uretritis gonore akut

44
BAB I PENDAHULUAN Gonore merupakan Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Diantara PMS yang lain uretritis gonore paling sering dijumpai, walaupun di beberapa negara kedudukan ini telah digeser oleh uretritis non gonore. Penyakit ini dapat menginfeksi pria maupun wanita, biasanya menyerang daerah kelamin, tapi juga dapat menyerang bagian tubuh yang lain. Pada umumnya, penularan gonore melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-genital, oro-genital, dan ano-genital. Tetapi dapat juga menular melalui alat-alat, pakaian, handuk, dan sebagainya. Manifestasi yang sering muncul pada laki-laki adalah uretritis akut, sedangkan pada wanita biasanya berupa servisitis, yang dapat asimptomatis. Pada uretritis, keluhan subjektif yang muncul adalah rasa panas, gatal di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah, dan disertai perasaan nyeri waktu ereksi. Uretritis gonore dan penatalaksanaannya penting diketahui karena gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidensi tinggi di antara penyakit menular seksual.

Upload: renita-julistia

Post on 26-Jun-2015

2.944 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uretritis Gonore Akut

BAB I

PENDAHULUAN

Gonore merupakan Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh

Neisseria gonorrhoeae. Diantara PMS yang lain uretritis gonore paling sering

dijumpai, walaupun di beberapa negara kedudukan ini telah digeser oleh uretritis non

gonore. Penyakit ini dapat menginfeksi pria maupun wanita, biasanya menyerang

daerah kelamin, tapi juga dapat menyerang bagian tubuh yang lain. Pada umumnya,

penularan gonore melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-genital, oro-genital,

dan ano-genital. Tetapi dapat juga menular melalui alat-alat, pakaian, handuk, dan

sebagainya.

Manifestasi yang sering muncul pada laki-laki adalah uretritis akut, sedangkan

pada wanita biasanya berupa servisitis, yang dapat asimptomatis. Pada uretritis,

keluhan subjektif yang muncul adalah rasa panas, gatal di bagian distal uretra di

sekitar orifisium uretra eksternum, disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung

uretra yang kadang-kadang disertai darah, dan disertai perasaan nyeri waktu ereksi.

Uretritis gonore dan penatalaksanaannya penting diketahui karena gonore merupakan

penyakit yang mempunyai insidensi tinggi di antara penyakit menular seksual.

Page 2: Uretritis Gonore Akut

BAB II

URETRITIS GONORE AKUT

2.1 Definisi

Uretritis gonore adalah penyakit kelamin, peradangan pada uretra yang

disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu diplokokus Gram negatif yang

reservoir alaminya adalah manusia, ditandai dengan adanya pus yang keluar dari

orifisium uretra eksternum. Infeksi ini hampir selalu menular melalui aktivitas

seksual.

2.2 Epidemiologi

Diantara PMS yang lain, uretritis paling sering dijumpai, walaupun di

beberapa negara kedudukan ini telah digeser oleh uretritis non- gonore

Di Amerika Serikat pada abad ke-20, terdapat 200 juta kasus gonore baru per

tahun. Epidemiologinya dipengaruhi oleh faktor behavior, termasuk

peningkatan aktivitas seksual, populasi yang tinggi, dan peningkatan infeksi

yang berulang.

Infeksi gonokokal 1,5 kali lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita,

dan lebih sering terjadi pada pria yang melakukan hubungan seksual dengan

sesama pria. Infeksi ini prevalensinya lebih tinggi pada kelompok usia 15

sampai 35 tahun. Pada tahun 2000, wanita yang lebih banyak terinfeksi adalah

pada kelompok usia 15 sampai 19 tahun, sedangkan pria yang lebih banyak

terinfeksi adalah pada kelompok usia 20 sampai 24 tahun.

Insidensi gonore meningkat karena ada N. gonorrhoeae yang resisten terhadap

antibiotik, yaitu Penicillinase Producing Neisseria gonorrhoeae (PPNG).

Bakteri ini meningkat di banyak negeri, termasuk di Indonesia.

2.3 Faktor Risiko

Pada umumnya, penularan gonore melalui hubungan kelamin yaitu secara

genito-genital, oro-genital, dan ano-genital. Tetapi dapat juga menular melalui alat-

alat, pakaian, handuk, dan sebagainya.

Beberapa faktor risiko infeksi ini:

Page 3: Uretritis Gonore Akut

Melakukan hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi tanpa pelindung

dan partner seksual yang banyak.

Pada anak-anak infeksi ini dapat terjadi akibat pelecehan seksual yang

dilakukan oleh orang yang terinfeksi.

Pada bayi saat melewati jalan kelahiran dari ibu yang terinfeksi.

2.4 Etiologi dan Patogenesis

Penyebab uretritis gonore akut adalah Neisseria gonorrhoeae, suatu

diplokokus Gram negatif. Gonokok ini ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879 dan

baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut dimasukkan dalam kelompok

Neisseria, sebagai Neisseria gonorrhoeae. Selain spesies itu, terdapat 3 spesies lain,

yaitu N.meningitidis, dan 2 lainnya yang bersifat komensal N.catarrhalis serta

N.pharyngi sicca. Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.

Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi, yang memiliki

ukuran lebar 0,8 µm dan panjang 1,6 µm, bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung

dengan pewarnaan Gram bersifat Gram negatif, terlihat di luar dan di dalam leukosit,

tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di

atas 39ºC, dan tidak tahan zat disinfektan.

Gambar 2.1 Neisseria gonorrhoeae

Secara morfologik, gonokok ini terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang

mempunyai pili dan bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan

Page 4: Uretritis Gonore Akut

bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menimbulkan

reaksi radang. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa

epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang, yaitu pada vagina wanita

sebelum pubertas.

Faktor virulensi lain adalah produksi kapsular in vivo, resistensi terhadap aksi

imun bakterisidal pada serum, dan kemampuan gonokok untuk bertahan di antara

berbagai organisme komensal yang bersaing. Semua Neisseria tahan terhadap

kelembaban membran mukosa. Akibat hal-hal tersebut, meningokokus dan gonokokus

dapat berproliferasi dengan cepat dan bahkan masuk ke aliran darah.

2.5 Manifestasi Klinis

Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya bervariai antara 2-5 hari,

kadang-kadang lebih lama hal ini disebabkan karena penderita telah mengobati diri sendiri,

tetapi dengan dosis yang tidak cukup atau gejala yang sama sehingga tidak diperhatikan oleh

penderita. Pada wanita masa tunas sulit ditentukan karena pada umumnya asimtomatik.

