universitas indonesia penggabungan aspek nilai...

71
UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI BISNIS DALAM GRUP SALIM: ANTARA GUANXI DAN PROFESIONAL 1975 – 1988 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora Adre Zaif Rahman 0704060034 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI CINA DEPOK DESEMBER 2008 Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Upload: others

Post on 25-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGGABUNGAN ASPEK NILAI BISNIS DALAM GRUP SALIM:

ANTARA GUANXI DAN PROFESIONAL 1975 – 1988

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora

Adre Zaif Rahman

0704060034

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI CINA

DEPOK DESEMBER 2008

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Ade Dahlan
Note
Silahkan klik bookmarks untuk link ke halaman isi
Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Adre Zaif Rachman NPM : 0704060034

Tanda Tangan : ........................... Tanggal : 12 Januari 2009

iiPenggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

iiiPenggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Kata Pengantar

Tidak mudah untuk membuat sebuah kesempurnaan, namun ternyata lebih sulit

untuk melihat kepada ketidaksempurnaan dari diri sendiri. Ini yang dirasakan penulis saat

membuat karya skripsi ini. Berbagai kesulitan telah penulis temui, dan kalau mau ber-

lebay, maka boleh dikatakan penulis harus melewati lautan api, bertapa di banyak gunung

dan menyelami dalamnya lautan untuk menyelesakan sebuah karya yang hanya 60-an

halaman ini.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi Cina FIB

UI. Selain sebuah kewajiban akademik, penulis juga menganggap bahwa skripsi ini telah

memberikan suatu pengalaman yang berharga. Penulis menjadi terbiasa berpikir analitis

dan menyampaikan pendapat secara logis dan sistematis dan ilmiah. Hal ini pastinya

tidak akan pernah ditemui jika penulis menempuh ”jalan lain”. Subgguh sebuah

pengalaman yang sangat berharga.

Skripsi ini bukanlah sesuatu yang istimewa, namun penulis berharap ini bisa

menjadi, setidaknya, berguna bagi yang membutuhkan. Berbagai data dan analisis yang

dikeluarkan di dalamnya hanyalah sebuah hasil pemikiran sederhana dari kontemplasi

penulis. Namun, dalam meneliti mengenai guanxi dan grup Salim penulis sangat yakin

banyak hal yang bisa didapatkan dalam karya ini.

Karya ini bukanlah sebuah buatan asal dari penulis, namun merupakan sebuah

karya yang akan menjadi kebanggaan penulis hingga akhir waktu. Walaupun jauh dari

sempurna, penulis membuat ini dengan perjuangan dan pengorbanan, dan juga dengan

pertimbangan keilmiahan. Semoga karya ini akan bisa menjadi acuan dan pembelajaran

bagi generasi mendatang. Bukan hanya apa yang tercantum, namun juga nilai-nilai yang

tersirat dari skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang terlibat dalam pembuatan ”bangunan” ini. Baik bagi yang

”membangun”, ”membawakan batu”, ”menambal:, bahkan kepada yang

”menghancurkan” bagian yang kurang baik untuk kemudian membangun kembali dengan

ivPenggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

benar. Mereka semua adalah orang-orang yang tidak akan bisa cukup diberikan haturan

terima kasih.

Ucapan Terima Kasih

Banyak para ”skrip-ter” yang mengatakan bahwa bagian ini adalah yang paling

menyenangkan... jadi penulis ingin ikut merasakan kesenangan yang sama. Mari kita

mulai.

Yang pertama perlu diberikan rasa terima kasih dan syukur tentunya Allah SWT

yang telah memberikan berbagai nikmatnya sehingga karya ini (akhirnya) bisa selesai.

Tanpa ridho dari yang Maha Kuasa ini, tidak mungkin skripsi ini bisa selesai, biar

sebanyak apapun usaha yang dikeluarkan.

Urutan kedua pastinya jatuh pada ”orang tua” yang telah mengayomi penulis.

Mulai dari orang tua kandung, papa dan (alm) mama, serta mama Ayu yang selalu

mengingatkan untuk menyelesaikan tulisan ini. Kemudian pada pembimbing penulis,

Pak Albert, yang memberikan kebebasan pada penulis untuk berkreativitas sambil

mengawasi agar tulisan tidak melenceng. Kemudian tidak lupa juga pada dewan penguji,

Pak Adrianus dan Pak Priyanto yang mengingatkan pada ketidaksempurnaan yang ada

pada tulisan ini. 谢 谢老 师... juga kepada dosen-dosen lainnya yang telah membimbing

dalam berbagai mata kuliah yang penulis jalani selama ”pertapaan” di gunung Wudang

shan. 寡 人 非 常 感 谢!

Tidak lupa juga pada para om dan tante yang selalu mengultimatum agar penulis

cepat lulus. Mungkin kalau tanpa ultimatum mereka, penulis masih mengerjakan bab 3

^_^. Trus buat bro Khaled... yang membuat penulis jadi kena sindiran halus (lu selesai

duluan sih bro! Gak solider lu...), trus untuk mpupu yang sudah selesai D3-nya bersama

sang calon, Mas Soni, yang dengan baiknya membantu menyediakan buku sumber

termahal (yang gak tergapai kocek awak). Hatur nuhun y’all!

(Bro-sis yang lain sabar ya... satu paragraf ini khusus untuk seseorang...) Neng-

qyu... yang manis dan lucu. Merci beaucoup sudah memberi motivasi. ”Pokoknya aku

mau foto sama Aa di wisuda ganjil ini!” kata ini selalu A ingat saat kedatangan ”para

vPenggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

lelaki” (baca: males1). Kamu yang selalu mendoakan penulis, dan menjadi penghibur

yang utama pada tanggal 8 Januari kemarin. 谢 谢 我 宝 贝。。。

Untuk semua skripter yang lain, terima kasih untuk persaingan sehatnya. Enyo

yang kesepian (baca: sidang sendiri), Abi yang bantu mondar-mandir ke jurusan, Kiki

yang menemani sebelum sidang, Dita si 烟 雨 蒙 蒙 dan Rancit yang tak bisa kutolong

(sumpah sori banget!), kita saling berusaha, saling membantu dan saling menjatuhkan. It

was fun! Juga tak lupa pada ”sesepuh” kampus, Mila, Galuh, Suri, Teny, Yola (thx sms-

nya), Hilda, Yasmin yang akan menyusul ataupun menempuh jalur lain... 加 油!!! Atmel

yang sudah meminjamkan di saat gentng juga jangan lupa dong...

Lanjut... dengan saudara-saudara yang lain. Tuk VC, D-Low-nie, Om dokter

Eelyaz, Mamad, Ika nee-chan, Bang Ayot, Agi Ndut, Koja-Koja dan semuanya

(borongan aja ah... letih nulisnya), terima kasih atas sumbangannya masing-masing.

Semoga yang dah lulus cepet kawin dan yang belum lulus cepet lulus... terus kawin

wakakakakakak ^o^ (pengecualian untuk Agi dan Koja ya…)

Kemudian para adek-adekku yang beraneka ragam warna dan jenisnya di kampus

ataupun di luar kampus. 39 atas segala bantuannya dan dukungannya. Nimah, buruan

lulus dong non! Anggora, Andi, Ica, Anggie, Asma, Umu, Catur dan Bai... gue tunggu

lo semua ya DImen! Bujo, yang memberikan term ”para lelaki”, Abun, Ali, Aji, Qiguai

dan semua angkatan 05 yang kadang rese dan kadang (fitnah nih! ) membantu.

Minimal bantu nemenin minum Cappuccino Pak De di Kansas. Pak De juga tenkyu atas

Cappuccino-nya dan Uni atas makanan murahnya.

Acita Ayeuna atas tips pra-sidangnya. Pandu atas pengalamannya (yang penulis

kutip) dan bantuan lainnya. Seluruh anggota SM FIB UI angkatan Ai dan Ricky dan

DPM FIB UI angkatan MasIv dan Tvq juga HDX. Semua kawan-kawan dari FIB

(yang merasa kenal dengan penulis atau penulis merasa kenal), dan pihak-pihak lain yang

membantu dalam penulisan skripsi ini namun tidak tersampaikan namanya.

Sekali Lagi... Terima kasih! 万 岁 万 岁 万 万 岁!2

1 Silakan dibaca secara bilingual, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Ada fonograf di dalam tulisan tersebut Hohohohoho… ^_^ 2 Bener juga… asyik!

viPenggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Adre Zaif Rachamn NPM : 0704060034 Program Studi : Cina Departemen : - Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya Jenis Karya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul : “Penggabungan Aspek Nilai Bisnis dalam Grup Salim: Antara Guanxi dan Profesional 1975 – 1988” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Depok Pada tanggal : 12 Januari 2009

Yang menyatakan

(............................)

viiPenggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pernyataan Orisinalitas ii

Halaman Pengesahan iii

Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih iv

Halam Persetujuan Publikasi vii

Abstract viii

Abstrak ix

Daftar Isi x

Bab I Pendahuluan 1

I.1. Latar Belakang Masalah 1

I.2. Permasalahan 4

I.3. Kerangka Teori 7

I.4. Metode Penelitian dan Penulisan 8

I.5. Sistematika Penulisan 9

Bab II Sistem-Sistem dalam Bisnis 11

II.1. Sistem Guanxi 11

II.1.a. Definisi Guanxi 13

II.1.b. Penerapan Guanxi 18

II.2. Profesionalitas/Manajemen Profesional 23

II.2.a. Definisi Profesionalitas 23

II.3. Perbedaan Guanxi dan Profesionalitas 27

Bab III Grup Liem, BCA dan Profesionalitas 32

III.1. Sejarah Etnis Cina di Indonesia 32

III.2. Sejarah Grup Salim 36

III.3. BCA 40

Bab IV Pergeseran Sistem dalam Grup Liem 44

IV.1. Penerapan Guanxi dalam Grup Liem 44

IV.2. Perubahan Sistem dalam Grup Liem: BCA 49

xPenggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Bab V Kesimpulan 56

Bibliografi 59

xiPenggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Abstrak

Nama : Adre Zaif Rachman Program Studi : Cina Judul : Penggabungan Aspek Nilai Bisnis dalam Grup Salim: Antara Guanxi dan Profesional 1975 – 1988 Bisnis etnis Cina di Indonesia telah menjadi salah satu tumpuan dari perekonomian

nasional Indonesia sejak lama. Salah satu yang terbesar di antara mereka adalah bisnis

dari grup Liem yang diketuai oleh Liem Sioe Liong. Dengan menggunakan

penggabungan dari nilai-nilai guanxi ala Cina dan profesionalisme Barat, bisnis dari

Liem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata yang ampuh untuk

pengembangan bisnisnya. Penggabungan dari kedua sistem nilai tersebut mengantarkan

Liem menjadi salah satu orang terkaya di dunia dan nomor empat terkaya di Indonesia.

Kata kunci: BCA, Grup Salim, guanxi, Liem Sioe Liong, manajemen profesional,

xinyong

ixPenggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Abstract Name : Adre Zaif Rachman Study Program: China Title : Combination of Business Value Aspect in the Salim Group: Between Guanxi and Profesional 1975 – 1988 Indonesian’s chinese ethnic has long been an important pillar for the nation’s economy.

One of the largest from the lot is the Liem group led by the ingenious Liem Sioe Liong.

By using the combination of Chinese style guanxi and western style management, its

business has reached an incredibly extensive level and those values has also becomes a

weapon in their business development. The combination of those two system had made

Liem one of the richest man in the world and number four in Indonesia in this year.

Key word : BCA, guanxi, Liem Sioe Liong, professional management, Salim Group, xinyong

viiiPenggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia1

BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang Masalah

Bisnis cina perantauan telah lama menjadi sebuah fenomena di Indonesia.

Saat ini, hampir seluruh sendi perekonomian Indonesia dipegang oleh pengusaha

keturunan Cina yang beroperasi di berbagai kota. Industri, baik dari hulu hingga

hilir juga banyak dikuasai oleh pedagang dan pengusaha Cina. Ini telah membawa

beberapa dari mereka menjadi taipan yang memiliki kekayaan luar biasa. Bahkan

di antaranya ada yang masuk ke dalam deretan orang terkaya di dunia.

Dalam bisnis Cina, baik di negeri Cina sendiri maupun taipan bisnis Cina

perantauan, dikenal suatu sistem yang mendasarkan bisnis dengan dasar

kepercayaan dan guanxi (关系). sistem ini menjadikan kepercayaan sebagai dasar

utama untuk menjalankan bisnis.1 Kepercayaan ini didasarkan pada hubungan

yang terdekat seperti keluarga, klan, desa hingga kemudian dalam dunia bisnis

modern meluas ke sahabat dan orang-orang kepercayaan dengan berbagai macam

perluasan sistem.2

Sistem ini juga dijalankan oleh para pebisnis Cina perantauan dan menjadi

salah satu tulang punggung ekonomi mereka. Masing-masing negara biasanya

memiliki ciri dan bentuk guanxi masing-masing. Misalnya, selain guanxi dalam

bentuk tradisional seperti biasa, di Thailand terjadi juga guanxi antara pebisnis

Cina dengan pihak penguasa dengan bentuk patron-klien. Sementara di Taiwan

terjadi perluasan jaringan antara perusahaan yang berhubungan erat yang saling

mendukung. Sementara di Indonesia sendiri Cina perantauan menjadi kekuatan

ekonomi yang penting berkat kerjasama mereka dengan penguasa, terutama pada

masa orde baru. Pada saat itu, militer, di bawah komando Jenderal dan Presiden

Soeharto memberikan hak pengelolaan dan berbagai konsesi dan kemudahan

1 Kao Cheng Shu,. “Unsur Kepercayaan Pribadi dalam Bisnis Skala Besar di Taiwan: LandasanTradisional Kegiatan Ekonomi Kontemporer”, ed. Hamilton Gary (PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta, 1996). hlm 122 Guanxi yang diperluas ini misalnya saja guanxi yang terjadi bukan oleh adanya kesamaan, tapikarena kedekatan dan hubungan bisnis dan kepercayaan yang terjalin erat walaupun kedua pihakyang bekerja sama bukanlah merupakan saudara dan tidak memiliki hubungan apapun.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia2

ekonomi kepada perantauan Cina yang akan menjalankan berbagai unit bisnis

untuk menjadi sumber penghasilan mereka.3

Di antara sekian banyak pengusaha dan pebisnis Cina, salah satu yang

paling fenomenal adalah Liem Sioe Liong (Soedono Salim) dari Liem Group.

Bermula dari seorang petani miskin dari propinsi Fujian (福建省) yang terpaksa

bermigrasi ke Indonesia untuk mengubah hidup kini menjadi salah satu orang

yang terkaya di dunia versi majalah Time. Liem Sioe Liong memulai bisnis hanya

dengan mengikuti kakaknya yang lebih dulu pergi ke Indonesia untuk berbisnis

kecil-kecilan di daerah pusat industri rokok, Kudus. Sekarang bisnis yang dia

geluti telah menjadikan dia sebagai salah satu orang terkaya di dunia dengan

kekayaan pribadi yang disebut-sebut mencapai US$ 1,9 miliar4 dan aset yang

menghasilkan tak kurang dari US$ 1 miliar per tahun.

Bisnis Cina perantauan sendiri bukan berkembang pada masa Orde Baru

(orba) saja, tapi juga sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Pada masa kerajaan

Sriwijaya (683 – 1373) pedagang-pedagang Cina telah menjadi saingan bagi

pedagang penduduk asli.5 Perdagangan ini dilakukan oleh berbagai perserikatan

dagang dengan dasar klan-klan dari Cina Selatan, khususnya Fujian, Guangzhou

dan sekitarnya.6 Kedudukan dari pedagang-pedagang perantau Cina di Indonesia

kemudian diperkuat lagi dengan kehadiran Belanda yang membutuhkan perantara

dengan pihak pribumi, dan menempatkan masyarakat pedagang Cina sebagai

makelar perdagangan yang menghasilkan keuntungan besar.

Selain Liem, memang ada juga beberapa nama yang berhasil di dunia

bisnis Indonesia, akan tetapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa Liem adalah

yang paling fenomenal. Setelah sekian lama mengikuti kakaknya, naluri bisnis

Liem mulai dikembangkan dengan mendirikan perusahaan ekspor impor cengkeh

yang berhasil mendatangkan kekayaan besar baginya. Dari situlah bisnisnya mulai

berkembang dan merambah ke sektor-sektor lain, seperti semen, perbankan dan

lain-lain hingga akhirnya ia mendapat gelar “lima raja”.

3 Sterling Seagrave, Lords of the rim. Disarikan dari berbagai bab. (Pustaka Alvabet: Jakarta,2006)4 http://toilete.blogspot.com/feeds/posts/default/7739651281750178406. Akses 15 September 200722:065 W.D Soekisman. Masalah Cina di Indonesia. (Yayasan Masalah Penelitian Asia, 1975)6 Seagrave. Op. cit. dari berbagai bab.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia3

Keberhasilan dalam Liem Grup dipercaya karena adanya sistem nilai yang

memungkinkan mereka untuk memperluas bisnisnya dengan menggunakan orang-

orang yang sudah bisa dipercaya (xinyong / 信 用). Sistem inilah yang dikenal

dengan guanxi seperti yang penulis sebut sebelumnya. Perluasan bisnis yang

menggurita sangat cepat sejak zaman orde baru berkat berbagai konsesi (yang

didapat dengan guanxi yang baik dengan Soeharto) yang didapatkannya melalui

bantuan mantan presiden Soeharto awalnya diperluas dengan mempercayakannya

pada orang-orang yang dekat dengan Liem Sioe Liong (Soedono Salim). Pola ini

berlangsung di banyak dari perusahaan dan anak perusahaan di bawah naungan

Grup Liem.

Akan tetapi, setelah kejayaan bisnis yang dialami oleh para pengusaha

etnis Cina (Grup Liem pada khususnya) yang berafiliasi dengan militer tersebut,

muncul masalah lain dalam manajemen perusahaan mereka. Perusahaan yang

berjalan dengan baik dan menjadi besar, ternyata menjadi terlalu besar untuk

diurus sekedar oleh keluarga dan kolega dekat. Perkembangan dan ekspansi bisnis

yang dilakukan oleh para pengusaha bisnis Cina memaksa mereka untuk

mempercayai orang-orang di luar lingkaran guanxi mereka tersebut, yang berarti

bukanlah orang yang berafiliasi dekat dengan mereka (dan oleh karena itu kurang

bisa dipercaya).

Di sinilah perbedaan mulai dilakukan grup Liem. Ada beberapa

perusahaan yang sejak awal telah dikelola secara profesional ataupun direvolusi

hingga menjadi perusahaan dengan manajemen (ala Barat) yang profesional.

Contoh dari perusahaan-perusahaan atau bidang usaha ini adalah BCA (Bank

Central Asia). Manajemen BCA diserahkan oleh Liem Sioe Liong kepada

Mochtar Riady yang sejak dulu dikenal sebagai bankir handal namun tidak

memiliki hubungan apapun dengan Liem.

Perubahan sistem ini memang hanya terlihat jelas di tingkatan bisnis yang

besar dan bersifat konglomerasi, dan belum masuk ke setiap bagian dan tingkatan

dari bisnis Cina peranakan yang berada di Indonesia. Sistem bisnis yang terjadi di

tingkatan bisnis level menengah ke bawah masih berdasar pada kepercayaan dan

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia4

guanxi yang kuat, walaupun kini guanxi yang terjalin telah mengalami perluasan

dan bukan hanya didasarkan pada suatu “kesamaan tertentu” (tong / 同).

