universitas medan arearepository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9455/1... · 2018-10-11 · berbagai...

66
UNIVERSITAS MEDAN AREA

Upload: lybao

Post on 03-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

PERBEDAAN KEMATANGAN EMOSI ANTARA ANGGOTA MAJELIS DZIKIR AZIKIR KOTA MEDAN DENGAN YANG TIDAK MENGIKUTI

MAJELS DZIKIR

MAGHFIRATUN NISA 09.860.0051

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya perbedaan kematangan emosi antara anggota majelis dzikir Adzikra kota medan dengan yang tidak mengikuti majelis dzikir. Dimana yang menjadi subjek penelitian terdiri dari 20 individu yang mengikuti proses therapy dzikir dan 20 individu lainnya tidak mengikuti proses therapy dzikir. Pengukuran tingkat kematangan emosi menggunakan skala kematangan emosi, dengan koefisien reliabilitas 0,613. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat perbedaan kematangan emosi antara majelis dzikir kota Medan dengan yang tidak mengikuti majelis dzikir. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan metode anava. Skala yang digunakan adalah skala semantik differensial untuk menggunkan skala kematangan emosi. Dengan demikian diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan kematangan emosi antara anggota majelis dzikir. Dengan melihat koefisien perbedaan anava F= 0,012 dengan koefisien signifikasi 0,913. Hal ini berarti nilai signifikasi yang diperoleh lebih dari 0,010. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian dinyatakan ditolak.

Kata Kunci : Kematangan Emosi

UNIVERSITAS MEDAN AREA

DIFFERENCES OF EMOTIONAL MATURITY BETWEEN THE MEMBERS OF THE ADZIKRA MOTHER MEDAN DZIKIR WITH THAT DOES NOT FOLLOW

THE DZIKIR ASSEMBLY

MAGHFIRATUN NISA 09.860.0051

ABSTRACT

This study aims to see the existence of differences in emotional maturity between members of the dzikir adzikra district of the city with the field that does not follow the assembly of dhikr. Where the subject of the study consisted of 20 individuals who followed the process of dhikr therapy and 20 other individuals did not follow the process of dhikr therapy. Measurement of emotional maturity level using emotional maturity scale, with reliability coefficient 0,613. The hypothesis proposed in this research is that there are differences of emotional maturity between dzikir assembly of Medan city with those who do not follow the assembly of dhikr. Based on data analysis using anava method. The scale used is the differential semantic scale to use the emotional maturity scale. Thus the results obtained that there is no difference in emotional maturity among members of the dhikr board. By looking at the difference coefficient anava F = 0.012 with signification coefficient 0.913. This means that the significance value obtained is greater than 0.010. Thus the hypothesis proposed in the study declared rejected.

Keywords: Emotional Maturity

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum wr.wb

Innalhamdulillah. Bersyukur kepada ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah dan segala kenikmatan hidup ini. Selawat dan salam

kepada Rasuluallah SAW semoga kita termasuk orang yang mendapat safaat dari

Rasuluallah kelak. Amin.

Setelah berusaha keras dan melewati sagala rintangan dan perjalanan

waktu yang cukup panjang akhirnya atas izin ALLAH dan rahmat karuninya saya

dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses menyusun skripsi ini saya banyak

sekali mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan

kerendahan hati, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada Bapak/Ibu:

1. Kedua orangtuaku yang telah melahirkan, membesarkan dengan penuh

kasih sayang, mendidik dan mendo’akan ku setiap saat.” Maafkan aku

yang masih belum sesuai dengan apa yang engkau inginkan Mi.. Pak..Aku

berusaha keras menjadi anak yang sholeha”. Tak lupa berdo’a agar mereka

berbahagia di dalam SurgaNya kelak. Amin..

2. Suami ku. Terima kasih atas ide-ide cermelang yang yang kau transfer

kepada ku, membuat ku dalam segala hal, menemani disaat-saat harus

begadang dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih karena kau selalu

berusaha jadi suami yang hebat untuk ku.

3. Ibu mertua yang selalu mendo’akan untuk kami disini. Maaf kan kami

yang jarang pulang karena betapa banyak amanah yang kami harus emban

di sini. Aku hanya bisa memeluk mu dari kejauhan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

4. Alm. Ayah mertua ku, walaupun kita tidak pernah bersitatap, tidak pernah

bersapa dan tidak pernah bercengkrama. Tapi aku mencintai engkau Yah..

5. My only one sista. Dek Aisyatul Rabbiah. Gak nyangka kalo bawel mu

masih tersisa di kota ini. Raih lah cita-cita mu di kota tetangga. Pulanglah

dengan baju ptih bersih yang sedari dulu kau inginkan. Cita-cita yang

ingin kau raih agar kau bisa membantu menyembuhkan orang banyak.

6. Keluarga-keluargaku di kampung. Mbk Wita, Mbak Osin, dan keempat

keponakanku yang selalu menghebohkan.

7. Suryani Hardjo, S.Psi, MA, We miss u Mom..

8. Prof. Dr. H Abdul Munir, M.Pd selaku pembimbing utama dalam

penyusunan skripsi ini terima kasih banyak atas keluhan waktu dalam

membimbing saya.

9. Zuhdi Budiman, S.Psi, M,Psi selaku pembimbing utama kedua dalam

penyusunan skripsi ini. Terima kasih banyak atas waktu, dukungan,

motivasi, peminjaman buku, ide dan pengertiannya kepada saya.

10. Azhar Aziz, S.Psi, MA selaku dosen tamu sidang meja hijau saya. Terima

kasih atas keluangan waktu, ide dan masukannya kepada saya.

11. Anna Wati Dewi Purba, S.Psi, M. Si selaku dosen ketua sidang meja hijau

saya. Terima kasih atas keluangan waktu, ide dan masukannya kepada

saya.

12. Laili Alfita, S.Psi, MM, M.Psi selaku sekretaris sidang meja hijau saya.

Terima kasih atas keluangan waktu, ide dan masukannya kepada saya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

13. Kakak-kakak dan abang-abang pengawai Fakultas Psikologi Universitas

Medan Area. Terima kasih karena telah saya sibukan dengan meminta

berbagai macam surat izin guna menyelesaikan skripsi saya.

14. My Big Family, FORMASI AR-RUUH Universitas Medan Area dari gen

1- gen 6. Kalo disebutkan satu persatu tidak akan siap. Keluarga tempat ku

banyak belajar, keluarga tempat aku menciptakan perubahan-perubahan

kehidupan ku, keluarga ku dimana aku selalu merasa bahwa aku ada. Kita

tidak lahir pada ayah yang sama, kita tidak lahir dari rahim yang sama, kita

juga tidak dari sepersusuan yang sama dan kita

juga tiak dibesarkan dalam keluarga yang sama tapi betapa aku mencintai

kalian karena rabb-ku.

