urbanisasi dan

56
MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN MAISONA Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR @pp_pupr DITJENPP_PUPR Volume 02 - Tahun I - Desember 2016 MAISONA MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN LUKMAN HAKIM: TEKNOLOGI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT THE NEW URBAN AGENDA RISHA , SATU TEKNOLOGI UNTUK SEMUA URBANISASI DAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tahun I - Desember 2016 Volume 02 LANA WINAYANTI 02

Upload: trancong

Post on 14-Feb-2017

275 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: URBANISASI DAN

1

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHANMAISONA

Dit

jen

Pe

nye

dia

an

Pe

rum

ah

an

PU

PR

@

pp

_p

up

r

D

ITJE

NP

P_

PU

PR

Volume 02 - Tahun I - D

esember 2016

MA

ISO

NA

MED

IA IN

FOR

MA

SI & K

OM

UN

IKA

SI DITJEN

PEN

YEDIA

AN

PER

UM

AH

AN

LUKMAN HAKIM:

TEKNOLOGI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

THE NEW URBAN AGENDA

RISHA, SATU TEKNOLOGI UNTUK SEMUA

URBANISASI DAN

PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tahun I - Desember 2016

Volume 02

LANA WINAYANTI

02

Page 2: URBANISASI DAN

2FOTO

: MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Page 3: URBANISASI DAN

Edisi 02 TH I [2016] 1MAISONA

Alhamdulillah! MAISONA terbitan pertama telah hadir per Ok­to ber 2016. Kami berterima kasih, lantaran sambutan hangat mengalir dari sejumlah pembaca. Tidak kurang dari Menteri Pe kerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Ha­di mul jono pun, menyambut positif kehadiran MAISONA.

Diantara sambutan yang hangat tersebut, terselip juga pertanyaan; apa itu MAISONA?

Bagi kami, itu pertanyaan wajar. Pertanyaan itu kami nilai sebagai apresiasi dan bentuk kepedulian. Karenanya, pada edisi nomor 2 ini kami perlu menjelaskan kembali arti nama MAISONA.

Kata MAISONA merupakan adopsi sebuah kata dari bahasa Perancis yang ka mi padu padankan dengan bahasa Indonesia, yang memiliki arti “rumah yang mempesona”.

Di edisi pertama, MAISONA mengambil tema utama “Program Satu Juta Ru­mah”. Sementara itu, di edisi kedua ini, kami mengulas tema “Perumahan Da lam Pembangunan Perkotaan Yang Berkelanjutan”. Tema ini kami ang­kat; mengingat, sejalan dengan urbanisasi, kebutuhan akan rumah layak huni di per kotaan, makin hari makin bertambah tinggi.

Mengutip pandangan Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Ke men­te rian PUPR Syarif Burhanuddin, tingginya tingkat urbanisasi masyarakat ke wilayah perkotaan mendorong adanya peningkatan kebutuhan rumah. Untuk itu, di perlukan sebuah upaya penyediaan rumah yang layak huni.

’’Dengan demikian, perumahan bisa ikut menggerakkan kota­kota yang ada di Indonesia menjadi kota yang nyaman dan memiliki fungsi berkelanjutan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakatnya,’’ kata Syarif pada Ko n fe­ren si Pers Hari Habitat Dunia Tahun 2016 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Patut dicatat, berdasarkan angka Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010, ang­ka urbanisasi masyarakat ke wilayah perkotaan mencapai sekitar 49,8 per sen. Pada 2015, tingkatannya lebih tinggi yakni sekitar 53,3 persen. Ten tunya, se­ma kin tinggi urbanisasi akan berdampak pada kebutuhan rumah mas yarakat. Ru mah sebagai kebutuhan dasar manusia dan pusat kehidupan masyarakat di ha rapkan juga mampu menjadi tempat pembinaan keluarga. [M]

PelindungSyarif Burhanuddin

Penanggungjawab/Pemimpin RedaksiLukman Hakim

Penanggungjawab Bidang/Dewan RedaksiDirektur Perencanaan Penyediaan Perumahan,Direktur Rumah Susun,Direktur Rumah Khusus, Direktur Rumah Swadaya, Direktur Rumah Umum dan Komersial. Redaktur PelaksanaSumantri (Ketua)Suharlin (Wakil)

EditorRistyan Mega Putra

Desain GrafisMelisa Emeraldina

FotograferRicky Defrimon

Administrasi dan DistribusiZunilam Fifaliyana SrikandiJunaidiAstri Despitasari

Diterbitkan OlehDitjen PenyediaanPerumahanKementerian PekerjaanUmum dan PerumahanRakyat

Alamat RedaksiGedung G, Lt.8Ditjen PenyediaanPerumahanJl. Pattimura No. 20Kebayoran BaruJakarta Selatan 11210

Email:[email protected]

[ DAPUR REDAKSI ]

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN

MAISONA PENGGERAK PERKOTAAN

Page 4: URBANISASI DAN

2 Edisi 02 TH 1 [2016]MAISONA

01 DAPUR REDAKSI PENGGERAK PERKOTAAN

03 SERAMBI AGENDA QUITO

04 JENDELA LUKMAN HAKIM: THE NEW URBAN AGENDA

06 RUANG UTAMA MENUJU KOTA BERKELANJUTAN 10 OLEH-OLEH DARI QUITO 12 WAWANCARA LANA WINAYANTI INTI AGENDA BARU PERKOTAAN 16 AGAR PERUMAHAN TAK KUMUH

18 OPINI ANTON SIHOMBING: AGENDA BARU PERKOTAAN 48 RISTYAN MEGA PUTRA, S.SOS, M.SI: MENCARI KARAKTER KOTA YANG HILANG

20 KATA MEREKA MENGEJAR TARGET RUMAH LAYAK HUNI

22 TEKNOLOGI RISHA, SATU TEKNOLOGI UNTUK SEMUA

26 BERANDA

34 BIROKRASI MENJADIKAN SDM HANDAL DAN PROFESIONAL

40 KABAR SNVT

46 INTERMEZZO DEKOR RUANG ALA RAISA 47 SATKER SNVT MALUKU UTARA 47 ANDI F NOYA BEKERJA DENGAN LENTERA DI HATI

49 ALBUM 52 TIPS CARA MUDAH MILIKI RUMAH SUBSIDI

BINGKAI FOTO

06

42

24

36

[ DAFTAR ISI ]

1

MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHANMAISONA

Dit

jen

Pe

nye

dia

an

Pe

rum

ah

an

PU

PR

@

pp

_p

up

r

D

ITJE

NP

P_

PU

PR

Volume 02 - Tahun I - D

esember 2016

MA

ISO

NA

ME

DIA

INFO

RM

ASI &

KO

MU

NIK

ASI D

ITJEN

PE

NYE

DIA

AN

PE

RU

MA

HA

N

LUKMAN HAKIM:

TEKNOLOGI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

THE NEW URBAN AGENDA

RISHA, SATU TEKNOLOGI UNTUK SEMUA

URBANISASI DAN

PEMBANGUNAN PERUMAHAN Tahun I - Desember 2016

Volume 02

LANA WINAYANTI

02

TAMUDIREKTUR RUMAH SWADAYA

RADEN JHONY FAJAR SOFYAN SUBRATA

JELAJAH PULAU

KOMODO

Page 5: URBANISASI DAN

Edisi 02 TH I [2016] 3MAISONA

[ SERAMBI ]

Tren pertumbuhan penduduk di per ko taan dunia, dewasa ini ber lang sung sangat cepat. Di In­do ne sia mi sal nya, dari 255 juta po pu la si, 54 persen diantaranya

ting gal di perkotaan. Angka itu diperkirakan naik menjadi 67 persen dari total 305 juta po­pu la si pada tahun 2035.

Le dakan (explosion population) di per­ko ta an, bukan karena fertilitas yang tinggi, me lain kan arus urbanisasi yang tidak ter ben­dung. Ya, urbanisasi terbukti sebagai ja wab­an utama. Apa itu urbanisasi?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), urbanisasi berarti perpindahan pen­du duk secara berduyun­duyun dari desa (ko­ta kecil, daerah) ke kota besar (pusat pe me­rin tah an). Secara umum ada dua faktor pe­nye bab urbanisasi. Yakni, faktor penarik dari ko ta besar dan faktor pendorong dari desa.

Apapun sebabnya, urbanisasi terbukti mem bawa permasalahan besar dalam tata ke lo la perkotaan, baik dari sisi tatanan per­ko ta an dan daya dukung kota. Para migran yang kebanyakan adalah kaum miskin, ti dak mampu membangun atau membeli pe ru­mah an yang layak huni. Akibatnya, ba nyak ruang terbuka milik pemerintah yang be ra­lih­fungsi;­menjadi­lapak pedagang­kaki­lima­(PKL), tempat parkir, dan pemukiman liar. Urbanisasi juga menyebabkan masalah tu­na sosial, gelandangan dan lain­lain.

Urbanisasi sebagaimana disampaikan Men teri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rak yat (PUPR) Basuki Hadimuljono, adalah

fenomena dunia. Urbanisasi tidak bisa di­ce gah dan di tanggulangi selama disparitas pem ba ngun an antar daerah terutama antara ko ta dan desa masih terjadi. Karena itu, selain me la ku kan pemerataan pembangunan, saat­nya pu la menangani urbanisasi dengan le bih baik. Ur banisasi adalah keniscayaan, saat nya kita me mak nai urbanisasi sebagai ke kuat an untuk me la ku kan pembangunan kota ber­kelanjutan.

Aksi apa yang harus dilakukan? Kon­fe ren si Habitat III di Quito, Ekuador, telah me la hir kan Dokumen “the New Urban Agen da” (NUA). Dokumen Quito itu me ru ­pa kan ke se pa ka t an yang berorientasi pa da aksi, yang me ne tap kan standar global un­tuk pencapaian pem bangunan perkotaan berkelanjutan.

Sejalan dengan itu, kata Menteri Basuki, In do nesia perlu melakukan percepatan da­lam membangun, mengelola, dan hidup di ko ta melalui kerjasama dengan para mi tra, pe mangku kepentingan terkait, dan ak tor­ak­tor­   perkotaan­ di­ berbagai­ tingkat­ pe­me­rin tahan, maupun sektor swasta.

“Kini, saatnya kita mempercepat pen­ca pai an standar minimum pelayanan per­ko ta an, mempromosikan komunitas hi jau, per ko ta an yang aman, tangguh, in klu sif dan cer das. Itu semua diharapkan da pat me num­buh kan inovasi, kreativitas dan produktivitas. Ke se mua nya ini memperhitungkan keunikan geo­­gra­fis­ dan­ keragaman­ budaya­ Indonesia­da lam menjaga lingkungan hidup,” tegas Ba­su ki Hadimuljono. [M]

AGENDA QUITO

Page 6: URBANISASI DAN

4 Edisi 02 TH 1 [2016]MAISONA

[ JENDELA ]

THE NEW URBAN AGENDA

Dengan pe ren ca ­na an yang holistik diharapkan pu la da pat meningkatkan kesetaraan gen der, kesehatan, pendidikan, ke ta han an pangan dan energi, ke a manan, ke se jah te ra an serta pe les ta rian ling kung an.

Lukman HakimSekretaris Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan

Indonesia menghadapi tantangan berat urbanisasi. Pemerintah dituntut mewujudkan permukiman perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan. Butuh sinergi dan kemitraan antar pemangku kepentingan.

Urbanisasi saat ini me­

nga lami pe ningkatan

pe sat di seluruh du nia.

Di Indonesia, me ngu­

tip sen sus tahun 2010,

jum lah penduduk

per ko ta an men capai 49,8%. Angkanya

di per ki ra kan meningkat terus, dan d i­

per ki ra kan mencapai dua pertiga dari

p o pu lasi Indonesia di tahun 2050.

Angka urbanisasi yang tinggi ini

akan berdampak pada masalah so sial,

bu daya, ekonomi, penurunan kon di si

ling kung an dan kemiskinan. Khu sus nya

di negara berkembang, laju ur ba ni sasi

yang tidak diimbangi dengan pe nye­

dia an perumahan yang memadai, telah

me nim bulkan dampak meningkatnya

pe ru mahan dan permukiman kumuh di

per ko taan.

Dampak urbanisasi yang tidak ter­

be n dung itu pula yang mendasari Per ­

se ri katan Bangsa­bangsa (PBB) bi dang

permukiman, UN–Habitat, mem be ri

perhatian khusus. UN­Habitat me ne­

tap kan tema Housing at The Centre di

Ha ri Habitat Dunia tahun 2016. Tema

ter sebut bisa dimaknai sebagai upaya

me le tak kan rumah sebagai poros pem­

ba ngunan perkotaan. Dengan ka ta

lain, bahwa inti pembangunan ada lah

untuk kesejahteraan manusia. Se hing ­

ga rumah sebagai sarana pem bi na ­

an keluarga dan sebagai ba gi an dari

pem bangunan perkotaan, da pat men­

jadi titik awal dan pusat per tum buhan

kesejahteraan masyarakat yang ber­

kelanjutan.

Di Indonesia, selain pertumbuhan

pen du duk yang tinggi, masalah ur ba­

ni sa si diperparah dengan tingginya

backlog perumahan. Persoalan makin

pe lik, lantaran masih rendah pula du­

ku ngan penyediaan prasarana, sarana,

dan utilitas umum (PSU). Kebijakan ta­

ta ruang wilayah kabupaten/kota, dan

pro vinsi belum sepenuhnya di ran cang

untuk mengantisipasi laju per tam ba­

han kebutuhan akan hunian, te ru tama

ke butuhan perumahan bagi mas ya ra­

kat berpenghasilan rendah (MBR).

Tanah di pusat­pusat kegiatan pe­

re ko nomian kota menjadi langka dan

ma hal. Sehingga permukiman per ko ta­

an hanya didominasi oleh perumahan

ke las menengah­atas. Sedangkan MBR,

ka re na tidak mampu membayar mahal,

ha rus tersisih ke daerah pinggiran ko­

ta atau tinggal di perumahan liar (per­

mu ki man kumuh) tanpa didukung PSU

yang memadai.

Ketidak­mampuan MBR untuk men ­

da pat kan hunian yang layak ber dam­

pak kuat pada ketidak­setaraan per ko­

ta an. Lingkungan perkotaan menjadi

ti dak sehat dan rawan terhadap per­

ma sa lah an sosial. Kota sebagai tempat

Page 7: URBANISASI DAN

Edisi 02 TH I [2016] 5MAISONA

kon sen trasi penduduk, sebagai pusat

ke gia tan ekonomi, sosial, dan interaksi

bu daya, menyimpan permasalahan

yang majemuk di bidang perumahan,

in fra stru k tur, pelayanan dasar, pangan,

ener gi, kesehatan, pendidikan, ke ama­

n an, lapangan pekerjaan, sumber da ya

alam, degradasi lingkungan dan ke ber­

lan jutan.

Agenda Baru PerkotaanDeklarasi Quito tentang New Urban

Agen da (Agenda Baru Pembangunan

Per ko taan) antara lain menyebutkan

pen tingnya pembangunan perkotaan

yang berkelanjutan demi terciptanya

per mukiman yang layak untuk seluruh

la pisan masyarakat. Deklarasi Quito

ter sebut, merupakan penegasan kem­

ba li komitmen global tentang pem ba­

ngu nan perkotaan terpadu di ting kat

glo bal, regional, nasional, dan lo kal,

guna menciptakan permukiman per­

ko taan yang layak bagi semua.

Dengan suatu penerapan ke bi­

ja k an yang tepat, tantangan ur ba ni ­

sa si dapat dijadikan sebagai me sin

per tum buhan ekonomi yang in klu sif,

gu na memberantas ke mis kin an dan

ke senjangan sosial. De ngan pe ren­

ca naan yang holistik di ha rap kan pu la

da pat meningkatkan ke se ta ra an ge n ­

der, kesehatan, pen di di k an, ke ta ha n an

pangan dan energi, ke aman an, ke se­

jah teraan serta pe les tarian lingkungan.

Sehingga ko ta men jadi nyaman untuk

se mua, tang guh, berdaya­saing tinggi,

dan ber ke lan jutan.

Dalam Agenda Baru Perkotaan ter­

se but, permukiman perkotaan antara

lain diharapkan dapat memenuhi ke­

bu tu h an sebagai fungsi sosial, yakni

pe menuhan kebutuhan perumahan

yang layak dan didukung dengan ke­

ter sedian air minum dan sanitasi se­

ba gai hak dasar rakyat. Kesetaraan

gen der dan keterbukaan akses pa da

semua ba rang dan jasa publik, se per ti

ke aman an pangan dan energi, ke se­

hat an, pen di dikan, infrastruktur, mo­

bi li tas dan trans por tasi, kualitas ling­

kung an dan mata pencaharian.

Se lain itu, kota juga diharapkan da­

pat memenuhi tantangan dan peluang

da ri pertumbuhan ekonomi secara

in klu sif dan berkelanjutan. Sehingga

pro ses urbanisasi dapat mendorong

ter ja dinya transformasi struktural per­

ko taan bagi peningkatan derajat pro­

duk tivitas kota dan warganya, serta efi­

sien si dalam pendaya­gunaan sumber

da ya sebagai bagian dari proses per­

wu judan keberlanjutan.

Kerjasama dan Kemitraan Pemangku Kepentingan

Tingkat keberhasilan pelaksanaan

Agenda Baru Pembangunan Per ko ta­

an ini sangat ditentukan oleh ko mit­

men se luruh pemangku ke pen ting an.

Me reka berkewajiban men cip ta kan

iklim kondusif bagi ter wu jud nya per­

ko taan yang inklusif dan ber ke lan ju ­

t an. Perwujudan Visi Perkotaan ter se ­

but juga sangat tergantung de ngan

ketersediaan sumber daya dan ke­

siap an seluruh pemangku ke pen ting­

an da lam mensikapi visi menjadi mi si,

ke mudian dijabarkan menjadi agen da

program dan rencana aksi yang jelas

dan terukur.

Untuk itu kebijakan dan ope ra­

sio na li sa si kebijakan kapasitas dan

mobi li sa si sumber daya ha rus dite­

ra p kan da lam ke rang ka pe nge lo la an

dan pem bia ya an yang terpadu, efi sie n

dan efek tif, transparan dan akun ta bel.

