universitas negeri semarang 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · nur...

38
PENGARUH INTEGRASI PEER INSTRUCTION DENGAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI EKOLOGI Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi oleh Alfiyani Tazkiyyah 4401411035 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: vubao

Post on 04-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

i

PENGARUH INTEGRASI PEER INSTRUCTION

DENGAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR

DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI EKOLOGI

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

oleh

Alfiyani Tazkiyyah

4401411035

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang

berjudul “Pengaruh Integrasi Peer Instruction dengan Inkuiri Terbimbing

Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains pada Materi Ekologi”

disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing.

Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di

bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh

gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, September 2015

Alfiyani Tazkiyyah

4401411035

Page 3: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

“Pengaruh Integrasi Peer Instruction dengan Inkuiri Terbimbing Terhadap

Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains pada Materi Ekologi”.

disusun oleh

Alfiyani Tazkiyyah

4401411035

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Prof. Dr.Wiyanto, M.Si Andin Irsadi, S.Pd, M.Si

19631012 198803 1 001 19740310 200003 1 001

Penguji Utama

Dr. Andreas Priyono Budi Prasetyo, M. Ed.

19581104 198703 1004

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Nur Kusuma Dewi, M.Si. Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M. Si.

19600410 1984032001 19660316 1993102001

Page 4: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

1. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati,

padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu

orang-orang beriman.”(QS. Al Imran:139)

2. “Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka

Allah SWT akan memudahkan jalan baginya untuk (menuju) ke surga.”

(Al-Hadits)

3. “Khoirunnas anfa‟uhum linnas” sebaik-baik manusia adalah manusia

yang paling bermanfaat bagi orang lain (Al-Hadits)

4. “… Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sungguh, Allah Maha

Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS.Ghafir:44)

PERSEMBAHAN:

Ayah dan Ibundaku tercinta serta adik-adikku tersayang

Asatidz dan asatidzah yang membimbing dan memberi

bekal ilmu.

Mbakku dan sahabatku dalam dekapan ukhuwah fillah.

Teman-teman dan adik-adikku yang memberi semangat,

dukungan dan do‟a.

Page 5: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

v

PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala limpahan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Integrasi Peer Instruction dengan Inkuiri

Terbimbing Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains pada Materi

Ekologi”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atas izin yang

diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi atas kemudahan administrasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Dr. Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si.

selaku dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi, pengarahan

dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai.

5. Dr.Andreas Priyono Budi Prasetyo, M.Ed. selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran positif demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama belajar di

FMIPA UNNES.

7. Seluruh staf administrasi di UNNES termasuk TU, perpustakaan jurusan

Biologi dan perpustakaan pusat UNNES yang telah membantu dan

memperlancar penyusunan skripsi ini.

8. Kepala SMA Negeri 1 Demak Drs. Siswandi, M.Pd. yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Demak.

9. Guru mata pelajaran Biologi Ibu Dwi Wahyuningsih, S. Pt., Bapak

Suroso M.Pd., dan Drs. Charis yang telah berkenan membantu,

memberikan arahan dan bekerja sama dalam proses penelitian.

Page 6: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

vi

10. Peserta didik kelas X MIA 5 dan X MIA 6 SMA Negeri 1 Demak tahun

pelajaran 2014/2015.

11. Ibunda dan Ayahku tercinta Sa‟adah dan Jazuli yang selalu mendoakan,

memberikan dukungan, nasehat, dan semangat bagi penulis.

12. Kedua adikku Alistia Al-Milkhani dan A. Lafif Arham „Ibad, Nenek,

Kakekku, Abah Agus dan guru-guruku yang senantiasa mendoakan dan

memberi dukungan.

13. Mbakku tercinta Betty Shinta I., sahabatku (Wido, Kynan, Diyah, Mus,

Ayu, Fina, Heni, Sekar, NADY, Shima, Titik, Mbak Lily), Rombel 2

Pendidikan Biologi 2011 , DPM 2014 khususnya anggota dewan, komisi

A, dan syafa. Familia, Himabio 2013 dan 2012 terkhusus Internal Dept.

(Mbak Iffa, Erlin, Puah, Eka, Bang Ady, Arif, Melisa, Amel, Zub,Arif)

dan sahabat-sahabatku serta adik-adikku dalam dekapan ukhuwah fillah

yang memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis berharap semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan

pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal baik dan

mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhirnya besar harapan penulis, mudah-

mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Semarang, September 2015

Penulis

Page 7: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

vii

ABSTRAK

Tazkiyyah, Alfiyani. 2015. Pengaruh Integrasi Peer Instruction dengan

Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains

pada Materi Ekologi. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Dr.Nur Kusuma

Dewi, M.Si. Ir. Nana Kariada T.M., M.Si.

Pembelajaran dengan mengintegrasikan peer instruction dan inkuiri

terbimbing mengarahkan peserta didik untuk lebih memahami konsep dan

keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh integrasi peer

instruction dan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan proses

sains peserta didik pada materi ekologi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah

Quasi Eksperiment dengan desain non randomized control group pretest-posttest

design. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas X SMA N 1 Demak.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenient sampling. Sampel yang

digunakan adalah kelas X MIA5 (kelas eksperimen) dan kelas XMIA 6 (kelas

kontrol). Berdasarkan hasil uji t diketahui (t hitung> t tabel) dengan signifikansi<

0,05 sehingga terdapat perbedaan signifikan antara kelas eksperimen dan kontrol

pada aspek kognitif, psikomotorik, afektif dan keterampilan proses sains. Setelah

diuji N-Gain nilai gain kelas eksperimen 0,4 dan kelas kontrol 0,3 sehingga

tergolong sedang. Kesimpulan penelitian ini adalah integrasi peer instruction

dengan inkuiri terbimbing pada materi ekologi berpengaruh positif terhadap skor

test hasil belajar dan keterampilan proses sains pada materi ekologi di SMA

Negeri 1 Demak. Oleh karena itu integrasi peer instruction dengan inkuiri

terbimbing, dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan

proses sains pada materi ekologi.

Kata Kunci : Peer instruction, inkuiri terbimbing, hasil belajar, keterampilan

proses sains

Page 8: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

PRAKATA .......................................................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

1.3. Penegasan Istilah .................................................................................. 5

1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 8

1. Pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuri terbimbing ter-

hadap hasil belajar dan keterampilan proses sains .......................... 8

a. Metode inkuiri terbimbing ........................................................... 8

b. Metode peer instruction .............................................................. 9

c. Integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing .................. 10

2. Materi ekologi ................................................................................... 12

3. Hasil belajar ....................................................................................... 13

4. Keterampilan proses sains ................................................................. 15.

2.2. Kerangka berpikir ................................................................................. 18

2.3. Hipotesis .............................................................................................. 19

3. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 20

Halaman

Page 9: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

ix

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................ 20

3.3. Variabel Penelitian .............................................................................. 21

3.4. Rancangan Penelitian .......................................................................... 21

3.5. Prosedur Penelitian .............................................................................. 21

3.6. Data dan Metode Pengambilan Data ................................................... 27

3.7. Analisis Data ....................................................................................... 28

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil ..................................................................................................... 33

1. Hasil belajar kognitif ........................................................................ 33

2. Hasil belajar psikomotorik ............................................................... 35

3. Hasil belajar afektif ........................................................................... 36

4. Hasil keterampilan proses sains ....................................................... 36

5. Tanggapan peserta didik .................................................................. 38

6. Tanggapan guru ............................................................................... 38

4.2. Pembahasan ......................................................................................... 39

1. Pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing ter-

hadap hasil belajar dan eterampilan proses sains ............................. 39

