urbanisasi ii

Upload: ekapuri

Post on 21-Jul-2015

262 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

URBANISASIKuliah 6

TEORI URBANISASI:Teori-teori migrasi terutama teori mengenai Pull and Push Factor, o Faktor penarik Urbanisasi: Kehidupan kota yang lebih modern Sarana dan prasarana kota lebih lengkap Banyak lapangan pekerjaan di kota Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas1.

TEORI URBANISASI:Faktor Pendorong Urbanisasi: -Lahan pertanian semakin sempit -Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya -Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa -Terbatasnya sarana dan prasarana di desa -Diusir dari desa asal -Memiliki impian kuat menjadi orang kayao

Teori tentang transformasi spasial Core (pusat) : tempat terjadinya perubahan utama Periphery (pinggiran) : wilayah yang pertumbuhannya ditentukan oleh pusat

Perkembangan sistem kota dari situasi kesenjangan menuju keseimbangan funsional yang terintegrasi secara spasial

Tahap 1 (Pre-industrial).Permukiman

berskala kecil pada masyarakat agraris yang terisolasi dan terpencar dengan tingkat mobilitas rendah

Tahap 2 (Transitional).Kegiatan

ekonomi mulai terkonsentrasi pada lokasi yang memiliki akses terbaik karena adanya akumulasi modal. Aktivitas perdagangan dan mobilitas penduduk mulai meningkat yang didorong oleh kegiatan di lokasi pusat

Tahap 3 (Industrial). Biaya

produksi dan harga tanah di pusat semakin mahal. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan masyarakat mulai menyebabkan munculnya pusat-pusat lain sehingga menimbulkan gejala dekonsentrasi. Interaksi antar lokasi semakin kuat seiring dengan membaiknya infrastruktur transportasi.

Tahap 4 (Post-industrial). Sistem

perkotaan mulai terintegrasi dan kesenjangan wilayah semakin menurun. Distribusi kegiatan ekonomi pada beberapa lokasi mendorong terjadinya spesialisasi dalam hal pembagian kerja dan produksi.

TEORI URBANISASI:3. Sukamto Rekso Hadiprojo & Todaro & Tolley dan Thomas: Kaitan antara urbanisasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita. Namun demikian hubungan bahwa tingkat urbanisasi tinggi akan berhubungan dengan PDRB yang tinggi tidak jelas terlihat untuk provinsiprovinsi di Indonesia.

TK URBANISASI DAN PDRB PER KAPITA TAHUN 2010P rovinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau S atera um DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali dan Nusa Teng ara g Ting kat PD B per K R apita Urbanisasi (Juta R upiah) 28,12 49,16 38,74 39,17 30,68 35,79 30,95 25,70 49,22 82,83 39,08 100,00 65,69 45,72 66,44 47,58 67,01 58,52 60,21 41,73 19,34 39,21 7,3583 9,1387 8,0175 17,6409 5,6480 8,5547 4,8559 5,0346 8,8832 24,4665 9,2446 41,1816 7,4761 5,7746 6,0860 9,1331 8,3138 9,9279 7,4229 4,4569 2,6755 4,7013

TK URBANISASI DAN PDRB PER KAPITA TAHUN 2010P rovinsi Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur K alim antan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo **) Sulawesi Barat **) S ulawesi Maluku Maluku Utara Maluku Papua Barat **) Papua P apua Indonesia Ting kat P R per K DB apita Urbanisasi (Juta R upiah) 30,21 33,46 42,05 62,08 42,06 45,21 24,32 36,66 27,38 34,00 22,88 33,64 37,13 27,09 33,08 29,95 25,96 26,81 49,79 6,8909 8,4938 8,4581 31,1217 13,8046 8,0909 6,6175 6,3719 5,4763 2,8048 4,0947 6,1533 2,7723 2,9238 2,8335 11,4221 7,9835 8,7111 9,3486

UKURAN-UKURAN URBANISASI: Tingkat

Urbanisasi: Persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan Urbanisasi: Perubahan tingkat urbanisasi selama satu periode tertentu Rasio penduduk perkotaan-perdesaan Perubahan urbanisasi Indeks primasi Rank-size-rule Distribution