Salah satunya adalah de ngan me la ku­

kan kerjasama antar pe me rin tah dan

kemitraan dengan ba dan u sa ha dan

mas yarakat yang di lan da si prin sip­

prin sip kesetaraan, ke ter bu ka an, dan

go tong­royong. Se lain itu, yang tak

ka lah pentingnya ada lah me ning kat­

kan kapasitas pe mang ku ke pen ting an

untuk dapat merumuskan, me lak sa ­

na kan, meningkatkan, me nge lo la, me­

man tau dan mengevaluasi ke bi jak an

pe lak s a na an agenda pem ba ngun an

per ko ta an guna terwujudnya per mu ki­

man perkotaan yang inklusif dan ber­

ke lan jutan. [M]

MAI

SONA

/ RIC

KY D

EFRI

MON

Page 8: URBANISASI DAN

[ RUANG UTAMA ]

6 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

MENUJU KOTA BERKELANJUTANTingginya laju urbanisasi saat ini, menjadi tantangan pembangunan pemukiman di perkotaan. Konferensi UN Habitat III di Quito, Ekuador, menentukan arah kebijakan dan program pembangunan permukiman dan perkotaan. Bagaimana wajah kota di Indonesia 20 tahun ke depan?

DOK.

AIR

YN S

APUT

RI H

ARAH

AP D

ITJE

N CI

PTA

KARY

A

Joan Clos menyambut ha­

ngat Menteri Basuki Ha di­

muljono. Joan selaku Di­

rektur Eksekutif UN Ha bi­

tat yang juga Sekjen Ha bi­

tat III pun tidak sungkan

me ngu capkan terima kasih atas

ke hadiran Basuki Hadimuljono

yang memimpin delegasi Indonesia

di pertemuan Habitat III di Quito,

Eku a dor, 17 Oktober 016. “Kami

ber te ri ma kasih atas peran aktif In­

do nesia dalam proses Habitat III,

yang melahirkan New Urban Agen­

da,” kata Joan Clos.

Se bagaimana diketahui, pe me­

rin tah Indonesia dibawah koor di­

nasi Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat (PUPR),

se cara aktif mewujudkan Agen da

Ba ru Perkotaan. Dari awal, In do­

ne sia terlibat aktif sebagai anggota

Prep­com3­ Regional­ Asia­ Pasifik,­

ne go siasi antar bangsa hingga da­

Page 9: URBANISASI DAN

7MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

global untuk pencapaian pem ba­

ngun an perkotaan berkelanjutan.

“Saat nya kita memikirkan kembali

ba gai mana cara kita membangun,

me nge lo la, dan hidup di kota me­

la lui kerjasama dengan para mitra,

pe mang ku kepentingan terkait, dan

aktor­aktor perkotaan di berbagai

ting kat pemerintahan, maupun sek­

tor swasta,” tuturnya.

Agenda Baru Perkotaan terdiri

atas 175 paragraf. Agenda baru itu,

ter bagi dalam dua bagian utama

yai tu Deklarasi untuk Kota dan Per­

mukiman Berkelanjutan dan Ren­

ca na Implementasi Quito. Seperti diketahui, kota ber ke lan­

jutan atau sustained city itu sendiri

ada lah kota yang dirancang dengan

mem pertimbangkan dampak yang

ter jadi pada lingkungan. Dengan

tu juan mengurangi input seperti

ke butuhan energi, makanan dan

air. Artinya, kota berkelanjutan ber­

tu juan membangun kota untuk ma­

sa depan yang sehat.

Kota berkelanjutan atau sus­tai ned city itu sendiri adalah ko ta

yang dirancang dengan mem per­

ti m bangkan dampak yang ter ja di

pada lingkungan. Dengan tu juan

me ngurangi input seperti ke bu tu ­

h an energi, makanan dan air. Ar ti­

nya, kota berkelanjutan ber tu juan

membangun kota untuk masa de­

pan yang sehat.

KOTA LAYAK HUNIKota berkelanjutan dalam ta­

taran Indonesia, minimalnya adalah

ko ta layak huni. Kementerian PUPR

memberikan syarat, untuk men ja­

di kan kota nyaman dan layak hu ni,

pemerintah daerah harus mam pu

membenahi infrastruktur, pe mu­

kiman, sanitasi, drainase dan tem­

lam penyelenggaraan Prepcom3

di Surabaya, Juli lalu yang men cip­

takan basis yang sangat kondusif

untuk perjalanan adopsi New Ur­

ban Agenda.

Lebih jauh lagi, melalui Menteri

Ba suki, Joan Clos pun meminta du­

kung an agar Indonesia terlibat da­

lam evaluasi pelaksanaan satu ta­

hun Agenda Baru Perkotaan. Sebab,

ke depan hal itu akan membuka pe­

luang para praktisi dan tenaga ahli

In do nesia untuk mendukung UN

Habitat.

Sadar akan pentingnya pe lak­

sa na an Agenda Baru Perkotaan,

Ba su ki pun mengiyakan. Menurut

Ba su ki, di tengah tingginya laju ur­

ba ni sasi, masalah pemukiman per­

ko ta an merupakan tantangan berat.

Se lain peran aktif pemerintah, ke­

ter libatan banyak pihak juga sangat

di bu tuhkan. Seab, urbanisasi me ru­

pa kan masalah kita bersama.

“Saat ini tidak kurang dari 53%

pen duduk Indonesia bermukim di

kawasan perkotaan, sedangkan ka­

wa s an perdesaan terus mengalami

per kembangan dan sebagian telah

pu la beralih menjadi kota,” kata

Men teri Basuki.

DEKLARASI QUITOSejalan dengan laju urabanisasi

yang tidak terbendung, penting

ba gi Indonesia untuk mendukung

Dek larasi Quito. Yakni, kesepakatan

ne gara­negara dunia untuk me ma­

n faatkan urbanisasi dan per tum­

buh an penduduk sebagai peluang

pem bangunan. “Urbanisasi jangan

lagi dipandang sebagai masalah,

te tapi bila ditangani dengan baik,

disana ada peluang untuk me ma­

ju kan kota dengan lebih baik lagi,”

jelas Basuki.

Saatnya kita memikirkan

kembali bagaimana cara

kita membangun, mengelola, dan

hidup di kota melalui kerjasama

dengan para mitra, pemangku

kepentingan terkait, dan aktor­aktor perkotaan di

berbagai tingkat pemerintahan, maupun sektor

swasta.

Lana WinayatiStaf Ahli Bidang Sosial Budaya dan

Peran Masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR)

Deklarasi Quito sendiri, de mi­

ki an kata Staf Ahli Bidang Sosial,

Bu da ya, dan Peran Masyarakat Ke­

men terian PUPR Lana Winayati,

me ru pakan produk Konferensi PBB

ke­3 tentang Perumahan dan Pem­

ba ngun an Perkotaan Ber ke lan jutan

(Habitat III). Konferensi itu sendiri

melibatkan 147 negara.

Dokumen yang disebut ‘the New Urban Agenda’ atau Agenda Baru

Per kotaan, jelas Lana, merupakan

do kumen yang berorientasi pa­

da aksi, yang menetapkan stan dar

Page 10: URBANISASI DAN

[ RUANG UTAMA ]

8 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

pat pembuangan sampah.

Ikatan Ahli Perencanaan (IAP)

In donesia, 2014 silam merilis

indeks layak huni sejumlah kota

be sar di Indonesia atau Indonesia Most Liveable City Index (MLCI)

sa at Kongres Dunia ke­24 Eastern

Re gional Organization for Planning

and Human Settlement (EAROPH)

10­13 Agustus 2014 di Hotel

Borobudur Jakarta. IAP melakukan

sur vei kepada warga di 17 kota di

Indonesia, mengenai persepsi me­

reka terhadap kenyamanan sebuah

kota.

Terdapat 30 kriteria yang di gu­

nakan, untuk mengukur kualitas

ke nya manan kota yang secara garis

be sar meliputi penataan ruang, kon ­

di si ekonomi, transportasi, ke ber si­

h an ling kungan, fasilitas ke se hat an,

fa sil itas pendidikan, ja r ingan la yan­

an prasarana per ko ta an, keamanan,

kehidupan so sial dan budaya. Hasil

survei sa at itu menunjukkan, bahwa

Ko ta Balikpapan dipersepsikan se ­

ba gai ko ta paling layak huni oleh

war ga nya dengan nilai 71,12 di ma­

na rata­rata nasional sebesar 63,62.

Jika disandingkan dengan kota­

ko ta lain di Indonesia, Balikpapan

ter masuk ke dalam kelompok small middleweights city (kota menengah

dengan jumlah penduduk 150.000

– 2 juta jiwa). Kelompok ko ta

yang lebih besar, mid­sized mid­dle weights city (kota menengah

dengan jumlah penduduk 2 – 5 juta

jiwa) dihuni oleh Kota Surabaya,

Bandung, Bekasi dan Medan.

Melihat lagi hasil survey MLCI

IAP, kota­kota dengan jumlah pen­

duduk besar, Jakarta dan mid­sized middleweights city kecuali Ban­

dung dan Bekasi, memiliki nilai

index liveable city di bawah rata­

ra ta nasional. Kota Jakarta berada

pa da urutan ke 9 dengan nilai 62,

14, Surabaya berada di urutan 10

dengan nilai 61,7, dan Medan be­

Direktur Rumah Swadaya Raden Jhony Fajar Sofyan Subrata saat meninjau rumah yang mendapat BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) di Kota Jambi.

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Saat ini tidak kurang dari

53% penduduk Indonesia

bermukim di kawasan perkotaan, sedangkan kawasan

perdesaan terus mengalami

perkembangan dan sebagian telah beralih

menjadi kota.

Menteri Basuki HadimuljonoMenteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR)

Page 11: URBANISASI DAN

9MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

ra da di urutan terakhir (urutan 17)

dengan nilai 58,55.

PENGENTASAN KEKUMUHAN

Program pengentasan ke ku­

muh an di lingkungan pemukiman,

yang selama ini menjadi salah sa­

tu ciri dari kota tidak layak huni,

dilakukan oleh Direktorat Rumah

Swa daya Kementerian PUPR. Pro­

gram nya disebut program bantuan

sti mu l an perumahan swadaya

(BSPS). BSPS merupakan skema

ban tuan so sial, yang diberikan

untuk me ning kat kan kualitas ru­

mah tak la yak huni (RTLH) ataupun

pem bangun an rumah baru. Be­

sarnya ban tuan pun beragam, mu­

lai dari Rp 7,5 juta, Rp 10 juta, dan

Rp 15 juta dalam bentuk bahan ma­

te rial atau bangunan.

Untuk tahun ini, sebanyak 400

unit rumah di empat desa di Ku­

ning an ditargetkan mendapatkan

ban tuan BSPS. Rinciannya, 120 unit

ru mah di Desa Sindang Jawa, 63 unit

ru mah di Desa Sukaharja, 117 unit

ru mah di Desa Cikahuripan, dan

100 unit rumah di Desa Padamulya.

Beberapa kendala yang meng­

ham bat tak hanya di tingkat hu lu,

juga hilir sehingga dalam penya­

lurannya tak berjalan mulus. Di

ting kat hulu, kendala yang dialami

ada lah dalam hal pengelolaan da na

BSPS pada level pusat dan dae rah.

“Kendalanya memang penge lo laan

daerah untuk ta hun ini lebih banyak

sehingga banyak pula yang baru

belajar. Di Ke men te rian Keuangan

dan sistem per ban kan nya juga se­

pe r ti itu,” jelas Direktur Ru mah

Swa da ya Direktorat Jen de ral Pe­

nye dia an Perumahan Kementerian

PUPR Jhony Fajar Sufyan Subrata.[M] Ristyan Mega Putra

NO JENIS BANTUAN BESARAN (Rp. )

1. Peningkatan Kualitas Ringan 7.500.000

2. Peningkatan Kualitas Sedang 10.000.000

3. Peningkatan Kualitas Berat 15.000.000

4. Peningkatan Kualitas Total/Pembangunan baru 30.000.000

SNV STRATEGISNO PROVINSI JUMLAH UNIT JUMLAH UNIT TOLAK SK TOTALNILAI (RP.)

1. Aceh 1,963 - 1,963

2. Sumatera Utara 2,849 545 3,394

3. Sumatera Barat 2,120 531 2,651

4. Riau 1,883 106 1,989

5. Kepulauan Riau 1,740 - 1,740

6. Jambi 1,975 297 2,272

7. Sumatera Selatan 2,989 476 3,465

8. Bangka Belitung 1,210 - 1,210

9. Bengkulu 2,202 - 2,202

10. Lampung 2,072 287 2,359

11. Banten 1,998 - 1,998

12 . Jawa Barat 4,479 4,443 8,922

13. Jawa Tengah 4,328 4,803 9,131

14. D.I.Yogyakarta 2,230 - 2,230

15. Jawa Timur 4,167 2,526 6,693

16. Bali 1,763 - 1,763

17. NusaTenggara Barat 2,329 351 2,680

18. Nusa Tenggara Timur 2,163 409 2,572

19. Kalimantan Barat 1,963 440 2,403 20. Kalimantan Tengah 1,999 320 2,319 21. Kalimantan Selatan 2,000 218 2,218

22. Kalimantan Timur 2,089 120 2,209

23. Kalimantan Utara 2,574 - 2,574

24. Sulawesi Utara 1,944 503 2,447

25. Gorontalo 2,097 203 2,300

26. Sulawesi Tengah 2,112 1,798 3,910

27. Sulawesi Barat 2,140 - 2,140

28. Sulawesi Selatan 3,000 1,082 4,082

29. Sulawesi Tenggara 2,510 841 3,351

30. Maluku 2,390 - 2,390

31. Maluku Utara 2,085 305 2,390

32. Papua Barat 2,000 - 2,000

33. Papua 1,538 - 1,538 TOTAL 76901 20604 97505 1,339,272,713,597

*/Sumber: Keputusan Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan PUPR

DANA STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA 2016

REKAPITULASI SK BSPS TAHUN 2016

Sumber: Direktorat Rumah Swadaya Ditjen Penyediaan Perumahan

Page 12: URBANISASI DAN

[ RUANG UTAMA ]

10 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

OLEH-OLEH DARI QUITOPembangunan perkotaan di Indonesia hingga 2045 berfokus pada Sistem Perkotaan Nasional (SPN). Menteri Basuki Hadimuljono mendorong adanya urbanisasi berkelanjutan. Apa itu?

Urbanisasi ber ke­lan ju t an. Begitulah yang di sam pai­kan Men te ri PUPR Ba su ki Ha di mul­jo n o da lam Kon­

fe ren si UN Ha bi tat III. Per nya ta an itu cukup me na rik mi nat peserta.

“Urbanisasi ber ke lan ju tan, sebagai kun ci untuk mencapai ke se taraan so­sial, kesejahteraan dan pe man fa at an potensi masyarakat khu sus nya ge ne­rasi muda,” tegas Ba suki.

Urbanisasi berkelanjutan, sangat pen ting bagi Indonesia dalam pen ca­pa ian Rencana Pembangunan Jang ka Pan jang Na sio nal 2025 untuk me nga­ta si kemiskinan dan mencapai ko ta be bas kumuh. Hal tersebut re le van dengan data penduduk In do ne sia yang saat ini mencapai 255 ju ta pen­du duk, dimana dari jumlah tersebut, 54% dari populasi tinggal di daerah per kotaan. Angka itu diperkirakan na ik menjadi 305 juta pada tahun 2035, di mana sekitar 67% penduduk

10 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

Pembangunan terus dilakukan, dimana penduduk akan tinggal di daerah perkotaan.

Page 13: URBANISASI DAN

11MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

akan tinggal di daerah perkotaan.Selain itu, dari fakta bahwa In­

do ne sia yang memiliki 17.000 pulau yang rawan bencana karena berada di kawasan yang disebut ‘cincin api’, ma ka dampak dari perubahan iklim sa ngat jelas dan menjadi tantangan uta ma untuk mencapai urbanisasi ber ke lan jutan. Frekuensi bencana alam di In do nesia, menurut Menteri Ba su ki, te lah meningkat selama ber­ta hun­ta hun yang mengakibatkan kor ban jiwa, hi lang nya mata pen ca­ha ri an, aset, dan infra struktur. Ka re­na nya membangun ke tahanan ada­lah­suatu­keharusan.­  

Dalam hal ini Indonesia pu nya pe ­gang an yang tertuang da lam Ke bi jak­

an dan Strategi Pem bangunan Per ko­ta an Nasional (KSPPN). Untuk tahun 2045 ber fokus pada Sistem Perkotaan Na sio nal (SPN). SPN tersebut lebih me ngin te gra si kan perencanaan dan pe ngem bangan perkotaan dan wi­la yah, mempromosikan pusat­pusat per tum buhan baru di Kawasan Ti­mur, me ning katkan produktivitas la­han dan ko nek ti vitas laut di kota­kota yang be ra da diluar pulau Jawa dengan fokus khu sus di kota­kota pesisir.

AGENDA 2030Proses menuju Habitat III ini, me ­

nu rut Menteri Basuki, telah mem be­ri kan kesempatan untuk memahami rea litas dan keragaman urbanisasi di be rbagai negara, terutama kaitannya dengan Agenda 2030 tentang Pem­ba ngun an Berkelanjutan. “Kita harus me nyo ro ti relevansi dan interkoneksi anta ra pe lak sanaan Agenda Baru Per­ko ta an (New Urban Agenda/NUA) de ngan ko mit men internasional ter ti ­ng gi dalam Agenda 2030 untuk Pem ­ba ngu nan Ber kelanjutan, Addis Aba­ba Action Agen da, Kerangka Sendai da lam Pe ngu rangan Risiko Bencana, dan Ke se pa katan Paris,” katanya.

Konferensi Habitat III sendiri fokus pa da aksi bagaimana menerapkan NUA dalam jangka panjang dan ba­gai mana untuk menerjemahkan vi si ke dalam tindakan. Salah satu to pik dis ku si yang hangat adalah ba gai ­ma na in di kator dari NUA ter hu bung dengan in di ka tor sasaran pem ba ngu­n an ber ke lan jutan atau The Sus tai na­ble De ve lop ment Goals (SDG), ter­masuk SDG 11 mengenai per ko ta an dan pe mu kiman.