Pada pria

Infeksi pertama KomplikasiUretritis Lokal: Tysonitis

ParauretritisLittritisCowperitis

Asenden: ProstatitisVesikulitisVas deferentitis/funikulitisVas deferntitisEpididimitisTrigonitis

Pada wanita

Infeksi pertama KomplikasiUretritis Lokal: Parauretritis

BartholinitisServisitis Asenden:

SalpingitisPID (Pelvic Infalmmatory Disease)

Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa:

- Artritis - Perikarditis

Page 5: Uretritis Gonore Akut

- Miokarditis - Meningitis

- Endokarditis - Dermatitis

1. Pada pria

Uretritis

Yang paling sering dijumpai adalah uretritis anterior akuta dan dapat

menjalar ke proksimal, selanjutnya mengakibatkan komlikasi lokal, asenden, dan

diseminata. Keluhan subyejtif berupa rasa gatal, panas di bagian diatal uretra di

sekitar orifisium uretra eksternum, kemudian disusul disuria, polakisuria, keluar duh

tubuh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah, dan disertai perasaan

nyeri pada waktu ereksi.

Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum eritematosa, edematosa,

dan ektropion. Tampak duh tubuh mukopurulen dan dapat terjadi pembesaran

kelenjar getah bening inguinal unilateral dan bilateral.

Gambar 2.2 Uretritis gonore

2. Pada wanita

Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda dengan pria.

Hal ini disebabkan oleh perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin pria dan wanita.

Pada wanita, baik penyakitnya akut maupun kronik, gejala subyektif jarang

ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan obyektif. Pada umumnya

wanita datang kalau sudah ada komplikasi. Sebagian besar penderita ditemukan pada

waktu pemeriksaan antenatal atau pemeriksaan keluarga berencana.

Page 6: Uretritis Gonore Akut

Di samping itu wanita menngalami tiga masa perkembangan:

1. Masa prepubertas: epitel vagina dalam keadaan belum berkembang (sangat tipis),

sehingga terjadi vaginitis gonore.

2. Masa reproduktif: lapisan selaput lendir vagina menjadi matang, dan tebal dengan

banyak gllikogen dan basil DÖderlein. Basil DÖderlein akan memecahkan

glikogen sehingga suasana menjadi asam dan suasana ini tidak menguntungkan

untuk tumbuhnya kuman gonokok.

3. Masa menopause: selaput lendir vagina menjadi atrofi, kadar glikogen menurun,

dan basil DÖderlein juga berkurang, sehingga suasana asam berkkurang dan

suasana ini menguntungkan untuk pertumbuhan kuman gonokok, jadi dapat

terjadi vaginitis gonore.

Pada mulanya hanya tampak serviks uteri yang terkena infeksi. Duh tubuh

yang mukopurulen dan mengandung banyak gonokok mengalir ke luar dan

menyerang uretra, duktus parauretra, kelenjar Bartholin, rektum, dan dapat juga naik

ke atas sampai pada daerah kandung telur.

Uretritis

Gejala utama adalah disuria, kadang-kadang poliuria. Pada pemeriksaan,

orifisium uretra eksternum tampak merah, edematosa dan ada sekret mukopurulen.

2.6 Diagnosis

Diagnosis dalam petalaksanaan kasus IMS dilakukan dengan menggunakan

bagan alur, jenis obat yang dianjurkan, dan untuk fasilitas kesehatan dengan

laboratorium disediakan bagan alur tersendiri. Diagnosis ditegakkan dari hasil

anamnesis dan pemeriksaan fisik serta hasil pemeriksaan laboratorium bila tersedia.

Kuman patogen penyebab utama duh tubuh uretra adalah Neisseria

gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis. Oleh karena itu, pengobatan pasien dengan

duh tubuh uretra secara sindrom harus dilakukan terhadap kedua jenis kuman

penyebab utama tersebut bersama-sama. Bila ada fasilitas laboratorium yang

memadai, kedua kuman penyebab tersebut dapat dibedakan, dan selanjutnya

pengobatan secara lebih spesifik dapat dilakukan.

Pada pemeriksaan dengan pendekatan sindrom tanpa alat bantu dapat digunakan

bagan alur sebagai berikut :

Page 7: Uretritis Gonore Akut

Bagan Duh tubuh uretra pria 3 .

Bagan duh tubuh uretra pada pria dengan pemeriksaan mikroskop

Page 8: Uretritis Gonore Akut

Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan

pembantu yang terdiri atas 5 tahapan.:

A. Sediaan langsung

Pada uretritis gonore akut, sediaan langsung dengan pewarnaan Gram akan

ditemukan gonokok negatif-Gram intraselular. Bahan duh tubuh pada pria

diambil dari daerah fosa navikularis, sedangkan pada wanita diambil dari uretra,

muara kelenjar Bartholin, serviks, dan rektum.

B. Kultur

Page 9: Uretritis Gonore Akut

Untuk indentifikasi perlu dilakukan pembiakan (kultur). Dua macam media yang

dapat digunakan:

1. media transpor

2. media pertumbuhan

Contoh media transpor:

- Media Stuart

Hanya untuk transpor saja, sehingga perlu ditanam kembali pada media

pertumbuhan

- Media Transgrow

Media ini selektif dan nutritif untuk N.gonorrhoeae dan N.meningitidis;

dalam perjalanan dapat bertahan hingga 96 jam dan merupakan gabungan

media transpor dan media pertumbuhan, sehingga tidka perlu ditanam pada

media pertumbuhan. Media ini merupakan modifikasi media Thayer Martin

dengan menambahkan trimetoprim untuk mematikan Proteus spp.

Contoh media pertumbuhan:

- Mc Leod’s chocolate agar

Berisi agar coklat, agar serum, dan agar hidrokel. Selain kuman gonokok,

kuman-kuman yang lain juga dapat tumbuh.

- Media Thayer Martin

Media ini selektif untuk mengisolasi gonokok. Mengandung vankomisin

untuk menekan pertumbuhan kuman positif-Gram, kolestimetat untuk

menekan pertumbuhan bakteri negatif-Gram, dan nistatin untuk menekan

pertumbuhan jamur.

- Modified Thayer Martin agar

Isinya ditambah dengan trimetoprim untuk mencegah pertumbuhan kuman

Proteus spp.

Page 10: Uretritis Gonore Akut

C. Tes difinitif

1. Tes oksidasi

Reagen oksidasi yang mengandung larutan tetrametil-p-fenilendiamin

hidroklorida 1% ditambahkan pada koloni gonokok tersangka. Semua

Neisseria memberi reaksi positif dengan perubahan warna koloni yang

semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung.

2. Tes fermentasi

Tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa,

maltosa, dan sukrosa. Kuman gonokok hanya meragikan glukosa.

D. Tes beta-laktamase

Pemeriksaan beta-laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL

961192 yang mengandung chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan

perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim

beta-laktamase.

