urbanisasi dan dampak lingkungan

Upload: arsono-sugiharto

Post on 11-Jul-2015

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/11/2018 Urbanisasi Dan Dampak Lingkungan

    1/10

    J. MANUSfADAN L1NGKUNGAN, Vol. 17, No.3, November 2010: 173-IX2

    URBANISASI DAN DAMPAK LINGKUNGAN DJ KORJDORKENDAL-SEMARANG-DEMAK

    (Urbanization and Environmental Impact in Kendal-Semarang-Demak Corridor)

    Saratri WilonoyudboJurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Sernarang

    Email [email protected]

    Diterima: 3 September 2010 Disetujui: 6 Oktobcr 20 10

    AbstrakTujuan dari paper ini ialah untuk memberikan penjelasan tentang pola dan kecenderungan yang

    terjadi saat ini terkait pertumbuhan kawasan urban, dan mendiskusikan hubungan antara urbanisasidan masalah lingkungan di Koridor Kendal-Semarang-Demak, serta implikasi kebijakannya, Lebthdari 20 tahun banyak kawasan urban yang mengalami pertumbuhan dramatis sebagai hasil daripertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan transformasi ekonomi dunia akibat kornbinasi dariperubahan teknologi dan politik, Penduduk di perkotaan secara kasar dua kali lipal jika kawasan dipinggiran ditambahkan ke kawasan inti di metropolitan. Dalam kasus di Semarang, hal ini lebih daridua kali lipatnya. Kawasan dalam didatangi para migran yang datang dari kawasan inti rnaupun daripelosok negeri. Migrasi nerto dalam banyak kasus memberi kontribusi bagi pertumbuhan pendudukdi kawasan tersebut, sedangkan di kawasan inti migrasi netto kecil kontribusinya, Model yang kom-prehensif'disarankan karena urbanisasi di koridor Kendal-Semarang-Demak dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi yang bersifat struktural dan sosial. Oleh karenanya keseunbangan antara pelaksanaanmanajemen lingkungan perkotaan dengan peningkatan kapasitas sumberdaya lingkungan, merupakankunci utama bagi keberlanjutan di koridor ini dan kehidupan yang sehat pada umurnnya.Kala Kunci : urbanisasi, koridor, megaurban, kerusakan lingkungan, pembangunan berkelanjutan

    AbstractThe purpose of this paper is to provide a broad overview ofthe recent patterns (111.1 trends o t

    urban growth. and to discuss the relationship between urbanization (/11(/ environment ill CorridorKendal-Semarang-Demak, and also toasses thepolicy implication. Over the last 2{) vears /JI(l/1), urbanareas have experienced dramatic growth, as a result of rapid population groll,th am/us the world'economy has been transformed by a combination of rapid technological and political change. nil'population of the cities roughly doubles when we add the zones to the metropolitan core. hi the casesofSemarang, there is much 1I10rethan a doubling. The inner zones are where the action is III/gramcome therefrom both the core lind elsewhere in the country Net migration ill /JIWIF cases contributesas milch as 11'1'0thirds ofthe population growth in these zones, whereas ill lin: citv cores, net migrationcontributes little to growth. A comprehensive model suggest that urbanization il l CO/"I"/t/o/" Kendal-Semarang-Demak is infiuenced b)' structural and social demographicfactors So, th balance between/lw/lagiJlg urban discharges to environment and enhancing enviromucntal )",' sU//I"CL' cU/hlcit\ IS llir'kev determinant ofttu: suslallltihili/l ' ofthe corridor and livabilitv ill gcncr}.Kevwords ; urbanization, corridor; utegcmrban, environmental "L'grat/lIlioll, snstainubihrv c/r'l'c/o/!-

    lIlelll

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 5/11/2018 Urbanisasi Dan Dampak Lingkungan

    2/10

    174 J. MANUSIA D AN LlN GK UNGAN Vol. 17, No .3

    PENDAHULUAN

    Menurut hasil studi, pada tahun 2030 di-perkirakan 61 % orang akan hidup di kola. Saatini ada sekitar 400 kota di dunia yang berpen-duduk satu juta jiwa atau lebih. Dari jumlahitu, 70 % di antaranya ada di negara-negarasedang berkembang (Cohen, 2006). Pada sisilain Laquian (2008) mernprediksi bahwa padatahun 2010, ada 12 megacity di dunia yangberada di Asia. Laquian (2008) rnembedakanmegaurban di Asia sebagai berikut: 1). UrbanCorridors, seperti Tokyo-Yokohama-Nago-ya-Osaka-Kobe-Kyoto yang seolah bersatudihubungkan oleh bullet train of shinkansen.Kemudian urban corridors Beijing- Tianjin-Tangsha-Qinhuangdao transport. Jumlah pen-duduk di koridor yang dihubungkan shinkansentersebut bahkan mencapai 60,6 juta jiwa, yangmembentang aktivitas seperti : taman sains,pusat pengembangan teknologi tinggi, pusatriset, dan zona-zona pengembangan ekonomiIainnya; 2). Megacity yang didominasi wilayahkota, seperti Jakarta-Bogor-Depok- Tangerang-Bekasi, Dhaka Metropolitan, Bangkok Centred,Metro Manila; 3). Sub-national City Clusters,seperti Guangzhou-ShcnZhen-Hongkong-Ma-cau, kemudian ada Surabaya-Solo-Semarang-Yogyakarta-Malang.