15. Keluarga ku di Amalium City, ada Nenek, Umi Neny, Papa, Buk Lia,

Ayah Syukri, Buk Nel, dan semuanya.

16. Buat Fitri, Putri, Tipa, Adeg, Dinda, Lini dan Intan. I Miss you, terima

kasih ya atas kebawelan kalian demi cepat menyelesaikan skripsi ini.

17. Majelis Dzikir Adzikra Kota Medan, terima kasih atas izinya agar saya

dapat melakukan penelitian di Majelis Dzikir ini.

18. Keluarga Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Komisariat

Universitas Medan Area. Kepada kak Putri, kak Santi, ukhti Juni, ukhti

Era, ukti Wilda, ukti Desma, dll. Mohon maaf ya sudah tidak bisa

berkontribusi lagi. Lanjutnya perjuangan” power rangers!!”

19. Terima kasih buat kak Dhee Pohan sekeluarga.

20. Teman-teman di Jengkol’s Family, maksih ya atas bantuan dan

dyukungannya selama ini.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

21. Buat keluarga di dalam Lingkaran Ilahi, buat ibu VR: terima kasih atas

kesabaran yang ibu ajarkan. Buat teman-teman didalam lingkaran Ilahi:

kak Yani, kak Inur, Siti, si kembar dan Puput. Terima kasih atas do’a dan

perhatian kalian jika ana absen mengaji.

22. Buat adik-adik ku di dalam Lingkaran Cinta 1. Buat Yuki dan Bela.

Istiqomah lah dalam mengemban amanah, perjuangan itu tak semudah

mambalikan telapak tangan.

23. Buat adik-adik ku di dalam Lingkaran Cinta 2. Buat Fani, Aulia dan lain-

lain. belajar yang rajin agar bisa masuk ke SMA favorite kalian. ABG itu

gak boleh galau.

24. Buat kak Abdillah Putra Siregar. Terima kasih karena telah menjadi kakak

yang super bawel dan “briliant” untuk ku “Mata Satarji’?”.

Buat yang tidak disebutin saya mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga

allah membalas kebaikan kalian semua. Aku hanya bisa mendorongkan kalian

semua.

Medan , April 2013

Penulis \

MAGHFIRATUN NISA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i

MENGESAHKAN .............................................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... iii

MOTTO .............................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

C. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 4

2. Manfaat Praktis .................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 5

A. Dzikir ........................................................................................................ 5

1. Definisi Dzikir .................................................................................... 5

B. Jenis-Jenis Dzikir ..................................................................................... 8

C. Manfaat Dzikir ......................................................................................... 14

D. Kematangan Emosi .................................................................................. 16

1. Definisi Kematangan Emosi ................................................................. 16

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi k6ematangan emosi ........................... 17

F. Perbedaan Kematangan Emosi denga6n Terapi Dzikir ............................ 18

G. Hipotesis .................................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 20

A. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................ 20

B. Definisi Operasional Variabel Penlitian ................................................... 20

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 21

UNIVERSITAS MEDAN AREA

1. Populasi Penelitian .............................................................................. 21

2. Sampel Penelitian ................................................................................ 21

D. Metoda dan Alat Pengumpulan Data ....................................................... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 29

A. Gambaran Subjek Penelitian .................................................................... 29

B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 29

C. Persiapan Administrasi ............................................................................. 29

D. Persiapan Alat Ukur Penelitian ................................................................ 30

E. Uji Coba Alat Ukur Penelitian ................................................................. 31

F. .Hasil Penelitian ....................................................................................... 32

G. Hasil Perhitungan Analisis Varians 1 Jalur .............................................. 34

H. Pembahasan .............................................................................................. 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 41

A. Simpulan .................................................................................................. 41

B. Saran ......................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43

LAMPIRAN

SURAT IZIN PENELITIAN

UNIVERSITAS MEDAN AREA

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi skala kematangan emosi

Table 2 : Distribusi skala kematangan emosi sebelum uji coba

Table 3 : Disrtibusi skala kematangan emosi setelah uji coba

Table 4 : Rangkuman hasil perhitungan uji normalitas sebaran

Table 5 : Rangkuman hasil uji linearitas

Table 6 : Rangkuman perhitungan analisis product moment

Table 7 : hasil nilai rata-rata Hipotetik dan Empirik

UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan-kebutuhan individu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sifat

manusia.Kebutuhan tersebut berakar dalam organisasi psikologis manusia seperti rasa lapar,

haus, tidur, dan rasa aman karena dalam kebutuhan tersebut pada tahap-tahap tertentu tidak dapat

ditahan bahkan tidak dapat diabaikan.Pemuasan terhadap kebutuhan merupakan keharusan

secara psikologis dan bertujuan untuk mempertahankan diri (self perseveration) serta merupakan

bagian dari kodrat manusia yang dalam segala keadaan harus dipuaskan.Berdasarkan hal

tersebut, kebutuhan dijadikan motif utama sebagai suatu bentuk dorongan. Apabila kebutuhan-

kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka seseorang akan memiliki suatu dorongan. Dorongan tersebut

dapat menghasilkan energi, tetapi dorongan itu tidak terus-menerus ada.Dorongan tersebut ada

jika individu dalam posisi yang tidak mendapatkan sarana untuk pemenuhan kebutuhannya.

Karena hal itu terjadi secara terus-menerus orang akan menjadi tertekan, stress dan frustrasi.

Apabila keadaannya sudah demikian, maka dorongan yang dimiliki individu adalah dorongan

negatif atau dorongan agresi yang memicu ke perilaku agresi. Perilaku agresi oleh Buss dalam

Berkowitz (1993) yang menawarkan versi yang paling terkenal dari proses non motivasional

yang menjelaskan agresi sebagai “pengiriman stimulus berbahaya terhadap orang lain”. Stimulus

yang dikirimkan dari hasil dorongan agresi bersifat negatif atau merugikan orang lain. Bagi

masyarakat indonesia, aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal mungkin sudah

merupakan berita harian. Seperti yang diketahui bersama untuk saat ini beberapa televisi (baik

nasional maupun lokal) bahkan membuat program-program khusus yang menyiarkan berita-

berita tentang aksi kekerasan.Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan-

UNIVERSITAS MEDAN AREA

jalan, di sekolah, di kompleks-kompleks perumahan, bahkan di pedesaan.Aksi tersebut dapat

berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju).Sebagai

contoh pada kalangan remaja aksi yang biasa dikenal sebagai tawuran pelajar atau masal

merupakan hal yang sudah terlalu sering kita saksikan, bahkan cenderung dianggap biasa.Bagi

psikologi penggambaran perilaku agresi biasanya diasumsikan dengan hal yang negatif,

walaupun tidak selalu demikian. (http//:www.ariablogspot.com)

Persoalan seperti yang terjadi di atas mungkin tidak akan terjadi bila masing-masing

pihak atau individu memiliki kematangan emosi, dimana dengan adanya kematangan emosi

pengelolaan emosi dalam diri individu dapat lebih positif sehingga segala sesuatu yang terjadi di

tengah-tengah lingkungan kita dapat ter eliminir. Asmiyati (2001) mengemukakan kematangan

emosi adalah suatu kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi pada diri

individu.Individu yang telah mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kemampuan

dalam mengontrol emosi, berfikir realistik, memahami diri sendiri dan menampakkan emosi di

saat dan tempat yang tepat.Reaksi yang diberikan individu terhadap setiap emosi dapat

memuaskan dirinya sendiri dan dapat diterima oleh lingkungannya. Tetapi persoalanya adalah

benarkah kondisi emosional masyarakat yang sudah semakin sulit terkontrol untuk bisa di

intervensi kearah yang lebih positif?.