NUA juga berfokus pada mem ba­ngun kolaborasi, yang me mung ki n ­kan terjalinnya kemitraan di se lu ruh stakeholder, dan men cip ta kan ruang publik untuk ber dia log dan mem­berikan hasil yang baik. “In do ne sia sen diri telah men di ri kan Sekretariat Na sio nal untuk SDGs. Kami sedang

da­lam­ pro­ses­ me­ra­ti­fikasi­ hukum­untuk men du kung pelaksanaan SDGs di tingkat na sio nal dan lokal, dan mem bangun plat form untuk par ti si­pa si pemangku kepentingan. Indo­ne sia percaya keterlibatan multipihak da lam pelaksanaan SDGs,” jelasnya Men teri Basuki.

Menurut Basuki, Indonesia siap me la k sa nakan NUA, dan menawarkan untuk berbagi praktik terbaik dan pe­la jar an dalam perumahan dan pem­ba ngun an infrastruktur.

Ko laborasi selatan­selatan dan ke­mi traan internasional penting, seperti yang ditunjukkan melalui kontribusi In do nesia di Pusat Kawasan Asia Pa­sifik­ (Asia­ pacific­ Regional­ Center)­pa da isu strategi lintas perbatasam, se per ti pengelolaan air, mengurangi re si ko bencana, mobilitas perkotaan dan ko nektivitas, energi dan per lin­dungan lingkungan.

Indonesia, menurut Menteri Ba su­ki, merasa bangga turut berperan aktif da lam proses penyusunan dokumen Ha bi tat III melalui penyelenggaraan Pre pa ra tory Committee Meeting 3 yang di se lenggarakan di Surabaya dan di ha diri oleh 142 negara, sebagai ba gian dalam proses menuju Habitat III di Quito saat itu. [M] Ristyan Mega Putra

Urbanisasi berkelanjutan, sebagai kunci untuk mencapai kesetaraan sosial, kesejahteraan dan pemanfaatan potensi masyarakat khususnya generasi muda.

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 14: URBANISASI DAN

[ RUANG UTAMA ]

12 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

INTI AGENDA BARU PERKOTAAN

Konsentrasi penduduk di perkotaan dari tahun ke tahun semakin tinggi. Kondisi ini, menjadi

tantangan serius dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Tahun 2016 penduduk dunia tinggal di daerah perkotaan 54.5%. Bandingkan tahun 1976 hanya 37.1% penduduk dunia yang tinggal di perkotaan. “Diperkirakan jumlah penduduk dunia yang tinggal di perkotaan

Wawancara

LANA WINAYANTI Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

akan bertambah menjadi dua kali lipat pada tahun 2050,” kata Lana Winayanti, Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Persoalan tingginya laju penduduk di perkotaan, menjadi per hatian serius dalam konferensi Ha bi tat III yang digelar di Quito, Equa dor. Hasilnya, negara yang terga bung dalam UN Habitat, sepakat me lun­cur kan dokumen yang disebut the

New Urban Agenda atau Agenda Ba ru Perkotaan. Seperti apa agenda yang menentukan pengelolaan dan pe na­ta an kota­kota dunia yang di la be li berkelanjutan itu? Berikut ini pe ti kan percakapan dengan Lana Wi na yan­ti yang dikelola dari beberapa tu­lisannya, disarikan oleh Tim Maisona.

New Urban Agenda yang disepakati dalam konferensi Habitat III baru-baru ini, menyangkut persoalan apa saja?

Page 15: URBANISASI DAN

13MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

Dalam Rencana Implementasi, disebutkan ada tiga hal, apa saja?

Benar ada 3 Rencana Implementasi. Yakni, a) komitmen transformatif untuk Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan, b) Implementasi yang Efektif serta c) Tindak lanjut dan Reviu.

Bukankah NUA itu dalam prakteknya terkait dengan agenda-agenda lainnya?

Ya. NUA mendukung Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 dan implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Goal 11 Make  cities and human settlements inclusive, safe, resilient and sustainable dan tujuan2 lain yang terkait pengentasan kemiskinan, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi. Selain itu NUA

Lana Winayanti “Isu urbanisasi sudah menjadiprioritas dunia, dan pembangunanperumahan merupakan inti dari Agenda Baru Perkotaan.New Urban Agenda (NUA) itu,

kesepakatannya berorientasi pada aksi, yang menetapkan standar global untuk pencapaian pembangunan perkotaan berkelanjutan. Kemudian, memikirkan kembali bagaimana cara kita membangun, mengelola, dan hidup di kota melalui kerjasama dengan para mitra, pemangku kepentingan terkait, dan aktor­aktor­ perkotaan­di­berbagai­tingkat­pemerintahan, maupun sektor swasta.

NUA terdiri atas 175 paragraf, yang terbagi dalam dua bagian utama yaitu Deklarasi untuk Kota dan Permukiman Berkelanjutan dan Rencana Implementasi Quito.

Prinsip pembangunan perumahan tidak dapat dipisahkan dari urbanisasi.

SRI B

AGUS

HER

U UT

OMO/

DIRE

KTOR

AT B

INA

KONT

RUKS

I

Page 16: URBANISASI DAN

[ RUANG UTAMA ]

14 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

juga terkait dengan implementasi dari COP21 tentang Perubahan Iklim, Addis Ababa Action Plan for Financing Sustainable Urban Development dan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction.

NUA itu sendiri, rangkaian kemunculannya hingga disepakati dalam konferensi di Quito itu seperti apa?

Ya, NUA itu lahir dari serangkaian pertemuan yang diselenggarakan Sekretariat Habitat III. Pertemuan­pertemuan itu kemudian menghasilkan kajian dan memberikan masukan dalam rangka penyusunan NUA atau Agenda Baru Perkotaan. Diawali dari laporan nasional dan laporan regional atas capaian Agenda Habitat II. Hasil pertemuan regional dan tematik

itu, kemudian rekomendasi 10 Unit Kebijakan, dan masukan dialog on­line di website Habitat III.

Setelah itu, muncul Zero Draft New Urban Agenda pada 6 Mei 2016. Itu merupakan draft awal, yang kemudian dibahas secara informal oleh perwakilan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait sebelum pertemuan formal Prepcom3 di Surabaya. Ada beberapa versi draft setelah Zero Draft NUA sebelum NUA ditetapkan yaitu Revised Zero Draft tgl 18 Juni, Draft NUA 18 Juli, Surabaya Draft 28 Juli, dan Agreed Draft NUA 10 September 2016.

Bagaimana Peran Indonesia?Indonesia cukup aktif terlibat

dalam proses penyusunan NUA, mulai dari menghadiri Prepcom1

di New York pada tahun 2014 dan menjadi anggota Biro Prepcom1 yang saat itu diwakili Purnomo Chandra, juga menghadiri Prepcom2 di Nairobi, pertemuan informal di New York. Bahkan, ikut menyelenggarakan pertemuan regional­Asia­Pasifik­di­Jakarta­pada­Oktober 2015 dan Prepcom3 di Surabaya pada Juli 2016 lalu.

Bagaimana peran pembangunan perumahan dalam Agenda Baru Perkotaan?

Lana Winayanti bersama Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto: Tujuan ke 11 dari Sustainable Develop ment Goals (SDGs) yaitu ‘Making cities and human settlements safe, inclusive, resilient and sustainable’.

DO

K. P

US

AT

LIT

BA

NG

PE

RU

MA

HA

N D

AN

PE

MU

KIM

AN

PU

PR

Page 17: URBANISASI DAN

15MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

Menarik disimak, bahwa judul Konferensi Habitat III tidak lagi menggunakan istilah permukiman seperti Konferensi Habitat I dan II yang keduanya disebut sebagai Konferensi PBB untuk Permukiman, melainkan menekankan pada perumahan dan pembangunan berkelanjutan sebagai dua komponen yang setara. Hal ini karena isu urbanisasi sudah menjadi prioritas dunia, dan pembangunan perumahan menjadi inti dari Agenda Baru Perkotaan.

Alasannya apa perumahan jadi inti kesepakan NUA?

Masalahnya, perumahan mempunyai banyak persinggungan dengan sektor­sektor lain dalam NUA, seperti hubungan sosial, tata kelola,­tata­ruang,­ pertanahan,­pembangunan ekonomi, dan lingkungan hidup.

Dalam NUA itu disebutkan ada beberapa prinsip pembangunan perumahan, di antaranya: Pertama, perumahan tidak dapat dipisahkan dari urbanisasi – kebijakan dan strategi pembangunan perumahan harus terintegrasi dengan kebijakan pembangunan perkotaan, dan dikordinasikan dengan kebijakan sosial­budayakan,­ ekonomi,­dan­mobilitas. Kedua, perumahan adalah faktor yang menentukan pembangunan sosial­ekonomi. Perumahan mempunyai peran penting untuk meningkatkan standar kehidupan, kesejahteraan, pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan.

Ketiga, diperlukan kebijakan dan program perumahan yang bersifat­ kuratif­(peningkatan­kualitas­permukiman kumuh) dan preventif (pembangunan baru) terutama untuk perumahan di lokasi yang rentan bencana, melalui upaya yang partisipatif dan terkoordinasi antara pemerintah (nasional/lokal), lembaga

pembiayaan, sektor swasta dan masyarakat.

Bagaimana dengan pelaksanaan NUA di Indonesia?

Terkait tindak lanjut implementasi NUA di Indonesia, diperlukan suatu Kebijakan Nasional Pembangunan Perkotaan yang menampung amanat New Urban Agenda serta Tujuan ke­11 dari Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu ‘Making cities and human settlements safe, inclusive, resilient and sustainable’.­ 

Kebijakan ini, selanjutnya akan menjadi acuan kementerian atau lembaga (termasuk pemerintah daerah). Mengingat, kebijakan ini bersifat­lintas­sektoral,­ diharapkan­peran Kementerian PPN atau Bappenas sebagai focal point Agenda Baru Perkotaan dapat melakukan koordinasi penyusunan kebijakan pembangunan perkotaan. Selanjutnya, secara teknis, akan didukung oleh Sekretariat Nasional Habitat yang berada di Kementerian PUPR. Di tingkat lokal sudah ada beberapa upaya untuk membahas peran pemangku kepentingan dalam melaksanakan Agenda Baru Perkotaan. Tentunya akan lebih selaras bila sudah ada payung kebijakan nasional, yang diikuti Rencana Aksi Nasional dan Daerah. [M] TIM MAISONA

...isu urbanisasi sudah menjadi prioritas dunia, dan pembangunan perumahan menjadi inti dari Agenda Baru Perkotaan.

Aktifitas Pekerja di Rumah Khusus Tarakan.

DO

K. L

UT

HF

IA

Page 18: URBANISASI DAN

[ RUANG UTAMA ]

16 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

AGAR PERUMAHAN TAK KUMUHKementerian PUPR mendorong tumbuhnya kota berkelanjutan. Lewat skema PSU diharapkan kawasan perumahan kaum urban dan MBR semakin tertata dan tidak kumuh.

“Walaupun ko ta itu pro duk ­tif, tapi ka lau ti dak nya­man ti dak

a kan berkelanjutan, terutama pe la ya­n an air bersih dan sanitasi yang me­

ru pakan keharusan untuk suatu kota yang nyaman dan berkelanjutan,” ka­ta Menteri Pekerjaan Umum dan Pe­ru mahan Rakyat (PUPR) Basuki Ha di­mul jono, beberapa waktu lalu.

Berangkat dari sana pula, PUPR ber be nah. Program Satu Juta Rumah

ada lah langkah awal melakukan pem ­be nahan sistem perumahan, ba ik di wilayah perkotaan maupun dae rah­daerah berkembang lainnya. “Ka mi be kerjasama dengan Ditjen Cip ta Kar ya membenahi kekumuhan ling­kungan perkotaan,” kata Johny F. S, Direktur Rumah Swadaya Ditjen Pen­ye diaan Perumahan Kementerian PUPR.

Program yang dikembangkan Di­re k torat Rumah Swadaya, adalah mem berikan bantuan kepada para pe­mi lik rumah yang rumah atau hu nian­nya dianggap tak layak huni. Intinya, de mi kian Johny menambahkan, pro­gram yang adalah membantu bia ya perbaikan rumah bagi MBR yang ru­

Direktur Rumah Swadaya Raden Jhony Fajar Sofyan Subrata, menghadiri Acara Gerakan Masyarakat Peduli Sehat di Kota Jambi

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 19: URBANISASI DAN

17MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

mah nya tak layak huni. “Tujuannya, ten tu untuk mendorong lingkungan pe ru ma han menuju kota yang ber­ke lan jutan. Karena perbaikan yang di lakukan harus terkait perbaikan as­pek lingkungan rumah itu sendiri,” tu turnya.

Sebagai regulator, maupun se ba ­gai penyedia rumah atau hunian, Ke ­men terian PUPR tidak alpa men do ­rong para pengembang pe ru mah an me lakukan perbaikan dalam penye ­di a an prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU). Tidak ketinggalan ada­lah dalam skema pembiayaan.

Dalam hal penyediaan rumah ba­gi masyarakat berpenghasilan ren­dah (MBR), Kementerian PUPR ti dak se kedar membangun rumah (ru mah su sun, rumah swadaya), tapi juga me m berikan dukungan PSU. Ta hun 2015, dukungan tersebut mem be ri­kan man faat bagi 29.282 unit ru mah.

BEDAH RUMAH ALA PUPR

Jumhana Budi Raharjo, be rbenah. Kuwu Ke do ka­nagung, In dra ma yu, Jawa Barat ini memilah ber­kas yang menumpuk. Jumhana mesti te liti. Satu

ke sa lahan yang dia buat, akan berakibat Bantuan Sti­mulan Pe rumahan Swadaya (BSPS) atau bedah ru­mah dari Kementerian PUPR akan salah sasaran. Aki­bat lanjutannya, program Gerakan Masyarakat Hi dup Se hat (Germas), di daerahnya bisa jadi tidak berhasil.

Beberapa warga Kedokanagung, memang menjadi tar get untuk mendapat bantuan bedah rumah dari PU PR. Kegiatan yang menjadi bagian Program BSPS ini diharapkan sebagai stimulus yang bisa mendorong pe ran aktif masyarakat untuk membangun rumah se­cara swadaya sehingga mampu mewujudkan rumah se hat dan layak huni.

Kasubdit Pelaksanaan Bantuan Stimulan Di rek­torat Rumah Swa da ya Ditjen Penyediaan Perumahan Ke men terian PUPR, Bisma Staniarto, me ne gaskan pen tingnya peran aktif masyarakat. Rumah yang men dapat ban tuan bedah rumah tersebut, setidaknya

ha rus memenuhi prinsip da sar rumah sehat yakni atap, lantai dan dindingnya menjadi lebih baik. Be­sar nya bantuan berupa uang stimulan antara Rp10 juta hingga Rp15 juta.

Jika atapnya dari daun atau rumbia diganti seng atau genteng, apa bi la lantainya masih tanah bisa di plur semen serta dinding dari bilik bam bu dibangun de ngan bata atau batako. “Jadi kami juga berharap Pem da dan perusahaan swasta bisa membantu mas­ya ra kat yang rumahnya ti dak layak huni untuk mem­pe ro leh bantuan sejenis dari Pemda maupun via pro­gram CSR perusahaan,” tutur Bisma.

Menurut Bisama, ada sejumlah kriteria yang di­te tap kan bagi pe ne ri ma BSPS. Di Indramayu sendiri, khu sus nya di Kecamatan Ke do kan bun der, ada 60 ke­pa la keluarga (KK) yang menikmati bantuan.

Kriteria dan syarat penerima bantuan adalah war­ga negara In do ne sia yang sudah berkeluarga, me mi­li ki atau menguasai tanah (dikuasai se cara legal tidak da lam status sengketa, sesuai tata ruang), be lum me­mi liki rumah, atau memiliki rumah dan me nem pati ru mah satu­satunya de ngan kondisi rumah tidak la­yak huni. [M] Ristyan Mega Putra

Se mentara untuk tahun 2016, dia lo­ka si kan untuk 26.313 unit.

Selain perbaikan, Direktorat Ru­mah Swadaya, juga memberikan ban­tuan pembangunan rumah baru bagi MBR. Dalam tahun 2016, sebanyak 97.505 unit dengan nilai bantuan total sebesar Rp1,3 triliyun. Untuk tahun 2017, dianggarkan Rp 1,9 triliyun, untuk target total pembangunan 110 ri bu unit rumah.

Dengan bantuan pembangunan dan per bai kan rumah dengan ske ma swa da ya ini, harapannya da pat me ­ngen tas kan kekumuhan pe ru ma h ­an di ber ba gai daerah. Pa ling ti dak, se per ti da ta yang di lan sir Di rek torat Ru mah Swadaya, me li pu ti 33 pro vin­si. “Ha rapannya, bi sa mem per baiki ke ku muh an ka wa s an pe ru mah an, se­hing ga dapat men dorong tum buhnya ko ta ber ke lan jutan,” pungkas Johny. [M] Ristyan Mega Putra

“Walaupun kota itu produktif,

tapi kalau tidak nyaman,

tidak akan berkelanjutan,

terutama pelayanan air

bersih dan sanitasi yang merupakan

keharusan untuk suatu kota yang

nyaman dan berkelanjutan.”

Page 20: URBANISASI DAN

18 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

Kawasan permukiman, se ­

per ti diketahui secara ke ­

ilmu an, adalah bagian da ri

ling kungan hidup di luar

da ri kawasan lindung, baik yang berupa

ka was an perkotaan mau pun pedesaan

yang berfungsi se ba gai lingkungan

tem pat tinggal. Se men tara, tingkat

ke nya manan per mu kiman di kota di­

pe nga ru hi oleh ke be ra daan ruang ter­

bu ka hi jau dan ta ta kelola kota. Pada

ta ta ke lo la kota yang tidak baik, yang

di tun juk kan dengan kepadatan ba ngu­

n an yang tinggi dan kondisi geo me tri

ba ngunan yang kurang ba ik ju ga dapat

mempengaruhi ting kat ke n yamanan

permukiman di pe r kotaan.