RANK-SIZE RULE DISTRIBUTION

George Zipf (1949), menyusun teori ukuran peringkataturan untuk menjelaskan ukuran kota-kota di suatu negara. Kota kedua dan kemudian kota-kota kecil harus mewakili proporsi kota terbesar. Contoh, jika kota terbesar di sebuah negara terdapat satu juta warga negara, kota kedua akan berisi setengah pertama, atau 500.000. Kota ketiga berisi sepertiga 333.333, keempat akan berisi -seperempat atau 250.000, dan seterusnya. Beberapa negara 'hierarki perkotaan agak cocok dengan skema Zipf, ahli geografi berpendapat bahwa model harus dilihat sebagai model probabilitas dan penyimpangan yang diharapkan.

RANK SIZE RULEMenurut Zipf (1941) rank size rule merupakan besaran penduduk dari kotakota pada suatu negara memiliki suatu pola yang menjelaskan ukuran dan rangking kota-kota tersebut dalam negara.

Pn=P1/nPn = jumlah penduduk pada kota dengan ranking ke-n P1 = jumlah penduduk pada kota terbesar n = ranking kota

RANK SIZE RULE (LANJUTAN)

Gambar 1. Rank Size Rule Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2005 - Hasil Supas 2005

RANK SIZE RULE (LANJUTAN)

14

Gambar 2. Rank Size Rule Kota di Indonesia Tahun 2005 - Hasil SUPAS 2005

PRIMACY INDEXDigunakan untuk mengetahui kota utama di suatu negara. Kota Utama adalah kota terbesar yang peling dominan di suatu wilayah.

PRIMACY INDEX

K1 PI = K 2 + K3 + K 416

K1 = jumlah penduduk di kota terbesar pertama K2 = jumlah penduduk di kota terbesar kedua K3 = jumlah penduduk di kota terbesar ketiga K4= jumlah penduduk di kota terbesar keempat

PRIMACY INDEXINDEK PRIMASI DAN RANK SIZE RULE PROVINSI LAMPUNG, TAHUN 2005K a b u p a te n / K o ta R a n k in g(1 ) (2 )

J u m la h Actual R a n k S iz e S iz e E x p e c t a n c y Penduduk siz e R u le(3 ) (4 ) (4 ) (4 )

S e lisih(6 )

P r im a c y Indeks(7 )

17

Lampung Selatan Lampung Tengah Lampung Timur Tanggamus Bandar Lampung Tulang Bawang Lampung Utara Lampung Barat Way Kanan Metro J u m la hSumber : SUPAS 2005

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1.281.104 1.129.352 919.274 821.119 793.746 750.672 554.617 378.005 359.945 128.343 7.116.177

1,00 0,88 0,72 0,64 0,62 0,59 0,43 0,30 0,28 0,10

1,00 0,50 0,33 0,25 0,20 0,17 0,14 0,13 0,11 0,10

1.281.104 640.552 4 8 8 .8 0 0 427.035 4 9 2 .2 3 9 320.276 5 0 0 .8 4 3 256.221 5 3 7 .5 2 5 213.517 5 3 7 .1 5 5 183.015 3 7 1 .6 0 2 160.138 2 1 7 .8 6 7 142.345 2 1 7 .6 0 0 128.110 233

0 ,6 3

PRIMACY INDEXIndeks Primasi Kota Utama di Indonesia Tahun 1990, 2000, dan 2005No K o ta Ju m lah p end ud uk 199 0 17.105.337 7.277.40 8 5.259.45 4 3.514.06 7 20 00 21 .18 6.3 86 8.1 71.906 5.8 52.592 3.5 21.171 20 05 1 990 Indek s P rim asi 20 00 1,20 7 20 05 1,256

1 2 3 4

Jabo de tabek G erba ng k ertasusila B a ndu ng R aya M ebid ang

23.655 .31 1 1,066 8 .61 9.4 47 6 .34 8.0 30 3 .86 6.2 26

URBANISASI;