E. Tes Thomson

Tes Thomson ini berguna untuk mengetahui sampai di mana infeksi sudah

berlangsung. Dahulu pemeriksaan ini perlu dilakukan karena pengobatan pada

waktu itu ialah pengobatan setempat.

Pada tes ini ada syarat yang perlu diperhatikan:

- sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi

- urin dibagi dalam dua gelas

- tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II

Syarat mutlak adalah kandung kencing harus mengandung air seni paling

sedikit 80-10ml, jika air seni kurang dari 80 ml, maka gelas sukar dinilai

karena menguras uretra anterior.

Hasil pembacaan:Gelas I Gelas IIArtiJernih jernih tidak ada infeksiKeruh jernih infeksi uretritis anteriorKeruh keruh panuretritisJernih keruh tidak mungkin

Page 11: Uretritis Gonore Akut

Rekomendasi pemeriksaan laboratorium

Bagan Duh tubuh uretra pria dengan pemeriksaan mikroskop dan laboratorium

khusus

Page 12: Uretritis Gonore Akut

2.7 Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari infeksi gonokokus genitourinari pada perempuan antara lain:

Infeksi Trichomonas vaginalis. Biasanya memberi gambaran salin positif untuk

protozoa.

Infeksi Candida albicans. Gambarannya gatal dengan eksudat kental atau curdy, dan

diagnosis ditentukan dari kultur/smear organisme.

Garnerella vaginalis/ bacterial vaginosis. Ditandai dnegan sindrom well define, sekret

malodorous, keabu-abuan dan acidic. Pada pemeriksaan smear ditemukan clue cell,

yields a fishy, amine odor pada alkalinisasi dengan potassium hidroksida. Semua

pasien dengan duh tubuh vagina harus dikultur untuk gonokokus. Walaupun inflamasi

vaginitis jarang terjadi bersamaan dengan gonorrhoe tetapi infeksi campuran sering

terjadi.

Pada laki-laki, uretritis dapat disebabkan oleh organisme multipel. T.vaginalis dan C.

Albicans dapat menginfeksi laki-laki dan dapat asimtomatik. Gonorrhoe dapat menyebabkan

urethritis pada populasi umum yang sering dikenal sebagai nongonococcal atau nonspecific

atau postgonococcal urethritis. Urethritis dengan idnetifikasi patogen (kecuali gonokokus)

disebut nongonococcal urethritis (NGU). NGU dikarakteristikan dengan adanya disuria, duh

tubuh uretra atau sering berkemih dan ditemukannya N.gonorrhoe.

2.8 Komplikasi

Komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal

genitalia. Komplikasi lokal pada pria bisa berupa tisonitis (radang kelenjar Tyson),

parauretritis, littritis (radang kelnjar Littre), dan cowperitis (radang kelenjar Cowper). Namun,

penyulit yang paling sering adalah epididimoorkitis. Selain itu, infeksi dapat pula menjalar ke

atas (asendens), sehingga terjadi prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis, yang dapat

menimbulkan infertilitas. Infeksi dari uretra pars posterior, dapat mengenai trigonum kandung

kemih menimbulkan trigonitis, yang memberi gejala poliuria, disuria terminal, dan hematuria.

Komplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis, endokarditis,

perikarditis, meningitis, dan dermatitis. Kelainan yang timbul akibat hubungan kelamin selain

cara genito-genital, pada pria dan wanita dapat berupa infeksi nongenital, yaitu orofaringitis,

proktitis, dan konjungtivitis.

Sedangkan untuk uretritis non gonore, komplikasi yang timbul biasanya berupa

tisonitis, cowperitis, abses periuretra, striktur uretra, epididimitis, dan mungkin prostatitis.

Page 13: Uretritis Gonore Akut

Tysonitis

Kelenjar Tyson adalah kelenjar yang menghasilkan smegma. Infeksi biasanya

terjadi pada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan yang

kurang baik. Diagnosis dibuat berdassarkan ditemukannnya butir pus atau

pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri tekan. Bila duktus tertutup akan

timbul abses dan merupakan sumber infeksi laten.

Parauretritis

Sering pada orang dengan orifisium uretra eksternum terbuka atau

hipospadia. Infeksi pada duktus ditandai dengan butir pus pada kedua muara

parauretra.

Littritis

Tidak ada gejala khusus, hanya pada urin ditemukan benang-benang atau

butir-butir. Bila salah satu saluran tersumbat, dapat terjadi abses folikular.

Didiagnosis dengan uretroskopi.

Cowperitis

Bila hanya duktus yang terkena biasanya tanpa gejala. Kalau infeksi terjadi

pada kelenjar Cowper dapat terjadi abses. Keluhan berupa nyeri dan adanya benjolan

pada daerha perineum disertai rasa penuh dan panas, nyeri pada waktu defekasi, dan

disuria. Jika tidak diobati abses akan pecah melalui kulit perineum, uretra, atau

rektum dan mengakibatkan proktitis.

Prostatitis

Prostatitis akut ditandai dengan perasaan tidak enak pada daerah perineum

dan suprapubis, malaise, demam, nyeri kencing samapi hematuri, spasme otot uretra

sehingga terjadi retensi urin, tenesmus ani, sulit buang air besar, dan obstipasi.

Pada pemeriksaan teraba pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal,

nyeri tekan, dan didapatkan fluktuasi bila telah terjadi abses. Jika tidak diobati, abses

akan pecah, masuk ke uretra posterior atau ke arah rektum mengakibatkan proktitis.

Page 14: Uretritis Gonore Akut

Bila prostatitis menjadi kronik, gejalanya ringan dan intermiten, tetapi

kadang-kadang menetap. Terasa tidka enak pada perineum bagian dalam dan rasa

tidak enak bila duduk terlalu lama. Pada pemeriksaan prostat terasa kenyal, berbentuk

nodus, dan sedikit nyeri pada penekanan. Pemeriksaan dengan pengurutan prostat

biasanya sulit menemukan kuman diplokok atau gonokok.

Vesikulitis

Vesikulitis adalah radang akut yang mengenani vesikula seminalis dan duktus

ejakulatorius, dapat timbul menyertai protatitis akut atau epididimitis akut. Gejala

subyektif menyerupai gejala prostatitis akut, berupa demam, polakisuria, hematuria

terminal, nyeri pada waktu ereksi atau ejakulasi, dan spasme mengandung darah.

Pada pemeriksaan melalui rektum dapat diraba vesikula seminalis yang

membengkak dan keras seperti sosis, memanjang di atas prostat. Ada kalanya sulit

menemukan batas kelenjar prostat yang membesar.

Vas deferentitis atau funikulitis

Gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen bagian bawah pada sisi

yang sama.