Tahun 2014 lalu, Ikatan Ahli Pe ren ­

cana an (IAP) Indonesia me ri lis indeks

la yak huni sejumlah ko ta be sar di In do­

ne sia atau In do ne sia Most Liveable City

Index (MLCI) sa at Kongres Dunia ke­24

Eas tern Re gio nal Organization for Pla n­

ning and Human Settlement (EAROPH)

10­13 Agustus 2014 di Ho tel Borobudur

Jakarta. Sur vei yang dilakukan IAP kali

ini, di la ku kan ter hadap warga di 17 ko­

ta di Indonesia. Sur vei itu, ter kait per ­

sep si mereka ter hadap ken ya man an

se buah kota. Ter dapat 30 kri teria yang

di gunakan untuk me ngukur kualitas

ke nya manan ko ta, yang secara garis

be sar me li pu ti penataan ruang, kondisi

eko no mi, trans portasi, kebersihan ling ­

kungan, fa si litas ke se hat an, fa si li tas

pen di dikan, ja ringan la ya nan pra sa ra na

Agenda Baru Perkotaan

[ OPINI ]

Anton SihombingAnggota Komisi V DPR

perkotaan, ke a manan, ke hi dup an sosial

dan budaya.

Hasil survei menunjukkan bahwa

Ko ta Balikpapan dipersepsikan sebagai

kota paling layak huni oleh warganya,

dengan nilai 71,12 dimana rata­rata

Na sional sebesar 63,62. Kota layak hu­

ni, meng gambarkan sebuah kota de­

ngan ling kungan dan atmosfer yang

nya man untuk ditinggali dan bekerja

yang dilihat dari berbagai aspek, baik fi­

sik maupun non fisik. Prinsipnya adalah

ke ter sediaan kebutuhan dasar, fasilitas

pu blic, ruang terbuka untuk in teraksi

so sial, keamanan, dukungan fung si eko­

no mi sosial, dan sanitasi.

Kelompok kota yang lebih besar,

mid-sized middleweights city (kota me­

ne ngah dengan jumlah penduduk 2 –

5 juta jiwa) dihuni oleh Kota Surabaya,

Ban dung, Bekasi dan Medan. Melihat

lagi hasil survey MLCI IAP, kota­kota

de ngan jumlah penduduk besar, Ja­

kar ta dan mid-sized middleweights city

ke cua li Bandung dan Bekasi, memiliki

ni lai index liveable city di bawah rata­

ra ta nasional. Kota Jakarta berada pa da

urut an ke 9 dengan nilai 62, 14, Su ra­

ba ya berada di urutan 10 dengan ni lai

61,7, dan Medan berada di urutan te ra­

khir (urutan 17) dengan nilai 58,55.

Dengan kata lain, hasil survei itu

me nun jukkan kecenderungan yang

per lu mendapat perhatian lebih jauh,

yak ni semakin besar jumlah penduduk

atau semakin berkembang kegiatan

Page 21: URBANISASI DAN

19MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

sua tu kota, kenyamanannya semakin

ber ku rang. Hasil ini juga merupakan

po tret cepat bagi pemerintah kota, baik

ko ta yang dinobatkan memiliki ting kat

ken ya man an rendah, maupun tingkat

ke nya manan tinggi.

Tentu saja bagi kota dengan ting kat

kenyamanan rendah, ha rus be ru sa ha

mem perbaiki kon di si ling kung an per ko­

ta annya. Per bai kan ter se but, se ma ngat­

nya ha rus di mu lai dari pe mu kiman alias

pe ru mah an yang ditata de ngan me nge ­

de pan kan pe na taan ling kung an yang

se hat, ber sih dan war ga nya dituntut

di siplin dan sa dar akan pen tingnya ke­

se hatan dan ke bersihan ling kungan.

Ten tu sa ja, bi la gerakan yang dimulai

da ri ling kung an itu tidak di du kung pe ­

me rin tah, pemerintah dae rah, p e me rin­

tah ka bu paten atau pe me rin tah kota,

ma ka ja ngan ber ha rap, pro gram yang

kini me n jadi agen da baru du nia terkait

per kotaan ter se but, akan terwujud.

Oktober 2016 lalu, pada acara

Kon fe rensi Habitat III di Quito, Ekua­

dor, sa lah sa tu program yang di usung

In do ne sia ada lah program 100 ­ 0

­100; 100 persen ke tersediaan akses

air ber sih, 0 persen ka wasan ku muh

dan 100 persen ke ter sediaan ak ses

sa ni ta si sehat. Dalam hal pe n ye dia an

in fra struk tur air mi num, ber da sar kan

da ta Direktorat Jen deral (Dit jen) Cip­

ta Kar ya Ke men te rian PUPR, ca paian

di awal tahun 2016 se besar 71,05%

da ri target 100% pa da ta hun 2019.

Bagaimana dengan kawasan ku ­

muh dan ketersediaan akses sa ni tasi

se hat? Ha rus diakui, terutama di kota­

ko ta besar dengan kecenderungan

per tumbuhan ekonomi yang pesat,

ka wa san kumuh dan akses sanitasi

sehat, ma sih jauh dari ha rapan ter pe ­

nu hinya se ba gai sebagai ko ta ber ke­

lan jutan, de ngan kawasan per mu ki­

man yang me me nuhi layak hu ni. [M]

Semangatnya harus dimulai dari pemukiman alias perumahan yang

ditata denganmengedepankan

penataan lingkungan yang sehat, bersih

dan warganya dituntut disiplin dan sadar akan

pentingnya kesehatan dan

kebersihan lingkungan.

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 22: URBANISASI DAN

20 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ KATA MEREKA ]

MENGEJAR TARGET RUMAH LAYAK HUNI

Upaya pemerintah menggenjot pembangunan

rumah susun sewa (Rusunawa), rumah

khusus (Rusus), dan rumah swadaya,

mendapat sambutan hangat berbagai

kalangan. Keberadaan rumah layak huni tersebut

memberikan rasa nyaman bagi mereka yang sejauh ini

mendambakan rumah layak huni.

Tahun 2017 nanti Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Direktorat

Jenderal Penyediaan Perumahan, mentargetkan

pembangunan 12.760 unit rumah susun (Rusun) di

Indonesia. Rusun tersebut nantinya diperuntukkan

untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),

pekerja / buruh industri, pegawai negeri sipil (PNS),

anggota TNI/ Polri, mahasiswa dan para santri pondok

pesantren.

Untuk membangun Rusun tersebut, Dirjen Penyediaan

Perumahan Syarif Burhanuddin mengatakan,

pemerintah menganggarkan dana Rp 4,754 Triliun.

Anggaran tersebut sekitar 51,71 persen dari total pagu

anggaran Ditjen Penyediaan Perumahan. “Kami harap

dengan pembangunan Rusun ini pemerintah bisa

menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat di

seluruh Indonesia,” jelas Syarif. [M] Suharlina dan TIM MAISONA

DOK.

DIR

EKTO

RAT

JEND

ERAL

PENY

EDIA

AN PE

RUM

AHAN

Rumah Khusus Nelayan Desa Sumare Kec. Simboro Kepulauan Kabupaten Mamuju

Page 23: URBANISASI DAN

21MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ KATA MEREKA ]

MICHAEL WATTIMENA WAKIL KETUA KOMISI V

Kami (Komisi V DPR RI–red) sangat bangga

dan­berterima­kasih­terhadap perhatian­pemerintah­

khususnya Kementerian PUPR yang sangat peduli

akan ­perkembangan­pembangunan­perumahan­dan­

infrastruktur di Indonesia timur. Rumah swadaya

dan rumah khusus yang dibangun di sini semoga

bisa memberikan manfaat bagi masyarakat di

Papua Barat .

C. ROBERT PANUSUNAN MARBUN DIREKTUR RUMAH KHUSUS

Ditjen Penyediaan Perumahan mengalokasikan bantuan

rumah­khusus­di­Kabupaten­Raja­Ampat­untuk nelayan­dan­

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 100 unit

rumah yang terletak di dua distrik yang berbeda yaitu Teluk

Maylibit danPulau Batanta. Lahannya hibah dari

kepala kampung.

KOMANDAN PASPAMPRES BRIGJEN TNIBAMBANG SUSWANTO

Kami berterima kasih atas bantuan Kementerian

PUPR membangun hunian bagi para prajurit

Paspampres. Rusun Mako Paspampres ini sudah

dilengkapi listrik, air, dan lift untuk menunjang

kebutuhan penghuninya.

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

MAI

SONA

/MEL

ISA

EMER

ALDI

NAM

AISO

NA/R

ICKY

DEF

RIM

ON

Page 24: URBANISASI DAN

22 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ TEKNOLOGI ]

RISHA, SATU TEKNOLOGI UNTUK SEMUA Puskim PUPR menghasilkan teknologi konstruksi pracetak RISHA. Teknologi tepat guna yang mampu mengatasi berbagai persoalan infrastruktur perumahan dan pemukiman. Mendorong lahirnya teknologi serupa. Asli karya anak bangsa.

Anda punya persoalan de ngan perumahan dan pe mukiman? Si­lah kan datang ke Pu­sat Penelitian dan Pe­

ngem bangan Permukiman (Puskim) Ke men terian Pekerjaan Umum dan Pe ru mahan Rakyat (PUPR)! Lem ba­ga ini punya solusi tepat. Salah sa tu andalannya adalah RISHA. Ini lah tek­

Teknologi RISHA bukanlah tek no­logi baru. Pertama kali diluncurkan di 2004, 12 tahun lalu. Dalam kurun waktu ter sebut, RISHA telah mendorong ha­dirnya banyak ide­ide baru yang ino­vatif di sektor konstruksi rumah pa­bri kasi. Baik yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan tinggi, indus tri se perti perusahaan konstruksi mau­pun masyarakat secara individu.

Pada lingkungan internal Pusat Lit bang Perumahan dan Permukiman mi sal nya, RISHA telah mendorong la­hirnya teknologi serupa seperti RIKA (rumah instan kayu), Brikon (Fa bri­kasi Struktur Konstruksi beton), Rus­pin (Rumah Sistem Panel Instan), yang kesemuanya berbasis pada sis­tem pabrikasi yang dapat dibongkar pasang.

Teknologi serupa, saat ini sedang diusung dan proses litbangnya ma sih berlangsung, yaitu teknologi kon s­truksi PTH (Pots Tention House). Kon­sep dasar teknologi ini adalah kom bi­nasi antara sistem pracetak dengan sis­tem prategang. Teknologi ini memiliki kom ponen dengan ukuran kecil dalam ben tuk blok­blok 10 x 20 x 20 cm serta 20 x 20 x 20.

Gagasan semua teknologi kon­struk si tersebut diarahkan untuk da pat menyelesaikan berbagai situasi ma­sa lah perumahan di Indonesia; baik da lam penyediaan perumahan formal mau pun informal, termasuk dalam hal pe nanganan kawasan kumuh serta pe nanganan bencana alam. Sehingga Pus kim memiliki slogan “Sekali me­lak sanakan Litbang Berbagai Masalah Da pat Diselesaikan”.

Penataan kawasan kumuh

Penerapan teknologi untuk pe na­nga nan kawasan kumuh, hadir pada pro gram Kampung Deret Petogogan, yai tu program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kawasan Petogogan ada­lah kawasan kumuh yang merupakan tempat bermukiman pekerja pada

nologi konstruksi pracetak se der hana yang diperuntukan untuk ba ngun an­bangunan sederhana, se per ti rumah sederhana sehat (RSH), ba ngun an po li klinik atau puskesmas, ba ngun an pen didikan untuk sekolah mau pun ma drasah, bangunan ibadah se perti mas jid, serta bangunan lainnya ter ma­suk elemen lanskap sebagai pen du­kung kawasan.

Pengencangan baut pada kolom Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jepara.

DO

K. P

US

AT

LIT

BA

NG

PE

RU

MA

HA

N D

AN

PE

MU

KIM

AN

PU

PR

Page 25: URBANISASI DAN

23MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ TEKNOLOGI ]

pro yek kota baru Kebayoran. Pada awalnya perumahan mereka

me rupakan sederatan bedeng, yang di huni turun temurun. Dari waktu ke wak tu, penghuninya terus meningkat, se hingga kawasan tersebut tidak mam pu lagi menunjang kehidupan yang sehat.

Kondisi kawasan sangat padat dan tidak tertata dengan baik, men ja di tantangan sendiri. Belum lagi ka wa ­s an yang sering dilanda banjir. Ra ­ta­rata penguasaan lahan oleh se tiap penduduk berada di bawah 18 m2, bahkan ada yang hanya 6 m2 saja. Se­lain itu batasan waktu pem ba ngu nan, ha rus dilakukan dengan waktu yang pa ling singkat. Maklum, para peng­hu ninya tidak dapat bertahan la ma di ru mah kontrakan.

Dua konstrain utama “waktu” dan “la han sempit” menjadi tantangan yang bi la dibangun dengan teknologi kon ven sional dapat menimbulkan ma sa lah baru.

Sistem pabrikasi, menjadi solusi. Kom ponen­komponen bangunan di­buat di luar site untuk dibawa dan di install di site. Selain waktu peng ins­ta l lan lebih cepat, komponen yang da­tang relatif tidak butuh tempat untuk men yimpan logistik. Semua kom po­nen yang datang, langsung diinstall.

Berbeda bila pendekatan dengan metoda konvensional. Dimana bahan baku, bahan bangunan yang datang be rupa pasir, semen, dan tulangan ba­ja yang butuh proses pengolahan dan tempat. Sementara ruang kerja tidak ter sedia.

Dalam konsep penataan kawasan ku muh, persoalan utama bukan ha­nya­ masalah­ fisik­ semata.­ Persoalan­so sial­budaya dan ekonomi, juga ti­dak kalah kompleks. Untuk itu mela­lui pemanfaatan teknologi pracetak ter sebut, memberi peluang bagi mas­ya rakat untuk terlibat langsung dalam pro ses pembangunan khususnya pada sa at install komponen­komponen.

Keterlibatan masyarakat dapat be­

r lan jut dalam memproduksi kom po ­nen­komponen bangunan yang di bu at secara pabrikasi. Karena sifat tek no lo­gi yang disiapkan adalah tek no lo g i te pat guna, maka teknologi ter se but da pat dibuat oleh masyarakat da lam ben tuk UKM. Selain modal yang di­per lukan tidak besar, yakni se ki tar Rp. 200 juta untuk investasi pe ra la t an, bangunan dan modal awal. Mas ya ra­kat dapat memulai produksi kom po­nen tersebut seperti halnya industri ba taco, paving blok, atau yang serupa yang saat ini sudah banyak dilakukan oleh masyarakat.

Penanganan bencana alam

Dalam hal penanganan bencana alam, teknologi Puskim, khususnya tek nologi RISHA sudah tidak dapat di sang si kan lagi. Dalam tempo satu ming gu setelah peluncuran, teknologi ini su dah menjadi bagian solusi dalam penanganan bencana Tsunami dan gempa bumi di NAD Aceh Darusalam dan Sumatera Utara, pada tahun 2004.

Tidak kurang dari 12.000 unit ru­

mah sederhana dibangun bagi korban Tsunami. Juga tidak kurang dari 200 unit sekolah bantuan dari UNICEF di­bangun.

Teknologi RISHA juga hadir untuk mem bangun poliklink, perkantoran, meunasah, dan bangunan­bangunan se de r hana lainnya, termasuk in fra s­truk tur seperti penutup gorong­go rong, kanstin, bangku taman, menara air, hellipad dan unsur landskap lain nya.

Teknologi yang sama juga di gu na­kan pada penanganan bencana gempa bu mi di Jogjakarta pada tahun 2006, ben cana gempa di Padang (2007) dan ben cana gempa di Garut (2007).

Kelebihan teknologi ini terdapat pa da proses membangun yang re la tif ce pat, hampir sama dengan mem ba­ngun tenda untuk hunian se men ta ra (Huntara). Kelebihan lainnya, mas ­ya rakat mendapatkan hunian se men­tara yang jauh lebih dari stan dar k e­layakan huni sementara, dan me mi liki durabilitas yang lebih la ma. Kelebihan lain; komponen­kom po nen nya dapat di gunakan kembali untuk membangun hu nian tetap (Huntap). [M]

Membangun rumah dengan teknologi Risha dii Cilacap. desa Klaces.

DO

K. P

US

AT

LIT

BA

NG

PE

RU

MA

HA

N D

AN

PE

MU

KIM

AN

PU

PR

Page 26: URBANISASI DAN

24 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ BINGKAI FOTO ]

“Tumben, hari ini tidak seramai

biasanya” ujar Yono (30)

seorang penghuni di salah

satu blok lantai 8 di Rusun

Pejompongan. Segelas teh hangat menemani

sarapan Yono pagi itu. Di selasar komplek rusun,

warung nasi uduk Bu Dayyah menjadi salah

satu warung favorit para penghuni di kala pagi.

Obrolan­obrolan ringan antar penghuni pun

selalu muncul. Dari mulai candaan tak jelas,

hingga isu politik yang tak pernah habis untuk

diperdebatkan.

Jika hari kerja, suasana di rusun terlihat sepi.

Banyak yang sudah beraktifitas kekantornya,

lagipula anak­anak juga sudah berangkat

sekolah. Rusun Pejompongan adalah salah

satu rusun di Jakarta yang terbilang cukup

HIDUP RUKUN DI KOMPLEK RUSUN

Page 27: URBANISASI DAN

25MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ BINGKAI FOTO ]

tua. Didirikan pada tahun 1994 dan di

resmikan pada tahun1998. “Dulu bekas

hunian warga yang terbakar” kata Naning

seorang perangkat Rusun setempat.

Rusun ini memiliki lebih dari

300 unit. Tidak semua yang tinggal

adalah pemiliknya. Banyak juga yang

sewa. Harga sewanya pun bervariasi,

tergantung kondisi dan fasilitas yang

diberikan oleh si pemilik unit. Rata­rata

per bulan 1,5jt hingga 2jt. Rata­rata

para penyewa adalah para pegawai

kantoran yang butuh akses cepat menuju

kantornya yang berada di Jakarta.

Rusun Pejompongan memang

tidak seluas rusun­rusun lain yang baru

dibangun oleh Pemerintah.

Lahan parkirnya pun terbatas.

Tapi bagaimanapun, sebagian

warga merasa nyaman dan betah

tinggal disitu. Selain dekat kemana­

mana, pemandangan kota yang indah

bisa di lihat dari berbagai sudut rusun

ini. Kehidupan antar warganyapun

nampak rukun. “Disini nyaman aman dan

damai, bahkan dalam beberapa tahun

terakhir, sudah tidak ada lagi warga yang

kehilangan motor” tambah Naning

meyakinkan.[M] Abdul Malik MSN.