PROSES DAN PERKEMBANGAN PERKOTAAN

KOTA Fungsi:

pusat kegiatan ekonomi, sosial, politik dan budaya suatu masyarakat (masyarakat kota dan wilayah pendukung sekitarnya/ hinterland) Sistem perkotaan yang baik di suatu negara/daerah ditandai dengan terdapatnya distribusi kota-kota yang harmonis (tidak ada kota primasi) dan terdapat pertumbuhan kota yang seimbang dan sehat (tidak terdapat kota-kota parasit)

KOTA PRIMASI

Contoh Paris, yang benar-benar mewakili dan berfungsi sebagai fokus dari Perancis. Paris mendominasi pengaruh negara dan merupakan titik fokus nasional. Ukuran kota Paris dan aktivitasnya menjadi faktor daya tarik yang kuat, membuat migrasi masuk ke kota dan menyebabkan primasi kota menjadi lebih besar dan lebih tidak proporsional ke kota-kota kecil di negara ini. Aturan kota primasi dapat diterapkan ke daerah yang lebih kecil; misal kabupaten. Sebagai contoh: Negara Bagian California kota utama Los Angeles, dengan populasi wilayah metropolitan 16 juta, yang lebih dari dua kali lipat San Francisco dari 7 juta.

CONTOH NEGARA-NEGARADENGAN KOTA UTAMA

Paris (9,6 juta) adalah jelas fokus dari Perancis, sementara Marseilles memiliki populasi 1,3 juta. Inggris, London sebagai kota primasi (7 juta) sedangkan kota terbesar kedua, Birmingham, adalah rumah bagi hanya satu juta orang. Mexico City, Meksiko (8,6 juta) Mengalahkan Guadalajara (1,6 juta). Sebuah dikotomi besar ada antara Bangkok (7,5 juta) dan kota kedua, Nanthaburi (481.000) di Thailand.

CONTOH NEGARA-NEGARAYANG KURANGNYA KOTA UTAMA

India yang paling padat penduduknya adalah kota Mumbai (dulu Bombay) dengan 16 juta; kedua adalah Kolkata (sebelumnya Kalkuta) dengan lebih dari 13 juta; dan ketiga adalah kurang dari 13 juta. Cina, Kanada, Australia, dan Brasil adalah contohcontoh tambahan negara non-kota utama. Memanfaatkan wilayah metropolitan penduduk daerah perkotaan di Amerika Serikat, kita menemukan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki kota utama sejati . Dengan New York City populasi wilayah metropolitan pada sekitar 21 juta, peringkat kedua Los Angeles pada 16 juta, dan bahkan peringkat ketiga Chicago di 9 juta, Amerika tidak memiliki kota utama.

POLA-POLA KOTA (1) Pola

sentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung berkumpul atau berkelompok pada satu daerah atau wilayah utama. Area utama tersebut merupakan daerah yang ramai dikunjungi serta dilewati oleh banyak orang pada pagi, siang, dan sore hari namum sunyi di malam hari. Pola desentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung menjauhi titik pusat kota atau inti kota sehingga dapat membentuk suatu inti / nukleus kota yang baru.

POLA-POLA KOTA (2)Pola nukleasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang mirip dengan pola penyebaran sentralisasi namun dengan skala ukuran yang lebih kecil di mana inti kegiatan perkotaan berada di daerah utama. Pola segresi adalah pola persebaran yang saling terpisah-pisah satu sama lain menurut pembagian sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Dan jika kita umpamakan dengan papan permainan dart atau papan target anak panah, maka pusat kota berada pada pusat papan dart atau papan target anak panah dan begitu seterusnya garis-garis lingkaran yang mengelilinginya berurutan adalah wilayah sub urban atau sub urban, kemudian diikuti dengan daerah urban dan yang terakhir adalah

D K I J A K A R T A

J

shape daerah masy. kelas atas

PERGERAKAN PEMBANGUNAN JABODETABEKReklamasi/ Teluk Naga / Batu waterfront city Ceper Serpong/Bint aro

Pulogadung / Cakung

Cilangkap/ Cibubur Depok/ Cimanggis Cibinong / Kota Citeureu Bogor p dan sekitarn ya

DAMPAK URBANISASI TERHADAP KETENAGAKERJAAN TPAK meningkat tajam, terutama pada kelompok usia paling produktif (15-29 tahun) Tingkat pengangguran yang tinggi di Kota Maraknya orang yang bekerja di sektor informal Pekerjaan yang didapat tidak sesuai bidangnya.

