universitas sahid - repository.uhamka.ac.idrepository.uhamka.ac.id/143/1/majalah ilmiah ilmu dan...

17
A. Danang Adi Nugroho, Dip!. A. Par Paradoks Kesiapan Indonesia Menyongsong Era Perdagangan Bebas 75 Frans Teguh, Dipl. Msc Pariwisata yang Berwawasan Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Spiritualitas 71 Ir. Kholil Studi Evaluasi Tingkat Pencemaran CO, S02, dan SPM di Kawasan Monas Jakarta Pusat,; 'e 62 ~ , Drs. Nurdi Peran Taman Nasional Gunung Leuser Sebagai Andalan Pariwisata Daerah Istimewa Aceh Tenggara 53 Dra. Sri Adiyanti. Msi Kajian Potensi Sumber Daya Kawasan Wisata Ciseeng dalam Pengembangannya sebagai Ecotourism 41 Ir. Subiyanto, MS Prospek Pengembangan Obyek Wisata di Kawasan Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi 26 Ir. Muchdie, MSPWD, PGDipl, Reg, PhD Keterkaitan Sektor-sektor Pariwisata dalam Perekonomian Bali:Analisis Input - Output 12 Prof. Dr. Ir. Harsono Taroepratjeka Pendidikan Tinggi Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bidang Pariwisata 1 DAFTAR lSI [ Edisi No. 18/ Oktober 19981 .,[ISSN: 0854 - 0241 1 UNIVERSITAS SAHID majalah ilm.iah. LMU dan WISATA

Upload: lydien

Post on 17-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A. Danang Adi Nugroho, Dip!. A. ParParadoks Kesiapan Indonesia MenyongsongEra Perdagangan Bebas 75

Frans Teguh, Dipl. MscPariwisata yang Berwawasan Kemanusiaan:Sebuah Refleksi Spiritualitas 71

Ir. KholilStudi Evaluasi Tingkat Pencemaran CO, S02, dan SPMdi Kawasan Monas Jakarta Pusat,; 'e 62~ ,

Drs. NurdiPeran Taman Nasional Gunung Leuser Sebagai AndalanPariwisata Daerah IstimewaAceh Tenggara 53

Dra. Sri Adiyanti. MsiKajian Potensi Sumber Daya Kawasan Wisata Ciseengdalam Pengembangannya sebagai Ecotourism 41

Ir. Subiyanto, MSProspek Pengembangan Obyek Wisatadi Kawasan Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi 26

Ir. Muchdie, MSPWD, PGDipl, Reg, PhDKeterkaitan Sektor-sektor Pariwisatadalam Perekonomian Bali: Analisis Input - Output 12

Prof. Dr. Ir. Harsono TaroepratjekaPendidikan Tinggi Dalam PengembanganSumber Daya Manusia di Bidang Pariwisata 1

DAFTAR lSI

[ Edisi No. 18/ Oktober 19981.,[ISSN: 0854 - 0241 1

UNIVERSITAS SAHID

majalah ilm.iah.LMU dan WISATA

Redaksi menerima tulisan, naskah minimal 10 halaman dan maksimal 15 halamandiketik dalam spasi rangkap.Tulisan/naskah dilengkapi dengan daftar pustaka. Redaksi berhakmemperbaiki bahasa maupun teknis penulisan tanpa mengubah maksud tulisan dan materiyang dibahas. Tulisan yang dimuat akan diberi imbalan sepantasnya, dan yang tidak dimuatakan dikembalikan bila disertai perangko secukupnya.

,,

Rp 6000,00Harga Per eksemplar

Pusat Penelitian dan Pengabdian pada.Masyarakat USAHIDJI. Prof. Supomo No. 84 Tet>etJakarta Selatan

Alamat Redaksi & TU

1. Dra. Tjatur Adi Ariani2. Zulkifli

SirkulasiiTata Usaha

1. Drs. Mirza Ronda, MSi2. Ir. Uuh Sukaesih, MSi3. Ir. Kholil4. Drs. Sis Gunawan

Staf Penyunting

Dra. Tjatur Adi ArianiSekretaris Penyunting

Prof. Dr. Sudibyo Setyobroto

Para Dekan Fakultas USAHID

Ketua Pengarah/Penyunting

Pengarah

Rektor USAHIDPara Pembantu Rektor USAHID

Pembina

Majalah Ilmiah

ILMU dan WISATADiterbitkan oleh Pusat Penelitian Pariwisata IndonesiaUniversitas Sahid - JakartaIzin Terbit: STT No. 0921SK/PEG/92

Redaksi

Selamatmenikmatimajalah ilmiah u IImudan Wisata"edisi no. 18, semoga artikel­artikel ilmiah yang dihidangkan para penulis dapat dimanfaatkan untuk bahanstudi detem upaya mengembangkan pariwisata Indon-esia menghadapi eraglobalisasi.

Selanjutnya diketengahkan pandangan saudara Frans Teguh,Dipl. MSc yangberjudul "Periwisete Yang Berwawasan Kemanusiaan: Sebuah RefleksiSpiritualitas." Dan sebagai penutup disajikan tulisan A. Danang Adinugroho,Dipl. A. Par dengan judul "Paradoks Kesiapan Indonesia Menyongsong EraPerdagangan Bebas"

Selanjutnya redaksi menghidangkan laporan-Iaporan:1. Studi lapangan di Bali oleh: Muchdie, 1(,MSPWD;PGDipl,Reeg;PhD

dengan judul "Keterkaitan Sektor-SektorPariwisata DalamPerekonomian Bali"

2. Studi lapangan di Sukabumi oleh: Ir. Subiyanto, MS dengan judul "ProspekPengembangan Obyek Wisata di Kawasan Ujung GentengKabupaten Sukapumi"

3. Studi lapangan di Ciseeng oleh: SriAdiyanti, Ora, MSi, dengan judul "KajianPotensi Sumber Daya Kawasan Wisata Ciseeng"

4. Studi lapangan di Aceh Tenggara oleh: Nurdi, Drs, dengan judul "PerenTamanNasional Gunung Leuser Sebagai Andalan Pariwisata Daerah

Aceh Tenggara"5. Studi lapangan di Monas oleh: Ir. Khalil dengan judul "Studt Evaluasi