Berkembangnya fenomena perilaku agresi dan kekerasan lainya di masyarakat kemudian

menarik para pakar untuk mencari penawar untuk dapat meminimalisir perilaku agresi yang

berkembang dimasyarakat, mulai dari hypnoterapi, terapi okupasi, terapi lingkungan, panti

rehabilitasi bahkan penanganan pada dokter khusus hingga psikiater yang masing-masing

UNIVERSITAS MEDAN AREA

memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri dalam aplikasinya. Tidak jarang keluhan terhadap

perilaku agresi juga ditangani oleh paranormal dan ahli pengobatan lainya.

Fenomena baru kemudian berkembang di masyarakat yang dikenal dengan Zikir

(mengingat)sebagai kontribusi atas kondisi sosial yang semakin sulit.Di dalam Surah AL- Ra’d:

3 menyebutkan bahwa dengan mengikat (dzkir) kepada Allah maka hati menjadi tenteram.Jadi

individu yang tidak memiliki kematangan dalam emosi dapat disebabkan karena individu

tersebut tidak mampu membimbing hatinya sendiri.Sehingga emosi individu itu sering tidak

matang.Seperti melakukan agresi, tidak bisa bersabar dalam kondisi bagaimana pun, tidak bisa

menempatkan perasaan pada orang-orang dan situasi tertentu.

Kita harus berupaya menikmati hidup dan keindahannya serta menerima ketentuan Allah dengan

sering berzikir dan berserah diri kepada Allah dengan sering berzikir dan berserah diri kepada

Allah dengan penuh keyakinan dan mantap. Semua ini akan melahirkan hati yang tentram dan

kebahagiaan hidup yang hakiki.

Dalam penelitian ini menjadi hal yang menarik bagi si peneliti untuk meneliti fenomena ini

karena banyak kita lihat di sekeliling kita bahwa individu tidak dapat mengontrol emosi

disebabkan hati yang tidak tidak.Berdasarkan hal di atas maka penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “PERBEDAAN KEMATANGAN EMOSI ANTARA

ANGGOTA MAJELIS DZIKIR ADZIKRA DIKOTA MEDAN”

B. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kematangan

emosi terhadap terapi dzikir yang dilakukan pada Majelis Dzikir X dikota Medan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana dan pengetahuan baru dalam

ilmu pengetahuan Psikologi Islam

2. Manfaat Praktis

Dengan diketahuinya ternyata nantinya ada hubungan antara kestabilan emosi terhadap terapi

dzikir yang diberikan diharapkan kepada masyarakat dapat melakukan aktifitas tersebut

dalam kesehariannya guna untuk menstabilkan emosi dan dapat mengingat serta

mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dzikir

Definisi Dzikir

1. Definisi Zikir menurut KBBI

Menurut KBBI Tahun 2002 bahwa zikir memiliki arti puji-pujian kepada Allah

yang diucapkan berulang-ulang sementara definisi dari Berzikir yaitu mengucapkan zikir,

mengingat dan menyebut berulang-ulang nama dan keagungan Allah.

2. Definisi Dzikir menurut Al- Qur’an, Hadis dan Para Ulama

Dalam tulisan An- Nawawi (2009) mengatakan bahwa salah satu kunci hidup selamat

dan bahagia di dunia dan akhirat adalah do’a dan zikir.Meskipun terlihat hanya seperti

untaian-untaian kalimat sederhana, sesungguhnya efek amalan zikir bagi para ahli zikir yang

ikhlas sungguh amatlah dahsyat. Membasahi bibir dengan zikir akan membukakan pintu

surga. Mengiringi langkah dengan zikir akan member kita kekuatan yang mahahebat sehingga

mampu mendobrak segala kelemahan diri.

Zikir menurut konteks bahasa mengandung beberapa pengertian, mengandung arti

“Menceritakan” terkandung dalam QS.Maryam : 56, “Al-Qur’an” terkandung dalam QS. Al-

Anbiya : 50, “Shalat” terkandung dalam QS. Al Baqarah : 239, “Wahyu” terkandung dalam

QS. Al Qamar : 25.Arti Dzikiryang sebenarnya adalah suatu cara / media untuk

menyebut/mengingat nama Allah, jadi semua bentuk aktivitas yang tujuannya mendekatkan

diri kepada Allah dinamakan dzikir seperti shalat (QS. Thoha : 14), tetapi lebih spesifik lagi

dzikir dibatasi dengan kata mengingat Allah dengan lisan dan hati. Dalil berdzikir (QS. Al

Ahzab : 41). (QS. Al Baqarah : 152).

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Firman Allah Swt:

“Berzikir (ingat) kepada Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan waktu

berbaring. (QS An- Nisa:103).

Ayat-ayat Al- Qur’an dan Hadist-Hadist Nabi menyebut kata zikir dalam berbagai

makna.

a. Al-Qur’an sebagaimana didalam ayat Al-Qur’an Surah Al- Hijr:9 “Sesungguhnya

kami lah yang menurunkan adz-zikir dan sesungguhnya kami benar-benar

menjaganya.”

b. Zikir adalah shalat jum’at, sebagaimana tertera dalam al Qur’an dalam surat al

Jumu’ah:9.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada

hari Jum’at, maka bersegeralah kalian menuju dzkir kepada Allah.”

c. Dzikir diartikan sebagai ilmu, sebagaimana terekam dalam al Qur’an surat al

Anbiya’:7.

“Kami tiada mengutus Rasul sebelum kamu (M 7uhammad), melainkan beberapa

orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, Maka Tanyakanlah olehmu

kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.”

d. Sebagian ahli tafsir berkata, “Yang dimaksud dzikir adalah ilmu tentang yang halal

dan yang haram.”

e. Zikir adalah lafal musytarak (memiliki lebih dari satu makna), mencakup ilmu, shalat,

al Qur’an dan dzikir kepada Allah. Tetapi yang dijadikan sebagai patokan dalam lafal

musytarak adalah makna yang paling banyak digunakan berdasarkan kebiasaan.

