unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

Upload: anisa

Post on 06-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    1/131

    iii

    TESIS

    PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM,

    STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PADA NILAI

    PERUSAHAAN 

    KADEK APRIADA

    PROGRAM MAGISTER

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2013

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    2/131

    iv

    TESIS

    PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM,

    STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PADA NILAI

    PERUSAHAAN 

    KADEK APRIADA

    NIM 1191661011

    PROGRAM MAGISTER

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2013

    i

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    3/131

    v

    PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM,

    STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS PADA NILAI

    PERUSAHAAN

    Tesis ini untuk Memperoleh Gelar Magister

    Pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,

    Program Pascasarjana Universitas Udayana

    KADEK APRIADA

    NIM 1191661011

    PROGRAM MAGISTER

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2013

    ii

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    4/131

    vi

    LEMBAR PENGESAHAN 

    Tesis ini telah disetujui

    Tanggal 14 Mei 2014

    Pembimbing I, Pembimbing II,

    Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, M.Si., Ak. Dr. I D.G. Dharma Suputra, SE, M.Si.,Ak NIP. 19550910 198403 1 001 NIP. 19570110 198601 1 001

    Mengetahui

    Ketua Program Studi DirekturMagister Akuntansi Program Pascasarjana

    Program Pascasarjana Universitas Udayana,

    Universitas Udayana,

    Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak Prof. Dr.dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K)

     NIP. 19641224 199103 1 002  NIP. 19590215 198510 2 001 

    iii

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    5/131

    vii

    PENETAPAN PANITIA PENGUJIAN TESIS 

    Tesis ini telah diuji pada

    Tanggal 28 Mei 2014

    Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor

    Universitas Udayana Nomor : 1356/UN.14.4/HK/2014

    Tanggal 14 Mei 2014

    Ketua: Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, M.Si., Ak.

    Anggota:

    1.  Dr. I.D.G. Dharma Suputra, SE, M.Si., Ak.

    2.  Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., M.Si., Ak.

    3.  Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si.

    4.  Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE., M.Si., Ak.

    iv

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    6/131

    viii

    SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

     Nama : Kadek Apriada

     Nim : 1191661011 

    Program Studi : Magister Akuntansi Universitas Udayana

    Judul Tesis : Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Struktur Modal dan

    Profitabilitas Pada Nilai Perusahaan

    Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas dari plagiat.

    Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya

     bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17

    Tahun 2010 dan peraturan Perundangan-undangan yang berlaku.

    .

    Denpasar,

    Penulis

    Kadek Apriada 

    v

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    7/131

    ix

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur

    kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas karunia-Nya penulis dapat

    menyelesaikan tesis yang berjudul: “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,

    Struktur Modal dan Profitabilitas Pada Nilai Perusahaan.” Tesis ini

    merupakan hasil penelitian sebagai persyaratan akhir studi jenjang Stata-2,

    dibidang Akuntansi, Program Studi Magister Akuntansi, Program Pascasarjana

    Universitas Udayana, Denpasar.

    Berbagai pihak telah berkontribusi besar dalam penyelesaian tesis ini

    sehingga pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima kasih

    yang sebesar-besarnya, khususnya kepada Bapak Dr. I Made Sadha Suardikha,

    SE, M.Si., Ak. sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. I.D.G. Dharma Suputra, SE,

    M.Si., Ak. sebagai pembimbing II, yang dengan tulus dan penuh kesabaran

    membimbing, memberi nasihat serta semangat kepada penulis selama mengikutiseluruh rangkaian penulisan proposal sampai dengan tahap penyelesaian tesis.

    Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof.

    Dr. I Wayan Suartana, SE., M.Si., Ak., Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE.,

    M.Si., dan Ibu Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE., M.Si., Ak., sebagai tim penguji

    yang telah berkenan memberi masukan konstruktif guna penyempurnaan tesis ini.

    Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas

    Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD KEMD atas kesempatan dan

    fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesikan

     pendidikan Magister Akuntansi Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga

     penulis tujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof.

    Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada

     penulis untuk menjadi mahasiswa di Program Pascasarjana Universitas Udayana.

    Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus

    Wiksuana, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

    vi

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    8/131

    x

    Udayana atas ijin yang diberikan. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih

    yang sebesar-besarnya kepada para dosen pengajar atas bimbingan, motivasi, dan

    arahannya selama penulis menjalankan proses perkuliahan. Terima kasih juga

    kepada Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak., Bapak Dr. Ida Bagus

    Putra Astika, SE., M.Si., Ak., selaku pengelola Program Magister Akuntansi

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang telah memberi perhatian

    dan bantuan yang tulus selama penulis mengikuti pendidikan di Program ini.

    Terima kasih pula kenapa segenap rekan-rekan MAKSI angkatan VIII atas

    dukungan, semangat, dan bantuan dalam penyediaan data guna penyelesaian tesis

    ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis persembahkan kepada kedua

    orang tua tercinta, Bapak Nyoman Jesna dan Ibu Nyoman Sampun atas doa restu

    dan dukungannya selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.

    Terima kasih juga kepada saudari Putu Riska Wulandari, S.Si, M.Si., atas

    dukungan moral maupun material selama penulis mengikuti pendidikan sehingga

     penyelesaian tesis ini.

    Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

    tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi

    kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian

    tesis ini. Penulis juga mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

     jika ada kekurangan yang pastinya tidak disengaja dalam tesis ini. Semoga tesis

    ini bermanfaat.

    Denpasar,

    Penulis 

    vii

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    9/131

    xi

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional,

    kepemilikan managerial, struktur modal, dan profitabilitas  pada nilai perusahaan.

     Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan. Untuk

    mencapai tujuan perusahaan, struktur kepemilikan saham mampu memengaruhi

     jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada nilai perusahaan.

    Dalam peningkatan nilai perusahaan, struktur modal merupakan masalah yangsangat penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

    mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Nilai

     perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas, dimana

     profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba

    yang dihasilkan perusahaan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive

    sampling dengan kriteria yang telah ditentukan. Diperoleh jumlah sempel

    sebanyak 82 perusahaan dari 131 perusahaan selama periode pengamatan 2 tahun

     pada sektor manufaktur. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi

     berganda.

    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikaninstitusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan

    manejerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Struktur modal

    mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas

     berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Disarankan kepada peneliti

    selanjutnya untuk tidak meneliti pada sektor manufaktur saja, melainkan seperti

    sektor perbankkan, pelayanan transportasi dan telekomunikasi yang memiliki

    karakteristik yang baik untuk dijadikan populasi, serta meneliti variabel keuangan

    yang lain yang mempengaruhi nilai perusahaan. Bagi perusahaan disarankan

    memperhatikan struktur kepemilikan saham, penentuan struktur modal yang

    optimal, dan profitabilitas untuk meningkatkan nilai perusahaan.

    Kata kunci : Kepemilikan Institusinal, Kepemilikan Managerial, Struktur Modal,

    Profitabilitas dan Nilai Perusahaan.

    viii

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    10/131

    xii

    ABSTRACT

    This research is performed in order to test the influence of institutional

    ownership institute, managerial ownership, debt to equity ratio, and return on

    equity variables towards price book value variable. A great value company is the

    inclination of the owners. The stockholding structure is affecting the operation of

    a company which in return influencing the performance of the company in order

    to achieve the company‟s goals. In an increase of the great value, the capitalstructure is a major issue for every company, the good and bad of the capital

    structure will have a direct effect on the company financial position. A value of a

    company can also be affected by profitability where as a performance indicator

    done by the management in managing the company assets which indicated by thecompany‟s  profit. Purposive sampling is the technique that is being used as a

    sampling technique with predetermined criteria. 82 from 131 companies have

     been collected as samples after 2 years observation in manufacture sector. Linear

    regression analysis is used as analysis technique.

    Based on the results of the study indicate that institutional ownership has a

     positive effect on firm value, while ownership manejerial negative effect on firm

    value. Capital structure has a negative effect on firm value. Profitabilitynegatively affect the value of the company. It is recommended that the future

    researchers study not only the manufacture sector, but rather as banking,

    transportation services and telecommunication which have good characteristics to

     be used as the research population but also other financial variables which

    influence the value of company and for company it is suggested that it pay

    attention on determining the optimum capital structure, debt to equity ratio and

     profitability to improve the value of the company.