Misalnya saja bisa dilihat pada sebuah kasus dari toko yang pernah

terbakar habis dan dijarah saat terjadinya kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Pada

saat toko itu akan dibuka kembali, sang pemilik memiliki kesulitan modal karena

kehancuran dari tokonya, saat itu semua toko milik Cina peranakan yang berada di

kawasan tersebut (Kota-Glodok) membantu dengan “meminjamkan” barangnya

untuk dijual oleh sang pemilik toko yang terbakar tersebut tanpa bunga atau

dengan bunga rendah. Ini mengingatkan kita pada Bamboo Network yang

dikemukakan oleh Prof Ann Wan Seng, yang mengatakan bahwa orang Cina di

seluruh dunia telah membentuk sebuah jaringan bisnis yang saling membantu.7

Akan tetapi, mengingat kekuatan ekonomi dari konglomerasi bisnis Cina

peranakan, terutama grup Liem, yang menguasai berbagai bidang usaha di

Indonesia, maka perubahan sistem ini tentunya akan cukup juga mempengaruhi

kondisi perekonomian Indonesia. Perubahan ini ternyata juga membawa pengaruh

positif dengan keberhasilannya meraih penigkatan keuntungan dengan perubahan

sistem ini.

Merujuk pada perkembangan zaman dan keberhasilan yang fenomenal dari

BCA, perubahan sistem dari manajemen yang mengendalkan kepercayaan mulai

bergeser, walaupun masih tidak memungkinkan juga untuk melepaskan diri dari

sistem tersebut secara penuh. Contoh kongkritnya adalah Anthony Salim, “putra

mahkota” dari kerajaan bisnis Grup Liem yang mendapatkan pendidikan bisnis

profesional dan modern melalui sekolahnya di London dan juga grup Liem yang

kini memperkerjakan orang-orang yang asing dan tidak memiliki hubungan

langsung dengan Grup Liem dan memiliki kemampuan untuk memegang posisi di

berbagai perusahaan yang dinaungi Grup Liem.

Ini menandakan perubahan mendasar dari sistem yang menggunakan

guanxi yang mengandalkan xinyong kepada profesionalitas kerja dan kapabilitas

dari orang-orang yang sebelumnya tidak berafiliasi dengan keluarga Liem.

Perubahan ini terjadi dalam berbagai bidang bisnis yang dilakoni oleh keluarga

7 Ann Wann Seng, Formula Bisnis Negara Cina Kebangkitan Kembali Naga Asia (PenerbitHikmah PT Mizan Publika: Jakarta 2006) hlm 82

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia5

Liem, dan nyatanya membawa perubahan dan kemajuan yang cukup signifikan

dalam perkembangan binis keluarga Liem.

Perkembangan yang semakin baik ini kelihatannya terus dilanjutkan oleh

grup Liem. Walaupun sistem guanxi masih sedikit banyak digunakan, namun

sistem yang mengandalkan manajemen modern dan profesionalitas akan semakin

banyak menggantikan guanxi yang dipakai oleh keluarga grup Liem tersebut.

I.2 Permasalahan

Bisnis Cina yang sejak dulu mengandalkan pada koneksi untuk

menjalankan bisnisnya dengan sistem nilai guanxi dan kepercayaan (xinyong)

yang dulu dipegang kuat kini mulai berangsur bergeser ke manajemen profesional.

Apabila dulu bisnis diserahkan kepada keluarga dan perluasan serta ekspansi

bisnis dilangsungkan dengan mendasarkan pada sistem keluarga kini mulai

diserahkan kepada orang lain yang notabene tidak memiliki hubungan langsung

dengan keluarga inti, atau bahkan hubungan klan, dari pimpinan usaha

konglomerasi tersebut.

Sejauh ini, perubahan sistem nilai ini memang baru terlihat jelas dalam

bisnis yang dikendalikan dan dikepalai oleh para pengusaha konglomerasi besar.

Pengusaha Cina peranakan tingkat menengah dan kecil masih sangat

mengandalkan hubungan keluarga dan klan dalam mengembangkan bisnisnya.

Orang-orang Indonesia non-Cina paling banter hanya menjadi sebatas pegawai

saja dalam hierarki usaha mereka, sedangkan posisi yang tinggi dan strategis akan

diserahkan kepada mereka yang dekat dengan mereka.

Sistem inilah yang kini mulai bergeser ke dalam payung manajemen usaha

profesional. Nilai-nilai profesionalitas mulai dihargai dan dipakai dalam bisnis

Cina peranakan, terutama dalam konglomerasi besar seperti yang ditunjukkan

oleh grup Liem. Mereka sering kali menggunakan jasa dari orang-orang yang

tidak memiliki hubungan dekat dengan personal Liem Sioe Liong ataupun dengan

keluarga maupun klan Liem.

Perubahan ini bisa dilihat dari perekrutan terhadap Mochtar Riady untuk

BCA. Mochtar bukanlah orang yang berafiliasi/ber-guanxi dekat dengan Liem,

akan tetapi mereka diberikan posisi yang tinggi dalam perusahaan. Dengan contoh

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia6

ini, bisa dilihat bahwa perubahan dalam bisnis etnis Cina memang terjadi dan

kelihatannya akan terus berjalan, seiring dengan globalisasi.

Contoh lain dari perubahan itu adalah pemisahan dari kepemilikan dengan

manajemen. Orang yang menjadi pemilik dan pemegang saham boleh saja masih

berada dalam lingkungan keluarga, tapi untuk manajemen sudah diserahkan

kepada orang luar. Sebaliknya, penggabungan dari kepemilikan dan manajemen

ini masih banyak juga dilakukan oleh berbagai bisnis keluarga, baik dari keluarga

keturunan Cina ataupun bukan, sehingga dalam hal bisnis keluarga, langkah grup

Liem sudah bisa dianggap sebagai sebuah langkah yang modern.

Perubahan itu tentu saja membawa dampak terhadap perkembangan bisnis

mereka sendiri. Masuknya orang-orang di luar “ring” terdalam mereka membawa

berbagai latar belakang ilmu dan sistem yang dianut oleh masyarakat profesional.

Ini ternyata membawa pengaruh positif terhadap perkembangan bisnis Liem, di

samping keuntungan dari nilai-nilai tradisi lama yang terus dianut hingga kini.

Perpaduan dan pergeseran dari dua penggunaan dua sistem nilai dalam bisnis yang

cukup bertolak belakang ternyata berhasil membawa keberhasilan yang cukup

besar dan menggembirakan dalam grup Liem dan berhasil membuat Liem Sioe

Liong menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Salah satu titik berat tulisan ini adalah BCA. Kasus ini diambil karena

dianggap merupakan titik krusial dari proses transisi dari keluarga (guanxi)

menuju profesional. Kalaupun sebelumnya sudah ada penggunaan dari orang-

orang “non-Liem”, maka ini adalah puncak dari penerapan profesionalitas dan

pemisahan kepemilikan dan manajemen dari grup Liem. Perlu diingat juga bahwa

perubahan sistem itu belum selesai pada masa itu, namun hanya merupakan

kecenderungan-kecenderungan belaka, mengingat sistem guanxi hampir tidak

mungkin menghilang sepenuhnya dari manajemen dan sebaliknya, dalam

penggunaan nilai guanxi juga memungkinkan untuk menggunakan unsur-unsur

dalam manajemen profesional. Penekanan dalam skripsi ini juga bukan

sepenuhnya pada perubahannnya, melainkan pada kejadian dan sejarah dari BCA

dan grup Liem juga, dengan kemudian menggunakan kejadian tersebut sebagai

dasar untuk analisa.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia7

Pembatasan masa penelitian dilakukan sejak bergabungnya Mochtar Riady

pada 1975 hingga akhir 1980-an di mana bisnis BCA mengalami peningkatan

yang sangat signifikan di bawah kepemimpinannya. Hanya dalam kira-kira 10

tahun dipegang oleh Mochtar, BCA sudah bisa menjadi bank swasta terbesar

nasional dan memiliki omset terbesar pula. Masa 1990-an tidak diambil karena

akhir 1980-an dianggap cukup untuk melihat ke-“tahanbanting”-an dari BCA

terhadap krisis karena pada akhir 1980-an terjadi krisis ekonomi, terlebih lagi

pada krisis 1998 BCA akhirnya terlepas dari tangan Liem dan kini Anthony Salim

hanya memiliki sekitar 1% saja saham BCA.8 Namun perlu diingat bahwa contoh

yang diambil bukan hanya dari BCA saja, mengingat beraneka ragamnya guanxi

maupun profesionalitas yang ada di Liem dan tersebar di berbagai anak usahanya.

1.3. Kerangka Teori

Bangsa Tionghoa adalah bangsa yang sangat mengutamakan moral dan

kekeluargaan seperti halnya yang diajarkan oleh sang filsuf klasik besar mereka,

Konfusius (孔子). Dengan adanya ajaran ini, mereka mengutamakan keluarga

sebagai unit terkecil masyarakat yang bertanggung jawab terhadap segala hal.

Keluarga juga menjadi tempat untuk mengembangkan ekonomi dengan aturan

adat dan tradisi tertentu yang telah berlaku di masyarakat Cina sejak berabad-abad

lalu.

Sistem ekonomi dan bisnis yang berlaku di masyarakat Cina meletakkan

keluarga sebagai unit terpenting dan vital dalam pengembangan bisnis. Sistem

bisnis Cina membagi perluasan bisnis mereka ke dalam keluarga. Sistem ini sudah

diterapkan sejak lama dan berlaku juga untuk bisnis cina perantauan, bahkan

untuk konglomerasi besar seperti grup Liem. Sistem nilai yang berbasis xinyong

ini bahkan sudah menjadi sebuah trademark dari bisnis keluarga, terutama bisnis

dari keluarga Cina, baik di perantauan maupun, menurut beberapa literatur,

dilakukan juga di Cina daratan.

Sistem guanxi yang dilakukan oleh grup Liem di Indonesia ini mengalami

perluasan dengan berbagai jenis guanxi yang lainnya (akan dijelaskan di bab

berikutnya) dan juga mengalami pergeseran ke dunia profesional. Grup Liem juga

8 www.BCA.com akses 29 November 2008 pukul 13:36

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia8

menggunakan sistem manajemen profesional dan bukan hanya berpegang pada

keluarga saja. Mereka memasang Mochtar Riady pada BCA9 padahal beliau bisa

dibilang tidak memiliki hubungan dengan grup Liem sebelumnya. Keputusan

inilah yang menjadi dasar pemikiran dari skripsi penulis.

Pergeseran guanxi juga terjadi karena bisnis yang dilakukan oleh Liem

memang sudah terlalu besar untuk dikelola sendiri. Menurut siklus yang

dirumuskan oleh AB Susanto dalam bukunya, perusahaan keluarga akan

mengalami fase “Mr Outside Influx” pada periode ketiganya. Pada masa 1970 dan

1980-an, bisnis Liem mengalami peningkatan yang sangat besar dan untuk

mempertahankannya tidak cukup hanya dengan extended family saja, namun

membutuhkan juga orang luar. Inilah yang menjadi Influx tersebut.10

1.4. Metode Penelitian dan Penulisan

Tulisan ini dibuat dengan melakukan studi pustaka yang dilakukan dari

berbagai sumber, baik buku maupun warta media cetak dan elektronik. Penulisan

dilakukan dengan berdasarkan pada data-data dan hasil-hasil penelitian tersebut.

Data-data utama adalah berbagai literatur ilmiah dan buku-buku yang mendukung

teori dan berisikan data tentang bisnis keturunan Cina secara umum, sejarah Cina

keturunan di Indonesia dan bisnis dari Grup Liem pada khususnya. Dengan

metodologi seperti ini, maka diharapkan keilmiahan dari tulisan ini bisa tetap

terjaga dan mendukung argumen yang diberikan.

Akan tetapi melimpahnya bahan bukan berarti kemudahan dalam

penulisan. Banyak dari bahan tersebut bukan memberikan sebuah gambaran utuh,

namun hanya sebuah bagian potongan puzzle dari puzzle yang lebih besar

lagi.banyak dari teori yang ada malah memberikan perspektif yang sangat jauh

berbeda dari apa yang diharapkan penulis, dan oleh karena itu perlu juga

dipertimbangkan. Misalnya saja dalam pemilihan definisi guanxi yang sangat luas

dan beraneka ragam. Perlu waktu yang lama untuk merumuskan guanxi hingga

akhirnya penulis membuat sebuah subbab khusus untuk membahas definisi

9 Eddy Soetriyono, Kisah Sukses Liem Sioe Liong. (Indomedia: Jakarta 1989). Hlm 47-4810 AB Susanto, dkk. Jakarta Consulting Group of Family Business. (Divisi Penerbitan The JakartaConsulting Group: Jakarta 2007) hlm 34

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia9

tersebut, walaupun akhirnya subbab tersebut tidak juga berhasil memuaskan

keinginan penulis.

Berbagai permasalahan teknis juga ditemui oleh penulis, misalnya saja

kesulitan melakukan studi lapangan karena keterbatasan waktu. Masalah lain

adalah kesulitan wawancara langsung dengan anggota keluarga Liem (terutama

yang diharapkan dengan Liem Sioe Liong sendiri atau Anthony Salim) karena

tempat tinggal mereka di Singapura. Sumber literatur sendiri cukup banyak dan

memadai untuk menunjang penulisan ini, walaupun pemilihan selektif diperlukan,

terutama dalam menyeleksi pengertian guanxi yang sangat luas.

1.5. Sistematika Penulisan

Tulisan ini akan memuat 5 bab yang akan menjabarkan tentang masalah

guanxi, profesionalitas, grup Liem dan berfokus pada penggunaan dan

penggabungan serta transisi sistem dalam bisnis grup Liem pada kasus yang

diambil (BCA). Bab pertama merupakan pendahuluan yang memuat tentang latar

belakang, permasalahan, kerangka teori dan sistematika penulisan. Bab ini akan

memberi pandangan umum tentang hal-hal yang akan dibahas secara umum.

Selain itu bab ini juga akan membatasi permasalahan, serta menjelaskan tentang

kerangka teori dan dasar pemikiran yang digunakan oleh penulis.

Bab kedua akan memberikan penjelasan mengenai sistem-sistem bisnis

yang digunakan, termasuk sistem profesional dan guanxi. Dalam bab ini akan

dibahas pengertian dan penerapan dari guanxi maupun sistem profesional.

Diharapkan dengan memahami bab kedua ini, pembaca akan bisa memahami

tentang kedua sistem bisnis yang dimaksud dengan baik. Dengan memahaminya,

maka perbedaan antara kedua sistem bisnis bisa dilihat dengan jelas.

Bab ketiga akan menjelaskan tentang grup Liem. Bab ini memuat sejarah

tentang etnis Cina di Indonesia serta sejarah singkat dan komprehensif dari grup

Liem (hingga BCA tahun 1980-an akhir). Dengan membaca bab ini, diharapkan

pembaca akan bisa mengetahui dan mengerti tentang grup Liem sebagai “tokoh

utama” dari skripsi ini. Selain itu, bab ini juga akan membahas tentang profil dari

anak usaha grup Liem yang menjadi fokus dari skripsi ini, yaitu bank BCA.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia10

Bab keempat akan berisikan tentang sistem bisnis yang dipergunakan oleh

grup Liem dalam kegiatan bisnis kesehariannya. Baik sistem guanxi maupun

sistem profesional akan coba dibahas oleh penulis dalam bab ini. Selain itu,

penulis juga akan mencoba memaparkan pergantian sistem yang dilakukan oleh

grup Liem, yaitu dari sistem guanxi yang mengandalkan kepercayaan kepada

sistem profesionalitas yang mengandalkan kompetensi dengan batasan masalah

pada kedua kasus tersebut. Sedangkan bab terakhir adalah kesimpulan dari semua

tulisan penulis yang akan merangkum semua hal yang termuat dalam tulisan ini.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia11

Bab II. Aspek-aspek nilai dalam Bisnis

Bisnis merupakan suatu hal yang sangat kompleks, yang bukan hanya

terdiri dari kegiatan jual-beli terhadap suatu hal saja, tapi juga meliputi berbagai

hal. Dalam bisnis di Asia, terdapat suatu aspek yang membedakan mereka seara

signifikan dengan bisnis yang biasa dijalankan oleh pengusaha-pengusaha di

Barat, yang disebut dengan guanxi, yang akan dibahas dalam bab ini.

Guanxi memang hanya digunakan secara gamblang pada bisnis yang

dilakukan oleh pengusaha Asia Timur, atau lebih jauh lagi, yang menggunakan

sistem klasik Konfusianisme sebagai landasan hidup dan ajaran yang dijunjung

tinggi oleh masyarakatnya. Menurut Xin dan Pearce (1996: 1642), hubungan yang

mirip dengan guanxi sebenarnya bukanlah milik bangsa Cina atau penganut

Konfusian semata, tapi hal ini juga bisa ditemukan dalam beberapa masyarakat

lainnya. Yang membedakannya adalah penggunaannya yang menyebar sangat luas

pada bisnis di Cina.

Untuk lebih mengerti guanxi, mari kita membahas pengertian dan

penerapannya dalam kegiatan bisnis. Pada subbab berikutnya baru kita akan

membahas manajemen profesional

Bab II.1. Sistem Guanxi

Sebagai sebuah aspek bisnis, guanxi, seperti disebutkan di atas, memang

hanya ditemui dalam bisnis di Asia Timur. Bisnis dengan aspek nilai guanxi tidak

hanya terbatas pada bisnis keluarga semata, tapi uniknya bisnis keluarga yang

terjadi di Barat jarang sekali menerapkan guanxi. Mereka pada umumnya lebih

mempercayai sistem hukum positif yang berlaku dan diterapkan dengan sistem

punishment yang jelas.

Secara bahasa, apakah guanxi itu? Menurut 现 代 汉 语 辞 典 edisi

revisi, guanxi adalah

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia12

”事 物 之 间 相 互 作 用,相 互 影 响 的 状 态” 11

Guanxi adalah keadaan saling berguna dan saling mempengaruhi dalam urusan.

Dalam artian yang diberikan ini, bisa dilihat adanya sebuah hubungan

saling mempengaruhi dan saling membantu dalam sebuah urusan. Ini menandakan

sifat guanxi yang dua arah. Di sini guanxi bukan cuma bisa dijalin oleh dua pihak,

namun juga dalam banyak pihak. Bagaimanapun guanxi tidak akan bisa dibentuk

dengan baik tanpa adanya xinyong, yang artinya

” 能 够 履 行 跟 人 约 定 的 事 情 而 取 得 的 信 任;不 需 要 提 供 保 证,可

以 按 时 偿 付“12

Xinyong adalah mampu memenuhi hal yang dijanjikan dan mendapatkan

kepercayaan; tidak membutuhkan penyediaan jaminan namun bisa membayar tepat

waktu

Inilah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melihat guanxi. Kepercayaan

sangat penting. Dari dua artian di atas, kita bisa melihat bahwa kemampuan

untuk ”menyediakan” hal yang dijanjikan dan menyelesaikan perjanjian

merupakan hal yang esensial dalam guanxi. Dari hal-hal inilah guanxi bisa

dibentuk, dan oleh sebab itulah guanxi bisa dibentuk oleh siapa saja. Keluarga

merupakan guanxi termudah yang bisa dibentuk karena kepercayaan yang didasari

pada darah. Sementara dengan rekanan bisa dibentuk guanxi bila xinyong bisa

dibentuk di dalamnya.