    Megaurban di Asia ini mengalami pertum-buhan penduduk rata-rata 2,4 % per tahun. Per-turnbuhan penduduk yang sangat tinggi tersebutdiikuti pula pertumbuhan penduduk miskinkota dengan berbagai masalah, seperti keren-tanan resiko kematian anak, karena merekatinggal di daerah kumuh yangjauh dati saranaair bersih, sanitasi yang sehat, tidak tersentuhtenaga medis yang terarnpil, dan pelayanansosiallainnya (Adair, 2005, Yulinawati, 2005).Organisasi WHO pada tahun 2002 melaporkanlebih dari 3 milyar penduduk dunia kekurangankalori, nutris i dan vitamin, malnutris i, dan seb-againya hingga rawan terkcna penyakit.

    M enurut Yunus (2006) seeara harfiah, ur-banisasi adalah scbuah proses menjadi bcrsifaturban (kckotaan). Proses urbanisasi bcrkaitandengan perturnbuhan ekonomi (Davies, 1987

    dalam Keban, 1995). Urbanisasi mcrupakanproses yang multidimensional karena meli-batkan masalah demografis, politik, ckonorni,modernisasi, dan legal atau administratif(Drakakis-Smith, 1988, Schwab, 1982, Keban,1995). Menurut Castells dan Harvey dalam Gil-bert dan Gugler (1996), bahwa daerah perkota-an, bentuk perkotaan, persoalan perkotaan,sistem pemerintahan, dan ideologi pemcrintahkota hanya dapat dipahami dalam kontcksdinamika sistem kapitalis. Ruang ditentukansecara sosial : hasil konftik antara kelas sosialyang berbeda. Dengan demikian urbanisasitidak dapat dipisahkan dari disparitas sosial,konftik politik, operasionalisasi pcmerintahdan karakter sistcm ekonorni dominasi. Darigambaran tersebut dapat dipahamijika Schwab(1982) mengatakan bahwa interaksi antar kom-ponen ekologi seperti population, organization,environment and technology merupakan faktoryang mendorong terjadinya urbanisasi.

    Koridor Kendal-Semarang-Demak juga me-rupakan "region based urbanization" (menurutistilah McGee, 1971,1991), yakni suatu wilayahperkotaan yang menjalar ke daerah pinggiranyang pesat pertumbuhannya, karena koridortersebut menghubungkan Jakarta dan Surabaya.Menurut BPS (1996,2006) Kabupatcn Kendaldan Demak pada tahun 1995 masing-masingtingkat urbanisasinya hanya 24,2 % dan 17, I%, namun pada tahun 2005 angka itu rnenjadi38,6 % dan 26,2 %. Secara fisik restrukturi-sasi di koridor ini ditandai dengan perubahanpenggunaan lahan secara besar-besaran karenamunculnya perumahan-perumahan baru dan 1 0 -kasi pabrik. Data dari BPS (2007)menlilljukkanbahwa pada tahun 2001-2007 di KecamatanSayung Demak, yang bcrbatasan langsungdengan Kota Scmarang telah terjadi konversilahan sawah dari 3.000 ha mcnjadi 2.476 ha.Demikian pula konversi lahan sawah di pcrba-tasan Kabupaten Kendal dan Kota Scmarangjuga terjadi di K cc am ata n K aliw un gu , yaknidari 1.572 ha pada tahun 2000 rnenjadi 1.472ha pada tahun 2007. D an fcn om eua ini dapatdipaham i jika laju pertum buhan ckonom i darisektor pertanian di Dernak juga mcuuruu dan

  • 5/11/2018 Urbanisasi Dan Dampak Lingkungan

    3/10

    November 2010 W ILON OYU DH O, S.: U RBA NISASI D AN D AM PAK L1N GKU NG AN 175

    3,26 persen dari total PDRB pada tahun 2005menjadi hanya 2,76 pcrsen pada tahun 2007.