2. Tanggapan peserta didik dan guru ................................................. 47

5. PENUTUP

1. Simpulan .......................................................................................... 49

2. Saran ................................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50

LAMPIRAN ........................................................................................................ 55

Halaman

Page 10: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

x

DAFTAR TABEL

Tabel

1. 1. Fase pembelajaran peer instruction integrasi dengan inkuiri terbim-

bing ..................................................................................................... 11

1.2. Perbedaan pembelajaran integrasi peer instruction dengan inkuiri ter-

bimbing dan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing ........................ 12

3.1. Waktu penelitian ................................................................................... 20

3.2. Desain penelitian ..................................................................................... 21

3.3. Hasil analisis validitas butir soal uji coba ............................................... 23

3.4.Rekapitulasi tingkat kesukaran soal uji coba .......................................... 24

3.5.Rekapitulasi hasil daya pembeda soal ujicoba ........................................ 25

3.6.Rekapitulasi butir soal ujicoba yang digunakan dan tidak digunakan .... 26

3.7.Metode pengambilan data ........................................................................ 28

4.1. Hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol ........................ 33

4.2. Hasil analisis uji t dua pihak posttest kelas eksperimen dan kontrol ..... 34

4.3. Hasil N-Gain peserta didik ...................................................................... 34

4.4. Hasil analisis ketuntasan belajar skor posttest kelas eksperimen dan

kontrol .................................................................................................... 35

4.5. Hasil analisis skor hasil belajar aspek psikomotorik .............................. 35

4.6. Hasil analisis uji t dua pihak skor aspek psikomotorik ........................... 37

4.7. Hasil analisis skor hasil belajar aspek afektif ......................................... 38

4.8. Hasil analisis uji t dua pihak skor aspek afektif ...................................... 39

4.9.Rekapitulasi rata-rata skor keterampilan proses sains peserta didik ....... 39

4.10. Hasil analisis uji t dua pihak keterampilan proses sains ...................... 41

4.11. Analisis tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran ..................... 41

Halaman

Page 11: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Kerangka berpikir ................................................................................... 18

4.1. Perbandingan skor keterampilan proses sains kelas eksperimen dan

kontrol .................................................................................................... 37

Halaman

Page 12: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Silabus ................................................................................................. 55

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ...................... 56

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ............................. 69

4. Lembar Kerja Siswa (LKS).................................................................. 79

5. Rambu-rambu Penskoran LKS ............................................................ 91

6. Tes Konsep ........................................................................................... 95

7. Jawaban Tes Konsep ............................................................................ 97

8. Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains ....................................... 98

9. Rubrik Penilaian Afektif ..................................................................... 107

10. Rubrik Penilaian Psikomotorik .......................................................... 108

11. Contoh Laporan Uji Tanah ................................................................ 110

12. Kisi-kisi Soal Uji Coba ...................................................................... 114

13. Soal Uji Coba ..................................................................................... 117

14. Hasil Analisis Soal Uji Coba ............................................................. 132

15. Hasil Analisi Reliabilitas Soal ........................................................... 137

16. Kisi-kisi Soal Tes Kognitif ................................................................ 138

17. Soal Pretest Posttest .......................................................................... 140

18. Rekap Hasil Skor Kognitif ................................................................ 150

19. Uji Normalitas Skor Pretest ............................................................... 151

20. Uji Homogenitas Skor Pretest ........................................................... 153

21. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest ................................................. 154

22. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest ................................................ 155

23. Uji N-Gain Pretest -Posttest ............................................................. 156

24. Rekapitulasi Skor Aspek Psikomotorik ............................................. 160

25. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Aspek Psikomotorik ................... 161

26. Rekapitulasi Skor Aspek Afektif ....................................................... 162

27. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Aspek Afektif ............................. 163

28. Rekapitulasi Skor Keterampilan Proses Sains ................................... 164

29. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Keterampilan Proses Sains .................. 165

Halaman

Page 13: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

xiii

30. Angket Peserta Didik ......................................................................... 166

31. Lembar Wawancara Guru .................................................................. 167

32. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ................................................. 168

33. Surat Ijin Penelitian di SMA N1 Demak ........................................... 169

34. Surat Keterangan Penelitian di SMA N 1 Demak.............................. 170

35. Dokumentasi kegiatan pembelajaran ................................................. 171

Halaman

Page 14: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Metode inkuiri terbimbing merupakan metode pembelajaran dengan

menggunakan proses-proses untuk mengajarkan peserta didik berpikir secara analitis

sehingga peserta didik lebih tergerak untuk memahami sekaligus mencapai

kompetensi dalam pembelajaran. Pembelajaran inkuiri diperlukan untuk memberikan

pengalaman proses sehingga pembelajaran diharapkan lebih bermakna. Data yang

disampaikan berdasarkan survey Programme for International Student Assessment

(PISA) 2012 cukup memprihatinkan, karena Indonesia berada pada posisi 64 dari 65

negara yang mengikuti survey kemampuan matematika dan sains sehingga perlu

adanya upaya untuk peningkatan keterampilan dan kompetensi pembelajaran peserta

didik.

Penelitian tentang inkuiri terbimbing telah dilakukan oleh berbagai pihak dan

memperoleh berbagai macam hasil. Salah satunya menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan keterampilan berpikir kritis antara peserta didik yang mengikuti model

pembelajaran inkuiri dengan peserta didik yang mengikuti model pembelajaran

langsung (Sutama et al 2014). Rahmawati et al (2014) mengemukakan bahwa ada

pengaruh signifikan antara pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap prestasi belajar

kognitif dan psikomotor, tetapi pembelajaran ini tidak berpengaruh signifikan

terhadap prestasi belajar afektif. Selain itu, dalam penelitian Kurniawati et al (2014)

juga didapatkan hasil bahwa masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam

pembelajaran saat digunakannya metode inkuiri terbimbing sehingga masih

memungkinkan adanya dominansi beberapa peserta didik saat pembelajaran.

Penelitian lain menyebutkan bahwa penerapan model inkuiri terbimbing terhadap

keterampilan proses sains pada konsep ekosistem berpengaruh terhadap peningkatan

keterampilan mengamati, klasifikasi, memprediksi dan berkomunikasi, tetapi tidak

pada keterampilan interpretasi dan dan hipotesis (Rostika 2012). Menurut Zuriani

(2012) pembelajaran dengan inkuiri akan sulit dilakukan jika waktu terbatas dan

peserta didik tidak terbiasa melakukannya walaupun memberikan ruang untuk

belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Berdasarkan paparan yang telah

1

Page 15: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

2

disebutkan dapat disimpulkan jika penerapan metode inkuiri memiliki kelebihan

akan tetapi juga memiliki kekurangan sehingga membutuhkan pendukung lainnya.