Kebanyakan dalam teks al Qur’an dan Hadits, kata dzikir dimaksudkan sebagai tasbih,

UNIVERSITAS MEDAN AREA

tahlil, takbir, dan shalawat kepada Nabi. Allah berfirman dalam surat an Nisa’ ayat

103, “Apabila kalian sudah menyelesaikan shalat, maka berdzikirlah kalian kepada

Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.”

f. Sedangkan makna selain itu harus disertai dengan petunjuk keadaan atau lafal. Lafal

dzikir paling banyak digunakan dalam arti dzikir kepada Allah. Jarang sekali lafal ini

dimaksudkan sebagai ilmu sebagaimana dalam firman Allah, “Maka bertanyalah

kepada ahli dzikir (orang-orang yang berilmu).” Maksud dari dzikir di sini adalah

ilmu, karena adanya petunjuk, yaitu pertanyaan. (Abdul Qadir Isa, Hakikat Tasawuf)

g. Dzikir diartikan dengan tasbih, tahmid, tahlil, takbir salawat dan baca al Qur’an ialah

seperti firman Allah dalam surat al Anfal ayat 45, “Hai orang-orang yang beriman,

apabila kalian memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kalian dan sebutlah

(nama) Allah sebanyak-banyaknya.” Dan firman Allah dalam surat al Muzammil ayat

8, “Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.”

h. Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, Allah telah

berfirman, “Aku bersama hamba-Ku selama dia berdzikir kepada-Ku dan kedua

bibirnya bergerak menyebut-Ku.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Ahmad, dan

Hakim) dan hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibn Bisr bahwa seorang laki-laki

berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya syari’at-syari’at islam itu terlalu banyak

bagiku. Maka beritahukanlah kepadaku sesuatu yang aku dapat berpegang teguh

dengannya.” Beliau menjawab, “Selama lisanmu masih basah menyebut Allah.” (HR.

Tirmidzi)

i. Menurut Ibnu Athaillah, “Dzikir adalah membebaskan diri dari sikap lalai dan lupa

dengan menghadirkan hati secara terus-menerus bersama Allah.” Sebagian kalangan

mengatakan bahwa dzikir adalah menyebut secara berulang-ulang dengan hati dan

UNIVERSITAS MEDAN AREA

lisan nama Allah, salah satu sifat-Nya, salah satu hukum-Nya, atau lainnya, yang

dengannya seseorang dapat mendekatkan diri kepada Allah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berzikir adalah menyebut secara

berulang-ulang nama asma Allah baik di dalam hati dan secara lisan dan berzikir dapat

mengingatkan diri kepada Allah dan mendekatkan diri kepada Allah.

B. Jenis-Jenis Dzikir

Untuk mempermudah mengingat dzikir para ulama memberi sebutan dzikir yang

digunakan dalam keadaan tertentu

Basmalah : diucapkan setiap memulai sesuatu

Hamdalah/ Tahmid : diucapkan setiap meakhiri sesuatu

Istigfar : diucapakan ketika melihat / mendengar sesuatu yang tidak diinginkan atau

untuk memohon ampun

Hauqalah : diucapkan ketika melihat / mendengar sesuatu yang dibenci.

Al Masyiah : diucapakan apabila ingin mengerjakan sesuatu yang hebat atau ajaib.

Tahlil / Syahadah : diucapkan ketika memasukkan orang non muslim kedalam agama

islam / bacaan wajib bagi orang muslim didalam shalat.

Tasbih : diucapkan ketika melihat atau mendengar kekuasaan Allah.

Diriwiyatkan dari Abu Humairah R.A katanya: Nabi bersabda: “Allah memiliki

Sembilan puluh Sembilan nama. Siapa yang mempu menghafalnya, niscaya ia akan masuk

Surga. Sesungguhnya Allah itu ganjil (esa pada zat, sifat, dan perbuatanNya serta tiada sekutu

bagiNya dan Dia menyukai pada bilangan yang ganjil” (H.R Bukhari dan Muslim)

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al- Ansari katanya: Nabi bersabda: “ Siapa yang

membaca La ilahailallah wahdahu la syarikala lahul mulku walahul hamdu wa huwa ala kulli

syai’in qadiir sebanyak sepuluh kali dalam sehari, niscaya dia mendapat ganjaran

sebagaimana dia mememdekakan empat orang budak dari putera Nabi Ismail. (H.R Bukhari

dan Muslim)

1. Zikir yang baik menurut Al-Qur’an, Hadist dan para Ulama

Pada hakikatnya semua anggota tubuh manusia dapat digunakan sebagai dzikir

asalkan digunakan untuk bersyukur atau mendekatkan diri kepada Alloh, seperti shalat ,puasa

dan pergi haji . Tetapi para ahli tasauf membagi dzikir itu dengan dua bagian :

a. Dzikir Billisan :

Berdzikir dengan menggunakan lidah dan menggerakkan kedua bibir.

م ننت أ م ا اط ذ إ ف م ك وب ن ى ج ل ع و عودا ق و اما ی ق هللا وا ر ك اذ ف الة الص م یت ض ا ق ذ إ ف

تابا ك ین ن م ؤ م ى ال ل ع الة كانت الص ن الة إ الص وا یم ق أ ف وتا ق و م

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,

di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka

dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.“(QS. Annisa : 103).

Mu’az bertanya kepada Nabi tentang amal yang paling utama. Nabi menjawab :

“Sampai mati lidahmu basah dengan berdzikir kepada Alloh”. (HR. Al Baihaqi). Dalam

Hadits Qudsi dikatakan : “AKU selalu bersama hambaKU apabila ia mengingatKU dengan

menggerakkan kedua bibirnya”.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Berzikir dengan lisan ada dua cara :

Pertama : Berdzikir dengan suara perlahan sekiranya hanya terdengar oleh telinga

orang yang berdzikir, orang tasauf menamakan dzikir ini adalah “Azzikru Bissirry” yang

merupakan cara berdzikir yang paling Afdhol.

دو غ ال ب ل قو ال ن م ھر ج ال دون و یفة خ و عا ر ك تض س ي نف بك ف ر ر ك اذ و

ین ل اف غ ال ن ن م ال تك و ال اآلص و

“Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa

takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu

termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al Araf : 205).

Kedua :Jahar : berdzikir dengan suara keras sekira terdengar telinga orang yang

berdzikir dan orang yang didekatnya.

b. Dzikir Bilqolbi :

Berzikir dengan menggunakan hati dan sama sekali tidak terdengar oleh telinga. (QS.

Ali Imran : 135).

ذ ال ب أ هللا ر ك ذ وبھم ب ل ق ن ئ م تط و وا ن آم ین ذ وب ال ل ق ال ن ئ م تط هللا ر ك

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan

mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS.