    Dari latar belakang rnasalah itu, sangatmenarik untuk melakukan pcnelitian ten tangpertumbuhan di koridor Kendal-Semarang-De-mak, beserta dampak Iingkungan yang terjadi.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untukmenjelaskan determinan pokok urbanisasiserta sejauhmana dampak Iingkungan akibaturbanisasi terjadi di koridor tersebut, Pertan-yaan penelitiannya adalah : 1). Faktor-faktorapa yang menjadi determinan pokok urbanisasidi Koridor Kendal-Semarang-Demak; dan 2).Scberapajauh dampak lingkungan yang terjadiakibat urbanisasi di koridor tersebut ?

    METODE PENELITIANPenelitian ini berusaha untuk mengungkap

    rnakna dari suatu fenomena urbanisasi denganberbagai sebab dan akibatnya, menggunakansumber data berupa angka-angka, data atauinformasi yang berkaitan hasil survai BPSatau instansi terkait lainnya. Dengan kata lain,penelitian in i lebih dekat ke arah penelitiankualitatif-kuantitatif (Brannen, 1997). Peneliti-an kualitatif memiliki karakter : 1). Bertujuanmemperoleh gambaran yang lebih mendalam;2} . Bertujuan untuk memahami makna darisuatu fenornena; 3). Memandang fenomenasecara utuh dan holistik; 4). Dcsain penelitianbersifat emergensi, artinya terbuka untuk di-sempumakan ( Nasution, 1988).

    Penelitian ini menggunakan pendekatankompleks wi/ayah. Unit wilayah di koridor Ken-dal-Semarang-Dernak diidentifikasi perbedaandan persamaannya sesuai tujuan penelitian,atau teknik diferensiasi areal mclalui teknikklasifikasi. Wilayah bukan tujuan akhir studiini (objective region) melainkan sebagai alat(subjective region) untuk mempelajari kelom-pok gcjala yang ada di wilayah tersebut.

    Teknik pengumpulan data dilakukan denganmctodc dokumentasi dan pengamatan di la-pangan. Variabcl dari p cn elitian in i, adalah: I) .Variabel Tcrgantung : Urbanisasi; 2). Variabel

    Bebas : a). Perubahan penduduk, pertumbuhanekonomi, dinamika perubahan lingkungan.Berbagai dokumen dan data d ia na lis is s et elu hdikaitkan dan digabungkan dcngan data lain.Model ana/isis is; (content analysis models di-gunakan untuk menganalisis substansi berbagaidata dan dokumen. Bcrbagai data dan analisisterse but dipadukan dengan model ana/isisinteraktif iinteractive analysis model).

    HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

    Dalam satu dasawarsa 1995-2005 pertum-buhan penduduk perkotaan di Kendal danDemak menunjukkan angka yang paling besardiantara daerah belakang Kota Semarang lain-nya, yakni masing-masing 5,69 % dan 5,71 %(lihat tabel.l). Fenornena ini narnpaknya terkaitdengan pesatnya pertumbuhan ekonomi di ka- .wasan tersebut, yang cenderung rnernbentuksebuah fonnasi yang berbentuk "Extended Met-ropolitan Region" (EMR), yang dicirikan olehpertumbuhan di kota-kota inti yang meluber kekawasan peri-peri di sckitamya (Firman, 2003,McGee, 1971,1991). Hasil studi Finnan (2003)juga menemukan bahwa kabupaten-kabupatenyang memiliki basis industri, mengalami per-tumbuhan penduduk urban yang lebih cepat,seperti kabupaten-kabupaten di pantai UtaraJawa yang membentang dari Jakarta hinggaSemarang.

    Pada sisi yang lain, pertumbuhan pendudukJawa Tengah pada periode 1990-1995, pcriodc1995-2000, dan peri ode 2000-2005 narnpakstabil di kisaran angka 0,6 % sampai 0,8 % pertahun. Pada label. 2 nam pak Kota Scmarang,Kabupaten Kendal dan Kabupaten Dernakterjadi fluktuasi pertumbuhan pcnduduk yangcukup tajam. Selanjutnya ada kccenderunganpenurunan laju pertumbuhan pcnduduk di tigadaerah tersebut pada periodc 2000-2005 jibdibandingkan dengan peri ode 1990-1995. Padatabel.L, nampak jum lah pcnduduk kclompokumur 0-14 t ah un c en de ru ng turun pada tahun2007 dibandingkan pada tahun 1999. lni arti-

  • 5/11/2018 Urbanisasi Dan Dampak Lingkungan

    4/10

    176 1. MANUS IA DAN L lNGKUNGAN Vol. 1 7, No.3Tabel.1. Pertumbuhan Penduduk Kota dan Desa Kota Semarang dan Daerah Hinterland-

    nya Tabun 1995-2005

    Tahun 1995 Tahun 2005 laju PertumbuhanRata-rata % IThDaerah Kota Desa Kota Desa Kota Desa