Metode peer instruction merupakan metode yang diterapkan dengan

penyajian pertanyaan yang dibangun untuk mengatasi kesulitan peserta didik dengan

konsep-konsep dasar dan aktivitas peserta didik. Gok (2011) menyebutkan bahwa

penggunaan peer instruction mampu meningkatkan pemahaman konsep dan

kemampuan pemecahan masalah. Kekurangan metode inkuiri yang telah disebutkan

dapat diintegrasikan dengan metode peer instruction ini. Pengintegrasian ditujukan

untuk mengambil kelebihan dari masing-masing metode untuk mengatasi kendala

yang ada. Metode yang menekankan pada pemahaman konsep dan aktivitas dipilih

agar waktu yang dipergunakan untuk memicu pemahaman peserta didik agar lebih

efisien sekaligus memicu aktivitas peserta didik agar lebih merata. Sedangkan

kelebihan inkuiri terkait eksplorasinya dapat dimanfaatkan untuk memberikan

pengalaman langsung dengan tujuan agar konsep yang didapatkan tidak sebatas

hafalan dan meningkatkan keterampilan proses peserta didik. Peserta didik akan

mempertimbangkan masalah mereka sendiri dan memberikan jawaban mereka

kemudian mendiskusikannya dengan peserta didik yang lain.

Kurniawati, et al. (2014) dalam penelitiannya menyampaikan, bahwa

pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction mampu meningkatkan

penguasaan konsep dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Jika

penguasaan konsep meningkat dan keterampilan berpikir kritis meningkat, maka

secara tidak langsung juga dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan. Akan

tetapi belum ada penelitian sebelumnya yang mengintegrasikan antara peer

instruction dengan inkuiri terbimbing dan dilihat pengaruhnya terhadap hasil belajar

dan keterampilan proses sains. Sehingga perlu diadakan penelitian untuk

membuktikan hal tersebut.

Pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing sebenarnya sudah diterapkan

di SMA Negeri 1 Demak di kelas yang menerapkan kurikulum 2013. Akan tetapi

fakta yang terjadi menunjukkan bahwa jika implementasi pembelajaran yang

dilakukan terkesan masih setengah-setengah. Siklus dalam pembelajaran inkuiri

belum secara keseluruhan terealisasi dan keterampilan proses sains yang terjadi

selama proses pembelajaran belum diamati.

Page 16: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

3

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru biologi SMA Negeri 1

Demak pada bulan Januari 2015 diperoleh data, bahwa penerapan inkuiri masih

terkendala waktu dan kesulitan memahamkan peserta didik. Tuntutan pencapaian

materi pengetahuan yang harus dikuasai peserta didik masih banyak dengan waktu

yang tersedia sangat terbatas. Jika menerapkan inkuiri secara total akan terkendala

karena terlalu banyak waktu terpakai untuk sekedar memicu pemahaman peserta

didik walaupun akan sebanding dengan pemahaman yang diperoleh.

Hal lain yang ditemukan adalah pada saat pembelajaran atau praktikum

dilakukan, keterampilan proses sains peserta didik belum diamati. Laporan, produk,

dan tes tertulis menjadi yang paling berperan dalam nilai walaupun tetap ada

pengamatan sikap dan keterampilan tertentu yang dipertimbangkan. Menurut Ebel

dan Frisbie dalam Subali (2010), tes tertulis tidak dapat untuk mengukur

performans, tetapi tetap berguna untuk mengukur penguasaan basis pengetahuan,

termasuk basis pengetahuan untuk menampilkan performansnya. Laporan akhir

dan hasil produk juga demikian, meskipun mengambarkan hasil tetapi proses yang

dilakukan tidak dapat merekam jejak yang ada. Selain itu juga terkendala karena

belum ada rubrik khusus yang mengamati keterampilan proses sains.

Berdasarkan observasi di SMA Negeri 1 Demak juga didapatkan kenyataan

bahwa aktifitas peserta didik pada saat pembelajaran maupun praktikum belum

merata. Peserta didik yang cenderung aktif akan aktif, sedangkan yang pasif akan

cenderung pasif. Hal ini mengakibatkan adanya dominansi oleh beberapa peserta

didik di dalam kelas. Dominansi peserta didik ini juga berdampak pada hasil belajar

kognitif peserta didik. Peserta didik yang aktif pada saat pembelajaran cenderung

memiliki nilai yang baik melebihi batas KKM yaitu 2,66 (B). Sedangkan peserta

didik yang kurang aktif memiliki dominansi nilai yang tepat pada KKM di ulangan

tengah semesternya.

Ekologi merupakan salah satu bagian dari ilmu biologi yang berorientasi pada

lingkungan dan interaksinya sebagai bidang kajiannya. kehidupan, dan fenomena

yang ada di sekitarnya. Sebagai bagian dari ilmu biologi dan merupakan bagian dari

sains yang terdiri dari produk dan proses, dalam pembelajaran yang ideal harusnya

mampu mengeluarkan out put yang memiliki karakter (Marjan et al. 2014). SMA

Negeri 1 Demak sebagai sekolah Adiwiyata Nasional tahun 2013 berkomitmen

Page 17: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

4

terhadap empat pilar pokok sekolah adiwiyata yaitu integrasi lingkungan dan

kurikulum, basis partisipatif, pengelolaan lingkungan dan penyiapan sarana

prasarana ramah lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, pengetahuan yang didapatkan

peserta didik diharapkan bukan hanya sebatas hafalan dan dinilai di akhir

pembelajaran akan tetapi juga dilihat dari proses dan aplikasinya terutama berkaitan

dengan sains dan lingkungan. Sebagaimana pengetahuan yang dimaksud dalam

kurikulum 2013 yang sebenarnya bukan merupakan akumulasi akhir pada

pembelajaran tetapi lebih menekankan pada proses yang dilakukan selama proses

pembelajaran. Pengaplikasian pengetahuan dan proses untuk memperolehnya

diharapkan mampu mejadikan peserta didik yang tidak hanya unggul dalam kognitif

tetapi juga unggul dalam karakter dan keterampilan.

Sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan, pelaksanaan

pembelajaran yang masih terkendala, pendidikan berbasis lingkungan, peningkatan

keterampilan dan implemantasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Demak maka perlu

adanya penelitian pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing

terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains pada materi ekologi. Penelitian

ini dilakukan agar pembelajaran ekologi lebih optimal dengan mengunakan metode

yang untuk mendorong peserta didik lebih aktif, memahami, mengerti dan mampu

mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya dengan kejadian yang ada

disekitarnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Priyanto (2013) bahwa terdapat

korelasi positif yang signifikan antara sikap peduli lingkungan, perilaku peduli

lingkungan dengan pengetahuan paradigma pendidikan untuk pembangunan

berkelanjutan.

Penelitian ini akan meninjau hasil belajar peserta didik dari aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik serta keterampilan proses sains yang dialami peserta didik.

Sehingga penilaian hasil belajar yang diperoleh bukan sebatas aspek kognitif saja

tetapi lebih kepada penilaian autentik yaitu penilaian yang mampu menggambarkan

peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam mengobservasi, menanya,

menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus

pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik

menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dalam kehidupan nyata (real life).

Page 18: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah yang

akan di jawab dari penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh integrasi peer

instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan proses

sains pada materi ekologi?”