Guanxi sendiri, menurut Xin dan Pearce (op. cit) merujuk pada sebuah

ikatan non-institusional yang terbentuk dari hubungan saling percaya dan

menguntungkan yang berfungsi untuk mensubtitusi hubungan yang berdasarkan

hukum formal. Dengan kata lain, hubungan guanxi digunakan oleh pengusaha

Cina untuk menggantikan lembaga institusional formal di Cina.

Guanxi terutama berguna untuk memotong dan mengurangi biaya formal

suatu kegiatan usaha. Orang-orang yang memiliki guanxi yang kuat cenderung

lebih mudah untuk melakukan suatu kerjasama ataupun perjanjian, karena

11中 国 社 会 科 学 院 语 言 研 究 所 词 典 编 辑 室 编。现 代 汉 语 词 典 修 订

本。商 务 印 书 馆 Beijing:1998. hlm 46212 Ibid hlm 1405

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia13

didasarkan pada hubungan yang saling percaya (xinyong). Sebagai akibatnya,

biaya operasional yang digunakan akan lebih murah dari sistem yang bergantung

pada mekanisme pasar dalam usahanya dan efisiensi waktu juga akan tercapai,

karena mekanisme pasar dilangkahi. Selain definisi yang diberikan oleh Xin dan

Pearce tadi, masih ada banyak lagi definisi yang lain tentang guanxi, yang

beberapanya diambil oleh penulis.

Untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang guanxi, mari kita membahas

definisi yang diberikan oleh beberapa ahli.

Bab II.1.a. Definisi Guanxi

Terdapat banyak pengertian mengenai guanxi yang diberikan oleh para

ahli, misalnya pengertian yang diberikan oleh Yang (1994: 1 – 2) yang menyatakan

guanxi adalah

means literally "a relationship" between objects, forces, or

persons. When it is used to refer to relationships between people,

not only can it be applied to husband-wife, kinship and friendship

relations, it can also have the sense of "social connections," dyadic

relationships that are based implicitly (rather than ex-plicitly) on

mutual interest and benefit. Once guanxi is established between

two people, each can ask a favor of the other with the expectation

that the debt incurred will be repaid sometime in the future (1994:

1-2).13

Dalam pengertian tersebut, guanxi adalah sebuah hubungan mutualisme

yang dilakukan antara dua atau lebih orang. Guanxi tidak dibatasi hanya pada

hubungan keluarga (suami-istri, persaudaraan) semata, tapi juga memungkinkan

hubungan dalam bentuk apapun yang saling menguntungkan. Praktek guanxi

inilah yang sering digunakan oleh pengusaha Cina dan juga pengusaha keturunan

Cina di berbagai penjuru dunia.

Definisi ini diberikan oleh Yang untuk menjelaskan peran guanxi sebagai

sebuah hubungan institusional yang memudahkan gerakan sebuah institusi bisnis

di Cina, yang digunakan untuk menutupi kelemahan yang ditemui dalam hokum

13 Yang, M. M. Gifts, Favours and Banquets: The Art of Social Relationship in China (CornellUniversity Press: Ithaca, New York, 1994) hlm 1-2 dikutip dari Xin dan Pearce. Loc. Cit. hlm1642

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia14

positif. Dalam definisi yang diberikan oleh Yang ini, guanxi bisa diterapkan

dalam keluarga, dengan menetapkan bahwa hubungan keluarga (suami-istri) bisa

menerapkan guanxi, sesuatu hal yang berbeda dari beberapa definisi lainnya.

Hubungan yang paling dasar menurut Konfusianisme adalah hubungan

keluarga. Keluarga adalah basis dari masyarakat.14 Dengan mendasarkan pada

pemikiran ini, anggota keluarga memiliki ikatan keluarga yang lebih erat,

terutama dalam keluarga inti (anak tertua) yang bukan merupakan keluarga yang

pisah rumah (fen jia 分 家) karena bukan menjadi anak tertua.

Banyak kegiatan di Cina dilakukan berdasarkan pada hubungan antar klan

ini. Pembagian desa sekalipun tidak jarang berdasarkan pada klan, dan klan

mayoritas biasanya akan bisa memegang posisi penting di desa tersebut. Karena

keadaan ini, maka masing-masing klan akan memiliki jaringan yang kuat dalam

desanya, dan dengan klan yang sama di desa lainnya. Hubungan antar klan juga

akan bisa lebih erat antara desa yang berdekatan, karena prinsip yang saling

memenuhi kebutuhan masing-masing.

Guanxi merujuk pada kedekatan hubungan dari klan-klan yang

bersangkutan, yang memungkinkan mereka melakukan hubungan bisnis atas dasar

saling percaya karena hubungan erat yang saling menguntungkan yang terbentuk

karena interaksi sekian lama. Yang perlu diingat adalah bahwa hubungan guanxi

bukanlah hubungan dari satu keluarga (kecuali yang diterapkan oleh Yang).

Guanxi baru dimaksud pada keluarga sepupu, yang sudah termasuk fenjia atau

berhubungan melalui pihak bibi (sehingga tidak lagi satu marga).

Guanxi bukanlah sebuah hubungan yang bisa terbentuk dengan mudah.

Untuk menciptakan sebuah guanxi dengan seseorang, tidak jarang harus memakan

waktu bertahun-tahun, dan biasanya hubungan ini sendiri harus melalui

perantaraan dari seorang yang sebelumnya sudah berada di ”lingkaran dalam” dari

sebuah hubungan. Dengan kata lain, tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam

hubungan ini, yang membuat hubungan kepercayaan terbentuk dengan lebih kuat.

Akan tetapi, hubungan guanxi bisa diperluas hingga batas yang tidak

ditentukan. Fei Xiaotong (1992) menganalogikan guanxi sebagai sebuah riak

14 Ini berbeda dengan institusi Barat yang menempatkan individu sebagai basis dari masyarakat.Konfusianisme menempatkan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, dan klan merupakangabungan dari keluarga-keluarga dengan leluhur yang sama dengan berdasarkan marga.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia15

gelombang di air yang tenang, akibat sebuah batu yang dilemparkan ke dalamnya.

Batu adalah seseorang (ego). Semakin dekat riak dengan batu, maka semakin jelas

riaknya dan semakin jauh akan semakin kabur dan tidak jelas riak tersebut15.

Seperti itulah guanxi. Guanxi membagi orang lain menjadi golongan-

golongan seperti yang ditunjukkan oleh riak tersebut. Semakin jelas riak

gelombang maka golongan itulah yang terdekat dan semakin jauh dan kabur riak

gelombang maka golongan orang-orang itulah yang paling jauh dan tidak

berkaitan dengan sang ego.

Pada golongan yang terdekat, sang ego memiliki keterikatan dan tanggung

jawab moral dan sosial yang lebih besar dari golongan lainnya. Golongan yang

terjauh (riak yang kabur dan tidak jelas) tidak saling berkaitan dengan sang ego

dan karenanya tidak ada hubungan hak dan kewajiban moral dan sosial dari dan

terhadap sang ego.

Hubungan guanxi bukanlah hubungan yang didasarkan pada perjanjian

tertulis dan berkekuatan hukum, tapi lebih kepada hubungan nonformal yang

mengikat secara budaya dan sosial. Dalam bisnis, biasanya guanxi sendiri bisa

mewujud dalam banyak hal, misalnya saja pemberian hadiah kepada rekanan, atau

kepada pejabat pemerintahan. Menurut paham bisnis Barat, mungkin kegiatan

tersebut bisa dianggap suap, tapi dalam konteks budaya Cina, itu hanyalah sebuah

kegiatan untuk menjalin guanxi dengan lebih erat. Ini sesuai dengan definisi Xin

dan Pearce, di mana guanxi ditempatkan sebagai pengganti lembaga formal di

dunia Barat.

Guanxi adalah hubungan saling menguntungkan, tapi bukan juga berarti

mengharapkan keuntungan. Guanxi dijalin bukan sekedar untuk mendapatkan

keuntungan dari pihak yang terjalin hubungannya, tapi lebih pada menjalin

hubungan baik. Apabila kita telah melakukan sesuatu hal yang baik pada satu

pihak, maka sudah sewajarnya pihak lawan juga melakukan hal yang baik sebagai

balasannya, walaupun tanpa diminta.

Dari sini kita bisa melihat sifat dari guanxi yaitu resiprokal.

Konfusianisme mengemukakan ”Jangan melakukan sesuatu yang kita tidak ingin

orang lain lakukan pada kita”. Namun bisa juga hal ini berarti lakukan yang kita

15 Fei Xiaotong, dikutip oleh Gary Hamilton. Commerce and Capitalism in Chinese Studies.(Routledge: New York, 2004) hlm 226. data sumber asli tidak didapatkan.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia16

ingin orang lain lakukan pada kita.16 Dengan bertolak dari ajaran ini, praktek

guanxi bisa berjalan dengan baik dalam masyarakat Cina yang dpengaruhinya.

Ajaran seperti ini mungkin berlaku juga universal dan ditemui di berbagai

ideologi ataupun ajaran lain, namun sekali lagi, yang perlu diperhatikan adalah

bahwa hal itu diterapkan dalam bisnis dan menjadi sebuah pakem. Inilah yang

membedakan antara ajaran ini dengan yang lain.

Menurut Jacobs (1976), Guanxi dapat didefinisikan sebagai ikatan-ikatan

antar manusia yang bersifat pribadi, khas, dan non-ideologis yang didasarkan pada

kesamaan identifikasi. 17 Hubungan kesamaan itu bisa jadi berupa teman satu

sekolah, satu kampung, teman sekerja atau teman sepermainan. Akan tetapi,

bukan berarti orang tanpa kesamaan tertentu tidak bisa menjalin guanxi. Guanxi

bisa terbentuk dari interaksi sosial yang positif (ganqing 感 情) atau menolong,

atau dari hadiah yang diberikan.

Dari definisi Jacobs, kita temukan lagi sebuah definisi dari guanxi, yaitu

guanxi yang berdasarkan kesamaan (tong 同) tadi. Perlu diingat, seperti telah

dijelaskan sebelumnya, bahwa Konfusianisme menjadi dasar dari peradaban Cina

hingga saat ini. Dalam Konfusianisme itu pula terdapat lima hubungan (wu lun 五

轮 ) 18 , di mana yang terakhir (antar teman) kemungkinan menjadi dasar dari

guanxi jenis ini. Bila dikaitkan dengan definisi dari Yang, maka guanxi seperti ini

berada pada lingkaran riak yang di tengah di mana hubungan dari ego dan

golongan ini cukup dekat (hingga ego memiliki tanggung jawab dan interaksi

yang cukup intens) tapi juga bukan berada pada golongan keluarga yang ada pada

lingkaran riak terdalam.

Seperti halnya bisnis keluarga di banyak negara, usaha keluarga seringkali

awalnya merupakan bisnis yang mendapat modal dari anggota keluarga. Setelah

itu, modal juga dikumpulkan dari pihak-pihak lain (teman, relasi, kerabat dan lain-

lain). Karena ”pihak-pihak lain” ini telah membantu permodalan, maka mereka

16Tu Wei-Ming. Etika Konfusianisme. Jakarta: Teraju, 2005 hlm 97

17 Bruce J. Jacobs,”The Cultural Bases of Factional Alignment and Division in a Rural TaiwaneseTownship”. (Journal of Asian Studies, 36, 1976). hlm 79 – 97. dikutip oleh Ichiro Numazaki,“Peran Jaringan Pribadi dalam Pembentukan Guanxiqiye”, ed. Gary Hamilton. Op. cit: 1996 hlm2418 Hubungan raja-menteri, suami-istri, ayah-anak (laki-laki) kakak (laki-laki)-adik (laki-laki), danantar teman

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia17

memiliki semacam share atas perusahaan (tapi bukan saham seperti bisnis

kapitalis umum).

Dalam perkembangannya, maka kemudian, bila salah seorang dalam

lingkaran pemodal akan membuat usaha baru, maka perusahaan tersebut, baik

berupa institusi ataupun individu, memiliki kewajiban moral untuk membantu.

Dengan demikian akan tercipta hubungan resiprokal yang sebelumnya diangkat.

Tentu saja dengan demikian orang atau institusi tersebut akan menjadi pihak yang

juga mendapat share dari pihak yang baru didirikan itu

Di berbagai penjuru dunia, penerapan dan bentuk guanxi berbeda sesuai

dengan latar lingkungan dan orang-orang yang berinteraksi membentuk guanxi

tersebut. Hal ini membawa pada perbedaan ciri bisnis yang dijalankan oleh para

pengusaha Cina di negara masing-masing. Untuk lebih memahami penerapan dan

bentuk-bentuk guanxi, pada subbab berikutnya hal tersebut akan dibahas secara

lebih mendalam lagi.

Yang perlu diperhatikan adalah mengenai xinyong. Tanpa adanya

kepercayaan dari semua pihak, maka guanxi tidak akan bisa terbentuk.

Kepercayaan inilah yang menjadi dasar dari semua guanxi. Itulah sebabnya

mengapa guanxi tidak mudah dibentuk begitu saja. Untuk mencapai sebuah

tingkatan kepercayaan yang erat diperlukan pengenalan yang membutuhkab

waktu yang tidak sebentar.

Dalam Konfusianisme, loyalitas menjadi sebuah titik yang sangat penting.

Feng Dao dianggap menjadi salah seorang pejabat paling buruk dalam sejarah

Cina karena tiadanya rasa kesetiaan dirinya pada majikan. Penulis berasumsi

bahwa dalam kaitannya dengan wu lun yang disebutkan sebelumnya pun masalah

kesetiaan ini menempati posisi yang sama pentingnya. Dari kesetiaan itulah

guanxi dan xinyong berpotensi terbentuk.

Tingginya frekuensi kerja sama dengan pihak lain akan membawa

perasaan percaya yang lebih dalam bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya,

dan dari sanalah guanxi akan terbentuk. Hal yang sama juga berlaku dalam guanxi

yang berbasis keluarga ataupun tong. Frekuensi kebersamaan yang tinggi dan rasa

kepercayaan karena leluhur yang sama menjadi dasar kepercayaan tinggi dari

seseorang pada anggota keluarga ataupun teman dekatnya.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia18

Bab II.1.b. Penerapan Guanxi

Mari kita lihat dua contoh kasus. Kasus pertama adalah pengerjaan proyek

pembuatan gedung di Amerika Serikat. Kasus kedua adalah pembuatan gedung

dengan konstruksi yang serupa di Cina. Pelaksana dan pihak yang memajukan

proyek-proyek ini keduanya adalah pihak swasta. Pihak pertama menggunakan

mekanisme pasar untuk pengerjaan proyek tersebut sementara pihak kedua

menggunakan guanxi yang terbentuk untuk mengerjakannya.

Pada kasus pertama, pihak pengaju proyek akan menyebarkan berita

tentang pembuatan proyek ini ke masyarakat dengan harapan akan ada kontraktor

yang memberikan penawaran pengerjaan proyek ini sesuai dengan kualifikasi

yang diberikan (status perusahaan, jaminan dan lain-lain). Pengumuman

pelelangan untuk proyek ini dilakukan melalui berbagai media massa dan untuk

itu membutuhkan biaya untuk penyebarannya (biaya iklan).

Bila semua berjalan lancar, maka akan ada sekian (misalkan 5) perusahaan

kontraktor yang mengajukan penawaran untuk pengerjaan proyek pembangunan

tersebut. Apabila ternyata kuota minimal yang diinginkan pihak pengaju proyek

tidak terpenuhi maka biasanya akan ada pelelangan ulang proyek ini (biaya iklan

tambahan), ditambah lagi timeline pengerjaan proyek ini terpaksa diundur karena

pelelangan ulang tersebut.

Mari kita ambil perumpamaan bahwa kuota minimal sudah terpenuhi dan

proposal dari masing-masing kontraktor sudah diterima. Pihak pengaju proyek

akan mempelajari sekian jumlah proposal dan mencari yang terbaik (inefesiensi

waktu). Pada pengumuman pelelangan ternyata perusahaan ”Major Corp.” yang

terpilih untuk pengerjaan. Pihak Major Corp akan melihat dan menilai proyek

tersebut hingga kemudian melakukan pengerjaan proyek tersebut sesuai dengan

pedoman proposal pengerjaan proyek yang telah disepakati.

Di sini bisa kita lihat ada beberapa bagian yang menjadi tidak efisien.

Contoh barusan adalah contoh di mana proyek akan selesai sesuai dengan jadwal

dan sesuai dengan harapan. Unsur ketidakpastian dan permasalahan, baik legal

formal maupun teknis yang sering terjadi, tidak dimasukkan ke dalam contoh tadi.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia19

Seringkali terjadi permasalahan mengenai nilai proyek yang tidak sesuai

hingga pengerjaan yang tidak sesuai dengan proposal awal. Untuk permasalahan

seperti ini, biasanya bisnis konvensional akan mengambil jalan hukum untuk

memecahkan permasalahan. Ini berarti penambahan biaya legal dan kembali

menambah faktor penghambat terhadap proyek tersebut.

Sekarang mari kita lakukan perbandingan dengan kasus kedua – bisnis

yang terjadi di Cina. Proses yang terjadi akan banyak mengalami pemangkasan

dan bisa selesai lebih cepat dengan faktor masalah yang lebih kecil. Hal ini bisa

terjadi karena proses guanxi memungkinkan pihak pengaju proyek untuk

mendapatkan klien kontraktor yang sudah dipercayanya dengan lebih cepat.

Pada bisnis yang mendasarkan kerjasama pada guanxi, tahapan lelang

proyek biasanya hanya menjadi sebuah formalitas belaka, karena justru pemenang

dari proyek itu sudah bisa dipastikan adalah orang yang sudah ditentukan

sebelumnya. Keputusan hanya akan diubah apabila ada tawaran yang jauh lebih

baik dari tawaran sang calon pemenang. Itu pun setelah sebelumnya berdiskusi

dengan sang calon pemenang tender.

Apakah ini kolusi? Mungkin begitu, tapi justru dengan cara ini, inefisiensi

waktu dan tenaga bisa dikurangi sangat jauh. Pemenang dari tender sudah jelas

dan oleh karena itu mereka bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik. Nilai

kontrak juga bisa disepakati dengan lebih cepat karena pemenang sudah lebih dulu

mendiskusikannya dengan pihak pengaju proyek.

Dengan cara ini, maka tidak diperlukan adanya pelelangan ulang.

Andaikan proposal yang masuk ke pengaju proyek terlalu sedikit, proyek bisa

diteruskan dengan alasan ”efisiensi”. Bahkan bisa jadi hanya ada penawaran

tunggal, atau bahkan tidak ada penawaran yang masuk sekalipun. Kejadian seperti

ini banyak terjadi pada proyek yang mewajibkan perusahaan pengusul proposal

untuk masuk kategori ”non kecil”.

