uretherolithiasis 20

29
Ureterolithiasis Anis Adilah Izzati Binti Azizan 102011432 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 [email protected] Abstrak Penyakit batu saluran kemih adalah kelainan paling sering diketemukan dan mempunyai komposisi yang berbeza tergantung kepada kelainan metabolik yang terdapat di dalam tubuh. Penyakit batu yang paling sering diketemukan adalah batu kalsium yang diakibatkan oleh hiperkalsiuria dan mempunyai pelbagai faktor lain untuk mengakibatnya berkembang. Pelbagai teori dianjurkan dalam bertumbuhnya batu pada saluran kemih; supersaturasi , kristalisasi dan Inhibitisi kristal inhibitor. Ketiga teori ini bekerja bersama dalam membentuk batu di dalam saluran kemih. Faktor lain termasuk diet dan infeksi daripada organism yang mempunyai enzim urease. Penyakit batu yang sering terjadi saat meningkatnya tahun adalah batu ginjal di bandingkan dengan batu di daerah yang lebih bawah. Tatalaksana yang dapat dilakukan bertujuan untuk mengatasi gejala nyeri yang timbul dan mengeluarkan batu daripada saluran kemih. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) dan Percuaneous Nephrolithotomy (PCNL) dapat digunakan untuk mengeluarkan batu dengan seksama daripada saluran kemih. Pencegahan dilakukan untuk mengelakkan kekambuhan pada pasien dengan motif menghilangkan faktor resiko yang ada pada pasien. Kekambuhan dapat terjadi 50% daripada pasien yang tidak melakukan kontrol sehingga kristal dapat tumbuh kembali di dalam saluran kemih. Kata kunci : Batu saluran kemih, hyperkalsiuria, supersaturasi, kristalisasi, inhibisi kristal inhibitor, enzim urease, ESWL, PNCL Abstract 1

Upload: ain-nur-abu-bakar

Post on 23-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Uretherolithiasis 20

UreterolithiasisAnis Adilah ‘Izzati Binti Azizan

102011432

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana,

Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

[email protected]

Abstrak

Penyakit batu saluran kemih adalah kelainan paling sering diketemukan dan mempunyai

komposisi yang berbeza tergantung kepada kelainan metabolik yang terdapat di dalam tubuh.

Penyakit batu yang paling sering diketemukan adalah batu kalsium yang diakibatkan oleh

hiperkalsiuria dan mempunyai pelbagai faktor lain untuk mengakibatnya berkembang. Pelbagai

teori dianjurkan dalam bertumbuhnya batu pada saluran kemih; supersaturasi, kristalisasi dan

Inhibitisi kristal inhibitor. Ketiga teori ini bekerja bersama dalam membentuk batu di dalam

saluran kemih. Faktor lain termasuk diet dan infeksi daripada organism yang mempunyai enzim

urease. Penyakit batu yang sering terjadi saat meningkatnya tahun adalah batu ginjal di

bandingkan dengan batu di daerah yang lebih bawah. Tatalaksana yang dapat dilakukan

bertujuan untuk mengatasi gejala nyeri yang timbul dan mengeluarkan batu daripada saluran

kemih. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) dan Percuaneous Nephrolithotomy

(PCNL) dapat digunakan untuk mengeluarkan batu dengan seksama daripada saluran kemih.

Pencegahan dilakukan untuk mengelakkan kekambuhan pada pasien dengan motif

menghilangkan faktor resiko yang ada pada pasien. Kekambuhan dapat terjadi 50% daripada

pasien yang tidak melakukan kontrol sehingga kristal dapat tumbuh kembali di dalam saluran

kemih.

Kata kunci : Batu saluran kemih, hyperkalsiuria, supersaturasi, kristalisasi, inhibisi kristal

inhibitor, enzim urease, ESWL, PNCL

Abstract

Urinary stone disease is most frequently found abnormalities and had a different composition

depending on metabolic disorders in the body. The disease most frequently found stones are

1

Page 2: Uretherolithiasis 20

calcium stones are caused by hypercalsiuria and had various other factors for developing it.

Various theories advocated in the urinary tract stones grew; supersaturation, Inhibition of

crystallization inhibitor and crystalization. This theory has work together in shaping the stone in

the urinary tract. Other factors including diet and infection from the organism that has the

enzyme urease. Stone disease that often occurs when the year is rise in kidney stones compared

with stones in an area further down. Tatalaksana that can be done is aiming to address the pain

symptoms that arise and take out the stones from the urinary tract. ESWL and PCNL may be

used to carefully dislodge from the urinary tract. Other factors including diet and infection from

the organism that has the enzyme urease. Stone disease that often occurs when the year is rise in

kidney stones compared with stones in an area further down. Tatalaksana that can be done is

aiming to address the pain symptoms that arise and take out the stones from the urinary tract.

Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) and Percuaneous Nephrolithotomy (PCNL)

may be used to carefully dislodge from the urinary tract. Prevention is done to avoid the chance

of recurrence in patients with risk factors for eliminating the motif on the patient. Recurrence

may happen 50% than patients who don't do follow-up therapy so that the crystals can grow back

in the urinary tract.

Key words: Urinary stone disease, hypercalciuria, supersaturation, crystalization, inhibition of

crystalization inhibitor, urease enzyme, ESWL, PNCL

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Penyakit batu saluran kemih adalah kelainan yang paling sering ditemukan selain

daripada infeksi dan kelainan prostat dan dianggarkan mengenai 240,000-720,000 rakyat

Amerika setiaptahun. Lelaki lebih sering mengenai ureterolithiasis dibandingkan wanita dengan

ratio 3:1. Predominan awal tampil pada usia 30 hingga 40 tahun. Ratio pria dan wanita hampir

sama setelah dekad yang ke 6 atau 7. Calculi saluran kemih adalah agregat polikristal yang

terdiri daripada beberapa jumlah kristaloid dan sejumlah kecil matriks organik. Pembentukan

batu ini memerlukan beberapa faktor untuk berkembang dan menimbulkan gejala. Di dalam

makalah ini, dijelaskan secara umum mengenai penyakit batu saluran kemih dan

2

Page 3: Uretherolithiasis 20

penatalaksanaannya. Diharapkan para pembaca dapat gambaran umum mengenai penyakit ini

dan cara mencegahnya.1

Skenario

Seorang pria berusia 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sakit pada pinggang

kanan yang menjaar hingga ke kantong kemaluan sejak 1 minggu yang lalu. Sakit dirasakan

mendadak dan dapat hilang sendiri.

Pembahasan

Pemeriksaan Terhadap Pasien

1. Anamnesis

Anamnesa adalah riwayat kesehatan dari seorang pasien dan merupakan informasi yang

diperoleh dokter dengan cara menanyakan pertanyaan tertentu, dan pasien dapat memberikan

jawaban yang sesuai dengan pertanyaan. Sekiranya pasien berada di dalam keadaan yang

mengakibatkan dia sukar untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, seorang dokter mampu

menggunakan alloanamnesis, cara menanyakan tertentu kepada orang yang terdekat pada pasien

dalam tujuan untuk mengobati pasien. Untuk pasien yang berupa sebagai seorang anak, seorang

dokter biasanya akan berusaha memperoleh informasi:1,2

1. Nama, usia, jenis kelamin, tinggi, berat badan

2. Masalah atau komplain utama pasien dan riwayatnya

Site

Onset

Character

Radiation

Associations

Time

Exacerbating and Alleviating factors

Severity

3. Riwayat kesehatan pada masa lalu

3

Page 4: Uretherolithiasis 20

4. Indikasi kelainan pada organ

5. Riwayat keluarga

6. Riwayat pendidikan

7. Status sosial keluarga,

8. Lingkungan

9. Alergi

Antara soalan lain yang mampu diajukan pada lelaki berusia 39 tahun yang diduga

mengidap ureterolithiasis seringkali berkaitan dengan terjadinya calculi tersebut. antaranya

adalah:-1,2

a. Kenapa dia mendapat kelainan ini sekarang?