Tingkat Pencemaran CO, S02, N02 dan SPM di Kawasan MonasJakarta Puset"

Majalah IImiah "llmu dan Wisata" Usahid Edisi No. 18 diawali denganmengetengahkan makalah ilmiah Prof.Dr.Ir. Harsono Taroepratjeka, sebagaipembicara tamu dalam kuliah perdana program PascaSarjana UniversitasSahidyang berjudul "Pendidikan Tinggi Dalam Pengembangan Sumber DayaManusiadi Bidang Pariwisata"

PENGANTAR REDAKSI

ILMU dan WISATAEdisi ke-18 / Oktober 199812

Menggunakan pendekatan sistem kotakhitam (black-box system), yangdioperasionalkan melalui model input-output(10), tulisan ini membahas keterkaitan danperan sektor-sektor pariwisata dalamperekonomian Bali. Karena sifatnya yangtidak berdiri sendiri, keqiatan jasa pariwisataterdiri atas sektor-sektor yang menunjangkegiatan pariwisata yaitu: restoran, rumahmakan dan warung; hotel berbintang; hotelnon-bintang; angkutan darat carteran;

terlibat dalam suatu perekonomian, sehinggapengambil keputusan dapat mempunyaiinformasiyang lebih lengkap. Dengananalisisini, dampak suatu kegiatan terhadapperekonomian secara keseluruhan dapatdijelaskandan ditelusuri, baik berupadampaklangsung, yang tidak langsung maupun yangterimbas.

'Direktorat Kebijaksanaan.Teknologi Untuk PengembanganWilayah. Badon Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Analisis keterkaitan memberikan gambaranmenyeluruh mengenai sektor-sektor yang

Strategi perluasan eksport pada kegiatan­kegiatan yang berbasis sumberdaya alamdiperkirakan akan dapat mengatasi krisisekonomi yang sedang berlangsung. Menurutdefinisi, sektor pariwisata adalah sektor­sektor yang berorientasi ekspor, karenabelanja wisatawan di suatu daerah identikdengan ekspor sektor yang bersangkutanbagi daerah tersebut. Sektor pariwisatamerupakan sektor yang "menjual"kenyamanan dan keindahan sumberdayaalam. Sektor pariwisata merupakantulangpunggung perekonomian Bali. Bahkansecara tradisional, Bali merupakan daerahtujuan wisata unggulan Indonesia.

I. PENDAHULUAN

Employing the concept of black-box system operasionalied by input-output model, this paperanalyses linkages and the role of tourism sectors in the economy of Bali. After explaining themethod of analysis, an example of black box system consist of input, proses and output oftourism sectors ispresented based on the input-output table of Bali. Thispaper then discusseslinkages: direct, open and closed linkages of tourism sectors in the economy of Bali.Disaggregated output, income and import multipliers of these sectors are also provided toindicate which sectprs involved. Summary and conclusion are finally provided at the end of thepaper.

Oleh: Muchdie, Ir, MSPWD; PGDip.REg.Dev,;PhD'

KETERKAITAN SEKTOR-SEKTOR PARIWISATADALAM PEREKONOMIAN BALI:

ANALISIS INPUT-OUTPUT

",ABSTRACT

ILMU

13ILMU dan WISATAEdisi ke-18! Oktober 1998

Input merupakan kompenen awal untukmengoperasikansebuah sistem.Kebanyakaninputyang diperoleh suatu sistemberasal dari

<output suatu sistem yang lain. Output yangmerupakan basil dari operasi suatu sistemsesuai dengan maksud dan tujuanperancangan sistern tersebut. Prosesmerupakan kegiatan yang dapat mengubahinput menjadi output. Bila kegiatan sistemmerupakan proses yang sangat sulit untukmengamati apa yang sedang terjadi pada

~~Gambar 1. Sistem kotak hitam

Kerangka dasar sistem secara sederhanadapat digambarkan sebagai sistem kotakhitam (black-box system), yang terdiri dariatas input, proses dan output, sepertidisajikan pada Garnbar 1.

Analisis berpendekatan sistem diyakinisebagai suatu teknik anal isis yang tepatkarena merupakan pendekatan yang terpadudalam memandang suatu masalah sehinggapenyelesaiannya dapat dilakukan secara op­timal. Simatupang (1995) mendefinisikansistem sebagai sekumpulan elemen yangsaling berinteraksi untuk mencapai suatutujuan tertentu di dalam lingkungan yangkomplek. Karena sifat permasalahan yangkomplek inilah Eriyatno (1996) menekankanperlunya pendekatan kesisteman dalammelakukan analisis suatu persoalan.

bangkrutnya kegiatan suatu sektor akanmerembet ke sektor-sektor lainnya dalamperekonomian. Untuk itu diperlukan kerangkapendekatan baru yang dikenal denganpendekatan sistem (system approach).

Dalarn perekonomian yang makin maju,-iubunqan antar kegiatan ekonornl-nsnunlukkan keterkaitan yang semakin kuatdan dinamis. Bahkan, jenis-jenis kegiatanoaru bermunculanuntukmengisi kekosonganrrata rantai kegiatan yang semakin panjangcan kait mengkait. Kemajuan di satu sektorzidakmungkin dapat dicapai tanpa dukungansektor-sektor lain. Begitu juga sebaliknya,

Konsep keterpaduan program pembangunanekonomi menjadi semakin penting dalam eraglobalisasi. Idealnya, output dari suatu pro­gram pembangunan dapat merupakan inputbagi program pembangunan lainnya.· Pro­gram sektoral yang bersifat ego-sektoraldianggap semakin tidak populer karenadiduqa dapat merugikan kepentingan sektorain (BPS, 1995).

A. Sistem Kotak Hitam dan Model 10

II. MODEL DAN DATA

Untuk itu pertam~-tama akan dijelaskankonsepberpendekatan sistem dalam analisisketerkaitan antar sektor denganmenggunakan model 10. Kemudian, sumberdata dan cara-cara pengukuran keterkaitanjuga dibahas. Diskusi difokuskan kepadaketerkaitan langsung, keterkaitan tidaklangsung dan imbasan konsumsi. Angka­angka pengganda juga disertai untukmelengkapi diskusi. Pada akhir tulisan jugaditekankan adanya keterbatasanpendekatan"ni dalam analisis keterkaitan antar sektor.

angkutan wisata; biro perjalanan (travel biro);penukaran uang (money-changer); danatraksi budaya.