    Key words; Ownership Institutional, Managerial Ownership, Debt to Equity

    Ratio, Return on Equity, and Price Book Value.

    ix

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    11/131

    xiii

    DAFTAR ISI

    HalamanJUDUL ....................................................................................................... .... i

    PRASYARAT GELAR .............................................................................. .... ii

    LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... .... iii

    PENETAPAN PANITIA PENGUJI .......................................................... .... iv

    SURAT PERNYATAAN........................................................................... .... v

    UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... .... vi

    ABSTRAK ................................................................................................. .... viiiABSTRACT ............................................................................................... .... ix

    DAFTAR ISI .............................................................................................. .... x

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................. .... xii

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... .... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. .... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

    1.2  Rumusan Masalah .................................................................. 8

    1.3  Tujuan Penelitian ...................................................................... 8

    1.4 

    Manfaat Penelitian .................................................................... 8

    BAB II LANDASAN TEORI2.1  Teori Sinyal (Signalling Theory) .............................................. 10

    2.2 

    Teori Keagenan ( Agency Theory) ............................................. 12

    2.3  Nilai Perusahaan ....................................................................... 16

    2.4 

    Struktur Kepemilikan Saham ................................................... 22

    2.5  Struktur Modal.......................................................................... 27

    2.6 

    Profitabilitas ............................................................................. 32

    2.7  Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya ............................... 35

    BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS3.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 42

    3.2 Konsep Penelitian..................................................................... 45

    3.3 Hipotesis Penelitian .................................................................. 46

    3.3.1 

    Pengaruh Struktur Kepemilikan pada Nilai

    Perusahaan ..................................................................... 46

    3.3.2 

    Pengaruh Struktur Modal pada Nilai Perusahaan .......... 48

    3.3.3  Pengaruh Profitabilitas pada Nilai Perusahaan .............. 50

    x

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    12/131

    xiv

    BAB IV METODE PENELITIAN4.1  Rencana Penelitian…………. .................................................. 52

    4.2 

    Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian ........................ 524.3  Identifikasi Variabel ................................................................. 53

    4.4 

    Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 55

    4.5  Jenis dan Sumber Data ............................................................. 57

    4.5.1 

    Data Menurut Sifatnya .................................................. 57

    4.5.2  Data Menurut Sumbernya ............................................. 58

    4.6 

    Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ................... 58

    4.7  Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................... 59

    4.8  Teknik Analisis Data ................................................................ 60

    4.8.1  Uji Asumsi Klasik ........................................................ 60

    4.8.2  Uji Hipotesis ................................................................. 64

    BAB V HASIL PENELITIAN5.1 Analisis Deskriptif ................................................................... 67

    5.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 72

    5.2.1 Uji Normalitas .............................................................. 72

    5.2.2 Uji Multikolinearitas .................................................... 76

    5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................. 77

    5.2.4 Uji Autokorelasi ........................................................... 79

    5.3 Analisis Regresi Berganda......................................................... 80

    5.3.1 Uji t (Uji pengaruh secara parsial) ............................... 81

    5.3.2 Uji F (Uji pengaruh secara simultan) ........................... 83

    5.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R²) .................................... 84

    BAB VI PEMBAHASAN PENELITIAN6.1 Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada Nilai Perusahaan 85

    6.2 Pengaruh Stuktur Modal pada Nilai Perusahaan ...................... 87

    6.3 Pengaruh Profitabilitas pada Nilai Perusahaan ......................... 89

    BAB VII SIMPULAN DAN SARAN7.1  Simpulan .................................................................................. 91

    7.2 

    Saran dan keterbatasan ............................................................. 93

    DAFTAR PUSTAKA  .................................................................................... 94

    LAMPIRAN

    xi

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    13/131

    xv

    DAFTAR GAMBAR

    No. Gambar Halaman3.1 Kerangka Berpikir ................................................................................ 44

    3.2 Konsep Penelitian .................................................................................. 46

    5.1 Uji Normalitas ......................................................................................... 73

    5.2 Plot Normalitas Data Transformasi ........................................................ 75

    5.3 Scaterplot ................................................................................................ 78

    xii

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    14/131

    0

    DAFTAR TABEL

    No. Tabel Halaman

    Tabel 4.1 Identifikasi Variabel Penelitian 53

    Tabel 4.2 Proses Pengambilan Sampel 59

    Tabel 5.1 Statistik Deskriptif 67

    Tabel 5.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 74

    Tabel 5.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 76

    Tabel 5.4 Variance inflation faktor (VIF) 77

    Tabel 5.5 Uji Glejser 79

    Tabel 5.6 Uji Durbin Watson 79

    Table 5.7 Uji t (Uji Pengaruh Secara Parsial) 81

    Tabel 5.8 Uji Simultan 83

    Table 5.9 Uji Koefisien Determinasi (R²) 84

    xiii

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    15/131

    0

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran

    Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel 2011-2012

    Lampiran 2. Tingkat Sampel Perusahaan Manufaktur Berdasarkan Kepemilikan

    istitusional (KI), kepemilikan manajerial (KM), struktur modal

    (DER), profitabilitas (ROE) dan nilai perusahaan (PBV) di Bursa

    Efek Indonesia Tahun 2011-2012

    Lampiran 3. Statistik Deskriptif dan Hasil Analisis Regresi Berganda

    xiv

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    16/131

    1

    BAB I 

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Perusahaan publik memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk

    mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Investor akan menanamkan

    modal pada perusahaan apabila investasinya dapat menghasilkan sejumlah

    keuntungan. Keberadaan pasar modal menjadikan perusahaan mempunyai alat

    untuk refleksi diri tentang kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Apabila

    kondisi keuangan dan kinerja perusahaan baik maka pasar akan merespon dengan

     positif melalui peningkatan harga saham perusahaan.

    Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik

     perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan

    memaksimumkan nilai perusahaan dengan asumsi bahwa pemilik perusahaan atau

     pemegang saham akan makmur jika kekayaannya meningkat. Tujuan utama

     perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value

    of the firm) (Salvatore, 2005).

     Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan,

    sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga

    tinggi. Fama (1978: 284) menyebutkan bahwa nilai perusahaan akan tercermin

    dari harga pasar sahamnya. Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai

    saham (Karnadi, 1993: 49). Nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai

     perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang

    1

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    17/131

    2

    tinggi kepada pemegang saham. Nilai saham yang tinggi menggambarkan nilai

     perusahaan yang tinggi. Hal ini dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut:

    nilai perusahaan (value) adalah hutang (debt ) ditambah modal sendiri (equity).

     Naiknya modal sendiri akan meningkatkan harga per lembar saham perusahaan

    (Atmaja, 2003: 4).

    Struktur kepemilikan saham mampu memengaruhi jalannya perusahaan

    yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan

     perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena

    adanya kontrol yang dimiliki oleh para pemegang saham. Struktur kepemilikan

    saham dalam perusahaan umumnya meliputi kepemilikan institusional,

    kepemilikan manajerial, serta kepemilikan saham oleh individual atau publik.

    Ismiyanti dan Mamduh (2004) semakin tinggi kepemilikan institusional maka

    akan semakin meningkatkan pengawasan eksternal terhadap perusahaan. Dengan

    adanya pengawasan pihak eksternal maka jalannya perusahaan dapat lebih diawasi

    sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.

    Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menciptakan usaha

     pengawasan yang besar juga oleh pihak investor institusional sehingga dapat

    menghalangi perilaku opportunistic manajer. Menurut Permanasari (2010)

    menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka

    semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai

     perusahaan. Adanya kepemilikan saham oleh investor institusional maka proses

    monitoring akan berjalan lebih efektif sehingga dapat mengurangi tindakan

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    18/131

    3

    manajer dalam hal manajemen laba yang dapat merugikan kepentingan pihak lain

    ( stakeholder ).

    Menurut Slovin dan Sushka (1993) nilai perusahaan dapat meningkat jika

    institusi mampu menjadi alat monitoring yang efektif. Selain kepemilikan

    institusional, adanya kepemilikan oleh manajerial juga memengaruhi nilai

     perusahaan. Morck et al. (1988) menyimpulkan bahwa kepemilikan saham yang

     besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Penelitian

    tersebut menguji hubungan antara kepemilikan manajerial dan komposisi dewan

    komisaris terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menemukan bahwa nilai

     perusahaan meningkat sejalan dengan peningkatan kepemilikan manajerial sampai

    dengan 5%, kemudian menurun pada saat kepemilikan manajerial 5% - 25% dan

    kemudian meningkat kembali seiring dengan adanya peningkatan kepemilikan

    manajerial secara berkelanjutan.

    Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham

     perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang

    saham perusahaan (Christiawan dan Tarigan, 2007). Proporsi kepemilikan saham

    yang dikontrol oleh manajemen dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan, hal

    ini tentunya akan mempengaruhi jalannya perusahaan. Kepemilikan manajerial

    akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, karena

    mereka juga ikut memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan

    meningkatkan nilai perusahaan.

    Perusahaan publik selalu berprinsip dalam pencapaian maksimalisasi laba

    atau nilai perusahaan, namun hal tersebut tidak selalu diimbangi dengan kesadaran

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    19/131

    4

     para pengusaha tersebut dalam melakukan penilaian konsep dan prinsip-prinsip

    maksimalisasi laba itu sendiri, sehingga terjadi banyak tindakan ketidaktepatan

     penggunaan modal perusahaan terutama yang berasal dari debt . Penggunaan

    modal perusahaan yang berasal dari hutang memiliki risiko yang lebih besar

    daripada yang berasal dari modal sendiri baik milik pribadi atau perseorangan,

     pemilik saham, ataupun pemilik modal dari pihak manajerial. Penggunaan dana

     perusahaan harus diatur sedemikian rupa sehingga pemanfaatannya dapat

    dilaksanakan secara optimal dan dapat menghindari risiko-risiko keuangan yang

    dapat terjadi.

    Menurut Satmoko dan Sudarman (2011), kebijakan pendanaan perusahaan

    ditentukan dengan menganalisa komposisi antara hutang dan modal sendiri yang

    dimiliki oleh perusahaan. Sumber pembiayaan operasional perusahaan dalam

    melaksanakan kegiatannya terbagi menjadi dua, yaitu yang pertama berasal dari

    hutang dan yang kedua berasal dari modal sendiri. Kedua jenis sumber

     pembiayaan tersebut tergabung dalam struktur modal perusahaan. Modal tersebut

    memiliki peranan penting dalam mewujudkan tujuan perusahaan yaitu

    menciptakan laba dan memberikan kesejahteraan bagi para pemilik saham,

    sehingga ketika pemilik saham semakin sejahtera, maka nilai perusahaan juga

    akan meningkat.

    Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang

     jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001: 62). Struktur modal dapat

    didefinisikan sebagai pembiayaan permanen yang terdiri hutang jangka panjang,

    saham preferen dan modal pemegang saham (Capeland dan Weston, 1997).

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    20/131

    5

    Mogdiliani dan Miller, (1963: 53) menyatakan nilai perusahaan ditentukan oleh

    struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah yang sangat penting

     bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai

    efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Suatu perusahaan yang

    mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang

    sangat besar akan memberikan beban berat kepada perusahaan yang bersangkutan

    (Riyanto, 2001: 85).

    Suatu perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya

    haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan atau  profitable. Nilai

     perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang

    dihasilkan oleh perusahaan. Copeland dan Weston (1997) mendefinisikan

     profitabilitas  sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan

    investasi perusahaan. Apabila profitabilitas   perusahaan baik maka para

     stakeholders  yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat

    sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi

     perusahaan.

    Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh

    manajemen perusahaan dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan

    oleh laba yang dihasilkan perusahaan. Laba yang dihasilkan perusahaan berasal

    dari penjualan dan keputusan investasi yang dilakukan perusahaan. Salah satu

    ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan

    keputusan adalah laba yang dihasilkan oleh perusahaan (Subramanyam, 1996).

    Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    21/131

    6

    investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat (Sujono dan

    Soebiantoro, 2007).

    Pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing

     pengukuran dihubungkan dengan penjualan, total aktiva dan modal sendiri

    (Syamsuddin, 2007: 43).  Santika dan Kusuma (2002)  menyatakan  pengaruh

     profitabilitas sebagai indikator kinerja perusahaan berpengaruh  positif terhadap

     perusahaan. Ang (1997: 20) menyatakan bahwa profitabilitas mempengaruhi nilai

     perusahaan  secara positif. Karena rasio profitabilitasnya menunjukkan

    keberhasilan  perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

    Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan maka

    semakin tinggi nilai perusahaan, sehingga untuk meningkatkan nilai perusahaan,

     perusahaan harus meningkatkan kinerjanya. Mardiyati et al. (2012) profitabilitas

    memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan karena profit

    yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga

    dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan

    saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.

    Akan tetapi selain itu profitabilitas juga bisa menurunkan nilai perusahaan, hal ini

    dapat terjadi karena di dalam meningkatkan profitabilitas, perusahaan akan

    meningkatkan kegiatan operasionalnya sehingga biaya yang ditimbulkan dari

    kegiatan ini juga akan meningkat.

    Peningkatan biaya ini akan mengakibatkan perusahaan harus menutup

     biaya tersebut lebih banyak sehingga perlu pengkajian ulang mengenai hubungan

     profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Selain itu profitabilitas lebih bersifat

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    22/131

    7

    likuid bagi perusahaan namun tidak  solvabel   sehingga profitabilitas tidak akan

    menjamin kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini pada

    akhirnya juga akan berperngaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

    Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris mengenai

     pengaruh struktur kepemilikan saham, struktur modal dan profitabilitas terhadap

    nilai perusahaan. Struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan

    institusional dan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan, struktur

    modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka

     panjang dengan modal sendiri yang diindikasikan dengan debt to equity ratio

    (DER) serta profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) sedangkan nilai

     perusahaan dapat diproksikan dengan price to book value (PBV). Objek penelitian

    ini adalah laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2011-2012 dari perusahaan

    manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2012.

    Alasan dipilihnya perusahaan manufaktur dalam penelitian ini karena

     perusahaan manufaktur adalah jenis usaha yang bergerak disektor riil yang

    memiliki jumlah perusahaan yang paling banyak dibandingkan jenis usaha lain

    yang terdiri dari beberapa industri. Meskipun terdiri dari berbagai macam industri,

     perusahaan manufaktur memiliki karakteristik yang serupa. Disamping itu,

     perkembangan perekonomian telah menyebabkan perusahaan manufaktur

    mengalami kesulitan untuk meneruskan usahanya dan memiliki kinerja yang

    kurang memuaskan. Periode 2011-2012 dipilih karena merupakan periode yang

     belum pernah disajikan sebagai bahan penelitian sejenis serta memberikan

    gambaran terkini keuangan dari sebuah perusahaan.

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    23/131

    8

    1.2  Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka masalah

     penelitian yang dapat dirumuskan adalah bagaimanakah pengaruh kepemilikan

    institusional, kepemilikan manajerial, struktur modal dan profitabilitas pada nilai

     perusahaan?

    1.3  Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah

    untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,

    struktur modal dan profitabilitas pada nilai perusahaan.

    1.4  Manfaat Penelitian

    Berikut adalah manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini:

    a.  Bagi khasanah ilmu pengetahuan

    Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan evaluasi dari

    teori dengan keadaan yang ada di lapangan dan memberikan kontribusi

     pada perkembangan teori akuntansi serta menambah khasanah yang baru

    dalam perbendaharaan ilmu pengetahuan dan saling melengkapi dengan

     penelitian sebelumnya maupun yang akan dilakukan oleh para peneliti

    yang akan datang dalam mengkaji nilai perusahaan serta penelitian ini

    diharapkan dapat memacu penelitian yang lebih baik mengenai pengaruh

     pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, struktur

    modal dan profitabilitas pada nilai perusahaan di masa yang akan datang.

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    24/131

    9

     b. 

    Bagi penyelesaian operasional dan kebijakan

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat positif

    antara lain:

    (a)  Bagi perusahaan

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran khusus

    kepada pihak manajerial perusahaan mengenai pentingnya

    kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, struktur modal,

    dan profitabilitas dalam meningkatkan aspek nilai perusahaan

    sehingga perusahaan menjadi semakin baik di mata masyarakat.

    (b) Bagi investor

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada

    investor tentang pentingnya mempertimbangkan aspek-aspek yang

     berkaitan dengan nilai perusahaan dengan cara penganalisaan secara

    lebih mendalam ketika investor akan melakukan kegiatan investasi

    dengan melihat aspek kepemilikan institusional, kepemilikan

    manajerial, struktur modal dan profitabilitas.