Apakah yang sering dikosumsikan oleh bapak?

Adakah bapak sering di bawah sinar matahari?

Adakah sewaktu bapak sedang bekerja bapak sering mekosumsi air?

Adakah bapak pernah mekosumsikan obat-obatan?

Adakah bapak pernah menghidap penyakit pada daerah kemaluan bapak?

Adakah bapak pernah didiagnosis penyakit lain selain ini? (Hypercalciuria,

hyperuricosuria, hyperoxaluria, asidosis tubulus renalis)

Adakah bapak pernah mempunyai kelainan pada saluran kemih bapak?

(Obstruksi pelviureteric junction, hydronephrosis, strictura ureteral)

Adakah bapak pernah dikateterisasi atau dipasangkan stent?

b. Adakah bapak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya?

c. Adakah terdapat riwayat penyakit batu pada keluarga bapak?

d. Adakah bapak mempunyai keluhan lain? (Demam, mual muntah, hematuria)

e. Adakah bapak pernah melihat kencing bapak? Dapat dijelaskan ciri kencing bapak?

(Warna, bau, volume, lampias atau tidak)

2. Pemeriksaan Fisik

4

Page 5: Uretherolithiasis 20

Pemeriksaan fisis yang dijalankan adalah bertujuan untuk mengidentifikasi dan

menunjang penyakit yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisis yang dijalankan harus bersifat

umum dengan memberikan perhatian penuh terhadap ciri-ciri daripada pelbagai penyakit yang

dapat dikaitkan dengan daerah di urogenital. Pada pemeriksaan fisis umum yang dijalankan,

diperlihatkan beberapa kriteria melalui pemeriksaan yang sistematis seperti:-2

Pemeriksaan Tanda Vital

Pemeriksaan tanda vital harus dijalankan untuk mengetahui kelainan pada tekanan darah,

denyut nadi, suhu kulit dan frekuensi pernafasan. Dalam penyakit ureterolithiasis, dapat

diperlihatkan bahawa pasien akan menunjukkan keadaan tampak sakit sedang kerana

obstruksi pada saluran kemih. Pasien juga kelihatan lebih senang bergerak-gerak

dibandingkan duduk diam seperti yang terlihat pada pasien yang menderita appendicitis.

Tanda-tanda vital lain seperti tekanan darah, frekuensi nadi, pernafasan dan suhu tidak

menunjukkan tanda yang bermakna pada pemeriksaan untuk mendiagnosis

ureterolithiasis.2

Pemeriksaan Abdomen Khusus

Pemeriksaan dijalankan berdasarkan anamnesis yang menunjukkan keluhan nyeri pada

abdomen kiri menuju ke arah kemaluan. Oleh itu, pemeriksaan ini dijalankan dalam

mengenalpasti kelainan pada ginjal pada daerah kiri dan kanan abdomen. Pada

pemeriksaan abdomen khusus ginjal, diperlihatkan beberapa kriteria melalui pemeriksaan

seperti:-2

Observasi umum

Observasi umum memberikan indikasi yang sangat diperlukan untuk melihat derajat

keparahan situasi klinis yang dialami pasien. Kebanyakan pasien, walaupun berada dalam

keadaan tidak selasa, seringkali tetap dalam situasi yang tenang. Pasien yang sering

bergerak kesakitan dapat memberikan gambaran bahawa pasien sedang menderita nyeri

viseral seperti intestinal colic atau ureteral colic, berlainan dengan keadaan pasien yang

hanya berbaring keras dan kaku yang sering diderita nyeri parietal seperti acute

appendicitis dan generalized peritonitis.2

Inspection

5

Page 6: Uretherolithiasis 20

Abdomen harus diinspeksikan sejelas mungkin sebelum diperiksa secara palpasi. Namun,

ureterolithiasis tidak dapat diperlihatkan kelainan.2

Auscultation

Auskultasi terhadap abdomen juga harus didahulukan sebelum palpasi dan perkusi

supaya tidak menganggu rasa nyeri yang diderita pasien. Namun, pada pemeriksaan

untuk ureterolithiasis tidak terdengarkan bising usus yang kurang normal.2

Percussion

Perkusi dijalankan atas beberapa sebab. Tenderness pada saat perkusi dapat diakibatkan

oleh rebound tenderness; peritoneal irritation dan nyeri parietal lain. Pada perkusi ini

juga dapat dilakukan shifting dullness untuk mengetahui kehadiran cecair bebas pada

daerah peritoneal. Pada ureterolithiasis dapat dirasakan renal angle tenderness

terutamanya jika terdapat peradangan retroperitoneal.2

Palpation

Palpasi dijalankan dengan pasien diminta menekupkan lututnya dalam keadaan berbaring

untuk mengurangkan distensi daripada otot abdomen pasien tersebut. Palpasi yang

dilakukan terdiri daripada dua, superficial yang hanya menggunakan satu tangan sahaja

terlebih dahulu untuk melokalisasikan nyeri superfisial, dan profundal yang

menggunakan kedua tangan untuk merasakan dengan lebih jelas samada terdapat

pengerasan atau kelainan lain yang dapat teraba. Sekiranya dilakukan dengan baik,

perlakuan ini dapat menenangkan pasien. Tenderness atau nyeri dan ketidakselesaan di

daerah yang ditekan melambangkan peradangan peritoneal lokal dapat menunjukkan

peradangan yang sering diketemukan pada acute abdomen.2

Nyeri yang sangat terbatas dengan bersifat lokal sering ditunjukkan pada appendicitis,

acute cholecystitis, diverticulitis dan acute salpingitis. Sekiranya terdapat nyeri yang

kurang terbatas disertai dengan guarding atau kekakuan tubuh dapat memberikan

gambaran gastroenteritis, atau peradangan lain yang tidak disertai dengan peritonitis.

Namun begitu, ureterolithiasis tidak dirasakan nyeri pada saat palpasi.2

Ginjal:3

Di bagian belakang, panggul dipalpasi secara teliti dan tekan ke dalam karena

ginjal terlindung dengan baik. Perkusi pada sudut kosto vertebra dengan telapak

6

Page 7: Uretherolithiasis 20

tangan. Pada kasus pielonefritis, perkusi ini hanya dapat dilakukan sekali sahaja

karena pasien tidak akan mengizinkan perkusi kedua.

Di bagian depan, teknik terbaik adalah palpasi bimanual. Satu tangan diletakkan

di belakang, menekan dari panggul belakang pasien dan tangan lainnya menekan

melalui dinding abdomen. Teknik Balotemen dilakukan dengan tangan terletak di

belakang mendorong ginjal ke tangan yang terletak di depan.