1.3. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas dan membatasi penelitian ini, dan menghindari salah

tafsir maka diperlukan adanya penegasan istilah pada judul “Pengaruh integrasi peer

instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan proses

sains pada materi ekologi” yaitu:

1. Inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang meletakkan

dasar dan mengembangkan cara metode ilmiah dan menempatkan peserta didik

lebih banyak belajar sendiri/kelompok untuk memecahkan masalah (Sukimarwati

et al. 2013). Peer instruction merupakan metode pembelajaran yang

mengikutsertakan peserta didik untuk ikut terlibat selama proses pembelajaran

dan mengharuskan peserta didik yang satu dan lainnya untuk memahami suatu

konsep dasar kemudian menjelaskan konsep tersebut kepada peserta didik

lainnya (Crouch et al. 2001). Jadi, Integrasi peer instruction dengan inkuiri

terbimbing guru akan mengemukakan masalah kepada peserta didik, sedangkan

peserta didik yang akan menentukan proses pemecahan masalah melalui kinerja

sesama anggota kelompok yang diajukan kemudian untuk memperkuat

pemahaman dan aktivitasnya dilakukan dengan eksplorasi. Guru berperan untuk

membimbing dan mengarahan dengan benar ketika terjadi miskonsepsi atau

kesalahan.

2. Hasil belajar dapat dilihat dari tiga dasar kemampuan kemampuan kognitif,

afektif dan psikomotorik peserta didik setelah terlibat di dalam proses belajar

(Wenno 2008). Hasil belajar didefinisikan secara operasional menurut teori

konstruktivisme yaitu peserta didik mengonstruksikan pengetahuannya sendiri

melalui interaksi dengan lingkungannya (Rifa‟i dan Anni 2011). Hasil belajar

pada penelitian ini didefinisikan secara konstitutif sebagai hasil yang diperoleh

siswa selama mengikuti proses pembelajaran menggunakan integrasi peer

Page 19: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

6

instruction dengan inkuiri terbimbing. Hasil belajar penelitian ini didefinisikan

secara operasional sebagai skor yang diperoleh siswa melalui pretest-posttest,

laporan kegiatan praktikum, perilaku disiplin, keaktifan, ketelitian, dan kerjasama

yang muncul dan keterampilan proses sains dasar tertentu yang diperoleh selama

pembelajaran.

3. Keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan mental yang meliputi

aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat diaplikasikan dalam suatu

kegiatan ilmiah (Hadiani 2011). Penelitian ini menempatkan keterampilan proses

sains yang diamati sebagai salah satu bagian dari penilaian hasil belajar ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik dan aktivitas peserta didik. Keterampilan

proses sains yang diamati dalam penelitian ini meliputi keterampilan proses sains

dasar yaitu: mengamati/observasi, mengklasifikasi, mengkomunikasikan,

mengukur, memprediksi, dan membuat inferensi.

1.4. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh integrasi peer

instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan proses

sains pada materi ekologi.

1.5. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1.5.1. Manfaat korespondensi

Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang kebenaran pengaruh

integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan

keterampilan proses sains pada materi ekologi kaitannya dengan teori belajar

konstruktivisme.

1.5.2. Manfaat koherensi

Penelitian ini menguji hipotesis bahwa menggunakan integrasi peer

instruction dengan inkuiri terbimbing pada materi ekologi bepengaruh

terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains pada materi ekologi.

Page 20: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

7

1.5.3. Manfaat praktis

Manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini bagi beberapa pihak

antaralain sebagai berikut:

a. Peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal,

dalam memecahkan masalah secara kolaboratif melalui kegiatan

pembelajaran yang berkaitan langsung dengan lingkungan sosial

masyarakat.

b. Menumbuhkan keaktifan dan keterampilan peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran.

c. Memberi informasi guru untuk menerapkan model pembelajaran yang

efektif dengan integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing pada

materi ekologi, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

menjadi lebih efektif dan bervariasi.

d. Memberikan alternatif pilihan untuk sekolah sebagai upaya optimalisasi

kualitas pembelajaran dalam rangka upaya perbaikan proses pembelajaran

secara menyeluruh, sehingga hasil belajar dan keterampilan proses sains

peserta didik meningkat.

Page 21: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap

hasil belajar dan keterampilan proses sains

Kajian pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing

terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains pada materi ekologi menjelaskan

literatur aspek integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing, dan hasil belajar

serta keterampilan proses sains peserta didik pada materi ekologi. Aspek tersebut

dikaji dalam bentuk hubungan pengaruh integrasi peer instruction dengan inkuiri

terbimbing terhadap aktivitas dan hasil belajar pada materi ekologi.

a. Metode inkuiri terbimbing

Inkuiri terbimbing merupakan serangkaian proses bertanya, menyelidiki, dan

mencari tahu jawaban terhadap suatu pertanyaan ilmiah yang dilakukan peserta didik

dengan bimbingan guru (Surekso 2013). Peran guru dalam inkuiri terbimbing adalah

mengarahkan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam proses pemecahan

masalah dan penemuan sehingga peserta didik dapat terarahkan. Guru berperan

sebagai fasilitator pembelajaran dan bukan sumber utama informasi dan peserta didik

bekerja dalam tim yang dikelola sendiri untuk menganalisis data dan menarik

kesimpulan (Straumanis 2011). Inkuiri terbimbing adalah desain untuk mendorong

pembangunan pengetahuan secara kolaboratif dengan refleksi dan penilaian

pembelajaran yang terjadi selama proses berlangsung. Setidaknya ada tujuh proses

yang terjadi di dalamnya, yaitu: Inisiasi, menyeleksi topik, mencari informasi,

menentukan tujuan, mengumpulkan informasi, mengkomunikasikan, dan evaluasi

(Kuhlthau et al. 2012).

Penelitian dari Sabahiyah et al. (2013) mengemukakan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan inkuiri terbimbing terbukti berpengaruh secara simultan

terhadap penguasaan konsep dan keterampilan proses sains peserta didik. Akan

tetapi harus memperhatikan karakteristik materi pembelajaran agar peserta didik

dapat belajar lebih aktif dan mampu mengkonstruk pengetahuannya sendiri

8

Page 22: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

9

berdasarkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang pada akhirnya bermuara

pada peningkatan kualitas hasil belajar. Hasil penelitian Hermawati (2012)

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap

ilmiah peserta didik antara peserta didik yang mengikuti model pembelajaran

inkuiri dengan peserta didik yang mengikuti model pembelajaran langsung jika

motivasi belajarnya tinggi. Hasil penelitian Ambarsari (2013) memperlihatkan bahwa

penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap ketrampilan prosees sains dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta.

Akan tetapi hasil penelitian dari Soleh et al. (2014) mengemukakan bahwa

penerapan inkuiri terbimbing kurang berpengaruh pada keterampilan proses sains

karena pada kelas eksperimen dengan inkuiri terbimbing keterampilan proses

sainsnya belum bisa mencapai batas KKM.

Selain hasil penelitian tersebut, kendala dalam pembelajaran inkuiri juga di

sebutkan Wenning (2005) antara lain sebagai berikut: pembelajaran inkuiri butuh

waktu lebih banyak daripada metode ceramah; siswa/guru memiliki kelemahan

dalam menerapkan pengetahuan di buku kedalam kegiatan inkuiri; kemampuan dan

kebiasaan guru dalam menerapkan metode inkuiri rendah; biaya yang dibutuhkan

lebih banyak; kurikulum yang memuat materi terlalu banyak sehingga guru susah

mengalokasikan waktu untuk metode inkuiri. Selain itu juga ditunjang dengan

bimbingan guru ketika peserta didik melakukan percobaan ataupun pengamatan

sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami materi pembelajaran yang akan

berdampak pada prestasi belajar kognitif (Deta et al. 2013).