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    25/131

    10

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Teori Sinyal (Signall ing Theory )

    Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen

     perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut.

    Menurut Wolk et al. (2000) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan

    menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal mengemukakan tentang

     bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna

    laporan keuangan.

    Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan

    sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan

    dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan yang berkualitas buruk

    (Hartono, 2005: 38). Agar sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap

     pasar dan dipersepsikan baik, serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang

     berkualitas buruk (Hartono, 2005: 46).

    Teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan

     perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai

    informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman

    yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya dapat

    mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan

     pengumuman (Suwardjono, 2005).

    10

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    26/131

    11

    Perusahaan yang mempunyai keyakinan bahwa perusahaan tersebut

    mempunyai prospek yang baik ke depannya akan cenderung mengkomunikasikan

     berita tersebut terhadap para investor (Ross, 1977). Pada penelitian ini perusahaan

    yang berkualitas baik nantinya akan memberi sinyal dengan cara menyampaikan

    laporan keuangannya dengan tepat waktu, hal ini tidak bisa ditiru oleh perusahaan

    yang berkualitas buruk karena perusahaan berkualitas buruk akan cenderung tidak

    tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Pada penelitian ini sinyal

    yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas baik dianggap sebagai berita

     baik ( good news) sedangkan sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang

     berkualitas buruk dianggap sebagai berita buruk (bad news).

    Jama‟an (2008) mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah

     perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini

     berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk

    merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi

    lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan

    lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer

    untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui

    laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme

    yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah

     perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu

     pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak

    overstate.

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    27/131

    12

    Teori sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan (agen), pemilik

    (prinsipal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan

    menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk

    memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi

    keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agen), perlu mendapatkan opini

    dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan

    (Jama‟an, 2008). 

    2.2 Teori Keagenan (Agency Theory)  

    Awal dari paradigma agensi analitis mengacu pada contoh yang disajikan

    dalam makalah seminar Coase, dimana Coase memberikan penekanan pada

    kontrak sukarela yang muncul antara berbagai pihak organisasi perusahaan

    sebagai penyelesaian yang efisien terhadap berbagai konflik kepentingan

    (Belkaoi, 2007: 217). Perusahaan adalah cerita fiksi legal yang berfungsi sebagai

    nexus  (penghubung) dari serangkaian hubungan kontrak antara para individu

    (Belkaoi, 2007: 217).

    Hubungan keagenan adalah hubungan antara prinsipal ( principal ) dengan

    agen (agent ) yang di dalamnya agen bertindak atas nama dan untuk kepentingan

     prinsipal dan atas tindakannya (actions) tersebut agen mendapat imbalan tertentu

    (Suwardjono, 2005). Yang dimaksud prinsipal adalah para pemegang saham

    sedangkan yang dimaksud agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan.

    Jensen dan Meckling (1976: 81) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah

    sebuah kontrak antara manajer (agen) dengan investor ( principal ). Manajer

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    28/131

    13

    merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi

    kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajemen diberikan kekuasaan untuk

    membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu

    manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang

    saham.

    Asimetri informasi antara manajemen (agen) dengan pemilik (principal) dapat

    memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan tindakan opportunistic 

    seperti manajemen laba (earnings management) mengenai kinerja ekonomi

     perusahaan sehingga dapat merugikan pemilik (pemegang saham). Manajer akan

     berusahaa melakukan hal tersebut untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya

    tanpa persetujuan pemilik atau pemegang saham. 

    Dengan adanya masalah agensi yang disebabkan karena konflik kepentingan

    dan asimetri informasi ini, maka perusahaan harus menanggung biaya keagenan

    (agency cost ).  Agency Cost sendiri merupakan biaya yang timbul akibat dari

    adanya pemberian amanat yang diberikan oleh pemegang saham kepada pihak

    lain untuk melaksanakan pengelolaan perusahaan demi kelangsungan hidup

     perusahaan serta demi kepentingan pemegang saham. Menurut Jensen dan

    Meckling (1976) terdapat tiga macam biaya keagenan (agency cost ), antara lain:

    a.  Biaya Bonding ( Bonding cost) 

    Biaya ini ditanggung oleh perusahaan yang timbul akibat sikap manajer

    yang berani memberikan jaminan kepada pemilik perusahaan ( principal )

    untuk tidak membuat perusahaan yang dikelola manajer tersebut merugi.

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    29/131

    14

    Contoh: Membayar kewajiban hutang perusahaan secara teratur,

    melaksanakan kegiatan operasional sesuai jadwal atau bahkan lebih cepat

    dari jadwal yang telah ditentukan.

     b.  Biaya Monitoring ( Monitoring cost) 

    Biaya ini ditanggung oleh perusahaan yang muncul akibat pemegang

    saham mengawasi segala tindakan yang dilakukan oleh manajerial di

     perusahaan.

    Contoh: Menyewa akuntan publik untuk melakukan audit terhadap laporan

    keuangan perusahaan.

    c. 

    Biaya kerugian residual ( Residual loss) 

    Biaya ini ditanggung oleh perusahaan yang muncul karena perbedaan

    keputusan antara pihak pemegang saham dengan pihak manajerial di mana

    seharusnya keputusan tersebut memberikan keuntungan yang maksimal

     bagi pemegang saham.

    Contoh: Pengeluaran tambahan biaya produksi dan inovasi perusahaan

    demi meningkatkan produktivitas perusahaan

    Hubungan keagenan dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara

    seseorang atau lebih, seorang prinsipal, seorang agen, dan orang lainnya untuk

    memberikan jasa demi kepentingan prinsipal termasuk melibatkan adanya

     pemberian delegasi kekuasaan pengambilan keputusan kepada agen

    (Belkaoi, 2007: 192). Baik prinsipal maupun agen diasumsikan untuk termotivasi

    hanya oleh kepentingan dirinya sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kegunaan

    subjek dan juga untuk menyadari kepentingan bersama mereka. Agen berjuang

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    30/131

    15

    untuk memaksimalkan pembayaran kontraknya yang bergantung pada suatu

    tingkatan usaha tertentu yang dibutuhkan.

    Prinsipal berjuang untuk memaksimalkan pengembalian atas penggunaan

    sumber dayanya yang bergantung pada pembayaran yang terutang kepada agen.

    Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan

    dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan

    tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Konflik kepentingan antara prinsipal dan

    agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan

    kepentingan prinsipal. Terjadinya konflik kepentingan tersebut disebut dengan

    konflik keagenan (agency conflict ) (Belkaoi, 2007: 192).

    Terjadinya konflik keagenan dapat berpengaruh pada investor. Pemikiran

     bahwa manajemen dapat melakukan tindakan yang hanya memberikan

    keuntungan bagi dirinya sendiri didasarkan pada suatu asumsi yang menyatakan

    setiap orang mempunyai perilaku yang mementingkan diri sendiri atau  self-

    interested behaviour . Keinginan, motivasi dan utilitas yang tidak sama antara

    manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen

     bertindak merugikan pemegang saham, antara lain berperilaku tidak etis dan

    cenderung melakukan kecurangan akuntansi (Rachmawati dan Triatmoko, 2007).

    Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya sifat opportunistic

    manajemen akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba

    akan mengakibatkan para pemakai laporan keuangan membuat kesalahan dalam

     pembuatan keputusan seperti investor dan kreditur, sehingga nilai perusahaan

    akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006)

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    31/131

    16

    2.3 Nilai Perusahaan

     Nilai diciptakan ketika perusahaan memberikan return  kepada para

    investornya melebihi biaya modal. Nilai untuk investor perusahaan dapat dicapai

    hanya dengan menyumbangkan nilai kepada customers  (Sudana, 2008: 221).

    Salah satu paradigma baru yang berkembang dalam manajemen untuk

    menghadapi lingkungan bisnis global, kompetitif, dan turbulen adalah dengan

    customer value strategy (Mulyadi, 2007: 40). Paradigma customer value strategy 

    memandang bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan value  terbaik

     bagi customer  merupakan faktor penentu keberhasilan perusahaan untuk bertahan

    hidup dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis global yang kompetitif dan

    turbulen ini (Mulyadi 2007: 40).

    Customer   adalah satu-satunya alasan eksistensi suatu perusahaan.