Kembali pada proyek konstruksi tadi. Andaikan proyek itu akhirnya

diberikan kepada perusahaan Jianzhuang Gongsi yang memiliki afiliasi dengan

pihak pengaju proyek. Pekerjaan dan perencanaan, karena sudah dimulai jauh

sebelumnya, bisa dilakukan dengan sangat cepat, dan dalam waktu singkat proyek

sudah dimulai.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia20

Apakah pekerjaan itu bisa dilakukan dengan baik? Dalam bisnis dengan

menggunakan guanxi, ada kode etik tidak tertulis yang mewajibkan semua pihak

yang terlibat di dalamnya bukan sekedar memberikan 100%, tapi bahkan 120%

untuk proyek tersebut. Customer satisfaction (atau mungkin lebih tepatnya penulis

sebut dengan relation satisfaction) harus diutamakan di atas segalanya. Ini untuk

menjaga kerjasama dan hubungan yang sudah terjalin sebelumnya. Bagi para

pengusaha Cina, yang paling penting bukanlah keuntungan besar yang bisa

didapat dengan cepat, tapi keuntungan kecil yang bisa melanggengkan hubungan

jangka panjang dengan pihak lain.

Pada tahapan selanjutnya (eksekusi proyek), sesuai dengan kode etik

tersebut, maka pengerjaan proyek akan dilakukan dengan sebaik-baiknya. Seperti

halnya pada sistem biasa, masalah merupakan hal yang sering terjadi dalam

pengerjaan proyek. Akan tetapi, biasanya penyelesaian atas konflik dan masalah

tersebut dilakukan dengan cara negosiasi (atau yang dikenal umum dengan

cincay). Jalur hukum akan sangat jarang ditempuh, mengingat hubungan mereka

memang didasarkan pada saling percaya, yang terkadang bahkan jauh lebih

fleksibel dan efektif dibanding hukum.

Pengusaha etnis Cina pada semua tingkatan, mereka semua mengadakan

hubungan kerjasama yang sangat baik dengan pihak lain, bahkan dengan sesama

saingan mereka. Ini menyebabkan terjadinya banyak centered market untuk

barang yang mereka perdagangkan, misalnya pasar barang elektronik di daerah

Kota, Jakarta. Hebatnya, mereka semua saling mengisi dan menjual barang

dengan harga murah kepada saingan di sekitar mereka, sehingga membuat sebuah

jejaring distribusi yang sangat kuat.

Begitu pula halnya dalam sebuah konglomerasi. Perusahaan konglomerasi

pengusaha Cina biasanya akan saling berkaitan dan saling mendukung satu sama

lain. Sebuah perusahaan yang dimiliki oleh pengusaha etnis Cina akan memiliki

sebuah core business yang berusaha di suatu bidang. Ini akan menjadi motor

usaha grup tersebut, dan biasanya, akan menjadi pusat dari kegiatan bisnis

keluarga tersebut.

Bentuk guanxi yang paling umum adalah perluasan usaha dengan

menggunakan saudara sebagai pengurus (direktur/manager). Biasanya perluasan

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia21

akan dilakukan dengan menunjuk saudara atau orang yang dipercaya sebagai

direksi. Dalam banyak kasus, kompetensi dari orang tersebut akan menjadi

pertimbangan nomor 2. ini dikarenakan pembuatan keputusan dan komando masih

banyak dilakukan oleh pendiri perusahaan induk. Penempatan direksi lebih

dimaksudkan untuk menempatkan seseorang yang bisa dipercaya untuk

menjalankan teknis roda usaha, sedangkan konsep dan keputusan penting akan

ditentukan oleh pendiri.

Guanxi bentuk lain adalah ikatan kerjasama antara dua pihak bisnis yang

berbeda yang saling percaya tanpa adanya hubungan hukum positif yang saling

mengikat secara ketat. Perjanjian yang mereka buat memang pasti ada (hitam di

atas putih) tapi untuk eksekusi proyek biasanya akan dilakukan bukan dengan

berpedoman mutlak pada perjanjian tersebut. Sayangnya, untuk mencapai pada

tingkatan ini, biasanya akan dibutuhkan waktu yang lama, karena entitas bisnis

yang berbeda belum tentu akan bisa dengan mudah mencapai kesepakatan.

Bentuk guanxi seperti yang dikemukakan dalam contoh kasus di atas

ternyata juga banyak terjadi di Indonesia. Ini terutama banyak terjadi pada masa

orde baru saat berbagai hak monopoli impor diberikan pada pihak tertentu oleh

pemerintah. Di antaranya misalkan hak monopoli cengkeh yang diterima oleh

grup Liem, yang memberikan keuntungan yang sangat besar. Contoh proyek lain

yang jatuh ke tangan grup Liem adalah pangan terigu untuk Bogasari untuk

pemasaran Indonesia Barat. Kedua hak monopoli ini, pastinya sedikit banyak

diterima oleh grup Liem karena kedekatannya dengan penguasa (Presiden

Soeharto) yang terjalin sejak masa perjuangan pengakuan kedaulatan, yang

menjadi dasar guanxi.Liem Sioe Liong dengan Soeharto.

Sementara, dua jenis guanxi lain juga bisa ditemukan dalam perjalanan

sejarah grup Liem. Contoh pertama misalnya ketika Liem pindah dari Semarang

ke Jakarta, dan meninggalkan bisnisnya di sana dalam kepengurusan abangnya.

Sementara guanxi yang ketiga adalah antara beliau dengan seorang marga Tan

yang telah lama menjadi rekan bisnisnya sehingga telah tercipta hubungan

kepercayaan (xinyong) yang kuat antara mereka berdua. Contoh-contoh guanxi

yang dijalankan oleh grup Liem akan dijelaskan kemudian pada bab IV.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia22

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa guanxi bisa juga memiliki nada

negatif dalam pelaksanaannya. Praktek guanxi sangat dekat dengan praktek KKN,

namun bukan berarti sama. Ada beberapa perbedaan mendasar pada guanxi bila

dibandingkan dengan praktek KKN maupun yang lain.

Merujuk pada tulisan Xin dan Pearce (loc. cit 1996: hlm 1646) yang

dikutip dari berbagai sumber, guanxi di Cina (dan dalam masyarakat Cina-pen)

ditekankan pada hubungan yang dijalin19. Gupta, dalam artikel yang sama juga

menulis, ” They are not fee-for-service bribes, as they often are in other countries where

import licenses or construction contracts have well-known "prices".20

Dari dua tambahan di atas, kita bisa melihat dua perbedaan umum antara

guanxi dengan praktek KKN, yaitu “hubungan” dan “bukan suap”. Dalam guanxi,

yang dipentingkan bukanlah hasil yang ingin dicapai oleh kedua pihak, melainkan

jalinan hubungan yang akan terbentuk. Maka dari itu, membangun guanxi yang

baik tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, atau harus memiliki sebuah

kesamaan latar belakang.

Guanxi juga pada dasarnya tidak bisa disamakan dengan suap karena lebih

menekankan pada proses. Ketika penggunaan guanxi dimaksudkan untuk

memperoleh pamrih, maka itu bukan lagi sebuah bentuk guanxi yang baik.

Bahkan hal tersebut bisa menjadi sebuah bentuk yang korup dari Konfusianisme.

Bagaimanapun Konfusianisme tidak mengajarkan penganutnya untuk

memperoleh kepentingan pribadi. Yang paling penting adalah keharmonisan, yang

diraih dengan melakukan tugas sebagaimana peranan kita dalam masyarakat.

Para pengusaha Cina memiliki kecenderungan untuk terus membangun

hubungan yang baik antara pihak yang bekerja sama dengannya. Mungkin bisa

dikatakan bahwa para pengusaha Cina lebih menekankan pada jaringan yang

terbuat daripada keuntungan yang akan didapat dari sebuah transaksi. Tidak heran

daerah kota bisa menjdi sebuah pusat perdagangan centered market yang besar

untuk barang elektronik, dengan semua pihak saling membantu membesarkan

pihak yang lain, karena inilah yang menjadi dasar dari hubungan transaksional

mereka.

19 Mengutip dari Hwang, K.. Face and favor: The Chinese power game. American Journal ofSociology, 92: 1987 944-974.20 Mengutip dari Gupta, S. B. Black income in India. (Sage: New Dehli, 1992)

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia23

II.2. Profesionalitas/Manajemen Profesional

Seperti halnya budaya Timur yang menekankan pada ikatan yang kuat

antar individu, budaya Barat dengan kebudayaan Yunaninya juga memiliki ciri

tersendiri dalam bisnisnya. Kompetensi dan kemampuan manajerial lebih

diutamakan dalam pengembangan bisnis daripada ikatan keluarga atau lainnya.

Seperti apakah profesonalitas dan penerapannya dalam bisnis?

II.2.a. Definisi Profesionalitas

Menurut Kamus Terminologi Populer, Profesional berarti pemain bergaji,

pemain bayaran21. Sementara itu, menurut profesor Oei Liang Lee dan Kamus

Terminologi Populer, manajemen didefinisikan sebagai

Managemen; Ketatalaksanaan proses penggunaan sumberdaya

secara efektif untuk mencapai sasaran tertentu pimpinan yang

bertanggung jawab atas jalanya perusahaan atau organisasi22

Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi,

mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia

dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan23

Pendapat lain memberikan definisi yang berbeda. Definisi ini dibuat oleh

Prof. Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis (Manajemen Mutu SDM,

PT Ghalia Indonesia:

Manajemen adalah perpaduan pelaksanaan fungsi-

fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian(organizing),

pelaksanaan (actuiting), dan pengawasan/pengendalian (controlling)

untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu pula. Ada juga

yang mendefinisikan manajemen sebagai perpaduan pelaksanaan

fungsi-fungsi rencana (plan), kerjakan (do), periksa (check) dan aksi

21 YS. Marjo, Kamus Terminologi Populer (Penerbit Beringin Jaya: Surabaya, 1997) hlm 25322 Ibid hlm 19023 Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo. Pengantar Bisnis Modern. (Liberty: Yogyakarta, 1993) hlm 82

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia24

(action) untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Selain

itu, ada yang menerapkan model fungsi-fungsi manajemen yang

terkait dengan manajemen mutu yaitu rencana (plan), kerjakan (do),

study (kajian) dan aksi (action).

Profesional diartikan sebagai ciri-ciri kekuatan yang dimiliki

seseorang berupa keahlian, kompetensi, kerja efisien, keterampilan,

kualifaid-pandai, berpengalaman, dan sifat mengagumkan. Dalam

konteks SDM, manajemen profesional adalah pelaksanaan fungsi-

fungsi tersebut dalam pengembangan mutu SDM secara profesional.

Lawannya adalah manajemen amatiran yang ciri-cirinya bertentangan

dengan ciri-ciri manajemen profesional.

Ciri-ciri manajemen profesional dalam pengembangan mutu SDM

dapat dilihat dari sisi operasional dan manajerial yakni:

1) Berbudaya korporat: transparansi, independensi, responsif,

akuntabilitas, dan kejujuran.

2) Dukungan manajemen puncak.

3) Bermanfaat untuk kepentingan internal dan juga eksternal

organisasi.

4) Berorientasi ke masa depan dengan pendekatan holistik.

5) Berdimensi jangka panjang dan bersinambung.

6) Sistem nilai-prinsip efisiensi dan efektivitas.

7) Dilakukan secara terencana/terprogram.

8) Monitoring dan evaluasi serta umpan balik.

9) Dilakukan oleh pelaku dan tentunya pimpinan unit yang

memiliki:a. kompetensi atau keakhlian dan pengalaman panjang di

bidangnya.b. sifat haus pada tantangan-tantangan.c. sikap dan

ketrampilan inovatif, kreatif, inisiatif dan efisien.d. integritas

tinggi.e. sifat menghargai profesi lain.f. sifat yang selalu siap

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia25

menghadapi setiap resiko.g. bertanggungjawab atas setiap kata dan

perbuatannya.

10) Penggunaan teknologi tepatguna.

11) Kepemimpinan dalam membangun komitmen.

12) Partisipasi aktif semua anggota.

13) Kerjasama Tim.

14) Pemberian penghargaan pada tiap karyawan yang berprestasi

(kompensasi termasuk peluang pendidikan-pelatihan lanjutan dan

promosi karir).

15) Persuasi pada karyawan yang kurang berprestasi untuk menjadi

yang terbaik melalui konsultasi-bimbingan dan pendidikan-pelatihan

bersinambung.24

Bisa ditemukan berbagai jenis definisi yang menyatakan tentang

manajemen professional, atau lebih tepat disebut manajemen gaya Barat.

Manajemen, seperti yang didefinisikan di atas, merupakan sebuah siklus POAC

(Planning, Organizing, Actuating, Controlling) dan ditambah Coordinating.

Siklus ini pada bisnis keluarga (Cina khususnya) biasanya dilakukan dan berada

di bawah pemilik perusahaan dan merupakan prerogatif sepenuhnya dari pemilik

dan keluarganya.

Bedanya, pada manajemen gaya Barat, siklus ini bukan sekedar menjadi

prerogatif dari satu kelompok saja, tapi juga menjadi tanggung jawab seluruh

perusahaan yang bersangkutan. Untuk melakukan itu, mereka memerlukan orang-

orang ”profesional bayaran” dari luar lingkungan keluarga yang berkompeten dan

memiliki kemampuan khusus, yang ditempatkan pada posisi penting sebagai ganti

tangan dari keluarga.

Di sini bisa ada beberapa hal yang penting. Yang pertama adalah

kemampuan dan prestasi, dalam artian kapabilitas dari orang (pegawai atau

24 Dikutip dari www.sadikinkuswanto.wordpress.com/2007/05/14/manajemen-profesional.htmmengutip dari www.ronawajah.wordpress.com akses 2 November 2008 21.06 WIB

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia26

manajer) dalam menjalankan roda perusahaan dan pencapaian serta nilai tambah

yang diberikan oleh personel terhadap perusahaan. Ini berbeda dengan

penunjukkan yang biasa dilakukan dalam bisnis dengan sistem guanxi, yang

bertitik tolak dari kedekatan dan hubungan dari personel tersebut dengan

pimpinan.

Secara gamblang, bisa kita lihat bahwa hubungan bukanlah yang menjadi

penekanan dalam penerapan sistem profesional ini. Kompetensi akan menjadi

sebuah poin penting yang ditekankan pada sistem ini. Prestasi yang ditunjukkan

akan menentukan kenaikan posisi dan keluarga belum tentu akan menduduki

posisi teratas dalam perusahaan.

Hal ini bisa terjadi karena pemisahan antara manajemen dan kepemilikan

yang jelas. Adanya saham yang dipegang publik membuat pimpinan perusahaan

tidak bisa berbuat semaunya dengan perusahaan. Mekanisme check and balance

yang diterapkan dalam bentuk Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) membuat

pihak luar memiliki kekuatan untuk mengontrol jalannya perusahaan.

Bagian dari manajemen yang paling diintervensi oleh pihak pemegang

saham (dari siklus manajemen POAC + C) adalah perencanaan dan kontrol. Ini

adalah bentuk mutlak yang harus ada dalam perusahaan (yang telah go public) dan

sangat membatasi pergerakan dari pemilik perusahaan. Tentu saja, pemilik masih

memiliki kekuasaan yang besar (biasanya sebagai komisaris) tapi keputusan

apapun yang diambil oleh komisaris akan kembali menjalani mekanisme di

RUPS.

Pada tahap pengorganisasian dan pelaksanaan (organizing dan actuating)

intervensi dari luarterjadi dalam hal manajer. Biasanya dalam perusahaan

keluarga, manajer dari luar hanya akan bisa menjadi manajer madya yang tidak

bisa mengambil keputusan strategis untuk perusahaan. Tetapi, dalam perusahaan

Barat, bahkan dalam perusahaan keluarga sekalipun, tidak jarang top manager

diisi oleh orang luar, baik itu melalui jenjang karier dari perusahaan ataupun sejak

awal direkrut dari luar.

Dari sini bisa kita lihat perbedaan-perbedaan yang cukup jelas dalam hal

penggunaan dan pemanfaatan SDM dari dua jenis sistem yang dijabarkan. Dari

segi modal, sistem ini juga berbeda. Perusahaan konglomerasi konvensional Barat

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia27

menggunakan pasar saham dan dana publik dalam pengembangan usahanya.

Mereka menjual saham yang dimiliki untuk melakukan pengumpulan kapital yang

diperlukan oleh perusahaan. Ini menyebabkan kepemilikan modal terbagi pada

banyak pihak dan bukan hanya pada pemilik dan keluarga.

Perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh kedua sistem akan dijelaskan

dengan lebih lengkap pada subbab berikutnya.

II.3. Perbedaan Antara Sistem Guanxi dan Profesional

Terdapat beberapa perbedaan gamblang antara sistem Guanxi dan

Profesional. Hal-hal tersebut bisa dirangkum sebagai berikut:

1. Asal mula modal

Modal dalam usaha biasanya berasal dari diri sendiri, keluarga, partner bisnis

atau dengan menggunakan pinjaman bank. Ini berlaku dalam bisnis apapun,

baik yang menggunakan sistem guanxi ataupun bisnis konvensional (bersistem

barat). Yang membedakan kedua sistem tersebut adalah keterikatan dan status

dari modal tersebut.

Dalam bisnis konvensional, modal diberikan dan kemudian sang pemberi

modal akan mendapatkan hak sesuai dengan perjanjian yang berlaku. Dengan

kata lain, modal tersebut adalah modal yang bersifat resmi dan terlindung oleh

hukum. Kedua (atau lebih) pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut akan

memiliki hak dan kewajiban sesuai yang tercantum dalam kontrak tersebut.

Bila terjadi pelanggaran, maka penyelesaian dengan cara hukum menjadi yang

paling banyak digunakan.25

Hal yang berbeda biasa terjadi dalam bisnis yang menggunakan sistem guanxi.

Institusi keuangan formal dan hukum merupakan hal yang cukup dihindari.

Modal dalam usaha biasanya akan mengandalkan modal dari pribadi,

keluarga, klan dan sahabat. Bila memang terpaksa menggunakan jasa lembaga

keuangan maka biasanya mereka akan menggunakan bank yang memiliki

afiliasi dengan mereka.

Ini kemungkinan besar disebabkan oleh kurang rapinya sistem hukum yang

berlaku di banyak negara Asia. Bagi mereka, guanxi lebih bisa diandalkan

25 Hamilton, Gary (ed.). Jaringan Bisnis Cina di Asia Timur dan Asia Tenggara. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.1996

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia28

untuk menggantikan buruknya pengelolaan hukum. Kasus ini banyak terjadi

dan juga diakui oleh para pimpinan bisnis di Cina.26

Perbedaan lain adalah ikatan yang terjadi antara para pemodal dan pemilik.

Seperti yang kita tahu, modal terdiri dari modal pribadi dan modal orang lain,

maka dalam bisnis yang menggunakan guanxi, ada konvensi tidak tertulis

yang mewajibkan pemilik untuk membantu pemodal dalam usahanya.

Misalkan pemodal A ingin membuat sebuah perusahaan, maka pemilik

mempunyai kewajiban sosial untuk membantu permodalan perusahaan yang

akan didirikan tersebut. Bila aturan ini dilanggar maka sanksi sosial akan

menunggu dan pemilik perusahaan akan kehilangan kepercayaan, modal dasar

dalam bisnis berbasis guanxi.