    K o ta S e m ara n g 1.104.405 241.947 1.352.869 85.864 2,05 -9,80K ab up ale n K en da l 201.216 629.804 350.054 557.717 5,69 -1,20K ab up ale n O e ma k 151.515 735.581 264.142 744 .680 5 ,71 -0,12Kabupa len 199.644 607.744 293.047 585 .231 3,91 -0.37Sema r angK a bu p at en G ro b og a n 186.150 1.007.666 194 .938 1.114.408 0,46 1,00J aw a T en ga h 9.459.680 20.193.586 12.903.891 18.992.223 3,15 -0,61Sum ber : BPS Supas 2005

    Tabel2. Pertumbuhan Jumlab Penduduk Kota Semarang dan Daerah di BelakangnyaTahun 1990,1995,2000,2005

    Daerah Jumlah Penduduk Rata-rata Laju Pertumbuhanper-Tahun

    1990 1995 2000 2005 1990- 1995- 2000-1995 2000 2005

    K o ta S e m ar an g 1.146.931 1.346 .352 1.348 .803 1.438.733 3,25 0,03 1,29K ab . K en da l 772.213 831.020 849 .729 907.771 1,47 0,44 1,33Kab .Oemak 844.837 887.096 973.674 1.008.822 0,98 1,87 0.10K a b. S e m ara n g 789.200 807.388 833.181 878.278 0,45 0,63 1,05K a b. G ro b og a n 1.176.498 1.193.816 1.268.234 1.309.346 0.29 1,21 0,64J aw a T en ga h 28 .578 .090 29 .653.266 30.924.164 31896.114 0,74 0,84 0,62Sum ber : B PS Sensus Pcnduduk I 990-20()O , Supas :W05

    Tabel3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Semarang, Kabupaten KendaldanKabupaten Demak Tahun J 999 dan 2007

    Oaerah Tahun 0-14 Tahun 15-64 Tahun >65 Tahun Jumlah1999 368 .050 975 .166 86592 1.429808K o la S e m ar an g 2007 331.520 1.068.635 88 .440 1.488.6451999 262.905 554 .935 43.403 861.243K ab . K en da l 2007 223.983 649 .185 64947 9381151999 298662 601.236 40.764 940.662K ab . D em ak 2007 256.173 721.147 48068 1.025.388

    _d ___ ___ ~ _____ ~ _______ ____ '____ ~ ___ _____ ___ ~__ ..~~---.-.-,.----.".Sumbcr: Hr'S_ Survui Slhl:ti I.konomi Na\I')II:li (Slls

  • 5/11/2018 Urbanisasi Dan Dampak Lingkungan

    5/10

    November 2010 W IL ON OY UD HO , S .: U RB AN ISA SI D AN D AM PA K L lN GK UN GA N 17 7

    Tabel.4. Pertumbuhan PDRBRata-rata Tahun 2006Atas Dasar Harga Konstan Tabun 2000Sektor Kola Sema- Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Rata-ratarang Kendal Oemak Samarang GroboganP erlan ian 3 ,03 5 ,54 3,61 3,45 4 ,40 4,00P erla mb an ga n d an 1.72 9,63 6,06 5,98 7,24 6,12Ga l ianhldust r i 3 ,47 2,32 1,21 3,28 2,73 2,60lis lr ik G as d an A jr 3 .73 6,33 2,26 6,83 3,16 4 ,46MinumBangunan 13 ,28 9 ,42 2,42 3 ,31 4,08 6,50P erd ag an ga n H ote l 3 ,11 2,92 2,84 4,23 4 ,96 3 ,61d an re st ora nA ng ku ta n d an

    5 ,22 4 .74 1 , 5 4 5,28 5 ,37 4,43Komun ikas iK eu an ga n P ers e-w aan dan Jasa 2,47 4 ,86 5 ,3 4 6,04 3 ,64 4 ,47PerusahaanJasa - jasa 7,46 -0,54 13,15 5 ,06 2,06 5 ,44PORB 5,32 3 ,41 4,02 3 ,81 4 ,00 4,11Sumber : BPS, Jawa Tengah dalam Angka 2007

    Tabel.S. Jumlah Industri di Kabupaten Kendal Tahun 2000 dan Tahun 2006Jumlah Total Pekerja

    Laju PenurunanJenis Industrl %lTahun

    2000 2006 2000 2006I nd us tr i B e sa r 11 8 14.293> 10 0 p e ke ri a 10.507 -4,99 " 1 0I nd us tr i K e cil 9 4< 1 00 p e ke rj a 357 116 17.08------~--Sumber : BPS Hasil Sensus Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2000 dan 2006