    Keberadaan suatu perusahaan ditentukan bukan oleh kualitas yang melekat pada

     produk/jasa yang dihasilkan perusahaan, namun ditentukan oleh kemampuan

     produk/jasa dalam memenuhi kebutuhan customer . Customer value strategy 

    merupakan kombinasi manfaat yang diperoleh dari penggunaan suatu produk dan

     pengorbanan yang dilakukan oleh customer untuk memperoleh manfaat tersebut.

    Customers  dalam lingkungan bisnis yang kompetitif memegang kendali bisnis.

    Suara customer   dalam kondisi seperti ini harus didengarkan agar perusahaan

    mampu menghasilkan produk yang memberikan value bagi customer -nya.

    Penciptaan nilai bagi konsumen akan berdampak pada penciptaan nilai

     perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    32/131

    17

     Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan

     perusahaan dalam mengelola sumber daya. Bagi perusahaan yang menerbitkan

    saham di pasar modal, harga saham yang ditransaksikan di bursa efek merupakan

    indikator nilai perusahaan. Fama (1978) menyatakan nilai perusahaan akan

    tercermin dari harga pasar sahamnya.

    Dalam perspektif teori keagenan, agen yang risk adverse  dan yang

    cenderung mementingkan dirinya sendiri akan mengalokasikan resources  yang

    tidak meningkatkan nilai perusahaan. Permasalahan ini mengindikasikan bahwa

    nilai perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan

     perilaku manajemen agar tidak menghancurkan resource perusahaan.

    Jensen dan Meckling (1976) berargumen bahwa konflik keagenan terjadi

    karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian. Konflik keagenan

    menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Penurunan nilai perusahaan akan

    memengaruhi kekayaan dari pemegang saham sehingga pemegang saham akan

    melakukan tindakan pengawasan terhadap perilaku manajemen.

     Nilai perusahaan dapat direfleksikan melalui tiga cara, yaitu melalui nilai

     buku, nilai likuidasi ataupun nilai pasar saham (Husnan dan Pudjiastuti, 2006: 64).

    Bernard (2003) menyebutkan tiga ukuran dari kinerja perusahaan yang dapat

    dipakai untuk melihat nilai perusahaan yaitu tobin‟s Q, market to book ratio dan

     price flow ratio. Nilai dari perusahaan bergantung tidak hanya pada kemampuan

    menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan

    keuangan dari perusahaan yang diambil alih. Beberapa variabel kuantitatif yang

    sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan sebagai berikut:

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    33/131

    18

    a. 

     Nilai Buku

     Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai

     shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung

    dengan cara membagi total  shareholders equity dengan jumlah saham

    yang beredar. Adapun komponen dari  shareholders equity, yaitu agio

    saham ( paidup capital in excess of par value) dan laba ditahan (retained  

    earning ).

     b. 

     Nilai Appraisal

     Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal

    independent . Teknik yang digunakan oleh perusahaan appraisal sangat

     beragam, bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan dengan biaya

     penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi dengan

    sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil

    dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam kegunaan dalam

    menghasilkan earnings dan kemudian nilai  going concern dari suatu

     perusahaan.

    Bagaimanapun nilai appraisal dari suatu perusahaan akan

     bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubungan dengan metode

     penilaian yang lain. Nilai appraisal  juga akan berguna dalam situasi

    tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya alam

    atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. Kegunaan

    dari nilai appraisal akan menghasilkan beberapa keuntungan. Nilai

     perusahaan yang berdasarkan penilaian independen (appraiser

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    34/131

    19

    independent)  juga akan menghasilkan pengurangan  good-will dengan

    meningkatkan harga aktiva perusahaan yang telah dikenal.

    c.   Nilai Pasar Saham

     Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal

    adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis.

    Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan secara luas

    diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun berdasarkan nilai

     pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling sering

    dipergunakan dalam menilai perusahaan besar. Bagaimanapun nilai ini

    dapat berubah secara cepat. Faktor analisis berkompetisi dengan pengaruh

    spekulatif murni dan berhubungan dengan sentimen masyarakat dan

    keputusan pribadi.

    d. 

     Nilai “Chop-Shop” 

    Pendekatan “Chop-Shop” untuk valuasi pertama kali diperkenalkan oleh 

    Dean Lebaron dan Lawrence, Speidell of Batterymarch Financial

     Management . Secara khusus, ia menekankan untuk mengidentifikasi

     perusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila

    dipisahkan menjadi bagian-bagian. Pendekatan “Chop-Shop”  ini

    mengkonseptualisasikan praktik penekanan untuk membeli aktiva di

     bawah harga penempatan mereka.

    e.   Nilai Arus Kas

    Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapat

    mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    35/131

    20

    menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus

    kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum

    yang harus dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal

    kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari

    merger. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham,

    yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik

    (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan

    emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan

    nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.

    Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk

    memaksimumkan kekayaan perusahaan atau nilai perusahaan (value of the firm)

    (Salvatore, 2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi

    suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga

    memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama

     perusahaan (Soliha dan Taswan, 2002). Husnan dan Pudjiastuti (2006: 39) nilai

     perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

     perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown et al. (2004: 470) nilai

     perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas

     perusahaan yang beredar.

     Nilai perusahaan pada penelitian ini diukur dengan  price book value 

    (PBV). Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau PBV,

    menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relative terhadap

     jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    36/131

    21

    yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga

    saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham.

    Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan

    harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula

    (Sartono, 2001: 6), secara sederhana menyatakan bahwa PBV merupakan rasio

     pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham

    terhadap nilai bukunya.

    Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku

    saham suatu perusahaan. PBV digunakan untuk melihat berapa besar tingkat

    undervalued maupun overvalued harga saham yang dihitung berdasarkan nilai buku

    setelah dibandingkan dengan harga pasar (Slamet, 2003: 41). Semakin tinggi PBV

     berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Pada penelitian kali ini,

    rumus inilah yang dipakai untuk menghitung nilai perusahaan.

    PBV dirumuskan dalam bentuk sebagai berikut:

    Harga pasar per lembar saham

    PBV = ……….…….……... (1)

     Nilai buku per lembar saham

    Sumber : Husnan (2006: 181)

    PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut :

    a)   Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat

    diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya

    dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value 

    sebagai perbandingan

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    37/131

    22

     b) 

     Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua

     perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan

    yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation.

    c)  Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai

    dengan menggunakan  price earning ratio (PER) dapat dievaluasi

    menggunakan PBV

    2.4 Struktur Kepemilikan Saham

    Struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan

    kepemilikan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan (Sujono dan

    Soebiantoro, 2007). Dua jenis kepemilikan dalam struktur kepemilikan adalah:

    (1) Kepemilikan institusional

    Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh

    investor institusi. Investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk

    memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan investor individual.

    Institusi sebagai pemilik saham dianggap lebih mampu dalam mendeteksi

    kesalahan yang terjadi. Menurut Lee et al . (1992: 61) ada perbedaan pendapat

    mengenai investor institusional. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan

     bahwa investor institusional adalah pemilik sementara, sehingga hanya

    terfokus pada laba sekarang (current earnings). Jika perubahan pada laba

    sekarang tidak dirasakan menguntungkan oleh investor, maka investor dapat

    melikuidasi sahamnya. Investor institusional biasanya memiliki saham dalam

     jumlah besar, sehingga jika mereka melikuidasi sahamnya akan memengaruhi

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    38/131

    23

    nilai saham secara keseluruhan. Untuk menghindari tindakan likuidasi dari

    investor, manajer akan melakukan manajemen laba.

    Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor yang

     berpengalaman ( sophisticated ). Menurut pendapat ini, investor lebih terfokus

     pada laba masa datang ( future earnings) yang lebih besar relatif dari laba

    sekarang. Penelitian Shiller dan Pound (1989) menjelaskan bahwa investor

    institusional menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis

    investasi dan mereka memiliki akses atas informasi yang terlalu mahal

     perolehannya bagi investor lain. Investor institusional akan melakukan

    monitoring secara efektif dan tidak akan mudah diperdaya dengan tindakan

    manipulasi yang dilakukan manajer.

    Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha

     pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat

    menghalangi perilaku opportunistic manajer. Barnae dan Rubin (2005) 

    menyatakan bahwa institutional shareholders, dengan kepemilikan saham

    yang besar, memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan

     perusahaan. Wening (2009) menyatakan semakin besar kepemilikan oleh

    institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan

    untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.