2. Kepemilikan dan penambahan modal

Perbedaan lain yang bisa terlihat dengan jelas adalah mengenai kepemilikan

modal dan penambahan modal usaha. Dalam perusahaan konvensional barat,

kepemilikan modal dibagi dalam bentuk saham, sesuai dengan besaran nilai

saham yang dibeli. Begitu pula dalam penambahan modal, yang juga

dilakukan dengan penjualan saham, yang bahkan bisa dibeli oleh umum

(dengan catatan perusahaan tersebut telah go public). Ini menjadikan

kepemilikan modal dibagi antara pemilik usaha, rekanan dan investor. Setiap

investor memiliki hak untuk ikut menentukan arah kebijakan perusahaan

dalam bentuk RUPS, yang kemudian hasilnya harus dijalankan oleh jajaran

direksi dan manajer.

Dalam bisnis berbasis guanxi, kepemilikan modal terdiri dari pemilik, rekanan

dan rekanan komanditer. Rekanan komanditer ini tidak akan ikut dalam

menjalankan perusahaan dan hanya berhak atas pembagian keuntungan.

Dalam hal ini tidak begitu banyak perbedaan dengan bisnis konvensional

barat. Perbedaan baru akan terlihat saat perusahaan perlu tambahan modal.

Perusahaan berbasis guanxi biasanya jarang menggunakan saham, dan

kalaupun go public di bursa maka jumlah yang dilepas akan kecil.

Penambahan modal biasanya hanya akan terjadi dalam lingkaran dalam saja,

dengan kata lain dengan orang yang memiliki hubungan kuat dengan pemilik.

26 Op. cit. Xin dan Pearce. Hlm 13-14

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia29

Hal ini pernah disaksikan sendiri oleh penulis saat seorang pemilik perusahaan

”M” hendak melakukan investasi di bidang pertambangan di Kalimantan dan

membutuhkan 2 milyar untuk membuka perjanjian, maka jaringannyalah yang

digunakan untuk menggalang dana tersebut.27

3. Pemanfaatan SDM

Dalam bisnis konvensional, seperti yang dikemukakan di atas, pengangkatan

dilakukan dengan berdasarkan kompetensi dan nilai tambah yang diberikan

personel kepada perusahaan. Keluarga tidak sembarangan diangkat sebagai

manajer ataupun pimpinan, yang menjadikan jalannya perusahaan lebih stabil

dan terkontrol. Ditambah lagi dengan sistem kontrol yang dilakukan oleh para

pemilik saham, menjadikan perusahaan konvensional barat sebagai sebuah

sistem yang mapan.

Sebaliknya, dalam perusahaan yang mengandalkan guanxi, pemanfaatan SDM

biasanya akan dilakukan dengan menggunakan keluarga sebagai pusat dan

memberikan jabatan madya dan rendah kepada orang luar. Ini tentu saja

sedikit banyak menutup kemungkinan mobilitas vertikal dalam perusahaan

bagi orang luar. Satu-satunya cara bagi orang luar untuk mendapatkan

kedudukan atas adalah dengan loyalitas dan kerja keras. Anehnya, biasanya

dalam perusahaan berbasis guanxi, loyalitas pekerja sangat baik, sementara

dalam bisnis konvensional banyak terjadi karyawan yang pindah untuk

mendapatkan jabatan dan bayaran yang lebih baik.28

4. Kontrol terhadap perusahaan

Ini merupakan salah satu faktor penting yang membedakan kedua sistem.

Sistem guanxi memberikan kontrol yang sangat luas pada kendali satu orang

atau kelompok (biasanya pendiri perusahaan). Bahkan, dalam kasus pemilik

yang pensiun, bila perusahaan sedang dalam masalah, generasi muda sering

melihat lagi pada sang pendiri, dan sang pendiri ”turun gunung” untuk

menyelesaikannya. Misalnya pada masalah yang menimpa keluarga

Suryadjaja (kepailitan Bank Suma). William Suryadjaja turun gunung kembali

27 Juli 2008. Direktur perusahaan “M”, Bpk GPSB meminta bantuan penulis untuk mencarirekanan yang ingin menginvestasikan uangnya sebesar jumlah tersebut dengan return 10%28 Ada juga kemungkinan perbedaan budaya barat dan timur. Dengan kata lain bukan sistem yangmemberikan pengaruh, tapi lebih pada faktor manusia yang bekerja. Hal ini sayangnya bukanmerupakan bahasan dari tulisan ini.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia30

untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Atau pada perusahaan

multinasional milik pengusaha sekaliber Li Ka-Shing, yang kontrolnya

dimiliki hampir sepenuhnya oleh Li. Bahkan banyak investornya yang

mengeluh bahwa memiliki modal di sana akan percuma karena andil untuk

mengatur jalannya perusahaan tetap tidak dimiliki (yang dibantah oleh pihak

perusahaan).

Di lain pihak, konglomerasi konvensional membagi kontrol sesuai dengan

hierarki komando yang dibuat, dengan menempatkan RUPS sebagai

keputusan tertinggi. Kebijakan umum yang diambil di sana kemudian akan

diterjemahkan ke dalam program perusahaan. Program ini kemudian akan

dijalankan oleh dewan direksi dan para manajer. Tentu saja sistem ini

memiliki kelemahan pada masalah birokrasi pada keputusan strategis yang

vital bagi jalannya perusahaan, tapi akuntabilitas dan keterbukaannya

membuka peluang masuknya ide baru dari luar.

5. Kerjasama

Kerjasama dalam bisnis yang berbasis guanxi biasanya dilakukan dalam

lingkaran orang-orang yang dekat dan bisa dipercaya saja. Menyambung dari

nomor satu subbab ini, karena adanya konvensi sosial informal yang

sebelumnya disebutkan, maka bagian yang dimiliki tidak akan berputar dari

orang-orang pemodal pada lingkaran itu saja. Dalam hal kerjasama ini, bisa

dilihat dari pembagian kepemilikan saham dalam BCA dan anak-anak

perusahaanya hingga 198929 yang berputar pada beberapa nama saja. Contoh

yang lebih konkrit adalah kerjasama yang dilakukan oleh Liem pada masa

awal usahanya bersama dengan Tan Ho Tjung sebelum Liem pindah ke

Jakarta untuk mengembangkan usahanya.

Di lain pihak, bisnis konvensional barat lebih terbuka dalam mengadakan

kerjasama dengan berbagai pihak. Biasanya kerjasama dilakukan dengan dasar

keuntungan dan bukan dengan dasar kepercayaan. Karena itulah lelang proyek

bersifat bebas lebih sering berhasil di negara dengan sistem manajemen Barat,

sementara di Asia (termasuk Indonesia) biasanya pihak yang tidak memiliki

afiliasi akan lebih sulit untuk memenangkan proyek.

29Soetriyono, op. cit. hlm 63

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia31

Bab III Grup Liem, BCA dan Profesionalitas

Setelah membahas mengenai guanxi, manajemen professional dan

berbagai penerapan dan perbedaannya, kini kita mulai masuk ke dalam pokok

bahasan mengenai grup Liem. Untuk mengetahui mengenai grup Liem, maka

tidak akan lengkap bila kita melewatkan mengenai sejarah penduduk etnis Cina di

Indonesia. Kehadiran mereka memberikan warna tersendiri dalam masyarakat

Indonesia dan menjadikan bangsa ini semakin ber-bhinneka. Dari mempelajari

sejarah bangsa Cina di Indonesia sendiri maka kita akan bisa memperoleh banyak

hal untuk kemudian dikaji lebih jauh.

Bab III.1. Sejarah Cina Keturunan di Indonesia

Sebagai sebuah negeri yang besar, negeri Cina adalah sebuah negeri yang

telah memiliki sejarah perdagangan yang sangat panjang. Dimulai dari jalan sutera

yang membentang dari Xi An sampai ke Timur Tengah hingga kemudian

ekspedisi Cheng Ho, yang kabarnya menjelajahi dunia pada 1421, hingga

kemudian banyak dari pedagang-penjelajah tersebut yang tinggal sementara

ataupun menetap di berbagai pulau yang ditemui. Pertanyaan yang muncul adalah

kenapa Cina, yang pada masa dinasti seharusnya tidak memiliki banyak pedagang,

memiliki banyak sekali koloni-koloni di luar negeri, khususnya di Asia Pasifik?

Bangsa Cina tumbuh seiring dengan ajaran Konfusianisme sejak zaman

akhir Zhou. Dalam ajaran tersebut, masyarakat dibagi menjadi 4 golongan dengan

golongan pedagang (shi, nong, gong, shang) pada golongan terendah. Akan tetapi,

perlu diingat bahwa daratan Cina sangat luas, sedangkan pusat dari peradaban

filsafat dan pemerintahan berada pada lembah sungai Kuning di utara. Daerah

selatan sendiri sejak lama sangat sulit untuk dikontrol oleh pemerintahan Cina

(kecuali pada dinasti Song selatan yang beribukota di selatan). Di sanalah banyak

sekali pedagang jalur laut dan pelarian, baik kriminil maupun politik, yang

kemudian melarikan diri ke berbagai tempat di luar Cina seperti Taiwan, Amerika

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia32

ataupun ke Asia Tenggara. Kedatangan mereka belum tentu sebagai pedagang,

tapi bahkan banyak juga yang merupakan buruh.30

Menurut catatan, pada masa kerajaan Sriwijaya, pedagang Cina telah

menjadi pesaing dari pedagang pribumi. 31 Mereka kemudian berintegrasi dan

berasimilasi dengan penduduk setempat, atau mengadakan perkawinan dengan

perempuan setempat. Perdagangan etnis Cina terus berkembang hingga kemudian

datanglah orang Eropa ke Indonesia dengan tujuan berdagang.

Pada perkembangan selanjutnya, pedagang etnis Cina menjadi pedagang

perantara bagi orang Eropa yang memiliki uang dengan orang pribumi pedesaan

Indonesia yang memiliki rempah-rempah yang dicari. Keadaan ini pada dasarnya

merupakan hal yang lumrah karena orang Eropa tidak memiliki kemampuan untuk

berhubungan langsung dengan petani pribumi, sehingga mereka mencari rekanan,

yang didapatkan pada diri pedagang Cina. Dengan kata lain, sistem sosial yang

terbentuk pada masa itu bukanlah ciptaan Eropa seperti yang banyak disebutkan,

melainkan terbentuk secara alamiah sesuai dengan kelebihan dan atas dasar saling

menguntungkan satu sama lain. Dengan cara ini, pedagang Cina bisa memperoleh

keuntungan, tapi keuntungan besar baru didapatkan setelah masa kolonial Belanda

di Indonesia dimulai.32

Pada masa itu, keuntungan bukan lagi didapatkan dengan sekedar menjadi

pedagang perantara antara orang Eropa dan pribumi, tapi keuntungan terbesar

didapatkan dari hak monopoli dan hak pemungutan pajak. Hak monopoli biasanya

diberikan pada kapiten (semacam pemimpin masyarakat) Cina di kampung Cina

yang bersangkutan. Berbagai hak monopoli diberikan pada pedagang Cina dan

memberikan keuntungan besar, misalnya yang paling menguntungkan adalah hak

monopoli atas candu dan hak pemungutan pajak.

Di antara pengusaha pedagang Cina pada masa itu yang paling menonjol

adalah Oei Tiong Ham, yang kemudian menjadi pengusaha berkelas multinasional

pertama di Asia Tenggara. Usaha yang dimilikinya berdiri di bawah bendera Oei

Tiong Ham Konzern / Concern (OTHC) yang memiliki cabang di Singapura,

30 Ong Hok Ham. Anti Cina, Kapitalisme Cina dan Gerakan Cina. (Komunitas Bambu: Jakarta.2008) hlm 1931 Soekisman. Op. cit.32 Op. cit. Ong. disarikan dari berbagai bab.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia33

Malaysia hingga ke Eropa dan Amerika Serikat dan terus berdiri hingga

dinasionalisasi oleh Orde Lama.

Usaha yang dimilikinya berkembang sejak dia mendapat hak monopoli

untuk perdagangan dan produksi gula dari VOC. Pada saat harga gula sedang

rendah-rendahnya di pasar dunia, dia membeli hak pengusahaan gula dan

memonopoli produksi dan distribusi gula di Jawa. Dengan koneksinya yang luas

di luar negeri dia berhasil mengekspor gula ke berbagai negara, bahkan sampai ke

Inggris. Akhirnya pada saat harga gula kembali normal, Oei yang telah menguasai

jagat ”pergulaan” berhasil mendapatkan keuntungan yang sangat besar, hingga ia

kemudian bisa membeli hak penjualan candu dari keluarga kelas atas Cina pada

masa itu dan memperoleh keuntungn yang lebih besar lagi. Dilaporkan

keuntungan bersih yang berhasil diraihnya pada periode 1880-an hingga 1904

(saat semua hak penjualan candu diambil alih oleh regie Belanda) mencapai angka

18 juta gulden.

Bisa dibilang juga bahwa Oei ini merupakan kapitalis Cina pertama yang

menggunakan sistem manajemen profesional dan tidak mengandalkan pada

keluarga. Oei mempekerjakan banyak teknisi dan orang Eropa dalam usahanya

dan juga berpandangan sangat terbuka dalam bersikap. Ia juga tidak

mengandalkan kedekatan dengan pejabat dan bahkan berkesan menjauhkan diri

dari politik, baik Hindia Belanda maupun politik negeri Cina sendiri.33

Dengan sikap yang profesional dan keluasan jaringannya, Oei Tiong Ham

telah berhasil membuka sebuah perusahaan multinasional yang sangat besar dan

beromset jutaan. Keberhasilan ini bukan berarti menunjukkan keunggulan dari

sistem manajemen profesional dari sistem yang mengandalkan guanxi, namun

justru menunjukkan bukti empiris dari anggapan bahwa perusahaan yang berskala

besar tidak bisa lagi diurus dengan mengandalkan guanxi belaka.

Oei Tiong Ham sendiri bukan berarti tidak menggunakan guanxi sama

sekali. Keluasan jaringan yang dimilikinya dimulai dari pergaulannya yang sangat

luas dengan berbagai pihak. Dimulai dari perkenalan dan pergaulannya dengan

berbagai orang dari berbagai penjuru dunia inilah kemudian usahanya bisa

berkembang sedemikian rupa. Dengan kata lain, perkembangan bisnis yang

33 Ibid hal 76 – 85

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia34

dilakukan oleh Oei Tiong Ham merupakan gabungan dari dua sistem bisnis yang

saling melengkapi, guanxi dengan jaringannya yang luas serta penggunaan

manajemen profesional untuk menutupi kekurangan guanxi di bidang sumber

daya profesional yang kompeten dan mumpuni untuk menjalankan bisnis berskala

besar. ini juga yang dilakukan oleh Liem yang akan dibahas sebentar lagi.

Mari kita tinggalkan Oei dan beranjak kembali ke alur sejarah etnis Cina

di Indonesia. Setelah melewati masa keemasan pergaulan dengan pemerintah

Hindia Belanda, kembali etnis Cina mengalami masalah dengan pencabutan hak-

hak tersebut, ditambah lagi dengan pembatasan gerak dengan passenstelsel dan

wijkenstelsel (sistem pas jalan dan perkampungan)34, serta pembunuhan besar-

besaran pada 1740. Ini menunjukkan bahwa sesungguhnya hubungan kedua pihak

tidaklah selalu mesra.

Pada masa Orde Lama, kedudukan etnis Cina cukup kuat, apalagi dalam

kabinet Soekarno pasca 1950-an ada cukup banyak etnis Cina yang menjadi

menteri35. Pemerintah sendiri cukup mendorong peran dari pengusaha etnis Cina

untuk berkembang, walaupun dengan memaksa mereka untuk menjadi partner

pribumi dalam program Ali-Baba. Sayangnya kemudian pemerintahan Soekarno

memilih sistem ekonomi yang bersifat komando sehingga kemudian usaha swasta

tidak berkembang, bahkan banyak yang runtuh, termasuk OTHC yang dituduh

melakukan berbagai penyimpangan.

Masih banyak juga berbagai perusahaan lain yang diiliki dan dimotori oleh

pengusaha etnis Cina di Indonesia. Dengan sistem masyarakat yang diterapkan

pada masa kolonial dan juga Orde Baru, ditambah dengan sifat dan sikap dari

kebanyakan imigran Cina dan keturunannya, bisnis etnis Cina di Indonesia bisa

berkembang menjadi sebuah komponen penting dalam perekonomian di tanah air

pada masa itu, dan terus hingga masa kini. Akan tetapi, contoh dari seorang Oei

Tiong Ham diharapkan akan cukup untuk menjadi sebuah contoh dari pengusaha

etnis Cina sebelum Liem yang mengembangkan sebuah manajemen yang

profesional dan berjaringan luas.

Dengan melihat pada bisnis OTHC, kita bisa melihat bahwa bisnis besar

yang berkapasitas internasional akan sangat sulit untuk bersaing di dunia

34 Ibid hal 1335 Ibid hlm 86-87

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia35

internasional bila hanya mengandalkan keluarga. Walaupun tidak disebutkan

mengenai penggunaan guanxi pada bisnis OTHC, namun penulis yakin bahwa Oei

sendiri juga menggunakan guanxi dalam pengembangan bisnisnya, walaupun

tidak dijelaskan oleh Ong mengenai hal tersebut dalam tulisan-tulisannya yang

diteliti oleh penulis.

Pada masa Orde Baru (Orba)-lah pengusaha etnis Cina menjadi apa yang

disebut menjadi apa yang disebut Thomas Liem Tjoe sebagai ”kuda beban yang

menarik kereta Orde Baru” (Tjoe, 2007: 32). Ini dilakukan dengan memberi

berbagai kemudahan pada pengusaha konglomerasi etnis Cina atas berbagai

kontrak dan hak monopoli. Pada dasarnya pola pengembangan bisnis yang

dilakukan agak mirip dengan masa kolonial. Hanya saja, bila pada masa kolonial

pengawasan diperketat dan pergerakan sulit, maka di masa Orba pergerakan dan

bantuan datang terus asalkan pengusaha mau ”mendekatkan” diri pada penguasa.

Pada kondisi seperti inilah guanxi ”teman tidur” yang dikatakan Seagrave

(Seagrave. 2006: 201) menjadi nyata. Pada masa Orde Lama dan Orba inilah

Liem Sioe Liong memulai sepak terjangnya untuk menjadi multimiliuner dan

salah satu manusia terkaya di dunia.

III.2. Sejarah Grup Liem

Bicara Grup Liem maka kita akan bicara mengenai Liem Sioe Liong alias

Soedono Liem. Tanpa dirinya, marga Liem mungkin Cuma akan menjadi

pengusaha kretek di Kudus yang berskala biasa saja. Maka penting bagi kita untuk

melihat: siapakah Liem Sioe Liong?