Epididimitis

Epididimitis akut biasanya unilateral, dan setiapepididimitis biasanya disertai

derefentitis. Keadaan yang mempermudah timbulnya epididimitis adalah trauma pada

uretra posterior yang disebabkan oleh salah penanganan atau kelalaian penderita

sendiri. Faktor yang mempenngaruhi keadaan ini antara lain irigasi yang terlalu

sering dilakukan, cairan irigator terlalu panas atau terlalu pekat, instrumentasi yang

kasar, pengurutan prostat yang berlebihan, atau aktivitas seksual dan jasmani yang

berlebihan.

Epididimitis dan tali spermatika membengkak dan teraba panas, juga testis,

sehingga menyerupai hidrokel sekunder. Pada penekanan terasa nyeri sekali. Bila

mengenai kedua epididimitis dapat menngakibatkan sterilitas.

Page 15: Uretritis Gonore Akut

Trigonitis

Infeksi asenden dari uretra posterior dapat mengenai trigonum vesika

urinaria. Trigonitis menimbulkan gejala poliuria, disuria terminal, dan hematuria.

Parauretritis

Kelenjar parauretra dapat terkena, tetapi abses jarang terjadi.

Servisitis

Dapat asimptomatik, kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada punggung

bawah. Pada pemeriksaan, serviks tampak merah dengan erosi dan sekret

mukopurulen. Duh tubuh akan trelihat lebih banyak, bila terjadi servisitis akut atau

disertai vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.

Bartholinitis

Labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah dan nyeri tekan. Kelenjar

Bartholin membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita berjalan dan penderita sukar

duduk. Bila saluran kelenjar tersumbat dapat timbul abses dan dapat pecah melalui

mukosa atau kulit. Kalau tidka diobati dapat terjadi rekuren atau menjadi kista.

Salpingitis

Peradangan dapat bersifat akut, subakut atau kronis. Ada beberapa faktor

predisposisi, yaitu:

- masa puerpurium (nifas)

- dilatasi setelah kuretase

- pemakaian IUD, tindakan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)

Cara infeksi lanngsung dari serviks melalui tuba Fallopii sampai pada daerah

salping dan ovarium sehingga dapat menimbulkan penyakit radang panggul (PRP).

Infeksi PRP ini dapat menimbulkan kehamilan ektopik dan sterilitas. Kira-kira 10%

wanita dengan gonore akan berakhir dengan PRP. Gejalanya terasa nyeri pada

abdomen bawah, duh tubuh vagina, disuria, dan menstruasi yang tidak teratur dan

abnormal.

Harus dibuat diagnosis banding dengan beberapa penyakit lain yang

menimbulkan gejala hampir sama, misalnya: kehamilan di luar kandungan,

apendisitis akut, abortus septik, endometriosis, ileitis regional, dan divertikulitis.

Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan pungsi kavum Douglas dan dilanjutkan

kultur atau dengan laparoskopi mikroorganisme.

Page 16: Uretritis Gonore Akut

Selain mengenai alat-alat genital, gonore juga dapat menyebabkan infeksi

nongenital yang akan diuraikan berikut ini:

Proktitis

Proktitis pada pria dan wanita umumnya asimtomatik. Pada wanita dapat

terjadi karena kontaminasi dari vagina dan kadang-kadang karena hubungan

genitoanal pada pria. Keluhan pada wanita biasanya lebih ringan daripada pria, terasa

seperti terbakar pada daerah anus dan pada pemeriksaan mukosa eritematosa,

edematosa, dan tertutup pus mukopurulen.

Orofaringitis

Cara infeksi melalui kontak secara orogenital. Faringitis dan tonsilitis gonore

lebih sering daripada gingivitis, stomatitis, atau laringitis. Keluhan sering bersifat

asimtomatik. Bila ada keluhan sukar dibedakan dengan infeksi tenggorokan yang

disebabkan kuman lain. Pada pemeriksaan daerah orofaring tampak eksudat

mukopurulen yag ringan atau sedang.

Konjungtivitis

Penyakit ini dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dari ibu yang menserita

servisitis gonore. Pada orang dewasa infeksi terjadi karena penularan pada

konjungtiva melalui tangan atau alat-alat. Keluhannya berupa fotofobi, konjungtiva

bengkak, dan merah dan keluar eksudat mukopurulen. Bila tidak diobati dapat

berakibat terjadinya ulkus kornea, panoftalmitis ampai timbul kebutaan.

Gonore diseminata

Kira-kira 1% kasus gonore akan berlanjut menjadi gonore akan berlanjut

menjadi gonore diseminata. Penyakit ini banyak didapat pada penderita gonore

asimtomatik sebelumnya, terutama pada wanita. Gejala yang timbul dapat berupa:

artritis (terutama monoartritis), miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis, dan

dermatitis.

2.9 Pengobatan

Obat yang digunakan untuk IMS disemua fasilitas pelayanan kesehatan sekurang-

kurangnya harus mempunyai tingkat efektifitas 90-95%.

Page 17: Uretritis Gonore Akut

Pemilihan obat-obatan untuk IMS harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

Angka kesembuhan/ kemanjuran tinggi (sekurang-kurangnya 90-95% diwilayahnya.

Harga murah

Toksisitas dan toleransi yang masih dapat diterima

Diberikan dalam dosis tunggal

Cara pemberian peroral

Tidak merupakan kontraindikasi pada ibu hamil atau ibu menyusui

Obat-obatan yang digunakan sebaiknya termasuk dalam Daftar Obat Esensial

Nasional (DOEN), dan dalam memilih obat-obatan tersebut harus dipertimbangkan tingkat

kemampuan dan pengalaman dari tenaga kesehatan yang ada.

PENGOBATAN IMS MENGGUNAKAN PENDEKATAN SINDROM

Keberhasilan penatalaksanaan IMS memerlukan sikap petugas yang menghormati

dan tidak menghakimi pasien. Pemeriksaan agar dilakukan dalam suasana yang bersahabat

dengan menjaga perasaan pribadi maupun kerahasiaan pasien.

Untuk duh tubuh uretra pengobatan yang dianjurkan adalah sebagai berikut :

Pengobatan untuk gonore tanpa komplikasi

DITAMBAH

Pengobatan untuk klamidiosis

Penderita dianjurkan untuk pengobatan kembali bilamana gejala tetap ada sesudah 7

hari.

Page 18: Uretritis Gonore Akut

Rincian pengobatan duh tubuh uretra

Pengobatan uretritis gonore Pengobatan uretritis non-gonore

Pilihlah salah satu dari beberapa cara pengobatan yang dianjurkan dibawah ini

Tiamfenikol* 3,5 mg per oral, dosis tunggal atau

Ofloksasin* 400mg per oral, dosis tunggal, atau

Kanamisin 2 g i.m. dosis tunggal, atau

Spektinomisin 2 g i.m. dosis tunggal

Doksisiklin** 100mg peroral,2x1 selama 7hari,

atau

Azitromisin 1 g per oral, dosis tunggal

Pilihan pengobatan lain

Siprofloksasin 500mg per oral, dosis tunggal,

atau

Seftriakson 250mg i.m. , dosis tunggal

atau

Sefiksim 400mg per oral, dosis tunggal

Tetrasiklin**500mg peroral, 4x1 selama 7hari,

atau

Eritromisin 500mg peroral, 4x1 selama 7hari,

(bila ada kontraindikasi tetrasiklin)

* Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, anak dibawah 12 tahun dan remaja.

** Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak dibawah 12 tahun

WHO merekomendasikan agar menggunakan dosis tunggal untuk gonore, dan dosis

ganda untuk klamidiosis.

Duh Tubuh Uretra Persisten/ Rekuren

Gejala uretritis yang persisten (setelah pengobatan satu kur selesai)) atau rekuren (setelah

dinyatakan sembuh, muncul lagi dalam waktu 1 minggu tanpa hibungan seksual) mungkin

disebabkan oleh resiostensi obat, atau sebagai akibat kekurang-patuhan meminum obat atau

reinfeksi. Namun pada beberpa kasus hal ini mungkin akibat infeksi oleh Trichomonas

vaginalis (Tv). Sebagai protozoa diperkirakan bahwa Tv memakan kuman gonokokus

tersebut (fagositosis), sehingga kuman gonokokus tersebut terhindar dari pengaruh

Page 19: Uretritis Gonore Akut

pengobatan, setelah Tv-nya mati maka kuman gonokokus tersebut kembali bisa melepaskan

diri dan berkembang biak.

Ada temuan baru yang menunjukan bahwa disuatu daerah tertentu bisa di jumpai

prevalens Tv yang tinggi pada laki-laki dengan keluhan duh tubuh uretra. Bilamana gejala

duh tubuh tetap ada atau timbul gejala kambuhan setelah pemberian pengobatan secara benar

terhadap gonore maupun klamidiosis pada kasus indeks dan mitra seksualnya, maka pasien

tersebut harus diobati untuk infeksi Tv. Hal ini hanya dilakukan bila ditunjang data

epidemiologis setempat. Bilamana simptom tersebut masih ada sesudah pengobatan Tv, maka

pasien tersebut harus dirujuk. Sampai saat ini data epidemiologi trikomoniasis pada pria di

Indonesia sangat sedikit, oleh karena itu, bila gejala duh tubuh uretra masih ada setelah

pemberian terapi awal sebaiknya penderita dirujuk pada tempat dengan fasilitas laboratorium

yang lengkap.

Pengobatan uretritis gonore Pengobatan uretritis non-gonore

Pilihlah salah satu dari beberapa cara pengobatan yang dianjurkan dibawah ini

Tiamfenikol* 3,5 mg per oral, dosis tunggal

atau

Ofloksasin* 400mg per oral, dosis tunggal,

atau

Kanamisin 2 g i.m. dosis tunggal,

atau

Spektinomisin 2 g i.m. dosis tunggal

Doksisiklin** 100mg peroral,2x1 selama 7hari,

atau

Azitromisin 1 g per oral, dosis tunggal

Pilihan pengobatan lain

Siprofloksasin 500mg per oral, dosis tunggal,

atau

Seftriakson 250mg i.m. , dosis tunggal

atau

Sefiksim 400mg per oral, dosis tunggal

Tetrasiklin**500mg peroral, 4x1 selama 7hari,

atau

Eritromisin 500mg peroral, 4x1 selama 7hari,

(bila ada kontraindikasi tetrasiklin)

Page 20: Uretritis Gonore Akut

Pengobatan Trichomonas vaginalis

Pengobatan yang dianjurkan Pilihan pengobatan lain

Metronidazol 2 g per oral, dosis tunggal

atau

Tinidazol 2 g per oral, dosis tunggal

Metronidazol 400 atau 500 mg per oral, 2x sehari,

selama 7 hari, atau

Tinidazol500 mg per oral, 2x sehari, selama 5 hari

* Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, anak dibawah 12 tahun dan remaja.

** Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak dibawah 12 tahun

PERTIMBANGAN PENTING YANG MENDASARI PENGOBATAN

Menentukan Pilihan Antimikroba

Tingkat Kemanjuran

Tingkat kemanjuran merupakan kriteria paling penting dalam menentukan pilihan

pengobatan. Pengobatan IMS yang ideal harus memiliki angka penyembuhan sekurang-

kurangnya 95% untuk IMS dengan penyebab bakteri. Pengobatan dengan antimikroba dengan

cure rate lebih rendah dari 85% sama sekali tidak boleh digunakan.

Dalam upaya menurunkan resiko terjadinya dan menyebarnya galur kuman IMS yang

resisten di masyarakat umum, satu program khusus untuk penatalaksanaan kasus IMS yang

efektif perlu dirancang untuk kelompok berperilaku resiko tinggi, seperti misalnya pada

kelompok penjaja seks beserta para pelanggannya. Rejimen pengobatan untuk kelompok ini

sekurang-kurangnya harus memiliki efektivitas mendekati 100%, dan upaya pencarian

pengobatan bagi kelompok populasi ini perlu ditingkatkan, dengan menggunakan cara peran

aktif (participatory approach) oleh kelompok sebaya, dan petugas kesehatan sebaya (peer

health aducators).

Untuk menjamin tingkat kemanjuran, para dokter tidak diperbolehkan untuk

menggunakan dosis obat lebih rendah dari dosis yang dianjurkan.

Page 21: Uretritis Gonore Akut

Tingkat Keamanan

Toksisitas merupakan pertimbangan kedua untuk pengobatan IMS, karena seringnya

pasien mengalami infeksi ulang, sehingga perlu diberi pengobatan antimikroba berulang kali.

Disamping itu, pengobatan terhadap kuman penyebab IMS yang resisten sering

memerlukan pencapaian kadar serum antimikroba yang relatif tinggi selama 7 hari atau lebih.

Sedangkan pemberian obat kombinasi akan lebih meningkatkan resiko timbulnya efek

samping obat. Dibeberapa tempat, doksisiklin tidak digunakan karena mungkin bisa

menyebabkan fotosensitisasi.

Munculnya sefalosporin generasi ketiga dalam rejimen yang dianjurkan, karena

tingkat kemanjurannya tinggi bahkan untuk organisme yang relatif resisten, serta tingkat

toksisitasnya yang rendah.

Pembiayaan

Dalam memperhitungkan biaya dari bermacam-macam rejimen pengobatan yang ada,

penting untuk dipertimbangkan bahwa biaya tersebut akan berpengaruh pada kemanjuran

pengobatan yang akan diperoleh, yaitu resiko pengulangan pengobatan, resiko terjadinya

penyebaran penyakit yang semakin luas, dan resiko terjadinya peningkatan resistensi

mikroba.