    Tabel.6. Industri di Kecamatan Sayung Kabupaten DemakJumlah Total Pekerja Laju %lTahunJenis Industri

    2000 2006 2000 2006I nd us tr i B e sa r 22> 10 0 p ek eq a 13 9 .623 4.862 10,75I nd us tr i K e cil 29

  • 5/11/2018 Urbanisasi Dan Dampak Lingkungan

    6/10

    178 J. MANUSIA D AN LlN GKUNGAN V ol. 17 , N o .3nyajumlah kelahiran menurun, dan sebaliknyajumlah penduduk yang masuk ke tiga daerahtersebut meningkat. Hal ini dapat dilihat dankenaikan jumlah penduduk kelompok umur15-64 tahun.Fakta adanya migrasi masuk ini diduga kuat

    terkait dengan aktivitas ekonomi di koridorKendal-Semarang-Demak. Hasil penelitianFirman (2003) juga menunjukkan : I). Kabu-paten yang dekat kota besar dan pusat aktivitasindustri mengalami pcrtumbuhan pcndudukperkotaan yang tinggi; 2). Pertumbuhan pen-duduk perkotaan yang tinggi membentukurban koridor mulai dari Jakarta ke Semarangmelalui Cirebon, meski polanya tidak begitujelas; 3). Pertumbuhan penduduk perkotaanmerefleksikan disparitas dan pola pertumbuhanextended metropolitan region (EMR) di PulauJawa, khususnya antara pantai Utara dan Se-latan Pulau lawa. Studi tentang formasi EMRdi Asia Tenggara juga dilakukan oleh Jones(2000,200 I2003), MeGee (1991).Banyak pakar yang menyatakan bahwa glo-

    balisasi perdagangan, produksi dan keuanganmemunculkan banyak megaurban di Asia Pa-sifik (Douglass,1995,2000) seperti di Taiwan(Liu and Tsai, 1991), China (Yixing, 1991) danJapan (Ginsburg, 1990; Latz, 199 1). Dengankata lain, fenomena EMR rnerupakan bagiandari urbanisasi di Asia (Lin, 1994). Namunperturnbuhan ekonomi di Kendal-Sernarang-Demak berbeda dengan "kasus" rnegaurbanJakarta. Kalau megaurban Jakarta terjadipertumbuhan sektor industri yang pesat dikawasan pinggiran, namun di koridor Kendal-Semarang -Demak, pertumbuhan sektor industritidak begitu sepesat pertumbuhan sektor jasa,Kenyataan ini dapat diamati pada label. 4 yangrnenunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB KotaSemarang, Kendal dan Demak justru banyakdisumbang dari scktor bangunan dan jasa.

    Hal yang cukup mengejutkan, di KabupatenKendal dan Kabupaten Demak, jumlah industribesar mengalarni penurunan (lihat tabel.S danlabel.6 ). Yang cukup m enarik, m cski jumlahindustri keeil di Kecarnatan Sayung turunjumlahnya, namun tcnaga kerja yang terlibat

    di dalamnya justru naik. Namun untuk industribesar, penurunanjumlah pekerja cukup berartiyakni mendekati angka II % per tahun.Fakta yang terlihat pada labe/.5 dan tabel.6menunjukkan bahwa urbanisasi yang terjadi dikoridor Kendal-Semarang-Dernak bukan ka-rena dorongan aktivitas sektor industri, narnunjustru didorong oleh perturnbuhan sektor jasadan usaha mandiri. Pernyataan ini ditunjuk-kan oleh data BPS (2007) yang menunjukkanbahwa penduduk kota yang bekerja sebagaiburuh atau karyawan di Semarang, Kendal danDemak masing-masing 364.526 orang (58,70%),63.962 orang (34,31 %), dan 68.035 orang(47,15 %). Sedangkan di desa angka itu lebihkecil lagi yakni masing-masing 22.190 orang(52,37 %),42.537 orang (12,40 %), dan 64.793(16,80 %).Dalam perspektif teori Friedmann dan

    Douglass (1978) fenomena ini dapat dipabamibahwa urbanisasi yang diwarnai oleh men-guatnya sektor jasa menunjukkan bahwa diKendal dan Demak belum "tereksploitir" olehkekuatan ekonomi global, sehingga disparitaswilayah tidak nampak. Pada sisi lain juga tidakterlihat kenampakan spasial yang dualistik,terdiri "pusat pembangunan" yang eepat danintensif, kemudian wilayah "pinggiran" denganekonomi yang sarna sekali tidak terkait denganpusat, bersifat stagnan da n merosot. Kenyataanini cukup menarik terutamajika dibandingkandengan teori "kotadesasi" dari McGee yangeenderung menunjukkan adanya hubungan "ek-ploitatif" antara "pusat" dan "pinggiran" akibatberoperasinya investasi industri besar.Dampak LingkunganMunculnya aktivitas masyarakat mcnyebab-

    kan alih fungsi laban tetap terjadi, sehingga dikoridor Kendal-Semarang-Demak mcngalamiperusakan lingkungan. Sebanyak 96,95 %hutan bakau atau mangrove di Panrai UtaraJawa rusak berat, karen a terjadi alih fungsilahan mangrove mcnjadi tambak, permukiman,pariwisata dan industri, dcm ikian hasil pencli-tian dari Kelompok Studi Ekosistem MangroveTelukAwur Universitas Diponegon Sellllllwlg

  • 5/11/2018 Urbanisasi Dan Dampak Lingkungan

    7/10

    November 2010 WILONOYUDHO, S.: URBANISASI DAN DAMPAK LlNGKUNGAN 179(Kompas 27 Juli 2009). Akibatnya banyakpetani tambak udang di wilayah Kendal yangmengeluh rugi, karena pantai di desa Wono-rejo Kecamatan Kaliwungu menjadi tempatpembuangan sampah, limbah pabrik, limbahpertanian dan Iimbah rumah tangga (SuaraMe rdek a 12 /8 /2 009 ).Data BPS Kota Semarang (2006) juga men-

    catat selama tahun 2005-2006, kasus pence-maran air meningkat dari 13 kasus menjadi 19kasus, pencemaran udara dari 24 kasus menjadi29 kasus, pencemaran tanah 4 kasus menjadi7 kasus. Kerusakan lingkungan memancingmeluasnya konflik sosial antara warga dan pe-milik pabrik atau perusahaan seperti ditunjuk-kan Jawapos( 17/8/2009) yang memberitakanratusan warga di Perumahan Karonsih danWisma Asr; Kecamatan Ngaliyan memprotespabrik batubara. Demikian pula kasus protes250 orang warga RT 1 RW 1 Srondol Kulonmengeluhkan bau yang tidak sedap dari sebuahpabrik besar di kawasan tersebut (Suara Mer-deka 19/10/2009).Menurut Kepala Bidang Penanganan

    Sengketa Lingkungan dan Pemulihan KualitasLingkungan, Badan Lingkungan Hidup KotaSemarang Gunawan Wicaksono, ada limapabrik pengolah batu bara yang telah merusaklingkungan, seperti proses pengayaan batubara, titik api yang tidak dipadamkan, sertalimbah cair yang tidak tertangani, sehinggadikeluhkan Warga RW 1dan RW 3 KelurahanTugurejo Kecamatan Tugu Kota Semarang, ka-rena mengganggu pemafasan warga (Kompas,30 Juli 2009).Penccmaran air juga tidak lepas dari banya-

    knya pabrik besar yang berdiri di sepanjangsungai. Hasil penelitian Badan LingkunganHidup Provinsi Jawa Tengah tanggal 8 Juni2009 menunjukkan bahwa Sungai Kaligarangkandungan Biochemical Oxygen Demand(BOD) nya mencapai angka 7,296 padahalmenurut Peraturan Daerah NO.82/200 1, nor-malnya maksimal pada angka 2 dan TSS men-capai angka 55 (normalnya : maksimal padaangka 50). Selain itu bakteri E-Coli, timbal(Pb), sellg (Znj-nya melampaui ambang batas.

    Selama tahun 1980-2003 ada 1.239 pabrik yangmembuang limbahnya di sungai tersebut (SuaraMerdeka.25/1/2010). Kerusakan lingkunganjuga makin menambah areal potensi banjir diSemarang dari sebelumnya 44 kelurahan di 9kecamatan, kini menjadi 68 kelurahan di 13kecamatan (Kompas,3/11/2009).Pesatnya pembangunan terlihat dari data

    Dinas TataKola Semarang yang menunjukkanpada tahun 2004 ada 2.329 Sural ljin Men-dirikan Bangunan (SIMB) yang dikeluarkanmeningkat menjadi 2.683 SIMB pada tahun2008. Demikian pula pengajuan permohonansurat ijin usaha juga terus meningkat sepanjangtahun, yakni dari 452 surat ijin mendirikanusaha (HO) pada tahun 2004, menjadi 706 HOpada tahun 2005, dan 877 HO pada tahun.2008(BPS,2009).

    Studi terdahulu dari Tjaturahono dkk (2005)dengan menggunakan citra landsal menunjuk-kan kenampakan sebagai berikut :Pertama, di-Kabupaten Kendal nampak sungai besar men-jorok ke laut membentuk proses sedimentasiyang cukup hebat, sehingga Kendal bagianUtara sering terkena banjir. Abrasi pantai juganampak di pantai Barat atau di sebelah Baratsungai Bodri da n gelombang laut dari arah ang-in Barat menghantam pantai Kendal Barat.Kedua, di kota Semarang sungai yangmasuk ke laut Jawa juga membawa banyakendapan dari erosi akibat pengembangan lahandi sekitar sungai. Selanjutnya abrasi hanyaterjadi di Kali Mangkang dan pantai Marinakarena aktivitas PT Kayu Lapis yang menjorokke pantai, sedangkan di Marina akibat adanyareklamasi pantai,Ketiga, di Kabupaten Demak juga lerjadi

    endapan dari sungai yang masuk ke laut, danSungai Wulan, Sungai Tuntang dan SungaiJragung di bagian Selatan. Dari citra juganampak terbentuknya aktivitas perubahanlahan, terutama munculnya banyak tambakdi sepanjang pantai. Proses sedimentasi yangcepat di sungai Wulan menycbabkan prosesabrasi semakin melebar kc kanan kiri sungaisehingga berpengaruh kc pantai Jepara.

  • 5/11/2018 Urbanisasi Dan Dampak Lingkungan

    8/10

    180 J. MANUSIA D AN L lN GK UNGAN Vo I .17 ,No .3KESIMPULAN

    Dari hasil penelitian ini ditunjukkan halyang menarik, karena membalikkan tesis se-belumnya, yakni di daerah di belakang KotaSemarang justru mengalami "deindustrialisasi".Meskipun demikian, perusakan lingkungantetap terjadi karena aktivitas masyarakat disektor jasa dan usaha mandiri juga merangs-ang terjadinya aim fungsi labann yang tidakdisertai dengan pertimbangan daya dukunglingkungan,Diduga kuat kerusakan lingkungan juga

    disebabkan oleh perubahan gaya hidup barnyang konsumtif sehingga alam diekploitir d e m ikeuntuogan materi belaka. Terbukti di daerabperdesaan, proporsi pekerja bebas di sektor per-tanian malahan lebih reodah jika dibandiogkandengan proporsi pekerj a bebas di sektor non-pertanian. Pergeseran basis ekonomi pertanianke non-pertanian belum mampu memberikankesejahteraan bagi tenaga kerja yang didugakuat disebabkan oleh struktur pasar yangcenderung monopolistik atau oligopolistik.Akibatnya para pengusaha atau indutriawancenderung bertindak kolusif dengan para biro-krat, seperti adanya "pembiaran" pelaoggaranliogkuogan karena pabrik tidak dilengkapisarana pengolah limbah yang baik.

    SARAN SARAN

    Implikasi kebijakan yang harus diambildiantaranya pengembangan usaha-usahaindustri keeil menengah, kewirausahaandan koperasi yang ramah Iingkungan perludiprioritaskan. Usaha yang dapat dilakukaodiantaranya : program-program pelatihan danketerampilan manajemen, kredit murah tanpaagunan bagi wirausahawan yang dipandangmampu bcrkembang, perluasan informasi pa-sar perdagangan, dan pelibatan wirausahawandan koperasi di pasar global dengan bantuaninstansi/lcmbaga pcmerintah dan LcmbagaSwadaya Masyarakat lainnya.lnvcstasi lingkungan yang harus dipikir-

    kan mcliputi: I). Kcmauan politik untuk

    menyediakan pencadangao dan anggaran rutinyang mernadai dari APBD atau sumber lain;2). Anggaran yang rutin untuk mensubsidigerakan-gerakan swadaya yang benar-benarpeduli terhadap lingkungan ; 3). Kemauan poli-tik dan kecerdikan menarik dana-dana dari parapengusaha, terutama yang berpotensi merusaklingkungan; 4). Tindakan persuasif, represif'ter-hadap individu, badan, atau perusabaan perusaklingkungan ; 5). Gerakan pengumpulan danada r i masyarakat ; dan 6). Terns menggalangpartisipasi masyarakat dari berbagai profesiyang benar-benar cinta kesehatan lingkungan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adair, Timothy.2005. Explaining HealthInequalities in Three Megaurban Re-gionsln Indonesia Undergoing RapidDemographic Change and

    Decentralization.Presented 00 InternationalUnion for the Scientific Study of Popula-tion IUSSP XXv. International Popula-tion Conference. Tour France 18 -23July. http://www.iussp2005.princeton.cdu.!BPS.2009. Semarang Da/am Angka Tahun2002-2008

    BPS.2006. Jawa Tengah Dalam AngkaBPS.200? Jawa Tengah Dalam AngkaBPS.2009. Jawa Tengah Dalam AngkaBPS. 1996. Survai Antal' Sensus (SUPAS) Ta-

    hun 1995BPS.2006. Survai Antar Sensus (SUPAS) Ta-

    hun 2005BPS.2000. Survai Sosial Ekonomi Nasional

    (SUSENAS) Ta/mn 1999BPS.200? Sensus Ekonomi Jawa Tengah

    Tahun 2006Brannen, J . 1997. '

  • 5/11/2018 Urbanisasi Dan Dampak Lingkungan

    9/10

    November 2010 W IL ON OY UD HO , S.: U RB AN ISA SI D AN D AM PA K L lN GK UN CiA N 18 1Projection. and Key Challenges forSustainability. http://www7 .Nationalaca-demic.org/dbasc.Citics TransformedWorld Technology In Society. Article.pdfDouglass, M.1995."Global Interdependenceand Urbanization: Planning for the Bang-kok Megaurban Regions" inMcGee,T.Gand I.M.Robinson (eds) The MegaurbanRegions of Southeast Asia. Vancouver,t h y University of British Columbia Press.pp.45-77

    ------,.--------,2000. "Megaurban Regions andWorld City Formation : Globalization,the Economic Crisis and Urban PolicyIssues inPasific Asia. Urban Studies37 (12). pp. 15-36

    Drakalds-Smith.1988 Urbanization in the De-veloping World. New York :Routlcdge

    Finnan, Tommy.2003. "The Spatial Pattern ofPopulation Growth in Java, Indonesia1990-2000 : Continuity and Changein Extended Metropolitan Region For-mation". The Fifth IRSA InternationalConference. Bandung 18-19 July

    Friedmann, John and Mike Douglas. 1978."Agropolitan Development: Towards aNew Strategy tor Regional Planning".Dalam Fu Chen Lo dan Kamal Salih(eds) Growth Pole Strategy and RegionalDevelopment Policy. Toronto PergamonPress. pp. 163-192

    Gilbert, Alan and Josef Gugler, 1996. Urban-isasi dan Kemiskinandi Dunia KetigaYogyakarta : PT Tiara Wacana

    Ginsburg,N.1990. The Urban Transition:Reflections on the American and. AsianExperiences, Hongkong : The ChineseUniversity Press

    Jawapos. Edisi 17 Agustus 2009Jones.Gavin W.2000.Megacities in The Asia

    Pasific Region. Paper Delivered at theX Biennial Conference of the AustralianPopulation Association. Melbourne28 - 1December. hHp:llwww.apa.org.au/upload/2000.P l.Joues.pdf

    -------, 2001. Studying Extended MetropilitauRegions in South-East Asia PaperPresented at the XXIV General Confer-ence of the IUSSP. Salvador Brazil18-24 August. http://www .iussp.erg/Brazil 200 I /s401s42.02. Jones.pdf

    --------. 2003. "The Fifth Asian and PacificPopulation Conference: Towards A Re-positioning of Population in the GlobalDevelopment Agenda T'

  • 5/11/2018 Urbanisasi Dan Dampak Lingkungan

    10/10

    ~----.---~ ----

    18 2 J. MANUSIA DAN L lNGKUNGAN Vol. 17, No.3Search of Theory. London: G.Bell andSon Ltd

    -----------------. 1991. "The Emergence ofDesa Kota Regions in Asia". DalamN.Ginsburg, B.Koppel and TG McGee(Eds) The Extended

    Metropolis: Settlement Transition inAsia. Ho-nolulu : University Of Hawaii Press

    Nasution, 1988. Metode Penelitian NaturalistikKualitatif, Bandung : Tarsito

    Schwab. WA1982 .Urban Sociology: aHumanEcological Perspective.

    S.I. : Addison-WesleySuara Merdeka, Edisi 12 Agustus 2009------------------, Edisi 19Oktober 2009------------------, Edisi 25 Januari 2010Tjaturahono. 2005. "Invcntarisasi dan Pemeta-

    an Daerah Rawan Bencana AJam DiWilayah Pesisir Pantai antara Kendal

    hingga Demak" Lembaga PenelitianUniversitas Negeri Semarang. Novem-ber. Tidak DipublikasikanYixing,Z.1991. "The Metropolitan Interlock-ing Region in China : A PreliminaryHypothesis "in N.Ginsburg, B.Koppeland T.O.McGee (cds) The Extended Me-tropolis .Settlemeut Transition ill Asia.Honolulu : The University of HawaiiPress. pp. 89-112

    Yulinawati,Hemani.2005 .Jakarta MegaurbanRegion. How Livable is its Environ-ment ? http://tbclficld.files.wordprcss.com/2008/09/yulinawali.jakarta.2005.p d f

    Yunus, Hadi Sabari. 2006. Megapolitan :Konsep, Problematikanya dan ProspekYogyakarta : Pustaka Pelajar

    http://tbclficld.files.wordprcss./http://tbclficld.files.wordprcss./