Ar-Rad : 28)

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Setiap zikir Billisan dan Bilqolbi mempunyai kelebihan dan kekurangan.Zikir billisan

dengan suara jahar kelebihannya disamping berzikir secara tidak langsung dapat mengajarkan

orang yang disekitarnya untuk mengikuti zikirannya seperti zikir sesudah shalat Fardhu yang

dipandu oleh imam.

Sabda Nabi : “Siapa yang mengajarkan / menunjukkan seseorang dalam kebaikan

pahalanya sama dengan orang yang mengarjakannya“. Akan tetapi kekurangannya dekat

kemungkinan menjadikan orang yang berzikir menjadi Riya ( rasa ingin dipuji) dan Ujub

(merasa dirinya lebih dari orang lain), kecuali orang-orang yang dipelihara oleh Allah. Zikir

dengan Sir atau Bilqolbi pahala dan zikirannya hanya untuk orang yang membaca zikir

tersebut, tetapi jauh kemungkinan menimbulkan sifat yang buruk.

c. Jumlah dalam ber-Dzikir :

Pada hakikatnya Allah menyuruh hambanya banyak berzikir dan jangan sampai lalai

kepadaNya dalam sedetikpun.

یرا ث ك را ك ذ وا هللا ر ك وا اذ ن آم ین ذ ا ال یھ ا أ ی

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir

yang sebanyak-banyaknya” (QS. AL Ahzab : 41)

یل ص أ و ة ر بك وه بح س و

“Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang ” (QS. AL Ahzab : 42)

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Bahkan termasuk golongan orang munafik yang sedikit zikirnya. tetapi ada zikir yang

dibatasi dengan jumlah tertentu karena mempunyai keistimewaan dan da maksud tertentu.

Sabda Nabi :”Aku ber-Istigfar sehari semalam 100 kali “.

Istigfar ini menunjukkan rasa syukurnya beliau dijadikan Nabi yang Makshum

(terbebas dari dosa). “Siapa yang membaca :Laa ilaaha illalloh wahdahu laasyariilalah lahul

mulku wahul hamdu wahuwa alaa kulli syai’in qodiir.sehari 200 kali maka orang-orang yang

sesudah dan sebelum-mu selalu berbuat baik kepadamu”.

Jumlah zikir dengan bilangan tertentu sering dipakai oleh para Ahli Thariqah dan Ahli

Hikmah, karena mempunyai kelebihan dan tujuaan tertentu, seperti membaca Shalawat

“Kamilah” 4444 kali dengan maksud keselamatan dan bentang dari musuh.Angka-angka yang

mereka tentukan berdasarkan dari hasil Mujahadah (kesungguhan jiwa) dan Riyadhah (latihan

jiwa) dalam menjalankan tasauf.

d. Sikon dalam ber-Dzikir dan larangannya :

Pada dasarnya berzikir tidak dibatasi dengan sesuatu apapun, karena mengingat

kepada Sang Pencipta tidak boleh dibatasi oleh apapun, kecuali ada hal-hal tertentu yang

dilarang untuk mengerjakannya.

Berzikir boleh dilakukan dalam kondisi berdiri, duduk atau berbaring

م ننت أ م ا اط ذ إ ف م ك وب ن ى ج ل ع و عودا ق و اما ی ق هللا وا ر ك اذ ف الة الص م یت ض ا ق ذ إ ف

ل ع انت الة ك الص ن الة إ الص وا یم ق أ ف وتا ق و م تابا ك ین ن م ؤ م ى ال

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,

di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka

UNIVERSITAS MEDAN AREA

dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa : 103).

Ibnu Abbas berkata : “Ayat ini mengandung pengertian boleh berzikir pada waktu

siang atau malam, didaratan atau dilautan, sedang bepergian dalam kendaraan atau disuatu

tempat dan dalam kondisi apapun seperti, sakit atau sehat, sendiri atau ramai “.

e. Larangan dalam berzikir :

Zikir Bilqolbi tidak ada larangan sama sekali, tetapi zikir Billisan mempunyai

larangan tertentu :

1. Berzikir pada tempat yang bernajis seperti WC atau kamar mandi.

2. Wanita yang sedang Haidh atau orang yang sedang junub (hadats besar) dilarang

membaca sesuatu yang diambil dari Al Quran, seperti Basmalah atau Innalillahi wainna ilahi

raajiun dengan maksud membaca Al Quran.

ون ھر ط م ال ال ھ إ س م ی ال

“tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.“(QS. Al Waqiah : 79). Sabda Nabi

: “

Tidak boleh ada yang menjamah Al Qur’an kecuali orang yang suci”

1. Orang yang sedang menjalankankan maksiat kepada Alloh , seperti sedang berjudi,

berzina atau meminum- minuman keras dengan maksud mengejek Alloh.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

f. Mashdar Dzikir :

Mashdar zikir artinya tempat / sumber pengambilan zikir yang kita peroleh dan kita

amalkan.Mashdar zikir ada dua :

1. Ma’tsur yaitu sumber pengambilan zikir dari Al Quran atau Assunah. Banyak zikir-

zikir atau doa yang tertera didalam Al Quran dan yang diajarkan oleh Nabi

Muhammad.seperti (QS. Al Baqarah : 156) dan Hadits diatas. Berzikir secara Ma’tsur lebih

utama daripada yang bukan Ma’tsur, karena sumbernya langsung dari Alloh dan Rasul.

Gairu Ma’tsur yaitu sumber pengambilan zikir dari para ulama tasauf atau Ahli Hikmah yang

tidak ada didalam Al Quran atau Assunah, seperti zikir Asmaul A’dzom, hizib. Mengamalkan

zikir Gairu Ma’tsur sebaiknya dengan memakai Ijazah (QS. Al Fathu : 10) agar silsilahnya

sampai kepada Nabi yang Ma’tsur, karena pada umumnya para ahli tasauf mendapatkan zikir

dari Nabi secara gaib walaupun secara fisik Nabi sudah wafat, tetapi pada Hakikatnya beliau

masih hidup

C. Manfaat Dzikir

1. Menurut Ajaran Islam

Di dalam Surah AL- Ra’d: 3 menyebutkan bahwa dengan mengikat (dzkir) kepada

Allah maka hati menjadi tenteram.

“Oleh karena itu , ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. (QS Al

Baqarah:152).

Abu Musa Al Asy’ari r.a meriwayatkan sabda Rasulullah saw dalam Sahih Bukhari yang

berbunyi, “Perumpamaan orang yang gemar berzikir kepada Allah dengan orang yang tidak

pernah berzikir seperti orang hidup dengan orang mati”.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Abdullah bin Busri r.a, seorang sahabat Rasulullah SAW, telah menceritakan sabda

Rasulullah tentang zikir. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Sunan At-Tirmidzi. Seorang

sahabat pernah dating menemui Rasulullah, “Wahai Rasulullah , syariat Islam terlalu banyak

bagiku. Ajarkan kepadaku suatu hal yang dapat aku jadikan pegangan.”Rasulullah

mengajarkan “Jagalah lisanmu agar selalu ‘basah’ dengan berzikir kepada Allah.”