Berdasarkan pemaparan yang ada dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan inkuiri terbimbing memiliki kelebihan, tetapi juga memiliki kekurangan.

b. Metode peer instruction

Peer instruction adalah suatu metode untuk meningkatkan aktifitas peserta

didik pada proses pembelajaran melalui diskusi dan atau pemberian instruksi dari

individu kepada kelompok atau dari kelompok kepada kelompok. Metode ini

diperkenalkan oleh Erik Mazur pada tahun 2001. Pada intinya, metode ini

mempunyai tiga tahapan yaitu: preparation, instruction dan evaluation. Pada tahap

preparation, guru mempersiapkan tes dengan pertanyaan untuk memfokuskan

peserta didik pada konsep yang akan dipelajari dan mengarahkan mereka berpikir

Page 23: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

10

metakognitif (Fagen et al. 2002). Pada tahap instruction , guru merangkum topik dan

kemudian meminta peserta didik mempersiapkan pertanyaan konseptual sebelumnya

(Atasoy et al. 2014). Kemudian peserta didik mempertimbangkan masalah mereka

secara individu, setelah itu membahas masalah dengan dengan teman sejawat mereka

selama 2 menit kemudian pada tahap evaluation, guru membimbing peserta didik

menyimpulkan penyelesaian masalah melalui diskusi kelas dan klarifikasi( Edward

2006).

Metode ini mempertanyakan (a) memaksa siswa untuk berpikir melalui

argumen yang dikembangkan, dan (b) menyediakan mereka (serta guru) dengan cara

untuk menilai pemahaman mereka tentang konsep (Crouch et al, 2001). Menurut

Samson (2012) Peer instruction memungkinkan untuk mengajar metakognitif.

Timbal balik (peer) mendorong guru untuk menggunakan seluruh rangkaian proses

metakognitif seperti menentukan apa pelajar sudah tahu, memutuskan apa yang akan

diajarkan / dipelajari dan bagaimana; memantau pemahaman dan mengevaluasi hasil

dalam hal peningkatan pemahaman,dan mendorong proses berpikir sendiri.

c. Integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing

Inkuiri terbimbing dan peer instruction memiliki karakteristik masing-

masing. Penerapan dalam pembelajaran antara inkuiri terbimbing yang diintegrasikan

dengan peer instruction akan berbeda dengan pembelajaran yang hanya menerapkan

pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing. Di bawah ini disajikan tabel

mengenai perbedaan antara inkuiri terbimbing dan integrasi peer instruction dan

inkuiri terbimbing. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniawati et al

(2014) menunjukkan bahwa penguasaan konsep peserta didik yang belajar dengan

pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi peer instruction lebih tinggi daripada

pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional, dan kemampuan

berpikir kritis siswa yang belajar dengan pembelajaran inkuiri terbimbing integrasi

peer instruction lebih tinggi daripada pembelajaran inkuiri terbimbing dan

pembelajaran konvensional. Belum ada penelitian lain yang menujukkan bahwa

mengintegrasikan antara peer instruction dengan inkuiri terbimbing terhadap hasil

belajar dan keterampilan proes sains sehingga perlu adanya pembuktian mengenai

hal tersebut.

Page 24: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

11

Tabel 1.1Fase pembelajaran peer instruction integrasi dengan inkuiri terbimbing

Fase Kegiatan Pembelajaran

Guru Peserta didik

Inisiasi Apersepsi

Penentuan topik Guru mengarahkan

peserta didik kepada

topik yang akan

dipelajari

Peserta didik mencari inti

suatu topik secara mandiri

Orientasi masalah

dan penentuan

tujuan secara peer

Guru mengajukan

pertanyaan kepada

peserta didik

Guru membimbing

dalam perumusan

masalah dan tujuan

Bersama teman

sejawatnya dalam satu

kelompok, peserta didik

mendiskusikan

permasalahan atau topik

Peserta didik berpikir

untuk jawaban dari tes

konsep yang diberikan

secara berkelompok

Peserta didik merumuskan

masalah dan tujuan

Mengumpulkan

informasi peer Guru membimbing

peserta didik dalam

pengumpulan informasi

Guru membimbing

peserta didik dalam

menganalisis data

Peserta didik melakukan

percobaan dan pengama-

tan sesuai dengan LKS

Peserta didik melakukan

pengamatan dengan

cermat dan melakukan

observasi dengan teman

sejawatnya

Peserta didik menganalisis

data hasil percobaan dan

mendiskusikan hipotesis

berdasarkan eksperimen

dengan teman sejawatnya

Mengkomunikasikan Guru mengamati

presentasi atau menilai

hasil laporan

Peserta didik

mempretasikan hasil

eksperimen atau

melaporkan hasil

pengamatannya

Umpan Balik Guru memberikan

penguatan tentang hasil

eksperimen atau

pengamatan

Peserta didik

memperhatikan penguatan

yang diberikan guru

Page 25: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

12

Fase Kegiatan Pembelajaran

Guru Peserta didik

Penarikan

kesimpulan secara

peer

Mengevaluasi

kesimpulan dan hasil

eksperimen atau

pengamatan yang telah

dibuat oleh peserta

didik dengan materi

yang disampaikan

Bersama guru dan teman

sejawatnya, peserta didik

membuat kesimpulan

Evaluasi Guru memberikan

evaluasi

Peserta didik mengerjakan

evaluasi

Ada beberapa perbedaan dalam fase pembelajaran inkuiri dan peer

instruction yang diintegrasikan dengan inkuiri. Berikut disajikan pada Tabel 1.2

mengenai perbedaan fasenya.

Tabel 1.2. Perbedaan pembelajaran integrasi peer instruction dengan inkuiri

terbimbing dan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing

Fase pembelajaran integrasi Peer

Instruction dengan inkuiri terbimbing

Fase pembelajaran Inkuiri terbimbing

Inisiasi

Menyeleksi topik

Orientasi permasalahan dan

penentuan tujuan secara peer

Mengumpulkan informasi secara peer

Mengomunikasikan

Umpan balik

Penarikan kesimpulan secara peer

Evaluasi

Inisiasi

Menyeleksi topik

Mencari informasi

Menentukan tujuan

Mengumpulkan informasi

Mengkomunikasikan

Evaluasi

Dengan demikian, melaui inkuiri terbimbing peserta didik dapat

mengkonstruksi pengetahuannya melalui eksperimen, proses berpikir, dan bertanya

sedangkan melaui peer instruction peserta didik dapat berpikir lebih maksimal

dengan memperkuat pemahaman konsep dan berdiskusi dengan teman sejawatnya.

2.1.2. Materi ekologi

Ekologi merupakan salah satu materi pokok yang dipelajari di kelas X

semester genap. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan saling

ketergantungan atau hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan

tak hidup di dalam suatu ekosistem. Terdapat VII sub bab dalam materi pokok

Page 26: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

13

ekologi yang meliputi: komponen ekosistem, interaksi antar komponen ekosistem,

aliran energi, daur biogeokimia dan interaksi dalam ekosistem. Dalam materi pokok

Ekologi sesuai dengan kurikulum 2013, ada 6 kompetensi dasar yang harus dicapai,

yaitu: KD 1.1, 1.2, 1.3, 2.1, 2.2, 3.9, dan 4.9. Materi yang di bahas dalam bab ini erat

kaitannya dengan lingkungan sehingga untuk mempelajarinya lebih mudah jika

mengkaitkan antara fakta dan femonena yang terjadi di lingkungan dengan materi

yang ada.