    Kepemilikan institusional memiliki kelebihan antara lain:

    a)  Memiliki profesionalisme dalam menganalisis informasi sehingga dapat

    menguji keandalan informasi.

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    39/131

    24

     b) 

    Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih ketat

    atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.

    Smith (1996) menunjukkan bahwa aktivitas monitoring institusi mampu

    mengubah struktur pengelolaan perusahaan dan mampu meningkatkan

    kemakmuran pemegang saham. Hal ini didukung oleh penelitian Cruthley dan

    Hansen (1989) yang menemukan bahwa monitoring yang dilakukan institusi

    mampu mensubstutisi biaya keagenan lain sehingga biaya keagenan menurun

    dan nilai perusahaan meningkat.

    Menurut Riswari (2012) kepemilikan institusional dapat menekan

    kencederungan manajemen untuk memanfaatkan discretionary dalam laporan

    keuangan sehingga memberikan kualitas laba yang dilaporkan. Prosentase

    saham tertentu yang dipunyai oleh institusi bisa mempengaruhi proses

     penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat

    tindakan penyimpangan pelaporan keuangan yang bertujuan untuk mengelabui

     pihak institusional.

    Kepemilikan institusional diungkapkan melalui jumlah kepemilikan saham

    yang dimiliki institusi dibagi dengan jumlah saham perusahaan yang beredar.

    Secara sistematis perhitungan kepemilikan institusional tersebut dirumuskan

    sebagai berikut (Masdupi, 2005):

    Kepemilikan saham oleh institusi

    Kepemilikan Institusional (KI) = ….. (2)Total keseluruhan saham perusahaan

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    40/131

    25

    (2) 

    Kepemilikan manajerial

    Kepemilikan saham manajerial merupakan kepemilikan saham terbesar oleh

    manajemen perusahaan. Siallagan dan Machfoedz (2006) mengadakan

     penelitian mengenai pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kualitas laba

    dengan discretionary accrual   dan nilai perusahaan yang diukur dengan

    Tobin‟s Q, menyimpulkan hasil pengujiannya bahwa kepemilikan manajerial

     berpengaruh secara positif terhadap kualitas laba, sedangkan pengaruh

    kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan adalah negatif. Kepemilikan

    manajemen adalah proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang

    secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan oleh direktur dan

    komisaris (Diyah dan Widanar, 2009).

    Dengan adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan

    menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat

    sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat. Kepemilikan oleh

    manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan.

    Morck et al . (1988) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari

    segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor. Morck et al .

    (1988) menguji hubungan antara kepemilikan manajerial dan komposisi

    dewan komisaris terhadap nilai perusahaan.

    Penelitian ini menemukan bahwa nilai perusahaan meningkat sejalan

    dengan peningkatan kepemilikan manajerial sampai dengan 5%, kemudian

    menurun pada saat kepemilikan manajerial 5%-25%, dan kemudian meningkat

    kembali seiring dengan adanya peningkatan kepemilikan manajerial secara

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    41/131

    26

     berkelanjutan. Menurut Sujono dan Soebiantoro (2007) kepemilikan

    manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerjanya,

    karena mereka juga ikut memiliki perusahaan. Ross (1977) menyatakan bahwa

    semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka manajemen

    akan cenderung untuk berusaha untuk meningkatkan kinerjanya untuk

    kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri. Dengan

    kinerja yang meningkat maka akan meningkatkan nilai perusahaan.

    Kepemilikan manajemen adalah proporsi pemegang saham dari pihak

    manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan

    oleh direktur dan komisaris (Diyah dan Widanar, 2009). Munculnya

    kepemilikan saham dalam pihak manajemen akan menjadikan nilai

     perusahaan dapat meningkat karena pihak manajemen bisa melaksanakan dan

    selalu mengawasi perkembangan perusahaan sekaligus memperhitungkan

    kebijakan dividen yang terbaik dari dua sisi yaitu dari sisi pemegang saham

    dan kemajuan perusahaan.

    Semakin besar kepemilikan saham pada pihak manajerial, maka pihak

    manajerial akan bekerja lebih proaktif dalam mewujudkan kepentingan

     pemegang saham dan akhirnya akan meningkatkan kepercayaan, kemudian

    nilai perusahaan juga akan naik. Kepemilikan manajemen diungkapkan

    melalui jumlah kepemilikan saham yang dimiliki manajemen dan dewan

    komisaris dibagi dengan total keseluruhan saham perusahaan.

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    42/131

    27

    Secara sistematis perhitungan tersebut dirumuskan sebagai berikut (Masdupi,

    2005):

    Kep. saham manajer + dewan komisaris

    Kepemilikan Manajerial (KM) = ...(3)Total keseluruhan saham perusahaan

    2.5 Struktur Modal

    Struktur modal adalah bentuk pembelanjaan yang permanen di dalam

    mencerminkan keseimbangan di antara hutang jangka panjang dengan modal

    sendiri. Struktur modal terlihat pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur

    dalam modal sendiri, di mana kedua jenis tersebut merupakan dana permanen atau

    dana jangka panjang. Oleh karena itu maka struktur modal hanya merupakan

    sebagian saja dari struktur  financial . Struktur  financial mencerminkan

     perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal

    asing baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah modal sendiri

    (Riyanto, 2001: 22).

    Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur

    modal terhadap nilai perusahaan, saat keputusan investasi dan kebijakan dividen

    dipegang secara konstan, dalam kata lain bila perusahaan merubah sebagian

    modal sendiri dengan menggunakan hutang atau sebaliknya apakah harga saham

    akan turut berubah, namun jika dengan merubah struktur modalnya ternyata nilai

     perusahaan ikut berubah, maka akan didapatkan kesimpulan tentang struktur

    modal yang terbaik. Di dalam pengambilan keputusan, perlu dilakukan

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    43/131

    28

     pertimbangan yang mendalam untuk dapat memutuskan sumber dana mana yang

    akan digunakan dalam kegiatan operasional di dalam perusahaan. Keputusan yang

    tepat akan mampu meningkatkan nilai perusahaan.

    Menurut Riyanto (2001: 240) Struktur modal perusahaan secara umum

    terdiri atas beberapa komponen, antara lain:

    a.  Modal Sendiri

    Modal sendiri sesungguhnya adalah modal yang berasal dari orang yang

    menanam modal dalam suatu perusahaan, baik untuk perusahaan

     perseorangan, Firma, CV, ataupun Perseroan Terbatas. Modal sendiri juga

    dapat didefinisikan sebagai dana yang “dipinjam” dalam jangka waktu tak

    terbatas dari para pemegang saham. Berdasarkan beberapa pengertian di atas

    maka dapat disimpulkan bahwa modal sendiri adalah modal yang berasal dari

     pemilik perusahaan yang tidak memiliki batas waktu dan dapat digunakan

    dalam kegiatan usaha. Modal sendiri dapat diperoleh dari pihak internal

    maupun eksternal. Dari pihak internal bisa berasal dari retairned earning , dan

    dari pihak eksternal bisa didapatkan dari saham preferen dan saham biasa.

    Komponen modal sendiri yang ada didalam perusahaan perseroan terbatas

    terbagi menjadi:

    (a) Saham (Stock )

    Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan

    yang diterbitkan oleh emiten baik secara terbatas atau tertutup kepada

    orang-orang tertentu saja ataupun bisa diterbitkan secara go public melalui

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    44/131

    29

     bursa efek yang kemudian ditawarkan kepada para investor publik. Saham

    sendiri terdiri dari 3 jenis yaitu:

    1)  Saham Biasa (Common Stock )

    Saham biasa adalah saham mayoritas yang diterbitkan oleh emiten

    kepada sebagian besar investor. Dividen akan dibagikan kepada

     pemegang saham biasa ketika perusahaan mendapatkan laba dan

     berkeinginan membagi kepada pemegang saham biasa.

    2) 

    Saham Preferen ( Prefered Stock )

    Saham preferen adalah jenis saham di mana pemegang saham

    memiliki beberapa hak istimewa dibandingkan pemilik saham

     biasa antara lain mendapatkan prioritas untuk mendapatkan dividen

    terlebih dahulu daripada pemilik saham biasa. Selain itu pemilik

    saham preferen juga memiliki hak untuk mendapatkan dana dari

    hasil likudasi perusahaan terlebih dahulu dibandingkan pemilik

    saham biasa.