2. Menurut Para Ahli

Zikir adalah kegiatan sadar yang tidak hanya melibatkan kegiatan pada tingkat batang

otak/sistem saraf otonom.Ia masuk hingga cortex cerebri yang membuat zikir itu menjadi

kegiatan sadar. Dalam level cortex cerebri ini,zikir membuat otak memadukan semua

sistemnya (emosi,kognisi,asosiasi motorik dan sensorik) dalam satu irama yang paralel

(berlangsung bersama-sama) Dengan mengacu pada temuan NEUROPLASTISITAS OTAK,

zikir sesungguhnya bisa dikondisikan sedemikian rupa menjadi kegiatan yang dapat

mengubah struktur otak. Riset-riset tentang NEUROPLASTISITAS membuktikan bahwa sel

otak bukanlah sel-sel statis yg tidak bisa diubah dan tak bisa membentuk neuron baru.

Bermula pada tahun 1960 riset pada otak tikus oleh Joseph Altman dari Massachusetts

Institute of Technology (MIT) ,memberikan bukti bahwa otak dapat membentuk neuron-

neuron baru, terutama pada daerah hippocampus, daerah dimana pembentukan memori

dilakukan. Pada thn 1998,para ilamuwan berhasil membuktikan bahwa otak manusia pun

dapat melakukan proses yang sama yang disebut NEUROGENESIS .Riset ini menyimpulkan

bahwa otak memiliki daerah primitif (yg pd kondisi2 tertentu) dapat MATURE menjadi

neuron-neuron yg berfungsi penuh/menjadi SEL-SEL GLIA yg menyediakan dukungan

mekanis dan nutrisional bagi neuron. (FAKTA INI DPT MENJELASKAN DARI HASIL

AUTOPSI OTAK ALBERT EINSTEN DITEMUKAN JUMLAH SEL-SEL GLIA YG

DIATAS RATA2 ORANG BIASA) dan pada tahun 1999 sekelompok ahli dari Princeton

University yang dipimpin oleh Elizabeth Gould, menemukan bahwa pada monyet, neuron-

UNIVERSITAS MEDAN AREA

neuron baru dapat bertambah pada beberapa daerah di cortex cerebri. Cortex cerebri adalah

daerah otak yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi tingkat tinggi seperti refleksi diri,

perencanaan masa depan, pengambilan keputusan, dan kontrol emosi. Zikir harus dilakukan

sedemikian rupa sehingga seseorang yg berzikir merasa bahwa ia sedang berpikir.

3.Proses Terapi Zikir

Didalam proses berzikir ada beberapa hal yang harus dilakukan terlebih dahulu yakni:

1. Berwudhu

2. Niat

3. Tertib pada saat melakukan zikir baik lisan maupun didalam hati.

D. Kematangan Emosi

1. Definisi Kematangan Emosi

Chaplin (1989) mendefinisikan kematangan emosi sebagai suatu keadaan atau kondisi

mencapai tingkat kedewasaan perkembangan emosional.Ditambahkan Chaplin (dalam

Ratnawati, 2005), kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi untuk mencapai

tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional seperti anak-anak, kematangan emosional

seringkali berhubungan dengan kontrol emosi.Seseorang yang telah matang emosinya

memiliki kekayaan dan keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan kontrol

emosi.Hal ini berarti respon-respon emosional seseorang disesuaikan dengan situasi stimulus,

namun ekspresi tetap memperhatikan kesopanan sosial (Stanford, 1965).

2. Ciri-ciri emosi yang matang

Sukadji (dalam Ratnawati, 2005), mengatakan bahwa kematangan emosi sebagai suatu

kemampuan untuk mengarahkan emosi dasar yang kuat ke penyaluran yang mencapai tujuan, dan

tujuan ini memuaskan diri sendiri dan dapat diterima di lingkungan.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Sejalan dengan bertambah kematangan emosi seseorang maka akan berkuranglah

emosi negatif. Bentuk-bentuk emosi positif seperti rasa sayang, suka, dan cinta akan

berkembang jadi lebih baik. Perkembangan bentuk emosi yang positif tersebut

memungkinkan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan menerima dan

membagikan kasih sayang untuk diri sendiri maupun orang lain.

Menurut MC Kennedy (dalam Sukadji, 1986), mengatakan bahwa seseorang yang

matang emosinya akan sanggup menunjukkan kontrol terhadap emosi dan lingkungannya,

serta dapat mengembangkan pandangan hidup secara independent dapat diterima secara

sosial.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi

Menurut Cole (1983), emosi yang matang memiliki sejumlah kemampuan utama yang

harus dipenuhi yaitu : kemampuan untuk mengungkapkan dan menerima emosi, menunjukkan

kesetiaan, menghargai orang lain secara realitas, menilai harapan dan inspirasi, menunjukkan

rasa empati terhadap orang lain, mengurangi pertimbangan-pertimbangan yang bersifat

emosional, serta toleransi dan menghormati orang lain.

Asmiyati (2001) mengemukakan kematangan emosi adalah suatu kondisi mencapai

tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi pada diri individu.Individu yang telah

mencapai kematangan emosi ditandai oleh adanya kemampuan dalam mengontrol emosi,

berfikir realistik, memahami diri sendiri dan menampakkan emosi di saat dan tempat yang

tepat.Reaksi yang diberikan individu terhadap setiap emosi dapat memuaskan dirinya sendiri

dan dapat diterima oleh lingkungannya.

Anderson (dalam Mappiare, 1982), mengatakan bahwa seseorang yang matang secara

emosional akan sanggup mengendalikan perasaan dan tidak dapat dikuasai perasaan dalam

UNIVERSITAS MEDAN AREA

mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain, tidak mementingkan diri sendiri

tetapi mempertimbangkan perasaan orang lain.

E. Perbedaan Kematangan Emosi dengan Terapi Dzikir

Ibnu Qayim berkata, “Tidak diragukan bahwa hati dapat berkarat seperti halnya besi

dan perak.Dan alat pembersih hati adalah dzikir.Dzikir dapat membersihkannya, sehingga dia

menjadi seperti cermin yang bersih. Apabila seseorang meninggalkan dzikir, maka hatinya

akan berkarat. Dan apabila dia berzikir, maka hatinya menjadi bersih.

Dzikir (dzikir) adalah al Qur’an, sebagaimana terekam dalam surat al-Hijr ayat9

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kami benar-

benar menjaganya.

Surat al-Ra'd / 13:28, menyebutkan bahwa dengan mengikat (dzkir) kepada Allah

maka hati menjadi tenteram. Dzikir sebagai metode mencapai ketenagan hati dilakukan

dengan tata-cara tertentu.Dzikir dipahami dan di ajarkan dengan mengucapkan kalimat-

kalimat thayyibah secara keras (dzikr jahr), dan dengan kalimat-kalimat thayyibah yang

memfokus, dari kalimat syahadat La il ha illa Allah ke lafazh Allah dan sampai ke lafazh hu.