ILMU

ILMU danWISATAEdisi ke·18 / Oktober 199814

Tergantungdata dan asumsi yang digunakanbanyak cara yang dapat dilakukan untukmenghitung koefesien impor daerah, mulaidari penaksirandenganmenggunakanteknik-

dimana R adalah matrik koefesien daerah, Iadalah matriks identitas (identity matrikx)yang nilai diagonalnya 1dan sel lainnya nol,M adalahmatrikdiagonalnya1dan sellainnyanol, M adalahmatrikdiagonal koefesien impordaerah dan Aadalah matrik koefesien teknikdaerah.

(1)R = (I - M) A

8ulmer- Thomas (1982) menyarankanpenyusunan matriks impor antar daerahmengingat bahwaperekonomiandaerah jauhlebih terbuka dibandingkan perekonomiannasional. Schaffer (1989) menggagas idetentang koefesien impor daerah pada tabel­tabel 10 yang disusun dengan teknik nonsurvei. Persamaan umum berikut digunakanuntuk memperoleh tabel transaksi domestik.

Sayangnya,tabel input-output initidak disertaidengan data tenaga kerja, sehinggaketerkaitan tenaga kerja sektor-sektorpariwisata dalam perekonomian Bali tidakdapat dianalisis. Selain, itu tabel transaksitotal dimana impor diperlakukan secara tidaklangsung. Tabel ini tidak mencerminkanstruktur ekonomi daerah yang sebenarnyakarena tabel transaksi tersebut mengandungkomponen impor. Oleh karenanya perlu adapertekuan terhadap impor sehingga dapat. dihasilkan tabel transaksi domestik.

,\

Data bersumber pada tabel 10 Bali tahun1993 dengan klasifikasi 68 sektor (TeamPenghitungan Tabel Input-Output PropinsiDaerah Tingkat I Bali, 1996). Bahasandifokuskan pada sektor-sektor yangmendukung kegiatan pelayanan pariwisata,yaitu: jasa restoran, rumah makan danwarung; jasa hotel berbintang; jasa angkutandarat carteran;jasa angkutanwisata; jasa biroperjalanan (travel biro); jasa penukaran uang(money changer); dan jasa atraksi budaya.

B. Data dan Ukuran Model

Model 10 yang diperkenalkan oleh Leontief(1951) sebenarnya merupakan suatu modelyang bersandar kepada sistem kotak hitamyang lebih kompleks. Model ini telahmemperhatikan keseimbangan secara,keseluruhan, bukan keseimbangan satuproses produksi saja, dimana sebagian out­put suatu kegiatan digunakan sebagai inputbagi kegiatan lai_£loya.Untuk mengurangikompleksitasnya, model disajikan dalambentuk tabel yang memberikan informasitentang transaksi barang dan jasa antarsatuan ekonomi untuk satu periode tertentu.Isian sepanjang baris menunjukkan alokasioutput dan isianmenurut kolommenunjukkanpemakaian input dalam proses peroduksi(BPS, 1995). Secara rinci, kerangka dasardan konsep model input-output telah dibahasoleh Muchdie (1998).

suatu proses. Kondisi ini membentukkonsepsi kotak hitam yang mencerminkansuatu karakteristik yang mendasar dari suatusistem umpan balik (feed-back) yang begitukompleks. Penyebab utamanya adalahketerincian yang sangat beragam sehinggasulit dipelajari.

Oleh karenanya keterincian sektor-sektortersebut dipertahankan pada model 10 yangdigunakan.

ILMU

15ILMU dan WISATAEdisi ke-18 / Oktober 1998

Catatan : n adalah jumlah sektor dalam perekonornian., P, adalah koefisien pendapatan rumah tangga; m; adalah koefisienimpor; a;] adalah koefisien input langsung ; b;j adalah koefisien matriks kebalikan terbuka ; dan b\ adalahkoefisien matriks kebalikan tertutup.

Keterkaitan Output Pendapatan lmpor

Ke depan: (lin Ii aij)1 (lin Ii (aijpi))1 (lin Ii (aijmi)/-

Lang sung(lIn2 Ij Ij aij) (1In2Ij Ij_(aij pij) (1In2Ii Ij (aijmi))

Total terbuka(lin Ii bij)1 (lin Ii (bij pi»)1 (lIn Ii (bijmi))1lIn22:iIj bij) (1/112Ii Ij (bij pi)) (1/n2 I,i Ij (bijmi »

Total tertutup (lin I,i b* ij)1 (lin Ii (b ij pi»)1 (1/n Ii (b*ijmi))/(] In I,i Ij b*ij) (lIn2IiI,j(b*ij Pi) (1/n2 Ii I,j (b*ijmi»

Ke Belakang (lin I,j aij)1 (lin I,j (aij pi))1 (lIn L,i(aijmi))1Langsung (lIn I,i Ij aij) (~/n2Ij Ij (ai~pi» (1/n2 Ij Ij (aijmi)

(lin Ij bij)1 (lin Ij (bijpi»1 (lin Ij (bijmi))/Total terbuka (1/n2L,iI,jbij) (1In2 I,iIj (bijpi» (1/n2Ii :Lj(bijmi)

Total tertutup (lInIj b*ij)1 (lin I,j (b*ijpi»)! (lIn Ij (b*ijmi)1(l/n2 I,i Ij b*ij) lIn2 Ii I,j (b*ijpi)) (lin Ii I,j (b*ijmi)

Tabe! 1. Rumus perhitungan indeks keterkaitan menggunakan model 10

Model 10 telah secara luas digunakan untukmeneliti keterkaitan antar sektor produksidalam suatu perekonomian. Tahun 1981,Sritua Arief menggunakan model 10 untukmeneliti sektor-sektor kunci (key sectors)dalamekonomi Indonesia (SrituaArief, 1993).Alaudin (1986) telah mengidentifikasi sektor­sektor kunci dalam perekonomian Bangla­desh dengan pendekatan keterkaitan antarsektor. Muchdie dan M. Handry Imansyah

C. Pengukuran Keterkaitan

'X adalah output sektor i di daerah r.iDengan menggunakan persamaan (1) dan

(2), tabel transaksi domestik untukperekonomian Bali telah dihitung danselanjutnya digunakan untuk anal isisketerkaitan sektor-sektor pariwisata.

dimana 'rn adalah koefesien impordaerah rMadalah total impor sektor i pada daerah r dan

(2)"m ;;; rM / (X + rM)iii i

:eknik location quotient (LQ) sampai teknik­teknik yang terbaru seperi RPC (regional pur­chase coefficients) dan RSP (regional sup­olyperentage).Masalahmunculketikaekspor.ebihbesar dari produksi lo~al;suatu keadaanyang tidak taklajim baqi perekonomian pulaukecil seperti Bali. Lahr (1992) melakukarrgeneralisasi rumus perhitungan koefesien'mpor daerah berdasarkan asumsi proporsikandunqan impor barang-barang yangdiekspor. Dengan asumsi bahwa proporsiimpor sebanding dengan komponen lokalterhadap barang-barang yang diekspor,xoetesien impor daerah dirumuskan sebagai:

ILMU

ILMU dan WISATAEdisi ke-18! Oktober 199816

Pada dasarnya, pada model 10. penggandamerupakanukuran responatasmeningkatnyapermintaan akhir suatu sektor. Konseppengganda sering digunakan secara rancusehingga menghasilkan interpretasi yangkeliru. Mendapatkan ketidak konsistenan (in­consistencies) dalam definisi komponen­komponen pengganda input-output , Westdan Jensen (1980) dan West dkk (1989)membedakan kategori dampak penggandamenjadi: dampak awal (initia/ impact).dampak imbasan kegiatan produksi (produc­tion-induce impact), yang terdiri atas;pengaruh langsung (direct effect) yangkadang-kadang disebut dengan pengaruhpembelian pada putaran pertama (first-roundeffect), dan pengaruh tidak langsung (indirecteffect) yang merupakan pengaruh putarankedua dan seterusnya, yang juga dikenaldengan pengaruh dukungan industri (indus­tria/-support effect) dan dampak imbasankonsumsi (consumption-induced effect).

Indeks keterkaitan ini hanya mengukurpemusatan koefesien-koefesienmatriks inputlangsung, matriks kebalikan Leontiefterbukadan matriks kebalikan Leontieftertutup yangdilengk~'pi dengan ukuran keragamannya.Indeks tidak secarajelas menunjukkansalingketerkaitan dan saling pengaruh antara satukegiatan ekonomi dengan kegiatan ekonomilainnya. Konsep dampak bergandanampaknya lebih bermanfaat karena dapatmenelursuri dampak langsung. dampak tidaklanqsunq dan dampak imbasan konsumsi.akibat meningkatnya permintaan akhir suatukegiatan ekonomi terhadap sektor-sektoryang terdapat dalam suatu perekonomian.

Deman (1991) mengemukakan bahwapenggunaan indeks keterkaitan untukmenentukan sektor-sektor prioritas sangattidak memuaskan karena belummencerminkan keragaman pengaruh gandaantar sektor. Untuk itu disarankan agardihitung juga indeks penyebarannya agardiketahui keragaman ketergantungan antarsektor.Lebih lanjut,Mujeri danAlaudin (1994)menyarankan bahwa dalam menentukansektor-sektor unggulan kriteria indeksketerkaitan dan indeks penyebaranhendaknya digunakan secara bersama­sama. Penggunaan indeks keterkaitan yangtinggi saja tidak cukup. Menurut merekasektor unggulan adalah sektor-sektor yang

Analisis indeks keterkaitan rnulanya­diperkenalkan oleh Rasmussen (1956) danHrischman (1958) untuk melihat keterkaitanantar sektor, terutama untuk menentukanstrategi kebijakan pembangunan.Menggunakan matriks koefesien inputlangsung, matriks kebalikan Leontief terbuka(open-Leontif inverse matrix ), dan matrikskebalikanLeontieftertutup (closed-Leontiefin­verse matriks) rumusan untuk perhitunganindeksketerkaitan ke depart dan ke belakang,baik secara langsung maupun secara totalterbuka ( yang mengukur indeks keterkaitanlangsungsertadantidaklangsung)sertasecaratotaltertutup(yangmengukurindeksketerkaitanlangsung dan tidak langsung serta imbasankonsumsi)disajikanpada tabel 1.

(1995), selain menerapkan analisisketerkaitan, juga menggunakan beberapapendekatan,seperti pengaruhberganda (mul­tipliers) dan elastisitas input output, dalamanal isis sektor-sektor unggulan dalamperekonomian Indonesia.

mempunyai indeks keterkaitan yang tinggidan indeks penyebaran yang rendah.

ILMU

17ILMU dan WISATAEdisi ke-18 / Oktober 1998

Persentase output usaha restoran, rumahmakan dan warung yang digunakan untukkonsumsi rumah tangga mencakup 35.39persen dan konsumsi pemerintah sebesar,'2.16persen. Ini menunjukkan bahwa outputusaha ini yang secara langsung dikonsumsisecara lokal mencakup sekitar 37.5 persen.Sementara itu, lebih separuh dari outputusaha yang diekspor, yaitu sebesar 56.12persen. Ini dapat diartikan bahwa wisatawanmengkonsumsi lebih dari setengah outputusaha restoran, rumah makan dan warung

Output hasil usaha restoran, rumah makandan warung digunakan untuk memenuhikebutuhan permintaan-antara (intermediate­demand), yaitu output yang digunakansebagai input oleh sektor-sektor produksi danuntukmemenuhi kebutuhanpermintaan-akhir(final-demand). Permintaan antara sektor inicukup kecil hanyamencakup7.64 persendaritotal output usaha, yang digunakan sebagaiinput oleh dua sektor utama, yaitu: hotelberbintang (1.73%) dan angkutan udara(3.53%). Ada 29 sektor lain yangmenggunakan output usaha restoran, rumahmakan dan warung. Na,!1Unpersetasenyasangat kecil, sehinqqa hanya digunakansebagai pelengkap agar secara totalmembuat persetase permintaan-antaramenjadi 7.64 persen.

kepada pekerja berupa gaji dan upah(10.09%), dibayarkan kepada pemilik modalberupa surplus usaha (35,42%), dibayarkanuntuk penyusutan peralatan dan mesin(1,14%), dibayarkan kepada pemerintahberupa pajak tidak langsung (2,54%) dandibayarkan untuk input yang didatanqkan dariluar sistem perekonomian berupa impor(1.55%).

Input primerterdiri atas input yang dibayarkan

Input terdiri atas input-antara (intermediate­input), yaitu input yang berasal dari outputsektor-sektor produksi dan input primer"(pri­mary-input). Input-antara mencakup 49.25persen dari total inputdan berasal dari sektor­sektor: Industri makanan, minuman dantembakau (15,10%), perdangan (5.07%),ternak unggas (4,29%), penggilingan pada(3,43%), perikanan laut (1,89%) dan sektor­sektor lainnya (43sektor) sehingga rnencapaitotal seluruhnyasebanyak 49.25%. Beberapasektor yang cukup penting antara lain:budidaya sayuran, industri kopi, industribahan bakar minyak, jasa listrik, dan jasasewa bangunan dan tanah.

Gambar 2 menyajikan sistem kotak hitampada usaha restoran, rumah makan danwarung (Sektor 46), salah satu sektor pentingyang penunjang kegiatan pariwista. Contohini diberikan untuk menunjukkan bahwa tabelinput-output merupakan sumber data yangdapat secara konsisten menggambarkansistem kotak hitam suatu kegiatan usaha,dengan cara menunjukkan input, proses danoutputnya.

A. Sistem Kotak Hitam

III. HASIL-HASIL DAN PEMBAHASAN

Selain itu, juga ada kategori lain yang disebutdampak luberan (flow-on impact). Rumusantentang konsep dampak berganda menurutdefinisi West dan Jensen (1980) danbagaimana keterkaitannya dengan sektor-

.. sektor lain dalam suatu perekonomian telahdikemukakan oleh Muchdie (1998). '

ILMU

ILMU danWISATAEdisi ke-18 / Oktober 199818

Tabel 2. Susunan Input Sektor-Sektor Pariwisata di Bali (% terhadap total input)

Keterangan sektor: 46 = Restoran, rumah makan dan warung, 47 = Hotel berbintang, 48 = Hotel nonbintang,50 =Angkutan carter, 52 = Angkutan wisata, 55 = Biro perjalanan,59 = Penukaran uang,65 =Atraksi budaya

Jenis input\ Sektor 46 47 48 50 52 55 59 65Input-antara 49,25 35,47 24,83 43,47 43,32 54,58 75,10 17,45Gajidan upah 10,09 16,41 22,17 10,54 15,10 10,98 3,02 3,79Surplususaha 35,42 40,45 39,47 29,56 26,02 15,63 20,86 60,49Penyusutan 1, 1 4 1,27 2,87 8,94 10,71 9,60 0,73 1,89Pajaktidak langsung 2,54 5,68 4,91 3,92 , 2,12 1,32 0,19 14,07Impor 1,55 0,71 5,75 3,57 2,73 7,88 0,07 2,30Jumlahinput 1 00,00 1 00,00 1 00,00 1 00,00 1 00,00 1 00,00 1 00,00 1 00,00

Gambar 2. Sistem kotak bitam usaha restoran, rumah makan dan warung (sektor 46) di Bali

,-------,

:===~~ I

I '~=::

. "-,\

Dengan penggunaan model sistem kotakhitam, susunan input dan distribusi output

usaha restoran, rumah makan dan warungdengan mudah dapat dikenali. Secaralangsung, sektor-sektor y"ang mempunyaiketerkaitan dengan usaha ini dapat denganmudah ditelusuri, baik keterkaitan dengan

karena menurut definisi belanja wisatawanmerupakan ekspor.

ILMU

19ILMU dan WISATAEdisi ke-18 / Oktober 1998

Ketiga, komponen biaya penyusutan alat danmesin yang terbesar harus ditanggung olehsektor angkutanwisata, yaitu usahaangkutancarter (8.94%),angkutanwisata (10.71%) danbiro perjalanan (9.60%).

Kedua, nilai tambah pada sektor-sektorpariwisata di Bali umumnya dinikmati olehpara pemilik modal. Ini dapat dilihat padabesarnya proporsi surplus usaha yang dapatdinikmati. Misalnya, surplus usaha padasektor atraksi budaya (65) sebesar 60.49persen, hotel berbintang (47) sebesaar 40.45persen dan hotel non-bintanq (48) sebesar39.47 persen. Nilai tambah yang diterimapekerja (berupa upah dan gaji) umumnyakecil, kecuali pada usaha hotel non-bintang(48). Bahkan usaha penukaran uang (59)hanya membayar upah dan gaji kepadapekerjanya sebesar 3 persen.

Ini dapat diartikan bahwa kedua sektor inimenghasilkan rasio nilai tambah yang besar.Sebaliknya usaha penukaran uang (59)mempunyai rasio input-antara yang besar(75,10% dimana 66.86% berasal dari sektorperbankan) sehingga rasio nilai tambahnyamenjadi rendah.

Dari Tabel 2, ada beberapa hal yang perludikemukakan. Pertama,sektor atraksi budaya(65) dan sektor hotel non-bintang (50)mempunyai rasio input-antara yang palingkecil (masing-masing 17.45% dan 24.83%).

Tabel2 menyajikan susunan input dan Tabel3 menyajikan distribusi output sektor-sektorpariiwsatadi Bali. Penyajiannyadalam bentuktabel membuatnya lebih mudah dipahami .karena disajikan dalam bentuk yang lebihringkas. Ini merupakan salah satu kelebihandari model input-output yang disajikan dalambentuk tabel, dibandingkan dengan modelsistem kotak hitam yang hanyamenggambarkan proses merubah inputmenjadi output untuk satu jenis keqjatanusaha.

sumber input (keterkaitan ke belakang)maupun keterkaitan dengan outputnya(keterkaitan ke depan). Bahkan, denganmenggunakan model 10, yang juga dikenalsebagai model antar-sektor (inter-industrymodel). keterkaitan tidak langsung danketerkaitan yang terimbas konsumsi rumahtangga (consumption induced-effects) dapatdenganmudahditelusuri.Hal iniakan dibahaskemudian.

Keterangan sektor: 46 = Restoran, rumah makan den warung, 47 = Hotel ber bintang, 48 = Hotel nonbintang,50 = Angkutan carter, 52 = Angkutan wisata, 55 = Biro perjalanan, 59 = Penukaran uang,65 = Atraksi budaya

Jenis output \ Sektor 46 47 48 50 52 55 59 65Permintaan-antara 7,64 4,11 2,98 1,30 0,63 4,68 6,35 4,87Konsumsi rumah tangga 35,39 0,14 3,40 15,95 8,58 14,18 8,56 0,97Pengeluaran pemerintah 2,16 0,00 5,11 0,00 0,00 0,79 2,56 0,00•Pembentukan modal 0,00 0, 00 0,00 0, 00 0, 00 0, 00 0,00 0,00Perubahan stok 1,32 -1~30 -20,91 -5,73 -5,76 11,67 0,09 11,25Ekspor 56,12 96,56 109,42 88,48 96,55 92,03 82,74 105,41Jumlah Output 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Tabel 3. Distribusi Output Sektor-Sektor Pariwisata di Bali (% terhadap total output)

ILMU

ILMU dan WISATAEdisi ke-18/ Oktober 199820

Catatan: Nama-nama sektor sama dengan pada tabel-tabel sebelumnya.

Keterkaitan\Sektor 46 47 48 50 52 55 59 65Ke depan:

Langsung 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000Total terbuka 0,0001 0,0001 0,0004 0,0003 0,0002 0,0006 0,0000 0,0002Total tertutup 0,0002 0,0001 0,0003 0,0002 0,0002 0,0005 0,0000 0,0001

Ke belakangLangsung 1,6543 1,2137 0,6477 1,4565 3,0680 0,8226 0,2237 0,5115Total terbuka 0,8303 0,6279 0,6904 0,8659 1,2998 1,0246 0,2405 0,4078Total tertutup 0,8449 0,6900 0,7683 0,8873 1,2754 1,0367 0,2655 0,4020

Tabe16. lndeks keterkaitan ke depan dan ke belakang impor sektor-sektor pariwisata di Bali

Catatan: Nama-nama sektor sama dengan pada tabel-tabel sebelumnya,

Keterkaitan\Sektor 46 47 48' 50 52 55 59 65Ke depan: -

Langsung 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000Total terbuka 0,0003 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000Total tertutup 0,0003 0,0000 0,0000 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 0,0000

Ke belakangLangsung 1,7029 1,2121 0,8177 2,3552 1,5294 2,0467 1,1421 0,6328Total terbuka 0,9502 1,1383 1,3296 1,0415 1,0999 1,1239 0,4456 0,3607Total tertutup 0,9502 1,1383 1,3296 1,0415 1,0999 1,1239 0,4456 0,3607

Tabel S. lndeks keterkaitan ke depan dan ke belakang pendapatan sektor-sektor pariwisata di Bali

Catatan: Nama-nama sektor sama dengan pada tabel-tabel sebelumnya.

Keterkaitan\Sektor 46 47 48 50 52 55 59 65Ke depan:

Langsung 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000Total terbuka 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000Total tertutup 0,0000 0,0000 .0,0000 O,OQOO 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000

Ke belakangLangsung 1,8082 1,3022 0,9114 1,5960 1,5903 2,0036 2,7570 0,6408Total terbuka 1,2510 1,1050 1,0045 1,1311 1,1209 1,3454 1,3892 0,9256Total tertutup 1,2002 1,1106 1,0594 1,1160 1,1173 1,3080 1,2299 0,8302

Tabe14. lndeks keterkaitan ke depan dan ke belakang output sektor-sektor pariwisata di Bali

ILMU

21ILMU danWISATAEdisi ke-18/ Oktober 1998

Tabel 7 menyajikan distribusi outputpengganda sektor-sektor pariwisata di Bali.

Angka pengganda dapat menelusuripengaruh langsung, tidak langsung danterimbas akibat berubahnya permintaanakhirsektor perikanan. Bahkan, angka penggandayang rinei (disaggregated multipliers) akandapat dengan mudah menelusuri sektor­sektor yang terkait dengan sektor-sektorpariwisata, baik seeara langsung, tidaklangsung maupun terimbas. Distribusidampak belanja wisata dapat dengan mudahditelusuri.

C. Angka Pengganda

Sementara itu, keterkaitan ke belakangbeberapa sektor pariwisata termasuk dalamkategori kuat. Dalam hal output, Tabel 4memperlihatkan bahwa keterkaitan kebelakang (Iangsung, total terbuka dan totaltertutup) sektor-sektor pariwista mempunyaiindeks lebihdari 1, keeualipada usahaatraksibudaya kurang dari 1. Ini berarti bahwasektor-sektortersebut mempunyaiketerkatianterhadap input yang digunakannya termasukdalam kategori kuat. Keadaan ini juga berlakuuntuk keterkaitan pendapatan (Tabel 5)/Keterkaitan impor, walaupun tergolong kuat,ada keeenderungan beberapa sektor yangmempunyai keterkaitan ke belakang yanglemah (Tabel 6).

dianggapmemiliki keterkaitanyang lemah.Tabel4,5 dan6 seearakonsistenmenunjukkanbahwa keterkaitan ke depan (Iangsung,totalterbuka dan total tertutup) sektor-sektorpariwisata di Bali sangat lemah. Ini berlakuuntukoutput, pendapatandan impor.

Tabel 4 menyajikan indeks keterkaitan outputke depan dan ke belakang (Iangsung, totalterbuka dan total tertutup) sektor-sektorpariwisata di Bali. Tabel 5 dan Tabel 6menyajikan indeks keterkaitan ke depan danke belakang (Iangsung,total terbuka dan totaltertutup) berdasarkan pendapatan dankomponenimporsektor-sektortersebut.Indeksini menunjukkan nilai rata-rata tertimbangelemen matriks input langsung, kebalikanLeontief terbukadanmatrikskebalikanLeontieftertutup. Indeks dengan nilai lebih dari 1dianggap memiliki keterkaitan yang kuat.Sebaliknya indeks dengan nilai kurang dari 1

B. Indeks Keterkaitan

Konsumsi rumah tangga dan pengeluaranpemerintah mempunyai persentase yangkeeil, keeuali pada usaha restoran, rumahmakan dan warung (46). Ini menunjukkanbahwa sebagian keeil output sektor-sektortersebut dinikmati oleh penduduk lokal.Sebagian besar dinikmati oleh wisatawan.