FO

TO

-FO

TO

: A

BD

UL

MA

LIK

MS

N.

Page 28: URBANISASI DAN

26 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ BERANDA ]

AGAR PUBLIK MELEK PERUMAHANDirjen Syarif Burhanuddin meluncurkan Majalah MAISONA. Menjadi wadah maupun tempat sosialisasi kegiatan, serta rencana program perumahan di Indonesia.

Media informasi me ngenai pe rumahan, memang su dah ada be berapa na­ma yang terbit. Namun,

khusus terkait program perumahan yang dikelola pemerintah, baru ada sa tu. Apa itu? MAISONA. “MAISONA di rancang untuk menjadi wadah mau­pun tempat sosialisasi pe lak sanaan ser ta rencana program pe ru mah an di Indonesia,” ujar Direktur Jen de ral Pe­nye diaan Perumahan Ke men terian Pe ker jaan Umum dan Pe rumahan Rak yat (PUPR) Syarif Bu r hanuddin.

Disela­sela kegiatan Peringatan Ha ri Kota Dunia yang dilaksanakan di Auditorium Kementerian PUPR,

Ja kar ta, Senin akhir Oktober si lam, MAISONA edisi pertama, di per ke­nal kan ke publik. Peluncuran, ka ta Dir jen Syarif Burhanuddin, se nga ja tidak dalam acara khusus dengan se­re monial. Namun begitu, ke ha dir an MAISONA dinilai memberi war na dan menjadi bagian terdepan da lam pe­nye barluasan informasi khu sus nya yang terkait program pe ru mahan di In do nesia. Lewat MAISONA, kegiatan so sia lisasi pe nye diaan perumahan yang di lak sa nakan pemerintah, akan le bih meningkat kualitasnya dan men ­jang kau khalayak luas.

Kedepan, manajemen MAISONA di ha rapkan dapat menggandeng para mi tra kerja berperan aktif. “Kami ha­rap para mitra kerja maupun mas­ya rakat luas bisa memberi masukan, kri tik, guna mendorong kami untuk me laksanakan program penyediaan pe rumahan yang bermanfaat bagi mas yarakat luas,” tandas Syarif.

Dalam kesempatan yang sa ma, Luk man Hakim, Dewan Re dak si Ma­ja lah MAISONA yang juga menjabat se bagai Sekretaris Ditjen Penyediaan Pe ru mahan, menuturkan, pemilihan na ma MAISONA. Pihaknya, me man­faat kan sejumlah media termasuk je­jaring sosial Whatsapp (WA) untuk me nampung berbagai usulan dan ma sukan serta berdiskusi terkait pe­mi lihan nama majalah yang pas. “Men teri Basuki Hadimuljono pun ikut mem berikan masukan dan usul­an na ma. Akhirnya diputuskan na ma MAISONA yang memiliki arti ru mah yang mempesona,” jelas Luk man.

Lewat MAISONA, Lukman ber­ha­­rap­ akan­ menambah­ kreatifitas­sum ber daya manusia (SDM), bu kan

Kami harap para mitra kerja maupun

masyarakat luas bisa memberi masukan,

kritik, guna mendorong kami

untuk melaksanakan program penyediaan

perumahan yang bermanfaat bagi

masyarakat luas.

Dirjen Syarief Burhanuddin meluncurkan Majalah MAISONA

MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Page 29: URBANISASI DAN

27MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ BERANDA ]

saja di Ditjen Penyediaan Pe ru mah­an khususnya, tapi juga Ke men terian PUPR pada umumnya. “Lebih khu sus lagi,­ lewat­ MAISONA,­ seluruh­ akti­fi­tas dan kinerja tidak hanya ber henti di tumpukan kertas laporan se mata. Na mun juga bisa menjadi ba han ba­ca an yang bermanfaat bagi pu blik,” je lasnya.

Untuk tahap awal MAISONA di­ran cang 52 halaman. Tema yang di ­ang kat terkait publikasi ke giat an pe­nye diaan perumahan yang te lah di­lak sanakan oleh Dit jen Pe nye dia an

Lebih khu sus lagi, lewat MAISONA,

seluruh akti fitas dan kinerja tidak hanya

ber henti ditumpukan kertas

laporan semata. Namun juga bisa menjadi ba han

bacaan yang berman-faat bagi pu blik.

Pe ru mahan. Ru bri ka si nya disesuaikan dengan tema­te ma perumahan mu lai dari Dapur Re dak si, Se rambi, Jen de­la, Ruang Utama, Ka ta Me reka, Tek­no logi, Beranda, Ta mu, Kabar SNVT, Intermezzo, Al bum dan Tips.

“Kami juga berharap masukan dan kri tik dari mitra kerja dan mas ya ra­kat luas guna mendorong kami untuk me lak sanakan program pe nye dia an pe ru mah an bagi mas ya ra kat,” harap Luk man. Tentu, agar publik melek pe­ru mah an versi pe merintah. [M] Ristyan

Mega Putra

Sidang mingguan redaksional MAISONA menentukan rubrik

Ruang Utama.

Rapat redaksi di manapun jadi, sekadar untuk cek

dan ricek mengingatkan satu dengan lainya tentang

peliputan dan foto.

MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

MAI

SONA

/SBR

Page 30: URBANISASI DAN

28 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ BERANDA ]

PENGUATAN DAN PELAYANAN INFORMASI PERUMAHANAgar masyarakat mengetahui program infrastruktur dan perumahan rakyat, dibutuhkan publikasi yang akurat dan aktual. Perlu SOP Publikasi serta tim resmi layanan informasi.

Masyarakat semakin mudahmengakses informasi perumahan melalui website perumahan.go.id

Publikasi dan layanan in­

for masi yang baik ada lah

ke nis cayaan di era ke ter­

bu ka an saat ini. “Tanpa pu ­

bli kasi dan layanan in for masi yang

akurat, aktual dan fak tual, mas ya­

rakat tak akan pernah ta hu ada nya

program pembangunan infra struk­

tur dan perumahan rakyat, dengan

be nar dan jelas,” tegas Irma Yan ti,

Di rek tur Rumah Umum dan Ko­

mer sial (RUK) Direktorat jenderal

(Dit jen) Penyediaan Perumahan,

Ke men terian Pekerjaan Umum dan

Pe ru mah an Rakyat (PUPR).

Untuk mendorong publikasi ter­

se but, Direktorat RUK, mengadakan

Bim bingan Penulisan Data dan In­

for masi untuk Website Direktorat

RUK. Kegiatan di Ruang Olive Hotel

Ve ran da, Jakarta, 2 November lalu itu

diikuti oleh 25 orang. Mereka adalah

mah an, lanjut Irma, diperlukan SOP

Pu blikasi serta tim resmi yang akan

mengisi produk layanan informasi

ter sebut. “Isi publikasi menyangkut

aca ra kegiatan Direktorat RUK.Na­

mun harus disaring apakah datanya

bo leh dipublikasikan atau tidak, dan

harus dipilah­pilah sesuai dengan

program kerjanya sehingga mas ya­

ra kat yang mengakses berita men da­

pat informasi yang jelas,” kata Irma.

Salah satu saluran publikasi ada­

lah website. “Via website, masyarakat

di permudah. Selain sebagai sarana

menyalurkan informasi secara cepat,

ju ga men jadi media masyarakat

untuk me nyampaikan pengaduan

se ca ra cepat,” jelas Irma.

Hal yang sama juga disampaikan

oleh Suharlin. Menurutnya, pu bli ka ­

si via website harus didukung oleh

se luruh Direktorat yang ada di Dit­

jen Penyediaan Perumahan. Ber ­

ba gai program perumahan ser ta

pe lak sanaan kegiatan, me li puti ke­

gia tan­kegiatan yang se dang terjadi

mau pun yang akan di lak sa na kan.

Se bi sa mungkin berita di sam paikan

me la lui publikasi yang ada di media

ce tak, elektronik mau pun online.

“Kami juga berkoordinasi de­

ngan Biro Komunikasi Publik Ke me ­

n te rian PUPR. Kami berharap di rek ­

to rat­direktorat yang ada di Dit jen

Pe nye diaan Perumahan da pat me ­

nyam paikan informasi dengan ba ik.

Sehingga masyarakat da pat me nge­

ta hui berbagai program dan ke gia­

t an­kegiatan di Ditjen Pe nye dia an

Perumahan,” terang Suharlin. [M]

Ristyan Mega Putra

“Masyarakat pun kini dipermudah dengan adanya saluran pengadu-an maupun memberikan informasi dari lapangan secara cepat via website.”

per wakilan Sub Direktorat yang ada

di unit kerja Direktorat RUK, Ditjen

penyediaan Perumahan.

Untuk memberikan pelayanan

in for masi yang baik tentang pe ru­

MAI

SONA

/JUN

AIDI

Page 31: URBANISASI DAN

29MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ BERANDA ]

RUMAH UNTUK ABDI NEGARA

Sudah selayaknya para abdi negara mendapat rumah, sebagai bentuk kesejahteraan

yang seharusnya diterima. Per unit dihargai Rp. 60 juta. Bukti dukungan Pemkot Kendari

dalam pelaksanaan Progran Satu Juta Rumah.

Aktivitas di Rusus Brimob Barelang Batam.“T

idak semua PNS itu mam pu membeli dan me miliki ru mah yang la yak,” ujar Wa li ko­

ta Ken dari As run. Karena itu pula, kepada se jum lah wartawan di sela­sela Pa me r an Rumah Rakyat 2016 di GOR Pe muda Bahteramas, Kendari, 26 Okto ber lalu, Asrun mengatakan te­lah menyediakan lahan 800 hektar di

daerah Nanga­nanga, Kendari, Su la­we si Tenggara.

Pembangunan rumah PNS ter­sebut, lanjut Asrun, merupakan buk­ti dukungan Pemkot Kendari da lam pelaksanaan Program Satu Ju ta Ru­

mah. Selain itu, ketersediaan ru mah merupakan dambaan bagi se ba gain besar dari 8.160 orang PNS di ling­kungan Pemkot Kendari. Adanya pe­ru mah an bagi para abdi negara itu, se­kaligus dapat meningkatkan ke se jah­teraan dan membantu me re ka untuk memiliki rumah yang layak hu ni.

Asrun juga berjanji untuk terus men dorong pelaksanaan program pe ­ru mah an secara merata untuk mas­ya rakat di Kota Kendari. “Da ri pen­da ta an yang telah kami lak sa na kan di Kota Kendari kebutuhan ru mah ba gi masyarakat kurang mampu men ca­pai 11.000 unit. Ini pekerjaan ru mah kita bersama dan harus dicari ca ra untuk menyediakan rumah bagi mas­yarakat,” terangnya.

“Karena lahan milik Pemkot Kendari, maka harga jualnya lebih murah, yakni Rp 60 juta per unit, sehingga PNS lebih mudah mengangsur KPR.”

Kepala Dinas PU Provinsi Su la we ­si Tenggara La Ode Muhammad Sai ­din menambahkan, bahwa la han yang akan digunakan untuk lo ka si pe ru­mahan PNS adalah milik Pem kot Ken­dari. Adapun luas tanah untuk satu unit rumah PNS tersebut ada lah seluas 300 meter persegi dengan ukuran 15 x 20 meter.

“Kami sudah undang para pe­ngem bang lokal untuk membangun pe rumahan tersebut. Karena lahan yang digunakan adalah milik Pemkot Ken dari maka harga jual rumahnya nan ti bisa lebih murah yakni Rp 60 ju­ta per unit sehingga para PNS bisa le­bih mudah mengangsurnya KPR ya,” harapnya. [M] Ristyan Mega Putra

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 32: URBANISASI DAN

30 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ BERANDA ]

INSPIRASI PENATAAN KOTA DARI SEBUAH FOTOMemperingati Hari Habitat Dunia 2016, Ditjen Penyediaan Perumahan menggelar lomba foto. ‘Jakarta dari Atas’ karya Agus Susanto terpilih sebagai juara satu. A

gus Susanto bergegas naik panggung. Nama fotografer muda itu baru saja disebut sebagai juara pertama lomba

foto Hari Habitat Dunia 2016 atau Hari Kota Dunia, 31Oktober lalu, yang digelar Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Agus berhak menerima piala, piagam dan hadiah uang yang diserahkan langsung Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Auditorium PUPR, 3 Nopember 2016.

Karya Agus berjudul ‘Jakarta dari Atas’, berhasil menyingkirkan 1.169 karya foto yang ikut dalam lomba yang digelar 3 hingga 16 Oktober 2016 tersebut. “Kami berharap melalui kegiatan lomba foto ini, bisa menambah motivasi bagi para pecinta fotografi­untuk­mengabadikan­rumah­rumah serta perkembangan kota di Indonesia,” ujar Syarif Burhanuddin, Dirjen Peyediaan Perumahan yang mendampingi Menteri Basuki Hadimuljono.

Menurut Syarif, mengabadikan pe­rumahan atau perkotaan dalam sa tu

“Kami berharap melalui kegiatan lomba foto ini, bisa menambah motivasi bagi para pecinta fotografi untuk meng-abadikan rumah-rumah serta perkembangan kota di Indonesia.”

Juara II Lomba Foto Hari Habitat Dunia 2016Basura CitySusilo Waluyo - Jakarta Selatan

Juara foto Hari Habitat Dunia 2016 berfoto dengan Syarif Burhanuddin, Dirjen Peyediaan Perumahan dan Lukman Hakim Sekretaris Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan.

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 33: URBANISASI DAN

31MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ BERANDA ]

Juara I Lomba Foto Hari Habitat Dunia 2016 Jakarta dari AtasAgus Susanto - Jakarta

Juara III Lomba Foto Hari Habitat Dunia 2016

Bermain di ruang publik Rusun BenhilArie Basuki - Tangerang Selatan.

bingkai foto, bukan saja sekadar se ba­gai koleksi atau dokumentasi, tapi ju ga sebagai inspirasi dalam penataan kota dan perumahan yang layak huni ke­depannya.

Lomba foto yang mengangkat tema utama ‘Perumahan sebagai Poros Penggerak Pembangunan Perkotaan yang berkelanjutan’.

Tercatat 1.170 karya fotografer dari seluruh Indonesia mengirimkan karyanya.

Bertindak sebagai dewan juri Sekretaris Ditjen Penyediaan Perumahan Lukman Hakim dan dua pewarta foto Indonesia yakni Septiawan dan Agung Samosir. Penjurian dilakukan pada hari Jum’at

tanggal 21 Oktober 2016, menetapkan Agus Susanto sebagai juara pertama, Suslo Waluyo sebagai juara dua dan juara tiga diraih Arie Basuki. Selain itu juga dipilih lima karya sebagai juara harapan satu hingga lima, berturut­turut; Lucky Fransiska, Hendra Setyawan, MA Fajri, Aman Rochman, dan Ahmad Samsudin. [M] Ristyan Mega Putra

Page 34: URBANISASI DAN

32 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ BERANDA ]

MURI UNTUK 4.444 JAMBANPemda Purbalingga meluncurkan program Germas. Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR mendorong pemda merevitasi rumah agar layak huni.

Musium Rekor Indonesia memberi penghargaan Pemda Purbalingga atas prestasinya membuat jamban terbanyak se Indonesia berjumlah 4.444 unit.L

apangan Monumen Jenderal Su dirman, Purbalingga, Jawa Tengah, penuh sesak. Ri bu­an warga berkumpul di sa na.

Selasa (15/11/2016) itu, mereka an tu­si as menyambut peluncuran Ge rakan Ma s yarakat Hidup Sehat (Ger mas). Ke gembiaraan warga yang di pimpin Bu pati Tasdi, kian lengkap Mu sium Re kor Indonesia (MURI) mem beri peng hargaan atas prestasi Pem da Pur­ba lingga dalam Pembuatan Jam ban Ke luar ga Terbanyak se Indonesia. To­tal ada 4.444 jamban yang dibuat.

Selain Bupati Tasdi, ikut hadir da­lam kegembiraan itu jajaran pimpinan dae rah setempat, Kepala Badan POM Penny K Lukito, perwakilan dari Di r­jen Penyediaan Perumahan dan Cipta Karya Kementerian PUPR ser ta Ke­menterian Kesehatan. “Kami men­

dukung penuh peluncuran Germas untuk mengatasi beberapa masalah ke sehatan yang ada seperti perilaku hi­dup sehat, pelayanan masyarakat serta ke se hatan lingkungan,” kata Tasdi.

Menurut Tasdi, saat ini terjadi per ­ge seran penyakit yang dialami mas ­ya ra kat Purbalingga. Jika dulu ba nyak

pe nyakit menular seperi dia re se ka­rang masyarakat lebih ba nyak me nga­lami penyakit tidak me nu lar seperti DB jan tung, stroke. “Ada nya Ger mas di harapkan dapat me wu jud kan mas­ya rakat yang hidup le bih sehat lagi di ma sa mendatang,” ujarnya.

Renovasi RumahPeluncuran Germas di Pur ba li ng­

ga, dia wali kegiatan sholat subuh ber­sama. Kegiatan dilanjutkan dengan re no vasi rumah tidak layak huni, pem­be rian san tunan bagi warga kurang mam pu ser ta gerak jalan sehat dan se­nam ber sama.

Data di Pemda Purbalingga mem­per lihatkan banyak warga yang tinggal di rumah tidak layak huni. Dari sekitar 301 ribu KK yang ada, jumlah rumah yang layak huni baru sekitar 241 ribu ru mah saja. Satu rumah ditempati le­bih dari satu KK. Ada 11,6 persen ru­mah, tidak layak huni dan dalam kon­disi memprihatinkan. “Bayangkan ba­nyak warga kami yang rumahnya juga jadi satu dengan kandang ternaknya. Bagaimana mereka mau hidup sehat,” jelas Tasdi.

Terkait program Germas, Pemda Purbalingga memiliki program re vi­ta siasai rumah RTLH yang tahun ini di tar getkan sebanyak 27 ribu rumah ti dak layak huni. Tahun ini, APBD menga lokasikan dana Rp 21, 5 Milyar untuk 2.150 RTLH.

Langkah Pemda Purbalingga disa­mbut baik Lilik P Hartadi. Untuk men­dukung Germas, Kepala Sub Di rek­to rat Perencanaan Teknis dan Stan­dar disasi Direktorat Ru mah Swadaya Di t jen Penyediaan Perumahan itu me­nyatakan akan mengalokasikan Pro­gram Bantuan Stimulan Rumah Swa­daya (BSPS) sebanyak 260 unit rumah. “Tahun depan kami akan alokasikan pro gram BSPS atau bedah rumah di Ka bupaten Purbalingga sebanyak 260 unit rumah dengan anggaran per unit ru mah Rp 15 juta,” katanya. [M]

Ristyan Mega Putra

”...mengatasi beberapa masalah kesehatan yang ada seperti perilaku hi dup sehat, pelayanan masyarakat serta kesehatan lingkungan.”

MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Page 35: URBANISASI DAN

33MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

MARI KITORANG TANAM POHONKementerian PUPR dukung Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA). Selain untuk antisipasi perubahan iklim, penanaman pohon juga untuk keseimbangan hidrologi DAS

Sekretaris Penyediaan Perumahan menghadiri acara Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air(GNKPA) di Provinsi Papua“M

ari kitorang tanam po hon untuk hi­dup yang lebih ba ik bagi anak

cu cu ki ta.” Ajakan teramat penting itu­ di­sampaikan­ Habel­ Yaofifi,­ per­wa kil an suku Yahoda, Papua, Rabu (30/12/2016). Selain menanam, Habel me nambahkan, adalah penting untuk melakukan perawatan agar apa yang telah dilakukan tidak sia­sia.

Habel berbicara dalam rangka me nyam but penanaman pohon ke­la pa yang dilakukan Kementerian Pe ker jaan Umum dan Perumahan Rak yat (PUPR). Kegiatan dalam rang­ka Gerakan Nasional Kemitraan Pen­ye la mat an Air (GN­KPA) yang secara se ren tak dilakukan di 34 provinsi. “Ini

ada lah aksi konkrit dan upaya nyata untuk memulihkan kondisi daerah alir an sungai (DAS),” jelas Lukman Ha kim, Sekretaris Direktorat Jenderal Pen yediaan Perumahan Kementerian PUPR.

Gerakan menanam pohon, de mi­kian Lukman Hakim mengingatkan, agar tidak sekedar dinilai sebagai obyek fi­sik­ semata.­ Selain­meningkatkan­ in­fra struk tur hijau, penanaman pohon akan meningkatkan luasan dan kua li­

tas ruang terbuka hijau sebagai fungsi esen sial ekologis dan ruang kehidupan ki ta yang lebih berkualitas.

Menurut Lukman, lingkungan yang hijau dan tertata dengan baik ju ga menjadi tempat wisata dan pengem­bang an sosial ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan dan ber ke­lan jutan. “Kegiatan penanaman po­hon juga dapat dijadikan sebagai mo­men tum strategis dalam upaya untuk mengan tisipasi dampak perubahan iklim global, degradasi dan deforestasi hu tan dan lahan, serta sebagai bagian da ri upaya konservasi sumber daya air,” katanya.

GN­KPA sendiri merupakan salah sa tu program yang dicanangkan Pre si­den Republik Indonesia pada tanggal 28 April 2015 lalu. GN­KPA bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan siklus hidrologi pada DAS sehingga keandalan sumber­sumber air baik berkualitas, kuantitas, kontinuitas air­nya dapat dicapai melalui program pe me rintah pusat dan pemerintah dae rah serta peran serta masyarakat. Se lain itu juga untuk mengembalikan ke sei mbangan siklus hidrologi pada daerah aliran sungai (DAS), sehingga keandalan sumber­sumber air baik kuantitas maupun kualitasnya dapat memadai.

Dalam kegiatan ini setidaknya ada enam elemen dari GN­KPA antara lain penataan ruang, pembangunan fi­sik,­ pertanahan­ dan­ kependudukan,  ­rehabilitasi hutan dan lahan serta kon­ser vasi SDA, pengendalian daya ru sak air, pengelolaan kualitas air, peng­hematan penggunaan air dan penge­lolaan permintaan air, dan pen da­yagunaan­SDA­secara­adil,­efisien­dan­berkelanjutan.

Hutan di wilayah Papua, kata Ha­bel, sudah banyak yang hancur. Ka re­na nya, kegiatan yang dilakukan PUPR sa ngat dibutuhkan. Harapannya, hu­tan kembali hijau. “Nantinya anak cu cu kita bisa menikmati warisan kita ini,” katanya.[M] Nilam dan Ristyan Mega Putra

[ BERANDA ]M

AISO

NA/Z

UNIL

AM FI

FALI

ANA

SRIK

ANDI

Page 36: URBANISASI DAN

34 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ BIROKRASI ]

Kunci pokok manajemen Sum ber Daya Manusia (SDM), sebagaimana kon sep Pe ter F. Drucker, ada lah how to find or get

the best per son, and how to maintain it. ba gai ma na kita mendapatkan orang yang te pat untuk pekerjaan yang ter se ­dia da lam organisasi dan ba gai ma na me me li ha ra dan mem per ta han kan­nya. Tu g as maha penting ini ada di pun dak ba gi an kepegawaian dan orga­ni sa si ta ta lak sa na yang mengelola SDM. Me re ka ber tang gung jawab mu ­lai da ri me rek rut, mengem bang kan, me nge lo la, membina ser ta me nge va­lua si ke se lu ruhan sum ber da ya ma nu­sia yang diperlukan organisasi dalam pen capaian tujuannya.

Kesuksesan dari manajemen SDM ini sangat memegang peranan kunci. Ma ka dapat dikatakan sangat vital bagi ter wujudnya tujuan organisasi yang pro­­duktif,­efektif­dan­efisien.­

MENJADIKAN SDM HANDAL DAN PROFESIONAL

Mengacu pada hal tersebut di atas, Di rektorat Jenderal Penyediaan Pe ru­mah an, menerapkan tiga langkah da­lam menciptakan sumber daya ma nu­sia yang handal dan profesional. Tiga lang kah dimaksud adalah: fasilitasi ases men, peningkatan kapasitas me la­lui pe la tih an, dan pakta integritas.

Fasilitasi AsesmenAssessment merupakan alat untuk

me ngu kur potensi manusia dengan cara mem prediksi perilakunya di ma­sa de pan. Caranya adalah melalui pe­ng gu na an simulasi perilaku yang me­ngu kur kemampuan assessee da lam me na nga ni tanggung jawab yang akan di be ri kan kepadanya.

Dasar yang digunakan adalah UU

No mor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam pasal 3 ter­kait Reformasi Birokrasi, didasarkan pa­­da­kualifikasi,­ kompetensi,­dan­pe­ni lai an kinerja sesuai kebutuhan Ins­tan si Pemerintah. Lalu di pasal 69, di­ny atakan bahwapengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan 3 aspek; Kua­lifikasi,­Kompetensi, Penilaian ki­nerja.

Selanjutnya, guna mewujudkan pro fe sio nalisme PNS diperlukan stan­dar kompetensi jabatan, yang ter di ri dari Standar Kompetensi Teknis dan Stan dar Kompetensi Manajerial.

Asesmen juga bertujuan meng ukur potensi pegawai dalam rangka me me­nu hi kebutuhan SDM yang di ingin kan sesuai kebutuhan Organisasi. Da lam rangka itu, Direktorat Jen de ral Pen ye­diaan Perumahan telah mengi rimkan pe ga wai ke Badan Pe ngem bangan Sum ber Daya Manusia (BPSDM) PUPR selama periode Januari 2016 sampai dengan Nopember 2016 meliputi:

Peningkatan Kapasitas Melalui Pelatihan

Pelatihan dan pengembangan (trai ning and development) adalah jan tung dari upaya berkelanjutan un­tuk me ning katkan kompetensi pe ga­wai dan ki nerja organisasi. Pe la tih an mem beri para pembelajar pe ng e ta hu­an dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini. Dis isi lain pengembangan melibatkan pem­be la jaran yang melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki fokus lebih jang­ka panjang.

Pengembangan mempersiapkan pa ra pe ga wai untuk tetap sejalan de­ngan pe ru bah an dan pertumbuhan or ga ni sa si. Aktivitas­aktivitas pe la tih­an dan pe ngem bangan memiliki po­ten si untuk me n ye la ras kan para pe ga­wai dengan strategi­strategi.

Be berapa manfaat strategis dari pe latihan dan pengembangan men­ca kup kepuasan pegawai, me ning kat­kan nya semangat tingkat retensi yang

Penandatangan Pakta Integritas oleh para pejabat di lingkungan Ditjen Penyediaan Perumahan.

MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Page 37: URBANISASI DAN

35MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ BIROKRASI ]

le bih tinggi, turnover yang lebih ren­dah, hasil pekerjaan yang lebih baik, dan kenyataan bahwa para pegawai yang puas akan menghasilkan kerja yang baik. Reformasi terhadap kualitas pegawai (SDM) merupakan bagian da ri reformasi pemerintahan dalam rang ka mengarah pada pencapaian good govermance. Upaya yang dapat di la ku kan melalui sistem manajemen ki nerja, tidak hanya pada staf akan te­ta pi menyeluruh dari pegawai ja jaran kepemimpinan sampai dengan pe ga­wai pada tingkat operasional.

Dalam mewujudkan SDM handal, Di rektorat Jenderal Penyediaan Pe­ru mah an telah mengirimkan 349 pe­ga wai untuk mengikuti berbagai pen­di di kan dan pelatihan ke Badan Pe­ngem bangan Sumber Daya Manusia (BPSDM). Sampai akhir November 2016, ada 30 diklat yang diikuti, antara lain Diklat penyelenggaran perumahan di Ja yapura, Diklat Pemeliharaan dan Pe ra watan Rusunawa, dan lain­lain.

Pakta IntegritasTuntutan publik agar kinerja apa­

ra tur pemerintah makin profesional, men jadi tantangan tersendiri bagi PNS. Me reka dituntut untuk meningkatkan kua litas dan kapasitasnya sebagai ab­di ne ga ra. Menjadi PNS juga di tun tut sa dar dan peduli terhadap lingkung an di sekitarnya serta tanggap ter ha dap dinamika masyarakat, serta me num­buh kembangkan keterbukaan dan ke­ju jur an.

Dalam rangka memperlancar pe­lak sa naan tugas yang berkualitas, efek­­tif,­efisien­dan­akuntabel­dan­ber­in te gritas tinggi, PNS menandatangani do ku men pakta integritas. Yakni, per­nya taan atau janji kepada diri sendiri ten tang komitmen melaksanakan se­luruh tugas, fungsi, tanggung jawab, we wenang dan peran sesuai dengan pe ra turan perundang­undangan dan ke sang gupan untuk tidak melakukan ko rupsi, kolusi, dan nepotisme.

Pakta integritas telah ditetapkan

me la lui Peraturan Menteri Pen da ya­gu na an Aparatur Negara dan Re for­ma si No mor 499 Tahun 2011 tentang Pe do man umum Pakta Integritas di Ling kungan Kementerian/Lem ba ga a tau Pe me rintah Daerah. Tu ju an Pak ­ta In te gri tas adalah untuk mem per ­kuat ko mit men ber sama dalam pen­ce gah an dan pem be ran tas an korupsi.

Isi Pakta Integritas;1. Berjanji untuk berperan aktif

dalam pemberantasan dan pencegahan korupsi;

2. Melaksanakan tugas dengan batasan­batasan kewenangannya;

3. Bersikap jujur, transparan dan obyektif;

4. Memberikan contoh yang baik kepada sesama pekerja.

Berdasarkan langkah­langkah ter­sebut; mulai penjaringan, pemetaan, pengembangan dan pelatihan serta me miliki komitmen bersama, maka akan didapatkan sumber daya ma nu­sia yang handal dan profesional. [M]

Penulis:Mokh Subkhan, SE, MTKasubag Pengembangan Pegawai Ditjen Penyediaan Perumahan

NO JENIS ASESMEN JUMLAH PESERTA

1. Asesmen untuk menjabat kepala Satker /PPK 141 Orang

2. Asesmen untuk mengikuti Diklat Pim III 11 Orang

3. Asesmen untuk mengikuti Diklat Pim IV 9 Orang

4. Asesmen untuk menjabat Eselon III 21 Orang

5. Asesmen untuk menjabat Eselon IV 65 Orang

6. Asesmen pemetaan peserta manajemen talenta 20 Orang

7. Asesmen penilaian kompetensi PNS Angkatan Tahun 2015-2010 10 Orang

8. Asesmen usulan pindah tugas dari Daerah ke Ditjen Penyediaan Perumahan 9 Orang

Karyawan Direktorat Jenderal Penyediaan Pe ru mahan, di tun tut sa dar dan peduli terhadap lingkung an di sekitarnya serta tanggap ter ha dap dinamika masyarakat, serta me num buh-kembangkan keterbukaan dan ke ju jur an.

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 38: URBANISASI DAN

36 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

Pekerjaan rumah (PR) itu cukup berat. Yakni, menurunkan 2,51 juta unit menjadi 1,9 juta unit rumah tak layak huni (RTLH). “Ya. Dalam RPJMN 2015-2019, kami harus mengurangi RTLH sebanyak 610 ribu unit hingga 2019 nanti,” kata Jhony Fajar Sofyan Subrata Direktur Rumah Swadaya Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

[ TAMU ]

MEMBANTU MASYARAKAT MEMILIKI RUMAH LAYAK HUNI

Direktur Rumah Swadaya

hony Fajar Sofyan Subrata

BEBAN mengurangi atau bahkan

menghilangkan sama sekali

RTLH, bukan semata­mata target

pemerintah yang dalam hal ini menjadi

tanggungjawab Direktorat Jenderal

Penyediaan Perumahan PUPR, tapi

juga amanat Deklarasi Quito. Yakni,

deklarasi dari Konferensi Habitat III

Quito, Ekuador, Oktober 2016 lalu.

Peserta konferensi sepakat (termasuk

Indonesia), untuk melakukan perbaikan

perumahan dari sisi lingkungan,

kebersihan, dan sanitasi, serta rumah­

rumah layak huni, agar kawasan

perumahan tersebut bias berkembang

menjadi kota berkelanjutan.

Selaku Direktur Rumah Swadaya,

Jhoni adalah tokoh yang ada di

garda depan. “Tugas kerja kami

yaitu memperbaiki rumah sampai

membangun rumah baru agar

kondisinya layak huni, yang otomatis

akan mendorong suatu kota, daerah

atau kawasan menjadi tidak kumuh.

MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Page 39: URBANISASI DAN

37MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

Kota berkelanjutan adalah kota yang direncanakan dengan mempertimbangkan

dampak lingkungan yang didukung warga kota yang memiliki kepedulian dan tanggung-jawab dalam penghematan sumber daya pangan, air, dan energy.

MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Page 40: URBANISASI DAN

38 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ TAMU ]M

AISO

NA/R

ISTY

AN M

EGA

PUTR

A

Sementara prasarana sanitasi dan

lainnya dibenahi Kimpraswil,” tutur

Jhony.

Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) pada 2015, jumlah rumah

tak layak huni (RTLH) adalah sekitar

2,51juta unit dengan rincian 2,18 juta

rawan layak huni dan 0,33 juta benar­

benar tak layak huni. Nah bagaimana

Jhony menjalankan amanah tersebut,

berikut penuturannya kepada Tim

Redaksi MAISONA;

Yang dimaksud kota berkelanjutan itu seperti apa?

Keberlanjutan (sustainability),

secara umum berarti kemampuan

untuk menjaga dan mempertahankan

keseimbangan proses atau kondisi

suatu sistem, yang terkait dengan

sistem hayati dan binaan. Dalam

konteks ekologi, keberlanjutan

dipahami sebagai kemampuan

ekosistem menjaga dan

mempertahankan proses, fungsi,

Kota berkelanjutan adalah

kota yang direncanakan dengan

mempertimbangkan dampak

lingkungan yang didukung warga

kota yang memiliki kepedulian dan

tanggung­jawab dalam penghematan

sumber daya pangan, air, dan energi;

mengupayakan pemanfaatan sumber

daya alam terbarukan; dan mengurangi

pencemaran terhadap lingkungan.

Terkait perumahannya sendiri?Jelas, kondisi lingkungan di

suatu daerah dengan segala fasilitas,

sarana dan prasarana diantaranya

untuk mendukung pemukiman dari

warganya yang butuh sanitasi, udara

yang bersih, dan masing­masing

rumahnya layak huni. Umumnya

rumah­rumah tak layak huni tersebut,

mencerminkan suatu keadaan kumuh.

Kekumuhan itu sendiri, adalah

ketidaksehatan dari suatu lingkungan

pemukiman. Nah, tugas kami adalah

membantu masyarakat memperbaiki

hingga membangun rumah baru bila

rumah tak layak huni itu rusak berat.

Bantuan yang diberikan seperti apa?

Bantuannya, tidak secara langsung.

Tapi berupa Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS). Tujuannya

untuk mendorong masyarakat

berpartisipasi meningkatkan kualitas

rumahnya.

Rumah swadaya atau rumah yang

dibangun atas prakarsa dan upaya

masyarakat, diakui menjadi solusi

penanganan RTLH di wilayah­wilayah

Indonesia. Skemanya, dari pemerintah

pusat diberikan

ke pemerintah kabupaten

atau provinsi untuk disalurkan ke

masyarakat yang membutuhkan. Yakni,

masyarakat berpenghasilan rendah

(MBR).

Kriterianya seperti apa? BSPS memiliki tiga kriteria bantuan

obyek, yakni peningkatan kualitas

(PK), pembangunan baru (PB), dan

Kekumuhan itu sendiri, adalah

ketidaksehatan dari suatu lingkungan

pemukiman.

Direktur Rumah Swadaya Raden Jhony Fajar Sofyan Subrata

produktivitas, dan keanekaragaman

ekologis pada masa mendatang.

Terkait dengan definisi

keberlanjutan tersebut, kota

berkelanjutan dapat dirumuskan

sebagai tempat diwujudkannya saling

kebergantungan antara pembangunan

ekonomi, pembangunan sosial,

dan pelestarian dan kelestarian

lingkungan. Kualitas kehidupan yang

baik, keberadaan ruang terbuka hijau,

berkurangnya sampah, pencapaian

yang mudah, tingkat kejahatan yang

rendah, rasa kebersamaan komunitas,

kualitas udara dan air yang bersih,

dan keberagaman lingkungan, adalah

beberapa dari keuntungan yang dapat

dipetik.

Page 41: URBANISASI DAN

39MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

pembangunan prasarana dan sarana

umum (PSU).

Untuk PK, RTLH menjadi sasaran

program BSPS dan yang bias

mendapatkan bantuan ini adalah

RTLH dengan kondisi tak memenuhi

persyaratan seperti keselamatan

bangunan, kecukupan minimal

luas bangunan, dan atau kesehatan

penghuni. Setidaknya, ada Sembilan

kriteria ketidak layakan sebuah rumah.

Adapun kriteria­kriteria tersebut adalah

luas lantai per kapitanya kurang dari

7,2 meter persegi, dan jenis atap rumah

terbuat dari daun atau lainnya.

Kemudian jenis dinding rumah

terbuat dari bambu, lantainya tanah,

tak memiliki akses ke sanitasi layak,

sumber penerangan bukan listrik, dan

tak ada akses ke air minum layak.

Untuk rumah dikatakan layak huni

memenuhi kurang dari tiga kriteria,

sedangkan rumah rawan layak huni

memenuhi tiga sampai empat kriteria

dan rumah yang benar­benar tak

layak huni memiliki lima sampai tujuh

criteria tersebut.

Bagaimana jika BSPS itu untuk pembangunan baru (PB)?

Untuk PB, dilakukan apabila rumah

suatu tim yang dibentuk dinas

kota/kabupaten bersangkutan. Tim

itu, termasuk didalamnya tokoh

masyarakat. Setelah itu dirembuk,

kalau sudah disetujui lalu ditunjuk

took bahan bangunan di sekitar lokasi

di daerah bersangkutan. Nah, bentuk

perbaikan rumahnya seperti apa, itu

dikoordinasikan dengan keperluan

material pada took bangunan. Kalau

sudah setuju, maka dana BSPS itu

langsung disalurkan lewat took bahan

bangunan tersebut. Itu agar mudah

ngontrolnya dan tidak banyak campur

tangan terhadap dana tersebut.

Sepanjang tahun 2016 sudah berapa banyak rumah yang dapat BSPS?

Tahun 2016 ini, BSPS tersalur untuk

membangun dan memperbaiki rumah

97.505 unit, dengan nilai total Rp 1,3

trilyun. Untuk 2017, kami anggarkan

Rp1,9 triliyun, untuk target total

pembangunan 110 ribu unit rumah. [M]

TIM MAISONA

Direktur Rumah Swadaya meninjau lokasi Program BSPS di sela-sela kegiatan Gerakan Masyarakayt Hidup Sehat (Germas) di Jambi beberapa waktu lalu

benar­benar sudah dalam keadaan tak

layak huni dengan diikuti kondisinya

yang nyaris hancur. Pembangunan

rumah baru pun dilakukan di atas

kavling tanah matang.

Apa saja syarat untuk mendapat BSPS dan pelaksanaannya seperti apa?

Penerima BSPS harus memenuhi

syarat dan ketentuan di antaranya:

WNI; Memiliki atau menguasai tanah

namun belum memiliki rumah;

Memiliki atau menempati rumah satu­

satunya dengan kondisi tidak layak

huni; Belum pernah memperoleh

bantuan rumah dari pemerintah;

Berpenghasilan sebanyak­banyaknya

30% di atas upah minimum

provinsi setempat; Diutamakan

yang telah memiliki keswadayaan

dan berencana membangun atau

meningkatkan kualitas rumahnya;

Bersediabertanggungjawabdalam

pemanfaatan BSPS; Bersedia

membentuk kelompok dan bersedia

mengikuti ketentuan BSPS.

Selain itu prosedurnya seperti apa?Syarat­syarat yang diajukan

masyarakat itu kemudian diverifikasi

MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 42: URBANISASI DAN

40 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

FOTO

: BIR

O KO

MUN

IKAS

I PUB

LIK

[ KABAR SNVT ]

Dua Tower Korban Banjir GarutPresiden Joko Widodo menginstruksikan pembangunan rusun untuk korban banjir. Kementerian PUPR menganggarkan dana Rp 25 miliar/rusun di Garut tahun 2017.

Suganda (57 tahun) ter mangu. Mes ki inggal di tem pat layak hu ni, rumah su sun sewa (ru­su na wa) milik Kementerian

Pe ker ja an Umum dan Perumahan Rak yat (PUPR), warga warga Desa La ­pa ng Pa ris ini merasa tidak je nak. Su­gan da masih memikirkan anak dan iste rinya yang belum di te mu kan. To­tal lima orang anggota ke luar ga nya me ninggal saat bencana banjir he bat yang melanda Kabupaten Ga rut akhir Se p tember 2016 lalu.

Suganda tidak sendiri tinggal di ru su na wa di Kecamatan Ci la wu, Ga­rut itu. Bersamanya 834 ji wa, se sa­ma korban bencana. “Se suai pe rin­tah Menteri (Basuki Ha di mul jo no –Red), mereka boleh tinggal sam­pai waktu tidak terbatas,” kata Pri yo

Susilo. Kepala Satuan Kerja Non Ver­ti kal Tertentu Penyediaan Pe ru mah ­an­Jabar,  ini­mendapat­mandat­untuk­membe ri kan rekomendasi dan izin agar  ru sun  itu bermanfaat dan me­nam pung pengungsi yang ter dampak ban jir bandang.

Priyo mengatakan, tidak ada batas wak tu untuk para pengungsi untuk ting gal di  rusun  tersebut. “Mereka di sa na sampai me reka dapat tempat ber lin dung kem bali. Ya kasihan kalau be lum dapat solusi,” kata Priyo.

Relokasi Korban BanjirRusun sepertinya menjadi an da­

lan untuk tempat tinggal bagi warga ra wan bencana. Setelah mendengar lang sung dari warga dan Pemda se­tem pat, Presiden Joko Widodo pun se­pakat untuk merelokasi warga kor ban banjir ke rusun. Karenanya, Pre si den menginstruksikan untuk me la kukan pembangunan rumah su sun (rusun) bagi korban bencana di Kabupaten Garut. “Kalau mas ya ra kat setuju maka saya­pu­tus­kan dan­instruksikan­segera­di ba ngun secepat­cepatnya dua tower dan nantinya untuk ditempati mas ya­ra kat dan begitu pula yang di Su me­dang,” katanya.

Instruksi Presiden segera di res pon Ke menterian Pekerjaan Umum dan Pe ru mahan Rakyat (PUPR). Men teri PUPR Basuki Hadimuljono, se ge ra me­­lakukan­ koordinasi­ de­ngan  pe­me­rin tah daerah, guna me ne n tukan lo ka­si pem bangunan 2 to wer rusun untuk 168 ke pala ke luar ga.

Kementerian PUPR tengah menge­va luasi lima daerah alternatif tem pat pem bangunan hunian re lo kasi korban ben cana banjir ban dang. Sebagaimana di­usulkan­ Pem­da  Garut,­ lokasi­ ter­se­but adalah: 1. lapangan sepakbola di Blok Mar ga wati, Kelurahan Mar ga­wa ti, Ke ca matan Garut Kota; 2. bekas gu dang aspal yang dipakai usaha pem buat an briket batubara di Blok Ci mu rah, Desa Cimurah, Kecamatan Ka rang pa wit an; 3. Sawah di Blok Ko­pi Lom bong, Kelurahan Su ka ga lih, Ke­ca mat an Taragong Ki dul; 4. La pangan s e pak bola dan ta nah darat di Blok Sa­yangkaak, Ke lu rah an Su ka neg la, Ke ca­mat an Ga rut Kota; 5. La pa ngan se pak­bo la dan pemakaman di Blok Cileutik, Ke lu rah an Sukagalih, Ke ca matan Ga­rut Ko ta.

Me nurut Menteri Basuki, ke bu tu­h an dana untuk satu Rusun se be sar Rp 25 miliar dengan meng gu na kan ang ga r an tahun 2017. Pem bangunan ru sun membutuhkan wak tu 6 bulan. “Ru sun tersebut akan di leng kapi lis­trik dan air sebagai fa si litas dasar.,” ka­tanya. [M] Suharlin dan TIM MAISONA

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau langsung di lokasi banjir Garut.

Page 43: URBANISASI DAN

41MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ KABAR SNVT ]

105 Rumah Khusus di KendariAgar tak merusak lingkungan pantai, para nelayan di Kendari di relokasi ke rumah khusus yang dibangun Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan. Semula tinggal di Taman Hutan Rakyat Nipa-nipa.

Mengentaskan ke ru sa k an ling kung an tan pa ma sa ­lah. Be gi tu lah yang di ja ­lan kan Pe me rin tah Ko ta

(Pem kot) Ken da ri, Su la we si Te ng g ara, da lam menghadapi mas yarakat yang ber tem pat tinggal di ka wa san Hu tan Rak yat Nipa­nipa. Ca ra nya?

Langkah jitu yang dijalankan Pem ­kot Kendari adalah dengan me re lo ka si warga ke rumah khusus (Ru sus). Se­banyak 105 unit rusus yang di ba ngun Di rektorat Jenderal (Ditjen) Pe nye dia­an Perumahan Ke menterian Pe ker­ja an Umum dan Pe rumahan Rak yat (PUPR) di tahun 2016, menjadi tem pat pe nam pung an me reka. De ngan tem­pat ting gal yang layak dan me ne tap, war ga pun eng gan balik dan me rusak hu tan.

Dengan tempat tinggal yang layak

dan menetap, warga pun enggan balik dan

merusak hutan.

Se lain untuk warga eks Taman Hu ­tan Rakyat Nipa­nipa, rusus ju ga di se­dia kan untuk nelayan dan mas yarakat ber penghasilan rendah (MBR). Rusus ini ada lah bagian dari Pro gram Satu

Ju ta Ru mah. Rusus itu di ba ngun di atas lahan seluas 4,5 hek tar.

Lokasi lahan itu, terletak di Ke lu­rah an Purirano Kecamatan Ken da ri Ko­­­ta­Kendari.­Adapun­spesifikasi­ lu­as­ta nah masing­masing unitnya, ada lah ukur an 8 x 15 meter dan luas ba ngun­an 5,5 x 7,5 meter. “Ka mi tar getkan bu lan November 2016 Rusus ini bisa di se le sai kan,” jelas Hujarat, Kepala Sa tuan kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Pe ru mah an Dinas PU Provinsi Sulawesi Tenggara.

Anggaran pembangunan Rusus ini se be sar Rp 150 juta/unit. Fasilitas yang di se diakan pemerintah melalui Ditjen Penyediaan Perumahan itu, sa ngat leng kap mulai dari prasarana, sa ra na dan utilitas seperti jalan, sa luran lis­trik, air dan sanitasinya su dah ada. Ja­di, masyarakat tinggal ma suk saja ka­re na fasilitasnya sudah leng kap.

Untuk mengelola Rusus ini, SNVT Pe n yediaan Perumahan Dinas PU Pro­vinsi Sulawesi Tenggara, be kerjasama dengan Pemkot Kendari. Me reka akan me netapkan siapa saja masyarakat yang berhak tinggal di Rusus. Mereka yang terpilih, tidak di pu ngut biaya se ­peser pun jika ingin tinggal di sini. “Ha­nya saja lis trik nya tetap bayar sen diri. Kecuali mas yarakat itu sudah mam pu atau bi sa memiliki rumah sendiri ma­ka me reka dipersilakan pindah,” jelas

Hu jarat. [M] Ristyan Mega Putra

Edisi 02 TH I [2016] 41MAISONA

Rusus di Kendari, relokasi penghuni hutan lindung.

FOTO

: MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Page 44: URBANISASI DAN

42 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

UNESCO menetapkan Komodo sebagai warisan dunia. Di kawasan TNK, Anda tidak hanya menemukan keindahan, tapi juga keunikan dan keajaiban alam.

Menjadi Saksi Keajaiban Dunia!

[ JELAJAH ]

42 Edisi 02 TH 1 [2016]MAISONA

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 45: URBANISASI DAN

43MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

Anda tengah berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)? Terlebih jika di

Flores, sebaiknya Anda menyempatkan diri mampir di satu tempat yang

dinamakan Taman Nasional Komodo (TNK). Nah, kalaupun belum di NTT,

Anda layak menempatkan wilayah ini di urutan atas sebagai tujuan wisata

alam. Kenapa?

TNK yang didalamnya ada Pulau Komodo, merupakan tujuan utama sejumlah

wisatawan dunia. Khususnya Pulau Komodo, yang dinyatakan oleh UNESCO sebagai “ New

Seven Wonders of Nature ” pada tahun 1986. Berlibur di salah satu destinasi yang disebut

sebagai keajaiban dunia ini tentu memberikan sensasi tersendiri.

Ya, di TNK, Anda yang senang bertualang di alam, bisa menemukan sensasi akan

keunikan dan keajaiban alam. Yang terkenal dan tidak akan bisa ditemukan di tempat lain

di dunia, tentu saja binatang komodo. Pulau Komodo yang menempati bagian utama TNK,

merupakan habitat asli komodo.

Komodo dalam bahasa latin “Varanus komodeonensis” adalah spesies yang langka dan

hampir punah. Komodo bisa hidup di padang rumput (savanna), pantai berpasir putih dan

hutan hujan. Merupakan hewan reptil yang menyerupai kadal, namun bedanya ukuran

yang sangat besar dan bisa mencapai panjang 3 meter dengan berat badan komodo

Edisi 02 TH I [2016] 43MAISONA

Menjadi Saksi Keajaiban Dunia!

Page 46: URBANISASI DAN

44 Edisi 02 TH 1 [2016]MAISONA

Wisatawan cantiksedang mengamati komodo penghuni Taman Nasional.

[ JELAJAH ]

dicapai lewat penerbangan dari

Bandara Ngurah Rai Bali. Sementara ini

penerbangan hanya ada sekali dalam

sehari (Lion, Sky airline, Merpati).

Dari Pelabuhan Komodo, kita

menggunakan kapal kayu. Tarif

perjalanan bervariasi, tergantung jenis

kapalnya (Boat cabin fan, cabin AC dan

deck), tentu ukuran menjadi hal yang

menentukan pula.

Secara administratif, Pulau Komodo

termasuk wilayah Kecamatan Komodo,

Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi

Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau

Komodo merupakan ujung paling

barat Provinsi Nusa Tenggara Timur,

berbatasan dengan Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Pulau Komodo berada di tengah­

tengah antara pulau Sumbawa dan

pulau Flores. Tepatnya di sebelah

timur pulau Sumbawa. Terpisah oleh

Selat Sape. Pulau Komodo merupakan

67%  dari cakupan Taman

Nasional Komodo merupakan

wilayah perairan yang eksotis.

Disinilah terdapat zona transisi

Garis Wallacea.

dewasa berkisar antara 100 hingga 200

kilogram.

Komodo memiliki bentuk tubuh

seperti hewan purba, berkuku tajam,

bersisik, dan lidah bercabang dan

masuk dalam kategori hewan predator.

Di Pulau Komodo, hewan komodo

hidup dan berkembang biak dengan

baik. Di pulau ini terdapat sekitar 1.300

ekor Komodo. Ditambah dengan pulau

lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili

Motang, jumlah mereka keseluruhan

mencapai sekitar 2.500 ekor. Ada pula

sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam

Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi

tidak termasuk wilayah Taman Nasional

Komodo.

AKSES MUDAHUntuk mencapai Pulau Komodo,

meski terbatas, namun terhitung

mudah. Titik masuk utama adalah

Pelabuhan Komodo. Lokasinya dapat

FOTO

: DOK

. KOM

PU PE

NYED

IAAN

PERU

MAH

AN/D

ITO

FERA

KHIM

Page 47: URBANISASI DAN

45MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ JELAJAH ]

Tarian tradisional disajikan menyambut tamu yang berkunjung ke Pulau Komodo.

pulau kecil yang menempati bagian

utama Taman Nasional Komodo. Pulau

Komodo masuk dalam provinsi Nusa

Tenggara Timur ( NTT), kecamatan

Komodo, kabupaten Manggarai barat.

Pulau ini merupakan batas paling barat

dari Provinsi Nusa Tenggara Timur

(NTT) sekaligus berbatasan dengan

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Taman Nasional Komodo bukan

hanya di pulau Komodo, namun juga

mencakup pulau lain seperti Rinca dan

Padar. Selain itu juga masih banyak

pulau – pulau kecil lain yang masuk

dalam Taman Nasional Komodo

dengan luas Taman Nasional Komodo

2.321 km².

Bagi wisatawan yang berkunjung

ke pulau komodo akan ditemani oleh

pawang komodo atau lebih dikenal

dengan julukan “Jagawana” yang akan

memandu dan memberikan informasi

seputar destinasi wisata Pulau Komodo.

Spesies ini adalah hewan purba yang

sangat dilindungi mengingat hewan

ini merupakan aset penting bagi

negara Indonesia, bahkan bagi dunia.

ZONA TRANSISI GARIS WALLACEA

Selain hamparan pada savanna

dengan reptil raksasa komodo, TNK

juga memiliki keunikan dan keajaiban

lain, yang menjadi jaminan bagi

wisatawan untuk berdecak kagum.

Wisatawan akan dimanjakan lautan

pasir putih yang dihiasi batu karang

serta deburan ombak yang menyapu

tepian pantai. Air laut nan biru se makin

menambah kemolekan bibir pan tai

yang seolah olah menarik wi satawan

untuk menyatu dengan alam.

Tak cukup itu, Taman Nasional

Komodo juga terkenal memiliki

keindahan bawah laut yang

menakjubkan. Wisatawan dapat

menikmati kekayaan laut Taman

Nasional Komodo yang dikenal sebagai

surga bawah laut dunia. Dan apabila

beruntung anda akan menjumpai

spesies ikan hiu, Ikan Pari dan lumba

lumba yang akan menemani dengan

tingkah yang lucu. Sungguh warisan

alam yang tiada duanya.

Sekitar 67% dari cakupan Taman

Nasional Komodo merupakan wilayah

perairan yang eksotis. Disinilah ter da ­

pat zona transisi Garis Wallacea. Taman

Nasional Komodo merupakan salah

satu dari warisan dunia yang terletak

di Indonesia baik kekayaan alam,

ragam flora, maupun faunanya. [M] Junaidi

TIPS MENGUNJUNGI PULAU KOMODO

1. Wisatawan harus didampingi oleh

“Jagawana” atau pawang yang ahli

untuk menemani perjalanan anda

di Taman Nasional Komodo. Selain

aman, Anda juga akan mendapatkan

informasi yang lebih jelas.

2. Pakailah sepatu booth .

3. Jangan memberi makanan dan

mengusik ketenangan hewan purba

komodo.

4. Siapkan tongkat bercabang.

5. Bawalah lotion anti nyamuk.

6. Bagi Wisatawan perempuan yang

sedang menstruasi, harus melapor

ke “Jagawana” atau pawang, karena

penciuman hewan purba komodo

sangat tajam terhadap bau darah

sehingga keselamatan anda lebih

diperhatikan.

7. Dilarang merokok.

8. Sediakan kebutuhan pribadi dengan

lengkap. [M] Junaidi

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Page 48: URBANISASI DAN

46 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ INTERMEZZO ]

Hunian vertikal belakangan

menjadi trend di kalangan

professional muda. Mereka

memilih tinggal apartemen,

karena dekat dengan lokasi

beraktivitas. Alasan itu pula yang dikemukakan

penyanyi cantik pelantun lagu “Kali Kedua”,

Raisa Andriana. Dara kelahiran 6 Juni1990

yang merilis debut single solo “Serba Salah” ini

memilih hunian apartemen di Jakarta Selatan.

Sejatinya Raisa bisa tinggal nyaman di

rumah keluarga di Cinere. Namun, “Saat ini saya

ingin rumah yang berlokasi di tengah kota, ”

ungkap Raisa

Bagi Raisa, antara tinggal di rumah atau

apartemen memiliki kelebihan dan kekurangan

masing­masing. Menurutnya, lokasi apartemen

yang umumnya berada di tengah kota, enak

untuk mobilitas karena dekat kemana­mana.

Apartemen Raisa memiliki luas 94m2,

terdiri dari satu kamar tidur, satu service area,

satu kamar mandi, dan satu ruang utama yang

“dibagi” menjadi 3 ruang, yaitu ruang santai,

dapur, dan ruang makan.

Selain pandai nyanyi, Raisa juga jago

mendekor ruang. Agar apartemen terlihat luas,

Raisa menyiasatinya dengan memilih furniture

minimalis, warna cat yang terang, dan sejumlah

pernak­pernik untuk menambah kesan artistik.

Warna dinding dan lantai kayu membawa

kesan hangat. Selain itu, ruang pun terlihat

cantik dengan banyaknya pernak­pernik.

Raisa mengakui bahwa dirinya memang hobi

membeli pernak­pernik home décor. Namun

agar tidak sempit dan sumpek, dara ayu

memajangnya secara bergantian.

Raisa juga menyukai hunian yang bersih

Dekor Ruang alaRaisa

dan terorganisir. Maka ia memiliki storage-

storageter sendiri untuk menyimpan

buku, perhiasan, alat make-up, dan lainnya.

Bagi Raisa, yang terpenting adalah rajin

membersihkan ruangan, karena ruang yang

bersih akan membuat kita memiliki

mood yang baik. [M]

46 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

SUM

BER

FOTO

: BLO

G RA

ISA

Page 49: URBANISASI DAN

47MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ INTERMEZZO ]

“Dalam melaksanakan

pekerjaankami selalu

berusaha sesuai

dengan rencana

dan target capaian kinerja yang telah

direncanakan, tertib administrasi

dan pelaporan dalam menunjang

pelaksanaan pelaporan e­monitoring

dalam melaksanakan realisasi

penyerapan anggaran.”

Begitulah resep yang diterapkan

Satuan Kerja (Satker) SNVT Penyediaan

Perumahan Maluku Utara (Malut) .

Hasilnya? Satker SNVT Malut sebagai

kepanjangan tangan Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat (PUPR) di Malut, menyabet

penghargaan sebagai “Satuan Kerja

Lewat tamu yang dia

hadirkan dalam talk show

Kick Andy Show di Metro

TV, Andy Flores Noya telah

menginspirasi banyak orang. Apa

rahasianya? Membantu tanpa pamrih

dan bekerja dengan lentera hati,

tegas Andy. “Mungkin awalnya sulit,

tapi hasilnya pasti akan lebih baik,”

ujar Andy kepada MAISONA di sela­

sela kegiatan Peresmian Pembukaan

Perpustakaan Kementerian PUPR.

Andy menuturkan, dirinya berasal

dari keluarga broken home dan

serba kekurangan. Tapi hal itu bukan

terbaik dalam penyerapan fisik dan

keuangan tertinggi.”

Penghargaan diserahkan langsung

Direktur Jenderal Direktorat Jenderal

Curhat Berbuah Penghargaan Terbaik

Bekerja Dengan Lentera di Hati

Satker SNVT Maluku Utara mendapat penghargaan satker ter-baik. Kekompakan tim dijaga lewat komunikasi terus menerus.

Andi F Noya

Penyediaan Perumahan (PnP), Syarif

Burhanuddin, pada 30 September

2016 lalu. “Ini hasil tim. Tentu kami

bersyukur. Reward yang diberikan ini

merupakan kebanggaan serta menjadi

motivasi atas profesionalisme dalam

kinerja ke depan,” tegas Sahdin Husen,

ketua Satker SNVT Malut Tahun 2016.

Untuk mencapai kinerja terbaik,

kata Sahdin Husen, setiap saat tim

berupaya bergerak cepat, berintegritas,

profesional , dan tidak memihak

dalam melaksanakan tugas, serta

selalu menjaga kode etik profesi dan

standar pelayanan terutama di bidang

perumahan.

Untuk menjaga kekompakan

tim? “Setiap hari Jumat pada minggu

berjalan selalu dilakukan evaluasi

terhadap kinerja masing­masing

unit kerja, dan diselingi dengan

penyampaian uneg­uneg (curhat),”

kata Sahdin, seraya menyampaikan

tekadnya untuk menyabet

penghargaan serupa di tahun 2017. [M]

halangan untuk menjadi lebih baik dari waktu

ke waktu. “Jangan pernah lelah untuk bekerja,

dan bekerjalah sesuai passion Anda. Jangan

pula pikirkan apa kekurangan orang lain, tapi

pikirkan apa yang bisa Anda lakukan untuk

mencapai kehidupan yang lebih baik,” kata

suami Retno Palupi ini.

Untuk menularkan semangatnya, ayah

tiga anak yakni Mario, Marco dan Marlo itu,

Andy menerbitkan biografi berjudul “Andy

Noya Kisah Hidupku”. Melalui buku yang ditulis

Robert Adhi KSP tersebut, Andy berbagi kisah

hidup sejak masa kecil sampai saat ini. Andy

berhaharap, buku tersebut mnginspirasi

orang yang ingin bekerja dengan penuh

semangat untuk membantu orang lain yang

membutuhkan.

Andy yang pernah bertugas meliput di

lingkungan Kementerian PUPR ini mengaku,

tidak pernah memiliki keinginan muluk

ataupun mengejar jabatan. [M] Ristyan Mega Putra

MAI

SONA

/RIS

TYAN

MEG

A PU

TRA

Sahdin Husen: Curhat di hari Jum’at

Page 50: URBANISASI DAN

48 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ OPINI ]

Mencari Karakter Kota Yang Hilang

Sebuah kota tentunya ti dak

di bangun dalam wak tu

sing kat. Se lain itu, pem ba­

ngu n an ko ta juga me mer ­

lu kan pe ren ca na an yang ma tang.

Kota yang ada di Indonesia saat

ini, tidak lepas dari jejak sejarah ser ta

tra disi dari nenek moyang ma s ya ra­

kat. Hal itulah yang kemudian men ­

ja di ciri khas sebuah kota, yang pa­

da gilirannya secara tidak lang sung

me m bentuk karakter sebuah kota.

Setiap daerah yang kini menjadi

ko ta besar di Indonesia, memiliki ke­

kha s an yang membedakan antara

ko ta yang satu dengan kota lainnya.

Ka rena itu, keterlibatan masyarakat

da lam membangun kota, adalah ke ­

nis cayaan. Sebab, merekalah yang

akan tinggal dan melakukan ak ti vi­

tas se ha ri­hari di kotanya.

Sementara itu, keterlibatan pe­

me rin tah dalam pembangunan ko ­

ta, ada lah dalam sektor infra struk tur

mau pun perumahan rak yat. P e me­

rin tah men dorong dan ber ke wa ji­

ban men jamin mobilitas mas ya ra­

kat da pat berjalan dengan baik dan

me mi liki tempat tinggal yang layak

hu ni.

Saat nya kita ber go tong ro tong untuk tidak ha nya mem ba ngun kota,

tapi bersama-sa ma ki ta menjaga

karakter kota

Membangun kota se bisa mung­

kin ha rus diarahkan agar me mi li ki ka­

rak ter. Sesuaikan dengan bu daya dan

lingkungan yang su dah ada ter lebih

dulu di sana. Saat ko ta di ba ngun dengan

biaya yang ma hal ten tunya masyarakat

juga ha rus diajak ikut bertanggung

jawab atas p e meliharaan dan menjaga

ha sil pem bangunan tersebut. Jangan

sam pai mas yarakat hanya menuntut

hak atas fa si li tas yang ada di kota na ­

mun ketika ada ke rusakan atas fa si litas

yang ada ti dak ada satu pun mas ya ra kat

yang ikut ber tanggung ja wab.

Karakter kota kini hanya kita bi sa

jum pai di beberapa kota saja. Ba li salah

Jo g lo nya serta kota­ko ta lainnya

se per ti di NTB, Papua de ngan ho­

nai nya se be nar nya juga te tap bisa

di per ta han kan sehingga ka rak ter

ko ta nya ti dak hilang seiring dengan

per kem bang an kotanya. Be gitu pu la

de ngan Ibu ko ta Jakarta yang men­

ja di tempat tujuan para kau m urban

men cari nafkah. Apakah bu daya be­

ta wi mudah kita lihat dalam kon teks

pem bangunan kota saat ini?

Era otonomi daerah menjadi mo­

mentum bagi Pemda untuk me nun­

juk kan kualitas pem ba ngu nan nya.

Apa kah kotanya akan tetap mem­

per ta han kan budaya serta kearifan

lo kal atau akan ikut dalam arus per­

kem ba ng an kota dan hanya bang­

ga dengan infrastruktur yang ada

atau me non jolkan sentra bisnis ba ru

dengan mengedepankan pem ba­

ngu nan ruko­ruko atau pusat per be­

lan jaan baru.

Sejarah kota tidak akan hilang ji­

ka ada karakter kota yang masih ter­

ja ga dengan baik. Jangan salahkan

arus urbanisasi masyarakat dan per ­

kem bangan teknologi dan pem ba ­

ngu n an infrastruktur jika hal itu da­

pat “meng gusur” budaya dan kea ri­

fan lokal ko ta yang sudah ter bentuk

se jak lama. Saat nya kita ber go tong

ro tong untuk tidak ha nya mem ba­

ngun kota, tapi bersama­sa ma ki ta

menjaga karakter kota kita ma sing­

masing. [M]

*/ Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

satunya. Sebagai ko ta yang bertumpu

pada sektor pa ri wi sa ta, Bali berhasil

menjaga ka rak ter ko ta nya dengan sua­

sa na ser ta ke hi dup an mas yarakat yang

me nun juk kan ka rak ter Bali secara utuh.

Tapi apa kah ko ta­kota lainnya tidak bisa

mem per tahankan karakter ko tanya?

Tentunya pemerintah daerah (Pem ­

da) lah yang kini harus mampu me ngu ­

sung karakter kotanya ma sing­masing.

Ko ta Padang dengan Ba gon jong, di

Da nau To ba de ngan Gor ga nya, Daerah

Is ti me wa Yog yakarta dengan rumah

* Ristyan Mega Putra, S.Sos, M.Si

Page 51: URBANISASI DAN

49MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ ALBUM ]

Sekjen PUPR Taufik Widjojono, Dirjen Penyediaan Perumahan Syarif Burhanuddin,

Dirjen Pembiayaan Perumahan Maurin Sitorus melakukan pemukulan bola

pertama pertandingan gate ball dalam rangka Hapernas 2016. [M] Junaidi

Syarif Burhanuddin menyerahkan Tropi Juara 2 kepada Team Gate Ball

Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Barat. [M] Junaidi

Sesditjen Penyediaan Perumahan menyerahkantrofi pemain terbaik turnamen futsal dalam rangka Hari Bakti KemenPUPR ke 71. [M] Ricky Defrimon

Tim Penyediaan Perumahan menjadi Juara ke 3 dalam Turnamen Futsal antar Direktorat dilingkungan Kemen PUPR dalam rangka Hari Bakti yang ke 71. [M] Ricky Defrimon

MENS SANA IN

CORPORE SANO

Page 52: URBANISASI DAN

50 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

[ ALBUM ]

Ibu-ibu Dharma Wanita tidak kalah heboh ikut memeriahkan acara HUT RI ke 71 di halaman depan Kementerian PUPR . [M] Ricky Defrimon

HarBak PUPR ke 71 melaksana-kan kegiatan sosial dengan tema “ Ayo....Donor Darah” di lantai dasar Ruang Serba Guna Gedung Kementerian PUPR 23 November silam. [M] Ristyan Mega Putra

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ikut bersila bergabung dengan keluarga besar Kementerian PUPR menyaksikan hiburan, dalam rangka memperingati HUT RI ke 71 di depan Gedung Utama KemenPUPR. [M] Ricky Defrimon

SEMANGAT KEMERDEKAANDAN SOSIAL

Page 53: URBANISASI DAN

51MAISONAEdisi 02 TH I [2016]

[ ALBUM ]

Dirjen dan Sesditjen Penyediaan Perumahan berfoto setelah

menyerahkan medali mendali kepada peserta funbike Bandung - Jakarta dalam rangka Hari Bakti PU ke 71.

[M] Suharlin

Tim Ditjen Penyediaan Perumahan meraih juara III Lomba

Tenis Meja Hari Bakti PU ke-71. [M] Dok Kementerian PUPR

Ketua DWP UP Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Riana Syarif Burhanuddin (tengah bawah) berfoto bersama para pengurus DWP UP Ditjen Penyediaan Perumahan di Jakarta beberapa waktu lalu. [M] Ristyan Mega Putra

Page 54: URBANISASI DAN

52 MAISONAEdisi 02 TH 1 [2016]

di dorong pembangunannya agar seluruh masyarakat Indonesia dapat memiliki rumah layak huni dengan harga dan angsuran KPR yang terjangkau. Inilah beberapa tips bagi Anda yang ingin memiliki rumah bersubsidi dari pemerintah:

[ TIPS ]

Bagi Anda yang ingin membeli rumah, tentunya harus berpikir dua kali lipat jika ingin membeli rumah

komersial yang harganya terus naik setiap tahun. Belum lagi jika Anda baru memulai karir bekerja dengan gaji yang pas­pasan. Kredit pemilikan rumah (KPR) dengan suku bunga komersial pasti berdampak pada angsuran yang terus meningkat.

Untuk mengatasi berbagai perma­salahan tersebut, kini Kementerian PUPR bekerjasama dengan para pengembang perumahan dan ka­langan perbankan menawarkan salah satu alternatif pilihan rumah yakni rumah bersubsidi. Ya, rumah bersubsidi pemerintah kini terus

Cara Mudah Miliki Rumah Subsidi

3. Hubungi bank-bank penyalur KPR bersubsidi pemerintah.

Jika sudah yakin dengan pengembang perumahan bersubsidi yang Anda hubungi cobalah cek ke bank­bank penyalur KPR dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) terkait dengan rekam jejak

pengembang bersubsidi tersebut.

4. Gunakan KPR FLPP untuk miliki rumah bersubsidi.

KPR FLPP adalah kredit pembiayaan pe­milikan rumah kepada masyarakat be r­peng hasilan rendah yang penge lo la an­nya dilaksanakan oleh Pusat Pe nge lo laan Dana Pembiayaan Pe rumahan (PPDPP) Kementerian PUPR be ker ja sama dengan perbankan baik bank nasional maupun Bank Pem ba ngunan Daerah (BPD). KPR FLPP ini memiliki suku bunga tetap 5 % ter masuk asuransi, angsuran tetap dan ter jangkau serta jangka waktu kredit sampai 20 tahun, Uang Muka Ringan dan

Bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

5. Jangan malu bertanya tentang rumah bersubsidi.

Sebelum Anda membayar uang muka dan menandatangani akad KPR pembelian rumah bersubsidi tanyakan sejelas­jelasnya mengenai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Anda dan pengembang rumah bersubsidi. Jangan sampai setelah

akad kredit Anda malah terbebani dengan kewajiban­kewajiban yang

harus dilaksanakan.

6. Tempatilah rumah subsidi Anda.

Rumah bersubsidi bukanlah rumah untuk investasi jangka pendek mau­pun jangka panjang. Masih banyak orang yang bermimpi untuk memiliki rumah yang layak huni seperti Anda saat ini. Sebisa mungkin tempatilah rumah bersubsidi yang sudah dibeli dengan jerih payah Anda selama ini. Sebab sewaktu­waktu Kementerian PUPR akan melakukan monitoring dan evaluasi ke lokasi rumah bersubsidi, dan jika ditemukan hal­hal yang melanggar aturan bisa saja subsidi rumah Anda akan

dicabut. [M] Ristyan Mega Putra

1. Tentukan dimana lokasi rumah subsidi yang ingin Anda miliki.

Lokasi rumah subsidi sebisa mungkin dapat Anda sesuaikan dengan lokasi tempat bekerja. Setidaknya ada jalur transportasi yang memudahkan Anda untuk berpergian menuju dan kembali

dari tempat bekerja.

2. Buat jadwal khusus untuk mencari rumah bersubsidi.

Anda dapat mencari rumah subsidi pemerintah dengan menentukan waktu khusus di akhir pekan atau saat sedang libur bekerja. Jika Anda tertalu sibuk bekerja sesekali cobalah cari rumah bersubsidi melalui internet. Hubungilah beberapa pengembang rumah bersubsidi untuk melakukan perjanjian

untuk survey ke lokasi rumah bersubsidi.

MAI

SONA

/RIC

KY D

EFRI

MON

Pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sedang menerangkan kepada konsumen tata cara mendapatkan rumah dalam salah satu acara pameran perumahan.

Page 55: URBANISASI DAN
Page 56: URBANISASI DAN