Sudut kosto vertebra : nyeri tekan , nyeri ketok, pembesaran ginjal.

Kadang-kadang teraba ginjal yang mengalami hidronefrosis/obstruktif.

Genitalia eksterna : teraba batu di uretra anterior.3

Colok dubur : teraba batu pada buli-buli.3

Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuh.

3. Pemeriksaan Radiologis

Foto polos abdomen dan pemeriksaan ultrasonography

ginjal dapat mendiagnosis kebanyakan batu. Spiral CT telah

muncul sebagai alatan lini pertama dalam mengevaluasi nyeri

pada abdomen. Semua batu samada radiopaque atau

radiolucent pada radiography akan terlihat pada noncontrast

CT kecuali calculi jarang yang diakibatkan protease inhibitor

indinavir. Batu yang diduga terletak pada ureterovesicular

junction dapat dilihat dengan abdominal ultrasonography

dengan bantuan gambaran penuh akustik ginjal. Secara

alternatifnya, ultrasonography transvaginal atau transrektal

dapat membantu mengidentifikasi calculi yang berdekatan

dengan ureterovesicular junction;1,4

- Ultrasonography dapat menunjukkan ukuran, bentuk dan posisi batu dan diperlukan pada

wanita hamil dan pasien yang alergi kontras radiologis. Dengan menggunakan

ultrasonography, dapat diketahui adanya batu radioluscent dan dilatasi sistem kolektikus.

Keterbatasan pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukkan batu ureter dan tidak

dapat membedakan batu kalsifikasi dan batu radioluscent.4

7

Gambar menunjukkan USG ginjal dengan batu. Gambar diunduh daripada http://www.medicexchange.com/news/wp-content/uploads/2010/08/usg-renal-stone-150x150.jpg

Page 8: Uretherolithiasis 20

- Plain abdoment roentgen dapat menunjukkan ukuran,

bentuk dan posisi. X-ray dapat membedakan batu

kalsifikasi dan dapat mengenalpasti batu dengan pelbagai

densitas. Batu dengan densitas tinggi akan menampakkan

warna putih dan sebaliknya. Tindakan ini juga merupakan

indikasi dilakukan uji kualitatif sistin pada pasien muda.

Keterbatasan pemeriksaan foto sinar tembus abdomen

adalah tidak dapat menentukan batu radioluscent, batu

kecil dan batu yang tertutup bayangan struktur tulang.

Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu dalam

ginjal dan batu luar ginjal.4

- Urogram dapat digunakan untuk mendeteksi batu

radioluscent sebagai defek pengisian seperti batu asam urat. Alat ini menunjukkan lokasi

batu dalam sistem kolektikus dan kelainan anatomis.4

- Spiral CT- Scan dan contrast.4 keduanya bersifat radioluscent pada foto polos abdomen.

4. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan urin dilakukan pada urin yang telah ditampung selama 24 jam atau urin

pada waktu yang tertentu pada pasien yang mengikuti protokol diet. Penampungan urin dengan

bahan pengawet juga dapat dilakukan. Pemeriksaan serum juga dilakukan dan dinilai pH urin

tersebut. Urinalysis pada urin yang mengalami ureterolithiasis seringkali menunjukkan

mikroskopik ataupun gross haematuria akibat daripada perdarahan kecil pada saluran kemih.

Namun begitu, sekiranya urin tersebut tidak mempunyai microhaematuria, ini tidak bermakna

pasien tersebut tiada calculi pada saluran kemihnya. Infeksi dapat dinafikan, kerana kombinasi

antara infeksi dan obstruksi saluran kemih memerlukan intervensi seperti yang dinyatakan. pH

urin dapat diperhatikan untuk mengenalpasti jenis batu yang dihidapi oleh pasien. pH urin

normal adalah 5.9 dan kadang terdapat urin alkali normal post-prandial. Dengan menggunakan

dipstick, perlbagai bacaan dapat diukur pada pemeriksaan penuh seorang pasien dengan

ureterolithiasis. Kadar persisten pH urin di bawah 5.5 menunjukkan asam urat atau batu sistin,

8

Gambar menunjukkan x-ray foto polos dengan batu ginjal. Gambar diunduh daripada http://images.radiopaedia.org/images/627352/b1fefcfa0e627c9c9be352314c58f5.jpg

Page 9: Uretherolithiasis 20

Sebaliknya, pH urin yang melebihi 7.2 mencadangkan batu struvite infeksi yang bersifat

radiopaque pada foto polos abdomen.1,4

5. Diagnosis Banding

1. Acute appendicitis

Appendicitis adalah peradangan pada daerah appendix yang berada di sebelah kanan

bawah abdomen. Pada keadaan ini, obstruksi pada saluran appendiz sehingga

mengakibatkan infeksi pada lumen organ ini dapat dirasakan nyeri yang bermula pada ulu

hati dan menjalar menuju ke arah sebelah kanan bawah abdomen. Apabila disertai

dengan peritonitis, pasien akan mengeluh nyeri pada daerah kolateral daripada pusat

nyeri tersebut. Kelainan ini dikenali s ebagai tanda Rovsing. Pasien yang mengalami

appendicitis seringkali terlihat lebih selesa duduk dengan tenang dibandingkan

melakukan aktivitas kerana peradangannya yang mengiritasi akibat pergerakan otot di

sekelilingnya. Nyeri yang timbul bersifat berterusan dan muncul secara tiba-tiba.

Berlainan dengan ureterolithiasis, appendicitis akan menunjukkan kadar urin yang

normal.2

2. Infeksi Pada Saluran Kemih

Infeksi pada saluran kemih ditandai dengan bacteriuria yang dapat bersifat simptomatik

atau asimptomatik ditandai dengan >105 organism per mL urin. Dapat berkolonisasi pada

seluruh saluran kemih dan sering terjadi pada wanita. Dapat terjadi tanpa komplikasi

(fungsi dan saluran normal) atau dengan komplikasi (fungsi dan saluran yang abnormal,

kesukaran berkemih, gangguan imun tubuh). Pasien dapat mersakan gejala seperti nyeri

pada daerah pinggang, demam, keringat dingin, muntah, dan oliguria. Dipstick dapat

menunjukkan kehadiran nitrit atau leukosit di dalam urin.2

3. Peradangan pada organ abdomen

Peradangan pada organ seperti kantong empedu, pankreas dan hati dapat menghasilkan

rasa nyeri yang teramat pada daerah abdomen.2

4. Glomerulonephritis

9

Page 10: Uretherolithiasis 20

Penyebab utama end-stage renal failure pada dewasa, termasuk diabetes insipidus dan

hypertension. Sejumlah kelainan di mana kerosakan pada filtrasi glomerular

mengakibatkan kebocoran protein dengan/tanpa darah ke dalam urin, tergantung kepada

jenis kelainannya. Pasien dapat bersifat asimptomatik atau dapat hadir dengan keluhan

haematuria, proteinuria, gagal ginjal atau hypertension.2

6. Diagnosis Kerja

Ureterolithiasis keadaan dimana terdapat batu saluran kencing, batu yang terbentuk ketika

konsentrasi substansi tertentu seperti kalium, oksalat,kalium fosfat, dan asam urat meningkat

Batu ginjal, atau dikenali sebagai calculi terdiri daripada sedimen kristal atau kristal agregat

serta mempunyai matriks organik. Batu ini terbentuk dan dijumpai khas di ductus colledocus

dan dapat dideposit di mana-mana saluran daripada pelvis renalis hingga ke urethra

tergantung kepada klasifikasinya. Batu ginjal sebagian besar mengandungi batu kalsium.

Batu oksalat, calcium oxcalate atau calsium phosphate secara bersama dapat dijumpai

sampai 65% hingga 85% dari jumlah keseluruhan ginjal.1

1. Etiopatogenesis ureterolithiasis

Batu saluran kemih adalah agregat polikristal yang terdiri daripada sejumlah kristaloid

dan jumlah kecil daripada matriks organik. Pembentukan batu memerlukan urin yang

pekat yang tergantung kepada beberapa faktor seperti pH, kekuatan ionik, konsentrasi

bahan dan kompleksitas bahan tersebut. faktor geografik juga memainkan peranan di

dalam perkembangan pembentukan batu. Kawasan dengan kelembapan yang tinggi di

samping suhu yang sedikit meninggi dapat dilihat sebagai faktor yang berperan dan dapat

dilihat bahawa insidens batu saluran kemih yang bergejala seringkali ditemukan semasa

cuaca yang panas sekali.1

Pengambilan cairan dan diet juga adalah faktor yang penting di dalam perkembangan

batu saluran kemih. Peningkatan di dalam pengambilan sodium akan meningkatkan

pengeluaran sodium dan calcium, secara tidak langsung meningkatkan pemekatan

monosodium urate (yang dapat bertindak sebagai nidus untuk pertumbuhan batu),

meningkatkan saturasi relatif daripada calcium phosphate, dan menurunkan sekresi sitrat

urin. Faktor-faktor ini yang berperan menggalakkan pertumbuhan batu. Peningkatan di

10

Page 11: Uretherolithiasis 20

dalam pengambilan protein juga akan meningkatkan pengeluaran kalsium, oksalat dan

asam urat dan menurunkan sekresi sitrat urin.1

Karbohidrat dan lemak sehingga kini masih belum dapat membuktikan mempunyai kesan

terhadap penyakit batu saluran kemih. Lapisan luar gandum dapat terlihat menurunkan

kalsium urin dengan meningkatkan peristalsis usus dan mengikat diri secara mekanik

terhadap kalsium. Pengambilan berlebihan oksalat dan purines dapat meningkatkan

insiden batu pada individu yang mempunyai faktor predisposisi. Walaupun penurunan

kalsium di dalam diet menghasilkan penurunan kalsium urin, hasilnya dalam

meningkatkan oksalat pada urin dapat menghasilkan batu oksalat. Pasien dengan

pekerjaan yang tidak aktif lebih beresiko untuk menghidap penyakit ini dibandingkan

dengan mereka dengan pekerjaan yang aktif seperti buruh binaan.1

Faktor genetik dapat menyumbang kepada pembentukan batu saluran kemih. Cystinuria

adalah satu kelainan autosomal resesif dengan pengeluaran cystine dan seringakli terlihat

menghidap penyakit batu saluran kemih yang berulang. Distal renal tubule acidosis dapat

dilihat sebagai herediter dan ureterolithiasis seringkali terjadi pada 75% daripada pasien

yang menghidap kelainan ini.1

Batu saluran kemih seringkali timbul akibat daripada ketidakseimbang antara solubilitas

dan presipitasi garam. Ginjal harus mengkonservasi air namun mereka juga harus

mengeluarkan bahan dengan solubilitas yang rendah. Kehendak yang berlawanan ini

harus seimbang ketika adaptasi terhadap aktivitas, keadaan lingkungan dan diet. Pabila

urin menjadi supersaturasi dengan bahan yang tidak larut di dalam air, akibat daripada

kadar pengeluaran yang banyak dan atau konservasi air yang berkurang, kristal akan

terbentuk dan berkembang membentuk batu. Terdapat beberapa teori yang berhubungan

dengan penghasilan batu saluran kemih:1,5

Supersaturation

Cairan dengan kristal calcium oxalate dikatakan mencapai saturasi terhadap calcium

oxalate. Sekiranya kristal tersebut dikeluarkan dan ion kalsium atau oksalat

dicampurkan ke dalam cairan, aktivitas kimia akan meningkat tetapi kristal baru tidak

akan terbentuk. Cairan ini akan dirujuk sebagai metastably supersaturated. Sekiranya

kristal calcium oxalate ditambahkan, ia akan bertumbuh lebih besar. Akhirnya,

apabila ion kalsium atau oksalat ditambahkan lagi ke dalam cairan, supersaturasi akan

11

Page 12: Uretherolithiasis 20

mencapai nilai kritikal di mana fase pepejal akan berkembang secara spontan. Nilai

ini dikenal sebagai upper limit of metastability. Perkembangan batu saluran kemih

memerlukan urin yang secara umumnya supersaturasi.5

Kalsium, oksalat dan fosfat membentuk kompleks mudah larut yang pelbagai antara

satu sama lain dan dengan substansi urin yang lain seperti sitrat. Oleh itu, aktivitas

ion bebas mereka adalah di bawah konsentrasi kimia mereka. Penurunan di dalam

ligands seperti sitrat dapat meningkatkan aktivitas ion dan akan mengakibatkan

supersaturation. Supersaturasi urin adan meningkat dengan dehidrasi atau dengan

pengeluaran berlebihan kalsium, oksalat, fosfat, sistein atau asam urat. pH urin adalah

penting; fosfat dan asam urat adalah asam yang bebas pada kadar pH urin yang

fisiologis. Urin yang alkali mengandungi lebih banyak dibasic phosphate

menghasilkan deposit brushite dan apatite. pH urin di bawah 5.5 mengandungi kristal

asam urat, manakala kristal fosfat jarang diketemukan. Solubilitas calcium oxalate

tidak dipengaruhi oleh perubahan pada pH urin. Dehidrasi ringan, pH urin yang

bervariasi dan sekresi berlebihan post-prandial dapat mengakibatkan nilai lebih

daripada normal.5

Crystallization

Apabila supersaturasi urin melebihi upper limit of metastability, Kristal akan mula

terbentuk. Debris sel dan Kristal lain yang hadir pada saluran kemih dapat bertindak

sebagai dasarpembentukan kristal, sat proses yang dikenal sebagai heterogenous

nucleation. Heterogenous nucleation menurunkan tahap supersaturasi yang

diperlukan untuk pembentukan kristal. Apabila dibentuk, nukleus kristal akan

berkembang dalam saiz sekiranya urin tersebut supersaturasi terhadap fase kristal

tersebut. kristal yang banyak akan berkembang membentuk batu saluran kemih.5

Dalam tindakan pembentukan batu, kristal harus dipertahankan di dalam pelvis

renalis cukup lama untuk berkembang dan tumbuh kepada saiz yang bermakna di

dalam klinis. Mekanisme retensi kristal seringkali dibahaskan. Kajian kini

menunjukkan batu ginjal calcium oxalate sering terbentuk akibat daripada plak

apatitepada papilaris renalis . plak ini, yang dikenal sebagai Randall’s plaque

12

Page 13: Uretherolithiasis 20

menghasilkan permukaan yang sesuai untuk heterogenous nucleation pada garam

calcium ocalate.5

Randall’s plaque bermula di dalam medullae pada membran basal pada saluran tipis

di ansa henle dan kemudian menyebar melalui interstitium menuju membran asal

urithelium papiler. Sekiranya urothelium mengalami kerosakan, plaque tersebut akan

terdedah kepada urin dan kristal calcium oxalate dan pembentukan batu akan

berjalan.5

2. Faktor Resiko Ureterolithiasis

Faktor resiko di bawah merupakan faktor utama predisposisi kejadian batu ginjal, dan

menggambarkan kadar normal dalam urin. Lebih daripada 85% batu pada laki-laki dan

70% pada perempuan mengandungi kalsium, terutamanya calcium oxalate. Predisposisi

kejadian batu khususnya batu kalsium dapat dijelaskan sebagai berikut:1,4,6

a. Calcium nephrolithiasis

Hypercalciuric (hypercalciuric calcium nephrolithiasis)

Kelainan ini dapat mengakibatkan haematuri tanpa ditemukan pembentukan batu.

Kejadian hematuri diduga disebabkan kerusakan jaringan lokal yang dipengaruhi oleh

agregasi kristal kecil. Peningkatan ekskresi kalsium dalam urin dengan atau tanpa

faktor resiko lainnya, ditemukan pada setengah daripada pembentuk batu kalsium

idiopatik. Kejadian hypercalciuria idiopatik diajukan dalam tiga bentuk;1,4,6

o Absorptive hypercalciuria adalah sekunder daripada peningkatan absorbsi

kalsium pada usus halus, terutamanya di jejunum, dan dapat dibahagikan lagi

kepada tipe I, II dan III. Type I absorptive hypercalciuria adalah tidak tergantung

kepada pengambilan kalsium. Terdapat

peningkatan kalsium urin pada diet yang normal

atau diet kurang kalsium. Type II absorptive

hypercalciuria merupakan kelainan yang

tergantung diet. Type III absorptive hypercalciuria

adalah sekunder kepada kebocoran renal

phospahte. Ini mengakibatkan peningkatan

sintesis vitamin D dan peningkatan absorbsi

kalsium di usus halus.1,4,6

13

Gambar menunjukkan batu kalsium dari ginjal. Gambar diunduh daripada http://www.urocit-k.com/gfx/stones/MS/01_calcium_oxalate.jpg

Page 14: Uretherolithiasis 20

o Resorptive hypercalciuria adalah sekunder kepada hyperparathyroidism. Pada

situasi ini, dapat dijumpai hypercalcemia, hypophosphatemia, hypercalciuria dan

peningkatan nilai PTH.1,4

o Renal hypercalciuria terjadi apabila tubuli ginjal tidak dapat menyerap kembali

kalsium yang difiltrasi dengan efisien dan mengakibatkan hypercalciuria.

Pengeluran kalsium berlebihan ini akan menghasilkan secondary

hyperparathyroidism. Kalsium serum biasanya normal.1,4,6

Hypocitraturic

Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam urin yang dapat

diakibatkan oleh diare kronis, type I renal tubular acidosis, pengobatan chronic

hydrochlorothiazide dan kadang bersifat idiopatik. Sebarang kondisi yang

menghasilkan asidosis metabolik (termasuk puasa yang panjang, hypomagnesemia

dan hypokalemia) akan menurunkan sitrat urin kerana ia akan dikosumsikan ke dalam

siklus asam sitrat di dalam mitokondria sel tubuler proksimal. Fungsi sitrat adalah

mengikat kalsium di dalam cairan, secara tidak langsung menurunkan bekalan

kalsium untuk pembentukan batu.1,4,6

Hyperuricosuric

Hyperuricosuric calcium nephrolithiasis adalah sekunder daripada diet yang

berlebihan atau kelainan metabolit asam urat. Berlainan dengan uric acid

nephrolithiasis, pasien dengan hyperuricosuric calcium nephrolithiasis biasanya

mengekalkan pH urin yang lebih tinggi daripada 5.5. monosodium urate

mengabsorbsi dan mengelakkan penghambat batu dan meningkatkan pembetukan

heterogenous nucleation. Hyperuricosuric calcium nephrolithiasis juga dapat bersifat

sekunder terhadap epitaksis, atau heterogenous nucleation. Pada situasi ini, struktur

kristal yang serupa dapat tumbuh bersama dengan bantuan infrastruktur matriks

protein.1,4,6

Hyperoxaluric

14

Page 15: Uretherolithiasis 20

Hyperoxaluric calcium nephrolithiasis adalah sekunder daripada kelainan intestinal

primer. Pasien seringkali datang dengan riwayat diare kronis yang berhubungan

dengan kelainan peradangan usus atau steatorrhea. Kontribusi oksalat dan diet

disebabkan sebagian garam kalsium oksalat yang tidak larut di lumen intestinal.

Absorbsi oksalat intestinal dan ekskresi oksalat pada urin dapat meningkat bila

kekurangan kalsium pada lumen intestinal untuk

mengikat oksalat. Peningkatan lemak usus akan

mengikat kalsium dan membentuk hasil yang seperti

sabun. Penurunan kalsium ini mengakibatkan

penurunan pengikatan dengan oksalat, yang dengan

itu akan diabsorbsi bebas. Peningkatan yang sedikit di

atas 45mg/hari dapat meningkatkan pembentukan

batu yang bermakna.1,4,6

b. Uric Acid Calculi

pH urin secara umumnya dalah 5.9. pembentuk batu asam

urat seringkali mempunyai nilai pH urin yang lebih

rendah daripada 5.5. pK asam urat adalah 5.75, di mana

setengah daripada asam urat diionisasi sebagai garam urat

dan bersifat larut di dalam air, manakala setengah lagi

menjadi tidak larut dan membentuk batu.1,4,6

c. Struvite calculi

Batu struvite

seringkali sinonim dengan batu magnesium-

ammonium-phosphate. Batu ini sangat sering

ditemukan pada wanita dengan infeksi saluran

kemih yang berulang yang menggunakan

antibiotik yang mengandungi kalsium.batu ini

jarang terbentuk tanpa intervensi endourologis

saluran kemih sebelumnya. Seringkali ditemukan

batu struvite ini secagai batu staghorn yang

15

Gambar menunjukkan batu urat. Gambar diunduh daripada http://www.herringlab.com/photos/1-UA80-M18-P2.jpg

Gambar menunjukkan batu struvit. Gambar diunduh daripada http://www.herringlab.com/photos/6-Maph93-C2-Pb5.jpg

Gambar menunjukkan batu sistin. Gambar diunduh daripada http://www.herringlab.com/photos/27-Cyst95-P5.jpg

Page 16: Uretherolithiasis 20

membesar membentuk penghalang sistem ginjal. Batu ini terbentuk secara sekunder

terhadap organisme yang membentuk urease termasuk proteus, pseudomonas,

providencia dan kadang klebsiella, staphylococcus dan mycoplasma. Infeksi saluran

kemih E. coli tidak konsisten dengan bendungan yang terjadi akibat batu ini. Batu ini

seringkali lembut dan dapat berulang dengan cepat.1,4,6

d. Cystine calculi

Batu sistein adalah hasil daripada pengeluaran abnormal cystine, ornithine, lysine dan

arginine. Cystine adalah satu satunya asam amino yang tidak larut di dalam urin. Batu ini

secara khususnya sukar untuk diobati.1,4,6

e. Faktor Resiko Lain

Penurunan jumlah urin

Diakibatkan oleh kemasukan cairan yang berkurang. Batu terbentuk akibat daripada

peningkatan reaktan dan pengurangan aliran urin.4

Jenis cairan yang diminum

Jenis cairan yang diminum dapat memperbaiki masukan cairan yang kurang.

Minuman soft drink melebihi satu liter perminggu mengakibatkan pengasaman

dengan asam fosfor dan sekaligus meningkatkan resiko penyakit batu. Beban asam

dapat meningkatkan ekskresi kalsium dan ekskresi asam urat dalam urin dan

menurunkan sitrat pada urin. Cairan lain yang mempengaruhi batu urin adalah jus

epal, jus anggur, kopi, teh dan bir.4

Ginjal Spongiosa medulla

Pembentukan batu kalsium meningkat pada kelainan ginjal spongiosa, terutama

pasien dengan predisposisi faktor metabolik hypercalsiuric aatu hyperuricosuric.

Kejadian ini diperkirakan akibat adanya kelainan ductus colecticus terminalis dengan

daerah statis yang memacu presipitasi kristal atau kelekatan epitel tubulus.4

Batu Calcium Phosphate dan Asidosis Tubulus Ginjal Tipe I

Faktor resiko batu calcium phosphate pada umumnya berhubungan dengan faktor

resiko yang sama dengan batu calcium oxalate. Keadaan ini pada beberapa kasus

diakibatkan ketidakmampuan menurunkan nilai pH urin.4

16

Page 17: Uretherolithiasis 20

Masukan sodium chloride

Natrium yang tinggi dapat meningkatkan ekskresi kalsium. Hubungan ini dikaitkan

dengan sebagian reabsorbsi kalsium secra pasif mengikuti natrium dan air pada

tubulus proksimalis dan sepanjang saluran ansa Henle. Penurunan reabsorbsi natrium

proksimal disebabkan volume berlebih menyebabkan pengurangan transportasi

kalsium dan peningkatan ekskresi urin.4

Masukan protein

Masukan protein tinggi umumnya dihubungkan dengan peningkatan insidens

penyakit batu. Hal ini disebabkan peningkatan kalsium dan asam urat, fosfat dan

penurunan ekskresi sitrat. Masukan protein dan metabolisme purin dan sulfur

menghasilkan asam amino dan asam urat yang dapat memicu pembentukan batu

kalsium.4

Masukan Kalsium

Masukan Kalsium memiliki efek paradoks pada pembentukan batu. Diet kalsium

yang tinggi diperkirakan dapat menimbulkan penyakit batu, meskipun insidens

pembentukan batu ditemukan menurun pada kelompok pria dan wanita. Pengikatan

oksalat diet menjelaskan berkurangnya absorbsi dan pengurangan ekskresi oksalat

pada urin.4

Masukan Kalium

Diet tinggi kalium dapat mengurangi resiko pembentukan batu dengan menurunkan

ekskresi kalsium dan dengan meningkatkan ekskresi sitrat dal urin 4

Diet lain seperti vitamin C

Vitamin C atau ascorbic acid adalah salah satu faktor pembentukan batu kalsium

oksalat. Secara in vivo, asam askorbat dapat dimetabolisisr menjadi oksalat yang

diekskresikan melalui urin. 4

17

Page 18: Uretherolithiasis 20

Masukan air

Dengan menurunnya volume urin, maka tingkat kejenuhan calcium oxalate meningga

sehingga terjadinya kemungkinan pembentukan kristal.4

3. Manifestasi Klinis

Pasein dapat bersifat asimptomatik atau mengalami kolik pada daerah ginjal. Rasa kolik

ini dapat dijelaskan melalui dua mekanisme; dilatasi sistem sumbatan dengan peregangan

reseptor sakit dan iritasi lokal dinding ureter atau dinding pelvis ginjal disertai edema dan

penglepasan mediator sakit. Kolik ini dapat terlihat dengan spasme yang memedihkan

daripada ‘loin to groin’ atau hingga genital atau celah selangkangan, disertai dengan

mual atau muntah. Pasien seringkali tidak dapat berbaring tenang akibat daripada

peradangan pada peritonitis. Obstruksi ginjal dapat dirasakan pada daerah di antara iga

dan sudut lateral otot lumbal (seperti nyeri iritasi saraf intercostal namun bersifat kolik)

obstruksi pada mid-ureter dapat menyerupai appendicitis/diverticulitis. Obstruksi pada

saluran bawah dapat membawa kepada gejala iritasi kandung kemih dan rasa nyeri di

scrotum, ujung penis atau labia mayora. Obstruksi pada kandung kemih dan urethra

dapat mengakibatkan nyeri panggul, dysuria dan gangguan pada saat berkemih. Infeksi

saluran kemih dapat hadir bersama dan meningkat pada gangguan berkemih. Gejala lain

yang dapat terjadi adalah haematuria, proteinuria, sterile pyuria dan anuria.2

4. Epidemiologi

Ureterolithiasis menurut tempatnya digolongkan menjadi batu ginjal (urolithiasis) dan

batu kandung kemih (uterolithiasis). Ureterolithiasis merupakan keadaan yang abnormal

di dalam kandung kemih dan mengandungi komponen kristal serta matriks organik.

Ureterolithiasis merupakan penyebab terbanyak kelainan di saluran kemih. Di negara

maju seperti Amerika Serikat, Eropah, Australia dan sebagainya, batu saluran kemih

banyak dijumpai di saluran kemih bahagian atas sedangkan di negara yang sedang

berkembang, seperti India, Thailand dan Indonesia lebih memperlihatkan batu kandung

kemih. Di daerah Semarang, sejak tahun 1979 proporsi batu ginjal dijumpai relatif

meningkat dibandingkan proporsi batu kandung kemih. Peningkatan kejadian batu pada

saluran kemih bahagian atas terjadi di abad ke-20 khususnya di daerah bersuhu tinggi dan

dari negara yang sudah berkembang. Epidemiologi batu saluran kemih bahagian atas di

18

Page 19: Uretherolithiasis 20

negara berkembang dijumpai ada hubungan dengan perkembangan ekonomi serta dengan

pengeluaran biaya untuk kebutuhan makanan perkapita.4

Di beberapa rumah sakit di Indonesia dilaporkan perubahan proporsi batu ginjal

dibandingkan batu saluran kemih bahagian bawah. Hasil analisis jenis batu ginjal di

Laboratorium Patologi Klinik Universitas Gadjah Mada menunjukkan kenaikan proporsi

batu ginjal dibanding proporsi batu kandung kemih. Di Rumah Sakit Dr. Kariadi

Semarang pada tahun 1979 telah merawat 52/10000 pasien rawat inap. Pada tahun 1981-

1983 dilaporkan dari 634 pasien batu saluran kemih didapatkan 337 pasien batu ginjal.

Pada Rumah Sakit Dr. Sardjito tahun 1986 dilaporkan prevalensi batu saluran kemih

sebesar 80/10000 pasien rawat inap. Batu ginjal yang ditemukan 79 daripada 89 pasien

batu saluran kemih tersebut. Hampir keseluruhan pasien datang dengan masalah batu

ginjal yang dilaporkan. Di Amerika Serikat, kejadian batu ginjal dilaporkan sekitar 7-10

pasien untuk 1000 pasien rumah sakit dan insidens dilaporkan 7-21 pasien untuk setiap

10,000 pasien dalam setahun.4

7. Pencegahan

Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun batu

saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Umumnya pencegahan dapat berupa

menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine sebanyak 2-3 liter

per hari, diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu, aktifitas harian yang

cukup dan pemberian medikamentosa. Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi

kekambuhan adalah diet rendah protein karena protein akan memacu ekskresi kalsium urin dan

menyebabkan suasana urin menjadi lebih asam.Diet rendah oksalat, diet rendah garam karena

natriuresis akan memicu timbulnya hiperkalsuria dan diet rendah purin.

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk ureterolithiasis lebih bertujuan untuk mengatasi gejala dan

mengurangi kadar berulang batu saluran kemih. Dalam status mengatasi gejala, harus dingatkan

bahawa batu saluran kemih dapat menimbulkan keadaan darurat bila batu turun dalam ductus

coledochus dan mengakibatkan kelainan sebagai kolik ginjal atau infeksi di dalam sumbatan

19

Page 20: Uretherolithiasis 20

saluran kemih. Tindakan emergensi ditujukan kepada pasien dengan kolik ginjal. Pasien

dianjurkan untuk tirah baring dan dicari penyebab lain. Spasme analgesic diberikan atau

prostaglandin synthesis inhibitor diberikan untuk mngurangkan rasa sakit. 1,2,4

Untuk mengurangi kadar berulangnya batu saluran kemih, pasien harus mencapai datatus

bebas batu di saluran kemih. Fragmen batu kecil dapat bertindak sebagai nidus untuk

perkembangan batu seterusnya. Pasien ini harus dievaluasi dengan benar untuk mengurangi

kadar berulangnya kejadian batu. Pembentuk batu asam urat dapat berulang dalam beberapa

bulan sekiranya terapi yang sesuai tidak dijalankan. Sekiranya tiada pengobatan medis dijalankan

setelah pembedahan pengeluaran batu, batu dapat berulang dalam 50% daripada pasien di dalam

5 tahun. Salah satu usaha untuk mengurangkan berulangnya batu saluran kemih adalah

pengambilan cairan yang banyak. Volume absolut tidak diketahui tetapi pengambilan cairan

sebanyak dua kali ganda disarankan. Pasien digalakkan untuk mengambil air semasa

mengkosumsi makanan, 2 jam setelah makan dan sebelum tidur siang dan mengambil cairan

tambahan pada waktu malam. Peningkatan cairan hanya sewaktu siang hari tidak dapat

mendilusikan urin yang supersaturasi dan akhirnya mengakibatkan batu yang baru.

Penatalaksanaan untuk setiap jenis batu adalah sepertiyang berikut;-1

Jenis Batu Saluran Kemih PenatalaksanaanCalcium Nephrolithiasis

Hypercalciuric Absorptive hypercalciuric Menurunkan absorbsi kalsium di usus

Cellulose phosphate dapat mengikat kalsium dan menurunkan absorbsi usus halus. Tidak menganggu mekanisme transport usus. Harus diberikan dengan makanan untuk meningkatkan availabilitas terhadap kalsium. Penggunaan tidak teratur dapat mengakibatkan seimbang kalsium negatif dan stimulasi sekunder paratiroid. Penggunaan jangka lama tanpa follow-up metabolik dapat mengakibatkan hypomagnesuria dan hyperoxaluria sekunder dan batu kambuh.

Thiazide dapat digunakan secara alternatif di dalam pengobatan type I absorptive hypercalciuria. Menurunkan

20

Page 21: Uretherolithiasis 20

Resorptive hypercalciuria

Renal hypercalciuria

Hyperuricosuric

Hyperoxaluric

Hypocitraturic

ekskresi kalsium ginjal tetapi tidak mempunyai kesan bermakna pada absorbsi usus.

Penurunan kalsium sebanyak 50% dapat menurunkan type II absorptive hypercalciuria kepada nilai normal.

Orthophosphate dapat menghambat sintesis vitamin D pada type III absorptive hypercalciuria.

reseksi paratiroid dapat mengurangkan penyakit hyperparathyroidism dan penyakit batu.

Thiazide

Diet hambatan purin atau terapi allupurinol

Supplement kalsium secara oral untuk mengikat oksalat di dalam usus

Pengambilan cairan yang berlebihan

Potassium citrate

Uric Acid Calculi Potassium citrate diberikan untuk meningkatkan pH urin secara sediaan cairan.

Nitrazine pH digunakan untuk memonitor keberkesanan alkalisasi urin.

Allupurinol diberikan sekiranya hyperuricemia hadir.

Struvite Calculi Antibiotik preoperatif Irigasi postoperatif Acetohydroxamic acid dapat

menghambat urease tetapi tidak ditoleransi dengan baik akibat aktivitas gastrointestinal.

Cystine Calculi Meningkatkan pengambilan cairan Alkalisasi urin Penicilamine dan tiopronin

Pengobatan pembedahan berupa mengeluarkan batu daripada saluran kemih. Paksaan

cairan secara intravena tidak dapat mendorong batu keluar menuruni ureter. Peristalsis yang

21

Page 22: Uretherolithiasis 20

efektif yang membawa bolus urin menuruni ureter memerlukan dinding ureter untuk menjepit

antara satu sama lain, di mana sistem dilatasi yang besar tidak dapat lakukan. Selain itu, diuresis

adalah tidak sesuai dan dapat meningkatkan rasa nyeri. Demam dapat terjadi menunjukkan

infeksi, drainase harus dilakukan pada keadaan darurat melalui kateterisasi atau saluran

percutaneous nephrostomy. Antibiotik sahaja tidak membantu tanpa drainase.1

Bendungan aliran urin oleh batu ereter seringkali terjadi di tiga daerah; ureteropelvic

junction, penyilangan ureter di pembuluh darah iliaca dan sebaik sahaja ureter memasuki

kandung kemih pada ureterovesicular junction. Prediksi aliran batu yang spontan tidak dapat

dijangka. Batu dengan diameter kurang daripada 6mm yang dapat terlihat pada radiografi

abdomen akan berlalu secara spontan. Observasi konservatif dengan pengobatan tahan nyeri

adalah sesuai untuk 6 minggu pertama. Terdapat bukti bahawa kortikosteroid, α- blocker, dan

calcium channel blocker dapat meningkatkan aliran batu pada batu ureter yang diperhatikan. α-

Blocker adalah selamat dan sangat diterima tubuh pasien. Obat yang sering digunakan adalah

tamsulosin, terazosin atau doxazosin. Sekiranya aliran spontan batu gagal, samada akibat

progresi batu yang kurang atau intoleransi nyeri yang kurang, intervensi terapi diperlukan.1

Batu ureter distal dapat dibuang samada dengan ekstraksi batu ureteroscopic atau secara

in situ extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL). Ekstraksi batu ureteroskopik melibatkan

kemasukan endoskopi melalui urethra dan memasuki ureter. Dibawah penglihatan langsung,

ekstraksi penuh atau fragmentasi sebelum ekstraksi di lakukan. Komplikasi semasa ekstraksi

endoskopik meningkat setelah 6 minggu observasi konservatif. Indikasi awal untuk intervensi

termasuk nyeri parah yang tidak responsif terhadap medikasi, demam, mual muntah yang

persisten sehingga memerlukan hidrasi intravena, sosialisasi yang memerlukan ke kerja atau

dalam saat liburan. Kebanyakan batu saluran kemih bagian atas yang memasuki kandung kemih

dapat keluar melalui urethra dengan rasa yang kurang selesa.1

In situ ESWL secara alternatifnya, menggunakan tenaga luaran yang akan memfokuskan

kepada batu tersebut. tenaga ini bersifat adisi, menghasilkan kecederaan jaringan minimal

kecuali pada tempat batu itu diposisikan dengan bantuan fluoroscopy ataupun ultrasonography.