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa distribusioutput sektor-sektorpariwista sebagian besardinikmati oleh wisatawan, yang ditunjukkanoleh persentase ekspor sektor-sektor yangbersangkutan. Komponenpermintaan-antarahanya mempunyai persentase yang keeilsaja, keeuali pada usaha restoran, 'rurnahmakan dan warung (46) yang mendistribusi­kan outputnya untuk digunakan sebagai in­put pada usaha htoel berbintang (47) danangkutan udara (54) seperti telah dijelaskansebelumnya. Ini menunjukkan bahwasebagaian besar output sektor-sektorpariwisata digunakan untuk memenuhipermintaan akhir.

ILMU

lLMU dan WlSATA Edisi ke-18 / Oktober 199822

Catatan: Nama-nama sektor sama dengan pada tabel-tabel sebelumnya

46 47 48 50 52 55 59 65Sektor penyebab ('Yo) 8,94 4,73 I 35,80 1-8,95 9,96 37,27 1,82 27,06Sektor Pariwisata ('Yo) 0,00 0,68 0,62 0,53 0,37 1,36 0,00 1,18Sektor Lain ('Yo) 91,06 94,59 63,58 80,53 89,67 61,36 98,18 71,76Total ('Yo) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Total dampak 0,179 0,148 0,162 0,190 0,271 0,220 0,055 I 0,085

Tabel9. Distribusi dampak total impor sektor-sektor pariwisata di Bali (%)

Catatan: Nama-nama sektor sarna dengan pada tabel-tabel sebelumnya

46 47 48 50 52 55 59 65--Sektor penyebab ('Yo) 45,78 62,03 70,93 42,86 58,30 43,56 29,41 46,34Sektor Pariwisata ('Yo) 0,00 1,50 2,24 1,63 2,32 17,42 2,94 6,10Sektor Lain ('Yo) 54,22 36,47 26,84 55,51 39,38 39,02 67,65 47,56Total ('Yo) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Total dampak 0,225 0,266 0,313 0,245 0,259 0,264 0,102 I 0,082

Tabel 8. Distribusi dampak total pendapatan sektor-sektor pariwisata di Bali (%)

Catatan: Nama-nama sektor sama dengan pada tabel-tabel sebclumnya

46 47 .48. 50 52 55 59 65Sektor penyebab ('Yo) 52,51 5581 58,07 55,16 55,13 49,20 50,43 74,24Sektor Pariwisata ('Yo) 0,15 2,55 3,77 2,43 3,09 14,31 1,40 3,19Sektor Lain ('Yo) 47,33 41,64 38,15 42,42 41,79 36,49 48,17 22,57Total (%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Total dampak 1,950 1,806 1,722 1,813 1,814 2,124 1,997 1,347

Tabel 7. Distribusi dampak total output sek\or-sektor pariwisata di Bali (%)

Dalam hal pengganda pendapatan (TabeI8),propqrsi dampak yang tersebar pada sektor.pereKonomianlainnyamakinbesar.Lebihdariseparuh dampak pendapatan sektor-sektor:usaha restoran, rumah makan dan warung;usaha angkutan carteran dan usahapenukaran uangterjadi padasektor lain di luarsektor pariwisata. Secara positif ini dapat

perekonomian Bali. Sektor-sektor apa sajayang terkena dampakdapat ditelusuri denganmelakukan perhitungan dampak yang rinci(disaggregatedmultipliers).

Tabel7menunjukkanbahwa lebihdari separuhpengganda output terjadi pada sektorpenyebab terjadinya dampak. Misalnya, 52.5persen dampak belanja wisatawan paztausaha restoran, rumah makan dan warungterjadi pada sektor tersebut. Hanya 0.15persen dampak yang terjadi pada sektorpariwista lainnya dan 47,3 persen dampakjustru terjadi pada sektor-sektor lain dalam

Tabel 8 dan 9 masing-masing menyajikandistribusi pengganda pendapatan danpengganda impor.

ILMU

23ILMU dan WISATAEdisi ke-18 / Oktober 1998

Akhirnya, sebagai catatan, perlu dikemuka­kan bahwa baik secara konsepsionalmaupunsecara operasional model 10 mempunyaisejcrnlah keterbatasan. Secara operasional,penerapan model 10 menghadapi adanyakesulitan data dalam penyusunan modeltersebut, lebih-Iebih di negara sedangberkembang, seperti Indonesia. Masalah initelah secara rinci dibahas oleh Muchdie(1998).

Ini berarti bahwa peningkatan usaha padasektor-sektor pariwisatatersebut akan secarakuat meningkatkan output, pendapatan danirnpor sektor-sektor yang outputnyadigunakan sebagai input usaha tersebut.Angka-angka penggand.a juga telahmenunjukkan hasil yang sarna.

Sebaliknya, hampir semua sektor pariwisatamempunyai indeks keterkaitan ke belakangyang tinggi, baik output, pendapatan ataupunirnpor. Misalnya usaha restoran, rumahmakan dan warung, usaha hotel berbintang,usaha hotel non-bintang, usaha angkutancarter, usaha angkutan pariwisata dan usahapenukaran uang.

Analisis indeks keterkaitan menunjukkanbahwa usaha-usaha pada sektor pariwisatamempunyai indeks keterkaitanke depan yanglemah baik output, pendapatan dan impor. Iniberarti meningkatnya permintaan terhadapoutput sektor-sektor pariwisata akan kecilsekali pengaruhnya terhadap sektor-sektoryang inputnya menggunakan output sektor­sektor pariwisata tersebut.

angka-angka pengganda menurut definisiWest dan Jensen (1980).