Penerimaan dan Kepatuhan Berobat

Kepatuhan berobat pasien merupakan masalah serius yang membatasi kemanjuran

pengobatan multidoses, misalnya pengobatan dengan eritromisin dan tetrasiklin. Oleh karena

itu cara yang paling dianjurkan adalah dengan pengobatan dosis tunggal atau pengobatan

dengan jangka waktu sangat pendek. Pelaksanaan konseling dan penyuluhan kesehatan akan

meningkatkan kepatuhan berobat dan dianjurkan agar kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah

satu bagian dari penatalaksanaan klinis pengobatan IMS.

Pada kelompok masyarakat tertentu, pengobatan per oral lebih disukai daripada

pengobatan secara injeksi, sebaliknya ada kelompok lain yang melihat cara injeksi merupakan

bentuk pengobatan yang lebih cocok bagi mereka.

Page 22: Uretritis Gonore Akut

Dengan adanya infeksi HIV, pilihan yang paling tepat adalah cara pengobatan per

oral dalam kaitan untuk mengurangi resiko yang berhubungan dengan penggunaan peralatan

injeksi yang tidak steril.

Penyediaan Obat

Ketersediaan beberapa obat yang bermutu perlu ditingkatkan dengan memasukannya

kedalam Daftar Obat Esensial Nasional.

Infeksi Ganda/ Campuran

Bilaman beberapa IMS lazim ditemukan pada suatu populasi tertentu, maka infeksi

ganda tentu sering ditemukan juga. Namun, sangat disayangkan bahwa kemampuan

pengobatan infeksi ganda dengan dosis tunggal terus menurun akibat terjadinya resistensi

N.gonorrhoeae terhadap tetrasiklin. Pada saat ini pemberian pengobatan ganda hanya

dilakukan terhadap infeksi N. gonorrhoeae dan C. trachomatis bersama-sama. Infeksi ganda

chancroid dan sifilis memerlukan cara pengobatan ganda pula. Tingkat keparahan penyakit

yang disebabkan oleh beberapa kuman menular seksual patogen (misalnya virus Herpes

simpleks, H. ducreyi, T. Pallidum) akan meningkat dengan adanya infeksi HIV dan AIDS,

sehingga pengobatan perlu lebih ditingkatkan dan diperpanjang masa pengobatannya.

Resiko Penurunan Kemanjuran Obat karena Penggunaan Terhadap Indikasi Lain.

Pengobatan ganda terhadap beberapa penyakit telah digunakan untuk mencegah

terjadinya resistensi pada tuberkulosis. Kemanjuran cara ini dalam mencegah timbulnya

resistensi terhadap IMS hingga saat ini belum diketahui. Sayangnya resistensi terhadap

sejumlah antimikroba dapat terjadi secara bersamaan pada N.gonorrhoeae. Penggunaan

beberapa macam obat dalam penatalaksanaan pengobatan penyakit dengan penyebab

polimikrobial (misalnya penyakit radang panggul) atau pengobatan presumptive secara

simultan terhadap beberapa infeksi (misalnya penggunaan tetrasiklin terhadap klamidiosis

bila dicurigai adanya gonore), adalah sangat praktis dan dianjurkan.

Page 23: Uretritis Gonore Akut

Uraian Masing-Masing Obat

Sefalosporin

Beberapa generasi ketiga sefalosporin menunjukan efektivitas dalam pengobatan

gonore. Sefiksim memiliki kelebihan karena dapat diberikan per oral. Sedangkan kemanjuran

pengobatan seftriakson terhadap gonore dan chancroid tetah terbukti.

Selain untuk pengobatan gonore ano- genital tanpa komplikasi, pemberian seftriakson

dosis tunggal juga efektif untuk oftalmia neonatorum dan konjungtivitis, serta infeksi farings

yang disebabkan oleh gonokokus. Oleh karena harganya yang mahal, orang cenderung

menggunakan seftriakson dengan dosis kurang dari 125 mg. Namun hal ini akan

mempercepat terjadinya resistensi dan cara pengobatan demikian tidak dianjurkan.

Makrolid

Azitromisin merupakan derivat terbaru yang pada saat ini dianggap sebagai obat

pilihan utama untuk pengobatan klamidiosis. Obat ini memiliki bioavailabilitas yang panjang

dan dapat terakumulasi dalam sel tubuh, sehingga memungkinkan untuk diberikan dalam

dosis tunggal. Azitromisisn 1 g dalam dosis tunggal menunjukkanefektivitas yang setara

dengan pemberian doksisiklin 100 mg dua kali sehari selama seminggu untuk pengobatan

klamidiosis. Walaupun demikian, pengobatan dengan azitromisin menjadi lebih mahal

dibandingkan dengan pengobatan kombinasi ganda untuk pengobatan gonore dosis tunggal

dan pengobatan klamidiosis dengan doksisiklin selama seminggu.

Sulfonamid

Penambahan trimetoprim pada sulfonamid tidak akan meningkatkan aktivitas anti

klamidianya. Pemberian tiga hari pengobatan dengan sulfametoksasol dan trimetoprim tidak

cukup adekust untuk pengobatan klamidiosis.

Kuinolon

Beberapa kuinolon baru cukup baik untuk digunakan sebagai pengobatan per oral

terhadap gonore. Penggunaan kuinolon merupakan kontraindikasi pada kehamilan dan tidak

dianjurkan untuk anak-anak dan dewasa muda. Siprofloksasin dianggap memiliki aktivitas

terbaik dalam mengobati N. Gonorrhoeae.

Page 24: Uretritis Gonore Akut

Resistensi gonokokus terhadap flourukuinolon secara umum meningkat sejak tahun

1992, khususnya di kawasan Asia-Pasifik. Perlu dilakukan evaluasi terus-menerus terhadap

resistensi kuinolon, karena kelompok obat ini masih tetap efektif di sebagian besar belahan

dunia.

Berdasarkan hasil penelitian terakhir, ofloksasin memiliki potensi yang cukup baik

bila diberikan dalam dosis 300 mg dua kali sehari selama 7 hari. Cara ini cukup efektif untuk

pengobatan baik terhadap gonore maupun klamidiosis, namun penggunaan obat-obat ini

menjadi terbatas mengingat mahalnya obat-obat ini dan lamanya waktu pengobatan yang akan

mempengaruhi kepatuhan pasien.

Tetrasiklin

Berbagai jenis tetrasiklin dengan tingkat kemanjuran yang setara sudah cukup

tersedia, dan obat-obat ini dapat digunakan sebagai pengganti untuk doksisiklin dan

tetrasiklin hidroklorid.

RESISTENSI N. gonorrhoeae TERHADAP ANTIMIKROBA

Terdapat dua tipe utama bentuk resistensi antimikroba terhadap gonokokus: resistensi

kromosomal dan plasmid mediated. Resistensi kromosomal menyangkut penisilin dan

beberapa obat lainnya yang digunakan secara luas seperti tetrasiklin, spektinomisin,

eritromisin, kuinolon, tiamfenikol, dan sefalosporin; sedangkan resistensi plasmid mediated

menyangkut peanisilin dan tetrasiklin. Resistensi kromosomal terhadap N. gonorrhoeae,

pembentukan penisilinase oleh N. gonorrhoeae, dan resistensi plasmid mediated yang

menimbulkan galur-galur yang resisten tehadap tetrasiklin, semuanya telah meningkat dan

memberikan dampak besar tehadap kemanjuran rejimen pengobatan yang bersifat tradisional

dalam pengobatan gonore.

PENGOBATAN SPESIFIK INFEKSI MENULAR SEKSUAL

1. Infeksi Gonokokus

Sebagian besar gonokokus yang berhasil diisolasi pada saat ini telah resisten

terhadap penisilin, tetrasiklin, dan antimikroba terdahulu lainnya, sehingga obat-obat

ini tidak bisa digunakan lagi untuk pengobatan gonore. Di Indonesia, kanamisin dan

tiamfenikol telah menunjukkan keampuhannya kembali setelah lama ditinggalkan.

Secara umum dianjurkan pada semua pasien gonore juga diberikan pengobatan

bersamaan dengan obat anti klamidiosis, oleh karena infeksi campuran antara

Page 25: Uretritis Gonore Akut

klamidiosis dan gonore sering dijumpai. Cara pengobatan demikian tidak dilakukan

terhadap pasien klamidiosis yang telah didiagnosis berdasarkan pemeriksaan khusus

dengan tes laboratorium.

Pemilihan rejimen pengobatan sebaiknya mempertimbangkan pula tempat

infeksi, resistensi galur N.gonorrhoeae terhadap antimikrobial, dan kemungkinan

infeksi Chlamydia trachomatis yang terjadi bersamaan. Oleh karena seringkali terjadi

koinfeksi dengan C.trachomatis, maka pada seorang dengan gonore dianjurkan pula

untuk diberi pengobatan secara bersamaan dengan rejimen yang sesuai untuk

C.trachomatis.

Macam-macam obat yang dapat dipakai antara lain :- Penisilin- Ampisilin dan amoksisilin- Sefalosporin- Spektinomisin- Kanamisin- Tiamfenikol- Kuinolon

Infeksi Anogenital tanpa Komplikasi

Cara pengobatan yang dianjurkan

- Tiamfenikol, 3,5 g, per oral, dosis tunggal, atau

- Ofloksasin, 400 mg, per oral, dosis tunggal, atau

- Kanamisin, 2 g, intra muskuler, dosis tunggal, atau

- Spektinomisin, 2 g, intramuskuler, dosis tunggal.

Pilihan pengobatan lain

- Siprofloksasin, 500 mg, peroral, dosis tunggal, atau

- Seftriakson, 250 mg, intramuskuler, dosis tunggal, atau

- Sefiksim, 400 mg, per oral, dosis tunggal.

Siprofloksasin, ofloksasin, dan tiamfenikol merupakan kontraindikasi untuk

kehamilan dan tidak dianjurkan diberikan kepada anak dan dewasa muda/remaja.

Data yang masih kontroversial menunjukkan bahwa angka penyembuhan azitromisin

terhadap infeksi gonokokus menunjukkan hasil tebaik dengan menggunakkan 2 gram

dosis tunggal. Pemberian dengan dosis 1 gram memberikan efek tetapi lebih rendah

yang mungkin dapat menyebabkan resistensi secara cepat.

Page 26: Uretritis Gonore Akut

Secara individual terdapat beberapa perbedaan aktivitas anti gonokokal dari

kuinolon, dan dianjurkan untuk menggunakan obat yang paling efektif.

2. Infeksi yang Menyebar

Gonore dengan Komplikasi

Gonore dengan komplikasi seperti bartolinitis, epididimitis, orkitis dan lain-

lain, harus diobati dengan rejimen dosis ganda (multipel dose).

Cara pengobatan yang dianjurkan

Lama pengobatan per oral 5 hari, dan per injeksi 3 hari :

- Tiamfenikol, 3,5 g, per oral, sekali sehari, atau

- Ofloksasin, 400 mg, per oral, sekali sehari, atau

- Kanamisin, 2 g, intramuskuler, sekali sehari, atau

- Spektinomisin, 2 g, intramuskuler, sekali sehari.

Pilihan pengobatan lain

Lama pengobatan per oral 5 hari, dan per injeksi 3 hari :

- Siprofloksasin, 500 mg, per oral, sekali sehari, atau

- Seftriakson, 1 g, intramuskuler atau intravena, sekali sehari, (sebagai

alternatif generasi ketiga sefalosporin dapat digunakan, bila

seftriakson tidak tersedia, namun perlu pemberian yang lebih sering),

atau

- Sefiksim, 400 mg, per oral, sekali sehari

Untuk meningitis dan endokarditis yang disebabkan oleh gonokokus dapat

diberikan dalam dosis yang sama, namun memerlukan jangka waktu pemberian yang

lebih lama, yaitu selama 4 minggu untuk endokarditis.

3. Oftalmia akibat Infeksi Gonokokus

Oftalmia gonore merupakan kasus serius sehingga memerlukan pengobatan

sistemik disertai irigasi lokal menggunakan larutan NaCl 0,9% fisiologis atau larutan

lainnya.

Konjungtivitis Gonore pada Usia Dewasa

Cara pengobatan yang dianjurkan

- Seftriakson, 250 mg, intramuskuler, dosis tunggal, atau

- Spektinomisisn, 2 g, intramuskuler, dosis tunggal, atau

- Siprofloksasin, 500 mg, per oral, dosis tunggal, atau

- Ofloksasin, 400 mg, per oral, dosis tunggal

Page 27: Uretritis Gonore Akut

Tindak lanjut

Observasi terhadap gejala klinis perlu dilakukan secara cermat.

Konjungtivitis Gonore pada Neonatus

Cara pengobatan yang dianjurkan

- Seftriakson, 50-100 mg/KgBb, intramuskuler, dosis tunggal, dosis maksimum

125 mg.

Pilihan pengobatan lain

- Kanamisin, 25 mg/KgBB, intramuskuler, dosis tunggal (dosis maksimum 75

mg), atau

- Spektinomisisn, 25 mg/KgBB, intramuskuler, dosis tunggal (dosis

maksimum 75 mg).

Tindak lanjut

Pasien agar dipantau kembali sesudah 48 jam

Pencegahan Oftalmia Neonatorum

Pengobatan pencegahan yang diberikan pada saat yang tepat akan mencegah

timbulnya oftalmia neonatorum yang disebabkan oleh gonokokus. Mata bayi yang

baru lahir agar dibersihkan secepatnya segera sesudah lahir, dan kemudian ditetesi

dengan larutan nitras argenti 1% atau salep tetrasiklin 1% sebagai upaya pencegahan.

Bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi gonokokus agar diberikan pengobatan

pencegahan sebagai berikut :

Cara pengobatan yang dianjurkan :

- Seftriakson 50 mg/KgBB, intramuskuler, dosis tunggal (dosis maksimum 125

mg).

Pilihan pengobatan lain :

- Kanamisin, 25 mg/KgBB, intramuskuler, dosis tumggal, (dosis maksimum 75

mg), atau

- Spektinomisin, 25 mg/KgBB, intramuskuler, dosis tumggal, (dosis

maksimum 75 mg).

4. Infeksi Chlamidia trachomatis (bukan limfogranuloma venereum)

Infeksi Anogenital tanpa Komplikasi

Dianjurkan bahwa pengobatan infeksi klamidiosis harus diberikan pada

semua laki-laki dengan keluhan duh tubuh uretra dan mitra seksualnya.

Page 28: Uretritis Gonore Akut

Cara pengobatan yang dianjurkan

- Doksisiklin** 100 mg, per oral, 2 kali sehari, selam 7 hari, atau

- Azitromisin, 1 g, per oral, dosis tunggal

Pilihan pengobatan lain

- Amoksisilin, 500 mg, per oral, 3 kali perhari, selama 7 hari, atau

- Eritromisin, 500 mg, per oral, 4 kali perhari, selama 7 hari, atau

- Ofloksasin, 200 mg, per oral, 2 kali perhari, selama 9 hari, atau

- Tetrasiklin, 500 mg, per oral, 4 kali perhari, selama 7 hari.

Catatan :

- Doksisiklin (dan tetrasiklin lainnya) merupakan kontraindikasi pada

masa kehamilan dan masa menyusui.

- Kenyataan saat ini mengindikasikan bahwa 1 gram azitromisin yang

diberikan dalam dosis tunggal cukup manjur untuk infeksi

klamidiosis

Telah terbukti bahwa pengobatan yang melebihi 7 hari merupakan hal yang

kritis. Sampai saat ini belum pernah dijumpai adanya resistensi C. trachomatis

terhadap pengobatan yang sesuai dengan rejimen yang dianjurkan.

Tetrasiklin sampai saat ini masih efektif untuk pengobatan Chlamydia dan

Ureaplasma urelyticum. Eritromisin lebih efektif terhadap Ureaplasma dibandingkan

terhadap Chlamydia. Obat ini dipakai untuk mengobati wanita hamil dengan IGNS.

Doksisiklin merupakan obat yang paling banyak dianjurkan, karena cara

pemakaian yang lebih mudah dan dosis lebih. Azithromisin merupakan suatu

terobosan baru dalam pengobatan masa sekarang, dengan dosis tunggal 1 gram sekali

minum dan juga efektif untuk gonore.

5. Infeksi Trichomonas vaginalis pada uretritis

Pengobatan yang dianjurkan

Pengobatan trikomoniasis harus diberikan kepada penderita yang

menunjukkan gejala maupun tidak. Rejimen yang dianjurkan untuk pengobatan

adalah Metronidazol 2 gram oral dosis tunggal, atau 5-nitroimidazol 2 gram oral dosis

tunggal. Rejimen alternatif adalah Metronidazol 2x0,5 gram oral selama 7 hari.

Penderita yang sedang mendapatkan pengobatan metronidasol harus

menghentikan minum alkohol. Berbagai laporan menunjukkan angka kesembuhan

Page 29: Uretritis Gonore Akut

antara 82-88% pada wanita dan angaka ini meningkat menjadi 95% bila mitra seksual

penderita diberi pengobatan pula. Bila keluhan menetap penderita diharuskan datang

untuk pemeriksaan ulang 7 hari setelah pengobata. Pemeriksaan dilakukan seperti

pada pemeriksaan pertama. Penderita dinyatakan sembuh bila keluhan dan gejala

telah menghilang, serta parasit tidak ditemukan lagi pada pemeriksaan sediaan

langsung.

Bila terjadi kegagalan pengobatan, maka tahapan pengobatan berikut dapat

dilaksanakan : Metronidazol 2 x 0,5 gram oral selama 7 hari. Dan bila masih gagal,

dapat diberikan Metronidazol 2 gram oral dosis tunggal selama 3-7 hari ditambah

Metronidazol tablet vaginal 0,5 gram, malam hari selama 3-7 hari. Bila ternyata

masih gagal pula, hendaknya dilakukan biakan dan tes resistensi.

Pengobatan mitra seksual

Mitra seksual penderita harus diobati sesuai dengan rejimen penderita. Dosis

yang dianjurkan untuk mitra seksual pria adalah dosis multipel selama 7 hari.

Empat Komponen Utama dalam Pencegahan dan Penanggulangan IMS :

Memberikan penyuluhan terhadap setiap orang yang berperilaku resiko tinggi

terhadap penularan penyakit untuk mengurangi resiko penularan,

Mendeteksi infeksi baik yang asimtomatik maupun yang simtomatik yang tidak mau

memeriksakan dirinya untuk mendapatkan pengobatan yang tepat,

Penatalaksanaan yang efektif untuk mereka yang terinfeksi,

Pemberian pengobatan dan penyuluhan terhadap mitraseksual dari mereka yang

terinfeksi.

Upaya pencegahan IMS terutama didasarkan pada upaya untuk melakukan perubahan

perilaku seksual seseorang yang beresiko tertular IMS dan promosi penggunaan kondom.

Page 30: Uretritis Gonore Akut

BAB III

KESIMPULAN

Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi di antara P.M.S.

Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian disebabkan oleh Neisseria

gonorrhoeae yanng telah resisten terhadap penisilin dan disebut Penicillinase Producing

Neisseria gonorrhoeae (P.P.N.G.). Kuman ini meningkat di banyak negeri termasuk

Indonesia. Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-

genital, orogenital dan ano-genital. Tetapi, di samping itu dapat juga terjadi secara manual

melalui alat-alat, pakaian, handuk, termometer, dan sebagainya. Oleh karena itu secara garis

besar dikenal gonore genital dan gonore ekstra genital.

Manifestasi gonore genital yang sering muncul pada laki-laki adalah uretritis

akut, sedangkan pada wanita biasanya berupa servisitis, yang dapat asimptomatis.

Pada uretritis, keluhan subjektif yang muncul adalah rasa panas, gatal di bagian distal

uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari

ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah, dan disertai perasaan nyeri waktu

ereksi. Penegakan diagnosis yang cepat sangat penting dalam menunjang

penatalaksanaan uretritis gonore yang tepat.