2.1.3. Hasil belajar

Hasil belajar merupakan gabungan antara pengetahuan awal yang dimiliki

siswa dengan pengetahuan baru (stimulus) yang diperoleh dari lingkungan social dan

pada akhirnya akan berakhir pada pembentukan konsep, baik melalui penguatan

pemahaman konsep yang telah ada maupun dengan pengubahan pemahaman konsep

yang salah sehingga akan menghasilkan perubahan perilaku sebagai hasil belajar

(Fadllia 2012).

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik

setelah mengalami kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar di sekolah, perubahan

perilaku itu mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan

belajar dan kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai yang

diajarkan oleh pendidik, sebagaimana yang dirumuskan di dalam tujuan peserta

didikan (Rifa‟i dan Anni 2011)

Hasil belajar menurut Bloom dalam Jufri (2013) dikelompokkan menjadi tiga

ranah domain yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif menurut

Bloom meliputi enam aspek yaitu:

a. Pengetahuan, yang meliputi aspek hafalan maupun factual.

b. Pemahaman, diekspresikan dalam bentuk kemampuan memahami informasi,

memanfaatkan dalam beberapa konteks serta mengaplikasikannya atau

memanfaatkannya dalam bentuk lain.

c. Penerapan, penggunaan pengetahuan yang diperoleh pada situasi sebenarnya

(situasi konkret)

d. Analisis, pemilahan suatu konsep secara struktural melalui pemahaman yang

dilakukan secara komperhensif menjadi sesuatu yang padu.

Page 27: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

14

e. Sintesis, menyatukan bagian-bagian yang tidak utuh menjadi suatu kesatuan

yang utuh.

f. Evaluasi, memberi keputusan terkait nilai sesuatu yang dapat dilihat dari

tujuan, gagasan, metode, atau hal lainnya.

Kategori hasil belajar domain afektif dapat dilihat dari:

a. Penerimaan, kepekaan dalam menerima rangsangan

b. Merespon, reaksi yang diterima akibat adanya respon dari luar

c. Menilai, keinginan untuk mengekspresikan perilaku yang menunjukkan

komitmen untuk berpartisipasi

d. Mengorganisasi, mengembangkan nilai-nilai kedalam sistem

e. Mengkarakterisasi, berperilaku sesuai nilai dan norma.

Sedangkan dalam aspek psikomotorik, Callahan dalam Jufri (2013) merangkumnya

menjadi empat kelompok utama yaitu: gerakan (gross coordination),manipulasi

(finner coordination) komunikasi (communication of ideas and feeling), dan kreasi

(coordination of all skills from all three domain).

Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik yang

mencakup tiga domain utama yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diterima

dalam proses pembelajaran. Penelitian ini pengukuran ketiga domain tersebut dilihat

dari skor yang diperoleh siswa melalui pretest-posttest, laporan kegiatan praktikum,

perilaku disiplin, keaktifan, ketelitian, dan kerjasama yang muncul dan keterampilan

proses sains dasar yang diperoleh selama pembelajaran.

Ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi proses pembelajaran, antara

lain:

1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik seperti

kondisi jasmani dan rohani peserta didik

2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar. Contohnya adalah:

kondisi lingkungan disekitar peserta didik

3. Faktor approach to learning (pendekatan belajar), yaitu upaya belajar yang

dilakukan seperti strategi dan metode yang digunakan dalam pembelajaran.

(Syah 2001)

Page 28: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

15

2.1.4. Keterampilan proses sains

Keterampilan proses sains siswa baik tinggi maupun rendah memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor

(Dwijono et al. 2013).

Keterampilan proses sains dapat dikelompokkan ke dalam dua hal, yaitu:

(1) Keterampilan proses sains dasar, meliputi: mengamati/observasi,

mengklasifikasi, berkomunikasi, mengukur, memprediksi, dan membuat inferensi;

(2) keterampilan proses sains lanjut, meliputi: mengidentifikasi va-riabel,

merumuskan definisi operasional variabel, mengajukan hipotesis, merancang

penyelidikan, mengumpulkan dan meng-olah data, membuat tabel data,

membuat grafik, mendeskripsikan hubungan antar variabel, menganalisis,

melakukan penyelidikan, dan melakukan eksperimen (Mundilarto 2013).

Menurut Saptono (2009) Komponen keterampilan proses terdiri dari:

a.) Mengamati dan menafsirkan pengamatan

Mengamati adalah kemampuan menggunakan seluruh indera yang dimiliki oleh

peserta didik. Menafsirkan pengamatan merupakan keterampilan mencatat hasil

pengamatan, memisah-misahkan, mengklasifikasikan, menghubung-hubungkan

sehingga diperoleh pola tertentu.

b.) Memprediksi

Mengemukakan kemungkinan-kemungkinan berdasarkan hasil pengamatan.

c.) Menggunakan peralatan dan mengukur

Keterampilan ini merupakan kemampuan peserta didik dalam memilih alat atau

bahan yang sesuai serta kemampuan melakukan pengukuran suatu besaran

dengan akurat.

d.) Mengajukan pertanyaan

e.) Merumuskan hipotesis

Keterampilan ini menekankan pada kemampuan peserta didik menyatakan dan

menentukan pola yang diperoleh sekaligus menyatakan kemungkinan akibat-

akibat dari pernyataan yang dibuatnya.

f.) Merencanakan penyelidikan

Keterampilan ini merupakan kemampuan peserta didik dalam merencanakan

suatu percobaan untuk membuktikan atau menemukan konsep.

Page 29: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

16

g.) Menginterprestasikan

Keterampilan ini merupakan kemampuan peserta didik untuk menyimpulkan

kecenderungan informasi yang diperoleh, membuat kesimpulan tentatif ataupun

membuat generalisasi

h.) Berkomunikasi

Keterampialn ini merupakan kemampuan peserta didik untuk menguraikan

dengan jelas dan cermat apa yang telah dilakukan peserta didik.

Keterampilan proses dan sikap ilmiah dapat dikembangkan dengan memberikan

pengalaman langsung kepada peserta didik (Hartono 2014)

Sedangkan keterampilan proses sains menurut American Association for the

Advancement of Science dibedakan menjadi 2 macam yaitu : keterampilan proses

sains dasar dan keterampilan proses sains yang terintegrasi.

a. Keterampilan proses sains dasar

a) Menanya

Memperhatikan sifat-sifat benda dan situasi menggunakan panca indera

b) Klasifikasi

Berkaitan dengan penggolongan objek dan peristiwa sesuai dengan sifat atau

ciri-ciri nya

c) Hubungan Ruang dan Waktu

Visualisasi dan memanipulasi benda-benda hubungan dan peristiwa,

berurusan dengan bentuk, waktu, jarak, dan kecepatan.

d) Menggunakan angka

Menggunakan hubungan kuantitatif, misalnya,notasi ilmiah, kesalahan,

signifikan angka, presisi, rasio, dan ukuran.

e) Mengukur

Mengekspresikan jumlah objek atau substansi secara kuantitatif, seperti

meter, liter, gram, dan newton.

f) Menyimpulkan

Memberikan penjelasan tertentu objek atau kejadian.

g) Memprediksi

Prediksi terhadap kejadian masa depan berdasarkan observasi masa lalu.