Ini dapat dilakukan di bawah anastesi sebagai prosedur rawat inap dan seringkali mengakibatkan

fragmentasi batu. Kebanyakan fragmen batu akan berlalu di dalam 2 minggu, tetapi mereka yang

tidak keluar dalam 3 bulan tidak akan berlalu tanpa intervensi lain. Wanita hamil sebaiknya tidak

22

Page 23: Uretherolithiasis 20

diobati dengan SWL untuk batu di ureter bahagian bawah kerana hasil terhadap ovari tidak

diketahui.1

Batu proksimal atau midureter yang terletak atas daripada daerah inferior sendi

sacroiliaca dapat diobati dengan SWL atau ureteroscopy. SWL dihantarkan secara langsung

kepada batu tanpa perlu didorong kembali ke atas pelvis renalis. Untuk membantu memastikan

drainase yang secukupnya setelah ESWL, double J ureteral stent sering diletakkan tetapi tidak

memastukan fragmen batu untuk keluar. Kadang-kadang, fragmen batu dapat mengobstruksi

ureter setelah SWL. Pengurusan konservatif akan menghasilkan resolusi spontan dengan

berlalunya fragmen batu. Sekiranya ini tidak berjaya, drainase proksimal yang secukupnya

melalui tube percutaneous nephrostomy dapat membantu aliran. Dalam kasus yang jarang,

ekstraksi ureteroscopic amat diperlukan.1

Pasien dengan renal calculi yang muncul tanpa nyeri, infeksi saluran kemih atau

obstruksi tidak perlu diobati. Mereka harus mengikuti radiografi abdomen bersiri atau

pemeriksaan ultrasonography ginjal. Sekiranya batu tersebut membesar atau berubah menjadi

simptomatik, intervensi harus dilakukan. Batu ginjal yang diameter kurang daripada 2 cm adalah

sebaiknya diobati dengan SWL. Batu yang terletak pada calix inferior seringkali menghasilkan

kadar bebas batu yang suboptimal diukur pada 3 bulan melalui x-ray. Batu seperti ini atau

dengan diameter yang lebih lebar sebaiknya diobati dengan percutaneous nephrolithotromy.

Lindungan antibiotik perioperatif dapat digunakan atas dasar kultur urin preoperatif.1

9. Komplikasi

Sebelum pembaikan, pasien dengan ureterolithiasis dapat terdedah dengan beberapa

komplikasi yang parah. Antaranya adalah gagal ginjal akut. Gagal ginjal akut terjadi akibat

daripada tersumbatnya batu ginjal pada tubulus colledochus renalis sehingga urin tidak dapat

keluar menuju ke arah ureter. Sehubungan dengan ini, penyumbatan saluran kemih dapat

mengakibatkan penumpukan urin dan menghasilkan hydronephrosis, pembesaran dilasi kaliks

ginjal akibat daripada tiadanya saluran keluar untuk urin sehingga mengakibatkan atrofi

progresif terhadap ginjal. Infeksi saluran kemih juga dapat terjadi terutamanya daripada bakteri

yang menghasilkan urease akibat daripada pemekatan urin di dalam kandung kemih pada batu di

kandung kemih.2,4,6

23

Page 24: Uretherolithiasis 20

10. Prognosis

Setelah pengeluaran total batu ginjal, follow up therapy harus dilakukan untuk mengobati

faktor pencetus setiap jenis batu. Kebanyakan batu dapat dikeluarkan tanpa menghasilkan

sebarang kesulitan terhadap saluran kemih pasien. Namun begitu, kekambuhan batu seringkali

terjadi. Sekiranya pengobatan medis tidak dilakukan untuk mengobati faktor pencetus, batu

dapat kambuh secara umumnya 50% daripada pasien dalam jangka waktu 5 tahun. Kekambuhan

ini seringkali terjadi akibat tidak terubatnya faktor resiko seperti hypercalciuria, hyperuricosuric

dan sebagainya. Walaupun penyakit ureterolithiasis mempunyai prognosis yang baik,

sebahagian kecil pasien tanpa gejala dapat menimbulkan gagal ginjal kronik yang progresif.1,6

Kesimpulan

Dengan melakukan tugas makalah mandiri ini, dapat dipastikan bahawa ureterolithiasis

adalah satu kelainan metabolik yang terjadi di sistem urogenital. Kelainan ini mempunyai sebab

yang pelbagai tergantung kepada jenis calculi yang terhasil daripada kelainan ini. Peningkatan di

dalam garam mineral dan penurunan penghambat batu ginjal dapat berkontribusikan kepada

terbentuknya batu ginjal ini. Kelainan abnormal ini dapat mengakibatkan nyeri yang kuat pada

daerah pinggang dan menuju ke arah supra pubis dengan berlalunya batu kemih menerusi

saluran kemih. Penatalaksanaan yang terbaik adalah dengan mengeluarkan batu tersebut dengan

dinamis dan mengurangkan rasa nyeri tersebut dengan α-blocker. ESWL dan ureteroscopic stone

extraction dapat sangat sesuai digunakan untuk batu ureter distal. Pasien yang menjalani

pembedahan mempunyai prognosis yang baik walaupun mempunyai kadar kekambuhan yang

tinggi. Pencegahan harus diperketatkan untuk mengelakkan kekambuhan yang dapat terjadi.1-5

Daftar Pustaka

24

Page 25: Uretherolithiasis 20

1. McPhee S.J., Papadakis M.A. 2010 Current medical diagnosis and treatment 24 th edition.

Dalam Urinary stone disease. McGraw Hill Companies; 2010; 857-860.

2. Murray Longmore, Wilkinson I.B, Davidson E.H, Alexander Foulkes, Rafi A.R. Oxford

handbook of clinical medicine 8th edition. Oxford University Press, 2010; 60,61, 292-295,

636-641.

3. Welsby P.D. Pemeriksaan organ-organ spesifik. Pemeriksaan Fisik dan Anamnesis Klinis.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta:2010.

4. Dalam Mochammad Sja’bani. Batu saluran kemih. ; 1025-1032

5. Faucin A.S, Braunwald Eugene, Hauser S.L, Longo D.L, Loscalzo Joseph J.J. Harrison’s

principles of internal medicine 17th edition. Dalam nephrolithiasis. McGraw Hill Companies,

2008; 1815-1821

6. Warrell D.A, Cox T.M, Firth J.D, Edward J, Benz. Oxford textbook of medicine 4 th edition.

Dalam Unwin R.J, Robertson W.G, Giovambattista Capasso. Urinary stones,

nephrocalcinosis and renal tubular acidosis. Oxford University Press, 2003; 2746-2750

25