CIRI-CIRI PENGANGGURAN DI KOTA Komposisi berdasarkan jenis kelamin (Pr>Lk) Komposisi berdasarkan umur (kel usia muda) Tingkatkan pendidikan (Pendidikan menengah) Tingkat pengangguran di Ibukota lebih rendah daripada tingkat pengangguran di kota-kota lain.

SEKTOR FORMAL DAN INFORMAL

sektor informal Mereka yang tidak bisa diklasifikasikan kedalam salah satu sektor di Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI), seperti, pemulung, pekerja seks. Orang-orang yang bekerja dilihat dari status pekerjaan: Berusaha sendiri Pekerja tidak dibayar Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar. Orang-orang yang bekerja dilihat dari status dan jenis pekerjaannya

sektor informal Orang-orang yang cara kerjanya tidak teratur, tidak mempunyai hubungan dengan perusahaan, waktu tidak teratur, tidak ada status hukum dari usaha yang dijalankan. Keanekaragaman kegiatan kelompok miskin di kota dalam mempertahankan hidup serta kaitannya dengan kehidupan kota.

sektor informal Menurut ILO: Mereka yang terlibat dalam sektor informal pada umumnya miskin, kebanyakan dalam usia kerja utama, pendidikan rendah, upah yang diterima dibawah upah minimum, modal usaha rendah, memungkinkan mobilitas vertikal.

sektor informal Menurut ILO: Mereka yang terlibat dalam sektor informal pada umumnya miskin, kebanyakan dalam usia kerja utama, pendidikan rendah, upah yang diterima dibawah upah minimum, modal usaha rendah, memungkinkan mobilitas vertikal.

sektor informal Menurut Keith Hart (Antropolog, 1970) Penghasilan dari sektor informal: sah dan tidak sah. Sah: - Keg. Primer dan sekunder - Usaha Tersier - Distribusi kecil-kecilan - Jasa Lain - Transaksi pribadi Tidak sah : - Jasa: pasar gelap - Transaksi: copet

Ciri-ciri sektor informal di Indonesia: Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik Tidak memiliki izin usaha Pola usaha tidak teratur Usaha pemerintah membantu golongan lemah tidak sampai ke sektor ini Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub-sektor ke subsektor lainnya Teknologi primitif Modal kecil Tidak diperlukan pendidikan formal Unit usaha termasuk golongan one-man-enterprise Sumber modal sendiri atau badan keuangan tak resmi Hasil produksi umumnya dikonsumsi golongan masyarakat berpenghasilan kecil dan menengah.

CIRI AKTIFITAS INFORMAL Mudah

untuk di masuki Bersandar pada sumberdaya lokal Usaha milik sendiri Kegiatannya dalam skala kecil Padat karya dan teknologinya bersifat adaptif Keterampilan dapat diperoleh dari luar sistem sekolah formal Tidak terkena langsung oleh regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif

Aktifitas sektor informal pada umumnya dikesampingkan, jarang didukung, bahkan seringkali diatur oleh aturan yang ketat dan terkadang tidak diperhatikan oleh pemerintah. Sektor informal saat ini berfungsi sebagai katup pengaman ketenaga kerjaan.

CIRI AKTIFITAS SEKTOR FORMAL Sulit

untuk dimasuki Sering bergantung pada sumber daya luar negeri Pemilikannya patungan Kegiatannya berskala luas Padat modal dan sering kali menggunakan teknologi impor Membutuhkan keterampilan yang berasal dari sekolah formal, sering kali berasal dari luar negeri Pasar diproteksi (tarif, kuota dan izin dagang)