Liem Sioe Liong adalah putra asli Cina. Dia lahir di Haikou pada akhir

musim panas 1918. Tak lama setelah ia bersekolah, ayahnya meninggal dunia dan

membuat tanah keluarga mereka diwariskan kepada Liem Sioe Hie, kakak

tertuanya. Namun, ternyata kakanya tidak tertarik untuk menjadi petani dan

kemudian bermigrasi ke Selatan hingga ke Jawa. Kira-kira pada tahun 1938 Liem

Sioe Liong mengikuti abangnya dan pindah mengikuti Sioe Hie ke Kudus dan

kemudian bergabung dengan Futching Hui (semacam perkumpulan orang-orang

Futching di Kudus), di mana sebelumnya telah bergabung Liem Kiem Tjai alias

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia36

Liem Mo Sing (pamannya), Liem Ban Hing (paman misannya) dan Liem Sioe Hie

(kakaknya).36

Karir bisnisnya bermula sebagai tukang kredit di daerah Kudus bersama

dengan Tan Ho Tjung, salah satu rekanan yang juga teman baiknya karena sama-

sama berasal dari Futching. Usahanya ini berakhir saat pendudukan Jepng dengan

dilarangnya usaha kredit (mindring). Atas hal ini, Sioe Liong mengalami kerugian

besar, mungkin yang terbesar dalam karir bisnisnya. Akan tetapi pada masa sulit

inilah dia bertemu dengan pujaan hatinya, Lie Las Nio yang kemudian

dinikahinya.37

Pada masa awal kemerdekaan, arus mulai berubah ke arah Soe Liong. Ini

bermula dari kedatangan tamu ”penting” untuk disembunyikan dari pihak Belanda

ke Chung Hua Tsung Hui (中 华 总 会). Tamu ini, yang ternyata adalah Hassan

Din ayah Fatmawati dan mertua Bung Karno, kemudian dipercayakan kepada

Liem Sioe Liong. Inilah salah satu guanxi yang berhasil dibangun antara Liem

Sioe Liong dengan penguasa, khususnya Orde Lama. Berkat keberhasilannya

menyembunyikan Hassan Din, pada masa itu, Liem berhasil memperoleh pesanan

untuk memenuhi kebutuhan tentara, baik logistik, sandang maupun (rumornya)

senjata.38

Selain memasok tentara, Liem sioe Liong juga berhasil mendatangkan

bahan baku utama industri unggulan Kudus, rokok. Pada masa itu, impor cengkeh

masih mengalami masalah, terutama untuk daerah Kudus yang belum diduduki

Belanda. Di sinilah Sioe Liong masuk untuk mengisi kekurangan cengkeh dengan

jalan mengimpornya dari Singapura. Berkat hubungan yang luas dengan tentara

dan bantuan modal dari rekan-rekannya, impor cengkeh dari Madagaskar dan

Zanzibar ini berhasil mendatangkan keuntungan besar bagi Sioe Liong.

Pada masa ini pulalah Liem Sioe Liong berkenalan dengan orang yang

membuka berbagai jalan baginya, Letkol Soeharto, yang kemudian menjadi

presiden kedua Indonesia. Kebutuhan logistik Divsi Diponegoro sebagian

36 Ini membuktikan guanxi dengan tong yang sebelumnya diangkat. Orang dengan tongcun(kampung halaman yang sama) dari Futching menggabungkan diri dalam Futching Hui. Lihat ErsaSiregar, Liem Sioe Liong dari Futching ke Mancanegara. (Pustaka Merdeka: Jakarta. 1989) hlm 3- 1437 Ibid. hlm 15 – 1938 Ibid hlm 23 - 26

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia37

dipenuhi oleh Sioe Liong dan dari situ jugalah tumbuh hubungan baik antara Sioe

Liong dan Letkol Soeharto, yang menjadi salah satu topik utama skripsi ini.39

Pada masa Orde Lama, bisnis dari grup Liem mulai berkembang. Selain

memasok untuk Divisi Diponegoro dan mengimpor cengkeh, Liem juga

mengimpor pakaian murah dari Shanghai. Usaha ini kemudian berkembang

menjadi pabrik PT Muliatex yang didirikannya bersama dengan pengusaha tekstil

dari Shanghai tersebut. Selain perusahaan tersebut, Liem juga bergerak dalam

pembuatan ban sepeda (PT Indara Mas), pabrik paku (PT Indara Kencana),

pembuatan baju (PT Indara Makmur dan PT Setiawan), dan sebuah pabrik sabun.

Liem juga mengelola tambang timah dengan nama Indako Ltd, serta bekerja sama

dengan pihak Australia.40

Salah satu embrio usaha terbesar Liem Sioe Liong yang didirikan pada

masa Orde Lama adalah Bank Central Asia (BCA) yang didirikannya pada 1956.

Bermula dari berdirinya Bank Windu Kentjana pada 1954. Usaha pada bidang

perbankan ini tidak berkembang hingga pada 1957 berdirilah bank kedua Liem,

NV Bank Asia pada 12 Oktober 1956. Nama ini kemudian berubah menjadi

Central Bank Asia pada 13 Februari 1957 dan Bank Central Asia pada 1960.41 Di

masa Orde Lama ini jugalah Liem mulai berkolaborasi dengan sejawat Kudus –

Futching-nya, Djuhar Sutanto (Liem Oen Kian) yang akhirnya menjadi mitra

utama Liem dalam berbagai jenis usaha.42

Pondasi kokoh di masa Orde Lama ini mulai bersinar terang pada Orba.

Naiknya Soeharto, yang sebelumnya sudah dekat dengan Liem, sebagai presiden

membawa kesempatan besar bagi Liem. Di sini, guanxi yang sebelumnya sudah

terbentuk antara kedua orang berkat hubungan yang lama selama di Kudus dengan

Divisi Diponegoro membuat Liem menjadi orang yang dipercaya oleh Soeharto

untuk menjalankan kebijakan ekonomi selama Orba.

Monopoli pertama yang diberikan adalah cengkeh (kepada PT Mega)

berdua dengan PT Mercu Buana milik Probosutedjo pada 1968. dengan ini maka

Liem menguasai jagad per-”cengkeh”-an karena hanya ada satu saingannya yaitu

39 Ibid hlm 27 – 3240 Ibid hlm 3841 Soetriyono. Op. cit. hlm 44 – 4542 Siregar. Op. cit. hlm 39

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia38

Probosutedjo. Kiprahnya diteruskan dengan mendirikan PT. Bogasari Flour Mills,

yang diberikan monopoli untuk pemasaran di wilayah barat Indonesia, sementara

untuk bagian timur monopoli diberikan pada PT. Prima dari Singapura. Selain itu,

Liem juga mendirikan PT Waringin yang berkedudukan di Singapura, yang

bergerak dalam bidang perdagangan dan keuangan, yang waktu itu menjadi

perusahaan terbesar di Asia Tenggara yang melakukan aktivitas dalam perbankan,

perkapalan ekspor-impor dan lain-lain.43

Di tahun tujuh puluhan, dengan bertumpu pada tiga usaha di atas, Liem

mendirikan lagi dua buah usaha yang berkelas dunia yaitu PT Indonesia Distinct

Cement (Indocement) dan perbaikan pada BCA dengan bantuan dari Mochtar

Riady (Lie Wen Tjen). Berkat bantuan dari Mochtar Riady, BCA berhasil menjadi

bank kesembilan terbesar pada akhir 1980-an. Dengan lima jenis usaha itu, Liem

Sioe Liong mendapat julukan ”Lima Raja” (raja cengkeh, raja terigu, raja dagang,

raja semen dan raja uang). Lima bidang usaha ini telah dimilikinya sejak tahun

1970-an.44

Liem Sioe Liong juga mendirikan berbagai perusahaan lain seperti pabrik

tekstil PT Purbaya dan PT Tarumatex di Bandung. Di bidang real estate, Liem

membangun Pakuwon (Jakarta Barat) dan Pondok Indah (Jakarta Selatan).

Kawasan Pakuwon dibangunnya bersama guanxi-nya dari Kudus Tan Loa Moy,

sementara Pondok Indah dibangunnya bersama dengan Ir. Ciputra. Liem Sioe

Liong juga melakukan perakitan mobil Volvo dan juga mendirikan Hotel

Mandarin dan night club Blue Ocean.45

Pada akhir 70-an dan awal 80-an, Liem kelihatan sedikit mengendorkan

gebrakan-gebrakannya dengan hanya melakukan beberapa perluasan, misalnya PT

Indohero dan PT Indomobil Utama yang merakit motor dan mobil Suzuki. Pada

masa itu juga Lie mendirikan pabrik Sari Mie untuk menyambut kesempatan

kekurangan produksi beras. Selain itu, Liem juga mendirikan night club The

Palace, berseberangan dengan Blue Ocean, bersama dengan Tan Tju Hin (Hendra

Raharja).46

43 Ibid hlm 4344 Ibid hlm 4645 Ibid hlm 44 – 4546 Ibid hlm 47

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia39

Yang perlu diperhatikan adalah hubungan kerjasama yang erat antara The

Gang of Four (Liem, Sudwikatmono, Djuhar Sutanto dan Ibrahim Risjad). Mereka

berempat mulai berkongsi pada 1969 pada pendirian CV Waringin Kentjana, dan

diteruskan dengan pendirian PT Bogasari hingga kemudian pembanguna Pondok

Indah dan BSD.47 Ini menjadi bukti dari sebuah guanxi yang terbentuk karena

kerjasama, yang akan dibahas kemudian pada Bab IV.

Tentu saja bukan hingga di sini saja perkembangan bisnis dari Liem dan

grupnya. Perkembangan bisnis mereka terus membesar hingga kemudian

menginvasi mancanegara, hingga kini pada 2008 Liem dinobatkan menjadi orang

terkaya keempat menurut Globe Asia edisi Juni 2008 dengan kekayaan US$ 3,04

miliar setelah tahun 2007 berada pada posisi yang sama dengan kekayaan US$ 2,8

miliar.48 Dari sini saja bisa dilihat bahwa bisnis Liem adalah kerajaan bisnis yang

raksasa, dan salah satu dari ujung tombak bisnisnya, BCA, akan dibahas.

III.3. Bank Central Asia (BCA)

BCA pada saat ini kita kenal sebagai salah satu bank swasta terbesar di

Indonesia, bahkan mungkin di Asia Tenggara. Kiprah kebesaran BCA tidak bisa

dilepaskan dari sepak terjang dua orang yang menjadi “induk” dari BCA, Liem

Sioe Liong dan Mochtar Riady. Yang perlu diperhatikan, seperti disebutkan di

atas, adalah ke-“tidak kenal”-an Liem Sioe Liong dan Mochtar Riady sebelumnya.

Bisnis etnis Cina yang biasanya mengandalkan pada keluarga ternyata

dipatahkan stigmanya dengan kerjasama dua orang ini. Walaupun sama-sama

orang bisnis dan juga sama-sama etnis Cina, kedua orang ini tidak memiliki

hubungan sebelumnya dan juga tidak memiliki tong tertentu. Ini tentu menjadi

sebuah warna tersendiri dan membuka paradigma, bahwa gabungan dari

manajemen guanxi dengan profesionalisme gaya Barat ternyata berhasil dengan

cukup baik.

Bermula dari pendirian dari Bank Windu Kentjana (BWK) pada 1954.

bank pertama yang didirikan oleh Liem Sioe Liong untuk memberikan dukungan

finansial bagi gerakan grupnya ini ternyata berjalan dengan kurang baik.

47 DEEJE, dkk. 10 Orang Terkaya Indonesia 2008. (Pustaka Timur: Yogyakarta, 2008) hlm 61 –6348 Ibid. Hlm 56

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia40

Pertumbuhan BWK tidak berjalan dengan baik dan menjadi salah satu dari proyek

gagal dari grup Liem. Mengingat pengaruh, jaringan dan kapitak dari grup Liem

pada saat itu, maka kemungkinan pengalamanlah yang menjadi pengganjal utama

perkembangan BWK.

Namun, bagi sebuah grup yang berkembang pesat pada saat itu, perbankan

merupakan sebuah dunia usaha yang harus dijalankan untuk maju. Kemampuan

bank untuk menghimpun dana publik dan membiayai pengembangan usaha grup

dari sana menjadi penyebab utama hal itu. Bagaimanapun besarnya modal grup

Liem, pasti ada batasan di dalamnya. Untuk mengatasi itulah maka perbankan

harus digeluti.

Tak puas dengan kinerja BWK, pada 1956 Liem membuat banknya yang

kedua, NV Bank Asia. Nama ini kemudian berganti menjadi Central Bank Asia

dan kemudian Bank Central Asia pada 1960. bagaimanapun, usaha kedua ini juga

masih belum membuahkan hasil. Kemungkinan pada masa itu manajemen dan

direksi dari Bank itu masih dipegang oleh orang-orang kepercayaan Liem. Ini bisa

dilihat dari komentarnya pada Fikri Jufri dari Tempo pada 1984,“Mencari partner

yang baik, gampang. Tapi, mencari orang yang bisa melakukannya dengan baik,

jelas lebih sulit”.49

Pertemuan “takdir” yang melambungkan BCA justru terjadi baru pada

1974. dalam sebuah perjalanan dengan pesawat menuju Hongkong, dia bertemu

dengan “The Magic Man of Bank Marketing”, Mochtar Riady alias Lie Mo Sing,

seorang peranakan50 Malang, yang saat itu baru saja mundur dari jabatannya di

Panin Bank, bank swasta terbesar di Indonesia pada saat itu.

Mochtar Riady lahir di Malang tahun 1929. Ketika perang kemerdekaan,

dia turut berjuang di Jawa Timur. Dia pernah ditangkap Belanda dan ditahan di

penjara Lowokwaru, Malang karena menolak pembentukan Negara Indonesia

Timur. Dia kemudian dibuang ke Cina dan sempat belajar filsafat di Universitas

Nanking (Nanjing). Pada akhirnya ia bisa kembali ke Indonesia lewat Hongkong.

49 Dikutip dari Soetriyono. 1989: hlm 4550 Istilah ini digunakan untuk menyebut etnis Cina yang lahir di Indonesia (atau tepatnya Jawa,menurut Ong Hok Ham). Sebutan untuk orang Cina kelahiran RRC yang kemudian bermigrasi ke

Indonesia adalah totok atau singke (新客). Mochtar Riady adalah peranakan karena dilahirkan diMalang, sementara Liem Sioe Liong adalah totok karena kelahiran Futching dan kemudianbermigrasi ke Indonesia.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia41

Sebelum di Panin, Mochtar pernah juga bersama dengan Bank Buana serta

Bank Kemakmuran. Dia memiliki peran besar dalam memajukan bank-bank

tersebut, misalnya Panin yang menjadi bank swasta terkemuka setelah

ditanganinya selama empat tahun (1971 – 1974). Akhirnya terciptalah

kesepakatan di pesawat itu antara Liem dan Mochtar, dengan perjanjian pemilikan

saham sebesar 17,5%.

Salah satu pertimbangan Mochtar bergabung dengan BCA sebenarnya

juga berkat perselisihan dengan pemegang saham lainnya yang masih berkerabat

dengannya, Mu’min Ali Gunawan (Lie Mo Ming) dan Gunadi Gunawan (Lie Mo

Kwang).51 Politik intern di Panin membuat Mochtar sulit untuk mengembangkan

profesionalismenya dan membuatnya tidak betah.

Di sinilah kemudian dibuat perjanjian yang ketat dengan Liem, yang tidak

memiliki hubungan keluarga dan guanxi apapun dengan Mochtar. Selain saham

17,5% dan gaji yang tinggi, Mochtar meminta manajemen BCA tak terikat dengan

ekspansi bisnis Liem dan bebas untuk berkembang dan berdiversifikasi selama

Mochtar dan dewan yang dikepalai Liem menilainya dengan baik. BCA juga

bebas untuk bekerja sama dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang

dimiliki oleh Liem. 52 Dengan kata lain, manajemen dari BCA merupakan

kreativitas dari Mochtar dan bahkan dia bisa menolak untuk memberikan bantuan

kredit bagi ekspansi Liem bila dirasa kerja sama yang diajukan kurang baik.

Dengan sistem ini bisa kita lihat hubungan yang profesional dibentuk oleh

kedua belah pihak (Liem sebagai pemilik dan Mochtar sebagai manajemen).

Pemisahan dari dua aspek dalam perusahaan ini adalah salah satu hal yang harus

dipenuhi oleh perusahaan dengan manajemen profesional. Sejak awal

kelihatannya Mochtar memang sudah berniat untuk membentuk sebuah

manajemen yang bersifat profesional, dengan kata lain Mochtar mencoba

meninggalkan manajemen keluarga yang rawan konflik dengan manajemen Barat

yang lebih pragmatis. Ini bisa dilihat dari alasannya meninggalkan Panin Bank.

51 Bisa dilihat bahwa pengelolaan keluarga dengan mendasarkan pada guanxi bukan berarti bebasdari perselisihan. Justru banyak dari perusahaan keluarga yang mengalami perselisihan saat tidakada sosok berpengaruh yang memegang (misalnya pendiri perusahaan meninggal). Lebih jelasnyalihat AB. Susanto: 200752 Soetriyono. Op.cit. Hlm 48

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia42

Cara yang digunakan oleh Mochtar dalam mengembangkan BCA adalah

dengan merebut pasar terlebih dahulu. Dengan kekuatan modal dari Liem yang

besar, BCA membuka cabang di mana-mana. Cara ini memerlukan dana modal

yang besar yang saat itu mungkin hanya bisa disediakan oleh Liem. Cara

pengembangan ini juga tidak memungkinkan untuk menggunakan cara-cara

guanxi.

Pada Maret 1975 (saat Mochtar masuk), BCA hanya memiliki dua kantor

cabang. Namun pada Agustus 1988 telah mencapai 49 yang tersebar di berbagai

kota di Indonesia. Pada tahun tersebut dan tahun 1989, BCA membuka kembali

20 cabang baru untuk mencakup retail banking yang menjadi sasarannya. Nilai

aset BCA juga meningkat dari Rp 12,8 milyar hingga menjadi Rp 1,542,1 trilyun,

dengan jumlah investasi yang dikeluarkan oleh Liem sebesar Rp 5,25 trilyun pada

1987. nilai aset ini hampir dua kali lipat dari bank swasta terbesar kedua di

Indonesia pada saat itu, Bank Niaga, yang berjumlah Rp 785,7 milyar.

Bisa kita lihat sebesar apa BCA dengan penggunaan manajemen yang

profesional. Namun tidak bisa juga kita nafikan peran dari penggunaan guanxi

dalam perkembangan Liem dan BCA. Perpaduan dari kedua sistem yang ada

dalam BCA. Di bab berikutnya kita akan melihat dan menganalisa guanxi seperti

apa dan profesionalisme seperti apa yang digunakan oleh Liem dalam

pengembangan bisnisnya.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia43

Bab IV. Pergeseran Sistem dalam Grup Liem

Setelah kita melihat dan mempelajari dengan lebih jauh mengenai kegiatan

grup Liem, maka kita bisa melihat bahwa Liem menggunakan dua pendekatan

manajemen yang disebut di atas, guanxi dan profesional. Namun sejauh apa

penggunaan dari kedua sistem itu dalam keseharian kegiatan Liem akan kita bahas

lebih jauh dalam bab ini. Pembahasan akan dimulai dari penggunaan guanxi

dalam kegiatan bisnis grup Liem.

IV.1. Penerapan guanxi dalam grup Liem

Bisa dilihat bahwa, sama dengan pengusaha berlatar belakang etnis Cina

lainnya, Liem juga menggunakan pendekatan yang berbasis guanxi dalam bisnis

mereka. Sesuai dengan Konfusianisme yang membasiskan masyarakat dalam unit

keluarga, maka bisnis Liem juga berkembang dengan menjadikan keluarga

sebagai awalan.

Perjalanan bisnis bagi Liem sudah dimulai saat ia pertama kali

menginjakkan kakinya di Kudus, untuk mengikuti kakaknya yang telah lebih dulu

bermigrasi ke sana. Secara umum, hijrah Liem ke Kudus dari Futching (Fujian)

terdiri dari dua faktor, yaitu faktor pendorong (kesulitan ekonomi keluarganya dan

cerita dari negeri seberang / Indonesia) dan faktor penarik (adanya kerabatnya di

Kudus). Dengan adanya keluarga, maka Liem telah memiliki jalur guanxi yang

jelas dan kuat, apalagi dengan adanya Futching Hui yang memiliki ”tong” dengan

dirinya (sama-sama dari Futching).

Apalagi bila yang dikatakan oleh Seagrave benar, bahwa klan Liem-nya

adalah salah satu dari keluarga Cina yang terkaya di Semarang. Kabarnya klan ini

rutin bertemu setiap tahun di kuil besar keluarga Liem yang dibangun pada

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia44

1881.53 bila ini terbukti, maka dengan nama klan Liem saja, ia memiliki modal

yang sangat besar dalam berbagai usahanya hanya dengan marga itu saja.

Guanxi pertama dalam kehidupan bisnis Liem adalah dengan keluarganya.

Usaha pertama yang digelutinya tidak lepas dari bantuan pamannya dan kakaknya

yang telah lebih dulu berada di Kudus. Dengan pondasi ekonomi yang telah

dibangun oleh mereka berdua, Liem Sioe Liong memiliki batu pijakan untuk

memulai usahanya. Hubungan guanxi dalam keluarga ini ternyata juga

diteruskannya dalam berbagai usahanya kelak.

Hubungan guanxi, seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya, dibangun

dengan dasar kepercayaan. Tanpa adanya kepercayaan dari semua pihak yang

berada dalam guanxi, niscaya hubungan guanxi yang baik akan bisa tercipta.

Dalam kasus yang pertama ini, xinyong yang dimiliki adalah berdasarkan pada

keluarga dan marga. Ikatan ini adalah yang paling mendasar dan paling mudah

untuk dibina. Bahkan di negara lain ada banyak juga perusahaan yang bermula

dari keluarga. Di negeri Amerika Serikat yang berdasarkan pada profesionalitas

saja, dikatakan bahwa perusahaan milik keluarga menyumbang hingga 40% dari

GNP atau 59% dari GDP-nya.54

Guanxi seperti ini merupakan jenis hubungan yang paling mendasar dan

oleh karena itu bukan merupakan monopoli dari bangsa Cina semata. Di banyak

negara lain, bisnis yang mendasarkan diri pada keluarga banyak ditemui. Dengan

kata lain, nilai-nilai yang mendasarkan pada keluarga merupakan nilai yang

universal, namun apakah ada yang di institusikan ke dalam sebuah institusi

ideologis seperti yang dilakukan dalam Konfusianisme?

Guanxi kedua yang dimilikinya adalah dengan teman-temannya. Ini bisa

dilihat dari The Gang of Four yang beraksi bersamanya dalam membangun

berbagai perusahaan seperti CV waringin Kentjana, Bogasari hingga

pembangunan BSD. Hubungan guanxi antara mereka berempat bisa jadi terbentuk

karena kerja sama yang lama dijalin. Selain itu juga sopir pribadinya yang telah

puluhan tahun mengabdi padanya, terutama setelah insiden kecelakaan taksi yang

53 Seagrave, Op. Cit. Hlm 204. sayangnya data ini tidak memiliki pendukung dala berbagaipustaka dan berita yang penulis baca. Memang sekedar spekulasi, tapi cukup menarik untukditelusuri lebih jauh apabila ada bukti kebenarannya.54 Susanto, AB. Op. cit. Hlm 3

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia45

memberinya ilham untuk nama Anthony Salim (Liem Fung Seng). Walaupun

tidak ikut dalam rencana dan pengembangan bisnis Liem dalam jajaran direksi

ataupun manajerial, tapi tidak bisa dibantah lagi hubungan antara kedua orang ini.

Bentuk guanxi yang kedua ini juga cukup mudah untuk ditemukan. Antara

pihak-pihak yang bekerja sama belum tentu memiliki kesamaan (tong) sehingga

guanxi ini bisa dibedakan dengan bentuk ketiga nanti. Walaupun mudah

ditemukan, bukan berarti guanxi ini mudah untuk dibuat. Mungkin malah guanxi

inilah yang paling sulit untuk dibentuk, karena guanxi ini tidak memiliki dasar.

Berdasarkan hubungan yang dibentuk sekian lama, baik dalam bentuk

persahabatan ataupun kerja sama, bahkan seringkali ditemukan toko yang

memberi harga khusus karena sang pembeli adalah langganan di toko itu. Ini juga

sebuah bentuk dari guanxi jenis kedua ini. Xinyong yang muncul di sini adalah

guanxi yang muncul atas dasar waktu, dan bukan berdasarkan pada hal lainnya.

Hubungan antar teman juga adalah hubungan yang biasa. Dalam

Konfusianisme, hubungan ini muncul sebagai jenis hubungan wu lun yang kelima.

Berbeda dalam keempat hubungan yang lain yang bersifat vertikal (ada tingkatan

atas-bawah), hubungan kelima ini bersifat horizontal dan antara pihak-pihak yang

terlibat berada pada status yang sama. Oleh karena itu, hubungan ini merupakan

jenis hubungan yang paling rawan konflik karena minimnya rasa hormat antara

pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.

Maka dari itu, jenis hubungan bisnis yang seperti ini, membutuhkan

kepercayaan yang sangat mendalam dari semua pihak. Untuk menjalin hubungan

yang demikian tidak bisa dilakukan dengan waktu yang sedikit. Itulah sebabnya

para pengusaha etnis Cina menjalin hubungan yang sangat lama atau

membutuhkan latar belakang yang sama (guanxi ketiga) untuk bisa dipercaya.

Mungkin di negara lain banyak juga bisnis yang dilakukan dengan bekerja sama

dengan teman atau rekanan, namun biasanya dilengkapi juga dengan hukum yang

menjamin perjanjian. Dengan kata lain, perjanjian itu didasarkan pada hukum dan

bukan dasar saling percaya yang kuat.

Guanxi yang ketiga adalah guanxi dengan rekan sesama Futching Hui.

Bisa dibilang inilah awal mula dari bisnis yang dijalankan oleh sang taipan Liem

Sioe Liong. Berbagai hal bermula dari perkumpulan ini, baik rekan bisnis,

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia46

bantuan modal hingga relasi yang akhirnya membawanya pada perkenalan dengan

Hassan Din, mertua dari Soekarno. Dalam perkumpulan orang Cina perantauan

yang sama-sama berasal dari Futching ini, guanxi yang terbentuk adalah pada

tingkatan tong. Kesamaan kampung halaman membawa orang-orang yang

tergabung di dalamnya ke dalam sebuah kelompok yang berjuang bersama.

Mungkin kalau tidak ada Futching Hui, tidak akan ada Liem Sioe Liong sang

taipan yang kita kenal sekarang ini.

Guanxi ketiga ini jauh lebih mudah dibentuk, karena guanxi ini dibentuk

atas dasar kesamaan. Pada dasarnya keadaan dan juga peraturan pemerintah

Hindia Belanda yang mengumpulkan para penduduk etnis Cina menjadi satu

dalam satu kampung Cina memberikan peran besar dalam keterikatan ini.

Penduduk keturunan Cina menjadi harus bekerja sama dengan sesamanya dan

sudah sewajarnya mencari orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya.

Namun, walaupun mudah untuk dianggap pantas memiliki guanxi tetap tidak

mudah, karena biasanya perkumpulan semacam ini memiliki peraturan yang ketat

di dalamnya dan juga tidak mudah untuk menerima orang baru kecuali mendapat

pengantar dari orang lain di dalam.

Bisa dibilang bahwa bangsa Cina merupakan salah satu yang memiliki

hubungan tong yang kuat. Sedikit banyak, hubungan ini bersinggungan dengan

jenis guanxi yang kedua. Akan tetapi, hubungan berdasarkan tong ini lebih luas.

Kedua pihak belum tentu mengenal satu sama lain, namun karena berasal dari satu

entitas yang sama maka merka bisa saling bekerja sama. Sebagai ilustrasi, berapa

orang di antara Futching Hui yang benar-benar dikenal oleh Liem Sioe Liong

sebelumnya? Namun karena berasal dari entitas (kampung) yang sama, ditambah

referensi dari paman dan kakaknya, maka bisa terjalin hubungan yang saling

membantu dalam perkumpulan itu.

Guanxi keempat adalah guanxi yang sangat berpengaruh besar dalam

kehidupan bisnis Liem Sioe Liong, bahkan mungkin yang terbesar. Bila guanxi

ketiga adalah dengan tongcun (berkampung sama), maka guanxi penting keempat

yang terbentuk adalah dengan pemerintahan Republik Indonesia. Sedikitnya ada

dua nama yang berperan sangat penting di sini dalam rangka memasukkan nama

Liem ke dekat pemerintahan. Yang pertama adalah Hassan Din. Orang ini, seperti

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia47

disebut di atas, adalah mertua dari Soekarno dan merupakan orang penting yang

menumpang bersembunyi di rumah Liem saat ia dikejar oleh Belanda yang

mendompleng sekutu.

Dari Hassan Din inilah ia memperoleh jalur untuk mendapatkan guanxi

kedua yang paling penting dan menjadi guanxi paling penting dalam

keberhasilannya sebagai seorang pebisnis. Jalur yang dimaksud adalah jalur

dengan Kolonel soeharto yang menjabat di Pangdam V Diponegoro, Jawa

Tengah. Liem berhasil menjalin hubungan yang baik dengan sang Kolonel, yang

dengan cepat merambat naik dalam pangkat hingga akhirnya menjadi Presiden

kedua Indonesia di masa Orde Baru, dan menjadi pelindung dari berbagai

kegiatan Liem, Presiden Soeharto.

Hubungan antara kedua individu ini mungkin berasal dari hubungan

guanxi yang kedua, namun seiring dengan berjalannya waktu maka hubungan ini

berkembang menjadi hubungan baru patron-klien dari kedua pihak. Bila ketiga

guanxi sebelumnya muncul karena latar belakang, maka mungkin guanxi yang ini

berbeda, karena ia muncul atas dasar kebutuhan. Seperti yang dikemukakan oleh

Seagrave dan Thomas Liem Tjoe, hubungan antara Liem (mewakili pengusaha

etnis Cina) dan Soeharto (mewakili pemerintahan/militer) adalah hubungan yang

saling membutuhkan.55

Kedua pihak (pengusaha Cina dan pemerintahan militer) adalah dua pihak

yang saling membutuhkan. Sebagai sebuah negeri yang dipenuhi oleh berbagai

kekayaan, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam hal ekonomi, tapi pada

masa itu, belum ada orang yang sanggup untuk menanganinya. Pengusaha

pribumi pada masa itu belumlah banyak, dan kebanyakan juga tidak berkembang,

yang sebagiannya merupakan akibat dari pola kehidupan masa Hindia Belanda

yang meminggirkan potensi pribumi untuk menjadi pedagang dan pengusaha yang

baik. Ini bisa diihat dari gagalnya berbagai proyek untuk mengawinkan pengusaha

keturunan Cina dan pribumi yang dijalankan oleh pemerintahan Orde Lama.

Melihat dari sana, maka tentu saja pilihan yang tersisa adalah untuk

menggunakan dan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh pengusaha Cina

keturunan. Sebagai imbalannya, ekonomi Indonesia (dan juga ekonomi keluarga

55 Untuk lebih jelasnya lihat Thomas Liem Tjoe. Rahasia Sukses Bisnis Etnis Tionghoa diIndonesia (Medpress: Jakarta, 2007) dan Seagrave. 2006.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia48

pemerintahan militer) akan menjadi maju. Sebagai buktinya bisa kita lihat dari

berbagai keluarga jenderal yang menjadi kaya secara tidak masuk akal bila dilihat

dari tingkat pendapatan yang dimilikinya.

Untuk menjalankan sistem itu, maka konsesi, monopoli dan kemudahan

diberikan kepada para pengusaha, terutama pengusaha etnis Cina.56 Dan kemudian

dengan berbagai kemudahan itulah mereka kemudian menjadi penggerak utama

ekonomi Indonesia, sekaligus juga membesarkan bisnis mereka sendiri hingga ke

level internasional seperti yang ditunjukkan oleh Liem.

Akan tetapi, seperti yang ditulis sebelumnya, bisnis yang besar akan

sangat sulit untuk dijalankan oleh keluarga, oleh karena itu membutuhkan orang-

orang profesional di dalamnya. Grup Liem pun memasuki babakan baru bisnisnya

dengan menarik berbagai profesional ke dalamnya, baik pada tingkat manajerial

maupun direksi dan hingga tingkat kepemilikan. Di situlah kita akan beranjak ke

analisis terhadap subjek kita, Bank Central Asia (BCA) yang telah mendunia.

IV.2. Perubahan sistem bisnis dalam grup Liem: BCA

Bisa dikatakan, BCA merupakan salah satu dari kerajaan bisnis Liem yang

terbesar dan juga paling mendunia. Kedudukannya sebagai sebuah institusi

keuangan memang membuatnya memiliki daya gerak yang besar dibanding bisnis

Liem lainnya. Pada tahun 1980-an akhir saja, BCA telah memiliki kantor di pusat

bisnis Amerika, New York. Percepatan gerak BCA dimulai sejak masuknya

seorang ”asing” ke dalam jajaran direksi BCA, Mochtar Riady alias Lie Mo Sing.

Seperti yang disebutkan pada bab 3, Mochtar Riady bukanlah seorang

yang dekat dengan Liem ataupun keluarga Liem. Dengan kata lain, dengan

masuknya Mochtar maka sistem guanxi yang dijalankan oleh Liem menjadi

berangsur hilang. Mochtar menjadi seorang asing yang ditarik secara profesional,

dibayar dengan bayaran yang profesional dan mengelola BCA dengan cara-cara

yang profesional pula.

56 Memang ada beberapa nama pengusaha pribumi yang muncul ke permukaan, misalnya keluargaBakrie, atau Pak Haji Abdul Ghany Azis pemilik Firma Kiagoos Abdul Azis& Co. Namunjumlahnya kurang signifikan dan biasanya tidak bertahan terlalu lama, bahkan hampir semuanyaruntuh pada generasi kedua

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia49

Ada beberapa pendekatan yang perlu diperhatikan untuk melihat transisi

yang dilakukan oleh Liem dalam menjadikan bisnisnya menjadi sebuah jaringan

bisnis yang profesional dan berjaringan luas. Yang pertama adalah penarikan

orang di luar lingkungan grup Liem untuk masuk ke dalam jajaran direksi dan

juga pemilik modal. Di antaranya ada Mochtar Riady, yang bukan merupakan

orang Liem. Ini termasuk juga penarikan modal publik yang dilakukan kemudian

dan juga masuknya nama bank-bank dan institusi keuangan asing ke dalam

lingkaran BCA grup. Sayangnya, pembagian saham dari Bank BCA 57 masih

belum mencerminkan kepemilikan publik. Kalaupun ada orang dari luar keluarga

Liem di sana, namun mereka masih merupakan orang-orang dekat Liem sendiri,

sehingga tidak bisa disebut sebagai profesionalitas, walaupun beberapa di

antaranya merupakan orang-orang yang cukup kompeten dalam ekonomi.

Ini berbeda dengan institusi keuangan milik Liem lainnya, Bank Windu

Kentjana yang masih belum dikelola secara profesional sebelum kemudian bank

ini ditarik untuk masuk ke dalam BCA Grup. Bisa dilihat transisi dari sistem

guanxi ke dalam profesionalitas dengan melihat pada satu contoh yang mirip

dengan kepemilikan yang sama dari kedua perusahaan tersebut.

Walaupun masih ada juga orang-orang kepercayaan, namun penggunaan

mereka masih dalam batas kewajaran. Posisi strategis bisa diserahkan pada orang-

orang yang berkompeten dengan menerapkan sistem POAC + C yang baik.

Dengan kata lain, bisnis Liem bukan lagi pada tingkatan bisnis yang

mengandalkan individu semata, melainkan mulai beranjak pada bisnis yang

menekankan pada sistem. Walaupun siapapun yang berada dalam sistem tersebut,

sistem itu yang akan mengawasi individu, sehingga tercipta sistem kerja yang

baik, spesifik dan berkualitas tinggi dan tidak lagi tergantung pada individu.58

Walaupun peran sentral dari pemilik dan keluarganya juga masih sangat

berpengaruh.

57 Perlu diperhatikan perbedaan antara Bank BCA dan BCA Grup.58 Bila didasarkan pada 4 kuadran yang dirumuskan oleh Robert T. Kiyosaki, maka sistem bisnisyang digunakan oleh Liem sudah berada pada kuadran kananbawah, entrepreneur. Pada kuadrankanan yang bekerja bukan lagi individu namun system. Siapapun individu yang ada di sana bukanlagi menjadi masalah karena system yang akan bekerja dengan menggunakan orang-orangtersebut. Untuk lebih jelas lihat Kiyosaki, Robert T. Cashflow Quadrant.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia50

Poin kedua yang perlu diperhatikan adalah perubahan posisi BCA sendiri,

dari sebuah institusi keuangan yang bertugas untuk mengumpulkan dana

masyarakat untuk digunakan dalam pengembangan bisnis Liem menjadi sebuah

entitas bisnis yang mandiri dan bahkan bisa melepaskan diri dari rencana Liem

Sioe Liong sang pemilik. Hal ini bisa dilihat dari perjanjian sebelumnya antara

Liem dan Mochtar untuk membuat BCA sebagai sebuah bank yang lepas dan

dikelola secara profesional. Selain itu Mochtar sendiri memiliki otoritas untuk

menolak rencana grup Liem bila dianggapnya hal itu kurang menguntungkan atau

perjanjian yang dibuat kurang bagus.59

Dengan kata lain, bukan lagi guanxi yang menjadi dasar untuk bekerja

dalam BCA, melainkan keputusan rasional yang berdasarkan pada keuntungan

BCA sendiri, walaupun tidak bisa lepas sepenuhnya juga dari tangan Liem

sebagai komisaris. Setidaknya, kemampuan BCA dan Mochtar untuk menolak

keputusan dan permintaan Liem sebagai pemodal bisa dibilang sangat jauh beda

dengan sistem guanxi dalam bisnis keluarga umum yang biasanya mendasarkan

pengambilan keputusan pada tangan satu orang pendiri yang berkedudukan sangat

kuat.

Coba kita bandingkan dengan Bank Suma milik keluarga Soeryadjaya.

Bank tersebut akhirnya dilikuidasi karena bangkrut. Salah satu penyebab

bangkrutnya adalah karena penggunaan dana yang dikumpulkan oleh bank itu

untuk membiayai kegiatan ekspansi bisnis yang dilakukan anaknya. Akhirnya

karena likuidasi tersebut, saham William Soeryadjaya di Astra terpaksa dijual

murah kepada Probosutedjo untuk menutupi ganti rugi pada nasabah.

Dengan adanya sistem kontrol yang diterapkan dan penolakan yang bisa

dilakukan oleh Mochtar, maka hal seperti ini akan bisa dihindari. Bila Mochtar

menganggap bisnis yang dijalankan dan rencana yang diajukan oleh Liem kepada

BCA kurang menguntungkan maka dia akan bisa menolaknya, dan apabila ada

kegiatan ekspansi yang dilakukan dengan bantuan dana dari BCA yang kurang

59 Sayangnya, bagaimanapun keputusan sebuah perusahaan untuk menjalin kerja sama ataupuntidak merupakan keputusan internal perusahaan tersebut. Oleh karena itu, penulis tidak bisamemaparkan contoh kongkrit bisnis usulan Liem yang ditolak oleh Mochtar. Namun kesepakatanyang dibuat oleh Liem dan Mochtar, walaupun tidak tertulis, bisa digunakan untukmengasumsikan kemungkinan Mochtar menolak usulan Liem

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia51

menguntungkan, maka BCA, di bawah komando Mochtar, akan bisa

menghentikan pendanaan terhadap proyek tersebut.

Sayangnya, pada masa itu, kontrol publik terhadap Bank BCA masih

belum sempurna. Ini tidak lain karena Bank BCA masih merupakan bank yang

dikuasai oleh golongan Liem dan rekanan dalam susunan kepemilikannya.

Kalaupun ada ”orang luar” yang ada di dalam kepemilikan saham, maka orang itu

adalah Mochtar sendiri. Dengan menjadi pemilik saham terbanyak pada angka

17%, maka Mochtar harusnya bisa cukup mengendalikan komando di BCA,

terlebih karena dia adalah direktur utama, yang berarti mengendalikan keputusan

harian dan hal-hal yang tidak masuk ke dalam RUPS.

Di dalam kepemilikan saham bank BCA terdapat juga nama-nama dari

Cendana, Tutut (Siti Hardiyanti Rukmana) dan Sigit (Harjojudanto)60 . Nama-

nama itu kemungkinan memang diambil bukan dengan pertimbangan

profesionalisme, apalagi saham itu rumornya merupakan saham ”kosong” yang

diberikan. Namun, dilihat dari sudut pandang politis dan bisnis pada masa itu,

maka mereka berdua ”berguna” dalam artian yang lain bagi BCA sendiri. Nama

mereka di dalam kepemilikan saham merupakan sebuah garansi bahwa

pemerintah (Soeharto) tidak akan mengganggu bisnis BCA. Pertimbangan Liem

memberikan saham-saham tersebut kelihatannya semata merupakan langkah

untuk mempererat guanxi Liem-Soeharto dan juga pertimbangan pragmatis bisnis

semata, tanpa pertimbangan profesional di dalamnya.

Bukan berarti bahwa nilai guanxi ini hanya terjadi dalam bisnis yang

dijalankan oleh orang atau etnis Cina. Bukan juga berarti pergeseran nilai guanxi

yang terjadi dalam bisnis Liem tidak terjadi dalam kelompok bisnis lainnya atau

bisnis dari negara lainnya. Hanya saja, perlu diperhatikan bahwa sistem nilai-nilai

ini dikukuhkan dalam sebuah sistem nilai dan norma yang dinamakan guanxi oleh

masyarakat Cina.

Di Cina dan masyarakat Cina di seluruh dunia, sistem ini digunakan

dengan menggunakan ajaran Konfusianisme sebagai dasar dari penerapannya.

Dengan kata lain, penerapan sistem guanxi dalam bisnis Cina adalah sesuatu hal

yang bersifat unik, walaupun bukan berarti berbeda seluruhnya dengan sistem di

60 Untuk daftar selengkapnya lihat lampiran

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia52

tempat lain. Bahkan, bisa dikatakan bahwa sistem guanxi ini secara etika kurang

baik dalam beberapa hal.

David C. Kang (2003) menulis bahwa dalam bisnis di Indonesia, terdapat

sebuah kekuatan yang mengatur keseluruhan kegiatan bisnis, yang berada di

tangan penguasa (Soeharto)61. Dengan cara ini, maka semua pihak berusaha untuk

mendekati Soeharto. Mereka juga melakukan hal yang sama dengan Liem, dan

menjadikan kegiatan untuk menjalin hubungan menjadi sebuah praktek umum

KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Misalnya saja guanxi yang digunakan oleh Liem dalam mengembangkan

bisnisnya, merupakan kejahatan secara hukum. Praktek mendekati pemerintah

Indonesia melalui jalur kepresidenan Soeharto tidak bisa disangkal memiliki

unsur KKN di dalamnya. Selain itu, dengan mengutamakan kerja sama dengan

pihak yang sudah dikenal dekat, berarti sedikit banyak menutup kemungkinan

untuk bekerja sama dengan pihak lain dalam bisnis. Walaupun ini tidak dilarang,

namun memiliki potensi yang cukup berbahaya yang bisa mematikan bisnis.

Misalnya saja dalam pengembangan guanxi dengan pemerintah, maka

pemberian hadiah dan parsel setiap hari raya menjadi suatu kewajiban dan

menjadi hal yang lumrah. Namun, ini juga bisa diartikan sebagai sebuah upaya

suap terhadap aparat yang bersangkutan. Sebagai imbalannya, Liem menerima

berbagai insentif. Contohnya pada Bogasari, di mana pada 1990 mereka mencatat

penerimaan sebesar US$ 400 juta. Ini didapat berkat harga subsidi beli gandum

murah seharga US$ 80 per ton dari Bulog. Gandum ini kemudian diolah menjadi

tepung terigu yang dijual kembali kepada Bulog dengan marjin keuntungan 30%,

lima kali lebih besar dari marjin perusahaan sejenis di US62. Selain itu di BCA

sendiri, seperti sudah disebutkan sebelumnya, dilakukan dengan memasukkan

Tutut dan Sigit dalam pemilikan saham dengan share yang besar (16% dan

14%)63

Profesionalitas ala manajemen Barat dan ekspansi ke luar negeri dipilih

oleh Liem untuk menjaga bisnisnya. Kelihatannya, Liem sendiri sudah

61 Kang, David C. Comparative Politics, 35, No.4 hlm 451. Diambil dari

http://www.jstor.org/stable/415018962 Deeje, dkk. Op. cit. Hlm 6263 Lihat lampiran

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia53

mengantisipasi dan mungkin juga berusaha untuk melepaskan diri dari genggaman

Soeharto. Seperti yang diutarakan Kang (2003), pengusaha etnis Cina pada masa

itu bergantung pada Soeharto. Kekuatan terpusat yang ada pada Soeharto

memberikan kemudahan sekaligus juga kungkungan pada pengusaha untuk

berkembang. Liem mendapat kemudahan, namun bisa jadi pada saat yang sama

juga mendapat batasan dari Soeharto karena proyek yang ada tentu harus dibagi

pada pihak lain yang menjalin hubungan yang sama dengan Soeharto.64

Yang berbeda dan bisa menjadikan Liem menjadi sebuah kelompok bisnis

yang raksasa mungkin adalah hubungan baik sebelumnya yang dijalin sejak masa

perjuangan. Dengan kata lain, Liem menjadi besar bukan hanya karena adanya

”hubungan baik” yang dijalin setelah Soeharto menjadi presiden dan memiliki

kekuasaan, tapi pada masa sebelumnya saat Kodam Diponegoro masih menjadi

tentara miskin yang harus berhutang pada Liem hanya untuk membuat

seragamnya. Inilah yang membuat hubungan kedua pihak bisa dikatakan sebagai

sebuah guanxi, dan bukan sekedar suap atau KKN biasa yang hanya berhitung

untung belaka. Dengan demikian seharusnya hubungan dari Soeharto dan Liem

lebih ”lengket” dibandingkan sang penguasa tersebut dengan pengusaha lainnya,

baik pribumi, asing maupun etnis.

Diperkirakan hubungan antara Liem dan Cendana tidak akan berakhir

begitu saja selepas turunnya Soeharto. Cendana masih memiliki kekuatan dan

pengaruh walaupun mungkin jauh dibandingkan semasa kekuasaan Soeharto.

Namun, bila memang melihat pada guanxi yang sudah lama sekali dijalin oleh

kedua keluarga, maka pastinya Liem akan terus membantu Cendana dalam

berbagai hal, demikian juga Cendana masih akan memberikan berbagai

bantuannya melalui pengaruh yang dimilikinya. Namun, ini tidak akan dibahas

dalam skripsi ini dan mungkin, penulis berharap, akan bisa dijumpai dalam tulisan

sarjana lainnya.

Demikianlah kira-kira perjalanan sebuah kelompok bisnis yang sangat

besar, kuat dan berkuasa dalam jagad bisnis, bukan cuma Indonesia, tapi juga

dunia. Sejarah dan rahasia grup Liem masih sangat luas dan tidak mungkin untuk

64 Teori ini diambil dari tulisan Kang. 2003: hlm 452. sayangnya tidak ada bukti yang mendukungargumen ini secara pasti. Hipotesis ini merupakan asumsi dari penulis belaka, walaupun mungkinmenarik untuk ditelusuri lebih jauh.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia54

dicakup seluruhnya dalam sebuah tulisan ini. Setelah ini, penulis akan mencoba

untuk merangkum seluruh tulisan ini menjadi sebuah paparan yang singkat, padat

dan bermakna.

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia55

Bab V

Kesimpulan

Liem Sioe Liong sebagai seorang pengusaha telah mencapai tingkatan

tertinggi dalam keberhasilan bisnis. Aset yang dimilikinya, baik berupa barang

maupun asset cair telah mencapai nilai yang sangat besar dan bahkan kini jumlah

kekayaannya telah menjadikannya orang nomor empat terkaya di Indonesia pada

2008. Berbagai perusahaan dari berbagai bidang usaha dimilikinya, tidak hanya di

dalam negeri saja, tapi juga telah merambah ke luar negeri dengan berbagai

ekspansi yang dilakukannya.

Pengusaha dari bangsa dan etnis Cina secara umum biasanya menjalankan

sebuah sistem yang disebutnya sebagai sistem guanxi. Guanxi secara harfiah

berarti hubungan, atau konteks bahasan ini guanxi memiliki beberapa definisi,

misalnya saja sebuah ikatan non-institusional yang terbentuk dari hubungan saling

percaya dan menguntungkan yang berfungsi untuk mensubtitusi hubungan yang

berdasarkan hukum formal yang diberikan oleh Xin dan Pearce. Lalu ada juga

yang mengartikannya sebagai sebuah hubungan sosial yang berdasarkan pada

keuntungan dan kepentingan bersama, yang bila telah terbentuk, maka sang

empunya hubungan bisa saling meminta bantuan dengan harapan bahwa hutang

yang diberikan akan dibayar suatu waktu, yang didefinisikan oleh Yang.

Guanxi inilah yng berperan dalam membesarkan bisnis grup Liem, selain

manajemen profesional yang juga memberikan peranan penting. Profesional

dalam hal ini diwakili oleh beberapa aspek yang penting. Aspek-aspek tersebut

adalah asal mula dan kepemilikan modal, SDM, kontrol pemilik (Liem) terhadap

perusahaan, serta kerja sama yang dilakukan oleh perusahaan.

Dengan menggabungkan aspek guanxi dan juga profesionalisme ala Barat,

Liem mengembangkan bisnisnya dengan baik. Profesionalisme diperlukan karena

bisnis yang dilakukan oleh Liem telah mencapai tingkatan yang tidak

memungkinkan untuk mengandalkan guanxi dari keluarga dan rekanan belaka.

Cakupan bisnis yang luas dan tersebar di seluruh dunia tidak akan bisa diatasi

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia56

oleh Liem, sehingga perlu menarik “orang bayaran” yang profesional untuk

menanganinya.

Guanxi yang digunakan oleh Liem sendiri terdiri dari lima macam guanxi.

Guanxi yang pertama adalah dalam keluarganya sendiri. Dalam hal ini

menyangkut pamannya, kakaknya, serta anak-anaknya. Yang kedua adalah guanxi

yang meliputi rekanan-rekanannya serta sahabat-sahabatnya yang terpercaya.

Guanxi yang ini diwakili oleh Tan Ho Tjung (temannya di Kudus yang menjadi

rekannya yang pertama), serta Gang of Four (Sudwikatmono, Djuhar Susanto,

Liem Sioe Liong dan Ibrahim Risjad.) yang membangun berbagai kerajaan bisnis

dengannya. Guanxi kedua ini sulit untuk dibangun begitu saja, karena

membutuhkan waktu yang lama untuk membangun hubungan xinyong

(kepercayaan) yang kuat.

Guanxi ketiga adalah dengan sesama rekan Futching Hui. Guanxi ini

dibangun atas dasar tong (kesamaan) dan lebih mudah untuk dibangun daripada

yang kedua. Guanxi ini dibentuk antara orang-orang yang memiliki kesamaan

latar belakang untuk saling bekerja sama. Guanxi ini juga berjasa cukup besar

dalam membantu perkembangan Liem, misalnya saja dengan mengenalkan Liem

dengan Hassan Din, yang kemudian membawanya pada Soeharto yang menjadi

komandan di Kodam Diponegoro. Sedangkan guanxi yang keempat yang paling

penting adalah guanxi yang dimilikinya dengan pemerintah, terutama orde baru

pimpinan Soeharto.

Bukan berarti guanxi merupakan suatu hal yang sepenuhnyta positif,

karena bila dilihat secara hukum positif umum praktek guanxi hampir tidak ada

bedanya dengan KKN. Bila pun ada perbedaannya adalah dalam hal proses dan

tujuan utama dalam skripsi tersebut. Tujuan dari praktek guanxi bukanlah

pencarian keuntungan, melainkan penjalinan jaringan antar pebisnis. Selain itu,

proses guanxi bukanlah sebuah proses yang instan, melainkan dibangun dalam

waktu yang lama dan bukan seperti suap.

Dengan guanxi yang dimilikinya bisnis Liem berkembang menjadi sangat

besar dan bahkan kemudian Liem mendapat julukan “Lima Raja” (Raja Uang,

Raja Terigu, Raja Semen, Raja Cengkeh dan Raja Dagang). Julukan ini didapat

untuk mewakili lima jenis perusahaannya yang terbesar yaitu BCA, Bogasari,

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia57

Indocement, PT Mega dan Waringin Kentjana. Lima bisnis itulah yang menjadi

ujung tombak bisnis Liem pada masa 1980an.

Bahasan skripsi ini, BCA merupakan salah satu usaha yang menerapkan

kedua sistem dalam manajemennya. Profesionalitas BCA ditunjukkan secara

mencolok dengan ditunjuknya Mochtar Riady sebagai direktur dari Bank tersebut.

Ini merupakan contoh dari pemanfaatan SDM dari luar lingkaran Liem, karena

sebelumnya Liem tidak memiliki hubungan dengan Mochtar. Asal mula dan

kepemilikan modal BCA memang hampir sepenuhnya dari Liem, namun

kemudian mereka menggunakan pasar modal untuk mengumpulkan modal

tambahan.

Dari aspek kerja sama dan kontrol, sistem di BCA bukanlah sistem yang

membiarkan Liem untuk berkuasa penuh terhadap penentuan kebijakan di BCA.

Mochtar Riady berhak untuki membuat kebijakan yang dianggapnya paling baik

untuk perusahaan. Selain itu, Mochtar juga berhak untuk menentukan kerja sama

yang terbaik untuk BCA, dengan intervensi yang minimal dari Liem selaku

Komisaris. Sistem ini sangat jauh dari perusahaan keluarga yang biasanya

“mendewakan” pendiri perusahaan. Sistem dalam BCA ini juga sangat jauh

dengan bank milik Liem lainnya, Bank Windu Kentjana.

Kesimpulannya, bisnis yang dilakukan Liem kini melakukan dua jenis

sistem yang saling melengkapi. Pada masa awal perkembangan bisnisnya, Liem

menggunakan jaringannya untuk membuat bisnisnya menjadi besar. Kemudian

pada saat bisnisnya menjadi besar, profesionalitas menjadi salah satu alternatif

untuk menjalankan dan mengelola bisnisnya, namun bukan berarti guanxi

ditinggalkan sepenuhnya, karena Liem tetap menggunakan jaringannya ke

keluarga, rekan dan pemerintah dalam pengembangan bisnisnya. Penggabungan

dua sistem inilah yang menjadikan grup Liem menjadi salah satu grup bisnis

terbesar di Indonesia

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia58

Bibliografi

Buku

中 国 社 会 科 学 院 语 言 研 究 所 词 典 编 辑 室 编。现 代 汉 语

词 典 修 订 本。商 务 印 书 馆 Beijing:1998.

Deeje, dkk. 10 Orang Terkaya di Indonesia 2008. Yogyakarta: Pustaka Timur,

2008

Hamilton, Gary (ed.). Jaringan Bisnis Cina di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1996

Hamilton, _____. Commerce and Capitalism in Chinese Societies. New York:

Routledge, 2006

Ong Hok Ham. Anti Cina, Kapitalisme Cina dan Gerakan Cina. Jakarta:

Komunitas Bambu, 2008

Seagrave, Sterling. The Lords of The Rim Sepak Terjang Para Taipan. Jakarta:

Pustaka Alvabet, 2006

Seng, Ann Wan. Formula Bisnis Negara Cina Kebangkitan Kembali Naga Asia.

Jakarta: Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika), 2007

Siregar, Soni Ersa dan Kencana Tirta Widya. Liem Sioe Liong dari Futching ke

Mancanegara. Jakarta: Pustaka Merdeka, 1988

Soekisman, W.D. Masalah Cina di Indonesia. Jakarta: Yayasan Penelitian

Masalah Asia, 1975

Soetriyono, Eddy. Kisah Sukses Liem Sioe Liong. Jakarta: Indomedia, 1989

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia59

Susanto, A.B. The Jakarta Consulting Group on Family Business. Jakarta: Divisi

Penerbitan The Jakarta Consulting Group on Family Business, 2007

Swastha, Basu Dr. dan Ibnu Sukotjo W. SE. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar

Ekonomi Perusahaan Modern) Edisi Ketiga. Yogyakarta: Liberty, 1993

Tjoe, Thomas Liem. Rahasia Sukses Bisnis Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta:

Medpress, 2007

Tu Wei-Ming. Etika Konfusianisme. Jakarta: Teraju, 2005

Wang Gungwu dan Cushman, Jennifer. Perubahan Identitas Orang China di Asia

Tenggara. Pustaka Jakarta: Utama Grafika, 1991

Wastu Pragantha Zhong. Etika Bisnis China: Suatu Kajian terhadap

Perekonomian di Indonesia. Jakarta: PPC UNas, Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Y. S, Marjo. Kamus Terminologi Populer. Surabaya: Penerbit Beringin Jaya,

1997.

Website

http://toilete.blogspot.com/feeds/posts/default/773965128750178406. Akses 15

September 2007 22:06

sadikinkuswanto.wordpress.com/2007/05/14/manajemen-profesional. Akses 2

November 2008 21.06 WIB

www.tokohindonesia.com kata kunci: Liem Sioe Liong. Akses 18 Desember 2007

21:17

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA PENGGABUNGAN ASPEK NILAI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20160420-RB06A98p-Penggabungan aspek.pdfLiem telah mencapai tingkatan sangat tinggi dan menjadi senjata

Universitas Indonesia60

Artikel dan Sumber Lainnya

Usahawan Indonesia. Manajemen Gaya China di Indonesia. No.6.Th.XIX, Juni.

1990

Xin, Katherine R. and Jone L. Pearce. Guanxi: Connections as Substitutes for

Formal Institutional Support (The Academy of Management Journal Vol. 39, No.

6, (Dec., 1996), pp. 1641-1658) diambil dari http://www.jstor.org/stable/257072 akses

13/05/2008 23:11

Kang, David C. Transaction Cost and Crony Capitalism in East Asia

(Comparative Politics, Vol 35, No. 4, (July 2003) pp. 439 – 458) diambil dari

http://www.jstor.org/stable/4150189

Penggabungan aspek..., Andri ZAaif, FIB UI, 2008