Page 30: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

17

b. Keterampilan proses sains terintegrasi

a) Mendefinisikan

Mengamati dan kemudian mendeskripsikannya secara konkret dari suatu

objek atau kejadian

b) Menformulasikan model atau mengontrol variabel

Membangun gambar, benda, atau rumus matematika untuk menjelaskan ide-

ide.

c) Menginterprestasi data

Menjelaskan, menyimpulkan, atau berhipotesis dari data yang telah

digambarkan,sering melibatkan mean, modus, median,jangkauan, distribusi

frekuensi, uji t, dan Uji chi-square.

d) Hipotesis

Menyatakan generalisasi tentatif suatu pengamatan atau kesimpulan yang

mungkin digunakan untuk menjelaskan suatu kejadian yang pada akhirnya

dilakukan pengujian oleh satu atau lebih eksperimen.

e) Eksperimen

Pengujian hipotesis melalui manipulasi dan kontrol variabel independen dan

mencatat efek pada variabel dependen; menafsirkan dan menyajikan hasil

dalam bentuk laporan bahwa orang lain dapat mengikuti untuk

menirueksperimen.

(Chiappetta 1997)

Keterampilan proses sains yang diamati dalam penelitian ini meliputi

keterampilan proses sains dasar yaitu: mengamati/observasi, mengklasifikasi,

berkomunikasi, mengukur, memprediksi, dan membuat inferensi.

Page 31: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

18

2.2. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian tinjauan pustaka, maka disusunlah kerangka berpikir

sebagai berikut:

Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir

Ada penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing

integrasi peer instruction mampu meningkatkan penguasaan konsep dan

kemampuan berpikir kritis siswa (Kuniawati et al. 2014)

Tujuan pembelajaran

tercapai

Melakukan uji hipotesis

Quasi Eksperiment: pengaruh integrasi peer instruction dengan

inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan proses

sains pada materi ekologi

Hasil pengaruh integrasi peer instruction dan inkuiri

terbimbing terhadap hasil belajar dan keterampilan

proses sains peserta didik

Materi ekologi berbasis lingkungan dan banyak konsepnya

Ada beberapa kendala guru dalam penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing

Keterampilan proses belum diamati

Perlunya pendidikan berbasis lingkungan

Ada peserta didik yang kurang aktif dalam pembelajaran saat digunakannya

metode inkuiri terbimbing sehingga masih memungkinkan adanya dominansi

beberapa peserta didik saat pembelajaran. (Kurniawati et al 2014) Ada penelitian bahwa penerapan model inkuiri terbimbing terhadap

keterampilan proses sains pada konsep ekosistem berpengaruh terhadap

peningkatan keterampilan mengamati, klasifikasi, memprediksi dan

berkomunikasi, tetapi tidak pada keterampilan interpretasi dan dan hipotesis

(Rostika 2012)

Manfaat Korespondensi, Manfaat Koherensi, Manfaat Praktis

Page 32: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

19

2.3. Hipotesis

Berdasarkan pada kajian teoritis dan kerangka berpikir, maka dirumuskan

hipotesis integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing pada materi ekologi

berpengaruh terhadap skor test hasil belajar dan keterampilan proses sains pada

materi ekologi.

Page 33: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

49

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Integrasi peer instruction dengan inkuiri terbimbing pada materi ekologi

berpengaruh positif terhadap skor test hasil belajar dan keterampilan proses sains

pada materi ekologi di SMA Negeri 1 Demak. Rata-rata skor aspek kognitif kelas

eksperimen 3,09 dan kelas kontrol 2,89. Aspek psikomotorik 3,77 pada kelas

eksperimen dan 3,50 pada kelas kontrol. Aspek afektif kelas eksperimen 3,51dan

kelas kontrol 3,00. Keterampilan proses sains kelas eksperimen 3,51 dan kelas

kontrol 3,29. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, hasil belajar dan

keterampilan proses sains peserta didik pada kelas eksperimen maupun kontrol

berbeda secara signifikan.

5.2. SARAN

1. Metode ini dapat meningkatkan penguasaan aspek kognitif, afektif, psikomotorik

serta beberapa aspek keterampilan proses sains dasar pada materi ekologi, akan

tetapi belum ada pembuktian jika diterapkan pada materi lainnya.

2. Penelitian ini hanya mengamati keterampilan proses sains dasar yang terdiri dari

mengamati/observasi, mengklasifikasi, berkomunikasi, mengukur, memprediksi,

dan membuat inferensi dan untuk selanjutnya dapat dikembangkan kembali

pengamatan lebih kompleks terhadap keterampilan proses dasar atau

keterampilan proses sains terintegrasi.

3. Terdapat kondisi yang kurang kondusif pada pembelajaran topik tertentu

sehingga masih diperlukan penyempurnaan kembali dalam pengelolaan kelas

agar kondusif.

4. Diperlukan peningkatan bimbingan dan pengawasan dari guru sehingga diperoleh

hasil yang lebih optimal.

49

Page 34: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

50

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif).Bandung: Yrama Widya.

Ary, D., L. C. Jacobs, C. Sorensen, A. Razavieh. 2010. Introduction to Research in

Education.Canada: Nelson Education, Ltd.

Ambarsari, W., S. Santosa, Maridi, Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pelajaran Biologi Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, 5(1):81-95.

Arikunto, S .2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi revisi

2010). Jakarta : Bumi Aksara.

Astuti, R., W. Sunarno, S. Sudarsiman. 2012. Pembelajaran IPA dengan Pendekatan

Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas

Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan

Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri,1(1):51-59.

Atasoy, Ş.,S. Ergin, A. E. Şen .2014. The effect of Peer Instruction Method on

Attitudes of 9th

Grade students toward Physics Course. Eurasian J. Phys&

Chem Educ, 6(1):88-98.

Chiapetta, E.L. 1997. Inquiry Based Science Strategies and Techniques for

Ecouraging Inquiry in the Classroom. Houston University

Crouch, C. H., J.Watkins, A. P. Fagen, E.Mazur. 2001. Peer Instruction: Enganging

Students One-on-One, All At Once. tersedia di

http://mazur.harvard.edu/sentFiles/Mazurpubs_537.pdf [diakses 23 Februari

2015 pukul 11:41 WIB].

Deta, U.A., Suparmi, S. Widha. 2013. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan

Proses Kraeatifitas, Serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi

Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia : 28-34.

Djamarah, S dan A. Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Donovan, M.S. dan Bransford, J.D. 2005. How Student Learn: History, Mathematics

and Science in the Classroom. Washington, DC: National Academy Press.

Dwijono, W. Sunarno., Sugiyarto. 2013. Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan

Starter Eksperimen (PSE) melalui Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas

Temodifikasi ditinjau dari Keterampilan Proses Sains dan Kreatifitas Siswa.

Jurnal Inkuiri, 2(2):124-133

Page 35: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

51

Edward, F.R. 2006. Peer Instruction Problems: Introduction to the Method Making

Your Lecture More Interactive. Tersedia di

http://www.physics.umd.edu/perg/role/PIProbs/ [diakses tanggal 4 Februari

2015 pukul 14:50 WIB].

Fadllia, A. 2012. Pengaruh Pembuatan Jurnal Belajar dalam Pendekatan Jelajah

Alam Sekitar (JAS) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem.

(Skripsi). Semarang: FMIPA Unnes. tidak dipublikasikan.

Fagen, A.P., C.H.Crouch, E.Mazur. 2002. Peer Instruction: Result from a range of

classroom. The Physic Teacher, 4 (1):206-209.

Fitriana. 2011. Penerapan OLP (Outdoor Learning Process) terhadap Aktivitas

dan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tuntang pada Materi

Keanekaragaman Hayati. (Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Gok, Tolga. 2011.The Impact of Peer Instruction on College Students Beliefs about

Physics and Conceptual Understandng of Electricity and Magnetism.

International Journal of Science and Mathematic Education : 417-436.

Hadiani, L. R. 2011. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains terhadap Hasil

Belajar Biologi Siswa. (Skripsi). Jakarta: Universitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Hapsari, R.T.S. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan Penabur, 16 (10): 34-

45.

Hartono dan W. R. Oktafianto. 2014. Kefektifan Pembelajaran Praktikum IPA

Berbantuan LKS Discovery untuk Mengembangkan Keterampilan Proses

Sains. E-jounal Unnes Physic Education Journal.

Haryoko, Sapto. 2011. Efektivitas Strategi Pemberian Umpan Balik terhadap Kinerja

Praktikum Mahasiswa D-3 Jurusan Teknik Elektronika. Cakrawala

Pendidikan, 30 (1): 103-115.

Hergenhahn, B.R. dan M.T. Olson. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar) Edisi

7. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Hermawati, N. W. M. 2013. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan

Konsep Biologi dan Sikap Ilmiah Ditinjau dari Minat Belajar Siswa. Artikel.

Universitas Pendidikan Ganesha.

Ismet dan Hariyanto .2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung:PT Remaja karya.

Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Reka Cipta

Page 36: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

52

Kuhlthau, C.C., L. K. Maniotes, dan A. K. Caspari. 2012. Guided inquiry design: a

framework for inquiry in your school. Santa Barbara,California. ABC-

CLIO.LCC. e-book.

Kurniawati, I.D., Wartono, M. Diantoro. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Integrasi Peer Instruction terhadap Pengasaan Konsep dan

Kemampuan Bepikir Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (10)

:36-46.

Marjan, J., I.B.P. Amyana A. I.G.A. N. Setiawan.. 2014. Pengaruh Pembelajaran

Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan

Proses Sains Siswa MA Mu‟allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok

Timur Nusa Tenggara Barat. e-journal Program Pasca Sarjana Pendidikan

Ganesha Program Studi IPA

Mundilarto. 2013. Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Sains. Jurnal

Pendidikan Karakter Tahun III Nomor 2 hal 153-163

Muslih, M. 2010. Pembelajaran Moral Melalui Pembelajaran Kooperatif. Forum

Tabiyah 8(2):165-179.

Nurchaili. 2010. Membentuk karakter siswa melalui keteladanan guru. Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan 16 (3): 233-244.

Ozmen H & Yildirim N. 2005. Effect of work sheet on student success: Acids

and bases sample. J Turkish Sci Edu 2(2): 10-13.

Priyanto,Y.,M.S. Djati, Soemarno, Z. Fanani. 2013. Pendidikan Berperspektif

Lingkungan Menuju Pembangunan Berkelanjutan. Wacana 16 (1)Tahun 2013

Priyatno, Duwi. 2011. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta:

CV Andi offset.

Rifa‟i, A. dan C.T.Anni. Psikologi Pendidikan. 2011. Semarang: Universitas Negeri

Semarang Press.

Rahmawati, N.F., Sarwanto, S.Sudarisman. 2014. Pembelajaran Biologi

Menggunakan Integrasi LCM (Learning Cycle Model) dengan Inkuiri

Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Kemampuan

Bepikir Kritis dan Kreativitas Verbal Siswa. Jurnal Inkuiri 2(1):37-49

Rohmawati, N. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning

untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar Fisika.

(Skripsi). Malang: Universitas Malang.

Rostika, N.D.2012.Penerapan Model Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan

Proses Sains pada Konsep Ekosistem di SMP Negeri 2 Ciledug Kabupaten

Cirebon. (Skripsi).Cirebon:IAIN Syeh Nurjati Cirebon.

Page 37: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

53

Sabahiyah, A.A.I.N. Marhaeni, I. W. Suastra.2013. Pengaruh Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan

Konsep IPA Siswa Kelas V Gugus 03 Wanasaba Lombok Timur. e-journal

Program Pasca Sarjana Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan

Dasar,3.

Samson, J. P. 2012. The Role of Metacognition in Teaching Geoscience. Department

of Atmospheric, Oceanic and Space Sciences University of Michigan from

http://serc.carleton.edu/30729 [diakses pada tanggal 4 Februari 2015]

Santiningtyas, Kartika, A.P.B. Prasetyo, B. Priyono. 2012. Pengaruh Outdor

Learning Berbasis Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Materi Ekosistem. Unnes

Journal of Biology Education 1(2):92-98.

Saptono, S. 2009. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Sardiman AM. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Simanungkalit, D.R., L. Anna. 2011. Analisis Hubungan Kerjasama Tim untuk

Meningkatkan Efisiensi Kerja pada PT Mitha Samudra Wijaya Medan.

Makalah. Terdapat pada www.potalusu.ac.id [diakses 1 September 2015].

Soleh, M.Y., S. Santosa,M.Indrowati.2014. Studi Komparasi Penerapan Model

Pembelajaran Problem Based Learning dan Inkuiri Terbimbing terhadap

Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Boyolali Tahun

Pelajaran 2013/2014. Jurnal BIO-PEDAGOGI 3 (2): 1-11.

Straumanis, A. 2011. Organic Chemistry: A Guided Inquiry for Recitation, Volume

1.United States of America. [diakses pada April 2015].

Subali, Bambang. 2010. Bias Item Tes Keterampilan Proses Sains Pola Divergen dan

Modifikasinya sebagai Tes Kreativitas. Jurnal Penelitian dan Evaluasi

Pendidikan (2): 309-334.

Sudjana. 2005.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sukimarwati, J., W. Sunarno, Sugiyarto . 2013. Pembelajaran Biologi dengan Guided

Inquiry Model menggunakan LKS Terbimbing dan LKS Bebas Termodifikasi

ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa. Jurnal Inkuiri, 2 (2)

:154-162.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 38: UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/28490/1/4401411035.pdf · Nur Kusuma Dewi, M.Si. dan Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku dosen pembimbing

54

Surekso, C. 2013. Penerapan Aktifitas Aesop‟s Berorientasi Linkungan pada

Pembelajaran Materi Pencemaran Lingungan di SMA 2 Pemalang. (Skripsi).

Semarang: FMIPA Unnes. tidak dipublikasikan.

Suryabrata, S. 2013. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sutama, I.N. ,I. B.P.Arnyana, I. B.J.Swasta. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran

Inkuiri terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Kinerja Ilmiah pada

Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA. e-Journal Program Pascasarjan

Universitas Pendidikan Ganesha, 4.

Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu.

W. David, Johnson dan J. Frank. P. 2012. Dinamika Kelompok Teori dan

Keterampilan Edisi ke 9. Jakarta Barat: Indeks.

Wenning, C.J, 2005. Implementing Inquiry based Instruction in the Science

Classroom: A New Model for Solving the Improvement of practice Problem.

Journal Physics Teacher. 2(4): 9-15.

Wenno, I,H. 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual.

Yogyakarta: Intimedia.

Zuriani, E. 2012. Strategi Pembelajan Inkuiri pada Mata Pelajaran IPA. terdapat

padahttp://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/umvt1331613361.pdf

[diakses pada tanggal 9Januari 2015 pula tersebut kul 13.03 WIB].