F. Hipotesis

Dari uraian-uraian di atas maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut: “ Ada perbedaan antara kematangan emosi terhadap terapi zikir.” Dengan

asumsi bahwa semakin seseorang sering berzikir secara benar maka seseorang tersebut akan

memiliki kematangan emosi dalam kesehariannya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB III

METODE PENELITIAN

Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi

Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Penelitian, (C) Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel,

(D) Metode Pengumpulan Data, Validitas dan Reliabilitas alat ukur, serta (E). Metode Analisa Data.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas : Terapi zikir

2. Variabel tergantung : Kematangan Emosi

B. Definisi Operasional Variabel Penlitian

Definisi operaional variabel dalam penelitian bertujuan untuk mengarahkan variabel

penelitian agar sesuai dengan metode pengukuran yang akan dirumuskan nantinya. Adapun

definisi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Zikir

Zikir merupakan suatu aktifitas dimana cara kita untuk mengingat Allah. Dan dengan

aktifitas berzikir tersebut dapat membuat hati kita menjadi tentram, membuat hati menjadi lebih

sabar dengan problematika yang hadir dan dapat membuat hati menjadi lebih hidup.

2. Kematangan emosi

Kematangan emosi merupakan cara individu dapat menontrol emosi, mengekpresikan

emosi dan mampu menempatkan diri di berbagai macam lingkungan dan individu.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Arikunto (1997) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan

dikenai generalisasi hasil penelitian. Menurut Hadi (2004) populasi adalah semua individu untuk

siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan. Jadi

populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang mempunyai persamaan sifat yang akan

dikenai generalisasi dari hasil penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah peserta zikir di

Majelis zikir X di kota Medan dengan jumlah polulasi sebanyak 150 peserta.

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (1997) sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Demikian pula

halnya yang dikemukakan Hadi (2004) bahwa sampel adalah sejumlah subjek yang merupakan

bagian dari populasi yang mempunyai sifat yang sama dan sampel ini yang akan dikenai

langsung dalam penelitian.

Hasil penelitian penelitian terhadap sampel diharapkan dapat digeneralisasikan kepada

seluruh populasi. Generalisasi adalah kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi

populasi (Arikunto, 1997). Selanjutnya menurut Hadi (2004) syarat utama agar dapat dilakukan

generalisasi adalah bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian harus dapat mencerminkan

keadaan populasi.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh peserta di Majelis Zikir X di

kota Medan. Oleh karena itu, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian itu

adalah probability sampling.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

D. Metoda dan Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode skala. Hadi (1991) mendefinisikan skala sebagai

metode penelitian yang menggunakan daftar pernyataan yang harus dijawab atau daftar isian

yang harus diisi oleh sejumlah subjek dan berdasarkan atas jawaban atau isian tersebut,

penyelidik mengambil kesimpulan mengenai subjek yang diselidiki. Adapun anggapan-anggapan

yang dipegang oleh penyelidik dalam menggunakan metode ini adalah: (1) bahwa subjek adalah

orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri, (2) bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek

kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya, (3) bahwa interprestasi subjek tentang

pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh

penyelidik (Hadi, 2004).

Metode skala menurut Walgito (1989) mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari metode skala adalah: (1) metode skala adalah metode praktis, (2) tenaga yang

diperlukan sedikit dan tidak memerlukan keahlian tertentu, (3) subjek dapat menjawab dengan

leluasa tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

Adapun kelemahan skala antara lain adalah: (1) peneliti mungkin tidak dapat langsung

berhadapan dengan subjek penelitian, sehingga bila hal-hal yang kurang jelas maka keterangan

lebih lanjut sulit diperoleh, (2) biasanya skala yang dikeluarkan tidak semuanya kembali, (3)

kesalahan dalam pelaksanaan penelitian, kurang jelasnya pertanyaan-pertanyaan akan

menyebabkan kurang validnya bahan yang diperoleh.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Beberapa antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan skala adalah: (1)

dilakukan penyusunan skala yang sebaik-baiknya, yaitu dengan mengguankan bahasa yang

sederhana, jelas dan singkat untuk menghindari kesalahan interpretasi, (2) subjek diberikan

alternatif jawaban, (3) subjek diberikan penjelasan tentang pengisian skala dengan benar

(Walgito, 1989).

Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Skala Kematangan Emosi

Skala kematangan emosi disusun berdasarkan cirri-ciri kematangan emosi menurut MC

Kennedy (dalam Sukadji, 1986) yaitu: (a), mengatakan bahwa seseorang yang matang emosinya

akan sanggup menunjukkan kontrol terhadap emosi dan lingkungannya, (b) serta dapat

mengembangkan pandangan hidup secara independent dapat diterima secara sosial.

Skala ini disusun dengan model skala Likert yang terdiri dari pernyataan-pernyataan

dalam bentuk favourable dan unfavourable. Dengan menggunakan modifikasi terhadap alternatif

jawaban menjadi skala empat tingkat, yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS),

sangat tidak setuju (STS). Penilaian yang diberikan untuk jawaban favourable, yaitu “Sangat

Setuju (SS)” diberi nilai 4, jawaban “Setuju (S)” diberi nilai 3, jawaban “Tidak Setuju (TS)”

diberi nilai 2, dan jawaban “Sangat Tidak Setuju (STS)” diberi nilai 1. Sedangkan untuk aitem

unfavourable, maka penilaian yang diberikan untuk jawaban “Sangat Setuju (SS)” diberi nilai 1,

jawaban “Setuju (S)” diberi nilai 2, jawaban “Tidak Setuju (TS)” diberi nilai 3, dan jawaban

“Sangat Tidak Setuju (STS)” diberi nilai 4.

2. Skala Terapi Zikir

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Skala terapi zikir disusun berdasarkan ciri-ciri dari terapi zikir didalam Menurut Ibnu

Athaillah, yaitu: (a) “Dzikir adalah membebaskan diri dari sikap lalai dan lupa dengan

menghadirkan hati secara terus-menerus bersama Allah.” Sebagian kalangan mengatakan bahwa

dzikir adalah (b) menyebut secara berulang-ulang dengan hati dan lisan nama Allah, salah satu

sifat-Nya, salah satu hukum-Nya, atau lainnya, yang dengannya seseorang dapat mendekatkan

diri kepada Allah.

Skala ini disusun dengan model skala Likert yang terdiri dari pernyataan-pernyataan

dalam bentuk favourable dan unfavourable. Dengan menggunakan empat alternatif pilihan

jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto,

1997). Ditambahkan oleh Azwar (1996) bahwa suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsinya atau memberikan hasil

ukur yang sesuai dengan maksud dikenakannya alat ukur tersebut.

Teknik yang digunakan untuk menguji validitas alat ukur, dalam hal ini angket

diujivaliditasnya dengan menggunakan teknik analisa Product Moment rumus angka kasar dari

Pearson, yaitu mencari koefisien korelasi antar tiap butir dengan skor total (Hadi, 1991).

Di mana rumusnya adalah :

UNIVERSITAS MEDAN AREA

NN

NYX

XYrxy

22

22

))((

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antar tiap butir dengan skor total.

XY = Jumlah hasil kali antar setiap butir dengan skor total.

X = Jumlah skor keseluruhan subjek untuk tiap butir.

Y = Jumlah skor keseluruhan butir pada subjek.

X 2 = Jumlah kuadrat skor x

Y 2 = Jumlah kuadrat skor y

N = Jumlah subjek.

Nilai validitas setiap butir (koefisien r product moment) sebenarnya masih perlu dikoreksi

karena kelebihan bobot. Kelebihan bobot ini terjadi karena skor butir yang dikorelasikan dengan skor

total, ikut sebagai komponen skor total, dan hal ini menyebabkan koefisien r menjadi lebih besar (Hadi,

2004). Teknik untuk membersihkan kelebihan bobot ini dipakai formula part whole. Adapun formula

part whole adalah sebagai berikut :

))()((2)()(

)())((22

yxxyxy

xyxybt

SDSDrSDSD

SDSDrr

Keterangan :

rbt = Koefisien r setelah dikoreksi

rxy = Koefisien r sebelum dikoreksi (product moment)

SDx = Standar Deviasi skor butir

SDy = Standar Deviasi skor total

(SDx) 2 = Standar Deviasi kuadrat skor x

(SDy) 2 = Stabdar Deviasi kuadrat skor y

UNIVERSITAS MEDAN AREA

2. Reliabilitas Alat Ukur

Konsep dari reliabilitas alat ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauhmana hasil

pengukuran dapat dipercaya. Reliabel dapat juga dikatakan keterpercayaan, keterandalan, keajegan,

kestabilan, konsistensi dan sebagainya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama, diperoleh hasil yang relatif sama

selama aspek dalam diri subjek yang diukur belum berubah (Azwar, 1996).

Reabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan koefisien alpha dari Cronbach’s

karena terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat serta menggunakan SPSS

18,0 for windows.

Untuk mengetahui berapa besar indeks reabilitas alat ukur maka digunakan teknik

Cronbach’s dengan rumus koefisien Alpha sebagai berikut:

2

22 2112S

SS

Keterangan:

S12 dan S22 = varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

SX2 = varians skor skala

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Product

Moment dari Karl Pearson. Alasan digunakannya teknik korelasi ini disebabkan karena pada

penelitian ini memiliki tujuan ingin melihat hubungan antara satu variabel bebas (komunikasi

UNIVERSITAS MEDAN AREA

orangtua dan anak) dengan satu variabel tergantung (perkembangan penalaran moral). Formula

dari teknik Product Moment yang dimaksud adalah sebagai berikut (Arikunto, 1997):

NN

Nrxy2

22

2

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antar tiap butir dengan skor total.

XY = Jumlah hasil kali antar setiap butir dengan skor total.

X = Jumlah skor keseluruhan subjek untuk tiap butir.

Y = Jumlah skor keseluruhan butir pada subjek.

X 2 = Jumlah kuadrat skor x

Y 2 = Jumlah kuadrat skor y

N = Jumlah subjek.

Sebelum dilakukan analisis data dengan teknik analisis Product Moment, maka terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian yang meliputi:

a. Uji Normalitas, yaitu untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing

variabel telah menyebar secara normal. Uji normalitas ini menggunakan teknik uji

Kolmogorov-Smirnov, dengan bantuan SPSS18,0. Kolmogorov-Smirnov adalah uji yang

memperlihakan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel (skor yang

diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tersebut. kaidah normalitas yang digunakan

adalah jika p>0,05 maka sebarannya dikatakan normal dan sebaliknya jika p < 0,05 maka

sebarannya dinyatakan tidak normal.

b. Uji Linieritas, yaitu untuk mengetahui apakah antara variabel interaksi sosial memiliki

hubungan yang linier dengan variabel perilaku agresif. Uji linier ini menggunakan anova

UNIVERSITAS MEDAN AREA

dengan bantuan program SPSS 18,0. Uji linier digunakan untuk mengetahui linier atau

tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung adalah jika p>0,05 maka

sebarannya dinyatakan linier dan sebaliknya jika p<0,05 maka sebarannya dinyatakan

tidak linier.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahan. (2000). Diponegore : Bandung

Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasiany Sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual

(The ESQ way 165). Jakarta: Arga.

An- Nawawi, Imam. (2009). The Complete Book Of Zikir. Sygma Publishing: Bandung.

Ansari, Noorahmah A. (2010, Maret).Pengaruh Zikir Terhadap Otak. [on-line]. Diakses Pada

Tanggal 25 Oktober 2011 dari http://mizzqiyut.blogspot.com/2010/03/pengaruh-zikir-

terhadap-otak.html.

Azwar, Syaifudin. (1997). Sikap Manusia. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Goleman, Daniel. (2004). Emitional Intelligence Kecerdasan Emosional Mengapa EQ Lebih

Penting Daripada IQ). Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel.(2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, John.(2001). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional

(terjemahan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hurlock, E. B, (1998). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga

Nadapdap.(2009). Gambar Kematangan Emosi Pada Pengamen Jalanan.Skripsi

(Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi.

Sukmono, R.J. (2008). Psikologi Zikir. Srigunting: Jakarta.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Syafi’I, Agus. (2010, November).Pengaruh Dzikir Terhadap Kesehatan Jiwa. [on-line]. Diakses

Pada Tanggal 25 Oktober 2011 dari http://agussyafii.blogspot.com/2010/11/pengaruh-

dzikir-terhadap-kesehatan-jiwa.html.

Tristanti, Dwi. (2010, Oktober).Riset Sains: Pengaruh Dzikir Asmaul Husna Terhadap

Kesehatan Mental Santri. [on-line]. Diakses Pada Tanggal 25 Oktober 2011 dari

http://sayyidario.blogspot.com/2010/10/riset-sains-pengaruh-dzikir-asmaul.html.

Qur’an, Baitul. (2011, Maret).Definisi Dzikir. [on-line]. Diakses Pada Tanggal 3 Januari 2012

dari http://baitulquran-jateng.com/berita-134-d-z-i-k-i-r.html.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

LAMPIRAN A

ALAT UKUR PENELITIAN

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

LAMPIRAN B

HASIL PENELITIAN

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

LAMPIRAN C

VALIDITAS DAN REALIBILITAS

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA

LAMPIRAN D

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA