universitas indonesia analisis faktor-faktor yang ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20330359-ta-andi...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENERIMAAN LAYANAN INTERNET BANKING:
STUDI KASUS TERHADAP BANK XYZ
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Magister Teknologi Informasi
ANDI HARTANTO
1006832940
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA
JANUARI 2013
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Andi Hartanto
NPM : 1006832940
Tanda Tangan :
Tanggal : 28 Desember 2012
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
iii
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas
berkat rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini. Penulisan karya
akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi
Informasi, Fakultasi Ilmu Komputer – Universitas Indonesia. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan karya akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
meyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Riri Satria, S.Kom., M.M., selaku dosen pembimbing bersama tim
asistennya terutama kepada Henry Christianto, MTI. yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan karya akhir ini.
2. Istri saya, Anies Syafitri, M.Psi., Psikolog. bersama ketiga anak kami
yang selalu menjadi penyemangat dan inspirasi agar penyusunan karya
akhir ini bisa diselesaikan.
3. Orang tua yang selalu memberikan do’anya untuk keberhasilan anak-
anaknya.
4. Sahabat terutama peserta bootcamp dengan pembimbing Riri Satria
semester genap 2012 yang telah saling mendukung dan memberi
semangat untuk menyelesaikan Karya Akhir ini.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga karya akhir ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jakarta, 17 Desember 2012
Andi Hartanto
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Andi Hartanto
NPM : 1006832940
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Departemen : -
Fakultas : Ilmu Komputer
Jenis Karya : Karya Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusice
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Layanan Internet
banking: Studi Kasus terhadap Bank XYZ
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database).
Merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 28 Desember 2012
Yang menyatakan
(Andi Hartanto)
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia vi
ABSTRAK
Nama : Andi Hartanto
Program Studi : Magister Teknologi Informasi
Judul : Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Layanan Internet Banking: Studi Kasus terhadap Bank XYZ
Seiring dengan perkembangan internet di Indonesia layanan internet
banking telah menjadi nilai tambah bagi Bank di Indonesia dalam berkompetisi
dalam memberikan layanan yang terbaik bagi nasabahnya dan efisiensi biaya
layanan. Namun sayangnya dengan potensi pengguna internet yang cukup banyak
Bank XYZ mempunyai persentase pengguna layanan internet banking yang
rendah dibanding pesaingnya sehingga perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan teknologi layanan internet banking oleh nasabah agar
dapat digunakan untuk memperbaiki layanan internet banking pada Bank
tersebut. Desain penelitian dengan menggunakan modifikasi teori model final
Technology Acceptance Model (TAM) yang dikemukakan oleh Venkatesh dan
Davis (1996). Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan
pengolahan data dan pengambilan kesimpulan digunakan Structural Equational
Modelling (SEM) dengan menggunakan Lisrel sebagai tools-nya. Hasil penelitian
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan penggunaan layanan
internet banking melalui minat perilaku nasabah Bank XYZ adalah persepsi
kemudahan penggunaan melalui persepsi kegunaan, persepsi kepercayaan dan
kepuasan pengguna yang dipengaruhi oleh kualitas sistem dan kualitas layanan.
Kata kunci:
Internet banking, Technology Acceptance Model, Structural Equational
Modelling.
xi + 87 Halaman; 12 Tabel; 19 Gambar; 3 Lampiran
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia vii
ABSTRACT
Name : Andi Hartanto
Study Program : Master of Information Technology
Title : Factors Analysis on Internet Banking Customer
Acceptance: Case Study on Bank XYZ
Along with the development of the internet service in Indonesia internet
banking has been an added value for the Indonesian Bank to compete in
providing the best service to its customers and the cost efficiency. Unfortunately
with the potential of internet users in Indonesia, a percentage of Bank XYZ
internet banking users is low compared to its competitors. There is a need to
know the factors that influence customer acceptance of internet banking that can
be used to improve their internet banking service. The study design is using a
modification of the final model theory Technology Acceptance Model (TAM)
proposed by Venkatesh and Davis (1996). Methods for collecting data using
questionnaires, while processing the data and conclusions used Structural
Equational Modeling (SEM) using LISREL as a tools. The results are the factors
that influence the acceptance of internet banking services through the behavior
intention of the Bank XYZ customers which are perceived ease of use through
perceived usefulness, perceived trust and user satisfaction which are influenced
by the system quality and service quality.
Keywords:
Internet Banking, Technology Acceptance Model, Structural Equational
Modelling.
xi + 87 Pages; 12 Tables; 19 Pictures; 3 Attachments
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS............................................................................ v
ABSTRAK......................................................................................................... vi
ABSTRACT...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 5
1.4 Tujuan Penulisan.................................................................................. 6
1.5 Manfaat Penulisan................................................................................ 6
1.6 Sistematika Penulisan........................................................................... 6
BAB 2 LANDASAN TEORI............................................................................... 8
2.1 Layanan Internet banking di Indonesia ................................................. 8
2.2 Teori Penerimaan Teknologi Informasi ................................................ 9
2.2.1 Technology Acceptance Model (TAM) ....................................... 10
2.2.2 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) 12
2.3 Penelitian Sebelumnya ....................................................................... 14
2.4 Persepsi Kepercayaan......................................................................... 19
2.5 Persepsi Risiko................................................................................... 20
2.6 Persepsi Kualitas Layanan.................................................................. 21
2.7 Model Teoritis Penelitian ................................................................... 22
2.8 Model Persamaan Struktural (SEM) ................................................... 29
2.8.1 Teori Dasar SEM........................................................................ 29
2.8.2 Uji Validitas ............................................................................... 33
2.8.3 Uji Realibilitas ........................................................................... 34
2.8.4 Tahapan Umum Penggunaan Model Persamaan Struktural ......... 35
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia ix
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 38
3.1 Tahapan Penelitian ............................................................................. 38
3.2 Populasi dan Sampel .......................................................................... 40
3.3 Variabel dan Instrumen Penelitian...................................................... 41
3.4 Metode Pengolahan Data.................................................................... 42
3.4.1 Spesifikasi Model ....................................................................... 42
3.4.2 Identifikasi Model ...................................................................... 42
3.4.3 Estimasi Model........................................................................... 43
3.4.4 Uji Kecocokan Model................................................................. 44
3.4.5 Respesifikasi Model ................................................................... 45
3.5 Hasil yang diharapkan........................................................................ 45
BAB 4 PROFIL ORGANISASI......................................................................... 47
4.1 Profil Perusahaan ............................................................................... 47
4.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................................................... 48
4.3 Struktur Organisasi ............................................................................ 50
4.4 Aplikasi Layanan Internet Banking Bank XYZ .................................. 52
BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................ 54
5.1 Data Responden ................................................................................. 54
5.2 Spesifikasi Model............................................................................... 54
5.3 Identifikasi Model .............................................................................. 56
5.4 Estimasi Model .................................................................................. 57
5.4.1 Pengujian Estimasi Model 1 Penelitian ....................................... 59
5.4.2 Pengujian Estimasi Model 2 Penelitian ....................................... 62
5.5 Uji Kecocokan Model ........................................................................ 64
5.5.1 Uji Kecocokan Keseluruhan Model ............................................ 64
5.5.2 Uji Kecocokan Model Pengukuran ............................................. 69
5.5.3 Uji Kecocokan Model Struktural ................................................ 72
5.6 Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................. 75
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 80
6.1 Kesimpulan........................................................................................ 80
6.2 Saran.................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 85
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Tulang Ikan Penerimaan Internet banking Bank XYZ ........ 5
Gambar 2.1. Model TAM asal Fred Davis (Davis, 1989) ................................... 10
Gambar 2.2 Model TAM versi Final (Davis dan Venkatesh, 1996) .................... 11
Gambar 2.3 Model TAM2 (Venkatesh dan Davis, 2000).................................... 12
Gambar 2.4 Model UTAUT (Venkatesh et al., 2003) ......................................... 14
Gambar 2.5 Model Hasil Penelitian Nofriani (2011) .......................................... 15
Gambar 2.6 Model Hasil Penelitian Hong-Lei Song (2010) ............................... 16
Gambar 2.7 Model Hasil Penelitian Huang dan Song (2010) ............................. 17
Gambar 2.8 Model Teoritis Penelitian ............................................................... 24
Gambar 3.1 Alur Penelitian ............................................................................... 39
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank XYZ....................................................... 51
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Direktorat TI Bank XYZ ................................. 51
Gambar 5.1 Diagram Alur Model Penelitian ...................................................... 55
Gambar 5.2 Uji Normalisasi dan Normalisasi Data ............................................ 58
Gambar 5.3 Hasil Uji Model Penelitian dengan Lisrel untuk t-values................. 60
Gambar 5.4 Hasil Uji Model Penelitian dengan Lisrel untuk Muatan Faktor ...... 61
Gambar 5.5 Hasil Uji Model 2 Penelitian dengan Lisrel untuk t-values.............. 63
Gambar 5.6 Hasil Uji Model 2 Penelitian dengan Lisrel untuk Muatan Faktor ... 63
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Persentase Jumlah Pengguna Internet Banking dan Jumlah Nasabah .... 3
Tabel 2.1 Beberapa Penelitian Penerimaan Nasabah terhadap Layanan Internet
Banking............................................................................................ 17
Tabel 2.2 Indikator Pada Konstruk Model Penelitian ......................................... 24
Tabel 2.3 Hipotesis Penelitian............................................................................ 27
Tabel 2.4 Perbedaan SEM Kovarian dan SEM Varian ....................................... 31
Tabel 4.1 Fitur-Fitur Layanan Internet Banking Bank XYZ ............................... 53
Tabel 5.1 Kriteria Model dalam Tahap Uji Estimasi .......................................... 58
Tabel 5.2 Rekapitulasi Uji Kecocokan Model .................................................... 67
Tabel 5.3 Muatan Faktor Standar dan Error Variance tiap variabel.................... 70
Tabel 5.4 Hasil Uji Realibilitas .......................................................................... 71
Tabel 5.5 Hasil Uji Signifikansi Persamaan Struktural ....................................... 72
Tabel 5.6 Hasil Evaluasi Nilai Koefisien Persamaan Struktural.......................... 72
Tabel 5.7 Hasil Uji Hipotesis Penelitian............................................................. 73
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia 1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang pengambilan topik,
permasalahan yang diangkat, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di dunia perbankan
terutama di layanan kanal elektronis seperti ATM, Internet Banking, Phone/SMS
Banking dan mobile Banking (mBanking) semakin membuat banyak pilihan bagi
para nasabah untuk memilih cara pelayanan transaksi yang dibutuhkan. Hal ini
menguntungkan dari kedua belah pihak baik dari industri perbankan maupun
nasabah yang dapat menikmati layanan kanal elektronis tersebut. Bagi industri
perbankan, layanan kanal elektronis dapat meningkatkan efisiensi biaya. Menurut
survei yang dilakukan Booz, Allenz dan Hamilton (1996), estimasi biaya transaksi
di Amerika Serikat adalah USD 1.07 melalui cabang, USD 0.54 melalui phone
banking, USD 0.27 melalui ATM dan hampir USD 0.15 melalui internet banking.
Selain menekan biaya operasional, layanan kanal elektronis juga dapat
menumbuhkan nilai tambah bagi industri perbankan dengan pendapatan transaksi
imbal-jasa bahkan untuk kasus Bank Mandiri pendapatan imbal jasa ini
berkontribusi 31% dari total pendapatan (Gideon, 2011). Layanan kanal elektronis
dapat juga meningkatkan loyalitas nasabah dengan meningkatnya kepuasan
nasabah disebabkan banyaknya pilihan layanan transaksi perbankan. Dari
perspektif nasabah, layanan kanal elektronis memberikan kemudahan akses
layanan perbankan yang lebih fleksibel karena dapat diakses dimana saja dan
tersedia 24 x 7 jam dalam seminggu.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
2
Sebagai regulator perbankan di Indonesia, Bank Indonesia telah
menyadari pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam industri perbankan
untuk meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan mutu pelayanan Bank
kepada nasabah dan risiko yang ditimbulkan dalam pemanfaatan Teknologi
Informasi di sektor perbankan sehingga menerbitkan PBI No. 9/15/PBI/2007,
Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh
Bank Umum. Dalam PBI No. 9/15/PBI/2007, Electronic Banking atau Layanan
Perbankan Melalui Media Elektronik didefinisikan sebagai layanan yang
memungkinkan nasabah bank untuk memperoleh informasi, melakukan
komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui media elektronik antara
lain ATM, phone banking, electronic fund transfer, internet banking, mobile
phone.
Untuk menjamin legalitas layanan kanal elektronis perbankan, beberapa
regulasi telah diterbitkan seperti UU ITE untuk menjamin legalitas transaksi
elektronis, dan pengajuan RUU Transfer Dana yang akan memberikan lindungan
hukum yang lebih tegas terhadap transaksi finansial secara elektronis kepada
masyarakat Indonesia. Selain itu kebijakan-kebijakan lain yang diambil Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral yang mempunyai otoritas dalam pengaturan
sistem pembayaran seperti standarisasi uang elektronik, penerapan standar pada
penyelenggaraan kartu ATM/Debet dan inisiasi National Payment Gateway
(NPG) sebagai upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan
simpanan, kredit dan sistem pembayaran yang merupakan salah satu persyaratan
yang harus dimiliki masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan umum dan
menjadi alat untuk menunjang kehidupan yang lebih baik (Bank Indonesia,
2010).
Meski faktor-faktor di atas menunjukkan dorongan yang kuat untuk
penggunaan layanan kanal elektronis bagi para nasabah perbankan tetapi rata-rata
pengguna layanan kanal elektronis terutama penggunaan layanan internet
banking masih tergolong cukup rendah dibandingkan dengan jumlah seluruh
nasabah perbankan. Tabel 1.1 merupakan deskripsi persentase dari jumlah
pengguna internet banking dan jumlah nasabah beberapa bank di Indonesia.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
3
Tabel 1.1 Persentase Jumlah Pengguna Internet Banking dan Jumlah
Nasabah
BANK Jumlah Nasabah Jumlah pengguna
Internet banking Persentase Daerah
BCA 9.7 juta 1.7 juta 17.5 % > K3
Bank Mandiri 11.3 juta 783.356 6.9 % K1 – K3
CIMB Niaga 2.6 juta 205 ribu 7.9 % K1 – K3
Bank XYZ 4.7 juta 110 ribu 2.3 % < K1
Sumber: Laporan Tahunan Kinerja Bank Tahun 2010 & infobanknews.com (telah diolah
kembali)
Persentase yang cukup rendah dalam penerimaan teknologi internet
banking ini menjadi tantangan terhadap para penyedia layanan internet banking
untuk terus mengembangkan layanannya karena potensi pengguna internet
banking yang masih besar di Indonesia. Menurut riset yang dilakukan oleh
MarkPlus Insight, penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 55 juta orang
pada tahun 2011. (Naik 13 juta, Pengguna Internet Indonesia 55 Juta Orang,
2011). Perbandingan dengan jumlah penduduk Indonesia yang kira-kira
mencapai angka 250 juta orang maka penetrasi internet pada penduduk indonesia
mencapai sekitar 20 % sehingga dengan menggunakan analogi sederhana maka
target minimal jumlah nasabah pengguna internet banking di masing-masing
bank adalah sebesar 20 % dari keseluruhan jumlah nasabah bank tersebut.
Dengan menggunakan teori kuartil maka kita membagi dalam 4 bidang. Kuartil
pertama (K1) ditetapkan dengan nilai 5 %, kuartil kedua (K2) dengan nilai 10 %,
dan kuartil ketiga (K3) dengan nilai 15 %. Jika masih di bidang pertama atau
dibawah kuartil 1 (K1) maka dapat disimpulkan bahwa persentase jumlah
pengguna layanan internet banking di suatu bank rendah, bidang kedua dan
ketiga atau di antara kuartil pertama (K1) dan ketiga (K3) disimpulkan bahwa
jumlah pengguna layanan internet banking di suatu bank menengah, sedangkan
bidang keempat atau lebih besar daripada kuartil ketiga (K3) disimpulkan bahwa
jumlah pengguna layanan internet banking di suatu bank tinggi. Dari rumusan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
4
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jumlah pengguna layanan internet
banking di Bank XYZ rendah dibandingkan pesaingnya karena mempunyai
persentase 2.3 % dimana terletak di bawah K1 sedangkan Bank Mandiri dan
Bank Niaga terletak diantara K1 dan K3 sehingga disimpulkan mempunyai
persentase menengah dan Bank BCA mempunyai persentase pengguna layanan
internet banking yang tinggi karena terletak di atas K3.
Dalam rumusan target jangka menengah (3-5 tahun) Bank XYZ, salah
satunya adalah peningkatan pendanaan (funding) berbiaya rendah untuk mencapai
komposisi giro dan tabungan sebesar 50% dari total pendanaan melalui berbagai
jaringan distribusi maka perlu adanya peningkatan layanan terhadap nasabah
perbankan ritel terutama pada kanal elektronis termasuk layanan internet
banking. Dari data pada tabel 1.1 maka terdapat ruang yang cukup luas bagi Bank
XYZ untuk melakukan perbaikan layanan internet banking-nya untuk
meningkatkan jumlah pengguna internet banking Bank XYZ sehingga dapat
bersaing dengan bank-bank pesaingnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka untuk
melakukan langkah-langkah perbaikan layanan internet bankingnya, Bank XYZ
merasa perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah bank
XYZ untuk menerima dan menggunakan layanan internet banking sehingga
penggunaan layanan internet banking pada nasabah Bank XYZ dapat
ditingkatkan.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
5
Gambar 1.1 Diagram Tulang Ikan Penerimaan Internet Banking Bank XYZ
Diagram tulang ikan pada gambar 1.1 memberikan analisis akar
permasalahan terhadap masalah yang tampak di permukaan yaitu jumlah
pengguna internet banking Bank XYZ yang rendah dibandingkan pesaing. Dalam
penelitian ini dibatasi pada sisi nasabah dan tidak menyentuh kepada faktor
regulasi dan infrastruktur karena hal tersebut di luar kendali yang bisa dilakukan
oleh Bank XYZ untuk memberikan perbaikan layanan internet bankingnya
sehingga didapat rumusan sebagai berikut: Faktor-faktor apa yang
mempengaruhi penerimaan nasabah Bank XYZ dalam menggunakan
layanan internet banking pada Bank XYZ?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi:
1. Analisis dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan layanan internet banking pada Bank XYZ
2. Analisis dibatasi pada penerimaan nasabah Bank XYZ dan bukan pada
faktor-faktor lainnya (misal, faktor regulasi dan infrastruktur)
3. Obyek dari penelitian adalah nasabah pada Bank XYZ yang terdaftar
sebagai pengguna layanan internet banking.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
6
1.4 Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan nasabah Bank XYZ terhadap layanan internet banking-nya. Faktor-
faktor tersebut diharapkan dapat menjadi masukan terhadap pihak manajemen
Bank XYZ untuk memperbaiki dan mengoptimalkan layanan internet banking-
nya sehingga dapat memberikan keunggulan kompetitif yaitu meningkatkan nilai
tambah melalui pendapatan transaksi imbal-biaya, peningkatan loyalitas nasabah
karena mendapatkan layanan yang terbaik dan efisiensi biaya operasional
perbankan.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat penelitian ini bagi dunia praktisi diharapkan mampu memberikan
sumbangsih terhadap kebijakan yang diambil oleh Bank XYZ dalam
meningkatkan layanan internet banking kepada nasabahnya dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna
layanan internet banking.
Bagi dunia akademis model teoritis yang dihasilkan dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi model yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan layanan internet banking
walaupun harus dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji ketahanan model
dengan lingkungan perbankan yang berbeda.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dilakukan dengan sistematika sebagai berikut:
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, pengambilan topik,
permasalahan yang diangkat, ruang lingkup penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
2. BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas mengenai teori/rujukan yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu layanan internet banking, Teori Model Penerimaan
Teknologi, beberapa tinjauan pustaka mengenai penelitian yang serupa,
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
7
faktor yang mempengaruhi penerimaan layanan internet banking dan
beberapa rujukan yang mendukung penelitian.
3. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai alur metodologi yang digunakan dalam
penelitian dan hasil yang diharapkan dari penelitian ini dengan
menggunakan alur metodologi yang telah dijelaskan.
4. BAB 4 PROFIL ORGANISASI
Pada bab ini dibahas mengenai profil, visi dan misi, serta struktur
organisasi perusahaan.
5. BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas mengenai data responden yang didapat, penjelasan
dari tiap-tiap tahapan SEM yang dilakukan untuk melakukan pengujian
model teoritis, dan pembahasan hasil yang didapatan dari proses analisis
data empiris yang didapat.
6. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang
didapat dan saran untuk penelitian selanjutnya.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia 8
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas mengenai teori/rujukan yang dapat diginakan dalam
penelitian, yaitu layanan internet banking di Indonesia, teori model penerimaan
teknologi, faktor yang mempengaruhi penerimaan layanan internet banking dan
beberapa rujukan yang mendukung penelitian.
2.1 Layanan Internet banking di Indonesia
Definisi internet banking adalah layanan aktivitas perbankan seperti
mengelola rekening, membayar tagihan, melakukan transfer dana, membeli
instrumen finansial, dan lain sebagainya, melalui internet sebagai medianya.
Nasabah mengakses rekeningnya dari browser komputer yang menjalankan
aplikasi perbankan yang berada di server bank. Konsep internet banking
berkembang seiring dengan pertumbuhan divais elektronik dan internet, terutama
World Wide Web. Perkembangan layanan internet banking dipicu dengan adanya
kebutuhan dari para nasabah bank untuk ketersediaan sebuah layanan yang dapat
memfasilitasi layanan-layanan elektronis online yang semakin berkembang di
internet seperti e-commerce, belanja online, lelang online dan lain sebagainya.
Internet banking dapat diakses dengan dua metode yaitu melalui browser
sehingga user tidak perlu melakukan instalasi aplikasi apapun dan melalui
aplikasi mobile yang dipasangkan pada divais bergerak yang dimiliki oleh
nasabah. Untuk kedua metode tersebut nasabah tetap harus melakukan registrasi
terlebih dahulu untuk mendaftar sebagai pengguna layanan internet banking.
Setelah melakukan pendaftaran nasabah akan memiliki user id dan nomor PIN
yang akan digunakan untuk masuk ke dalam layanan internet banking. Untuk
mendapatkan nomor PIN internet banking nasabah diharuskan melakukan
registrasi di ATM. Setelah itu nasabah sudah bisa masuk ke dalam situs internet
banking dengan menggunakan user id dan nomor PIN internet banking dan
melakukan cek informasi saldo. Untuk melakukan transaksi finansial dibutuhkan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
9
token (one time password), semacam kode khusus yang digunakan untuk
melakukan verifikasi transaksi finansial pengguna internet banking. Token ini
dapat berupa mesin token yang diberikan oleh bank pada masing-masing nasabah
ataupun melalui SMS yang dikirimkan ke telepon seluler nasabah saat melakukan
transaksi finansial.
Internet banking di Indonesia mulai dikenal pada tahun 1991 oleh Bank
Niaga, dan Bank Internasional Indonesia (BII) pada tahun 1998. Selanjutnya
yang paling banyak dikenal adalah Bank BCA yang menawarkan berbagai
macam produk dan layanan dalam internet banking-nya dan menjadi keuntungan
kompetitif dari Bank BCA melalui layanan internet bankingnya. Bank XYZ
mulai merintis layanan internet banking untuk perbankan retail pada tahun 2009
walaupun sebelumnya telah menyediakan layanan internet banking untuk
rekening perusahaan. Saat ini 10 bank terbesar di Indonesia telah menyediakan
layanan internet banking dan berlomba untuk memberikan layanan internet
banking yang terbaik bagi para nasabahnya untuk meningkatkan loyalitas
nasabah dan medapatkan keuntungan dari pendapatan transaksi imbal jasa.
2.2 Teori Penerimaan Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi informasi yang pesat dewasa ini telah memberi
perubahan pada suatu organisasi untuk memberikan keuntungan kompetitif
perusahaan dimanapun peranan TI berada pada organisasi tersebut. Setiap
perubahan yang terjadi di sebuah organisasi tentunya membutuhkan penerimaan
dari para penggunanya sehingga perubahan tersebut dapat berjalan secara positif
sesuai dengan tujuan implementasi teknologi informasi tersebut.
Penerimaan teknologi informasi telah menjadi salah satu bidang studi
khusus dalam bidang sistem informasi yang melibatkan beberapa bidang lainnya
seperti psikologi dan sosiologi selain bidang teknologi informasi itu sendiri. Teori
penerimaan teknologi yang dihasilkan pada penelitian ini telah banyak digunakan
dalam lingkungan sistem informasi dan teknologi informasi untuk melakukan
prediksi penerimaan penggunaan teknologi informasi dan memberikan
pengetahuan mengenai faktor-faktor yang diperlukan untuk mendukung
penerimaan penggunaan teknologi informasi tersebut. Beberapa model telah
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
10
dihasilkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, sebagai contoh Technology
Acceptance Model (TAM) dan Unified Theory of Acceptance and Use of
Technology (UTAUT).
2.2.1 Technology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) merupakan adaptasi dari model
Theory of Reasoned Action (TRA) dari Fishbein dan Ajzen yang secara khusus
telah disesuaikan dengan model penerimaan sistem informasi oleh pengguna
(Davis, 1989). Menurut model TAM maka minat perilaku pengguna teknologi
(behavorial intention) ditentukan oleh persepsi kemudahan penggunaan
(perceived ease of use) dan persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap
teknologi tersebut.
Persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai suatu tingkat
keyakinan individu bahwa dengan menggunakan teknologi akan membawa
mereka terbebas dari usaha secara fisik dan mental. Persepsi kegunaan di-
definisikan sebagai tingkatan sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan
sebuah sistem akan meningkatkan kinerjanya (Davis, 1989). Model TAM awal
yang dikembangkan Davis pada tahun 1989 seperti terlihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1. Model TAM asal Fred Davis (Davis, 1989)
Davis, Bagozzi dan Warshaw (1989) menggunakan model diatas untuk
melakukan penelitian longitudinal dengan 107 responden untuk mengukur minat
mereka dalam menggunakan suatu sistem setelah selama 1 jam mempergunakan
sistem tersebut dan kemudian diukur lagi setelah 14 minggu menggunakan sistem
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
11
tersebut. Dalam kedua kasus tersebut, hasilnya memberikan indikasi bahwa
persepsi kegunaan memberikan pengaruh yang paling besar terhadap minat
perilaku pengguna. Persepsi kemudahan penggunaan disimpulkan mempunyai
dampak yang kecil tetapi signifikan pada minat perilaku. Hasil penelitian yang
utama adalah bahwa persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan mempunyai
pengaruh langsung terhadap minat perilaku sehingga dapat menghilangkan
konstruk sikap (attitude) pada model sehingga menjadi model yang terlihat pada
gambar 2.2.
Gambar 2.2 Model TAM versi Final (Davis dan Venkatesh, 1996)
Sebagai tambahan dari model sebelumnya diberikan beberapa variabel
eksternal yang mungkin mempengaruhi kepercayaan seseorang terhadap sistem
tersebut. Variabel eksternal tersebut seperti karakteristik sistem, pelatihan
pengguna, partisipasi pengguna terhadap desain sistem, dan proses
implementasinya (Davis dan Venkatesh, 1996).
Venkatesh dan Davis (2000) melakukan penambahan model final TAM
dengan memasukkan konstruk untuk menjelaskan persepsi kegunaan dan minat
penggunaan dalam prespektif proses-proses pengaruh sosial dan instrumen
kognitif. Proses-proses pengaruh sosial yaitu subjective norms (norma subyektif),
voluntariness (kesukarelaan), dan image (citra). Proses-proses instrumen kognitif
yaitu job relevance (ketersesuaian dengan pekerjaan), quality output (kualitas
keluaran), result demonstrability (hasil yang terlihat), dan persepsi kemudahan
penggunaan. Model tersebut kemudian dikenal dengan model TAM2 seperti
terlihat pada gambar 2.3. Hasil dari penelitian Venkatesh dan Davis (2000) yang
melakukan penelitian secara longitudinal terhadap 156 responden untuk 4 sistem
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
12
yang berbeda (2 sistem yang sukarela dan 2 sistem yang harus dipakai) adalah
model TAM2 dapat menerangkan dengan baik untuk kondisi sistem yang
sukarela dan harus dipakai.
Gambar 2.3 Model TAM2 (Venkatesh dan Davis, 2000)
2.2.2 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
(UTAUT)
UTAUT merupakan salah satu model penerimaan teknologi yang
dirumuskan oleh Venkatesh et al. (2003) setelah melakukan kajian ulang terhadap
delapan model penerimaan teknologi sebelumnya yaitu theory of reasoned action
(TRA), the technology acceptance model (TAM), the motivational model, the
theory of planned behavior (TPB), model penggabungan TAM dan TPB (C-
TAM-TPB), model of PC utilization (MPU), the innovation diffusion theory
(IDT), dan the social cognitive theory (SCT). Hasil kajian ulang ini telah
menghasilkan suatu model penerimaan teknologi baru dan kemudian diuji coba
terhadap 215 responden sebagai pre eliminary test terhadap model awal
penelitian dan 133 responden sebagai cross validation test terhadap model yang
telah direvisi dalam 3 rentang waktu yang berbeda yaitu setelah dilakukan
pelatihan, satu bulan setelah implementasi, dan 3 bulan setelah implementasi.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
13
Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa model UTAUT lebih berhasil
dibandingkan ke delapan teori tersebut dalam menjelaskan penerimaan teknologi
secara individu dalam sebuah organisasi sebanyak 70% varian pengguna
(Venkatesh et al., 2003).
Model awal UTAUT dibentuk setelah melakukan studi literatur terhadap
kedelapan model, terdapat 7 determinan langsung terhadap konstruk minat
(behavorial intention) dan penggunaan (use behavior) yaitu performance
expectancy, effort expectancy, attitude toward using technology, social influence,
facilitating condition, self-efficacy, dan anxiety. Setelah melalui pre eliminary
test maka 3 determinan tereliminasi sehingga hanya terdapat 4 determinan inti
yang secara langsung menentukan terhadap minat dan penggunaan yaitu
performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating
condition. Penggunaan sistem (actual use) dipengaruhi secara tidak langsung
oleh konstruk performance expectancy, effort expectancy dan social influence
melalui minat perilaku (behavorial intention), dan dipengaruhi langsung oleh
konstruk facilitating condition. Selain itu, terdapat 4 variabel sebagai moderator
dalam hubungan keempat determinan inti tersebut terhadap konstruk minat
perilaku dan penggunaan sistem yaitu, jenis kelamin (gender), umur (age),
pengalaman (experience) dan kesukarelaan penggunaan (voluntariness of use).
Model teori UTAUT dapat dilihat pada gambar 2.4.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
14
Gambar 2.4 Model UTAUT (Venkatesh et al., 2003)
2.3 Penelitian Sebelumnya
Yenni Nofriani (2011) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi nasabah dalam penggunaan mobile banking dengan studi kasus
PT. Bank Bukopin, Tbk. Model awal penelitian ini adalah dengan menggunakan
model TAM Davis (1989) seperti terlihat gambar 2.1 dengan melakukan
penambahan konstruk perceived enjoyment (E), Security and Privacy (SP),
System Trust (ST) dan Information on Online Banking (I). Setelah melakukan
survei terhadap 112 nasabah Bank Bukopin maka dihasilkan respesifikasi model
awal dengan menghilangkan konstruk perceived enjoyment (E), Security and
Privacy (SP), Information on Online Banking (I), dan Attitude (A) seperti terlihat
pada gambar 2.5. Model ini menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan layanan mobile banking pada nasabah Bank Bukopin.
Effort
Expectancy
Social
Influence
Facilitating
Condition
Gender Age Experience
Behavorial
Intention
Use Behavior
Performance
Expectancy
Voluntariness
of Use
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
15
Gambar 2.5 Model Hasil Penelitian Nofriani (2011)
Hong-Lei Song (2010) melakukan penelitian pada adopsi konsumen
internet banking di Beijing, Cina, dengan melakukan integrasi TAM dengan
beberapa konstruk tambahan yaitu persepsi risiko, persepsi kepercayaan dan
kualitas layanan untuk memprediksikan faktor yang mempengaruhi minat
penggunaan internet banking terutama untuk memprediksi bagaimana atribut
kualitas berpengaruh dalam persepsi pengguna internet banking. Hasil
penelitiannya seperti terlihat pada gambar 2.6 menyatakan bahwa di samping
persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh dalam
penerimaan layanan internet banking, persepsi kepercayaan dan persepsi risiko
para nasabah mengenai layanan internet banking juga berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan layanan internet banking di Cina.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
16
Service
Quality(SERVQ)
System
Quality(SQ)
Perceived
Usefulnes(PU)
Perceived Ease of
Use(PEOU)
Perceived
Risks(PR)
Trust
Perception(TP)
Attitude(A)Behavorial
Intention(BI)
Gambar 2.6 Model Hasil Penelitian Hong-Lei Song (2010)
Huang dan Song (2010) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi penerimaan pengguna pada online banking di Cina. Dengan
menggunakan model teoretis TAM dengan menggunakan variabel eksternal
kondisi fasilitas serta integrasi dengan konstruk-konstruk tambahan seperti
kepuasan pengguna, atribut-atribut kualitas layanan, pengaruh sosial dan persepsi
kepercayaan. Hasilnya seperti terlihat pada gambar 2.6 adalah pengaruh sosial
dan kondisi fasilitas teruji merupakan determinan yang sangat signifikan.
Kepuasan pengguna hanya dipengaruhi oleh kualitas sistem dan kualitas layanan
pada atribut-atribut kualitas layanan sedangkan kualitas informasi terbukti tidak
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna layanan online banking.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
17
Gambar 2.7 Model Hasil Penelitian Huang dan Song (2010)
Selain tiga penelitian di atas sebagai dasar utama dalam penelitian ini, dikaji juga
beberapa penelitian sebelumnya yang dirangkum pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Beberapa Penelitian Penerimaan Nasabah terhadap Layanan
Internet Banking
Penelitian Model Teori Hasil Penelitian
User acceptance of
Internet banking in an
uncertain and risky
environment
Liu et al, 2008
Modified UTAUT Minat perilaku pengguna
internet banking dipengaruhi
secara langsung oleh user
satisfaction, performance
expectancy, dan social
influence. Atribut layanan
sistem seperti kualitas sistem
dan kualitas layanan terbukti
bersama-sama dengan persepsi
kepercayaan mempengaruhi
kepuasan pengguna.
User acceptance of
Internet banking: An
Modified TAM Dalam penelitiannya Liu et al.
memasukkan konstruk kepuasan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
18
Penelitian Model Teori Hasil Penelitian
Empirical Study in China
Liu et al., 2008
pengguna yang mempengaruhi
minat perilaku secara langsung.
Persepsi kegunaan dan
kemudahan penggunaan
merupakan faktor tidak
langsung yang mempengaruhi
minat perilaku melalui
kepuasan pengguna.
Customer acceptance of
Internet banking:
Integrating Trust and
Quality with UTAUT
Model
Cheng et al, 2008
Modified UTAUT Minat perilaku dipengaruhi oleh
performance expectancy, social
influence, dan kepuasan
pengguna. Konstruk
performance expectancy
dipengaruhi oleh persepsi
kepercayaan dan personal
innovativeness, sedangkan
konstruk kepuasan pengguna
dipengaruhi oleh kualitas sistem
dan kualitas layanan dengan
mengabaikan kualitas
informasi.
Extending the
Technology Acceptance
Model for Internet
banking: A case study of
Iran
Talebpour et. al.,2009
Modified TAM Dengan menggunakan model
TAM dan memasukkan self
efficacy dan persepsi risiko,
Talebpour et. al, memberikan
hasil bahwa minat perilaku juga
dipengaruhi secara langsung
oleh persepsi risiko.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
19
Penelitian Model Teori Hasil Penelitian
Study on Online Banking
Adoption and Its
Predictors
Li Zhao, 2010
Modified UTAUT Hasil penelitian ini
menghasilkan bahwa minat
perilaku pengguna internet
banking dipengaruhi oleh
performance expectancy, social
influence dan kepuasan
pengguna. Kepuasan pengguna
hanya dipengaruhi oleh kualitas
sistem dan kualitas layanan
dengan mengabaikan kualitas
informasi.
2.4 Persepsi Kepercayaan
Kepercayaan adalah sesuatu yang berhubungan dengan sebagian besar
interaksi sosial dan ekonomi dimana terdapat ketidakpastian di dalamnya.
Konstruk ini banyak terdapat di berbagai domain penelitian. Mayer et al. (2007)
mendefinisikan kepercayaan sebagai kepercayaan terhadap orang/pihak lain akan
berperilaku bertanggung jawab secara sosial sehingga akan menggunakan
kepercayaan tersebut tanpa mengambil keuntungan dari kesempatan yang ada.
Pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa kemampuan (ability), integritas
(integrity), dan kebajikan (benevolence) adalah tiga variabel yang paling umum
mempengaruhi kepercayaan, namun pada penelitian Cheng et al. (2008) pada
pengguna online banking di Cina menyatakan bahwa hanya variabel integritas
dan kebajikan yang terbukti mempengaruhi persepsi kepercayaan. Variabel
kemampuan menunjukkan keahlian dan kompetensi yang dimiliki pemilik
layanan dalam memberikan layanan yang dapat dipercaya oleh pengguna
layanan, variabel integritas menunjukkan bahwa pemilik layanan mematuhi
kumpulan peraturan dan regulasi yang dapat diterima oleh pengguna layanan,
sedangkan variabel kebajikan adalah keyakinan nasabah bahwa pemilik layanan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
20
mempunyai niat yang tulus untuk melakukan pelayanan yang baik terhadap
nasabahnya di luar motif mencari keuntungan untuk dirinya sendiri saja.
Persepsi kepercayaan dalam internet banking dapat diartikan bahwa
nasabah menaruh kepercayaan kepada pihak Bank untuk menyediakan sistem
yang dapat melakukan transaksi-transaksi finansial yang berisi data pribadi dan
rahasia. Rexha et al. (2003) pada penelitiannya menyatakan kekurangan
kepercayaan pada suatu sistem adalah alasan utama beberapa nasabah masih
bertahan untuk tidak melakukan transaksi finansial secara online. Penelitian-
penelitian di atas memberi dasar variabel persepsi kepercayaan dimasukkan
dalam konstruk yang mempengaruhi penerimaan nasabah terhadap layanan
internet banking dalam penelitian ini.
2.5 Persepsi Risiko
Forsythe dan Shi (2003) mendefinisikan persepsi risiko dalam perilaku
konsumen di internet merupakan potensial risiko kerugian yang dipersepsikan
oleh pengguna online dalam melakukan transaksi melalui internet. Pada
penelitian ini disebutkan bahwa fraud dan pencurian identitas merupakan
penghambat bagi nasabah untuk melakukan transaksi melalui internet sehingga
jika persepsi risiko meningkat pada konsumen maka dapat mengurangi minat
mereka untuk melakukan transaksi online di internet. Persepsi risiko pada
penelitian ini dinyatakan memiliki pengaruh negatif terhadap minat perilaku
pengguna belanja online.
Sesuai dengan penelitian di atas maka persepsi risiko pada penelitian ini
mempunyai definisi persepsi dari pengguna internet banking bahwa terdapat
risiko yang dimiliki nasabah bank jika melakukan transaksi-transaksi finansial
dengan menggunakan layanan internet banking. Hal ini disebakan layanan
internet banking merupakan layanan secara virtual sehingga tidak ada interaksi
personal dengan pihak bank dan ketidakpastian dengan penggunaan infrastruktur
yang terbuka (internet) dapat menimbulkan dua tipe risiko yang spesifik yaitu:
risiko privasi dan risiko finansial. Risiko privasi berarti kemungkinan kerugian
disebabkan terjadinya fraud, hacker dan penyadapan informasi privasi. Risiko
finansial adalah potensi kerugian finansial yang disebabkan oleh kesalahan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
21
transaksi atau penyalahgunaan rekening oleh orang yang tidak bertanggung
jawab.
Risiko keamanan ini menurut Karim, Rezaul, dan Hossain (2009) dalam
penelitiannya mengenai penerimaan internet banking di Iran menyatakan bahwa
risiko ini membuat banyak dari nasabah bank menghindari penggunaan internet
banking sehingga konstruk ini perlu untuk dimasukkan dalam faktor yang
mempengaruhi minat perilaku penggunan layanan internet banking dalam
penelitian ini.
2.6 Persepsi Kualitas Layanan
Kualitas layanan adalah salah satu faktor kunci yang menentukan
kesuksesan perdagangan elektronis melalui internet. Kualitas layanan tidak
hanya menawarkan keuntungan kompetitif dalam pasar, tetapi juga melibatkan
konsumen dalam proses pengembangan produk melalui umpan balik yang cepat
dan perbaikan hubungan dengan konsumen. Seperti layanan elektronis lainnya,
internet banking adalah kombinasi sistem informasi dan layanan mandiri dalam
konteks internet.
Delone dan McLean (1992) telah melakukan penelitian yang berusaha
untuk menghasilkan taksonomi kesuksesan sistem informasi dengan studi
literatur terhadap tujuh publikasi penelitian pada tahun 1981-1987. Penelitian
didasarkan pada modifikasi Mason pada model komunikasi Shannon dan Weaver
yang mengidentifikasi tiga level informasi yaitu level teknis, level semantik, dan
level efektifitas. Penelitian tersebut berhasil mengidentifikasikan kategori-
kategori yang menyebabkan kesuksesan sistem dengan memetakan aspek
kesuksesan sistem informasi ke dalam masing-masing level efektifitas model
Mason. Hasilnya adalah enam variabel kesuksesan sistem informasi yaitu kualitas
sistem, kualitas informasi, penggunaan, kepuasan pengguna, dampak terhadap
individu, dan dampak terhadap organisasi (Delone dan McLean, 1992).
Setelah beberapa peneliti melakukan penelitian empiris berdasarkan
model kesuksesan informasi D&M dan beberapa kritik mengenai model D&M
maka pada tahun 2003, Delone dan McLean melakukan publikasi penelitian
kembali untuk memperbaiki modelnya. Beberapa tambahan yang utama pada
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
22
model D&M ini adalah dengan menambahkan variabel kualitas layanan. Hal ini
disebabkan perubahan sistem informasi secara alami membutuhkan penilaian
kualitas layanan saat melakukan penilaian kesuksesan suatu sistem informasi.
Modifikasi yang lain adalah dengan memisahkan dampak terhadap individu dan
dampak terhadap organisasi sebagai variabel yang terpisah dengan
menggantikannya dengan manfaat bersih (net benefits). Perubahan ini untuk
menjawab kritik bahwa sistem informasi dapat bermanfaat tidak hanya terhadap
individu atau organisasi sehingga model yang telah diperbaharui dapat digunakan
untuk melakukan analisis terhadap manfaat level apa saja tergantung terhadap
level manfaat yang sedang diteliti oleh peneliti (Delone dan McLean, 2003).
Berdasarkan model D&M terdapat 3 faktor kualitas layanan yang
menunjang kepuasan pengguna yaitu kualitas sistem, kualitas layanan, dan
kualitas informasi yang mempengaruhi minat perilaku. Pada penelitiang Li Zhao
(2010) dan Huang dan Song (2010) yang melakukan penelitian penerimaan
internet banking di Cina dihasilkan bahwa faktor kualitas layanan yang
mempengaruhi kepuasan pengguna layanan internet banking hanya faktor
kualitas sistem dan faktor kualitas layanan. Sesuai dengan penelitian tersebut
maka konstruk kepuasan pengguna dan konstruk yang mempengaruhinya yaitu
konstruk kualitas sistem dan kualitas layanan dimasukkan dalam model teoritis
penelitian ini.
2.7 Model Teoritis Penelitian
Dari studi literatur dan penelitian-penelitian sebelumnya dibangun sebuah
model teoritis berdasarkan dengan model TAM yang dikemukakan oleh
Venkatesh dan Davis (1996) yang diintegrasikan dengan konstruk kualitas
layanan sistem informasi, persepsi kepercayaan dan persepsi risiko secara
bersamaan seperti terlihat pada gambar 2.8. Model TAM versi Venkatesh dan
Davis (1996) diambil sebagai dasar dengan alasan hasil penelitian Nofriani
(2011) pada Bank Bukopin mendekati karakteristik dengan nasabah Bank XYZ
yang sesuai dengan model TAM tersebut. Selain menggunakan model TAM
peneliti melihat bahwa terdapat faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi
penerimaan layanan internet banking yang muncul dari analisa permasalahan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
23
kemudian melakukan studi pada beberapa penelitian sebelumnya sehingga
peneliti memasukkan beberapa faktor-faktor tambahan yang mempengaruhi
secara langsung minat perilaku pengguna internet banking.
Persepsi kepercayaan perlu dimasukkan ke dalam model penelitian sesuai
uraian bab 2.4 dan terbukti dari beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Huang & Song (2010), Song (2010) dan Nofriani (2011) bahwa persepsi
kepercayaan mempengaruhi minat perilaku dalam penggunaan layanan internet
banking.
Faktor persepsi risiko sesuai uraian bab 2.5 dianggap penting dimasukkan
dalam model penelitian dan terbukti pada beberapa penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Song (2010), Karim, Rezaul, & Hossain (2009) dan Telebpour et.
al. (2009) bahwa persepsi risiko secara signifikan mempengaruhi minat perilaku
nasabah dalam melakukan transaksi melalui internet banking.
Faktor kualitas layanan informasi sesuai uraian bab 2.6 dianggap penting
dimasukkan dalam model penelitian dan terbukti pada penelitian-penelitian
sebelumnya yang dilakukan Huang & Song (2010) bahwa faktor ini
mempengaruhi minat perilaku nasabah pengguna internet banking. Peneliti
menggunakan model asli DeLone & McLean (2003) yang menyatakan bahwa
kepuasan pengguna layanan sistem informasi dipengaruhi oleh faktor kualitas
sistem, kualitas layanan dan kualitas informasi tanpa melibatkan pengaruh faktor
lainnya (menghapus pengaruh faktor kepercayaan) terhadap kepuasan pengguna
dengan tidak melibatkan kualitas informasi pada model karena terbukti pada
penelitian Huang & Song (2010), Cheng et. al. (2008) dan Li Zhao (2010) tidak
mempengaruhi untuk kasus layanan internet banking.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
24
Perceived
Usefulness
(PU)
Perceived
Ease of
Use (PE)
Behavorial
Intention
(BI)
Actual
Usage (AU)
Trust
Perception
(TP)
Perceived
Risks (PR)
User
Satisfaction
(S)
Service
Quality
(VQ)
System
Quality
(SQ)
TAM
Huang & Song
(2010)
Song (2010)
Nofriani (2011)
Song (2010)
Karim, Rezaul &
Hossain (2009)
Telebpour et. al.
(2009)
Huang & Song
(2010)
Based on
D&M IS Success
Model 2003
Gambar 2.8 Model Teoritis Penelitian
Masing-masing konstruk dalam model teoritis penelitian pada gambar 2.8
ditunjukkan dari indikator-indikator yang merefleksikan masing-masing konstruk
tersebut yang diambil dari beberapa penelitian sebelumnya sesuai dengan tabel
2.2 dibawah.
Tabel 2.2 Indikator Pada Konstruk Model Penelitian
Konstruk Indikator
Perceived ease of use (PE)
(Davis et al., 1989;
Nofriani, 2011)
PE1: mudah untuk dipelajari (no. kuesioner 1)
PE2: fleksibel (no. kuesioner 2)
PE3: interaksi jelas dan mudah dipahami (no.
kuesioner 3)
PE4: mudah untuk menjadi mahir (no. kuesioner
4)
PE5: secara keseluruhan mudah digunakan (no.
kuesioner 5)
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
25
Konstruk Indikator
Perceived Usefulness (PU)
(Davis et al., 1989;
Nofriani, 2011)
PU1: mampu menyelesaikan pekerjaan dengan
cepat (no. kuesioner 6)
PU2: memperbaiki kinerja (no. kuesioner 7)
PU3: meningkatkan produktifitas (no. kuesioner 8)
PU4: mempermudah dalam melakukan pekerjaan
(no. kuesioner 9)
PU5: secara keseluruhan berguna (no. kuesioner
10)
Trust Perception (TP)
(Huang & Song, 2010;
Song, 2010)
TP1: mudah untuk percaya (no. kuesioner 11)
TP2: cenderung untuk percaya sangat tinggi (no.
kuesioner 12)
TP3: cenderung untuk percaya walaupun tidak
mempunyai pengetahuan (no. kuesioner 13)
TP4: percaya penggunaan internet untuk transaksi
perbankan (no. kuesioner 14)
Perceived Risk (PR)
(Song, 2010)
PR1: transaksi internet banking tidak beresiko (no.
kuesioner 15)
PR2: keputusan untuk melakukan transaksi
internet banking mutlak benar(no. kuesioner 16)
PR3: transaksi internet banking menguntungkan
dalam hal biaya dan waktu (no. kuesioner 17)
System Quality (SQ)
(Cheng et al., 2008 ; Huang
& Song, 2010)
SQ1: situs menggunakan elemen audio dengan
benar (no. kuesioner 18)
SQ2: situs menggunakan elemen video dengan
benar (no. kuesioner 19)
SQ3: situs menggunakan animasi/grafis dengan
benar (no. kuesioner 20)
SQ4: situs menggunakan multimedia dengan benar
(no. kuesioner 21)
SQ5: konten situs jelas (no. kuesioner 22)
SQ6: situs mempunyai navigasi yang jelas (no.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
26
Konstruk Indikator
kuesioner 23)
SQ7: mudah menjelajahi situs (no. kuesioner 24)
SQ8: situs mempunyai penjelasan bagaimana
menggunakannya (no. kuesioner 25)
SQ9: mudah mencari informasi yang dibutuhkan
(no. kuesioner 26)
SQ10: waktu respon situs sudah sesuai (no.
kuesioner 27)
SQ11: waktu menampilkan halaman situs sudah
sesuai (no. kuesioner 28)
SQ12: situs mempunyai fasilitas pencarian (no.
kuesioner 29)
SQ13: situs responsif terhadap kebutuhan
pengguna (no. kuesioner 30)
Service Quality (VQ)
(Cheng et. al., 2008 ; Huang
& Song, 2010)
VQ1: mempunyai mekanisme umpan balik yang
interaktif (no. kuesioner 31)
VQ2: memiliki informasi pribadi pengguna (no.
kuesioner 32)
VQ3: sangat peduli terhadap pengguna (no.
kuesioner 33)
VQ4: merasa aman saat menggunakan (no.
kuesioner 34)
VQ5: dapat diandalkan ketika dibutuhkan (no.
kuesioner 35)
VQ6: tidak menyalahgunakan informasi pribadi
pengguna (no. kuesioner 36)
VQ7: mempunyai standar etika yang baik (no.
kuesioner 37)
VQ8: dapat memecahkan masalah pengguna (no.
kuesioner 38)
VQ9: percaya terhadap situs (no. kuesioner 39)
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
27
Konstruk Indikator
User Satisfaction (S)
(Cheng et. al., 2008 ; Huang
& Song, 2010)
S1: akan kembali mengunjungi (no. kuesioner 40)
S2: akan menggunakan untuk transaksi perbankan
(no. kuesioner 41)
S3: puas dibandingkan situs web lainnya (no.
kuesioner 42)
S4: memenuhi harapan pengguna (no. kuesioner
43)
S5: secara umum puas dengan layanan (no.
kuesioner 44)
Behavorial Intention (BI)
(Davis et. al., 1989 ;
Nofriani, 2011)
BI1: akan terus menggunakan layanan (no.
kuesioner 45)
BI2: menyarankan pengguna lainnya untuk
menggunakan layanan (no. kuesioner 46)
BI3: akan meningkatkan frekuensi penggunaan
(no. kuesioner 47)
Actual Use (AU)
(Davis et. al., 1989 ;
Nofriani, 2011)
AU1: penggunaan setiap transaksi perbankan non
tunai (no. kuesioner 48)
AU2: frekuensi penggunaan sistem (no. kuesioner
49)
AU3: durasi waktu penggunaan sistem (no.
kuesioner 50)
Hipotesis yang dibangun berdasarkan kerangka model penelitian pada gambar 2.8
seperti pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Hipotesis Penelitian
Nomor Hipotesis
H1-0 Persepsi kemudahan penggunaan (Perception Ease of Use) tidak
mempengaruhi minat perilaku penggunaan (Behavorial Intention)
internet banking.
H1-a Persepsi kemudahan penggunaan (Perception Ease of Use)
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
28
Nomor Hipotesis
mempengaruhi minat perilaku penggunaan (Behavorial Intention)
internet banking.
H2-0 Persepsi kemudahan penggunaan (Perception Ease of Use) tidak
mempengaruhi persepsi kegunaan (Perception Usefulness)
H2-a Persepsi kemudahan penggunaan (Perception Ease of Use)
mempengaruhi persepsi kegunaan (Perception Usefulness)
H3-0 Persepsi kegunaan (Perception Usefulness) tidak mempengaruhi minat
perilaku (Behavorial Intention) penggunaan internet banking
H3-a Persepsi kegunaan (Perception Usefulness) mempengaruhi minat
perilaku (Behavorial Intention) penggunaan internet banking
H4-0 Persepsi kepercayaan (Perception Trust) tidak mempengaruhi minat
perilaku (Behavorian Intention) pengguna internet banking
H4-a Persepsi kepercayaan (Perception Trust) mempengaruhi minat perilaku
(Behavorian Intention) pengguna internet banking
H5-0 Persepsi risiko (Perception Risk) tidak mempengaruhi minat perilaku
(Behavorial Intention) internet banking
H5-a Persepsi risiko (Perception Risk) mempengaruhi minat perilaku
(Behavorial Intention) internet banking
H6-0 Kualitas sistem (System Quality) tidak mempengaruhi kepuasan
pengguna (Customer Satisfaction)
H6-a Kualitas sistem (System Quality) mempengaruhi kepuasan pengguna
(Customer Satisfaction)
H7-0 Kualitas layanan (Service Quality) tidak mempengaruhi kepuasan
pengguna (Customer Satisfaction)
H7-a Kualitas layanan (Service Quality) mempengaruhi kepuasan pengguna
(Customer Satisfaction)
H8-0 Kepuasan pengguna (Customer Satisfaction) tidak mempengaruhi
minat perilaku (Behavorial Intention) internet banking
H8-a Kepuasan pengguna (Customer Satisfaction) mempengaruhi minat
perilaku (Behavorial Intention) internet banking
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
29
Nomor Hipotesis
H9-0 Minat perilaku mempunyai tidak mempengaruhi penggunaan internet
banking
H9-a Minat perilaku mempunyai mempengaruhi penggunaan internet
banking
H10-0 Kepuasan pelanggan tidak secara bersama-sama dipengaruhi oleh
kualitas sistem dan kualitas layanan
H10-a Kepuasan pelanggan secara bersama-sama dipengaruhi oleh kualitas
sistem dan kualitas layanan
H11-0 Minat perilaku tidak secara bersama-sama dipengaruhi oleh persepsi
kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi risiko, persepsi
kepercayaan dan kepuasan pelanggan
H11-a Minat perilaku secara bersama-sama dipengaruhi oleh persepsi
kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi risiko, persepsi
kepercayaan dan kepuasan pelanggan
2.8 Model Persamaan Struktural (SEM)
2.8.1 Teori Dasar SEM
SEM adalah singkatan dari model persamaan struktural (structural
equational model) yang merupakan generasi kedua teknik analisis multivariat
yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang
kompleks baik rekursif maupun tidak rekursif untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai suatu model. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan teknik
analis multivariat biasa (regresi berganda dan analisis faktor), SEM dapat
melakukan pengujian secara bersama-sama, yaitu: model persamaan struktural
yang mengukur hubungan antara konstruk independen (variabel laten eksogen)
dan dependen (variabel laten endogen), serta model pengukuran yang mengukur
hubungan antara indikator dengan konstruknya (variabel laten). Dengan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
30
digabungnya pengujian model struktural dan pengukuran model tersebut maka
peneliti dimungkinkan secara bersama-sama untuk:
1. Pemeriksaan validitas dan realibilitas indikator / instrumen (setara dengan
Analisis Faktor Konfirmatori)
2. Pengujian model hubungan antar konstruk ( setara analisis jalur)
Analisis menggunakan model persamaan struktural ini cocok digunakan untuk:
1. Melakukan uji konfirmasi unidimensionalitas dari berbagai indikator
untuk sebuah dimensi/konstruk/konsep/faktor.
2. Menguji kesesuaian/ketepatan sebuah model berdasarkan data empiris
yang diteliti
3. Menguji kesesuaian model sekaligus hubungan kasualitas antar faktor
yang dibangun/diamati dalam model tersebut
Beberapa alasan diatas menjadi alasan peneliti untuk menggunakan SEM sebagai
alat yang digunakan untuk mengetahui hubungan kasualitas antar konstruk yang
dibangun pada model peneletian.
Model persamaan struktural mengacu pada konfirmasi sebuah model
teoritis daripada pengeksplorasian model, sehingga lebih cocok untuk menguji
teori daripada mengembangkan teori. Untuk memulai SEM biasanya diawali
dengan mengemukakan hipotesis, menyajikannya menjadi model,
mengoperasikan konstruk yang akan diteliti dengan instrumen pengukuran, dan
menguji model tersebut. Terdapat dua cara penyelesaian model persamaan
struktural yaitu berdasarkan SEM berbasis kovarian dan SEM berbasis varian
Partial Least Square (PLS).
SEM berbasis kovarian menggunakan fungsi Maximum Likelihood (ML)
dan Weight Least Square (WLS) untuk meminimumkan perbedaan antara sampel
kovarian dan koavarian yang diprediksi oleh model teoritis, sehingga proses
estimasi menghasilkan matriks kovarian dari data yang diobservasi. SEM
berbasis kovarian dipengaruhi oleh asumsi parametrik yang harus dipenuhi,
seperti variabel yang diobservasi memiliki distribusi normal multivariat dan
independen satu sama lain (tidak ada multikolinearitas). Sampel kecil yang tidak
asymptotic memberikan hasil estimasi parameter dan model statistik yang tidak
baik, bahkan dapat menghasilkan varian negatif (disebut juga Heywood case).
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
31
SEM berbasis kovarian dapat dipengaruhi oleh jumlah sampel. Jumlah
sampel yang kecil secara potensial akan menyebabkan model yang jelek tetapi
masih dapat menghasilkan model yang fit. Model yang kompleks dapat
menghasilkan perhitungan dan indeks kesesuaian (fit index) yang bermasalah.
Mulaik et al. (1989) menyatakan bahwa derajat kebebasan karena kenaikan
jumlah indikator dan variabel laten cenderung menghasilkan indeks kesesuaian
model yang bias positif dibandingkan dengan model yang sederhana.
SEM berbasis varian adalah SEM yang menggunakan varian dalam proses
iterasi atau blok varian antar indikator atau parameter yang diestimasi dalam
variabel laten pada satu model penelitian. Hal ini berbeda dengan SEM berbasis
kovarian yang melakukan interkorelasi atau membebaskan indikator-indikatornya
untuk saling berkorelasi dengan indikator pada variabel laten lainnya. Konsekuesi
proses iterasi berbasis varian adalah adanya pengabaian efek multikolinearitas
antar indikator pada variabel laten. Selain itu, iterasi berbasis varian tidak
menuntut berbagai asumsi yang rigid, sehingga informasi yang dihasilkan tidak
cukup untuk model estimasi. Sebaliknya metode ini tepat digunakan untuk model
prediksi yang hanya mengukur efek kausalitas pada jenjang variabel laten.
Tabel 2.4 Perbedaan SEM Kovarian dan SEM Varian
Parameter
Pembanding
SEM berbasis Kovarian
(LISREL, AMOS)
SEM berbasis Varian
(PLS)
Keunggulan Canggih dan handal untuk
model estimasi pada
pengujian teori dan pada
model yang komplek atau
hipotesis model
Informasi yang dihasilkan
efisien dan mudah
diintrepretasikan terutama
pada model yang komplek
atau hipotesis model,
dapat digunakan pada data
set yang kecil, tidak
mensyaratkan asumsi
normalitas, linearitas, dan
heteroskedatisitas, serta
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
32
Parameter
Pembanding
SEM berbasis Kovarian
(LISREL, AMOS)
SEM berbasis Varian
(PLS)
dapat digunakan pada
indikator yang bersifat
reflektif dan formatif
terhadap variabel latennya
Keterbatasan Rumit dan mensyaratkan
data set yang besar, asumsi
normalitas dan indikator
yang bersifat reflektif
terhadap variabel latennya
Lemah secara dasar
statistika atau matematika
dalam mengestimasi
model estimasi.
Ukuran Sampel Estimasi LISREL
membutuhkan sampel
besar
Dapat dijalankan pada
sampel kecil
Sumber : Jogiyanto, 2011
Variabel penelitian adalah konsep abstrak yang dapat diukur. Konsep
abstrak sebagai contoh adalah kepuasan, komitmen, motivasi dan lain-lain.
Konsep abstrak yang langsung dapat diukur disebut variabel indikator atau
variabel teramati. Namun demikian ada konsep abstrak yang tidak dapat diukur
langsung atau variabel laten atau konstruk. Variabel ini diukur dengan
seperangkat pertanyaan yang intinya mengukur variabel latennya atau biasa
disebut indikator atau variabel teramati. Responden diminta untuk menjawab
pertanyaan yang merupakan indikator atau variabel teramati dengan tipe jawaban
skala Likert. Di dalam SEM, indikator digambarkan dengan kotak dan variabel
laten digambarkan dengan bulat oval atau elips.
Terdapat dua jenis variabel laten atau konstruk yaitu variabel laten
eksogen (independen) dan endogen (dependen). Kedua jenis variabel ini
dibedakan atas dasar apakah mereka berkedudukan sebagai variabel dependen
atau independen di dalam suatu model persamaan. Dalam bentuk grafis, variabel
endogen menjadi target paling tidak satu panah (�) atau hubungan regresi oleh
variabel eksogen.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
33
2.8.2 Uji Validitas
Validitas adalah kriteria utama keilmiahan suatu penelitian yang
menunjukkan apakah hasil penelitian dapat diterima oleh khalayak dengan
kriteria-kriteria tertentu. Penelitian empiris berusaha mengoptimalkan pencapaian
validitas. Secara umum validitas dibagi menjadi dua yaitu:
1. Validitas internal, yaitu menunjukkan bahwa hubungan relasional atau
kasualitas antar variabel atau konstruk yang diuji dalam penelitian
menunjukkan bahwa hubungan tersebut hanya terjadi pada variabel-
variabel tersebut dan bukan oleh variabel lainnya. Validitas internal
menekankan pada kekuatan hubungan kausal yang tidak terkontaminasi
oleh faktor-faktor lain.
2. Validitas eksternal, yaitu menunjukkan bahwa hasil penelitian
mencerminkan fenomena kontekstual yang dapat digeneralisasi.
Penelitian memenuhi validitas eksternal jika penelitian tersebut
mencerminkan fenomena kontekstual, dapat direplikasi oleh penelitian
sejenis dan dapat digeneralisasi pada konteks yang lebih luas atau pada
populasi.
Selain validitas di atas, beberapa peneliti juga berupaya mencapai validitas
kualitatif dan kuantitatif untuk mencapai validitas internal dan eksternal.
Validitas kualitatif terdiri dari validitas isi (content validity) dan validitas
tampang (face validity). Kedua jenis validitas kualitatif tersebut bertujuan
memaksimumkan kualitas instrumen pengukuran yang terukur melalui
kemampuan variabel-variabel instrumen dalam mengukur konsep yang akan diuji
dalam model penelitian. Secara praktis, validitas tampang dan validitas isi
tercapai jika responden memahami maksud pertanyaan-pertanyaan dalam
instrumen penelitian dan pemahaman responden konsisten dengan maksud dan
tujuan peneliti. Validitas tampang menunjukkan bahwa peneliti dapat
mengidentifikasi bahwa instrumen pengukuran valid dengan melihat secara
sepintas sebagian kecil instrumen pengukuran. Validitas isi menunjukkan bahwa
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
34
peneliti dapat mengidentifikasi bahwa instrumen pengukuran telah valid dengan
menelaah setiap variabel instrumen secara cermat.
Validitas kuantitatif disebut juga validitas konstruk. Validitas konstruk
menunjukkan bahwa instrumen pengukuran mengukur secara valid konsep yang
diuji dalam model penelitian yang ditunjukkan dengan korelasi yang kuat antar
indikator pengukur dalam suatu konstruk. Validitas konstruk terdiri atas validitas
konvergen dan validitas diskriminan. Validitas konvergen tercapai jika indikator-
indikator pada suatu konstruk saling berkorelasi dan memiliki skor muatan faktor
yang cukup. Validitas ditunjukkan tidak hanya pada skor muatan faktor tetapi
juga oleh konvergensi seluruh indikator pengukur dalam suatu konstruk.
Validitas diskriminan menunjukkan bahwa indikator-indikator pengukur dalam
suatu konstruk akan saling berkorelasi tinggi di konstruknya sendiri dan
berkorelasi rendah bahkan tidak berkorelasi dengan indikator-indikator di
konstruk yang lain. Validitas konvergen dan diskriminan saling berkorelasi
positif, artinya konstruk yang memenuhi validitas diskriminan seharusnya
memenuhi validitas konvergen.
Secara statistis, validitas konvergen dan validitas diskriminan dapat
diukur atau diuji menggunakan metoda exploratory factor analysis (EFA) dan
confirmatory factor analysis (CFA). EFA dilakukan jika peneliti belum yakin
sepenuhnya dasar konseptual instrumen pengukur atau pada studi eksploratif
yang bertujuan mengembangkan instrumen penelitian. CFA dilakukan ketika
peneliti meyakini sepenuhnya dasar konseptual instrumen penelitian dan pada
studi konfirmatori yang bertujuan menguji instrumen dan model empiris.
2.8.3 Uji Realibilitas
Reliabilitas pada dasarnya adalah mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara
berulang relatif sama, maka pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat
realibilitas yang baik. Konsep realibilitas sejalan dengan validitas konstruk atau
kuantitatif. Konstruk valid sudah pasti reliabel, sebaliknya konstruk reliabel
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
35
belum tentu valid. Berikut beberapa teknik dalam menguji realibilitas (Jogiyanto,
2011):
a. Cronbach’s alpha, yaitu metoda untuk mengukur realibilitas
konsistensi internal skala-skala item berganda.
b. Test-retest reliability, yaitu metoda untuk mengukur realibilitas
satu skor atau instrumen tunggal yang diuji secara berulang.
c. Equivalent forms reliability, yaitu metoda untuk mengukur
reliabilitas suatu skor atau instrumen yang disusun secara paralel
dalam satu format kuesioner.
d. Interrater/interobserver reliability index, yaitu metoda untuk
mengukur korelasi realibilitas test-retest dan equivalent form.
Teknik ini digunakan ketika jawaban-jawaban responden
berbentuk penilaian (judgement), seperti format pertanyaan
terbuka dalam kuesioner atau hasil observasi.
e. Cohen’s kappa, adalah teknik untuk mengukur reliabilitas
interrater/interobserver ketika data berskala nominal.
Di dalam SEM reliabilitas biasa diuji dengan menggunakan composite reliability
(CR) karena composite reliability mengukur nilai sesungguhnya realibilitas suatu
konstruk (Chin, 1995, dalam Jogiyanto, 2011) dibandingkan dengan croncbach’s
alpha yang mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk. Composite
reliability dinilai lebih baik dalam melakukan estimasi konsistensi internal suatu
konstruk (Salisbury, Chin, Gopal, dan Newsted, 2002, dalam Jogiyanto, 2011).
2.8.4 Tahapan Umum Penggunaan Model Persamaan
Struktural
Secara garis besar, tahapan dalam menggunakan model persamaan
struktural adalah sebagai berikut (Bollen dan Long, 1993, dalam Jogiyanto,
2011):
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
36
1. Spesifikasi Model, yaitu membangun model yang sesuai
dengan tujuan dan masalah penelitian dengan landasan teori
yang kuat.
2. Identifikasi, yaitu mengkaji tentang kemungkinan
diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang
ada di dalam model dan kemungkinan persamaan simultan
tidak ada solusinya.
3. Estimasi parameter bebas, yaitu komparasi matriks kovarian
yang merepresentasi hubungan antar variabel dan
mengestimasinya ke dalam model yang sesuai. Parameter
untuk mengukur kesesuaian model adalah maximum
likelihood, weighted least squares atau asymtotically
distribution-free methods. Berbagai program yang dapat
digunakan antara lain SPSS, AMOS, EQS, LISREL dan
Mplus.
4. Uji kecocokan (Assessment of fit), yaitu eksekusi estimasi
kesesuaian model dengan menggunakan parameter antara
lain: Chi-square (ukuran dasar kesesuaian model yang
secara konseptual merupakan fungsi dari ukuran sampel dan
perbedaan antara matrik kovarian yang diobservasi dengan
matrik kovarian model), Root Mean Square Error of
Approximation (RMSEA), Standarized Root Mean Residual
(SRMR), dan Comparative Fit Index (CFI)
5. Respesifikasi model, yaitu mengembangkan model yang
diuji di awal untuk meningkatkan goodness of fit (GOF)
model. Peluang untuk mengembangkan model tergantung
besarnya degree of freedom dari model. Namun
pengembangan model harus mempertimbangkan dasar teori,
tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan alasan/argumen
statistik.
6. Interpretasi dan komunikasi, yaitu interpretasi hasil
pengujian statistika dan pengakuan bahwa konstruk yang
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
37
dibangun berdasarkan model yang paling sesuai. Namun,
hasil tersebut dapat dicapai ketika desain riset dibangun
secara cermat sehingga dapat membedakan hipotesis rival.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia 38
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai tahapan penelitian, populasi dan sampel,
variabel dan instrumen yang digunakan, metoda pengumpulan data, metode
pengolahan data dan pada akhirnya hasil yang diharapkan melalui metodologi
penelitian ini.
3.1 Tahapan Penelitian
Penelitian ini bersifat eksplanatori dan konfirmatori dengan menggunakan
metodologi penelitian kuantitatif yang artinya dalam kegiatan penelitian ini,
peneliti mencoba menentukan hubungan antar variabel berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel responden yang ditentukan dalam populasi. Metode survei
dengan kuesioner digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini seperti terlihat dalam
gambar 3.1.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
39
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan perumusan masalah penelitian yang
menghasilkan pertanyaan penelitian yang harus dijawab pada kesimpulan
penelitian ini. Tahap selanjutnya adalah studi literatur yang bertujuan untuk
menyusun kerangka teoretis atau model teoretis penelitian sehingga
menghasilkan hipotesis-hipotesis penelitian. Penentuan populasi dan sampel dari
penelitian yang akan dilakukan untuk mencari data primer melalui survei secara
bersamaan menentukan variabel dan instrumen penelitian yang digunakan untuk
survei ini. Setelah data dikumpulkan melalui survei pada tahun 2012 dan
ditabulasi kemudian dengan metode analisis model persamaan struktural (SEM),
model teoritis yang berisi hipotesis-hipotesis penelitian dianalisis. Keluaran yang
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
40
diharapkan adalah kesimpulan dan saran yang menjawab pertanyaan penelitian
yang telah ditentukan sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok lengkap orang, perusahaan, rumah sakit, toko,
mahasiswa, atau sesuatu yang mempunyai beberapa karakteristik yang sama.
Data yang dipakai dalam penelitian belum tentu merupakan keseluruhan dari
suatu populasi. Hal ini mungkin disebabkan beberapa kendala, seperti populasi
yang tak terdefinisikan, adanya kendala biaya, waktu, tenaga, serta masalah
heterogenitas atau homogenitas dari elemen populasi tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah
bagaimana sampel diambil dan berapa banyak elemen populasi yang akan
diambil menjadi anggota sampel. Berikut ini beberapa teknik sampling yang
umum dipakai dalam penelitian (Sugiyono, 2012 ):
1. Sampel Probabilitas merupakan teknik sampling dimana setiap anggota
memiliki kesempatan yang sama terhadap populasi untuk dijadikan
sampel. Ada beberapa cara pengambilan sampel probabilitas antara lain:
cara acak sederhana (simple random sampling), cara stratified sampling
(proportionate & disproportionate), dan cara cluster/area sampling.
2. Sampel Non Probabilitas merupakan teknik sampling dimana tiap anggota
tidak memiliki kesempatan yang sama dijadikan sampel. Teknik
pengambilan sampel ini akan memilih anggota populasi yang dapat
memberikan informasi secara maksimal atau yang paling mudah ditemui.
Teknik pengambilan sampel nonprobabilitas, yaitu:
incidental/convenience sampling, quota sampling, purposive sampling
dan snowball sampling.
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah sampel non probabilitas
walaupun data nasabah diketahui karena kesulitan untuk melakukan akses
langsung ke data nasabah dan pengiriman kuesioner sehingga anggota populasi
tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode incidental sampling karena
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
41
keterbatasan waktu dan biaya dengan sebanyak 270 sampel dengan dengan
tingkat kesalahan 10% dari model perhitungan Isaac dan Michael pada populasi
110 ribu (Sugiyono, 2012).
3.3 Variabel dan Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini adalah
instrumen atau indikator yang pernah digunakan dalam penelitian-penelitian
sebelumnya, sehingga dimungkinkan untuk meningkatkan validitas dan
realibilitas pengukuran.
Variabel-variabel penelitian adalah variabel-variabel yang menyusun
kerangka model teoretis atau biasa disebut konstruk/variabel laten yang
dikembangkan pada saat studi literatur baik konstruk independen (eksogen)
ataupun konstruk dependen (endogen) seperti variabel tingkah laku penggunaan
(Actual Use). Konstruk lainnya adalah persepsi kemudahan penggunaan, persepsi
kegunaan, pengaruh sosial, persepsi kepercayaan, persepsi risiko, kepuasan
pelanggan, kualitas sistem, kualitas layanan, dan minat perilaku (behavioral
intention). Masing-masing konstruk tersebut dilakukan pengukuran dengan
menggunakan indikator atau variabel teramati yang diperoleh dari beberapa
penelitian sebelumnya. Model penelitian ini mempunyai 9 variabel laten dengan
50 indikator/variabel teramati. Kuesioner dibuat dengan mengambil instrumen
kuesioner penelitian sebelumnya sesuai dengan masing-masing faktor yang
diambil sehingga pertanyaan kuesioner menjadi sebanyak 50 item.
Pengukuran masing-masing indikator/variabel teramati menggunakan skala
likert 1 sampai dengan 5 yang dikembangkan oleh Renis Likert pada tahun 1932.
Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam
kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset
berbasis survei. Pada umumnya skala likert memberikan lima buah pilihan yaitu:
1 = sangat tidak setuju (STS)
2 = tidak setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = setuju (S)
5 = sangat setuju (SS)
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
42
3.4 Metode Pengolahan Data
Data yang didapat dari hasil survei dan model teoritis yang dihasilkan dari
studi literatur diolah dan diuji dengan menggunakan SEM berbasis kovarian
dengan tahapan-tahapan dalam penggunaan model persamaan struktural (SEM)
yaitu spesifikasi model, identifikasi model, uji kecocokan model dan respesifikasi
model. Aplikasi yang digunakan adalah LISREL 8.7.
3.4.1 Spesifikasi Model
Spesifisilkasi model dilakukan dengan membuat model yang
merepresentasikan masalah yang menjadi obyek penelitian berdasarkan kerangka
teoretis pada bab 2. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Spesifikasi model pengukuran, yaitu mendefinisikan variabel-variabel
laten yang ada dalam penelitian dan variabel-variabel indikator pada
masing-masing variabel laten.
2. Spesifikasi model struktural, yaitu mendefinisikan hubungan kausal
antara variabel-variabel laten tersebut.
3. Gambar diagram alur, yaitu membuat diagram alur yang merupakan
kombinasi model pengukuran dan struktural.
3.4.2 Identifikasi Model
Sebelum dilakukan tahap estimasi untuk mencari solusi dari persamaan
simultan yang mewakili model yang dispesifikasikan maka perlu dilakukan
identifikasi dari persamaan simultan tersebut. Terdapat 3 kategori identifikasi
dalam persamaan simultan yaitu sebagai berikut:
1. Under-Identified, yaitu model dengan jumlah parameter yang diestimasi
lebih besar dari jumlah data yang diketahui. Model dengan kondisi ini
tidak mempunyai penyelesaian yang unik.
2. Just-Identified, yaitu model dengan jumlah parameter yang diestimasi
sama dengan data yang diketahui. Model dengan kondisi ini hanya
mempunyai satu penyelesaian.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
43
3. Over-Identified, yaitu model dengan jumlah parameter yang diestimasi
lebih kecil dari jumlah data yang diketahui. Model dengan kondisi ini
penyelesaian dapat dilakukan dengan melalui proses iterasi.
Dalam penggunaan SEM, model yang harus diperoleh adalah model over-
identified dan menghindari model yang under-identified. Untuk memperoleh
model yang over-identified perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah varian-kovarian non redundan variabel indikator jumlah data lebih
besar atau sama dengan jumlah parameter model yang diestimasi.
2. Setiap variabel laten dalam model harus diberi sebuah unit pengukuran
dengan cara mengunakan salah satu dari dua cara berikut:
• Menetapkan salah satu koefiesien struktural (loading factor)
lambda dengan nilai 1.
• Variabel laten distandarisasi ke unit variance, yaitu dengan
menetapkan nilai 1 pada komponen diagonal dari matrik varian.
3. Untuk variabel laten yang hanya mempunyai sebuah variabel indikator,
maka loading factor lambda ditetapkan sama dengan 1 yang berarti
kesalahan varian (delta) terkait sama dengan 0.
3.4.3 Estimasi Model
Setelah didapatkan model yang over-identified maka tahap berikutnya
adalah estimasi model. Pada tahapan ini dilakukan estimasi untuk memperoleh
nilai dari parameter-parameter yang ada di dalam model. Dalam melakukan
estimasi diusahakan untuk memperoleh nilai parameter-parameter sedemikian
hingga matrik kovarian yang diturunkan dari model sedekat mungkin dengan
matrik kovarian populasi dari variabel-variabel indikator. Untuk mengetahui
kapan estimasi cukup dekat maka diperlukan hasil minimasi dari beberapa fungsi.
Lisrel menyediakan beberapa metode estimasi yang dapat digunakan,
yaitu: Instrument Variable (IV), Two Stage Least Square (TSLS), Unweighted
Least Square (ULS), Generalize Least Square (GLS), Maximum Likelihood
(ML), Weighted Least Square (WLS), Diagonally Weighted Least Square
(DWLS). Diantara berbagai metode estimasi tersebut, metode yang paling banyak
digunakan dalam SEM adalah Maximum Likelihood dan Weighted Least Square.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
44
Pada tahap ini dihasilkan solusi yang berisi nilai akhir dari parameter-parameter
yang diestimasi untuk dilakukan tahapan berikutnya yaitu uji kecocokan.
3.4.4 Uji Kecocokan Model
Tahapan uji kecocokan memeriksa tingkat kecocokan antara data dengan
model, validitas dan realibilitas model pengukuran, dan signifikansi koefisien-
koefisien dari model struktural. Evaluasi tingkat kecocokan model dilakukan
dengan beberapa tahap sebagai berikut:
1. Kecocokan Keseluruhan Model (overall model fit), yaitu ditujukan
untuk mengevaluasi secara umum derajat kecocokan atau
Goodness of Fit (GOF) antara data dengan model.
2. Kecocokan Model Pengukuran, yaitu ditujukan untuk
mengevaluasi validitas dan realibilitas model pengukuran
(hubungan antara sebuah variabel laten dengan variabel
indikatornya). Validitas suatu variabel dievaluasi dengan cara
sebagai berikut:
• T-values muatan faktornya lebih besar dari nilai kritis (>
1.96)
• Muatan faktor standarnya (standarized loading factor)
lebih besar atau sama dengan 0.50 (Haier et. al, 2008,
dalam Wijanto, 2008).
Realibilitas variabel diukur dengan menggunakan
Composite/Construct Reliability Measure Realibilitas konstruk
dikatakan baik jika conctruct realibilty-nya ≥ 0.70 meskipun nilai
0.6 masih dapat diterima (Haier et al., 2008, dalam Jogiyanto,
2011).
3. Kecocokan Model Struktural, yaitu ditujukan untuk mengevaluasi
signifikansi koefisien-koefisien yang diestimasi dalam persamaan
struktural dengan tingkat signifikansi α = 0.05, maka t-values dari
persamaan harus > 1.96 yang mewakili hubungan kausal antar
variabel yang dihipotesiskan dapat diuji signifikansinya secara
statistik (uji hipotesis). Selain hal tersebut, perlu dilakukan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
45
evaluasi terhadap solusi standar dimana semua koefisien
mempunyai varian yang sama dan nilai maksimumnya adalah 1.
Overall coefficient of determinations (R2) dihitung seperti pada
regresi berganda sebagai ukuran yang menyeluruh.
3.4.5 Respesifikasi Model
Tahapan terakhir dari SEM adalah respesifikasi model setelah melakukan
analisa terhadap hasil uji kecocokan model. Terdapat 3 macam strategi
permodelan yang dapat digunakan untuk tahapan respesifikasi sebagai berikut:
1. Strategi pemodelan konfirmatori (confirmatory modeling strategy), yaitu
spesifikasi model tunggal, kemudian dilakukan pengumpulan data empiris
untuk diuji signifikansinya. Pengujian ini akan menghasilkan suatu
penerimaan atau penolakan terhadap model tersebut. Strategi ini tidak
memerlukan respesifikasi.
2. Strategi kompetisi model (competing models strategy), yaitu dilakukan
formulasi beberapa alternatif model, kemudian dilakukan pengumpulan
data empiris untuk diuji signifikansinya dan dipilih salah satu model yang
paling sesuai.
3. Strategi pengembangan model (model development strategy), yaitu
strategi dimana model awal diformulasikan, kemudian dilakukan
pengumpulan data empiris untuk diuji signifikansinya. Jika model awal
tersebut tidak cocok dengan model awal, maka model awal dimodifikasi
dan diuji kembali dengan data yang sama sehingga ditemukan sebuah
model yang selain cocol dengan data secara baik, tetapi juga mempunyai
sifat bahwa setiap parameternya dapat diartikan dengan baik.
3.5 Hasil yang diharapkan
Setelah melalui alur metodologi penelitian di atas diharapkan sebuah
model akhir penelitian yang dapat menguji hipotesis-hipotesis yang dihasilkan
dari model awal penelitian yang didapat melalui studi literatur pada Bab 2.
Akhirnya diharapkan model tersebut dapat menerangkan faktor-faktor yang
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
46
mempengaruhi penerimaan layanan internet banking pada Bank XYZ yang
merupakan rumusan masalah pada penelitian ini.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia 47
BAB 4
PROFIL ORGANISASI
Pada bab ini dibahas mengenai profil, visi dan misi, serta struktur
organisasi di perusahaan.
4.1 Profil Perusahaan
PT Bank XYZ Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank XYZ
berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika
perusahaan berubah nama dari Bank Kopra. Pada 1988, Bank Indonesia
meluncurkan paket reformasi perbankan yang dikenal dengan “Paket Oktober
1988” atau PAKTO 88. Tujuan utama PAKTO 88 adalah untuk membangun
kompetisi dalam sektor perbankan dengan memberikan kemudahan persyaratan,
termasuk liberalisasi peraturan tentang pendirian bank swasta domestik baru dan
bank joint-venture. Sebagai hasil dari reformasi ini, Bank XYZ menjadi salah
satu bank valuta asing pertama di Indonesia, dan menjadi perusahan publik yang
tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Saat ini, “XYZ” adalah salah satu institusi keuangan terbesar di Indonesia
dari jumlah pegawai – sekitar 61,875 (termasuk karyawan anak
perusahaan) pada September 2011 - yang berfokus untuk merealisasikan visinya:
“Kita peduli dan membantu jutaan orang mencapai kesejahteraan.” Dalam
mewujudkan visi ini, XYZ telah bertekad untuk menjadi “Lembaga Keuangan
Terkemuka di Indonesia” yang keberadaanya diperhitungkan. XYZ bertujuan
mencapai posisi ini dengan menjadi organisasi yang berpusat pada nasabah; yang
melayani semua segmen, dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-
masing segmen; berdasarkan keunggulan penjualan dan pelayanan, dengan
didukung oleh teknologi kelas dunia. Sejalan dengan upaya ini, Bank XYZ
beraspirasi menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya dan dihormati oleh semua
pihak pemangku kepentingan, sementara memegang teguh kelima nilai
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
48
perusahaan yaitu: peduli, jujur, mengupayakan yang terbaik, kerjasama, dan
profesionalisme yang disiplin.
Tumpuan XYZ untuk memenuhi semua kebutuhan nasabahnya tercermin
dari pendekatan bisnis. Fokus perbankan yang universal, diimplementasikan pada
tahun 2003 menentukan arah ekspansi bisnis XYZ ke depan. Pada akhir 2004,
XYZ telah melengkapi rangkaian segmen usahanya, mulai dari mass market,
perbankan komersial dan UKM, perbankan ritel, bisnis kartu kredit, perbankan
syariah, perbankan korporasi, tresuri, pasar modal dan lembaga keuangan, serta
Adira Finance. Pada 2004, XYZ juga membangun bisnis asuransi dan bisnis
keuangan rumah tangga lewat Adira Insurance dan Adira Kredit (dulunya Adira
Quantum). Pembelian bisnis kartu American Express di Indonesia pada 2006
memposisikan XYZ sebagai salah satu penerbit kartu terbesar di Indonesia.
Sebagai surviving entity dari peleburan 9 Bank Taken Over (BTO) pada
masa krisis keuangan Asia di akhir 1990-an, XYZ telah bangkit menjadi salah
satu bank swasta terbesar dan terkuat di Asia. Didukung oleh lebih dari 50 tahun
pengalaman, XYZ terus berupaya untuk memenuhi brand promise-nya untuk
menjadi bank yang “bisa mewujudkan setiap keinginan nasabah”. Saat ini XYZ
adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan
cabang kedua terbesar yaitu lebih dari 2,900 kantor cabang dan point of
sales, termasuk unit XYZ Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta kantor-
kantor cabang anak perusahaannya . XYZ juga didukung oleh serangkaian
fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif.
4.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi Bank XYZ adalah “ Kita peduli dan membantu jutaan orang untuk
mencapai kesejahteraan.” Bank XYZ berkomitmen untuk peka terhadap
keinginan dan kebutuhan jutaan orang, baik itu nasabah maupun seluruh
karyawan Bank XYZ, serta berusaha membantu mewujudkan keinginan dan
kebutuhan tersebut, hingga akhirmya mereka mencapai kesejahteraan.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
49
Untuk mencapai visi yang dinyatakan di-atas maka Bank XYZ
memberikan pernyataan misinya sebagai berikut:
1. Bank XYZ bertekad untuk menjadi “Lembaga Keuangan
Terkemuka di Indonesia” yang keberadaannya diperhitungkan.
2. Suatu organisasi yang terpusat pada nasabah yang melayani
semua segmen dengan menawarkan nilai yang unik untuk masing-
masing segmen, berdasarkan keunggulan penjualan dan
pelayanan, dan didukung oleh teknologi kelas dunia.
3. Aspirasi kami adalah menjadi perusahaan pilihan untuk berkarya
dan dihormati oleh nasabah, karyawan, pemegang saham,
regulator dan komunitas dimana kami berada.
Tata nilai organisasi merupakan suatu cerminan aturan perilaku umum yang
berlaku di dalam organisasi untuk mecapai visi dan misi organisasi tersebut.
Berkenaan dengan hal tersebut, Bank XYZ mengembangkan nilai-nilai dasar
yang menjadi inti dari tata nilai perusahaan sebagai berikut:
1. Peduli
Senantiasa memegang kebenaran kepada diri sendiri dan orang lain tanpa
ada yang disembunyikan.
2. Mengupayakan yang terbaik
Senantiasa berani mencari cara yang lebih baik dalam bekerja untuk
meraih hasil yang terbaik dengan memperhitungkan risiko yang ada dan
tanpa mengorbankan ketangguhan perusahaan.
3. Kerjasama
Menjadikan kemajemukan di antara kita sebagai kekuatan sebuah tim
untuk meraih tujuan bersama.
4. Profesionalisme yang disiplin
Menjalankan tanggung jawab dengan menjunjung tinggi standar dan etika
profesi melalui insan yang disiplin, pemikiran yang disiplin, dan tindakan
yang disiplin.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
50
Nilai-nilai yang tertanam ini memungkinkan bank XYZ untuk beradaptasi
dan berkreasi untuk memberi lebih banyak pada para nasabah dan untuk
menghadapi kompetisi.
Fokus bank XYZ adalah melayani nasabah. Layanan dan produk
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan berbagai segmen, dengan
mempertimbangkan nilai yang dapat diberikan pada nasabah maupun manejemen
risiko yang unik. Dengan ini bank XYZ dapat mendukung kebutuhan nasabah
dengan potensi risiko yang sudah dipertimbangkan.
4.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Bank XYZ mengacu pada Rapat Umum Pemegang
Saham yang berwenang untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan
Komisaris dan Direksi. Dalam struktur organisasi seperti terlihat pada gambar
4.1, Direktur Utama membawahi sembilan direktur lain dengan tugas yang lebih
spesifik sebagai berikut:
1. Direktur Operasi
2. Direktur Manajemen Risiko
3. Direktur Teknologi Informasi
4. Direktur Perbankan Konsumer
5. Direktuar Keuangan
6. Direktur Kepatuhan
7. Direktur Perbankan Syariah dan Transaksi
8. Direktur Bisnis Mikro
9. Direktur Tresuri, Pasar Modal dan lembaga Keuangan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
51
Sumber : Laporan Keuangan Bank XYZ, 2011
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bank XYZ
Dalam susunan organisasi ini memperjelas bahwa strategi bisnis Bank
XYZ berkonsentrasi pada empat segmen pasar yaitu konsumer, bisnis mikro dan
syariah. Tentunya dalam pelaksanaan operasional perbankan dengan konsentrasi
pasar tersebut dibutuhkan adanya dukungan layanan TI yang memadai dan
menunjang kebutuhan pengembangan bisnis. TI menjadi nilai tambah dalam
operasional perbankan dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.
Seiring dengan kompleksitas pasar yang terus berubah tentunya diharapkan
terdapat kompetensi yang tepat dalam SDM.
Sumber : Laporan Keuangan Bank XYZ, 2011
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Direktorat TI Bank XYZ
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
52
Bank XYZ telah memahami peranan TI yang sangat vital dalam industri
perbankan dengan memasukkan Direktur TI dalam jajaran direksi yang sejajar
dengan direktur-direktur lainnya. Sesuai dengan PBI No 9/15/PBI/2007 mengenai
Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank
Umum maka Bank diwajibkan mempunyai Komite Pengarah Teknologi
Informasi (IT Steering Comittee). Bank XYZ telah membentuk Komite Pengarah
TI dengan anggota sebagai berikut: Direktur Utama, Direktur Operasi, Direktur
Keuangan, Direktur TI, dan Direktur Manajemen Risiko. Untuk menunjang
kinerjanya Direktorat TI dibagi menjadi 7 divisi seperti terlihat pada gambar 4.2.
4.4 Aplikasi Layanan Internet Banking Bank XYZ
Layanan internet banking bank XYZ sudah diimplementasikan pada awal
tahun 2009 untuk keseluruhan pengguna nasabah Bank XYZ. Sistem internet
banking pada Bank XYZ sudah dilengkapi dengan fitur-fitur keamanan yaitu
antara lain, dilengkapi dengan SSL dengan kekuatan enkripsi 256 bit yang sudah
diverifikasi oleh VeriSign dengan mencantumkan logo verifikasi VeriSign pada
situsnya dan penggunaan PIN nasabah telah menggunakan Thales e-Security.
Untuk melakukan transaksi pada layanan internet banking Bank XYZ, nasabah
hanya bisa mendaftarkan dirinya melalui ATM sehingga PIN Nasabah benar-
benar dibuat oleh sistem tanpa campur tangan manusia untuk menjamin
keamanan nasabah. Nasabah pengguna layanan internet banking di Bank XYZ
diberikan dua pilihan pengamanan transaksi yang memerlukan OTP (one time
password) yaitu melalui token yang atau melalui SMS yang akan dikirimkan ke
nomor telepon selular nasabah yang didaftarkan melalui ATM.
Fitur-fitur yang ada pada sistem internet banking yang bisa diperoleh
nasabah dalam menggunakan layanan ini dikategorikan dalam dua kategori
utama yaitu informasi dan transaksi yang lebih jelasnya pada tabel 4.1.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
53
Tabel 4.1 Fitur-Fitur Layanan Internet Banking Bank XYZ
Kategori Layanan Fitur Internet Banking Informasi Rekening Simpanan
Informasi Kartu Kredit
Informasi Pinjaman
Informasi
Informasi Deposito
Transfer Rekening inter Bank
Transfer Rekening ke Bank
Lain melalui LLG
Transfer Rekening ke Bank
Lain melalui RTGS
Transfer
Transfer Rekening ke Bank Lain Online (ATM
Bersama/Alto)
Tiket Penerbangan Garuda
Pulsa Isi Ulang:
- Axis
- Esia
- IM3
- Mentari
- Smartfren
- Telkom Flexi
- Telkomsel
- XL
Pembelian
Listrik Pra Bayar
Kartu Kredit Bank XYZ
Kartu Kredit Bank Lainnya
Tagihan Bulanan:
- Indovision - PLN
- Telkom/Flexy/Speedy
Telepon Pasca Bayar:
- Three
- Esia
- Indosat Matrix
- Smartfren
- Telkomsel Halo
- XL
Asuransi:
- Adira
Pendidikan:
- BSI
Pinjaman:
- Oto Multi Artha
- Summit Oto Finance
Transaksi
Pembayaran
Beli Online:
- Deal Keren
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia 54
BAB 5
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas mengenai data responden yang didapat, penjelasan
dari tiap-tiap tahapan SEM yang dilakukan untuk melakukan pengujian model
teoritis, dan pembahasan hasil yang didapatan dari proses analisis data empiris
yang didapat.
5.1 Data Responden
Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara membagikan kuesioner
dalam bentuk hardcopy kepada responden yaitu nasabah Bank XYZ yang
merupakan pengguna layanan internet banking Bank XYZ pada cabang-cabang
Bank XYZ dan kepada karyawan Bank XYZ yang merupakan pengguna layanan
internet banking Bank XYZ di kantor pusat. Adapun pertanyaan-pertanyaan pada
kuesioner dapat dilihat pada lampiran 1. Kuesioner yang disebarkan sebanyak
270 dan kuesioner yang kembali sebanyak 270 lembar atau 100% dari jumlah
sampel. Metode sampling yang dgunakan adalah dengan menggunakan metode
sampling insidental dengan kuota sebanyak 270 sampel.
5.2 Spesifikasi Model
Spesifikasi model telah ditentukan saat membangun model teoritis pada
Bab2. Pada model awal terdapat 9 variabel laten yang terdiri dari variabel laten
eksogen yaitu perceived ease of use (PE), perceived risk (PR), system quality
(SQ), dan service quality (VQ). Sedangkan yang menjadi variabel laten endogen
adalah perceived usefulness (PU), user satisfaction (S), trust perception (TP),
behavorial intention to use (BI), dan actual system use (AU). Untuk mengukur
variabel laten penelitian ini digunakan 50 indikator atau variabel teramati.
Diagram alur model awal penelitian dapat dilihat pada gambar 5.1.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
55
Gambar 5.1 Diagram Alur Model Penelitian
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
56
5.3 Identifikasi Model
Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan model penelitian yang over-
identified. Hal pertama yang harus dilakukan untuk menguji apakah model
penelitian termasuk over-identified adalah dengan perhitungan jumlah data yang
diketahui dan jumlah parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini jumlah data
yang diketahui (S/2) adalah:
S/2 = ((p + q)(p + q + 1)) / 2
= ((34+16)(34+16+1))/2
= 1275
Langkah berikutnya adalah menghitung jumlah parameter yang diestimasi (t).
Data hasil kuesioner dimasukkan ke dalam program Lisrel yang menghasilkan
matrik kovarian dan spesifikasi parameter seperti pada lampiran 2. Terdapat 8
matrik, yaitu matiks LAMBDA-Y (λY), LAMBDA-X (λX), BETA (β), GAMMA
(γ), PHI (Φ), PSI (Ψ), THETA-DELTA (Θδ) dan THETA EPSILON (Θε).
Matrik pertama adalah LAMBDA-Y (λY) yang memberikan informasi
mengenai estimasi yang menghubungkan antara variabel laten endogen dengan
variabel teramati, berjumlah 34 parameter.
Matrik kedua adalah LAMBDA-X (λX) yang memberikan informasi
mengenai estimasi yang menghubungkan antara variabel laten eksogen dengan
variabel teramati, berjumlah 16 parameter.
Matrik ketiga adalah BETA (β) yang memberikan informasi mengenai
hubungan pengaruh antara variabel laten endogen dengan variabel laten endogen
lainnya, berjumlah 3 parameter.
Matrik keempat adalah GAMMA (γ) yang memberikan informasi
mengenai hubungan pengaruh antara variabel laten eksogen dengan variabel laten
endogen, berjumlah 6 parameter.
Matrik kelima adalah PHI (Φ) yang memberikan informasi mengenai
hubungan antara variabel laten eksogen lainnya berjumlah 5 parameter.
Matrik keenam adalah PSI (Ψ) yang memberikan informasi mengenai
kesalahan struktural pada variabel laten endogen atau disebut juga dengan
kovarian matrik Zeta, berjumlah 4 parameter.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
57
Matrik ketujuh adalah Theta Delta (Θδ) yang memberikan informasi
mengenai matik kovarian delta yaitu variabel kesalahan pengukuran dari
indikator variabel laten eksogen, berjumlah 34 parameter.
Matik kedelapan dalaha Theta Epsilon (Θε) yang memberikan informasi
mengenai matrik kovarian Epsilon yaitu variabel kesalahan pengukuran dari
indikator variabel laten endogen, berjumlah sebanyak 16 parameter.
Kedelapan matrik tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah
seluruh parameter yang diestimasi (t) berjumlah : 34 + 16 + 3 + 6 + 5 + 34 +16 =
114. Dari hasil tersebut maka didapat jumlah t < S/2 sehingga model dinyatakan
over-identified sesuai persyaratan SEM.
5.4 Estimasi Model
Metode estimasi yang digunakan pada pengujian model penelitian adalah
metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Alasan pemilihan MLE
disebabkan metode MLE banyak dipakai dan tidak membutuhkan data empiris
yang banyak. Responden yang dibutuhkan untuk metode estimasi MLE adalah
minimal 5 responden untuk setiap variabel teramati sedangkan Weight Least
Square (WLS) membutuhkan data lebih banyak yaitu minimal 10 responden
untuk setiap indikator (Wijanto, 2008). Pada penelitian ini didapatkan responden
sebanyak 270 sehingga dalam hal populasi data berada pada rentang yang
dianjurkan.
Sebagai salah satu syarat menggunakan metode estimasi MLE adalah
distribusi normal. Software Lisrel mempunyai fitur untuk melakukan test
normalitas dan melakukan normalisasi variabel dengan menggunakan menu
Statistic→Normal Scores dan melakukan transformasi data menjadi data yang
terdistribusi normal seperti terlihat pada gambar 5.2.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
58
Gambar 5.2 Uji Normalisasi dan Normalisasi Data
Pada tahap estimasi, analisis yang dilakukan fokus pada uji model dari
hasil output Lisrel. Hal-hal yang akan diperiksa adalah nilai offending estimate, t-
values dan muatan faktor (standarized loading factor).
Model pertama yang diajukan ternyata tidak memenuhi kriteria baik
berdasarkan kriteria estimasi uji model. Kriteria model yang baik dalam
pengujian estimasi model dapat dilihat pada tabel 5.1. Untuk mencapai model
yang baik untuk uji estimasi dilakukan pemodelan ulang dengan srategi
pengembangan model.
Tabel 5.1 Kriteria Model dalam Tahap Uji Estimasi
No Muatan Faktor Nilai Pengujian
1. Error Variance Semua nilai positif
2. t-values Semua nilai > 1.96
3. Muatan Faktor Semua nilai > 0.5
Pemerikasaan nilai offending estimate dengan melihat error variance
setiap variabel. Jika terdapat hasil pengujian yang bernilai negatif, maka nilai
error variance perlu ditetapkan menjadi 0.01 atau 0.005. Sedangkan untuk
pemeriksaan nilai t-values dengan melihat apakah terdapat nilai t-values dari
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
59
setiap variabel yang bernilai kurang dari 1.96. Jika terdapat nilai t-values kurang
dari 1.96, maka variabel tersebut dapat dihapus dari model. Pemeriksaan muatan
faktor dengan melihat pada bagian Completely Standarized Solution dari hasil uji
coba. Setiap nilai ini harus lebih dari 0.5. Jika terdapat nilai kurang dari 0.5 maka
variabel terkait bisa dihapuskan (Wijanto, 2008).
5.4.1 Pengujian Estimasi Model 1 Penelitian
Dari hasil pengujian terdapat error variance pada variabel AU, BI, dan S
mempunyai error variance negatif sehingga perlu ditetapkan nilai error variance
menjadi 0.01. Setelah dilakukan pengujian kembali seperti terlihat pada lampiran
masih terdapat nilai t-values yang bernilai negatif dan kurang dari 1.96 dan
muatan faktor yang bernilai lebih kecil dari 0.5. Hasil uji model keluaran Lisrel
untuk t-values dan muatan faktor dapat dilihat pada gambar 5.3 dan 5.4
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
60
Gambar 5.3 Hasil Uji Model Penelitian dengan Lisrel untuk t-values
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
61
Gambar 5.4 Hasil Uji Model Penelitian dengan Lisrel untuk Muatan Faktor
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
62
Dari hasil yang didapat dari keluaran Lisrel pada gambar 5.3 dan 5.4 maka
didapat hasil bahwa masih terdapat nilai t-values yang < 1.96 dan muatan faktor
< 0.50 sehingga perlu dilakukan respesifikasi model.
5.4.2 Pengujian Estimasi Model 2 Penelitian
Pada model 2 penelitian dilakukan penghapusan variabel-variabel laten
yang mempunyai t-values kurang dari 1.96 atau mempunyai koefisien persamaan
lebih besar dari 1, yaitu menghilangkan konstruk perceived risk dan jalur
konstruk perceived ease of use dengan konstruk behavioral intention. Selain itu
juga dilakukan penghapusan variabel-variabel yang mempunyai nilai muatan
faktor < 0.5 sehingga variabel yang dihilangkan dalam data kuesioner adalah
PR1, PR2, PR3, TP4, SQ3, SQ5, SQ6, SQ7, SQ8, SQ9, SQ10, SQ12, VQ1, VQ2,
VQ3, VQ4, VQ6, VQ7, dan S3.
Setelah dilakukan perubahan data maka dilakukan pengujian ulang model
kedua. Dari hasil pengujian didapat error variance negatif PU, AU, BI dan S
sehingga perlu ditetapkan error variance sebesar 0.01 untuk variabel tersebut.
Hasil keluaran uji model 2 dengan Lisrel untuk t-values dan muatan faktor dapat
dilihat pada gambar 5.5 dan gambar 5.6.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
63
Gambar 5.5 Hasil Uji Model 2 Penelitian dengan Lisrel untuk t-values
Gambar 5.6 Hasil Uji Model 2 Penelitian dengan Lisrel untuk Muatan
Faktor
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
64
Dari hasil yang didapat pada keluaran Lisrel pada gambar 5.5 dan gambar 5.6
sudah tidak terdapat nilai t-values yang negatif atau < 1.96 dan muatan faktor <
0.5 sehingga dapat disimpulkan model 2 penelitian adalah model yang baik.
5.5 Uji Kecocokan Model
Setelah menemukan model penelitian yang baik, yaitu model 2 penelitian
maka tahap selanjutnya adalah menguji kecocokan model. Pengujian ini
merupakan kombinasi dari beberapa parameter untuk mendapatkan goodness of
fit (GOF), realibilitas dan validitas serta signifikansi persamaan struktural dari
model 2 penelitian.
5.5.1 Uji Kecocokan Keseluruhan Model
Pada tahap ini dilihat sejauh mana goodness of fit (GOF) dari model
penelitian. Ada beberapa parameter yang dapat dikombinasikan sebagai acuan
dalam menentukan GOF suatu model.
Ukuran Kecocokan Absolut
• Chi-Square (χ2)
Nilai chi-square yang diharapkan adalah nilai yang rendah yang
menghasilkan level signifikasi lebih besar atau sama dengan 0.05. Pada
penelitian ini, nilai chi-square yang didapat adalah sebesar 1942.57
dengan nilai p =0.0. Berdasarkan perolehan hasil tersebut disimpulkan
bahwa kecocokan model kurang baik.
• NCP
Nilai NCP yang diharapkan adalah nilai yang kecil dengan rentang nilai
yang sempit. Pada penelitian ini, nilai NCP yang didapat adalah sebesar
1517.57 dengan rentang 1384.44 sampai 1658.19. Berdasarkan perolehan
tersebut disimpulkan bahwa kecocokan model kurang baik.
• GFI
Nilai GFI berkisar antara 0 (poor fit) sampai 1 (best fit), dan nilai GFI ≥
0.90 merupakan good fit (kecocokan yang baik), sedangkan 0.80 ≤ GFI <
0.90 sering disebut marginal fit. Pada penelitian ini nilai GFI yang didapat
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
65
adalah 0.69. Berdasarkan perolehan tersebut, disimpulkan bahwa
kecocokan model kurang baik.
• SRMR
Nilai SRMR yang diharapkjan untuk kecocokan model yang baik adalah
lebih kecil dari 0.05. Pada penelitian ini nilai SRMR yang didapat adalah
0.09. Berdasarkan perolehan tersebut disimpulkan bahwa kecocokan
model kurang baik.
• RMSEA
Nilai RMSEA ≤ 0.05 menandakan close fit, sedangkan 0.05 < RMSEA ≤
0.08 menunjukkan good fit. Model dinilai marginal fit 0.08 < RMSEA ≤
0.10 dan nilai RMSEA > 0.10 menunjukkan poor fit. Pada penelitian ini
nilai RMSEA yang didapat adalah 0.12. Berdasarkan perolehan tersebut
disimpulkan bahwa kecocokan model kurang baik.
• ECVI
Nilai ECVI yang diharapkan untuk mendapatkan kecocokan model yang
good fit adalah nilai ECVI yang mendekati nilai ECVI saturated model
dibandingkan ECVI independence model. ECVI saturated model
mewakili best fit sedangkan ECVI independence model mewakili worst
fit. Pada penelitian ini, nilai ECVI model yang didapat adalah
sebesar.7.75 dengan nilai ECVI saturated model sebesar 3.69 dan ECVI
independence model sebesar 51.82. Berdasarkan perolehan tersebut
disimpulkan bahwa kecocokan model baik.
Ukuran Kecocokan Inkremental
• NNFI
Nilai NNFI ≥ 0.90 dikategorikan best fit dan untuk nilai NNFI yang
berada pada rentang dari 0.80 sampai 0.90 dikategorikan marginal fit.
Pada penelitian ini, nilai NNFI yang didapat 0.88. Berdasarkan perolehan
tersebut, disimpulkan bahwa kecocokan model dalam rentang marginal
fit.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
66
• NFI
Nilai NFI ≥ 0.90 dikategorikan best fit dan untuk nilai NFI yang berada
pada rentang dari 0.80 sampai 0.90 dikategorikan marginal fit. Pada
penelitian ini, nilai NFI yang didapat 0.86. Berdasarkan perolehan
tersebut, disimpulkan bahwa kecocokan model berada pada marginal fit.
• RFI
Nilai RFI ≥ 0.90 dikategorikan best fit dan untuk nilai RFI yang berada
pada rentang dari 0.80 sampai 0.90 dikategorikan marginal fit. Pada
penelitian ini, nilai RFI yang didapat 0.85. Berdasarkan perolehan
tersebut, disimpulkan bahwa kecocokan model berada pada marginal fit.
• IFI
Nilai IFI ≥ 0.90 dikategorikan best fit dan untuk nilai IFI yang berada
pada rentang dari 0.80 sampai 0.90 dikategorikan marginal fit. Pada
penelitian ini, nilai IFI yang didapat 0.89. Berdasarkan perolehan tersebut,
disimpulkan bahwa kecocokan model pada rentang marginal fit.
• CFI
Nilai CFI ≥ 0.90 dikategorikan best fit dan untuk nilai CFI yang berada
pada rentang dari 0.80 sampai 0.90 dikategorikan marginal fit. Pada
penelitian ini, nilai CFI yang didapat 0.89. Berdasarkan perolehan
tersebut, disimpulkan bahwa kecocokan berada pada rentang marginal fit.
Ukuran Kecocokan parsimoni
• AIC
Nilai AIC yang diharapkan untuk mendapatkan kecocokan model yang
good fit adalah nilai AIC yang lebih mendekati nilai AIC saturated model
dibanding AIC dibandingkan AIC independence model. AIC saturated
model mewakili best fit sedangkan AIC independence model mewakili
worst fit. Pada penelitian ini, nilai AIC model yang didapat adalah
2084.57 dengan nilai saturated 992.00 dan independence 13939.98.
Berdasarkan perolehan tersebut, disimpulkan bahwa kecocokan model
baik.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
67
• CAIC
Nilai CAIC yang diharapkan untuk mendapatkan kecocokan model yang
good fit adalah nilai CAIC yang lebih mendekati nilai CAIC saturated
model dibandingkan CAIC independence model. CAIC saturated model
mewakili best fit sedangkan CAIC independence model mewakili worst
fit. Pada penelitian ini, nilai CAIC model yang didapat adalah 2411.06
dengan nilai saturated 3272.82 dan independence 14082.53. Berdasarkan
perolehan tersebut, disimpulkan bahwa kecocokan model baik.
Rekapitulasi uji kecocokan keseluruhan model diatas dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Rekapitulasi Uji Kecocokan Model
Ukuran GOF Ukuran Tingkat
Kecocokan Hasil Estimasi
Tingkat
Kecocokan
Ukuran Kecocokan Absolut
Chi-Square Nilai yang kecil
p > 0.05
χ2 = 1942.57
df = 425
p = 0.00
Kurang Baik
NCP Nilai yang kecil dan
interval yang sempit
1517.57
1384.44 – 1658.19
Kurang Baik
GFI GFI ≥ 0.90; best fit
0.80 ≤ GFI < 0.90;
marginal
0.69 Kurang Baik
SRMR SRMR < 0.05 0.090 Kurang Baik
RMSEA RMSEA ≤ 0.05; best
fit
0.08 < RMSEA ≤
0.10; marginal
RMSEA > 0.10; poor
fit
0.12 Kurang Baik
ECVI Nilai yang kecil dan Model = 7.75 Baik
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
68
Ukuran GOF Ukuran Tingkat
Kecocokan Hasil Estimasi
Tingkat
Kecocokan
lebih dekat dengan
ECVI saturated
dibanding ECVI
independence
Saturated = 3.69
Independence = 51.82
Ukuran Kecocokan Inkremental
NNFI NNFI ≥ 0.90; best fit
0.80 ≤ NNFI < 0.90;
marginal
0.88 Marginal
NFI NFI ≥ 0.90; best fit
0.80 ≤ NFI < 0.90;
marginal
0.86 Marginal
RFI RFI ≥ 0.90; best fit
0.80 ≤ RFI < 0.90;
marginal
0.85 Marginal
IFI IFI ≥ 0.90; best fit
0.80 ≤ IFI < 0.90;
marginal
0.89 Marginal
CFI CFI ≥ 0.90; best fit
0.80 ≤ CFI < 0.90;
marginal
0.89 Marginal
Ukuran Kecocokan Parsimoni
AIC Nilai yang kecil dan
lebih dekat dengan
AIC Saturated
dibandingkan AIC
Independence
Model = 2084.57
Saturated = 992.00
Independence =
13939.98
Baik
CAIC Nilai yang kecil dan
lebih dekat dengan
CAIC Saturated
dibandingkan CAIC
Model = 2411.06
Saturated = 3272.82
Independence =
14082.53
Baik
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
69
Ukuran GOF Ukuran Tingkat
Kecocokan Hasil Estimasi
Tingkat
Kecocokan
Independence
5.5.2 Uji Kecocokan Model Pengukuran
Setelah kecocokan model dan data keseluruhan adalah baik, langkah
berikutnya adalah uji kecocokan model pengukuran. Uji ini dilakukan terhadap
setiap konstruk atau model pengukuran (hubungan antara sebuah variabel laten
dengan beberapa variabel teramati/indikator) secara terpisah melalui:
• Uji terhadap validitas dari model pengukuran
• Uji terhadap realibilitas dari model pengukuran
Pengujian validitas pada Lisrel dilakukan dengan metode analisis jalur. Metode
ini digunakan untuk mempelajari pengaruh secara langsung dan secara tidak
langsung dari variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis ini
merupakan salah satu pilihan dalam rangka mempelajari ketergantungan
sejumlah variabel dalam suatu model. Analisis jalur pada Lisrel dilakukan dengan
melihat t-values dan muatan faktor standar yang ada pada setiap hubungan
variabel. Pengujian ini sama seperti pada uji estimasi pada tahap sebelumnya
sehingga validitas data yang dilakukan adalah validitas secara agregrat, yaitu
validitas yang tidak mengacu pada masing-masing variabel namun dilakukan
pada satu kesatuan variabel konstruk dengan melihat t-values dan muatan faktor
standar yang ada pada model.
Dengan mengacu pada hasil uji estimasi pada tahap sebelumnya maka
pengujian terhadap semua variabel teramati dengan variabel latennya adalah baik
karena nilai t-values telah memenuhi syarat yaitu bernilai ≥ 1.96 dan semua nilai
muatan faktor standar ≥ 0.50.
Pengujian realibilitas model adalah pengujian yang dilakukan dengan
menggunakan ukuran realibilitas komposit dan ukuran ekstrak varian.
Pengukuran realibilitas model dikatakan baik jika nilai ukuran realibilitas
komposit ≥ 0.70 dan nilai ukuran ekstrak varian ≥ 0.50. Nilai muatan faktor
standar dan error variance dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 5.3.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
70
Tabel 5.3 Muatan Faktor Standar dan Error Variance tiap variabel
Variabel Muatan Faktor Standar Error Variance
PE1 0.55 0.70
PE2 0.52 0.73
PE3 0.55 0.69
PE4 0.55 0.70
PE5 0.67 0.55
PU1 0.57 0.67
PU2 0.72 0.48
PU3 0.69 0.52
PU4 0.71 0.50
PU5 0.50 0.75
TP1 0.76 0.43
TP2 0.92 0.15
TP3 0.80 0.37
SQ1 0.60 0.64
SQ2 0.73 0.47
SQ4 0.52 0.73
SQ11 0.64 0.60
SQ13 0.58 0.67
VQ5 0.53 0.72
VQ8 0.88 0.22
VQ9 0.58 0.66
S1 0.52 0.73
S2 0.58 0.66
S4 0.66 0.57
S5 0.73 0.47
BI1 0.75 0.44
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
71
Variabel Muatan Faktor Standar Error Variance
BI2 0.83 0.30
BI3 0.72 0.48
AU1 0.52 0.73
AU2 0.67 0.56
AU3 0.63 0.60
Pengujian terhadap realibilitas komposit dilakukan dengan rumus sebagai berikut.
( )( ) ∑∑∑
+=
θλ
λ2
2
CR
dimana,
λ = nilai muatan faktor standar indikator (standarized loading factor)
θ = nilai indikator kesalahan variabel (error variance)
Berdasarkan perhitungan realibilitas komposit maka didapatkan hasil seperti tabel
5.4.
Tabel 5.4 Hasil Uji Realibilitas
Variabel laten Nilai CR Kesimpulan Reliabilitas
PE 0.71 > 0.70 Baik
PU 0.75 > 0.70 Baik
TP 0.87 > 0.70 Baik
SQ 0.75 > 0.70 Baik
VQ 0.71 > 0.70 Baik
S 0.72 > 0.70 Baik
BI 0.81 > 0.70 Baik
AU 0.64 > 0.60 Dapat Diterima
Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa nilai ukuran realibilitas komposit lebih besar
dari nilai 0.70 yang berarti mempunyai reliabilitas yang baik walaupun ada satu
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
72
variabel yaitu AU yang mempunyai nilai 0.64 yang masih dapat diterima jika
melebihi 0.60 menurut Haier et. al., 2008, dalam Jogiyanto, 2011.
5.5.3 Uji Kecocokan Model Struktural
Setelah melakukan uji model pengukuran selanjutnya adalah menguji
kecocokan model struktural. Pada tahap ini, koefisien-koefisien setiap persamaan
akan diuji untuk melihat keterkaitan suatu variabel laten dengan variabel laten
lainnya. Hal yang perlu dievaluasi adalah nilai t-values harus berada di atas 1.96
dan nilai koefisien persamaan struktural harus lebih kecil dari 1. Nilai t-values
dapat dilihat pada gambar 5.6, sedangkan nilai koefisien persamaan struktural
dapat dilihat pada gambar 5.7 yang merupakan jalur yang menghubungkan antar
variabel laten yang ada. Hasil evaluasi nilai t-values persamaan dapat dinilai pada
tabel 5.5.
Tabel 5.5 Hasil Uji Signifikansi Persamaan Struktural
Nilai t-values Kesimpulan
PE � PU 7.96 > 1.96 Signifikan
PU � BI 5.67 > 1.96 Signifikan
SQ � S 9.40 > 1.96 Signifikan
VQ � S 15.94 > 1.96 Signifikan
S � BI 3.32 > 1.96 Signifikan
TP � BI 6.69 > 1.96 Signifikan
BI � AU 9.35 > 1.96 Signifikan
Hasil evaluasi nilai koefisien persamaan struktural dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6 Hasil Evaluasi Nilai Koefisien Persamaan Struktural
Nilai koefisien persamaan Kesimpulan
PE � PU 0.98 < 1 Baik
PU � BI 0.47 < 1 Baik
SQ � S 0.52 < 1 Baik
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
73
Nilai koefisien persamaan Kesimpulan
VQ � S 0.98 < 1 Baik
S � BI 0.15 < 1 Baik
TP � BI 0.47 < 1 Baik
BI � AU 0.98 < 1 Baik
Dari evaluasi nilai t-values dan koefisien persamaan struktural dapat terlihat
bahwa model 2 penelitian merupakan model yang dapat diterima dalam
penelitian ini sehingga hipotesi-hipotesis penelitian yang diajukan pada Bab 2
akan diuji dengan model 2 penelitian. Hasil pengujian hipotesis penelitian dapat
dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Nomor Hipotesis Uji
Hipotesis
H1-0 Persepsi kemudahan penggunaan (Perception Ease of Use)
tidak mempengaruhi minat perilaku penggunaan
(Behavorial Intention) internet banking.
Diterima
H1-a Persepsi kemudahan penggunaan (Perception Ease of Use)
mempengaruhi minat perilaku penggunaan (Behavorial
Intention) internet banking.
Ditolak
H2-0 Persepsi kemudahan penggunaan (Perception Ease of Use)
tidak mempengaruhi persepsi kegunaan (Perception
Usefulness)
Ditolak
H2-a Persepsi kemudahan penggunaan (Perception Ease of Use)
mempengaruhi persepsi kegunaan (Perception Usefulness)
Diterima
H3-0 Persepsi kegunaan (Perception Usefulness) tidak
mempengaruhi minat perilaku (Behavorial Intention)
penggunaan internet banking
Ditolak
H3-a Persepsi kegunaan (Perception Usefulness) mempengaruhi
minat perilaku (Behavorial Intention) penggunaan internet
Diterima
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
74
Nomor Hipotesis Uji
Hipotesis
banking
H4-0 Persepsi kepercayaan (Perception Trust) tidak
mempengaruhi minat perilaku (Behavorian Intention)
pengguna internet banking
Ditolak
H4-a Persepsi kepercayaan (Perception Trust) mempengaruhi
minat perilaku (Behavorian Intention) pengguna internet
banking
Diterima
H5-0 Persepsi risiko (Perception Risk) tidak mempengaruhi
minat perilaku (Behavorial Intention) internet banking
Diterima
H5-a Persepsi risiko (Perception Risk) mempengaruhi minat
perilaku (Behavorial Intention) internet banking
Ditolak
H6-0 Kualitas sistem (System Quality) tidak mempengaruhi
kepuasan pengguna (Customer Satisfaction)
Ditolak
H6-a Kualitas sistem (System Quality) mempengaruhi kepuasan
pengguna (Customer Satisfaction)
Diterima
H7-0 Kualitas layanan (Service Quality) tidak mempengaruhi
kepuasan pengguna (Customer Satisfaction)
Ditolak
H7-a Kualitas layanan (Service Quality) mempengaruhi
kepuasan pengguna (Customer Satisfaction)
Diterima
H8-0 Kepuasan pengguna (Customer Satisfaction) tidak
mempengaruhi minat perilaku (Behavorial Intention)
internet banking
Ditolak
H8-a Kepuasan pengguna (Customer Satisfaction)
mempengaruhi minat perilaku (Behavorial Intention)
internet banking
Diterima
H9-0 Minat perilaku tidak mempengaruhi penggunaan internet
banking
Ditolak
H9-a Minat perilaku mempengaruhi penggunaan internet
banking
Diterima
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
75
Nomor Hipotesis Uji
Hipotesis
H10-0 Kepuasan pelanggan tidak secara bersama-sama
dipengaruhi oleh kualitas sistem dan kualitas layanan
Ditolak
H10-a Kepuasan pelanggan secara bersama-sama dipengaruhi
oleh kualitas sistem dan kualitas layanan
Diterima
H11-0 Minat perilaku tidak secara bersama-sama dipengaruhi
oleh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan,
persepsi risiko, persepsi kepercayaan dan kepuasan
pelanggan
Diterima
H11-a Minat perilaku secara bersama-sama dipengaruhi oleh
persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan,
persepsi risiko, persepsi kepercayaan dan kepuasan
pelanggan
Ditolak
5.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Model penelitian yang dapat diterima pada penelitian ini adalah model
penelitian kedua yang kemudian menjawab hipotesis penelitian sesuai tabel 5.7
sehingga didapat kesimpulan bahwa penggunaan layanan internet banking pada
Bank XYZ dengan indikator (AU1) sikap nasabah untuk melakukan transaksi
non tunai perbankan melalui layanan internet banking, (AU2) frekuensi nasabah
untuk melakukan transaksi perbankan melalui layanan internet banking dan
(AU3) lama nasabah melakukan transaksi perbankan melalui layanan internet
banking dipengaruhi oleh faktor minat perilaku pengguna layanan internet
banking (Hipotesis H9-0 ditolak dan hipotesis H9-a diterima) dengan indikator
minat nasabah yaitu (BI1) minat nasabah untuk tetap menggunakan layanan
internet banking, (BI2) minat nasabah untuk menyarankan nasabah lainnya untuk
menggunakan layanan internet banking dan (BI3) minat nasabah untuk
meningkatkan frekuensi penggunaan layanan internet banking.
Minat perilaku pengguna layanan internet banking pada bank XYZ tidak
dipengaruhi oleh persepsi risiko (perceived risk) dan persepsi kemudahan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
76
penggunaan (perceived ease of use) secara langsung sehingga hipotesis H1-0,
hipotesis H5-0 dan hipotesis H11-0 diterima, sedangkan hipotesis H1-a, hipotesis H5-
a dan hipotesis H11-a ditolak. Minat perilaku nasabah hanya dipengaruhi oleh
persepsi kegunaan layanan internet banking (perceived usefulness), persepsi
kepercayaan pengguna terhadap layanan internet banking (trust perception), dan
kepuasan pengguna terhadap layanan internet banking (user satisfaction)
sehingga hipotesis H3-0, hipotesis H4-0, dan hipotesis H8-0 ditolak, sedangkan
hipotesis H3-a, hipotesis H4-a dan hipotesis H8-a diterima.
Persepsi kemudahan pengunaan (perceived ease of use) mempengaruhi
minat perilaku pengguna layanan internet banking melalui persepsi kegunaan
bagi pengguna layanan internet banking sehingga jika layanan tersebut dirasa
mudah penggunaannya oleh pengguna maka pengguna layanan internet banking
merasa bahwa layanan tersebut berguna dan mempengaruhi minat perilaku untuk
menggunakan internet banking. Hipotesis H2-0 ditolak dan hipotesis H2-a
diterima. Persepsi kemudahan penggunaan diukur melalui indikator-indikatornya
yaitu (PE1) mudah dipelajari, (PE2) fleksibel, (PE3) jelas dan mudah dipahami,
(PE4) mudah untuk menjadi mahir, (PE5) mudah untuk digunakan.
Persepsi kegunaan diukur melalui indikator-indikatornya yaitu (PU1)
mempercepat transaksi perbankan, (PU2) memperbaiki kinerja, (PU3)
meningkatkan produktivitas, (PU4) menjadikan transaksi perbankan lebih mudah,
dan (PU5) secara keseluruhan berguna. Hal ini menyatakan bahwa persepsi
kegunaan mempunyai pengaruh secara langsung kepada minat perilaku dengan
ciri-ciri dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi pengguna layanan
sehingga layanan internet banking pada Bank XYZ harus memperhatikan fitur-
fitur layanan nasabah terutama fitur transaksi perbankan dengan bank pesaingnya
untuk meningkatkan daya tariknya kepada nasabah. Bank XYZ diharapkan untuk
meningkatkan kerjasama dengan pihak ketiga sehingga fitur transaksi finansial
internet banking-nya dapat mengakomodasi tren belanja online di Indonesia.
Persepsi kegunaan juga dapat ditingkatkan dengan adanya inovasi fitur transaksi
perbankan yang belum ada pada bank pesaingnya yang lainnya. Persepsi
kemudahan penggunaan walaupun tidak mempengaruhi secara langsung minat
perilaku ternyata menjadi faktor yang mempengaruhi persepsi kegunaan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
77
pengguna layanan internet banking bank XYZ sehingga persepsi kemudahan
penggunaan perlu juga ditingkatkan oleh layanan internet banking bank XYZ
dengan berbagai cara misalnya desain alur transaksi yang mudah, cepat dan
intuitif oleh nasabah bahkan penjelasan langkah yang diperlukan untuk
melakukan suatu transaksi. Inovasi dengan membuat fitur transaksi favorit dapat
dilakukan pada layanan ini untuk meningkatkan persepsi ini karena hal ini
tentunya mempermudah dan mempercepat nasabah dalam melakukan transaksi
yang sering dilakukan.
Persepsi kepercayaan diukur melalui indikator-indikatornya yaitu (TP1)
mudah untuk percaya, (TP2) kecenderungan kepercayaan yang tinggi, dan (TP3)
kecenderungan percaya terhadap sesuatu walaupun belum mengenal sebelumnya.
Indikator (TP4) mempercayai penggunaan internet untuk transaksi perbankan
terbukti tidak menggambarkan persepsi kepercayaan pengguna terhadap layanan
internet banking. Hal ini menyatakan bahwa minat perilaku pengguna layanan
internet banking bank XYZ dipengaruhi oleh persepsi kepercayaan nasabah
terhadap Bank XYZ karena nasabah mempercayai layanan internet banking di
Bank XYZ walaupun belum mengenalnya. Faktor ini ditunjang dengan reputasi
Bank XYZ terhadap keamanan transaksi perbankannya dan bagaimana Bank
XYZ menanggapi terhadap permasalahan yang mungkin timbul pada sistem Bank
XYZ yang pernah dialami oleh nasabah sebelumnya. Reputasi ini perlu dijaga
dengan baik oleh Bank XYZ dengan mengikuti standar keamanan yang terbaru
dan menjaga layanan penanganan masalah yang terjadi pada sistem internet
banking-nya.
Persepsi kepuasan pengguna layanan internet banking diukur melalui
indikator-indikator (S1) akan mengunjungi layanan internet banking, (S2) akan
menggunakan untuk layanan internet banking untuk transaksi perbankan, (S4)
merasa situs internet banking sesuai dengan harapan, dan (S5) secara kesluruhan
puas dengan layanan internet banking. Indikator (S3) puas dibandingkan situs
internet lainnya terbukti tidak menggambarkan kepuasan pengguna terhadap
layanan internet banking.
Kepuasan pengguna dipengaruhi oleh kualitas sistem (system quality) dan
kualitas layanan (service quality) sehingga hipotesis H6-0, hipotesis H7-0 dan
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
78
hipotesis H10-0 ditolak, sedangkan hipotesis H6-a, hipotesis H7-a dan hipotesis H10-
a diterima. Kualitas sistem digambarkan oleh indikator (SQ1) kualitas sistem dari
elemen audio, (SQ2) kualitas sistem dari elemen video, (SQ4) kualitas sistem dari
elemen multimedia, (SQ11) kualitas sistem dari waktu yang wajar untuk
menampilkan halaman internet banking, dan (SQ13) kualitas sistem yang
responsif terhadap kebutuhan pengguna. Kualitas layanan digambarkan oleh
indikator (VQ5) keandalan sistem saat dibutuhkan, (VQ8) dapat memecahkan
permasalahan transaksi perbankan dan (VQ9) kepercayaan pengguna terhadap
layanan.
Persepsi kepuasan pengguna terbukti mempengaruhi minat perilaku
pengguna internet banking bank XYZ sehingga bank XYZ harus memperhatikan
kepuasan pengguna melalui faktor-faktor determinannya yaitu kualitas sistem dan
kualitas layanan. Peningkatan layanan internet banking bank XYZ melalui
faktor-faktor ini dapat dilakukan dengan memperhatikan kualitas desain situs dari
sisi grafis dan multimedia yang tetap memperhatikan kecepatan respon situs dan
kenyamanan nasabah dalam melakukan transaksi tanpa melalui langkah-langkah
yang membuat nasabah bingung. Sejalan dengan peningkatan persepsi
kemudahan penggunaan desain yang intuitif dan sederhana tentunya akan
semakin mempermudah nasabah untuk melakukan transaksi perbankan di
internet banking bank XYZ. Keandalan sistem juga menjadi hal yang penting
untuk diperhatikan karena pengguna internet banking bank XYZ memerlukan
keandalan yang cukup sehingga sistem internet banking benar-benar dapat
melakukan transaksi perbankan saat dibutuhkan oleh pengguna.
Hasil penelitian di atas dapat memberikan pengetahuan kepada Bank
XYZ mengenai faktor-faktor yang mendukung penggunaan layanan internet
bankingnya dari minat perilaku pengguna berdasarkan model TAM. Faktor-faktor
tersebut adalah persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan, persepsi
kepercayaan dan kepuasan pengguna yang dipengaruhi oleh faktor kualitas sistem
dan kualitas layanan. Dengan memperhatikan indikator-indikator yang
menggambarkan faktor-faktor tersebut diharapkan Bank XYZ dapat memperbaiki
sistem internet banking-nya sehingga dapat meningkatkan pengguna layanan
internet banking dan penggunaannya sebagai daya tarik layanan terhadap nasabah
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
79
Beberapa langkah untuk melakukan perbaikan sesuai dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan layanan internet banking telah diberikan di atas
tentunya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan pengembangan
layanan internet banking-nya sehingga dapat mencapai tujuan investasi layanan
internet banking bank XYZ.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia 80
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang
didapat dan saran untuk penelitian selanjutnya.
6.1 Kesimpulan
Pada pembahasan yang telah dijabarkan pada subbab 5.6 dapat dilihat
bahwa model teoritis yang dikembangkan pada awal penelitian tidak begitu
cocok dengan penelitian yang telah dilakukan sehingga perlu dilakukan
pemodelan ulang. Pemodelan ulang dilakukan sebanyak satu kali sampai
menemukan model penelitian yang baik untuk menjawab hipotesis penelitian.
Saat dilakukan pemodelan ulang telah dihilangkan beberapa konstruk dan
variabel serta menghilangkan jalur yang hipotesisnya ditolak, maka dapat
disimpulkan bahwa model penelitian terakhir atau model penelitian kedua adalah
model yang cocok dengan penelitian. Berikut adalah kesimpulan yang dapat
diambil.
• Model teoritis pertama yang diajukan pada awal penelitian memiliki 9
konstruk yang menghasilkan diterimanya tiga hipotesis H0 penelitian dan
ditolaknya tiga hipotesis Ha penelitian. Konstruk yang dihilangkan dari
model penelitian adalah persepsi risiko sedangkan jalur yang dihilangkan
adalah jalur dari konstruk persepsi kemudahan penggunaan ke minat
perilaku. Dengan demikian model awal awal penelitian tidak memenuhi
kriteria sebagai model penelitian ini untuk menjawab faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku penggunaan layanan internet banking pada Bank
XYZ.
• Model yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah model kedua
penelitian. Model tersebut memiliki kriteria nilai fit yang berada pada
marginal fit yang baik. Modifikasi yang dilakukan untuk mendapatkan
model ini adalah dengan menghilangkan satu konstruk yaitu konstruk
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
81
• persepsi risiko, menghilangkan variabel indikator yang menggambarkan
konstruk yaitu (S3) pada konstruk kepuasan pengguna yaitu kepuasan
pengguna layanan internet banking dibandingkan situs lainnya. Perubahan
indikator juga terjadi pada konstruk persepsi kepercayaan dengan
menghilangkan variabel (TP4) yaitu kepercayaan nasabah untuk dalam
pernggunaan internet untuk transaksi perbankan. Beberapa indikator pada
konstruk kualitas sistem juga dihapus karena tidak valid yaitu (SQ3) situs
internet banking telah menggunakan animasi/grafis yang benar, (SQ5)
konten situs yang jelas, (SQ6) situs mempunyai navigasi yang jelas,
(SQ7) kemudahan dalam menjelajahi situs, (SQ8) situs mempunyai
penjelasan pengunaan, (SQ9) kemudahan mencari informasi yang
dibutuhkan, (SQ10) waktu respon situs yang cepat, (SQ12) situs
mempunyai fasilitas pencarian yang cepat. Pada konstruk kualitas layanan
juga dihilangkan beberapa indikator karena tidak valid yaitu (VQ1) situs
mempunyai mekanisme umpan balik yang interaktif, (VQ2) situs
mempunyai informasi pribadi pengguna, (VQ3) situs mempunyai
kepedulian terhadap pengguna, (VQ4) perasaan aman dalam
menggunakan situs, (VQ6) kepercayaan situs tidak akan
menyalahgunakan informasi pribadi pengguna, (VQ7) situs mempunyai
standar etika yang baik. Satu kontsruk dihilangkan pada model awal
penelitian yaitu konstruk persepsi risiko karena tidak valid sebagai faktor
yang membentuk minat perilaku penggunaan layanan internet banking.
Hasil akhir penelitian diperoleh bahwa perilaku penggunaan internet
banking di Bank XYZ dipengaruhi oleh persepsi kegunaan, persepsi
kepercayaan, kepuasan pengguna melalui minat perilaku pengguna
layanan internet banking.
• Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi nasabah Bank XYZ dalam menggunakan layanan internet
banking melalui minat perilaku pengguna adalah sebagai berikut:
1. Persepsi nasabah terhadap kemudahan penggunaan layanan internet
banking yang terdiri dari lima indikator yang menggambarkannya
yaitu pengguna merasa mudah untuk mempelajari (PE1), merasa
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
82
fleksibel dengan layanan internet banking untuk melakukan transaksi
perbankan (PE2), merasa layanan internet banking jelas dan mudah
dipahami (PE3), merasa mudah mahir dalam menggunakan layanan
internet banking (PE4), serta secara keseluruhan menganggap mudah
penggunaan layanan internet banking (PE5).
2. Persepsi nasabah terhadap kegunaan internet banking yang terdiri dari
lima indikator yang menggambarkannya yaitu persepsi nasabah yang
merasa dapat menyelesaikan transaksi perbankan lebih cepat (PU1),
merasa dapat memperbaiki kinerja (PU2), merasa dapat meningkatkan
produktifitas (PU3), merasa mempermudah dalam menyelesaikan
pekerjaan (PU4), dan secara keseluruhan merasa layanan internet
banking berguna (PU5).
3. Persepsi nasabah dalam mempercayai layanan internet banking yang
terdiri dari tiga indikator yang menggambarkannya yaitu persepsi
nasabah untuk mudah dalam mempercayai layanan internet banking
(TP1), kecendurungan untuk mempercayai layanan internet banking
yang tinggi (TP2), dan cenderung untuk percaya terhadap layanan
internet banking walaupun belum mengetahui (TP3).
4. Kualitas sistem layanan internet banking yang terdiri dari lima
indikator yang menggambarkannya yaitu kualitas sistem dari
penggunaan audio (SQ1), penggunaan video (SQ2), penggunaan
multimedia (SQ4), kecepatan menampilkan halaman internet banking
(SQ11), responsif dalam menanggapi kebutuhan nasabah (SQ13).
5. Kualitas layanan internet banking yang terdiri dari tiga indikator yang
menggambarkannya yaitu kualitas layanan dari keandalan sistem saat
dibutuhkan (VQ5), layanan internet banking dapat memecahkan
masalah transaksi perbankan nasabah (VQ8), dan kepercayaan
nasabah terhadap situs internet banking (VQ9).
6. Kepuasan pengguna yang terdiri dari empat indikator yang
menggambarkannya yaitu nasabah akan mengunjungi kembali situs
internet banking (S1), akan menggunakan situs internet banking untuk
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
83
transaksi perbankan (S2), sesuai dengan harapan nasabah (S4), dan
secara umum puas dengan situs internet banking (S5).
6.2 Saran
Merujuk kepada hasil penelitian ini, penulis mengajukan beberapa saran
kepada tim pengelola layanan internet banking di Bank XYZ sebagai acuan untuk
penyempurnaan sistem selanjutnya dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap layanan internet banking, yaitu:
1. Terkait faktor kemudahan penggunaan, disarankan kepada Bank XYZ
untuk lebih mempermudah penggunaan sistem layanan internet banking
dengan memperhatikan desain situs yang menunjang kemudahan
penggunaan, fleksibilitas, dan intuitif sehingga pengguna merasa yakin
dapat menggunakan layanan internet banking walaupun baru pertama
mengenalnya.
2. Terkait faktor kegunaan, disarankan kepada Bank XYZ untuk
menambahkan fitur-fitur baru mengenai transaksi finansial sehingga
pengguna merasa bahwa layanan internet banking sangat dibutuhkan
untuk menunjang produktifitas dan efektifitas pengguna. Inovasi fitur
transaksi favorit atau inovasi fitur transaksi perbankan yang belum ada di
bank pesaing lainnya dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan
persepsi ini.
3. Terkait faktor kepercayaan terhadap sistem layanan internet banking,
disarankan Bank XYZ untuk memperhatikan keamanan sistem layanan
internet banking dan mempublikasikan penggunaan standar keamanan
yang diakui sehingga pengguna merasa layanan ini telah cukup
terlindungi. Selain itu Bank harus menjaga reputasi layanan internet
banking dengan memperhatikan layanan call center-nya yang tanggap
jika terjadi permasalahan dalam penggunaan layanan internet banking.
4. Terkait faktor kepuasan pengguna yang didukung oleh faktor kualitas
sistem dan layanan, disarankan kepada Bank XYZ untuk memperhatikan
desain dan kecepatan respon situs internet banking serta menjaga
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
84
availaibilitas dan realibilitas layanan sehingga nasabah merasa dapat
menggunakan sistem ini sewaktu-waktu diperlukan.
Akhir kata, penulis mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut terkait
penerimaan sistem layanan internet banking baik untuk Bank XYZ sendiri
dengan menggali faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi penerimaan
layanan internet banking di Bank XYZ sehingga dapat menjadi masukkan Bank
XYZ untuk melakukan penyempurnaan sistemnya dalam mencapai tujuannya
yaitu menjadi nilai tambah bagi Bank XYZ dalam menghadapi kompetisi dengan
pesaingnya.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia 85
DAFTAR PUSTAKA
Bank BCA.(2011).Laporan Keuangan Bank BCA 2010. www.bca.co.id
Bank BNI. (2011). Laporan Keuangan Bank BNI 2010. www.bni.co.id
Bank Danamon (2011). Laporan Keuangan Bank Danamon 2010.
www.danamon.co.id
Bank Mandiri. (2011). Laporan Keuangan Bank Mandiri 2010.
www.bankmandiri.co.id
Bank Niaga. (2011). Laporan Keuangan Bank Niaga 2010. www.cimbniaga.com
Bank Indonesia. (2010). Laporan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang
2010, halaman 13. www.bi.go.id
Booz-Allen and Hamilton. (1996). Internet banking: A Survey of Current and
Future Development. Survey was limited to North American Banks that currently
had a Web Site, among which were 34 commercial Banks, 19 credit unions, and 3
thrifts/FSBs.
Cheng, Dong., Liu, Gang., Qian, Cheng., & Song, Yuan-Fang. (2008). Customer
Acceptance of Internet banking: Integrating Trust and Quality with UTAUT
Model, School of Business Renmin University of China. Beijing, P.R. China.
Davis, F. D. (1989). Perceived Usefullness, Perceived Ease of Use and User
Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, Vol. 23 No. 2, pp. 319 -
339.
Davis, F. D., Bagozzi, R. P., and Warshaw, P. R. (1989). User Acceptance of
Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models. Management
Science, Vol. 35 No.8, pp. 982-1002
Davis, F. D. & Venkatesh, V. (1996). A critical assessment of potential
measurements biases in the technology acceptance model: three experimets. Int.
J. Human-Computer Studies, Vol. 45 No. 1, pp. 19-45
DeLone, W. H. & McLean, E. R. (1992). Information system success: The quest
for dependent variable, Information System Research, Vol. 3 No.1, pp. 60-95
DeLone, W.H. & McLean, E.R. (2003). The DeLone and McLean model of
information system success: A ten-year update. Journal of Management
Information System, Vol 3. No.1, pp. 9-30
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
86
Gideon, Artur. (2011, August 9). Electronic Channeling Tingkatkan Fee Based
Income Dua Bank. Indonesia Finance Today, December 17, 2011.
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/12605/Electronic-Channeling-
Tingkatkan-Fee-Based-Income-Dua-Bank
Hong-lei Song. (2010). Customer Adoption of Internet banking: An Integration of
TAM with Trust, Perceived Risk, and Quality. School of Business Renmin
University of China. Beijing, P.R. China.
Huang Suping & Song Yizheng. (2010). Factors Influencing User Acceptance of
Online Banking. School of Business Renmin University of China. Beijing, P.R.
China.
Jogiyanto, H. M. 2011. Konsep dan Aplikasi Structural Equational Modelling
Berbasis Varian Dalam Penelitian Bisnis. Unit Penerbit dan Percetakan STIM
YKPN Yogyakarta.
Jumlah Nasabah 10 Bank Besar, infobanknews.com, www. Infobanknews.com
Karim, Z., Rezaul, K.M., and Hossain, A. (2009). Towards Secure Informations
System in Online Banking. IEEE.
Li, Zhao. (2010). Study on Online Banking Adoption and Its Predictors. Second
International Conference on Multimedia and Information Technology. IEEE.
Liu, Gang., Huang, Su-Ping., & Zhu, Xin-Kai.(2008). User Acceptance of
Internet banking in an Uncertain and Risky Environment. School of Business,
School of Agricultural and Rural Development, Renmin University of China.
Beijing, P.R. China.
Liu, Gang., Song, Yuan-Fang., & Qian, Cheng. (2008). User Acceptance of
Internet banking: An Empirical Study in China. IEEE.
Mayer, R. C., Davis, J. H., & Schoorman, F. D. (2007). An integrative model of
organizational trust: Past, Present, And Future. Academy of Management Review,
Vol. 32. No. 2, pp. 334-354
Mulaik, S.A., James, L. R., Van Alstine, J., Bennet, N., Lind, S., & Stilwell, C.
D. (1989). Evaluation of Goodness-of-Fit Indices for Structural Equation Models.
Psychological Bulletin. Vol. 105 No. 3. pp. 430-445.
Naik 13 juta, Pengguna Internet Indonesia 55 Juta Orang, (28 Oktober 2011),
Kompas. www.kompas.com
Nofriani, Y.(2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam
Penggunaan Mobile Banking dengan Studi Kasus PT. Bank Bukopin, TBK. Karya
Akhir Fakultas Ilmu Komputer Program Magister Teknologi Informasi
Universitas Indonesia. Indonesia.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013
Universitas Indonesia
87
Rexha,. N., John, R. P., & Shang A. S. (2003). The impact of the Relational Plan
on Adoption of Electronic Banking. Journal of Services Marketing , Vol. 17, No
1., pp. 9-20.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta Bandung.
Talebpour, A., Bairamzadeh, S., & Vajdi, S. S. (2009). Extending the Technology
Acceptance Model for Internet banking: A Case Study of Iran. Sixth International
Conference on Information Technology: New Generations. IEEE.
Venkatesh, V. & Davis, F.D. (2000). A Theoretical Extension of The Technology
Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies. Management Sciences,
February, Vol. 46 No. 2, pp.186-204
Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., & Davis, F. D. (2003). User
Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View. MIS Quarterly,
September, Vol. 27 No. 3, pp. 425-478
Wijanto, S. H. (2008). Structural Equation Modelling dengan LISREL 8.8. Graha
Ilmu.
Analisis faktor-faktor ..., Andi Hartanto, Fasilkom UI, 2013