    3)  Saham Preferen Kumulatif ( Prefered Cumulative Stock ) Saham ini

    memiliki hak yang sama dengan saham preferen namun terdapat

     perbedaan yang terletak pada hak kumulatif pemegang saham ini

    dalam menuntut pembayaran dividen. Pada saat beberapa periode

     pembayaran dividen perusahaan tidak mampu membayar dividen

    kepada pemegang saham ini karena berbagai sebab, maka ketika

     perusahaan pada suatu saat dapat membayar dividen, pemegang

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    45/131

    30

    saham ini bisa menuntut pembayaran dividen yang tidak

    dibayarkan pada periode-periode sebelumnya.

    (b) Laba Ditahan

    Laba ditahan atau dikenal juga dengan retairned earning adalah sebagian

    laba yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan dan kemudian

    tidak dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen namun

    digunakan kembali sebagai dana untuk kegiatan operasional perusahaan

    selanjutnya atau bisa juga ditabung sebagai dana cadangan perusahaan.

     b. 

    Hutang

    Hutang adalah sumber pendanaan perusahaan yang berasal dari pinjaman yang

    diperoleh dari pihak ketiga perusahaan atau pihak di luar yang berkepentingan

    secara langsung dengan perusahaan. Hutang didapatkan melalui beberapa cara

    mulai dari penerbitan obligasi, meminjam dana dari pihak bank, melaksanakan

    leasing , dan lain-lain. Bentuk-bentuk hutang antara lain:

    (a) Hutang Hipotik

    Hutang hipotik adalah hutang jangka panjang kepada pihak asing dengan

     jaminan aktiva tetap atau tidak bergerak. Hutang ini bisa diperoleh melalui

    dana pinjaman dari bank dengan menggunakan sistem agunan.

    (b) Obligasi

    Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang dikeluarkan oleh

     perusahaan kepada khalayak publik. Di dalam lembar obligasi terdapat

    kupon yang menunjukkan persentase bunga yang harus dibayarkan oleh

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    46/131

    31

     pihak penerbit obligasi kepada pihak yang membeli dan memegang

    obligasi.

    Di dalam melakukan kebijakan hutang, perusahaan selalu meninjau setiap

    fungsi dana hutang yang akan diperoleh apakah hutang tersebut dapat

    memberikan kesejahteraan bagi perusahaan terutama pemegang saham karena

    setiap hutang pasti terdapat bunga yang merupakan suatu tambahan kewajiban

     bayar yang harus dilaksanakan oleh pihak yang memperoleh hutang. Di dalam

     pemilihan jenis hutang yang akan dipakai, perusahaan wajib mempertimbangkan

    akibat dan hasil yang bisa didapatkan ketika melakukan pembiayaan dengan

    menggunakan hutang.

    Menurut Kusumajaya (2011: 101), struktur modal adalah perimbangan

    atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

    Oleh karena itu, struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER

    merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang

    terhadap total  shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Secara matematis

     Debt to equity ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2009: 158)

    Total Hutang

     Debt to equity ratio (DER) = ………..…...……...…………..… (4)

    Total Ekuitas

    Total hutang merupakan total liabilities yaitu baik hutang jangka pendek

    maupun jangka panjang sedangkan total  shareholder’s equity merupakan total

    modal sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang

    dimiliki perusahaan. Rasio ini menjelaskan komposisi struktur modal dari total

    hutang terhadap total ekuitas. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    47/131

    32

    hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan

    total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan

    terhadap pihak luar (kreditur) (Angg, 1997).

     Debt to equity ratio mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan

    untuk dijadikan jaminan semua hutang Menurut Brigham et al. (2001) perusahaan

    dengan debt to equity yang rendah akan memiliki risiko kerugian yang kecil

    ketika keadaan ekonomi mengalami kemerosotan, namun ketika kondisi ekonomi

    membaik, kesempatan dalam memperoleh laba juga rendah.

    2.6 Profitabilitas

    Profitabilas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam

    mengelola perusahaan (Petronila dan Mukhlasin, 2003). Ukuran profitabilitas

    dapat berbagai macam seperti: laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian

    investasi atau aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Ang (1997)

    mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan

    keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan. Kusumawati et al . (2005)

    mengatakan, profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

    menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari

    keberhasilan operasi perusahaan. Horne dan Wachowicz (2005: 209-2010)

    mengatakan bahwa, rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu, rasio yang

    menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor

    dan margin laba bersih), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi yaitu

    return on asset (ROA) return on equity (ROE).

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    48/131

    33

    Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan

    manajemen perusahaan (Brigham et al ., 2001). Dengan demikian dapat dikatakan

     profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

    laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi.

    Profitabilitas yang tinggi menunjukan prospek perusahaan yang baik

    sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan

    meningkat (Sujono dan Soebiantoro, 2007). Investor menanamkan saham pada

    sebuah perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan return, yang terdiri dari

     yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka

    semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai

     perusahaan menjadi lebih baik.

    Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh return on equity

    (ROE). ROE digunakan sebagai pengukuran rasio profitabilitas karena memiliki

    keunggulan yaitu mudah dihitung dan dipahami. Ang (1997) menyatakan bahwa

    return on asset diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap

    total aset. Hal ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan aset-

    aset perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan dalam rangka

    menghasilkan profitabilitas perusahaan. Semakin besar ROA menunjukkan

    kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi

    (return) semakin besar.

    ROE merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian yang

    diperoleh pemilik atau pemegang saham atas investasi di perusahaan. ROE

    membandingkan besarnya laba bersih terhadap ekuitas saham biasa. Semakin

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    49/131

    34

    tinggi ROE menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap

    investasi yang dilakukan dan semakin rendah ROE suatu perusahaan maka tingkat

     pengembaliannya akan semakin rendah pula. Seorang calon investor perlu melihat

    ROE suatu perusahaan sebelum memutuskan melakukan investasi supaya dapat

    mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari investasi yang

    dilakukannya (Sitepu, 2010).

    Menurut Na‟im (1999) dalam mengukur profitabilitas digunakan return on

    investment (ROI) dan return on equity (ROE). ROI merupakan tingkat

     pengembalian atas investasi perusahaan pada aktiva. ROI sering disebut juga

    return on asset (ROA). Nilai ROA sebuah perusahaan diperoleh dengan rumus:

     Return on asset Jap

     Lb ROA)( …………………………………(5) 

    Ket : ROA= return on asset; Lb = Laba bersih; Jap = Jumlah aktiva perusahaan

    ROA merupakan perbandingan laba bersih dengan jumlah aktiva

     perusahaan. Sedangkan ROE merupakan perbandingan antara laba bersih setelah

     pajak dengan ekuitas yang akan di investasikan pemegang saham pada

     perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam modal ekuitas

    untuk menghasilkan laba.

     Return on equity (ROE) merupakan tingkat pengembalian ekuitas pemilik

     perusahaan. Ekuitas pemilik adalah jumlah aktiva bersih perusahaan. Sehingga

     perhitungan ROE sebuah perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

     Return on equity  Ms

     Lb ROE )( ……………………………….(6) 

    Ket: ROE = Return on equity; Lb = Laba bersih; Ms = Modal sendiri

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    50/131

    35

    ROE sebagai salah satu rasio profitabilitas merupakan indikator yang

    sangat penting bagi para investor. ROE dibutuhkan investor untuk mengukur

    kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan

    dividen. Pemilihan ROE sebagai proksi dari profitabilitas adalah karena dalam

    ROE ditunjukkan, semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan

    dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba investor yang

    ditanam pada perusahaan (Horne dan Wachowicz, 2005).

     Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi

    adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya laba

     bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena

    naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan akan menyebabkan

    harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai perusahaan (Horne dan

    Wachowicz, 2005).

    2.7 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

    Penelitian yang dilakukan Siallagan dan Machfoeds tahun 2006 penelitian

    dengan judul “pengaruh kepemilikan perusahaan terhadap nilai  perusahaan,

    sebuah tinjauan non-linear”. Dengan variabel independen kepemilikan

    institusioanal dan variabel dependen adalah nilai perusahaan. Penelitian ini

    menggunakan analisis regresi non-linear. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa

    kepemilikan institusional pasif, kepemilikan publik dan ukuran perusahaan tidak

    menunjukkan hubungan non linear terhadap nilai perusahaan.

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    51/131

    36

    Soliha dan Taswan (2002), meneliti analiais pengaruh insider ownership,

    kebijakan hutang dan dividen terhadap nilai perusahaan serta faktor-faktor yang

    mempengaruhinya. Nilai perusahaan menggunakan proksi PBV. Hasil dari

     penelitian ini menunjukkan kebijakan hutang berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap nilai perusahaan (PBV). Kebijakan dividen yang berpengaruh negatif

    dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dividen yang lebih rendah ternyata lebih

    memberikan nilai perusahaan.  Insider ownership  yang berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa semakin besar

    kepemilikan oleh insider akan menaikkan nilai perusahaan. Kepemilikan insider

    merupakan insentif bagi peningkatan kinerja perusahaan, para investor

    memandang proporsi kepemilikan saham sebagai sinyal yang baik. Peningkatan

    insider ownership ini mendapat dukungan dari peningkatan hutang dan penurunan

    dividen.

    Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati dan Triatmoko (2007) dengan

     judul “Analisis Faktor -Faktor yang Memengaruhi Kualitas Laba dan Nilai

    Perusahaan,” penelitian ini menggunakan 38 sampel perusahaan manufaktur yang

    terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2005. Penelitian ini menggunakan

     Investment Opportunity Set (IOS) dan mekanisme corporate governance sebagai

    variabel independen serta kualitas laba dan nilai perusahaan sebagai variabel

    dependennya.

    Penelitian ini juga menggunakan tiga variabel kontrol, yaitu ukuran KAP,

    ukuran perusahaan, dan leverage. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) kualitas

    laba yang diukur dengan discretionary accrual tidak berpengaruh terhadap nilai

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    52/131

    37

     perusahaan, (2) IOS berpengaruh negatif terhadap kualitas laba dan berpengaruh

     positif terhadap nilai perusahaan, (3) keberadaan komite audit dan komposisi

    komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kualitas laba dan nilai

     perusahaan, (4) kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial tidak

     berpengaruh terhadap kualitas laba tetapi berpengaruh terhadap nilai

     perusahaan, (5) variabel kontrol: ukuran KAP berpengaruh positif terhadap

    kualitas laba tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.  Leverage dan

    ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas laba tetapi  keduanya

     berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

    Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan sekarang

    adalah sama-sama meneliti struktur kepemilikan pada nilai perusahan yaitu

     perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Perbedaannya adalah penelitian

    sekarang lebih memfokuskan pada nilai perusahaan, perbedaan periode serta

     perbedaan variabel independen lainnya. Penelitian sekarang menggunakan

     profitabilitas sebagai variabel independen selain struktur kepemilikan saham dan

    struktur modal.

    Sujono dan Soebiantoro (2007) melakukan penelitian tentang nilai

     perusahaan dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,  Leverage,

    Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi empirik pada

     perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini

    menggunakan periode waktu 2000-2004. Penelitian ini menggunakan struktur

    kepemilikan saham, leverage, faktor intern dan faktor ekstern sebagai variabel

    independen dan leverage serta nilai perusahaan sebagai variabel dependen.

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    53/131

    38

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kepemilikan institusional

     berpengaruh negatif dan signifikan terhadap leverage  dan nilai perusahaan, (2)

    kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

    leverage  dan nilai perusahaan, (3) suku bunga mempunyai pengaruh negatif

    signifikan terhadap leverage dan nilai perusahaan, (4) keadaan pasar modal tidak

     berpengaruh signifikan terhadap leverage  namun berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap nilai perusahaan, (5) pertumbuhan pasar berpengaruh positif

    terhadap leverage  dan nilai perusahaan, (6) profitabilitas berpengaruh negatif

    terhadap leverage  namun berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, (7)

     pembayaran dividen berpengaruh positif terhadap leverage  dan nilai

     perusahaan, (8) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage  dan

    nilai perusahaan, (9) pangsa pasar tidak berpengaruh terhadap leverage  namun

     berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, (10) leverage mempunyai pengaruh

    negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

    Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan sekarang

    adalah sama-sama meneliti pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap nilai

     perusahaan. Perbedaannya adalah penelitian sekarang lebih difokuskan pada nilai

     perusahaan, penelitian sekarang juga lebih mengkhususkan pada penelitian di

     perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, penelitian

    sekarang menambahkan variabel independen lain yaitu profitabilitas dan struktur

    modal , serta adanya perbedaan periode waktu penelitian.

    Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis faktor yang

    dapat memengaruhi nilai perusahaan yang hasil penelitiannya ada yang sejalan

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    54/131

    39

    dan ada juga yang bertentangan. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya

     penelitian yang dilakukan oleh Sofyaningsih dan Hardiningsih  (2010)  yang

     berjudul “ Determinan Kebijakan Hutang“ yang menganalisis pengaruh variabel

     free cash flow, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Aktiva

    Perusahaan,  Retained Earning dan Kepemilikan Manajerial pada Hutang.

    Penelitian menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan

    sampelnya. Sampel dalam penelitian ini adalah manufaktur perusahaan yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2007-2010 dengan jumlah 135 sampel

     perusahaan manufaktur menunjukkan kebijakan utang tidak berpengaruh

    signifikan terhadap nilai perusahaan, sementara hasil dari penelitian Sujono dan

    Soebiantoro (2007) tentang nilai perusahaan dengan judul “Pengaruh Struktur

    Kepemilikan Saham,  Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai

    Perusahaan (Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di

    Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini menggunakan periode waktu 2000-2004. Hasil

     penelitian ini menunjukkan bahwa: struktur modal berpengaruh negatif terhadap

    nilai perusahaan.

    Rachmawati dan Triatmoko (2007) dalam penelitiannya yang berjudul

    “Analisis Faktor -faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”.

    yang menyatakan dalam penelitiannya kepemilikan manajerial berpengaruh positif

    terhadap nilai perusahaan tetapi berlawanan dengan penelitian Siallagan dan

    Machfoedz (2006), yang berjudul “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas

    Laba dan Nilai Perusahaan”  memperoleh hasil kepemilikan manajerial

     berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian dari Carlson dan

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    55/131

    40

     bathala (1997), yang berjudul. Ownership differences and firms‘ income smoothing

    behavior ”, menyatakan ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan

     penelitian Sujono dan Soebiantoro (2007) melakukan penelitian tentang nilai

     perusahaan dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,  Leverage,

    Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi empirik pada

     perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode waktu

    2000-2004). Hasil penelitian ini menyatakan profitabilitas berpengaruh positif

    terhadap nilai perusahaan.

    Penelitian oleh Sudarman (2011) yang meneliti tentang pengaruh struktur

    modal, kebijakan dividen dan kinerja terhadap nilai perusahaan. Populasi dalam

     penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2007

    sampai dengan 2009. Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan

    menggunakan Metode purposive sampling , dengan kriteria sampel (1). perusahaan

    terdaftar pada LQ45; (2). secara konsisten masuk dalam kelompok LQ 45 selama

     periode 2007 sampai dengan 2009 dan; (3). Tidak bergerak pada sektor

     perbankan. Hasil penelitian ini menunjukkan struktur modal (leverage)

     berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, ROA berpengaruh

     positif terhadap nilai perusahaan.

    Penelitian oleh Safrida (2008) yang meneliti mengenai pengaruh struktur

    modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penentuan

     populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur di Bursa Efek

    Jakarta periode 2003-2006 sedangkan penentuan sampel berdasarkan metode

     purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    56/131

    41

     berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti

     bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan

     perusahaan daripada ekuitas sehingga berpengaruh pada menurunnya nilai

     perusahaan.

    Permanasari (2010) melakukan penelitian terhadap pengaruh kepemilikan

    manajemen, kepemilikan institusional, dan corporate social   responsibility

    terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan-

     perusahaan non keuangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama

    tahun 2007 dan 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan

    manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadaap

    nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan

    institusional yang merupakan pemilik mayoritas cenderung berpihak pada

    manajemen dan mengarah pada kepentingan pribadi sehingga mengabaikan

     pemegang saham minoritas, hal ini direspon negatif oleh pasar.

  • 8/17/2019 unud-1004-291413231-tesis kadek apriada_2.pdf

    57/131

    42

    BAB III

    KER