Komposisi sektoral pada input-antara danpermintaan-antara mempunyai arit yangsangat penting dalam analisis keterkaitanantarsektor. Mengoperasionalkan sistemkotak hitam dengan model input-output, tilahdianalisis keterkaitansektor-sektor pariwisatadalam perekonomian Bali. Dua ukuran yangdigunakan untuk analisis keterkaitan adalahindeks keterkaitan yang diperkenalkan olehRasmuessen (1956) dan Hirschman, (1958)dan kemudian dikembangkan oleh Deman(1991) dan Mujeri dan Alaudin (1994), dan

Menggunakan konsep sistem kotak hitam,tulisan ini telah membahassusunan inputdandistribusioutput padasektor-sektorpariwisatadi Bali.

IV. KESIMPULAN

Proporsi dampak yang terdistribusi ke sektor­sektor perkonomian Bali makin besar dalamhal impor (Tabel 9). Distribusi dampak yangterjadi padasektor penyebabbahkanmenjadisangat kecil (beberapa sektor bahkan kurangdari 10%). Dampak yang terjadi pada sektor­sektor di luar sektor pariwisata mencapaisekitar 80 persen. Ini berarti bahwa sektor­sektor ini mempunyai keterkaitan impor yangkuat dengan sektor-sektor lain dalamperekonomian Bali. Perlu dicatat bahwaangka pengganda menunjukkan keterkaitanke belakang.

diinterpretasikan bahwa keterkaitanpendapatan sektor pariwisata terkait eratdengan sektor-sektor lain dalamperekonomian Bali. Dampak pendapatannyatidak hanya terjadi pada sektor-sektorpariwisata saja,

ILMU

---

ILMU dan WISATAEdisi ke-18 / Oktober 199824

Simatupang,T.M., 1995, "TeoriSistem: Suatu

Schaffer,W.A., 1989. "General Considerationin Building Regionallnput-OutputTables",Socio-Economic Planning Sciences,23:251-259.

Rasmussen, R., 1956, "Studies inIntersectoral Relations", North HollandPublishing Company, Amsterdam.

Mujeri M.K., danAladin, M., 1994. "TradeandLinkagesUsing Input-OutputApproach:AnEmpirical Investigation of Bangladesh",The PakistanDevelopment Review,33(1):75-92.

Muchdie dan M.H. Imansyah, 1995, "Sektor­Sektor Unggulan Dalam PerekonomianIndonesia Pada Pembangunan JangkaPanjangKedua:PenerapanAnalisis Input­Output", dalam: Marjaldi Loeis, RefyulFatri, Yos Adiguna Ginting dan ZainurlisZainudin (Eds), Proceedings of the Indo­nesian Students' First Scientific PaperCompetition and Second National Semi­nar, Perhimpunan Pelajar IndonesiaAus­tralia, Melbourne.

Muchdie, 1998, "Pengganda Input-OutputSektor-Sektor Pariwisata" Majalah IImiahIImu dan Wisata, Edisi 17:1-18.

Leontief,w.w., 1951,"The StructureofAmeri­can Economy 1919-1939", Second Edi­tiqn, Harvard University Press., Cam­rn-idge.

ods for Producing Hybrid Regional Input­Output Tables", University Microfilms In­ternational, Ann Arbor, Michigan.

Lahr, M.L., 1992, "An Investigation into Meth

Team Penghitungan Tabel Input-OutputPropinsi Daerah Tingkat I Bali, 1996,''Tabel Input-Output Propinsi Bali 1993",Kerjsama antara Kantor Statistik PropinsiBali Dengan Bappeda Tingkat I Bali danFakultas Ekonomi Universitas Udayana,Bali.

Hirschman, A.O., 1958, ''The Strategy ofEconomic Development", Yale UniversityPress, New Haven.

Eriyatno, 1996, "Imu Sistem: MeningkatkanMutudan EfektifitasManajemen",PenerbitInstitut Pertanian Bogor, Bogor.

Deman, S., 1991, "Comparison of RegionalStructures of Production: A Study in De­velopment Strategy", Review of RegionalStudies, 20 (2): 60-75.

BPS, 1994, "Tabel Input-Output Indonesia1990",Jilid III~Biro PusatStatistik,Jakarta.

BPS, 1995, "Kerangka Teori dan AnalisisTabel Input-Output", Biro Pusat Statistik,Jakarta.

Bulmer-Thomas, V., 1982, "Input-OutputAnalysis in Developing Countries:Sources, Method and Application", JohnWiley & Sons Ltd, New York.

Alauddin, M., 1986, "Identificaition of KeySectors in the Bangladesh Economy: ALinkageAnalysis Approach", Applied Eco­nomics, 18:421-442.

DAFTAR PUSTAKA

ILMU

25ILMUdan WISATAEdisi ke-ts / Oktober 1998

(Rabindranatb Tagore)

West, G.R, Jensen, R.C., Cheeseman,w.E.,Bayne, B.A., Robinson, J.J., Jancic, H.,dan Garhatt, RE., 1989. "Regional danInterregional Input-Output Tabels forQueensland: 1985/1986", Report to theQueensland Treasury Departernent,Departement of Economics, University ofQueensland, St. Lucia.West, G.R dan Jensen, R.C.1980, "Some

Reflections on Input-Output Multipliers",Annals of Regional Science, 77-89.

Sritua Arief, 1993, "Metodologi PenelitianEkonomi", Penerbit Universitas Indonesia,Jakarta.

Perspektif Teknik Industri", Penerbit AndiOffset, Yogyakarta.

NYANYIAN yang mesti aku nyanyiean, sampai sekarang belum eutarik.Harihu lampau dalam menala dan mengukai tali rebana

Irarna tiada heluar, hata-eata tidak sesuai;dalam batileu hanya tinggal sentakan sedih barapan

Bunga belum lagi terbuka, hanya angin mengusap lalu.WajahNya belum kulihat, suaranya belum leudengar.

Hanya bunyi tapaknya pelaban, -kudengar dijalan muka rumahku.Hari yang panjang itu. lampau dalam mengembangkan

perrnadani tempat dudukNyadiatas lantai, tetapi pelita tidak dipasang dan aku ta' dapat

mengundang Dia herumableu:Aku bidup dalam garapan menemui Dia,

tetapi seharang belum lagi waktunya.'.

ILMU