterangan bahwa pada

umumnya siswa memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Dari 92

orang, sebanyak 80 (87%) menyatakan memahami memahami materi yang

telah disampaikan oleh guru. Sedangkan sisanya, sebanyak 12 siswa (13%)

menyatakan tidak memahami materi yang telah disampaikan oleh guru (data

angket, kode: AP/VII/SMPN 1 BLITAR)

Page 89: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

79

2. Usaha Guru dalam Memotivasi Siswa ditinjau dari Media pembelajaran

yang digunakan

Usaha guru untuk memotivasi siswa dalam belajar menggunakan

beberapa media, antara lain: lembar kerja siswa, model benda real, papan

bergambar dan Hand Out. Kesimpulan ini didapatkan dari silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran, wawancara dan observasi. Hasil analisis terhadap

silabus mata pelajaran seni rupa didapatkan fakta bahwa sumber belajar untuk

kompetensi menggambar bentuk dengan obyek karya seni rupa terapan dari

daerah setempat pada mata pelajaran seni rupa adalah buku seni rupa yang

relevan dan karya seni rupa terapan sebagai model (dokumen silabus, Kode:

D.1/SILABUS/VII.1/SMPN 1 BLITAR/2010-2011). Hasil analisis rencana

pelaksanaan pembelajaran didapatkan fakta bahwa sumber belajar yang

digunakan untuk mata pelajaran seni rupa adalah buku kesenian SMP

(Erlangga, Ganexa, Yudistira, Tiga Serangkai) dan contoh model (dokumen

RP, Kode: D.2/RPP/VII.1/SMPN 1 BLITAR).

Kesimpulan di atas juga didukung keterangan yang didapatkan melalui

wawancara dengan ibu Anjar Indinasiati yang menyatakan bahwa guru

menggunakan contoh model real karya seni rupa berupa vas, guci gelas dan

lain-lain. Berikut ini disajikan petikan hasil wawancara dengan ibu Anjar

Indinasiati (guru Seni Rupa):

...Sedangkan metode yang saya gunakan kalau menggambar bentuk

biasanya siswa saya arahkan untuk mencontoh model. Sehingga siswa

benar-benar tahu dan merasakan pengalaman yang nyata dari mencontoh

model benda.

Kalau masalah media saya rasa di sekolah tidak ada masalah. Anak-

anak sudah bisa mencerna materi dengan media yang saya gunakan. Saya

memang memilih media berdasarkan materi yang telah dirumuskan...

Page 90: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

80

Metode observasi dalam penelitian ini juga mendukung hasil paparan

data di atas. Observasi yang dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2010

menghasilkan fakta bahwa Pada pembelajaran menggambar bentuk sub materi

silindris di kelas VII A dan VII G, guru mengajar menggambar dengan

menggunakan pendekatan dengan model real. Sehingga siswa menggambar

menggunakan contoh model benda-benda silindris seperti teko, guci, vas,

gelas, gerabah, dsb. Selanjutnya Guru mengarahkan siswa untuk menirukan

gambar seperti model yang telah ditata di meja tiap kelompok. Guru memberi

penjelasan pengantar dan kemudian menugaskan siswa untuk menggambar

menirukan model yang ada (hasil Observasi, Kode: DO.1/ SMPN 1

BLITAR/19/10/2010).

Gambar 4.4 Model benda silindris

Page 91: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

81

Gambar 4.5 Model benda kubistis

Sedangkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 9 Nopember

2010 menghasilkan fakta bahwa Guru menggunakan whiteboard bergambar

kursi dengan dua titik hilang sebagai contoh bagi siswa. Untuk menunjang

pemahaman siswa terhadap materi perspektif guru memberikan handout

sebagai tambahan materi. Dalam penggunaannya media yang digunakan

sesuai dengan materi yang diajarkan yakni gambar kubistis. Guru memadukan

gambar kubistis dengan prinsip perspektif. Media yang digunakan telah

mampu memperbesar perhatian siswa. Media tersebut membantu siswa

memahami materi gambar,Siswa mencontoh gambar dari whiteboard

bergambar yang dipampang di depan kelas (hasil observasi, kode: DO.2/

SMPN 1 BLITAR/9/11/2010).

Page 92: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

82

3. Usaha Guru dalam Memotivasi Siswa ditinjau dari Evaluasi Pembelajaran

yang Digunakan

Usaha guru untuk memotivasi siswa dalam belajar melalui teknik

evaluasi dilakukan dengan cara melakukan monitoring dan penilaian selama

proses pembelajaran terjadi. Berdasarkan hasil observasi, sambil

memonitoring siswa guru melihat pekerjaan siswa, bagaimana siswa berkarya

dan bagaimana kemampuan siswa dalam menyelesaikan karyanya (hasil

observasi, kode: DO.1/ SMPN 1 BLITAR/19/10/2010).

Dalam evaluasi Ibu Anjar menggunakan dua tahap penilaian, yakni

penilaian kerja prosedur dan penilaian produk (data dokumen,kode:

D.1/RPP/VII.1/SMPN 1 BLITAR/2010-2011). Pada pengimplementasiannya

di lapangan, dalam penilaian kerja prosedur Ibu Anjar mengamati dan menilai

siswa dalam berproses. Ditengah-tengah kegiatan tersebut Ibu Anjar

membetulkan dan menyalahkan pekerjaan siswa. Ibu Anjar juga menunjukkan

bagaimana pembetulan dari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa. Dari

situ Ibu Anjar mengarahkan sekaligus mengevaluasi proses berkarya siswa.

Siswa tidak menyadari saat guru mengambil nilai proses tersebut. Sementara

dalam penilaian produk, yang dinilai adalah hasil menggambar bentuk siswa

yang sudah matang. Ibu Anjar memberikan skor kepada siswa yang telah

menyelesaikan karyanya sehingga siswa bisa mengetahui langsung nilai yang

didapatkan (hasil observasi, kode: DO.1/ SMPN 1 BLITAR/19/10/2010).

Dalam penilaian hasil belajar, KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

yang diterapkan tidak sama untuk kelas SBI dan kelas Reguler. Bagi kelas

SBI, KKM yang ditetapkan adalah 78 sedangkan bagi kelas Reguler 76. Bila

Page 93: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

83

terdapat siswa yang tidak memenuhi standard KKM yang ditetapkan, maka

siswa tersebut harus mengikuti Remidi atau diberi tugas tambahan untuk

menunjang nilainya supaya memenuhi KKM. Hal tersebut sesuai dengan

petikan wawancara dengan Ibu Anjar sebagai berikut:

Masalah evaluasi saya menggunakan uji prosedur yaitu saat siswa

berproses, dan uji produk yaitu hasil karya siswa yang sudah matang. Saat

uji prosedur itu saya melihat sejauhmana kemampuan dan kesungguhan

anak-anak. Kalau yang uji produk saya menilai hasil karya anak yang

sudah jadi. Rentang nilai yang saya berikan paling rendah itu biasanya 73,

itupun anak tersebut pasti kena remidi karena nilai KKM siswa 76 untuk

kelas reguler, dan 78 untuk kelas SBI, Penjabaran evaluasinya sudah saya

cantumkan di RPP.

(Hasil wawancara dengan ibu Anjar Indinasiati, Kode: DW/

AI/18/10/2010)

format penilaian Ibu Anjar untuk mengevaluasi para siswa dapat di lihat pada

poin F di data dokumen, kode: D.1/RPP/VII.1/SMPN 1 BLITAR/2010-2011)

Dari seluruh siswa kelas VII yang mengikuti pembelajaran

menggambar bentuk ini,berdasarkan data dokumen hasil nilai siswa, tidak

semua siswa mampu memenuhi KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang

telah ditetapkan sekolah. Dari data yang telah dihimpun peneliti diperoleh

penjabaran seperti tabel berikut :

Page 94: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

84

Table 4.2 KKM pembelajaran menggambar bentuk siswa kelas VII tahun

ajaran 2010/2011

No Kelas Total siswa

seni rupa

Siswa yang tidak memenuhi KKM

Gambar silindris

Gambar Kubistis

1 VII-A 10 2 4

2 VII-B 11 - 5

3 VII-C 17 - 1

4 VII-D 16 - 4

5 VII-E 9 1 4

6 VII-F 15 - 3

7 VII-G 10 - 1

8 VII-H 7 - 1

Jumlah total

92

3 23

26

Dari keterangan tersebut sebanyak 26 siswa atau 28% siswa belum

mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh

sekolah. Sedangkan 72% lainnya tuntas belajar. Namun demikian walaupun

hasil belajar yang didapat tidak seluruhnya memenuhi KKM, siswa masih

ingin terus memperbaiki hasil belajarnya. Hal tersebut sesuai hasil angket

penelitian dari seluruh siswa kelas VII yang mengikuti pembelajaran seni

rupa. Sebanyak 96,8% siswa ingin terus memperbaiki karya gambarnya. Dan

untuk memperbaiki karya tersebut sebanyak 96,7 % siswa mau mengulang

kembali menggambar bentuk demi mendapatkan nilai dan prestasi sebaik

mungkin.

Page 95: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

85

C. Data Temuan

1. Rencana dan Metode guru dalam memotivasi siswa untuk beajar tercermin pada

perencanaan silabus dan RPP serta kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk

memotivasi siswa, guru menggunakan 3 metode, yaitu :

1) menyampaikan tujuan pembelajaran, 2) melaksanakan pendekatan contextual

teaching and learning dalam pembelajaran, dan 3) melakukan monitoring

kegiatan belajar di kelas.

2. Usaha guru untuk memotivasi siswa dalam belajar menggunakan beberapa

media, antara lain: lembar kerja siswa, model benda real, papan bergambar dan

Hand Out.

3. Usaha guru dalam memotivasi siswa dalam aspek evaluasi ditinjau dari

monitoring yang dilakukan saat uji proses pada pembelajaran ini, serta

pemberian skor terhadap hasil belajar siswa.

Page 96: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

86

BAB V

PEMBAHASAN

A. Usaha Guru Dalam memotivasi belajar siswa ditinjau dari rencana dan

metode pembelajaran

Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka diperlukan

pengorganisasian rencana pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut

diperlukan berbagai perangkat atau komponen materi seperti bahan , metode,

sarana, serta untuk mengukur tercapai tidaknya tujuan tersebut menggunakan

evaluasi. Hal tersebut relevan dengan yang diungkapkan Sardirman bahwa

perencanaan perlu digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Garha dan

Idris menjelaskan bahwa sebagai ancang-ancang untuk menuju ke kegiatan

mengajar, guru perlu menyusun persiapan mengajar.

Hasil penelitian ini menunjukkan, rencana dan metode guru dalam

memotivasi siswa untuk belajar tercermin pada perencanaan silabus dan RPP serta

kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk memotivasi siswa, guru

menggunakan 3 cara, yaitu :1) menyampaikan tujuan pembelajaran, 2)

melaksanakan pendekatan contextual teaching and learning dalam pembelajaran,

dan 3) melakukan monitoring kegiatan belajar di kelas.

Untuk membangkitkan semangat belajar siswa, pada penyampaian

materi Ibu Anjar memperjelas tujuan dan kegunaan dari materi menggambar

bentuk. Beliau memberikan wacana tentang pentingnya menggambar bentuk

sebagai dasar dari penguasaan keahlian menggambar. Di awal materi tersebut Ibu

Anjar juga menyampaikan contoh-contoh kegunaan lanjut dari kemampuan

Page 97: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

87

menggambar bagi kehidupan siswa nantinya. Dari hal tersebut, Ibu Anjar

sebagai guru seni budaya telah berusaha mengajak siswa memahami bahwa

pembelajaran yang akan dilalui siswa nantinya akan berguna bagi siswa sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Sardiman. Hal tersebut juga relevan dengan apa

yang dikemukakan Rooijakers bahwa keberhasilan seorang pengajar akan

terjamin, jika pengajar dapat mengajak para siswanya mengerti suatu masalah

melalui semua tahap proses belajar karena dengan hal tersebut siswa akan

memahami semua hal yang diajarkan.

Penjelasan tujuan belajar pada awal kegiatan pembelajaran dapat

memotivasi siswa dalam belajar karena dapat mengembangkan cita-cita dan

aspirasi siswa. Dimyati menyatakan, ada beberapa cara untuk meningkatkan

motivasi belajar anak, salah satunya yaitu dengan pengembangan cita-cita dan

aspirasi belajar. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan penjelasan

mengenai tujuan pembelajaran kepada siswa. Pendapat tentang motivasi

dikemukakan oleh Sadirman, dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjalin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan

arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar

itu dapat tercapai. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan

menjadi orang yang terdidik yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi

tertentu. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan yang

berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik yang berpengetahuan. Motivasi

tersebut timbul secara esensial dari kesadaran diri sendiri.

Page 98: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

88

Sedangkan metode menggambar yang digunakan pada pembelajaran ini

adalah metode karya cipta terarah Sesuai dengan salah satu metode yang

diungkapkan oleh M.Sattar dimana guru memberikan batasan-batasan tertentu

sehingga siswa tidak keluar terlalu bebas, misalnya batasan seperti memberikan

tema gambar, pembatasan penggunaan alat pewarna, pembatasan media gambar

dan lain-lain. Sehingga masih ada campur tangan guru dan siswa tidak dilepas

begitu saja dalam berkarya tema gambar telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan

pendekatan menggambar yang digunakan pada pembelajaran ini ada dua yakni

pendekatan dengam model ( untuk gambar bentuk silindris) dan pendekatan tanpa

model ( untuk gambar bentuk kubistis). Pendekatan dan metode menggambar

yang digunakan guru tersebut sesuai dengan materi dan keadaan kelas VII di

SMPN 1 Blitar.

Selanjutnya dalam proses pembelajaran, pengelolaan interaksi belajar

yang terjalin merupakah interaksi dua arah, sehingga terjadi interaksi edukatif

yang intensif antara siswa dengan guru.dengan melakukan monitoring pekerjaan

siswa Ibu Anjar mengetahui lebih jauh kesulitan siswa dan dapat langsung

memberi solusi juga sisipan materi-materi secara lebih detil. Hal tersebut sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Nasution bahwa mengajar adalah suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.

Terlepas dari hal tersebut tidak semua siswa sanggup memahami materi

yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan observasi di kelas, sebagian kecil siswa

dari kelas-kelas gabungan tersebut ada yang merasa kesulitan dalam menggambar

benda kubistis. Hal ini disebabkan pada pembelajaran sub materi ini guru

Page 99: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

89

menerapkan prinsip prespektif. Ketepatan ukuran, tarikan garis dan kerumitan dari

menggambar perspektif inilah yang membuat siswa merasa kesulitan dalam

berproses. Sehingga pada sub materi ini guru harus memonitoring pekerjaan siswa

lebih intensif. Monitoring dimaksudkan untuk memberikan perhatian dan

memotivasi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sobandi yang menjelaskan

bahwa aspek perhatian mempunyai peranan penting dalam kelangsungan proses

kegiatan belajar termasuk pembelajaran seni rupa. Tanpa adanya perhatian, tidak

mungkin terjadi belajar.

Dari hal tersebut sejauh mana siswa termotivasi oleh metode

pembelajaran yang digunakan guru akan nampak. Siswa yang termotivasi tidak

akan menyerah bila dia merasa kesulitan. Seperti yang nampak pada observasi

peneliti di kelas VII-D dan VII-H pada 9 November 2010, siswa-siswa yang

merasa kesulitan berinisiatif untuk mencaritahu pekerjaan yang benar lewat guru

ataupun teman-temannya yang pekerjaannya sudah benar. Berbeda dengan siswa

yang kurang termotivasi, siswa tersebut tidak fokus ke pelajaran, nampak tidak

bersemangat dan pasif menanti guru mengecek dan membetulkan pekerjaan

mereka. Hal tersebut peneliti jumpai di kelas VII-D dan VII-H pada pembelajaran

tertanggal 10 November 2010 di beberapa siswa yang duduk di bagian belakang.

Bentuk lain dari kurangnya motivasi juga nampak pada kelalaian siswa

untuk membawa perlengkapan yang diperlukan pada materi menggambar bentuk.

Sebagai akibat dari kelalaian tersebut proses pembelajaran menjadi terganggu.

Seperti yang terjadi di kelas VII-F dan VII-C banyak siswa yang tidak membawa

mistar pada saat pembelajaran menggambar bentuk sub materi benda kubistis

Page 100: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

90

yang menggunakan prespektif. Sehingga terjadilah pinjam meminjam yang pada

akhirnya memperlambat proses pembelajaran.

Sedangkan metode pembelajaran menggambar bentuk yang digunakan

guru memotivasi siswa adalah menggunakan metode contextual teaching and

learning (CTL) dengan pemberian contoh karya. Johnson dalam Nurhadi

merumuskan pengertian CTL sebagai suatu proses pendidikan yang bertujuan

membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari

dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari, yaitu

dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya. Untuk

mencapai tujuan tersebut, sistem CTL, akan menuntun siswa ke semua komponen

utama CTL, yaitu melakukan hubungan yang bermakna, mengerjakan pekerjaan

yang berarti, mengatur cara belajar sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan

kreatif, memelihara atau merawat pribadi siswa, mencapai standar yang tinggi,

dan menggunakan penilaian sebenarnya.

Pendekatan CTL menurut Suyanto merupakan suatu pendekatan yang

memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan

pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam berbagai macam mata

pelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dua komponen penting dari

strategi pembelajaran CTL adalah self-regulation dan kolaborasi. CTL dapat

membuat siswa terlibat dalam kegiatan yang bermakna yang diharapkan dapat

membantu mereka mampu menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di kelas

dengan konteks situasi kehidupan nyata. Johnson, mengemukakan bahwa self-

regulated maksudnya adalah proses pembelajaran dimana siswa bekerja sama

dalam kegiatan yang bebas secara berkelompok dimana kegiatan ini

Page 101: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

91

menghubungkan pengetahuan yang telah mereka miliki dengan konteks dalam

kehidupan mereka sehari-hari.

Akmad Sudrajat mengemukakan bahwa metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru harus dapat menciptakan interaksi edukatif, sebab dalam

proses pembelajaran, guru berperan sebagai penggerak dan pembimbing,

sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Sebagai

pendekatan dalam proses pembelajaran, strategi dan metode yang di gunakan oleh

guru adalah CTL (contextual learning). Pendekatan ini merupakan konsep belajar

yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi

dunia nyata dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga masyarakat

sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas pekerjaan.

B. Usaha Guru memotivasi belajar siswa ditinjau dari media pembelajaran

yang digunakan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa usaha guru memotivasi siswa dalam

pembelajaran menggunakan beberapa media, antara lain: model benda real,

lembar kerja siswa, papan bergambar dan Hand Out. Pemakaian media pengajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang

baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan

membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Demikian pula dalam

pembelajaran seni rupa, usaha guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa

dapat dilakukan dengan penggunaan media.

Untuk menunjang pemahaman dan minat belajar siswa, Ibu Anjar

menggunakan media. Dalam kompetensi menggambar bentuk, praktek

Page 102: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

92

menggambar dibagi menjadi dua yakni menggambar bentuk silindris dan kubistis.

Pada pembelajaran menggambar bentuk silindris Ibu Anjar menugaskan siswa

dalam kelompok untuk membawa perabotan rumah yang berbentuk silindris

seperti teko, mangkok, gelas, guci, vas, gerabah dan lain-lain. Selanjutnya siswa

berkelompok dan menggambar model bersama-sama. Umumnya dalam satuan

satuan kelas gabungan kelompok dibagi menjadi empat bagian.

Sedangkan untuk pembelajaran menggambar bentuk kubistis, Ibu Anjar

menggunakan contoh gambar kursi yang diperspektif. Contoh gambar tersebut

beliau buat sebelum pemberian materi menggambar kubistis. Pada pembelajaran

menggambar bentuk kubistis Ibu Anjar juga memberikan fotocopy handout materi

perspektif guna menunjang pemahaman siswa. Sebab materi yang terdapat di

LKS yang digunakan siswa hanya sedikit materi yang membahas tentang gambar

perspektif.

Penggunaan media pembelajaran sebagaima uraian di atas dapat

memotivasi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Garha dan Idris (1980:74-75)

yang menjelaskan bahwa anak suka sekali menggambar. Oleh karena itu, dengan

alat apapun dan di mana pun asal ia dapat menggambar, ia akan asyik memberi

bentuk pada pengalaman dan penghayatannya yang kuat mempengaruhi

perasaannya ke dalam bentuk gambar. Hanya dengan sepotong genting saja di

jalan aspal yang sunyi ia sudah dapat memperoleh kepuasan menggambar.

Apalagi jika kepadanya disediakan bahan atau alat gambar yang lebih baik, ia

akan sangat tertarik untuk segera mencoba bahan atau alat-alat itu. Karena itulah

bahan-bahan atau alat-alat yang memadai dapat digunakan sebagai motivasi untuk

membangkitkan minatnya untuk berkarya.

Page 103: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

93

Usaha memotivasi siswa sebagaimana uraian dia atas sesuai dengan

pendapat Sobandi (2008:167) yang menjelaskan bahwa untuk meningkatkan

perhatian (motivasi belajar) siswa terhadap mata pelajaran pendidikan Seni rupa,

guru dapat membawa siswa kepada situasi nyata. Contohnya: siswa diajak

mengamati berbagai benda praktis yanga da di dalam kelas seperti kursi, meja,

balpoin, sepatu, pakaian dan sebagainya.

Dari hasil paparan observasi di kelas guru telah memilih media yang

dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa seperti yang dikemukakan oleh

William Burton (dalam Usman, 2007:32), yaitu: pemilihan media atas dasar

perencanaan, penggunaan media sudah sesuai dengan batas kemampuan,

kematangan dan pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.

Media memadai, dan mudah digunakan. Namun demikian penggunaan media

tersebut tidak diarahkan oleh guru untuk ditindak lanjuti dengan diskusi, analisis

maupun evaluasi karena media hanya digunakan sebagai contoh untuk dimimesis

saja.

C. Usaha Guru dalam memotivasi belajar siswa ditinjau dari evaluasi yang

digunakan

Evaluasi merupakan hal yang terintegratif dalam pendidikan. Evaluasi

tersebut merupakan proses sederhana untuk memberikan atau menetapkan nilai

pada sejumlah kegiatan,tujuan dan lain-lain. Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa usaha guru dalam memotivasi siswa pada aspek evaluasi adalah dengan

cara monitoring yang dilakukan saat uji proses pembelajaran, serta pemberian

skor terhadap hasil belajar siswa. Dalam evaluasi belajar siswa, Ibu Anjar

menggunakan dua tahap penilaian, yakni penilaian kerja prosedur dan penilaian

produk. Menurut sudjana evaluasi dapat ditinjau dari tiga ranah. yakni ranah

Page 104: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

94

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. Sedangkan menurut Iriaji dalam

pembelajaran menggambar bentuk terdapat 3 esensi tujuan yang ingin dicapai,

yaitu: (a) kemampuan kognitif : kemampuan mengenal dan memahami landasan

teori, (b) kemampuan psikomotorik : kemampuan mentransformasikan obyek dan

penguasaan teknik. Dan (c) kemampuan afektif : kemampuan menganalisis atau

mengapresiasi suatu karya gambar bentuk dari segi teknik dan artistik

Di kelas VII pada pembelajaran menggambar bentuk ini, aspek penilaian

yang sangat menonjol dari pembelajaran ini adalah ranah psikomotoris yang

berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ranah

kognitif dan afektif belum cukup nampak pada evaluasi yang digunakan guru.

Dalam penilaian kerja prosedur guru mengamati dan menilai siswa dalam

berproses. Ditengah-tengah kegiatan tersebut Ibu Anjar selaku guru seni rupa

membetulkan dan menyalahkan pekerjaan siswa. Ibu Anjar juga menunjukkan

bagaimana pembetulan dari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa. Dari situ

Ibu Anjar mengarahkan sekaligus mengevaluasi proses berkarya siswa.

Memberikan saran dan teguran secara lisan serta pencontohan pembetulan dari

pekerjaan siswa.

Sementara dalam penilaian produk, yang dinilai adalah hasil

menggambar bentuk siswa yang sudah jadi. Hal diatas merupakan bentuk dari

evaluasi ranah psikomotorik. Untuk ranah kognitif Ibu Anjar menjelaskan

memang belum dilaksanakan bila belum ada ujian semester untuk materi

menggambar bentuk. Untuk mengetahui nilai konkret dari hasil belajar siswa Ibu

Anjar menggunakan portofolio proses. Hal ini sesuai dengan buku petunjuk teknis

PPL bidang studi Seni Rupa UM yang menjabarkan penilaian pembelajaran seni

Page 105: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

95

terbagi menjadi dua, yakni penilaian otentik sistem penilaian berkelanjutan, dan

tes. Evaluasi yang digunakan Ibu Anjar merupakan evaluasi otentik. Penilaian

otentik merupakan prosedur untuk menilai kemampuan atau kinerja siswa.

Penilaian otentik dalam pembelajaran seni dilaksanakan dengan sistem

berkelanjutan. Dalam artian penilaian dilakukan dengan menilai semua indikator

yang tercantum dalam setiap kompetensi dasar diukur dengan alat ukur yang jelas.

Uraian di atas senada dengan yang dikemukakan Davis bahwa evaluasi

merupakan proses sederhana memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah

tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan masih banyak

yang lain. Merujuk kedua pendapat di atas, apabila evaluasi dikaji lebih lanjut dan

dikaitkan dengan pembelajaran, maka evaluasi pembelajaran sangat dibutuhkan

untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar para siswa. Seperti yang

diungkapkan Dimyati bahwa kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan sangat

integratif, dalam artian dimana ada proses pendidikan pasti diikuti evaluasi.

Sudjana evaluasi dapat ditinjau dari tiga ranah. (a) ranah kognitif, yaitu

yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek.

Yakni ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.. (b) ranah

afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan,

jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. (c) ranah

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, dan (f)

gerakan ekspresif dan interpretatif.

Pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa hasil belajar siswa dalam

pelajaran menggambar bentuk dianggap representasi dari motivasi belajar siswa.

Page 106: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

96

Maka siswa-siswa yang diajar oleh guru yang memiliki totalitas usaha, memiliki

motivasi yang tinggi untuk meningkatkan hasil belajar menggambar bentuknya.

Sejauh mana tingkat motivasi siswa kelas VII dalam pembelajaran menggambar

bentuk ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa serta angket tanggapan para siswa

mengenai pembelajaran menggambar bentuk ini.

Hasil belajar siswa pada pembelajaran menggambar bentuk ini

merupakan representasi dari sejauh mana motivasi tersebut aktif dalam siklus

belajar siswa selama pembelajaran, sesuai dengan yang dikemukakan Sadirman

bahwa motivasi merupakan daya penggerak bagi individu untuk belajar sesuatu

demi mencapai tujuan sehingga memperoleh hasil yang optimal, maka hasil

belajar ini dianggap sebagai sejauh mana usaha guru tersebut mampu

menggerakkan motivasi siswa. Dari hasil paparan data sebelumnya sebanyak

72 % siswa tuntas belajar, sedangkan 28 % lainnya belum tuntas. Hal tersebut

dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar siswa telah mampu mencapai bagian

tujuan pembelajaran. Dari keterangan tabulasi data angket motivasi siswa di

lampiran dapat diperoleh interpretasi bahwa pada umumnya siswa merespon baik

aspek rencana dan metode yang digunakan oleh guru. Dengan demikian guru telah

mampu memotivasi siswa bila ditinjau dari aspek rencana dan metode

pembelajaran yang digunakan.

Sedangkan dari aspek usaha di bagian media seluruh siswa menanggapi

media yang digunakan Ibu Anjar membantu mereka selama proses pembelajaran

berlangsung. Respon baik tersebut berkelanjutan pada sub usaha guru dalam

aspek evaluasi, ampir semua siswa bersedia memperbaiki karyanya bila karyanya

dianggap kurang memuaskan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek usaha

Page 107: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

97

guru untuk meningkatkan motivasi ekstrinsik siswa medapat respon dan hasil

yang baik dari siswa.

Page 108: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

98

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan mengenai pembelajaran menggambar

bentuk siswa Kelas VII di SMP Negeri I Blitar tahun ajaran 2010/2011 diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Usaha guru untuk memotivasi belajar siswa di SMPN 1 Blitar ditinjau dari

aspek perencanaan dan metode mengajar mengacu pada: 1) penyampaian

tujuan pembelajaran, 2) pelaksanakan pendekatan contextual teaching and

learning dalam pembelajaran, dan 3) pemonitoringan kegiatan belajar di kelas.

Guru menggunakan metode karya cipta terarah dengan pendekatan contextual

learning. Berdasarkan observasi dan catatan lapangan, perencanaan dan

metode yang digunakan oleh guru sudah sesuai dengan kondisi kelas VII di

SMPN 1 Blitar. Interaksi belajar anatara guru-siswa terjalin baik. Dalam aspek

ini hampir semua siswa menunjukan termotivasi dengan perencanaan dan

metode yang digunakan oleh guru.

2. Usaha guru untuk memotivasi siswa dari aspek media berupa penggunaan

benda dan contoh gambar sebagai model. Selebihnya untuk menunjang materi

guru juga menggunakan handout. Media pembelajaran mengacu pada

perencanaan perangkat pembelajaran guru. Media-media tersebut membantu

pemahaman siswa selama proses pembelajaran, hanya sebagian kecil siswa

yang merasa kurang terbantu dan termotivasi dengan media yang digunakan

oleh guru.

Page 109: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

99

3. Usaha guru untuk meningkatkan motivasi siswa dari aspek evaluasi terwujud

dalam monitoring yang dilakukan saat uji proses pada pembelajaran ini, serta

pemberian skor terhadap hasil belajar siswa. Penilaian guru berdasarkan

evaluasi uji prosedur dan uji produk. Dalam aspek evaluasi, ranah

psikomotorik siswa cenderung mendapat stimulasi dibandingkan aspek kognitif

dan afektif. Evaluasi tersebut sesuai dengan keadaan kelas mengingat materi

pembelajaran menggambar bentuk yang banyak mengarah kepada praktek.

Namun demikian sebagai akibatnya aspek evaluasi dalam ranah afektif dan

kognitif kurang diperhatikan selama pembelajaran. Nilai siswa merupakan

representasi konkret dari hasil belajar siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui

sejauhmana tingkat motivasi siswa pada pembelajaran menggambar bentuk ini.

Sebanyak 72 % siswa tuntas belajar pada materi ini, ini berarti sebagian besar

siswa telah termotivasi oleh usaha-usaha yang dilakukan guru. Sedangkan dari

angket tanggapan hampir sebagian besar siswa merespon baik usaha yang telah

dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar mereka.

Dari beberapa temuan di atas dapat disimpulkan bahwa usaha-usaha

yang ditempuh oleh guru mampu memotivasi siswa kelas VII (yang mengikuti

kelas seni rupa) dalam belajar menggambar bentuk. Hal ini dibuktikan dengan

keberhasilan belajar sebagian besar siswa dalam pembelajaran tersebut. Terlebih

lagi sebagian besar siswa merespon baik atas usaha-usaha yang telah dilakukan

oleh guru bidang study.

B. Saran

Saran-saran yang dapat peneliti berikan berkaitan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 110: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

100

1. Guru Bidang Studi

a) Usaha yang ditempuh telah dapat memacu hasil belajar dan motivasi

siswa. Namun dalam menerapkan rencana dan metode pembelajaran

berikutnya, guru hendaknya merencanakan usaha memotivasi belajar

siswa. Guru bisa merencanakan usaha memotivasi belajar siswa

dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran pada awal kegiatan

belajar dan mengkaitkan tujuan pembelajaran itu dengan situasi real

dalam kehidupan sehari-hari.

b) Dari aspek media, siswa telah terbantu dengan media yang digunakan

oleh guru. Namun hendaknya guru tidak hanya memilih media

tradisional seperti specimen (contoh) dan media visual seperti gambar

saja. Guru dapat mengusahakan media belajar yang real dapat dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari yang mana sangat dikenal oleh siswa.

c) Ditinjau dari aspek evaluasi hendaknya guru juga mengusahakan untuk

lebih memperhatikan aspek kognitif dan afektif siswa sehingga hasil

belajar siswa dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dapat

tercapai dengan terintegrasi secara optimal. Untuk mewujudkan hal

tersebut guru dapat melakukan monitoring selama proses pembelajaran

dan memberikan nilai hasil belajar agar dapat melakukan evaluasi

secara menyeluruh.

2. Siswa

Kepada siswa disarankan agar memahami tujuan belajar dan berusaha

mengkaitkan dengan kondisi riil dalam kehidupan sehari-hari agar dapat

meningkatkan semangat dalam belajar.

Page 111: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

101

3. Peneliti lanjutan

Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema penelitian ini

disarankan agar melakukan penelitian serupa dengan pendekatan dan metode

yang berbeda. Hal ini bisa dilakukan dengan penelitian yang menggunakan

pendekatan kuantitatif, menggunakan metode eksperimental maupun non-

eksperimental.

Page 112: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

102

DAFTAR RUJUKAN

Adrian, Hill. 1998. How to Draw: alih bahasa Chusairi. Pan Books Ltd.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Abdulah Herawati,Ida. 2009.Handout mata kuliah Metodologi Penelitian 2

(pengumpulan data dan instrument) Fakultas Sastra UM

Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo

Persada

Ching, Francis Dai-Kam. 2002. Menggambar Suatu Proses Kreatif. Terjemahan

oleh Ir. Paulus Hanoto Adjie. 2002. Jakarta : Erlangga

Davis, Ed. 1981, Teacher As Curriculum Evaluators. Sydney: George Allen &

Union

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual

Taching and Learning–CTL). Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono, S. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud

Dirjen Dikti.

Djamarah, Syaiful Bahri. Drs. Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Garha, O. dan Idris, M.D. 1980. Pendidikan Kesenian Seni Rupa untuk SPG, Jilid

III. Jakarta: Depdikbud

Garha, O. dan Idris, M.D. 1980. Pendidikan Kesenian Seni Rupa, Buku Guru.

Jakarta: Depdikbud

Hasan,Iqbal. M. 2002. Metodologi Penelitian dan aplikasinya. Jakarta : Ghalia

Indonesia

Hariyanto, Drs. 1999. Dasar-dasar menggambar. Malang : Fakultas Pendidikan

Bahasa dan Seni IKIP Malang.

Page 113: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

103

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/seni-desain/article/view/1548 diakses

pada 1 Desember 2010

Irawan, Joko. 2007.Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelajaran Seni Rupa

SMA Negeri di Kabupaten Demak. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang :

Fakultas Bahasa dan Seni UNS

Iriaji dan Hariyanto. Disunting oleh Pranyoto. 1990/1991. Menggambar Bentuk.

Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang Proyek

Operasi dan Perawatan Fasilitas.

Johnson, E. (2002). Contextual Teaching & Learning. Bandung. Mlc

KBBI edisi ketiga. 2005. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Kunandar. 2007. Guru Profesional, Implementasi KTSP dan sukses dalam

sertifikasi guru. Jakarta: Rajawali Pers

Martensi, K. DJ. 1979. Identifikasi Kesulitan Belajar. FIP IKIP Semarang.

Mistaram. 1994. Pendidikan Seni. Malang : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan IKIP Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas.

Moleong, Lexy. J.2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : remaja

Rosdakarya

Moleong, Lexy. 1988. Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta : Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan

Mulyasa,E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mustafa, Dina. 2001. Memotivasi mahasiswa untuk kuliah dan belajar sepanjang

hayat. Jakarta : PAU-PPAI, Universitas Terbuka

Nazir,Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Nasution, S. 1967. Ilmu Jiwa Anak-anak. Bandung: Ganarco

Nurhadi. 2003. Pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Purnomo,S. 2007. Hubungan Antara Kelengkapan Peralatan Gambar, Motivasi

belajar dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Gambar

Page 114: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

104

Teknik Mesin di SMKN 1 Singosari, Skripsi tidak diterbitkan. Malang:

FT UM.

Sagala, H. Syaiful, 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Salam, Burhanudin. 2002. Pengantar pedagogik: dasar-dasar ilmu mendidik.

Jakarta: Rineka Cipta

Sardiman. A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :

Rajawali Pers

Sardiman. A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja

Grafindo Persada

Sarwono, Jonathan. 2006. Metodologi Penelitian kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Setyosari,Punaji. 2001. Rancangan Pembelajaran Teori dan Praktek. Malang :

Elang Mas

Sihkabuden. 1999. Media Pembelajaran ( Modul 2). Malang : Universitas Negeri

Malang FIP

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi.Jakarta : Rineka

Cipta

Sobandi, Bandi. 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa.

Jakarta: Dirjend Dikti

Sriwahyuningtyas, Eka. 2008. Strategi Guru Dalam Melaksanakan Kegiatan

Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa di SMP Negeri se-kecamatan

Kepanjen. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : FS UM

Sudarso. 1990. Tinjauan Seni Rupa. Yogyakarta: ASRI

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Suparno, A. Suhaenah. 2002. Membangun Kompetensi Belajar. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi

Suyanto, K. E. 2002. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual. Makalah

disajikan dalam Penataran Terintegrasi, AA dalam CTL. Malang:

Universitas Negeri Malang

Tinambunan, Wilmar. 1988. Evaluation of student achievement. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Page 115: USAHA GURU MEMOTIVASI SISWA KELAS VII - Depanjurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel77341BF926F42C70B567413... · DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK DI SMP NEGERI 1 BLITAR

105

Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan

The Liang Gie. 1996. Filsafat Keindahan. Yogyakarta: PUBIB.

Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang :

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang

Usman, M.U. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdikarya